Yesus Bangkit & Menang Atas Maut, 17 April 2022

Kis 13:13-52 

Vik. Nathanel Marvin, M. Th.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ada seorang pendeta bernama John Yates yang tersentuh karena pengorbanan Yesus Kristus yang begitu besar yang sudah tercurah di atas kayu salib. John Yates betul-betul mau mempersembahkan hidupnya dan sering kali dia menuliskan puisi-puisi untuk menyatakan bagaimana hatinya itu bersyukur kepada Kristus yang begitu baik, kepada Kristus yang begitu mulia. Dan bagaimana dia pun menulis puisi bagaimana seharusnya orang Kristen meresponi anugerah yang begitu besar. John Yates ini adalah seorang pendeta. Tetapi kalau kita lihat sejarah kehidupannya, dia pernah jadi tukang penjual sepatu, tukang penjual sepatu di toko-toko atau mungkin dia berkeliling ke orang-orang di sekitarnya dia menjual sepatu. Bukan hanya itu, sebelum dia menjadi pendeta dia pun pernah sempat menjadi editor koran. Dia suka baca koran, dia meng-edit koran-koran. Dan bukan saja itu juga, dia pernah jadi manager di sebuah toko hardware, perangkat keras.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, setelah di penghujung akhir kehidupannya Tuhan panggil dia menjadi seorang pendeta dan dia sering kali menuliskan seluruh isi hatinya, pada momen-momen tertentu dia menuliskan puisi-puisi. Dan di suatu waktu John Yates bertemu dengan Ira Sankey. Ira Sankey ini adalah seorang pemimpin pujian dari ibadah-ibadah, KKR-KKR yang dilakukan oleh D. L. Moody. Kemudian Ira Sankey ini mengatakan bahwa, “Saya mendorong John Yates untuk menghabiskan waktu lebih banyak dalam menulis himne-himne Injil khususnya bertemakan tentang kehidupan Kristus, penderitaan Kristus, kematian Kristus, dan juga kebangkitan Kristus. Saya dorong John Yates itu menulis puisi-puisi.” Dan kemudian akhirnya John Yates ikut saran dari Ira Sankey, dia menuliskan beberapa puisinya lalu Ira Sankey membaca dan kemudian dia memahami satu mood yang ditulis oleh John Yates ini. Ini bernuansa seperti prajurit yang siap berperang bersama dengan komandannya. Komandannya itu adalah Yesus Kristus dan prajuritnya adalah orang-orang Kristen. Lagunya adalah “Faith is the Victory”, iman yang beri menang.

Kita ingat ya reff-nya berbunyi, “faith is the victory, faith is the victory, o glorious victory that overcomes the world,” iman yang beri menang, iman yang beri menang, ajaib kemenangannya yang kalahkan dunia. Lagu ini berdasarkan Firman yang tertulis dari 1 Yohanes 5:4-5 yang berbunyi demikian, “Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” John Yates membuat puisi berdasarkan Firman Tuhan dari 1 Yohanes 5:4-5 ini, bahwa iman itu mengalahkan dunia, iman itu begitu powerful. Orang yang beriman bisa mengalahkan musuh-musuhnya, orang yang beriman bisa mengalahkan godaan-godaan untuk melakukan dosa. Dan siapakah yang mengalahkan dunia, ditekankan lagi oleh Yohanes, yaitu dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Setiap kita yang memperingati Paskah, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, yang mempercayai dan mengakui Yesus itu bangkit, kita mengakui Dia adalah Anak Allah yang sudah menyelamatkan kita. Kita punya iman dan iman kita itu mengalahkan dunia, mengalahkan godaangodaan untuk melakukan dosa, arus dunia, pengajaran dunia yang sesat, dan musuh dunia yaitu kematian, maut.

Bukan saja itu Bapak, Ibu, Saudara sekalian, John Yates selanjutnya menuliskan bait-bait di dalam lagu “Faith is the Victory” tersebut dari Efesus 6:10-17. Kita tau ya Efesus 6:10-17 bicara soal perlengkapan senjata Allah atau perlengkapan rohani. Bicara soal bagaimana orang Kristen memakai perlengkapan tersebut untuk menghadapi setiap musuh-musuh rohani dari orang-orang Kristen, bagaimana kita memakai ketopong keselamatan, baju zirah keadilan, ikat pinggang kebenaran, perisai iman, pedang Roh yaitu kasut yang rela memberitakan Injil. Itu perlengkapan senjata Allah. John Yates mengambil bait kedua nya itu dari Firman Tuhan. Bapak, Ibu, Saudara sekalian, Firman Tuhan ini sungguh luar biasa, Firman Tuhan ini mengandung seni juga. Dari Firman Tuhan seorang pendeta tersebut, bernama John Yates tersebut bisa membuat bait-bait yang dinyanyikan menjadi pujian kepada Tuhan.

Bukan saja itu saja dia juga mengambil dari 2 Timotius 2:3-4 dari bait-bait selanjutnya dari “Faith is the Victory” tersebut ya. Jadi bicara soal prajurit Kristus mari ikut menderita. Wah satu dorongan yang sangat mengerikan sebenarnya, siapa sih yang mau menderita? Kita maunya menang. Tetapi Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ketika kita melihat kehidupan Yesus Kristus sebenarnya Yesus bisa menang atas maut melalui jalan penderitaan, no crown without cross. Di sini, di 2 Timotius 2:3-4 Paulus menekankan bahwa prajurit Kristus itu mari kita sama-sama ikut menderita. Komandan kita menderita untuk kebenaran, komandan kita menderita karena kasih-Nya, mari kita ikut menderita. Seorang prajurit itu tidak memusingkan diri dengan penghidupannya, seorang prajurit itu dia mau fokus untuk bekerja bagi komandannya karena dia ingin berkenan bagi komandannya. Itu prajurit ya, nggak pusing soal makan, minum, tidur, di mana pun mereka siap, namanya prajurit perang. Kita lihat ya di masa-masa perang ini, prajurit Rusia, prajurit yang lain ya, Ukraina, itu nggak peduli lagi soal penghidupannya yang penting perang. Meskipun mereka menderita mereka ikut atasan. Bapak, Ibu, Saudara sekalian, sebagai orang Kristen, Kristus lah komandan perang kita.

Dari kisah yang begitu indah ini soal penulisan lagu, kita bisa mengerti bahwa iman itu begitu penting dalam kehidupan kita. Sebagai orang Kristen kita harus punya kehidupan yang beriman. Iman merupakan hal yang sentral dalam kehidupan orang Kristen karena tanpa iman tidak mungkin kita mengalahkan dunia, tanpa iman kita tidak mungkin berkenan di hadapan Tuhan, bukan saja itu, tanpa iman kita tidak mungkin selamat. Tanpa iman kepada Kristus kita tidak mungkin diselamatkan dan memiliki Surga. Tanpa iman kita akan terus jatuh ke dalam pencobaan-pencobaan dosa. Itu berarti Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kalau kita lihat bahwa iman itu mengalahkan dunia itu berarti iman itu lebih besar dari dunia. Itu sudah dicontohkan oleh Yesus Kristus sendiri ketika Dia hidup sebagai manusia Dia betul-betul mengambil natur manusia dan Dia hidup sebagai manusia seperti kita. Dia digoda oleh iblis, iblis percaya bahwa Yesus pun bisa jatuh dalam dosa maka dia goda. Dan memang sebagai manusia itu pasti bisa jatuh ke dalam dosa. Kalau ada manusia yang bukan atau tidak bisa jatuh ke dalam dosa itu bukan manusia. Yesus itu sebagai manusia dan kita lihat bahwa iman Yesus Kristus itu begitu besar dan betul-betul mengalahkan segala musuh Nya, mengalahkan segala pencobaan. Itu luar biasa. Tuntutan Allah itu sempurna. Maka sebagai manusia yang penuh dengan dosa yang seringkali jatuh ke dalam dosa, kita kadang-kadang minder ya melihat Yesus Kristus yang begitu sempurna sampai kita berdalih mengatakan, “Yesus bisa sempurna, Yesus bisa taat karena Dia Tuhan bukan manusia.” Tapi Alkitab itu katakan Yesus itu Tuhan, betul, tetapi Dia juga 100% manusia, berarti Dia bisa saja jatuh ke dalam dosa, tetapi Dia tidak jatuh. Karena apa? Karena iman-Nya kepada Allah.

Iman yang sejati Bapak, Ibu, Saudara sekalian, itu dimulai dari anugerah, pemberian Tuhan yang cuma-cuma. Efesus 2:8 mengatakan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman,” sebab karena pemberian Allah melalui iman. Jadi tidak langsung Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita diselamatkan itu tidak langsung dapat anugerah seperti itu ya tetapi Tuhan memberikan anugerahNya itu melalui iman. Kita harus betul-betul mengerti anugerah ini. Iman itu diberikan karena kasih karunia. Maka kita tidak bisa memegahkan diri bila kita imannya semakin bertumbuh, semakin besar, semakin dewasa di dalam Tuhan. Percaya kita itu semakin besar di hadapan Tuhan itu kita tidak bisa memegahkan diri karena awalnya memang itu karena anugerah. Setelahnya baru anugerah + usaha. Bagaimana kita menumbuhkan iman kita semakin dekat dengan Kristus itu butuh usaha, butuh latihan, butuh ketekunan, butuh persistensi kepada Tuhan sendiri. Iman memberikan kemenangan atas musuh-musuh orang Kristen dan Alkitab juga mengatakan bahwa kita lebih dari orang-orang yang menang melalui Allah yang mengasihi kita. Iman itu timbul karena anugerah Tuhan, timbul karena pendengaran Firman Kristus, dan juga timbul karena kasih Tuhan kepada kita semua. Ini adalah dasar dari iman sendiri.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, iman itu besar kuasanya. Pendeta Stephen Tong pernah bercerita bahwa dia sulit sekali bekerja dengan orang yang tidak beriman. Itulah kenapa Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita sangat berharap bahwa gereja Tuhan itu dilayani oleh orang-orang yang sudah lahir baru, yang sudah diberikan iman, anugerah iman, yang sudah bertumbuh imannya supaya apa? Supaya tidak kesulitan terlalu banyak sehingga pekerjaan Tuhan tidak semakin berkembang. Harusnya semakin berkembang, karena apa? Ada orang-orang yang beriman yang satu hati, yang fokus kepada kebenaran Alkitab, dan menjauhkan keegoisan diri untuk bisa senantiasa memperluas Kerajaan Tuhan.

Pak Tong cerita bahwa dia sulit bekerja dengan orang yang tidak beriman, bukan saja orang-orang yang belum Kristen atau belum percaya kepada Kristus. Kita memang sulit, bagaimana mau mendirikan gereja atau melayani ibadah Paskah ini tetapi ada orang-orang yang tidak sama imannya. Ada kesulitan. Kecuali hal-hal teknis, hal-hal teknis kan bisa saja ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Di GRII Pusat, di GRII-GRII lain, banyak hal-hal teknis keamanan, kebersihan itu kita bukan pegawai yang sama iman nya dengan kita. Tidak apa-apa. Tetapi untuk pelayanan yang khusus di dalam pemberitaan Firman Tuhan yang mempengaruhi banyak orang, itu perlu iman yang murni, iman yang takut akan Tuhan. Meskipun para penatalayan juga tidak sempurna, kita adalah manusia yang berdosa juga.

Sering kali orang yang tidak beriman itu melihat secara negatif, sering kali orang yang tidak beriman itu mengatakan, “Udah nggak usah dikerjain, ngapain. Ngapain KKR regional. Ngapain kunjungi orang-orang di Rumah Sakit, ngapain kunjungi orang-orang di penjara. Urus dulu gereja sendiri.” Itu orang yang kurang beriman. “Nggak usah dikerjain, sulit dikerjakan, semua yang kita kerjakan itu sia-sia. Ayo kita melakukan hal yang langsung saja kelihatan,” seperti itu ya. Akan tetapi Bapak, Ibu, Saudara sekalian, orang yang beriman itu adalah orang yang justru belajar mengatakan bahwa, “Sesuatu itu sulit, betul, sesuatu itu sulit tetapi bukan berarti tidak bisa dikerjakan. Bisa kita kerjakan, bisa kita lakukan.” Karena apa? Karena iman kepada Yesus Kristus. Orang yang tidak beriman mengatakan, “sudah sia-sia, mustahil, nggak mungkin kita bisa melakukan hal besar.” Tetapi orang beriman mengatakan, “kita bisa dengan kuasa Tuhan,” ya dengan kuasa Tuhan, dengan iman yang bergantung kepada Tuhan supaya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa melewati hidup dan juga melayani Yesus Kristus. Bukan berarti kita mengabaikan kesulitan Bapak, Ibu, Saudara sekalian, karena hal-hal yang sulit itu memang banyak ya. Hal-hal yang sulit, hal-hal yang penuh pergumulan itu banyak. Tetapi kita belajar untuk bisa mengalahkan kesulitan itu dengan kuasa Tuhan. Itulah yang disebut dengan iman. Iman itu berani, bukan berdasarkan keberanian kita tetapi keberanian dari Tuhan sendiri. Iman itu bukan nekat tetapi juga bukan pengecut. Dalam kesulitan kita belajar menerobos kesulitan tersebut untuk hidup lebih baik bagi Tuhan, itulah iman. Kita belajar tembus kesulitan itu, kita belajar untuk menyangkal diri.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, orang-orang yang melayani Tuhan ini menyangkal diri semua ya. Orang-orang yang melayan di paduan suara, mereka setiap Minggu itu latihan paduan suara 2 jam tiap Minggu, tiap Minggu. Berapa kali latihan lalu nyanyinya cuma 5 menit di depan Bapak, Ibu, Saudara sekalian, tetapi pengorbanannya di belakang itu banyak. Kenapa? Karena iman kepada Tuhan, karena kita mau melakukan hal yang sulit bagi Tuhan dan memuliakan Tuhan dan menyenangkan Tuhan. Memang nggak mudah ya pelayanan itu. Ada suatu harga yang harus dibayar. Nah itulah iman yang beri kemenangan.

Maka dari itu Bapak, Ibu, Saudara sekalian, saya undang ya ketika kita melihat Yesus yang bangkit, memperingati Tuhan Yesus yang bangkit mari kita coba ya beriman, kita mau menerobos sesuatu yang tidak bisa kita lakukan sebelumnya. Kalau saya lihat hidup saya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, untuk berkotbah itu kayanya mustahil, kalau lihat sejarah kehidupan saya untuk melayani Tuhan rasanya itu nggak mungkin ya. Tapi kalau Tuhan berikan kemampuan, kita mau ikut, kita rela, itu mengalahkan dunia. Nah itu iman ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian.

