Doa Bapa Kami (3), 15 Oktober 2023

Doa Bapa Kami (3)

Vik. Nathanael Marvin

 

Bapak, Ibu sekalian, kita akan membahas kalimat dari doa Bapa kami, yaitu “yang di surga”. Kita sudah membahasa pembahasan doa Bapa kami mengenai Bapa itu seperti apa, lalu juga makna dari kata “kami” itu seperti apa. Dan pada hari ini kita akan merenungkan suatu kebenaran yang begitu luar biasa, begitu supranatural, bagaimana kita yang di Bumi ini bisa berdoa kepada Bapa yang di surga. Kita merenungkan suatu tempat, kita merenungkan suatu pesan surgawi, kita merenungkan tentang kediaman Allah sendiri. Nah Bapak, Ibu, Saudara sekalian, sebelum kita membahas kalimat “yang di surga” itu, mari kita pikirkan kembali tentang definisi doa ya. Seorang Puritan bernama John Bunyan mendefinisikan doa, yaitu doa itu apa? Ada 4 aspek yang dijelaskan oleh John Bunyan ketika dia merenungkan tentang doa kita kepada Tuhan itu seperti apa. Yang pertama John Bunyan mengatakan doa itu adalah suatu pencurahan jiwa kita kepada Tuhan yang sungguh-sungguh, yang tulus. Kita jujur bicara kepada Tuhan. Tuhan adalah Pribadi di mana kita bisa jujur ngomong apa pun kepada Dia tanpa bocor, tanpa digosipin, tanpa dihina oleh Tuhan. Kita bisa mencurahkan seluruh isi hati kita sebagai manusia, baik kita manusia yang sudah berdosa di hadapan Tuhan, maupun kita sudah dibenarkan di dalam Yesus Kristus. Kita bisa curahkan hati kita, curahkan pendapat kita, perasaan kita, keinginan kita kepada Tuhan secara apa? Secara jujur, secara tulus, tidak ada motivasi yang tersembunyi karena Tuhan tidak mungkin dibohongi oleh manusia. Kemudian pencurahan jiwa itu bukan saja sungguh-sungguh tulus, tetapi juga masuk akal. Kita tidak usah ngomong yang mengada-ada, yang mustahil kepada Tuhan, seolah-olah kita ini Tuhan-nya, bukan Tuhan adalah Tuhan. Dan juga sebuah pencurahan jiwa bukan saja masuk akal tetapi penuh kasih sayang kepada Allah sendiri.

Nah Bapak, Ibu, Saudara sekalian, doa itu adalah suatu penghiburan bagi kita yang hidup di bumi ini. Kita butuh doa kepada Tuhan. Setiap manusia itu tidak ada yang tidak butuh doa, kita semua butuh berdoa kepada Tuhan karena Tuhan adalah pencipta, Tuhan adalah pemilik segala bumi. Dan Saudara sekalian, definisi ini sesuai dengan perkataan Rasul Paulus ketika menjelaskan suatu kebenaran tentang firman Tuhan, tentang doa kepada jemaat Korintus yang seringkali berdoanya asal-asalan, seringkali berdoanya semau hati dia, bahkan mengungkapkan doa-doa yang tidak bisa dimengerti banyak orang. Rasul Paulus menasihati bahwa, “Aku akan berdoa dengan rohku, dengan perasaanku, mencurahkan seluruh jiwa kepada Tuhan.” Tetapi Paulus juga mengatakan, “Aku juga berdoa dengan akal budiku. Aku juga berdoa dengan pikirkanku. Karena pikiran dari Tuhan, perasaan dari Tuhan, jiwa dari Tuhan. Maka aku berdoa dengan keseluruhan hidupku.” Paulus juga katakan bahwa, “Aku akan menyanyi dan memuji Tuhan dengan rohku, dengan perasaanku, dengan seluruh keberadaan diriku. Tetapi aku tidak melupakan akal budiku yang Tuhan berikan kepadaku untuk berpikir. Aku memuji Tuhan dengan pikiranku.” Jadi doa bukan saja bicara soal perasaan tetapi juga bicara soal pikiran yang jeals kepada Tuhan. Doa adalah seluruh kehidupan kita yang kita curahkan kepada Allah, baik perasaan kita, baik akal budi kita, baik kehendak kita, ngomong apa saja sama Tuhan. Itulah hak istimewa kita di dalam doa. Memang, tentu, harus hati-hati di dalam doa.

Maka John Bunyan juga menjelaskan aspek yang kedua tentang doa, yaitu apa? Melalui Yesus Kristus. Kita sebagai manusia berdosa Bapak, Ibu, Saudara sekalian, meskipun kita itu sudah dibenarkan oleh darah Yesus Kristus yang begitu mahal, tercurah di atas kayu salib, kita juga adalah manusia yang betul-betul berdosa. Kita masih bisa jatuh ke dalam dosa. Tetapi firman Tuhan juga mengatakan bahwa kita ini sudah dibenarkan. Maka Martin Luther, seorang reformator gereja, kurang lebih 500 tahun yang lalu mengatakan bahwa kita ini “Simul Justus et Peccator”. Kita ini bersamaan Justus, benar, dibenarkan di dalam Kristus. Et, dan, Peccator. Peccator itu adalah pendosa. Kita orang berdosa sekaligus orang benar. Maka sekalipun kita mau datang berdoa kepada Allah Bapa di surga, kita tidak bisa datang seorang diri, seolah-olah kita ini orang benar yang bisa layak ketemu Raja surga, yang bisa langsung ketemu berhadapan muka dengan muka dengan Bapa yang Mahasuci itu. Nggak bisa! Kita membutuhkan pengantara, yaitu Yesus Kristus. Waktu kita berdoa menutup doa kita dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita sedang mengakui Yesus Kristus itu adalah pengantara kita.  Yesus Kristus adalah jalan kita kepada Bapa. Yesus Kristus adalah kebenaran kita sehingga kita boleh datang kepada Bapa. Dan Yesus juga adalah hidup yang Tuhan berikan kepada kita sehingga kita bisa mengenal Sang sumber hidup itu sendiri.

Maka ketika kita berdoa, kita usahakan kita mau berdoa dengan cara yang benar, dengan pikiran yang benar, dengan pengenalan akan Allah yang benar, kita tutup doa kita di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Karena apa? Karena kalau kita berdoa di luar nama Yesus Kristus, seolah-olah kita bisa datang kepada Bapa di luar Yesus Kristus. Nah ini bahaya. Memang di dalam hati kita “Saya percaya Yesus Kristus!” Di dalam hati kita kita berdoa dengan pertolongan Yesus Kristus. Tetapi sayang sekali kalau kita di dalam kata-kata kita berbeda dengan hati kita. Hati kita mengakui Yesus, dalam kata-kata kita pun mengakui Yesus. Hati kita mengakui Bapa di surga, dalam kata-kata kita juga mengakui Bapa di surga. Hati kita mengakui siapa Roh Kudus, maka dalam hati kita pun seringkali kita berdoa “Ya Roh Kudus pimpinlah aku.”

Kemudian aspek yang ketiga, bukan saja John Bunyan menjelaskan doa itu pencurahan jiwa yang sungguh-sungguh, dengan akal budi dan penuh kasih kepada Tuhan, lalu mencurahkan doa kita juga dengan melalui pertolongan Yesus Kristus, tapi John Bunyan juga katakan dalam kekuatan dan pertolongan Roh Kudus. Jadi Saudara sekalian waktu kita melakukan hal baik, sebenarnya kita juga cenderung untuk melakukan dosa juga. Maka sebagai manusia yang berdosa kita butuh pertolongan Roh Kudus, untuk berdoa itu hal yang baik. Tapi berdoa itu jangan sampai akhirnya berdosa. Beribadah jangan sampai berdosa, tidak tepat di hadapan Tuhan. Melayani Tuhan jangan sampai berdosa. Maka waktu kita berdoa itu kita ingin agar Roh Kudus menolong kita untuk bisa berbuat baik sesuai yang Tuhan kehendaki. Kecenderungan manusia seringkali melakukan dosa, maka waktu kita berdoa seringkali doa kita itu malah doa-doa yang melawan Tuhan, doa-doa yang tidak sesuai yang Alkitab ajarkan, doa-doa yang sesuai kemauan kita, egois. Padahal Roh Kudus sendiri menyatakan bahwa kita harus berdoa dengan benar kepada Bapa di surga.

