Ef. 3:2-7
Pdt. Dawis Waiman, M.Div.
Saudara, kita adalah orang-orang yang hidup di tengah-tengah orang yang telah jatuh di dalam dosa. Dan sebagai orang Kristen yang hidup di tengah-tengah dunia, yang telah jatuh dalam dosa, sejarah mencatat, banyak sekali dari pada orang-orang Kristen yang mengalami aniaya, mengalami siksaan di dalam kehidupan mereka. Kalau ditanya, apa yang membuat mereka mengalami siksa atau aniaya tersebut? Jawabannya bukan karena mereka telah berdosa, bukan karena mereka telah melanggar hukum negara, bukan karena mereka melakukan satu pelanggaran akan kejahatan dalam kehidupan mereka yang merugikan orang lain, atau merusak orang lain atau menghancurkan satu kehidupan negara. Tetapi kenapa mereka dipenjarakan, dianiaya, disiksa? Karena mereka adalah orang-orang Kristen. Jadi jawabannya adalah karena mereka memiliki identitas sebagai orang Kristen, maka mereka mengalami satu penganiayaan di dalam kehidupan mereka. Ini adalah sesuatu yang dapat mengakibatkan satu kegentaran, satu tawar hati dalam kehidupan orang-orang Kristen, baik itu dalam jemaat Efesus sendiri, maupun dalam kehidupan kita mungkin, sebagai orang-orang Kristen yang hidup pada zaman ini.
Saudara, Alkitab tidak pernah memberikan satu janji bahwa setiap anak-anak Tuhan, yang sudah ada di dalam Kristus, pasti terbebas dari kesulitan dan aniaya dalam kehidupan kita. Walaupun di dalam Alkitab, dan suka dikutip oleh orang, bahwa Tuhan Yesus sudah menanggung semua dosa kita, bahwa kita semua sudah dibayar oleh kematian daripada Kristus itu. Itu bukan sesuatu yang membuat kita tidak perlu mengalami kehidupan yang sulit lagi tengah-tengah dunia ini atau kehidupan yang dianiaya tengah-tengah dunia ini. Alkitab tidak pernah menjamin hal itu atau menjanjikan hal itu dalam kehidupan orang-orang Kristen. Tapi Alkitab yang sebaliknya adalah mengatakan: setiap orang Kristen, mereka harus siap sedia untuk menderita bagi Kristus. Setiap orang Kristen, bahkan ketika mereka menderita bagi Kristus, termasuk dalamnya adalah aniaya dan bahkan mungkin pembunuhan yang dialami, itu adalah sesuatu karunia yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita. Aneh ya? Orang lihat hidup adalah sesuatu keuntungan, sesuatu yang penting, sesuatu yang begitu berharga dan kematian adalah hal yang merugikan. Apalagi ada Tuan yang mengajarkan untuk menderita bagi Dia dan mati bagi Dia. Saya percaya, itu adalah hal yang sangat-sangat tidak menarik sekali bagi orang-orang dunia untuk dikabarkan dan mengajak mereka untuk mengikut Tuhan seperti ini. Tetapi inilah realita yang diajarkan oleh Kitab Suci kepada kita, orang-orang Kristen.
Pada waktu kita menjadi pengikut Kristus, tantangannya adalah: maukah kita menyangkal diri dan mengikut Kristus dan menderita bagi Kristus bagi kehidupan kita? Itu yang menjadi tantangan. Dan bahkan, relakah kita untuk mati bagi Kristus? Nah ini adalah hal yang justru dinyatakan oleh Kitab Suci, bukan sesuatu yang boleh kita hindarkan sebagai anak-anak Tuhan. Dan kenapa ini semua harus kita alami? Jawabannya karena 2 hal: Pertama, karena Tuhan kita sendiri, yaitu Tuhan Yesus Kristus, Dia datang ke dalam dunia untuk menderita bagi dosa-dosa kita. Dia adalah Allah yang datang ke dalam dunia menjadi manusia. Tujuannya untuk apa? Pertama adalah untuk menebus dosa kita daripada hukuman kekal. Kedua, untuk menjadi teladan bagi kita. Yang di dalam Dia menebus, disitu terkandung penderitaan. Di dalam menebus, di situ juga Dia memberikan satu contoh hidup yang mentaati kehendak Bapa daripada mentaati kehendak daripada diri-Nya sendiri. Di situ Dia memberikan satu teladan, demi untuk mentaati kehendak Bapa, apapun resiko yang Dia harus hadapi tengah-tengah dunia ini, Dia akan jalankan itu, walaupun itu berarti Dia harus bayar harga dengan nyawa-Nya sendiri. Nah ini adalah satu teladan yang Kristus berikan dalam kehidupan kita. Dan Alkitab tadi saya kutip, justru mengatakan: menderita bagi Kristus, itu adalah satu karunia yang Tuhan berikan di dalam kehidupan kita. Sehingga apakah kita bisa berkata: menjadi orang Kristen pasti terbebas dari kesulitan, karena Kristus sudah tanggung itu semua? Justru saya bilang, tidak terbebas dari kesulitan, bahkan akan masuk ke dalam kesulitan dan segala macam hal yang menggoda atau mencobai supaya kita mau menyangkali iman kita di dalam Kristus.
Ini adalah hal yang sulit, hal yang sangat bisa menggoyahkan iman. Itu sebabnya Paulus ingin memberitahukan kepada jemaat Efesus: “Kamu jangan goyah di dalam iman. Kamu harus teguh di dalam iman. Bahkan kamu harus bisa memuliakan Tuhan di dalam kehidupanmu yang sulit dan di dalam kehidupanmu yang melihat orang-orang kudus, rasul-rasul daripada Kristus, yang dianiaya dan dipenjara, bahkan dibunuh karena iman mereka di dalam Yesus Kristus.” Nah ini membuat saya melihat, penderitaan, kesulitan hidup, aniaya yang dialami oleh orang-orang Kristen, itu sebagai suatu alat Allah yang Maha Bijaksana, alat Allah yang sempurna, untuk menyempurnakan iman kita, mendidik kita menjadi semakin serupa dengan Kristus dalam kehidupan kita dan menjadi alat untuk menyaksikan kebenaran yang ada di dalam Kristus atau kebenaran dari pada berita Injil. Saudara, Paulus berkata sulit bagi orang untuk mati bagi sesuatu yang benar. Tapi mungkinkah ada orang yang mau mati bagi orang yang baik? Paulus berkata, “Mungkin ada orang yang mau mati bagi orang yang baik.” Tapi mungkinkah ada orang yang mau mati bagi orang yang berdosa?’ Siapa yang mati bagi orang yang buat jahat sama kita? Siapa yang mau mati demi orang yang menyakiti hati kita? Saya yakin kita tidak gampang, bahkan mungkin ngelihat mukanya saja tidak mau, apalagi mau mati bagi orang tersebut. Namun Alkitab berkata, Kristus mati bagi kita ketika kita ada di dalam dosa, ketika kita berbuat jahat kepada diri Dia, ketika kita melawan Dia, saat itulah Kristus mati bagi kita. Jadi, ini adalah sesuatu yang menyatakan: Kristus Allah kita, Tuhan kita, teladan hidup kita, Dia rela untuk mengorbankan kehidupan Dia bagi kita yang berdosa dan jahat dan melawan Tuhan Allah. Dan demi untuk bisa menegakkan kebenaran daripada berita ini, para rasul, orang-orang Kristen, Tuhan izinkan untuk dianiaya demi kebenaran berita yang mereka kabarkan.
Saudara, saya pikir ini adalah satu bijaksana yang luar biasa sekali, yang Tuhan izinkan ada di tengah-tengah gereja-Nya, yang menjadi rencana Dia untuk membawa Injil sebagai kabar yang benar dalam kehidupan kita. Paulus, demi untuk bisa memberitakan Injil, nanti kita lihat di dalam pemahaman, pembahasan kita berikutnya, dia rela untuk dianiaya, dia rela untuk dipenjarakan, dia rela untuk dicambuk, dia rela untuk menerima semua kesulitan itu, demi Injil yang diberitakan. Itu berarti apa? Kalau bukan sesuatu yang sungguh-sungguh benar, yang dia pegang, yang dia percayai dan dia kabarkan itu, dia tidak mungkin menerima semua itu, atau rela menerima semua penganiayaan, tekanan dan bahkan ancaman terhadap jiwa dia. Makanya tadi saya bilang, ini adalah alat Allah, atau sarana yang Allah gunakan yang begitu bijaksana, yang begitu sempurna untuk membentuk iman kita di dalam Kristus, untuk mendidik kita dan juga untuk dipakai sebagai alat pemberita Injil di tengah-tengah dunia ini yang paling efektif.
Saudara, ini adalah panggilan kita sebagai orang-orang Kristen, untuk memberitakan mengenai kasih karunia yang ada di dalam Kristus bagi diri kita. Dan untuk bisa menghargai ini semua, maka Paulus mengajak jemaat dari pada Efesus untuk melihat kembali akan kehidupan mereka sebelum mereka ada di dalam Kristus. Mengingat kembali, melihat kembali akan keadaan status kita, keadaan kerusakan kita di awal sebelum kita ada di dalam Kristus, itu adalah sesuatu yang penting sekali di dalam kehidupan kita, ketika kita percaya kepada Kristus. Misalnya, di dalam pasal 1 dan 2, di situ Paulus mengajak jemaat Efesus untuk melihat: “Coba kamu lihat, kamu sebelum ada di dalam Kristus, siapa kamu? Engkau adalah penyembah-penyembah dari pada berhala. Engkau adalah orang-orang yang tidak memiliki Allah walaupun seakan-akan engkau adalah orang yang beribadah kepada dewa-dewa. Engkau memiliki dewi Diana yang begitu besar itu, yang engkau sembah. Padahal dia adalah buatan daripada tangan manusia. Dan bahkan coba lihat tata cara ibadahmu, adakah kekudusan di situ?” Orang-orang yang menyembah berhala, politeisme, biasanya mengidentikkan penyembahan dengan ritual-ritual yang tidak bermoral dalam kehidupan mereka. Ada yang bersetubuh, lalu di dalam persetubuhan itu, di dalam kuil-kuil, mereka mengira mereka sedang beribadah kepada Tuhan Allah. Tapi itu bukan suatu ibadah yang berkenan di hadapan Allah yang sejati.
Tapi sekarang Paulus ajak mereka, ‘Coba lihat sekarang, ketika engkau berada di dalam Kristus, apa yang terjadi dengan dirimu? Engkau mengerti kebenaran, engkau mengerti kekudusan hidup, engkau diangkat menjadi anak Allah, diadopsi, engkau menjadi orang-orang yang diperkenan oleh Tuhan, engkau menjadi orang-orang yang disamakan kedudukannya dengan orang-orang Yahudi sehingga kita bisa beribadah kepada Tuhan di dalam Yesus Kristus. Itu adalah satu karunia yang luar biasa sekali. Luar biasa tidak, Saudara? Harusnya kita mengerti ini sebagai satu hal yang luar biasa sekali. Bukan sesuatu yang remeh, sesuatu yang sederhana. Kenapa kita anggap ini hal yang mungkin biasa, kemungkinan karena kita terlalu terbiasa untuk mendengarkan berita ini. Atau karena kita kurang melihat kembali akan masa lalu kita, kita kurang mengerti akan keadaan kita di hadapan Tuhan, di mata Tuhan. Kita seringkali melihat keadaan kita menurut perspektif kita sendiri bahwa kita cukup baik, kita cukup benar, kita lebih baik daripada orang lain, bukan secara vertikal melihat apa yang Tuhan lihat akan keberadaan kita, penilaian Tuhan akan diri kita itu seperti apa. Itu sebabnya kita seringkali kurang mensyukuri, kurang menghargai anugerah yang Tuhan sudah sediakan bagi kita yang sungguh luar biasa itu. Kalau kita mengerti ini dengan baik saya percaya kita tidak akan kehabisan kata-kata memuji Tuhan dan satu kehidupan yang terus menuntut diri untuk memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita, karena ini adalah hal yang sungguh luar biasa dan tidak ada hal-hal lain dalam dunia ini lebih menarik daripada kebenaran yang kita mengerti ini.
Namun Saudara, apa yang kita mengerti sebagai sesuatu yang menarik, yang indah, yang betul-betul berharga, bagi orang dunia bukan sesuatu yang menarik, bagi orang dunia ini adalah hal yang sangat-sangat tidak menguntungkan sekali dalam kehidupan mereka. Tapi Saudara, walaupun itu adalah sesuatu yang tidak menguntungkan bagi orang dunia, kita yang mengerti kebenaran harus percaya dan harus meng-amin-kan kalau berita injil itu, karunia yang Tuhan karuniakan bagi kita dalam keselamatan, itu adalah hal yang sangat mendasar sekali, hal yang sangat penting sekali, hal yang sangat relevan sekali dalam kehidupan kita di tengah-tengah dunia bahkan pada zaman ini sampai Kristus datang kedua kali. Tapi sayangnya kaitan antara iman yang mengenal kepada Kristus dan anugerah Kristus dengan kehidupan dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan resiko dan kesulitan seringkali orang Kristen sendiri tidak bisa mengkorelasikan itu. Saudara, mana yang lebih berharga, Kristus mati bagi kita demi untuk tujuan tertentu atau aku mensukseskan usahaku, kuliahku, pekerjaanku demi untuk kepentingan diriku? Mana yang lebih berharga? Mana yang lebih penting? Apa hubungannya Kristus yang menebus diriku dengan aku mengalami kesulitan hidup di dalam dunia ini? Mencari nafkah saja sulit sekali untuk mendapatkan makanan demi mencukupkan hidup satu hari demi satu hari, dimana kaitannya? Dan kesulitan untuk melihat ini membuat kita seringkali lebih memprioritaskan kehidupan dunia daripada kehidupan rohani. Saudara, ini adalah hal yang ironis sekali, tetapi Saudara, Alkitab berkata apa yang menjadi hal yang rohani, apa yang menjadi kebenaran yang Kristus kerjakan di dalam kehidupan kita itu haruslah memiliki kaitan yang erat sekali dengan bagaimana kita menghidupi kehidupan kita di tengah-tengah dunia ini khususnya di dalam kesulitan yang kita hadapi di dalam Kristus, itu memiliki kaitan yang erat sekali.
Nah itu sebabnya pagi ini kita akan membahas apa itu yang dimaksud secara khusus oleh Paulus sebagai rahasia atau misteri di dalam bagian ini. Saudara, apa itu misteri? Apa itu yang dimaksud dengan rahasia yang dikatakan oleh Kitab Suci? Kalau kita perhatikan Perjanjian Baru maka kita akan mendapatkan yang dimaksud dengan rahasia atau misteri itu bukan sesuatu yang dimengerti sebagai samar-samar, tidak tentu, tidak jelas, atau sesuatu yang tidak dapat dijelaskan sama sekali. Misteri atau rahasia itu bukan sesuatu yang tidak dapat dijelaskan atau tidak boleh melibatkan pikiran kita atau melibatkan akal budi kita dan rasio tetapi hanya boleh melibatkan perasaan atau roh kita, ini bukan definisi dari rahasia atau misteri yang dipakai oleh Perjanjian Baru. Kalau begitu apa yang dimaksud dengan rahasia atau misteri itu kalau itu bukan sesuatu yang samar-samar atau tidak tentu atau tidak jelas? Saya percaya itu bbukan maksudnya, karena apa? Karena di dalam ayat yang ke-2 dan ke-3 ketika Paulus menulis pasal yang ketiga ini disitu dikatakan, “tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasia yang dinyatakan kepadaku dengan wahyu seperti yang telah kutuliskan diatas dengan singkat,” itu menunjukkan bahwa rahasia yang dimaksud dalam Perjanjian Baru adalah sesuatu yang bisa dimengerti, dipahami. Saudara, kalau rahasia itu adalah sesuatu yang tidak bisa dimengerti, tidak bisa dijabarkan, tidak bisa dipahami maka Paulus tidak mungkin bisa menyatakan itu dan menuliskan itu dan menjelaskan itu kepada jemaat Efesus dan kita semua yang membaca pada hari ini. Itu rahasia dinyatakan oleh Tuhan Allah, ‘dinyatakan’ sendiri berarti rahasia itu bisa dimengerti oleh manusia, dan bahkan diterangkan kepada manusia yang lainnya. Itu sebabnya Saudara, kalau kita membaca 1 Kor. 14:14-15, pada waktu Paulus berbicara mengenai suatu ibadah yang harus dinaikkan orang Kristen kepada Tuhan, ibadah itu adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan pengertian dan tidak boleh tanpa pengertian. Orang Korintus mengira ibadah yang sejati adalah ibadah yang boleh dilakukan tanpa pengertian, atau istilahnya adalah hanya menggunakan roh saja. Tetapi Paulus berkata, “Kalau engkau mau beribadah, engkau mau berdoa kepada Tuhan, engkau mau memuji Tuhan, engkau harus libatkan akal budimu atau pengertianmu untuk beribadah kepada Tuhan Allah.” Dan ada orang yang memisahkan kedua hal ini, satu sisi dengan roh, satu sisi dengan akal budi, dan dua hal ini terpisah, ada bagian yang tidak dimengerti dan ada bagian yang dimengerti. Saya percaya itu bukan maksud dari perkataan Paulus tapi Paulus berkata di dalam konteks itu kita harus beribadah di dalam pengertian kepada Tuhan Allah, kita betul-betul harus mengerti apa yang kita katakan kepada Tuhan dan apa yang kita pujikan kepada Tuhan, tidak boleh tidak karena itu adalah hal yang bukan saja tidak membangun orang lain tetapi juga tidak bisa membangun diri kita sendiri sebagai orang-orang Kristen.
Saudara, tapi kalau kebenaran itu adalah sesuatu yang bisa dimengerti, ibadah itu harus menjadi sesuatu yang bisa dimengerti, kenapa Paulus berkata di dalam pasal 3 ini “itu adalah rahasia”? Kenapa di dalam 1 Timotius 3:16 Paulus berkata “inilah rahasia ibadah kita”? Kenapa Paulus menggunakan istilah “rahasia” atau “misteri” yang dikaitkan dengan bagaimana kita beribadah kepada Tuhan Allah? Nah Saudara, sekali lagi saya katakan Perjanjian Baru tidak pernah mengajarkan rahasia atau misteri identik dengan samar-samar, tidak jelas atau tidak tentu, dan tidak dapat dimengerti atau tidak boleh menggunakan akal budi atau pikiran kita. Kalau begitu maksud rahasia itu apa? Rahasia yang dimaksud oleh Paulus dan Perjanjian Baru itu adalah berkaitan dengan bagaimana suatu kebenaran bisa kita dapatkan, bisa kita peroleh, ini bicara mengenai rahasia. Bagaimana satu kebenaran mengenai Tuhan Allah itu bisa kita terima, kita peroleh, atau kita dapatkan dalam kehidupan kita. Dan kebenaran Tuhan Allah itu adalah satu kebenaran yang Kitab Suci katakan tidak pernah dapat diperoleh atau didapatkan dengan usaha manusia sendiri, dengan kecerdasan manusia dan kemampuan manusia sendiri, itu adalah satu kebenaran yang kita tidak bisa usahakan untuk kita mengerti dengan kemampuan kita sendiri. Kalau begitu apakah kebenaran itu sesuatu yang tidak jelas? Tidak, Alkitab berkata kebenaran itu sangat jelas sekali bahkan sudah ada di dalam Perjanjian Lama sekalipun seperti misalnya mengenai kematian dan kebangkitan Kristus dari pada kematian demi untuk menebus dosa kita.
Saudara kalau perhatikan ketika Paulus melayani di dalam Kisah Para Rasul, disitu Paulus dikatakan ketika bertemu dengan orang-orang Yahudi dan non-Yahudi dia kemudian memberitakan injil dan menjelaskan mengenai siapakah Kristus, berdasarkan apa? Perjanjian Lama, Taurat. Itu sudah dinyatakan di dalam Perjanjian Lama, tetapi ketika itu sudah dinyatakan manusia tetap tidak bisa mengerti. Bahkan kalau Saudara baca Kisah [Para] Rasul, yang menjadi penolak, penentang utama dari pada pelayanan Paulus di dalam pemberitaan Yesus Kristus atau injil itu adalah orang-orang Yahudi yang memiliki Taurat. Merekalah yang saat melihat ada orang-orang Yahudi yang bertobat, ada orang-orang non-Yahudi yang bertobat dan percaya kepada Kristus mereka tidak rela untuk menerima hal itu lalu menentang Paulus, lalu menyerahkan dia kepada pejabat dari pada pemerintahan supaya Paulus kalau bisa dibunuh sekalian demi untuk kabar yang dia beritakan. Kenapa? Karena memang injil, kabar Kristus yang menebus manusia, inkarnasi Allah menjadi manusia untuk menjalankan rencana karya Allah demi manusia yang berdosa itu sesuatu yang tidak mungkin bisa kita mengerti dengan kemampuan dan kecerdasan kita sendiri. Nah ini dikatakan di dalam 1 Korintus 2:6-10, “Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.” Ayat ini bicara apa? Paulus berkata apa yang dia beritakan bukanlah suatu hikmat yang bersumber dari dunia ini. Kalau itu adalah suatu hikmat yang bukan bersumber dari dunia ini tetapi dari Allah, dapatkah orang dunia mengertinya, memahaminya, dan menerimanya? Paulus bilang tidak, hikmat itu akan tetap menjadi satu hikmat yang tersembunyi dan rahasia bagi mereka.
Saudara, itu berarti nda seorang pun manusia dalam dunia yang bisa memahami injil Tuhan dan karya Kristus dalam kehidupan mereka. Tidak peduli apakah dia seorang presiden atau raja yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi, tidak peduli apakah dia adalah seorang yang sangat pintar, yang sangat jenius, yang jumlah nilainya semuanya empat, empat, empat, atau cum laude dalam pelajaran studi dia. Tidak peduli dia memiliki gelar profesor sekalipun dalam kehidupan dia, tetap dia adalah orang yang tidak mungkin dapat mengerti hikmat Allah dengan kecerdasan dan kemampuan dia sendiri. Itu yang dimaksud sebagai rahasia Allah atau rahasia Kristus atau rahasia oleh Paulus di sini. Saudara, kenapa kita bisa tidak bisa mengerti hal itu? Kenapa manusia tidak bisa memahami hikmat Allah ini? Jawabannya karena manusia itu hanyalah ciptaan yang terbatas dan telah jatuh di dalam dosa. Keterbatasan kita sebagai ciptaan dan bahkan kerusakan kita yang membuat kita tidak menyukai Allah dan menolak Allah, itu membuat kita tidak mungkin bisa memahami kebenaran daripada hikmat Allah dengan baik, dengan benar dalam kehidupan kita.
Saudara, untuk bisa memahami hikmat, Alkitab berkata, kita butuh Roh Kudus. Kita butuh Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada kita. Kita butuh Allah untuk membukakan kebenaran itu bagi kita. Kita membutuhkan Roh Kudus untuk menolong kita, menerangi hati kita, buat kita mengerti kebenaran itu. Itu sebabnya tadi dikatakan kita perlu datang berdoa. Kenapa doa itu begitu penting? Bukan doa itu berjasa untuk membuat diri kita benar di hadapan Tuhan. Tetapi doa itu adalah satu penundukan diri dan pengakuan, tanpa pertolongan Tuhan, anugerah Tuhan, kita nda mungkin melakukan apa-apa dalam kehidupan kita di tengah-tengah dunia ini. Jadi pada waktu kita berdoa, kita membuka hati kita untuk menundukkan diri di dalam pekerjaan Tuhan untuk menantikan apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita jalankan dalam kehidupan kita. Itu kesiapan hati untuk melakukan itu, kesiapan hati untuk mengakui karya Tuhan adalah sepenuhnya, 100% terjadi dalam kehidupanku, bukan karena kemampuanku sendiri. Itu adalah hal yang harus dinyatakan dalam kehidupan orang Kristen. Karena itu kita perlu datang, kita perlu berdoa. Terutama ketika kita ingin mengerti firman Tuhan dengan baik, doa tidak mungkin terlepas daripada kehidupan kita sebagai orang percaya. Tanpa kita meminta Tuhan menolong kita mengerti, kita tidak mungkin pernah mengerti firman Tuhan dengan baik. Saudara, itu sebabnya hal ini penting sekali ya. Saudara, kalau engkau menggunakan kekuatanmu sendiri untuk mengerti firman, walaupun Saudara mendengar firman ratusan kali, ribuan kali, puluhan ribu kali, kita pasti tidak mungkin pernah bisa mengerti kebenaran firman itu. Itu hal yang misteri, hal yang rahasia, hal yang tidak mungkin kita bisa capai dengan usaha dan kemampuan kita sendiri.
Nah, kalau begitu, rahasia yang dimaksud oleh Paulus sekarang itu meliputi apa saja? Kalau kita perhatikan pasal yang ketiga ini lalu kita kaitkan dengan pasal yang kesatu dan kedua, maka kita akan mendapatkan rahasia yang dimaksud oleh Paulus di sini itu meliputi dua hal. Pertama itu adalah rahasia Kristus, dan kedua itu adalah rahasia yang berkenaan dengan orang-orang bukan Yahudi yang turut menjadi ahli waris Kerajaan Allah karena berita injil dan kemudian kita adalah orang-orang yang kemudian dijadikan anak-anak Allah dan disatukan bersama dengan orang-orang Yahudi yang ada di dalam Kristus untuk menjadi anak-anak Allah. Ini adalah dua rahasia yang dimaksud oleh Paulus dalam bagian ini. Nah saya akan fokus pada rahasia Kristus sendiri. Apa yang menjadi rahasia Kristus? Kenapa Paulus itu katakan ini adalah sesuatu yang rahasia? Karena apa yang dikerjakan oleh Kristus, sekali lagi, walaupun awalnya sangat spektakuler, yang sangat luar biasa sekali, yang sangat ingin dinantikan dan dilihat oleh malaikat di sorga, tapi itu adalah sesuatu yang bukanlah hal yang luar biasa bagi manusia dan sesuatu yang menarik bagi seorang manusia berdosa untuk datang mau mendengarnya dan menerima itu.
Saudara, apa yang menjadi bukti bahwa seseorang yang berdosa tidak begitu menarik mendengarkan berita injil atau tidak ingin datang kepada mereka? Bagi mereka adalah sesuatu yang menarik itu bukan datang kepada Kristus dan mempercayakan hidup mereka di dalam tangan Kristus, tapi bagi mereka yang menarik itu adalah bagaimana mereka memperoleh, berjuang untuk mendapatkan kepastian keselamatan dengan kekuatan mereka sendiri. Saudara kalau datang kepada orang berdosa, Saudara memberitakan injil kepada mereka, responnya apa? Bersyukur di Indonesia cukup toleran ya, dan orangnya mengakui ada Tuhan sehingga mungkin tidak terlalu reaktif. Tetapi ada orang-orang yang tetep reaktif. Bagi mereka, ketika saya sering kali bertemu dan menginjili, menerima Allah inkarnasi jadi manusia, Allah mati bagi dosa manusia, dan keselamatan hanya ada di dalam Kristus itu adalah hal yang tidak masuk akal dan mustahil. Mereka percaya Allah bisa inkarnasi jadi manusia karena dia adalah Allah yang mahakuasa. Tetapi Allah yang jadi manusia untuk menebus dosa manusia dengan mati di kayu salib, tunggu dulu, saya nggak mau menerima itu sebagai satu kebenaran. Itu hal yang ndak mungkin terjadi. Jadi apa yang kita kabarkan, bagi mereka itu adalah satu kebodohan, suatu bahan tertawaan dan sesuatu yang tidak menarik dan bahkan mungkin justru dipakai untuk menghina dan mengejek kita. Saudara, sekali lagi, itu bukan sesuatu yang kita bisa mengerti atau mereka bisa mengerti dengan pikiran mereka sendiri. Tetapi itu adalah karunia daripada Tuhan Allah. Bagi mereka, hal yang lebih menjamin itu adalah bukan percayakan hidupku ke dalam tangan Kristus, tetapi percayakan hidupku ke dalam tanganku sendiri dan diriku sendiri. Makanya mereka lebih berusaha dengan ketaatan mereka, dengan kekuatan mereka untuk menjalankan ritual agama mereka, untuk memperoleh kebenaran dan keselamatan. Tapi kalau mereka berkata kamu nggak perlu lakukan apa-apa, lalu datang kepada Kristus untuk percaya kepada Kristus, itu cukup? Mereka bilang, mana mungkin. Kayaknya terlalu mudah untuk datang kepada Kristus tanpa melakukan sesuatu dalam hidup mereka. Karena itu saya tidak mau terima itu sebagai satu kebenaran.
Paulus sendiri di dalam kehidupan dia, Filipi pasal 3 itu membuka rahasia ini bagi kita. Apa yang ada di dalam hati Paulus sendiri ketika dia masih hidup sebagai orang Yahudi, di situ dikatakan, bagi Paulus, sunat di hari kedelapan menjadi salah satu dari keturunan Ibrani asli yang memiliki taurat dan mentaati taurat dengan tanpa cacat, ini adalah hal yang sangat menguntungkan sekali. Hal yang sangat penting sekali. Yang membuat diri dia kemudian demi untuk mempertahankna tiga hal ini sebagai satu kebenaran, dia rela untuk pergi menganiaya jemaat Kristen, dia pergi mencari mereka, menangkap mereka, memenjarakan mereka, bahkan membunuh orang-orang Kristen yang adalah pengikut Kristus. Sebabnya karena apa? Karena mempertahankan tiga hal ini adalah, Paulus katakan, satu keuntungan bagi diri dia. Saudara, Paulus merasa, pekerjaan menganiaya jemaat demi untuk mempertahankan tiga ini, itu bisa memberikan satu kehormatan bagi diri dia saat mendapatkan kuasa yang begitu besar dan juga dicap sebagai orang yang taat kepada Tuhan Allah. Karena itu dia perjuangkan dengan sekuat tenaganya untuk melakukan tindakan penganiayaan kepada orang-orang Kristen.
Saudara kalau di depan mata ada satu kemungkinan yang sudah pasti 100% menguntungkan di dalam usaha atau pekerjaan, Saudara ambil atau tidak? Pasti ambil ya? Mau lepas nggak? Nggak. Apa pun risikonya pasti harus ambil itu, dapetin. Karena apa? Sudah pasti. Nah bagi Paulus dan orang-orang dunia, mengerjakan keselamatan, mendapatkan kehormatan, kuasa, dan bahkan itu dikatakan sebagai sesuatu tanda ketaaatan kepada Allah, hal yang sangat menguntungkan sekali. Itu sebabnya dia nda akan lepaskan semua itu, dia akan terus mengejar itu semua dan bahkan mempertahankan itu walaupun titik darah penghabisan, demi untuk mendapatkan keuntungan tersebut. Itu sebabnya dia rela pergi menganiaya jemaat Kristen atau orang-orang yang percaya di dalam Kristus dan demi itu dia rela menempuh perjalanan yang berkilo-kilo, atau ratusan kilo dari Yerusalem untuk melakukan tugas yang dianggap dia sebagai sesuatu yang benar. Atau istilah lainnya adalah, kalau Paulus tidak pernah mendapatkan karunia Tuhan, injil Kristus yang Allah sendiri kabarkan kepada diri dia, dia akan tetap menjadi orang Yahudi dengan agama Yahudi sampai mati. Dia tetap akan menjadi seorang yang memiliki pemikiran Yahudi adalah 100% benar, Kristus atau Kristen adalah 100% salah. Dia tetap akan berjuang untuk membinasakan setiap orang Kristen dan berusaha untuk menahan pertumbuhan daripada gereja Tuhan. Saudara, karena apa? Karena di dalam perjalanan itu kehidupan dia, sama sekali tidak pernah terlintas dalam pemikirannya satu keraguan bahwa agama Yahudi itu salah, bahwa cara untuk mendapatkan keselamatan itu melalui ketiga hal ini. Walaupun mereka juga mengerti itu ada anugerahnya. Tetapi bagi mereka tiga hal ini adalah sesuatu yang penting sekali yang harus dipertahankan, dan itu membuat mereka menjadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan Allah. Saudara, ini yang terjadi.
Tetapi ketika dia mendapatkan satu kesadaran bahwa Kristus betul-betul Allah yang sejati, Kristus betul-betul menyelamatkan manusia yang berdosa, di dalam Kristus sungguh-sungguh ada keselamatan dan dia mendapatkan pengertian itu, saat itu juga Alkitab berkata, menjadi titik perubahan daripada kehidupannya. Dari seorang Yahudi yang melawan Allah, menjadi seorang Kristen yang taat dan setia kepada Tuhan Allah. Bahkan Alkitab berkata, dia menjadi orang yang Tuhan angkat untuk kedudukan seorang rasul, untuk melayani Tuhan Allah. Seperti seorang penjahat, pembunuh berdarah dingin, yang harusnya dihukum mati, tetapi dia mendapatkan grasi daripada presiden. Bukan hanya dibebaskan, bukan hanya hukumannya itu menjadi sesuatu yang tidak diperhitungkan bagi diri dia tapi bahkan dia didudukkan menjadi seorang duta besar, mewakili dari pada negaranya untuk berada di negara lain. Itu adalah suatu karunia yang luar biasa sekali dan ini yang Tuhan Allah kerjakan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Dari berdosa, dari seorang yang tidak layak menerima kedudukan sebagai anak Allah, dari seorang yang seharusnya dihukum dan tidak menerima satu sukacita di dalam Sorga, lalu Tuhan angkat kita, mendudukan kita sebagai anak, memberikan kita kebenaran mengenai diri Dia, mendudukan kita dalam suatu keadaan yang penuh sukacita bersama dengan Allah atau Kristus di dalam Sorga. Bukankah itu sesuatu yang luar biasa sekali, sesuatu yang sangat membawa sukacita, sesuatu yang harusnya membuat kita tidak bisa menguasai diri kita demi memberitakan kabar itu. Saudara kalau pergi makan ke suatu restoran yang enak sekali, mungkinkah Saudara menyimpan itu untuk diri sendiri? Egois ya kalau simpan untuk diri. Nda usah dipromosikan, dia pasti ngomong ke semua orang, jadi alat promosi gratis bagi restoran itu. Saudara, rahasia Kristus itu lebih enak dari makanan yang paling enak tengah-tengah dunia ini, rahasia Kristus itu menjadi sesuatu yang seharusnya kita promosikan melebihi mempromosikan makanan yang paling enak yang pernah kita cicipi dalam dunia ini. Itu harusnya terjadi.
Dan Paulus sendiri ketika dia menyadari itu, dia menjadi orang yang dikatakan bekerja lebih giat dari semua orang yang berkata dirinya adalah pelayan Kristus dan bukan hanya itu saja, dia menjadi seorang yang begitu kuat teguh di dalam menghadapi semua penganiayaan yang terjadi dalam kehidupan dia dan tetap begitu rajin untuk memberitakan injil di tengah-tengah semua kesulitan yang dia alami tersebut. Saudara, di dalam 2 Korintus 11: 22-29, di situ dikatakan Paulus adalah orang yang pernah dicambuk 40 kali kurang 1 sebanyak berapa kali? 5 kali. Dia pernah didera sampai berapa kali? 3 kali. Dia pernah dilempar batu sebanyak berapa kali? 1 kali, dikira orang mati, nda bergerak lagi. Dia pernah mengalami karam kapal. Dia pernah digigit oleh ular yang berbisa dan segala macam kesulitan dia pernah alami demi berita injil. Pertanyaannya adalah dia berhenti tidak? Dia menjadi tawar hati tidak? Dia menjadi mundur tidak? Dia menjadi merasa terjepit dan putus asa tidak? Alkitab bilang dia tidak mengalami itu semua, tapi dia terus beritakan injil sampai Tuhan katakan, “kamu harus beritakan sampai ke kota Roma,” dia tetap taat sampai ke Roma, walaupun saat itu ada nabi yang datang kepada dia, berkata, “engkau ketika pergi ke Yerusalem, tanganmu akan dibelenggu dan dibawa, diserahkan kepada orang-orang bukan Yahudi.” Lalu orang-orang Kristen datang kepada diri dia, lalu berkata, “Paulus, jangan pergi ke Yerusalem, nanti kamu mati disana, mereka sudah rencakan untuk menangkap dirimu.” Saya mau tanya kalau kita yang jadi Paulus , kita pergi nda ke Yerusalem? Paulus sudah ngerti dia harus pergi ke Roma untuk menjadi saksi disitu dan Tuhan sudah memberitakan itu dan walaupun dia dicegah, Paulus tetap pergi ke Yerusalem dan akhirnya membawa dia ke kota Roma. Saudara itu yang dilakukan oleh Paulus, dia begitu giat dan begitu rela menderita bagi Kristus dan tetap dengan giat memberitakan rahasia Kristus bagi dunia.
Nah ini memberikan kepada kita 3 pengertian penting ya, pertama adalah kesadaran atau pengertian akan rahasia Kristus, itu akan memberikan kepada kita kekuatan untuk menghadapi kesulitan, penjara dan lain-lain demi Kristus, bahkan membuat mulut kita tetap memuji Tuhan Allah kita walaupun kita di dalam kesulitan dan penderitaan tersebut. Saudara, siapa yang bisa lakukan ini kecuali kita ada di dalam Kristus dan mengerti kebenaran itu. Yang kedua adalah orang yang merasa paling tidak membutuhkan injil atau Kristus, dia sebenarnya adalah orang yang sangat atau paling membutuhkan injil atau Kristus. Paulus seorang yang paling merasa tidak membutuhkan injil, tidak butuh Kristus untuk menyelamatkan diri, dia sanggup menyelamatkan dirinya sendiri, justru dia adalah orang yang paling membutuhkan Kristus dalam kehidupan dia dan dia menyatakan itu melalui penerimaan dia akan Kristus dan kehidupannya yang begitu giat bagi Kristus. Yang ketiga adalah, makin besar kesadaran seorang akan dosanya itu akan menuntun dia untuk memiliki kesadaran yang makin besar akan kasih karunia yang ia terima di dalam Kristus, dosa makin besar dia rasa kasih karunia yang diterima makin besar. Ketika kasih karunia yang dia terima itu dia rasakan makin besar maka itu akan membuat dia makin gila bagi Tuhan, makin giat bagi Tuhan dalam kehidupan dia. Tapi sebaliknya juga terjadi, makin dia rasa dosanya kecil, itu akan membuat dia merasa, kasih karunia yang diterima makin kecil, makin kasih karunia yang diterima makin kecil itu membuat dia makin kurang giat bagi Tuhan Allah. Saudara, itu adalah hal yang berbanding lurus ya , kesadaran akan dosa yang besar, membuat kita makin giat bagi Tuhan, kesadaran dosa yang kecil membuat kita makin kurang giat bagi Tuhan. Tuhan menyatakan kalau kita ini adalah orang yang berdosa. Siapa orang berdosa? Semua kita adalah orang-orang yang berdosa, tidak peduli apakah dosa kita itu besar atau pun kecil, akibatnya adalah apa? Mati kan, hukuman dari pada Tuhan Allah. Mau dosanya kita anggap betul-betul banyak sekali dan tak terhitung dengan orang yang berdosa hanya satu saja, tetap hukumannya adalah mati. Jangan kira yang kecil ini bisa bebas dari kematian, tetap mati. Dan orang yang dosanya besar sekali pun dan dosanya kecil sekali pun, yang hanya satu, tetap membutuhkan anugerah keselamatan dari Allah dengan kadar yang sama besarnya. Saudara, kadar yang sama besarnya maksudnya orang yang berdosa banyak sekali dan tak terhitung, membutuhkan Yesus mati di kayu salib bagi diri dia, orang yang dosanya cuma satu saja yang bisa dihitung juga butuh Yesus mati di kayu salib bagi diri dia, sama besar kebutuhan itu.
Jadi, yang menjadi masalah adalah harusnya kita mengerti bukan kita itu lebih baik dari orang lain, bukan kita itu lebih sedikit dosanya dibandingkan orang lain tetapi yang penting itu adalah kesadaran kita bahwa kita adalah orang yang berdosa dihadapan Allah yang betul-betul besar dan luar biasa, yang nda mungkin bisa menebus kesalahan kita dengan kebaikan kita. Saudara, kalau lihat kepada orang lain lalu mengkomparasikan orang lain dengan diri kita, saya yakin Saudara tidak akan giat bagi Tuhan Allah. Tapi kalau Saudara mengkomparasikan diri kita dengan Tuhan, kita akan menjadi orang yang sangat giat sekali bagi Tuhan Allah, karena apa? Karena Allah itu terlampau besar, terlampau suci, terlampau kudus dan tidak mungkin bisa menerima dosa yang paling kecil sekalipun di hadapan Dia. Mungkin dokter yang paling ngerti, nda mungkin bisa menerima sesuatu yang tidak steril di dalam alat bedahnya. Satu alat bedah saja yang tidak steril itu bisa mengakibatkan pasien infeksi dan mati, tidak boleh sama sekali tanpa steril. Nah Saudara, begitu pun juga dengan Tuhan Allah. Kita bandingkan dengan siapa? Kalau kita bandingkan kepada manusia saya yakin kita akan merasa diri kita lebih baik dan kurang membutuhkan anugerah, padahal kita sangat membutuhkan anugerah Tuhan yang sama besarnya dengan orang yang kita anggap lebih jahat daripada diri kita. Jadi, kita perlu lihat ke atas, kita perlu komparasikan dengan Tuhan Allah. Makanya belajar firman itu penting. Makanya Paulus mengajak jemaat Efesus dengan diri kita melihat kembali kepada siapa diri kita dan siapakah Kristus itu, apa yang sudah Kristus lakukan bagi diri kita yang berdosa ini.
Saudara kalau kita nda pernah lihat kembali, kita sering sekali lupa merenungkan pekerjaan Tuhan dalam kehidupan kita, siapa diri kita dihadapan Tuhan, saya yakin kita nda mungkin menghargai anugerah kasih karunia Kristus, apalagi mau giat melayani diri Dia, nda mungkin terjadi dalam kehidupan kita. Bukan berarti kita adalah orang yang baik dan benar dan sedikit membutuhkan penebusan Kristus, bukan, cuma kita nda sadar kalau kita membutuhkan penebusan Kristus, itu saja, dan kita butuh karunia untuk itu. Kiranya Tuhan boleh menolong kita ya. Kiranya kita boleh bertumbuh di dalam kesadaran akan karunia Kristus dalam kehidupan kita. Kiranya kita boleh semakin mengerti rahasia Kristus dalam kehidupan kita dan apa yang Dia kerjakan bagi kita. Kita yang sama sekali tidak memiliki bagian dalam Kerajaan Allah seharusnya, Tuhan masukan kita dalam kerajaan itu dan menjadikan kita anak-anak dari pada kerajaan itu. Kiranya ini boleh menjadi suatu kekuatan yang besar dalam kita menjalani kehidupan kita sebagai orang percaya. Mari kita masuk dalam doa.
Kembali kami bersyukur Bapa, untuk firman-Mu, untuk rahasia kebenaran yang boleh Engkau bukakan bagi kami. Kembali kami bersyukur ya Bapa, untuk dimengertikan akan pekerjaan luar biasa yang boleh Engkau kerjakan bagi kami orang-orang yang berdosa ini. Kiranya Engkau boleh menolong kami untuk semakin bertumbuh di dalam kebenaran ini, semakin bertumbuh di dalam kekaguman hati kami akan apa yang Engkau kerjakan bagi kami, semakin bertumbuh dalam hati kami akan besarnya kasih karunia yang Tuhan telah sediakan bagi kami dan semakin bertumbuh dalam hati kami bahwa kami adalah orang-orang yang sungguh-sungguh berdosa dihadapan Engkau, yang tidak layak, yang tidak mampu menyelamatkan diri kami sendiri dengan kemampuan kami, sehingga kami boleh menghargai kasih karunia-Mu yang Engkau berikan di dalam Kristus Yesus, Anak Tunggal-Mu tersebut dalam hidup kami. Tolong kami masing-masing ya Bapa, sebagai orang yang ada di dalam gereja-Mu ini dengan suatu karunia kebenaran-Mu ini yang boleh sungguh-sungguh kami mengerti dalam kehidupan kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur dan berdoa. Amin.
[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]