Kel. 12:1-9; Luk. 22:14-23; 1 Kor. 11:23-28
Pdt. Aiter, S. Kom., M. Div.
[Membaca Kel. 12:1-9; Luk. 22:14-23; 1 Kor. 11:23-28]. Tiga bagian ini akan menjadi fondasi penting di dalam kita mengerti Perjamuan Kudus. Tema Perjamuan Kudus tidak ada di dalam Alkitab secara kata “Perjamuan Kudus.” Kata “Perjamuan Kudus” ini tidak ada muncul di dalam Alkitab tetapi pengertiannya di dalam Alkitab dimulai dengan perayaan Paskah. Perayaan Paskah itulah yang nanti akan berkembang sampai zaman sekarang kita mengerti ada Perjamuan Kudus. Tetapi kata Perjamuan Kudus itu tidak ada di dalam Alkitab, kata sidi, atestasi juga tidak ada. Kecuali orang bilang ya, “Kita akan ada sakramen baptisan (koma) sidi (koma) atestasi.” Nggak ada itu masuk di dalam sakramen baptisan (koma) sidi (koma) atestasi. Kita hanya mengakui sakramen baptisan dan sakramen Perjamuan Kudus, tidak pernah kita akui ada sakramen sidi dan atestasi. Maka sering kali dalam warta gereja selalu salah: “Minggu depan atau dua bulan lagi kita akan ada sakramen baptisan kudus,” masih oke ya, “(koma) sidi (koma) atestasi,” itu salah Saudara-saudara. Sakramen baptisan betul, lalu kita juga akan adakan sidi dan atestasi, ini lebih tepat. Nangkap ya. Kalau sudah baptisan (koma) sidi (koma) dan atestasi itu menjadi perintah Yesus. Yesus pernah nggak perintahkan, “Pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptiskan mereka, sidikanlah mereka, atestasikanlah mereka sehingga pindah menjadi anggota gereja tertentu,” nggak pernah ada. Jadi ada baptisan, istilah baptisan kudus juga tidak ada. Kata “sakramen baptisan” itu tidak ada. Sakramen Perjamuan Kudus juga tidak ada secara kata ya, tetapi prinsipnya ada di dalam Alkitab. Mulai dari pembasan apa? Tema tentang baptisan. Tema tentang baptisan ini cikal bakalnya adalah tentang sunat. Saya tidak bahas tentang baptisan, saya akan fokus tentang perjamuan.
Perjamuan Kudus yang kita mengerti sekarang, ini asalnya adalah dari tema Paskah, karena Paskah ada perjamuan. Perjamuan Paskah itu dirayakan setelah acara Paskah selesai. Nanti saya akan membicarakan ada perubahan-perubahan setiap zaman tentang tema perayaan ini. Di dalam Kitab Keluaran kita melihat waktu perayaan Paskah dinikmati oleh orang Yahudi itu mesti selesai dari hari perayaan Paskah, nanti makan dagingnya mereka makannya di Hari Raya Roti Tidak Beragi, yaitu malamnya waktu tiba. Nanti detail-detailnya Saudara bisa lihat di channel youtube yang saya sudah upload tentang Paskah PL, Paskah PB. Setelah saya upload banyak tema-tema khotbah, sekarang saya lebih senang sedikit, nggak usah ulang-ulangi lagi. Lu mau dengar, lihat sendiri. Tapi sekaligus saya ndak bisa kotbahkan ulang lagi. Kalau saya kotbahkan ulang, orang bilang, “Tiga bulan lalu saya sudah dengar,” susah Saudara. Jadi sekali upload berarti cherio sama khotbah itu lagi karena tidak mungkin saya khotbahkan lagi. Tapi kalau saya khotbahkan tentang tema itu, berarti saya bicara tentang sudut yang lain. Nah sekarang tentang perjamuan. Perjamuan itu, orang-orang Yahudi, waktu sudah bunuh domba Paskah, domba Paskahnya akan dimakan di malam hari. Waktu malam hari maka terjadi pergantian hari, dan pergantian hari setelah hari Paskah, itu adalah Hari Raya Roti Tidak Beragi. Intinya, Paskah perjamuan itu dimakan setelah perayaan. Jelas ya? Perayaan maksudnya apa? Setelah bunuh binatang. Bunuh binatangnya mesti sore, sorenya yaitu jam 3, itu pesta pembunuhannya. Pembunuhan sudah mengawali suatu pesta yang sangat besar karena kematian domba ini itu adalah satu simbol yang sangat penting tentang penghapusan dosa. Lalu penghapusan dosa tidak boleh hanya dimengerti dengan domba dimatikan, kau harus mengkonsumsi daging domba ini. Daging ini nanti akan dikonsumsi, dagingnya kau harus panggang, harus dibakar, tidak boleh direbus. Kenapa harus dibakar? Bakar akan terbakar sampai tuntas. Dan dikasih keterangan kau bakar harus bersama seisi perut, dengan betis, lengkap dengan kepala. Itu simbol-simbol yang sangat penting yang nanti kita akan melihat nanti akan digenapi oleh Tuhan Yesus. Jadi isi perut tidak boleh dibuka, tidak boleh dibuang sebagian organ, mesti utuh. Kepala mesti utuh lalu betis. Berarti semua organ tubuh itu mesti ada dan harus dibakar, tidak boleh direbus. Dan nanti setelah terjadi pembunuhan seperti itu, nanti makannya bisa per keluarga. Gitu ya, nanti pelan-pelan dari perubahan tema ini menjadi semakin clear. Sampai akhirnya tiba zaman sekarang mengerti menjadi tema Perjamuan Kudus yang sangat simple.
Kita Perjamuan Kudus itu sangat simple Saudara-saudara ya, maknanya simbolnya kita mengerti hanya melalui roti kecil sama cawan kecil dengan anggur di dalamnya. Itu sangat sederhana. Di dalam Perjanjian Lama, itu tidak sesederhana seperti di zaman kita. Itu nanti mesti ada ritualnya, mesti ada imamnya, mesti nanti ada yang mengeceknya, mesti dombanya dikurung. Walaaah perisapannya banyaknya luar biasa. Lalu kita perhatikan nanti waktu makan, setiap keluarga siapkan satu, domba domba yang kecil saja, anaknya, lalu domba ini mesti jantan. Lalu kalau keluarga saya ini jumlah orangnya cuman empat kah, atau tiga kah atau lima kah maka akan mubazir, makanan ini akan tersisa banyak dan semua rumah-rumah, ada orang yang rumahnya anggota rumahnya banyak maka akan kekurangan, yang orangnya jumlahnya sedikit makanan kelebihan. Akhirnya yang kelebihan akan buang-buang anugerah, yang kekurangan akan ngemis sama tetangga ada sisa nggak, jadi nggak boleh Saudara-saudara. Caranya gimana? Pokoknya kalau domba ini sudah engkau korbankan, kau sudah perkirakan kan sudah sering kau makan setiap tahun kau makan. Kau lihat jumlah keluargamu, misalnya hanya berjumlah berapa orang, tetangga jumlahnya juga sedikit, kau ajak mereka gabung. Jadi makan domba Paskah itu makannya per keluarga, dan bisa satu domba kongsian sama tetangga. Jelas ya. Karena ini nanti semacam permulaan untuk tema simbol yang sangat penting.
Di dalam kebudayaan Yahudi sangat penuh dengan simbol-simbol. Saudara kalau baca seluruh Perjanjian Lama, semuanya itu penuh dengan simbol-simbol. Misalnya binatang ini harus dikurung. Dikurungnya kapan? Dikurungnya tanggal 10. 10 bulan apa? 10 nya bulan Nisan. Itu adalah satu kode penting untuk nanti kita perhatikan mengapa mesti di tanggal 10 lalu kurung sampai tanggal 14, tanggal 14 mesti bunuh. Mengapa? Nanti pada tanggal 14 Yesus akan melakukan tindakan yang sangat penting khusunya masuk ke tanggal 10 Nisan. 10 Nisan itulah di Perjanjian Baru Yesus masuk ke Yerusalem dan Yesus akan dielu-elukan. Saatnya sudah tiba, Anak Manusia telah diserahkan dan Dia akan masuk ke Yerusalem untuk dielu-elukan. Maka satu hari sebelum tanggal 10 Nisan, yaitu tanggal 9 Nisan Maria langsung memecahkan minyak, dan Yesus senengnya luar biasa karena Maria mengerti saat besok Yesus sudah masuk tanggal 10 Nisan, Domba Paskah mulai akan dikurung. Oleh sebab itu, 10 Nisan itulah, Yesus masuk ke Yerusalem, itu seperti kurungan manusia. Yesus lakukan apapun akan terus diperhatikan dan kalau bisa jebak Dia, tangkap Dia, dan Yesus seperti sedang dimata-matai oleh semua orang, selama tanggal 10 sampai tanggal 14 Nisan. Yesus ngomong apa, salah ngomong langsung kena. Dan tanggal 10 sampai 14 itulah Yesus diuji kecacatan-Nya, cacat atau tidak. Domba tanggal 10 sampai 14 akan dikurung setelah itu akan diuji dia itu layak dikorbankan atau tidak, dia cacat atau tidak. Maka Yesus tanggal 10-14 sejak Dia masuk ke Yerusalem dielu-elukan, Saudara lihat, serangan-serangan kepada Tuhan Yesus ini banyaknya luar biasa. Oh orang mulai mancing Dia, langsung nanti ada Pilatusnya waktu Yesus sudah ditangkap, nanti ada Herodesnya. Wah semua sindikat-sindikat itu sekarang muncul, semua berkumpul di antara tanggal 10-14 untuk membuat Yesus bercacat dan berdosa. Kalau berdosa tanggal 14 tidak bisa untuk dikorbankan.
Sekarang kita kembali ke Perjanjian Lama. Jadi Perjanjian Lama kita lihat banyak simbol-simbol. Kenapa mesti sayur pahit? Kenapa mesti roti tidak beragi? Roti tidak beragi, itu nanti menjadi tema yang sangat penting di dalam seluruh Alkitab. Di dalam pikiran orang Yahudi, roti yang tidak beragi ini menggambarkan kemurnian, menggambarkan tidak ada unsur lain yang ditambahkan, sehingga muncul kepalsuan pemekaran roti tersebut. Roti yang kita lihat gede luar biasa, kita beli murah, gede, waktu dimakan dalamnya kopong, Saudara-saudara, kosong, karena ada pemekaran. Pemekaran itu pemekaran yang palsu. Padahal, waktu dikempesin, atau waktu lihat bentuk waktu mentah, ini kecilnya luar biasa. Waktu dimasak, bisa jadi gede, dibakar jadi gede segini. Jadi, tidak boleh tambahkan sesuatu sehingga muncul sebuah kemunafikan, seolah-olah besar, padahal kecil. Dengan tidak ada ragi, maka roti tidak akan mekar. Ragi, nanti di dalam Perjanjian Baru, menggambarkan kemurnian dari ajaran. Orang-orang Yahudi sudah kena racun, racunnya apa? Ragi Farisi, ragi Saduki. Ajaran Farisi sudah meracuni seluruh pikiran orang-orang Yahudi waktu itu. Ajaran Saduki meracuni seluruh pikiran orang-orang Yahudi pada waktu itu. Maka muncul istilah Perjanjian Baru, ragi Farisi dan ragi Saduki. Ragi ini harus dibuang. Oleh sebab itu, sebelum masuk ke dalam korban Paskah, binatang akan dikorbankan, karena nanti malamnya masuk Hari Raya Roti tidak Beragi, maka pada saat Hari Raya Paskah itu seluruh rumah akan membuang semua ragi-ragi. Mereka mulai mencari-cari di dapur, ada sisa ragi? Ada. Buang! Ada. Buang! Buang! Buang! Semua ragi tidak boleh ada dalam rumah untuk menyatakan satu simbolis: Kami sekarang sudah bersih, tidak ada lagi ragi, roti yang kami siapkan roti yang tidak beragi. Maka itulah sebabnya, roti tidak beragi merupakan satu tema yang sangat penting yang harus ada di dalam perayaan Paskah. Semua ragi harus dibuang. “Baru beli, mahal!” Nggak peduli, buang! Lalu, mereka harus makan roti yang tidak enak, karena tidak ada ragi. Lalu sayur pahit. Sayur pahit harus dimakan supaya mereka tahu susahnya zaman dahulu waktu diperbudak di Mesir, betapa pahitnya hidup mereka. Sehingga waktu dia makan roti, itu simbolik, lalu mengingatkan apa? Mengingatkan harus ada kemurnian! Tidak boleh ada unsur tambahan di dalam roti tidak beragi. Lalu waktu makan sayur pahit, dia sudah merasakan pahitnya sayur ini, lalu lidah kita di sisi tertentu akan langsung keluar liur, Saudara-saudara. Saudara kalau bayangkan pedas di lidah kita, di mulut kita, di sisi tertentu langsung keluar liur waktu kita bayangkan pedas. Dulu kita waktu sekolah diajarin, sekarang saya lupa di sisi kanan, depan atau yang di mana. Coba ya, Saudara bayangkan ya. Asem, Saudara bayangkan mangga asem di depan. Nanti, mulai keluar liur di mulut Saudara, betul nggak? Kalau Saudara tidak tahan netes keluar nanti! Itu otomatis lho, Saudara! Jadi kalau Saudara lihat ada sesuatu yang pahit, belum sempat cicipi, sudah keluar air liur, “Waduh.. gimana rasanya nih… Tahun lalu lalu aku makan sampai muntah-muntah,” misalnya, “sekarang suruh makan lagi!” Lu suka tidak suka, lu harus makan! Untuk apa? Untuk kau ingat, ini hanya simbol, simbol untuk mengingat betapa susahnya bangsa Israel diperbudak di Mesir.
Lalu simbol-simbol terus ada di dalam Perjanjian Lama, nanti imam-imam memakai baju, nanti ada 12 nama dari suku-suku itu, itu mesti ada di situ. Lalu nanti simbol apa, nanti ritualnya apa, bait Suci mesti bagaimana, tabut perjanjian, lalu kemah pertemuan, ukurannya, hadapnya, semua itu adalah simbol. Maka orang Yahudi hidup di dalam simbol. Tetapi kita orang Kristen, kita juga ada simbol, tapi sangat sedikit! Simbol-simbol di dalam Kekristenan, apa saja? Pasti salib ya, salib yang bentuknya kaya tambah itu, itu sudah pasti. Kedua, simbolnya apa? Roti perjamuan, itu simbol. Lalu cawan perjamuan, itu simbol. Lalu ada anggur, atau apa sesuatu yang minuman di dalam yang merah, gitu ya. Kenapa tidak hijau? Saudara kalau kreasi, gua buat hijau ah, atau buat kuning! Kenapa buat agak merah? Karena itu nanti simbol untuk menjelaskan bahwa ini seperti darah Tuhan Yesus, untuk mengingatkan kita Yesus sudah mati bagi kita! Itu semua simbol. Lalu kita lihat di zaman sekarang, Kekristenan simbolnya sedikit. Salib, roti, lalu anggur, atau cawan itu, lalu air, Saudara-saudara. Air apa? Air pada saat baptisan. Itu hanya simbol. Kenapa tidak baptis dengan sirup, Saudara-saudara? Wah, habis selesai, dia keramas. Kenapa air? Karena air sifatnya membersihkan. Saudara, kalau tangan kotor, pasti cari air. Air sifatnya membersihkan. Satu tempat ada bangkai-bangkai, itu ada kotoran-kotoran binatang begitu banyak, maka kalau suruh Saudara bersihkan sekali mati, Saudara berdoa, “Tuhan datangkanlah hujan, supaya banjir! Begitu banjir langsung bersih.” Air itu membersihkan. Lalu ada gereja-gereja tertentu, mereka menambahkan simbol-simbol, lalu mengambil dari tradisi-tradisi, mereka kasih simbol apa? Kasih gambar ikan, karena ikan itu di dalam Perjanjian Baru, itu simbolnya bicara tentang Yesus Kristus Juruselamat. Lalu ada juga gereja tertentu tidak pakai salib, dia pakai 5 roti dan 2 ikan, Saudara! Pakai salib kan penderitaan, kalau kasih 5 roti dan 2 ikan, kemakmuran, Saudara. Datang, kenyang. Pulang kenyang, malah lebih 12 bakul kan? Kasih salib, penderitaan! Ada gereja tertentu, salibnya buang, dia kasih roti dan ikan. Itu jadi simbol. Tetapi, semua simbol-simbolnya Kekristenan, saya bicara ini Kristen Protestan ya, kalau Katolik simbolnya banyak, Saudara-saudara. Kita tidak bicara Katolik. Kita kembali ke Perjanjian Lama, jadi waktu di dalam zaman Paskah, Tuhan sudah kasih simbol demi simbol untuk apa? Supaya manusia mengerti, ini semua Tuhan tetapkan. Simbol bukan dicipta oleh manusia, tapi Tuhan yang menetapkan pakai simbol itu:
Lalu nanti darah binatang harus dioleskan di kedua tiang. Tiangnya dioleskan, ambang atasnya dioleskan. Untuk apa? Ini simbol. Simbol apa? Nanti kalau ada kemusnahan, pembunuhan anak sulung, waktu Malaikat lewat, Tuhan yang memakai Malaikat maut itu. Lalu waktu lewat, ada darah di pintu, maka rumah itu akan diloloskan. Sampai hari ini di Indonesia, ada daerah tertentu yang punya konsep: kalau pasang jimat, mesti gantung di depan pintu. Saudara pernah tahu? Di daerah kepulauan Riau, Saudara kalau pergi, dari Batam menuju kota Balai Karimun, dari Tanjung Balai Karimun, Saudara naik mobil masuk ke daerah Teluk Sitimbul, saya suka ke sana. Di situ Saudara akan menemukan, ada satu batu tinggi terjal, tinggi gini. Lalu saya lihat, kenapa ada satu rumah kecil di situ tempat penyembahan. Naiknya bagaimana? Itu ada tangga yang curam itu. Wah saya penasaran, apa di dalamnya? Saya manjat, Saudara-saudara. Manjat sampai ke atas. Saya lihat di dalamnya ada satu patung kecil dan itu disembah. Okei, saya pengen tahu wajahnya seperti apa. Maka saya lihat, lalu kita foto-foto di situ, lalu saya turun lagi. Nah rumah-rumah penduduk di kampung sana, Teluk Sitimbul, mereka punya kebiasaan, di depan rumah, di ambang atas itu, mereka gantung kain-kain warna warni, Saudara-saudara, jadi ada kain-kain warna-warni tipis-tipis kayak rumbai gitu lho, tapi aga tidak terlalu tipis juga, ya sekitar satu jari lebih tepatnya, itu digantung-gantung, lalu setinggi gini kira-kira kayak nya 20cm, digantung tapi warna-warni, wah saya penasaran ini hiasannya antik. Lalu saya tanya penduduk, ini apa? Ini jimat Saudara-saudara, mereka punya konsep ini rumah, supaya aman mesti ada penjaga, mesti kasih sesuatu supaya nanti gangguan-gangguan tidak masuk rumah, maka dikasihlah warna-warninya. Sekarang saya tanya ya, ini kita bicara Teluk Sitimbul, tidak bicara mereka ya , saya bicara secara umum, kalau saya taruh jimat di depan pintu masuk rumah saya, lalu saya merasa sudah aman, karena kuasa setan, kuasa jahat tidak akan masuk rumah itu lagi, memangnya kuasa setan atau si setan, atau yang jahat, ia selalu masuk dari pintu depan? Ingat ada pintu belakang. Kita sendiri saja kalau dikepung dari depan kita kabur dari belakang toh, ada pintu, memangnya dia bodoh. Kalau maling melihat depan rumah ada 18 gembok, di belakang tidak ada gembok, dia masuk dari belakang, itu maling Saudara-saudara. Kalau maling lihat 18 gembok, belakang tidak ada gembok, lalu dia usahakan membocorkan atau membuka 18 gembok, padahal di belakang pintu terbuka lebar, itu maling bodoh Saudara-saudara. Setan kalau mau ganggu, “Oh depan sudah ada proteksi,” memangnya tidak bisa dari belakang? Oleh sebab itu pintu depan harus kasih, pintu belakang harus dikasih, betul nggak? Nah sekarang saya sudah tambahkan depan dan tambah belakang sudah, rumahku tidak digangggu, misalnya ya, memangnya rumah saya tidak ada jendela? Dia bisa masuk toh. Oh saya berpikir waduh gimana caranya ya, sudah depan dikasih, belakang dikasih, jendela juga ada, saya pasang di jendela, setelah pasang, saya aman semua daerah masuk sudah saya proteksi, emang nya tidak masuk dari plafon? Maling saja bisa masuk dari plafon Saudara-saudara. Maka atap pun saya mesti taruh satu juga supaya tidak masuk dari atas. Jangan lupa maling pun bisa masuk dari bawah tanah, dia kos atau kontrak di sebelah rumah, dikorek dari bawah tanah, nanti bisa tembus dari sebelah. Lantaipun saya kasih, oke saya senang sekarang, depan ada, belakang ada, jendela ada, atap ada, lantai ada. Memangnya setan itu bodoh, lu nggak keluar rumah? Lu pasti keluar rumah toh? Gua tunggu, lu pasti keluar. Waktu lu sudah keluar rumah, kiri-kanan dikasih tambah di sini. OK setan nyerah, oke, lu pasang, memangnya lu tidak mandi? Lepaskan juga, lepas semua. Itu semua konsep-konsep manusia, lihat di dalam Alkitab, waktu dikasih simbol, simbol itu jangan diberhalakan.
Jadi ada darah yang nanti akan menjadi contoh atau satu tanda penting, setiap rumah yang ada aliran darah, yang nempel di situ, orang itu tidak akan dimatikan dan barangsiapa yang rumahnya tidak ada darah mereka nanti akan ada dukacita. Lalu orang-orang yang makan Paskah itu orang-orang yang Tuhan tetapkan, tidak semua orang bisa makan di situ. Maka yang makan Paskah lalu sudah makan daging, darah juga engkau oles di depan pintu. Kau jangan sudah konsumsi daging kau sudah terlihat kau sudah selamat ,kalau rumah kau tidak ikuti cara Tuhan, ya itu Tuhan suruh kasih darah kau makan kenyangpun kau tetap mati, karena ini satu paket, daging nya engkau makan, darahnya engkau oleskan, jelas ya. Nah satu paket, daging satu paket dengan darahnya, nanti orang yang lakukan tepat seperti yang Tuhan katakan, mereka tidak akan dimatikan; yang di luar dari darah ini semua akan mati. Nanti di Perjanjian Baru, di dalam Kristus ada keselamatan, di luar Kristus tidak ada keselamatan. Sekarang, sejak Keluaran pasal 12, nanti seluruh orang Yahudi nanti akan mengulangi semua tradisi ini, tradisi terus diulangi, ulangi, karena perintah Tuhan di dalam zaman Musa harus dilakukan turun temurun. Maka nanti mereka akan melakukan ini menjadi sesuatu kebiasaan. Lalu orang asing boleh makan atau tidak? Jawabnya boleh. Nah lihat ini menarik, jadi Paskah bukan hanya dimonopoli oleh keturunan Abraham yang boleh makan, orang asing yang juga kena jajah di Mesir, kalau mereka ingin makan bagaimana? Kalau mereka ingin makan, mereka harus disunat, jadi ada syarat. Lu mesti ada suatu tanda yang menyatakan kau percaya kepada leluhur dari Israel, yaitu Abraham, turun Ishak, turun Yakub. Kenapa mesti mulai dari Abraham? Karena melalui dari Abraham lah janji Tuhan diucapkan. Tuhan mengikat perjanjian dengan tanda perjanjian yaitu sunat, maka semua yang turun dari jalur Abraham ini mereka sudah di dalam ikatan perjanjian. Yang sudah dalam ikatan perjanjian, yang sudah ada tanda sunat, mereka boleh makan Paskah tapi orang asing tidak ada di dalam ikatan ini, maka kau mau makan kau mesti sunat. Jadi orang asing boleh menikmati asal sunat, nah ini prinsip penting. Lalu sampai nanti terjadi pengulangan lagi, tahun depan lagi, tahun depan lagi.
Lalu menarik Saudara-saudara, untuk Paskah ada semacam her-nya. Maksudnya gini, kalau Saudara ujian ya, zaman saya kecil kita ulangan, ulangan, tidak ada her, maka tengah malam tidak bisa tidur sampai pagi, udah kopi habis sama bubuknya, sama bijinya semua sudah ditelan, supaya jangan sampai gue ngantuk besok ujian harus bisa karena nggak ada her. Maka kita belajar mati-matian karena dikasih kesempatan cuma satu sekali. Anak sekarang dia kalau ada her tiga kali, dia nggak peduli Saudara, besok mau ujian dia main game, nanti ujian jebol atau jelek nilainya, “aah besok masih ada kesempatan,” akhirnya seperti itu Saudara. Nah untuk Paskah nanti terjadi kasus dan ada her-nya coba. Pada saat Paskah ada orang menyentuh mayat, waktu dia menyentuh mayat dia sedang najis, waktu dia sedang najis dia boleh makan paskah atau tidak? Lalu tanya Musa, Musa pusing kepala Saudara-saudara, “Aduh Tuhan tidak pernah bilang tentang kasus ini, ini kasus khusus, oke saya tanya Tuhan.” Musa tanya, Tuhan bilang, “OK untuk kasus kayak begini, kalau dia rayakan Paskah dan dia sedang najis karena mayat, maka dia boleh rayakan di bulan depan, di tanggal yang sama.” Jadi 14 bulan depan kau boleh makan di bulan itu, meskipun satu hukum yang ketat yang luar biasa, untuk kasus tertentu nanti Tuhan kasih pengecualian. Jadi tidak boleh kita berkata, kalau kau nanti saat setelah rutinitas setiap tahun rayakan Paskah kalau hari Paskah kau najis maka kau berdosa, kau dihukum oleh Tuhan, tidak ada pengampunan lagi, tidak ada kesempatan lagi bagi kita. Jawabannya tidak, Tuhan kasih kesempatan untuk satu kali lagi. Lihat ya, bukan bulan depan kau gagal lagi, di her lagi sebulan, gagal lagi di her lagi, gagal lagi nggak usa khawatir tahun depan ulang lagi, nggak ada itu, cuma dikasih satu kesempatan Saudara-saudara. Kadang-kadang Tuhan itu ya tidak kasih kesempatan sama sekali, orang lakukan jahat Tuhan habisi; kadang-kadang Tuhan kasih kesempatan sampai panjang sekali baru Tuhan habisi. Di dalam zaman Nuh Tuhan kasih kesempatan yang panjang, di zaman kala itu ada orang begitu melawan Tuhan langsung dihabisi, OK kita pernah lihat contoh-contohnya.
Nah sekarang kembali ya, sampai nanti pada Perjanjian Baru, Yesus merubah tradisi ini. Lihat ya, tidak pernah ada siapapun yang berani merubah tradisi Paskah menjadi satu kegiatan tambahan yang baru lalu menyuruh orang yang merayakan untuk merayakan lagi. Wah kalau saya buat tradisi baru itu inisiatif saya, OK saya melanggar tradisi lama. Tapi pada saya setelah melanggar, saya suruh yang lain ikut saya, yang sudah melanggar, untuk itu terus ulangi lagi pelanggaran ini, ini dosa dobel, Saudara-saudara. Berarti saya menghasut, saya mengajak. Yesus melakukan hal ini, Saudara-saudara. Kenapa Yesus bisa melakukan hal ini? Karena Yesus yang akan menggenapkan dari semua simbol-simbol itu. Maka lihat ya, setiap tahun waktu Yesus hidup, Yesus ada di bumi setiap tahun dia rayakan Paskah. Dia ikuti semua tradisi dari Perjanjian Lama. Makan Paskahnya begini, begini, begini, begini, begini, Dia ikuti. Ada roti tidak beragi, Dia ikuti. Lalu ada sayur pahit, Dia akan ikuti. Dia akan terus lakukan itu. Tahun depan lakukan lagi, sampai Dia berumur 33,5. Waktu Dia berumur 33,5 berarti saat itu Dia sisa satu kali akan rayakan Paskah, setelah itu tidak akan rayakan lagi, karena sudah mati. Nanti Dia tampakkan diri waktu bangkit, sudah bangkit 40 hari Dia menampakkan diri, lalu Dia ke sorga. Tahun depan nggak bisa rayakan Paskah lagi tho? Maka itu Paskah terakhir Yesus di bumi. Oleh sebab itu, Yesus berkata, “Aku rindu sekali makan Paskah ini lagi,” itu adalah kali terakhir Yesus makan bersama-sama murid. Yesus harus makan Paskah, setelah hari Paskah. Saya ulangi ya. Saudara lihat, semua orang Yahudi makan Paskah setelah hari Paskah, yaitu mesti masuk ke Hari Raya Roti Tidak Beragi, mesti lewat jam 6 sore. Pergantian hari itu jam 6 sore, potong binatangnya jam 3 sore Hari Jumat, lalu nanti harus akan terjadi pergantian hari di jam 6, makannya di malam. Itu pesta Paskah akan dimakan bersama roti tidak beragi itu Hari Raya Roti Tidak Beragi. Jadi Yesus kalau rayakan Paskah, Dia harus makannya di malam. Kalau Dia makannya di malam, dia ada di kuburan, Saudara-saudara. Bisa ikuti? Karena Yesus mati jam 3, lalu jam 6 bangkit lagi untuk makan gitu? Lalu tidur lagi? Nggak bisa. Maka Dia harus makan tidak boleh di Hari Raya Roti Tidak Beragi. Caranya Dia mundur satu hari, Dia mendahului proses ini, dan Dia lakukan dulu sebelum nanti di Hari Raya Roti Tidak Beragi. Maka malam terakhir, Yesus memanggil murid-murid lalu semua berkumpul.
Nah lihat, waktu mereka berkumpul, nanti saya akan upload khotbah ini. Saya ada khotbah di bus masih ada 4, saya nanti akan edit, nanti saya upload yang Israel. Nanti saya akan munculkan ruangan perjamuan malam. Karena orang Yahudi percaya, di ruang itulah Yesus bertemu dengan murid-muridNya kali terakhir waktu makan perjamuan. Dan di ruang itu jugalah hari Pentakosta, murid-murid berkumpul di situ. Maka ruangan itu menjadi objek wisata. Saya tidak bicara itu tepat atau tidak, betulkah GPS-nya, lokasinya, itu lintang selatan, utara, timurnya, betul-betul di rumah itu? Nah itu kita nggak tahu ya. Karena banyak situs-situs mengklaim ini tempatnya, ini tempatnya, ini tempatnya. Kok lu tahu? Di sini Yesus hadir di perkawinan. Ini tempatnya. Kok dia tahu? Susah Saudara-saudara ya. Itu semua klaim ini, ini, ini. Maka sampai hari ini, tentang Golgota saja terjadi keributan. Katolik punya lokasi Golgota beda sama yang Protestan. Yang Protestan punya Golgota ada bukit-bukit, lalu ada sedikit gambar kayak tengkorak-tengkorak. Ini yang Protestan percaya, lalu makamnya ada lubang di taman, Protestan percaya. Katolik tidak percaya yang itu. Katolik punya versi sendiri, Saudara-saudara. Maka nanti kalau Saudara pergi ke Israel, Saudara akan dibawa melihat 2 tempat itu, yang Katolik sama yang Protestan. Ada 2 versi, Saudara-saudara, semua mengklaim ini, ini. Karena begitu diklaim, jadi ramai. Itulah ya, objek wisata kan biasanya begitu kan. “Di sinilah tempat kematian Acong,” nggak ada yang datang, Saudara-saudara. “Di sinilah, batu inilah, waktu Yesus disalib, pertama kali diturunkan mayatnya, tidur di batu ini.” Waduh.. batu ini. Seandainya Yesus muncul, Yesus bilang, “bukan,” betapa menyesalnya dia menangis di batu yang salah. Itulah orang-orang di sana ya.
Sekarang kita kembali ya. Jadi Yesus lakukan tradisi baru, Yesus majukan satu hari. Dan Yesus berkumpul sama murid, nggak bisa makan domba Paskah, karena domba Paskah potongnya mesti jam tiga-nya kan. Maka kumpulnya apa? Yesus melakukan satu tindakan yang mirip Perjanjian Lama, tetapi tidak ada domba. Yesus masih pakai roti, Yesus masih pakai cawan dan minuman, Saudara-saudara. Lihat ya. Di zaman orang Yahudi, waktu rayakan Paskah, tadi tradisi Yahudi, mereka akan makan roti tidak beragi dan sayur pahit, setelah itu pasti mereka minum. Orang Yahudi sampai hari ini setiap kali perayaan-perayaan kayak begitu, mereka minumnya anggur. Hari Sabat, mereka rayakan Sabat, mereka minumnya anggur. Karena anggur itu adalah minuman favorit di situ, tapi bukan minum untuk teler. Anggur-anggur yang dihasilkan itu kualitasnya bagus luar biasa. Jadi habis makan-makan, makan daging domba, lalu makan roti, lalu sayur pahit, pasti minum. Lihat, pada saat Yesus berkumpul sama murid, Yesus mengambil roti, tetap simbol yang lama, orang Yahudi minum, sekarang Yesus buat simbol yang baru melalui minuman. Yang sayur pahit, itu tidak disebutkan pada malam perjamuan terakhir, jadi masih ada simbol lama, yaitu roti. Lalu simbol baru yang sekarang Yesus munculkan, nanti Yesus akan kaitkan tantang roti dan darah yang akan dialirkan. Jadi di sini kita melihat Yesus menambahkan ada makna yang baru di dalam minuman. Di dalam PL, minuman bukan makna baru, habis makan, haus, minum, tidak ada makna. Roti tidak beragi, ada makna. Sayur pahit, ada makna. Air minum, anggur, semua tidak ada makna. Tapi Yesus membuat makna yang baru. Lihat ya, ini perubahan tema yang sangat penting, Yesus mendahului hari Paskah yang setiap tahun dirayakan, sekarang Yesus memberi makna satu hari sebelumnya dengan berkata, “Roti ini, inilah tubuh-Ku.” Yesus mengonfirmasi khotbah Dia waktu Dia masih hidup, khotbah Dia waktu Dia masih bebas-bebas pergi ke mana-mana untuk pelayanan. Sekarang di hari terakhir Dia tidak bebas lagi karena sebentar akan ditangkap, Yesus mengkonfirmasi khotbah Dia. Lalu puncaknya Yesus sekarang menginformasikan kepada murid yang sedang berkumpul, karena waktu Yesus berkata, “Akulah roti yang turun dari sorga,” didengar oleh banyak orang waktu Yesus masih bebas untuk pelayanan. Sekarang hari terakhir, sebentar lagi ditangkap, Yesus menyimpulkan, “Akulah Roti yang turun dari sorga, makanlah daging-Ku, minumlah darah-Ku.” Tidak segampang yang kau pikirkan, “oh langsung bisa makan, langsung bisa minum,” Yesus kasih tahu, “Kau nanti akan menerima roti ini melalui Aku yang pecahkan.”
Wah kalimat ini saya sangat terharu, Saudara-saudara. Saudara kalau lihat ya, Yesus punya tubuh dicambuk lalu dagingnya lepas-lepas. Yang melepaskan daging Yesus siapa? Orang yang cambuk kan? Lalu orang yang cambuk tidak bisa melepaskan. Cambuk tidak bisa melepaskan, kecuali kepala cambuknya, kalau tidak ada unsur besi atau unsur sesuatu yang tajam atau unsur sesuatu duri atau apa pun yang tajam, tidak mungkin bisa melukai sampai sobekin dia, keluarkan dagingnya. Paling bisa kasih tanda sayatan, karena cambukkannya sangat tajam Saudara, pedas. Sayatan, mungkin pecah sedikit, robek sedikit, tapi sampai dagingnya lepas, nggak mungkin. Untuk lepas si cambuk akan berkata, “Saya berjasa.” “Cambuk, lu bisa lepaskan daging Yesus?” Kepala cambuk berkata, “Aku yang berjasa,” karena cambuk zaman dulu kepala dari cambuk itu ada tajamnya Saudara-saudara, sehingga kalau sudah dicambukkan kena badan, waktu ditarik tubuh pasti sobek. Lalu kalau begitu siapa yang menyobekkan tubuh Tuhan Yesus? Pasti orang-orang yang jahat itu, orang-orang yang aniaya Yesus, orang yang cambuk Tuhan Yesus dengan cambuknya yang tajam itu, pasti Saudara-saudara, tidak ada cara lain. Tapi Yesus berkata, “Tidak.” Kapan Yesus berkata tidak? Yaitu malam terakhir sebelum Yesus ditangkap, Yesus berkata, “Inilah tubuhKu yang Kupecahkan bagimu.” Mestinya Yesus bilang ya, “Inilah tubuhKu yang dipecahkan orang Romawi,” gitu kan? “Inilah tubuhKu yang dipecahkan oleh cambuk yang harganya noban.” Tapi semua itu tidak ada jasa kalau Yesus tidak ijinkan dagingNya dilepaskan. Siapa yang bisa lepaskan daging Yesus? Anda tahu maksudnya ya? Kalau Yesus tidak masuk ke Yerusalem, siapa bisa paku Yesus? Siapa bisa tangkap Yesus? Berkali kali mau tangkap Dia, Yesus menyingkir, tidak bisa tangkap Dia apalagi sobek satu daging dari tubuh Tuhan Yesus, nggak mungkin kalau Tuhan Yesus tidak ijinkan. Maka Yesus berkata, “Aku menyerahkan nyawaKu, inilah Roti yang turun dari Sorga,” lalu ditambah lagi kalimat terakhir Tuhan Yesus sebelum Tuhan Yesus ditangkap, “Inilah tubuhKu yang Kupecahkan bagimu.” Jadi Yesus sudah mempersiapkan tubuhNya untuk dipecahkan. Orang berkata, “Yesus di Taman Getsemani takut, takut mati, maka Dia berdoa sampai peluh keluar darah, Yesus pengecut.” Salah. Kalau Yesus pengecut tanggal 10 Dia tidak akan masuk ke Yerusalem. Dia tahu makin mendekati tanggal 14, tanggal 10 hari yang penting, domba akan dikurung, maka Dia kabur pergi ke daerah, sudah jalan jalan penginjilan, lalu pergi, sehingga kalau pulang tidak keburu, hari Paskah sudah lewat. Tidak, Yesus siapkan tidak boleh pergi jauh, tanggal 10 Dia sudah tahu semakin dekat. 10 Dia langsung masuk ke Yerusalem, lalu setelah itu Dia ada di sekitar situ untuk nanti siap dibunuh. Sebelum ditangkap dan dibunuh Yesus sudah katakan, “Aku menyerahkan nyawaKu dengan cara Kupecahkan tubuhKu. Inilah tubuhKu yang Kupecahkan bagimu, makanlah.”
Jadi makannya bukan lagi per keluarga tetapi per pribadi. Makannya bukan lagi disiapkan oleh per pribadi keluarga tapi disiapkan oleh Kristus. Ini simbol keselamatan, keselamatan adalah pemberian Tuhan, tidak ada jasa. Coba bayangkan murid-murid dipesan ya, “Tadi siang Saya sudah umumkan ya, semua beli roti masing-masing, sudah? Sekarang sudah malam, keluarkan rotimu masing masing, oke angkat, angkat, oke.” Lalu Yesus berdoa, “Sudah? sudah? Semua sudah?” Ada yang roti besar, roti kecil. “Oke sekarang makanlah roti kalian masing-masing.” Berarti masih ada unsur jasa yang disiapkan, jelas ya. Sekarang, “Ini tubuhKu yang Kupecahkan bagimu,” meskipun roti yang mereka makan adalah roti fisik yang terlihat, pasti ada orang yang membuat, tetapi ini adalah tindakan Tuhan Yesus untuk menyatakan suatu rahasia. Yesus yang memegang roti ini, lalu Yesus berdoa mengucap syukur, dan Yesus pecahkan, Yesus yang bagikan kepada mereka. Ini simbol keselamatan yang nanti akan diberikan secara pribadi lepas pribadi, dan setiap pribadi harus menerima kematian Tuhan Yesus, harus menerima fakta kebangkitan Tuhan Yesus, tidak bisa titip ayahnya, tidak bisa diwakili oleh ayah dan ibu, kalau sudah maka saya tidak perlu lagi. Setiap pribadi.
Lalu inilah darah. Ini adalah darah Perjanjian Baru Saudara-saudara. Jadi Yesus membuat makna yang baru melalui minuman dan Yesus konfirmasi: ini adalah darah Perjanjian Baru, berarti ada darah Perjanjian Lama. Nah sekarang kita telusuri darah Perjanjian Lama itu maksudnya apa? Dimulai dari domba Paskah, darah dioleskan. Nanti orang Yahudi yang sudah menerima 10 Hukum itu, mereka ada penjabaran 10 Hukum, lalu dijelaskan panjang lebar di Perjanjian Lama. Perjanjian Lama berisi 10 Hukum, lalu ada penjabarannya banyak sekali, detail-detail aplikasinya. Salah satu tema tentang darah, yaitu “nanti kau tidak boleh makan darah.” Orang Yahudi kenapa tidak boleh makan darah? Karena darah itu Tuhan siapkan, nanti menjadi tema yang penting. “Kau tidak boleh makan darah,” tetapi kalau Yesus berkata “Makanlah dan minumlah, kau harus makan dan minum. Jadi waktu Tuhan bilang, “Jangan, jangan,” karena menunggu penggenapannya. Darah Perjanjian Lama, darah domba tidak boleh kau makan, tapi Yesus punya darah, darah Perjanjian Baru, minumlah. Maka mesti lihat Perjanjian Baru, jangan lihat yang Perjanjian Lama. Ikatan kontrak, ada yang kontrak lama, ada kontrak revisi. Lalu kita jatuhkan hukuman melalui kontrak lama? Ya nggak masuk. Saudara mau memvonis dia pakai hukum kontrak lama, “Dia melanggar perjanjian, saya mau masukkan dia ke pengadilan.” Lalu dia senyum-senyum, “Lu jatuhkan saya, mau vonis saya, mau masukkan saya ke penjara, mau bilang saya bersalah pakai kontrak lama? Silahkan. Lu pakai pengacara yang paling top di dunia, silahkan,” kenapa? Karena di Perjanjian Baru sudah ditulis: semua kontrak lama sudah tidak berlaku karena yang ini sudah ada. Sebagian isi kontrak lama yang masih dijalankan sudah dipindahkan ke kalimat kontrak yang baru. Jadi bukan nol sama sekali tidak diakui yang lama. Yang lama kenapa tidak dipakai lagi? Karena kalimat itu sudah dipindahkan, yang belum dimasukkan sudah dimasukkan. Jadi di kontrak baru ada isi kalimat tentang tema-tema yang lama juga tapi ada isi yang baru. Maka yang berlaku adalah yang baru, nggak boleh vonis orang pakai yang lama. Sekarang orang-orang mau vonis orang Kristen pakai yang lama: “Kristen makan babi,” dia pakai kontrak lama Saudara saudara. “Orang Kristen makan darah dia.” Itu kalau makan-minum di Medan ada darah yang bentuknya kotak-kotak itu, “wuih makannya lahap, wuih makan darah dia, ckckck.” Itu kalau makan, itu daging-daging harus sampai direbus, sampai keluar semua minyak-minyak sekaligus ada merah-merah keluar. Kalau makan ayam, ayam dicabik-cabik, yang agak merah kalau ada bekas darah masih nempel, “sisihkan, sisihkan.” Dulu saya pernah kasih tahu temen karena dia bilang tidak boleh makan darah. Saya bilang, “Kamu yakin kamu tidak pernah makan darah sama sekali?” “Tidak pernah.” “Kamu pernah sikat gigi? Kamu yakin waktu sikat gigi gusimu tidak pernah berdarah dari kecil sampai hari ini?” Kita sampai hari ini ya sikat gigi kan kayak sikat wc. Kalau direkam wuih kayak flush point. Itu gusi makin lama makin turun kan, karena kita kan ganas. Padahal lihat orang yang sikat gigi yang benar nggak ada yang keras-keras Saudara-saudara, karena kuncinya itu gigi ini bukan diamplas Saudara-saudara, jadi yang dibersihkan itu sisa-sisa makanan. Kalau kita kan sekaligus bersihkan sekaligus amplas, maka bunyinya itu kayak gesek lantai dengan amplas. Makanya gusi waktu kena lalu mulai berdarah, waktu berdarah kita pasti tertelan. Kita makan binatang, makan daging, yakin tidak ada darah sama sekali? Pasti ada. Lalu temen saya jawab begini, “Kalau sedikit mah nggak apa-apa.” Aduh susah Saudara-saudara ya kalau orang-orang sudah pegang-pegang PL terus sok hebat sungguh sulit gitu.
Sekarang kita kembali Saudara ya. Darah ditaruh di ambang pintu karena ada simbolnya. Lalu darah tidak boleh dimakan, lalu darahnya mau diapain? Lihat, darah mesti dicurahkan ke tanah. Kenapa tidak dibuang ke laut? “Kumpulkan darah itu, buang ke laut! Buang ke tanah? Tanah bau amis,” kenapa musti buang ke tanah? Lalu nanti, waktu di mezbah, Alkitab munculkan lokasi pembuangan darah. Mari kita lihat, di dalam Kitab Keluaran, harap tema ini, setelah kita lewati, setiap kali Saudara masuk perayaan, atau masuk dalam sakramen, yaitu tentang Perjamuan Kudus, Saudara sudah mengerti urutan semua tema ini. Mari kita lihat di dalam Kitab Keluaran di Pasal yang ke 24, jadi, bukan hanya buang-buang sembarang di tanah, nanti akan di arahkan lokasinya Saudara-saudara. Keluaran Pasal yang ke 24, lihat di ayat yang ke 6, “Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah”. Lihat, ada mezbah, lalu disiramkan di mezbah. Jadi darah itu mesti ada di mezbah, jelas ya? Ok, sekarang kita lihat di dalam Kitab Keluaran Pasal ke 29. Keluaran Pasal yang ke 29, perhatikan di ayat yang ke 12, “Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.” Jadi darah, harus kau curahkan di mezbah, harus kau taruh di mezbah, mezbah harus ada darah, lalu darah ini kau curahkan nya di bawah mezbah, jelas ya. Ada mezbahnya darah, bawah mezbah ada darah. Lalu kita lihat satu lokasi lagi dalam Keluaran Pasal 29, ayat yang ke 16. Ayat ke 15, keluar simbol begini, “Kemudian haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan,” ada simbol tangan taruh di kepala. Ayat 16, “Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambillah darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya,” jadi ada mezbah, nanti ada bawah mezbah, ada sekeliling mezbah. Nah ini 3 lokasi yang terus muncul di dalam Perjanjian Lama. Oleh sebab itu, Yesus darah nya akan mulai dialirkan sebelum tiba di Golgota, karena mezbah harus alir di sekeliling mezbah. Di sekeliling mezbah, berarti belum sampai ke mezbah, Yesus akan dicambuk, Yesus akan digiring untuk naik ke Golgota, sepanjang perjalanan, itulah darah dicurahkan ke tanah, di sekeliling mezbah. Tahu maksudnya ya? Sampai nanti Yesus dipaku di atas kayu salib, darah Yesus akan mengalir dari atas kepala pasti turun ke badan, lalu yang turun ke badan akan turun ke kaki, kaki punya darah akan turun lagi di mezbah. Sudah turun, turun, begitu menyentuh mezbah, darah-Nya akan mencari titik lagi yang lebih bawah lagi, akan turun, akan netes di bawah mezbah. Lalu tangan Tuhan Yesus, yang dipaku dengan terbuka kaya begini, waktu jatuhnya, jatuh di sekitar mezbah. Jadi Golgota adalah mezbahnya. Salib, yang ditusuk di atas bukit itu, tempat salib bisa berdiri, itu lokasi mezbah. Lokasi mezbah itulah tempat salib, karena dombanya ada di situ. Domba tidak boleh di sebelah kanan, mezbah ada jauh di kiri. Domba pasti ada di atas mezbah, jelas ya? Sekarang Yesus, Domba Paskah, ada di salib, maka kaki salib yang menyentuh ke bumi ini, itu pasti mezbahnya. Karena Yesus, Dombanya, harus di atas. Maka darah Yesus tercurah di mezbah, tercurah di bawah mezbah, tercurah di sekeliling mezbah.
Itulah darah perjanjian, yang Yesus berkata, “Makanlah daging-Ku dan minumlah darah-Ku,” maksudnya apa? Terimalah kematian Tuhan Yesus, Yesus yang pecahkan tubuh-Nya begitu mengerikan, sama darah-Nya yang dicurahkan untuk pengampunan dosa, kau harus terima dua jenis paket ini, paket darahNya, paket dagingNya atau tubuhNya. Ndak boleh kita berkata, “Saya hanya mau darahNya, tubuhNya aku tidak mau,” kenapa? “Kalau tubuhNya aku mau,” ini teologi penderitaan, penderitaan yang sangat lama, satu daging lepas, satu daging lepas, karena cambukannya agak lama. Kalau paku keluar darah, lebih praktis, menurut orang tertentu, dipaku, sakitnya cuma sebentar. Tapi kalau cambuk, aduh, lepas satu-satu, lepas satu-satu, lalu mahkota duriNya, lalu semua ini satu paket. Terima Tuhan Yesus, berarti terimalah tubuhNya yang hancur begitu; terima Tuhan Yesus, terimalah salib yang menggantung Tuhan Yesus, terimalah semua pengorbanan Tuhan Yesus, jangan kau mau Yesusnya, salibnya kau buang di bawah, lalu Yesus mati di kasur empuk. Yesus mati di salib, kau harus terima salibnya juga. Maka “barang siapa yang ikut Aku, dia harus memikul salibnya sendiri,” jadi salibnya juga harus diterima, Yesusnya juga harus diterima. Ok? Maka Yesus menggenapkan seluruh nubuatan di dalam Perjanjian Lama, dan seluruh simbol-simbol di dalam tema Paskah semua sekarang mengacu kepada Yesus. Yesus berkata, “Kalau kau makan ini, kau harus mengingat Aku.”
Lalu, nanti terjadi perkembangan tema ini, di hari Pentakosta, waktu Roh Kudus turun, nanti murid-murid, melakukan tradisi yang baru. Orang Yahudi, kalau makan, kumpul-kumpul itu, waktu domba Paskah dikorbankan itu hari Paskah. Nanti, orang Kristen, waktu hari Pentakosta, Roh Kudus turun itu, hari jadinya Gereja, mereka kumpul-kumpul, tidak lagi tunggu hari Sabat. Mereka nanti senantiasa, setiap hari mereka berkumpul. Waktu mereka berkumpul, ada satu tindakan yang mereka terus lakukan, yaitu apa? Mereka akan memecahkan roti, untuk mengingat Yesus pecahkan roti. Jadi mereka melakukan satu perjamuan, yang tidak pernah ada dalam tradisi Perjanjian Lama, mereka lakukan untuk mengingat akan Yesus, mereka jalankan perintah Yesus. Yesus bilang, “Setiap kali kau makan, ingat akan Aku,” jadi cara mengingat Yesus tidak usah ke kuburan, cara mengingat Yesus tidak usah nangis-nangis di batu tempat Yesus dikuburkan, lalu batu itu sudah terguling, kita nangis-nangis di batu, ndak usah. Kau menerima fakta kematian Tuhan Yesus, lu ndak usah pergi ke salib bekas Yesus disalib, kau nangis-nangis di situ, kau sembahyang di situ, ndak perlu. Kau ingat kalimat Tuhan Yesus saja, Yesus bilang, “Setiap kali kau lakukan ini, berarti pecahkan roti, ingatlah akan Aku.” Jadi ndak usah ke kuburan, ndak usah pergi ke salib yang bekas ada Yesus di situ, ndak usah cari kain kafannya, lalu sembah-sembah, nangis-nangis, di situ, ndak usah cari kain kafan lalu cuci laundry, lalu taruh di rumah kasi peti kaca, ndak usah. Ini setiap kali kau sudah sobek roti ini, besok-besok roti sudah rusak, nanti kau rayakan lagi, lu buat lagi, berarti jadi jangan berhalakan satu barang, kalau sobek, sudah sobek, lu mau berhalakan, besok sudah busuk. Lu buat lagi, model rotinya mungkin sudah lain sedikit, itu lekukannya sudah beda. Kau sudah pecahkan, sudah rusak kan? Pecahkan modelnya sudah amburadul kan? Lalu kau buat lagi, buat lagi, buat lagi, berarti tidak boleh memberhalakan. Maka mereka menjalankan hal ini, mereka pecah-pecahkan.
Nanti, menjadi kebiasaan. Nanti, mereka akan buat lagi tradisi, mereka kumpulnya di setiap hari pertama, yaitu, hari Minggu. Kenapa di hari Minggu? Karena hari Minggu adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus, mereka menambah satu hari menjadi tradisi baru, yaitu begini: hari Sabat, itu tradisi Perjanjian Lama, mereka Yahudi, mereka tetap jalankan hari Sabat. Tapi karena sudah Kristen, mereka menambah satu hari, dan hari itu, mereka pilih hari pertama, karena hari kebangkitan, hari kemenangan. Di hari pertama itulah mereka nanti akan kumpul semua orang percaya, di situ nanti mereka akan jalankan satu kebiasaan sampai hari ini. Kita ada kebaktian di hari Minggu. Hari Minggu orang Yahudi adalah hari pertama. Jadi semua yang pertama, untuk Tuhan. Hari Paskah itu dimulai di bulan yang pertama, bulan ini menjadi bulan pertama. Tuhan rubah bulan. Hari kematian, kebangkitan Tuhan Yesus, nanti seluruh murid Tuhan Yesus, waktu berkumpul, mereka kumpul di hari pertama. Berarti terjadi perubahan hari. Hari ketujuh, hari Sabat, sudah tidak penting, hari pertama jauh lebih penting, karena hari Sabat, Yesus belum bangkit, hari pertama, hari Minggu, Yesus sudah bangkit. Maka hari pertama menjadi hari rutinitas orang-orang Kristen berkumpul pada waktu itu sampai kepada zaman Paulus, Paulus menambahkan lagi. Lihat ya, ini perkembangan. Kenapa boleh? Karena Alkitab belum selesai, Tuhan izinkan ada perkembangan melalui Yesus yang menggenapkan, melalui murid-murid di hari Pentakosta menambahkan tradisi baru ini, terus kumpul, kumpul, kumpul, pecahkan, pecahkan, bukan Yesus terus mati. Tidak. Yesus sudah mati, mati lagi, mati lagi? Tidak, untuk mengingat. Mengingat berarti peristiwa sudah terjadi, bukan sekarang terjadi lagi. Jelas ya? Untuk mengingat, bukan kita sekarang makan roti dan minum itu, sekarang Yesus punya daging berubah, eee roti ini berubah jadi daging, berarti sekarang tercurah lagi darahNya? Bukan Saudara. Sudah. Sekarang hanya mengingat.
Sampai kepada zaman Paulus, Paulus menambahkan lagi, yaitu Paulus berkata begini, “Setiap kali kamu makan, kamu harus memberitakan kematian Tuhan Yesus.” Ini ndak ada di dalam PL, ndak ada di dalam zaman Tuhan Yesus. Yesus hanya berkata, “Ingatlah akan Aku,” Paulus menambahkan, “Kau harus memberitakan,” nah, menjadi komplit Saudara-saudara. Orang Kristen ndak boleh hanya terus mengingat keselamatan, terus mengingat, “Puji Tuhan, Yesus baik, sungguh baik, sangat baik, sangat baik, terbaik, terus baik,” terus ingat, terus ingat, tapi ndak pernah melakukan satu tahap yang baru. Kau harus memberitakan. “Aku sudah, sudah memberitakan, Yesus baik, sangat baik bagiku.” Bukan bagiku saja, bagimu juga, ‘mu’ yang mana ? Orang-orang yang sekarang sedang memberontak. Oleh sebab itu Paulus menambahkan, “Kau harus memberitakan kematian Tuhan Yesus sampai Dia datang kembali.” Ini tidak ada di dalam tradisi manapun, muncul di dalam ajaran Paulus. Dan Paulus menambahkan satu kalimat lagi, “Kalau kau makan, kau harus menguji dirimu. Kalau tidak, kau akan berdosa.” Dia memperkembangkan tema tentang Yudas Iskariot. Yudas Iskariot waktu makan, lalu akhirnya nanti dia pergi, dia jual Tuhan Yesus, lalu dia bunuh diri. Dan Paulus mengatakan, “Setiap kali kamu makan, kau harus menguji dirimu.” Berarti Perjamuan Kudus, ini perjamuan yang sakral. Orang-orang zaman Korintus melakukan Perjamuan Kudus menjadi pesta dan mabuk-mabuk. Mereka bawa makanan, bawa arak-arak yang memabukkan, setelah Perjamuan Kudus selesai, mereka pesta, mereka makan sampai teler-teler. Maka Paulus berkata, “Kalau kau lapar, makan di rumah, ndak usah di Perjamuan ini. Perjamuan ini untuk mengingat, kau harus memberitakan kematian Tuhan Yesus sampai Dia datang.” Sekarang gereja sudah berubah arah, Perjamuan Kudus dibuat untuk kesembuhan ilahi. Wah, ya semua datang, yang sakit-sakit semua datang. Ndak ada tema Perjamuan Kudus untuk kesembuhan. Nanti kanker sembuh, rematik, encok, kudis, kurap, ndak ada itu Saudara-saudara. Yang ada, “setiap kali kau makan, kau harus memberitakan kematian Tuhan Yesus,” berarti Perjamuan Kudus adalah tema pengutusan penginjilan. Jadi hari dimana Saudara masuk di Perjamuan Kudus, hari itu adalah kebaktian pengutusan. Tapi berapa banyak orang sadar hari Perjamuan Kudus adalah hari kebaktian pengutusan? Saudara makan, minum, pulang, tetap kembali seperti semula; makan, minum, pulang, tetap berdosa. Mestinya Saudara makan dan minum ada api yang membakar, “pengutusan terjadi, dan saya harus pergi untuk Amanat Agung,” itulah tema Perjamuan Kudus.
Sekarang saya simpulkan. Jadi kata “Perjamuan Kudus” itu tidak ada di Alkitab. Di dalam tradisi Kekristenan Protestan maka perjamuan ini disebut Perjamuan Kudus untuk membedakan dengan perjamuan kasih, perjamuan makan, perjamuan pernikahan. Waktu dikasih Perjamuan Kudus langsung konotasinya clear, ini untuk mengingat Tuhan. Kalau pesta pernikahan ada perjamuan, “malam ini resepsi Perjamuan Kudus kita makan di restoran,” sampai sana nggak ada roti seperti ini. Saudara jangan bilang Perjamuan Kudus nanti kacau dengan perjamuan pengantin atau jamuan makan malam bersama, nggak boleh pakai Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus ini kata yang sudah “dikhususkan” untuk sakramen ini. Saksi Yehovah tidak memakai Perjamuan Kudus, mereka pakai istilah perjamuan malam Tuhan. Mereka bilang, “Perjamuan Kudus tidak ada di Alkitab, karena orang Kristen tambah-tambahkan,” maka pakai istilah perjamuan malam Tuhan, mereka bilang perjamuan malam tuan. Saudara nggak usah kaget, nggak usah panik, Saudara balas jawabnya, “dimanakah Alkitab ada bilang perjamuan malam tuan?” Nggak ada Saudara-saudara. Begitu dia tunjukkan semua dalam Alkitab, Alkitab mereka itu tambahan. “Kami tidak pakai kata gereja karena kata gereja, misalnya Gereja Reformed, Gereja Bethany, nggak ada dalam Alkitab, nggak ada kata gereja, maka kami pakai Balai Kerajaan Allah.” Kasih saya lihat kapan Yesus dirikan balai kerajaan Allah, dimana ada kata balai kerajaan Allah itu di Alkitab? Nggak ada Saudara. Jadi dia sendiri pakai yang tidak ada, boleh; kita pakai yang tidak ada, nggak boleh, itu aneh. Kita kembali ya, hari ini kita akan masuk ke dalam Perjamuan Kudus, biar kita mengingat kembali ada peristiwa besar yang terjadi, yaitu untuk menggenapkan semua tema domba Paskah, Yesus harus mati. Dan hari ini bisa pas, tadi malam saya di kamar dengar ada orang semacam acara sukacita hari raya yang berhubungan dengan agama tetangga, bersyukur kan mereka kan, ada korban. Bayangkan kita orang Kristen kenapa tidak lakukan korban binatang lagi, jawabannya? Karena Yesus sudah menggenapkan. Puji Tuhan. Mari kita berdoa.
Bapa di dalam Sorga, kami berterima kasih untuk firmanMu yang hari ini sudah dinyatakan. Kami bersyukur untuk semua catatan Alkitab, bersyukur untuk Tuhan Yesus yang sudah melayani setiap kami hingga memecahkan tubuh untuk kami, menyiapkan makan untuk kami, menyiapkan minum untuk kami. Selama kami hidup Tuhan menyiapkan makan dan minum secara fisik, tetapi di dalam kerohanian kami, kami haus dan dahaga, tidak ada yang bisa memuaskan dahaga rohani kami. Maka sebelum kami mengenal Kristus, kami mencicipi semua makanan dan minuman dari semua ajaran-ajaran yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan kami semakin tersesat. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus yang menyediakan makanan dan minuman yang sejati sehingga rohani kami dipulihkan, dan kami diselamatkan, dan kami hidup di dalam Kristus, Kristus di dalam setiap kami. Kami yang sudah merasakan semua pekerjaan Kristus yang begitu mulia, Tuhan tidak mau kami terus merenungkan kasih Kristus yang begitu besar terus untuk diri kami sendiri. Kasih Kristus direnungkan atau tidak direnungkan, kasih Kristus sudah sangat besar, tetapi kami bisa bersyukur waktu kami merenungkan. Kami tidak boleh berhenti sampai terus merenungkan dan terus bersyukur saja, kami harus memberitakan kematian Tuhan Yesus, yang hanya melalui cara kematian seperti itulah Domba Paskah diperkenan oleh Tuhan, tidak ada cara lain, itulah cara satu-satunya. Biarlah hari ini kami akan masuk ke dalam perjamuan, Tuhan sucikan kami sekali lagi, layakkan kami sekali lagi, supaya jangan kami makan dengan hati dan jiwa yang masih terus memikirkan dosa dan merencanakan dosa. Bersihkan kami supaya setelah kami menerima ini kami betul-betul menjadi alat kemuliaan Tuhan untuk diutus oleh Tuhan menjadi saksi Kristus yang mulia dan kudus untuk membawa manusia berdosa kembali kepada Sang Juruselamat yang sejati, yaitu Kristus Yesus Tuhan. Dengar doa kami Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]