Pendahuluan
Ada seorang Kristen yang bekerja dalam bidang finance di Indonesia dan perusahaan tempat dia bekerja terdapat banyak orang yang melakukan penipuan. Karena dia bekerja dalam bidang finance, secara langsung dia juga terlibat dalam penipuan tersebut. Lalu salah satu temannya yang juga Kristen bertanya apakah dia bergumul karena penipuan tersebut? Lalu orang itu menjawab, “Di Indonesia tidak ada satu PT pun yang tidak menipu. Kalau kita tidak ikut terlibat dalam penipuan tersebut, bisa saja kita berhenti, tetapi masuk PT mana pun akan tetap sama tuntutannya, yaitu membantu memalsukan sejumlah data.” Apakah memang benar keadaan di dalam dunia pekerjaan separah ini? Lalu masih bisakah kita sebagai orang Kristen bekerja dengan benar dan memberikan contoh yang seharusnya kepada dunia?
Jawaban dari masalah di atas memang tidak mudah, namun dalam hidup kekristenan, hidup suci dan benar bukanlah hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Hanya saja kita sering berkompromi dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kekristenan dan lama kelamaan menjadikan suatu kebiasaan yang menjurus kepada hal yang tidak legal dan sulit untuk ditinggalkan. Karena itulah etika kerja Kristen sangat memegang peranan penting di dalam dunia pekerjaan. Kita sebagai orang Kristen haruslah berdiri teguh sebagai teladan untuk meluruskan prinsip-prinsip Alkitab yang sudah banyak dilanggar, karena dalam bekerja kita bukan hanya bertanggung jawab pada atasan saja, tetapi kita juga bertanggung jawab kepada Tuhan.
Etika Kerja Kristen
Jadi apakah itu etika kerja Kristen? Etika pada umumnya diartikan sebagai ilmu atau pelajaran tentang moral yang menjelaskan sikap yang baik atau benar. Jadi etika kerja Kristen bisa kita simpulkan sebagai apa yang benar atau baik untuk dilakukan dalam dunia pekerjaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab dan nilai-nilai kekristenan. Lalu mengapa etika kerja Kristen begitu penting dalam dunia pekerjaan? Kita sebagai orang Kristen harus dapat melihat bahwa Alkitab mengandung nilai-nilai etika yang tertinggi dalam kehidupan, karena Alkitab diwahyukan oleh Tuhan sendiri (Sola Scriptura). Karena itulah kita harus selalu berpegang kepada Firman Tuhan sebagai pedoman hidup kita dalam segala aspek, khususnya dalam dunia pekerjaan. Bukanlah suatu hal yang mudah mengaitkan prinsip-prinsip Alkitab dengan etika kerja, apalagi mengaplikasikannya ke dalam dunia pekerjan sehari-hari. Karena itulah sangat penting bagi kita untuk menggali prinsip-prinsip bekerja dalam Alkitab. Prinsip-prinsip dasar etika kerja Kristen adalah sebagai berikut:
1.Takut akan Tuhan
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” (Amsal 1:7)
Dengan rasa takut akan Tuhan kita tidak akan berani untuk melanggar perintah dan prinsip dalam Alkitab. Kita akan lebih takut terhadap perintah Tuhan daripada perintah pimpinan atau atasan kita. Sehingga ketika pimpinan kita menghendaki kita untuk melakukan hal-hal yang tidak jujur, kita dapat menolak permintaannya. Kita pasti juga tidak akan melakukan hal—hal yang tidak jujur di dalam pekerjaan yang kita lakukan.
2.Percaya akan pemeliharaan Tuhan
‘Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:33-34)
Kita seringkali takut akan kehilangan pekerjaan, tetapi selama kita tetap berpegang teguh pada prinsip Alkitab, terus setia, dan percaya kepada Tuhan, maka Tuhan telah berjanji untuk menjaga, memelihara, dan memberkati kita. Walaupun kita kehilangan pekerjaan, pastilah itu adalah untuk kebaikan kita dan kita harus percaya bahwa Tuhan pasti mencukupi segala sesuatunya. Tuhan akan memimpin dalam masa-masa pergumulan kita mencari pekerjaan berikutnya, asalkan kita setia dan taat pada perintah-Nya.
3.Selalu berbahagia dan bersukacita
“Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.” (I Petrus 1:6)
Karena kita adalah orang Kristen yang telah diselamatkan, maka kita harus dapat melihat bahwa keselamatan yang kita miliki adalah jauh lebih berharga daripada kesuksesan dan kekayaan duniawi. Karena itulah kita harus terus berbahagia dan bersukacita dalam segala hal, walaupun saat kita sedang dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Inilah yang membedakan antara orang Kristen dan orang bukan Kristen dalam dunia pekerjaan. Hal ini merupakan ciri khas orang yang sudah diselamatkan. Hal ini akan secara otomatis mempengaruhi sikap kita di dalam pekerjaan, di mana hati bahagia dan tenang akan menghasilkan hasil yang baik. Jika kita terus menerus berada di dalam keluh dan kesah, maka kita tanpa sadar akan berada dalam stress dan akan membawa hasil yang kurang baik.
4.Bersedia untuk menderita, bekerja sesuai peraturan, dan bekerja keras
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya. Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.” (II Timotius 2:3-7)
Seringkali kita merasa dirugikan dalam pekerjaan. Di Singapura terutama dalam hal jam kerja dan gaji. Hal ini membuat kita merasa menderita dan tertekan dalam bekerja. Tetapi Firman Tuhan telah mengingatkan kepada kita bahwa di dalam kesengsaraan, penderitaan, dan pekerjaan—pekerjaan berat terkandung nilai pengertian dan kebijaksanaan akan kehidupan di dalam dunia ini. Di saat manusia menderita, di sanalah dia akan hidup lebih bergantung kepada Tuhan dan terus mau dibentuk menjadi lebih sempurna.
5.Tidak berkompromi
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” (Yakobus 4:4)
Hal ini sungguh jelas, terutama di dalam pekerjaan kita tidak boleh melakukan kecurangan—kecurangan untuk mencapai tujuan kita. Tetapi tetap saja kita bisa menemukan orang Kristen yang sering melakukan perbuatan ini. Mungkin hal yang lebih sulit kita hindari adalah ketika pimpinan kita menginginkan kita untuk melakukan perbuatan—perbuatan curang di dalam pekerjaan. Bila hal ini terjadi, kita harus berusaha menolak dan bersedia untuk kehilangan pekerjaan kita. Namun kita tidak perlu takut, karena Tuhan akan memberkati kita seperti Firman Tuhan dalam Matius 5:29-30, “lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu dengan utuh masuk neraka” Lebih baik kita kehilangan pekerjaan kita dari pada kita melakukan hal—hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
6.Bekerja sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan
“Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.” (Matius 25:26-28)
Setiap orang memiliki bakat dan talentanya masing—masing, tetapi di dalam tuntutan dunia saat ini orang lebih memilih pekerjaan yang menghasilkan uang daripada bekerja di bidang yang sesuai dengan talenta kita. Memang kita membutuhkan uang untuk hidup dan untuk mendapatkan uang kita harus bekerja, tetapi ini bukan berarti kita bekerja untuk uang saja. Itulah sebabnya setiap kita memiliki talenta yang unik dan talenta ini dapat membuat kita bekerja lebih efektif dan dapat menuai hasil lebih banyak. Perlu diingat, hasil tuaian kita tidaklah selalu berupa uang, uang hanyalah salah satu cara untuk mengukur keberhasilan kita.
Aplikasi Etika Kerja Kristen
Sekarang bagaimana kita menerapkan prinsip—prinsip di atas dalam pekerjaan kita sehari-hari? Untuk ini, kita harus mengerti terlebih dahulu mengapa kita bekerja. Kadang-kadang sulit bagi kita untuk menghubungkan pekerjaan yang kita kerjakan dengan Tuhan dan Firman Tuhan.
“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (Kejadian 2:15)
Dalam kitab Kejadian, Tuhan Allah menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Artinya, Tuhan memberikan tugas khusus kepada manusia untuk bekerja, tidak sembarang bekerja, tetapi manusia harus berusaha untuk memelihara segala sesuatu yang dikerjakannya. Secara jelas ayat di atas menyatakan bahwa Tuhan adalah pemimpin kita yang menghendaki kita bekerja, maka dari itu segala pekerjaan yang kita lakukan haruslah kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan.
Pemimpin perusahaan di tempat kita bekerja hanyalah bertindak sebagai wakil Tuhan yang bertugas untuk memberikan tugas kepada kita dan mengawasi pekerjaan kita. Tetapi karena terkorupsi dengan dosa, maka banyak pemimpin perusahaan yang tidak memperlakukan bawahannya sesuai dengan Firman Tuhan. Apabila hal ini terjadi bukan berarti kita harus melawan atas an kita, melainkan kita harus tetap tunduk karena dia tetap berfungsi sebagai wakil Tuhan, kecuali ketika dia menginginkan kita melakukan hal—hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan, kita harus menolaknya karena Firman Tuhan lebih berotoritas daripada segala sesuatu termasuk perintah atasan kita.
Sekarang sudah jelas bahwa kita harus selalu bertanggung jawab kepada Tuhan di dalam pekerjaan kita. Karena itu, kita harus bekerja keras dan membuahkan hasil yang baik dan jujur di dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan tanpa bermalas— malasan dan berkompromi.
Penutup
Apakah hasil dari kerja keras kita? Apakah orang Kristen tidak boleh menikmati kehidupan? Apakah kita hanya bisa menerima saja apabila diperlakukan secara tidak adil? Marilah kita membaca kembali ‘Khotbah di Bukit’ dalam Matius 5:3¬12 di mana Tuhan Yesus berkata, “Berbahagialah orangyang miskin, berdukacita, lemahlembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci hati, pembawa damai, dianiaya oleh karena kebenaran, dicela dan difitnah, karena upahmu besar di sorga” Dalam ayat ini, kita dapat melihat bahwa upah hasil jerih payah kita adalah kekal di surga, bukan di dunia ini. Karena itulah kita harus jadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16).
Marilah kita sebagai orang Kristen hidup dengan tidak menuruti standar dunia, melainkan hidup dengan menggunakan standar kekekalan sorgawi dengan cara melakukan segala sesuatu menurut prinsip Alkitab. Kita harus hidup dengan bergantung kepada Tuhan dan memberikan contoh dan teladan bagi orang-orang di sekitar kita. Kita dapat belajar dari teladan Paulus dalam Filipi 1:21 yang berkata,
“Karena bagika hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan, tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Marilah kita hidup untuk Kristus!
INSET:
Etos kerja Reformed (dikutip dari SPIK Khusus 2005 oleh Pdt. Stephen Tong)
Dalam SPIK Khusus 2005, Pdt. Stephen Tong sempat membahas tentang etos kerja Refomed, yaitu sebagai berikut:
1.Kerja itu suci adanya. Artinya pekerjaan apa pun semuanya adalah sama di hadapan Tuhan selama pekerjaan itu bersih dan legal. Jadi tidak ada yang membedakan antara pemungut sampah dengan pengusaha atau orang kaya dengan orang miskin, sehingga kita tidak boleh menghina orang miskin.
2.Kerja untuk dilihat oleh Tuhan bukan dilihat manusia. Kita bekerja diawasi oleh Tuhan, sehingga kita tidak boleh bermalas-malasan dalam bekerja walaupun saat atasan kita tidak mengawasi kita. Kita harus bekerja dengan serius setiap saat.
3.Kerja untuk kemuliaan Tuhan. Apa pun yang kita kerjakan adalah untuk memuliakan Tuhan, sehingga pekerjaan yang kita kerjakan sekecil apa pun harus dikerjakan sebaik mungkin dengan kualitas yang terbaik.