Perjalanan Misi Paulus yang Kedua (2), 7 Agustus 2022

Kis. 16:1-12

Pdt. Dawis Waiman

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita membaca kitab Kisah Para Rasul, maka walaupun ini adalah 1 kitab dengan judul “Kisah Para Rasul” seperti itu, tetapi sebenarnya ini adalah 1 kitab yang mengisahkan bagaimana Roh Kudus bekerja di dalam gereja-Nya. Jadi, pada waktu kita membaca kitab Kisah Para Rasul, yang menjadi tokoh utama di dalam kisah ini, itu bukan para rasul, tetapi walaupun para rasul memiliki peran yang penting di dalam pelayanan itu, tetapi yang menjadi tokoh yang paling penting adalah Roh Kudus yang menyertai para rasul itu sehingga membuat pelayanan yang dilakukan oleh para rasul itu bisa berhasil di dalam dunia ini. Dan saya percaya, pada waktu kita berbicara tentang keberhasilan di dalam sebuah pekerjaan pelayanan yang dikerjakan, itu bukan sesuatu yang bisa dikerjakan oleh kita, diusahakan oleh kita, diperjuangkan oleh kita tanpa ada penyertaan Roh Kudus sama sekali. Tetapi di balik itu harus ada berkat Tuhan, penyertaan Tuhan, baru segala yang kita kerjakan di dalam pelayanan kita bisa dibuat berhasil.

Sebenarnya prinsip ini bukan hanya berbicara tetang pelayanan saja, tetapi ini adalah 1 prinsip yang juga berkaitan dengan pekerjaan kita, dengan studi kita, dengan segala sesuatu yang kita kerjakan di dalam kehidupan kita. Kita seringkali jatuh ke dalam satu pemikiran bahwa apa yang saya lakukan, keberhasilan saya yang saya kerjakan itu adalah karena saya orang pintar, karena saya orang yang pandai melihat kesempatan, karena saya adalah orang yang berjuang dengan keras, maka saya bisa mendapatkan segala yang saya nikmati pada hari ini. Tapi Saudara, pernah tidak kita berpikir yang memberi kita kesempatan itu siapa? Pernah tidak kita berpikir yang memberi kita kesehatan itu siapa? Pernah nggak kita berpikir yang membuat kita memiliki segala kemungkinan untuk bisa berhasil dan talenta yang kita miliki itu bersumber dari siapa? Semua itu adalah bersumber dari Tuhan. Dan ada 1 lagi yang kita perlu pikirkan adalah yang membuat aturan bekerja keras bisa mendapatkan upah dari hasil kerja keringat kita itu siapa? Dan itu semua adalah satu hukum yang Tuhan tetapkan di dalam anugerah umum-Nya di dalam dunia ini sehingga orangorang, bukan hanya orang yang percaya saja ketika bekerja dengan sungguh-sungguh, dia akan berhasil di dalam usahanya atau dia akan mendapatkan pemeliharaan dari hasil usahanya dengan kehidupan yang dia bisa nikmati di dalam dunia ini. Tetapi juga untuk orang-orang yang tidak percaya, kalau mereka bekerja dengan giat, mereka betulbetul mengusahakan segala karunia atau talenta yang Tuhan berikan kepada diri mereka maka mereka juga akan berhasil di dalam usaha mereka. Tapi semua itu karena ada Tuhan yang menjaga, Tuhan yang memelihara, dan Tuhan yang memimpin segala sesuatu yang dikerjakan itu.

Ada 1 hal yang kemarin di dalam PA saya ada bahas, yaitu dari Zakharia, dimana pada waktu Zakharia berbicara tentang kehidupan dari orang Israel, penghakiman dari Tuhan Allah yang Tuhan akan tegakkan, 1 janji pemulihan yang Tuhan akan berikan kepada orang-orang Israel, pembebasan yang akan diberikan oleh Tuhan kepada orang Israel. Apa yang membuat orang Israel bisa percaya atau umat Tuhan bisa percaya kalau apa yang Tuhan katakan itu adalah 1 kebenaran? Di dalam Zakharia itu dikatakan, yang berkata itu adalah Tuhan yang mencipta langit dan Bumi, yang meletakkan dasar langit dan Bumi ini, dan Tuhan yang mencipta roh yang ada pada setiap manusia. Jadi di situ Zakharia berkata apa yang membuat kita bisa mengerti bahwa kehidupan yang Tuhan janjikan, perkataan Tuhan, dan kita bisa menikmati hidup kita di dalam dunia ini dari hari demi hari karena Tuhan tidak pernah meninggalkan ciptaanNya. Tetapi Tuhan yang meletakkan dasar Bumi ini, yang meletakkan hukum-hukum yang ada di dalam dunia ini juga adalah Tuhan yang selalu intervensi di dalam dunia ini, di dalam kehidupan manusia dengan kuasa-Nya yang telah mencipta langit dan Bumi ini.

Lho, kok bisa simpulkan seperti itu? Di bagian di mana dikatakan bahwa Tuhan mencipta roh manusia, setiap roh manusia ketika sperma bertemu dengan ovum, Tuhan mencipta roh itu di dalam diri manusia. Berarti Tuhan tidak pernah meninggalkan ciptaan-Nya setelah Dia mencipta dunia ini dan mencipta manusia. Tetapi Tuhan terus ada di dalam dunia ini, turut intervensi, turut memimpin, turut menopang, turut memelihara apa yang menjadi ciptaan-Nya di dalam dunia ini. Itu yang membuat kita bisa hidup. Itu yang membuat kita bisa menikmati dunia ini. Itu yang membuat kita bisa mengerti kalau janji Tuhan adalah janji yang ya dan pasti. Jadi ada Tuhan di balik itu yang membuat segala sesuatu yang kita kerjakan itu berhasil.

Itu sebabnya saya mengatakan di awal tadi, pada waktu kita berbicara tentang keberhasilan di dalam sebuah pelayanan, keberhasilan itu bukan hanya ada Roh Kudus yang menyertainya, tetapi keberhasilan itu tidak boleh kita sempitkan hanya di dalam pelayanan saja tetapi di dalam segala sesuatu yang kita kerjakan di dalam dunia ini. Termasuk apa? Termasuk kita bisa hidup itu karena apa? “Karena saya rajin olahraga. Saya diet. Saya jaga kesehatan.” Iya, satu sisi ada bagian itu tentunya. Tetapi ada ayat Alkitab yang mengatakan, ”Tidak ada satu orang pun yang bisa menambah satu hasta pun ke jalan hidupnya kalau waktu Tuhan sudah tiba.” Berarti hidup mati manusia ada di dalam tangan siapa? Tangan siapa? Tuhan. Itu kebenaran dari Kitab Suci. Saya percaya, orang yang waktunya belum tiba maka kematian juga akan lari dari hidup dia. Tapi kalau waktunya tiba, dia mau lari bagaimanapun, dia nggak bisa lari daripada kematian. Tapi sayangnya seperti ini ya, pada waktu kita berbicara tentang hal yang baik dan hal yang buruk, antara hidup dan kecelakaan di dalam dunia ini, kadang-kadang ada orang Kristen yang punya konsep seperti ini, yang namanya kebaikan itu bersumber dari Tuhan yang namanya kejahatan itu bersumber dari iblis, yang namanya musibah itu bersumber dari iblis, yang namanya kematian itu bersumber dari iblis, yang namanya hidup itu bersumber dari Tuhan. Seolah-olah iblis itu memiliki suatu kuasa yang bisa menentang Tuhan, yang membuat Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa sehingga kita mengalami kecelakaan dan juga penderitaan, dan bahkan kematian di dalam hidup kita. Alkitab tidak pernah mengajarkan prinsip ini bagi kita. Alkitab mengajarkan kalau iblis bisa mengganggu kita, kalau iblis bisa menyulitkan kita, kalau iblis bisa membuat kehidupan kita ada dalam satu kesengsaraan itu karena Tuhan mengizinkan iblis untuk mencobai kita. Itu karena Tuhan ingin menggunakan iblis untuk satu tujuan lain yang jauh lebih penting daripada sekedar iblis ingin menjatuhkan kita dan membuat kita mengalami penderitaan dan kematian di dalam hidup ini.

