Ef. 2:20-22
Saudara kalau kita lihat di dalam konteks dari pada pasal 2, khususnya dari ayat 11 sampai dengan ayat yang ke-18, maka di situ kita akan melihat Paulus sangat menekankan sekali prinsip kesatuan daripada gereja atau tubuh Kristus. Nah demi untuk mempertahankan prinsip kesatuan ini, maka Paulus memberikan kepada kita 3 metafora atau 3 gambaran mengenai gereja yang harusnya satu itu.
Pertama adalah Paulus menggunakan gambaran daripada kawan sewarga, kita adalah warga negara daripada Kerajaan Allah, maksudnya apa kita adalah warga negara dari Kerajaan Allah? Itu berarti sebelumnya kita adalah orang-orang asing tetapi kita sekarang bukan lagi orang asing, sebelumnya kita adalah orang-orang dunia, orang-orang yang berada di bawah hukuman Tuhan, orang-orang yang terpisah daripada kebenaran dan suatu kehidupan kekal bersama dengan Tuhan atau suatu relasi yang baik dengan Tuhan, sekarang boleh menikmati itu semua di dalam Kristus. Jadi, dulu kita di luar daripada warga negara Kerajaan Sorga tetapi Paulus berkata sekarang kita adalah warga negara daripada kerajaan Sorga, bukan nanti tapi mulai saat kita beriman kepada Tuhan Yesus saat itu nama kita sudah tercantum dalam kitab daripada warga Kerajaan Sorga itu. Saudara ini yang menjadi metafora yang pertama.
Yang kedua adalah setiap orang Kristen, orang percaya atau gereja Tuhan itu adalah anggota-anggota daripada keluarga Allah, ini adalah suatu metafora yang menyatakan gereja, orang percaya adalah keluarga daripada Tuhan Allah. Nah ini memiliki suatu hubungan yang lebih erat daripada warga negara, ada satu kesatuan yang lebih erat lagi daripada kesatuan yang ada di dalam metafora daripada kerajaan Allah itu dan bahkan Tuhan Yesus sendiri berkata, Dia tidak malu untuk mengatakankita adalah “saudara-saudara-Nya,” setiap orang yang percaya dalam Kristus kita adalah saudara-saudara daripada Tuhan Yesus sendiri itu berarti ada suatu hubungan persaudaraan yang lebih erat dari sekedar hubungan anggota daripada warga negara sebuah kerajaan atau sebuah negara. Nah ini adalah metafora yang kedua, saya tidak akan bahas secara detail lagi karena kita sudah bahas cukup panjang mengenai hal ini.
Yang ketiga adalah metafora mengenai bangunan tempat tinggal daripada Tuhan, Allah. Paulus di dalam ayat 20 sampai 22, berkata , “Setiap orang percaya, gereja Tuhan itu adalah bangunan daripada tempat tinggal Tuhan Allah.” Jadi gereja itu adalah tempat dimana Tuhan menetap disitu. Tubuh orang percaya, setiap orang percaya itu adalah rumah daripada Tuhan Allah. Nah Paulus gunakan dengan satu istilah bangunan itu adalah bangunan yang ‘tersusun dengan rapi’ dan bangunan yang kudus. Nah ini berarti gereja itu memilki 2 karakteristik yang penting sekali, pertama adalah gereja itu adalah suatu yang tidak bisa terpisah antara yang satu bagian dengan bagian yang lain. Gereja memiliki keterikatan yang erat sekali melampaui ikatan persaudaraan, setiap orang percaya dengan yang satu dengan orang percaya yang yang lain tidak bisa hidup secara individualis, sendiri-sendiri di dalam tubuh Kristus, tetapi kita membutuhkan yang satu dengan yang lain kita membutuhkan pertolongan mereka, kita bisa saling berinteraksi satu sama lain, kita perlu persekutuan yang satu dengan yang lain, antara orang percaya yang satu dengan orang percaya yang lain.Kita nggak mungkin bisa berkata “aku bisa beribadah sendiri dihadapan Tuhan, tanpa tanpa membutuhkan orang Kristen yang lain atau tanpa saya butuh bergabung di dalam suatu gereja lokal tertentu,” karena apa? Di dalam metafora ini Paulus sudah berkata, “kita di rancang untuk menjadi bagian batu yang satu diantara seluruh bangunan batu yang lain, itu berarti kita nggak mungkin bisa terlepas dari bangunan bait Allah atau rumah Tuhan tersebut, kita harus ada di dalm bagian itu.
Nah Saudara, ini juga membuat ketika kita berinterakasi kita perlu menyingkirkan apa yang menjdai pergumulah dari pada jemaat. Kita tidak bisa hanya fokus pada diriku saja, permasalahanmu saja, kepentingan daripada diriku saja, kita perlu memikirkan apa yang menjadi permasalahan daripada gereja, kita perlu memikirkan apa yang menjadi permasalahan daripada gereja, kita perlu memikirkan bagaiman hal yang baik yang kita perlu lakukan di dalam Tubuh Kristus itu, untuk membangun daripada Tubuh itu. Iniadalah yang perlu kita gumulkan karena kita adalah satu Tubuh atau bangunan, satu bangunan, yaitu rumah dari Tuhan Allah tersebut. Kalau kita melihat scope yang lebih besar, maka itu mungkin kita bisa tarik ke dalam dari suatu kehidupan daripada pilkada atau pemilu di depan kita. Saudara ingat baik-baik ya, apa yang terjadi di dalam Tubuh kita pasti berperan di dalamnya, apa yang terjadi di dalam negara di dimana kita tinggal, kita pasti berperan di dalamnya.Misalnya di dalam pemilihan kalau kita merasa, misalnya pemimpin yang diajukan itu adalah pemimpin yang tidak qualified sama sekali, pemimpin yang tidak cocok dengan diri kita, lalu apa yang kita lakukan? Mungkin ada orang yang berpikir bahwa kita tidak perlu memilih, kita bersikap sebagai golput saja biarkan orang lain yang memilih, sayanggak mau melanggar hati nurani saya untuk memilih karena saya tidak setuju dengan 2 orang itu. Silahkan kalau Saudara mau sepert ini, itu hak Saudara, tetapi Saudara, saya katakan satu hal, ketika kita berposisi sebagai golongan yang tidak memilih apapun maka Saudara tahu tidak Saudara sebenarnya sedang berpihak kepada pihak yang dimenangkan saat itu? Jangan pikir kita ketika tidak mengambil suatu keputusan, satu suara, kita tidak berinteraksi atau tidak memikirkan apa yang menjadi kepentingan daripada gereja dan kita serahkan kepada orang lain padahal kita tahu beban itu, kepentingan yang harus dikerjakan di dalam suatu gereja atau dalam suatu negara, maka sebenarnya kita sedang mendukung pihak yang menang saat itu yang mungkin adalah pihak yang justru akan menghancurkan atau merusak. Jadi ini adalahhal yang perlu kita pertimbangkan sebagai orang-orang Kristen.Yang pertama itu adalah ada keterkaitan relasi dimana kita tidak bisa berdiri sendiri, kita harus bergantung daripada orang lain, pihak yang lain, baik itu sama-sama gereja Tuhan atau bangunan daripada rumah Tuhan tersebut.
Yang kedua adalah karaketeristik kudus.Setiap orang Kristen atau bangunan daripada rumah Tuhan itu adalah bangunan yang kudus.Kita adalah bangunan yang hidup, bukan yang mati dan itu membuat di dalam kehiddupan setiap diri daripada orang-orang percaya itu harus ada pertumbuhan di dalamnya, pertumbuhan di dalam persekutuan dan juga pertumbuhan di dalam kekudusan.Dan Paulus sangat mengerti sekali di dalam gereja Tuhan poin yang paling pertama itu ketika kita melihat kepada Kitab Suci, bukan kepada kuantitas yang banyak, tetapi pada kualitas. Saudara, kalau Paulus berkata atau firman Tuhan berkata gereja itu atau bangunan itu adalah bangunan yang kudus, itu berarti Tuhan selalu mementingkan kualitas dari setiap batu yang hidup itu atau setiap pribadi orang percaya yang ada di dalam tubuh kristus tersebut.Dan ini berarti kita tidak bisa menjadikan kuantitas yang utama atau istilah lainnya menjadikan kesatuan itu yang lebih utama daripada kualitas. Kadang-kadang di dalam kita bersekutu satu dengan yang lain, kita hanya memperhatikan hanya satu bagian di mana orang Kristen yang satu, gereja yang satu sepertinya saling berkaitan dengan gereja yang lain yang merupakan satu kesatuan itu sehingga di dalam pemikiran kita adalah yang penting dan utama “bagaimana orang kristen yang satu dengan orang Kristen yang lain atau gereja yang satu dengan gereja yang lain itu bisa bersatu.” Tetapi Alkitab berkata yang utama itu bukan kesatuan itu tetapi yang utama itu adalah pada kualitasnya. Kesatuan itu adalah hasil dari sesuatu yang merupakan kualitas tersebut.
Misalnya saya ambil contoh seperti ini, di dalam Alkitab ada peristiwa di mana Paulus dan Silas dipenjarakan lalu pada waktu mereka dipenjarakan apa yang merka lakukan? Mereka kemudian bersama-sama memuji Tuhan tetapi di bagian yang lain daripada Alkitab ada dikatakan Herodes memusuhi Yesus Kristus, Pilatus memusuhi Yesus Kristus, sedangkan Herodes dan Pilatus saling memusuhi satu dengan yang lain. Pada waktu Herodes dan Pilatus melihat musuh mereka sama, lalu apa yang mereka lakukan? Alkitab berkata saat itu mereka menjadi teman untuk melawan Yesus Kristus, jadi ada kesatuan tapi kesatuan itu adalah hasil dari sesuatu, sesuatu itu apa? Sesuatu itu bisa merupakan sesuatu yang baik atau sesuatu yang tidak baik atau jahat. Persatuan yang diakibatkan oleh pemenjaraan Paulus dan Silas itu adalah suatu persatuan yang baik, tapi persatuan yang diakibatkan oleh kebencian kepada Yesus Kristus yang di contohkan oleh Herodes dan Pilatus itu adalah kesatuan yang disebabkan oleh sesuatu yang jahat. Nah Saudara, kesatuan haruslah merupakan hasil dari sesuatu kualitas tertentu, jangan dibalik urutannya, “kita harus mengutamakan kesatuan itu menjadi hal faktor yang paling utama dan yang paling pertama dari yang harus diusahakan.”
Kenapa saya katakan ini? Karena kalau kita mengutamakan kesatuan lebih dari segala sesuatu yang lain maka yang akan terjadi adalah fatal sekali atau merugikan gereja sekali atau gereja berada dalam kondisi yang berbahaya. Sebabnya, kalau kita mengutamakan kesatuan kita akan kemungkinan besar memulai mengkompromikan prinsip-prinsip yang penting atau fundamental yang sebenarnya tidak boleh dikompromikan sama sekali. Saya ambil contoh seperti ini, kadang-kadang kita kalau bicara antara orang Kristen sendiri kita harus bersatu diantara orang Kristen lalu demi untuk menjaga persatuan itu apa yang kita lakukan? Saudara mungkin seringkali mendengar, “sudahalah, gak usah salah-salahin gereja yang lainlah, pengajaran mereka,” maafkan saya harus berkata seperti ini karena ini adalah sesuatu yang berkaitan dengan firman Tuhan. “Kita nggak usah tuding pengajaranmu salah, kalau kita tuding pengajaranmu salah, Ini yang bener, bagaimana bisa ada kesatuan,” kalau begitu harus bagaimana? “Demi untuk ada kesatuan, masing-masing biarlah hidup berdasarkan pengajaran mereka masing-masing, gereja masing-masing, jangan disentuh, kita cukup berbicara mengenai kasih, kita cukup berbicara mengenai bagaimana kita bisa berkerjasama dengan satu yang lain dengan suatu tindakan yang kitalakukan untuk menolong satu dengan yang lain, tetapi firman Tuhan, kebenaran, jangan disentuh sama sekali karena itu akan mengakibatkan suatu perpecahan.” Jadi kita mulai berkompromi terhadap kebenaran. Saudara, ini adalah hal yang kita perlu hati-hati ya.
Dan kalau kita tarik lagi dalam scope yang lebih besar, misalnya antara pengajaran dari pada iman Kristen dengan pengajaran yang ada di dalam agama lain, kita kalau sangat mementingkan pada kesatuan maka ada kemungkinan kitapun akan mengkompromikan iman kita. Misalnya di dalam iman Kristen itu diajarkan hanya Yesus satu-satunya jalan keselamatan, manusia itu berdosa, semua manusia tidak ada yang mencari Allah, semua manusia ada di bawah murka dari pada Tuhan Allah, semua manusia harus dihukum dalam kekekalan tetapi Yesus Kristus datang ke dalam dunia, inkarnasi, Allah menjadi manusia untuk menebus dosa manusia melalui kematian yang mensubstitusi posisi kita itu sehingga melalui kematian Yesus Kristus kita boleh dibenarkan, karena itu Alkitab bilang, “Akulah satu-satunya jalan itu untuk menuju kepada Bapa, Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup itu.” Tapi Saudara, kalau kita berkata ini dampaknya apa dengan orang-orang yang memiliki iman yang lain? Saya percaya mereka akan merasa, “ini orang Kristen arogan sekali ya, orang Kristen ini fanatik sekali, orang Kristen ini hanya mau menang sendiri, coba hargai kami dong, coba hargai iman kami dimana iman kami juga mengatakan kami sedang mencari kekekalan, kami sedang berusaha untuk memiliki suatu kehidupan yang diterima oleh Tuhan Allah, karena itu jangan hanya mengklaim bahwa dirimu adalah yang memiliki satu-satunya pengajaran yang benar sedangkan yang lain adalah salah semua.”
Saya bukan mengajari kita harus bermusuhan ya dan saya juga bukan mengajari kita perlu pergi berperang seperti itu untuk memaksa orang mengikuti iman kita, itu bukan pengajaran Kristen, tapi ketika kita mempertahankan kebenaran pasti ada konfrontasi, pada waktu kita mempertahankan kebenaran pasti ada penolakan disitu dan mungkin ada penganiayaan disitu. Nah demi untuk kebenaran itu kita lebih rela untuk adanya perpecahan atau demi untuk kesatuan itu kita lebih rela untuk mengkompromikan kebenaran, mana yang kita pegang? Dan kita nda mungkin bisa memegang dua-duanya sekaligus dalam kehidupan kita. Paulus sendiri di dalam Galatia pasal yang pertama itu berkata pada waktu dia semula datang ke Galatia lalu kemudian dia membagikan injil kepada orang-orang Galatia, yaitu injil keselamatan yang hanya di dalam Yesus Kristus itu, lalu kemudian ada orang-orang Yahudi datang ke Galatia lalu kemudian menyebarkan injil yang lain yaitu ‘injil’ dimana mereka berkata “iman kepada Yesus saja tidak cukup untuk bisa menyelamatkan dirimu, engkau butuh ketaatan kepada Taurat Tuhan, Taurat siapa? Taurat orang-orang Yahudi yang sebelumnya Tuhan sudah berikan melalui nabi-nabi dalam Perjanjian Lama.” Lalu jemaat Galatia mulai tergoda untuk melihat keselamatan itu bukan hanya di dalam Kristus saja tetapi juga mengandung perbuatan yang signifikan di dalam keselamatan itu, maka Paulus berkata kepada orang-orang Galatia tersebut, “Sekalipun kami atau malaikat dari Sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan injil yang kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.”
Saudara, ini berarti ketika kita berbicara mengenai satu kebenaran maka kebenaran itu tidak bisa dikompromikan dan tidak boleh dikompromikan sama sekali. Alkitab kita itu berbicara mengenai sesuatu kesatuan yang bersifat kualitas, bukan menjadikan kesatuan itu utama diatas segala sesuatu bahkan utama daripada kualitas, tetapi kualitaslah, kebenaranlah yang harus membawa kepada kesatuan. Kalau kita sampai mengabaikan kebenaran maka Saudara, mungkin Saudara bisa tetap berpegang pada posisi ini tetapi saya ingatkan satu hal, pada satu hari nanti ada yang namanya hari dari pada akhir zaman ini, pada akhir zaman itu Yesus Kristus akan datang ke dalam dunia ini, lalu ketika Kristus datang ke dalam dunia apa yang akan Dia lakukan? Saya yakinkan satu hal, Dia akan berkata, “Di luar diriKu tidak ada keselamatan, di luar diriKu Aku tidak akan berkompromi terhadap mereka karena keselamatan itu sudah Aku beritakan satu-satunya hanya ada di dalam berita injil yaitu yang disampaikan oleh Kitab Suci, satu-satunya kebenaran yang kita peroleh melalui iman di dalam Yesus Kristus.” Jadi Saudara, saya percaya sebagai orang Kristen yang taat, sebagai orang Kristen yang takut aka Tuhan kita harus mempertahankan iman kita ini, kebenaran dari pada apa yang dikatakan oleh Kitab Suci ini diatas segala sesuatu apapun yang lain, tetapi tentunya dengan kasih ya. Mungkin ada orang yang akan menolak kita, mungkin ada orang yang akan menjauhi kita lalu menganggap kita fanatik, tapi saya katakan demi kebenaran itu Saudara harus berani berpegang dan menyatakan iman kita, demi kebenaran itu kita tidak boleh terpengaruh oleh keadaan dari pada sekitar kita itu bagaimana.
Di dalam Pembinaan Keluarga kita pernah membahas satu hal seperti ini, ini untuk scope yang lebih kecil lagi ya, sebenarnya kita juga bisa terapkan di dalam scopegereja sendiri. Kadang-kadang kita melihat ketika ada konfrontasi antara orang Kristen satu dengan orang Kristen yang lain, antara orang Kristen dengan hamba Tuhan atau gereja setempat, lalu apa yang terjadi biasanya? Antara suami dengan istri, lalu apa yang terjadi biasanya? Kadang-kadang yang terjadi adalah kita mulai kendor, iman kita sendiri mulai mundur, kita sendiri tidak datang ke gereja, kita mulai menjauhkan diri dari pasangan kita yang sebelumnya kita cintai dan kita kasihi yang kita janjikan bahwa kita akan setia seumur hidup sampai kematian memisahkan antara yang seorang dengan yang lain. Lalu pada waktu kita mulai menjauhkan diri dari pada gereja, dari pada orang Kristen yang lain, dari pada pasangan hidup kita lalu kita berkata apa? “Saya begini karena orang itu, saya begini karena keadaan seperti ini, saya begini karena pasangan saya nda mau berubah sama sekali, saya sudah berusaha memperbaiki, saya sudah berusaha hidup benar di hadapan Tuhan tapi dia tidak mau berubah,” lalu bagaimana? “Ya sudah, saya mundur saja, lebih baik saya tidak melakukan apa-apa, lebih baik saya kendor dalam iman saya, dan lebih baik saya menjauh dari bahkan Tuhan sendiri.” Saudara, maafkan saya kalau saya harus katakan, “orang yang seperti ini dia melihat selumbar di mata orang tetapi dia tidak melihat ada balok di mata dia sendiri.” Seharusnya pada waktu kita melihat kesalahan atau suatu keadaan, Alkitab bilang kita jangan hanya menyalahkan orang lain. Kalau kita hanya menyalahkan kondisi, menyalahkan orang lain, menyalahkan situasi, Saudara, yakinlah satu hal: Saudara tidak akan pernah bertumbuh menjadi orang yang dewasa dalam iman dan juga di dalam karakter. Tapi Tuhan justru menggunakan semua kondisi itu untuk membentuk iman kita dan karakter kita supaya kita bisa bertumbuh semakin dewasa dan semakin serupa dengan Kristus. Itu sebabnya tadi saya bilang ketika Saudara menghadapi kondisi penolakan, kondisi yang tidak mendukung, kondisi yang sepertinya memusuhi diri kita karena kita melakukan suatu kebenaran, jangan biarkan kerinduan kita akan kebenaran dan kerinduan kita untuk bisa mentaati Tuhan itu diganggu oleh mereka dan direbut oleh mereka. Biarkan saja mereka mau melakukan apa tapi yang penting saya terus harus bertumbuh di dalam relasi saya dengan Tuhan Allah dan saya tidak mau dirugikan oleh orang itu, yang rugi itu bukan mereka tapi diri kita kalau kita mengundurkan diri dari sesuatu keadaan atau dari suatu kebenaran atau dari suatu persekutuan yang baik di dalam Tuhan Allah.
Jadi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya ingatkan sekali lagi, kesatuan atau penerimaan itu bukan hal yang paling utama tetapi yang perlu kita perhatikan itu adalah kesatuan yang dihasilkan dari kebenaran, itu yang menjadi poin yang harus kita utamakan, dan itu juga yang menjadi poin yang Paulus bahas di dalam ayat 20-23 ini. Pada waktu Paulus berkata gereja itu adalah gereja yang dibangun diatas dasar para rasul dan para nabi. Saudara, apa yang dimaksud dengan ‘gereja itu dibangun diatas dasar para rasul dan para nabi’? Ada banyak pemikiran dari pada orang-orang tapi untuk bisa mengerti hal ini kita perlu terlebih dahulu melihat apa yang dimaksud dengan nabi dan rasul. Dan Paulus katakan rasul adalah yang menempati posisi yang pertama dibandingkan nabi. Nah ini memiliki satu signifikansi yang penting sekali, bukan suatu kesalahan penulisan urutan, bukan karena Paulus rasul maka dia menempatkan diri dia di posisi yang pertama baru kemudian nabi tersebut, nanti kita akan lihat ya.
Siapa itu rasul? Rasul itu Alkitab katakan dia adalah seorang yang manjadi saksi dari pada kebangkitan Yesus Kristus. Rasul itu adalah saksi dan Alkitab sendiri mengatakan demi untuk menjadi saksi itu ada 3 kriteria yang dimiliki oleh seorang rasul, ada yang bilang 2, ada yang bisa bilang 3. Yang pertama adalah setiap rasul adalah orang yang harus dengan mata kepala sendiri melihat Yesus Kristus yang telah bangkit dari pada kematian. Misalnya pada waktu Petrus berkumpul menantikan hari Pentakosta tiba seperti yang Yesus janjikan, lalu disitu Petrus kemudian bangkit berdiri lalu dia berkhotbah diantara orang-orang yang berkumpul saat itu dan berkata, “Kita perlu menambahkan seorang untuk menggantikan posisi dari pada Yudas Iskariot.” Lalu pada waktu mereka mengatakan, “Iya kita perlu menggantikan posisi itu,” lalu Petrus mengatakan dia memberikan syarat siapa orang yang pantas untuk menduduki posisi itu. Dan di dalam syarat itu Petrus berkata ia harus senantiasa berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, ia haruslah orang yang ada sejak dari pada baptisan Yohanes sampai pada hari Yesus terangkat ke Sorga, untuk apa? Di ayat berikutnya dikatakan untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitanNya. Jadi kenapa dia perlu ada sejak baptisan Yohanes sampai pada kebangkitan Yesus? Tujuannya adalah untuk menjadi saksi akan kebangkitan dari pada Tuhan Yesus dari kematian tersebut.
Dan Saudara, kalau ini menjadi syarat, dia harus melihat sendiri Yesus Kristus yang bangkit dari kematian, bagaimana dengan Paulus? Nah disini Paulus berkata khususnya di dalam Kisah Para Rasul, Saudara bisa melihat, ataupun dari Kitab Paulus yang lain, Paulus berkata bahwa dia juga adalah saksi dari pada kebangkitan Yesus Kristus. Saudara, Paulus itu adalah rasul terakhir dimana Yesus Kristus menampakkan diriNya yang telah bangkit dari kematian kepada dia, yaitu pada waktu perjalanan dia menuju Damaskus.Pada waktu itu, ketika dia ingin menganiaya orang-orang Kristen, maka Lukas mencatat, tiba-tiba langit itu bercahaya menyinari Paulus lalu kemudian ada suara yang berkata, “Paulus… Paulus.. Saulus… Saulus… kenapa engkau menganiaya Aku?” Lalu mulai hari itu Saulus menjadi buta dan dia tidak bisa lagi menjalankan misinya untuk menganiaya orang Kristen. Jadi, waktu kemudian Paulus berkata, ‘Tuhan sendiri memperlihatkan diri-Nya kepada aku dan aku telah menyaksikan Tuhan.’ Dan ini dicatat di dalam 1 Korintus 15:8 – ‘Dari semua rasul yang Tuhan nyatakan diri-Nya, perlihatkan diri-Nya, setelah Dia bangkit dari kematian, aku adalah rasul terakhir yang Tuhan nyatakan diri-Nya seperti seorang anak yang lahir sebelum waktunya.
Nah Saudara, apa yang menjadi syarat pertama seorang itu menjadi rasul? Paulus berkata: dia harus menjadi saksi kebangkitan daripada Yesus Kristus, itu yang pertama. Yang kedua adalah, dia haruslah seorang yang Tuhan Yesus panggil secara pribadi dan utus secara pribadi ke dalam pelayanan. Saudara bisa lihat 12 rasul yang pertama, mereka adalah orang-orang yang dipilih sendiri oleh Yesus Kristus. Kita bisa baca itu dari Kitab Injil yang ada di dalam Perjanjian Baru. Masing-masing dipanggil untuk menjadi rasul daripada Yesus Kristus. Lalu masing-masing diutus untuk pergi ke dalam dunia, untuk menjadi penjala manusia, untuk memberitakan Injil, untuk menjadikan seluruh bangsa murid daripada Yesus Kristus. Nah Saudara, ini juga yang terjadi pada diri Paulus, pada waktu Saudara melihat pada Kisah [Para Rasul] pasal 26, di situ Saudara bisa melihat, selain daripada penglihatan yang Paulus lihat daripada Yesus Kristus, Paulus juga mendapatkan satu pengutusan secara pribadi dari Yesus Kristus untuk menjadi saksi Dia kepada orang-orang bukan Yahudi. Nah ini menjadi sesuatu yang harus ada di dalam persyaratan seseorang baru bisa dikatakan sebagai rasul.
Lalu syarat ketiga adalah, dia adalah orang yang diberikan otoritas oleh Tuhan Yesus, dia adalah orang yang diberikan otoritas untuk menulis Kitab Suci, dia adalah orang yang diberikan otoritas untuk bisa mengadakan mukjizat, dia adalah orang yang diberikan otoritas untuk bisa mendirikan gereja. Saudara, kenapa Petrus harus hadir di beberapa kota, dan kemudian berdoa, lalu di situ Roh Kudus diturunkan dan dinyatakan dengan orang-orang itu bisa berbicara bahasa Roh? Itu sebagai satu otoritas di mana Petrus adalah orang yang Tuhan utus untuk mendirikan gereja, yang bukan hanya di dalam – bagi orang Yahudi tetapi juga bagi orang-orang non-Yahudi. Paulus juga, ketika dia pergi ke Efesus, di situ ketika dia berdoa, Roh Kudus turun di situ, dan di situ gereja mulai berdiri. Saya bukan berkata, dalam pengertian rasul menjadi fondasi yang menempati posisi daripada Yesus Kristus, batu penjuru, bukan seperti itu. tetapi mereka mendirikan gereja itu di atas fondasi, atau batu penjuru daripada Yesus Kristus sendiri. Tetapi mereka adalah orang-orang yang diberikan otoritas untuk memulai gereja, untuk saat itu. Dan ketika otoritas itu sudah dijalankan, ketika gereja itu sudah disebarkan dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi, maka dan saat itu rasul-rasul itu tidak diperlukan lagi, karena dasar itu sudah diletakkan.
Nah Saudara, ini menjadi 3 syarat seorang itu baru bisa dikatakan “seorang rasul.” Dia harus melihat Tuhan Allah sendiri, Tuhan Yesus yang bangkit dari kematian, dia harus menjadi seorang yang dipanggil dan diutus secara pribadi oleh Yesus Kristus secara langsung, dan dia adalah orang yang memiliki otoritas dalam kehidupan dia. Lalu nabi bagaimana? Nabi adalah orang yang menjadi penyambung lidah daripada Tuhan Allah. Dia adalah orang yang dipanggil juga secara khusus oleh Tuhan Allah. Tetapi mereka adalah orang-orang yang ada sebelum daripada zaman para rasul. Mereka adalah orang-orang yang kemudian Tuhan panggil untuk berbicara kepada umat-Nya dan menulis Kitab Suci. Tapi pada waktu mereka dipanggil untuk menyampaikan firman Tuhan, pesan Allah secara langsung, pesan itu bukan sesuatu yang mereka dapatkan melalui belajar, seperti saya, lalu setelah belajar, saya meneliti firman Tuhan lalu diajarkan seperti itu. Tapi nabi adalah orang-orang yang mendapatkan perkataan langsung daripada Tuhan Allah, untuk disampaikan kepada umat Allah. Nah ini adalah peran seorang nabi. Dia adalah orang yang menjadi, istilahnya, penyambung lidah daripada Tuhan Allah. Tapi kalau begitu, yang satu adalah saksi daripada Kristus dan bangkit, satu adalah menjadi penyambung lidah daripada Tuhan Allah dalam Perjanjian Lama, dan memberitakan mengenai kedatangan daripada Mesias atau kelahiran daripada Kristus dan kedatangan daripada Kerajaan Allah yang akan datang. Dari antara 2 itu, mana yang lebih berotoritas? Mana yang lebih penting perannya? Alkitab berkata, yang lebih penting itu bukan nabi, tetapi rasul. Itu yang lebih penting. Kenapa? Karena rasul memiliki peran untuk bisa menjelaskan apa yang ada terjadi di dalam Perjanjian Lama, yang dikatakan oleh nabi-nabi itu mengenai Yesus Kristus. Penggenapan dari nubuat nabi dalam Perjanjian Lama itu, baru bisa dimengerti – terjadi pada diri Yesus Kristus, itu karena peran daripada para rasul. Itu sebabnya Saudara, kalau kita menolak rasul Kristus, maka saya yakin kita tidak akan datang ke dalam iman kepada Yesus Kristus dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Nah ini yang membuat ketika kita melihat dalam Kitab Wahyu, khususnya Wahyu 21:14 di situ digambarkan yang menjadi fondasi daripada kota Allah itu, itu adalah nama daripada 12 rasul, dan bukan nama daripada nabi-nabi Perjanjian Lama. Jadi rasul itu memiliki peran yang lebih penting daripada nabi, dan rasul adalah saksi daripada Kristus sendiri.
Nah Saudara, sekarang kita sampai pada pengertian- Apa yang dimaksud dengan perkataan Paulus: “gereja itu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi”? Maksudnya apa gereja didirikan di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru itu? Nah ada 2 pengertian yang kita bisa pegang di sini. Pertama adalah, gereja didirikan di atas para rasul dan para nabi, itu berarti gereja didirikan di atas dasar orang-orang percaya. Dan orang-orang percaya itu adalah para rasul dan para nabi tersebut. Dan gereja didirikan di atas dasar iman mereka. Yang kedua adalah, saya lihat ini memiliki pengertian yang jauh lebih jelas, dan jauh lebih baik dan jauh lebih komprehensif daripada pengertian yang pertama. Dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, itu adalah berarti gereja itu adalah gereja yang harus dibangun di atas dasar pengajaran dari para rasul dan para nabi. Jadi yang menjadi utama itu adalah pengajarannya, bukan pada otoritas yang dimiliki oleh para rasul dan para nabi. Ada orang-orang yang mengatakan, dasar para rasul dan para nabi itu berarti bahwa kita harus membangun gereja dengan kuasa yang dimiliki oleh para rasul dan para nabi, dengan melakukan mukjizat dan tanda-tanda seperti itu dalam dunia zaman sekarang ini. Tapi saya katakan, itu bukan menjadi poin daripada Paulus di sini. Poin Paulus adalah pengajaran yang mereka ajarkan kepada gereja. Nah Saudara, kenapa bisa begitu? Saya mungkin bisa bantu dengan saya berikan 3 pertanyaan. Dan Saudara dari jawaban pertanyaan itu Saudara akan tahu pengajaran yang menjadi poin penting di sini.
Misalnya seperti ini, pada waktu seseorang itu menjadi Kristen. Pada waktu kita menjadi orang Kristen yang dikatakan sebagai orang percaya, pertanyaannya adalah: Kenapa kita disebut sebagai orang percaya? Pasti punya iman kan? Saya percaya akan sesuatu, maka saya disebut sebagai orang percaya atau orang Kristen. Yang menjadi pertanyaannya adalah: percaya pada apa? Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, begitu? Tapi pada waktu kita berkata, ‘Saya percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya secara pribadi’, Alkitab juga bilang, Tuhan yang mana? Ada orang yang memanggil Yesus Kristus itu Tuhan dan Juruselamat, tetapi Alkitab mencatat, pada hari terakhir, hari penghakiman itu, mereka diusir oleh Tuhan dan dikatakan, “Enyahlah engkau dari hadapan-Ku!” Lalu kalau itu berarti ada satu pribadi yang namanya Yesus, yang diakui sebagai Tuhan dan Juruselamat oleh kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, yang sama-sama mengatakan dirinya Kristen. Lalu kenapa kelompok yang satu ini diusir oleh Tuhan, kelompok ini yang diterima? Lalu pertanyaan adalah, kita percaya kepada Yesus yang bagaimana? Percaya yang bagaimana Yesus-nya? Yang membuat kita bisa dikatakan sebagai orang yang percaya. Pasti kita harus berkata: yang adalah Allah 100%, yang datang ke dalam dunia menjadi manusia 100% demi untuk bisa mati di kayu salib demi menebus dosa saya, karena tanpa kematian Kristus, saya tidak mungkin menyelamatkan diri saya sendiri, dan Dia sudah mati, hari ketiga Dia bangkit daripada kematian, dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah, dan itu menjadi satu jaminan saya bisa tinggal bersama-sama dengan Tuhan di dalam Sorga. begitu ya? Lalu kita percaya kepada apa? Pengajaran ini, kan? Doktrin mengenai Yesus Kristus ini. Saudara, pada waktu kita berkata, ‘Saya percaya pada Yesus.’ bukan hanya berkata: saya percaya pada nama itu, tapi saya juga percaya pada apa yang dilakukan oleh nama itu, apa yang, kebenaran yang diajarkan oleh nama itu. Yang saya imani itu adalah semua pengajaran mengenai nama itu. Maka yang, ketika dikatakan gereja harus dibangun di atas dasar pengajaran para rasul dan para nabi, itu berarti kita harus membangun gereja di atas dasar daripada pengajaran para rasul dan para nabi. Itu pertanyaan yang pertama.
Yang kedua adalah, mungkin ini juga bisa bantu. Di antara orang Kristen sendiri, ada orang-orang Kristen yang dikatakan sebagai bidat, dan juga ada orang-orang Kristen yang dikatakan sebagai orang Kristen sejati. Mungkin agak mirip ya? Tapi mungkin bisa bantu lebih jelas. Kenapa kita katakan Mormon itu bidat? Kenapa kita katakan Saksi Yehova itu bidat? Dan masih banyak yang lain ya, Christian science atau yang lainnya. Kenapa kita bilang mereka bidat? Dasarnya apa? Kita percaya nggak mereka bidat? Bidat – tahu ya? Bidat itu yang sesat, Kristen yang sesat, seperti itu. Tapi mereka juga tetap memiliki gereja. Lalu mereka di dalam pengakuan mereka kepada Departemen Agama, mereka adalah orang Kristen, tapi kenapa kita nda mau bergabung pada mereka? Karena kita tahu pengajaran mereka berbeda dengan pengajaran kita. Jadi poinnya kembali adalah pada pengajaran. Kita tahu dari pengajaran itu, ada perbedaan. Dan perbedaan itu membuat mereka salah, kita yang benar. Karena kita adalah berpegang pada pengajaran yang sesuai dengan Alkitab.
Lalu yang ketiga adalah, apa yang membedakan orang Kristen dengan orang yang tidak percaya? Kembali kalau kita bilang seperti ini, tentunya karena orang-orang yang tidak percaya itu tidak percaya pada pengajaran mengenai siapakah Kristus dan apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Tetapi kita adalah orang yang berpegang dan percaya bahwa apa yang diberitakan oleh para rasul dan para nabi mengenai Yesus Kristus itu adalah satu kebenaran yang tidak bisa dikompromikan. Jadi Saudara, ketika Paulus berkata gereja itu adalah sesuatu yang dibangun di atas pengajaran para rasul dan para nabi, itu berarti gereja haruslah menjadi gereja yang dibangun di atas dasar pengajaran dari para rasul dan para nabi, atau pengakuan iman daripada para rasul dan para nabi.Nah ini menjadikan poin pertama dan poin kedua yang tadi kita berkata, dasar para rasul dan para nabi itu menjadi sesuatu yang menyatu. Pada waktu kita berkata itu adalah satu kesaksian para rasul dan para nabi, gereja harus didirikan di atas dasar itu, itu berarti ketika kita membaca Alkitab, Alkitab juga selain daripada firman Allah, ini juga adalah satu pengakuan iman dari orang-orang percaya yang digunakan untuk bisa membangun gereja. Dan itu harus menjadi dasar daripada sebuah gereja ketika gereja itu didirikan.
Nah kembali Saudara, itu sebabnya pada waktu kita menjadi seorang Kristen, kita harus mengerti beberapa hal yang penting sekali, yaitu pertama adalah, menjadi orang Kristen itu harus mengetahui bahwa yang namanya rasul dan nabi itu saat ini sudah tidak ada lagi. Rasul dan nabi itu adalah pribadi-pribadi orang percaya yang sudah berakhir ketika Kitab Suci selesai dituliskan, jabatan yang sudah berakhir ketika Kitab Suci dituliskan. Setelah itu tidak ada lagi yang namanya penerusan daripada para rasul dan para nabi. Dan yang kedua adalah, ketika kita berkata, gereja didirikan di atas dasar para rasul dan para nabi, itu berarti gereja tidak mungkin didirikan hanya di atas dasar Petrus saja. Para rasul dan para nabi itu berarti banyak rasul-rasul dan nabi-nabi. Dan gereja dibangun di atas dasar pengakuan iman mereka. Jadi pada waktu kita membaca Matius 16:16 ketika Yesus Kristus bertanya kepada 12 rasul, “siapakah Aku ini?” Lalu mereka berkata, “Menurut orang Engkau adalah Elias,” “Menurut orang, Engkau adalah Yohanes Pembaptis,” dan yang lainnya. “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Dan ketika itu Petrus bangkit berdiri dan berkata, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Dan Yesus berkata pada Petrus, “Engkau adalah Petrus, dan di atas dasar batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Itu artinya apa? Bukan di atas dasar Petrus, yang menjadi satu-satunya dasar gereja dibangun, karena di dalam Surat Petrus, Petrus sendiri mengaku bukan dia dasar itu, tapi Yesus Kristus. Lalu apa yang menjadi maksud perkataan Yesus di situ? Maksudnya adalah, di atas dasar pengakuan iman inilah Aku akan membangun gereja-Ku. Di atas dasar kepercayaan inilah bahwa Aku adalah Mesias Anak Allah yang hidup, aku akan mendirikan gereja-Ku. Itu adalah pengertian yang benar dari perkataan Yesus di dalam Matius 16.
Dan yang ketiga adalah, pada waktu kita berkata, gereja adalah suatu yang harus dibangun di atas dasar pengajaran para rasul dan para nabi, itu artinya apa? Itu artinya kita harus menambahkan kepada iman kita, pengetahuan yang benar akan firman Tuhan dan pribadi Kristus. Menjadi orang Kristen kita nda hanya cukup hanya berkata saya mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Saudara, itu belum tentu orang Kristen. Tetapi menjadi orang Kristen adalah, setelah dia mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, dia harus menambahkan pengertian yang benar akan firman Tuhan kepada pengakuan yang dikatakan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Itu sebabnya kalau Saudara baca Kolose 2:6-7 ya, demikian firman Tuhan, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Saudara, kita perlu tetap hidup di dalam Kristus. Lalu tetap hidup di dalam Kristus itu bagaimana? Paulus jelaskan , kita harus berakar di dalam Kristus dan dibangun di atas Dia, diatas Kristus dan kita harus bertambah teguh di dalam iman yang telah diajarkan kepadamu. Berarti iman ndabisa lepas dari pengajaran, iman nda bisa lepas dari pengetahuan akan firman Tuhan atau Alkitab. Saudara kalau berkata, “Saya percaya tapi saya nggak mau belajar Firman,” hati-hati, Saudara mungkin bukan orang percaya karena Alkitab sendiri berkata, ketika kita menjadi percaya, Tuhan akan menambahkan pengetahuan kepada diri kita, kerinduan untuk bertumbuh di dalam pengetahuan itu harus ada di dalam diri orang percaya. Karena apa? Kita diberikan kerinduan untuk itu karena kita adalah Tubuh daripada Allah, tempat tinggal Allah, kita adalah bait daripada Roh Kudus. Kalau Roh Kudus menetap dalam diri kita, Tuhan Allah sendiri menetap dalam diri kita, berarti kebenaran menetap dalam diri kita. Kalau kebenaran menetap dalam diri kita, kita tidak mungkin tidak menginginkan kebenaran, dan kita tidak mungkin tidak menginginkan kekudusan dalam kehidupan kita. Itu pasti harus ada.
Nah itu sebabnya, ketika Paulus kemudian melanjutkan, Paulus berkata, selain daripada gereja itu didirikan di atas dasar pengakuan daripada para rasul dan para nabi, Paulus juga berkata, di dalam kalimat berikutnya, “dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” Maksudnya apa Yesus Kristus sebagai batu penjuru? Saudara, kalau kita lihat dalam konteks zaman itu, batu penjuru itu adalah sebuah batu yang besar yang diletakkan pertama kali sebelum seseorang itu membangun satu bangunan. Kenapa dia harus diletakkan pertama kali? Itu bukan seperti peletakan batu pertama kalo kita bangun rumah, ya. Peletakan batu pertama itu satu batu kecil, beberapa batu yang disusun di situ sebagai satu syarat sepertinya, “oh, fondasinya sudah ditaruh dan pembangunan rumah sudah dimulai,” tapi batu penjuru bukan berfungsi seperti itu. Batu penjuru adalah menjadi batu yang penting sekali karena ketika batu itu diletakkan, maka semua batu yang lain susunan itu akan diletakkan berdasarkan batu penjuru itu. Kalau batu penjurunyasalah, semua bangunannya itu kacau semua. Demi untuk bisa membangun satu bangunan yang dengan ukuran yang benar, posisi batu yang benar di situ, maka batu penjuru itu harus ada. Nah ini menjadikan batu penjuru itu memiliki dua fungsi, yaitu pertama adalah yang mempersatukan batu-batu yang lain, dan yang kedua adalah yang mengikat semua batu-batu yang lain. Nah Saudara, istilah ini atau metafora ini diberikan pada diri Yesus Kristus. Itu artinya adalah, ketika kita membangun gereja, memang pengajaran para rasul dan para nabi itu adalah satu pengajaran yang penting sekali tetapi tanpa Kristus, tidak ada yang menyatukan, tanpa Kristus, atau tanpa relasi kita dengan Yesus Kristus yang adalah Tuhan, maka tidak mungkin ada terdapat satu ikatan relasi dengan Allah dan juga ikatan relasi dengan sesama orang percaya. Jadi peran Yesus Kristus itu menjadi peran yang penting sekali yang tidak boleh tidak ada di dalam gereja Tuhan.
Itu sebabnya, Saudara, hal yang perlu kita pertanyakan kepada diri kita adalah, sudahkan kita mengenal Yesus Kristus? Mungkin kalau saya tanya, “Sudahkan Saudara percaya kepada Yesus Kristus?” Saudara akan berkata, “Iya, saya percaya, makanya saya hadir dalam gereja.” Tapi pertanyaan saya adalah, sudahkah Saudara mengenal Yesus Kristus yang Saudara katakan engkau percaya itu? Itu adalah pertanyaan yang penting, ya. Yang kedua adalah, seberapa jauh Saudara mengenal Yesus Kristus itu? Apakah Saudara sungguh-sungguh sudah hidup di dalam Yesus Kristus yang Saudara kenal itu atau belum?Dan sudahkah Saudara mendasarkan iman Saudara di atas dasar pengajaran para rasul dan para nabi? Karena kita hanya bisa mengenal Yesus Kristus di atas dasar pengajaran para rasul dan para nabi tersebut. Dan apakah Saudara mementingkan doktrin mengenai Kristus, doktrin iman Kristen sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan Saudara atau tidak? Karena kehidupan Kristennda mungkin terlepas daripada doktrin, iman tidak mungkin lepas dari pengajaran para rasul dan para nabi. Ini yang membedakan kita dari bidat dan daripada orang-orang yang tidak percaya. Nah ini juga yang menjadikan kita orang-orang yang kudus di hadapan Tuhan Allah, karena kita menghidupi apa yang kita imani berdasarkan apa yang kita mengerti dari pengajaran para rasul dan para nabi. Kiranya firman Tuhan ini boleh menolong diri kita. Mari kita masuk dalam doa.
Kembali kami bersyukur ya Bapa, untuk kebenaran firman yang boleh Engkau sampaikan bagi kami. Kiranya firman ini boleh semakin memberikan peneguhan bagi kami dan kerinduan bagi kami untuk mendirikan iman kami di atas dasar pengajaran atau doktrin yang benar sesuai yang diajarkan oleh Kitab Kuci. Kami serahkan waktu berikut ini, ya Tuhan, ke dalam tangan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami bersyukur dan berdoa. Amin
[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]