Dalam perikop tadi, pembacaan bergantian, Markus 16:1-8, di situ cerita tentang kebangkitan Yesus dan para saksi kebangkitan itu adalah bukan laki-laki hebat, bukan para rasul, bukan pejabat, bukan pemimpin besar, bukan orang yang terkenal, bukan artis, bukan orang yang baik, terlihat baik, tetapi orang-orang yang lemah, orang-orang yang marginal, tetapi hati mereka itu mau dekatdekat dengan Yesus Kristus. Itulah para perempuan yang menjadi murid Yesus Kristus yang tidak terlihat. Para perempuan ini mengikut Yesus dari G ke G, dari provinsi Galilea, di atas Yerusalem, Yerusalem itu di provinsi Yudea, dari provinsi Galilea, Nazaret, Yesus tumbuh besar di sana, melayani di sana kebanyakan, ada para perempuan melihat, mencoba mendengarkan, kemudian sampai ke Yerusalem, provinsi Yudea, sampai ke Golgota, sampai ke kuburan yang diberikan oleh orang kaya, yaitu Yusuf dari Arimatea. Di situ perempuan-perempuan itu ada. Mereka mungkin nggak bisa ngomong, mereka perempuan, mereka dianggap marginal oleh orang-orang Yahudi, mereka nggak bisa ada kesempatan kaya khotbah memberitakan Firman, tidak ada. Tetapi yang mereka bisa lakukan pada waktu konteks budaya tersebut adalah dekat-dekat dengan Yesus Kristus, dari Galilea sampai ke Golgota, di bawah kaki kayu salib Yesus Kristus tersebut, sampai ke kuburan. Sampai Yusuf dari Arimatea pergi setelah memasukkan mayat Yesus Kristus ke kuburannya, Yusuf dari Arimatea ini pergi begitu saja, para perempuan itu masih menunggu di kuburan Yesus Kristus. Padahal itu sudah sore menjelang malam. Kenapa? Ingin dekat-dekat dengan Yesus Kristus. Mereka lah para saksi kebangkitan Yesus Kristus.

Kenapa mereka ingin dekat-dekat dengan Yesus? Karena mereka percaya Yesus Kristus. Mungkin kepercayaan mereka itu belum lengkap tetapi mereka percaya Yesus Kristus ini baik, Yesus Kristus ini mengajar Firman Tuhan, Yesus Kristus ini adalah utusan Allah. Mereka percaya Yesus Kristus ini berkuasa. Mereka dekat-dekat dengan Yesus Kristus dan kenapa? Karena mereka punya iman. Iman membuat orang dekat dengan Yesus Kristus. Itulah iman yang sejati. Mereka punya iman, mereka percaya Yesus bangkit, dan itulah kenapa waktu malaikat memberitakan bahwa Yesus bangkit, mereka takut. Di dalam Kitab Markus dijelaskan, menonjolkan ketakutan, gentar yang dahsyat dialami oleh para perempuan ini. Tetapi di satu sisi lain penulis Injil yang lain mengatakan mereka itu campur, sukacita sekaligus takut.

Apa ini sukacita sekaligus takut? Ini paradoks. Kalau sukacita ya sukacita, kalau takut ya takut. Itu akan dialami oleh orang-orang yang mau dekat-dekat dengan Yesus Kristus. Yang beriman kepada Yesus Kristus mereka mengalami paradoks yaitu sukacita sekaligus takut. Nah ini adalah yang dialami oleh pelayan Tuhan. Saya sendiri Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ada orang menganggap bahwa pengkhotbah itu seneng ya, khotbah senang, ada passion nya, bagi saya nggak terlalu senang ya khotbah itu ya, harus persiapan, takut salah ngomong, tanggung jawabnya langsung ke Tuhan. Ada ketakutan. Tetapi waktu melayani, berkhotbah, ada sukacita juga. Itu paradoks. Kita bisa mengalami sukacita sekaligus ketakutan itu waktu kita melayani Tuhan. Itu ada sukacita tetapi ada ketakutan juga, takut salah, takut tidak yang terbaik bagi Tuhan. Itu adalah paradoks.

Dan Yesus itu adalah paradoks yang terbesar dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Dan paradoks terbesar itu dilakukan-Nya di atas kayu salib, di mana itu hukuman sekaligus pembebasan, di mana salib itu kemuliaan sekaligus kehinaan, di mana salib itu menyelamatkan tetapi juga salib itu juga menghukum orang yang tersalib tersebut. Ini adalah paradoks ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita perlu belajar juga paradoks di dalam kehidupan orang Kristen. Para perempuan ini beriman kepada Yesus Kristus, ada sukacita, ada ketakutan, dan mereka juga beriman kepada para pemberitaan malaikat yang mengatakan Yesus sudah bangkit, “Lihat sendiri di kuburan ini tidak ada Yesus Kristus, sudah kosong. Lihat sendiri tempat pembaringan Yesus Kristus sudah tidak ada, Yesus Kristus udah bangkit dan pergilah,” kata malaikat tersebut, “Pergilah, sampaikanlah berita itu kepada Petrus dan para murid.” Dan perempuan itu langsung taat. Langsung taatnya juga dengan lari-lari ya. Bayangain ya, di pagi hari kan ketika mereka ke kubur Yesus ketemu malaikat, kaget, shock, sukacita, mereka nggak pikir lagi. Mereka cuma pikir, “Wah kita harus taat kepada perintah malaikat tersebut.” Mereka lari di pagi hari itu, mungkin orang melihat mereka itu lari-lari kenapa ya pagi hari, membawa minyak, membawa bunga, membawa rempah-rempah, tetapi mereka langsung melakukan yang diperintahkan malaikat, yaitu memberitahu Petrus dan juga para murid.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, dari zaman dulu sampai sekarang banyak sekali tantangan untuk bisa percaya Yesus Kristus itu bangkit, untuk bisa beriman bahwa Yesus itu bangkit. Fakta itu ada. Itu banyak sekali tantangan. Orang tidak percaya kepada Yesus bangkit dari kematian itu banyak. Orang yang tidak percaya Yesus bangkit banyak, orang yang percaya Yesus bangkit juga sebagai orang Kristen kita percaya. Nah beberapa alasan yang akhirnya membuat orang-orang tidak percaya bahwa Yesus bangkit adalah pertama karena mereka memang tidak percaya kepada kebangkitan tubuh. Boro-boro mikirin kebangkitan tubuh, kita nggak pernah lihat orang mati bangkit. Nah ini iman, untuk percaya kepada adanya kebangkitan tubuh saja itu perlu iman, apalagi percaya kepada Yesus yang bangkit, itu lebih-lebih lagi. Sulit ya untuk percaya ada kebangkitan Yesus Kristus.

Inilah kenapa di dalam masyarakat Yahudi itu ada kelompok-kelompok rohani, kelompok-kelompok agama Yudaisme, agama Yahudi, itu ada orang Farisi, ada orang Eseni dan juga ada orang Saduki. Orang Farisi itu adalah orang yang giat belajar, legalisme, yang berdasarkan peraturan-peraturan. Mereka semua ikuti peraturan untuk bisa selamat, untuk bisa berkenan di hadapan Tuhan mereka lakukan semua peraturan dengan ketat. Orang-orang yang belajar itu orang Farisi. Orang Eseni ini adalah orang-orang yang menjauh, ya, kaya orang yang di biara itu, meditasi, sering-sering berdoa. Yang satu sering belajar Firman Tuhan, yang satu sering berdoa. Ini cukup rohani ya meskipun semuanya harusnya dilakukan ya, Firman dan doa tersebut. Tetapi kelompok yang ketiga, orang Saduki ini adalah orang yang liberal. Mereka nggak peduli kebangkitan tubuh, nggak percaya ada malaikat-malaikat, nggak percaya. Bahkan mereka nggak percaya juga ada kehidupan kekekalan ya, mereka yang penting hidup hari ini. Itu orang-orang Saduki ya. Mereka tidak percaya kebangkitan tubuh. Alasannya apa? Sederhana, “karena bagi saya itu sesat,” sudah. Kata mereka itu sesat, itu tidak benar, “Kenapa kamu nggak percaya? Ini Alkitab katakan. Nggak mau, saya memang nggak mau percaya, kamu gimana? Kamu mau apa kalau saya tidak percaya.” Itu orang Saduki ya, liberal, bebas. Bagi mereka kebangkitan itu sesat, tidak usah dipercayai. Itu alasan pertama kenapa orang tidak percaya kebangkitan Yesus Kristus.