Jadi tetap ada peran Tuhan dibalik dari semua hal yang terjadi di dalam kehidupan kita. Dan sebagai orang yang beriman, saya percaya salah satu aspek iman yang kita nyatakan dalam hidup kita bukan hanya “Saya percaya Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat saya secara pribadi, tetapi saya juga percaya Tuhan memegang saya, Tuhan memimpin saya apapun yang saya alami walapun saya tidak mengerti, Tuhan memimpin saya untuk sesuatu yang baik di hari depan yang membawa kemuliaan bagi nama Tuhan dan juga sesuatu yang baik dalam kehidupan saya atau kehidupan kita.” Itu adalah iman. Dan Tuhan sanggup untuk melepaskan kita atau tidak melepaskan kita dari keadaan yang kita takuti. Itu juga adalah iman. Saya percaya ini adalah 1 hal yang kita perlu gumulkan, kita perlu bertumbuh di dalamnya karena selalu menyatakan kegagalan dari orang percaya atau umat Allah adalah tidak percaya kalau Tuhan berkuasa dan Tuhan memelihara dan memberikan terbaik di dalam kehidupan mereka. Dan Tuhan harus berulang-ulang mendidik kita di dalam melewati hal-hal yang kita ragu dan membuat kita di dalam 1 kekhawatiran dan tidak ada 1 pijakan di dalam hidup kita.

Tuhan memelihara segala sesuatu. Itu yang membuat hal itu bisa ada. Tuhan menyertai segala sesuatu. Itu yang membuat hal itu bisa dikerjakan dan hal itu berhasil untuk dikerjakan di dalam hidup kita. Begitu juga di dalam kita melayani Tuhan di dalam pelayanan Tuhan. Kenapa saya bilang seperti itu? Kalau Saudara perhatikan, pada waktu Paulus pergi ke Listra di dalam ayat yang pertama, masa yang ada itu bukan berselang baru beberapa bulan Paulus dari Listra, lalu sekarang kembali lagi ke Listra. Tetapi masa yang berlangsung itu menurut William Barclay itu adalah kirakira 5 tahun sejak dia pertama kali menginjakkan kaki dia di Listra. Dan pada waktu dia menginjakkan kaki di Listra, ada hal-hal yang membuat dia harus pergi menyingkir dari Listra karena pada waktu dia melihat mulai ada perkembangan dari gereja, ternyata iblis tidak suka dan akibatnya terjadilah penganiayaan kepada Paulus yang membuat diri dia dikira sudah mati. Pada waktu itu, dia ditarik keluar dari kota, dia dirajam dengan batu sampai akhirnya dia terkapar di atas tanah atau di tengah jalan seperti itu dan ketika orang-orang melihat, dia sudah jatuh terkapar di situ, tidak bergerak sama sekali, mereka pergi meninggalkan Paulus karena mereka mengira Paulus sudah mati. Dan orang-orang Kristen pun mengira Paulus sudah mati. Mereka mengelilingi Paulus, tetapi pada waktu mereka mendekat, mungkin mereka sedang bersedih, mengamati apa yang terjadi dengan Paulus, tiba-tiba Paulus bangkit berdiri lalu dia pergi masuk ke dalam kota kembali. Satu semangat yang besar sekali untuk pekerjaan Tuhan. Tetapi Saudara, setelah peristiwa itu, Alkitab mencatat dia harus pergi meninggalkan Listra. Padahal gereja baru ditanam. Padahal gereja baru berkembang. Nah, pergi selama berapa lama? 5 tahun. Ada tidak orang yang datang kembali ke Listra untuk menjaga? Ada tidak orang-orang yang memiliki 1 pemahaman yang utuh atau yang banyak akan Injil Kristus yang ada di Listra yang bisa memaintain jemaat itu? Alkitab tidak menyatakan itu.

Tapi pada waktu Paulus kembali ke Listra 5 tahun kemudian, dia menemukan ada seorang anak muda yang bernama Timotius di Listra dan orang-orang Kristen di Listra sangat menghargai anak muda itu. Dan siapa anak muda ini? Seorang yang bukan dari generasi Paulus melayani orangorang Listra. Tetapi dia mengenal Kristus dari pelayanan mamanya ataupun pelayanan dari neneknya. Itu yang membuat dia akhirnya percaya. Walaupun ada yang mengatakan, “O..kemungkinan dia adalah seorang muda yang waktu masih kecil mungkin dia melihat Paulus dirajam begitu menderita untuk 1 kebenaran Injil yang ia kabarkan itu maka itu menyentuh hatinya, yang membuat dia percaya kepada Kristus lalu kemudian dia menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh commit, yang sungguh-sungguh ada di dalam satu kehidupan yang kudus di hadapan Tuhan.” Tetapi Saudara, pada waktu kita melihat peristiwa ini, pertanyaannya adalah, siapa yang membuat gereja itu berkembang? Di situ tidak ada 1 rasul pun yang ada, yang bersama-sama dengan mereka. Rasul Paulus, begitu baru bertumbuh dia sudah pergi meninggalkan 5 tahun. Tidak ada dicatat 1 rasul pun yang lain, baik itu Petrus, Yakobus, ataupun Yohanes yang pergi ke sana untuk memberitakan Injil atau mendidik orang-orang Kristen di sana. Juga nggak ada dicatat Barnabas pergi ke sana. Dan juga tidak ada dicatat orang-orang yang pernah mendampingi Paulus tinggal di sana untuk me-maintain jemaat di sana. Tapi jemaat bisa bertumbuh. Tapi jemaat bisa melahirkan anak yaitu orang-orang Kristen yang lain yang percaya kepada Kristus. Sebabnya apa? Saya percaya karena Roh Kudus yang menyertai dan memimpin mereka. Roh Kudus yang membuat pelayanan Paulus itu tidak menjadi sebuah pelayanan yang sia-sia atau gagal. Tetapi Roh Kudus yang membuat apa yang sudah ditanamkan itu bisa bertumbuh dan bahkan berbuah di dalam dunia ini. Itu sebabnya ada Timotius.

