Advent and Triumph of Christ by Hans Memling, 1480, Munich
“O Datanglah Imanuel” merupakan lagu yang sudah ditulis sejak Abad Pertengahan (sekitar tahun 1200an). Lagu ini digunakan dalam liturgi gereja dalam Abad Pertengahan sebagai bagian dari seri antiphon. Antiphon merupakan nyanyian chant pendek yang terdapat dalam liturgi Kristen, umumnya dinyanyikan sebagai refrain. Pada waktu itu, antiphon dinyanyikan oleh paduan suara secara berbalas-balasan (responsorial). Biasanya paling sedikit ada 2 kelompok paduan suara. Antiphon seringkali menggunakan teks Alkitab khususnya Mazmur. Pada masa itu paduan suara menyanyikan antiphon tanpa iringan alat musik atau secara acapella.
“O Datanglah Imanuel” merupakan suatu kerinduan menyambut kedatangan Sang Juruselamat. Momen penantian ini dikenal sebagai Advent (dari istilah Latin adventus berarti kedatangan). Pada masa Advent, orang-orang Kristen mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran Kristus. Advent dilakukan selama 4 kali hari minggu sebelum natal. Dalam Advent kita merenungkan kembali akan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama mengenai kedatangan Mesias dan KerajaanNya. Nubuatan akan kedatangan Mesias sudah terjadi ribuan tahun sebelum kelahiranNya. Ada juga nubuatan itu yang disampaikan ketika para orang Yahudi berada dalam pembuangan di Babilonia. Dalam Perjanjian Lama terdapat ragam sebutan mengenai Kristus (misalnya dalam Yesaya 9:6): Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Masa penantian tersebut dijalani dengan ketekunan. Mereka mengharapkan akan kedatangan Sang Mesias yang akan merubahkan keadaan mereka. Demikian yang terdapat dalam lagu “O Datanglah Imanuel” yang menyatakan akan penantian Sang Mesias. Berdasarkan teks latin, himne ini mempunyai 5 bait. Berikut ini sedikit penjelasan berdasarkan teks latinnya:
Bait pertama menyatakan akan kerinduan datangnya Sang Juruselamat yang membawa pelepasan dari masa pembuangan dialami oleh Israel. Tuhan Allah menyatakan keadilanNya terhadap Israel yang berdosa. Ia “membiarkan” bangsa Israel dijajah oleh bangsa lain dan bahkan disebarkan ke berbagai tempat. Kemudian bangsa Israel sadar dan bertobat. Mereka berdoa kepada Tuhan supaya diselamatkan dan dilepaskan dari masa penghukuman mereka.
Bait kedua, menyatakan tentang Sang Juruselamat yang Agung itu adalah Allah yang sudah memberikan firman-Nya di gunung Sinai. Pujilah Tuhan yang menyelamatkan kita yang berdosa. Karena Dia mengasihi manusia berdosa, Ia datang untuk menyelamatkan kita. Penyelamat kita bukanlah manusia yang berdosa sehingga dapat gagal tapi Tuhan Allah sendiri yang tidak pernah gagal (Ibrani 4:15).
Bait ketiga, kuasa Kristus yang mengalahkan segala kuasa dosa juga kuasa si jahat (1 Korintus 15:57). Allah yang berinkarnasi menjadi manusia yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia namun tidak berdosa. Ia mati disalib dan bangkit mengalahkan kuasa dosa dan si jahat. Sehingga setiap kita yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.
Bait keempat, bahwa Kristus adalah Terang yang membawa kita juga tinggal di dalam terangNya (Yohanes 1:9; 9:5). Kita yang diselamatkan di dalam Kristus diangkat menjadi anak-anak terang. Sebagai anak-anak terang kita dimampukan untuk hidup di dalam terang Kristus. Roh Kudus memampukan dan menguatkan kita untuk hidup dalam terang Kristus.
Bait kelima, kelahiran-Nya melalui keturunan Daud yang akan menjadi harapan bagi kita untuk hidup yang kekal. Kristus dilahirkan dalam garis keturunan Daud. Ia datang ke dunia memberikan harapan sejati bagi manusia berdosa. Ia memberikan janji keselamatan dan menggenapiNya dengan datang ke dunia. Hal ini ditegaskan salah satunya dalam Matius 1:1.
Semua nubuatan kemudian digenapi ketika berita kelahiran Kristus diberitakan pertama kali oleh para malaikat: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud (Lukas 2:11).
Vik. Lukman Sabtiyadi, S.Th., M.Fil.
Sumber Bacaan:
Osbeck, Kenneth W. 2002. Amazing Grace: 366 Inspiring Hymn Stories for Daily Devotions. Grand Rapids: Kregel Publications.