Respon terhadap Kebenaran Firman Tuhan, 25 Desember 2016

Mat 2:1-12


Saudara, kalau kita perhatikan Natal maka Natal sekarang dengan Natal di hari pertama kelahiran Yesus Kristus itu adalah dua peristiwa yang sungguh berbeda sekali. Natal sekarang penuh dengan kemeriahan tetapi Natal pada hari Kristus lahir itu sama sekali tidak ada kemeriahan disana, tidak ada penyambutan, tidak ada pewartaan dari pada orang-orang yang merupakan umat Allah dimana Allah datang ke dalam dunia untuk datang kepada umatNya tersebut atau Raja datang kepada umatNya, tidak ada sama sekali satu sambutan yang meriah atau kabar yang betul-betul dibesarkan untuk menyambut kedatangan dari pada Anak Allah tersebut atau Raja di atas segala raja tersebut. Pada waktu itu Yesus lahir dari keturunan yang bahkan dikatakan sangat miskin sekali, yaitu Yusuf dan Maria. Pada waktu lahir, Dia lahir di dalam sebuah kandang domba atau kandang yang busuk dan bau. Dia tidak lahir di dalam satu Rumah Sakit yang begitu baik, yang kualitasnya bermutu dan memiliki teknologi atau peralatan yang baik untuk menyambut kelahiran bayi ini, dan Dia juga tidak terlahir dari pada keturunan dari orang-orang bangsawan yang menjabat pemerintahan saat itu, Dia hanya terlahir dari seorang yang miskin, yang tadi saya katakan. Pada waktu itu semua terjadi, kenapa kita bisa memiliki suatu pemahaman bahwa Yesus-lah yang menggenapi apa yang dikatakan di dalam Perjanjian Lama? Bagaimana kita bisa tahu bahwa Dialah yang merupakan Raja di atas segala raja yang telah datang ke dalam dunia dan kita tidak perlu menunggu orang lain atau mesias yang lain untuk datang ke dalam dunia ini? Saudara, ini yang menjadi suatu penekanan yang Matius catat di dalam Injil Matius.

Ketika Matius memulai injilnya dia ingin memberikan bukti-bukti kepada kita bahwa kita tidak perlu menunggu mesias yang lain, bahwa Mesias yang dijanjikan itu sudah datang ke dalam dunia dan Dia adalah Yesus Kristus. Nah ini adalah sesuatu yang luar biasa sekali, karena apa? Kalau Bapak-Ibu memperhatikan Kitab Suci maka di dalam Kitab Suci itu terdapat 322-an nubuat dalam Perjanjian Lama yang digenapi, khususnya mengenai Yesus Kristus. Dan ketika Matius menginginkan kita untuk mengerti ini adalah Yesus Kristus, Mesias itu, Raja di atas segala raja yang lahir ke dalam dunia dan bukan orang lain, Matius menggunakan cara ini untuk membuktikan bahwa Mesias itu sungguh-sungguh adalah Yesus Kristus, caranya apa? Mengutip apa yang dikatakan di dalam Perjanjian Lama yang berbicara mengenai Yesus Kristus yang lahir ke dalam dunia ini. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya lihat ini adalah suatu kelahiran yang berbeda dari semua kelahiran manusia yang pernah ada di dalam dunia ini. Siapa yang tahu nanti anak-cucu kita itu namanya siapa? Siapa yang tahu nanti anak-cucu kita akan lahir dimana? Siapa yang tahu nanti anak-cucu kita itu akan menjadi seperti apa? Saya percaya nda ada seorangpun yang tahu nanti anak-cucu kita itu akan jadi seperti apa, apakah dia seorang laki-laki ataukah seorang perempuan, dan dia akan lahir dimana dan waktunya kapan, tanggalnya berapa, itu nda ada seorangpun yang tahu. Tapi pada waktu kita kembali pada Kitab Suci, kita kembali pada kelahiran Yesus Kristus maka disitu kita mendapatkan sesuatu yang luar biasa sekali, Alkitab mencatat satu-satunya manusia yang lahir dalam dunia ini dimana tanggal kelahirannya diberitahukan, dimana keturunannya dari siapa diberitahukan, dimana tempatnya diberitahukan dan zamannya diberitahukan, itu hanya Yesus Kristus. Dan Saudara, ini terjadi di dalam satu nubuat yang diberikan secara spesifik oleh para nabi mengenai kelahiran Yesus Kristus.

Kalau Saudara membaca Kitab Suci maka Saudara tidak akan mendapatkan satu kesan dimana para rasul ketika membaca Perjanjian Lama lalu melihat diri Yesus Kristus, lalu berusaha mencocokkan ayat-ayat di dalam Perjanjian Lama kepada diri Yesus Kristus, tetapi semua yang terjadi pada Yesus Kristus itu adalah sesuatu yang sudah secara spesifik dinyatakan di dalam Perjanjian Lama sehingga kita ketika melihat pada pribadi Yesus, kelahiran dari pada Yesus Kristus, kedatangan Dia dalam dunia, kita langsung tahu inilah penggenapan yang terjadi oleh Allah melalui firmanNya yang sudah disampaikan terlebih dahulu di dalam Perjanjian Lama. Jadi ayat-ayat yang digunakan untuk berbicara mengenai Kristus itu adalah ayat-ayat yang spesifik, bukan ayat-ayat yang umum yang berupa suatu nubuatan yang global, yang kita akhirnya harus mereka-reka mengenai siapakah Mesias itu dan bagaimana kelahiranNya di dalam dunia ini. Jadi Matius ketika memberitakan ini adalah Bayi itu, walaupun Dia terlahir dari keluarga yang miskin, walaupun tidak ada yang menyambut diriNya, walaupun tidak ada tongkat kerajaan atau lambang dari pada pemerintahan, kekaisaran yang diberikan kepada diriNya oleh orang-orang Israel waktu itu, dan tidak ada satupun orang Israel yang hadir di situ menyambut kelahiran Dia kecuali para gembala yang merupakan orang-orang yang dianggap marjinal, berdosa, yang disepelekan kedudukannya dan majus yang merupakan orang asing yang datang ke situ, tidak ada seorangpun yang datang untuk menyambut kelahiran dari pada Mesias itu tapi Matius berkata itu tidak menjadi bukti bahwa Orang yang lahir ini, Bayi ini, bukan Mesias karena Dia menggenapi semua yang dinyatakan di dalam Perjanjian Lama.

Nah Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, hari ini kita akan membahas bukan mengenai siapa orang majus itu, bukan mengenai apa yang menjadi bintang yang menuntun orang majus sampai bertemu dengan Mesias tersebut, tapi kita akan melihat ketika Mesias datang dalam perikop ini ada dua hal yang perlu kita perhatikan. Pertama adalah ketika Mesias datang, tidak peduli siapa yang menduduki jabatan saat itu, penguasa saat itu, mereka adalah orang-orang yang turut menggenapi kelahiran dari pada Mesias tersebut. Yang kedua adalah apa yang menjadi respon kita terhadap kedatangan Mesias ke dalam dunia ini, apa yang kita berikan respon ketika menyambut kedatangan dari Mesias atau penggenapan dari pada firman Tuhan di dalam dunia ini. Saudara, pada waktu kita perhatikan ayat sebelumnya atau perikop sebelumnya mengenai kelahiran Yesus Kristus, kita telah melihat bahwa Yesus Kristus lahir dan kelahiran Dia itu juga adalah sesuatu yang pasti digenapi dalam pribadi orang yang Tuhan ingin firman itu atau kelahiran itu digenapi. Pada waktu Yusuf mempertimbangkan untuk menceraikan Maria ketika dia mengetahui bayi yang dikadung itu bukan dari pada Yusuf adalah sesuatu yang mungkin dari orang lain atau pria idaman yang lain. Pada waktu itu Yusuf berencana untuk mencerikan Maria, tapi malam itu ketika dia tidur malaikat menampakkan diri kepada Yusuf dan berkata, “Ini bukan bayi akibat perselingkuhan dengan laki-laki lain tetapi ini adalah bayi yang dikandung karena pekerjaan Tuhan dalam kehidupan Maria untuk menyelamatkan manusia yang berdosa.” Saat itu Yusuf langsung berubah pikiran, dia tidak lagi terlalu bergumul apakah dia harus menceraikan Maria atau tidak, Alkitab berkata ketika dia bangun dari tidurnya dia langsung menjalankan tugasnya untuk menikahi Maria dan menjadi suami dari pada Maria. Jadi apa yang menjadi rencana Allah, kita telah lihat sebelumnya, itu adalah sesuatu yang pasti digenapi dalam diri pribadi anak-anak dari pada Tuhan Allah atau orang yang takut akan Tuhan Allah, dan kita sebagai anak Tuhan seharusnya tidak ingin atau tidak boleh menginginkan rencana Tuhan, firman Tuhan tidak digenapi di dalam kehidupan kita.

Nah hari ini kita akan melihat bagaimana raja, penguasa yang merupakan pemerintah yang paling tinggi sekalipun, lalu ketika mereka duduk di atas pemerintahan itu mereka juga adalah orang-orang yang memiliki bagian untuk menggenapi apa yang menjadi rencana Allah di dalam dunia ini. Saudara, kapan Yesus Kristus lahir dalam dunia ini? Alkitab mencatat Dia lahir pada waktu pemerintahan Kaisar Agustus, pada waktu Raja Herodes agung menduduki jabatan sebagai penguasa atas Israel. Dia lahir pada zaman pemerintahan dari Raja Herodes yaitu kira-kira tahun 47-4 SM, saat itulah Yesus Kristus lahir ke dalam dunia ini. Tapi apa kaitan Yesus dengan Herodes? Kalau Yesus dengan Agustus kita mungkin bisa katakan ada kaitan yang erat sekali karena ketika Kaisar Agustus memutuskan untuk mengeluarkan titah pendaftaran pada waktu itu bertepatan dengan saat kelahiran dari bayi Yesus Kristus. Coba kalau seandainya Kaisar Agustus itu mengeluarkan titah terlambat sedikit saja waktunya, kira-kira apa yang terjadi? Apakah Maria akan melahirkan bayi Yesus di Kota Betlehem? Saya percaya tidak, karena saat itu Yusuf dan Maria kelihatannya tidak berkeinginan untuk traveling ke Kota Betlehem, mereka tetap stay di kota mereka sebelumnya dan di situ mereka berpikir akan melahirkan anak. Tetapi ketika Kaisar Agustus mengeluarkan titah itu mau tidak mau mereka harus pergi ke kota kelahiran mereka, yaitu di Kota Betlehem, dan mendatakan diri, dan saat itulah Yesus Kristus lahir. Nah ini semua terjadi dalam waktu yang begitu tepat sekali.

Tapi bagaimana dengan Herodes? Apa kaitan Herodes dengan penggenapan dari pada kelahiran Yesus Kristus? Bagaimana Tuhan menggunakan Herodes ini untuk menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja atau Mesias itu? Nah saya lihat ini berkaitan dengan apa yang menjadi catatan sejarah dan karakter pribadi dari Raja Herodes tersebut. Saudara, siapa Herodes? Alkitab mencatat dia bukan keturunan Yahudi 100% tapi dia adalah keturunan dari Edom dan Yahudi. Edom itu adalah keturunan dari Esau. Dan Yakub dan Esau ini adalah dua saudara yang saling bermusuhan bukan ketika mereka sudah dewasa tapi sejak mereka masih dalam kandungan sebelum mereka lahir dalam dunia ini. Sehingga pada waktu Herodes menduduki sebagai seorang raja atas orang Israel, saat itu dia merasa ini adalah satu kedudukan yang bukan merupakan hak dia. Dan pada waktu dia menduduki itu dia tahu sekali bahwa orang-orang Yahudi juga tidak menginginkan dia menjadi raja atas orang-orang Israel saat itu. Lalu kenapa dia bisa menduduki jabatan itu? Karena saat itu Israel ada di bawah kekuasaan dari Kerajaan Romawi dan Herodes dekat dengan para senat dari pada Kekaisaran Romawi, sehingga dari situ dia mendapatkan rekomendasi dari senat Kerajaan Romawi untuk ditempatkan di Israel sebagai raja atas Israel. Karena itu dia kemudian bisa menjabat sebagai seorang raja di situ. Dan ketika dia menjabat itu dia dikasih belakangnya gelar Herodes yang agung atau Herod the great, kenapa begitu? Satu sisi dia memang tidak layak untuk menduduki sebagai seorang raja atas Israel, tetapi di sisi lain sejarah juga mencatat dia memang adalah sungguh-sungguh seorang yang luar biasa sekali. Saudara, kalau kita perhatikan dia adalah seorang arsitek yang sungguh hebat sekali, dia membangun bait Allah yang begitu megah sekali. Lalu selain itu, dia juga adalah seorang yang begitu dermawan dan memperhatikan rakyatnya. Saudara, sejarah pernah mencatat ketika rakyat berada di dalam kesulitan ekonomi apa yang Herodes lakukan? Dia nggak segan-segan menurunkan pajak sehingga rakyat ketika membayar pajak mendapatkan keringanan. Pada waktu daerah itu mendapatkan satu famine atau kelaparan yang hebat sekali tahun 25 Masehi maka apa yang dilakukan oleh Herodes? Dia tidak segan-segan mencairkan kepingan-kepingan emas pribadinya lalu ditukarkan dengan jagung supaya Israel bisa mendapatkan makanan atau orang-orang miskin bisa mendapatkan makanan. Jadi Saudara, kalau kita perhatikan sejarah dari semua penguasa yang ditempatkan Romawi atas Israel, satu-satunya yang berhasil menundukkan Israel dan berkuasa atas mereka dan “diterima” oleh Israel itu hanya Raja Herodes, yang lain nggak ada yang bisa diterima oleh orang-orang Israel, yang ada hanya perlawanan dan pemberontakan dari pada orang-orang Israel.

Tapi disamping semua kebaikan Herodes, kebesaran yang dia miliki tersebut, kedermawanan hati yang dia berikan kepada orang-orang, sejarah juga mencatat dan juga Alkitab mencatat dia ternyata adalah orang yang sangat kejam sekali, dia adalah orang yang penuh dengan kecurigaan, dia adalah orang yang sangat tidak rela dan tidak suka melihat ada orang lain yang menjadi saingan dia, apalagi kalau orang itu menjadi ancaman bagi kedudukannya sebagai seorang raja. Pada waktu itu apa yang dia akan lakukan? Bagaimanapun caranya, siapapun orang itu, dia harus singkirkan dari atas muka bumi ini. Nah sejarah mencatat ketika dia menemukan istrinya, Meriam, menjadi penghalang dirinya maka dia nda segan-segan bunuh isterinya sendiri. Ketika dia menemukan ibu dari isterinya tersebut, Alexandra, menjadi penghalang diapun bunuh mertuanya tersebut. Ketika dia menemukan anaknya yang tertua, Antipater, menjadi penghalang dia, memiliki ambisi untuk menjadi seorang raja maka diapun bunuh anaknya itu dan bahkan dua anak lagi yaitu Alexander dan Aristobulus sejarah mencatat mati di dalam tangan ayahnya sendiri, karena dia merasa terancam kedudukannya oleh keberadaan dari pada anaknya. Ini membuat raja dari Kekaisaran Romawi yaitu Kaisar Agustus sampai mengeluarkan satustatement yang berkata, “lebih aman menjadi babi Herodes daripada menjadi anak Herodes.” Saudara, ini adalah sesuatu yang menyatakan begitu kejamnya Raja Herodes tersebut. Nah Alkitab sendiri mencatat dia begitu kejamnya bisa membantai anak-anak yang berusia 2 tahun kebawah demi untuk bisa membunuh Mesias itu.Nda tahu siapa mereka, laki-laki atau perempuan, pokoknya dibantai semua 2 tahun kebawah tersebut. Dan juga sejarah mencatat pada usia 70 tahun ketika dia sudah di hari tuanya, ketika dia sadar dia tidak bisa melanjutkan hidupnya lagi di tengah-tengah dunia ini lebih lama lagi, apa yang dia lakukan? Dia memerintahkan bawahannya untuk menangkap satu orang dari satu keluarga, memenjarakan mereka, untuk apa? Karena Herodes tahu ketika dia mati pasti tidak ada orang yang akan menangisi diri dia, kalau begitu bagaimana dia bisa mendapatkan air mata dari pada orang yang dia kuasai dan dia perintah? Caranya adalah pada hari dia mati, hari itu juga bawahannya, prajuritnya harus membunuh semua orang yang dipenjarakan itu sehingga ada air mata yang keluar dari pada orang-orang Israel dan menangisi, menangisi apa ya? Kematian keluarga atau raja yang begitu kejam yang telah memerintah diri mereka? Saya pikir itu adalah sesuatu yang sulit sekali, tapi inilah yang menjadi latar belakang sejarah dari pada Raja Herodes.

Dan ketika Kristus lahir, Alkitab mencatat Dia lahir pada zaman pemerintahan Raja Herodes. Saudara, kenapa Dia lahir dalam zaman pemerintahan Raja Herodes? Saya percaya ini berkaitan dengan satu konfirmasi dari pada Tuhan sendiri melalui Herodes untuk membuktikan bahwa Yesus sungguh-sungguh adalah Raja di atas segala raja. Kenapa begitu? Karena ketika Yesus Kristus lahir ke dalam dunia ini maka Raja Herodes itu begitu membenci Dia dan mengingini kematian dari Yesus Kristus. Apalagi ketika dia mendapat kabar itu dari orang-orang Majus yang datang dari Timur untuk bertanya kepada Raja Herodes, “Dimana Anak itu lahir?” Saudara, apa kepentingannya orang majus dari Timur untuk datang dan bertanya dimana Mesias itu lahir, lalu kepada Herodes dan Herodes menganggap itu sebagai sesuatu yang pasti benar? Ini berkaitan karena orang-orang Majus dari Timur itu bukan orang sembarangan, ada yang berkata mereka adalah penguasa tapi sejarah juga berkata mereka sebenarnya bukan penguasa tapi dari golongan imam, orang-orang agama yang sejarahnya itu sudah panjang sekali, mulai dari Persia, kemudian bahkan ada pada zaman Daniel. Daniel menjadi pemimpin atas orang-orang Majus tersebut, ini adalah sesuatu yang dipercayai seperti itu atau merupakan catatan sejarah seperti itu. Nah orang-orang Majus ini mereka menduduki posisi yang begitu tinggi dalam pemerintahan bahkan dalam Kerajaan Romawi juga mereka berpengaruh disitu. Pengaruhnya apa khususnya dalam kerajaan yang ada di Timur atau Persia dan Babel dan yang lainnya? Di situ mereka memiliki satu pengertian kalau raja yang menduduki pemerintahan itu tidak mendapatkan restu dari orang-orang Majus atau tidak mendapatkan pendidikan dari orang-orang Majus maka mereka tidak pantas untuk menduduki jabatan sebagai seorang raja. Jadi seorang Majus memiliki satu kedudukan untuk bisa menobatkan seorang menjadi raja atau memberikan surat rekomendasi dia layak menjadi seorang raja baru orang itu bisa duduk sebagai seorang raja. Nah orang-orang inilah yang datang ke Yerusalem. Lalu Raja Herodes juga mungkin mengenal akan latar belakang dari orang-orang Majus ini, ketika mereka datang ke Yerusalem lalu datang bertemu dengan Herodes dan bertanya, “Dimana Mesias itu lahir? Kami ingin menyembah Dia,” dala pikiran Herodes langsung tahu Dia pasti lahir dalam dunia ini, kalau tidak kenapa orang Majus dari jauh mau datang ke Yerusalem untuk menyembah Anak tersebut.

Nah Saudara, ini menjadi sesuatu yang dikatakan oleh Kitab Suci, ketika Herodes mendengar berita itu dia menjadi terkejut oleh berita tersebut. Di dalam bahasa LAI dikatakan “terkejut” tapi dalam bahasa Yunaninya berkata “tarassō.” Tarassō itu bukan terkejut tetapi saat itu Herodes merasa tergoncang, gelisah, dan kacau mendengar berita tersebut, karena dia merasa kedudukannya saat itu sungguh terancam oleh kelahiran dari Bayi Yesus Kristus tersebut. Kenapa begitu? Karena Bayi inilah yang sah untuk memerintah atas Israel dan bukan Herodes. Di dalam konsep pemikiran orang-orang Yahudi saat itu Mesias ketika datang Dia akan menjadi seorang yang berkuasa secara politik, Dia menjadi orang yang secara militer begitu memiliki kekuatan yang besar, itu berarti sungguh-sungguh kerajaan dari Herodes saat itu terancam sekali sehingga dia ingin membunuh Bayi tersebut. Nah Saudara, apa yang menjadi penggenapan Tuhan di sini? Penggenapannya adalah ketika Yesus Kristus lahir Tuhan menggunakan Herodes dan juga Kaisar Agustus untuk menyatakan bahwa inilah Bayi itu. Saudara, Herodes menjadi alat Tuhan untuk membuktikan bahwa Yesus sungguh adalah Raja di atas segala raja. Kalau Dia bukan Raja di atas segala raja, kenapa Herodes harus merasa tergoncang dan terancam dan membunuh bayi-bayi tersebut?

Kadang-kadang saya pikir, dalam renungan bagian ini, kenapa Tuhan tidak membawa orang Majus langsung saja menemui Bayi itu? Kenapa Tuhan mengizinkan orang-orang Majus itu untuk datang ke Yerusalem terlebih dahulu, lalu di situ bintang itu tidak tahu lagi dimana, lalu dia akhirnya bertanya-tanya kepada orang-orang Yahudi, lalu dari pertanyaan itu timbul satu kecurigaan dari pada Herodes, akhirnya terjadi pembantaian terhadap begitu banyak anak yang berusia 2 tahun ke bawah? Saudara, kalau seandainya bintang itu langsung membawa si orang Majus ini ke rumah dimana Bayi Yesus itu berada, atau Anak Yesus itu berada, saya pikir mungkin saat itu tidak akan terjadi pembantaian. Tapi kenapa Tuhan lakukan ini semua? Saya percaya di dalam hal ini juga ada bijaksana dari Tuhan Allah yang ingin Tuhan nyatakan kepada manusia. Pertama adalah ketika Kristus lahir memang di dalam Injil Matius tidak dicatat mengenai siapa Bayi itu secara jelas, kecuali berkata Dia adalah Imanuel, Juruselamat manusia, tapi dalam Injil Lukas dikatakan Dia adalah Allah yang menjadi manusia dan di dalam Dia ada damai sejahtera. Ketika Bayi ini datang ada kemuliaan bagi Allah di tempat maha tinggi dan damai sejahtera bagi manusia di dunia ini. Tapi pada waktu Yesus Kristus lahir dalam dunia ini ada damai tidak? Dimana letak damainya? Yang ada kematian dan tangisan saat itu. Nah Saudara, ini mau menyatakan apa? Saya percaya ini mau menyatakan bahwa ketika Allah datang ke dalam dunia ini pembantaian itu bukan karena kesalahan Allah yang datang ke dalam dunia ini, tapi pembantaian terjadi karena menyatakan manusia yang adalah ciptaanNya itu adalah manusia yang berdosa, manusia yang adalah ciptaanNya itu adalah manusia yang melawan Allah, bahwa dunia saat ini adalah dunia yang ada di dalam kegelapan. Dan yang menjadi buktinya adalah mereka menolak Penciptanya sendiri yang datang ke dalam dunia atau Raja mereka sendiri yang datang untuk memerintah atas kehidupan mereka. Saudara, ini adalah hal yang saya lihat terkandung atau tersirat di dalam peristiwa orang-orang Majus yang datang ke Yerusalem untuk mencari tahu dimana Mesias tersebut lahir.

Yang kedua adalah ingin menyatakan: orang bisa datang kepada Yesus Kristus di dalam iman itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terlepas dari pada firman Tuhan. Orang-orang Majus bisa tahu bintang itu adalah bintang kelahiran Raja itu dari mana? Ada kemungkinan karena mereka mendengar atau membaca dari Kitab Perjanjian Lama atau mendengar dari Daniel mengenai bintang itu, sehingga mereka tahu ketika bintang itu tampil saat itu Raja itu lahir ke dalam dunia ini, tetapi di luar itu merekanda tahu secara lebih spesifik dimana Dia lahir, dimana mereka harus temukan Bayi itu, siapa namaNya, mungkin mereka nda tahu. Itu sebabnya mereka harus datang ke Yerusalem untuk bertanya kepada orang yang memiliki Kitab Suci atau firman Tuhan untuk mengetahui dimana Bayi itu dilahirkan, dari situ mereka baru bisa berjumpa dengan Yesus dan menyembah Yesus Kristus. Saudara, mungkin kita berpikir orang dalam dunia ini bisa datang kepada Tuhan melalui berbagai cara. Memang betul, melalui berbagai cara mereka bisa tahu ada Tuhan tetapi iman yang percaya adanya Tuhan dengan iman yang membawa keselamatan itu berbeda. Iman yang percaya adanya Tuhan bisa diketahui dari adanya wahyu alam dalam dunia ini dan dari alam semesta dan segala sesuatu, bahkan dari kita melihat manusia yang lain dan diri kita kita bisa tahu ada Allah, tetapi iman itu belum bisa menyelamatkan. Iman itu baru bisa membawa kepada Kristus kalau iman itu didampingi dengan firman Tuhan atau wahyu khusus dari pada Tuhan Allah, baru di situ kita bisa tahu inilah Mesias, apa yang Dia lakukan untuk hidup kita, Dia adalah Penyelamat kita, Dia adalah Tuhan yang sejati, Manusia yang sejati, untuk bisa menebus dosa-dosa kita. Nah itu semua terjadi ketika orang Majus datang ke Yerusalem, di situ Herodes memanggil imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat untuk menjelaskan dimana Bayi Yesus Kristus itu lahir ke dalam dunia.

Saudara, hal pertama yang kita lihat di sini adalah ketika Bayi Yesus Kristus lahir, ketika rencana Allah waktunya sudah tiba atau tetap, jangan pikir ada satu kuasapun di dalam dunia ini ataupun di langit yang bisa mengagalkan rencana Allah tersebut. Bahkan raja sekalipun harus tunduk kepada rencana Tuhan dan harus menjadi alat Tuhan untuk menggenapi rencana Tuhan itu terjadi di dalam dunia ini. Ini dicatat di dalam Kitab Amsal 21:1, “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.” Saudara, bahkan penguasa, pemimpin tertinggi sekalipun, Alkitab menyatakan hatinya ada di dalam rencana Tuhan dan pegangan tangan Tuhan. Itu berarti apa? Apa yang menjadi rencana dia, apa yang akan dia lakukan itu ada di dalam kendali dari Tuhan Allah, tidak pernah keluar dari pada kendali Tuhan Allah. Kalau begitu Saudara, adakah sesuatu yang kita perlu takuti dalam dunia ini? Saya percaya kita sebagai anak-anak Tuhan sudah diberikan satu kunci rahasia yang paling penting sekali untuk mengerti bahwa kuasa Tuhan ada di atas segala sesuatu dala dunia ini termasuk Setan, malaikat, dan penguasa yang ada di dalam dunia ini, dan alam juga. Kalau Tuhan memiliki kuasa atas segala sesuatu ini, perlukah ada yang kita takuti dalam dunia ini, khususnya ketika kita dipanggil untuk menjadi pemberita dari pada injil Tuhan atau kelahiran dari pada Yesus Kristus? Saudara, ini adalah hal yang pertama yang kita bisa renungkan.

Yang kedua adalah bagaimana respon kita ketika rencana Tuhan itu digenapi di dalam dunia ini? Ketika firman Tuhan dinyatakan di dalam kehidupan kita, bagaimana respon yang kita berikan? Nah di dalam perikop mengenai orang-orang Majus dari Timur ini ada 4 respon yang diberikan, yang diwakili baik itu oleh Herodes, oleh orang-orang Israel saat itu yang mendengar mengenai berita itu, oleh imam kepala dan ahli-ahli Taurat yang saat itu mendengar berita itu, dan juga oleh orang Majus sendiri. Pada waktu Herodes mendengar berita itu, apa yang menjadi responnya? Pada waktu itu Herodes dipenuhi oleh rasa kebencian dan rasa terancam akan kedudukannya. Karena apa? Karena dia takut Raja itu akan mengambil alih posisi dia sebagai seorang raja yang memerintah saat itu, sehingga yang dia lakukan adalah dia meolak kelahiran dari Anak tersebut. Tujuan dia memanggil orang-orang Majus bukan untuk mengetahui dimana Anak itu dan menyembah Anak tersebut, tapi tujuannya memanggil orang Majus itu adalah ingin mengetahui berapa usia Anak itu dan dimana tempatnya Dia lahir mungkin, supaya apa? Dia bisa menangkap orang yang tepat lalu membunuh Dia dan dia tidak perlu sampai membantai begitu banyak orang. Tapi ketika orang-orang Majus tersebut karena diperingati oleh Tuhan melalui mimpi untuk tidak kembali kepada Herodes karena dia memiliki satu rencana jahat untuk membunuh Anak itu, di situlah Herodes baru menjalankan perintahnya untuk membantai anak-anak berusia 2 tahun ke bawah. Saudara, di dalam dunia ini banyak sekali penguasa yang merasa terancam kedudukannya kalau ada Yesus Kristus yang memiliki kuasa di atas mereka. Tetapi kita kadang-kadang tidak perlu terlalu jauh untuk melihat hal ini, kita tidak perlu melihat bahwa penguasa dalam dunia ini banyak yang menentang Yesus Kristus, kadang-kadang kita sendiri tidak rela untuk menundukkan diri kita di bawah pemerintahan dari pada Kristus. Kadang-kadang kita sendiri adalah orang-orang yang lebih mementingkan rencana kita, planning kita, lalu mementingkan prioritas hidup kita, mementingkan apa yang kita anggap merupakan hal yang bernilai dalam kehidupan kita atau juga moralitas kita dibandingkan apa yang menjadi rencana Tuhan, kehendak Tuhan, prioritas Tuhan, nilai yang Tuhan miliki, dan moralitas yang Tuhan tuntut dari kehidupan kita.

Saudara, pada waktu Kristus datang, pada waktu kita mendengar Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita, apa yang menjadi reaksi kita? Reaksi pertama mungkin kita merasa terancam dengan kehadiran Yesus Kristus dalam kehidupan kita, karena pada waktu Dia datang berarti saat ini bukan saya lagi yang menjadi penguasa tapi Yesus yang harus menjadi penguasa atas hidup saya. Pada waktu Dia datang saya tahu saat ini rencana saya adalah rencana yang nomor dua tapi rencana Tuhan adalah rencana nomor satu. Pada waktu Dia datang saya merasa bahwa saya memiliki prioritas hidup yang harus diubah untuk Dia semuanya dan bukan untuk diri saya lagi. Pada waktu Dia datang saya merasa semua moralitas saya, kesenangan saya, hal-hal yang saya anggap berharga itu harus saya singkirkan demi untuk Dia memiliki tempat dalam kehidupan saya dan apa yang menjadi karakter Dia, keinginan Dia itu harus ada dalam kehidupan saya. Saudara, dalam keadaan seperti ini maukah seorang manusia tunduk kepada Kristus? Maukah, saya katakan, seorang Kristen tunduk kepada Kristus? Saya pikir itu bukan sesuatu yang mudah, apalagi dunia sekitar kita sekarang ini mengajarkan hal-hal yang sangat bertolak belakang sekali. Mereka mengajarkan kalau kita memiliki tujuan kita sendiri, kita boleh mengejar apa yang kita senangi sendiri, kita boleh melakukan apa yang kita inginkan dalam hidup kita, dan kita harus mengusahakan apa yang menjadi nasib hidup kita sendiri. Saudara, ketika kita bertemu dengan Kristus yang berkata, “nasib hidupmu bukan di tanganmu tetapi di tanganKu,” ketika Kristus berkata, “apa yang engkau inginkan harus sesuai dengan apa yang Aku inginkan, apa yang engkau senangi harus sesuai dengan apa yang Aku senangi,” mudahkah itu? Saya yakin kita tidak akan mudah untuk melakukan itu.

Tapi Saudara, pada waktu kita menolak, merasa terancam dengan kehadiran Kristus, itu berarti kita menjadi seperti Raja Herodes yang juga merasa terancam dengan kehadiran Kristus dalam kehidupan dia. Saudara, ada satu hal yang harus kita ingat baik-baik, pada waktu kita merasa terancam, kita menyingkirkan Kristus, saya harus katakan itu bukan berarti rencana Tuhan gagal dalam kehidupan kita, rencana Tuhan tetap akan terjadi melalui kehidupan kita. Yang jadi masalah adalah kita yang rugi, bukan Tuhan yang rugi; kita yang akan dibuang kemudian, bukan Tuhan yang akan disingkirkan. Seperti Herodes ketika dia menolak kehadiran Kristus karena dia merasa terancam akan kehadiran itu maka dia yang disingkirkan dan bukan Yesus yang disingkirkan, Yesus tetap ada, Dia tetap tumbuh sebagai seorang Anak yang dewasa. Bahkan ketika kemarin, Pak Tong bilang Dia mati agama memanfaatkan politik untuk membunuh Yesus Kristus itupun ada di dalam rencana Tuhan, tapi orang yang membunuhNya itu mendapatkan hukuman dan tidak bisa lari dari hukuman Tuhan Allah. ini adalah hal yang pertama, bagaimana respon kita ketika mendapatkan kelahiran Kristus? Apakah kita merasa terancam? Apakah kita merasa diri kita sebagai raja dan penguasa atas hidup kita tidak bisa lagi kita jalankan dan ini membahayakan kehidupan kita atau tidak?

Yang kedua adalah respon yang diberikan oleh orang-orang Israel. Pada waktu mereka mendengar berita Mesias lahir, Alkitab mencatat bagaimana? Mereka juga terkejut dan “terkejut”nya menggunakan istilah yang sama dengan “terkejut”nya Herodes. Mereka merasa terancam, mereka merasa ini adalah kondisi yang berbahaya sekali. Kenapa begitu? Karena dalam pemikiran orang-orang Israel ataupun Herodes ketika Mesias datang Mesias akan menampilkan diri sebagai orang yang memiliki kekuasaan politik yang besar, yang memerintah dalam kerajaan duniawi ini. Sehingga apa yang terjadi kalau Mesias datang ke dalam dunia ini? Itu berarti ancaman, “kami tidak tahu bagaimana hari depan dari pada Israel, kalau kami menyambut Mesias itu apa yang akan terjadi, kami tidak menyambut saja anak-anak kami usia 2 tahun ke bawah harus dibunuh oleh Herodes apalagi kalau kami menyambut kelahiran dari Mesias itu, itu berarti mungkin kesejahteraan kami, kenyamanan hidup kami, walaupun kami berada di bawah penjajahan dari seorang raja yang bukan merupakan orang yang ditunjuk oleh Tuhan, yang berhak atas kerajaan itu, tapi kami dalam kondisi yang baik-baik sekarang ini. Tapi kalau Mesias datang bagaimana? Keadaan itu mungkin bisa berubah total, dari yang baik menjadi sesuatu yang tidak baik bagi diri kita.” Mereka dipenuhi dengan kekhawatiran dalam hidup mereka, itu yang membuat mereka merasa terancam, tergoncang akan kelahiran dari pada Yesus Kristus. Saudara, ini juga menjadi satu respon kedua dari orang-orang yang mendengarkan injil Tuhan. Pada waktu kita mendengarkan injil Tuhan bagaimana respon kita, apakah kita merasa khawatir untuk menjalankan apa yang menjadi firman Tuhan dalam hidup kita? Apakah kita khawatir untuk datang kepada Kristus dan percaya kepada Kristus? Ini mungkin saja terjadi, apalagi kalau kita adalah orang yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak percaya pada Tuhan. Kadang-kadang itu menjadi suatu ketakutan bagi kita untuk bisa datang kepada Kristus karena apa? Lebih takut untuk ditolak oleh keluarga daripada takut ditolak oleh Tuhan dalam kehidupan kita. Tapi Saudara, kembali saya harus katakan, kita harus memiliki hati lebih takut ditolak oleh Tuhan daripada ditolak oleh manusia ataupun keluarga sekalipun. Nah ini adalah hal yang kedua, apakah kekhawatiran menjadi penghambat kita untuk datang kepada Kristus? Apakah kekhawatiran akan keluarga, apakah akan kekayaan, ataukah itu akan kesejahteraan hidup kita, apakah itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan kenyamanan hidup, itu semua bisa menjadi penghalang kita untuk datang kepada Kristus? Tapi harusnya kita tidak boleh menjadikan itu sebagai penghalang untuk kita datang kepada Kristus.

Yang ketiga adalah respon yang diberikan oleh imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat ketika mereka mendengar mengenai kelahiran Mesias tersebut. Apa yang mereka lakukan? Alkitab mencatat, ketika mereka mendengar itu, pertanyaan dari orang Majus, mereka menjawab dengan begitu tepat sekali dan mandapatkan nilai 100. “Dimana Yesus lahir?” “Di Betlehem, Tanah Yudea.” Tepat kan? Langsung kutip Mikha 5:1 dan terjadi kesepakatan di dalam jawaban mereka, ini aneh karena orang-orang Farisi, ahli Taurat, dan imam kepala itu terdiri dari 2 kelompok orang: pertama adalah orang Saduki dan kedua adalah orang Farisi. Dimana orang Saduki tidak percaya kepada Kitab yang lain kecuali 5 Kitab Taurat, mereka tidak percaya akan kebangkitan manusia dari kematian, tapi orang-orang Farisi percaya keseluruhan PL adalah firman Tuhan. Nah ini adalah sesuatu yang terus bertentangan dalam kehidupan mereka, tapi begitu berbicara mengenai kelahiran Mesias mereka bisa dengan satu suara bulat berkata Yesus lahir di Kota Betlehem Tanah Yudea. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah bukan pada apa yang menjadi jawaban orang-orang ini, yang kita perlu perhatikan adalah apa yang mereka lakukan setelah mereka memberikan jawaban tersebut. Dan ketika mereka mengetahui bahwa Mesias itu datang, ada orang yang mencari Dia dan bertanya kepada mereka “dimana Mesias itu lahir?” dan mereka sudah menjawab itu Alkitab mencatat setelah mereka memberi jawaban itu mereka pulang ke rumahnya masing-masing mungkin, nda dicatat sih “ke rumahnya masing-masing,’ tapi yang pasti mereka melakukan kegiatan mereka lagi secara rutin mungkin dan tidak ada satupun dari orang-orang itu yang pergi menyelidiki ke Kota Betlehem apakah Mesias itu sungguh-sungguh lahir dalam dunia ini. Saudara, aneh ya, orang yang tahu firman tapi ketika firman itu sepertinya sudah digenapi tapi justru tidak memiliki rasa ingin tahu untuk mneguji apakah firman itu sudah digenapi atau tidak, ini aneh sekali tetapi inilah kenyataan realita yang ada dalam kehidupan manusia dan bahkan mungkin secara spesifik kehidupan dari orang-orang Kristen atau bahkan pemimpin agama.

Saudara, yang menjadi kesalahan orang Farisi atau imam kepala dan ahli Taurat adalah mereka lebih menggunakan otak daripada hati mereka, mereka lebih mengutamakan pengetahuan dari suatu kehidupan keingintahuan untuk sungguh-sungguh mengerti firman tersebut melalui suatu dorongan untuk menyelidiki dan membuktikan kebenaran firman itu, atau istilah lainnya mereka lebih melihat firman Tuhan sebagai sesuatu untuk diketahui daripada diimani dalam kehidupan mereka. Saudara, mereka bisa jawab tapi mereka tidak percaya yang dikatakan itu adalah sesuatu yang terjadi seperti itu makanya mereka tidak pergi dan menyelidiki. Kalau mereka percaya dan mereka mendapat suatu informasi, ada orang mencari Bayi itu, mungkin mereka walaupun heran-heran kenapa orang Majus yang diberikan informasi dan bukan orang Yahudi sendiri tapi paling tidak mereka ingin menguji apakah yang dibawa oleh orang Majus itu adalah suatu berita yang benar atau salah, tapi mereka nda lakukan itu semua, mereka anggap lalu firman Tuhan yang mereka katakan, yang mereka ketahui sebagai sesuatu pengetahuan akan apa yang menjadi nubuat Tuhan tapi sampai pada titik itu. Ini artinya apa? Saudara, pengetahuan memang sesuatu yang dibutuhkan di dalam iman tetapi pengetahuan tidak sama dengan iman. Ingat baik-baik ya. Pengetahuan diperlukan bagi seseorang yang percaya kepada Tuhan tetapi pengetahuan tidak sama dengan iman. Saudara bisa datang ke gereja, Saudara bisa datang ke PA, belajar firman Tuhan, tahu banyak mengenai Alkitab tapi mungkin hati Saudara tidak pernah digerakkan oleh firman Tuhan yang Saudara ketahui itu, Saudara tidak pernah didorong untuk membuktikan perkataan-perkataan dari firman Tuhan, janji-janji Tuhan itu adalah suatu kebenaran dalam kehidupan Saudara, dan Saudara hanya tahu itu sebagai sesuatu sebatas pengetahuan mengenai Kitab Suci. Saudara, itu bukan iman. Bagaimana kita waktu mendengar firman Tuhan? Bagi orang-orang imam kepala, ahli-ahli Taurat, setelah mereka ketahuipun tidak ada perubahan sama sekali dalam kehidupan mereka.

Saudara telah mendengar firman Tuhan berpuluh-puluh tahun mungkin, belasan tahun dalam hidup Saudara, adakah perubahan dalam hidup Saudara dikarenakan firman yang Saudara ketahui dalam kehidupan Saudara ataukah Saudara ketika menjadi Kristen dan sebelum menjadi Kristen tetap sama, nda ada perubahan sama sekali? Bagaimana Saudara? Apa yang menjadi respon Saudara ketika mendengar firman itu? Nah ini yang dicirikan oleh yang keempat, satu teladan yang baik dari pada orang-orang Majus tersebut. Ketika mereka melihat bintang itu mereka tidak berhenti di situ tapi mereka cari dimana tempat Anak itu lahir. Dengan cara bagaimana? Menempuh perjalanan yang begitu jauh sekali, menempuh perjalanan yang berbahaya, menempuh perjalanan yang mungkin harus membayar harga dan mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk bisa sampai ke situ, dan itu semua mereka lakukan demi untuk membuktikan apa yang menjadi pengetahuan mereka itu sebagai suatu kebenaran atau tidak. Saudara, apa yang mereka dapatkan ketika mereka lakukan itu? Mereka datang ke Yerusalem, mereka mendapatkan kebenaran dari ahli Taurat dan imam kepala, mereka percaya kepada firman itu dan pergi untuk mencari Bayi itu. Pada waktu mereka keluar dari pada Herodes, Alkitab mencatat ketika mereka melihat bintang itu bersinar kembali saat itu hati mereka penuh dengan sukacita untuk pergi mengikuti bintang itu sampai bertemu dengan Anak Yesus yang lahir dalam dunia ini.

Saudara, setelah mereka bertemu apa yang mereka lakukan? Mereka sujud menyembah kepada Bayi itu, ini anak yang sudah di atas usia bayi ya, sudah cukup besar mungkin usiaNya saat itu 2 tahun paling maksimal. Mereka datang ke Anak itu, saat mereka datang apa yang mereka lihat? Nda ada mukjizat di situ terjadi, nda ada tanda-tanda spektakuler di situ terjadi kecuali satu mungkin, penuntun bintang itu, tidak ada bukti bahwa Anak ini adalah Raja di atas segala raja karena Dia mungkin tinggal di dalam gubug yang miskin, yang seadanya saat itu. Tapi pada waktu orang-orang Majus ini bertemu dengan Anak itu mereka langsung sujud menyembah kepada Anak itu dan mempersembahkan 3 persembahan: emas, kemenyan, dan mur. Lambang dari apa? Ada orang yang berkata ini adalah persembahan terbaik kepada seorang Raja di atas segala raja atau persembahan yang biasa diberikan kepada seorang raja yang lahir dalam dunia ini atau raja yang berkuasa dalam dunia ini. Tapi ada juga yang berkata, emas adalah sesuatu yang dipersembahkan kepada raja, kemenyan adalah sesuatu yang dipersembahkan kepada Tuhan, mur adalah suatu persembahan untuk menyatakan Yesus akan mati bagi dosa manusia. Jadi di dalam persembahan itu terkandung pengertian Dia adalah Raja, Dia adalah Allah, dan Dia adalah Allah yang akan menebus dosa umatNya melalui kematian Dia. Tapi apapun yang menjadi makna itu kita tahu orang yang menjadi tokoh untuk menobatkan raja, walaupun dia dari tempat yang jauh bukan dari Israel, ketika datang dan tidak melihat tanda-tanda seorang Anak raja telah lahir dalam dunia ini, bukti, tetap sujud menyembah kepada Yesus Kristus dan memberikan korban persembahan, ini namanya iman.

Saudara, kita saat ini tidak melihat suatu tanda spektakuler mengenai Kristus, banyak orang mengharapkan Yesus berbicara langsung kepada diri dia dan mengatakan, “Aku adalah Yesus dan Tuhan,” kita nda lihat itu dan Tuhan tidak pakai cara itu. Tapi pada waktu kita membaca Kitab Suci dan mendengar firman Tuhan, di situ Tuhan membukakan rahasia mengenai kebenaranNya bahwa Yesus adalah Raja di atas segala raja, Mesias yang datang ke dalam dunia untuk menebus dosa kita dan menyelamatkan kita dari hukuman kekal. Saudara, walaupun tidak ada tanda spektakuler, tidak ada mukjizat, yang ada hanya kata-kata firman yang disampaikan melalui seorang manusia, Saudara percayakah bahwa Dia adalah Mesias itu? Saudara percayakah bahwa Dia adalah Raja di atas segala raja itu? Saudara percayakah Dia adalah Tuhan dan Juruselamat bagi hidup Saudara, supaya Saudara boleh kembali kepada rencana Allah yang mulia itu dan Saudara boleh mendapatkan upah kehidupan yang kekal di dalam Yesus Kristus? Saudara, adakah keinginan Saudara untuk menyelidiki setiap perkataan firman Tuhan dan kebenarannya yang sudah Tuhan sampaikan atau tidak dalam kehidupan kita? Atau kita hanya menjadi seperti orang-orang tokoh pemimpin agama yang tahu, ya sudah tahu cukup sampai di situ lalu merasa puas diri?

Saudara, hati-hati, orang yang puas akan apa yang dia tahu dia ada di dalam suatu bahaya untuk tidak menjadi orang yang kritis menguji apa yang dia ketahui sebagai suatu kebenaran atau tidak lagi. Orang yang puas dengan apa yang dia sudah tahu menjadi orang yang akan arogan sekali dan merasa bahwa yang lain itu tidak diperlukan lagi, “aku sudah cukup dengan apa yang aku ketahui,” padahal yang dia ketahui itu mungkin adalah sesuatu yang salah dan dia tidak akan bertumbuh dan menjadi orang yang lebih dewasa, apalagi mengerti kehendak Tuhan secara lebih tepat lagi. Saudara, hati-hati, kita dididik oleh Kitab Suci boleh tahu dan merasa tahu apa yang kita sudah tahu tapi kita juga dididik untuk merasa banyak hal yang kita merasa belum ketahui dari pada kebenaran Tuhan, atau kita sendiri tahu apa yang kita ketahui dari pendidikan sekolah kita banyak yang masih kita tidak tahu, apalagi kalau kita berbicara mengenai Tuhan Allah yang jauh lebih besar daripada diri kita, saya percaya lebih banyak lagi yang kita tidak tahu walaupun kita sudah bertemu dengan Tuhan dalam kekekalan masih ada banyak hal yang kita tidak tahu dalam kehidupan kita dan nanti Tuhan akan bukakan sedikit demi sedikit untuk kita bisa menikmati itu dalam kekekalan. Kiranya Tuhan boleh menolong kita melalui firman Tuhan pada pagi hari ini dan kiranya Tuhan boleh memberkati kita melalui kebenaranNya. Mari kita masuk ke dalam doa.

Kembali kami bersyukur Bapa untuk firmanMu yang boleh Engkau sampaikan bagi kami pagi hari ini. Kami sungguh bersyukur ya Bapa dimana kami boleh merenungkan kembali satu makna Natal dalam kehidupan kami, hari dimana Engkau lahir di dalam dunia yang menyatakan bahwa Engkau sungguh-sungguh pernah ada  di dalam sejarah manusia untuk menjadi Penebus kami orang-orang yang berdosa. Dan kiranya ya Bapa, setiap firmanMu boleh menjadi suatu kebenaran yang kami hidupi, kami imani dalam kehidupan kami dan bukan sesuatu yang kami abaikan, kami lupakan, kami anggap sepi, karena ini adalah kebenaran yang dari Tuhan Allah sendiri yang pasti merupakan kebenaran yang akan digenapi oleh Tuhan dan kalau kami sampai mengabaikannya itu berarti kami yang rugi bukan Tuhan yang rugi  melalui pengabaian tersebut. Tolong kami ya Bapa supaya kami boleh kembali menjadi orang-orang yang hidup menurut rencana Tuhan dan berbagian di dalam menggenapi apa yang menjadi rencana Tuhan melalui kerelaan yang ada di dalam hati kami untuk mentaati. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami bersyukur dan berdoa. Amin.

[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]