Petrus dan Kornelius (2), 21 November 2021

Kis 10:23-48

Pdt. Dawis Waiman, M. Div.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ini adalah suatu kisah yang menarik sekali yang sangat indah sekali yang diucapkan dari begitu banyak cerita-cerita yang indah di dalam Kitab Suci. Pada waktu kita lihat di dalam Kisah Rasul pasal yang ke-10 ini maka Kisah Rasul ini adalah suatu awal mula di mana Injil itu sungguh-sungguh secara murni diberitakan kepada bangsa-bangsa lain yang bukan orang Yahudi atau pun yang campuran dari orang-orang Yahudi. Kita bisa melihat di dalam dari Kisah Rasul pasal yang ke-2, 3, 4, 5, dan seterusnya di situ kita melihat Petrus adalah orang yang dipanggil oleh Tuhan untuk melayani orang-orang Yahudi baik itu yang ada di Yerusalem, Yudea, Samaria lalu setelah itu apa? Ke daerah-daerah yang lain dari pinggiran dari pada bangsa Yahudi untuk kemudian baru pergi ke pada si Kornelius yang adalah orang bukan Yahudi itu.

Dan saya percaya juga di sini kenapa Petrus yang harus diutus oleh Tuhan kepada orang-orang bukan Yahudi? Karena dia adalah seorang yang Tuhan panggil untuk menjadi satu tokoh penting di dalam gereja. Saya percaya Petrus adalah seorang yang bisa dikatakan pemimpin dari dua belas rasul tetapi mungkin juga kalau kita mau katakan dia adalah seorang Paulus, dia bisa dikatakan sebagai seorang Paulus yang Tuhan pakai untuk mendirikan gereja yang ada di dalam dunia ini atau merintis gereja yang ada di dalam dunia ini. Tetapi yang menjadi persoalan penting adalah pada waktu Petrus dipakai oleh Tuhan untuk memulai gereja, untuk memberitakan Injil Kristus mulai dari orang Yahudi sampai kepada orang bukan Yahudi, maka jabatan itu tidak pernah diajarkan oleh Kitab Suci untuk diteruskan kepada murid-murid-Nya atau kepada Paulus. Jadi Petrus seorang yang dipakai oleh Tuhan, setelah dia selesai tugasnya di dalam dunia ini maka urusan dia dan jabatan dia serta kuasa Tuhan yang menyertai dia itu juga turut berakhir di dalam dunia ini termasuk otoritas dari Petrus untuk memberitakan firman dan mendirikan gereja-Nya di dalam dunia ini.

Pada waktu kita berbicara tentang Kornelius dan apa yang dikatakan oleh Petrus kepada Kornelius berkenaan dengan firman yang Tuhan ingin sampaikan kepada Kornelius maka kita bisa melihat ada hal yang mungkin menjadi suatu tanda tanya ya. Pertama adalah kalau Saudara perhatikan di dalam ayat yang ke-34 atau mungkin kalau mau sebelumnya adalah pasal 10 ayat yang ke-2, “Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.” Lalu ayat 3, “Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: “Kornelius!” Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: “Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu: “Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.””

Jadi, pada waktu Kornelius berdoa di hadapan Tuhan, Tuhan mengingat doa dari Kornelius ini. Lalu Saudara kalau baca di dalam ayat yang ke-34, “Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.””

Nah waktu kita baca dua bagian ini, kalau kita baca tanpa ada suatu pemahaman doktrin di balik itu, mungkin kita akan berpikir ini bukan suatu masalah bahwa Kornelius berdoa didengar oleh Tuhan. Kornelius ketika melakukan kebaikan-kebaikan di dalam hidupnya, itu dilihat oleh Tuhan sebagai suatu kebaikan yang membuat Tuhan juga mengasihi diri dia dan mengatakan kalau dia adalah seorang yang saleh. Kenapa saya bicara seperti ini? Karena kalau kita belajar dari Kitab Suci, maka kita akan menemukan kalau orang-orang yang berdoa di hadapan Tuhan adalah orang-orang yang doanya akan diterima kalau dia adalah seorang yang menjadikan Kristus itu adalah mediator dia. Jadi pada waktu seseorang menghadap Tuhan maka dia tidak mungkin bisa menghadap Tuhan dalam hidupnya selama dia di luar dari Yesus Kristus. Di dalam Mazmur ada kalimat yang berkata yang menjadi penghalang bukan Tuhan kurang panjang tangan untuk menolong engkau dari doa yang engkau naikkan kepada Tuhan, tetapi yang menjadi penghalang doamu itu sampai kepada Allah adalah karena dosa-dosamu.

Jadi pada waktu kita melihat orang berdosa, orang berdosa itu siapa? Orang berdosa adalah orang yang di luar Kristus tentunya maka ketika mereka berdoa, doa mereka sampai tidak kepada Tuhan? Menurut theologis, doa dari orang-orang yang di luar Kristus yang tidak datang kepada Allah yang suci di dalam Kristus atau melalui Yesus Kristus, doanya tidak sampai kepada Tuhan. Hanya mereka yang doa melalui Yesus Kristus di dalam Nama Yesus yang doanya akan didengar oleh Tuhan. Pengertian di dalam Nama Yesus itu bukan hanya sekedar akhiran di doa kita misalnya kita sudah doa, “Bapa Kami yang di Sorga bla bla bla bla,” kayak gitu akhirnya di dalamnya kita ngomong, “dalam Nama Yesus Kristus saya berdoa, Amin.” Maksud dari doa di dalam Nama Yesus itu bukan seperti itu. Tetapi doa di dalam Nama Yesus itu adalah suatu doa yang kita naikkan dengan satu pengakuan iman kalau Yesus Kristus itu adalah mediator kita dengan Allah yang suci. Dia adalah perantara kita, Dia yang menjembatani apa yang kita doakan kepada Allah yang suci itu, selain dari Roh Kudus juga tentunya di dalam Roma pasal yang ke-8 Dia menjadi pribadi yang turut mendoakan kita dengan ungkapan-ungkapan yang kita tidak bisa ungkapkan di dalam doa kita, Dia yang mengkoreksi doa kita di hadapan Allah Bapa tetapi tentunya juga di dalam Yesus Kristus. Jadi pada waktu bicara tentang doa di dalam Kristus maka kita berdoa dengan suatu iman yang mengakui bahwa Yesus adalah perantara yang membuat apa yang kita doakan dan ibadah kita kepada Bapa itu diterima oleh Allah Bapa bukan cuma sekedar mencantumkan nama itu di akhir dari pada doa kita.

Lalu pengertian yang kedua adalah pada waktu kita berdoa di dalam Nama Yesus Kristus, itu menunjukkan bahwa doa kita harus sinkron dengan kehendak Kristus. Banyak sekali orang berpikir bahwa seorang yang benar itu adalah orang yang kehendaknya bisa berbeda dari kehendak Kristus. Seorang yang benar besar kuasa doanya seolah-olah dia yang dengan iman dia dengan keyakinan dia, dia berdoa kepada Tuhan maka Tuhan pasti mendengar diri dia karena dia adalah orang yang benar, orang yang benar besar kuasanya dan sepertinya terlepas dari pada kehendak Kristus. Itu masalah. Itu bukan suatu pengertian yang benar tetapi orang yang berdoa di dalam Nama Yesus adalah orang yang pasti memiliki kehidupan yang sinkron dengan Kristus, kehidupan yang suci dan kudus seperti yang Yesus ajarkan seperti Yesus yang kudus dan juga seorang yang melakukan apa yang menjadi kehendak Kristus seperti halnya Kristus yang melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya. Itu sebabnya orang yang benar ketika dia berdoa besar kuasanya karena apa? Karena dia mendoakan apa yang menjadi kehendak Bapa, apa yang menjadi kehendak Allah di dalam hidup dia, maka doanya itu dijawab oleh Tuhan. Saya percaya ini adalah suatu pengertian yang tepat dari pengajaran Kitab Suci berkenaan dengan aspek doa ini ya.

Lalu pada waktu ini menjadi satu dasar bagaimana dengan orang-orang tidak percaya yang belum pernah mendengar tentang Kristus berdoa? Apakah doa mereka itu adalah doa yang akan diterima oleh Tuhan atau tidak? Kalau kita ngomong tidak, maka bagaimana dengan Kornelius di sini? Doa Kornelius diterima, kan? Doa Kornelius telah mencapai telinga Allah. Dia mengutus malaikat-Nya untuk berbicara kepada si Kornelius berkenaan tentang Petrus. Saudara, gimana kita menjelaskan ini? Ada orang yang berkata ini pasti menimbulkan shock di antara orang-orang Kristen yang berpikir kalau orang berdoa itu harus di dalam nama Kristus, dia harus orang kristen, kalau dia tidak berdoa di dalam Nama Kristus maka doanya tidak akan didengar oleh Bapa, tetapi Kornelius punya doa didengar oleh Bapa, Allah, atau Allah. Berarti doa orang tidak percaya juga didengar oleh Tuhan? Boleh nggak kita mengklaim kalau hanya doa orang Kristen, doa di dalam Kristus yang diterima Tuhan seolah-olah klaim itu menjadi sesuatu yang salah karena ada orang-orang di luar dari Yesus Kristus yang doanya turut didengar oleh Tuhan?

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang dikatakan oleh Petrus di sini bahwa Allah itu adalah Allah yang tidak membedakan orang itu saya percaya adalah statement yang sangat benar sekali. Ini adalah ayat dikutip dari Ulangan 10:17 kalau Allah itu tidak membedakan antara orang bukan Yahudi dengan orang Yahudi atau Yahudi dengan bukan Yahudi. Allah tidak membedakan laki-laki dan perempuan ketika orang berhadapan dengan Tuhan Allah atau ketika ibadah di hadapan Tuhan Allah. Tetapi ayat ini selain dari menyatakan bahwa Allah tidak membedakan siapa-siapa, dan Allah orang Yahudi juga adalah Allah orang bukan Yahudi, kita perlu tetap mendapatkan satu pengertian apakah berarti orang bukan Yahudi, orang bukan Kristen, orang bukan yang memegang Kitab Suci itu bisa datang ke dalam iman yang benar kepada Tuhan Allah yang sejati? Lalu bisa datang di dalam atau berdoa kepada Allah yang sejati itu dalam kehidupan dia tanpa melalui Yesus Kristus? Lalu apakah dia bisa kemudian diselamatkan di dalam iman dia kepada Allah yang sejati itu di luar dari pada Yesus Kristus?

Di dalam hal ini ada beberapa orang yang berusaha untuk menjawabnya yang pertama adalah yang berkata seperti ini, sebenarnya pada waktu Petrus berkata misalnya, “Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya,” dalam ayat yang ke-35 ya, itu adalah satu statement yang menjadi jembatan untuk Petrus bisa masuk dalam penginjilan kepada Kornelius. Saudara paham maksud saya? Petrus bisa datang kepada Kornelius kan ngomong kayak gini, “Kornelius, kamu bukan orang Yahudi. Kamu nggak punya Allah yang sejati dalam hidupmu,” itu Efesus 2:12, 13 di situ bilang seperti itu, mungkin Petrus bisa bicara seperti itu. Tetapi kalau Petrus bicara seperti itu, yang terjadi bagaimana? Pasti Kornelius sakit hati mungkin ya diomongin kayak gitu atau dia belum apa-apa sudah membuat suatu jarak dengan orang bukan Yahudi atau Kornelius ini.

Lalu untuk bisa menjembatani masuk kepada diri dia, menyampaikan Injil kepada diri dia bagaimana? Ada yang mengatakan seperti ini, Petrus itu mendengar kalau Kornelius itu seorang yang taat beribadah kepada Allah orang Israel. Dia sangat suka berbuat baik kepada orang-orang Yahudi. Ia suka menolong mereka, memberikan sedekah, dia juga berdoa dengan tekun di hadapan Tuhan. Lalu gimana menjembatani orang ini? Saya orang Yahudi, saya tahu bahwa iman yang benar itu di dalam agama Yahudi, non-Yahudi orang yang takut akan Tuhan tetap adalah orang-orang yang walaupun percaya kepada Allah yang sejati tetapi kayaknya belum mendapatkan seluruh warisan dari Tuhan dan janji Tuhan di dalam hidup mereka. Kenapa bisa begitu? Karena di dalam pemikiran orang Yahudi dari Perjanjian Lama itu punya satu konsep kalau mereka ingin mengadopsi Allah orang Yahudi, mereka bukan hanya mengadopsi Allahnya untuk dipercayai dan ibadah kepada-Nya tetapi mereka juga harus adopsi seluruh tradisi dari orang Yahudi untuk menjadi seorang proselit, baru mereka bisa beribadah kepada Allah dengan semua hak yang diberikan kepada umat Allah.

Dan prinsip ini juga kemungkinan besar terus kepada orang-orang Kristen Yahudi. Pada waktu orang menjadi Kristen, percaya kepada Kristus, bukankah awal mula Tuhan itu menginjili orang Yahudi? Petrus itu adalah orang Yahudi, Yesus sendiri adalah orang Yahudi. Dia menginjili orang-orang Yahudi lalu di situ terbentuklah murid-murid dari Yesus Kristus yang disebut sebagai gereja mula-mula, para rasul Tuhan. Lalu pada waktu mereka memberitakan Injil berkenaan tentang Kristus kepada siapa? Kepada orang Yahudi ya. Lalu gereja mula-mula itu terbentuk di dalam Kisah Rasul pasal 2 itu orang siapa? Orang Yahudi. Lalu ada orang Samaria yang menjadi orang Kristen juga, lalu bagaimana orang Samaria itu bisa menjadi orang Kristen yang baik? Di dalam pemikiran orang Yahudi Kristen kemungkinan adalah dia baru bisa menjadi orang Kristen yang baik kalau dia mengadopsi Taurat Tuhan, Taurat Musa.

Makanya Saudara bisa lihat di dalam Surat Galatia, di situ dikatakan pada waktu kelompok dari Yakobus tiba di Galatia, Petrus yang sedang makan dengan orang-orang non-Yahudi saat itu menjadi bimbang lalu kemudian dia angkat makanannya, dia pindah duduknya, duduk bersama dengan orang Yahudi Kristen dari kelompok Yakobus. Karena di dalam pemikiran orang Yahudi Kristen kelihatannya tetap adalah sesuatu yang kurang baik untuk bergaul dengan orang Kristen non-Yahudi kecuali kalau orang Kristen non-Yahudi itu menjadi orang Kristen dengan adopsi seluruh tradisi orang Yahudi. Kornelius juga seperti itu.

Pada waktu Petrus diminta oleh Tuhan pergi ke pada rumah Kornelius untuk memberitakan Injil, awal mula mungkin dia punya konsep bahwa Injil itu kepada orang Yahudi atau orang Yahudi campuran. Tetapi ternyata Tuhan sudah mepersiapkan Petrus untuk menginjili Kornelius dengan berkata bahwa tidak ada yang haram kalau Tuhan mengatakan halal. Jadi pada waktu Petrus melihat kepada binatang haram yang turun di atas kayu itu lalu menyatakan, “Sembelihlah dan makanlah, Petrus,” tujuan Tuhan bukan supaya Petrus makan dan menyembelih binatang itu yang haram-haram itu walaupun kita tahu Yesus mengajarkan di dalam Dia tidak ada yang haram dan halal lagi semua binatang itu adalah baik, kita boleh makan semuanya khususnya babi yang enak itu. Tetapi bukan hanya bicara itu. Tuhan mau berkata kamu tidak pernah boleh memperlakukan orang non-Yahudi sebagai pribadi yang haram atau najis. Karena di dalam tradisi orang Yahudi, orang non-Yahudi itu najis kita tidak boleh bergaul dengan dia, kita tidak boleh masuk ke rumah dia.

Apa yang membuat Petrus rela masukkan kakinya kepada rumah Kornelius yang bukan Yahudi itu? Karena Tuhan sudah persiapkan Petrus untuk pergi ke rumah Kornelius. Kalau Tuhan nggak ngomong itu, mungkin Petrus nggak mau injakkan kakinya di rumah Kornelius itu. Jadi ini membuat ketika Petrus memberitakan Injil, satu sisi dia sudah dipersiapkan untuk memberitakan Injil kepada Kornelius, tetapi di sisi lain mungkin masih ada satu prejudais atau asumsi di dalam pemikiran Petrus, “Saya boleh beritakan Injil tetapi ketika orang ingin percaya kepada Kristus, kira-kira apa yang harus saya katakan kepada dia sebagai orang Dristen bukan Yahudi? Bagaimana saya berelasi dengan diri dia? Dia punya posisi di dalam kehidupan gereja orang Yahudi itu di mana?” Dan untuk bisa menjembatani bahwa Tuhan mengutus Petrus berbicara kepada Kornelius, dia datang itu karena Tuhan yang mengutus dia karena Tuhan menghendaki Kornelius mendengarkan Injil, tetapi di dalam pergolakan hatinya itu seolah-olah tetap ada gap antara orang Yahudi dan non-Yahudi, maka penafsir ini berkata Petrus menggunakan kalimat ini untuk berbicara kepada Kornelius sebagai satu jembatan yang menyatakan bahwa Tuhan juga mengasihi dia, Tuhan tidak memandang muka dan setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran kepada Dia, Dia akan berkenan pada orang itu.

Tapi, Saudara saya lihat bahwa apa yang dikatakan oleh Petrus di sini, di situ dikatakan adalah, “Inilah firman yang Ia suruh saya sampaikan.” Berarti pada waktu Petrus mengatakan ayat 35 itu sebagai satu jembatan, seperti itu, sebenarnya itu juga menjadi satu perkataan yang Tuhan katakan kepada Kornelius kan? Bahwa dia adalah orang yang saleh, dia adalah orang yang benar amal ibadahmu sampai di telinga oleh Tuhan seperti yang malaikat katakan kepada Kornelius itu. Jadi kalimat ini bukan sekedar basa basi. Kalimat ini adalah suatu kebenaran yang Petrus sampaikan. Kalau itu adalah suatu kebenaran, gimana dengan orang bukan Yahudi yang belum mengenal Tuhan? Bagaimana dengan orang-orang non-Kristen yang belum pernah mendengarkan Injil Kristus? Dapatkah mereka datang di dalam iman kepada Kristus sendiri? Dapatkah mereka melakukan suatu kebenaran yang kemudian membuat hidup mereka diterima oleh Tuhan sebagai suatu kebenaran yang menyelamatkan?

Saudara kalau perhatikan di dalam ayat misalnya saja ya Kisah Rasul 11:14 di situ dikatakan, “Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu.” Artinya apa ya? Petrus ngomong kepada siapa? Kornelius kan? Ketika dia mempertimbangkan berkenaan mempertanggungjawabkan baptisan yang dia berikan kepada keluarga Kornelius di Yerusalem, dia mengutip kalimat ini untuk menyatakan kepada Kornelius, “Walaupun engkau baik, walaupun engkau melakukan amal ibadah di dalam hidupmu kepada Allah, tetapi semua kebaikanmu itu tetap tidak bisa menyelamatkan engkau. Kamu masih butuh keselamatan. Itu sebabnya Tuhan Yesus menyuruh saya, mengutus saya datang ke rumahmu untuk memberitakan berkenaan tentang Kristus, apa yang Yesus lakukan bagi manusia yang berdosa.” Jadi dari sini saya melihat ketika Petrus berbicara berkenaan tentang kebaikan Kornelius, kebaikan di situ bukan bertujuan untuk menyatakan kalau Kornelius bisa menjadi orang yang benar, orang yang saleh, orang yang diselamatkan melalui kebaikan dan kesalehan yang dia lakukan di dalam hidup dia, tetapi dia masih membutuhkan Kristus di dalam hidup dia untuk keselamatan dia.

Saya percaya ini menjadi hal yang penting untuk kita pahami saat ini, karena di dalam gereja-gereja di Indonesia, khususnya saat ini, orang-orang Kristen memiliki pemahaman seperti ini, “Kita nggak perlu injili orang-orang lain karena mereka sudah punya agama mereka sendiri. Karena mereka sudah punya agama. Kalau kita injili, itu adalah suatu dosa, seperti dosa ketika kita membawa orang meninggalkan agamanya, murtad dari agamanya, kepercayaannya untuk menjadi seorang Kristen.” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, di dalam kalimat ini yang Tuhan sampaikan bagi diri kita itu jelas sekali mengatakan kalau walaupun orang memiliki agama, sebaik apapun orang itu di hadapan manusia yang lainnya, di dalam amal ibadah yang dia lakukan, di dalam kesetiaan dia ibadah, di dalam perbuatan baik yang dia lakukan kepada orang lain, dia adalah orang yang tetap membutuhkan berita Injil Kristus untuk diselamatkan. Keselamatan atau Injil itu bukan sesuatu yang hanya diperuntukkan bagi orang yang berdosa, tetapi bagi orang yang beragama dan juga bagi orang yang baik. Injil Kristus dibutuhkan bagi orang yang jahat, bagi orang yang beragama, dan bagi orang yang baik. Kenapa? Karena perbuatan baik, ibadah seseorang di luar dari Yesus Kristus, tetap tidak bisa membawa keselamatan. Dia butuh Yesus Kristus sebagai mediator bagi hidup dia.

Nah kalau begitu kenapa Petrus ungkapkan kalimat ini? Kenapa Tuhan berkata melalui malaikat-Nya kepada Kornelius kalau dia adalah seorang yang tulus hati, dia adalah seorang yang beribadah kepada Tuhan, dia adalah seorang yang saleh, dia adalah seorang yang setia, begitu? Nah Saudara, pada waktu melihat hal ini, kita harus mengerti prinsip seperti yang di dalam Ibrani 11:6, itu dikatakan orang baru bisa sampai kepada iman yang memberkati diri dia atau iman yang menyelamatkan diri dia itu kalau awal mula dia memiliki iman kepada Allah, percaya bahwa Allah itu ada, baru setelah itu dia bisa datang kepada iman yang menyelamatkan. Kalau dia tidak memiliki iman akan siapa Allah itu atau Allah yang suci dan kudus itu ada, Allah yang benar itu ada, maka dia nggak mungkin datang kepada Kristus sebagai iman tahap berikutnya. Jadi awal mula seseorang itu harus memiliki iman kepada Tuhan Allah.

Tetapi kalau ditanya lagi iman kepada Tuhan Allah itu muncul dari mana kesadaran itu? Maka Alkitab secara jelas menyatakan baik itu di dalam Filipi 1:29 ataupun di dalam Roma 1:18 dan seterusnya, bahwa iman itu adalah hal yang ditanamkan oleh Allah kepada semua manusia ketika Allah mencipta manusia. Jadi ketika seseorang lahir di dalam dunia ini, sebenarnya nggak ada satu orang pun yang ateis di dalam dunia ini, semua orang adalah orang yang beragama, semua orang adalah orang yang tau kalau dirinya itu adalah ciptaan Tuhan, dan ada Allah yang Maha Kuasa yang mencipta langit dan bumi ini. Tapi yang menjadi persoalan adalah manusia menolak Tuhan, manusia tidak mau mengakui kebenaran Dia, manusia mau menjadi allah bagi hidup dia sendiri dan bagi seluruh ciptaan dari Tuhan Allah, manusia tidak mau mengikuti standar kebenaran yang Tuhan tetapkan, mana yang baik, mana yang jahat, tetapi manusia sendiri yang mau menetapkan apa yang baik dan apa yang jahat, apa yang benar apa yang salah di dalam kehidupan dia tanpa membutuhkan Tuhan dalam hidup dia. Akibatnya apa? Akibatnya manusia menolak Tuhan.

Tetapi manusia bisa tidak menolak Tuhan? Jawabnya juga tidak bisa. Karena pada waktu manusia berusaha melawan keberadaan Tuhan, karena dia ingin jadi Tuhan, di dalam semua hati manusia ada kesadaran tentang Tuhan, di dalam semua hati orang mau orang Kristen, mau orang bukan Kristen, ada hukum Tuhan yang Tuhan nyatakan berkenaan tentang apa yang benar, apa yang tidak benar, apa yang kudus apa yang berdosa, walaupun range-nya masing-masing tetap ada derajat perbedaan. Saudara bisa lihat itu di dalam Roma 1:24, bangsa-bangsa dari bukan Yahudi pun atau orang Kristen pun yang tidak memiliki Kitab Suci, bisa melakukan tuntutan 10 Perintah Allah di dalam kehidupan mereka. Karena apa? Ada Taurat Tuhan tercatat di dalam hati mereka.

Jadi kesadaran tentang Allah bersumber dari siapa? Dari Tuhan. Tuhan taruh itu bukan hanya di dalam kehidupan orang Kristen, orang Yahudi, atau orang Kristen, tetapi juga di dalam semua kehidupan manusia yang lahir di dalam keturunan Adam dan Hawa. Jadi iman mula-mula itu adalah iman yang bersumber dari Tuhan. Jadi kita nggak bisa berkata, “Oh dia datang itu bisa dari kesadaran diri dia akan Tuhan,” tetapi Tuhan sudah menaruh benih agama itu di dalam diri dia yang membuat dia bisa meresponi Tuhan. Tetapi akibat dari dosa di dalam hidup dia, itu membuat Paulus berkata di dalam Roma 3, orang-orang yang tahu ada Tuhan harus beribadah kepada Allah yang sejati justru menolak Tuhan dan tidak mencari Tuhan di dalam hidup dia, melakukan dosa di dalam kehidupan dia.

Nah dalam keadaan seperti ini bagaimana dia bisa datang di dalam kebenaran? Bagaimana dia bisa hidup di dalam satu kehidupan yang saleh di hadapan Tuhan? Nah dalam hal ini saya tetap percaya seperti ini ya, seperti yang Yesus katakan di dalam Yohanes 6:44 bahwa tidak ada seorang pun yang bisa datang kepada diri Dia tanpa Bapa memberikan orang itu kepada diri Yesus Kristus. Maka kita mengerti bahwa orang kalau bisa sampai hidup di dalam kesungguhan untuk mencari kebenaran Tuhan, kesungguhan untuk hidup di dalam terang, dia tidak mungkin datang karena kesadaran diri dia sendiri, tetapi karena dia mendapatkan anugerah Tuhan terlebih dahulu di dalam hidup dia.

Saudara paham ya, bisa ikuti ya? Saya orang berdosa, sebelum saya percaya kepada Kristus, saya hidup di dalam dunia yang berdosa, saya hidup di dalam satu penyangkalan terhadap Tuhan, tetapi di dalam kehidupan penyangkalan terhadap Tuhan itu tetap ada orang-orang yang mungkin hidupnya berusaha mengerti kebenaran, punya kerendahan hati, mengakui dirinya berdosa, seperti itu. Nah orang-orang seperti ini kok bisa punya konsep seperti itu? Pertama adalah karena Tuhan menanamkan hukum-Nya di dalam hati semua manusia. Tuhan menanamkan pengenalan diri-Nya di dalam hati semua manusia. Tetapi kalau dia kemudian bisa mendekat kepada gereja, bisa mendekat kepada Alkitab untuk membacanya, mau mempelajari tentang Allah orang Kristen, kemungkinan dia adalah orang yang telah mendapatkan anugerah dari Tuhan terlebih dahulu dalam hidup dia, untuk membuka hati, datang kepada firman Tuhan, datang untuk ada di tengah-tengah kehidupan orang Kristen. Bukan karena kesadaran dan keinginan dia sendiri.

Dan ini dikatakan di dalam 1 Korintus 2:14 kalau orang yang berdosa itu adalah orang yang, atau orang duniawi, itu adalah orang yang tidak mengerti hal-hal yang rohani di dalam hidup dia. Kalau dia nggak mengerti hal-hal rohani dalam hidup dia, bagaimana mungkin dia membutuhkan Kristus, dan bagaimana mungkin dia akan mencari hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran Tuhan? Jadi dia pasti dapat anugerah Tuhan terlebih dahulu. Sehingga ketika kita mengerti bagian ini, pada waktu Petrus berkata kepada Kornelius, “Engkau adalah orang yang dikasihi oleh Tuhan, berkenan kepada-Nya oleh Tuhan,” kita bisa mengertinya bagaimana? Dia adalah orang yang mendapatkan kasih karunia Tuhan terlebih dahulu, itu pertama, tetapi yang kedua adalah dia adalah seorang yang tidak menjauhkan diri dari umat Tuhan, dari kebenaran Tuhan.

Saudara, istilah yang digunakan, saya ulangi ya, bagi orang bukan Yahudi untuk menjadi seorang yang beribadah kepada Allah orang Yahudi itu ada dua: pertama proselit, kedua adalah orang yang takut akan Tuhan. Orang proselit itu bisa dianggap seperti orang Yahudi, karena dia selain dari mengadopsi Allah dari orang Yahudi, dia juga mengadopsi seluruh tradisi orang Yahudi termasuk disunat. Tetapi orang bukan Yahudi adalah orang yang tahu Allah orang Yahudi itu benar, berbeda dari semua allah-allah bangsa lain, tetapi dia belum bersedia untuk mengadopsi seluruh tradisi orang Yahudi termasuk disunat, itu orang takut akan Tuhan. Artinya adalah walaupun Kornelius bukan dari bangsa orang Yahudi tetapi dia dari bangsa lain, orang Yunani misalkan, atau orang Italia seperti itu, tetapi dia tahu Allah orang Yahudi benar, dan dia beribadah kepada Allah orang Yahudi itu, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, walaupun dia belum mau masuk dan mengadopsi seluruh tradisi daripada orang Yahudi, tetapi dia tidak mau menjauhkan diri dari pengajaran Allah orang Yahudi atau Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Itu yang membuat Tuhan tetap memperhitungkan dia sebagai orang yang saleh, orang yang benar, dan itu juga menyatakan kalau dia adalah orang yang dipersiapkan oleh Tuhan untuk mendengarkan Injil Tuhan melalui Petrus.

Jadi pertama ada iman itu di dalam hati dia yang dikaruniakan oleh Tuhan. Atau itu yang kedua ya, pertama adalah tidak ada orang yang bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Yang kedua adalah kalau dia bisa datang kepada kebenaran Allah, itu karena ada anugerah Tuhan di dalam hidup dia. Yang ketiga, dia masih membutuhkan berita Injil dari Tuhan, dan berita Injil ini adalah sesuatu yang dibawa oleh Petrus kepada diri dia untuk disampaikan kepada dia.

Jadi siapa Kornelius? Kornelius adalah orang yang mendapatkan kasih karunia Tuhan. Dan dari sini kita juga mengerti satu prinsip, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, di antara orang yang datang ke dalam gereja, saya bukan berasumsi ya tetapi menurut firman Tuhan, nggak semuanya umat pilihan, jangan pakai umat pilihan dulu lah ya, tidak semuanya memiliki iman yang sungguh-sungguh kepada Kristus. Dari semua orang yang datang ke dalam gereja, mungkin masih ada lah orang-orang Kristen yang berpikir mereka orang yang sudah bertobat, tapi belum bertobat dari dosanya. Dari semua orang yang datang ke dalam gereja, mungkin berpikir bahwa mereka memiliki relasi yang baik dan sudah diselamatkan di dalam Kristus, tetapi sebenarnya belum diselamatkan di dalam Kristus. Ini bukan kalimat saya, tetapi ini adalah kalimat dari Tuhan Yesus sendiri, yang misalnya di dalam perumpamaan berkata bahwa ada pintu yang besar, ada pintu yang sempit, yang mana yang dipilih oleh Tuhan, yang benar itu yang mana? Yang sempit itu. Yang besar itu bukan ke sorga, neraka, tetapi yang besar itu tetap plangnya adalah ke sorga. Ini bicara kepada siapa? Kepada orang Yahudi, kepada murid-murid yang menjadi pengikut Kristus, atau bisa dikatakan sebagai gereja Tuhan yang kelihatan dalam dunia ini.

Jadi di antara mereka yang datang ke dalam kebaktian Minggu, mungkin ada orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan. Kalau begitu apa yang harus dilakukan? Ya tentunya harus bertobat dari dosa dan sungguh-sungguh menguji iman mereka di dalam Kristus. Tapi di sisi lain, mereka yang belum sungguh-sungguh mendapat anugerah itu, masih mendapat pergumulan itu, Saudara harus memutuskan untuk tidak jauh-jauh dari gereja. Saudara paham? Kenapa? Karena selama Saudara ada di dalam gereja, itu berarti Tuhan masih bisa bekerja di dalam hidupmu. Selama Saudara ada di dalam gereja, Saudara masih bisa mencicipi yang namanya anugerah, pemeliharaan Tuhan, dan kebenaran firman Tuhan dalam hidupmu. Selama Saudara ada di dalam gereja, Tuhan masih akan membentuk kehidupanmu, di dalam kebenaran firman-Nya, sampai suatu hari nanti mungkin Tuhan celikkan mata Saudara untuk percaya kepada Kristus. Tetapi Saudara yang ada di dalam gereja, saya juga bilang, jangan keraskan hati ketika firman Tuhan diberitakan.

Calvin berkata seperti ini ya, semua orang yang ingin memiliki Allah sebagai bapanya, harus memiliki gereja sebagai ibunya. Saya ulangi ya, Calvin bilang setiap orang yang ingin memiliki Allah sebagai bapanya, harus memiliki gereja sebagai ibunya. Kok bisa begitu? Karena kenapa gereja sampai digambarkan sebagai ibu dari orang Kristen? Sebabnya karena di dalam gereja ada firman, ada Injil, yang membuat seorang yang datang kepada gereja itu seperti seorang bayi yang baru dikandung ibunya, lalu setelah itu, setelah waktunya dia dilahirkan oleh ibunya, setelah dilahirkan, dia diberi susu untuk bertumbuh dan makanan yang bergizi untuk terus bertumbuh, baik secara fisik, dan juga pengajaran dari orang tuanya untuk dia memiliki suatu pengetahuan dan moralitas di dalam hidup dia.

Nah orang Kristen kalau, atau orang berdosa atau orang yang di luar Kristus, kalau dia ingin mendapatkan Injil keselamatan dan hidup sebagai orang Kristen yang bertumbuh dan mendapatkan kedewasaan iman, pengenalan Allah yang baik, maka dia nggak mungkin bisa di luar gereja, tapi dia harus ada di dalam gereja. Kenapa? Karena di dalam gereja ada orang yang Tuhan panggil dengan otoritas untuk mengajarkan kebenaran Injil, di dalam gereja Saudara bisa mendengarkan kasih Kristus yang mati di atas kayu salib untuk menebus dosa Saudara, di dalam gereja Tuhan bisa membentuk Saudara untuk belajar menerapkan firman Tuhan yang Saudara dengar dari mimbar Tuhan, di dalam gereja ada orang-orang Kristen yang lain yang bisa menolong Saudara untuk melewati kehidupan pergumulan Saudara untuk melihat, membawa Saudara melihat kehidupan ini bukan dari kacamata kita, tetapi dari kacamata Tuhan atau kebenaran firman Tuhan. Sampai akhirnya, suatu hari, mungkin Saudara akan celik, melihat bahwa “Oh ternyata Alkitab ini benar. Ternyata Yesus Kristus itu adalah betul-betul Tuhan. Ternyata keselamatan itu hanya ada di dalam Kristus, nggak ada di luar Kristus,” semuanya itu hanya bisa terjadi ketika engkau ada di dalam gereja.

Makanya Calvin itu berkata kalau kita ingin Allah itu sebagai bapa kita, kita butuh gereja sebagai ibu kita. Ini betapa signifikannya ya, kalimat ini menunjukkan betapa signifikannya peranan pelayanan gereja di dalam dunia ini. Makanya kalau Saudara lihat yang saya kirimkan juga di dalam group gereja, perkataan dari MacArthur berkenaan dengan ‘gereja Zoom’ dia bilang ‘gereja Zoom’ itu bukan gereja, ‘gereja Youtube’ itu bukan gereja, karena kita butuh orang Kristen yang lain, kita butuh sosialisasi bersama dengan umat Tuhan, kita butuh kesatuan di dalam tubuh Kristus, kita butuh menyaksikan iman kita kepada dunia di dalam tubuh Kristus itu.

Kornelius adalah orang yang bukan orang Yahudi, dia belum siap untuk masuk mengadopsi seluruh tradisi Yahudi, tetapi dia tidak mau jauh-jauh dari kehidupan orang beragama Yahudi. Di dalam pengertian ini saya gunakan Yahudi itu bukan menunjukkan bahwa Yahudi itu sama dengan Kristen, tetapi yang saya mau katakan pada waktu itu, orang Yahudi ini memiliki firman Tuhan, Perjanjian Lama. Mereka memiliki kebenaran yang diwahyukan Tuhan secara pribadi kepada umatnya melalui nabi-nabi-Nya. Dan Alkitab menyatakan bahwa Tuhan memang bekerja untuk memanggil bangsa-bangsa yang lain untuk datang kepada diri-Nya bukan secara langsung, tetapi melalui orang-orang Yahudi yang bersaksi kepada bangsa-bangsa lain, untuk beribadah kepada Tuhan Allah yang sejati. Jadi ini pengertian yang ingin saya maksudkan ya. Tapi kalau kita mau bicara tentang Kristen di dalam konteks saat ini, maka pengertiannya adalah Kornelius adalah seorang yang tidak mau menjauhkan dirinya dari kehidupan yang diterangi oleh kebenaran firman atau Alkitab. Maka dia mendapatkan kasih karunia dari Tuhan.

Nah ini membawa kita masuk ke dalam prinisp yang kedua. Prinsip yang kedua adalah seorang yang mengerti kebenaran Tuhan atau seorang yang sudah mencicipi kebenaran Tuhan maka dia akan menjadi seorang yang pasti punya hasrat yang sangat besar sekali terhadap kebenaran. Dia pasti punya satu kerinduan yang besar sekali untuk terus mau bertumbuh di dalam kebenaran Tuhan. Dia nggak akan menjadi seorang yang puas dengan apa yang dia sudah tahu. Makanya pada waktu Tuhan berkata kepada Kornelius melalui malaikat-Nya, “Pergi ke Yope, panggil Petrus datang kepada engkau untuk bicarakan suatu pesan yang sudah Aku sampaikan kepada Petrus,” maka dia tidak tunda-tunda, dia segera mengutus dua orang prajurit bawahannya dan satu orang yang dekat sama dia untuk pergi memanggil Petrus kembali pada diri dia.

Saudara, untuk apa? Untuk mendengar berita apa yang Tuhan siapkan untuk diri dia, untuk mengetahui lebih banyak berkenaan dengan kebenaran Tuhan bagi diri dia. Jadi dari situ dia mendapatkan anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus. Saya percaya ini adalah prinsip yang Tuhan sendiri katakan. Orang Kristen adalah orang yang tidak akan berhenti pada pengetahuan, “Yesus adalah Juruselamat,” titik, selesai. Yang lain bagaimana? Nggak tahu. Tritunggal itu apa? Nggak tahu. Apakah di luar kekristenan ada keselamatan? Nggak tahu. Yang lebih tahu sedikit baik mungkin, ya satu-satunya hanya di dalam Yesus Kristus, di luar tidak ada keselamatan. Tapi kalau ditanya kenapa di luar Kristus tidak ada keselamatan? Kenapa hanya di dalam Kristus ada keselamatan? Jawabannya bilang nggak tahu.

Saudara, kita nggak bisa seperti itu ya. Kita perlu bertumbuh, kita perlu makin mengenal Tuhan, kita perlu makin mengenal kebenaran karena Dia sudah wahyukan Alkitab ini bagi diri kita yang berbicara berkenaan kebenaran, semua kebenaran Allah yang Dia ingin kita ketahui dan kita pelajari. Dan cara kerja Tuhan bukan memberikan pengetahuan secara supranatural. Maksudnya adalah tanpa baca Alkitab mendadak ayat Alkitab muncul dalam pikiran kita. Tapi ciri ini ada di bidat Kristen. Di dalam kehidupan Kristen yang baik, yang setia, yang betul-betul memiliki hati takut akan Tuhan punya tradisi belajar firman, tekuni Alkitab, baca Alkitab, perdalam pengertian yang dia tidak pahami, baca tulisan-tulisan dari orang-orang Kristen yang baik, lalu dari situ dia belajar untuk bertumbuh di dalam pengenalan akan Tuhan dalam hidup dia.

Satu hal kenapa kita butuh pertumbuhan mengenal berdasarkan Roma 12:1-2 kita nggak mungkin bisa melayani Tuhan tanpa mengenal Dia yang benar atau mengenal Dia secara benar. Tetapi ada satu hal lagi yang saya lihat menjadi hal yang penting juga ya. Satu ayat yang suka saya kutip tapi silahkan Saudara buka kembali ya, Kolose 3:10, “Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.” Di sini ada kata yang penting ‘terus-menerus’ dan yang kedua adalah ‘diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya’. Kata kerja yang digunakan itu bukan aktif tetapi pasif. ‘Diperbaharui’. Saya adalah manusia baru, kalau saya adalah manusia baru, apa yang terjadi? Saya akan diperbaharui dengan pengetahuan yang benar akan gambar Khaliknya secara terus menerus dalam hidup saya. Artinya apa? Artinya kita tidak mungkin stagnan di dalam pengetahuan akan Tuhan, nggak boleh stagnan di dalam pengetahuan akan Tuhan. Karena Tuhan menuntut kita dan Tuhan akan memaksa kita, mendorong kita untuk terus bertumbuh di dalam pengetahuan yang benar akan Tuhan, akan Kristus dalam hidup dia. Kalau itu terjadi, itu adalah sesuatu yang dikerjakan oleh Allah Roh Kudus dalam hidup kita, kira-kira kita bisa tidak, tenang dengan satu kehidupan yang tidak bertumbuh dalam kebenaran Tuhan? Saya percaya tidak. Orang percaya sejati pasti akan terus bertumbuh di dalam pengenalan. Jadi Kornelius adalah orang yang seperti ini.

Tetapi bertumbuh di dalam pengetahuan kebenaran akan Tuhan itu tidak ada gunanya kalau tidak ada dua aspek lagi yang mengikuti. Pertama itu adalah Saudara boleh lihat di ayat 35, “Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.” Di sini ada dicantumkan dua aspek penting yang harus menyertai orang yang percaya selain dari pertumbuhan akan pengetahuan. Pertama sikap hati. Yang kedua adalah mengamalkan kebenaran Tuhan. Saudara kalau mau bicara saya Kristen, kenapa tadi saya bilang ya bahwa di dalam gereja ada orang-orang yang percaya sungguh-sungguh tapi, saya pakai istilah yang agak sensitif ya, simpatisan Kristus. Bukan simpatisan gereja ya, simpatisan Kristus. Karena salah satu aspeknya kita bisa nilai dari bukan cuma pengetahuan theologi. Saya percaya orang yang tekun datang dalam gereja Reformed, ini bukan nyombongin GRII ya, tapi Saudara yang datang tekun di dalam gereja Reformed, Saudara pasti terbentuk dalam rangka pikir firman yang kuat, dan nggak sembarangan orang bisa ajak Saudara berdebat tentang firman. Karena kita dibiasakan untuk mendengar doktrin di dalam khotbah Minggu. Tetapi Saudara jangan jatuh di dalam pemikiran, “Kalau saya bisa menjawab semua ujian soal iman Kristen itu berarti saya seorang Kristen.” Yang menjadikan Saudara Kristen itu bukan dilihat dari pengetahuanmu tentang Alkitab berapa banyak, tetapi dari hatimu yang beriman kepada Tuhan dan takut akan Tuhan. Itu yang pertama. Saudara percaya nggak janji Tuhan bahwa Kristus itu satu-satunya keselamatan bagi hidupmu? Satu-satunya yang bisa menebus engkau dari dosamu? Saudara percaya tidak?

Kalau Saudara percaya itu, bahwa engkau adalah seseorang yang dari lobang kekelaman diangkat kelura untuk menjadi anak Tuhan untuk tunduk di bawah kuasa daripada Kristus, maka apa yang kedua yang harus bisa dilihat dari kehidupan orang itu adalah ada tidak ketaatan, ada tidak kerelaan untuk selalu siap sedia melakukan apa yang Tuhan minta? Petrus begitu mendengar bahwa orang yang ada di depan rumah itu adalah orang yang Aku utus, kamu pergi dengan mereka tanpa perlu meragukan siapa mereka, dia pergi lho. Dan bahkan ketika tiga orang itu bawa mereka masuk ke dalam rumah orang yang seharusnya tidak pernah mereka injakkan kakinya di situ, mereka injakkan kakinya di situ. Itu Petrus. Bagaimana dengan Kornelius? Kornelius pada waktu mendapatkan pesan dari malaikat, “Kamu harus panggil Petrus,” siapa Petrus ya? Nggak tahu kan. Di mana? Di Yope. Siapa dia? Orang Yahudi. Pesan apa yang dia mau sampaikan? Nggak tahu. Yang dia lakukan adalah utus tiga orang yang dekat dengan dia panggil Petrus, dia nggak berhenti di situ, dia panggil seluruh sahabatnya, keluarganya untuk menantikan Petrus. Berarti dia percaya perkataan itu sudah tentu benar. Percaya nggak mungkin lepas dari perbuatan. Percaya pasti harus disertai satu tindakan bukti bahwa saya percaya, apa itu percaya, lalu kita bisa dikatakan beriman. Ini ada kesiapsediaan untuk menerima firman, ada kesiapsediaan untuk bertumbuh di dalam kebenaran firman, tetapi juga siap sedia untuk menjalankan apa yang Tuhan minta kita lakukan.

Satu hal yang menjadi hal penting juga ya, mungkin kalau kita mau tarik aplikasinya seperti gini, kita sebagai orang Kristen itu harus selalu siap sedia, untuk apa? Menjadi saksi Kristus. Nanti saya masuk khusus tema itu, tapi yang saya mau ngomong kayak gini, kalau saya mungkin harus selalu siap sedia seperti Petrus, ketika Tuhan panggil untuk memberitakan firman pada orang lain. Berarti harus selalu persiapan. Tetapi bagaimana dengan jemaat Tuhan? Perlu siapkan nggak? Saudara jawabnya juga perlu ya. Saudara tahu ketika Tuhan ingin mengutus Petrus datang kepada Kornelius, Tuhan sudah persiapkan Petrus untuk menghadapi orang asing, mendengarkan Injil. Tetapi Tuhan juga persiapkan Kornelius untuk menerima Petrus.

Aplikasinya apa? Aplikasinya adalah gampangnya kayak gini ya, kalau Saudara ingin bertemu Tuhan di hari Minggu, saya mau tanya Saudara dari rumah sudah persiapkan hati beribadah, untuk mau mendenga firman Tuhan? Saudara kalau tahu hari Minggu adalah hari yang khusus bagi Tuhan, hari Sabat, dan perintah Sabat itu walaupun dimulai dari kata ingatlah, itu tuntutannya sama dengan kata jangan. Orang yang melanggar Sabat yang ingatlah itu tetap akan dihukum mati seperti orang yang melakukan hukum jangan itu. kalau Saudara mengerti betapa seriusnya Sabat bagi Tuhan untuk beribadah kepada Dia secara fisik, Saudara mungkin tidak melewatkan hari-hari Sabat di dalam hidupmu? Dan ketika Saudara berpikir bahwa saya tidak boleh melewatkan hari Minggu untuk beribadah kepada Tuhan karena saya akan bertemu Tuhan Allah yang kudus dan sakral itu, yang mulia itu, yang mengasihi saya itu, yang pernah menebus hidup saya, mungkin nggak Saudara tetap nggak persiapkan hati untuk mendengar firman-Nya? Selain dari ibadah? Saudara, kita harusnya punya persiapan. Sabtu itu harusnya kalau Saudara sudah tahu misalnya, sederhananya, nggak bisa bangun pagi, janganlah tidur malam-malam. Siapkan hati untuk datang beribadah karena engkau bukan hadapi saya, saya nggak penting, waktu telat itu bukan saya marah dan Saudara juga tidak perlu takut saya marah kepada Saudara. Tapi lebih takut Tuhan yang marah.

Pada waktu Saudara mendengarkan perkataan firman dari mimbar atau saya ngomong kayak gini ya, pada waktu Saudara mendengarkan perkataan saya dari mimbar ini, yang Saudara dengar itu adalah perkataan saya atau Saudara berusaha dengar apa yang saya katakan itu adalah seturut firman Tuhan atau tidak. Ada orang yang cuma ngomong kayak gini mungkin, “Ah itu kan Pak Dawis yang ngomong. Ah itu kan pendeta itu yang ngomong.” Seolah-olah apa yang dikatakan itu bisa ditawar-menawar, bisa dikonflikkan, atau bahkan lebih parah lagi mungkin yang ngomong itu kan orang yang mungkin ada perasaan-perasaan tertentu, kecondongan tertentu, ada kepentingan tertentu seperti itu. Saudara, saya percaya itu bukan persiapan yang takut akan Tuhan. Tapi kalau kita persiapkan hati untuk datang beribadah kepada Tuhan, siapapun yang berdiri di mimbar ini untuk berbicara kepada Saudara, Saudara harus pulang dengan pemahaman apa yang disampaikan itu adalah kebenaran firman Tuhan, dan saya uji berdasarkan Alkitab itu adalah kebenaran firman Tuhan, dan saya harus pegang kalau itu adalah kebenaran walaupun itu adalah sesuatu yang mengkonfrontasi kita secara benar.

Makanya kalau Saudara datang ibadah, Alkitab cobalah dibuka, jangan ditutup. Karena pada waktu saya bicara sesuatu Saudara bisa kroscek yang saya ngomong itu benar atau tidak, yang hamba Tuhan ngomong itu benar atau tidak. Jadi kita perlu persiapkan hati, itu salah satu contoh. Kita harus persiapkan hati, bukan hanya hamba Tuhan tetapi setiap umat yang mau datang dan berbakti pada Tuhan, dia harus siapkan hati, “Saya datang bukan untuk mendengar manusia berbicara, tetapi saya datang untuk mendengarkan Tuhan berbicara kepada, bukan orang lain, tapi kepada diri saya. Apa yang Tuhan mau sampaikan kepada saya hari ini, dan saya harus siapkan hati untuk beribadah kepada Dia. Bukan untuk didengar orang lain.”

Jadi Petrus maupun Kornelius adalah orang-orang yang mempersiapkan hati untuk mendengar firman Tuhan, untuk menantikan Tuhan bekerja di dalam hidup mereka. Lalu kita punya waktu habis. Tapi kalau saya, masih banyak yang mau dibicarakan, misalnya tentang Pentakosta, tapi saya angkat yang terakhir yang ini saja. Nanti pertemuan berikutnya kita bicara yang lain. Waktu Petrus tiba, berita apa yang dia sampaikan? Saudara, waktu Petrus tiba dia cuma angkat satu tema yang sangat penting sekali, yaitu apa? Kristus telah memanggil para saksi-Nya untuk menyaksikan Dia sungguh-sungguh adalah Allah yang inkarnasi, menebus dosa manusia, dan Dia ingin mengasihi manusia bukan hanya orang Yahudi tapi juga ada orang bukan Yahudi di semua tempat. Dan itu berita yang disampaikan oleh Petrus kepada Kornelius. Saya bicara pakai bahasa saya ya yang nggak langsung kutip dari sini, kalau Saudara mau baca ya silahkan tapi saya kasih intinya di sini. Itu yang disampaikan oleh Petrus. Saudara kalau ingin orang lain mengenal Tuhan, Saudara harus bawa mereka mendengar Injil Kristus. Hanya Injil Kristus, bukan yang lain. Karena Injil Kristus akan menumbuhkan iman di dalam hidup dan hidup orang yang Saudara kabarkan Injil. Itu jadi pesan. Nanti kita sambung lagi di dalam pertemuan berikutnya, masih ada poin-poin penting di sini yang harus kita bahas. Mari kita masuk dalam doa.

Kami kembali berdoa, bersyukur, Bapa untuk firman-Mu, untuk kebenaran-Mu, untuk kasih yang boleh Engkau nyatakan. Tolong kami ya Bapa untuk boleh memiliki satu kelembutan hati ketika kami datang kepada Engkau kami boleh sungguh-sungguh datang dengan kerendahan hati untuk mendengarkan firman, datang dengan satu kesiapan hati untuk beribadah kepada Engkau, tetapi juga datang dengan satu kesiapan hati untuk mau menaati segala yang Engkau katakan bagi kami. Tolong kami ya Tuhan sehingga kehidupan kami boleh senantiasa meneladani kehidupan Petrus dan Kornelius yang selalu siap sedia untuk menggenapi apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup mereka. Berkati gereja-Mu ini, pimpin setiap anak-anak-Mu di dalam kehidupan rohani mereka, di dalam pelayanan mereka, di dalam pengenalan mereka akan Tuhan, di dalam cinta kasih mereka yang boleh makin bertumbuh kepada Kristus, dan juga di dalam satu kehidupan yang kudus. Kiranya Engkau boleh berkati ya Tuhan, kiranya Engkau boleh berkati juga pelayanan dari mimbar gereja ini. Kiranya segala sesuatu yang dilakukan boleh membawa kemuliaan kepada Allah Tritunggal. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus yaitu Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup kami telah berdoa. Amin. (KS)

 

Transkrip khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah