Anak Allah
Yes. 9:1-6
Vik. Nathanael Marvin
Bagian ini, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, bicara soal firman Tuhan yang Tuhan sampaikan melalui Nabi Yesaya. Seorang nabi bertugas untuk memberitakan firman Tuhan. Dia menjadi alat yang dipakai Tuhan agar Tuhan menyampaikan firman Tuhan kepada dia, lalu nabi tersebut menyampaikan firman Tuhan yang dia peroleh kepada masyarakat atau kepada banyak orang. Dan para nabi ini bertugas untuk memanggil apa kepada banyak orang, kepada setiap orang, bahkan terlebih khusus pada umat Tuhan, kepada bangsa Israel pada waktu itu? Yaitu memanggil orang agar bertobat kembali kepada Tuhan, meninggalkan cara hidup yang lama, yang terikat dalam dosa, kemudian dibebaskan dari belenggu dosa itu untuk kemudian menjadi taat kepada Tuhan. Yang hidupnya salah, berdosa terus boleh menjadi hidup yang benar. Yang hidupnya dulu sembah berhala, jangan sembah berhala, tetapi menyembah kepada Tuhan. Yang hidupnya tidak taat menjadi taat. Hidupnya jahat menjadi baik. Nah, ini adalah panggilan seorang nabi.
Pemberitaan firman Tuhan menyatakan orang agar bertobat, kembali kepada Tuhan. Kenallah Tuhan. Mendengarkan kehendak Tuhan. Bukankah kehendak Tuhan adalah agar setiap orang itu bertobat? Masa, Tuhan memerintahkan, “Sudah, sembah berhala, nggak masalah! Sudah, tidak usah cari Aku, nggak masalah!” Tuhan tidak mengatakan demikian. Tuhan mengatakan melalui para nabi-Nya agar kehidupan orang yang berdosa itu bisa kembali kepada Tuhan. Karena apa? Karena orang berdosa, orang fasik itu pasti mendapatkan hukuman Tuhan. Tetapi orang yang datang kepada Tuhan, Tuhan kasihi, Tuhan berkati. Dan orang yang hidupnya jauh daripada Tuhan itu digambarkan di dalam Alkitab itu memiliki kehidupan yang sebenarnya suram, kehidupan yang gelap. Sedangkan orang yang dekat dengan Tuhan yang dikatakan oleh Rasul Yohanes adalah Allah itu adalah terang, maka orang tersebut juga hidup dalam terang, hidup cerah di dalam kehidupannya.
Nah, bagaimanakah seseorang agar hidupnya bisa berkenan di hadapan Tuhan? Ini menjadi pertanyaan bagi kita semua. Kalau Tuhan memang memanggil kita untuk menaati hukum Taurat, “Jangan ada Allah lain di hadapan-Ku. Hormati Tuhan. Hormati sesama.” Bagaimana supaya bisa melakukannya? Jawabannya adalah kita tahu itu bukan karena usaha kita sebagai manusia yang berdosa bahwa kita mampu, tetapi itu karena anugerah Tuhan semata. Dan bagaimana Tuhan menyatakan anugerah Tuhan sehingga kita yang berdosa bisa hidup kudus, bisa diselamatkan oleh Tuhan sendiri? Yaitu melalui janji Tuhan, janji keselamatan dalam kedatangan Mesias atau Sang Kristus Yesus. Di dalam janji Tuhan di dalam Yesus Kristus inilah ada keselamatan dan kekudusan hidup. Itulah arti perkataan Yesus Kristus yang mengatakan bahwa, “Akulah jalan. Akulah kebenaran. Akulah hidup. Tidak ada yang bisa datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” Itu adalah janji Tuhan. Itu adalah kebenaran yang Yesus berikan di dalam setiap kehidupan manusia bahwa manusia mau memiliki kehidupan yang benar, mau memiliki kehidupan yang cerah, yang terang itu, meninggalkan hidup yang gelap dan suram itu bagaimana caranya? Di dalam Yesus Kristus. Di dalam firman Tuhan yang sudah Tuhan berikan dan bahkan menjelma menjadi daging. Yesus juga pernah mengatakan bahwa, “Akulah kebangkitan dan hidup.”
Nah, Bapak, Ibu sekalian, di dalam ayat 1 sampai 3 di pasal ini bicara soal Mesias dan kemenangan Mesias atas musuh-musuh-Nya. Bangsa yang berjalan dalam kegelapan, yang di dalam dosa, ketersesatan, mereka akan melihat terang yang besar. Mereka akan melihat kejelasan, kebenaran yang sejati dari Allah sendiri. Bila bangsa Israel percaya kepada janji Tuhan ini, kepada Mesias yang dijanjikan, bahwa Mesias itu akan mengalahkan segala musuh dan bangsa Israel menjadi bangsa yang diberkati Tuhan, maka bangsa Israel akan bisa memuliakan Tuhan, bisa menyenangkan Tuhan karena dia sudah dilepaskan dari belenggu dosa. Akan tetapi, bila bangsa Israel tidak mau percaya kepada Tuhan, tidak percaya kepada Mesias, mereka tetap dalam kondisi yang gelap. Mereka tetap dalam kondisi yang terpuruk dan mereka mengalami hukuman Tuhan. Mereka betul-betul mengalami gambaran penghukuman Tuhan. Kalau tidak bertobat itu seperti mereka dikalahkan oleh bangsa yang lain, mereka dijajah, mereka ditindas oleh bangsa yang lain. Mereka dalam keterpurukan. Tetapi ketika mereka bisa sungguh-sungguh berharap kepada Tuhan, Tuhan memberikan anugerah-Nya, mereka bisa mendapatkan kemenangan.
Mereka bisa menjadi bangsa yang baik karena karya Tuhan sendiri yaitu lewat apa anugerah Tuhan ini disampaikan kepada umat-Nya? Lewat mana? Yaitu ketika Yesaya memberitakan firman Tuhan yaitu, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita,” barulah hidupmu bisa terang, hidupmu bisa bersinar, hidupmu bisa lebih memuliakan nama Tuhan. “Seorang putera diberikan untuk kita.” Seorang anak siapa? Ya, kalau kita lihat ayat ini. “Seorang anak.“ Lalu, “Seorang putera.” Tetapi kalau kita bisa detail membahas ayat ini, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, sebenarnya ayat ini menjelaskan tentang dwi natur Kristus. “seorang anak telah diberikan.” Seorang putera. Yang namanya putera punya gender laki-laki. Berarti, harusnya anak manusia. Tapi seorang anak diberikan itu belum tentu anak manusia. Anak diberikan ini bisa mengacu kepada Allah yang memiliki pribadi yang kedua, yaitu disampaikan di dalam Anak Tunggal Allah. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Wah, ini sudah diberikan kepada kita! Yesus Anak Allah diberikan kepada kita. Seorang putera, Yesus Anak Manusia diberikan kepada kita juga. Untuk apa? Untuk keselamatan dan kekudusan hidup di dalam Tuhan.
Dalam perikop ini, firman Tuhan melalui Nabi Yesaya menggambarkan tentang masa depan Israel. Ketika Tuhan akhirnya mengembalikan bangsa Israel menjadi bangsa yang tenang, bangsa yang menang, bangsa yang meninggalkan kegelapan. Istilah “terang” memang dalam konteks Alkitab itu bicara soal hal yang benar, yang baik, hal yang nyaman seperti itu ya dan hal yang sungguh-sungguh adil. Sedangkan gelap merupakan hal-hal yang buruk. Dan Tuhan ingin agar bangsa Israel betul-betul merasakan terangnya Tuhan itu seperti apa. Nah, lewat mana? Lewat janji Tuhan. Kita sudah membahas protoevangelium. Percaya pada janji Tuhan. Ada seorang keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular. Menang. Kemudian terus janji itu terus dipelihara dan juga belum digenapi, tetapi mereka terus dapat peringatan-peringatannya bahwa ada seorang perempuan, perawan yang akan melahirkan anak tersebut. Terus lokasinya juga sudah dijelaskan di dalam kitab Mikha, yaitu di Betlehem, di Efrata itu akan datang seorang pemimpin, seorang penggembala yang baik yang akan menyelamatkan bangsa Israel. Itu semua diberikan oleh Tuhan dan digenapi oleh Yesus Kristus. Tuhan ingin agar bangsa Israel memperoleh hari yang penuh dengan penyertaan Tuhan. Allah akan memberikan istirahat. Allah memberikan keamanan. Allah memberikan kelimpahan kepada bangsa Israel, ya secara rohani terutama ya dan juga akan mematahkan penindasan musuh-musuh dari bangsa Israel. Bahkan, di dalam ayat ini dikatakan Allah sendirilah yang mengakhiri perang tersebut. Bangsa Israel sedang ditindas. Daerah-daerah di mana bangsa Israel itu sangat rentan diserang musuh. Mereka kalah dan mereka mengalami kengerian itu. Tetapi Tuhan memberikan janji-Nya sekaligus ya. Itu menyatakan bahwa ada janji secara rohani, tetapi juga ada janji yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel kalau mereka taat kepada Tuhan, yaitu kemenangan melawan bangsa-bangsa atau musuh-musuh. Nah, bagian ini menggambarkan bagaimana Tuhan akan mewujudkan terang bagi Israel. Dia melakukannya melalui seseorang. Jadi, ini bicara soal hal rohani. Bagaimana bangsa Israel, meskipun di dalam kegelapan, dosa, tetapi Tuhan memberikan seseorang putera, seseorang anak yang akan dilahirkan yang akan membebaskan mereka dari kegelapan dosa itu yaitu Yesus Kristus. Ayat ini memang menubuatkan tentang kelahiran Yesus yang menjadi harapan keselamatan bagi semua orang.
Maka, bulan Desember sebenarnya bulan yang sangat spesial. Bulan penginjilan besar-besaran, di mana kita bisa memberitakan terang itu sendiri, yaitu Yesus Kristus. Kita bersukur ya, kita boleh diberikan kesempatan di akhir tahun, menjelang awal tahun baru. Kita boleh merenungkan tentang siapakah Yesus Kristus di dalam kehidupan kita. Dan bagian ini merupakan janji Tuhan kepada Israel akan seorang penyelamat. Berarti, Natal berarti apa? Merupakan penggenapan janji Tuhan atas Juruselamat tersebut bagi umat Tuhan. Dan terlebih lagi, secara prinsip itu secara rohani. Tuhan menjanjikan kepada Israel seorang penyelamat, seorang Mesias yang akan mengembalikan kejayaan dan kegembiraan bagi bangsa mereka. Anak ini juga akan menjadi raja Israel dan juga raja dunia. Dialah Anak Allah yang dijanjikan oleh Tuhan sendiri.
Maka Bapak, Ibu sekalian, orang Yahudi seringkali salah tafsir kan soal Mesias ini, sehingga mereka berpikir bahwa, “Oh, anak yang dijanjikan ini adalah anak yang betul-betul luar biasa. Pemimpin dunia.” Karena apa? Konteksnya adalah Tuhan di dalam Perjanjian Lama memang memberikan janji tersebut kepada bangsa Israel yang sedang ditindas, tetapi lebih ke arah juga bangsa Israel yang lebih saat ini dalam kondisi berdosa, yang melupakan Tuhan, yang membuang Tuhan. Ya, kamu harus kembali kepada Tuhan. Sehingga orang Yahudi itu berpikir Mesias itu adalah Mesias secara fisik, jasmani, yang membebaskan mereka dari perbudakan bangsa Romawi. Lupa bahwa Mesias itu bukan saja itu poinnya, tetapi lebih kepada hal rohani. Kita diperbudak oleh dosa dan Mesias yang datang itu membebaskan kita dari belenggu dosa. Itu yang lebih inti sebenarnya, bukan soal fisik, bukan soal kemenangan dalam peperangan seperti itu ya.
Nah, Bapak, Ibu sekalian, tentang seorang anak yang telah lahir, seorang putera yang diberikan bagi umat Allah ada 9 ciri yang dijelaskan di dalam ayat ini. Yang pertama itu adalah lambang pemerintahan ada di atas bahu Anak tersebut, putera tersebut. Jadi, di sini dinubuatkan bahwa seorang Anak itu memiliki lambang pemerintahan. Di bahu-Nya itu ada pemerintahan. Ada di pundak-Nya itu ada kuasa. Dia menjadi apa? Kalau kita tafsirkan ya, oh, berarti Dia adalah pemimpin. Dia adalah raja. Itu betul. Arti nama Yesus menjelaskan di dalam ayat ini ya, Bapak, Ibu sekalian, itu bicara soal apa? Dia adalah pemimpin, raja, penggembala, pemerintah umat-Nya. Nah, pada tahap ini, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita bisa mengatakan bahwa, OK, ini berarti tafsirannya adalah Anak ini menjadi raja. Ya, raja dunia secara kasat mata seperti itu ya. Meskipun kita bisa tafsirkan ini juga adalah raja seluruh alam semesta. Raja seluruh alam yang sudah Tuhan ciptakan ini.
Lalu yang kedua, nama-Nya disebut penasehat ajaib. Penasehat juga sama. Manusia bisa menjadi konselor yang baik. Ya, bisa. Kita bisa berikan nasehat, bahkan ada pekerjaan sebagai konsultan dan yang lain. Dan di sini, seorang anak ini digambarkan sebagai penasehat yang wonderful. Penasehat yang hebat. Gambarannya seperti apa? Yaitu ketika orang tanya segala sesuatu, dia bisa jawab. Ini bicara soal seseorang yang sangat bijaksana. Kalau tadi, lambang pemerintahan ada di pundaknya, ada di bahunya, itu bicara soal kekuasaan, raja. Tetapi di dalam penjelasan yang kedua ini bicara soal penasehat. Berarti dia konselor yang baik. Dia seorang yang berbijaksana seperti layaknya Raja Salomo. Kurang lebih demikian. Begitu berhikmat. Dia bisa memberikan nasehat. Dia bisa memutuskan harus ngapain hari ini. Ada exception, ada hal-hal umum begitu ya. Terus kemudian dia bisa bijaksana untuk memberikan pesan-pesan, nasehat. Dia menjadi konselor. Tetapi itu pun pada batas bahwa ini bisa hanya manusia saja. Hanya Anak Manusia saja, bukan Anak Allah.
Tetapi masuk ke dalam poin yang selanjutnya, ciri yang ketiga dari seorang anak ini adalah ciri yang aneh sekali. Karena apa? Dia disebut sebagai Allah yang perkasa. Katanya anak? Katanya seorang putera? Kok disebut sebagai Allah yang perkasa? Katanya yang lahir Anak Manusia? Kok bisa, Allah yang perkasa? Akhirnya, orang mulai menafsirkan. “Udah, ini kayaknya Anak Manusia juga deh.” Maksudnya Allah yang perkasa itu maksudnya adalah pahlawan yang besar. Dia menjadi seorang prajurit yang hebat, bisa berperang, dan disebut sebagai orang yang perkasa, orang yang hebat dalam perang. Namun, Yesaya di sini bukan bermaksud menjelaskan tentang kemanusiaan dari seorang anak ini, melainkan firman Tuhan di sini memang bersifat menyatakan bahwa Dia ini, anak yang lahir itu adalah Allah. Anak Allah. Allah yang perkasa. Allah yang kuat. Allah yang punya kekuatan luar biasa. Dia bisa melakukan apa pun yang Dia mau. Dia menggambarkan Mesias yang pada akhirnya dinyatakan di dalam Yesus Kristus yang adalah Anak Allah.
Masuk lagi ya, Bapak, Ibu sekalian, poin yang keempat, ciri yang keempat. Seorang anak, seorang putera diberikan ini yang disebut sebagai apa? Bapa yang kekal. Wah jelas. Anak kok bisa Bapa? Seorang anak laki-laki kok bisa langsung disebut Bapa kalau dia lahir? Seperti itu ya. Wah, ini mengacu kepada pribadi atau sifat Yesus Kristus yang betul-betul menunjukkan keallahan Yesus Kristus, keilahian Yesus Kristus bahwa Dia adalah Bapa yang kekal. Yang kekal adalah Allah. Dan di sini disebut sebagai Bapa yang kekal. Yesus disebut sebagai Bapa. Betul. Kita bisa sebut Yesus sebagai Bapa, tetapi bedakan dengan Allah Bapa. Kita bisa panggil Yesus sebagai Bapa karena Yesaya ini mengatakannya, tetapi harus bedakan dengan Allah Bapa. Itu poinnya. Dan banyak raja, Bapak, Ibu sekalian, di zaman dulu itu disebut bapa oleh rakyatnya. Banyak raja juga disebut sebagai bapa oleh rakyatnya karena apa? Peran raja, peran pemimpin itu bukan saja memerintah. Suruh-suruh aja. Suruh, suruh, suruh kayak gitu ya. Tapi peran pemimpin juga seperti seorang ayah. Seorang bapa yang betul-betul menjadi tempat pertolongan bagi anaknya. Tempat mencari jawaban, tempat memberikan keluh kesah, tempat mengeluh, dll. Itu bapa. Maka, orang-orang datang kepada raja itu bukan seperti wah, kita harus betul-betul takut. Nggak boleh. Tapi justru ketika mereka dalam masalah, mereka bisa datang kepada sang Raja tersebut. Nah, bapa. Dan di sini dikatakan, Bapa yang kekal. Berarti kan secara turun-temurun ya Bapa yang kekal, Yesus Kristus itu sudah bertindak seperti bapa kita sendiri. Singkatnya, dari ciri seorang anak ini, itu adalah Tuhan. Seorang putera diberikan itu berarti Dia adalah Anak Allah yang dijanjikan.
Lalu ciri kelima adalah Raja Damai. Prince of Peace atau pangeran damai seperti itu ya. Tadi raja. Lambang pemerintahan ada di atas bahunya. Dia raja. Tapi juga dia Prince of Peace. Prince, pangeran, anak raja, gitu ya. Anak Raja ini Yesus Kristus. Raja Ilahi ini begitu berkuasa, tapi kuasanya itu bukan menciptakan peperangan, menunjukkan kehebatan Dia, kuasa Dia, kekuatan Dia, melainkan justru menunjukkan kedamaian. Aku bisa berdamai dengan kamu. Oh, itu adalah Raja Damai. Yesus mau berdamai dengan manusia, umat pilihan-Nya. Yesus pun mau berelasi dengan umat bukan pilihan-Nya. Oh, itu damai lho. Yesus ketika memberitakan firman, Dia memberitakan firman bukan hanya kepada umat pilihan kan. “Oh, ini anak-anak-Ku saja. Ini adalah umat pilihan!” Nggak! Yesus memberitakan firman kepada yang bukan umat pilihan pun. Sampai masuk neraka pun Yesus beritakan firman. Maka ada 1 kalimat Yesus Kristus begitu luar biasa. “Marilah kepada-Ku yang letih lesu dan berbeban berat. Datanglah kepada-Ku. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Wah, ini adalah undangan universal. Kepada orang Kristen, Yesus undang datang. Kepada orang non-Kristen, Yesus undang juga datang. Karena kita sebagai manusia penuh dengan beban dan dosa. Kita penuh dengan keletihan. Dan ini adalah Raja Damai. Ini juga mengacu kepada Yesus Kristus yang mendamaikan kita, manusia berdosa dengan Allah Bapa di surga. Ya, murka dari Allah Bapa di surga reda kepada umat pilihan Tuhan, kepada orang yang mau percaya kepada Yesus Kristus. Ya, ini adalah suatu ciri yang luar biasa.
Lalu, dijelaskan lagi yang keenam. Dijelaskan ya di ayat ini. Kuasa-Nya besar. Diulangi lagi. “Oh, kuasa-Nya besar.” Ini berarti mengacu kepada raja. Raja Damai. Damai sejahtera kekal dan tidak berkesudahan. Itu juga mengacu kepada karakter atau nama Tuhan, yaitu Bapa yang kekal. Keadilan dan kebenaran adalah dasar dari pemerintahan-Nya. Ini juga bicara soal Allah yang perkasa. Allah yang sebagai penasehat yang ajaib yang memberikan keadilan dan kebenaran di dalam pemerintahan-Nya.
Dan alasan yang kesembilan, karakter yang kesembilan, kecemburuan Tuhan akan melakukan hal ini. Ini mungkin kita bingung. “Lho, maksudnya Allah cemburu, maka Allah menyelamatkan manusia itu maksudnya bagaimana?” Tetapi sebenarnya, kata yang lebih tepat adalah zeal. Zeal of The Lord. Kegairahan Tuhan atau semangatnya Tuhan melakukan hal ini, yaitu menarik manusia dalam kegelapan untuk menuju terang. Itu karena kegairahan Tuhan. Keinginan-Nya sendiri. Kenapa Tuhan pilih sebagian orang untuk masuk ke dalam surga, menikmati terangnya Tuhan? Karena kegairahan Tuhan sendiri. Karena kerelaan hati Tuhan sendiri yang membuat Allah merencanakan mengirimkan Yesus Kristus ke dalam dunia yang adalah Anak Allah dan juga menjadi Anak Manusia juga.
Nah, segala kebaikan dan sifat Allah ini diberikan di dalam Yesus Kristus. Son of God. Putera Allah. Anak Allah adalah pribadi yang luar biasa, di mana kita boleh memperoleh segala berkat rohani di dalam Yesus Kristus. Maka sangat penting sebagai orang Kristen itu betul-betul mengenal siapakah pribadi Yesus Kristus untuk kita. Sama seperti Yesus pernah di dalam dunia ini, pernah memberikan pertanyaan yang luar biasa penting sebagai refleksi hidup kita, bukan tanya soal siapa saya, siapa kita manusia, tetapi Yesus bicara bertanya siapakah Yesus ini menurut kita masing-masing. Oh itu harus kita jawab sebagai orang Kristen ya. Siapakah Aku ini menurut kamu? Anak Allah saja? Anak Allah lalu menjadi manusia maksudnya apa? Berarti tubuh-Nya bukan manusia? Ini kan pergolakan di dalam teologi ya. Ataukah Yesus ini hanya anak manusia saja? Tidak ada Allahnya? Tidak ada ke-Ilahian-Nya? Bagaimana ya? Di sini kita bisa lihat bahwa dari Yesaya 9 ini, itu menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah sekaligus Anak Manusia.
Di sini ada paralelnya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ayat dari Yesaya 9:5-6 mari kita sama-sama baca Yohanes 1:1 dan juga ayat 14. Kita buka bersama-sama kita baca. Mari kita baca Yohanes 1:1, “Pada mulanya adalah Firman ; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Nah ini poin ya, firman itu adalah Allah. Kita lihat ayat 14 nya, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Mirip seperti Yesaya 9:5-6. Firman itu adalah Allah. Yesus disebut Firman Hidup. Firman itu Allah. Yesus itu Allah. Kemudian di ayat 14, Firman itu telah menjadi Manusia diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya. Kemuliaan Anak Allah dan Anak Manusia sekaligus diberikan-Nya kepada-Nya. Kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa. Anak Allah lagi. Penuh kasih karunia dan kebenaran. Nah inilah Yesus Kristus. Kita memandang Yesus Kristus itu tidak boleh hanya salah satunya saja, meskipun kita bisa mempelajari ataupun merenungkan salah satu sifatnya saja. Oh Yesus manusia, okay, tapi itu bukan sepenuhnya Yesus Kristus. Yesus Kristus itu adalah Anak tunggal Bapa dan juga Anak Maria. Yesus adalah Anak Allah dan juga manusia. Dua-duanya. Nggak boleh terima salah satu sifat Yesus Kristus saja. Kalau terima sifat salah satu Yesus Kristus itu, maka gereja-gereja menyatakan itu adalah kesesatan dalam pengenalan akan Yesus Kristus.
Lalu kita lihat lagi dalam Lukas 1:32-33, saya akan bacakan bagi kita semua. Lukas 1:32-33 mengatakan, “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Ini juga kalau kita perhatikan ini paralel dengan Yesaya 9:5-6, Yesus itu anak yang Maha tinggi, anak Allah tetapi juga Anak Manusia. Lalu kita lihat satu ayat lagi Ibrani 1:6-8 saya akan bacakan juga bagi kita semua “Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.”” Malaikat harus menyembah Yesus, berarti Yesus adalah Allah. Malaikat nggak harus sembah manusia. “Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: “Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api.”” Malaikat juga pelayan Yesus Kristus. “Tetapi tentang Anak Ia berkata: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.”” Ini juga pengakuan Bapa kepada Yesus Kristus bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Dan tongkat kerajaan-Nya, tongkat kebenaran-Nya itu tetap berkuasa seperti itu ya. Jadi dari ayat-ayat ini menjelaskan siapakah Yesus Kristus. Ini harus kita ingat seumur hidup kita. Waktu ditanya siapakah Yesus Kristus? Dia itu adalah Allah 100% tetapi juga manusia 100%, itu Yesus Kristus.
Bapak, Ibu, Saudara sekalian, hari ini kalau kita bisa mengatakan bahwa Yesus adalah anak Allah, anak tunggal dari Bapa di Surga, kalau kita bisa mengatakan bahwa Yesus itu dijanjikan oleh Bapa sebagai Juruselamat bagi manusia berdosa dengan cara inkarnasi, Allah menjelma menjadi manusia. Dan pada waktu inkarnasi Allah 100%, manusia 100%. Bila kita bisa memahami atau semakin mengenal Yesus dengan benar, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, itu adalah anugerah yang terbesar yang sudah Tuhan nyatakan di hidup kita sebagai manusia berdosa sebab untuk bisa tunduk kepda firman Tuhan, terhadap kebenaran, adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia berdosa. Kita butuh Tuhan untuk bisa mengerti firman. Kita butuh Tuhan untuk bisa melakukan firman Tuhan. Hanya melalui pertolongan Tuhan saja kita bisa mengenal Allah sejati dan datang kepada Dia. Maka dari itu poin penting refleksi natal adalah kita bertanya dalam hari kita, sudahkan aku itu, saya itu, sungguh-sungguh mengenal Yesus yang sejati yang Alkitab nyatakan; Yesus yang adalah Allah yang 100%, Yesus yang adalah manusia 100%, Dia adalah Juruselamat kita. Karena apa? Dia 100% Allah, 100% Manusia. Dia adalah pengantara kita dari keberdosaan kita untuk bisa datang kepada Bapa karena apa? Karena Dia 100% Allah, Dia 100% manusia. Dia pengantara kita kepada Bapa.
Tetapi kalau kita lihat lagi ya Bapak, Ibu sekalian, ketika kita melihat lingkungan sekitar kita, kita hidup bukan dengan orang-orang yang beriman kepada Yesus saja. Ada orang-orang yang tidak mengenal Yesus, ada orang-orang yang menolak Yesus Kristus. Ada orang-orang yang tidak peduli dengan Yesus Kristus. Mereka tidak mau tahu, Yesus itu manusia kek, Allah kek, nggak peduli. Tetapi di Indonesia, orang-orang mayoritas berpikir, punya pikiran, bahwa Yesus Kristus itu manusia saja dan bukan Tuhan. Mereka mudah mempercayai Yesus sebagai manusia. Mungkin waktu kita penginjilan, kita tanya mau percaya Yesus? Ya percaya lah, Yesus kan manusia kan. Pasti percaya. Kurang lebih dalam konsep mereka, mereka berpikir mau percaya Yesus, Yesus itu nabi, Yesus itu manusia, Yesus itu guru. Tapi waktu kita maksudkan penginjilan adalah mau nggak percaya bahwa Yesus itu Juruselamat, Tuhan. Yesus itu Tuhan. Yesus itu Allah sekaligus manusia. Allah yang menjelma menjadi manusia.
Kenapa mereka punya pandangan demikian Bapak, Ibu sekalian? Kita mau ajak kita merenungkan ya. Argumen dasar mereka merasa bahwa Yesus itu manusia, dan bahkan mereka menggunakan ayat-ayat Alkitab juga ya. Dan kita memahami argumen atau pikiran orang kenapa mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah? Pertama karena Yesus itu manusia maka manusia ya manusia, nggak bisa jadi Allah. Itu logika manusia ya. Bukan logika Tuhan lho. Namanya manusia ya manusia, namanya hewan ya hewan. Mana ada hewan jadi manusia, kurang lebih gitu ya. Manusia jadi hewan, tumbuhan. Nggak mungkin! Sekarang kata kamu Tuhan jadi manusia. Mana mungkin. Tuhan ya Tuhan. Manusia ya manusia. Itu paling mudah ya mengerti. Betul juga ya. Namanya makhluk hidup masak kita berubah jadi malaikat, masak kita berubah jadi hewan, masak bisa berubah jadi tumbuhan. Masak Tuhan bisa jadi manusia? Kurang lebih itu pandangan mereka. Coba lihat Alkitabmu sendiri. Ada ayat-ayat yang digunakan bahwa Yesus Kristus itu mengatakan Bapa lebih besar dari Aku. Berarti Yesus manusia? Bapa lebih besar dari Aku kok. Meskipun kita tahu bahwa Bapak, Ibu sekalian, kita menyoroti bahwa Yesus berbicara mengenai kemanusiaan-Nya. Kemanusiaan Yesus tentu lebih rendah daripada Allah Bapa di Surga, keilahian. Keterbatasan Yesus sebagai Manusia. Bukan berarti Yesus adalah manusia seutuhnya saja, tidak ada keilahian, tidak ada natur Allahnya.
Lalu juga Yesus pernah mengatakan bahwa hukum yang terutama, “dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu, Tuhan itu Esa.” Tuhan Yesus sendiri ngomong kok dalam mulut-Nya bahwa Tuhan itu Esa. Satu. Dia bukan Tuhan. Kurang lebih ditafsirkan seperti itu ya. Meskipun kita tidak terima tentu ya. Bahkan dalam 1 Tim 2:5 dikatakan, “karena Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan Manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”. Ini Alkitab sendiri ngomong bahwa pengantara itu manusia Kristus Yesus. Ini Alkitab kamu sendiri ngomong bahwa pengantara itu manusia, Kristus Yesus. Kristus Yesus itu manusia ya. Jadi dikatakan demikian. Dan ayat-ayat lain yang menjelaskan bahwa Yesus itu manusia. “Aku anak manusia.” Dan kita tahu perkataan Yesus itu sering kali menjelaskan bahwa diri-Nya anak Manusia. Yesus mengidentikkan diri-Nya karena Allah menjelma menjadi manusia, Yesus itu sangat memahami manusia sehingga selalu menyamakan dirinya dengan manusia, Dia sebut diri-Nya “Aku ini Anak Manusia”. Yesus ini manusia seutuhnya dan Yesus betul-betul manusia. Cuman di dalam Ibrani itu dikatakan Yesus manusia betul, semua sama seperti kita, terbatas tidak maha tahu dan lain-lain tetapi Yesus tidak berdosa. Nah itu yang berbeda dengan kita, kemanusiaan Yesus Kristus. Tapi keilahiannya itu dikatakan juga di Alkitab. Ya, pokoknya wah jangan campurkan sikap Allah dengan sikap manusia. Padahal tidak demikian yang Alkitab jelaskan kurang lebih seperti itu.
Nah, kalau kita lihat Bapak Ibu sekalian kenapa kita mengakui bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah dan Yesus juga Anak Manusia. Sederhana, yaitu Alkitab menyatakan demikian. Kita melihat demikian, kita menafsirkan demikian, Yesus menyatakan bahwa diriNya juga adalah Anak Allah. Memang secara eksplisit Yesus tidak mengatakan kalimat yang begitu jelas bahwa Aku adalah anak Allah, Aku adalah Allah. Ya, kita juga jarang mengatakan aku adalah manusia lho. Kecuali waktu kita lagi mengalami penindasan seperti kepada binatang. Kita tidak dihormati kita tidak dihargai, kita katakan pada orang tersebut, aku ini manusia. Tetapi kita nggak pernah ngomong aku ini manusia. Ya sama lah kurang lebih. Yesus adalah Allah, Dia juga nggak terlalu perlu ngomong juga aku adalah Allah. Tetapi orang lain yang menyebut Yesus adalah Allah, Yesus tidak tolak, bahkan Yesus mengakuinya.
Nah kita lihat ada beberapa kisah unik di mana Yesus mengatakan diriNya sebagai Anak Allah. Pertama yaitu melalui pertanyaan orang yang menolak Yesus, atau orang-orang Yahudi, Ahli Taurat, pemimpin, atau tua-tua Yahudi. Ketika Yesus ada di Mahkamah Agama, orang-orang Yahudi kan sudah benci sama Yesus Kristus ya, menyebar ajaran sesat, ajaran palsu, pamor mereka juga jadi turun ya, orang-orang Yahudi ya, kemudian Yesus juga suka menegur mereka, dianggap pembunuh, padahal mereka anggap kita sudah hidup suci, sudah hidup benar tetapi Kamu kok anggap saya tegur saya orang berdosa. Kayak gitu ya. Yesus suka tegur mereka karena dosa mereka sehingga mereka menahan Yesus Kristus, mengolok-olok Yesus terus kemudian mereka menutup mata Yesus Kritus dan memukul muka Yesus kemudian tanya, “kalau kamu Allah, kamu Maha tahu ya, coba katakan siapakah yang pukul Engkau.” Yesus Kristus dipukul kan, ditutup matanya sengaja. Terus kemudian tua-tua bangsa Yahudi, Imam Kepala, Ahli Taurat bertanya di Mahkamah Agama, ya, “jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.” Ditantang Yesus Kristus. Coba ngomong kalau kamu memang adalah Mesias. Lalu jawab Yesus adalah “sekalipun Aku katakan hal itu, kamu tidak akan percaya.”
Jadi bagi Yesus nggak perlu lah, kamu nggak percaya juga ya. “Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu juga tidak akan menjawab.” Mereka sudah keras hati kan. “Mulai sekarang Anak manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah yang Maha Kuasa.” Dan kata orang banyak begitu, ketika mendengar jawaban Yesus, kemudian mereka bertanya sengaja, “kalau begitu Engkau ini Anak Allah? Kamu Anak Allah bukan?” Ditanya. Betul-betul ditanya dari orang banyak orang yang tidak percaya Yesus Kristus. Terus jawab Yesus apa Bapak, Ibu sekalian? “Kamu sendiri mengatakan bahwa akulah Anak Allah.” Ya bahasa Inggrisnya dalam Lukas 22:70 ya, “so they all said are you the son of God then? And He said to them, you say that I am.” Memang benar Aku adalah Anak Allah. Dari mana tahu bahwa Yesus mengatakan Aku betul Anak Allah, mengafirmasi pertanyaan dari orang Yahudi? Kita bisa tahu dari respon orang Yahudi. Kalau Yesus tahu saya bukan anak Allah, respon orang Yahudi harusnya apa? Senang. Tetapi di dalam kisah ini respon orang-orang Yahudi mengatakan bahwa “untuk apakah perlu kesaksian orang lain lagi, kita sudah dengar dari mulutnya sendiri tentang penghujatan.” Berarti orang Yahudi menganggap bahwa Yesus itu mengatakan dari mulutnya bahwa Dia adalah anak Allah. Jadi bagi orang Yahudi nggak usah pengadilan lagi, nggak usah cari saksi lagi bahwa Yesus ini mengatakan bahwa dirinya Anak Allah. Kita sudah dengar sendiri kok di Mahkamah Agama begitu banyak orang Yahudi berkumpul, Yesus sendiri mengatakan bahwa dirinya Anak Allah, mari kita hukum Dia, ini penghujatan. Nggak ada yang menyamakan manusia bahwa dirinya adalah Allah. Ini bukan kebenaran. Dan akhirnya Yesus pun semakin dibenci oleh orang Yahudi.
Bapak Ibu sekalian ini menyatakan apa? Yesus Allah Allah. Orang Yahudi, tua-tua bangsa Yahudi, Imam-imam Kepala, Ahli Taurat, mendengar dari mulut Yesus sendiri lho. Para murid mungkin nggak terlalu dengar eksplisit Yesus Anak Allah itu nggak terlalu mereka. Mereka lebih dengar Yesus Anak Manusia. Yesus memang mengidentikkan dirinya Anak Manusia, mengasihi Manusia. Tetapi kepada orang-orang pada waktu itu yang betul-betul mau menuduh Yesus, membenci Yesus, Yesus katakan Aku Anak Allah, Engkau sendiri yang mengatakannya.
Bukan hanya di kisah itu Bapak, Ibu sekalian, Yesus juga pernah memberikan perumpamaan tentang pemilik kebun anggur dan penggarap-penggarapnya ya, kita ingat juga ya. Waktu panen anggur sudah tiba, pemilik kebun anggur kan mengutus bawahan-bawahannya, budak-budaknya untuk menagih lah, mana hasil panenannya, berikan kepada pemilik kebun anggur. Tapi penggarap -penggarapnya ini bukannya memberikan hasil panen kepada pemiliknya, malah budaknya dipukuli, dihina, diusir. Lalu si pemilik kebun anggurnya juga mendapatkan laporan dari budak itu, oke lah tambah budak lagi supaya mereka takut. Tambah lagi budak-budak yang akan menagih dari panen kebun anggur tersebut. Ya kemudian budak itu juga bukan hanya dipukul tetapi akhirnya dibunuh malah. Terus pemilik kebun anggur berpikir oke saya akan kirim putra, anak saya kepada penggarap-penggarap kebun anggur tersebut. Ya kemudian dikirim eh taunya malah anak ini dibunuh. Kemudian dijelaskan oleh Yesus Kristus bahwa pemilik kebun anggur ini adalah Tuhan. Kebun Anggur adalah bangsa Israel. Para budak adalah nabi. Putra adalah Yesus Kristus. Para budak kan nabi. Tapi seorang Putra katanya dikatakan lebih tinggi daripada nabi. Ini menyatakan apa? Ini menyatakan Yesus adalah Anak Allah, Yesus bukan nabi saja. Yesus nabi betul, Anak Manusia betul, tapi pemilik kebun anggur itu mengutus yang lebih tinggi lagi daripada nabi. Yaitu siapa? Anak Allah diutus. Tapi yang membunuh adalah penggarap-penggarap kebun anggur tersebut. Orang Yahudi ditegur lagi. Orang Yahudi ditegur terus membunuh para nabi, membunuh Anak Allah. Maka betul-betul mereka melakukan dosa yang begitu besar.
Lalu ada kisah lagi satu lagi terakhir ya Bapak Ibu sekalian yang menunjukkan Yesus adalah Anak Allah. Yohanes 11:4, mari kita baca sama-sama. Yohanes 11:4 ini adalah perkataan yang luar biasa yang Yesus nyatakan. Yohanes 11:4 ya. Ini tentang Lazarus yang sedang sakit, kita ingat ya. Lazarus sedang sakit, Yesus mengajak menunggu dulu sampai Lazarus mati. Padahal saudara-saudara Lazarus itu ingin agar Yesus datang mumpung masih sakit bisa disembuhkan. Tapi kalau sudah mati bagaimana? Tetapi Yesus sengaja ketika Yesus mendengar kabar itu, Yohanes 11:4 kita baca bersama-sama “Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: ”Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”” Garis bawahi Anak Allah akan dimuliakan karena apa? Penyakitnya Lazarus. Penyakitnya Lazarus tidak disembuhkan sehingga Lazarus mati. Nah dari penyakit itu, Tuhan pakai, yang mematikan Lazarus itu Tuhan pakai Anak Allah akan dimuliakan, karena apa? Yesus akan bangkitkan Lazarus dari kematian. Yesus sendiri ya, kalau kita lihat, Anak Allah akan dimuliakan. Yesus sendiri menyatakan diri-Nya adalah Anak Allah. Maka waktu kita berkata Yesus bukan Allah dasarnya apa? Ya dasarnya apa? Yohanes 3:16, “Anak tunggal Bapa”, ya seorang Anak tunggal. Yohanes 10:30 mengatakan “Yesus dan Bapa adalah satu.” Yohanes 8:58 mengatakan “sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku sudah ada.” Berarti sudah ada sejak kapan ya? Sejak kekelakan. Belum lahir pun sudah ada Yesus. Berarti Yesus Anak Allah. Yohanes 1:1, Yohanes 1:14 sudah menjelaskan tentang Yesus adalah Anak Allah. Yesus Anak Allah berarti Dia mampu atau bisa untuk bisa jadi pengantara antara manusia dengan Allah.
Nah Yesus menyatakan dirinya memiliki dwi natur atau dua natur yaitu Anak Allah dan Anak Manusia untuk apa? Untuk bisa menjadi Juruselamat atau pengantara kita menuju Bapa di Surga, menuju ke surga. Dwi natur Kristus ini, 2 natur tetapi tidak ada pencampuran, tidak ada perubahan, tidak ada pembagian, tidak ada pemisaha. Ini satu kesatuan yang kita tidak bisa mengerti dengan logika manusia. 2 tapi 1. Satu Pribadi tapi 2 natur. Sama lah kayak Allah Tritunggal, satu Allah, satu esensi, tapi 3 Pribadi. Ini nggak bisa juga kita mengerti secara logika kita. Tetapi kita bisa terima dengan iman. Maka kita bisa melihat bahwa Yesus Kristus bisa menjadi pengantara kita karena Dia Allah sejati dan manusia sejati.
Nah saya jelaskan ya, ada satu kutipan dari konsili gereja-gereja di zaman dulu tentang Yesus Kristus itu siapa. Saya bacakan untuk kita semua. Jadi mengikuti para bapa suci, kita semua dengan satu suara mengajarkan pengakuan akan Putera yang satu dan sama, Tuhan kita Yeus Kristus. Sama-sama sempurna dalam keilahian, dan sempurna dalam kemanusiaan. Sama benarnya Tuhan, sama benarnya manusia. Sama jiwa rasional dan sebuah tubuh juga. Satu hakikat dengan Bapa dalam hal keilahian-Nya dan satu hakekat dengan kita dalam hal kemanusiaan-Nya. Seperti kita dalam segala hal kecuali dosa, dilahirkan sebelum berabad-abad dari Bapa dalam hal keilahiannya. Dan pada akhir zaman bagi kita dan demi keselamatan kita, dilahirkan oleh Maria, perawan pembawa Tuhan dalam hal kemanusiaan-Nya. Jadi kita bisa lihat Pribadi Yesus Kristus, Dia adalah anak tunggal Bapa. Bagaimana disebut sebagai anak tunggal? Karena Bapa, kurang lebih ya, seperti melahirkan Yesus Kristus dalam kekekalan. Dan kemudian di dalam dunia ini Dia juga dilahirkan di dalam kemanusiaan-Nya.
Nah berdasarkan fakta bahwa Yesus adalah anak Allah, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita juga sudah percaya dan diadopsi oleh Allah Tritunggal, marilah kita sungguh-sungguh menyikapi hidup kita ini sebagai anak-anak Allah dalam menjalani hidup ini. Yesus Anak Allah, Yesus juga adalah Anak Manusia. Kita bagaimana? Alkitab mengatakan bahwa kita ini adalah anak-anak Allah. Di kalangan gereja-gereja Kristen, gereja-gereja Kristen malah mengganti sebutan kita dengan kita ini adalah anak-anak Raja. Yesus kan Raja ya? Raja yang luar biasa pemimpin. Sehingga mengatakan “Aku ini anak raja. Kamu anak raja ya!” Dalam arti apa? Kita semua mendapatkan berkat materi, kelimpahan, kekayaan, kemudian kita akan mendapatkan warisan dari raja kita ini. Jadi lebih ke arah ke situ ya, lebih ke arah hal-hal kebahagiaan, kenyamanan secara fisik. Tetapi Alkitab mengatakan anak-anak Allah. Anak-anak Allah, sebutan itu, mengaju kepada melebihi pandangan tersebut. Kita sebagai anak-anak Allah punya tuntutan, punya tugas, punya salib di mana kita harus mengikuti Allah kita. Kita anak-Nya kok, makanya kita mengikuti teladani atau Allah kita yang sudah menciptakan kita, mengadopsi kita. Kita di bawah naungan dari Allah. Makanya akan mendapat segala warisan, segala berkat, tentu! Tetapi bukan bicara soal hal tersebut, tetapi bicara bagaimana kita mau menyenangkan Allah kita karena kita adalah anak-anak Allah yang sudah diadopsi oleh Allah sendiri.
Anak-anak Allah berarti apa Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Hidup dalam terang. Nah Bapak, Ibu sekalian, kalau kita di masa-masa Natal kan biasa pakai lilin ya. Kita nggak tahu juga sih tradisinya dari mana lilin harus dinyalakan, tapi intinya ada terang kan ya. Mungkin dari istilah terang tersebut. Di malam hari yang gelap, ada terang yang muncul dari surga. Yesus lahir di malam hari. Dari kegelapan dunia, ada terang Tuhan muncul. Nah kalau kita lihat di dalam fenomena alam di Bumi ini, seringkali kan kita kalau nonton film ya, kita seringkali kan lihat langit yang begitu gelap, terus ada bintang jatuh. Wah, indah ya. Terus langsung, semua make a wish ya biasa orang-orang. Karena apa? Wah sesuatu yang jarang. Di malam yang gelap, di langit yang gelap ada bintang yang terang lewat, terang yang muncul. Kita pasti mengabadikan momen yang sangat berharga. Saya sendiri nggak pernah ya lihat seperti itu. Tapi kalau kita lihat di malam hari ada terang, itu sering ya kita bisa lihat hal tersebut. Nah kurang lebih Bapak, Ibu, Saudara sekalian, Yesus itu dianggap seperti demikian. Dunia itu gelap, dari surga ada satu terang yang datang ke dalam dunia yang gelap tersebut. Menerangi, memberikan kedamaian. Yesus seperti bintang yang, mungkin, melesat dengan cepat. Terang itu datang ke dalam dunia yang penuh dosa dan Firman menjelma menjadi manusia. Wah itu adalah hal yang indah kalau kita melihat Allah itu adalah terang, Yesus juga adalah terang karena Dia adalah Allah.
Tetapi Allah juga mengatakan Firman menjelma menjadi manusia, berarti apa? Terang. Dunia yang berdosa, yang gelap itu dapat terang dari Tuhan. Maka waktu Natal kita ada lilin sebagai simbol terang dunia. Yesus adalah terang dunia, dan Yesus juga memanggil kita sebagai anak-anak Allah untuk menerangi dunia yang penuh dengan kegelapan. Pemazmur mengatakan bahwa firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Firman-Mu, perkataan Tuhan. Tapi kita juga tahu Firman Tuhan telah menjelma menjadi manusia. Berarti Yesus Kristus, Firman Tuhan itu adalah terang juga. Yohanes betul-betul katakan bahwa Allah adalah terang, dan di dalam Dia tidak ada kegelapan. Natal mengingatkan kita bahwa Allah itu adalah Allah yang imanen, Allah yang dekat dengan kita karena Allah yang adalah terang itu mau datang ke dalam dunia yang gelap karena dosa. Dosa membuat kehidupan menjadi suram, gelap. Tapi ada terang Tuhan itu menyatakan Allah hadir di bumi ini. Allah yang adalah terang hadir di dalam diri Yesus Kristus itu menyatakan firman Tuhan juga yang adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.
Maka Bapak, Ibu, Saudara sekalian, untuk memahami berbagai hal di dalam kehidupan kita, kita yang mungkin seringkali bertemu dengan orang-orang yang belum kenal Yesus, ada pertanyaan soal dinosaurus, soal arkeologi; saya juga baru-baru ini ditanya bahwa ada ahli arkeologi menjelaskan bahwa sebelum Adam dan Hawa itu sudah ada peradaban manusia. OK segala hal-hal yang mungkin membingungkan secara science dan lain-lain, kita bisa menemukan titik terang itu di dalam siapa Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Di dalam Yesus Kristus. Jadi yang perlu kita beritakan itu bukan penjelasan logika. Alkitab menjelaskan Adam dan Hawa manusia pertama. Wah ada peradaban sebelum Adam dan Hawa nih menurut science. Terus usia bumi juga berapa ratus milyar. Misalkan ya, dan lain-lain. Udah, bukan soal itu lagi ya. OK itu boleh diperdebatkan, kita juga nggak usah langsung jadi musuh dengan orang-orang yang percaya demikian, tetapi yang kita beritakan adalah Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus memberikan terang. Dari yang tidak jelas, dari yang membingungkan, saya tahu, oh, harus ngapain. Dari yang pikiran kita kemelut, Yesus itu memberikan kelancaran dalam berpikir kita. Bahkan Yesus sendiri mengatakan bahwa kamu adalah garam dan terang dunia. “Aku terang dunia” terang yang sejati itu adalah Allah ya, Yesus Kristus. Tetapi Yesus memancarkan terang-Nya karena apa? Karena kita sudah diadopsi menjadi anak-anak Allah dan Yesus pun mengatakan kamu ini terang kok, kamu ini garam.
Bagaimana kamu bisa menjadi terang dan garam? Ya beritakan siapa Yesus Kristus, beritakan Yesus Juruselamat. Kita tahu jalan dari hukuman neraka menuju surga kok. kita tahu kita seharusnya dihukum di neraka. Kita sudah tahu jalan menuju surga lewat apa, lewat Yesus Kristus karena Yesus Kristus yang memberitahu kita, Yesus Kristus yang datang kepada kita. Itu sudah bagus kita beritakan kepada orang yang belum kenal Yesus, Yesus adalah Juruselamat. Anak-anak Allah berarti hidup dalam damai sejahtera juga. Itu peringatan bagi kita juga.
Mengakhiri di dalam tahun ini, penuh dengan kegelapan mungkin, penuh dengan peperangan. Bukan saja Rusia – Ukraina, Israel – Palestina, kita pun berperang, mungkin membenci satu dengan yang lainnya, baik di dalam keluarga, di dalam relasi satu dengan yang lainnya. Kita ingat bahwa Natal itu membawa apa? Membawa terang, membawa kebenaran. Lalu Natal juga membawa apa? Membawa damai sejahtera di bumi. Yesus mau menjadi manusia, Yesus mau berdamai dengan manusia yang berdosa. Kenapa kita tidak mau berdamai dengan manusia yang berdosa? Yesus mau berelasi dengan manusia yang berdosa, kenapa kita tidak mau berelasi dengan manusia yang berdosa? Pujian malaikat mengatakan ya ketika Yesus lahir ke dalam dunia ini, bala tentara malaikat kan menunjukkan dirinya kepada para gembala di padang pada waktu itu. Dan pujian malaikat itu mengatakan kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, kemuliaan Tuhan dinyatakan di bumi ini. Wah Allah jelma jadi manusia, ini sungguh Allah yang begitu luar biasa, begitu rendah hati, begitu mengasihi manusia yang berdosa. Dan malaikat juga mengatakan, “Damai sejahtera di bumi bagi orang-orang yang berkenan kepada-Nya.”
Di Indonesia Bapak, Ibu, Saudara sekalian ya, instistusi-institusi Kristen, gereja-gereja, perkumpulan, semua tema Natal nya ini, “Kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera di bumi.” Cuma kalau kita lihat ya, itu di potong kalimatnya, “Damai sejahtera di bumi bagi orang-orang yang berkenan kepada-Nya”. Agak spesifik, agak eksklusif. Ini ya, doktrin pilihan kayak gitu ya, agak ekslusif. Damai sejahtera di bumi bagi orang-orang yang berkenan kepada-Nya. Kalau orang-orang yang nggak berkenan kepada-Nya apakah ada damai sejahtera? Nggak bisa kok. Mereka takut. Mati masuk mana? Nggak bisa. Mereka betul-betul ngeri, nggak ada janji keselamatan, nggak ada asuransi, nggak ada jaminan. Maka kalau kita bisa damai sejahtera di bumi, ya itu karena anugerah Tuhan bagi orang-orang yang berkenan kepada-Nya.
Bagaimana dengan hidup kita Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Apakah kita mau menjadi orang yang tidak berkenan di hadapan Tuhan ataukah kita mau menjadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan? Itu semua betul bermula dari Tuhan sendiri yang mendorong kita untuk melayani Dia. Tapi juga Tuhan menuntut tanggung jawab kita. Maka syarat mengikut Yesus apa Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Syarat mengikut Yesus menjadi murid Yesus adalah apa? Langsung perbuatan kita ya, menyangkal diri, memikul salib, ikut Yesus. Kenapa Yesus nggak katakan seperti dalam Ef. 2:8-10 misalkan ya? Syarat ikut Yesus, dapat anugerah Tuhan atau nggak? Kalau nggak bisa, nggak bisa lho. Misalkan kayak gitu ya. Nggak! Yesus katakan syarat mengikut Aku adalah sangkal diri. Perbuatan. Pikul salib. Perbuatan. Ikut Yesus. Perbuatan. Tapi kita bisa tahu kenapa kita bisa sangkal diri, memikul salib, mengikut Yesus itu tentu karena Ef. 2:8-10, karena kita dapat anugerah Tuhan.
Ada satu lagu Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang bagus sekali di dalam masa-masa Natal ini, “O Kalam Yang Menjelma”. Itu ditulis oleh hamba Tuhan dari gereja Anglikan. Dia jabatannya uskup. Gereja Anglikan kan seperti Katolik. Dia jabatannya uskup, dia betul-betul sebenarnya punya kuasa, punya kekayaan, dan punya kapasitas untuk pelayanan di kota-kota besar. Tapi uniknya dia memutuskan untuk memilih saya pelayanan di kawasan yang kumuh saja, yang miskin. Padahal uskup. Padahal uskup-uskup pada waktu itu memilihnya adalah saya pengen di kota besar, di London. Di London atau di kota-kota yang besar. Maka si penulis dari “O Kalam Yang Menjelma” ini, William Walsham How itu dikatakan, disebut orang sebagai uskup orang miskin. Sementara uskup-uskup lain tinggal di lingkungan yang mewah, ada kendaraan pribadi, William ini tinggal bersama dengan umat. Kalau berpergian juga dia dengan transportasi umum. Dia mengikuti teladan siapa Bapak, Ibu sekalian? Dia mengikuti teladan Yesus Kristus. Yesus Kristus betul-betul dia mau menjadi manusia yang terbatas, Dia mau menjadi sama seperti manusia yang berdosa. Manusia berdosa yang begitu hina. Dia mau melayani orang-orang yang berdosa. Di dalam kehidupan kita, kita pun mau ya agar hidup kita ini dipakai Tuhan.
Di dalam lagu tersebut dijelaskan, “O kalam yang menjelma. Budi dari surga. Pancaran sinar yang mulia kupuji nama-Nya”. Jadi sinar terang itu dari Tuhan dulu. Terus menyinari siapa? Menyinari sidang Hu atau umat yang mau percaya kepada-Nya ya. Itu dapat sinar Tuhan. Kemudian di dalam bait yang ketiga, itu menjadi doa bahwa kiranya umat Tuhan ini boleh memancarkan terang Tuhan, mengikuti jalan Tuhan. Sehingga ketika kita berjalan, kita memiliki pelita dan itu pun menerangi orang-orang di sekitar kita juga untuk berjalan ke arah mana untuk datang kepada Yesus Kristus.
Makna Natal yaitu Imanuel. Imanuel berarti apa? Allah yang menyertai kita. Yesaya berkata, “Sebab bagi kita seorang anak telah lahir”. Dia menubuatkan kelahiran anak yang namanya menandakan kehadiran Tuhan. Makanya seorang anak akan lahir, telah lahir bahkan ya, dan seorang anak telah diberikan bagi kita, supaya apa? Supaya kita menyadari bahwa Allah itu beserta dengan kita. Yesus lahir ke dalam bumi ini itu berarti Allah menyertai kita, ada bersama-sama dengan kita dan Allah pun mau menyelamatkan kita melalui Yesus Kristus yang adalah Anak Allah.
Kelahiran Yesus Kristus adalah penggenapan dari janji Allah atas umat-Nya dan itulah yang membuat kita bersyukur kepada Tuhan. Dan menjadi perenungan kembali adalah sudahkah kita sungguh-sungguh menyadari bahwa Yesus Kristus yang adalah Anak Allah ada di dalam hati kita Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Yesus adalah Anak Allah. Namanya Allah, Dia adalah Roh, Dia bisa hadir di dalam kehidupan kita. Sudahkah Yesus hadir di dalam kehidupan kita masing-masing? Sudahkah Yesus betul-betul hadir dalam orang-orang yang kita kasihi? Kiranya kita boleh senantiasa terus memberitakan Yesus, memberitakan penginjilan, kabar baik ini kepada setiap orang yang kita temui. Dan Natal itu mendorong kita supaya kita terus mengingat tentang Yesus Kristus dan terus mengingat amanat agung yang Yesus perintahkan bagi semua orang Kristen. Yaitu apa? Memberitakan Injil. Pergi kepada siapa pun, beritakan Injil. Kita mau jadi teladan.
Baru-baru ini ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, saya kan sudah ada traktat umum. Saya kan buat traktat umum ini dalam keterbatasan saya. Mungkin saya kurang waktu juga ya untuk bisa mendapatkan momen di mana ada waktu untuk bicara tentang Yesus Kristus kepada banyak orang ya. Saya sempat buat traktat umum untuk semua kalangan, terus juga buat traktat versi anak kelas besar, SD kelas besar. Terus langsung saja, cetak berapa. Di Solo itu ada jemaat yang percetakan, dikasih harga murah. Oh ya langsung saya cetak 4.000 traktat anak kecil, 4.000 traktat yang umum, yang besar. Nanti saya lihat habisnya kapan selama dalam hidup saya. Semoga bisa menghabiskan juga ya, ribuan traktat untuk dibagi-bagikan kepada banyak orang. Karena apa? Kita terbatas kok. Kita susah ngobrolin langsung hal rohani. Kita biasanya hal-hal umum dulu kan ya. Kalau di dalam teori kampus, kuliah, marketing itu obrolin hal-hal yang ringan dulu. Cuaca bagaimana, kabar bagaimana, kemarin gimana, hari ini gimana, besok mau ngapain, seperti apa. Kita langsung susah kok langsung bicara hal rohani. Tetapi dengan adanya traktat ya itu menolong. Meskipun itu bisa juga kadang-kadang saya jadi excuse ya, kabarkan Injil selesainya aja, ini pesan perpisahan dari saya, pertemuan pertama dan terakhir untuk dia, kasih traktat. Padahal harusnya adalah ya hidup kita baik, terus kemudian kita juga beritakan siapa Yesus. Kadang-kadang saya bagi traktat kepada pengemis, pengamen, coba belajar ngomong “Tuhan Yesus memberkati” dan belajar untuk terus mengabarkan Injil kepada banyak orang. Itulah memaknai Natal.
Memaknai Natal itu bukan cuma ucap syukur, “Ya saya sudah diselamatkan. Terima kasih Tuhan” sudah, bulan depan lupa. Tapi ucap syukur dengan perbuatan apa? Perbuatan pekabaran Injil. Kalau kita terus tidak mau melakukan firman, firman itu justru kita belum mengerti dalam kehidupan kita. Makanya kita perlu terus ya, mencoba, ayo lakukan firman Tuhan. Kalau kita mengakui Yesus Anak Allah, “saya akui!” Betul-betul diakui, perbuatannya apa? Cuma bersyukur? Sendiri lagi, sendiri lagi. Fokusnya ke sendiri. Nggak! Kalau kita mengakui Yesus Anak Allah, kita sendiri adalah anak-anak Allah dan anak-anak Allah hidup dituntut untuk hidup dalam terang, hidup dalam damai sejahtera, apa yang kita bisa perbuat di dalam firman Tuhan yang kita terima pada hari ini? Kiranya Tuhan dipermuliakan. Mari kita sama-sama berdoa.
Bapa kami yang ada di surga, kami mengucap syukur Tuhan pada pagi hari ini kami boleh membahas kembali tentang Pribadi yang terbesar di dalam kehidupan kami yaitu Yesus Kristus, Juruselamat kami. Terima kasih Engkau sudah mengaruniakan Yesus Kristus menjadi jalan keselamatan bagi hidup kami. Dan terima kasih juga Tuhan boleh menganugerahkan iman kepada setiap kami untuk boleh percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Yesus Kristus adalah Tuhan kami dan Yesus Kristus juga sudah menyatakan diri ketika menjelma menjadi manusia 2.000 tahun yang lalu di malam hari, di mana Yesus boleh lahir di kota Betlehem, di tempat yang hina. Terima kasih Tuhan kalau Yesus Kristus boleh berkorban dan memberikan teladan bagi setiap kami. Kami pun mau menjadi pengikut Yesus yang setia, pengikut Yesus yang memuliakan nama Tuhan. Terima kasih Tuhan, kami menyerahkan hidup kami selanjutnya ke dalam tangan Tuhan saja. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup kami sudah berdoa dan mengucap syukur. Amin. (HSI)