Nah, itu yang membuat saya tadi katakan kalau bukan Roh Kudus yang menggerakkan maka tidak ada satupun pelayanan yang kita kerjakan itu bisa berhasil. Dan ini membuat kita harus berpegang pada prinsip seperti ini, kalau kita ingin pelayanan berhasil, kita harus bergantung kepada siapa? Kepada Roh Kudus. Betul nggak? Betul ya. Cara bergantung kepada Roh Kudus bagaimana? Kemarin di dalam KTB penginjilan, kita ada pertemuan waktu itu Vik. Lukman yang membawakan renungan. Di situ kita membahas mengenai bagaimana seseorang itu diam di dalam Kristus. Tapi saya percaya orang yang diam di dalam Kristus itu sama dengan orang yang diam di dalam Roh Kudus atau mengikuti pimpinan Roh Kudus di dalam kehidupan dia. Dan bagaimana seseorang itu bisa hidup di dalam pimpinan Roh Kudus? Atau orang itu adalah seorang yang mengandalkan Roh Kudus di dalam kehidupan dia? Satu sisi kita bisa berkata itu adalah hal yang bersifat anugerah. Kasih karunia. Betul. Pemberian Tuhan. Itu betul. Sesuatu yang kita tidak bisa usahakan untuk membuat berhasil karena itu adalah tanggung jawab Tuhan. Itu betul. Tetapi kalau kita berbicara seperti itu, kita harus bersikap seperti apa sebagai orang Kristen? Pasif? Nggak pikirkan apa-apa karena itu adalah sesuatu yang bersumber dari Tuhan dan biarkan Tuhan yang bekerja karena kita sendiri juga tidak bisa mengira-ngira kapan Tuhan akan bekerja, kapan Tuhan akan melahirbarukan seseorang begitu? Karena Yohanes 3 berkata, “Seperti angin yang bertiup ke sana kemari, kita tidak pernah tahu dari mana arahnya datang,” maka itu membuat kita nggak usah pikirin karena itu pekerjaan Tuhan? Saya kira di dalam Kisah 2, di situ dikatakan point yang sangat jelas sekali bagaimana seseorang itu hidup di dalam pimpinan Roh Kudus bagi jemaat mula-mula. Mereka adalah orang yang mengutamakan Firman. Mereka tidak melarikan diri dari Firman Tuhan. Mereka memiliki rasa haus akan Firman Tuhan di dalam hidup mereka. Lapar akan Firman Tuhan. Mereka adalah orang yang berdoa kepada Tuhan. Mereka adalah orang yang tahu bahwa apa yang mereka kerjakan tidak mungkin ada kekuatan, keberhasilan kalau bukan Roh Tuhan yang memimpin mereka. Maka mereka berlutut dan berdoa meminta Tuhan untuk menyertai mereka. Saudara bisa lihat di dalam Kisah Rasul sebelumnya, pada waktu mereka mengalami penganiayaan, mengalami kesulitan, apa yang mereka lakukan? Seharusnya mereka mungkin mundur dan mungkin mereka kemudian menyalahkan Tuhan, ”Kenapa kami mengalami penderitaan seperti ini padahal kami mau mengerjakan pekerjaan Tuhan!” Tapi pada waktu itu dikatakan Petrus bersama dengan murid-murid yang lain berlutut berdoa kepada Tuhan, mengklaim Firman Tuhan, bukan mengklaim iman kita dan keinginan kita. Mengklaim Firman yang Tuhan katakan sebagai satu kebenaran, lalu di situ Roh Kudus memenuhi mereka, dan mereka keluar memberitakan Injil dengan begitu berani sekali walaupun mereka baru dianiaya atau baru mendapatkan 1 siksaan dari para pemimpin agama.

Doa memberi kekuatan di dalam hidup kita kalau doa kita seturut dengan Firman Tuhan. Hal yang lainnya adalah ada sakramen. Sakramen itu adalah sesuatu yang Tuhan berikan kepada gereja untuk menumbuhkan rohani kita kalau kita terima dan jalankan itu dengan iman. Kalau tidak, tidak ada gunanya sama sekali kecuali mendatangkan kutukan bagi diri kita. Yang keempat adalah, kita hidup di dalam sebuah persekutuan. Kemarin Vik. Lukman menggunakan istilah pelayanan. Kita melayani satu dengan yang lain. Kita berinteraksi orang satu dengan yang lain. Yang kelima adalah, kita hidup di dalam komunitas Kristen. Itu adalah sarana yang Tuhan berikan untuk kita bisa bertumbuh bersama. Itu adalah sarana yang membuat kita bisa hidup di dalam pimpinan Roh Kudus. Karena apa? Roh Kudus menggunakan 5 hal ini untuk membimbing kita, menuntun kita, menyertai kita, dan membuat berhasil apa yang kita kerjakan dan termasuk pertumbuhan rohani kita di dalam gereja Tuhan. Kalau Saudara ingin diberkati oleh Tuhan, jangan keluar dari 5 sarana yang Tuhan berikan ini. Saudara tidak akan bisa bertumbuh atau sulit sekali untuk mengalami pertumbuhan di dalam kehidupan rohani Saudara. Itu sebabnya sebagai gereja Tuhan, saya tidak putus-putusnya ya, tidak henti-hentinya mengingatkan belajar Firman, ikut PA, ikut doa. Itu menolong Saudara untuk bertumbuh. Tetapi ada pelayanan penginjilan yang Tuhan berikan di dalam gereja ini. Terlibat di dalam situ. Ada komunitas di dalam gereja ini. Kalau Saudara datang di dalam kebaktian Minggu merasa terlalu luas, saya tidak terlalu banyak mengenal orang, coba mulai sapa mereka. Tetapi kalau Saudara bisa lebih baik lagi, Saudara siapkan waktu masuk ke dalam 1 kelompok yang lebih kecil yang ada di dalam gereja ini, Saudara bisa mengenal secara lebih pribadi dan personal orang-orang yang melayani di dalam gereja ini. Dan di situ Saudara bisa bertumbuh. Kita ada KTB Bapak dan Ibu. Kita ada KTB pemuda, baik itu pengurus pemuda dan juga anggota pemuda. Kita ada itu. Kita ada kelompok penginjilan. Coba masuk ke dalam situ.

Hari ini, di pusat akan menandatangani MoU antara GRII dengan RS.Siloam. Saya sudah ngomong dengan pusat, di sini juga ada Siloam. Kira-kira kita bisa nggak terlibat dalam pelayanan kalau MoU itu sudah ditandatangani. Penatua pusat mengatakan MoU itu adalah untuk semua cabang GRII yang ada di seluruh Indonesia dengan semua RS. Siloam yang ada di kota-kota di Indonesia, khususnya yang ada GRII-nya di sana. Jadi, itu berarti ada kesempatan kita bisa melayani RS juga yang selama ini tertutup bagi kita. Itu yang menjadi hal yang kita sedang persiapkan karena ini adalah kehendak Tuhan. Ini adalah pekerjaan dari Tuhan di dalam dunia ini atau Roh Kudus di dalam dunia ini. Ini adalah sesuatu yang kalau kita kerjakan membuat Tuhan menyertai kita di dalam pelayanan kita di tengah-tengah dunia ini.

Jadi Kisah Rasul berbicara tentang apa? Tuhan yang bekerja. Tuhan yang menyertai. Tuhan yang membuat berhasil gereja untuk terus berkembang sampai ujung Bumi. Itu sebabnya kalau Saudara baca di dalam Kisah Rasul, setiap kali gereja mau berkembang, ada iblis yang menentang. Setiap kali gereja mulai besar, ada orang yang memecah dan berusaha untuk menghambat pertumbuhan itu. Pertanyaannya adalah, bisa tidak mereka menghambat perkembangan gereja? Kisah Rasul menyatakan tidak ada 1 kuasa pun di dalam dunia ini maupun di langit, pemerintah-pemerintah yang bisa menghambat perkembangan dari gereja Tuhan karena ada Roh Kudus yang menyertai perkembangan gereja itu. Nah, bagaimana Roh Kudus menyertai perkembangan gereja? 1 sisi kita ada tanggung jawab di dalam apa yang harus kita lakukan yang tadi saya katakan itu. Tapi di bagian ini, kita juga bisa melihat bagaimana Roh Kudus memimpin pelayanan dari Rasul Paulus untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus. Pertama adalah Dia membawa Paulus untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa menyertai diri dia di dalam pelayanan. Roh Kudus membawa Paulus bertemu dengan orang-orang yang dia bisa bekerja sama dengan dia, yang menguatkan dirinya untuk pergi melayani Tuhan. Saudara kalau bandingkan dengan Kisah Rasul pasal 15 kita menemukan dia baru berpisah dengan Barnabas. Dan Barnabas sangat mengutamakan Markus tapi kemudian Tuhan mempertemukan Paulus dengan Silas dan seorang anak muda lagi yang bukan Markus, tetapi dia adalah Timotius yang memiliki hati yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan untuk menyertai Paulus di dalam pelayanan dia. Itu sebabnya Saudara, saya percaya juga pada waktu kita melayani Tuhan, kita harus menyiapkan hati untuk mendoakan orang-orang muda yang ada di dalam gereja Tuhan untuk mereka bisa tergerak untuk mau melayani Tuhan dan menyertai di dalam pekerjaan Tuhan di tengah-tengah dunia ini. Karena ini adalah berbicara mengenai regenerasi dan hari depan daripada gereja Tuhan. Tapi Tuhan akan menemukan kita pasti dengan orang-orang untuk saling menguatkan, saling memberi penghiburan, saling membawa kita ada dalam sukacita dan saling mendorong kita untuk melayani dan mengerjakan pekerjaan Tuhan di dalam dunia ini. Itu hal pertama. Saya nggak akan bahas terlalu jauh karena kita sudah bahas dalam pertemuan kita minggu lalu. Tapi saya review sedikit.

Yang kedua adalah, Tuhan juga memberikan kepada kita hikmat untuk apa yang harus kita kerjakan ketika kita melayani. Nah, itu dikatakan pada waktu Paulus bertemu dengan Timotius, maka Paulus di situ kemudian memutuskan Timotius harus menyertai dia di dalam pelayanan, tetapi juga Timotius harus disunat. Kita sudah lihat kenapa Timotius diminta untuk disunat. Bukan karena Paulus plin-plan. Bukan karena Paulus kemudian berkompromi sehingga dia sekarang berubah pikiran yang semula ketika dia berbicara tentang Titus. Kalau Saudara baca di dalam surat Galatia, Titus tidak perlu disunat. Tapi sekarang dia sudah berubah pikirannya, dia memutuskan Timotius harus disunat. Bukan seperti itu. Tapi kenapa Timotius disunat karena berkaitan dengan latar belakang dari Timotius yang adalah seorang yang merupakan keturunan Yunani dan Yahudi. Jadi kalau dia memiliki suatu background Yahudi di dalam hidup dia, dia adalah orang yang bisa Tuhan pakai untuk menjangkau orang-orang Yahudi untuk percaya kepada Kristus. Makanya, untuk bisa menjangkau orang-orang Yahudi percaya kepada Kristus, maka dia harus disunatkan terlebih dahulu baru dia bisa berinteraksi dengan orang-orang Yahudi. Karena orang yahudi punya 1 hukum, setiap anak Yahudi harus disunat. Kalau hal yang paling mendasar saja dia tidak bisa lakukan, bagaimana dia bisa menjadi berkat bagi orang-orang Yahudi? Tapi dari sini saya juga melihat pada waktu kita sedang menggumulkan pelayanan kita mungkin Saudara boleh melihat latar belakang Saudara, background Saudara itu dibesarkan dari mana? Di mana engkau ditempatkan oleh Tuhan mungkin di situ Tuhan ingin memakai Saudara untuk sebuah pelayanan atau pekerjaan yang Tuhan kehendaki di dalam hidupmu. Jadi, pada waktu Tuhan menyertai kita atau Roh Kudus memimpin kita, Dia akan memimpin kita dengan satu hikmat untuk bisa melihat hal apa yang paling tepat untuk dikerjakan di dalam pelayanan yang kita lakukan. Siapa yang harus kita temui, kepada siapa yang harus kita ajak di dalam pelayanan itu, apa yang harus kita lakukan untuk bisa membuat pekerjaan Tuhan itu berhasil di dalam dunia ini. Itu semua adalah hikmat yang Roh Kudus akan berikan kepada diri kita.

Hal yang ketiga adalah pada waktu kita berbicara mengenai pekerjaan Roh Kudus itu adalah kalau Roh Kudus bekerja, Dia akan memampukan kita untuk memberi kekuatan kepada orang-orang Kristen yang lain atau murid-murid Kristen dan juga orang-orang yang baru percaya kepada Kristus. Memberi kemampuan kita untuk memberi kekuatan bagi mereka. Dan ini dikatakan di dalam ayat 4 dan ayat yang ke-5. Saudara bisa lihat Paulus dan Silas itu mengemban 1 tugas dari rasul-rasul yang ada di Yerusalem atau gereja yang di Yerusalem untuk memberitakan hasil sidang di dalam Kisah Rasul 15. Dan di sini dikatakan, dalam perjalanan keliling dari kota ke kota, Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang di ambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. Jadi, Paulus dipakai Roh Kudus bersama Silas untuk meneguhkan atau menguatkan iman daripada jemaat Tuhan. Nah Saudara, pada waktu kita berbicara menguatkan, meneguhkan iman, ini meliputi hal apa? Saya percaya paling tidak ada 2 hal yang menyertai tindakan kita untuk meneguhkan dan menguatkan iman dari saudara kita. Pertama adalah kita mempertahankan kebenaran yang menyatakan kalau Injil Kristus itu adalah 100% kasih karunia Tuhan yang kita terima melalui iman. Kenapa bilang begitu? Karena ketika Paulus pergi mengitari seluruh tempat yang pernah dia layani, maka dia membawa surat hasil sidang di Yerusalem yang menyatakan jangan membebankan murid-murid dengan suatu hukum Taurat yang kita sendiri tidak bisa tanggung beban itu. Jadi pada waktu mereka pergi mengitari seluruh tempat yang mereka pernah layani, berita apa yang mereka kabarkan? Bahwa kita bisa menjadi orang Kristen yang baik yang setia kepada Tuhan tanpa perlu menerima sunat, tanpa perlu menjalankan Taurat, tanpa perlu menjadi orang Yahudi terlebih dahulu di dalam kehidupan kita. Engkau ketika percaya kepada Kristus, engkau menerima Roh Kudus, dan itu adalah materai yang Tuhan berikan untuk menyatakan kita adalah milik daripada Kristus. Dan kita terima itu berdasarkan iman semata kepada Kristus karena tidak ada satu bagian pun yang kita bisa kerjakan untuk mengusahakan itu.

Saya percaya prinsip kasih karunia itu meliputi 2 hal. Kenapa harus kasih karunia? Pertama adalah karena kita memang tidak pernah mungkin bisa diterima oleh Tuhan berdasarkan kebaikan dan perbuatan yang kita lakukan di hadapan Tuhan. Siapa yang bisa hidup sempurna? Siapa yang bisa menjalankan seluruh tuntutan Taurat di dalam hidup dia? Maksud saya Taurat itu adalah 10 perintah Allah. Siapa yang bisa menjalankan semua tuntutan hukum Musa itu yaitu 10 perintah yang diberikan di Gunung Sinai di dalam hidup dia? Siapa yang bisa menjalankan hukum kasih secara sempurna di dalam hidup dia? Nggak ada kan. Bagi agama itu menyatakan manusia tidak sempurna. Bagi Kristen itu menyatakan manusia berdosa. Jadi pada waktu kita menjalankan sesuatu, baik orang Kristen ataupun bukan orang Kristen, 10 perintah yang Tuhan taruh di dalam hatinya, maka dia akan tahu 1 hal, “Saya tidak mungkin bisa menjadi orang yang tidak membenci orang. Saya tidak mungkin bisa menjadi orang yang hidup di dalam 1 kasih yang 100% sempurna kepada semua orang. Saya tidak bisa menjadi orang yang tidak membunuh orang. Saya tidak bisa menjadi orang yang tidak mencuri. Saya tidak bisa menjadi orang yang menghormati orang tua atau orang yang ada di atas saya. Saya tidak bisa menjadi seseorang yang sungguh-sungguh menghormati Tuhan dan mengutamakan Tuhan di dalam hidup saya. Saya tidak bisa menjadi seseorang yang baik di luar atau pun di dalam itu sama persis dan tidak ada 1 perbedaan atau gap yang memisahkan antara apa yang ada di luar yang kita tampilkan dengan apa yang di dalam hati kita.” Semua itu karena apa? Karena kita bukan hanya orang yang tidak sempurna, tetapi kita adalah orang yang berdosa yang sudah turut mewarisi dosa Adam dalam Taman Eden.

Jadi pada waktu kita berbicara, “Kenapa saya tidak bisa benar melalui perbuatan saya?” Karena kita sudah di dalam dosa dan tuntutan Tuhan adalah sempurna. Itu yang membuat kita nggak mungkin bisa memenuhi standart Tuhan. Tetapi Saudara, ada 1 hal lagi yang Saudara harus mengerti, kenapa keselamatan itu adalah kasih karunia? Sebabnya adalah karakter Tuhan kita itu adalah Tuhan yang berbelas kasih dan berkemurahan. Karakter Tuhan kita itu adalah Tuhan yang mengampuni dan memberikan 1 kebaikan atau kemurahan kepada orang-orang yang menentang diri dia. Itu yang membuat keselamatan itu adalah kasih karunia. Kalau andaikata Tuhan menuntut kita untuk melakukan kebaikan untuk bisa dibenarkan di hadapan Tuhan, Dia bukan Allah yang berkemurahan. Dia bukan Allah yang berbelas kasih. Tetapi Dia memberikan sesuatu yang berdasarkan upah yang kita layak terima di dalam hidup kita seperti ketika kita bekerja, kita berhak untuk menerima gaji setiap bulannya dari boss yang kita kerja kepadanya. Tapi kalau bicara tentang kemurahan itu berarti ketidaklayakan. Berbicara tentang kemurahan itu berarti sesuatu yang sebenarnya kita sama sekali tidak mampu usahakan di dalam hidup kita. Dan Tuhan adalah karakter-Nya seperti itu. Makanya pada waktu kita berbicara tentang iman, kenapa Paulus itu begitu ngotot sekali untuk mempertahankan Injil yang benar? Mengapa Paulus tidak mau kompromi sama sekali dengan orang-orang yang datang dari Yerusalem untuk mengaku dia adalah kelompok Yakobus, diutus oleh Yakobus yaitu saudara tiri Yesus Kristus untuk menyatakan bahwa pengajaran Paulus itu sesat karena Paulus mengajarkan hanya berdasarkan kasih karunia tetapi mereka mengatakan yang benar itu adalah “iman + perbuatan”, “iman + taurat”, “iman + sunat” karena Paulus tau yang benar adalah diri dia, yang salah itu adalah orang-orang Yahudi Kristen yang datang ke Yerusalem. Itu sebabnya Paulus bertahan. Kalau Saudara ingin menguatkan iman dari Saudara kita yang ada di dalam gereja, saya percaya hal pertama yang paling mendasar, yang paling penting sekali adalah Saudara harus mengingatkan mereka akan kasih karunia Kristus di dalam hidup mereka. Saudara harus membawa dan memastikan kalau mereka sungguh-sungguh memiliki iman kepada Kristus yang bukan berdasarkan perbuatan yang mereka lakukan.

Waktu saya interview dengan salah satu dari anggota katekisasi, bukan di sini ya, ada satu orang yang ngomong sama saya gini, pada waktu berbicara tentang keselamatan, “Pak, saya punya konsep keselamatan tetap berbeda dengan konsep Reformed punya keselamatan. Kalau Reformed berdasarkan kasih karunia, saya merasa bahwa, atau pilihan seperti itu saya masih belum bisa menerima sepenuhnya tentang pemilihan dan kasih karunia itu.” Saudara kalau ketemu orang kaya gini diluluskan nggak ya katekisasi? Padahal itu adalah hal yang paling mendasar sekali dalam iman Kristen. Tapi orang ini setiap kali ada pengajaran dia lari, setiap kali ada Firman, dia nggak pernah bisa duduk diam-diam mendengar, setiap kali ada kesempatan untuk ikut PA dia selalu ada kesibukan sendiri, pegang HP, baca yang lain, atau main game. Saudara, waktu saya tanya, yang membuat engkau diselamatkan itu apa? Dia jawab, “karena saya ingin percaya kepada Kristus.” Nggak salah sih ingin percaya, tetapi dia merasa yang membuat dia ingin itu adalah dari diri dia sendiri, kemauan diri dia sendiri, yang membuat orang ditolak adalah karena dia adalah orang yang menolak Tuhan. Itu satu sisi nggak salah, tetapi dia tidak bisa melihat keinginan dia itu adalah pemberian Roh Kudus di dalam hidup dia untuk datang dan percaya kepada Kristus. Dia merasa ada orang yang tetap baik di dalam dunia ini, ada orang yang ketika datang kepada Kristus bukan karena Kristus memilih diri dia terlebih dahulu tetapi dia yang mau memilih Yesus Kristus terlebih dahulu di dalam hidup dia. Seperti ini gimana? Itu yang ditolak oleh Paulus di dalam Galatia. Itu yang ditolak oleh Paulus di dalam Kisah Rasul pasal 15.

Tapi Saudara dari situ saya melihat kalau kita tidak suka dengan Firman dan tidak siapkan hati untuk tunduk dan mendengar Firman, kita selalu mengambil kesempatan lain untuk mengerjakan hal yang lain, kesempatan sama untuk mengerjakan hal yang lain pada waktu Firman diberitakan, Saudara tidak akan mengerti kebenaran. Ada satu kisah, kalau tidak salah dari George Whitefield, pada waktu dia khotbah, dia melihat ada salah satu jemaat yang hadir di dalam khotbahnya itu tidur. Kalau saya masih jaga ya, saya nggak tegur langsung, tapi George Whitefield pada waktu itu dia turun dari mimbar, dia stop khotbahnya, dia turun dari mimbar, dia samperin orang itu yang tidur, dia tepuk orang itu, orang itu kaget, dia bangun, lalu dia ngomong sama orang itu, “Kalau saya yang berbicara kepada engkau, kamu mau tidur itu nggak masalah. Tetapi yang sedang berbicara kepada engkau itu bukan saya, Tuhan yang berbicara kepada engkau. Kamu nggak boleh tidur!” Saya kira itu otoritas yang benar, itu adalah kebenaran. Saudara kalau main-main HP di dalam gereja pada waktu Firman Tuhan, Saudara nggak ngerti Tuhan sedang berbicara kepada engkau dan engkau tidak mengerti hormat kepada Tuhan. Kalau Saudara datang telat di dalam ibadah, Saudara nggak ngerti konsep ibadah itu apa. Kalau Saudara hidup di dalam dosa, Saudara tidak tau arti kasih karunia itu apa.

Saudara, saya lihat kadang-kadang ada orang yang ngomong, “Saya percaya Tuhan. Saya tau apa yang harus dilakukan sebagai orang Kristen. Saya tau tapi saya belum mau, saya masih suka hal-hal duniawi dalam hidup saya. Saya masih ndak bisa mengatur karakter atau kebiasaan saya. Saya masih nyaman dengan kebiasaan saya. Saya ndak mau lakukan apa yang menjadi kewajiban saya sebagai anak Tuhan.” Sebabnya kenapa? Cuma satu, ketika saya renungkan baik-baik, saya dapat kesimpulan orang ini tidak ngerti kasih karunia. Orang ini tidak mengerti iman kepada Kristus. Orang ini tidak mengerti makna dari kasih kepada Tuhan. Makanya kalau Saudara ingin orang Kristen bertumbuh di dalam imannya, orang Kristen hidup di dalam melayani Tuhan, orang Kristen hidup di dalam pengudusan, orang Kristen hidup di dalam satu kerelaan untuk berkorban bagi Tuhannya, yang Saudara perlu lakukan adalah kuatkan iman mereka dengan mengingatkan mereka kembali kepada hal yang paling mendasar, bahwa keselamatan itu adalah kasih karunia yang Tuhan berikan dan bukan berdasarkan perbuatan yang kita lakukan. Karena dari situlah Saudara sedang meletakkan satu fondasi untuk seseorang itu hidup seperti yang Tuhan kehendaki. Kalau nggak kita akan selalu merasa kita bisa bargain dengan Tuhan, kita bisa tawar menawar dengan Tuhan, kita bisa tarik ulur dengan Tuhan karena Tuhan tidak memiliki saya. Sedangkan konsep kasih karunia adalah Tuhan memiliki kita, Tuhan sudah membeli kita secara lunas, tuntas, nggak ada sisa, nggak ada uang yang masih harus dicicil untuk membayar kita. Kematian Dia di kayu salib dan ketika kita beriman kepada Dia itu adalah satu perjanjian mulai hari itu saya membeli engkau dan engkau adalah milik-Ku, dan itu berarti seluruh hidupmu totalitas, baik itu waktumu, pikiranmu, tenagamu, uangmu, hartamu, dan segala sesuatu yang engkau miliki itu adalah milik-Ku. Itu adalah orang yang ngerti kasih karunia. Dan Saudara, mungkin tidak dia hidup di dalam menentang Tuhan dan suam-suam kuku? Saya kira dia nggak akan lakukan itu.

Maka pada waktu kita dipimpin oleh Roh Kudus, aspek pertama adalah bagian yang ke-3, Saudara dibawa untuk menguatkan iman saudara seiman yang hadir di dalam gereja. Saudara sendiri dikuatkan berdasarkan iman itu, atau kasih karunia yang Tuhan berikan kepada diri kita di dalam diri Kristus. Terus terang, setiap peserta katekisasi, hal yang paling penting bagi saya adalah ketika membaptis mereka, itu bukan, “Oh jumlah jemaat bertambah.” Saya senang kalau gereja bisa penuh. Saya senang kalau banyak orang Kristen hadir. Bukankah itu adala sesuatu sukacita di dalam pelayanan? Tetapi Saudara, saya tidak akan senang kalau yang dibaptis itu adalah sekedar masuk untuk jadi anggota, masuk untuk bisa menerima perjamuan kudus, karena dianggap sudah dewasa, masuk karena hanya ingin menikah, ataupun masuk karena saya nggak punya gereja lain tetapi saya orang Kristen maka saya harus masuk ke dalam satu gereja tertentu. Tapi saya mau lihat, dan sukacita saya adalah kalau dia masuk karena dia mengerti iman dia adalah berdasarkan kasih karunia Kristus Yesus bagi diri dia. Itu yang sebabnya kenapa di dalam gereja ini atau gereja Reformed, kita selalu diingatkan akan dosa, kita selalu diingatkan akan penebusan Kristus di atas kayu salib, kita selalu diingatkan akan Injil yang didasarkan kepada kasih karunia yang diterima dengan iman yang bukan ada bagian dari perbuatan sama sekali di dalamnya. Itu yang pertama ya dari poin ketiga, meneguhkan di dalam iman dasar itu.

Tetapi ada aspek kedua, yaitu aspek kita juga harus belajar mengasihi. Nah aspek kedua ini didapat dari mana? Pada waktu Paulus membawa surat itu, surat yang dia bawa itu mengandung apa? Satu sisi iman berdasarkan kasih karunia, yang kedua apa? Boleh buka Kisah Rasul 15 kembali ya, Kisah Rasul 15:19-21, “Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.”” Saudara boleh bandingkan dengan Galatia 2:9-10, “Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.” Ini konteks yang sama ya, kita bicara Kisah Rasul 15 dan Galatia 2:9- 10 ini.

Jadi pada waktu Paulus pergi mengelilingi gereja-gereja yang lain, apa yang dia bawa? 2 pesan, 2 mandat. Pertama, harus teguhkan iman, Injil, kasih karunia. Yang kedua adalah mengasihi saudara seiman yang lain. Mengapa mengasihi? Bukankah di dalam Kisah 15 itu bicara kamu tidak boleh makan makanan binatang yang tercekik, atau darah atau sesuatu lain yang dicemarkan kepada berhala itu bicara tentang kasih? Karena jawabannya adalah di dalam poin ayat 21 pasal 15 dikatakan, “Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.” Artinya apa? Artinya adalah ketika orang Kristen mula-mula itu menjadi Kristen, mayoritas adalah orang Yahudi. Tetapi ada juga orang bukan Yahudi yang menjadi Kristen. Nah pada waktu mereka menjadi Kristen, mereka punya kehidupan seperti apa? Yaitu mereka tidak terlalu jauh dari kelompok orang Yahudi. Karena Injil bersumber dari Yahudi terlebih dahulu menuju kepada bukan Yahudi. Itu sebabnya di dalam gereja mula-mula, orang Kristen, baik itu adalah orang Kristen Yahudi ataupun orang Kristen bukan Yahudi, mereka tidak pernah bisa hidup 100% terlepas dari orang Yahudi. Termasuk Yahudi Kristen yang dari kecil dididik dan dibesarkan dengan hukum Taurat. Yang namanya babi itu najis, haram. Yang namanya makan darah itu adalah hal yang berdosa. Binatang yang sudah dipersembahkan kepada berhala itu tidak boleh disentuh atau dimakan. Mereka dari kecil dibesarkan seperti itu. Sekarang, ketika Saudara menjadi orang Kristen misalnya, Saudara bertemu dengan orang Yahudi yang dibesarkan seperti itu, Saudara duduk di depan dia, lalu Saudara makan babi. Lalu dia dalam hati berkata, “Haram. Haram.” Gimana? Saudara jadi batu sandungan! Makanya pada waktu saya bilang, bagaimana kita meneguhkan iman saudara kita? Poin kedua adalah kita harus menyatakan kasih kepada mereka. Dan kasih itu bersikap seperti apa? Bukan melakukan apa yang kita ingin lakukan, sesuka hati kita, walaupun kita tidak salah. Tetapi mungkin ada faktor, walaupun tidak salah, tapi karena kalau saya melakukan itu saya jadi batu sandungan bagi orang lain, saya lebih baik menanggung sendiri apa yang saya anggap benar dan menggigit lidah saya sendiri, mulut saya sendiri untuk saya tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Nah di dalam hal ini, saya kembali tekankan ya, Saudara harus mengerti apa itu yang harus dan apa itu yang boleh dikompromikan. Tidak semua itu harus, terutama kalau hal itu tidak melanggar hukum Tuhan. Kalau itu melanggar hukum Tuhan, hukumnya harus karena sama dengan dosa. Pada waktu kita menjadi orang Kristen, Tuhan memberikan kemerdekaan kepada kita untuk melakukan apapun. Tetapi kemerdekaan itu tidak membuat kita boleh melakukan dosa. Tetapi ada 1 prinsip yang ada di dalam Galatia 6:2 dikatakan ketika kita hidup di dalam Kristus, kita hidup di dalam hukum Kristus. Hukum Kristus itu adalah hukum yang ingin melihat orang lain dibenarkan, diselamatkan, kasih kepada Bapa, kasih kepada sesama, mengasihi sesama seperti diri sendiri, tetapi ditambah lagi seperti Kristus yang telah mati bagimu, engkau harus mengasihi sesamamu yang kau kasihi itu. Jadi ada faktor penyangkalan diri, ada faktor di mana kita lebih baik mau rugi daripada orang lain dirugikan. Itu adalah kasih. Kalau Saudara punya prinsip seperti ini, saya yakin sekali jemaat yang ada, saudara-saudara yang anda temui, itu akan dikuatkan. Dan kita jangan cari masalah-masalah hal yang ndak perlu untuk dipermasalahkan, karena itu bukan hal yang akan membangun satu keutuhan gereja dan juga iman daripada jemaat Tuhan. Jadi ada 2 hal yang dilakukan pada waktu Roh Kudus memimpin kita, Dia akan menguatkan iman kita atau memakai kita untuk meneguhkan iman dari saudara kita dengan cara kita mengingatkan akan Injil kasih karunia, dan yang kedua adalah dia akan membuat kita bisa mengasihi saudara kita yang lainnya.