Dalam pembinaan pemuda kemarin saya bahas tentang doa juga, kurang lebih, kita waktu berdoa kepada Roh Kudus itu waktu kapan? Kalau sebagai orang Kristen yang mengerti teologi, kita sebut Allah itu sebagai Bapa kita, terus kita ungkapkan penyembahan kita, permohonan kita, pengakuan dosa kita, kemudian ditutup dalam nama Yesus. Lalu ngomong ke Roh Kudus nya kapan? Nah salah satunya adalah kita bisa bicara kepada Roh Kudus atau berdoa kepada Roh Kudus adalah sebelum kita berdoa. Doa sebelum doa itu kepada Roh Kudus, yaitu apa? “Roh Kudus, pimpinlah saya untuk bisa berdoa dengan benar.” Lalu Roh Kudus akan memimpin kita bagaimana supaya bisa berdoa dengan tepat. Nah itu adalah berdoa kepada Roh Kudus.

Lalu yang terakhir, John Bunyan juga menjelaskan bahwa untuk hal-hal yang telah dijanjikan Allah. Ini aspek ke-empat dari doa. Waktu kita berdoa, selain butuh pimpinan Roh Kudus, kita juga butuh pimpinan firman Tuhan yang Tuhan nyatakan di dalam Alkitab. Karena berdoa itu harus benar. Firman Tuhan adalah kebenaran, Yesus adalah kebenaran. Maka doa kita harus berpusat kepada firman Tuhan maupun juga kepada Allah sendiri. Waktu kita berdoa, kita minta bimbingan Roh Kudus, “Roh Kudus, kuduskan hati saya supaya saya berdoa itu sesuai dengan kehendak Tuhan.” Lalu bagaimana supaya saya bisa melihat kehendak Tuhan? Bagaimana saya supaya bisa melakukan firman Tuhan? Yaitu ketika kita melihat firman Tuhan dan mempelajari firman Tuhan, kita berdoa itu sesuai panduan Alkitab itu sendiri. Di mana kah ada janji Tuhan? Kita minta itu. Kita minta janji Tuhan ada dalam kehidupan kita. Kalau Tuhan Yesus perintahkan, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku!” Kita doanya apa? Kita mau berdoa, “Saya mau mengabarkan Injil.” Kalau Alkitab mengatakan, “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, di manakah pertolonganku? Dari manakah pertolonganku? Datangnya dari Tuhan.” Maka waktu kita mencari pertolongan, kita berdoa kepada Tuhan bukan kepada manusia. Meskipun Tuhan bisa menjawab kita dengan pertolongan manusia yang lainnya. Tetapi utamanya adalah kita berdoa minta tolong kepada Tuhan.

Nah itulah firman itu menjadi dasar kita berdoa kepada Tuhan, bukan diri kita, bukan kehendak kita, bukan apa yang menurut kita benar. Kalau apa yang menurut kita benar, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, maka mungkin semua kita anggap dunia ini salah semua. Kita pikir, “OK, dunia ini bagus kalau tidak ada dosa.” Allah katakan justru, “Aku katakan baik tetap jika ada memang dosa.” Buktinya Tuhan izinkan ada dosa. Tapi kita bukan Tuhan, kita ini manusia berdosa dalam keterbatasan kita, kita pikir yang benar itu begini. Tapi kalau yang benar begini, maka dosa tidak ada dong? Tapi di dalam keterbatasan kita mengenal Allah, kita melihat Allah itu berdaulat. Allah yang berdaulat itu tidak bisa kita atur sesuai keinginan kita. Jika Tuhan mau izinkan dosa ada, ya ada. Tapi Tuhan sendiri tidak mengizinkan kita untuk melakukan dosa. Tuhan sendiri mengatakan melarang kita untuk melakukan dosa. Tapi dosa itu ada kok. Itu karena siapa? Kalau mau dicari-cari ya masalahnya. Karena kebenaran Tuhan yang sulit kita mengerti. Kalau kita jadi Tuhan kita katakan, “Nggak usah lah ciptakan manusia. Ngapain repot-repot. Nggak usah ada dosa. Nggak usah repot-repot bikin ciptaan.” Tapi Tuhan tidak demikian. Kalau Tuhan ciptakan dunia, ya sudah. Baik. Dunia itu sudah baik Tuhan ciptakan, tetapi ketika ada dosa itu juga Tuhan berdaulat atas setiap dosa.

Maka dari itu Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita harus terus belajar mengenal Allah di bumi ini ya. Kita tidak mungkin bisa mengenal Allah sepenuhnya waktu kita merenungkan, khususnya, kenapa ada dosa, kenapa ada penderitaan, kenapa ada kejahatan, kenapa ada peperangan. Sudahlah akui saja kita nggak tahu. Otak kita nggak mungkin memikirkan kenapa Allah mengijinkan adanya dosa itu. Nah itu pentingnya kita merenungkan firman Tuhan. Bukan berarti kita akhirnya, “OK karena dosa Tuhan ijinkan, berarti kita berdosa.” Bukan! Tetapi kita bisa melihat kekuasaan Tuhan melebihi segala sesuatu. Bukankah Alkitab mengatakan bahwa tidak ada yang memisahkan kita dari kasih Kristus, termasuk dengan dosa, termasuk pemerintahan, termasuk malaikat, termasuk apa pun yang ada di bumi ini tidak ada yang bisa memisahkan kasih Kristus dari kita. Itu menunjukkan bahwa Allah itu berkuasa.

Nah Bapak, Ibu, Saudara sekalian, dari definisi doa John Bunyan ini kita bisa simpulkan bahwa doa itu ada 2 arahnya. Dari mana arahnya? Dari manusia kepada Allah, dari bawah ke atas, dari bumi ke surga. Kita membawa permohonan kepada Tuhan. Tetapi doa juga ada arah yang sebaliknya, yaitu apa? Dari surga ke bumi, dari atas ke bawah, dari Allah ke manusia. Allah ingin menepati janji-janji-Nya. Allah juga menginginkan kita berdoa kepada-Nya, taat kepada-Nya. Kemudian ketika kita berdoa, kita juga merasakan Tuhan berbicara kepada kita melalui firman-Nya, dan Tuhan menyatakan kehendak-Nya atas hidup kita. Inilah doa. Doa memiliki definisi yaitu kita membawa permohonan kita yang di bumi ini kepada Allah yang di surga. Tetapi doa juga membawa kehendak Allah di surga untuk terjadi di bumi ini. Two ways traffic.

Maka ketika kita berdoa, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, jangan pikir, dari saya ke Tuhan, saya ke Tuhan, saya ke Tuhan. Pusatnya siapa? Tapi waktu kita berdoa, saya ke Tuhan, sekarang Tuhan ke saya ngomong apa. Lewat firman Tuhan ya, kita nggak bisa mengada-ada, “Tuhan ngomong sama saya” padahal saya ngomong sama diri sendiri ya. Kadang-kadang kita ngomong sama diri sendiri itu bisa. Kita merenungkan, ngomong sama diri sendiri, atau ngomong sama Tuhan ya. Dan kita harus lihat bahwa apa yang dikatakan waktu kita berdoa harus sesuai kebenaran firman Tuhan. Dan waktu kita mendengar respons Tuhan atau betul-betul merasakan, kita harus lihat itu apakah sesuai firman Tuhan atau bukan. Itu tanda Tuhan menyatakan kehendak Tuhan di dalam doa yang kita naikkan. Apakah doa itu cuma kita terus, satu arah, satu arah, satu arah? Nggak ada! Nggak ada orang yang suka relasi itu satu arah doang. Kecuali hamba Tuhan harus menyangkal diri, ada orang yang bergumul dalam masalah, ya itu satu arah, cerita terus ya. Begitu hamba Tuhan-nya mau respons, dia cerita terus. Aduh bingung juga ya, kita harus respons apa ya kalau begitu ya. Nah itu kan nggak enak kan relasi kayak gitu. Tapi doa itu bukan kayak gitu, kita satu arah terus sama Tuhan, Tuhan diam. Bukan! Tuhan respons kok, Tuhan mendengar, bahkan Tuhan menjawab doa kita.

Yesus pernah nasehatkan cara berdoa yang baik, yaitu apa? Jangan bertele-tele, jangan munafik, tetapi masuklah dalam kamarmu. Terus tutuplah pintu kamarmu, berdoa kepada Bapamu yang di tempat tersembunyi. Kamar kita Bapak, Ibu, Saudara sekalian, bukankah tidak ada yang tersembunyi kalau kita hadir di situ? Waktu Yesus katakan maksudnya Bapamu yang tersembunyi itu di mana? Tempat yang tersembunyi itu di mana yang kita tidak tahu yang ada di bumi ini di mana tempat yang tersembunyi? Kita ada di kamar kita, di manakah tempat yang tersembunyi Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Maksud Yesus adalah kamu sadari, kamu sekarang sendirian di kamar kamu sendiri, Bapamu tersembunyi ada di mana? Bapamu itu ada di surga. Surga yang belum kamu masuki, surga yang banyak kamu tidak ketahui, Allah di sana mendengar doa kamu yang di kamar kamu sendiri. Tuhan itu begitu Mahakuasa, Dia rela mendengar doa kamu, padahal Dia di surga. Di tempat yang tersembunyi Bapamu itu akan menjawab doamu. Yesus katakan demikian. Yesus mengatakan Bapamu itu menjawab doa, bukan diam terus.

Jadi ingat Bapak, Ibu, Saudara sekalian, bahwa doa itu bukan satu arah ya, tetapi dua arah. Tuhan membalas doa kita, Tuhan menjawab doa kita, maka doa bukanlah sesuatu yang membosankan. Kita ingin terus berdoa, bahkan Rasul Paulus menasehati kita harus senantiasa berdoa, tidak boleh berhenti berdoa. bahkan para reformator juga mengatakan bahwa doa adalah nafas hidup orang Kristen, suatu pembicaraan yang menyenangkan. Allah mendengar apa yang kita katakan kita dengan sabar, dan kita pun mau mendengar apa yang Tuhan katakan kepada kita melalui firman-Nya di dalam Alkitab melalui perenungan kita terhadap firman-Nya. Waktu kita berdoa ini respons Tuhan apa. Kita pikirkan dari firman-Nya.

Yesus ajarkan “Bapa kami yang di surga”. Kenapa perlu lokasi surga? Kenapa kita tidak berdoa “Bapa kami” saja atau kita berdoa “Bapa kami yang baik” atau kita berdoa dengan teologi kita, dengan doktrin kita, “Bapa yang Mahahadir, Bapa yang ada di mana-mana”? Kenapa harus terbatas “di surga”? Kenapa perlu surga nya? Seorang teolog mengatakan bahwa Allah itu Mahahadir, Dia tidak terbatas ruang ataupun tempat, Dia ada di mana-mana secara bersamaan. Maksudnya Allah Mahahadir berarti apa? Kita tidak bisa bersembunyi dari Allah. Allah ada di mana-mana, Dia ada di surga, Dia ada di bumi, bahkan Dia ada di neraka juga. Allah Mahahadir kok, Allah ada di mana-mana. Allah bukan saja hadir di dalam gereja, di rumah kita, Dia hadir di tempat-tempat berdosa, sarang penyamun. Allah Mahahadir, Allah ada di mana-mana, di gereja, di tempat makan, dan lain-lain.

Lalu kenapa dalam doa Bapa kami dikatakan “Bapa kami yang di surga”? Kata yang “di surga” ini Bapak, Ibu, Saudara sekalian, sebenarnya bukan saja menunjuk kepada lokasi Tuhan atau tempat bersemayam Tuhan di bumi. Tadi dalam pembacaan Alkitab bertanggapan, di situ dikatakan “Aku melayangkan mataku ke atas, lalu aku melihat Tuhan bersemayam di surga.” Bahasa Inggrisnya itu, “I lift up my eyes and I see God sits in the thrones of Heaven.” Duduk di surga, bersemayam, tinggal di surga. Alkitab menjelaskan yang di surga, Bapa yang di surga, berarti bukan saja menunjuk kepada tempat Tuhan tinggal, bersemayam, melainkan ada pesan bagi manusia yang ada di bumi ini bahwa kita sebagai orang Kristen, sebagai orang yang sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus, kita itu bisa mencapai surga. Supranatural. Roh kita bisa datang kepada Bapa yang di surga. Ini adalah suatu hal yang indah sekali. Kita bisa memikirkan tentang surga dengan kebenaran Alkitab yang sudah dijelaskan oleh Alkitab sendiri bahwa surga itu seperti apa; ada sukacita, ada kedamaian, ada pengampunan Kristus. Itu ya, yang Efesus katakan bahwa segala kekayaan surgawi, segala rahasia surgawi, berkat Tuhan itu, yaitu tersembunyi di surga tetapi dinyatakan di dalam Yesus Kristus, di mana Tuhan memberikan keselamatan, Tuhan memberikan pengampunan, Tuhan memberikan pemeliharaan, Tuhan memberikan perlindungan bagi kita. Itu semua berkat surgawi Tuhan berikan di bumi ini. Dan kita bisa memandang Tuhan di surga. Ini demi kepentingan manusia. Makanya Yesus ajarkan doa Bapa kami yang di surga agar manusia sadar kita sedang berelasi dengan Bapa yang di surga. Ini suatu hak istimewa kita boleh berdoa, suatu hal supranatural kita betul-betul berdoa untuk memuliakan Tuhan di surga.

Ada perbedaan kualitas antara surga dan bumi. Sehingga ketika datang kepada Tuhan yang di surga, Bapa yang di surga itu, kita sadar, kita ini ciptaan di bumi saja, terbatas. Tetapi kita boleh datang kepada Allah yang di surga. Siapa yang menolong kita? Ya Yesus Kristus. Kita boleh sungguh-sungguh melihat kebesaran Allah. Bapak, Ibu, Saudara sekalian, beberapa waktu lalu, ketika ada ibadah inter-generational worship atau ibadah antar generasi di GRII Solo, itu biasa setiap awal bulan kan, anak-anak Sekolah Minggu digabung sama jemaat. Nggak ada Sekolah Minggu. Libur Sekolah Minggu nya, jadinya kebaktian umum. Dalam arti supaya anak Sekolah Minggu juga belajar beribadah. Beribadah itu bukan soal harus akal budi, akal budi. Bukan! Tapi soal hati, soal latihan tubuh untuk menghormati Allah di surga. Jadi meskipun anak-anak tidak mengerti, justru itu tugas orang tua untuk menjadi guru bagi anak-anak, tanya “tadi khotbah apa di kebaktian umum?”. Kalau di Sekolah Minggu saya rasa guru-guru Sekolah Minggu sudah bisa menyampaikan firman dengan jelas sesuai dengan cara kepada anak-anak. Tetapi inter-generational worship berarti kan kita semua, anak-anak, orang dewasa, lansia, semua berkumpul untuk beribadah kepada Tuhan. Dan kalau di Solo itu saya biasanya sengaja ada anak-anak, saya khotbah 5-10 menit khusus untuk anak-anak. Jadi bukan saja anak-anak harus dengar khotbah orang dewasa, tapi orang dewasa juga harus dengar khotbah anak-anak pada waktu itu. Nah 5-10 menit khusus kepada anak-anak baru khotbah umum.

Nah saya pernah menceritakan tentang 3 tempat tinggal manusia. Sederhana sekali. Ada 3 tempat tinggal manusia yang sudah Tuhan ciptakan, yang saya tampilkan di Powerpoint. Bumi, earth. Wah lingkaran ya, bukan datar ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Lingkaran, bumi. Bumi itu lingkaran, melayang di alam semesta. Kemudian bagaimana untuk bisa tinggal di bumi? Saya jelaskan sederhana secara demikian. Terus kemudian intinya adalah kalau kita bisa tinggal di bumi karena siapa? Karena Tuhan yang menciptakan kita, Tuhan yang mengizinkan kita tinggal di bumi. Kalau Tuhan tidak izinkan ya kita tidak bisa hidup. Maka itu semua adalah kedaulatan Tuhan. Kenapa kita ada di bumi? Karena Tuhan. Tuhan berkuasa menciptakan kita di bumi ini, mengizinkan kita hidup. Lalu gambar kedua, saya jelaskan tentang neraka. Karena kita tidak boleh terlalu violence, neraka itu digambarkan hanya sebatas merah-merah saja ya. Merah-merah, nggak boleh yang kejam-kejam ya. Anak-anak belum pada umurnya lah, kurang lebih kayak gitu ya. Neraka ya merah gitu, suatu kondisi di situ Tuhan ciptakan neraka juga. Nah, apa itu neraka? Ketika seseorang sudah melakukan dosa kepada Tuhan satu saja, yah orang itu layak masuk ke neraka. Nerakanya kapan? Kekal. Ini juga kadang-kadang saya merenungkan ya. Kok bisa ya, orang satu kali berdosa hukumannya kekal? Apa Allah itu nggak Mahakasih? Apa Allah itu nggak ada pengampunan? Oh, Allah katakan “Saya kudus, Saya adil, Saya Mahakuasa, terserah saya! Satu dosa, hukumannya kekal!” gitu ya. Nah, kenapa orang bisa masuk ke neraka? Syaratnya apa, orang bisa masuk ke neraka? Ya berdosa, tidak mau bertobat, tidak mau percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Neraka bicara soal penghukuman Tuhan. Bumi bicara soal kedaulatan Tuhan. Dan yang ketiga, gambar ketiga surga ya. Gambar surga itu biasanya adalah kingdom, kerajaan emas, ada pelangi, ada tanaman hijau bagus gitu ya. Nah, surga itu kenapa Tuhan ciptakan juga? Itu untuk orang-orang yang diberikan belas kasihan oleh Tuhan. Orang yang sadar akan dosa-dosanya, dia yang mau percaya kepada Yesus, minta pengampunan dosa, memohon Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya untuk bisa masuk ke surga. Surga merupakan anugerah Tuhan, belas kasihan Tuhan. Kenapa orang bisa masuk surga? Belas kasihan Tuhan, anugerah Tuhan. Kenapa orang bisa masuk neraka? Penghukuman Tuhan, kekudusan Tuhan, keadilan Tuhan. Kenapa orang bisa ada di bumi ini? Kedaulatan Tuhan, pemeliharaan Tuhan.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, inilah juga yang perlu kita sadari sebagai manusia ciptaan Tuhan. Kita harus sadar, kita ini tinggal di mana saat ini? Kita akan menuju ke mana suatu hari nanti di dalam kekekalan yang begitu panjang? Berapa lama kita hidup di bumi ini? Singkat! Saat setelah kita meninggalkan bumi ini, ke manakah kita akan pergi? Doa Bapa kami yang di surga mengingatkan kita bahwa kita bicara soal tempat-tempat tinggal yang sudah Tuhan ciptakan bagi manusia. Saat ini kita sedang berada di bumi. Kita membutuhkan Allah terus-menerus untuk menopang kita di bumi ini melakukan kehendak-Nya. Tanpa Allah menopang, maka bumi ini akan begitu lenyap, langsung kacau. Siapakah yang mengatur hukum alam? Allah. Kalau hukum alam bisa menjadi tetap hukum alam yang berlaku, saya angkat benda, lalu saya jatuhkan, itu adalah Allah yang menopang. Tapi kalau saya angkat, kemudian tidak teratur, yang saya lepas itu jatuh, maka itu sudah kacau kan ya? Siapa yang menopang hukum alam menjadi hukum alam? Siapa yang memberikan hukum tabur tuai, sebab akibat, misalkan ya, dan lain-lain? Itu Tuhan semua. Kita bisa duduk di tempat duduk kita, itu Tuhan yang menopang, Tuhan yang memelihara. Kita bisa naik kendaraan sesuai dengan hukum kendaraan itu sendiri, Tuhan yang menopang.

Bapak, Ibu sekalian, waktu di bumi adalah waktu yang sangat singkat dibandingkan dengan kehidupan di surga, maupun juga tinggal di neraka. Akan tetapi, kehidupan di bumi ini akan menentukan kehidupan manusia itu di kekekalan akan berada di mana. Ini bicara soal tanggung jawab manusia. Meskipun ya, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, seringkali kita kalau memikirkan tentang Allah itu, seringkali kita mentok. Kenapa orang bisa masuk surga? Kenapa orang bisa masuk neraka? Sebelum bumi ada, Tuhan sudah memilih, Tuhan sudah menetapkan. Kalau Tuhan sudah memilih, sudah menetapkan, berarti Tuhan sudah tahu orang yang masuk surga berapa, yang mana saja. Tuhan juga sudah tahu yang masuk neraka siapa saja, yang mana saja, terus Tuhan menciptakan ruang dan waktu, dan bumi ini di tengah-tengah antara Allah dan kekekalan, surga dan neraka. Kita nggak bisa ya berpikir bagaimana? Yang kita bisa pikirkan adalah kita tunduk kepada firman Tuhan dan kita lakukan apa yang memang Tuhan berikan kepada kita hari ini. Kita bisa berbuat baik, ditolong oleh Roh Kudus, ya lakukan! Kita punya kehendak bebas, ya lakukan sesuai dengan yang Tuhan inginkan. Apakah di bumi ini kita penuh dengan ketaatan kepada Tuhan ataukah di bumi ini penuh dengan pemberontakan kepada Tuhan. Itu masalah Tuhan kasih free will juga kepada kita ya. Dan ini menentukan kehidupan kekal selanjutnya setelah kehidupan di bumi ini.

Nah, ketika saya merenungkan tentang kehidupan di bumi, Bapak, ibu sekalian, saya mencapai suatu pemikiran bahwa bumi ini tidak selamanya. Berarti, ini bukan yang utama. Yang selamanya itu apa? Ya surga maupun neraka. Tetapi, saya bayangkan bahwa bumi ini merupakan sebuah bayang-bayang dari surga maupun neraka yang akan datang. Bumi ini, kita hidup di bumi kita tahu, kita hidup dalam bayang-bayang. Kita akan masuk ke surga atau neraka, lalu kita mengalami surga atau neraka? Hanya bayang-bayang saja. Kita dihukum Tuhan. Bisa Tuhan hukum? Bisa! Kenapa tidak? Tuhan bisa ampuni kita? Tuhan berikan sukacita? Bisa! Kenapa tidak? Itu bayangan-bayangan dari surga ataupun neraka. Kenapa ya bisa saya katakan demikian? Nah, sekarang kita coba ya merenungkan kondisi bumi yang saat ini terjadi. Ya, kita sebut sebagai bayang-bayangan neraka lah. Beberapa waktu ini kan kita sedang mengalami kekacauan akibat perang ya. Bumi ya, bumi ini memang, dunia ini sangat rawan dengan peperangan. Harap tidak ada perang dunia lagi kan ya yang menewaskan puluhan juta orang, baik perang dunia kesatu, perang dunia kedua, itu sangat banyak orang mati. Begitu mengerikan dan sia-sia kelihatannya. Tidak hidup dengan penuh.

Faktanya, saat ini terjadi ya perang Rusia maupun Ukraina yang belum selesai dan ditambah lagi perang antara Israel dan Palestina ya Bapak, Ibu sekalian. Palestina meluncurkan 5.000 roket di hari Sabat, di mana orang Yahudi harusnya memang tidak boleh bekerja apa pun, tapi pada waktu itu ada festival musik yang di mana mengumpulkan banyak orang. Di situlah ya ada roket. Alasannya apa? Alasannya, Palestina mau balas dendam karena Israel sudah mencaplok terus daerahnya bertahun-tahun lama sampai Palestina begitu kecil. Sekarang waktunya balas dendam. Israel tentu ya tidak ingin membiarkan dirinya. “Saya sudah terima lah. Saya sudah salah mencaplok kawasan-kawasan Palestina. Ya udah, saya terima roketnya. Sudah, saya ampuni.” Kan nggak kayak gitu kan manusia ya. Manusia berdosa itu, “Kamu serang saya, saya serang balik!” Siapa yang lebih berkuasa? “Kamu menyakiti saya, saya serang balik, saya sakiti balik!” Itu manusia berdosa. Tetapi, ya inilah dunia yang berdosa. Mengerikan ya. Dendam. Saling dendam meluncurkan roket juga dan hal yang mengerikan dalam peperangan adalah ada 40 anak-anak yang dibunuh dan sebagian itu dipotong kepalanya. Kalau potong kepala ayam, ya udah lah ya, tapi ini potong kepala anak! Itu apa, Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Itu dosa! Itu neraka! Itu begitu mengerikan, menyedihkan. Anak dipotong kepalanya, dibiarkan. Ibu-ibu dibunuh begitu kejam. Orang-orang di perbatasan antara Palestina dan Israel diculik, disandera. Para perempuan disandera oleh penjahat-penjahat dan lain-lain. Begitu mengerikan. Itulah dosa dan setiap dosa akan mengalami penghukuman yang setimpal. Yaitu di mana Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Di neraka. Ada kesedihan yang besar di neraka dan di bumi ini juga banyak kesedihan. Maka saya sebut bumi ini adalah bayang-bayang neraka juga ada.

Kisah lain yang mengerikan yang menimbulkan penyesalan mendalam. Ya sekian lamanya berita itu sekarang kita sangat mudah akses ya Bapak, Ibu sekalian. Ada sebuah pernikahan yang baik-baik di Irak yang begitu indah, tetapi menjadi sebuah kesedihan dan penyesalan besar. Karena apa? Waktu si mempelai itu menari-nari, ada kembang api. Wussh! Ramai. Eh, kembang apinya ke atas ruangan yang bahan kain-kain yang mudah terbakar sehingga pada saat yang penuh dengan sukacita, tiba-tiba langsung berubah dengan drastis, penuh ketakutan, dukacita, dan semuanya terbakar. Memang, ruangan itu didesain dengan bahan-bahan yang mudah terbakar, sehingga begitu ada api langsung terbakar semuanya. Hal yang sukacita, pernikahan. Pernikahan gambaran surga. Yesus, mempelai pria menikah dengan gereja, mempelai wanita dalam pernikahan rohani. Oh, itu gambaran surga. Pernikahan. Tapi, bisa kebakaran dalam pernikahan. Laporan menyatakan 113 tewas, 150 luka, 50 anak meninggal di rumah sakit. Para tamu bahagia. “Ayo, bawa keluarga yuk makan-makan di pesta pernikahan!” Bawa anaknya. Mati begitu saja. Kayaknya apa sih bumi ini ya? Begitu menyedihkan.

