Mujizat Natal, 20 Desember 2020

1 Yohanes 4:1-21

Pdt. Dawis Waiman, M. Div.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita bertanya apa yang menjadi ciri seseorang itu sudah dilahirbarukan? Apa yang menjadi ciri dari orang memiliki Roh Kudus atau apa yang menjadi ciri dari seseorang itu memiliki iman di dalam Kristus? Maka ada beberapa poin yang akan kita lihat atau khususnya 5 poin yang akan kita lihat pada pagi hari ini yang menjadi ciri itu dan saya berdoa kiranya kita boleh gunakan itu untuk menggumulkan atau merenungkan atau merefleksikan akan kondisi kerohanian kita berdasarkan kelima kebenaran ini. Apa yang menjadi ciri itu? Yohanes di sini berkata hal yang pertama untuk menjadi penguji apakah kita adalah anak Tuhan, apakah kita memiliki iman yang sejati atau kerohanian sejati atau tidak adalah dari pengakuan yang kita berikan akan Yesus Kristus. Siapa Yesus? Apa yang Dia lakukan? Itu menjadi unsur yang penting yang pertama dari setiap orang yang bisa disebut sebagai anak-anak Tuhan. Nah itu dikatakan di mana? Di dalam ayat yang ke 2-3 di dalam pasal yang ke-4 ini, “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.”

Atau istilah lainnya adalah pada waktu kita bertanya apakah ada Roh Kudus di dalam diri saya? Apakah saya adalah orang Kristen yang sejati? Maka pertanyaannya adalah ketika roh bekerja, tolong uji adakah di dalam dirimu iman yang percaya bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah yang inkarnasi menjadi manusia? Adakah pengakuan itu di dalam mulut kita atau dalam hati kita yang sungguh-sungguh percaya bahwa memang Dia adalah Allah yang datang untuk menyelamatkan kita dari dosa kita? Kenapa ini menjadi satu hal yang penting? Karena pada waktu kita berbicara mengenai antikristus, waktu kita berbicara mengenai segala hal yang merupakan pengajaran kepercayaan dari orang-orang atau agama yang menolak kepada iman Kristen, kuncinya adalah mereka pasti menolak doktrin Kristus atau tentang Kristologi. Dan pada waktu kita berbicara mengenai penolakan terhadap Kristus, siapa Kristus, pribadi-Nya, karya-Nya di dalam dunia ciptaan ini, maka pribadi yang paling bertanggung jawab di balik itu adalah, Alkitab berkata, setan sendiri.

Jadi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita ingin membedakan apakah kita adalah orang yang memiliki iman di dalam Kristus atau kerohanian sejati atau tidak, pertanyaan yang pertama adalah adakah pengakuan di dalam diri kita hati kita bahwa Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Tuhan yang inkarnasi dalam dunia untuk menjadi manusia sama seperti diri kita demi untuk bisa mati menggantikan dosa kita di atas kayu salib? Itu menjadi hal yang penting karena segala sesuatu yang menolak kebenaran ini, segala pengajaran yang tidak mengakui penebusan Kristus, inkarnasi dari Yesus Kristus itu bersumber dari iblis atau bersumber dari orang yang menentang Kristus atau bukan berasal dari Yesus Kristus.

Tapi ada satu hal yang penting, pada waktu kita berkata, “Aku percaya kepada Kristus,” maka apa yang menjadi dasarnya? Apakah itu cukup dengan satu pengakuan mulut kalau saya percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya? Beberapa hari yang lalu ada dari pemuda kita yang orang tuanya meninggal. Lalu dia WA ke saya dan dia bertanya kepada saya, “Apa yang harus saya lakukan sebelum orang tuanya meninggal?” Pada waktu itu dia sakit keras sekali. Lalu saat itu saya bilang, “Kamu coba uji kembali iman dari orang tuamu itu seperti apa.” Saudara, pada waktu itu dia bertanya, “Tapi apakah pengakuan iman itu cukup bahwa Yesus adalah Tuhan? Ada nggak hal-hal lain yang bisa membuat saya yakin kalau dia memang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus? Sekarang dia di dalam kondisi yang halusinasi, 20% daripada kesadarannya sudah hilang. Kadang-kadang dia ada halusinasi, apakah saya bisa yakin ketika saya bertanya berkenaan dengan imannya, kesiapannya, kepercayaan dia kepada Kristus saya bisa yakin kalau dia adalah mengaku dengan kesadaran bahwa dia memang sungguh percaya kepada Tuhan?”