Alasan kedua Bapak, Ibu, Saudara sekalian, alasan kedua adalah banyak orang tidak percaya kebangkitan tubuh atau kebangkitan Yesus Kristus karena tidak pernah melihatnya. Ada istilah kan, “Seeing is believing,” melihat maka percaya. “Saya belum pernah lihat orang mati bangkit kok, semua orang mati itu mati, nggak pernah ada kebangkitan, maka saya nggak percaya Alkitab. Saya belum pernah melihat, Alkitab hanya cerita dongeng saja, hanya cerita tertulis tidak betul-betul terjadi.” Mereka ingin bukti yang ditentukan oleh mereka sendiri, yaitu berdasarkan mata mereka. Kalau lihat baru percaya, kalau rasakan baru percaya. Padahal tidak demikian, iman orang Kristen adalah faith seeking understanding, faith seeking experience. Kita beriman dulu, OK Tuhan kasih anugerah, iman, kita beriman pada Firman Tuhan, kita cari pengertian, cari akal budi, cari pengalaman. Saya lakukan ini terjadi apa dalam kehidupan saya, itu Firman Tuhan ya. Nah itu iman orang Kristen. Iman orang Kristen itu dimulai dari anugerah iman, kemudian bertumbuh dengan anugerah + usaha kita.

Yang ketiga kenapa orang tidak percaya kepada kebangkitan Yesus Kristus selain ada yang mengatakan seeing is believing yaitu adalah paham naturalisme. Paham naturalisme mengatakan bahwa, “Saya percaya kepada hal yang merupakan hukum alam saja, kebangkitan itu bukan hukum alam, kenapa saya harus percaya? Nggak ada kok, orang mati ya mati, nggak mungkin bangkit lagi.” Nah ini adalah paham orang-orang liberal, orang-orang scientist yang tidak percaya hal-hal yang supernatural. Ingat bahwa Allah itu supernatural, Allah itu bukan natural. Maka kita yang diciptakan oleh Allah juga, perlu percaya hal yang supernatural juga karena Allah itu supernatural bukan hanya sekedar natural saja. Mereka tidak percaya mujizat, mereka tidak percaya orang mati bisa bangkit padahal Alkitab menyatakannya, padahal kita sadar juga bahwa hidup kita bukan sekedar natural-natural saja tetapi ada hal yang supernatural.

Dan alasan yang ke-empat Saudara sekalian, kenapa orang itu tidak percaya Yesus bangkit karena politik hoax yang dilakukan oleh para imam kepala dan orang Farisi yang menyebarkan kabar burung bahwa murid Yesus sendiri yang mencurinya, “Nggak ada kan, hari ketiga kan, hari ketiga tidak ada kenapa? Karena para murid mencuri, menguburkannya ke tempat yang tidak diketahui atau menyimpannya dan mereka mengabarkan bahwa Yesus sudah bangkit.” Tetapi Imam kepala, orang Farisi yang tau fakta sebenarnya bahwa Yesus itu bangkit mereka buat politik hoax, mereka buat kabar burung. Mereka dengan kebijaksanaan mereka, mereka diskusi, mereka bertemu para serdadu, mereka menyuap para serdadu, “Sudah, katakan bahwa mayat Yesus dicuri.” Wah ini kan membuat isu palsu sehingga ada orang yang percaya bahwa betul mayat Yesus itu dicuri. Bahkan ada juga yang percaya, betul yang mati itu bukan Yesus tetapi Yudas. Itu karena apa? Karena isu-isu. Kita bisa aja cerita yang mati itu Petrus, yang mati itu Yohanes, yang curi itu serdadu, yang menyembunyikan itu para imam dan kepala. itu bisa lah ngomong kaya gitu, kita buat cerita sendiri. Tetapi Alkitab tidak demikian, dasar iman kita adalah Firman Tuhan, bukan omongan-omongan yang bisa direkayasa sendiri dengan kreatifitas kita. Yesus telah bangkit.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, terlalu banyak ya, terlalu banyak alasan yang membuat sulit percaya kebangkitan Kristus. Kita pun bisa tidak percaya meski pun kita orang Kristen sudah bertahun-tahun. Apa yang membuat kita bisa percaya Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Karena iman, karena Firman Tuhan. Kita beriman Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita beriman kepada Yesus itu karena anugerah. Tetapi bukan saja itu kita itu beriman juga kepada Alkitab. Itulah kenapa di dalam teologi Reform, wahyu khusus itu adalah 2 kan, Alkitab dan Yesus Kristus. Yang membuat kita percaya kepada Yesus Kristus adalah anugerah dari Tuhan sendiri. Dan yang membuat kita percaya kepada Alkitab seluruhnya adalah kebenaran, seluruhnya adalah Firman Tuhan adalah anugerah iman sendiri. Jadi untuk percaya kepada kebangkitan Kristus itu tidak bisa diusahakan oleh kita semua. Itu semua karena anugerah Tuhan. Bagaimana kita mengusahakannya? Bagaimana kita meresponi kebangkitan Kristus Yesus? Dengan memberitakannya. Tetapi apakah dengan pemberitaan pasti orang percaya? Tidak. Tetapi apakah karena orang tidak percaya akhirnya kita tidak mau memberitakan tentang kematian dan kebangkitan Kristus? Tidak juga. Karena Tuhan memerintahkannya kepada kita.

Alkitab dengan jelas mengajarkan kebangkitan terakhir bagi orang-orang yang percaya kepada Kristus dan tidak percaya kepada Kristus. Semua nanti, suatu hari nanti itu ada kebangkitan tubuh. Karena apa? Karena Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia dan mengalami kebangkitan yang pertama ya, tubuh kemuliaan. Makanya Dia dikatakan sebagai buah sulung, kebangkitan Yesus dinyatakan sebagai buah sulung karena semua orang akan memiliki tubuh kebangkitan yang kekal, baik orang-orang yang percaya kepada Kristus, maupun yang tidak percaya kepada Kristus itu ada kebangkitan tubuh. Bagi yang percaya kepada Kristus mereka akan mengalami sukacita besar, bagi yang tidak percaya kepada Yesus Kristus mereka akan mengalami dukacita terbesar, penderitaan yang besar.