Yang terakhir ya, sedikit bayang-bayang neraka. Jangan terlalu banyak ya, nanti kita malah mimpi buruk ya, Bapak, Ibu, sekalian. Terakhir ini. Cerita terakhir yang aneh juga. Di berita di Indonesia itu ada judul “Anak DPR Aniaya Kekasih Sampai Tewas.” Coba renungkan, Bapak, Ibu sekalian ya. Anak DPR aniaya kekasihnya sampai tewas. Laki-laki punya pacar, aniaya kekasihnya sampai tewas. Nah, ceritanya bagaimana, Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Mereka lagi kencan lah, ke mal, karaokean, minum minuman keras sampai mabuk. Begitu pulang, mereka naik lift. Di lift, mereka cekcok, bertengkar. Terus, begitu turun ke basement dan lagi cekcok itu, si laki-laki pukul perempuannya dengan botol sampai pusing perempuannya. Yang perempuan sudah mulai tidak sadar dan lemas. Si laki-lakinya, “Ayo, pulang! Naik ke mobil!” di basement itu. Sehingga sudah mau sampai naik ke mobil, si perempuan ini ya namanya lemas ya, si laki-laki juga mabuk, ditinggalin lah si perempuan ini, sampai mobil, duduk. Si pria ya cuek saja. Namanya sudah mabuk juga. Akhirnya, kekasihnya belum naik mobil, kekasihnya di samping mobil sedang duduk tidak sadarkan diri, si pria itu jalankan mobil, tabrak si kekasihnya dan terseret 5 meter sehingga kekasihnya sampai mati.

Bapak, Ibu sekalian, itu cerita apa? Itu neraka. Itu kesedihan, kekejaman. Ya neraka memang nggak ada kekejaman lah ya. Allah tidak mungkin kejam, berdosa, berbuat jahat. Enggak. Cuma, itu bayangan kesedihan, penyesalan. Itu bayangan harus dihukum orang itu. Ya sudah mengambil nyawa orang kok. Kalau melihat kisah-kisah ini, sebenarnya ada apa dengan bumi, Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Bumi penuh dengan dosa, penderitaan, kematian, dan kejahatan. Karena dosa, manusia menderita. Tetapi di neraka, karena dosa manusia harus mengalami penghukuman. Dan penghukuman itu, Bapak, Ibu sekalian, kalau arti katanya, arti kata dari hukuman itu apa? Ada sakit. Itu hukuman. Ada sakit. Kalau hukuman nggak ada sakit, itu bukan hukuman. Itu pengampunan. Itu kebaikan. Hukuman pasti ada sakitnya. Dan waktu di bumi, hukuman itu dijalankan supaya orang bertobat. Tapi di neraka, hukuman dijalankan, kesakitan dijalankan untuk apa? Untuk menghukum dosa-dosa yang sudah dilakukan. Begitu mengerikan. Maka, waktu seruan Yesus mengatakan, “Bertobatlah, kerajaan Allah sudah dekat!” itu menunjukkan bahwa orang-orang itu harus datang kepada Kristus, percaya kepada-Nya dan memohon agar kita terhindar dari neraka.

Akan tetapi, Bapak, Ibu sekalian, bukan saja sejarah bumi menyatakan hal-hal yang begitu mengerikan dan begitu menderita karena dosa, tetapi kita juga bisa melihat bahwa di bumi ini penuh dengan sukacita juga, penuh dengan anugerah umum, anugerah khusus Tuhan. Nah, itu adalah bayang-bayang surga. Waktu kita menerima anugerah umum Tuhan, di mana kita bisa melihat kelahiran seorang bayi. Orang pada umumnya, bayi lahir, kita inginnya tertawa, sukacita. Itu anugerah umum Tuhan. Bukankah ada sukacita yang besar dari keluarga maupun orang-orang di sekitarnya? Sebagai manusia, kita boleh menikmati kenyamanan hidup. Kita boleh makan makanan yang kita suka.  Kita bisa melihat bumi dengan penuh keindahan alam dari Tuhan. Kita bisa menikmati langit. Langit, binatang-binatang, hewan-hewan peliharaan, tumbuh-tumbuhan yang kita tanam, itu adalah hiburan bagi kita. Tumbuhan ada untuk kita. Kita bisa menyirami, terus warnanya warna-warni kayak gitu ya. Terus, hewan peliharaan untuk kita. Kita bisa menikmati anugerah umum Tuhan. Bukan saja itu, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ini yang disukai para mahasiswa juga ya, kita bisa tidur, lepas dari semua penderitaan kuliah, omelan orang tua, semua tidur gitu ya. Itu anugerah Tuhan. Menonton film, rekreasi, olahraga, badminton, basket. Itu semua anugerah umum Tuhan. Itu menyatakan apa? Surga. Bayang-bayangnya ya. Surga jauh lebih indah, Bapak, Ibu sekalian ya. Surga jauh lebih indah dari apa yang kita bayangkan keindahan di bumi ini.

Lalu, anugerah khusus Tuhan. Kita dapat Alkitab. Alkitab tulisan Roh Kudus sendiri ya dari Kejadian sampai Wahyu. Kita boleh membangun gereja. Gedung GRII Yogyakarta boleh semakin bagus ya. Siapa yang tidak suka gedung bagus ya, Bapak, Ibu sekalian? Nanti, kita kihat sendiri Tuhan pasti kirimkan orang-orang yang suka gedung bagus mungkin ya untuk datang beribadah di gereja ini, selain suka firman Tuhan. Pasti ada orang. Nanti, semakin kita pindah ke ruangan yang lebih besar, ya itu adalah sukacita surga ya. Bayang-bayang sukacita surga. Ada kelahiran kembali. Bukan saja kelahiran seorang anak, orang itu kelahiran kembali oleh Roh Kudus. Tiba-tiba dalam hatinya, kok saya mau percaya kepada Yesus Kristus ya? Bukan karena pendeta, bukan karena orang tua, bukan karena teman. Karena saya sendiri. Saya sendiri ingin percaya kepada Yesus. Itu kelahiran kembali. Itu wah, anugerah Tuhan, sukacita besar. Alkitab mengatakan, satu orang bertobat, malaikat di surga semua bersukacita. Surga itu melihat kita sekarang di bumi sedang ngapain, kemudian saling mengasihi, dan lain-lain itu adalah bayang-bayang surga di bumi. Nah, Bapak, Ibu sekalian, inilah bumi yang kita hidupi. Sekarang, kita mau menjalankan tugas kita sebagai orang Kristen untuk apa? Dalam doa Bapa kami dikatakan, datanglah kerajaan Tuhan. Kita ingin agar surga itu boleh datanglah di bumi yang sementara ini sebelum mencapai kepenuhan surga itu sendiri.

Mari kita renungkan kembali apa yang Alkitab katakan tentang surga. Ada 4 point yang kita bahas tentang surga. Surga itu apa sih, Bapak, Ibu sekalian? Alkitab menjelaskannya ya. Yaitu yang pertama, dunia kekal sebagai kediaman Allah. Tempat tinggal Allah yang kudus, agung, di mana Allah bertakhta. Nah, waktu kita pikirkan kata “surga” itu pasti ada Allah dan waktu kita pikirkan kata “surga” itu berarti Allah yang memiliki surga. Tetapi, Alkitab juga jelaskan bahwa surga itu bukan satu-satunya ditinggali oleh Allah saja. Ada malaikat yang taat. Mereka pun tinggal di surga. Mereka taat kepada Allah Bapa di surga. Tetapi juga, surga ditinggali oleh siapa? Oleh orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, yang memakai jubah kebenaran dari Yesus Kristus, dan bisa datang kepada Allah yang di surga, dan bisa masuk ke surga karena jubah kebenaran Kristus, karena kebenaran Kristus yang taat sepenuhnya di bumi ini. Saat ini, surga ada? Ada! Saat ini, orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus ada di mana? Ada di surga? Ada di surga! Saat ini, penghuni surga bukan saja Allah, tapi ada malaikat yang taat, ada orang-orang Kristen yang percaya kepada Kristus. Mereka pun ada di surga.

Di manakah surga itu? Alkitab katakan seringkali di atas bumi. Ya kan? Meskipun kalau kita lihat bumi, bumi yang bulat itu kalau kita tunjuk atas ya bumi itu yang mana ya? Kalau bumi itu berputar, kadang-kadang kita di bawah gitu ya atau di samping, kita tunjuk atas, berarti atas itu yang mana? Itu bukan berarti soal kebenaran secara ilmu pengetahuan ya. Atas. Lho, atas itu yang mana sih sebenarnya di bumi ini? Tetapi, Alkitab seringkali menggambarkan bahwa surga itu adalah tempat di mana Allah melihat ke bumi. Tahu dari mana ya, Bapak, Ibu sekalian Allah itu melihat ke bawah, ke bumi? Yaitu waktu kita katakan Yesus turun dari surga ke bumi. Itu Alkitab jelaskan. Memang Yesus turun dari surga ke bumi. Berarti surga itu di atas. Ya, di atas kita gitu ya. Surga di atas. Surga di mana manusia melihat dari bumi, dari bawah ke atas. Maka, waktu di dalam peringatan tentang naiknya Yesus Kristus ke surga, Yesus naik kan ke atas kita. Maksudnya di atas kita, itu berarti apa? Yesus naik ke surga. Surga berarti di atas. Namanya juga naik ya. Kalau surga di bawah, nanti Yesus turun ke surga. Tapi, Alkitab itu menggambarkan surga itu di atas kita. Sesuatu yang di luar kita. Nggak bisa kita masuk ke dalamnya.

Waktu kita pembacaan Bible reading, kemarin ya Bible reading sudah sampai menara Babel, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, mereka ingin mendirikan menara Babel. Mereka nggak taat sama Tuhan. Tuhan katakan, beranak cucu, bertambah banyak, penuhilah bumi. Sekarang kamu ingin memenuhi satu titik di bumi itu memenuhi bumi bukan? Bukan! Mereka berdosa. Lalu, mereka pengennya apa? “Ah, saya ingin melebihi Tuhan yang di atas saya. Saya ingin mendirikan menara Babel.” Ini dari bawah ke atas. Ya, dari bawah ke atas, mendirikan menara Babel. Tuhan lihat dari surga, dari atas ke bawah. ”Wah,ini nggak bener ya. Mereka 1 bahasa. Mereka kumpul 1 kota, mengembangkan kota itu. Nggak pengen mengembara. Nggak pengen pergi ke luar dari kota itu. Ini berarti tidak menjalankan perintah-Ku.” Satu saat, Tuhan katakan apa? Allah turun ke bumi mengacaubalaukan bahasa mereka. Ini gambaran Alkitab, menjelaskan Tuhan itu di atas, di surga. Realitas surga itu lebih tinggi daripada bumi. Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa Allah di surga, manusia di bumi. Ini suatu realitas yang berbeda. Maka, ini merupakan penjelasan surga ya surga, neraka ya neraka, bumi ya bumi. Ini 3 tempat tinggal yang berbeda satu dengan yang lainnya ya. Tidak ada campurannya.

Yang kedua, point kedua tentang surga selain dunia kekal sebagai tempat kediaman Allah, kedua adalah kerajaan Allah. Jadi, surga itu digambarkan seperti kota, di mana kota itu ada kerajaannya, ada istananya. Maka, Alkitab menjelaskan surga itu adalah Yerusalem baru. Suatu tempat yang indah. Suatu tempat di mana kita bisa hidup di kota itu dan beribadah kepada Tuhan. Karena di Yerusalem itu ada bait Allah. Jadi, ada kerajaan Allah, ada bait Allah. Di situ digambarkan ada pintu gerbang, tembok, jalan yang penuh dengan emas. Ada kristal, mutiara, dan lain-lain. Semua yang berharga itu ada di surga. Suatu tempat di mana otoritas Allah secara penuh memerintah di surga. Ini adalah Tuhan kita ya, adalah kerajaan surga. Allah bertakhta sebagai raja, kita warga kerajaan-Nya menyembah dan taat. Hanya taat. Hanya menyembah Dia. Dan juga di sana kita bisa memuliakan Tuhan. Itu yang kedua.

Yang ketiga, Bapak, Ibu sekalian, gambaran surga itu adalah soal kekudusan ya. Di surga itu tidak ada dosa dan tidak boleh ada dosa. Maka, lagu Pdt. Stephen Tong mengatakan bahwa “Dosa Tak Boleh Masuk Surga.” Nah sekarang bagaimana bisa kita manusia berdosa melepaskan dosa itu jangan sampai ada di hidup kita? Nggak bisa. Manusia berdosa akan terus punya dosa. Baik dosa asal, maupun dosa aktual, maupun dosa yang kita lakukan ya dan lain-lain ya, kita nggak bisa masuk surga. Maka dari itu bagaimana supaya kita bisa masuk surga? Ya kita nggak ada dosa. Dengan bagaimana dosa kita dihapuskan? Dengan darah Yesus Kristus, kita datang kepada Bapa di surga, memakai jubah kebenaran Yesus Kristus itu. Yang ada di surga adalah pribadi yang semuanya benar. Ya. Nggak ada yang berdosa, nggak ada yang lawan Tuhan, nggak ada yang munafik, nggak ada yang penuh dusta, nggak ada yang tidak tulus, nggak ada yang jahat. Semua yang masuk surga adalah malaikat yang taat dan orang-orang yang menggunakan ketaatan Kristus atau menerima ketaatan Kristus jadi orang benar, kayak gitu ya.

Dan yang keempat, surga itu juga menunjukkan tranformasi bumi yang berdosa, maksudnya apa sih? Ada pengalaman bumi itu diubahkan waktu kita masuk surga. Mau berubah, semua berubah. Kita pakai tubuh kemuliaan, tubuh kita adalah tubuh yang terbaik, ya, bukan yang overweight atau underweight, bukan yang penuh sakit atau yang keriput semua, kan nggak menarik ya. Di surga semua sudah tua, ya, nggak, tubuh yang terbaik. Ada pengalaman diubahkan kita pun menjadi yang terbaik sesuai dengan kehendak Allah kayak gitu ya. Di surga nggak ada kelaparan, nggak ada kehausan, nggak ada panas yang begitu menyengat yang seperti kita alami akhir-akhir ini ya. Nggak ada air mata, nggak ada kematian, nggak ada perkabungan, nggak ada rasa sakit, kejahatan, dusta, kekejian semua itu nggak ada lagi. Tidak ada lagi yang seperti itu. Adanya apa? Diganti dengan sukacita kebahagiaan kepuasaan kecukupan keindahan kebaikan dan kehidupan yang kekal. Itulah surga ya. Ada sebuah transfromasi dari bumi ini ya. Transformasi bumi yang berdosa, bukankah ini sebuah kehidupan yang sangat indah dan tak terbayangkan yang kita bisa miliki sebagai orang Kristen. Kita itu dapat surga. Kita sudah memiliki hidup yang kekal. Alkitab menjelaskan bahwa hidup kekal bukan saja masuk ke surga memperoleh hidup kekal itu, tetapi juga adalah mengenal siapakah Allah dan siapakah Yesus Kristus. Itu hidup kekal ya, kita sudah ada. Bagaimana kita masih bersungut-sungut. Bagaimana kita masih mengeluh, tidak puas dalam hidup. Kita sudah dapat berkat terbesar lho. Apalagi sih yang Tuhan bisa berikan? Berkat terbesar apa lagi selain surga ini? Nggak ada. Itu kita sudah terima yang terbesar. Yesus Kristus dan surga. Kita masih mau minta lagi, “Tuhan kurang Tuhan, kurang.” Wah kita memang rakus ya Bapak Ibu saudara, masih bilang kurang-kurang terus ya. Minta ini, minta itu. Sudah dikasih yang terbesar kok masih nggak puas. Ini manusia berdosa ya. Ya maka kita harus bersyukur ya. Bapak, Ibu sekalian surga yang gambarannya begitu indah, itu sudah kita terima.

Nah sekarang kita renungkan tentang neraka ya Bapak Ibu sekalian. Ada empat poin juga yang kita renungkan ya. Neraka berarti apa? Ini berkebalikkan dengan tadi ya, yang surga itu. Yaitu pertama, dunia kekal sebagai kediaman para pemberontak Allah. Ini neraka ya Bapak Ibu sekalian. Alkitab menjelaskan bahwa Allah juga hadir di neraka, tetapi kehadiran Allah itu sebagai hakim, sebagai raja yang menghukum para pemberontak. Neraka bukan berarti tidak ada Allah. Ada Allah, tetapi tidak ada kasih Allah di sana. Yang ada adalah apa? Penghukuman. Ya, keadilan, otoritas Tuhan, secara negatif, kuasa penghukuman-Nya kepada para pemberontak. yang ada dihukum di neraka siapa Bapak, Ibu sekalian? Yaitu malaikat yang jatuh atau iblis, dan para pengikutnya dan juga orang-orang yang menolak Allah. Mereka terus menerus menerima penghukuman Allah yang adil, yang setimpal dengan dosa-dosa mereka. Dalam hati mereka ada kesedihan? Banyak. Ada penyesalan? Banyak. Ada kemarahan? Banyak. Dan juga ada penolakan terhadap penghukuman Allah itu sendiri. “Saya nggak terima dihukum!” Ada sebuah penderitaan yang begitu besar. Memang neraka itu begitu mengerikan Bapak, Ibu sekalian. Dan itulah yang tidak kita peroleh di dalam Yesus Kristus. Kita terhindar dari hukuman neraka. Kalau kita mengerti betapa indahnya surga, betapa mengerikannya neraka, hati kita itu mau tunduk terus kepada Allah. Mau melayani Allah, mau ikut kehendak-Nya. Sebagai bentuk ucapan syukur terhindar dari neraka dan boleh mendapatkan surga.

Tapi orang ketika merenungkan tentang neraka Bapak Ibu sekalian, ada orang-orang tertentu, orang Kristen sendiri mengatakan bahwa orang di neraka itu ya terpisah saja dari Allah, bukan dihukum terus menerus, bukan sampai menderita terus menerus. Ya kita bisa saja berpendapat demikian tetapi kita mau ikut pendapat siapa? Alkitab mengatakan bahwa, neraka, surga ya kekal itu ya, penderitaannya di neraka itu kekal kok, terus menerus kok. Terus kita tanya ke Tuhan, Tuhan kenapa menciptakan orang yang akhirnya nanti ke neraka? Sebetulnya ada ayat yang nanti akan menjelaskan itu ya, yaitu apa? Ayat tentang tukang periuk. Ya, tukang periuk membuat tanah liat yang kemudian akhirnya untuk guna yang biasa maupun guna yang mulia terserah dia. Ya nggak mungkin si tanah liat atau perabotan tanah liat itu bisa berkata, “Hai Tukang Periuk, ciptakan aku yang mulia ya, yang bagus, ya saya pengennya jadi barang yang bagus.” Nggak bisa. Kita nggak bisa apa-apa di hadapan Tuhan ya Bapak, Ibu sekalian, betul-betul kita itu tidak berkuasa apapun di hadapan Tuhan.

Yang kedua, neraka juga bukan saja dunia kekal kediaman para pemberontak Allah, tetapi di situ juga ada kerajaan Allah nyata. Nah ini juga paradoks ya Bapak, Ibu sekalian. Bagaimana kerajaan Allah nyata di neraka. Kerajaan Allah harusnya nyata di surga. Tetapi neraka juga bagian dari kerajaan Allah, kok bisa? Dan ini kita mengerti secara negatif. Nah Bapak Ibu sekalian, sebagus-bagusnya rumah, ya, sebagus-bagusnya istana, itu pasti ada bagian yang kotor. Yaitu apa? Septic tank, yaitu apa? Toilet. Yaitu apa? Tempat pembuangan sampah atau tong sampah itu sendiri. Ini gambarannya ya. Neraka ada suatu tempat yang mengerikan. Siapa ciptakan neraka? Allah. Neraka sebagai kerajaan Allah bukan suatu kerajaan yang begitu agung dan megah tetapi ibarat suatu tempat yang paling tidak penting dalam Kerajaan. Dalam Alkitab, alkitab menjelaskan neraka itu digambarkan seperti jalan yang sempit, kemudian dalam, ya mengerikan. Dan semua orang ya, ketika mempelajari sejarah Israel itu, mereka melihat gambaran neraka itu seperti apa? Seperti suatu tempat dalam Perjanjian Lama, yang disebut sebagai lembah Benhinum. Lembah itu adalah tempat di mana orang-orang Israel menyembah berhala, bahkan orang Israel menyembah mempersembahkan korban anak mereka sendiri di lembah itu kepada Dewa Molok. Dewa-dewa orang asing, bangsa lain. “Ini anak saya ya supaya doa saya dikabulkan saya persembahkan anak saya.” Bunuh anak sendiri supaya doanya didengar oleh dewa-dewa.

Wah, lembah itu mengerikan. Ada api yang membakar manusia, ada bau mayat, orang-orang di situ  ketika berperang ya, udahlah mayatnya dibuang saja di situ, mayat prajurit. Itu lembah Benhinum ya. Itu adalah tempat penyembahan berhala, itu adalah tempat kematian, dan lembah ini dianggap sebagai lembah yang najis. Lembah Benhinum ini letaknya di selatan Yerusalem kayak gitu ya. Dan ini digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan akhir, TPA gitu ya. Lembah itu ya jijik. Benhinum juga dikenal sebagai tumpukan sampah, yaitu tempat kebinasaan oleh apa? Api. Sampah itu dibuang terus dibakar. Kata Yunani dari neraka adalah gehena yang umumnya digunakan sebagai tempat hukuman yang terakhir. Ini gambaran yang begitu ngeri. Ya Bapak, Ibu sekalian ya, ada bau kematian, ada bau kebusukan, ada bau bakar di lembah ini. Dan lembah ini pun betul-betul menggambarkan tentang neraka ya. Ini gambaran tentang neraka yang seperti Yesus jelaskan di dalam Markus 9:47-48. Mari kita buka Alkitab kita ya, Markus 9:47-48 ini adalah gambaran neraka yang ngeri, kalau kita betul-betul menggambarkan tentang neraka ya. Markus 9:47-48 mari kita baca bersama-sama, Markus 9:47-48, “Dan jika matamu menyesatkan  engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.” Itulah ya, tidak mati berarti apa? Berarti terus menerus. Tidak padam berarti apa? Terus menerus. Ada kengerian, ada kesakitan, ada keburukkan lah di dalam neraka.

Ya itu masuk ke dalam poin yang ketiga Bapak, Ibu sekalian, yaitu apa neraka? Kengerian. Neraka itu ibarat mayat. Mayat itu menunjukkan apa sih waktu kita lihat sebuah mayat? Entah itu manusia, entah itu binatang? Kita kan langsung ih ngeri ya, bau, jauh-jauh lah. Nggak ada kita lihat mayat binatang terus kita peluk nggak kan. Yang kita peluk itu adalah kehidupan. Kecuali kita karena kesedihan OK, orang yang kita kasihi baru meninggal kita ingin peluk, kita ingin terus berelasi dengan dia. Tetapi mayat, atau jenazah atau bangkai kayak gitu itu merupakan gambaran yang mengerikan karena itu musuh kita. Musuh yang terakhir kita sebagai manusia adalah kematian. Dan kematian ini tidak mungkin kita kalahkan. Kita pasti mati. Tetapi yang mengalahkan siapa? Yesus Kristus. Yesus Kristus sudah mengalahkan maut maka kita boleh memiliki kehidupan yang kekal bersama dengan Allah.

Gambaran kengerian bukan saja mayat, melainkan sebuah kejijikan juga. Ulat-ulat yang tidak mati Bapak, Ibu sekalian ya, ini bukan ulat-ulat yang bagus warnanya ya. Kita bisa menikmati ulat yang bagus, tapi gambarannya adalah seperti belatung yang muncul dari mayat bangkai yang sudah lama matinya.  Siapa yang tidak jijik dengan belatung Bapak, Ibu sekalian? Ya itu mungkin orang-orang scientist yang melihat ada belatung tertentu yang banyak protein. Boleh dimakan atau dijadikan vitamin, bisa saja,. Tetapi belatung ini adalah gambaran yang mengerikan. Saya sempat lihat video di Instagram itu dengan judul nyeleneh ya, yaitu apa? “Udah pernah nyoba belum ayam geprek belatung? Mau nangis..” terus back sound nya oh no, oh no. Dia makan ya Bapak, Ibu sekalian, si orang itu makan lalu ada belatung di ayamnya, kecil-kecil semua. Siapa yang bersyukur ya? Bersyukur ada protein tambahan. Enggak kan ya. Belatung itu jijik kok. Ya. Kita mau langsung buang, muntahin makannya, mengatakan kasar ya kepada penjualnya. Ya bagaimana ya menjual nasi ayam, ayamnya sudah busuk berhari-hari. Itu kejijikan. Neraka itu begitu jijik ya, begitu mengerikan. Ada nyala api. Bicara soal penghakimkan yang menyakitkan dari Allah. Ada ratapan dan kertak gigi. Ketakutan terus menerus. Kegelapan dan kekacauan dijauhkan dari kehadiran Allah yang Maha kasih. Itu neraka.

Dan neraka juga Bapak Ibu sekalian, itu sebuah transformasi bumi yang berdosa juga. Tapi ke arah yang negatif, yaitu apa? Pengalaman yang diubahkan. Kita semua gini, sekarang semua dengan tubuh, tapi waktu masuk surga ada yang mengatakan hanya roh saja, nggak ada tubuhnya. Ada yang mengatakan  setengah-setengah. Kita masuk surga dengan tubuh kemuliaan kan, seperti Yesus kan, Yesus bangkit dari kematian dari kubur dengan tubuh kemuliaan. Hanya dijelaskan Yesus yang bangkit dengan tubuh. Kalau orang-orang tidak percaya mereka bangkit dengan tubuh juga nggak? Ada yang percaya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, mereka hanya roh saja. Masuk neraka hanya sebatas roh. Tapi bapak Ibu sekalian Alkitab tidak jelaskan demikian. Alkitab jelaskan kebangkitan tubuh, baik orang yang masuk surga, dan baik orang yang masuk neraka. Ya itu dengan tubuh. Itu berarti apa? Tubuh itu kekal, dan mengalami kesakitan terus menerus ya.

Di dalam neraka transformasi bumi itu juga diubahkan menjadi kondisi yang begitu mengerikan ya. Kalau memang betul ya, kalau memang betul surga itu turun ke bumi, OK, bumi ini dari surga, semua ada kerajaan Allah secara fisik gitu ya, kita pakai tubuh juga, nerakanya di mana? Oh itu di planet neraka. Ada kan? Itu orang tinggal di situ semua. Ada kan planet neraka alam semesta ini, ya itu orang pakai tubuh kan. Itu betul-betul mengerikan bapak Ibu sekalian, terpisah dari kasih Allah mengalami penderitaan dengan tubuh lho. Bapak Ibu sekalian boleh cari ayat-ayatnya, tanya Google ya nggak usah tanya Pendeta. Tanya Google ayat-ayat yang menjelaskan kebangkitan orang mati, itu orang percaya maupun tidak percaya, itu ayatnya ada. Semua jelas ditulis di dalam Alkitab. Inilah neraka yang begitu mengerikan yang seharusnya kita terima sebagai manusia berdosa. Kita seharusnya binasa ya. Kita seharusnya dihukum oleh Tuhan. Tetapi karena anugerah Tuhan, belas kasihan Tuhan, kita boleh diselamatkan oleh Yesus Kristus, kita terhindar dari neraka dan memperoleh surga sampai bahkan di bumi ini kita bisa berkata Bapa kami yang di surga. Bukankah itu sebuah kalimat yang begitu indah Bapak, Ibu sekalian, kita bisa ngomong kepada Bapa karena kita sudah pemilik surga. Kita sudah dijanjikan surga oleh Yesus sendiri. Kita sudah dijanjikan Surga oleh Bapa itu sendiri. Mari kita sadari bahwa Bapa itu pemilik surga, bapak Ibu saudara sekalian ya. Kita sudah pasti memperoleh surga.

Wah sombong sekali. Kok orang Kristen itu mudah sekali masuk surga? Hanya percaya pada Yesus pasti masuk surga? Berarti boleh berdosa terus menerus? Itu pemikiran bukan Kristen. Pemikiran Kristen adalah kita sudah bersyukur dapat surga, kita sudah bersyukur tidak dapat neraka, sekarang hidup mau ngapain? Terus lakukan dosa? Itu belum percaya Kristus. Terus lakukan dosa, terus nikmati dosa, terus ke arah dosa, itu bukan percaya Kritus, itu cuman lip service. Saya percaya Kristus, saya Kristen. Semua orang bisa ngomong begitu. Sekarang saya juga bisa katakan saya Islam saya percaya kepada allah, bisa. Tapi itu bukan dari hati saya. Saya cuman akting. Cuman ngomong doang. Tapi orang Kristen itu sungguh-sungguh sadar, saya percaya Kristus, saya dapat surga, saya terhindar dari neraka. Pasti nggak akan lakukan dosa. Ga mau lah. Kalau jatuh dalam dosa bisa, tapi lakukan dosa itu benci sekali, menyesal sekali, tidak mau lakukan dosa.

Ya Bapak Ibu saudara sekalian, kita harus mengucap syukur atas kehidupan yang Yesus berikan pada kita. Yesus memberikan hidup dengan cara apa? Dia mati di atas kayu salib memberikan kita keselamatan memberikan kita pengenalan akan Allah ya. Ketaatan kita pada Tuhan agar kerajaan-Nya di surga boleh datang ke bumi ini. Kita mau terus taat. Kita nggak mau nggak taat, kita rindukan surga itu sendiri. Saya pernah baca buku dari orang GRII Bapak Ibu sekalian, kayaknya orang GRII di Eropa ya, di Jerman kalau nggak salah, orang Kristen itu sendiri dia katakan dalam buku itu, adalah orang yang paling merindukan surga. Kalau bisa cepat-cepat masuk surga itu mau cepat-cepat, tapi jangan bunuh diri ya Bapak, Ibu sekalian. Aneh. Saya ingin cepet masuk surga ada dua jalan, mati sekarang atau tunggu kedatangan Yesus kedua kalinya atau tunggu mati gitu ya, tunggu jatuh tempo pasti kita mati. Dan bagaimana relasi ini? Saya ingin ketemu Yesus di Surga, saya ingin masuk surga, tapi saya nggak boleh bunuh diri ya. Aneh ya. Kalau betul-betul mau masuk surga, mati sekarang. Bagi orang Kristen, kematian adalah gerbang menuju surga, kehidupan yang lebih baik.

Maka para teolog itu menjelaskan bahwa orang Kristen yang sudah mati duluan, itu lebih bahagia hidupnya daripada kita sekarang. Maka waktu kita menyadari kebenaran ini ya, orang Kristen yang sudah mati duluan ini, orang tua kita, kakek nenek kita, anak kita, itu sudah menikmati surga lebih indah daripada hidup kita sekarang, kita mau nyusul. Kita mau nyusul. Tapi apakah dengan bunuh diri? Tidak. Kita tetap sabar, kita terus nyatakan surga itu ke bumi ini. Sampai waktunya kita bertemu Kristus di surga. Kerinduan itu nggak masalah ya, ya saya rindu masuk surga, ketemu Yesus nggak masalah. Tapi bukan berarti itu mendorong kita ya sudah saya mati aja lah, nggak ngapa-ngapain, justru dengan kerinduan itu, kita ingin mentaati Tuhan di bumi ini, menyatakan kerajaan surga di bumi ini. Ya Bapak, Ibu sekalian, kita mau supaya surga itu, kerajaan surga itu datang ke bumi ini, dan kita terus tekun melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.

Mari kita berdoa minta berkat Tuhan yang Tuhan sediakan dalam surga, agar kita bisa nikmati di bumi ini dan kita juga ketika menerima berkat Tuhan dari surga, kita bisa gunakan kemuliaan nama Tuhan di bumi ini. Apa yang ada di surga kita kurang lebih menarik ke bumi ini. Sifat-sifat Allah yang di surga kita nyatakan di bumi ini. Penuh kasih, penuh kerendahan hati, penuh kebaikan, kita ingin agar suasana surga ini ada di bumi ini. Dan itulah tugas gereja Tuhan. Itulah tugas gereja Tuhan yang berkumpul jadi terang dan garam di bumi yang penuh dengan dosa. Adanya gereja Tuhan, adanya umat Tuhan, supaya orang itu bisa melihat bayang-bayang surga, supaya orang ingin masuk surga lewat apa? Lewat percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kiranya Tuhan dipermuliakan di dalam kehidupan kita. Mari sama-sama berdoa,

Bapa kami yang ada di surga, saat ini Tuhan kami berterima kasih boleh merenungkan kembali tentang kekekalan. Engkau yang berada di surga, bertahta atas seluruh alam semesta. Kami yang di bumi ini tidak bisa apa-apa di hadapan Tuhan. Kami lemah, kami berdosa, kami binasa masuk ke neraka. Tetapi Tuhan menyatakan belas kasihan Tuhan, anugerah Tuhan yang begitu besar di dalam bumi ini supaya kami boleh sungguh-sungguh menyatakan kemuliaan Tuhan dan berkat surgawi di dalam bumi ini. Pimpinlah Tuhan hati kami, kiranya kami boleh sungguh-sungguh bertobat dari segala dosa kami, kami bisa juga boleh menyadari janji-janji Tuhan nyatakan di dalam Alkitab sehingga kami boleh berdoa sesuai kehendak Tuhan saja. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kita sudah berdoa. Amin. (HSI)