Pada waktu itu saya bilang, “Pertama adalah kamu coba uji dalam beberapa kondisi. Tanya lagi, ingatkan kembali akan Kristus dalam hidup dia bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamatmu. Nanti kamu bisa lihat apakah dia memang sungguh-sungguh percaya atau tidak. Lalu yang kedua adalah pada waktu engkau melihat seseorang itu percaya kepada Tuhan atau tidak dan diselamatkan, dasar pertimbanganmu apa? Apakah kamu berpikir kalau perbuatan itu menjadi unsur yang penting untuk membawa kita atau menjadikan kita sebagai orang yang layak untuk diterima oleh Tuhan atau disebut sebagai anak-anak Tuhan?” Karena dalam kondisi itu papanya nggak bisa lagi berbuat apa-apa. Papanya hanya terbaring di atas tempat tidur, harus masuk ke ICU karena ada infeksi dari rongga perut dan kesadaran sudah mulai hilang.

Saudara, bersyukur kepada Tuhan Alkitab berkata bahwa keselamatan itu adalah kasih karunia. Keselamatan itu bukan berdasarkan perbuatan baik yang kita lakukan. Dan bersyukur kepada Tuhan kalau Tuhan bukan hanya bicara itu secara perkataan, tetapi Tuhan membuktikan itu di atas kayu salib ketika salah seorang dari penjahat itu mau mati dan berkata kepada Kristus, “Tolong ingat akan aku ketika ketika Engkau datang kedua kalinya sebagai Hakim.” Yesus berkata, “Nggak perlu nanti, tapi sekarang juga Aku mengingat engkau. Engkau akan bersama-sama dengan Aku di Firdaus.” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita berbicara pengakuan akan Kristus, apakah itu berarti kita mengaku, menyatakan bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, itu berarti kita pasti diselamatkan? Jawabnya saya yakin kalau kita sungguh-sungguh mengaku dari mulut kita dan percaya dalam hati kita bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, kita pasti diselamatkan. Tetapi, Saudara itu pada titik ketika kita menjelang akhir hidup dan kita nggak bisa berbuat apa-apa lagi.

Pada waktu kita percaya kepada Kristus, pada waktu kita masih diberikan kesempatan untuk hidup dalam dunia ini, Saudara jangan menggunakan persyaratan terakhir itu untuk menyatakan kalau Saudara adalah orang yang beriman kepada Tuhan. Tetapi, ketika kita mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam hidup kita, ada ciri-ciri yang menyertai dari kehidupan orang-orang yang percaya dan mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam hidup dia. Dan salah satu aspek yang penting adalah ketika kita bicara Yesus adalah Allah yang inkarnasi menjadi manusia, itu berarti di dalam hidup kita bukan hanya di dalam mulut kita, tetapi di dalam hidup kita ada sesuatu pengakuan kalau Dia adalah Tuan kita, kalau Dia adalah yang kita tinggikan, kalau Dia adalah pribadi yang utama dalam hidup kita, kalau Dia adalah pribadi yang selalu harus kita dahulukan di dalam setiap hal kehidupan yang kita alami dalam dunia ini. Saudara, istilahnya adalah Kristus harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita, Kristus harus menjadi pribadi yang ada di dalam setiap persimpangan jalan yang kita lalui dalam hidup kita. Kalau tidak, itu berarti kita hanya memiliki suatu pengakuan yang sia-sia akan siapakah Kristus dalam hidup kita.

Banyak dari orang Kristen saya lihat mereka hanya mengidentikkan keselamatan itu hanya dalam aspek iman yang percaya kepada Kristus. Orang hanya perlu mengenal kalau Yesus Kristus adalah Juruselamat pribadi dia dan dia datang untuk menebus dosa, itu yang penting dalam kehidupan kita. Sisanya adalah nggak perlu orang itu mengenal keillahian, oke keillahian-Nya dikenal tetapi nggak terlalu penting orang itu mengenal bahwa Dia adalah Raja. Saudara, kalau kita nyanyikan lagu tadi, lagu Immanuel, di situ ada selalu berbicara tentang Immanuel ada bicara tentang Sang Raja. Itu adalah hal yang penting, Saudara. Artinya adalah apa? Pada waktu Yesus Kristus menyelamatkan kita, satu hal yang kita harus terjadi pertama dalam hidup kita adalah keselamatan itu akan membawa kita di dalam suatu penundukan diri kepada Raja kita yang telah menyelamatkan diri kita. Keselamatan itu akan membuat kita memiliki suatu kehidupan yang betul-betul meninggikan Dia, mengutamakan Dia dalam hidup kita. Dan mengutamakan itu bukan berbicara berkenaan dengan Dia yang pertama berdasarkan urutan, nomor 1 sampai nomor 20 dan 100 seperti itu, tetapi bicara berkenaan dengan Dia yang bertakhta di dalam semua hal yang kita lakukan dalam hidup kita. Itu namanya saya mengaku kalau Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam hidup saya.