Mari kita lihat Daniel 12:2 kita baca bersama-sama, saya akan bacakan untuk kita semua, “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.” Alkitab Perjanjian Lama menjelaskan tentang kebangkitan tubuh. Ini di dalam Daniel dikatakan “tidur” nah kematian juga ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, di dalam Alkitab menggunakan kata “mati” itu seperti “tidur” juga. Kalau tidur, berarti nanti bangun. Kebangkitan itu berarti bangun, seperti bangun dari tidur. Dan Alkitab menjelaskan bahwa semua orang yang sudah mati di dalam debu tanah, dia akan bangun, sebagian memperoleh hidup yang kekal, sebagian lagi mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Kita nggak akan bisa berdalih lagi. Apalagi kalau kita belajar soal predestinasi, kedaulatan Allah. Semua itu sudah ditentukan Tuhan kok. Siapa yang masuk Surga, siapa yang masuk Neraka, sudah ada semua di dalam ketetapan Tuhan. Kita nggak akan bisa katakan, orang yang masuk Neraka itu kasihan ya, Tuhan itu tidak adil. Nggak bisa. Siapa yang menentukan Surga dan Neraka, siapa yang memasukkan orang ke Surga dan Neraka? Tuhan sendiri. Inilah iman kita ya, iman yang percaya kepada Allah yang berdaulat.

Kita baca lagi 1 Tesalonika 4:13-18, kita baca bergantian, saya baca ayat 13, lalu Bapak, Ibu ayat selanjutnya, “Selanjutnya kami tidak mau, saudara -saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.” Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian, di sini kita bisa melihat bahwa mempercayai kebangkitan tubuh, mempercayai bahwa kita suatu hari nanti akan bertemu dengan Yesus setelah melewati kehidupan yang singkat ini di dunia, itu merupakan sebuah penghiburan. Penghiburan bagi kita semua. Itu bukan ketakutan. Kita itu adalah orang yang dihibur oleh Tuhan.

Kita meskipun menderita, banyak kesulitan di bumi ini, banyak ketidakadilan, banyak cercaan, kita suatu hari nanti akan bertemu dengan Yesus Kristus di Surga. Jadi kita bisa lihat bahwa ada kesinambungan antara tubuh duniawi saat ini yang mati, lalu tubuh kebangkitan yang akan diberikan kepada kita. Tetap, di Surga nanti kita bisa saling mengenal. Kita bisa ngobrol dengan tubuh kemuliaan. Tetap ada suka cita yang melampaui sukacita yang ada di Bumi. Jika kita merasakan ada sukacita yang terbesar yang pernah kita alami di Bumi ini, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, itu jauh lebih besar di Surga. Di Bumi, OK lah sebagai orang Kristen ketika ditanya, “Apa sih suka cita terbesarmu?” Kita akan jawab, “Percaya Yesus, diselamatkan, punya jaminan kekal di Surga.” Tetapi, waktu kita masuk Surga, sukacita terbesar yang kita alami itu akan menjadi sukacita yang lebih kecil dibandingkan ketika kita masuk ke Surga. Sukacita Surga itu jauh melampaui sukacita yang pernah kita alami di Bumi ini. Kita bisa bertemu dengan Yesus Kristus, kita bisa bertemu dengan Rasul Petrus, Paulus, Musa, Abraham, Adam, Hawa. Kita bisa bertemu dengan umat Tuhan yang percaya kepada Yesus Kristus.

Untuk bisa percaya pada kebangkitan Yesus Kristus itu hanya karena iman saja. Hanya karena iman yang dianugerahkan Tuhan, dan iman ini bisa diperoleh karena apa? Karena orang mendengar pemberitaan Injil. Jadi Bapak, Ibu, Saudara sekalian, iman itu setelah kasih karunia ya, Tetapi iman itu juga adalah setelah pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil diberitakan, Yesus mati dan bangkit, itu Tuhan bisa berikan anugerah iman kepada orang yang mendengarkannya. Tetapi anggap yah, anggap tidak ada orang yang mendengarkan, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, siapa yang memberitakan Injil tersebut? Ya sudah, kalau memang ada umat pilihan tetapi tidak pernah mendengarkan Injil, tidak pernah ada gereja, tidak pernah ada orangorang Kristen, apa susahnya sih, Tuhan mengutus malaikat untuk memberitakan Injil, Yesus sudah mati dan bangkit? Apa susahnya sih, Tuhan Yesus sendiri memberitakan Injil kepada Rasul Paulus di perjalanannya ke Damaskus sehingga Paulus buta 3 hari dan dia bisa melihat dan percaya kepada Yesus Kristus, menjadi Rasul. Pemberitaan Injil itu Tuhan mau pakai kita, itu anugerah ya. Maka kita mau terus memberitakan Injil. Tuhan bisa mengabarkan Injil, pakai malaikat. Malaikat juga banyak kok jumlahnya ya. Apa susahnya sih memberitakan Injil bagi Tuhan? Tidak. Tapi kalau kita mau dipakai Tuhan, kita berani, “Tuhan saya mau dipakai Tuhan, saya butuh melayani. Kenapa? Karena Yesus sudah mati, mengasihi saya dan Yesus sudah bangkit, saya mau memberitakan Injil.”

Dalam kisah kebangkitan ini dikatakan bahwa kejadiannya adalah setelah Sabat orang Yahudi. Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus, dan Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur Yesus dan meminyaki tubuh Yesus Kristus yang sudah menjadi mayat tersebut. Setelah hari Sabat selesai, kita lihat ya, para perempuan ini sudah bangun pagi-pagi untuk melakukan sesuatu hal yang bagi mereka itu penting, yaitu pergi ke kubur Yesus Kristus. Mereka membeli rempah-rempah dari kekurangan mereka. Perempuan pada waktu itu yang tidak bekerja punya apa sih Bapak, Ibu, Saudara sekalian, punya uang banyakkah? Jarang sekali perempuan pada waktu itu punya uang, punya tabungan. Jaman sekarang pun saya percaya ada perempuan-perempuan juga yang sedikit uangnya. Ya harus dicicil, harus dihemat luar biasa makan sehari-hari, mungkin sampai tidak makan, ada saja orang tersebut. Tetapi ketika dalam kekurangan, dia sengaja beli rempah-rempah, beli wangi-wangian, beli bunga, beli tanaman-tanaman yang memang untuk memperindah kubur Yesus yah, untuk membuat lebih lama tubuh Yesus tidak menjadi rusak, meminyaki Yesus Kristus. Ini adalah suatu teladan juga dari para saksi perempuan yang bangun pagi-pagi untuk melayani Tuhan.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ketika saya pikirkan, kapan ya saya itu bangun pagi-pagi? Kapan Bapak, Ibu, Saudara sekalian kita harus bangun pagi-pagi? Sebenarnya kita bisa lebih pagi, gitu ya, antara pagi-pagi itu berarti subuh ya dengan pagi juga, kapan ya? Biasanya kalau saya sekarang, akhirnya karena pelayanan Solo – Jogja itu, karena dari Solo ke Jogja, itu bangun pagi-pagi. Bangun jam 5 pagi atau setengah 5 pagi, siap-siap, saat teduh, terus kemudian mandi, jam 6 berangkat. Kurang lebih kaya gitu yah. Atau ada KKR Regional, maka bangun pagi-pagi. Kenapa bangun pagi-pagi? Karena harus, karena ada suatu hal penting yang harus kita lakukan. Bangun subuh-subuh, ini menunjukkan suatu keseriusan dan kerinduan para murid perempuan Yesus itu untuk bisa melayani kubur Yesus, melayani Yesus Kristus itu sendiri ya, melalui kubur Yesus Kristus. Ini sesuatu yang bagi mereka sangat penting, ambil kesempatan, rela bangun subuh hari, dan mereka membeli rempah-rempah, minyak. Nah ini adalah wujud rela berkorban di dalam pelayanan. Pelayanan itu rugi, secara materi rugi. Kalau pelayanan itu tidak rugi secara materi, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, itu namanya bukan pelayanan. Pasti ada ruginya.

