Kel 20:12
Pdt. Jimmy Pardede, S.E., M.A.
Saudara di dalam bagian ini kita bisa melihat atau menafsirkannya dari banyak sudut pandang yang limpah, tetapi hari ini saya mau mengajak kita melihatnya dari sudut pandang pernyataan kemuliaan Tuhan. Nah kita seringkali membaca bagian ini seperti urutan undang-undang, ada pasal 1 ayat 1 dan seterusnya, tetapi bagian ini sebenarnya memberikan pengajaran yang saling berkait. Jadi setiap bagiannya dibagikan dengan berkait dan tidak menjadi bagian yang terpecah, ini adalah satu kesatuan. Jadi Tuhan tidak pernah memberikan pengertian undang-undang seperti itu, Tuhan tidak pernah memberikan seperti kitab undang-undang hukum dan lain-lain, tetapi Tuhan selalu memberikan sesuatu yang akan menyatakan siapa Dia di dala cara yang bersifat naratif. Ini akan saya jelaskan sedikit sebelum kita masuk ke dalam pengertian dari ayat 12.
Nah apa yang dimaksud dengan cara naratif? Maksudnya adalah Tuhan membagikan kebenaranNya di dalam kisah, di dalam story kalau kita mengatakan. Nah kisah ini adalah sesuatu yang akan membuat kebenaran itu selalu ada konteks, kebenaran tidak pernah bersifat abstrak, kebenaran tidak pernah bersifat terpisah dari sesuatu yang sifatnya kita jalani. Di dalam zaman modern kebenaran sering diperlakukan sebagai sesuatu yang terpisah dari kehidupan manusia karena manusia dipandang sebagai pihak yang menyelidiki, yang ada di luar dari apa yang sedang diselidiki. Ini metode penyelidikan yang sangat populer di dalam zaman modern tetapi yang sayangnya sangat kering dan sangat kosong kalau itu dibandingkan dengan Kitab Suci. Jadi cara penyelidikan dimana saya ada di luar dari yang diselidiki, yang diselidiki itu ada di luar saya, dan kebenaran itu bersifat sesuatu yang tidak berkait dengan saya. Kebenaran bukan subyektif, bukan berkait dengan saya, tetapi bersifat sesuatu yang di luar saya. Nah ini adalah mitos, atau ini adalah sesuatu yang salah sebenarnya. Kebenaran tidak pernah lepas dari saya, kebenaran tidak pernah lepas dari kita yang harus menghidupinya. Nah Tuhan tidak pernah memberikan pengertian apapun yang terlepas dari kehidupan manusia, maka Tuhan tidak memberikan pengertian yang sifatnya abstrak, yang sifatnya di luar kehidupan manusia, dan waktu kita perlakukan kebenaran Tuhan seperti sesuatu yang ada di luar kehidupan manusia maka kita akan sulit memahami apa yang Tuhan sedang nyatakan.
Saya mau ambil contoh, Saudara, di dalam Kitab Suci ada bagian yang mengatakan “Tuhan menetapkan semua, Tuhan tidak merubah ketetapanNya, dan Tuhan tidak berubah,” di satu sisi. Di sisi lain Tuhan mengatakan “Jika engkau berbalik dari dosa-dosamu Aku akan mengampuni engkau.” Contoh yang paling jelas di dalam Kitab Yunus, Tuhan mengatakan, “Aku akan menghancurkan Niniwe dalam 40 hari,” lalu Yunus berkhotbah, “40 hari lagi Niniwe akan ditunggang-balikkan.” Lalu orang Niniwe bertobat dan Tuhan ‘menyesali’ malapetaka yang Dia sudah rancang. Ini semua kalau kita tarik secara abstrak seperti berkontradiksi, yang satu bertentangan dengan yang lain. Maka waktu kita mencoba membentuk pengertian atau doktrin tentang Tuhan dengan cara seperti ini langsung ada kontradiksi-kontradiksi yang sampai sekarang membuat kita berdebat nggak habis-habis. Satu sisi orang pro kepada satu bagian dari Kitab Suci, sisi lain orang pro kepada bagian lain. Semua aliran itu punya dasar yang mereka kutip dari Alkitab. Jadi ini menjadi kesulitan di dalam gereja Tuhan, semua pengertian tentang Tuhan ditarik dari konteksnya dan dibuat menjadi kebenaran yang lepas dari konteks, lepas dari hidup, dan ini adalah kesalahan yang bisa jadi fatal. Maka Saudara dan saya tidak bisa memahami Tuhan dengan cara begitu, Saudara dan saya hanya bisa memahami Tuhan kalau Saudara dan saya tahu bahwa pemahaman itu akan menjadi bagian dari relasi saya dan Tuhan. Pemahaman yang akan mempertebal pengenalan saya akan Tuhan dan membuat saya semakin mengasihi Tuhan. Jadi ini bukan pengenalan kepada satu kebenaran yang sifatnya abstrak, tetapi ini adalah pengenalan yang membuat saya semakin mengenal pribadinya Tuhan. Dan Saudara tidak bisa kurung pribadi seperti Saudara mengurung pengertian yang Saudara temukan di dalam alam, pribadi itu bukan barang, pribadi itu jauh lebih kompleks dari apapun yang ada di dalam dunia ini, apalagi pribadinya Tuhan. Itu sebabnya mengerti kebanaran Tuhan tidak mungkin dilakukan dengan melepaskannya dari konteks, melepaskannya dari tempat yang Tuhan mau yaitu kehidupan kita.
Misalnya Saudara, tadi contoh yang saya ambil saya lanjutkan ya, Saudara memahami Tuhan yang menetapkan, Tuhan yang punya kedaulatan, di sisi lain Tuhan yang berelasi dan bereaksi kepada ciptaan. Kita berdoa dan Tuhan dengar, lalu Tuhan mengabulkan, ini 2 sering dibenturkan. Jadi untuk apa saya berdoa kepada Tuhan yang nggak akan merubah keputusanNya? Tapi di sisi lain Tuhan mendengar doa dan merubah keputusanNya. Mana yang benar? Dua-duanya mempunyai konteks. Maka untuk menerapkan pengenalan tentang Tuhan, kita harus tahu bagaimana dengan tepat menerapkan satu perspektif atau satu sudut pandang tentang siapa Tuhan di dalam cara yang tepat. Jonathan Edwards pernah mengatakan, “apakah engkau mengenal Tuhan sebagai Allah yang menyelamatkan di dalam ketetapan kekal?” Jawabannya, “iya dong.” “Kalau Tuhan sudah menyelamatkan seseorang di dalam ketetapan kekalnya maka ketika orang itu percaya dia pasti mendapatkan keselamatan dari Tuhan, betul ya? Betul. Apakah ini kebenaran abstrak, berlaku setiap saat kepada siapapun, kapanpun? Jonathan Edwars mengetakan ini kebenaran yang harus dimasukkan di dalam konteks hidup. Saudara bertemu dengan seorang Kristen yang menyesali dosanya, yang mengatakan, “saya banyak sekali berdosa, saya mau bertobat kepada Tuhan tapi saya tahu yang saya sudah kerjakan sepertinya unforgivable, tidak bisa dimaafkan, saya tidak mungkin mendapatkan pengampunan Tuhan. Bisakah orang seperti saya diselamatkan?” Maka Saudara bisa membagikan pengenalan tadi: “Tuhan kita sudah memilih kamu sebelum dunia dijadikan lho, Tuhan sudah memilih kamu bukan karena apa yang kamu kerjakan, jadi jangan khawatir. Pertobatanmu yang sungguh, itu bukan sesuatu yang Tuhan baru terima atau nyatakan sekarang, pertobatanmu adalah hasil pilihan Tuhan yang Tuhan sudah tetapkan dari kekekalan, jadi ini akan menguatkan orang itu. Tapi Saudara tidak boleh katakan hal yang sama kepada orang yang sedang di meja judi tanpa ada perasaan mau bertobat, Cuma mengklaim dengan mulutnya, “saya percaya Tuhan,” lalu Saudara mengatakan, “iya kamu percaya Tuhan, baik, meskipun kamu berjudi nggak apa, Tuhan sudah menetapkan kamu di dalam kekekalan, kamu tidak mungkin tidak selamat, keselamatanmu tetap di dalam Tuhan meskipun kamu berjudi.” Itu ngaco luar biasa. Untuk orang yang sedang berjudi Saudara harus mengatakan, “bertobatlah kamu atau Tuhan akan buang kamu.” Ini penggertian benar-benar dari Alkitab.
Saudara yang sedang nyaman di dalam dosa, tidak pernah peduli Tuhan, jangan pikir posisimu aman, Tuhan akan buang engkau, ini Alkitab katakan kok. Tuhan buang Yerusalem, Tuhan buang umat yang tadinya Tuhan pilih, Tuhan bisa lakukan itu. Tetapi di sisi lain Tuhan adalah juga Tuhan yang setia dengan perjanjianNya maka Tuhan memberikan pengertian keselamatan yang kekal di dalam pilihan Tuhan, tapi keselamatan ini tidak mungkin bisa lepas dari konteks itu. Keselamatan yang Tuhan rancangkan akan dimiliki oleh orang-orang yang dengan hancur hati datang kepada Tuhan dan bertobat kepada Dia, ini tidak boleh lepas. Maka banyak kali kita memahami Calvinisme dengan cara yang sangat salah. Ini banyak hal kita harus belajar balik ke Calvin karena Calvin agak beda dengan Calvinist.Calvinist memberikan set dari pengertian doktrin yang sepertinya terlalu kering dan lepas dari pergumulan hidup sehari-hari, tapi Calvin tidak pernah bahas seperti itu, Calvin menolak pakai pengertian kedaulatan Tuhan, dia lebih suka pakai providensia Tuhan. Karena kedaulatan Tuhan berarti Tuhan menetapkan semua, tetapi providensia Tuhan berarti Tuhan menetapkan semua demi memelihara umatNya, ada kalimat selanjutnya lho. Kenapa Tuhan tetapkan demikian? Demi pelihara umatNya. Kenapa Tuhan biarkan kerajaan bangkit lalu menghancurkan Israel? Demi memunculkan kaum sisa, yaitu kaum remnants yang akan Tuhan selamatkan dan melalui mereka Yesus akan lahir. Jadi Tuhan mengerjakan segala sesuatu untuk menopang umatNya, ini pengertian yang sangat-sangat limpah bukan sesuatu yang bersifat abstrak dan terpisah dari hidup kita.
Nah maka tidak ada pengertian dari Alkitab yang tidak ada wadah yang namanya kehidupan, Tuhan memberikan firman di dalam kehidupan orang Israel, Tuhan memberikan pengertian kepada orang yang real di dalam zaman yang real di dalam sejarah, dengan pergumulan yang real dan dengan tuntunan dari Tuhan yang juga real, nyata. Maka banyak sekali kita menjadikan Tuhan sangat tidak nyata, jauh sekali dari kehidupan kita, terpisah, kenapa terpisah? Karena kita mengenal Tuhan dengan cara yang abstrak itu, tidak ada kaitan dengan hidup saya tapi saya paham Dia di dalam pikiran. Kalau cuma memahami di dalam pikiran maka kita sebenarnya belum masuk ke dalam pengenalan yang benar akan Tuhan. Ada satu cerita yang sering dibagikan oleh seorang yang namanya John Frame, dia mengatakan pengenalan dan tindakan itu pasti akan berkait. Misalnya kalau Saudara melihat, ini contoh ya, di dalam piano itu ternyata ada bunyi, “tik, tok, tik, tok,” lalu Saudara lihat ini bunyi apa ya? Kemudian Saudara lihat ada 3 tabung warna merah, panjang, diikat dengan kabel, ada diikatkan ke pemicu yang dikaitkan lagi ke jam. Lalu jam itu sedang menunjukkan countdown, perhitungan mundur yang tinggal 30 detik. Maka Saudara waktu lihat itu bilang, “Oh ini bom, 30 detik lagi akan meledak. Saya pintar kan, saya bisa mengenali bom hanya dengan sekali lihat.” Maka Saudara undang orang-orang, “lihat sini semua, yuk datang, ini bom.. 30 detik lagi,” oh bukan 30, sekarang sudah tinggal 15 detik, “15 detik lagi akan meledak, bukankah kamu bisa menghargai kepintaran saya? Saya begitu pintar bisa…” Boom! Meledak. Mati semua. Tapi kalau Saudara betul-betul tahu itu bom, Saudara nggak akan bereaksi begitu. Saudara akan mengatakan, “Hei orang-orang, cepat lari keluar!” Itu reaksi yang benar, ini namanya pengenalan akan bom yang benar. Karena saya tahu itu bom, saya tahu efeknya, saya akan bertindak.
Demikian kalau Saudara mengenal Tuhan, Saudara tidak mungkin tidak takut berdosa. Yang masih tidak takut berdosa, cuma satu kesimpulannya, engkau belum milik Tuhan, engkau belum di dalam Tuhan, engkau belum menjadi anakNya. Nggak ada anak Tuhan yang tidak takut berdosa, semua gentar berdosa. Itu sebabnya kita musti pahami Kitab Suci dengan cara yang sangat tepat bahwa pengenalan akan Tuhan membuat kita bereaksi di dalam hidup, ada reaksi yang menyusul pengenalan itu, nah ini yang Tuhan mau. Maka Tuhan memberikan kisah dimana Dia menyatakan diri kepada sekelompok orang dan orang itu bereaksi kepada Dia, berespon kepada Dia, dan Tuhan berespon balik kepada mereka. Menjadi relasi yang indah, yang penuh dengan timbal-balik. Wah Saudara, ini bagia yang kita sering loss di dalam pengenalan akan Tuhan karena kita tahunya Tuhan seperti Tuhan yang kaku dan terpisah dari kita, yang tidak tersentuh sama sekali dengan kehidupan kita, ini bukan Tuhan yang diajarkan oleh Kitab Suci. Di dalam Kitab Suci dikatakan “Tuhan melihat umatNya diperbudak oleh Mesir dan hatiNya penuh dengan belas kasihan, Dia turun untuk menyelamatkan umatNya.” Perkataan itu sangat penting untuk kita pahami. “Dia turun,” ini nanti digenapi di dalam inkarnasi, Dia bukan saja turun tapi Dia jadi manusia. Dia turun karena hatiNya tidak tahan melihat penderitaan kita. Tuhan yang berelasi dengan kita dengan cara yang sepenuh hati dan masuk ke dalam kasih yang sejati, itu banyak loss dari pengertian kita yang terlalu memberikan pembahasan kepada Allah yang berdaulat dan terpisah.
Allah yang berdaulat tidak berarti terpisah. Kedaulatan Allah tidak dikurangi dengan Dia memberikan hatiNya bagi kita. Apakah ketika Saudara berdoa kepada Tuhan ini cuma sekedar ucapan mantra kosong? Tentu tidak, doa Saudara akan membuat hati Tuhan berlimpah di dalam sukacita. “Nggak lah, Tuhan tidak akan tergerak hatiNya karena kita terlalu rendah, kita di bawah Tuhan di atas,” itu bukan ajaran Kristen lho, itu ajaran epikuros. “Kita di bawah Tuhan di atas dan terlalu tinggi untuk mau berinteraksi dengan kita, Dia tidak mau berkait dengan kita, kita mau apapun Dia tetap bahagia, Dia tetap sukacita, Dia tidak tersentuh oleh kita,” itu bukan Tuhan Alkitab. Ketika Yerusalem berontak Tuhan mengatakan, “Betapa Aku rindu untuk mengumpulkan engkau tetapi engkau tidak mau, maka Saya buang kamu.” Jadi seperti orang berelasi, akan membuat dirinya rentan masuk ke dalam relasi, demikian Tuhan membuat diriNya rentan waktu Dia berelasi dengan kita. Saudara, kalau kita benar-benar mencintai orang lalu orang itu mengalami sesuatu, kita tidak mungkin tidak tergerak. ‘Kamu cinta pacarmu?’ ‘Cinta.’ ‘Tahu nggak pacarmu lagi kecelakaan, sekarang ada di rumah sakit?’ ‘Oh iya, saya tetap stabil.’ ‘Jadi bagaimana perasaanmu?’ ‘Datar.’ Lalu kunjungi pacar di rumah sakit dengan perasaan datar, ‘Bagaimana perasaanmu, hai sayang?’ ‘Sakit sekali!’ ‘Oh, sakit ya? Tenang, tidak boleh mengeluh. Kita orang Kristen harus tegar!’ Ini ada perasaan atau nggak? ‘Bagaimana perasaanmu melihat saya terbaring di sini?’ ‘Datar.’ ‘Kok bisa datar?’ ‘Karena aku unmoveable. Aku tidak tergerak sama sekali.’
Nah Saudara kenal Tuhan mirip begini tanpa Saudara sadari. Kita tidak mungkin mempengaruhi Tuhan, itu kan konsep yang kita terus ditekankan, dan itu dongeng, bukan dari Alkitab. Tuhan nggak pernah akan mempunyai respon kepada kita. Kita sakit, Dia biasa, ‘Aku tenang, Aku adalah Allah yang tidak tergerak.’ Kita mengalami kesulitan, ‘Aku tenang, Aku adalah Allah yang tidak tergerak.’ Kita mentaati Dia, ‘Aku tenang, Aku adalah Allah yang tidak tergerak.’ Nggak ada itu di dalam Alkitab! Waktu kita menyangkali Dia, hati-Nya hancur dan marah. Waktu kita mentaati Dia, hati-Nya penuh dengan sukacita. Alkitab mengatakan, “Satu orang berdosa, bertobat, seluruh Sorga bersukacita.” Bukan cuma malaikat, Tuhan pun bersukacita. Kok bisa Tuhan bersukacita karena kita? Karena Dia mengasihi kita. Yohanes 3:16 itu kalimatnya indah sekali, kenapa Yesus dikirim? Karena ketetapan kekal-Nya? Iya. Tapi juga karena kasih-Nya kepada manusia. “Karena begitu besar kasih-Nya, maka Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.” Tuhan kita adalah Tuhan yang masuk ke dalam relasi, mau memperkenalkan diri kepada kita dan mau membuat diri-Nya ada di dalam bagian hidup kita karena kita ada di dalam bagian hidupnya Tuhan. Tuhan sangat peduli kita, sehingga seluruh rencana-Nya yang Dia nyatakan di dalam Kitab Suci adalah rencana yang berpusat pada manusia. Harap ini menjadi sesuatu yang merubah hidup. Jangan abaikan firman yang memberikan berita terlalu indah seperti ini! Maka Tuhan memperkenalkan diri selalu di dalam konteks yang menuntut kita untuk menghidupi pengenalan itu. Tuhan menuntut Israel dengan memberikan firman yang harus dijalani di dalam hidup, tetapi Tuhan juga menyatakan, ketika Israel menjalankan apa yang Dia tuntut, damai sejahtera Tuhan akan ada pada mereka. Ini janji yang Tuhan berikan dan Tuhan tidak akan tarik. Maka Tuhan menyatakan diriNya kepada orang Israel, memperkenalkan diri-Nya kepada mereka sebagai Allah yang menyertai, yang memimpin, yang menuntun, yang mempunyai ketetapan, tetapi yang juga masuk ke dalam relasi dengan orang Israel.
Nah, maka waktu kita membaca Kitab Keluaran 20, kita memahami hal yang sangat penting, Tuhan memberikan firman-Nya yang menjadi intisari dari pembahasan Taurat, di dalam konteks hidup yang sangat clear. Konteks hidup orang Israel: Tuhan mau Israel hidup dengan cara yang berbeda dengan bangsa lain. Apa yang bikin Israel beda dengan bangsa lain? Bukan cuma moral, bukan cuma cara hidup, tetapi Israel bisa menikmati kemuliaan Tuhan. Ini hal yang spesifik, secara khusus Tuhan berikan kepada umat Tuhan. Orang lain tidak bisa menikmati kemuliaan Tuhan, hanya umat Tuhan yang bisa. Nah itu sebabnya, kalau kita menjadi umat, tetapi kita tidak bisa menikmati kemuliaan, maka kita sedang kehilangan hal yang sebenarnya paling berharga di dalam mengenal Tuhan. Kemuliaan Tuhan nyatakan bagi Israel. Waktu Israel berdosa, menyembah lembu emas, Tuhan mengatakan, ‘Saya akan tarik kemuliaan-Ku dan Saya akan kirim malaikat menyertai kamu.’ Ini kalimat dari Tuhan bikin Musa sangat takut. Maka Musa datang ke Tuhan lalu mengatakan, ‘Jangan Tuhan, jangan tarik kemuliaan-Mu, jangan tarik diri-Mu. Sertailah kami!’ Tuhan mengatakan, ‘Kalau Aku menyatakan penyertaan-Ku dan kemuliaan-Ku, dan kau terus berdosa seperti ini, maka kamu akan musnah.’ Maka Musa bilang, ‘Kalau mau musnahkan Israel, musnahkan aku juga. Hapus namaku dari kitab Kehidupan-Mu.’ Wah ini doa Musa yang berani sekali, ‘Tuhan hapus saya kalau Tuhan nggak mau pelihara Israel. Jadi Tuhan harus pilih: Tinggalkan Israel dan tinggalkan saya juga – atau – sertai saya dan sertai Israel.’ Kenapa Musa ngomong gini? Karena sebelumnya Tuhan mengatakan kepada Musa, ‘Saya akan hancurkan Israel tapi Saya akan bangkitkan engkau menjadi umat yang besar. Kamu Musa, kamu akan jadi kepala dari umat yang baru. Nanti umat yang baru ini, tidak hanya disebut: Umatnya Abraham, Ishak, dan Yakub, tetapi akan disebut: Umat keturunan Abraham, Ishak, Yakub, dan Musa.’ Nama dia akan masuk ke dalam nama bapa dari umat Tuhan. Ini janji Tuhan kepada Musa. Mau tidak? Musa bilang, ‘Tidak.’ ‘Lho kenapa tidak?’ ‘Karena saya tidak mau umat ini binasa. Tuhan ampuni mereka atau jangan ampuni mereka dan jangan ampuni saya. Tuhan harus pilih!’ Ini Musa berani ya doa kaya gini. Saudara berani doa begini?
Di dalam ke gereja, orang yang paling berdoa adalah orang yang paling egois. Orang yang mengaku setia sama Tuhan, paling malas berdoa, paling nggak ngerti mau doa apa, paling nggak ada ambisi waktu doa. Saudara kalau doa minta kebangunan, musti punya ambisi. ‘Tuhan berkati kota ini, saya sangat mohon, saya minta Tuhan lakukan itu. Dengar doa saya.’ Saudara benar-benar ngotot minta, tetapi bukan sesuatu yang bersifat pribadi. Nah maka Musa mempunyai kengototan dalam hal ini: ‘Tuhan harus pilih, musnahkan Israel musnahkan saya – terima saya terima Israel. Mau yang mana?’ Wah ini berani sekali. Dan Tuhan hargai doa seperti ini lho. Tuhan tidak hargai doa yang kering-kering: ‘Tuhan, kehendak-Mu jadilah! Tuhan mau lakukan A, A, B ya B, terserah Engkau!’ Seolah-olah ini doa yang penuh penghargaan kepada kedaulatan Tuhan. Tetapi sebenarnya ini adalah doa dari orang yang nggak peduli apapun yang akan terjadi, ‘Tuhan mau kerjakan apa, terserah Tuhan, karena aku nggak peduli. Yang penting hidupku baik, usahaku lancar, Tuhan mau bikin apa, itu kedaulatan-Mu ya Tuhan, terserah Engkau.’ Ini orang yang pura-pura suci tetapi sebenarnya hatinya tidak pernah punya gairah untuk apapun selain untuk diri. Tapi orang yang punya gairah untuk kemuliaan Tuhan dinyatakan, Dia akan berdoa dengan spesifik, ‘Tuhan berikan kebangunan, Tuhan berikan pertobatan, Tuhan berikan pertumbuhan bagi gerejaku. Tuhan berikan banyak orang bertobat dan kembali kepada-Mu.’ Dan doa ini didoakan bukan dengan separo-separo, dengan sungguh-sungguh meminta kepada Tuhan. Seolah-olah kalau Tuhan tidak kabulkan, kita mati. Ini kalau doa belum pernah kita alami, kita belum pernah benar-benar mengalami indahnya berdoa.
Saudara, dalam beberapa tahun terakhir, di Bandung terus berdoa untuk kebangunan. Kita terus memohon, ‘Tuhan, tambahkan lebih banyak orang, kita harap Tuhan kerjakan yang besar, yang agung, yang bisa mempengaruhi banyak.’ Dan kadang-kadang Tuhan jawab doa dengan cara yang unik. Kemarin di KKR terakhir, justru dengan cara di blow-up di media, orang jadi perhatikan KKR di Bandung. Ini sesuatu yang sangat mengherankan, Tuhan jawab doa kita. Tetapi doa yang dipanjatkan itu benar-benar menggerakkan hati. Ada orang-orang yang berdoa mengatakan, ‘Tuhan jika Engkau sudah tidak mau berkati kota Bandung, saya tidak mau lanjutkan hidup.’ Ini kalimat doa yang bikin saya mau nangis dengarnya. Kalau ada orang-orang Kristen doa seperti ini, selalu ada pengharapan untuk bangsa ini. Tapi orang Kristen yang terlalu malas untuk mempunyai hati untuk bangsa ini, dia tidak layak disebut Kristen.
Nah maka Musa mengatakan, ‘Tuhan pilih, hancurkan mereka hancurkan saya, berkati saya berkati mereka.’ Maka Tuhan mengatakan, ‘Baik, Saya dengar permintaanmu, Saya tidak hancurkan mereka. Saya akan memberkati.’ Lalu Musa ngotot, masih minta lagi. Ini sudah permintaan dikabulkan, masih berani minta lho! ‘Tuhan saya minta lagi.’ ‘Apa?’ ‘Izinkan aku memandang kemuliaan-Mu!’ Lho kenapa Musa minta ini ya? Karena dia mau tahu, benar nggak Tuhan menyertai? Kalau Tuhan menyertai, Tuhan izinkan kemuliaan-Nya dinyatakan. Kalau Tuhan izinkan kemuliaan-Nya dinyatakan, bolehkah saya lihat? Seolah-olah Musa mengatakan, ‘Kalau Tuhan benar mau janjikan, mana buktinya?’ Kira-kira begitu, ‘Bolehkah aku lihat cicipannya? Tuhan benar mau menyertai? Berarti Tuhan mau menyatakan kemuliaan. Kalau Tuhan benar mau menyatakan kemuliaan, bolehkah aku menengok sedikit dari kemuliaan itu?’ Dan Tuhan mengatakan, ‘Itu pun Saya akan dengar. Tapi engkau tidak akan lihat wajah-Ku, engkau hanya akan lihat belakang-Ku!’ Wah ini kalimat yang besar sekali, ‘Engkau tidak akan lihat wajah-Ku, engkau akan lihat belakang-Ku saja.’ Kenapa wajah Tuhan tidak dilihat Musa? Karena di dalam Injil Yohanes, dikatakan, yang paling dekat dengan Tuhan, yang memandang wajah Tuhan, itu adalah Yesus Kristus, ‘Tidak seorang pun pernah memandang Allah, kecuali Anak Tunggal Allah.’ Itu Yohanes pasal yang ke-1, ‘Tidak seorang pun pernah lihat wajah Allah.’ Itu kira-kira paralelnya ada di Kitab Keluaran. Maka Musa meminta, ‘Bolehkah aku pandang kemuliaan-Mu?’ Dan Tuhan katakan, ‘Engkau hanya akan menengok belakang-Ku.’ Nah Musa melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan dan dia mengalami kehidupan yang penuh dengan kelimpahan.
Saudara, hidup yang penuh dengan kelimpahan adalah hidup yang menikmati kemuliaan Tuhan. Kalau tidak, Saudara akan mengalami kehidupan yang suam-suam kuku dengan Tuhan, yang tidak tergerak sedikit pun, ketika Tuhan berfirman pun, kita tidak ada di dalam level yang mengagumi. Saudara dengar khotbah pun mungkin tidur kalau hal seperti ini. Kenapa seperti itu? Karena tidak pernah mengalami Tuhan. Kenapa tidak mengalami kemuliaan Tuhan padahal Tuhan berjanji menyatakannya? Ini problem yang harus kita tanya, ‘Tuhan, mengapa aku tidak menikmati Engkau? Mengapa aku tidak menikmati penyertaan-Mu? Mengapa sepertinya aku makin disingkirkan dari menikmati Tuhan?’ Saudara benar-benar harus khawatir hal ini kalau ini terjadi dalam hidup Saudara. Musa khawatirkan ini, dia mengatakan, ‘Tuhan hadir! Nyatakan diri-Mu, nyatakan kemuliaan-Mu, nyatakan penyertaan-Mu bagi umat Tuhan, dan izinkan saya lihat!’ Dan Musa tahu, ‘Kalau Tuhan tidak berkenan, dia berani pandang kemuliaan wajah Tuhan, dia pasti mati.’ Ini permintaan yang berbatasan antara hidup dan mati. Orang yang benar-benar mau ikut Tuhan, sudah tidak peduli hidup matinya, dia lebih peduli relasinya dengan Tuhan sebagai sesuatu yang ingin dia kejar mati-matian. Maka Musa minta hal ini, dan Musa minta Tuhan pun menyertai umat-Nya. Dan Tuhan mengatakan, ‘Aku akan lakukan.’ Ini kalimat benar-benar indah. Karena Musa, Tuhan masih mau sertai umat Tuhan, dan karena Tuhan masih mau sertai umat Tuhan, maka umat Tuhan bisa menikmati kemuliaan Tuhan dihadirkan di tengah-tengahNya. Ini kalimat yang kita harus kita pahami dengan benar. Karena kemuliaan Tuhan yang kita nikmati, menjadi tulang punggung dari aliran yang sangat penting dari teologi Reformed.
Saudara, di dalam aliran dari pengaruh dari Puritan di Inggris, dimunculkan pengakuan iman Westminster. Lalu dari pengakuan iman Westminster, dibikin tanya jawab untuk Sekolah Minggu yaitu Westminster Larger and Shorter Catechism. Di dalam Shorter Catechism, langsung dimulai dengan pertanyaan: Apakah tujuan hidup manusia? Ini besar lho pertanyaannya: Apa the chief end? Kamu ada untuk apa? Kenapa saya ada dalam dunia ini? Kalau saya tidak mengerti tujuan saya di dunia ini, apa gunanya ada di dunia ini? Dan di dalam Shorter Catechism dikatakan: Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmati kemuliaan itu, menikmati Dia. Kalau begitu kemuliaan Tuhan itu apa ya? karena kalau saya tidak mengerti kemuliaan Tuhan, saya tidak mengerti untuk apa saya hidup. Saudara, ini pertanyaan penting sekali. Kalau saya tidak mengerti kemuliaan Tuhan, untuk apa saya hidup? Saya akan isi hidup saya dengan hal yang kosong, pengakuan dari dunia ini, harta yang tambah banyak, dan semua hal yang saya nikmati tapi bukan Tuhan. Akhirnya kita masuk di dalam kehidupan yang penuh dengan omong kosong, penuh dengan tawaran palsu, penuh dengan kepuasan palsu, penuh dengan hal yang akan membuat kita semakin kosong, semakin kosong. Dan makin panjang kita jalani hidup, makin sadar, hidup sudah saya lewati dengan banyak kesia-siaan.
Nah ini sebabnya kita musti mengerti apa itu kemuliaan Tuhan dan Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dengan cara yang limpah sekali. Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dengan memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang mempunyai kekuatan dan kuasa untuk menopang seluruh hidup, sebagai Allah yang menyatakan kemuliaan-Nya di dalam keseharian. Nah ini pengertian yang harus kita pahami. Tuhan tidak nyatakan kemuliaan dengan cara besar tapi Tuhan nyatakan kemuliaan dengan cara yang meskipun tetap besar, tapi kita bisa nikmati setiap hari. Alkitab mengatakan, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dalam firman, dan Alkitab mengatakan juga, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di dalam alam ciptaan. Pernahkah kita menyadari hal ini? Di dalam alam ciptaan Tuhan sedang menunjukkan kemuliaan-Nya. Dan Alkitab juga menyatakan hal yang lain, yaitu Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya secara personal melalui perwakilan-Nya, yaitu gambar Allah, yaitu manusia. Maka manusia menjadi pernyataan kemuliaan Tuhan bagi manusia yang lain. Aku adalah gambar Allah, aku memancarkan kemuliaan Allah. Siapa yang nikmati pancaran kemuliaan ini? Manusia lain. Aku adalah gambar Allah. Aku memancarkan kemuliaan Allah. Siapa yang menikmati pancaran kemuliaan ini? Manusia lain. Oh berarti satu manusia menikmati pancaran kemuliaan dari manusia lain? Iya. Nah itulah yang Tuhan sedang nyatakan di dalam Sepuluh Hukum.
Saudara, di dalam Hukum pertama dikatakan, jangan ada padamu Allah lain. Kenapa tidak boleh ada Allah lain? Karena engkau akan menikmati kemuliaan dengan cara yang salah. Jika kita mengenal berhala, kita akan mengenal yang salah, dan kita akan dipengaruhi oleh yang salah itu. Saudara, di dalam buku dari seorang namanya Gregory Bill, Bill mengatakan bahwa Alkitab mengajar: siapa yang engkau sembah, dialah contoh teladan kita. Saudara menyembah berhala, maka berhala akan jadi contoh teladan untuk kita. Dan kalau saya menyembah berhala, saya akan dibentuk menurut gambar dan rupa berhala. Di dalam bagian dari Mazmur dikatakan ini, berhala itu punya telinga, punya mata, tapi tidak melihat, tidak mendengar. Berhala dibikin seperti manusia, dengan telinga tapi tidak mendengar. Dengan mata tapi tidak melihat. Kalimat berikutnya yang menakutkan. Demikianlah jadinya orang yang membuat berhala dan menyembahnya. Jadi penyembah berhala akan mirip berhala, Tuhan katakan. Kenapa? Karena berhala adalah sembahannya. Nah kalau berhala ada telinga tapi dia nggak bisa dengar, umat Tuhan pun akan punya telinga tapi nggak bisa dengar. Umat Tuhan tidak bisa dengar firman. Umat Tuhan anti firman. Umat Tuhan nggak nyambung sama kalimatnya Tuhan.
Sering kali kalau kita dengar khotbah, misalnya ya, ada orang ajak orang ke KKR dengar Pak Stephen Tong khotbah. Setela pulang saya tanya, gimana khotbahnya? “Nggak ngerti saya, itu orang perlu belajar khotbah.” Wah saya mau marah-marah tapi juga harus sabar. Kenapa kamu bilang orang itu harus belajar khotbah? Kalau saya nggak ngerti berarti orang itu harus belajar khotbah? Lalu saya ingatkan, di dalam Alkitab, Tuhan Yesus khotbah orang-orang nggak ngerti lho. Lalu Tuhan Yesus katakan, “sudah begitu degilkah hatimu?” Tuhan Yesus tidak koreksi diri, “Waduh kamu nggak ngerti ya?” “Nggak.” “Waduh, Saya salah apa ya? Salah metode khotbah. Oke, poin-poinnya kurang jelas, kurang banyak ilustrasi?” Tidak. Tuhan mengatakan “sudah sedemikian degilkah hatimu sehingga apa yang Aku bicarakan kamu tidak mengerti? Aku membawa berita dari atas, kamu cuma tahu di bawah sini. Aku menyatakan pengenalan akan Tuhan, engkau tidak pernah mengenal Dia. Itulah sebabnya engkau tidak mendengarkan kata-kata-Ku. Aku membawa pesan dari Bapa-Ku dan engkau tidak kenal Dia.” Bahkan kalimat lebih keras Tuhan katakan, “iblis adalah bapamu. Kamu lebih suka dengar dia daripada dengar Tuhan.” Wah kalimat ini menakutkan sekali. Tuhan menyatakan diri tapi umat Tuhan nggak dengar, kenapa? Di dalam Mazmur sudah dikatakan karena mereka bertelinga, tapi nggak dengar, mirip berhala mereka. Siapa yang kita sembah, kita akan tiru yang kita sembah. Saudara sembah manusia, mengagumi orang, Saudara akan makin mirip kerusakan dari dia. Saudara mengagumi Tuhan, Saudara akan makin mirip Tuhan. Maka Tuhan mengatakan jangan ada allah lain karena kemuliaan dari allah lain tidak mungkin menggantikan kemuliaan yang akan Aku berikan. Ini sama seperti orangtua berkata kepada anak, “jangan dengerin orang lain, dengerin papa mama.” Kenapa dengerin papa mama? “Karena papa mama mengerti yang baik buat kamu. Orang lain punya motivasi yang nggak jelas untuk kamu, tapi kami punya motivasi yang tulus.” Ini yang Tuhan sedang nyatakan, jangan ada allah lain. Tidak ada yang sanggup menggantikan kemuliaan Tuhan yang kamu bisa nikmati di dalam hidupmu.
Lalu di bagian kedua dikatakan, jangan membuat patung menyerupai apa pun, jangan kurung kemuliaan Tuhan dengan cara yang nyaman untuk kamu pahami. Ini kalimat kedua penting sekali. Jangan buat patung. Kenapa jangan buat patung? Karena Tuhan mempunyai cara menyatakan diri. Jangan kurung cara Tuhan menyatakan diri dengan cara yang kita terbiasa dan kita nyaman. Orang dulu kalau mau mengenal dewanya ya, pakai patung. Lalu liat patung menjadi lambang dari apa yang ada pada dewanya. Dulu orang Mesir akan membuat dewa matahari berinkarnasi. Ini inkarnasi yang ngaco ya, bukan seperti inkarnasi Tuhan Yesus. Datang ke dalam dunia tetapi menjadi sapi, nama sapinya adalah Apis. Nah ini mirip dengan bahasa Indonesia, sapi, Apis, cuma rubah-rubah huruf sedikit. Jadi ada sapi yang disebut Apis dan pada tahun perayaan ada dipilih satu sapi yang paling bagus di seluruh Mesir. Ini namanya pemilihan ratu kecantikan sapi. Nah siapa sapi yang paling bagus, begitu sudah ketemu ditaruh di satu mezbah, kemudian setelah ditaruh di atas mezbah langsung dianggap ini adalah perwujudan dewa matahari. Maka orang-orang yang sakit akan datang berdoa kepada sapi ini minta kesembuhan. Nah di dalam 10 tulah ada yang unik. Tuhan berikan penyakit sampar kepada sapi. Setelah itu Tuhan berikan penyakit kulit kepada orang di tulah yang berikut. Waktu orang kena penyakit mereka mau datang ke sapi untuk minta disembuhkan. Lalu mereka pilih mana sapi yang terbaik, semua sapi sudah kena penyakit sampar. Jadi waktu mereka berdoa sama sapinya, “Oh dewa sapi, Apis, sembuhkan saya.” Kalau sapinya bisa ngomong dia akan bilang, “Gua juga lagi sakit. Kenapa minta sama saya? Saya pun sakit kayak kamu.” Jadi Tuhan bener-bener mempermain-mainkan Mesir. Nah tapi orang Israel nggak ngerti-ngerti juga. Ketika Tuhan bicara dengan Musa di atas gunung, di bawah Harun membuat anak lembu emas. Kenapa dia bikin lembu emas? Karena ini cara paling nyaman untuk kenal Tuhan.
Saudara, cara paling nyaman untuk kenal Tuhan tidak tentu Tuhan setuju. Kadang-kadang kita mau merendahkan Tuhan supaya bisa dimengerti oleh orang dengan cara yang sembarangan. Ada orang mengatakan kenapa ya kita nggak undang anak muda dengan bikin tempat kebaktian mirip diskotik? Anak muda pasti senang. Kalau bikin dengan musik yang senang, yang semangat, yang hura-hura, itu pasti orang muda senang. Saya paling bingung dengan konsep musik semangat. Maksudmu musik semangat itu apa? Orang yang pikirannya sangat rendah, nggak mau menggali kualitas dirinya, akan memahami semangat hanya di dalam beat dan tempo ketukan. Cuma itu. Jadi kalau mau semangat harus gimana? [pukul-pukul mimbar,red] Nah itu semangat? Atau beat-nya dipercepat, nah itu baru semangat? Tapi pernahkah dengar musik klasik yang kelimpahan semangatnya bisa dibagikan di dalam polifoni nada? Ini nggak pernah dipikirkan oleh anak zaman sekarang karena polifoni nada bukan sesuatu yang gampang untuk dibuat. Ketika Bach bikin semangat, waktu dia menyatakan musik, ia menyatakan pujian bagi Tuhan. Itu bagian membuat semangat bukan karena beat ,bukan karena tempo, tapi gabungan dari banyak hal. Nah makin kita nggak ngerti hal ini, makin kemanusiaan kita kualitasnya turun. Saya percaya budaya agung dari sebuah bangsa hanya mungkin masuk kalau orang pelajari budaya paling bagus dari sejarah. Kenapa Indonesia bisa merdeka? Karena pada zaman tahun 45 banyak orang dengan kualitas tinggi yang mengerti peradaban. Tuhan berkati bangsa ini.
Pemimpin-pemimpin bangsa kita di dalam awal-awal kemerdekaan punya pengertian yang luas sekali. Saudara, Mohammad Hatta pernah tulis buku tentang filsafat Yunani, Bung Karno ngerti filsafat barat,mereka ngerti musik klasik. Komposer-komposer lagu-lagu wajib yang kita kenal di sekolah kita adalah orang-orang yang sangat ngerti komposisi dan sangat ngerti tradisi musik klasik. Maka kalau Indonesia nggak ada lagi orang seperti ini, jangan mimpi bangsa ini maju. Kalau anak muda cuma seneng musik-musik disko, musik pop, dan lain-lain, nggak ada harapan untuk bangsa ini. Maka siapa yang kerjakan ini untuk bangsa ini? Gerakan Reformed. Saudara, banyak orang remehkan Gerakan Reformed Injili, tapi kita satu-satunya yang kerjakan, gereja lain nggak ada yang kerjakan. Di Bandung gereja injili sudah terpengaruh musik karismatik, cuma tahu cari anak muda tapi nggak pernah mendidik mereka. Ini sama dengan kalau orang debat di gubernur atau cagub, bagaimana caranya terpilh? Ya, kasih satu miliar. Kasih uang. Lalu gimana? Pindahin jangan? Jangan pindahin, kasihan. Nanti mereka mau gimana? Jadi kamu mau apa terserah kamu. Mau tinggal di pinggir kali, silahkan. Mau tinggal di tengah sungai, silahkan. Kamu mau di mana kami nggak larang. Itulah gereja sekarang. Kamu mau musik apa, kami kasih. Kamu mau gaya apa, kami berikan. Ini gereja bener-bener bodoh. Kalau nggak ada gerakan Reformed Injili, Indonesia nggak ada harapan. Nah karena ada gerakan Reformed Injili, masih ada tonggak yang mengatakan, “Hei anak muda, belajar klasik. Hei anak muda, belajar yang susah. Supaya kamu punya kualitas baik.” Bangsa ini merdeka karena ada orang yang pelajari budaya paling agung dan mereka cukup banyak. Waktu lihat diskusi mereka, luar biasa agungnya. Saya nggak bisa sebut satu-satu. Waktu saya di Malang saya banyak beli buku-buku bekas dari zaman-zaman ketika Indonesia merdeka. Buku-buku yang ditulis oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan lain-lain. Dan mereka bicara dengan banyak hal yang mungkin cuma orang Reformed yang ngerti. Mereka memperbandingkan pikiran Plato dan Aristoteles, mengaitkannya dengan musik dan lain-lain. Dimana orang-orang seperti ini sekarang ya? Nah itu sebabnya kalau gerakan Reformed Injili mandek dan tidak mau kembali kepada yang asli maka gerakan ini pun akan redup dan Indonesia tidak punya harapan. Jangan remehkan pernyataan kemuliaan Tuhan di dalam hal yang sempit yang bisa dinikmati banyak orang tapi yang mengkompromikan keagungan Tuhan. Nah maka Tuhan mengatakan, jangan ada patung, jangan ada allah lain, jangan buat apa pun yang menyerupai apa di langit dan di bumi dan menyembah kepadanya.
Lalu yang berikut, jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan karena Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dengan menggunakan nama-Nya sebagai label. Waktu Saudara tarik nama Tuhan, apa pun itu yang ada nama Tuhannya harus sesuatu yang agung. Ketika Saudara bersumpah pakai nama Tuhan, harus sesuatu yang besar. “Aku bersumpah demi Tuhan, aku tidak melakukan pembunuhan ini.” Itu masih bener. Tapi kalau Saudara bilang “aku bersumpah demi Tuhan, bukan aku yang parkir mobil di sebelah,” itu ngapain pakai nama Tuhan. “Aku bersumpah demi nama Tuhan, besok akan datang ke mal untuk janjian,” nggak usah pakai nama Tuhan. Hal remeh jangan tarik nama Tuhan. Orang yang jujur bilang ya dan tidak untuk hal yang seperti ini. Kalau tidak ada kaitan dengan hukum, dengan pengadilan, dan yang memerlukan sumpah, jangan sebut nama Tuhan dengan sembarangan. Sekarang orang kepeleset pun sebut nama Tuhan lalu pikir rohani ya? Ada orang kepeleset sebut nama Allah. Aduh, ngapain? Kalo kaget ya kaget, nggak usah sebut nama Tuhan. Nah maka Tuhan melarang nama-Nya disebut dengan sembarangan, karena Tuhan ingin ketika nama-Nya ditarik, apa pun yang berkait dengan nama-Nya harus sesuatu yang agung. Itu sebabnya saya kurang setuju ketika orang-orang mempermainkan nama Tuhan bikin T-shirt lalu tulis nama Tuhan dengan cara yang menghina. Ada yang tulis Holy Spirit di dalam botol Sprite, lalu kata Sprite dipelesetkan jadi Spirit. Ini pengurus mahasiswa di kampus saya bangga sekali pakai kaos, saya langsung marahin lho, “Kamu ngapain pakai kaos itu?” “Kenapa Pak?” “Itu tulisan Roh Kudus lho.” “Iya, Roh Kudus,keren kan Pak?” Saya pengen robek bajunya lho tapi nggak boleh. Kamu kok hina nama Tuhan ya, tarik nama Tuhan untuk hal-hal yang mirip iklan. Iklan minuman ringan. Iklan soft drink taruh nama Tuhan. Ini penistaan lho. Tapi banyak orang Kristen bodohnya bukan main, hal ini pun nggak ngerti. Maka nama Tuhan kalau mau ditarik harus sesuatu yang agung. Pikir sendiri, bolehkah taruh nama Dia untuk sesuatu yang remeh? Tidak. Kenapa? Karena kemuliaan-Nya dinyatakan melalui nama-Nya. Nah ini hal yang ketiga.
Lalu hal yang keempat dikatakan kuduskan hari sabat. Kenapa kuduskan hari sabat? Karena akan ada hari di mana Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dengan penuh suatu hari nanti. Dan hari itu kita peringati atau kita alami secara sedikit di dalam Sabat. Sabat adalah gladi, kalau menurut istilah Pak Billy, gladi resik untuk hari di mana Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dengan sempurna. Ini latihannya kita lho. Saudara kalau nggak bisa alami kebaktian dengan baik, Saudara akan sulit mengalami hari itu. Senang nggak kebaktian? Senang ya. Saudara mengalami gairah waktu datang kebaktian? Iya? Saya lihat wajah lemes. “Iya pak, saya seneng sekali datang kebaktian,”bagus, karena inilah cara Saudara dilatih untuk menikmati saat ketika Tuhan datang kembali. Di sini Saudara tidak nikmati, nggak ada harapan. Maka ini menjadi saat kita menikmati firman, menikmati memuji Tuhan, menikmati berdoa kepada Tuhan, karena mengingat, suatu hari nanti Dia akan menyatakan kemuliaan-Nya dengan sempurna dan hari ini adalah hari kami berlatih menikmati apa yang Tuhan akan nyatakan dengan genap nanti. Itu sebabnya Tuhan katakan, kuduskan hari Sabat.
Lalu yang menarik adalah, di bagian yang menjadi inti pembahasan atau puncak pembahasan hari ini, ayat 12, hormati ayahmu dan ibumu. Saudara, kata ‘hormat’ ini memakai kata yang sama dengan pernyataan kemuliaan Tuhan. Pakai kata kabad. Kabad itu apa? Glory,kemuliaan. Maka di sini dikatakan, muliakanlah ayahmu dan ibumu. Wah, ngeri ya. Kita disuruh muliakan ayah dan ibu, yang bener pak? Itu penyembahan berhala. Maksudnya kita berdoa sama orang tua? Bukan, yang Tuhan maksudkan adalah, ayah dan ibu adalah figur yang Tuhan pakai untuk menyatakan kemuliaan-Nya di tengah keluarga. Maka kita harus menghargai kemuliaan ini dengan memberikan penghormatan. Maka sebenarnya ini perintah bukan cuma buat anak, “Hai anak-anak, hormatilah orang tuamu,” ini perintah bagi orangtua, “Hai orangtua, jadilah orang yang terhormat.” jadi bagian ini sangat penting anak bisa memahami kemuliaan Tuhan karena Tuhan nyatakan dengan cara yang lebih kompleks yaitu pada diri orangtua. Kalau pada bagian sebelumnya Tuhanmenyatakan kemuliaan tidak boleh dibandingkan dengan patung, OK berarti kemuliaan Tuhan lebih besar dari patung; yang berikut kemuliaan Tuhan melekat pada nama-Nya, jangan perlakukan nama-Nya dengan sembarangan, OK kemuliaan Tuhan dan nama-Nya itu identik; yang berikutnya, hormati hari Sabat, ada hari Tuhan nyatakan kemuliaanNya dengan genap; konsep kemuliaan masih ngawang-ngawang, masih belum terlalu jelas.Ayat12 atau Hukum yang ke-5, memberikan penjelasan kemuliaan Tuhan yang paling real engkau bisa lihat adalah di dalam diri orang tuamu.
Ini tugas berat sekali loh. Saudara.Saya waktu mengkhotbahkan bagian ini di Bandung, ada orang selesai kebaktian datang ke saya, “Pak, setelah dengar khotbah saya jadi ragu-ragu menikah.” “Kenapa ragu-ragu menikah?” “Karena saya akan jadi orangtua.”“Lah.. terus kenapa?”“Bapak tadi bilang orangtua justru menyatakan kemuliaan Tuhan, ada tugas sangat besar pada diri orangtua,” maka saya mengatakan, “iya, memang berat.” “Wah saya baru tahu lho kalau berat.” “Ya bertobatlah kalau sekarang sudah tahu, jalani hidup yang benar, jadi orangtua untuk mencerminkan kemuliaan Tuhan.”Karena anak-anak di suruh menghormati orangtua karena kemuliaan Tuhan yang tinggi, yang agung Tuhan izinkan dicicipi oleh mereka melalui orangtua.Orangtua sempurna? Tidak, tetapi Tuhan menuntut di dalam pergumulan bertumbuh kerohaniannya orangtua tetap dipakai Tuhan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Kemuliaan dalam hal apa? Ada banyak sekali aspek, kemuliaan di dalam mewakili keadilan dan kasih Tuhan, ada pada orangtua. Kemuliaan untuk mewakili relasi yang disatukan, Allah Tritunggal, Tiga tapi Satu, orangtua dua dan satu; Tritunggal, Tiga dan Satu, Banyak dan Satu, Tiga Pribadi Satu Allah; orangtua, dua pribadi diikat menjadi satu. Jadi, gambaran tentang Tritunggal yang paling dekat itu orangtua.Guru nggak bisa begitu loh, anak datang ke sekolah nggak mungkin gurunya mengatakan,“meskipun kami banyak tapi kami disatukan di dalam Tuhan, apa yang disatukan oleh Tuhan tidak boleh diceraikan manusia,” ini kalimat cuma ada di pernikahankan. Adakah seorang sahabat bilang ke sahabatnya, “kita disatukan dalam Tuhan ya dan apa yang disatukan oleh Tuhan tidak boleh diceraikan oleh manusia”? Di dalam Alkitab dikatakan roh Daud dan Yonatan berpadu tapi nggak pernah dikatakan mereka satu di dalam Tuhan.Benar orang Kristen satu di dalam Kristus tapi bukan di dalam ikatan perjanjian yang real baik secara batin maupun fisik. Dua orang yang menikah, secara batin dan secara fisik di dalam relasi seksual itu menjadi satu. Nah, maka tidak ada gambaran yang paling mendekati tentang Tritunggal selain yang dicerminkan oleh orangtua. Pendeta tidak bisa lakukan ini, guru di sekolah tidak bisa melakukan ini, dan tidak ada orang bisa lakukan ini kecuali orangtua dari si anak, maka inilah privillege atau hak istimewa menjadi orangtua. Tidak semua orang jadi orangtua, benar, tapi mereka yang Tuhan izinkan jadi orangtua mempunyai hak istimewa ini: mencerminkan banyak sisi dari kemuliaan Tuhan yang tidak bisa di-cover oleh yang lain.
Apakah seluruh kemuliaan Tuhan dicerminkan oleh orangtua? Pasti tidak, tetapi banyak hal yang dicerminkan oleh orangtua di dalam kasih, keadilan, relasi yang satu dan banyak, ini orang tua bisa berikan bagi anak.Maka di sini kita lihat ada pembinaan yang sangat penting bagi orangtua bahwa tugas mereka berbagian di dalam pernyataan kemuliaan Tuhan. Anak harus menyadari hormat kepada Tuhan itu sesuatu yang abstrak, Tuhan nggak kelihatan kok, kita melatih penghormatan kepada Tuhan melalui menghormati orangtua. Lalu bagaimana orangtua mencerminkan Tuhan? Dengan cara menjalani hidup yang menjadi teladan supaya anak bisa melihat “Tuhan yang jauh, sudah saya bawa dekat, bukan hanya melalui pengajaran saya, tapi melalui hidup saya.” Bagaimana Tuhan dibawa? Ya dengan menyatakan hidup karena Allah adalah Person, Pribadi yang mempunyai hidup di dalam diri-Nya sendiri, lalu Tuhan memberikan kita punya hidup di dalam diri kita untuk mencerminkan hidupNya Tuhan. Nah itu sebabnya Tuhan yang jauh menyatakan diri melalui alam, menyatakan diri melalui orangtua, menyatakan diri melalui relasi antar manusia. Nah Saudara, ini jadi prinsip yang penting untuk kita mengerti ordo dan pernyataan penghormatan kepada Tuhan yang diberikan kepada otoritas di atas, otoritas di atas harus tahu dia mewakili Tuhan bukan menggantikan Tuhan. Orangtua bukan gantikan Tuhan, maka jadi orangtua tidak bisa tuntut anak menyembah dia, “anakku, aku orangtua, Alkitab mengatakan aku menyatakan kemuliaan Tuhan, taatlah kepadaku, perkataan orangtua tidak bisa dibantah, aku ngomong A harus A, kalau nggak awas kamu!”Nggak gitu loh, karena Tuhan pun nggak menyatakan begitu kok kepada Israel.
Saudara pernah inget Tuhan mengatakan apa kepada Israel dengan pemaksaan, pernah nggak? Apakah Tuhan paksa Israel jadi umat-Nya? Tidak. Tuhan bikin mereka “dirayu” untuk menjadi umat-Nya. Tuhan mengatakan, “Aku bebaskan engkau dari Mesir untuk jadi umat-Ku, mau ngak? Nggak mau? Kalau nggak mau kamu hidup di luar Aku, kalau mau engkau hidup di dalam Aku.” Tuhan nggak paksa mereka harus hidup di dalam Tuhan, tapi mereka harus taat, kenapa? Karena nenek moyang mereka Abraham, Ishak, Yakub sudah janji sama Tuhan. Jadi mereka dituntut oleh Tuhan untuk taat karena “nenek moyangmu sudah taat.” Tuhan nggak pernah paksa Abraham ikat perjanjiankan? “Abraham ayo ikat perjanjian, mau gak? Gak mau? Awas lu gak mau.” “Ehh saya gak mau lho Tuhan.” “Mati loe!!” “Oh ya sudah okelah, terpaksa.” “Benar ya?” “Iya, iya, iya.” “Rela nggak nih?” “Yah enggak sih.” “Eh jangan bilang enggak.” “Oke, oke, oke.” Polisi kalau tilang orang yang sudah pernah mengalami penilangan model begini, “mau bayar di sini atau nanti?” Wah kan kalau bayar disini nyogok.“Ini mah serelanya, tapi kalau gak rela, ya sudah SIM mu saya tahan.”“Ya saya nggak rela pak.”“Kalau gitu bayar.”“Tapi saya nggak rela bayar,” mau pilih mana? “Ya sudah bayar.”Misalnya lalu Saudara bayar, polisinya bakal bilang “rela nggak nih?” Kalau di bilang nggak rela, panjang lagi. “Rela,” dia ambil lalu kita jalan terus. Benar rela? Enggak, itu pemaksaan, Tuhan nggak pernah paksa seperti itu.“Abraham mau pindah gak? Rela enggak?”“Enggak sih Tuhan di sini rumahnya bagus.”“Ayolah pindah kalau enggak, mati, gimana? Pilih mati atau pergi?”“Yaa, pergi deh.”“Bener ya? Rela gak?”“Rela.”“Bener ya rela ya?”“Rela.”“Ya bener ya, kalau gak saya matiin lo?”“Iya ya ya rela,”nggak begitu kan. Tuhan mengatakan “Abraham, Saya akan janji kepada mu untuk berikan kamu tanah yang berlimpah, akan menjadi milik keturunanmu, akan Aku tunjukan kemudian,” dan dia ikut.
Maka Tuhan memberikan perjanjian kepada Abraham dan Tuhan memberikan perjanjian yang sama kepada kita, Tuhan mengatakan “maukah engkau mengikut Aku?” Tuhan tidak paksa, Tuhan rubah kita dari dalam ke luar, Tuhan nggak paksa kita dari luar ke dalam.Ada perubahan yang pelan-pelan Tuhan bentuk dan di dalam kerelaan kita mengikut Tuhan.Saya yakin diantara Saudara tidak ada satu pun yang dipaksa jadi Kristenkan? Bahkan tidak ada satu pun yang dipaksa jadi anggota gereja ini pastinya. Saudara kalau mau masuk jadi anggota gereja ini musti ikut katekisasi dulu, setelah itu harus minta permohonan sendiri, minta pindah kalau memang anggota gereja lain.Lalu setelah itu kalau nggak mau minta atau nggak dikasih surat permohonan pindah, tanda tangani surat pernyataan: “saya dengan kerelaan hati, mau pindah ke sini tanpa dipaksa siapapun.” Kalau Saudara masih melihat Tuhan sebagai yang mengancam untuk ikut Dia, Saudara salah kenal Tuhan. Tuhan tidak ancam, Tuhan justru membujuk dengan hal yang lebih baik, Tuhan tawarkan hal yang lebih baik, Tuhan nggak pernah suruh kita tinggalkan hidup yang lama lalu masuk ke dalam pengharapan yang kosong.Dia memberikan janji yang begitu besar sehingga penggenapannya akan mengaggumkan kita. Abaraham di suruh pindah dari tempat yang bagus ke tempat yang tidak jelas, tapi ada janji “keturunanmu akan jadi berkat bagi seluruh bumi” dan ini digenapi di dalam Kristus.Maka Tuhan tidak denganpakai paksaan dan otoritas yang kejam.Demikianlah orangtua harus melakukan hal yang sama, harus tahu bagaimana membentuk anak.Kadang dengan disiplin yang keras, dengan hukuman, kadang dengan tawaran dan ini dilakukan dengan seimbang.Maka Tuhan menjadi pola bagi pendidikan orangtua kepada anak, apa yang Tuhan kerjakan bagi Israel, itu yang harus kita kerjakan kepada sang anak dan di sini kita mempunyai patron yang indah, yaitu Tuhan yang menyatakan relasi kepada Israel.Maka biarlah kita mengingat hal ini, Saudara dan saya yang menjadi orangtua, menjadi cerminan dari kemuliaan Tuhan sekaligus pernyataan otoritas yang Tuhan miliki, yang harus dihormati.Kita yang menjadi anak harus ingat, tunduk kepada Tuhan adalah sesuatu yang sangat jauh, tapi saya akan belajar itu dengan tunduk kepada orangtua yang menjadi wakil Tuhan untuk menyatakan otoritas Tuhan.
Di Perancis ada revolusi yang sangat besar, sangat terkenal, ketika orang-orang Perancis adakan revolusi Perancis mereka memenggal raja Louis XVI dan istrinya, kemudian mereka mengatakan,”kita sekarang bersaudara, kita sekarang sama rata, kita sekarang tidak ada perbedaan, bebas.Ada kebebasan, ada kesamarataan dan tidak ada yang kuasai kita.”Tapi mereka stres sendiri karena di tengah-tengah hidup tanpa otoritas, banyak sekali kekacauan terjadi.Dimana-mana ada rakyat, dimana-mana ada kekacauan, dimana-mana ada penjarahan.Maka mereka mengatakan “kalau begini terus caranya kita gak tahan,” akhirnya mereka minta bisa ada orang yang tangani ini semua, muncul seorang namanya Napoleon. Napoleon ini orang yang sangat berbakat di dalam perang, satu kali ketika dia akan perang dengan Inggris, waktu dia masih pimpin tentara dari Perancis, dia minta seluruh meriam diseret ke atas gunung yang ada dekat pelabuhan, semua orang bingung, “tarik meriam ke atas, berat loh?” Napoleon bilang, “lakukan atau saya tembak!”Ya sudah semua lakukan.Maka meriam di tarik dengan paksa ke atas, lalu setelah itu ketika kapal inggris mendekat, Napoleh kaatakan,“sekarang tembak dari atas ke bawah,” ternyata dari atas ke bawah bikin range meriamnya lebih jauh dari pada dari bawah ke bawah jadi ini taktik yang brilian sekali.Orang sadar ini pemimpin yang sangat pinter. Napoleon akhirnya mengklaim diri sebagai Kaisar Perancis. Jadi bayangkan ya, dulu raja dipenggal, sekarang muncul kaisar.Raja dan kaisar bedanya apa? Kaisar itu lebih otoritasnya daripada raja.Raja adalah raja dari suatu kerajaan, kaisar adalah pemimpin dari banyak kerajaan. Ada Kerajaan Roma tapi ada Kekaisaran Roma, bedanya Kekaisaran Roma sudah mencaplok banyak kerajaan lain, maka Napoleon lebih tinggi dari Raja Louis yang mereka penggal. Ini binggung ya, penggal satu diktaktor, muncul diktator yang lebih keren, lebih hebat, lebih mengerikan, lebih menakutkan lagi.Maka orang Perancis bilang,“ya sudahlah kamu jadi kaisar, mendingan satu yang galak, yang kacau, daripada semua rakyat jadi kacau.”
Maka ketika orang Belanda adopsi revolusi Perancis mengatakan, “Di Belanda harus ada kebebasan, Partai Liberal bikin Belanda bebas, tidak ada otoritas.” Abraham Kuyper melawan mati-matian, dia mengatakan, “Saya lawan. Tidak mau ikut! Saya punya partai beda dengan partai kamu.” Maka Partai Liberal dilawan dengan partainya Kuyper dan partai Kuyper adalah partai anti revolusi. Dia mengatakan orang yang tunduk kepada revolusi, yang tidak ingin otoritas raja, sebenarnya bersalah karena tidak ingin otoritas Tuhan. Nggak mau Tuhan maka nggak mau raja. Tetapi raja juga punya kesalahan, karena nggak mau Tuhan, ingin jadi raja bagi dirinya sendiri, dia lupa kalau dia adalah perwakilan Tuhan. Maka orangtua jangan lupa, engkau perwakilan Tuhan, engkau tidak punya otoritas dalam dirimu. Dan anak-anak jangan lupa, engkau tidak bisa belajar tunduk kepada Tuhan yang tidak kelihatan kecuali engkau belajar tunduk kepada otoritas yang kelihatan. Kiranya Tuhan memimpin kita mampu menikmati kemuliaan Tuhan dan menikmati berkatNya dengan limpah. Mari kita berdoa.
Ya Bapa di Sorga, tolong kami untuk menikmati Tuhan dengan cara yang limpah, tolong kami untuk menikmati firman, menikmati relasi dengan Tuhan, menikmati hari demi hari melangkah menikmati kemuliaan Tuhan. Kami bersyukur karena Tuhan menyatakan kemuliaan melalui otoritas yang Tuhan adakan dalam kehidupan kami, terutama di dalam diri orangtua kami. Jika kami adalah orangtua, mampukan kami mencerminkan kemuliaan Tuhan, mampukan kami mencerminkan apa yang Tuhan mau kami cerminkan. Dan jika kami adalah anak-anak, Tuhan mampukan kami untuk tunduk padaMu di dalam cara yang benar dan mencerminkan kebertundukan itu dengan kebertundukan kepada orangtua kami. Terima kasih Bapa di Sorga, peliharalah hidup kami dan pimpin kami untuk menikmati tahap-tahap pertumbuhan iman kami. Tuntun kami dengan tanganMu yang penuh kasih tapi juga penuh dengan ketegasan. Biarlah kami dibentuk di dalam hidup kami untuk mengikuti Tuhan. Terima kasih Bapa di Sorga. Di dalam nama Tuhan Yesus kami sudah berdoa dan bersyukur. Amin.
[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]