Ef. 3:14-21
Pdt. Dawis Waiman, M.Div.
Bapak, Ibu, Saudara, yang dikasihi Tuhan, jemaat Efesus sebenarnya bukanlah jemaat yang dari orang Kristen. Permulaan dari jemaat Efesus adalah mayoritas dari orang-orang yang non-Yahudi atau orang-orang kafir. Nah, orang-orang kafir pada waktu itu adalah orang-orang yang menyembah berhala di dalam kehidupan mereka. Jadi, sebagian mereka adalah penyembah berhala, sebagian besar dari mereka adalah dulunya seorang budak atau hamba, yang mungkin juga pada waktu Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus, sebagiannya masih tetap merupakan seorang budak di dalam kehidupan mereka; Orang-orang yang dianggap kecil, yang tidak berarti, yang tidak penting sama sekali. Dan di dalam jemaat Korintus Paulus memang pernah berkata, “ingatlah dahulu saudara-saudara, pada waktu engkau menjadi orang Kristen, engkau bukan orang-orang yang terpandang, tidak banyak dari antara engkau adalah orang yang bijak, tidak banyak daripada engkau adalah orang yang berpengaruh dan tidak banyak daripada engkau adalah orang-orang yang terpandang. Tapi walaupun mereka adalah orang-orang yang kecil, yang tidak ada artinya sama sekali dibandingkan para petinggi, pejabat atau orang-orang besar saat itu, yang penting, namun hati Paulus betul-betul tetap tertuju kepada jemaat daripada Efesus ini atau jemaat daripada Korintus juga. Orang yang dia layani, dia sungguh-sungguh curahkan perhatiannya.Darimana kita bisa tahu hatinya ada di orang-orang yang dia layani?Karena di dalam surat-surat yang dia tuliskan, Paulus masukan pokok-pokok doa bagi orang-orang yang dia layani tersebut. Jadi, doa itu adalah suatu ungkapan hati yang terdalam dari seorang percaya kepada Tuhan Allah dan apa yang dia pentingkan dalam kehidupan dia, yang di dalam pelayanan dia, dia doakan itu, itu menyatakan apa yang ada di dalam hati orang itu. Jadi, pada waktu Paulus mendoakan jemaat Efesus berarti Paulus memiliki hati yang sungguh-sungguh ditujukan bagi jemaat Efesus dan mengasihi jemaat Efesus itu.
Lalu di dalam doa yang dia naikan kepada jemaat Efesus, apa yang dia doakan? Kalau Saudara perhatikan, di dalam bagian dari ayat yang kita baca, Paulus menghendaki jemaat Efefsus itu mencapai suatu tingkat kerohanian yang tinggi, yang paling tinggi dalam kehidupan mereka. Paulus nda puas hanya melihat jemaat Efesus yang memiliki pengetahuan yang dasar mengenai iman lalu mengenai kehidupan seorang Kristen, tapi Paulus betul-betul menginginkan jemaat Efesus itu bertumbuh di dalam iman, bertumbuh di dalam suatu kehidupan Kristen sampai pada tingkat yang paling tinggi yang bisa mereka capai, yang di kehendaki oleh Tuhan Allah. Nah, Saudara bisa lihat ini dalam ayat 19 maupun ayat 21.Di ayat 19 dikatakan, “dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” Paulus ingin jemaat Efesus itu penuh di dalam seluruh kepenuhan Allah. 21, “bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya.” Kenapa kita perlu penuh di dalam seluruh kepenuhan Allah? Paulus berkata di dalam doanya, supaya kita punya kehidupan yang penuh di dalam seluruh kepenuhan Allah untuk membawa kemuliaan bagi Allah, bagi Tuhan dalam kehidupan mereka. Jadi, kalau kita perhatikan, pengalaman kehidupan Kristen itu adalah suatu pengalaman yang penting yang harus dimiliki oleh semua orang Kristen.Tetapi pengalaman kehidupan Kristen yang limpah, yang kaya itu, adalah sesuatu yang bisa dikatakan tidak mungkin bisa terjadi tanpa kita menerapkan kuasa Allah di dalam kehidupan kita sehari-harinya.
Saudara, Allkitab mengajarkan pada waktu kita menjadi orang Kristen, yang membuat kita bisa menjadi orang Kristen itu karena karunia Tuhan, inisiatif Tuhan yang memulai tindakanNya untuk menyelamatkan kita dan menjadikan kita seorang Kristen.Lalu pada waktu kita sudah menjadi orang Kristen, apa yang harus kita lakukan untuk mempertahankan kehidupan kerohanian kita, kesetiaan kita kepada Tuhan Allah, atau memiliki kehidupan Kristen kita yang baik dan setia? Alkitab juga berkata itu bukan sesuatu yang bisa kita usahakan dengan kekuatan kita sendiri, tapi itu adalah suatu karunia anugerah Tuhan, penopangan Tuhan, pemeliharaan Tuhan yang terus Tuhan berikan dalam kehidupan kita supaya kita bisa setia di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang Kristen, menghidupi iman kita, semakin betumbuh dalam iman, semakin mendekati atau serupa dengan Yesus Kristus dalam kehidupan kita. Karena itu, kalau kita dikatakan sebagai orang yang percaya di dalam Tuhan dan kita ingin memiliki suatu kehidupan yang limpah di dalam kekayaan kelimpahan kehidupan Kristen, apa yang harus kita lakukan?Kita nda bisa menggunakan kekuatan kita sendiri untuk mengusahakan itu. Kalau Saudara berpikir, Saudara sekarang menjadi orang Kristen, Saudara bisa memiliki suatu kehidupan yang diubahkan, semakin serupa dengan Kristus hanya dengan kekuatan kita sendiri, mungkin yang kita akan hadapi adalah kekecewaan demi kekecewaan dalam kehidupan kita, karena apa? Karena yang kita pikir tentang kebenaran firman itu semua adalah sesuatu yang tidak bisa kita capai dalam kehidupan kita atau sulit sekali kita capai dalam kehidupan kita, karena apa? Sebabnya karena, mungkin, kita tidak menerapkan kuasa Tuhan di dalam kehidupan kita sehari demi sehari yang kita lalui. Saudara, kita perlu ingat, untuk bisa hidup sebagai seorang Kristen yang terus bertumbuh di dalam kekudusan, bertumbuh di dalam seluruh kepenuhan Allah, kita harus menggunakan kuasa Allah yang sudah Tuhankaruniakan dalam kehidupan kita.
Nah, bagaimana kita menggunakan kuasa Allah itu? bagaimana kuasa Allah itu bisa bekerja dalam kehidupan kita? Saudara, ini adalah satu rahasia yang Kitab Suci nyatakan bagi kita ya.Pada waktu kita menjadi seorang Kristen maka yang membuat kita menjadi orang Kristen itu adalah karunia Tuhan, sepenuhnya 100% adalah karunia Tuhan.Dan setelah kita menjadi orang Kristen, apa yang harus kita lakukan lagi? Alkitab berkata memang segala sesuatu yang membuat kita bisa hidup sebagai orang Kristen yang baik dan bertumbuh adalah kuasa Tuhan yang bekerja dalam kehidupan kita, tetapi jangan lupa, Alkitab juga berkata, pada waktu kita sudah menjadi orang Kristen, Tuhan memberikan kuasa itu dalam kehidupan kita, hati yang baru dalam kehidupan kita, keinginan yang baru dalam kehidupan kita, untuk mengingini apa yang menjadi kekudusan Tuhan dalam kehidupan kita, untuk mengingini suatu pertumbuhan dalam kehidupan kita sesuai dengan setiap firman dan kebenaran yang Tuhan sudah karuniakan bagi diri kita.Dan ingin ini, untuk bertumbuh itu, dengan suatu kesadaran akan kuasa Tuhan yang harus bekerja untuk menopang kehidupan kita, itu harusnya membawa kita masuk ke dalam suatu kehidupan yang berdoa di hadapan Tuhan. Saudara bisa ikuti ini ya, ini adalah hal yang berkaitan dengan kerohanian, kehidupan orang Kristen yang seringkali diabaikan dan tidak dianggap sebagai hal yang penting dalam kehidupan kita.
Tapi yang saya mau sampaikan, saya selalu tekankan dari mimbar ini adalah Saudara kenapa memiliki kehidupan yang sering kali hidup di dalam dosa, hidup di dalam kekurangan standar seperti yang Tuhan tuntut dalam kehidupan kita, apakah karena kita kurang mengetahui kebenaran? Saya di dalam setiap pergumulan untuk menyampaikan firman, saya selalu berdoa, mimbar ini Tuhan pakai untuk menyampaikan kebenaran, sejelas mungkin agar orang-orang yang mendengarnya bisa mengerti apa yang menjadi firman Tuhan dan mereka bisa memahami kehendak Tuhan dan mereka bisa mentaati kehendak Tuhan, itu yang selalu menjadi pergumulan doa saya setiap kali saya harus naik ke mimbar untuk menyampaikan Khotbah. Pada waktu Saudara mendengar firman Tuhan, hidup sebagai orang Kristen yang bergereja di sini, saya mau tanya, apakah kita masih kurang mengetahui apa yang menjadi kebenaran firman Tuhan? Saya pikir kita cukup mengetahui atau bahkan melampaui apa yang menjadi ukuran standar normal orang-orang Kristen yang lain, kita sudah melampaui pengetahuan itu, pertama. Kedua, apakah kita tahu apa yang menjadi tujuan Tuhan di dalam menebus kita di tengah-tengah dunia ini? Pasti tahu kan? Karena salah satu syarat menjadi orang Kristen harus tahu apa yang menjadi tujuan Tuhan menebus dia dan menjadikan dia sebagai orang Kristen. Nah itu adalah satu hal yang selalu kita angkat di dalam mimbar ini. Kalau kita tahu ada Tuhan yang bekerja, siapa Tuhan itu, apa yang Tuhan kehendaki, apa yang Tuhan tuntut dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, pertanyaannya bisakah kita hidup seperti yang Tuhan kehendaki itu? Jawabannya bagaimana? Adakah pertumbuhan dalam hidup kita menuju apa yang Tuhan kehendaki itu? Ada tidak? Mungkin ada, tetapi pertanyaannya seberapa persen atau besarnya pertumbuhan yang kita alami dalam kerohanian kita menuju kepada apa yang Tuhan kehendaki?
Saudara, kadang-kadang kita menjadi orang Kristen itu pikir ala kadarnya itu cukup, tapi kalau kita sekolah, kita bekerja, kita nda berpikir ala kadarnya, kita berusaha untuk menuntut yang terbaik untuk kita bisa kejar dan kita peroleh, tapi begitu berbicara mengenai hal-hal yang bersifat rohani kita pikir, “Oh kalau saya sudah bisa menghadiri kebaktian, atau saya sedikit menghadiri doa, atau sedikit pelayanan itu sudah cukup. Saya tidak perlu lagi menuntut diri untuk memiliki satu kehidupan rohani sesuai dengan standar yang Tuhan berikan.” Paulus berdoa di bagian ini supaya kita sepenuhnya dipenuhi oleh kepenuhan Allah, itu berarti kita tidak pernah boleh puas dengan apa yang menjadi standar kita yang ala kadarnya tapi kita harus menempatkan standar kita itu begitu tinggi dengan standar kesempurnaan yang Allah miliki sendiri, lalu kita memiliki kehidupan yang menuntut menuju kepada standar kesempurnaan itu. Saya percaya firman bisa menguduskan kita, saya percaya setiap kebenaran yang disampaikan itu Roh Kudus bisa pakai untuk membentuk kita menjadi orang yang semakin mengerti kehendak Tuhan, yang semakin hidup bagi kemuliaan Tuhan, tapi Saudara, ingat satu hal, pada waktu Tuhan memberitakan firmanNya dan kehendakNya bagi kita Tuhan juga memberikan satu syarat yang lain, syarat yang lain itu adalah apakah kita menginisiasi, apakah kita menggunakan segala kebenaran tentang Tuhan dan kuasa Tuhan yang sudah dikaruniakan bagi kita untuk bisa diaplikasikan di dalam kehidupan kita.
Di dalam pasal yang pertama Paulus bilang begitu limpah sekali: siapa orang Kristen? Orang Kristen adalah hasil kerja dari pada tiga Pribadi Allah Tritunggal. Siapa orang Kristen? Orang Kristen itu adalah orang yang sudah diberikan segala karunia yang ada di Sorga, kelimpahan itu sudah menjadi milik kita. Siapa orang Kristen? Paulus bilang orang Kristen adalah orang yang sudah diberikan kuasa yang membangkitkan Kristus dari kematian, itu ada pada kita dan bekerja dalam kehidupan kita.Tapi Saudara, kalau kuasa itu yang begitu besar, yang membangkitkan Yesus Kristus, yang adalah Roh Allah sendiri yang ada di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang yang sudah ditebus dalam Kristus, kenapa pertumbuhan kita secara rohani itu sedikit sekali dan ala kadarnya? Kenapa kita nda bisa bertumbuh secara sepenuhhnya menuju kepada kesempurnaan yang diharapkan oleh Tuhan dalam kehidupan kita? Di dalam Yakobus 4, satu ayat yang saya percaya kita seringkali membaca atau bahkan kita kutip untuk menjelaskan kepada orang lain ketika mereka ada di dalam suatu pergumulan doa yang tidak terjawab. Waktu ditanya, “kenapa waktu doa tidak dijawab?” Jawabannya apa? Kita dengan kutip Yakobus 4:2-3, “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” Saudara, Yakobus disini berkata orang ingini sesuatu dia bisa dapatkan itu tidak? Yakobus bilang kamu nggak dapatkan itu. Kenapa kamu nggak dapatkan apa yang kamu ingini? Sebabnya karena dua hal, satu adalah kamu tidak berdoa, kedua adalah mungkin kamu berdoa tetapi kamu berdoa secara salah. Jadi ada dua hal yang Yakobus ingatkan, waktu kita mengingini sesuatu kamu doa nggak? Kalau kamu doa, doanya bagaimana? Ini adalah dua hal yang harus kita perhatikan di dalam kehidupan doa kita dan kehidupan kita sebagai orang Kristen.
Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang dimaksudkan dengan ‘mengingini’ itu? Ingini apa? Saudara kalau doa ingini apa? Kesehatan? Pekerjaan? Berkat? Studi yang sukses? Kenaikan jabatan? Segala hal seperti itu yang kita doakan. Nanti kita akan lihat ya, pada waktu Paulus berdoa apa yang menjadi penekanan dari doa yang Paulus naikkan kepada Tuhan Allah, tetapi pada bagian ini saya mau kutip terlebih dahulu bahwa kenapa kita tidak memiliki satu pertumbuhan rohani seperti yang Tuhan kehendaki atau rasul kehendaki untuk memiliki kesempurnaan di dalam Tuhan? Jawabannya mungkin karena kita nda pernah mendoakan kerohanian kita dengan sungguh-sungguh sehingga kita nda memiliki satu pertumbuhan di dalam kehidupan Kristen kita atau pengalaman kehidupan Kristen kita yang kudus di hadapan Tuhan dan kudus di hadapan sesama manusia. Saudara, kadang sedih sekali dalam hati ya, kita sudah berusaha melayani dengan sungguh-sungguh, kenapa sulit sekali orang untuk belajar hidup taat kepada Tuhan Allah? Setelah kita mengabarkan firman dengan sepenuh hati supaya orang bisa mengenal Tuhan, kenapa kehidupan itu tetap sepertinya egois sekali demi untuk kepentingan diri sendiri dan tidak ada suatu keinginan untuk membawa orang kepada Tuhan? Kenapa tidak ada satu pertumbuhan rohani di dalam kehidupan kita? Maafkan kalau saya ngomong agak keras karena ini adalah suatu keprihatinan yang ada di dalam hati. Saya percaya hati seorang hamba Tuhan yang ada di dalam mimbar gereja ini adalah ingin melihat jemaat yang dia layani itu bertumbuh di dalam iman dan kekudusan. Kenapa itu terjadi semua? Mungkin karena kita tidak terlalu care atau peduli dengan pertumbuhan rohani kita dibandingkan dengan segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan kita di tengah-tengah dunia ini.
Saudara, kalau saya ilustrasikan itu, saya ambil dari John MacArthur punya ilustrasi, saya lihat bagus sekali ya. Andaikan kita punya satu pengetahuan tentang mobil dan pengetahuan itu bukan suatu pengetahuan yang ala kadarnya tetapi kita sungguh-sungguh memiliki pengetahuan yang mendalam sekali mengenai mobil. Maksudnya adalah kita tahu setiap bagian mobil itu, kita bisa bongkar mobil itu, kita bisa preteli satu per satu unitnya sampai betul-betul tidak berbentuk mobil, lalu kemudian kita bisa susun lagi setiap bagian dari pada onderdil itu yang kita copot sehingga membentuk mobil lagi. Walaupun kita punya pengetahuan yang begitu kaya sekali tentang mobil dan setiap peralatan dan bagaimana fungsi dari pada mesin untuk membawa mobil itu berjalan, kita bisa nda kemudian menghampiri mobil itu lalu berkata kepada mobil itu, “Sekarang saya mau pergi ke Amplaz, tolong antar saya ke Amplaz,” jalan nggak? Nggak jalan kan? Kurang apa? Kita belum hidup di zaman robot ya, meskipun ada sebagian, tetapi juga robot ada sesuatu yang harus menjadi pemicu, inisiatornya. Apa yang kurang kalau kita ingin pergi ke Amplaz lalu kita ada mobil di depan kita, harus kita lakukan apa? Hmm? Masuk mobil, lalu masuk mobil, mobil bisa jalan sendiri? Harus nyalakan mesin, kan? Ada kunci yang harus kita putar, stop kontak itu, sehingga mobil menyala lalu kita baru bisa menjalankan mobil tersebut menuju kepada tempat yang kita kehendaki. Saudara, kalau Saudara perhatikan surat-surat daripada Paulus, Saudara akan melihat begitu limpah segala pemahaman akan firman Tuhan, akan diri Allah, akan kuasa Allah, akan kebenaran Allah, akan kuasa yang berada dalam diri kita. Tapi Saudara, semua kuasa yang kita miliki sebagai orang Kristen, yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita, kenapa ada gap dengan kehidupan kita yang sebegitu miskin di hadapan Tuhan? Sebenarnya karena kita tidak berdoa kepada Tuhan, meminta Tuhan untuk menjalankan kuasa itu dalam kehidupan kita.Saudara, kekayaan kehidupan Kristen itu butuh kunci kontak, seperti halnya mobil butuh kunci kontak untuk bisa dinyalakan dan dijalankan. Yakobus berkata ini. Pada waktu kita berbicara mengenai keinginan akan sesuatu dalam kehidupan kita, jangan anggap itu sebagai satu keinginan daging yang kita inginkan! Jangan anggap itu sebagai sesuatu keinginan yang berkaitan dengan apa yang menjadi kepedulian, pergumulan orang lain sehingga kita bisa menjawab mereka dengan, ‘Kamu sudah doa, belum? Kamu sudah minta belum pada Tuhan? Bagaimana kamu berdoa?’ Tapi Saudara, Yakobus bilang, kita juga perlu minta rohani kita bertumbuh. Kalau tidak, rohani kita tidak akan bertumbuh. Ini adalah cara Allah di dalam bekerja untuk membentuk kekayaan kehidupan rohani daripada orang-orang Kristen.
Makanya di dalam surat Paulus, kalau Bapak Ibu baca, misalnya di dalam pasal 1 sampai pasal yang ke-, ayat ke-14, Paulus jelaskan mengenai apa? Segala pekerjaan Tuhan, yang Tuhan kerjakan di dalam 3 Pribadi Tritunggal terhadap orang Kristen. Paulus menjelaskan mengenai segala karunia yang sudah Tuhan limpahkan dalam kehidupan kita. Paulus menjelaskan bahwa ada Roh Kudus yang Tuhan berikan kepada kita untuk memateraikan hidup kita sebagai orang percaya, sehingga menjadi jaminan kita memperoleh seluruhnya. Itu semua adalah satu pengetahuan firman, doktrin yang begitu mendalam sekali. Lalu begitu masuk ke dalam ayat 15-23, Paulus melakukan apa? Doa. Doanya untuk apa? Apa yang menjadi permohonan doa Paulus? Supaya kita tahu akan semua yang Allah kerjakan di dalam kehidupan kita dan kita tahu akan kuasa Allah yang bekerja dalam kehidupan kita. Makanya di dalam ayat 17 itu, pasal 1, Paulus bilang, “Meminta kepada Allah Tuhan kita, Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya memberikan kepadamu roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” Paulus tidak hanya mengajar jemaat Efesus, tetapi Paulus meminta kepada Allah untuk memberikan roh hikmat dan wahyu supaya jemaat Efesus bisa mengerti apa yang diajarkan, apa yang menjadi kuasa Allah yang ada pada dirinya. Lalu Paulus di ayat yang berikutnya, “Meminta supaya mata hatimu menjadi terang untuk bisa melihat itu semua.”
Saudara, apa yang dijelaskan, tidak akan menjadi satu manfaat dalam hidup kita, walaupun firman itu begitu terang sekali, kalau kita tidak memiliki satu keinginan berdoa kepada Tuhan untuk Tuhan bukakan mata kita, rohani kita, untuk bisa mengerti semua kebenaran firman Tuhan itu. Ingat satu hal baik-baik, Saudara, di dalam 1 Korintus 2:14, Paulus bilang, “Manusia duniawi, itu tidak mungkin bisa mengerti hal-hal yang bersifat rohani, kita butuh karunia Allah untuk bisa mengerti hal-hal yang bersifat rohani.” Tapi Paulus juga berkata, “Setelah kita menjadi menjadi orang yang rohani….” Yakobus juga berkata, “Setelah kita menjadi orang yang rohani, kita juga tetap membutuhkan kuasa Allah untuk bisa mengerti hal tersebut.” Dan itu butuh doa. Doa untuk memahami. Setelah kita pahami bagaimana? Paulus jelaskan lagi mengenai bagaimana kehidupan kita sebagai orang Kristen bisa menjadi orang Kristen. Bagaimana kehidupan kita yang lalu, yang ada di dalam dosa, yang harus dibawa murka daripada Tuhan Allah? Lalu kita bisa menjadi orang Kristen, untuk apa? Untuk menjalankan hal-hal yang baik, yang sudah Tuhan sediakan. Apa hal-hal yang baik itu? Hal-hal yang baik itu berupa, misalnya, kesatuan daripada Yahudi dengan non-Yahudi di dalam Kristus, tidak ada perpecahan lagi, tidak ada perselisihan, tidak ada tembok pemisah di antara kita, karena Kristus sudah hancurkan itu semua. Lalu di situ diingatkan kembali, “Semua itu adalah hal yang Tuhan sudah kerjakan dalam kehidupan orang Kristen.”
Lalu Saudara, setelah Paulus bicara mengenai semua ini, apa yang Paulus lakukan lagi? Dia masuk di dalam doa lagi, di dalam pasal 3 ayat 14-21. Lalu doa yang kedua ini ada beda nggak dengan doa yang pertama? Coba perhatikan ya. Di dalam doa yang bagian kedua dengan pertama, ada beda nggak? Saya bacakan doa yang pertama ya, “Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.”
Bapak, Ibu boleh bandingin doa yang kedua ya, “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.”
Itu doa pertama, doa kedua ada beda nggak? Doa kedua untuk apa? Kalau yang pertama, untuk mengetahui segala kuasa Allah yang ada di dalam diri kita, yang bekerja pada kita. Yang kedua untuk apa? Hmm? Menguatkan dan meneguhkan iman batinmu. Kemudian, limpah dalam kasih. Gitu ya? Dan ‘dipenuhi dalam keseluruh kepenuhan kuasa Allah,’atau dalam kepenuhan Allah, maksudnya apa? Di dalam bagian kedua, Paulus berdoa supaya kuasa Allah itu bekerja dalam kehidupan kita. Pertama, Paulus berdoa supaya kita mengerti. Lalu setelah mengerti apa yang harus kita lakukan? Minta kuasa itu bekerja dalam kehidupan kita. Nah ini membuat kalau kita perhatikan pembagian daripada Surat Efesus. Pasal 1-3 itu berbicara mengenai segala yang Allah kerjakan sampai ayat ke-13 dalam kehidupan kita. Tapi begitu masuk pasal yang ke-4, itu bicara mengenai etika kehidupan orang Kristen, sampai pasal yang ke-6. Lalu di antara pengetahuan tentang yang benar kuasa Allah itu, dengan etika kehidupan Kristen, Paulus pasal 3 ayat 14-21 yang isinya doa supaya kita bisa menerapkan kuasa Allah dalam kehidupan Kristen kita. Ini menunjukkan, Saudara, tanpa doa minta Tuhan bekerja, tanpa doa minta Tuhan untuk memberikan satu kekayaan kehidupan Kristen dalam kehidupan kita, kita tidak mungkin bisa jalani pasal 4-6. Itu adalah hal yang kita perlu perhatikan sebagai orang percaya.
Karena itu, saya harap, pada waktu Bapak Ibu Saudara hidup sebagai orang Kristen, jangan hanya berpikir mengenai hal-hal yang bersifat daging, yang ada di depan kita, yang merupakan kebutuhan perut kita saja, tetapi belajarlah mulai memikirkan keadaan rohani kita, prihatinkan keadaan rohani kita itu dihadapan Tuhan. Nah ini berkaitan dengan poin yang kedua. Kalau yang pertama tadi doa adalah satu kunci untuk membuat kuasa Tuhan itu bisa bekerja dalam kehidupan kita, yang kedua adalah kita perlu mengerti, seperti yang Yakobus katakan, apa yang membuat doa kita itu tidak terkabul? Mungkin karena kita salah berdoa. Nah Saudara, bagaimana Paulus berdoa kepada Tuhan? Dia berdoa, tahu ini kuasa Tuhan, dia ingini kuasa Tuhan itu hidup dalam kita dan di dalam keadaan Surat Efesus itu.Bagaimana Paulus, apa yang menjadi penekanan utama daripada doa yang Paulus naikan kepada Tuhan? Nah Saudara, untuk bisa memahami ini kita perlu sedikit melihat kepada latarbelakang daripada Paulus dan ketika dia menulis Surat Efesus ini. Pada waktu kita lihat di dalam internal data yang Paulus berikan, maka kita akan temukan pada waktu Paulus menulis Surat Efesus dia bukan dalam kondisi sebagai orang bebas, tetapi dia adalah orang yang dipenjarakan. Pasal 3 ayat pertama itu dikatakan “itulah sebabnya aku ini Paulus orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus, untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah.”
Jadi Paulus pada waktu tulis Surat Efesus dia ada dalam penjara. Pertanyaannya, kalau kita ada dalam kondisi seperti Paulus, yang ada dalam kesulitan, mungkin ndaharus ada dalam penjara, tapi kita dalam kondisi pergumulan dalam kehidupan kita apakah itu masalah ekonomi masalah kesehatan, masalah yang lain-lain, pekerjaan,pertanyaanya adalah, apa yang kita doakan? Hmm? Doa apa? Minta kesehatan? Minta pembebasan daripada penjara? Minta satu perubahan keadaan yang kita alami sekarang ini? Minta Tuhan memberkati kita? Minta Tuhan membebaskan kita dari segala kesulitan, seperti itu? Nda? Lalu apa yang kita doakan? Saudara, Paulus kalau kita perhatikan, dia sama sekali nda menyinggung mengenai keadaan dia dan tidak meminta orang-orang Filipi lalu mungkin mendoakan keadaan pemenjaraan yang dia alami, Paulus sama sekali ndamenyinggung itu dalam doa dia kepada jemaat Efesus itu. Apakah dia sama sekali tidak memikirkan keadaan dia? Saya percaya dia mikirin keadaan dia. Apakah dia tidak pikirin soal kebebasan dia? Saya percaya dia pikirin kebebasan dia. Apakah dia tidak pikir untuk memiliki kehidupan yang lebih nyaman? Saya pikir dia pikirin itu. Banyak bagian Kitab Suci yang menyatakan itu, misalnya dalam Filipi pasal 1 Saudara lihat pada waktu Paulus menulis kepada jemaat Filipi, diapun ada dalam penjara. Pada waktu dia berdoa, apa yang dia doakan?Dia merindukan satu kebebasan dari pemenjaraan itu supaya dia bisa ada bersama-sama dengan jemaat Filipi, lalu membagikan injil dan bertumbuh dalam iman. Itu ada di dalam kerinduan daripada Paulus. Di dalam surat 2 Korintus disitu dikatakan Paulus ada duri dalam daging, satu penyakit mungkin, lalu dia doa kepada Tuhan tiga kali minta Tuhan sembuhkan penyakit itu, singkirkan duri dari dalam dagingnya itu. Tapi Tuhan tidak jawab. Jadi ada kerinduaan itu dalam hati Paulus. Tapi kalau itu ada dalam diri Paulus, kenapa Paulus dalam surat Efesus, sama sekali tidak menyinggung masalah pemenjaraan lalu doa,“Tuhan, kasih aku kebebasan supaya aku bisa menginjili lagi.Aku bisa hadir bersama-sama dengan engkau dan menguatkan imanmu?” Nah Saudara, satu-satunya hal yang saya bisa lihat di sini adalah sebabnya karena Paulus ingin kita mengerti hal yang utama, yang pertama, yang kita perlu utamakan di dalam kehidupan doa kita dan kehidupan Kristen kita, bukan maslah keadaan kita atau fisik kita tetapi adalah masalah rohani kita. Ini dikatakan Paulus dalam pasal 3 ayat yang ke-13, disitu dikatakan, “Sebab itu aku minta kepadamu supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu.” Jadi Paulus tidak ingin jemaat Efesus khawatir akan keadaan dia, fisik dia sehingga menghambat perkembangan daripada injil. Tapi Paulus ingin mereka memikirkan bagaimana keadaan rohani mereka, untuk tetap bertumbuh dihadapan Tuhan. Nah ini yang Paulus doakan, justru dalam keadaan yang menderita di dalam penjara itu, itu justru menjadi satu alat untuk bisa mungkin mempertumbuhkan kerohanian daripada jemaat Efesus, di dalam Tuhan.
Saudara, Tuhan Yesus sendiri di dalam pergumulanNya ketika menghadapi orang-orang yang begitu dikhawatirkan dengan segala permasalahan makanan, minuman, pakaian, atau hal-hal yang bersifat materi, Dia berkata kepada orang-orang itu, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya dan semua itu akan ditambahkan kepada engkau.” Saudara, maksudnya adalah apa? Pada waktu Tuhan melihat kehidupan dari pada umat Allah, Tuhan lihat ada satu hal yang tidak berbeda dari orang dunia, yaitu kita seringkali mulai satu perjalanan dari titik asal yang salah. Umat Allah bukan berarti tidak bisa terhindar dari titik mula perjalanan yang salah.Dan titik mula itu apa? Starting point-nya adalah materi. Kita seperti orang Israel seringkali. Pada waktu kita melihat keadaan dunia, kita seringkali mulai dari apa yang kita lihat untuk menuju satu kehidupan yang kita lihat. Bukan memulai dari sesuatu yang tidak kita lihat, untuk menuju satu kehidupan yang lebih baik dalam dunia ini. Saudara, kalau begitu kita jadi orang yang tidak realistis ya? Apakah menjadi orang Kristen itu orang yang tidak menghadapi realita dan lari daripada kenyataan? Karena kita nda memikirkan, seolah-olah nda memikirkan apa yang ada dalam kesulitan hidup dalam dunia ini. Yang diajarkan yang rohani,rohani, rohani terus. Yang diajarkan mikirin tentang Tuhan, tentang hal-hal yang tidak terlihat sedangkan realita di depan kita, hidup kita itu sulit. Bahkan dalam Mazmur tadi dikatakan orang percaya pun akan tidak mungkin terlepas dari pada kesulitan.
Tapi Saudara, dibandingkanhal yang kelihatan dengan yang rohani, saya mau tanya, mana yang lebih penting? Rohani? Dua-duanya? Yesus bilang apa? Yesus bilang carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya dan mintalah semuanya. Berarti yang penting yang mana? Rohani. Rohani lebih penting daripada yang materi. Kenapa? Saya nda tahu Saudara bisa lihat ini nda,kenapa rohani lebih penting dari materi? Karena kalau Saudara tidak dewasa dalam kerohanian, maka itu akan mempengaruhi bagaimana cara kita hidup dalam dunia ini dan menghadapi kesulitan. Kedewasaan dalam rohani akan membuat kita lebih kuat di dalam menghadapi kesulitan dan bisa menang. Itu yang pertama.
Kedua, kenapa rohani lebih penting? Karena segala macam persoalan, kekhawatiran, dan ketakutan dalam hidup kita, itu adalah masalah apa? Psikologis? Bukan, masalah rohani. Kita nda takut Tuhan, kita nda percaya Tuhan sanggup memelihara hidupku, kita nda percaya Tuhan sanggup menjaga aku dari kejahatan, dari orang yang ingin melakukanmenjahati saya, merampok saya dan segala sesuatu, sehingga saya hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan. Tapi coba orang itu adalah orang yang percaya Tuhan sanggup memelihara hidup dia, saya yakin dia hidup dalam satu ketenangan, damai, yang tidak dipenuhi oleh rasa kekhawatiran dan ketakutan.
Apalagi? Kenapa kita harus lebih pentingkan hal yang rohani daripada hal yang fisik? Karena hal-hal yang terjadi secara fisik dalam hidup kita, adalah alat-alat untuk mendidik kita untuk membentuk kerohanian kita dan mempertumbuhkan kerohanian kita. Tuhan kadang pukul kita, Saudara bisa baca misalnya di dalam surat Hosea. Hosea di suruh menikah dengan seorang pelacur, lalu pelacur ini kemudian menyimpang, melarikan diri,nda setia dengan suaminya ini. Kenapa Hosea di suruh menikah dengan seorang pelacur? Tuhan ingin menunjukkan kepada Israel, gambaran kesetiaan Allah kepada umatNya, penyelewengan yang umatNya lakukan kepada Tuhan Allah. Lalu di dalam cerita itu apa yang terjadi? Tuhan berkata, “Aku sudah menutup segala sesuatu jalan dalam kehidupan dia.” Dia semulanya piki yang memberkati hidupnya itu bukan Allah tapi dewa-dewa yang mereka sembah. Lalu apa yang Tuhan lakukan demi untuk dia sadar? Tutup semua jalan dari dewa-dewa yang mereka anggap yang memberkati diri mereka itu. Berarti Tuhan kasih kesulitan, kan? Waktu mereka cari dewa, Tuhan tutup, hambat, mereka nggak dapat. Hidup mereka susah. Supaya apa? Supaya kembali kepada Tuhan Allah. Tapi sayangnya Israel nda pernah kembali kepada Tuhan Allah. Makanya Tuhan buang mereka. Saudara, kadang-kadang kita perlu peka, ya. Kita perlu peka melihat situasi yang terjadi dalam kehidupan kita, itu adalah persoalan apa. Apakah itu adalah satu pembentukan Tuhan di dalam kerohanian kita atau bukan. Apakah itu adalah sesuatu yang diakibatkan oleh dosa kita sehingga kita perlu bertobat. Kalau itu bukan sesuatu yang dari dosa, itu pun mungkin adalah satu pembentukan Tuhan terhadap kerohanian kita supaya kita bertumbuh lebih dewasa lagi. Itu yang ketiga.
Yang keempat apa? Kenapa yang rohani lebih penting daripada yang tidak rohani? Karena tubuh fisik yang materi itu tidak bisa dibangun, tujuannya pasti menuju pada kebinasaan dan kehancuran. Satu-satunya yang bisa dipertumbuhkan adalah manusia batiniah. Kita buka 2 Korintus 4:16-18, “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbarui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” Saudara, kenapa kita perlu perhatikan yang kekal? Karena yang batiniah itu, yang tidak kelihatan, justru yang akan terus bertahan dan kita bisa pertumbuhkan. Yang rohaniah ini. Makin lama makin merosok dan akhirnya masuk ke dalam kubur. Makanya di dalam Surat Paulus kepada Timotius di situ dikatakan, “Latihlah dirimu di dalam beribadah, karena latihan beribadah itu lebih bermanfaat daripada kita melatih fisik kita.” Bukan berarti nda perlu olahraga, perlu jaga kesehatan, tapi kita harus tetap lihat mana yang lebih utama dan lebih penting. Dan di sini Tuhan Yesus maupun Paulus mengajarkan, dan Yakobus mengajarkan, atau yang lainnya mengajarkan bahwa yang rohani itu harus menjadi penekanan utama kita di dalam kehidupan orang Kristen, bukan hanya doakan hal-hal yang bersifat materi dalam kehidupan kita.
Yang kedua, waktu kita mendoakan hal yang bersifat rohani, bagaimana doa kita? Nah Saudara, ini juga yang menjadi masalah, mungkin sering kali dalam kehidupan orang Kristen. Mungkin kita bukannya nggak berdoa, kita doa, doakan rohani, tetapi doa rohani yang kita naikkan kelihatannya kurang berdampak dalam kehidupan kita. Sebabnya kenapa? Pertanyaannya adalah, Saudara waktu doakan hal-hal yang bersifat rohani, doa Saudara itu bersifat spesifik atau tidak? Saudara minta hal-hal yang khusus nda, yang merupakan esensi yang penting, hal-hal khusus yang berkaitan dengan kehidupan rohani Saudara untuk dibentuk oleh Tuhan Allah? Kadang-kadang kita cuma doa umum sekali, global sekali, “Tuhan tolong berkati ini, keluarga kita, supaya dia percaya, supaya dia takut Tuhan,” dan yang lain-lain. Selalu seakan-akan kita sudah berdoa kepada Tuhan dan berdoa mengenai hal yang rohani. Coba perhatikan surat Paulus dan doa Paulus. Doa Paulus itu sifatnya spesifik sekali. Waktu dia berdoa bagi jemaat Efesus, misalnya, di dalam ayat yang ke-16 tadi, “Aku berdoa supaya Ia, Tuhan, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,” lalu, “sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.” Ayo, kita doa kayak gitu nggak? Tuhan, biarlah saya berakar di dalam kasih, supaya saya semakin mengerti akan kasih Tuhan yang begitu lebar, panjang, tinggi, dan dalam. Tuhan, tolong kuatkan batinku. Hati itu, batin itu berbicara mengenai pusat hidup manusia, pikirannya, perasaannya, kemauannya. Tuhan tolong kuatkan, teguhkan pikiran saya, perasaan saya, kemauan saya, untuk mentaati Tuhan. Kita doa ini nggak? Kalau lanjutin masih ada lagi. Jarang kan? Makanya mungkin itu kita walaupun berdoa tetapi doa itu tidak memiliki satu signifikansi atau satu kuasa yang cukup besar untuk mempengaruhi kehidupan kita karena kita memang tidak meminta itu. Nda terjadi satu pembaharuan dalam kehidupan kita seperti yang Tuhan harapkan dalam firman. Makanya kita itu sering kali mungkin jauh sekali dari standar Tuhan atau bahkan hidup dalam dosa dan satu kehidupan yang tidak mencerminkan kehidupan Kristen yang selayaknya yang Tuhan, orang Kristen itu seperti apa.
Tapi Saudara, kalau kita kembali kepada firman, kita sungguh-sungguh doakan dan gumulkan apa yang menjadi kebutuhan rohani kita, bukan hanya yang bersifat global tapi sesuatu yang bersifat spesifik juga dalam hidup kita, saya yakin kehidupan gereja itu menjadi satu kehidupan yang penuh dengan daya tarik, satu kehidupan yang penuh dengan kasih, satu kehidupan yang penuh dengan satu sukacita yang membawa orang-orang bisa datang dalam gereja Tuhan dan berbakti kepada Tuhan. Karena dia ingin memiliki kehidupan seperti kehidupan orang Kristen yang ada di dalam kebenaran dan kasih Tuhan. Saudara, saya harap, dan kita akan lanjutkan di dalam pertemuan berikutnya mengenai permohonan-permohonan yang lainnya. Tapi saya harap, apa yang diajarkan Paulus di bagian ini, mementingkan hal yang rohani, rohani bukan yang global tapi yang spesifik, memikirkan itu, memperihatinkan keadaan kerohanian kita, apakah sehat atau tidak sehat, itu menjadi hal yang kita utamakan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Dan gunakan doa untuk supaya kuasa Tuhan yang sudah diberikan kepada kita bisa bekerja untuk membentuk kita dan mengubah kehidupan kita dan mengaruniakan satu kehidupan Kristen yang kaya di hadapan Tuhan dan sesama kita. Mari kita masuk di dalam doa.
Kami kembali bersyukur untuk setiap kebenaran firman yang boleh engkau karuniakan bagi kami. Kami sungguh bersyukur, Bapa, Engkau telah karuniakan segala kuasa yang ada, yang bahkan kuasa yang telah membangkitkan Anak Tunggal-Mu dari pada kematian, ada dan bekerja di dalam kehidupan kami sebagai anak-anak-Mu. Karena itu, ya Bapa, kami juga memohon kiranya kuasa itu boleh Engkau kerjakan, nyatakan dalam kehidupan kami anak-anak-Mu sehingga kami boleh memiliki satu kehidupan yang limpah dalam keidupan Kristiani kami, supaya kami boleh melihat pada kebenaran-kebenaran firman sebagai satu kebenaran yang nyata dalam kehidupan kami, yang boleh kami gumulkan dan kami hidupi sesuai dengan kehendakmu, sehingga kemuliaan nama Tuhan boleh nyata dalam kehidupan kami dan kami boleh bertumbuh menjadi seorang yang penuh sepenuhnya di dalam Tuhan. Kami serahkan setiap pribadi kami, kiranya Engkau boleh pimpin dan berkati. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami bersyukur dan berdoa. Amin.
[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]