Coba kita datang hari Minggu menggunakan biaya, menggunakan waktu kita, terus kita juga melayani, diri kita ya. Bagi kita yang tidak melayani itu kita sebenarnya sedang melayani diri kita. Ya supaya kita berlatih di dalam ibadah itu ada rugi kok. Kasih persembahan, rugi ya, kalau mau hitung-hitungan. Tetapi kalau dibandingkan dengan kasih karunia Tuhan, tidak ada ruginya juga. Sebenarnya kalau kita hitung-hitung ya, kebaikan Tuhan itu, terlalu banyak kebaikan Tuhan. Kita saja yang anggap kita wah sudah berkorban, rugi, habis uang ini dan itu, padahal kalau dibandingkan dengan kasih Tuhan, seluruh uang kita berikan kepada Tuhan juga tidak pernah bisa membalas kematian Yesus Kristus. Kalau kita mau kasih semua harta kekayaan, tanah kita, uang kepada Tuhan, tidak akan pernah bisa balas kematian Yesus Kristus. Kalau mau balas kematian Yesus Kristus juga, kita nggak bisa ya. Apa sih yang kita bisa lakukan? Kita bisa melayani pun karena anugerah Tuhan. Apa sih yang kita bisa lakukan? Nggak ada. Tapi kalau kita bisa melayani, bisa beribadah, itu karena anugerah Tuhan saja.

Di ayat ketiga, “Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?”” Disini, kalau kita melihat kisah kebangkitan yang dijelaskan oleh Markus, itu ada 3 tahap. Ini kaya drama saja ya, kalau mau buat drama Paskah sekolah minggu itu. Para perempuan itu ada di perjalanan menuju kubur Yesus Kristus. Mereka sudah beli rempah-rempah, sudah bawa bunga, sudah bawa minyak, dan di dalam perjalanan tersebut, sebelum mereka melihat kubur Yesus, mereka kebingungan. Bertanya satu dengan yang lain, “Siapa ya yang menggulingkan batu besar itu? Kita 3 perempuan, 4 perempuan, kita ini orang yang lemah, nggak bisa gulingkan. Batu besar itu perkiraan hanya bisa digulingkan oleh 3-4 orang lah, orang laki-laki yang besar mendorong batu besar itu.” Tapi mereka tidak putus asa ya, mereka beriman, “Yang penting saya mau dekat dengan Yesus Kristus. Yang saya bisa lakukan beli rempah-rempah. Yang saya bisa lakukan bangun pagi-pagi. Yang saya bisa lakukan, pergi ke kuburan. Saya nggak bisa gulingkan batu besar itu.”

Lalu tahap kedua adalah mereka mulai bisa melihat kubur Yesus Kristus dan mereka melihat kubur batu tersebut batunya sudah terguling. Mereka tidak tahu, kebingungan. Sesaat mereka berpikir bahwa, “Tuhan itu baik ya, menjawab doa kami. Kami datang tanpa persiapan bagaimana menggulingkan batu besar tersebut, tapi kami datang melihat bahwa kubur batu tersebut batunya sudah terguling. Ini jawaban doa Tuhan. Tuhan memang mau kami itu meminyaki tubuh Yesus Kristus.” Mungkin mereka berpikir demikian. Wah, Tuhan itu baik ya, batu sudah terguling. Ada apa ini? selain mereka kebingungan, jangan-jangan ada masalah dan lainlain. Tetapi mereka juga berpikir, berarti kita bisa masuk ke kubur Yesus Kristus.

Barulah tahap yang terakhir, Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian, para 3 perempuan ini masuk ke kubur Yesus Kristus. Masuk ke kubur Yesus Kristus di Markus 16:5-6, “Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut, tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: ”Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.”” Markus mengunakan kata seorang muda, ya seorang muda, bukan malaikat. Karena Markus ingin menjelaskan kepada orang-orang bukan Yahudi. Orang -orang bukan Yahudi kan nggak terlalu ngerti malaikat itu bagaimana. Orang Yahudi ngerti, Perjanjian Lama begitu banyak malaikat ya, kisah-kisah malaikat. Tetapi orang-orang bukan Yahudi, Markus menulis kepada mereka itu, ya udah seorang muda saja yang berjubah putih. Oh kaya gitu ya, ada seorang muda dan orang muda itu duduk di sebelah kanan kubur tersebut. Dan para perempuan itu kaget. Ini adalah malaikat Tuhan dan ini adalah unexpected situation, situasi yang tidak diekspektasi oleh para perempuan tersebut. Mereka maunya itu meminyaki tubuh Yesus yang sudah di kain kafan, kain putih tersebut. Diminyaki aja. Eh, begitu mau meminyaki, tidak ada tubuhnya, berarti mereka tidak ada kesempatan untuk meminyaki tubuh Yesus. Mereka ada kesempatan ke kuburan Yesus Kristus, betul, tetapi mereka tidak ada kesempatan untuk merawat atau meminyaki tubuh Yesus Kristus. Tetapi mereka mendapatkan kesempatan menjadi saksi yang pertama untuk memberitakan kebangkitan Yesus Kristus. Itulah kenapa mereka takut, karena situasi -situasi yang tidak diekspektasi, yang tidak diperkirakan, yang tidak diharapkan terjadi dalam kehidupan mereka, dan malaikat itu mengatakan, “Sudah jangan takut. Yesus dari Nazaret itu sudah bangkit.”

Di ayat ke-8, Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian, “Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.” Setelah para perempuan itu menangkap maksud dari malaikat. Saya yakin malaikat ini mengatakannya tidak cepat-cepat, “Jangan takut, kamu memang mencari Yesus dari Nazaret yang disalibkan itu. Yesus sudah bangkit. Dia tidak ada di sini. Lihat tempat pembaringan.” Nggak cepet-cepet gitu ya. Tapi pelan-pelan, karena para perempuan itu sedang takut. Maka malaikat itu pelan -pelan sekali, “Jangan takut. Kalian ke sini memang mencari Yesus Kristus dari Nazaret yang sudah disalibkan itu.” Terus tenang sejenak ya. “Yesus sudah bangkit. Lihatlah tempat pembaringan ini, tidak ada Yesus. Yesus tidak ada di sini.” Pelan-pelan nasehat dari malaikat pemberitaan itu sehingga para perempuan yang ketakutan itu bisa mulai mengerti, bisa menangkap pesan dari malaikat itu dengan baik-baik. Dan akhirnya mereka menjadi pekabar kebangkitan Yesus Kristus lagi. Mereka langsung lari dengan cepat untuk memberitakan kabar tersebut ke para Rasul, dan ke Petrus, dan kepada para murid. Yesus sudah bangkit dan malaikat tersebut juga mengatakan bahwa Yesus akan menjumpai para Rasul di Galilea. Ya para murid, para Rasul kan dari provinsi Galilea di atas kan ya. Setelah Yesus mati ya udah, mereka kaya tercerai berai ya, mereka pergi ke tempat masing-masing menjadi nelayan kembali dan lain-lain. Nah, Yesus akan menampakkan diri di Galilea. Yesus bangkit di Yudea ya, bangkit dari kuburan di provinsi Yudea, daerah Yerusalem, tapi Yesus menampakkan diri di Galilea kepada para murid.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kebangkitan Yesus dari kematian ini menunjukkan bahwa Yesus menang atas musuh, yaitu manusia yang terakhir, yaitu adalah maut. Dalam 1 Korintus 15:25-26 di situ dikatakan Yesus itu memegang pemerintahan Surga sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Tidak ada yang berani menjelaskan soal maut. Tidak ada yang berani dan bisa mengalahkan maut. Semua orang itu berpikir bahwa kita pasti mati suatu hari nanti. Kita nggak akan bisa menang, kita nggak akan bisa melewati maut. Meskipun kita pakai vitamin-vitamin, ramuan-ramuan, yang memperpanjang kehidupan kita, semua orang itu tahu bahwa suatu hari nanti kita akan mati. Itu adalah musuh yang terakhir yang harus kita hadapi. Tapi orang-orang yang di luar Kristus itu mengalami kematian karena hukuman dosa. Tetapi, Yesus yang menang atas maut mengubah definisi kematian bagi umat-Nya yaitu kematian kita bukanlah kematian karena dosa dan penghukuman Tuhan, melainkan kematian itu adalah karena menjadi pintu gerbang menuju hidup yang kekal.

Memang manusia itu bisa mati karena efek dosa ya tetapi setelah Yesus tebus dosa, kematian kita itu adalah kematian yang membawa kepada kehidupan yang kekal, bertemu dengan Yesus Kristus. Maut adalah musuh terakhir manusia. Banyak orang berpikir dan bingung, apa sih arti kematian? Apa sih yang terjadi ketika kita mati? Bagaimana saya mati? Itu tidak ada yang tahu semua. Kita seperti masuk ke dalam misteri dan kebingungan ketika kita bicara soal kematian. Kita tidak tahu soal kematian. Kapanpun orang bisa mati. Umur 20, umur 10, umur 40, umur 30, semua orang bisa mati dengan begitu saja. Ini misteri ya. Nah maut, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, maut ini bisa mengacu kepada kematian fisik, kematian rohani, maupun kematian yang kekal. Dan itu semua sudah dikalahkan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib dan dengan kebangkitan dari Yesus Kristus. Kematian fisik itu bukan lagi menjadi kematian karena kita menanggung dosa. Kematian rohani, kita sudah dihindarkan dari kematian rohani, kita memperoleh hidup yang kekal, kita bisa berelasi dengan Allah yang sejati, rohani kita dibangkitkan, dilahirbarukan dan kita juga sudah terhindar dari kematian yang kekal. Semua jenis kematian ini dikalahkan oleh Yesus Kristus melalui kebangkitan-Nya. Itulah kenapa, maut telah ditelan dalam kemenangan Yesus Kristus. Maut itu sudah ditelan, sudah dikalahkanlah. Sehingga barangsiapa percaya kepada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus tidak akan mengalami kematian fisik karena dosa, penghukuman akan dosa, tidak akan mengalami kematian rohani maupun tidak mengalami kematian yang kekal. Itulah kenapa, Yesus menjelaskan tujuan Yesus datang ke dunia ini adalah Aku memberikan kamu hidup, dan hidup yang berkelimpahan. Hidup yang berkelimpahan ini adalah hidup yang menelan maut, mengalahkan kuasa maut. Itulah hidup yang berkelimpahan di dalam Tuhan. Kubur Yesus kosong karena Yesus telah bangkit.

Setelah kita beriman kepada Yesus yang menang atas maut, Bapak,Ibu,dan Saudara sekalian,apa yang bisa kita lakukan? Setelah kita beriman kepada Yesus yang sudah bangkit ini. Yesus ketika menampakkan diri dengan tubuh kebangkitan, fokus Yesus hanyalah Kerajaan Allah. Mengajarkan Kerajaan Allah kepada para Rasul, dan juga mengajarkan para Rasul bahwa seluruh berita Injil ini sudah lengkap. “Tidak perlu lagi kamu berdiam diri, tetapi sekarang pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku,” ini adalah perintah kebangkitan. Bagaimana supaya kuasa kebangkitan Yesus, semangat kebangkitan Yesus Kristus kita alami? Yaitu dengan memikirkan Kerajaan Allah dan juga pergi memberitakan Injil. Pergi KKR Regional. Kita akan melihat kuasa kebangkitan Yesus Kristus.

Tiap tahun, program GRII, cabang-cabang mengikuti GRII Pusat. Ada saja, setiap tahun dalam 1 minggu itu cabang-cabang GRII pergi ke daerah-daerah pedalaman. Daerah pedalaman itu belum tentu orang-orang itu percaya kepada Kristus meskipun itu daerah orang-orang Kristen. Kita mau mengabarkan Injil ke sana, di situ kita melihat kuasa kebangkitan, di situ kita akan merasakan bahwa Yesus itu betul-betul menang atas maut. Bapak, Ibu, Saudara sekalian, coba kita lihat ya, selama puluhan tahun, banyak orang terlibat dalam KKR Regional, ada kejadian yang begitu mengerikan? Tersesat, tidak pulang lagi setelah KKR Regional, mati di KKR Regional? Kayaknya nggak ada ya. Mungkin ada ya yang meninggal, saya nggak tahu juga. Tapi Itu bukan hal yang menjadi sehari-hari terjadi, karena kita mau mengabarkan Injil. Justru orang yang tidak mengabarkan Injil, banyak yang meninggal. Banyak yang mengalami kematian rohani, bukan saja kematian secara fisik. Tuhan lindungi kita dalam pekabaran Injil. Tetapi orang-orang yang tawuran, orang-orang yang saling berkelahi, itu akhirnya banyak juga yang mati, padahal bukan karena memberitakan Injil.

Nah ini ya, kita bisa doakan juga, hari Jumat, di dalam minggu depan, hari Sabtu ada KKR kepada guru-guru, kepada siswa-siswa. Kalau kita mau melihat kuasa kebangkitan Yesus Kristus, kita ikut. OK lah kita hanya diam, tetapi, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, diam itu bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Bukan berarti kita tidak melayani Tuhan juga. Kalau ada yang ikut pelayanan rumah sakit ya, pelayanan rumah sakit, seminar yang beberapa bulan lalu itu, itu saya cukup bersyukur juga ya, cukup senang dengan konsep yang namanya Ministry of Presence. Kita nggak terlalu banyak ngomong ke pasien yang sedang sakit, tapi kita hadir saja. Hadir, mendengar, mungkin kita cuma, “Iya, iya,” gitu ya. Iya, ketawa,kalau ketawa gitu ya. Tapi kita ada di situ. Kita ada, kita hadir, kalau orang itu betul-betul mikir ya, bukan take it for granted, “Apa sih gereja kunjungi saya, kunjungi saya lagi sakit, ganggu saja.” Tapi kalau orangnya mikir, bersyukur, “Ini ada 2 orang loh ke rumah sakit mengunjungi saya. Siapa sih saya? Saya nggak kenal mereka.” Nah itu ya, kita bisa lihat kalau kita cuma diam saja, diam saja, nggak masalah. Tapi kita pertanyaannya adalah diam di mana? Kalau diam di dalam ibadah, itu bagus. Diam di KKR Regional itu bagus. Tapi kalau diamnya di pergaulan yang buruk, di tempat-tempat yang berbahaya, itu tidak baik.

Jadi, Bapak,Ibu, Saudara sekalian, kita bisa melakukan apa ketika kita melihat kuasa kebangkitan Yesus Kristus, kita belajar tekun terus untuk belajar Injil dan memberitakan Injil, belajar Firman Tuhan dan beritakan Firman Tuhan. Dengan terus-menerus melakukan kedua hal ini, kita akan belajar mengenal dan mengasihi Tuhan lebih banyak lagi. Caranya apa? Belajar Firman. Caranya apa? Belajar melakukan Firman Tuhan.

Terakhir, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, saya menutup khotbah ini dengan beberapa tugas kebangkitan, yaitu tadi saya sudah katakan bahwa fokus utama waktu Yesus dengan tubuh kebangkitan-Nya, Dia menasehati para murid, atau memerintahkan para murid yaitu untuk memberitakan tentang Injil kebangkitan Yesus Kristus atas maut. Kita lihat bahwa pemberitaan kemenangan Yesus atas maut ini memiliki 6 aspek. Pemberitaan Injil memiliki 6 aspek. Yang pertama, pemberitaan Injil itu kepada setiap orang, mau orang Kristen, mau orang Katolik, mau orang-orang non-Kristen, kita mau beritakan Injil. Itu untuk seluruh makhluk, seluruh suku, seluruh bahasa, dan bangsa, dan agama. Ini adalah perintah Tuhan. Itu aspek pertama.

Aspek kedua adalah pemberitaan Injil itu memulihkan ciptaan. Orang yang tadinya mati rohani, ketika dengar Injil, Roh Kudus bekerja, dia bangkit rohaninya, dia hidup, itu akan memulihkan kehidupannya. Bukan saja memulihkan kehidupannya menjadi lebih baik serupa dengan Yesus Kristus, dia pun bisa berpengaruh, karena dia adalah garam dan terang. Pemberitaan Injil itu sungguh powerful, memulihkan ciptaan. Orang yang berdosa bisa bertobat, orang yang tidak percaya menjadi percaya. Orang yang di luar komunitas orang Kristen, bisa masuk ke gereja, dan beribadah, dan melayani Tuhan.

Yang ketiga, pemberitaan Injil adalah kabar pengampunan sekaligus kabar penghukuman. Ini adalah pedang bermata dua. Allah menginginkan kita untuk percaya dan bertobat kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat supaya kamu selamat, supaya kita selamat. Dan sebaliknya, Allah tidak ingin kita itu tidak percaya kepada Kristus. Karena apa? Karena nanti akan dihukum, akan binasa. Aspek ke-4, pemberitaan Injil memperkuat iman. Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita tentu selektif terhadap pengkotbah KKR Regional, meski pun tidak selalu harus hamba Tuhan ya. Kita selektif terhadap penatalayan-penatalayan yang khusus. Kita selektif, tetapi untuk orang-orang yang mau ikut, tadi saya katakan, mau ikut di dalam pelayanan, Tuhan bisa menguatkan iman dia.

Waktu saya akhirnya memutuskan sekolah Teologi, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, itu umur 22 tahun. Mulai inginnya umur 20. Umur 20 itu kaya pengen belajar Firman, mau sekolah Teologi. Kemudian umur 22 langsung ambil formulir, cari 3 rekomendasi. 3 rekomendasi ini dari hamba Tuhan, dari teman pelayanan, dari guru pendidikan atau dosen. Waktu itu saya pikir, kok bisa ada ya semuanya ya, semua itu bisa tersedia. Dan saya ketika lihat umur 17, umur 18 tahun, ternyata saya suka diam dalam pelayanan. Saya suka ibadah di macam-macam gereja ya. Gereja saya dulu itu GKKK ya, “Gereja Keliling Keliling Kota.” Saya keliling-keliling saja ya, mau belajar Firman, belajar Firman, belajar Firman. Diam loh, nggak melayani. Lalu diajak oleh paman saya, “Yuk ikut pelayanan di satu gereja, aktif di situ, ada saudara -saudara Mama di sana.” OK. Diam juga, nggak ngapa-ngapain. Diam, ngikutin rapat, rapat majelis diam saja, ikut yah. Disuruh apa, ya udah, bisa dilakukan kalau bisa ya, sampai kaya suruh buat surat, buat surat saja sulit sekali waktu itu ya. Lakukan apa, buat acara, ya udah. Bayangin, umur segitu, nggak punya background apa coba buat brosur. Buat brosur tertentu, kemudian saya caranya gimana buat brosur? Saya minta teman saya buat brosur untuk saya, gitu ya. Saya diam, kebanyakan diam di dalam pelayanan. Tetapi ternyata itu mempersiapkan saya juga akhirnya terjun di dalam pelayanan. Karena apa? Pemberitaan Injil itu memperkuat iman kita.

Aspek ke-5 adalah pemberitaan Injil itu fokusnya adalah meninggikan Kristus Yesus. Ketika ada KKR Regional itu bicara soal siapa? Bicara soal Yesus Kristus. Ketika ada ibadah, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, pada hari ini kita bicara soal apa? Bukan bicara soal pengkhotbah, bukan bicara soal jemaat, tetapi sedang meninggikan Yesus Kristus. Itulah sebabnya kita tidak malu ya kalau ada kesempatan doa bersama di tempat umum, ya doa saja. Doa bersamanya ya dalam nama Tuhan Yesus seperti orang Kristen gitu ya. Jangan ketika di tempat lain kita jadi orang yang lain, bukan Kristen. Udah, normal saja. Yuk kita doa, doa. Dalam nama Tuhan Yesus, ngomong aja. Kadang-kadang saya pernah ragu juga ya, waktu kita merem doa itu jangan-jangan ada yang mencuri, gitu ya di tempat makan, jangan-jangan ada yang melihat kita, sampai berdoa itu buka mata, lihat-lihat. Tapi sudahlah, kita serahkan kepada Tuhanlah, kita lagi ngomong sama Tuhan kok. Supaya kita bisa fokus, hormat, kita tutup mata, berdoa seperti kita biasa berdoa.

Yang terakhir, pemberitaan Injil adalah menuntut ketaatan dan ada penyertaan Tuhan Yesus Kristus. Ayat terakhir yang kita baca, mari kita baca 1 Yoh 5:3 Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Pemberitaan injil itu menuntut kita taat dan ada penyertaan dari Yesus Kristus sendiri. Dan kita lihat, waktu kita mau taat kepada Tuhan, ada satu firman yang sangat mendorong kita untuk taat Firman Tuhan. 1 Yoh 5 :3 kita baca buka suara bersama-sama, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintahNya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.” Karena kasih Allah melampaui kesulitan yang kita hadapi. Mari Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita sungguh-sungguh beriman kepada kematian dan kebangkitan Kristus. Ketika kita sungguh-sunguh beriman kepada kematian Kristus, kita mau mati atas dosa-dosa kita. Ketika kita beriman kepada kebangkitan Yesus Kristus, kita mau bangkit, bangun, untuk melayani Tuhan. Apa pun pelayanannya, apa pun yang Tuhan sediakan untuk kita. Kita mau melayani Tuhan. Mari kita sama-sama berdoa.

Bapa kami yang di surga, pagi hari ini kami bersyukur Tuhan kami boleh datang kepada Engkau untuk bisa sungguh-sungguh belajar tentang Firman Tuhan dan memaknai kematian maupun kebangkitan dari Yesus Kristus. Terima kasih Tuhan, Engkau sudah mengaruniakan Yesus Kristus anak-Mu yang tunggal, untuk mati di atas kayu salib, bangkit pada hari yang ketiga, supaya barangsiapa yang percaya kepada Kristus tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Kiranya kami bisa meresponi dengan baik kebangkitan Yesus kristus, kami bisa diberikan kekuatan untuk memberitakan Injil, kami bisa menyerahkan diri kami dan mengatakan dalam hati kami, “Ini aku, utuslah aku, Tuhan.” Berkatilah setiap kami Tuhan, kiranya Roh Kudus senantiasa menyertai kami. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami yang hidup, kami sudah berdoa. Amin. (HS)

 

Transkrip Khotbah ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah.