Doa Bapa Kami (5), 25 Februari 2024

Doa Bapa Kami (5)

Vik. Nathanael Marvin

 

Bapak, Ibu sekalian, Alexander Agung atau Alexander The Great, adalah seorang pemimpin militer Macedonia atau Yunani yang terbesar di dalam sejarah dunia. Dia hidup tahun 336 SM. Sebelum Yesus Kristus lahir dia sudah hidup, kemudian dia hidup sampai 323 SM. Jadi umurnya hanya 32 tahun saja di dalam dunia ini. Tetapi di umur yang begitu singkat, dia punya pengaruh yang sangat besar di zamannya, dia menjadi Raja Macedonia. Bukan saja dia jadi raja Macedonia tetapi juga dia menjadi Raja atas kekuasaan atau kekaisaran yang besar pada waktu itu, adalah kekaisaran Persia. Dia menaklukkan banyak wilayah di dunia kuno, dia memperluas kerajaan Yunani begitu besar, sampai bahasa Yunani menjadi bahasa internasional yang mempersiapkan Yesus Kristus nanti akan menggunakan bahasa Yunani juga di zamannya. Para penulis kitab-kitab Perjanjian Baru menggunakan bahasa Yunani. Orang-orang Romawi pada waktu itu menggunakan bahasa Yunani juga. Itu berkat siapa ya? Ada kontribusi dari Alexander Agung, di mana Alexander Agung menyebarkan budaya Yunani dan bahasa Yunani ke seluruh wilayah yang begitu besar. Wah ini adalah suatu karya yang luar biasa yang bisa dipelajari di dalam sejarah, khususnya orang-orang militer. Orang-orang militer sangat menghargai kepemimpinan Alexander Agung karena dia begitu pemimpin yang tegas tetapi juga pemimpin juga yang bisa merangkul banyak orang.

Sebelumnya, kerajaan Macedonia itu adalah kerajaan yang sangat kecil. Persia itu punya wilayah yang sangat besar. Persia tinggal menaklukan kerajaan Macedonia yang begitu kecil, Persia akan semakin besar lagi kerajaannya. Tetapi ketika Persia akhirnya mau mengalahkan Macedonia, malah Persia dikalahkan oleh Macedonia. Ayah Alexander dibunuh dan Alexander harus menjabat sebagai raja itu ya, menggantikan ayahnya, di umur yang masih remaja. Masih umur kurang lebih 18 tahun dia menjadi raja. Dan kemudian Persia merupakan kerajaan yang sangat besar. Tetapi ketika Alexander memimpin di masa mudanya, bukannya bertahan, mempersiapkan pertahanan dengan hebat karena Persia akan menyerang, justru semangat muda dia katakan “Justru kita sudah hampir diserang oleh Persia, maka kita sendiri yang harus menyerang!” Jadi bukannya bertahan kerajaan kecil melawan kerajaan yang sangat besar, malah Alexander mengerahkan prajurit Yunaninya, supaya bisa melawan Persia sedikit demi sedikit, pelan-pelan sampai Macedonia mengalahkan Persia. Bayangkan, itu di masa mudanya. Gaya kepemimpinannya sangat tegas.

Orang-orang Persia tentu di wilayahnya itu banyak orang Yunani juga. Maka orang Yunani di bawah kekuasaan orang Persia, itu dibayar menjadi tentara bayaran. Dan ketika pertama kali berperang, Persia sudah mau menghancurkan pasukan Alexander yang sudah berkumpul. Mereka menunggu waktu yang tepat. Tetapi Alexander justru karena sambil menunggu sambil berpikir bagaimana kapan harus menyerang, Alexander katakan sekarang kita serang. Ya mereka baru sampai, pasukan Persia, sekarang katanya langsung serang saja, mendadak. Dan akhirnya Alexander memenangkan pertarungan pertamanya. Itu dihormati oleh prajurit dan bahkan komandan perang juga yang lain. Dan akhirnya Alexander memiliki gaya yang sangat tegas, tentara Yunani bayaran yang berperang dengan orang Yunani dia tidak mau berteman atau merangkul, dia katakan, “Kamu sudah mengkhianat, mati hukuman nya! Kamu sudah mengkhianati bangsa Yunani. Kamu menjadi tentara Persia, tentara bayaran maka kubunuh langsung.” Padahal sudah menyerah. Prajuritnya sudah menyerah. “Saya siap berperang untuk Macedonia.” Tetapi Alexander katakan, “Kamu sudah berkhianat!” maka dibunuh. Dengan tegas ya dia membunuh. Padahal masih muda. “Bunuh saja yang berkhianat”. Dan padahal masih kerajaan yang sangat kecil tetapi dia akhirnya memiliki semangat yang besar.

Alexander Agung punya mimpi yang besar, yaitu mempunyai dunia baru, membuat dunia baru yang ada budaya Yunani itu tersebar luas, budaya Asia maupun Yunani. Maka dalam sejarah Bapak, Ibu sekalian namanya periode Helenistik. Periode bagaimana budaya Yunani itu berkembang di kepemimpinan Alexander bahkan setelah kematian Alexander budaya Yunani itu tidak hilang. Padahal sudah hampir hilang karena Persia. Periode Helenistik berlangsung dari tahun 323 SM, setelah kematian Alexander, di umur yang muda di 32 tahun, sampai munculnya Augustus di Roma tahun 31. Jadi kurang lebih pengaruh Alexander yang begitu besar itu berlangsung selama 320 tahun ya, di dalam hidupnya selama 32 tahun saja. Dikali 10x lipat ya. Hidupnya cuman 32 tahun, tetapi pengaruh yang besar itu selama 320 tahun, bahkan sampai sekarang. Sampai sekarang budaya Yunani masih dihormati, banyak pemikir-pemikir besar dari kota-kota Yunani. Alexander selama 14 tahun, dari umur 18 tahun sampai 32 tahun, 14 tahun itu dia menaklukkan banyak daerah. Dan uniknya, ini yang akhirnya orang-orang militer itu sangat menghargai Alexander Agung, yaitu dia tidak pernah kalah dalam pertemuan satu kali pun. Selama 14 tahun berperang, berperang, berperang, nggak pernah kalah. Ini sangat luar biasa. Pemikirannya itu sangat berbeda dengan orang-orang militer pada waktu itu. Taktik dan strategi militer Alexander Agung masih dipelajari di Akademi Militer sampai hari ini. Kemudian ketika dia menaklukkan banyak kota, 70 kota itu dia namai sebagai Alexandria, “this is my city.” Alexandria menjadi kota yang sangat besar dan sangat bagus juga. Dan sampai sekarang ada di Mesir itu namanya kota Alexandria. Itu salah satu kota terbesar di negara Mesir. Itulah kenapa Alexander itu diberi nama The Great, ya karena dia menaklukkan wilayah sangat banyak, mengembangkan kerajaannya luar biasa. Dia dikenal sebagai salah satu pemimpin militer yang terbaik karena tidak pernah mengalami kekalahan.

Bapak, Ibu sekalian, kita berandai-andai. Andai ayahnya Alexander itu, yang dibunuh, ya di assasin itu masih hidup, kemudian melihat anaknya yang menggantikan dia sebagai raja Macedonia yang sebenarnya sudah terdesak. Andai ayahnya melihat Alexander dia sebagai raja, terus memimpin perang, bahkan memajukan budaya Yunani, bahkan Macedonia masih bisa bertahan, Bapak, Ibu sekalian, bagaimana perasaan ayahnya, yang akhirnya sudah mati memang tapi kan memang berandai-andai ya, tetapi kita bisa menemukan logikanya di dalam andai-andai kita. Maka saya percaya bahwa ayah Alexander sangat bangga. “Memang lebih bagus saya mati. Kalau saya jadi raja, saya akan bertahan. Kerajaan Macedonia akan bertahan dari serangan Persia sampai terus bertahan. Tetapi anak saya ini jadi raja, dia justru menyerang, dia justru maju, dia justru memenangkan peperangan. Saya bangga saya senang.”

Nah Bapak, Ibu sekalian, kurang lebih demikian juga kehidupan kita di hadapan Tuhan. Tujuan Tuhan ciptakan kita adalah memuliakan dan menikmati Dia selamanya. Taat, mengembangkan kerajaan Tuhan. Bahkan Allah telah memberikan teladan yang agung, yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus di dalam dunia ini, Allah menjadi manusia dan memberikan teladan, ketaatan yang begitu besar dan di mana kehidupan Yesus Kristus adalah mengembangkan kerajaan Tuhan. Dan kita pun dituntut Tuhan, diperintahkan Tuhan untuk lihatlah teladan anakku itu. Anakku yang tunggal yaitu Yesus Kristus yang taat sampai mati. Maka dari itu, ketika kita berjuang untuk taat firman Tuhan, taat 10 hukum Taurat, taat 2 hukum kasih, kasih kepada Allah maupun sesama itu, bila kita jalankan tujuan kehidupan kita yang sudah diatur oleh Tuhan, tidak berdosa, maka Tuhan pun senang. Tuhan pun bangga ketika Tuhan melihat anak-anak-Nya hidup di dunia ini dengan setia, dengan taat kepada Tuhan. Bila kita bisa jalankan tujuan hidup kita, meneladani sebagaimana Kristus sudah hidup itu berarti menyenangkan Tuhan. Nah ini harapan kita Bapak, Ibu sekalian, kita harus punya cita-cita ya. Menyenangkan Tuhan. Kita harus punya cita-cita Tuhan melihat hidup kita itu Tuhan bangga, seperti Tuhan melihat Ayub. Tuhan melihat Ayub, “Lihatlah orang yang benar saleh dan menjauhi kejahatan ini.” Sampai iblis akhirnya datang mencobai.

Tetapi poinnya adalah bagaimana kita mau menghabiskan hidup di dunia ini yang hanya sementara. Kita belum tentu juga hidup lama seperti Pendeta Stephen Tong, tahun ini sudah 84 tahun. Kita bisa seperti Alexander The Great, umur 32 mati kok. Ya, karena sakit dia mati. Padahal tidak pernah kalah dalam perang. Tetapi umur orang siapa yang tahu. Ya belum tentu kita sampai umur 30, belum tentu kita sampai umur 40, tetapi bagaimana kita menghabiskan waktu yang singkat ini, itulah yang harus kita kejar, bagaimana Tuhan berkenan dengan hidup kita. Dan bila kita memuliakan Tuhan dan menikmati Dia itu berarti membuat kerajaan Tuhan datang di bumi ini. kalau kita taat, trust and obey, kalau kita betul-betul melayani Tuhan, kerajaan Tuhan datang melalui kehidupan kita yang berpengaruh di kehidupan sekitar kita. Meskipun kita muda, meskipun kita singkat hidupnya, tetapi bisa memberikan pengaruh yang baik. Karena apa? Karena Tuhan memakai kita, orang-orang Kristen yang setia. Roh Kudus, kita punya Roh Kudus sama kok. Roh Kudus Hamba Tuhan dan Roh Kudus Bapak, Ibu, Saudara sekalian kan nggak beda ya. Tingkatannya sama. Sama-sama punya Roh Kudus, sama-sama punya karunia. Ya memang beda di dalam jumlah karunianya,, tetapi rohnya itu sama. Maka ini yang diharapkan Tuhan agar kita betul-betul memuliakan Dia.

Orang Kristen yang sejati harus punya kerinduan yaitu menyenangkan Tuhan, kerinduan untuk hidup yang selaras dengan kehendak Tuhan, hidup selaras dengan rencana Tuhan yang begitu baik dan indah di dalam bumi ini. Ya menjalankan tujuan hidup kita itu susah betul, tetapi itu adalah hak istimewa kita sebagai orang Kristen karena kita sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus. Kita sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus, Yesus katakan “Aku datang ke dalam dunia ini untuk memberikan kamu hidup dan hidup yang berkelimpahan.” Bukan secara materi tetapi secara Roh, secara Roh Kudus, secara karunia Tuhan kita berkelimpahan. Dan andaipun Tuhan memberikan materi yang lebih, Tuhan ingin juga kita menggunakan materi itu untuk hidup yang berkenan di hadapan Tuhan, untuk memuliakan nama Tuhan. Kita sudah diselamatkan kok. Apa yang bisa kita kerjakan sebagai orang Kristen? Yaitu membangun kerajaan Tuhan. Memperluas kerajaan Kristus di bumi ini ya. Kita mau menjadi prajurit Kristus, menjadi pelayan Kristus yang baik dan setia.

Nah pertanyaannya Bapak, Ibu sekalian, kenapa kita perlu berbagian membangun kerajaan Kristus di bumi ini? Bukankah Allah itu berdaulat? Bukankah Allah itu Maha kuasa? Kenapa Tuhan seolah-olah kok perlu kita yang membangun kerajaan Kristus di bumi ini? Kenapa nggak Tuhan saja. Tuhan bisa. Kenapa Tuhan nggak utus malaikat saja? Tuhan bisa utus malaikat kok, Tuhan bisa utus malaikat memberitakan kehadiran Yesus Kristus. Itu sudah kita lihat di Natal. Natal itu diberitakan pertama kali oleh para malaikat kepada Maria, kepada Yusuf, terus kepada para gembala. Terus ada paduan suara malaikat. Tuhan bisa kok pakai malaikat, nggak perlu manusia.

Nah kenapa Tuhan ingin kita mengembangkan kerajaan Allah? Sebenarnya adalah untuk membangun kerohanian kita juga. Kalau kita nggak pernah dapat tugas untuk membangun kerajaan Allah di bumi ini, tidak pernah berdoa “datanglah kerajaanMu”, kita nggak akan menjadi orang yang mengembangkan diri. Kita sudah puas, bisa makan, bisa tidur, bisa kerja, cukup. Sedikit sudah, tidak berpengaruh lebih luas lagi dalam hal kerohanian. Hanya materi saja mikirnya biasa-biasa saja soal keduniawian. Tetapi ketika Allah mengatakan doa, Yesus katakan doa itu seperti ini, “datanglah kerajaanMu”, itu bicara soal kita berespon terhadap anugerah Tuhan yang menyelamatkan dan kita merajakan Yesus. Kita mau taat kepada Allah, kita mau mengembangkan kerajaan Tuhan di bumi ini.

Lalu kenapa Tuhan juga memakai kita sebagai manusia berdosa untuk mengembangkan kerajaan Allah di bumi ini? Bukankah bumi ini milik Allah? Bukankah Allah berdaulat? Nah karena sementara ketika Tuhan Yesus belum datang kedua kalinya, atau Tuhan belum mengubah dunia ini menjadi dunia yang tanpa dosa, yang memiliki kehidupan kekal, seperti itu ya, sementara Tuhan membiarkan atau mengizinkan bumi ini berjalan, ternyata memang ada kerajaan lain yang muncul di dalam dunia ini. Yaitu kerajaan apa Bapak, Ibu sekalian? Kerajaan yang bukan dari Tuhan ya, kerajaan berdosa. Kerajaan apa kalau mau lebih jelas lagi? Satu kerajaan Kristus itu kerajaan Allah, yang dua adalah kerajaan anti Kristus, anti Allah. Yang anti Allah adalah siapa? Setan dan Roh-roh jahat. Yang anti Allah adalah siapa? Orang-orang berdosa. Pada mulanya kita itu anti Allah, melawan Allah. Sehingga ketika kita mendapat kebenaran, pertama-tama kita itu berontak dulu. Karena kita manusia berdosa, dapat kebenaran rasanya ini nggak benar sesuai yang saya pikirkan, karena apa? Kita anti Allah, anti Kristus. Kedagingan kita yang berdosa itu inginnya melawan Allah.

Nah ini kita bisa pisahkan, satu kerajaan Kristus, dua kerajaan anti Kristus. Itu saling berlawanan. Makanya Allah katakan bahwa orang Kristen tidak bisa bersahabat dengan dunia, dunia yang berdosa. Masak kita bisa berteman atau bisa betul-betul menerima perbuatan jahat orang perbuatan dosa orang ke kita? Kecuali orang yang kelainan jiwa seperti masochist itu ya. Masochist itu “ayo pukul saya. Saya menderita itu adalah sukacita.” Nah itu kan sudah salah ya. Tetapi manusia umumnya saja ya, manusia yang pada umumnya saja tidak suka disakiti, tidak suka ketika orang lain berdosa kepada dia. Maka dari itu kita bisa lihat bahwa ada dua kerajaan di dalam bumi ini, maka Tuhan katakan “Memang Aku izinkan dua kerajaan ini muncul.” Karena kehendak bebas manusia, karena manusia bisa berdosa, sudah jatuh dalam dosa, karena ada setan juga dan roh-roh jahat, Tuhan izinkan.  Dan Tuhan ingin membentuk kita melalui dua situasi dan kondisi yang ada ini, peperangan dua kerajaan. Kerajaan Kristus melawan kerajaan anti Kristus.

Ketika manusia sudah jatuh ke dalam dosa, ada muncul kerajaan yang lain di dalam dunia ini, yaitu Kerajaan melawan Tuhan. Ini seperti dua kutub magnet yang berlawanan ya, Utara dan Selatan, nggak bisa bersatu, tetapi di satu tempat. Anggap satu magnet di sebuah tempat lingkaran gitu ya, nggak bisa bersatu, selalu berlawanan satu dengan yang lainnya karena asalnya sudah berbeda. Satu kerajaan bermusuhan dengan kerajaan yang lainnya. Yang satu kerajaan berasal dari Allah, yang satu kerajaan bukan dari Allah. Yang satu menekankan kebenaran, yang satu menekankan keberdosaan. Yang satu berpusat pada Allah, yang satu berpusat pada dosa. Kerajaan Kristus meninggikan Kristus, kerajaan yang berdosa meninggikan dirinya sendiri. Di sinilah orang Kristen hidup, orang Kristen sudah dimasukkan ke dalam warga kerajaan yang baru, kita punya double kewarganegaraan. Warga negara bumi sama warga negara surga, karena kita sudah masuk ke kerajaan Kristus lewat kelahiran kembali, lewat anugerah keselamatan yang Yesus berikan. Nah di sini kita berdiri, kerajaan Kristus mengembangkan kekudusan, perluasan kerajaan Allah, firman Tuhan tapi kerajaan dunia ini mengajak kita untuk berdosa, tidak usah mengembangkan kerajaan Allah.

Orang Kristen harus menyatakan, “Karena saya sudah mengikut Kristus berarti saya harus apa? Menyangkal kerajaan yang lain. Menyangkal diri, memikul salib, mengikut Yesus Kristus.” Orang Kristen tidak bersahabat dengan kerajaan dunia, bahkan orang Kristen seharusnya kalau orang-orang Puritan mengatakan harus perangi dosa, harus lawan dosa, bahkan matikan dosa sampai ke akar-akarnya dibabat habis supaya tidak bertumbuh lagi, melawan kita lagi, mengganggu kita lagi, menggoda kita lagi. Yang Allah ingin kita kerjakan adalah sungguh-sungguh menjadi hamba kerajaan Kristus. Kita jadi pelayan Kristus, prajurit Kristus, dan kita juga diingatkan bahwa kamu ini adalah garam dan terang dunia. Yesus adalah terang dunia, Yesus adalah garam dunia. Yesus katakan kepada para pengikut-Nya, “Kamu juga adalah garam dan terang dunia.” Wah luar biasa ya, jabatannya segitu besar. Kamu bukan menjadi garam dan terang, kamu adalah garam dan terang. Kamu sudah di kerajaan Kristus, kamu bisa mempengaruhi dunia dengan segala kebaikan Kristus. Beri pengaruh yang baik dan yang dibutuhkan oleh setiap orang.

Maka dari itu ketika ada orang Kristen ya, kita tadi sudah doa Bapa kami ya. Kita sudah doa “datanglah kerajaanMu”, maksudnya apa? Maksudnya apakah kerajaan Allah belum datang? Apakah kita berdoa bahwa Yesus Kristus datang lebih cepat? Kedatangan Yesus kedua kalinya datang lebih cepat supaya memerintah sebagai Raja satu-satunya di bumi ini mengalahkan penguasa-penguasa yang lain? Ataukah kita berpikir bahwa ya kiranya betul-betul kerajaanMu datang saat ini, bukan kita menunggu. Nah jawabannya adalah Bapak, Ibu sekalian, maksudnya berdoa “kerajaanMu datanglah” adalah betul-betul datang saat ini juga, dan juga betul-betul kita menanti kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Jadi dua-duanya. Kerajaan Allah itu already but not yet. Kerajaan Allah selalu memerintah dari kekal sampai kekal. Sampai sekarang, adakah Kerajaan Allah? Ada! Tuhan tetap memerintah bumi ini? Tetap! Maka Allah katakan bahwa “setiap pemerintahan Aku yang menetapkannya.” Waktu kita lihat ada pemerintahan di dalam satu negara, kerajaan, itu adalah wujud perpanjangan dari pemerintahan Tuhan. Pemerintah adalah hamba Allah. Pemerintah menyandang pedang untuk menjalankan hukum. Itu bicara soal Allah memerintah dunia ini melalui manusia, melalui pemerintahan negara.

Kerajaan Allah terus ada sekarang dan memerintah, cuma kita tidak melihatnya terlalu jelas. Maka kacamata kita Bapak, Ibu sekalian adalah Alkitab; bagaimana kita memandang segala sesuatu, bagaimana kita seharusnya berpikir, seharusnya merasa harusnya dari Alkitab. Karena kacamata kita, cara pandang kita itu harusnya dari Allah sendiri yang melihat bumi ini bagaimana. Sehingga kalau kita melihat bahwa negara itu betul-betul asalnya dari Tuhan ya kita akan menghormati siapa pun pemimpinnya. Kok bisa? Meskipun pemimpinnya bengis, meskipun pemimpinnya tidak benar, kenapa kita bisa menghormati? Karena memang itu asalnya dari Allah. Dan kita dikasih tahu oleh para teolog bahwa tenang saja, semua pemerintah itu asalnya dari Allah sebobrok-bobroknya pemerintah, karena apa? Para teolog zaman dulu menghibur kita ya, karena adalah lebih baik ada pemerintah dibandingkan tidak ada pemerintah. Jadi masyarakat itu tidak ada pemerintah itu lebih kacau karena semuanya anggap dirinya pemerintah. Kita ini memang suka memerintah kok ya. Kalau tidak ada pemerintah di atas, kita yang memerintah. Kita yang atur hidup orang, kita yang mengatur kehidupan kita. Itu lebih parah daripada tidak ada pemerintah.

Maka kita bisa lihat kerajaan Allah itu tetap ada di bumi ini tetapi juga kerajaan Allah belum datang sepenuhnya karena Yesus Kristus belum datang kedua kali nya. Masih ada janji Tuhan yang belum Tuhan kabulkan di dalam Alkitab, yaitu apa? Kedatangan Yesus kedua kali nya. Parousia, second coming. Jadi kedatangan Yesus pertama kali itu sudah terjadi. Bagaimana Allah menjelma menjadi manusia, di dalam keterbatasan, kelemahan, kemiskinan, kehinaan. Itu kedatangan Yesus pertama kalinya. Tetapi kedatangan yang kedua, Yesus akan menyatakan kerajaan Allah di dalam penuh kemuliaan, kuasa, kemenangan, kekuatan dari Tuhan sendiri. Jadi doa “kerajaan Allah datanglah” bukan saja menanti hari Tuhan, hari second coming, atau hari kiamat, tetapi permohonan datanglah kerajaan Tuhan adalah sebuah ekspresi kita yang terdalam sebagai pelayan Kristus untuk melihat kerajaan Allah itu makin luas dan didirikan di bumi yang sekarang kita tinggali.

Waktu kita berdoa “datanglah kerajaan Tuhan” itu bukan doa yang biasa-biasa saja. Itu doa kerajaan, doa orang yang mengerti pemerintahan Tuhan, doa orang yang mengerti otoritas Tuhan sebagai Raja. Kita berdoa kerajaan-Mu betul-betul datang di bumi ini, di dalam kehidupanku. Kita berdoa kepada Tuhan demikian berarti kita merajakan Yesus Kristus, dan kita ingin agar hidup kita yang sudah dikuduskan oleh Roh Kudus boleh menjadi berkat bagi sekitar kita. Secara individu maupun secara komunitas. Itulah hidup kita. Ada kalanya kita melayani Tuhan itu secara individu. Doa di kamar, baca Alkitab sendiri, berpikir sendiri, bekerja, berelasi dengan Tuhan. Tapi ada kalanya juga kita melayani Tuhan itu secara komunitas. Itu yang namanya gereja. Gereja itu berarti apa? Dipanggil keluar untuk menyebarkan berita firman Tuhan. Gereja berarti dipanggil keluar dari dosa, dari kegelapan, menuju terang Kritus dan akhirnya membagikan terang Kristus kepada banyak orang. Gereja artinya apa? Perkumpulan orang-orang Kristen. Semakin banyak cahayanya, semakin besar pengaruh dari cahaya tersebut. Itulah gereja. Maka kita harus syukuri juga satu pelayanan yang Tuhan sediakan di dalam gereja Tuhan di tempat ini. Itu menjadi suatu hal bagaimana kita menjadi pengaruh, berpengaruh bagi kerajaan Tuhan.

Kalau kita berdoa, Bapak, Ibu, Saudara sekalian ya, doa persembahan ya, kalau kita perhatikan orang-orang Kristen berdoa, baik itu orang dewasa maupun anak-anak, itu ada salah satu ciri yang unik, yaitu apa? Berdoa untuk memperluas kerajaan Tuhan. Ini doa sangat berpusat kepada doa Bapa kami ya. kenapa ya dengan uang yang kita berikan, kita bisa memperluas kerajaan Tuhan? Karena memang, uang adalah satu hal yang dianggap seorang berharga. Hampir segala sesuatu itu bisa diwujudkan oleh uang, secara materi khususnya ya. Maka dari itu juga kita ketika mempersembahkan uang, itu berpikir untuk kerajaan Allah. Padahal uang itu adalah sebuah simbol hati kita, dan sebuah simbol bagaimana seharusnya kitalah yang dipersembahkan bagi Tuhan, tubuh kita ini. Jadi uang itu hal yang berharga, betul, bagi manusia itu hal berharga tapi bagi Tuhan yang berharga di bumi ini bukan uang, yang berharga di bumi ini adalah manusia. Umat-Ku, kamu yang berharga, kamu yang seharusnya mempersembahkan tubuhmu. Kalau kamu sudah mempersembahkan tubuhmu, hidupmu, kepada Tuhan maka kamu bisa memperluas kerajaan Tuhan.

Seringkali anak-anak sekolah Minggu diajarkan doa persembahan itu apa? Biasanya doa persembahan ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, terdiri dari beberapa aspek. Pertama mengucap syukur karena firman Tuhan. Kan selalu ya, persembahan kenapa kita taruh di setelah firman Tuhan, ini beda dengan gereja-gereja lain yang mungkin ada di awal sebelum khotbah karena persembahan bicara soal mengucap syukur. Saya sudah dapat firman kok, saya sudah terima kebaikan Tuhan, maka saya berikan ucapan syukur saya dengan sukarela. Diberi dulu, baru memberi. Maka doa persembahan setelah khotbah. Bukan sebelum khotbah sudah kasih, itu ya boleh lah, itu bisa ada argumen. Tetapi yang lebih baik, lebih ideal adalah setelah firman Tuhan, kenapa? Karena akhirnya orang yang doa persembahan itu bisa mengucap syukur atas firman Tuhan.

Lalu yang kedua adalah kita mengucap syukur atas pemberian Tuhan dalam hidup kita, yaitu uang. Uang itu asalnya dari Tuhan, kemudian kita dapat kesempatan untuk memberikan persembahan kepada Tuhan. Wah, kalau kita bisa berikan persembahan Bapak, Ibu, Saudara sekalian, itu adalah suatu anugerah. Memperluas apa? Memperluas kerajaan Tuhan. Itu sebagai hak Istimewa juga bagaimana Tuhan sudah kasih kita uang, sekarang bagaimana hati kita memberikan uang kepada Tuhan. Jadi kepada Tuhan ya bukan kepada manusia. Persembahan itu kepada Tuhan kok. Tubuh kita kepada Tuhan, dengan uang sebagai benda yang berharga di bumi ini.

Lalu doa persembahan juga kita bisa tambahkan adalah “kami bersyukur sudah berikan uang persembahan, tetapi kami juga harus ingat bahwa persembahan yang harum dan berkenan di hadapan Tuhan adalah Rom. 12:1, Rasul Paulus katakan “sebab karena kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu Saudara-saudara supaya kamu mempersembahkan tubuhmu.”” Tuhan nggak perlu uang, yang perlu uang itu manusia dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan. Tapi Tuhan itu menginginkan hati kita. “Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, yang berkenan kepada Allah. Itu adalah ibadahmu yang sejati.” Tuhan menginginkan tubuh kita. Ini makanya kan kita sebut ada lagu “Korban Hidup”. Korban dalam Perjanjian Lama itu pasti mati kok. Tubuhnya nggak bisa jalan lagi. Tetapi di dalam Perjanjian Baru, kita tidak mengenal korban yang mati. Kita mengenal korban hidup karena apa? Karena Yesus memberikan teladan bahwa Dia mempersembahkan tubuh-Nya, Dia mati, betul, satu kali untuk selama-lamanya dan pada hari yang ketiga Yesus bangkit. Hidup. Tetapi bayang-bayang Kristus, binatang-binatang yang disembelih, domba, lembu itu disembelih itu mati, nggak pernah bangkit lagi. Tetapi kita juga bisa lihat bahwa sekarang Tuhan menginginkan kita juga, mumpung kamu masih hidup. Semua kita nanti pasti mati kok. mumpung kamu masih hidup, betul-betul kamu sadar bahwa hidup itu dari Tuhan, sekarang persembahkanlah tubuhmu itu sebagai persembahan korban hidup.

Saya teringat ya, seseorang pernah cerita bahwa ada anak SD diedarkan kantong persembahan, terus dia nggak punya apa-apa. Terus dia ingin mempersembahkan sesuatu untuk Tuhan. Dia nggak punya uang, anak kecil biasa. Dan akhirnya dia malah maju. Dia maju sendiri, bahwa saya ingin mempersembahkan tubuh saya kepada Tuhan. Orang biasanya kasih uang, kasih uang gitu ya. sekarang dia maju ke depan, mempersembahkan tubuhnya untuk Tuhan. Oh itu adalah suatu hal yang indah ya, bagaimana kita sendiri yang mempersembahkan diri.

Saya juga baru-baru ini melihat di sebuah gereja, ini mungkin bisa jadi pro-kontra juga, ada gereja yang buat patung, patung anak kecil. Terus anak kecil itu pakai baju compang-camping, patung ya, terus pegang kaleng di depannya. Pegang kaleng di depannya wujud apa? Wujud kita harus memberikan kemurahan hati, sedekah. Sedekah ke patung itu. Itu salah ya, harusnya langsung saja ke orangnya yang ngajarin anak itu langsung ke realita, jangan pakai patung. Tapi intinya adalah apa? Kita belajar memberi sesuatu dari kecil. Dari kecil kita ajarkan kepada anak-anak “Kamu berikan persembahan itu bukan ke lao shi. Lao shi itu nggak dibayar. Persembahan itu ke Tuhan, ke gereja.” Jangan pikir itu untuk lao shi, wah itu bahaya. Kita sudah dilayani terus kita bayar. Memangnya hubungan transaksional di dalam gereja? Nggak ada! Gereja itu hubungan sosial, hubungan kemurahan hati. Kita saling melayani. Nggak ada yang dibayar di gereja, kecuali yang memang staff yang bekerja di gereja. Dia tidak punya pekerjaan lain itu kita memang ada pemberian. Tapi waktu memberikan persembahan itu ke Tuhan dulu. Bagaimana sikap hati ke Tuhan itu dimulai sejak kecil. Maka ada hamba Tuhan menasehati bahwa “Anak-anak, kalau imlek-an, orang-orang Tionghoa imlek-an, anak-anak harus diajarin kasih perpuluhan ke Tuhan. Kasih ke Tuhan.” Biasa kan anak-anak kasih persembahan uangnya dari mana? Orang tua ya kan pasti. Nah sekarang mumpung ada kesempatan dia dapat sesuatu dari saudara-saudara, dapat uang, harus kasih perpuluhan. Ini bukanlah hal yang sulit kok diajarkan ke anak-anak untuk memberikan persembahan kepada Tuhan. Demi apa? Demi perkembangan kerajaan Allah. Kita belajar mencintai gereja Tuhan.

Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada. Semua suka uang. Ada yang nggak suka uang Bapak, Ibu sekalian? Calling ya, siapa yang nggak suka uang mari layani Tuhan! Nggak. Kita semua suka uang. Hamba Tuhan butuh uang. Tetapi kita tidak boleh memberhalakan uang. Dan ketika kita tahu bahwa uang itu berharga, sehingga kita suka, sehingga kita memang butuh juga, kita harus tahu juga bahwa kita tidak memberhalakan uang dengan cara apa? Dengan cara perpuluhan. Jadi perpuluhan bukan hanya sebatas kita memberikan haknya Tuhan kepada Tuhan sendiri, tapi juga bicara soal hati kita memberhalakan uang atau tidak. Kita bisa bertanya lewat perpuluhan yang dijalankan. Bukan saja uang, tetapi hidup kita. Kita punya tubuh, layani Tuhan. Kita punya waktu, punya tenaga, masih muda, masih sehat, belum sakit-sakitan, kita mau kerjakan sesuatu untuk Tuhan supaya Tuhan senang. Inilah artinya kerajaan Tuhan datang saat sekarang, yaitu orang Kristen menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh. Kita menjadi pengaruh bagi orang-orang di sekitar kita. Kita ingin agar orang-orang melihat kedaulatan Allah dalam hidup kita dan otoritas-Nya dalam hidup kita.

Kerajaan Allah berarti manusia sadar akan pemerintahan Allah dan kedaulatan-Nya di bumi ini sehingga kita harus tunduk dan takluk kepada Tuhan. Ini adalah hal yang susah ya Bapak, Ibu sekalian. Mungkin salah satu doa yang paling susah di dalam doa Bapa kami untuk kita coba kerjakan adalah doa ini, “kerajaan-Mu datanglah”. Sangat susah. Kehendak Tuhan adalah kita lakukan firman Tuhan, berbagi hidup, mengasihi orang, terus kemudian juga baik, ramah. Kita inginnya apa? Kita inginnya sudahlah hidup, hidup saya sendiri. Disuruh ramah, marah. Dibalik-balik ya. disuruh doa, dosa. Wah kita suka ganti-ganti sendiri. Beda tipis katanya tapi beda arti luar biasa. Kita suruh taat, kita nggak mau taat. Karena apa? Kehendak Tuhan memang susah, kedagingan kita ini terus menggoda kita buat kita berdosa. Kehendak Tuhan adalah kita melayani Tuhan baik di dalam maupun di luar gereja. Seringkali kita nggak mau juga. “Sudah, saya pelayanan di luar gereja saja”. Ya bagus, tidak masalah. Tetapi Tuhan katakan bahwa seluruh hidup kita adalah pelayanan. Maka baik di dalam gereja, di luar gereja ya harus melayani Tuhan. Susah nggak? Susah! Maunya di gereja saja,
“Saya bisanya pelayanan di gereja, di luar nggak pelayanan sama sekali.” Wah susah juga ya, nggak boleh. Tuhan menunut seluruh hidup kita untuk melayani Dia. Ini juga tidak mudah.

Saya ambil contoh ya Bapak, Ibu sekalian ya, saya sendiri ketika meresponi panggilan Tuhan untuk menjadi hamba Tuhan apakah mudah? Sudah, saya punya kerinduan untuk baca Alkitab, belajar Alkitab, masuk ke sekolah Alkitab. Bapak, Ibu, Saudara sekalian pikir itu mudah ya? Itu normal kok, seperti pergumulan orang pada umumnya. Tetap ada unsur mengikuti Yesus. Syarat menjadi murid Kristus yaitu apa? Sangkal diri, pikul salib, mengikut Yesus. Itu hal yang sulit. Di dalam panggilan kita masing-masing, bukan saja panggilan hamba Tuhan, tetapi panggilan yang lain, dalam pekerjaan, dalam kemampuan kita yang lain, itu pasti ada menyangkal diri, memikul salib, dan juga mengikut Yesus Kristus. Menyangkal diri, misalkan ya, di dalam pergumulan saya. Ambil ini contoh saya ya, sebagai hamba Tuhan, waktu itu sudah lulus S1 manajemen, ada pergumulan muncul. Apakah mau lanjut sekolah Alkitab langsung atau mau sambil sekolah Alkitab sambil bekerja atau bekerja dulu berapa tahun baru sekolah Alkitab. Akhirnya ya Tuhan pimpinnya, Tuhan aturnya adalah dari S1 manajemen langsung S2. Jadi nggak ada libur. Saya waktu kuliah itu nggak pernah libur, dalam 1 bulan, 2 bulan langsung sekolah S2. Penyangkalan diri nggak? Penyangkalan diri. Kadang-kadang saya pengen libur juga ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, 1 bulan, 2 bulan seperti mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang ya. Tetapi ada susahnya juga, karena ada kenalan pemuda juga mengatakan sudah libur 1, 2 bulan, anggap sudah lulus kuliah ya, bosan juga. “Ngapain hidup saya, 1 bulan, 2 bulan nggak kerja.” Akhirnya cari kerja dan yang lain-lain. Itu ada unsur menyangkal diri, memikul salib ketika kita jalankan kehendak Tuhan.

Yang kedua misalkan, saya menghormati arahan orang tua untuk memilih STT. Orang tua saya, kakaknya mamah itu adalah seorang pendeta lulusan SAAT di Malang. Pendeta yang baik, pendeta yang melayani, sudah emeritus. Setelah emeritus, dia juga keliling-keliling ke seluruh gereja di Indonesia untuk berkhotbah. Mamah saya katakan, sudah, yang pasti-pasti saja STT nya. Jangan yang baru-baru. Akhirnya di SAAT Malang, demi menghormati mamah saya, waktu itu ada kesempatan, ada open house. Open house orang-orang yang bergumul menjadi hamba Tuhan. Bisa nggak saya tidak ikut? Bisa saja, nggak masalah. Tapi demi menghormati arahan mamah saya, saya ikut dulu. 3 hari menjadi mahasiswa STT di sana. Saya sudah merasakan kehidupan menjadi mahasiswa STT SAAT di Malang itu. Dan perjuangannya adalah, zaman dulu ya, zaman kurang lebih 11-an tahun yang lalu itu, naik kereta dari Bandung ke Malang 16 jam. Dari sore, sampai pagi. Sore berangkat sendiri, terus kursinya juga masih besi ya. Sekarang kan sudah empuk semua ya kereta api. Masih besi, wah banyak pergumulan. Sendirian lho, umur 22, itu pengalaman pertama juga pergi jauh sendiri. Terus kok bisa nyampai ya ke SAAT, nggak ada gojek lho zaman dulu Bapak, Ibu sekalian. Kenapa bisa ada orang yang jemput, ini aneh juga ya. Ada orang yang jemput di Malang, naik motor dia, terus kemudian dia ngantar saya ke sekolah tersebut. Itu semua ada pemeliharaan Tuhan.

Jadi keluar zona nyaman, dari Bandung, di keluarga sudah nyaman, terus ke Jakarta, terus pelayanan dan yang lain-lain. Pokoknya, intinya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ketika kita berjuang untuk mengatakan “datanglah kerajaan Tuhan” itu susah. Tapi ada hal yang di mana kita bisa lihat pimpinan Tuhan. Panggilan Tuhan di dalam hidup kita itu susah tetapi ada penyertaan Tuhan, ada pertolongan Tuhan juga. Ada kalanya kita mengalami hal-hal di luar ekspektasi kita, tetapi kita juga bisa kembali lagi ke solusi agar kita berhasil melaluinya. Dengan cara apa? Dengan cara bahwa detik ini juga Tuhan tetap berdaulat dalam hidup kita. Kegagalan kita, hal-hal yang tidak sesuai harapan kita, ekspektasi kita, hari ini kita alami bisa. Tapi supaya kita kembali bersemangat, kembali menjalankan perintah Tuhan, caranya bagaimana? Tuhan berdaulat. Ada Tuhan yang menyertai kehidupan kita sampai hari ini. Kita mau kerjakan panggilan Tuhan sekalipun susah karena apa? Karena kita sudah berdoa “datanglah kerajaan Tuhan”.

Pertanyaannya bagaimana kita berbagian di dalam mengembangkan kerajaan Allah di bumi ini? Bagaimana kita supaya bisa berbagian. Sekali lagi, yang pertama adalah taat perintah Yesus Kristus. Kita lihat dalam Mat. 6:33, mari kita baca bersama-sama. Ini cara-cara kita atau hal-hal real, hal-hal praktis di mana kita mengembangkan kerajaan Allah. Mat. 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.“ Inilah perintah dari Yesus Kristus yang kita harus taati ketika kita mau bicara soal kerajaan Tuhan itu datang here and now. Yaitu prioritas hati kita, yaitu apa? Mencari kerajaan Allah yang sebenarnya tidak hilang, yang sebenarnya ada dan sudah tersedia di dalam Alkitab. Tuhan menuntut respons kita, ayo cari di Alkitab. Kerajaan Allah itu real. Cari hidup yang kudus di hadapan Tuhan, prioritas hati kita adalah pertama untuk Tuhan, nggak ada yang lain. Betul-betul untuk Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita.

Kalau di dalam Kitab Matius juga dikatakan bahwa ketika kita sudah bertobat, percaya Yesus Kristus, hasilkanlah buah-buah pertobatan. Dulu kamu dosa apa, kita ingat-ingat di dalam kehidupan kita, sekarang bertobat. Lakukan yang sebaliknya. Lakukan untuk kita tidak mau berdosa lagi melainkan melayani Kristus. Dulu mencuri, sekarang mau berbagi. Berbagi kasih, menyisihkan berkat yang sudah kita terima dari Tuhan kita bagikan ke orang lain. Dulu membunuh. Membunuh secara fisik, secara mental, atau kebencian dalam hati. Sekarang sudahlah, ampuni, berdamai. Nah itu ketika kita jalankan buah-buah pertobatan itu ada kerajaan Allah muncul. Di dalam kehidupan kita, orang bisa melihat Allah bekerja. Seharusnya betul-betul kamu itu marah, orang itu sudah begitu kok, tapi kamu kok bisa mengampuni dia, kamu bisa bersahabat dengan dia. Wah itu kerajaan Allah, bicara kingdom of God.

Lalu dari mana orang tahu bahwa kita adalah murid Yesus Kristus? Kita harusnya sudah tahu ya di Kitab Yohanes, apostle of love, rasul kasih. Dari mana orang bukan Kristen tahu bahwa itu orang pengikut Yesus? Yaitu ketika orang Kristen itu hidup saling mengasihi satu dengan yang lain. Ya, saya ingat sekali ya, ketika humas ke gereja lain di Semarang. Ada orang yang bilang tuh. Kan kita tanya, “Di mana lokasi gereja ini?” Ke penduduk sekitar, ya. Penduduk sekitar itu kan pikir-pikir. “Di mana ya, ada gereja ya?” Kan itu cuma gereja rumah, gereja kecil. Oh, dia ingat. Kan orang Kristen ibadahnya hari Minggu. Terus, setiap hari Minggu, di daerah sana itu banyak orang Kristen pakai batik, rapi-rapi Minggu pagi untuk datang ke gereja. “Oh, di situ gereja!” Dia katakan. “Itu gerejanya! Banyak orang-orang hari Minggu berkumpul pakai batik.” Bukan orang reformed ya, Bapak, Ibu sekalian, meskipun orang reformed suka pakai baju batik ya, tapi itu orang gereja pada umumnya, pengikut Kristus. Dalam arti apa? Orang itu melihat yang fenomena. Nah, kenapa kita pakai baju rapi-rapi? Karena kita mau mengasihi diri, kan dan mengasihi sesama juga dalam gereja. Ya, itu ya, saling mengasihi menjadi ciri bagaimana kita diketahui adalah orang-orang Kristen.

Lalu, tanda anak-anak Allah dan perbedaan dengan anak-anak iblis adalah yang satu buat kebenaran, yang satu tidak berbuat kebenaran. Kita berasal dari Allah, satu memang berasal dari iblis atau mengikuti jalannya iblis ya. Bila kita taat, Bapak, Ibu sekalian, taat kepada Tuhan saja, “Pokoknya, saya mau taat Tuhan! Saya mau kerjakan panggilan Tuhan!” maka, kita bisa pastikan bahwa kerajaan Allah itu diperkembangkan melalui hidup kita. Taat saja, kehendak Tuhan harusnya bagaimana. Bila kita tidak taat, sebaliknya kerajaan Allah tidak berkembang melalui hidup kita. Itu yang pertama, yaitu kita taat perintah Yesus.

Yang kedua, ya bagaimana kita mengembangkan kerajaan Allah? Kita ingat dan jalankan fungsi dari 3 jabatan Yesus Kristus. Kita tahu bahwa Yesus Kristus itu punya 3 jabatan yang dijelaskan di dalam tradisi Yahudi atau orang Ibrani ya. Itu adalah jabatan yang sebenarnya sudah ada di kekekalan. Rancangannya itu Tuhan sudah buat di kekekalan. Raja, Imam, Nabi. Lalu, Tuhan aplikasikan di dalam kehidupan dunia yang berdosa ini. Dan Yesus Kristus adalah Raja, Yesus Kristus adalah Imam, dan Yesus Kristus adalah Nabi. Tahu dari mana Yesus adalah Raja? Yaitu ketika Yesus menundukkan diri kita pada-Nya. Betul-betul, ya ketika Yesus panggil rasul menjadi murid-Nya, rasul itu nggak nolak, lho. Itu adalah kuasa Raja. Rasul itu nggak pergi-pergi dulu, kan. “Udah ya Tuhan, nanti aja, setahun lagi, dua tahun lagi, tiga tahun lagi baru saya ikut Yesus!” Enggak! “Sekarang kau Aku panggil, kamu taat! Sekarang kamu sudah Kuberikan anugerah keselamatan. Mau tidak mau, hatimu akan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.” Itu namanya irresistible grace, anugerah yang tidak dapat kita tolak. Begitu kita sudah terima, mengerti betapa berharganya apa yang kita terima, nggak mungkin kita buang. Itu menunjukkan Yesus sebagai Raja. Dia menundukkan kita. Pengorbanan Yesus di atas kayu salib, kita akan terima. Kita akan suka, bersukacita karena keselamatan dari Yesus Kristus. Yesus menundukkan kita, bukan saja menundukkan kita, tetapi Dia memimpin kehidupan kita. Maka waktu kita berdoa, Bapak, ibu sekalian ya, “Tuhan, pimpinlah hidup saya.” Itu maksudnya adalah merajakan Yesus Kristus. Yesus memimpin hidup kita, mengatur hidup kita, melindungi hidup kita, bahkan memimpin kita kepada kemenangan. Itu Raja.

Alexander Agung itu betul-betul dia menjaga kehormatannya sebagai raja. Kalau dia sama sekali melakukan hal-hal yang tidak berkenan di antara prajuritnya, prajuritnya nggak mau perang. Ngapain! Alexander malah sempat di dalam pergumulan hidupnya itu, dia malah merangkul orang-orang yang seharusnya dibunuhnya. Akhirnya para prajuritnya juga marah sama dia. “Kita ngikut kamu itu untuk memenangkan, membasmi seluruh Persia! Sekarang kamu merangkul orang-orang Persia. Bagaimana?” Dan di situ perlu wibawa, ototritas menjelaskan segala sesuatunya kepada pengikutnya.

Demikian ya, Yesus sebagai Raja kita, kita ikut Dia karena apa? Dia sudah melewati seluruh dunia ini dengan tubuh-Nya, dengan darah-Nya, Dia sudah taat kepada Bapa sepenuh hati, Dia sudah jadi teladan, maka kita harus bergantung, taat kepada-Nya. Iblis digambarkan seperti seekor singa yang berkeliling dan mengaum, siap menelan mangsanya. Sekarang, kita berhadapan dengan iblis yang sudah lapar. Bagaimana kita bisa memenangkan pertarungan dengan iblis? Bagaimana kita bisa memenangkan orang-orang yang berdosa, kurang lebih ya, dalam mengabarkan Injil? Dengan bersandar pada kuasa Raja Yesus Kristus.

Alkitab katakan bahwa pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Bagaimana kebiasaan baik kita justru bisa mengubah pergaulan yang buruk kalau perlu? Yaitu dengan kuasa Raja. Nah, jabatan itu sudah tidak ada ya, Bapak, Ibu sekalian, sudah dilengkapi sempurna di dalam Yesus Kristus, tetapi fungsinya ada sampai sekarang. Sebagai orang Kristen, fungsi kita sebagai raja adalah kita kalahkan kuasa dosa, kuasa iblis dengan kuasa Roh Kudus. Kita menolak dosa, menghindari dosa, menjauhi pergaulan yang buruk, bahkan memimpin orang kepada kebenaran itu adalah bicara soal fungsi raja. Melindungi orang yang lemah dan membutuhkan.

Lalu, yang fungsi kedua atau jabatan kedua dari Yesus adalah Imam. Seorang imam bertugas ada 2 hal, Bapak, Ibu sekalian, keunikan dari jabatan imam yaitu dia mempersembahkan sesuatu kepada Allah mewakili umat dan kemudian juga mendoakan orang lain. Itu adalah tugas seorang imam. Nah, sekarang Yesus Kristus mempersembahkan diri-Nya kepada Bapa di surga sebagai persembahan yang harum yang menyelamatkan orang yang berdosa. Tubuh-Nya sendiri, Dia persembahkan. Dia sudah 1x untuk selamanya. Dan saat ini, Yesus Kristus sudah di surga. Ngapain Yesus Kristus di surga? Dia berdoa. Waktu di surga, Bapak, Ibu sekalian, Yesus itu manusia atau Tuhan? Apakah ketika Yesus ke surga, Yesus tidak lagi jadi manusia? “Sudah! Sudah cukup kemanusiaan ini! Jelek! Buang!” Begitu, ya. Uniknya, enggak lho! Yesus tetap 100% Allah, 100% manusia di surga. Ini sebuah misteri yang kita terima dengan iman. Karena apa kita tahu Yesus adalah manusia? Karena Dia berdoa kepada Bapa di surga demi kita.

Louis Berkhof pernah mengatakan bahwa sekalipun kita lalai berdoa, sekalipun kita tidak mengerti berdoa, sekalipun kita bodoh dalam berdoa, ada pribadi yang mendoakan kita. Sekalipun pendetamu enggak pernah doain kamu, ya karena pendeta juga terbatas ya. Bisa juga kita nggak kenal orang, tapi ada seorang manusia yang selalu berdoa untuk kamu. Di tengah-tengah kamu malas berdoa, nggak bisa berdoa, nggak ngerti apa-apa untuk berdoa yaitu adalah Yesus selalu berdoa kepada Bapa di surga supaya kita itu menjadi orang Kristen yang sejati. Di tengah-tengah semua orang nggak ada yang berdoa untuk kita, nggak masalah! Emangnya kita bergantung pada manusia yang hidup di bumi ini? Nggak! Kita bergantung kepada Allah dan Manusia. Imam Besar Agung kita yang sudah melintasi langit dan datang pada Bapa di surga, dekat dengan Bapa di surga. Dia berdoa kepada Bapa di surga. Wah, ini adalah penghiburan yang luar biasa, ya! Sekalipun orang di dunia ini nggak ada yang berdoa untuk kita, ada Yesus berdoa untuk kita semua. Dia adalah manusia 100%, Dia adalah Allah 100%. Nah, inilah fungsi kita sebagai imam, yaitu kita beri persembahan dan juga kita berdoa kepada Tuhan, mendoakan kepentingan orang lain, tadi ya, seperti doa syafaat.

Lalu, fungsi dan jabatan Yesus yang ketiga adalah tugasnya sebagai Nabi. Dia mewahyukan firman Tuhan, Dia memberitakan firman Tuhan, kebenaran. Bahkan, Alkitab sendiri mengatakan bahwa diri-Nya adalah Firman. Diri-Nya sendiri adalah melebihi pemberitaan firman Tuhan sendiri. Dia sendiri adalah Firman Tuhan. Dia menggenapkan setiap firman Tuhan yang ada di Alkitab. Itu penggenapannya di dalam Yesus Kristus. Fungsi kita sebagai nabi adalah kita juga membagikan firman Tuhan, memberitakan Injil, dan juga kita melakukan firman Tuhan. Itu tugas seorang nabi atau fungsi seorang nabi. Ketika kita lakukan firman Tuhan, itu berita juga yang tersirat. Kenapa orang Kristen beribadah di hari Minggu? Karena firman Tuhan. Dan orang melihat. “Oo, orang Kristen beribadah di hari Minggu.”  Berarti mereka tahu firman Tuhan secara tersirat bahwa orang Kristen harus jalankan “Ingat dan kuduskanlah hari Sabat.”

Dengan menjalankan 3 fungsi ini, Bapak, Ibu sekalian, kita selaras dengan misi dari doa yang diajarkan Yesus Kristus ini, yaitu “Datanglah kerajaan-Mu.” Waktu Yesus katakan “-Mu,” itu bicara soal apa? Kerajaan Bapa. Kerajaan Allah Bapa. Kingdom of Heavenly Father. Kita ingin agar orang-orang itu mengenal siapakah Bapa kita. Bapa yang penuh kasih, pemilik surga, betul-betul memelihara dunia ini. Kita pengikut Yesus Kristus. Kita harus jalankan 3 fungsi ini. Inilah 2 cara kita mendatangkan atau kita daalam tanda kutip, kita “berusaha mendatangkan.” Meskipun kita tahu semua itu di dalam pertolongan Tuhan, tapi itulah yang bisa kita lakukan. Hanya Allah yang bisa mendatangkan kerajaan Allah dalam hidup kita, tetapi Tuhan pun mau memakai kita yang mau taat untuk mendatangkan kerajaan Allah.

John Calvin, Bapak, Ibu sekalian, ketika menuliskan Institutio yang sudah kita beli dan simpan di lemari baik-baik dan tidak kita baca itu, John Calvin itu dalam hatinya punya 2 semangat. “Kenapa saya tulis 2 buku Institutio yang besar ini, yang begitu panjang lebar?” Karena dalam hatinya ada 2 semangat. Yaitu apa? Semangat kerajaan Allah. Yaitu apa, kalau mau diperjelas? Dia katakan di dalam tulisannya sendiri. Dia katakan, “Saya menulis buku ini, supaya memperluas kerajaan Allah dan memajukan masyarakat demi kebaikan.” Lalu kemudian, ketika saya renungkan kalimat John Calvin ini, Bapak, Ibu sekalian, maksud Calvin apa? Oh, maksudnya adalah mandat Injil dan mandat budaya. Mandat Injil berarti pemberitaan Injil kepada banyak orang supaya apa? Orang mendengar Injil, anggap dia umat pilihan, lalu kemudian percaya kepada Kristus. Kerajaan Allah muncul di dalam diri dia. Bukan saja kerajaan Allah di dalam diri kita, tetapi kerajaan Allah muncul karena apa? Pemberitaan Injil yang kita beritakan kepada orang yang belum percaya. Kemudian, John Calvin katakan, memajukan masyarakat. Kebaikan bersama. Berarti, John Calvin memikirkan hal-hal yang sifatnya umum juga untuk kebaikan masyarakat. Misalkan apa? Misalkan rumah sakit kita pikirkan, panti-panti yang ada, panti wreda, panti asuhan, panti rehabilitasi, terus kemudian apalah yang kita mau memajukan budaya masarakat tersebut. Nah, itu adalah bagian dari kita memperluas kerajaan Allah. Jadi, kita bisa melihat bahwa orang-orang Kristen yang berpengaruh dalam sejarah adalah orang-orang Kristen yang betul-betul mengerti 2 mandat ini. Gospel mandate dan cultural mandate.  Mandat Injil dan mandat budaya pasti itu adalah sebuah kerajaan Allah yang sangat bagus dan kita adalah harusnya menjadi orang-orang Kristen yang berpusat pada kerajaan Allah.

Terakhir, Bapak, Ibu sekalian, Theodore Beza, seorang reformator penerusnya John Calvin pernah mengatakan bahwa kalimat seperti ini: “Di antara buah-buah yang dihasilkan oleh iman secara universal dalam diri semua orang Kristen yang sejati, kami menganggap bahwa seruan nama Tuhan melalui Yesus Kristus sebagai yang utama. Inilah yang kita sebut dengan doa.” Jadi, Beza mengatakan bahwa di antara semua buah-buah yang dihasilkan oleh iman dari orang Kristen, yang utama itu apa? Doa. Berseru dulu. “Wah, saya nggak bisa mengabarkan Injil!” Doa dulu! Doa untuk orang yang belum percaya. Kamu doa, nggak? Hasil yang utama, hasil yang penting dari iman kita, doa dululah! Nggak usah muluk-muluk. ”Saya ikut pelatihan penginjilan dulu,” atau “Saya ikutlah penginjilan pribadi!” Doa saja enggak! Ya, untuk apa? Berarti untuk kesombongan supaya kelihatan aktif begitu, ya? Bukan! Kita doa dulu. Itu wujud iman yang pertama dari orang Kristen adalah doa. Dan Yesus sudah kasih tahu bahwa panduan doa adalah Doa Bapa Kami. Sungguh indah! Kita doa dulu. Kamu mengerti doa ini, baru kamu coba lakukan. Doa untuk bisa mengabarkan Injil. Doa, Tuhan kasih kesempatan ada orang yang bisa kita injili. Doa supaya saya bisa berkontribusi dalam masyarakat. Apa yang bisa kita lakukan untuk kebaikan masyarakat. Entah itu apa, perbuatan baik kita sederhana, pertolongan, dan lain-lain. Sekarang kan lagi heboh itu ya, program calon presiden yang berjudul “Makan Gratis di Siang Hari” kalau nggak salah. Terus, kepada anak-anak, ya. Terus ada orang juga, artis ya. Artis juga buat. “Saya sebelum program itu dijalankan, saya sudah jalankan program makan gratis 500 porsi setiap siang, bahkan saya bagikan susu juga kepada anak-anak.” Luar biasa, ya! Nah, itu kan memikirkan kemajuan masyarakat. Memikirkan kepentingan masyarakat.

Apa yang kita bisa lakukan? Apakah hidup Kristen ini, kita hanya untuk diri sendiri saja? Fokus diri, diri, diri, diri. Itu nanti jadi kerajaan diri yang ada, bukan kerajaan Allah. Boleh, kita berkontribusi kepada masyarakat umum. Nggak masalah! Misalkan ya, Bapak, Ibu sekalian, saya diajarkan ya oleh orang tua saya bahwa kalau hubungan yang bicara soal jasa ya, kita harus lebih menghargai dia. Maksudnya apa? Misalkan, saya servis motor. Orang-orang lain nggak ada itu yang kayaknya ya, mungkin ya, saya kepedean juga mungkin, nggak ada yang kasih tip ke montirnya. Mungkin, ya. Mungkin Bapak, Ibu sekalian juga suka kasih, tapi saya kasih aja. Kasih tip. Setelah selesai servis, saya kasih tip. Kadang-kadang, saya ada bawa makanan. Saya kasih juga. Nah, kita nggak mau rugi,kan? Kita harus kabarkan Injil juga, maka saya kasih traktat juga sekalian. Masa kasih traktat doang? Kan kayaknya kurang enak, ya? “Saya nggak butuh makanan rohani. Saya ini orang berdosa!” gitu ya. “Saya butuhnya jasmani dulu.” Ya sudah, kita kasih aja. Sepuluh ribu, lima ribu, orang itu sangat menghargai, kok. Terus, ini uniknya lebih lagi. Bahkan, tukang isi pom bensin, Bapak, Ibu sekalian ya, pom bensin pun saya kasih. Sampai istri saya jadi kebiasaan, ya. Istri saya ketagihan juga. “Mana uang?” Kasih ke dia, terus kasih traktat. OK. Jadi, kan isi bensin saja jarang-jarang. Maksudnya isi bensin, lebih sering sih mobil ya. Waktu isi bensin mobil, kan lebih santai. Ada traktat, gampang, kasih. “Sepuluh ribu, nih! Tip buat Bapak!” Wah, senang dia! Sampai ada yang mengatakan bahwa ya responnya, “Oh, Kristen juga ya?” Saya nggak tahu ya, Kristen atau enggak dia, tapi dia bilang, ”Kristen juga, ya?” “Ya!” gitu. Ada respon-respon yang muncul, bisa kita lakukan ketika kita belajar untuk berkontribusi bagi orang lain. Yang namanya jasa ya, Bapak, Ibu sekalian, bukan kita hargai dengan uang saja, tapi kita bisa hargai, maksudnya kita bisa lebih hargai dia dengan lebih kebaikan kita, kesopanan kita, keramahan kita, terima kasih. Itu sebut terima kasih itu orang-orang di pinggir jalan sudah senang, kok. Terima kasih, gitu ya. Nyapa, senyum.

Pdt. Stephen Tong mengatakan bahwa senyum adalah investasi termurah dalam hidup kita. Karena kita senyumin orang, harusnya orang yang baik, yang lagi normal, nggak ada banyak pergumulan, senyumin balik. Senyum balik. Tapi ada juga, Bapak, Ibu sekalian, kita senyumin, ternyata mukanya memang kayak begitu. Nggak bisa senyum, ya. Kaku. Ya udah. Nggak masalah, ya. Kita harus menghargai kekakuan dia juga. Nah, Bapak, Ibu sekalian, sangat bagus doa ini. Bagaimana kita berpengaruh menghadirkan sifat-sifat Tuhan memenuhi bumi ini. Kita berdoa, Bapak, Ibu sekalian, buah Roh Kudus itu semakin kita kaya. Roh Kudus sudah ada. Buahnya pun sudah ada. Rasanya, kita harus lebih levelnya dinaikkan rasa kita, kasih, sukacita. Itu tinggikan saja, supaya kasih pengaruh. Maka, makanan-makanan yang enak kan yang rasanya berlebihan ya, padahal itu bahaya juga untuk kesehatan. Tetapi kalau berbicara soal Roh ya, buah Roh Kudus, rasa berlebihan itu nggak masalah, asal kita tulus, bukan munafik, bukan mencari keuntungan sendiri, tapi kita mengasihi dengan tulus.

Seorang teolog mengatakan bahwa “Datanglah kerajaan-Mu” sama dengan doa “Ya Tuhanku, aku mohon bukalah hati dari orang-orang yang aku kasihi, baik itu keluargaku, teman-temanku, teman kerjaku, dan tetanggaku. Bukalah hati mereka supaya mereka menerima Injil anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus.” Itulah Kingdom Prayer. Itulah Doa Kerajaan. Doa supaya saudara kita yang belum percaya Yesus, Tuhan tolong buka hatinya. Supaya dia buka hati, menerima Injil, percaya kepada Yesus dan itulah yang menjadi harapan kita, sebagai orang Kristen boleh terus memberitakan Injil. Kita bisa pikirkan di dalam khotbah hari ini, Bapak, Ibu sekalian, adakah orang-orang yang kita kenal, tapi belum kita injili? Padahal banyak kesempatan Tuhan sediakan untuk kita? Mari kita doakan dulu. Doakan dulu sungguh-sungguh, lalu ada kesempatan, kita injili. Adakah orang-orang di sekitar kita yang butuh pertolongan? Kita juga bisa doakan, bisa berhikmat bijaksana menolong mereka. Amin. Mari kita sama-sama berdoa.

Bapa kami yang ada di surga, kami bersyukur Tuhan untuk kerajaan Tuhan yang boleh datang dalam hidup kami di dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Raja kami. Yesus Kristus adalah Tuhan kami. Yesus Kristus adalah Pribadi yang sudah begitu baik dan mengasihi kami. Kami mau Tuhan untuk meresponi anugerah keselamatan yang Yesus kerjakan di atas kayu salib untuk mengasihi orang-orang di sekitar kami dan juga untuk mengabarkan Injil kepada mereka semua. Kiranya pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib tidak sia-sia, tetapi boleh sungguh-sungguh kami hargai. Berkatilah setiap kami, Tuhan supaya di dalam kehidupan kami, kami mengingat bahwa Allah itu berdaulat atas setiap, seluruh kehidupan kami yang kami jalani setiap hari. Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan adalah Allah yang hidup. Engkau juga adalah Allah yang bekerja dalam kehidupan kami. Ajar kami, Tuhan untuk senantiasa taat kepada perintah-perintah Tuhan dan senantiasa memuliakan Tuhan saja di dalam kehidupan kami. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami sudah berdoa dan bersyukur. Amin. (HS)