Lalu hal yang ke-4 adalah pada waktu kita melihat pimpinan Roh Kudus, Roh Kudus akan membuka jalan bagi kita untuk bisa melayani Dia lebih daripada yang kita sudah kerjakan. Atau membuka peluang bagi kita untuk melayani Tuhan. Nah Saudara bisa lihat itu dari ayat yang ke-6 dan seterusnya, sampai di dalam akhir dari perikop ini, “Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ”Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!”” Jadi di situ Roh Kudus akan membuka jalan dan pimpinan-Nya untuk Paulus harus melayani siapa. Harus menuju ke mana. Tetapi pada waktu berbicara hal ini, Saudara harus catat satu hal yang penting sekali, siapa orang yang Tuhan akan pakai untuk melayani Dia? Dan siapa orang yang Tuhan akan bukakan jalan yang lebih besar, lebih jelas untuk bisa melayani Dia? Siapa? Orang yang sudah terlibat dalam pelayanan. Bukan orang yang duduk sebagai penonton, yang cuma tau datang ibadah-pulang, datang-ibadah-pulang. Tetapi mereka yang sudah terlibat di dalam pelayanan, itu yang akan dipakai oleh Tuhan.

Nah kenapa saya bilang seperti ini? Banyak sekali prinsipnya ya, di dalam bagian ini, kapan Paulus dibawa Tuhan untuk pergi ke Makedonia? Ditunjukkan, “Kamu harus pergi ke Makedonia!” Pada waktu dia menjalankan perjalanan misi Injilnya yang ke-2. Maka Tuhan bukakan peluang itu. Saudara boleh bandingkan juga, pada waktu Petrus melayani, kenapa dia akhirnya bisa menyimpang ke tempat Dorkas yang mati itu lalu membangkitkan Dorkas yang mati? Pada waktu dia melakukan perjalanan misi dia Tuhan membuka peluang itu bagi diri dia. Jadi kalau Saudara ingin terlibat di dalam pelayanan, satu sisi Saudara boleh berdoa, dan harus berdoa, “Tuhan kiranya mau pakai saya di mana?” Tetapi yang kedua ini Saudara harus jalankan juga, yaitu apa? Cemplungkan diri Saudara di dalam pelayanan, apapun itu. Atau kalau saya mau balik sedikit, sediakan diri Saudara atau relakan diri Saudara untuk mau dijoroki hamba Tuhanmu di dalam pelayanan. Maksudnya jorok itu bukan jorok tapi didorong ya. Ada satu orang yang ngomong, “Pak Dawis, semoga pak Dawis hidup lebih menyenangkan dan persahabatan dengan pak Dawis itu menyenangkan.” Terus saya bilang, “Termasuk tugas yang diberikan oleh saya juga menyenangkan ya.” Dia ketawa aja. Saudara, kita kalau ingin dipakai oleh Tuhan, jangan berpangku tangan. Mulai terlibat di dalam pelayanan, apapun itu. “Tapi saya nggak tau Tuhan panggil saya ke sini atau nggak.” Betul, tetapi Saudara harus tau, pertama Tuhan akan memakai orang yang sudah terlibat bukan yang belum terlibat. Bahkan Paulus sendiri, kenapa Tuhan pakai untuk menjadi salah satu rasul-Nya? Ini agak extreme sedikit penafsirannya ya, tapi saya ngomong ini untuk menyatakan bahwa dia juga ada di dalam pelayanan, yaitu pada waktu dia mengira diri dia sedang melayani diri Tuhan. Dia sedang mengerjakan misi Tuhan ke Damaskus, dia sedang berusaha menegakkan kebenaran yang dia sedang percaya sebagai kebenaran berdasarkan Taurat Musa, di situ Tuhan memanggil dia sebagai hamba Tuhan atau rasul Paulus.

Saudara harus masuk dalam pelayanan. “Tapi saya nggak tau ini beban saya atau tidak! Saya kayanya nggak beban di sini.” Nggak apa-apa, kerjakan saja dulu. Nanti di dalam perjalanan itu Saudara akan tau Tuhan memimpin ke mana. Pertama adalah kalau Saudara tidak ada di situ, Tuhan akan bukakan jalan yang lain yang membuat Saudara memahami kalau Saudara harus kerjakan tugas ini atau pelayanan ini secara spesifik. Karena pada waktu Tuhan memimpin kita di dalam sebuah pelayanan, penyingkapan Tuhan akan kehendak Dia untuk kita lakukan itu bersifat progresif, bukan dari awal saya melayani Tuhan sudah bukakan semua yang saya harus lakukan. Paulus memang dibukakan, “Kamu akan menjadi rasul-Ku, menjadi saksi bagi bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi, engkau akan mengalami penderitaan-penderitaan yang Aku alami.” Dia dikasih tau seperti itu, tetapi dia tau nggak kalau dia harus pergi ke seluruh dunia? Dia tau mungkin itu, tapi dia tau nggak dia harus pergi ke Troas dulu sebelum ke Efesus? Atau ke Troas, habis dari Troas dia harus ke Makedonia terlebih dahulu, lalu pergi ke Efesus. Dia nggak tau, sampai kapan? Sampai ketika dia masuk di dalam ladang pelayanan, ternyata Roh Kudus memimpin dia untuk tidak pergi ke Frigea, lalu Roh Kudus tidak memimpin dia ke perjalanan misi dia, atau Bitinia. Dan dia harus pergi ke Troas terlebih dahulu, jemput Lukas, baru bersama dengan Lukas pergi ke Makedonia dan ke seluruh wilayah yang lain. Sifatnya adalah progresif, Tuhan membukakan itu.

Jadi Saudara, pada waktu Saudara ingin berbagian di dalam pekerjaan Tuhan, jangan sungkan-sungkan menceburkan diri ke dalamnya, lakukan itu, relakan diri untuk melayani Tuhan, apapun kesempatannya, sambil Saudara doakan, lihat bagaimana Tuhan pimpin Saudara di dalam pelayanan dan Saudara pasti dapatkan satu hal, Saudara dipanggil ke arah mana secara spesifik untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. Dan kadang kala, cara pimpinan Tuhan itu dengan prinsip adalah menutup pintu untuk membawa kita ke pintu yang terbuka. Jadi pada waktu kita melihat pimpinan Roh Kudus dalam hidup kita, kita jangan berpikir, “Oh, kalau Roh Kudus pimpin, pintu pasti terbuka. Maka itu berarti panggilan saya ke situ.” OK, satu sisi seperti itu, benar. Tetapi Saudara juga jangan terlalu cepat putus asa. Ketika Saudara melakukan satu hal, pintunya ditutup, lalu Saudara ngomong, “Udahlah, Tuhan nggak mau saya melayani. Saya mundur saja deh.” Salah ya, kalau yang satu tutup, kemungkinan yang lain apa? Kerjakan dong! Coba lakukan. Kalau tutup lagi, coba ada peluang apa lagi? Kerjakan. Kalau Saudara akhirnya sampai pada satu titik, tidak ada hambatan lagi yang dialami, mungkin Tuhan pimpin Saudara untuk mengerjakan itu. Seperti yang Paulus alami, dia pergi ke Frigia, dan tanah Galatia, tetapi Saudara mencegah mereka untuk menginjili di Asia. Asia itu bukan Asia China ataupun Jepang, tetapi itu adalah Asia Minor, daerah Efesus dan Galatia. Roh Kudus cegah mereka. Tetapi akhirnya mereka berhenti tidak? Kembali ke Anthiokia tidak? Nggak! Mereka pergi ke Misia. Tapi Roh Kudus juga cegah mereka di Misia. Kemudian mereka pergi ke Troas, di situ mereka bertemu dengan Lukas yang saya ngomong di dalam pertemuan yang minggu lalu. Kenapa dia harus jemput Lukas di Troas? Karena Lukas mejadi seorang yang kemudian menulis Injil Lukas, Kisah para Rasul, dan dia mulai hari itu menyertai Paulus keliling dunia. Dan dia harus menyertai Paulus keliling dunia. Baru dari situ ke Makedonia. Jadi Saudara, Tuhan akan buka itu di dalam perjalanan. Tuhan akan pimpin Saudara, bahkan bukan hanya dengan jalan yang lempeng, lempeng lurus saja, tetapi Tuhan ingin pimpin Saudara dengan jalan tutup pintu, tutup pintu, Saudara menemukan jalan yang terbuka. Kapan Saudara harus stop dan kapan Saudara harus terus maju, tentunya itu adalah pergumulan Saudara dengan Tuhan. kepekaan Saudara di dalam berelasi dengan Tuhan akan pimpin ke arah situ. Saya tidak bisa mengatakan itu, ataupun orang lain ndak bisa mengatakan itu kepada Saudara. Tapi mungkin bisa beri sedikit petunjuk, cuma yang jalankan Saudara harus gumulkan di hadapan Tuhan.

Lalu hal yang berkaitan dengan peluang ini juga. Pada waktu Tuhan membuka jalan itu kepada Saudara, satu hal yang saya tekan, wanti-wanti, tekan kepada Saudara, jangan tunda! Saudara bisa lihat di dalam ayat 9, pada waktu Paulus di malam hari mendapat penglihatan itu, seseoarng memanggil dia dari Makedonia, lalu Saudara bisa lihat di dalam ayat yang ke-10, “Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.” Segera lakukan itu! Saya kasih kesaksian sedikit ya, saya nggak terlibat di situ, tetapi kami punya satu teman yang dekat, seperti saudara sendiri, dan kemarin dia telpon istri saya, mereka baru pergi KKR ke daerah Talaud. Dan untuk pergi ke daerah Talaud itu mereka harus naik pesawat ke Menado dan juga kemudian naik kapal ya ke Talaud. Saudara, pada waktu mereka mau berangkat di hari yang sudah ditentukan untuk bisa tiba di Talaud dengan tepat waktu, tiba-tiba pesawat mereka di cancel semua. Nah Saudara kalau yang jadi orang yang masuk di dalam rombongan itu pergi nggak? Hari H lho, atau 1 hari sebelumnya mungkin, di cancel semua. Tiket sudah bayar semua. Akhirnya, mereka kemudian memutuskan, hari yang sama harus beli tiket yang lain ke Manado. Lalu ketika tiba di Manado mereka harus naik kapal 15 jam pergi ke Talaud untuk memberitakan KKR Regional di situ. Saudara, kadang ada hambatan, waktu kita mengalami hambatan itu Saudara harus peka, “Saya harus stop, kehendak Tuhan. atau saya harus terus maju.” Itu Saudara harus betul-betul punya kepekaan di dalam melihat pimpinan Roh Kudus di dalam hiudpmu. Karena di dalam 1 Tesalonika 2:18, ada kalanya yang meminta kita untuk stop itu bukan dari Tuhan tapi dari iblis. Tapi pada waktu itu, kita harus stop atau tidak. Dan kapan kita harus lanjut. Saudara harus gumulkan itu. Di dalam bagian ini, setelah mereka gumulkan itu, mereka langsung jalankan. Mereka tidak tunda apa yang Tuhan panggil dalam hidup mereka. Saya percaya ini adalah satu sikap hati dari orangorang yang takut akan Tuhan. Saudara boleh lihat dari Perjanjian Lama sampai ke dalam Perjanjian Baru, setiap orang yang mendapatkan panggilan Tuhan, pasti langsung jalankan. Tetapi mereka yang agak kurang takut akan Tuhan, mereka menunda-nunda tugas yang Tuhan berikan untuk mereka lakukan itu.

Lalu yang terakhir, pada waktu Roh Kudus memimpin Saudara, maka Dia akan membuat Saudara memiliki kesempatan untuk menolong orang lain. Tetapi pada waktu Saudara berbicara Roh Kudus memimpin Saudara untuk menolong orang lain, sikap pertolongan seperti apa yang Saudara harus berikan kepada mereka yang paling penting? Kadang-kadang di dalam gereja hari ini kita menolong orang betul, tetapi menolong dari aspek materi. Lalu ketika kita menjalankan pertolongan aspek materi itu kepada orang lain yang membutuhkan, maka mereka merasa mereka sudah menjalankan misi yang Tuhan kehendaki untuk mereka jalankan. Saya nggak ngomong bahwa gereja tidak boleh menolong orang lain di dalam aspek materi. Harus! Karena Paulus menunjukkan ada pelayanan kasih di situ. Dan kasihnya itu dia lakukan dengan membawa uang dari daerah-daerah yang dia layani menuju ke Yerusalem untuk bisa menolong Yahudi Kristen yang ada di situ. Jadi dia juga perhatikan materi dari orang-orang Kristen. Tetapi Saudara, pada waktu kita berbicara mengenai pertolongan yang paling penting itu, maka pertolongan yang paling penting itu adalah bukan materi, tetapi Injil Kristus. Itu yang paling penting. Kalau Saudara ingin menyelamatkan atau menolong orang lain dan Saudara punya jiwa yang ingin sekali orang lain ditolong, Saudara harus ngerti 1 hal, hal yang paling penting di dalam menolong orang itu adalah bukan keluar dari kesulitan material, tetapi keluar daripada hukuman kekal yang mereka pantas terima. Itu pertolongan yang kita bisa berikan. Itu adalah panggilan yang Tuhan kehendaki untuk semua orang Kristen lakukan di dalam hidup mereka.

Suka menolong orang? Saya kira prinsip kasih itu adalah menolong orang. Tetapi menolong untuk orang itu mengerti kebenaran Injil Kristus, itu jauh lebih utama. Dan itulah tujuannya kenapa kita tetap ada di dalam dunia ini. Itulah tujuannya kenapa Tuhan tidak memanggil kita untuk bertemu dengan Dia pada waktu kita percaya kepada Kristus. Bukan karena saya masih muda, maka saya ada di dalam dunia ini. Bukan karena hari depan saya masih panjang, maka saya ada di dalam dunia ini. Bukan karena anak-anak saya masih kecil yang harus besarkan, makanya saya ada di dalam dunia ini. Bukan karena ada hal -hal yang belum saya nikmati, makanya saya ada di dalam dunia ini. Tetapi Saudara harus melihat, saya ada di dalam dunia ini karena Tuhan ingin kita menjawab teriakan orang-orang yang meminta tolong kepada diri kita, yaitu ingin mendengarkan Injil Kristus. Itu yang lebih utama. Dan itu adalah hal yang paling utama. Kiranya Tuhan boleh berkati kita, dan melalui Firman ini kita boleh dipersiapkan hati untuk menerima perjamuan Kudus. Karena waktu kita berbicara mengenai perjamuan kudus, itu adalah satu ingatan kembali akan kasih Kristus bagi diri kita yang telah mati di atas kayu salib dengan menghancurkan diri-Nya sendiri supaya kita bisa mendapatkan segala berkat rohani yang Tuhan sediakan bagi diri kita, khususnya berkat keselamatan yang ada di dalam Kristus Yesus dan damai bersama dengan Allah Bapa yang suci.

 

Transkrip Khotbah ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah.