Ibr. 13:18
Ini tiga bagian dari ayat yang satu ini, Paulus berkata, “Karena kami perlu didoakan oleh kamu. Doakanlah kami.” Dan ia berkata, “karena kami yakin, kami berbuat segala sesuatu dengan hati nurani yang baik.” Dan Paulus berkata di sini, “karena segala hal kami menginginkan yang baik.” Saudara-saudara sekalian, di dalam terjemahan yang lain, dikatakan di sini, “Doakanlah kami karena kami merasa, merasa, menyakini pada diri, hati nurani kami tidak merugikan siapa-siapa. Dan segala sesuatu berjalan menurut kebenaran yang sejati.”
Sekarang kita kembali kepada penjelasan ayat yang ke-18. Di sini penulis, setelah mengatakan, “Turutilah pimpinanmu dan taat dan takluk kepada mereka karena mereka berjaga-jaga di hadapan Tuhan untuk jiwamu. Dan mereka harus menghitung kira-kira, pada waktu menghadapi Tuhan di dalam sesuatu penghakiman. Itu sebab jangan sampai mereka dipermalukan, kalau mereka dipermalukan, tidak ada faedahnya bagimu.” Ini yang kita sudah bicarakan minggu lalu. Berarti, yang memimpin harus mempunyai jiwa yang berjaga-jaga, mempunyai jiwa yang menghitung kira-kira di hadapan Tuhan, mempunyai jiwa yang jangan sampai kita tidak bisa bertanggung jawab pada Tuhan. Dengan demikian yang dipimpin, memimpin orang lain lagi, gereja terus berjalan, berlestari di dalam sejarah karena cara memimpin mempunyai semangat seperti itu. Saudara-saudara, sebagai seorang penulis buku, penulis surat Ibrani, maka dia mengatakan setelah kalimat itu, “Jangan lupa doakan kami.” Oh saya kira ini pemimpin yang luar biasa. Dia mengatakan bagaimana memimpin, bagaimana dipimpin, bagaimana mengingat dan bagaimana taat dan takluk kepada orang yang memimpin. Dan sekarang dia mengatakan satu kalimat tentang dia sendiri sebagai pimpinan. Seorang pimpinan yang sukses adalah pimpinan yang mau dan perlu didoakan oleh orang lain. Seorang pimpinan bukan: ‘Saya yang paling hebat, paling jago, semua dengar saya, dan saya tidak ada kelemahan!’ Bukan!
Saudara-saudara, sama seperti Paulus, yang berkata kepada orang-orang yang terima surat dia, “Doakanlah kami, supaya kami memberanikan diri memberitakan kebenaran daripada Yesus Kristus.” Berarti dia sangat memerlukan dukungan daripada pendengar, sangat memerlukan dukungan dari domba-domba yang dipimpinnya. Inilah pemimpin-pemimpin yang tahu diri. Saudara-saudara, seorang pemimpin yang rasa diri mempunyai hak diktator, lalu semua takluk kepada dia, dan dia tidak perlu didukung, dia tidak perlu didoa, itu pemimpin pasti akan gagal. Tetapi pemimpin yang merasa dirinya lemah, dirinya kurang, perlu didoakan, itulah pemimpin-pemimpin yang menjadi contoh yang baik. Saudara-saudara, di sini, penulis mengatakan, “Doakanlah kami. Please pray for us.” Karena apa? Yang memimpin itu hanya karena dipanggil menjadi pemimpin, bukan karena dia lebih hebat dari orang lain. Saya sering mengetahui, saya harus kerja berat, kerja lebih berat karena saya hanya dipanggil Tuhan untuk besok harus bertanggung jawab di hadapan hadirat Dia. Itu sebab, saya hanya seseorang yang lemah, orang biasa, yang perlu didukung dengan doa lebih banyak dari orang lain. Dan di Hong Kong ada seorang wanita yang sudah umur 70 lebih. Kalau dia telpon sama saya, selalu ulangi satu kalimat: ‘Aku doa 3 kali satu hari untuk kamu, sudah lebih 10 tahun.’ Saudara-saudara, orang-orang seperti inilah yang bikin kita mempunyai kekuatan yang tidak takut di dalam kesulitan apapun. Orang-orang seperti ini lah yang mendorong hamba-hamba Tuhan mempunyai keberanian terus berjuang. Pada waktu ibu saya meninggal dunia, begitu terima telepon, saya berada di Paris, tahun 1977 bulan September. Ibu meninggal di Bandung. Begitu saya dengar, kalimat pertama yang timbul di dalam hati saya adalah, ‘Yang paling setia mendoakan saya sudah tiada, siapa lagi yang mendukung pekerjaan yang saya harus kerjakan?’ Ibu yang setia, dari kita belum lahir, sampai kita melayani Tuhan, sepanjang hidup berdoa untuk kita, sudah pergi.
Saudara-saudara sekalian, siapakah yang mendoakan pekerjaan Tuhan? Siapakah yang tidak perlu didoakan waktu dia mengerjakan pekerjaan Tuhan? Rasul pun merasa perlu didoakan. Mari gereja, berhenti kritik. Berhenti kalimat-kalimat destruktif, berhenti hal-hal basa basi yang tidak berguna. Mulut kita, bibir kita, selain memuji Tuhan, selain memberitakan firman, adalah untuk mendorong, untuk membangkitkan semangat, bukan untuk menyiram air dingin, dan untuk mendoakan hamba-hamba Tuhan, yang melayani Tuhan. Dan ini adalah bibir-bibir orang Kristen yang menyebut nama Tuhan di dalam pelayanannya yang senonoh. Kita berdoa, kita bersyukur, kita berkhotbah, kita bersaksi, kita mendukung, kita mendorong, kita membangkitkan semangat, kita mengajak orang untuk hal-hal yang lebih baik. Selalu berbicara yang berkonstruktif, selalu berbicara yang bersifat membangun, selalu berbicara dengan ucapan syukur, selalu berbicara di dalam hal yang membangkitkan orang untuk melayani Tuhan. “Doakanlah kami.” Kenapa? Karena kami merasa kami lemah.
Saudara-saudara, pemimpin seperti penulis Ibrani ini berkata, “Doakanlah kami, supaya kami boleh berbuat baik”? Tidak! “Sebab kami sudah berbuat baik.” Jadi di sini kalimat-kalimat yang kait mengkait, mempunyai arti yang jauh lebih tinggi wilayahnya, derajatnya dari apa yang kita mengerti dan kita pikirkan. Saudara-saudara sekalian, karena kami yakin, kami mengikuti hati nurani dengan baik. Kami tidak melanggar apa yang menjadi tuntutan hati nurani. Nah Saudara-saudara, kalau orang tanya kepada saya, ‘Siapa sih orang yang rohaninya baik? Siapakah orang yang spiritual?’ Saudara-saudara, Watchmen Nee menulis 3 buku yang begitu tebal pada waktu dia umur 27, yaitu mengenai spiritual man, tapi saya kira nilai buku itu sangat mirip dengan cara pembagian trikotomi daripada orang Greeka dan sebagaimana, sehingga saya tidak bicara banyak tentang hal itu. Jikalau engkau tanya saya, ‘Siapa orang rohani?’ Oh ini orang rohani sekali karena dia selalu memuji Tuhan. Ini rohani sekali karena dia selalu ikut kebaktian. Ini orang rohani karena dia mengerti banyak Alkitab. Ini orang rohani karena dia memberikan perpuluhan. Ini orang rohani karena dia selalu berpuasa. Ini orang rohani karena dia adalah seorang yang betul-betul mengenal Alkitab.’ Saudara-saudara, Kitab Suci tidak memberikan definisi. Siapa yang mencintai Tuhan, dia adalah seorang yang memberikan uang banyak? Tidak tentu. Ada orang memberi uang banyak di gereja tapi kalau engkau tahu, dia memberi uang lebih banyak ke Kelenteng. Jadi siapa yang mencintai Tuhan? Definisinya bukan apa yang kita pikirkan dan kita katakan seperti biasa. Tetapi saya berani katakan, orang yang rohaninya baik adalah orang yang berbuat apapun tidak bersalah kepada Allah dan tidak bersalah kepada sesama manusia. Tidak merugikan manusia, tidak mempermalukan Tuhan Allah. Orang seperti ini orang yang rohani baik. Saudara-saudara, orang yang rohani baik adalah orang yang tidak mempermalukan Tuhan. Orang yang rohaninya baik adalah orang yang tidak merugikan orang.
Ada seorang murid saya ada di Hong Kong, dia sekarang sudah menjadi rektor sekolah teologia. Dia mengatakan, ‘Pada waktu saya ikut kuliahmu, dengar satu kalimat, saya sangat kaget: Saya seumur hidup tidak pernah mau memperalat orang, juga tidak ingin diperalat orang. Kedua, saya seumur hidup tidak pernah mau merugikan orang, dan saya harap juga tidak dirugikan oleh orang lain.’ Saudara-saudara, dunia ini adalah dunia orang yang cari untung dengan cara apapun untuk diri, untung, orang dirugikan tidak apa-apa.’ Nah konsep ini mulai daripada waktu saya umur belasan tahun, saya mulai berpikir dan mulai memaksa diri harus terus mengingat. Jangan terlalu berani, dan jangan menjadi orang yang merugikan orang lain! Jangan menjadi orang yang suka ambil untung dari orang lain dengan seenak mungkin berdasarkan egoisme. Saudara-saudara, berusahalah, jangan dirugikan orang lain dan tidak boleh bermotivasi merugikan orang lain. Jangan mau diperalat orang lain dan tidak boleh bermotivasi memperalat orang lain. Karena manusia itu adalah goal, manusia bukan means. Manusia bukanlah sesuatu perantara untuk melalui orang, kita mendapatkan keuntungan yang besar untuk diri. Lalu orang itu diperalat, orang itu dirugikan, setiap orang harus dilihat sebagai satu sasaran, sasaran pelayanan, sasaran kesaksian, sasaran saya bersaksi, sasaran saya mengutarakan, mengalirkan anugrah kepada dia. Sehingga orang ketemu saya dapat berkat, orang bicara sama saya dapat anjuran. Orang yang bergaul dengan saya dapat cinta kasih dari Tuhan melalui saya. Bukan saya memperalat orang lain, untuk memfaedahkan diri. Bukan saya memperalat orang lain untuk egosentrisnya saya sendiri.
Saudara-saudara, itu sebabnya engkau perlu satu hati nurani yang bersih. Hati nurani yang bersih adalah hati nurani yang tidak mempermalukan Tuhan Allah dan tidak merugikan orang lain. Paulus berkata pada waktu dia tua, “Sampai hari ini saya mempunyai hati nurani yang tidak bersalah kepada Allah dan tidak bersalah dan tidak merugikan orang lain.” Saya percaya kalimat seperti itu tidak gampang diucapkan seorang yang sudah tua. Karena apa? Orang yang sudah mulai tua, pengalamannya banyak sekali. Dan bagaimana menipu? Sudah tahu. Bagaimana memperalat? Sudah hebat. Dia sudah mengerti bagaimana untuk untung dekat diri dan merugikan orang lain. Tetapi orang sampai tua masih pelihara hati nurani yang bersih, itu sangat indah sekali. Saudara-saudara, kalau kalimat ini keluar dari anak kecil, itu biasa karena semua anak hatinya bersih. Anak-anak semua tidak mau merugikan orang lain. Anak-anak kalau kerja sedikit salah, hati nuraninya tegur. Tapi orang kalau sudah tua, berpengalaman jahat yang banyak, sudah tidak ada lagi peneguran terhadap diri, tidak ada lagi sesuatu ketajaman, sensitifitas untuk mengkoreksi diri. Dia cuma tahunya bagaimana menutupi diri, membela diri, membela diri, membela diri. Akhirnya semua yang dikerjakan dia salah. Saudara-saudara, dan dia tidak sadar berapa banyak orang yang dirugikan oleh dia.
Saudara-saudara sekalian, di sini penulis mengatakan, “karena kami yakin,” berarti dia mempunyai kepercayaan dengan penyelidikan yang sangat tuntas, pengertian terhadap diri, bahwa kami adalah orang yang mengikuti hati nurani kami. Saudara-saudara, ‘Kami yakin, hati nurani kami adalah baik.’ Di dalam terjemahan lain, ‘bahwa kami mempunyai hati nurani yang tidak berkekurangan.’ Saudara-saudara sekalian, hati nurani merupakan wakil Tuhan yang menyelidiki kita masing-masing. Hati nurani merupakan suatu cahaya Tuhan untuk menyinari hati sanubari kita masing-masing. Hati nurani merupakan satu hakim yang dikirim oleh Tuhan untuk memberikan kepada kita pengadilan di dalam rohani kita masing-masing. Hati nurani merupakan satu polisi yang memberikan peringatan, supaya kita jangan sembarang berbuat salah. Hati nurani mempunyai fungsi yang begitu besar. Sebelum kita berdosa, dia memberikan peringatan. Pada saat kita berdosa, dia menjadi pasif dan tidak banyak ganggu, karena dia tidak mau campur tangan di dalam kebebasan yang kita miliki. Tetapi setelah kita berbuat dosa selesai, hati nurani tidak mungkin pasif lagi. Dia menjadi aktif, dan dia loncat ke atas panggung, lalu menjadi hakim untuk mengatakan, ‘Kau sudah berdosa!’ Inilah cara Tuhan mencipta manusia sebagai makhluk rohani.
Saudara-saudara, apakah perbedaan daripada teologi Reformed dan teologi Lutheran? Salah satu adalah, Lutheran mempunyai satu tradisi: lebih pentingkan hati nurani. Saya tidak berarti, orang teologi Reformed tidak ada hati nurani. Orang teologi Reformed sangat tekankan bagaimana mengerti dan taklukkan rasio kepada firman Tuhan. Tetapi orang-orang dari Lutheran, mereka mempunyai ciri khas, yaitu sangat mengutamakan perasaan hati nurani yang takluk kepada firman Tuhan. Kalau dua ini digabung menjadi indah luar biasa.Sekali lagi, di dalam Reformed theology, bagaimana rasio semaksimal mungkin takluk kepada firman Tuhan. Tetapi di dalam teologi daripada Lutheran, hati nurani bagaimana takluk kepada firman Tuhan, itu sebab dari pertama kali, waktu Martin Luther diadili oleh seorang Raja, ‘Engkau harus tarik kembali semua bukumu yang kau tulis, karena ini akan di-banned atau dilarang oleh Vatikan.’ Tetapi dia mengatakan, ‘Here here, I stand on the word of God, except the Bible and my conscience show that I have written is wrong, I will never withdraw what I have written.’ Nah ini kalimat pertama, akhirnya sampai pada Bonhoeffer, sama mempunyai tradisi Lutheran, yaitu hati nurani harus bersih, hati nurani harus menunjang. Jadi kalau saya kerjakan segala sesuatu, dengan saya mengerti sebagai firman Tuhan, saya dengan hati yang jujur taat firman Tuhan, maka apa yang kita lakukan, itu pasti diperkenan oleh Tuhan Allah, karena tercantum di dalam firman Tuhan, dan karena didukung oleh hati nurani yang bersih. Tetapi jikalau kita mengetahui ini Firman Tuhan, tapi hati kita tidak jujur dan tidak mutlak taat kepada Firman Tuhan, kita tidak mungkin melakukan satu hal yang baik, yang sempurna, dan diperkenankan oleh Tuhan. Saudara-saudara, sehingga kedua ini klop Firman Tuhan, hati nurani seperti apa yang dikatakan oleh Martin Luther, jikalau apa yang saya tulis berlawanan dengan Kitab Suci dan berlawanan dengan hati nurani maka saya akan tarik kembali tetapi jikalau apa yang saya tulis sesuai dengan Firman dan tidak bersalah di dalam hati nurani saya tidak akan tarik kembali.
Nah ini merupakan satu contoh yang baik mari kita belajar, bagaimana dengan hati nurani yang jujur taat kepada Firman Tuhan lalu dengan otak yang betul-betul mengerti untuk takluk kepada Firman Tuhan sehingga seluruh hidup kita dikuasai oleh Firman Tuhan. Dengan demikian iman kekristenan melampaui semua filsafat yang tertinggi dari pada orang Grika yang kuno karena Plato mengatakan dengan seks dikuasai oleh kasih dan dengan kasih dikuasai oleh otak maka engkau hidup sebagai orang filsuf yang masuk akal karena filsuf mempunyai akal yang lebih tinggi dari pada emosi dan lebih tinggi dari pada kemauan seks, itu menjadikan engkau seoranggentleman.Tetapi kalau ditanya siapa yang menguasai hatimu dan siapa yang menguasai rasio dan logika yang kau anggap benar, orang Grika tidak ada jawabab. Maka kita percaya Kitab Suci lebih tinggi daripada semua kebudayaan, Kristus harus diutamakan lebih daripada apa saja, siapa saja, sistem filsafat yang mana saja karena Kristus yang paling tinggi, puji Tuhan. Hati nurani kita harus menjaga kebersihan dan motivasi yang murni, kalau mengatakan apa katakanlah sesuai dengan apa yang kau yakini. You never say anything that is not your conviction, you never say everything that you do not agree and you do not cheat people with the wrong motivation or unhonestly. Saudara-saudara dengan kejujuran, dengan kemurnian, dengan sungguh-sungguh, apa yang kau percaya, kau katakan, kau percaya kau saksikan, kau percaya kau khotbahkan. Itulah yang menjadikan engkau kuat luar biasa.
Saudara-saudara, saya sebagai hamba Tuhan, apa yang menjadi kuasa yang terus berada untuk mendukung pelayanan ini, karena apa yang saya katakan saya percaya itu betul, yang saya katakan saya kalau tidak percaya saya sendiri tidak berani mau mengatakan, kalau saya sudah mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang kepercayaan di dalam hati saya, saya menganggap saya menipu orang lain. Itu sebab setiap kalimat yang saya percaya, yang betul saya yakin itu benar baru saya bicarakan kepada orang lain, mari kita menjadi orang yang demikian, dengan demikian kita mengerti bagaimana hidup menjadi manusia yang bertanggung jawab, menjadi manusia yang hatinya boleh pertanggung jawab pada hari pengadilan dari pada Tuhan karena kita hidup sesuai dengan hati nurani yang sudah dibersihkan oleh darah Yesus Kristus. Saudara, kalau kembali membaca dari pada pasal ke-9 ayat ke-14 dan ayat ke-15, engkau melihat darah Yesus membersihkan hati kita. Mari kita membaca Ibrani 9:14-15, saya membaca ayat ke 14, Saudara membaca ayat ke-15, Ibrani 9:14-15,betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Semua membaca 14 saja, “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”
Dengan ayat ini maka kita lihat, yang bisa membersihkan hati kita itu apa, darah Yesus Kristus, bukan darah domba, bukan darah lembuh, bukan darah dari pada burung-burung yang dipersembahkan di dalam Taurat Musa, di dalam korban-korban yang ditulis di dalam Pentateukh tetapi Saudara-saudara darah Yesus sendiri yang menjadi satu-satunya yang bisa membersihkan kita dari pada segala dosa di dalam hati nurani kita. Selain demikian Kitab Suci masih mengajar 2 yang membersihkan hati nurani, satu-satunya macam darah, darah Yesus, 2 lagi yang membersihkan selain itu tidak ada lagi unsur atau tidak ada lagi motivasi, tidak ada lagi kekuatan untuk menjadikan kita suci yaitu pertama Firman dan kedua Roh Kudus. Ketiga hal ini berkerja begitu erat sehingga pada waktu Firman dikabarkan, Roh Kudus memakai darah membersihkan manusia. Pada waktu Roh Kudus bekerja, Roh Kudus memberikan pengertian tentang darah Kristus yang tercantum di dalam Firman sehingga Roh Kudus, Firman, darah menyucikan kita. Selain 3 hal ini Alkitab tidak pernah mengetahui ada unsur ke-4 yang membikin manusia menjadi suci, nda ada. Selain Kitab Suci ini tidak ada unsur ke-4 yang membikin manusia lepas dari pada dosa. Dosa kita diampuni, hati kita dibersihkan, kita menjadi satu orang suci karena pertama darah Yesus Kristus, kedua Firman Tuhan, ketiga Roh Kudus bekerja, ini semua tercantum di dalam Kitab Suci.
Nah Saudara-saudara, hari ini kita khususnya berbicara, darah Yesus membersihkan hati nurani kita sehingga kita boleh beribadah kepada Tuhan Allah. Apakah artinya jikalau orang berbakti kepada Tuhan hatinya tidak suci, itu omong kosong, jikalau manusia datang kepada Tuhan Allah memberikan uang sebanyak mungkin hatinya tidak suci, Tuhan tidak terima, jikalau kita membangun satu gedung gereja bahkan membangun satu bait Allah seperti Herodes tetapi hatinya tidak suci, akhirnya Tuhan serahkan untuk dibakar habis. Saudara-saudara, Tuhan tidak bisa menerima ibadah yang hati nurani tidak suci, Tuhan tidak bisa menerima persembahan yang motivasi tidak suci, Tuhan tidak bisa memakai pelayanan seseorang jika pelayanan seseorang jikalau orang itu hatinya tidak bersih. Itu sebab bersihkan hatimu dan sucikanlah tanganmu, engkau mempunyai cabang hati, sampai kapankah? Tidak ketahuilah kamu jikalau engkau mempunyai tangan yang tidak bersih dan hati yang bercabang, Tuhan tidak akan memakai engkau. Saudara-saudara, dengan jelas kalimat-kalimat ini muncul di dalam Kitab Suci, sampai kapankah hatimu bercabang? Nah Saudara-saudara, hati suci sama hati yang satu arah itu menjadi satu yang dipersatukan oleh filsuf Denmark Soren Aabye Kierkegaard. Jadi saya pada waktu pertama kali membaca filsafatnya, saya rasa heran sekali kenapa yang dijelaskan oleh dia tentang hati yang suci itu hati yang cuma satu niat, hati yang satu arah, apa artinya?
Biasanya orang Katolik kalau bicara tentang suci, itu 2, pertama sesuatu yang statusnya suci dan betul-betul secara kondisi harus dibersihkan. Nah konsep, jangan kira tidak penting konsep ini menjadikan rumah sakit Katolik lebih bersih daripada rumah sakit Protestan. Saudara jangan kira, itu apa yang engkau pikirkan itu nda ada pengaruh, dimana Katolik berada pasti rumah sakitnya bersih sekali, betul nggak? Rumah sakit Katolik bersih, rumah sakit Protestan lumayan bersih, rumah sakit umum pemerintah kebanyakan kurang bersih, rumah sakit agama lain saya kurang tahu. Pokoknya karena konsep Katolik suci itu dua: satu tempat atau sesuatu yang dikuduskan maka pergi berziarah, pergi ke monastri itu tempat suci, pergi ke Yerusalem itu tempat suci. Kalau orang Kharismatik ke tempat suci, itu bukan karena tempat suci yang mereka betul-betul kagum, mereka ingin mengabar injil dengan membawa orang kepada Yesus yang pernah sekaligus dengan tur yang cari uang juga, itu kira-kira begitu ya. Tetapi orang Katolik yang pergi ke tempat suci, pergi ke Spanyol, pergi ke atas gunung, kadang-kadang mereka pergi seorang bukan ikut tur sehingga tidak ada bisa cari uang dari mereka dan mereka punya uang sedikit karena mereka anggap itu tempat suci, lalu jam, bajunya, pakaiannya, gedungnya, bersih. Jadi tempat suci dan kondisi suci, kedua konsep ini mempengaruhi Katolik. Tetapi Saudara-saudara, suci di dalam Alkitab yang lebih penting lagi ialah hati nurani yang bersih dan kesucian hati nurani itu digabungkan dengan simplicity. Nah Saudara-saudara dignity dan simplicity ini dua konsep menjadi hal yang sangat penting di dalam pikiran saya karena yang disebut simplicity itu termasuk kemurnian, kebersihan, kejujuran.
Nah Paulus berkata, “hai orang Korintus tidak tahukah engkau cemburu yang ada di dalam hati saya adalah cemburu yang berada di dalam Tuhan.” Jadi dia mempunyai cemburu sesuai dengan cemburu Tuhan karena aku sudah menjodohkan kamu kepada seorang mempelai sehingga kamu harus memelihara hatimu yang murni. Di situ terjemahan Inggris ada satu versi yang menerjemahkan sebagai simplicity. Nah Saudara-saudara, maka Kierkegaard adalah orang yang paling mengerti hal ini. Waktu saya membaca filsafatnya, dia langsung mengatakan bahwa itu simplicityof heart means one minded, the only one minded heart, the pure heart and one heartyaitu hati yang murni dan hati yang konsentrasi hanya untuk menyenangkan Kristus itu namanya suci. Jadi suci di dalam Kierkegaard, itu bukan kebersihan nda ada kotoran. Banyak pria yang bajunya bersih sekali justru seksnya paling kotor. Saudara-saudara sekalian itu kebersihan bukan badan, Paulus berkata di 2 Korintus 7:1,“peliharalah dirimu dari pada segala kenajisan tubuh dan jiwa,” ini dua hal dirangkapkan, tubuh bersih, jiwa bersih, kalau hatimu bersih biar tubuhmu juga bersih, jika tubuhmu suka bersih, hatimu juga bersih, jiwa bersih. Orang yang pakaiannya bersih, saban hari pakai jas yang bagus tapi kalau main perempuan terus, itu bersih apa? Itu moralnya najis, badannya bersih saja. Saudara-saudara sekalian, itu tidak berguna, tetapi yang paling penting itu hatimu itu bersih, dari dalam sampai keluar bersih dan Kierkegaard mengatakan pure hearted man is one hearted man. Saudara-saudara, di dalam makalah yang sangat panjang dia terus menjelaskan akan hal itu, orang yang suci hatinya berbahagialah karena dia akan melihat Allah.
Nah Saudara-saudara, di dalam seluruh Kitab Suci paling sedikit 5 kali mengatakan “orang tidak bisa lihat Allah,” “tidak bisa melihat Allah,” “Allah tidak bisa dilihat,” “Allah tinggal di dalam terang yang tidak bisa dilihat oleh orang lain,“ “tak pernah ada orang lihat Allah.” Lima kali dibicarakan “tidak pernah orang lihat Allah.” Tetapi Alkitab juga beberapa kali mengatakan Allah dilihat, yaitu Musa muka menghadap Muka melihat Allah, dan Musa melihat kemuliaan Allah waktu Allah lewat dia melihat belakangnya Allah. Lalu “aku sekarang dengan mata sendiri melihat Kam” dalam Ayub, lalu Alkitab mengatakan satu kalimat janji kepada semua orang, nah ini hanya satu kali, bukan Paulus, buka Yohanes, bukan Petrus, bukan rasul yang lain, Yesus sendiri: “Berbahagialah orang yang hatinya bersih karena dia akan melihat Allah.”Blessed are those who are pure hearted because they shall see God. Nda ada pendiri agama lain mengatakan kalimat ini, Muhammad tidak mengatakan, Sakhyamuni tidak mengerti, Kongfucu tidak mengatakan, semua nabi di Perjanjian Lama dan semua rasul di Perjanjian Baru nda ada satu orang yang berani, yang pernah, yang mungkin, yang telah mengatakan kalimat ini. Hanya Yesus di dalam Matius pasal ke-5: Berbahagialah, berbahagialah, berbahagialah, berbahagialah..” 8 kali Yesus berkata “berbahagialah” dari hati yang miskin sampai mau dianiaya karena kebenaran. Orang berbahagia yang dikatakan oleh Yesus adalah orang yang sangat dihina oleh orang biasa, orang yang dianggap bodoh, orang yang dianggap tidak normal. Engkau miskin dalam rohani, engkau adalah seseorang yang lembut, engkau adalah seseorang yang penuh dengan perasaan mengasihani orang lain, ini semua adalah hal yang dianggap remeh oleh orang dunia tetapi Yesus berkata ini berbahagia, berbahagia, delapan bahagia. Dan diantaranya ada satu kalimat: “Berbahagialah orang yang hatinya suci karena dia pasti melihat Allah. Blessed are those who are pure hearted because they shall see God, engkau akan melihat Allah. Jadi melihat Allah dengan hati bersih, melihat Allah bukan dengan mata di daging ini. Melihat Allah dengan hati bersih, dan hati yang bersih itu bagaimana? Paulus berkata hati bersih hanya hati yang menyenangkan Tuhan. Maka Soren Aabye Kierkegaard menggabungkan kedua ini, the pure hearted men is one mind only, one heart only, one hearted men.” Engkau hanya mempunyai satu niat, one conclusion, one direction, satu direksi: saya hanya menyenangkan Tuhan.
Saudara-saudara, waktu saya masih muda saya ketakutan kalau besok saya umur 50, umur 40 menyeleweng, tidak lagi dipakai Tuhan, dibuang oleh Tuhan bagaimana karena banyak hamba Tuhan yang permulaan baik akhirnya jelek, ada yang baru masuk sekolah theologi 3 tahun kemudian rusak, ada yang tidak bisa lulus, keluar, lalu menjadi hidup tidak karu-karuan, ada yang setelah lulus menjadi pendeta yang sangat baik 5 tahun mulai jatuh di dalam uang, di dalam seks, di dalam banyak hal yang salah, kenapa begitu? Lalu saya tanya kepada seorang pendeta yang tua, “Bolehkah beri tahu kepada saya rahasia tekun untuk melayani Tuhan, sampai mati dipakai Tuhan, kira-kira apa?” Dia tanya, “Kenapa engkau tanya pertanyaan ini?” “Saya melihat banyak pendeta waktu tuanya itu gagal.” Waktu muda ‘Tuhan pakailah saya,’ waktu tua ‘saya pakai Kamu Tuhan.’ Waktu muda taat kepada Tuhan, waktu tua kompromi sama manusia. Saya tanya pendeta itu, “Kenapa engkau masih dipakai Tuhan? Sudah umur 70 lebih masih berkuasa, tolong dong rahasianya bagaimana bisa saya juga sampai tua dipakai Tuhan.” Dia menjawab dengan suara yang sangat tegas dan dengan sesuatu yang sangat kurang friendly. Dia cuma jawab dengan satu kalimat pertanyaan: “Jikalau engkau emas murni kenapa takut api?”Itu jawabannya.If you are pure gold, why are you afraid of fire? Kalau engkau emas murni kenapa takut api? Ohh saya langsung sadar, saya bilang terima kasih. Biar jawaban dia seperti tidak sabar menjawab saya, tidak suka ditanya, “Kalau engkau emas murni, kenapa takut api?” Sudah cukup, saya sudah berahasia, saya sudah berahasia dari seorang hamba Tuhan yang sudah umur 70 lebih tetap dipakai Tuhan.
Saya pentingnya bukan “bagaimana caranya supaya Tuhan terus pakai saya, cara, cara, cara yang banyak supaya orang senang saya?” Bukan, cuma satu hal, saya murnikan diri, murnikan diri, murnikan diri! Itu satu-satunya rahasia. Saudara-saudara, semua mahasiswa teologia, semua hamba Tuhan, berhenti pikir bagaimana cara terbaik memperalat orang, berhenti pikir bagaimana cara cepat-cepat mendapatkan begitu banyak SKS lalu engkau lulus. Jangan engkau pikir dengan cara, cara, cara, strategi, strategi, uang atau pergaulan orang kaya engkau menyukseskan pekerjaan Tuhan. Satu hal yang paling penting engkau mau dipakai Tuhan ada satu rahasia: murni, murni, murni. Amin? Amin? Amin? Kalau saya tidak lagi murni melayani Tuhan lebih baik Tuhan ambil jiwa saya mati hari ini. Jikalau saya ada sesuatu persen yang untuk egois, bukan untuk Tuhan, sekiranya Tuhan lebih baik biar ambil, terima jiwa saya. Dan saya mau semua pendeta di dalam gerakan ini murni hatinya, saya mau semua majelis murni hatinya, melayani bukan untuk nama, bukan untuk mulia, bukan untuk kuasa, bukan untuk kehormatan, bukan untuk cari untung, murni melayani yaitu melayani, menyenangkan Tuhan yaitu menyenangkan Tuhan, memuliakan Tuhan yaitu memuliakan Tuhan, selain itu nihil, tidak ada. I purely love You, i purely serve You, i was pure hearted, decision to follow You. Murni, murni.
Saudara-saudara, orang yang rohani adalah orang yang hati nuraninya bersih, orang yang hati nuraninya suci dibersihkan oleh darah Yesus Kristus. Orang yang hati nurani bersih, dibersihkan oleh firman. Orang yang hati nurani bersih, dibersihkan oleh Roh Kudus. Orang yang hati nurani bersih adalah orang yang hati nuraninya cuma satu arah, tidak lain menyenangkan Tuhan. Everything i do only to glorify God, everything i do to be beneficial to others, anything i do there must be no bondage of sin on my life, everything i do is for gospel sake, everything i do to let people share the benefit of the gospel which i have. Ini semua kalimat dari Alkitab. Segala sesuatu aku boleh lakukan tapi aku lakukan semua harus memuliakan Tuhan. Segala sesuatu saya boleh melakukan tapi saya melakukan apapun untuk memfaedahkan orang lain. Saya boleh melakukan segala sesuatu tapi semua yang saya lakukan tidak boleh ada ikatan dosa atas diriku. Saya lakukan semua ini untuk injil supaya orang lain mendapatkan faedah bersama dengan injil yang aku miliki. Ini kalimat dari Paulus, Paulus, Paulus. Lima kalimat ini menjadi dasar etika orang Kristen khususnya kedua yang terakhir, etika orang yang melayani Tuhan. Bolehkah saya melakukan sesuatu yang mempermalukan Tuhan? Tidak. Meskipun Alkitab tidak catat. Saudara-saudara, “Nah puji Tuhan Alkitab tidak catat, saya boleh kerjakan.” Saudara mau cari apa yang Alkitab tidak katakan? Saya kasih tahu, banyak. Alkitab nda pernah mengatakan ndaboleh bunuh diri, nda ada kan? Alkitab tidak mengatakan nda boleh beli marijuana, Alkitab tidak pernah mengatakan nda boleh berjudi, lalu engkau berani katakan “semua yang tidak dicatat di Alkitab” dengan prinsip 3 ini dari Paulus: apakah yang saya lakukan memuliakan Tuhan, apakah yang saya lakukan memfaedahkan orang lain, apakah yang saya lakukan ada ikatan dosa? Ini 3 menjadi satu dalil yang lebih daripada apa yang ditulis di dalam letter-letter yang terbatas, firman Tuhan melampaui yang terbatas, firman Tuhan memberikan prinsip-prinsip total sebagai master key untuk kita mengetahui apa yang harus kita bertindak. Dan 2 kalimat yang terakhir tadi, Paulus berkata, “Segala sesuatu yang aku lakukan adalah untuk injil supaya orang lain mendapat faedah seperti saya,” dengan demikian hati nurani yang suci, hati nurani yang bersih ini menjadi suatu tanda engkau orang Kristen yang sungguh-sungguh.
Lalu kalimat yang terakhir disini dikatakan, “dan kami melakukan ini semua dengan hati nurani yang baik karena kami ingin melakukan segala sesuatu dan sesuatu hidup yang baik.” Saudara-saudara, “kami ingin hidup kita berkenan di hadapan Tuhan.” Di dalam terjemahan Indonesia “kami menginginkan hidup yang baik, lakukan hidup yang baik,” di dalam terjemahan bahasa mandarin adalah àn zhèng dào ér xíng, kita melakukan segala sesuatu menurut ukuran, menurut jalur yang kebenaran yang sebagai firman yang diberikan kepada kita. Itu sebab simpan firman Tuhan baik-baik di dalam hatimu, simpan perintah Tuhan baik-baik di dalam hatimu sehingga pada saat penyelewengan, godaan, pencobaan, rangsangan, dan segala sesuatu tipu muslihat dari pada Setan, dari pada dunia, dari pada kawan-kawan yang jelek datang kepada engkau engkau akan mempunyai kesadaran: “Nda bisa, ini lawan.” Dengan satu jalur yang benar, lawan dengan patokan firman, lawan dengan prinsip Alkitab yang saya tahu, “aku pelihara firmanMu di dalam hatiku maka aku boleh tidak bersalah kepadaMu,” Mazmur 119. Saudara-saudara, keep the word of God in your heart then it will keep you from comitting sin, and sin will keep you from the word of God.Mari kita menyimpan firman Tuhan, menyenangkan Kristus dengan hati yang suci dan meskipun sudah lakukan ini, jangan sombong, kita masih memerlukan orang mendoakan kita.
Saya mengajak Saudara mulai dengan satu gerakan yaitu di dalam telpon ajak orang doakan kamu, maukah Saudara? Kalau telpon, “Baik, bagaimana Pak Sophan, tolong ya doakan saya,” mari kita mulai hari ini. Belajar mengajak orang Kristen yang lain doakan kita. Menjadi gereja yang saling mendoakan, amin? Jangan sombong, kita perlu lebih banyak orang doa bagi kita. Jadi setelah ngomong-ngomong selesai, engkau pergi cari orang, sudah bezuk selesai, “OK saya mau pulang,” bilang sama dia, “doakan saya ya,” lalu dia juga bilang doakan dia. Sesudah itu luangkan waktu dalam hatimu doakan mereka. Jadikan kebiasaan menjadi orang Kristen yang rasa perlu didoakan, juga jadikan diri biasa menjadi orang Kristen yang ingat orang lain, mendoakan orang lain sehingga Tubuh Kristus mempunyai saling memperhatikan dan jiwa ikatan melalui doa yang lebih erat, yang lebih sungguh-sungguh. Kiranya Tuhan memberkati kita masing-masing.
[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]