Francis Schaeffer itu ada berkata seperti ini ya, “Pada waktu kita berbicara berkenaan dengan kekristenan, kekristenan itu bukan hanya berkaitan dengan apa yang kita akui, apa yang yang kita yakini dalam hidup kita, tetapi juga berbicara berkenaan dengan apa yang kita tidak akui dan kita tolak dalam hidup kita.” Itu adalah kekristenan. Kenapa ada aspek ketidakpengakuan itu? Kenapa ada aspek penolakan itu? Saya percaya karena kita tahu Raja kita nggak suka itu, Tuhan kita tidak mau kita hidup di dalam aspek itu. Nah ini tentunya ada kaitan dengan aspek yang kedua nanti. Tapi saya mau bicara terlebih dahulu, adakah hidup kita menyatakan kalau Dia adalah Tuhan? Adakah pengakuan itu.

Dan ketika kita berbicara berkenaan dengan pengakuan, Alkitab selalu berkata, itu bukan suatu pengakuan yang bersifat individual di hadapan diri kita sendiri atau bagi diri kita sendiri. Tetapi itu adalah suatu pengakuan yang harus kita nyatakan di hadapan manusia yang lain. Saudara boleh buka Matius 10:32. Kita baca ya sama-sama, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” 1 Korintus 12:3 “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.” Jadi kalau orang bertanya dalam hatinya “Ada Roh Kudus tidak?” Jawabannya adalah dia ada pengakuan nggak siapakah Yesus bahwa Dia adalah Juruselamat? Dan kalau dia ditanya lagi berkenaan dengan pengakuan itu, pengakuan itu adalah sesuatu pengakuan yang harus kita nyatakan di mana? Maka di dalam Matius, Tuhan Yesus berkata pengakuan itu adalah suatu pengakuan yang engkau harus nyatakan di hadapan manusia, semua orang.

Saudara, saya percaya kenapa orang Kristen ketika dibaptis, dia harus dibaptis di hadapan jemaat, karena dibalik peristiwa baptisan itu ada unsur kesaksian untuk menyatakan iman percaya dia dan penerimaan dia akan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Itu sebabnya setiap orang Kristen kalau dia mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dia harus menerima sakramen baptisan. Bukan hanya karena itu adalah perintah Tuhan, tetapi juga suatu penyataan iman kalau dia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat diri dia dalam hidup dia. Dan itu bukan hanya hal yang kita lakukan di tengah-tengah orang Kristen, tetapi Tuhan Yesus berkata pengakuan itu harus engkau berani nyatakan di hadapan orang yang tidak percaya kepada Tuhan atau di hadapan dunia. Itu namanya pengakuan.

Dan saya percaya ini yang menjadi satu konteks yang ada di balik perkataan yang Paulus katakan di dalam Surat Roma, “Kalau engkau percaya Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Dia adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu, maka engkau akan diselamatkan.” Tapi, Saudara, semua pengakuan itu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat itu dikatakan di dalam konteks seorang Raja Romawi yang berkata dia adalah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat manusia. Berarti pada waktu orang-orang Kristen berani mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, dia dengan secara langsung dan terang-terangan untuk menyatakan peperangan melawan Raja Romawi. Dan Saudara kalau hidup dalam dunia kerajaan dan bukan seperti dunia sekarang ini dalam kenegaraan kepresidenan, orang yang berani menentang raja, hukumnya itu bukan hukum negara tapi hukum raja, yaitu kalau raja nggak suka, raja mau dia mati, dia mati. Itu yang menjadi nasib orang Kristen yang berani mengaku percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Jadi, Saudara pada waktu kita berkata syarat pertama itu apa? Pengakuan Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Pertanyaannya adalah, kalau begitu ada tidak di dalam hidupmu sesuatu penundukan diri kepada apa yang Tuhan inginkan? Adakah di dalam hidupmu suatu penyangkalan terhadap diri ketika Tuhan tidak menghendakinya? Adakah dalam kehidupanmu suatu kehidupan yang merangkul Tuhan dan menerima semua yang Dia katakan sebagai suatu kebenaran dalam hidup kita dan kita mengimani itu dan melakukan itu dalam hidup kita? Saudara, saya percaya ini yang paling sulit sekali untuk kita jalankan sebagai orang Kristen. Kita dalam mulut kita bisa percaya Dia adalah Tuhan, Dia adalah pemelihara, Dia adalah keselamatan bagi diri kita, tapi seringkali itu hanya dalam aspek nanti kalau saya mati bertemu dengan Kristus. Kita sulit untuk menerima kalau Dia juga adalah penyelamat bagi kita semasa kita hidup dalam dunia ini.

Dan Saudara saya percaya pengakuan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat itu mengandung dua aspek ini. Saudara nggak mungkin bisa mengakui Dia adalah pemelihara hidupmu, Dia adalah penyelamat hidupmu hanya ketika Saudara menghadap Dia nanti. Tetapi itu adalah suatu pengakuan yang akan muncul dari detik demi detik atau langkah demi langkah yang kita jalani dalam hidup kita untuk mengikut Tuhan. Jadi ini adalah yang pertama ya. Pengakuan Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Dia adalah Allah yang inkarnasi menjadi manusia sama seperti diri kita untuk menyelamatkan kita. Bukan hanya untuk memberikan kehidupan kekal tetapi juga menjadi Juruselamat di dalam kehidupan kita ketika kita ada di dalam dunia ini. Yang menyelamatkan kita itu siapa? Tuhan.

Dan saya percaya kalau kita sungguh-sungguh memahami pengertian ini, ada respon yang akan muncul dalam diri kita yang seperti tadi saya katakan, pengakuan, ada penundukan diri, ada penyerahan diri ke dalam pimpinan Tuhan dalam hidup kita. Yang tadi saya kasih dalam introduksi, ada kerelaan untuk melalui proses yang Tuhan izinkan dan tetapkan untuk kita jalani dalam hidup kita. Saudara, tanpa itu kita akan terus hidup dalam pelarian. Dan kalau kita hidup dalam pelarian itu hanya menyatakan kita tidak mau tunduk di bawah pimpinan Tuhan atau otoritas Tuhan dalam hidup kita. Dan semua ini Alkitab katakan nggak mungkin bisa dilakukan oleh manusia biasa tetapi semua ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang dipimpin oleh Roh Kudus atau mereka yang memiliki Roh Kudus di dalam hidup mereka. Itu syarat yang pertama. Jadi Saudara uji. Saudara percaya pada Kristus? Amin, mungkin kita ngomong kayak gitu. Tapi tanya lebih lanjut, adakah Dia memerintah dalam hidupmu? Adakah Dia menjadi Juruselamat hidupmu? Adakah suatu kehidupan yang percaya sepenuhnya bahwa Dia memang sanggup memimpin dan memelihara dan menyelamatkan hidup kita bukan nanti tapi sekarang ini? Adakah penundukan diri di bawah setiap perkataan Dia? Kalau itu tidak ada, Saudara perlu bertobat dan kembali kepada Tuhan dan mengakui iman yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan.

Syarat yang kedua adalah kita bisa baca di ayat ke 4-5, “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.” Di dalam ayat ke 4-5 ada kalimat kamu mengalahkan nabi-nabi palsu itu, kamu mengalahkan dunia karena kamu bukan berasal dari dunia. Nah tes yang kedua adalah adakah penolakan terhadap dunia dalam hidup kita? Atau kalau kita mau pakai istilah theologis, kalau poin pertama adalah ujian kepercayaan kita akan inkarnasi Kristus dalam hidup kita, adakah suatu pengakuan bahwa Yesus adalah Allah yang inkarnasi menjadi manusia, lalu yang kedua adalah bicara mengenai regenerasi. Satu kelahiran baru. Adakah sesuatu kuasa Tuhan yang telah melahirbarukan diri kita yang membuat kita menjadi manusia yang baru di dalam dunia ini. Dan apa yang menjadi ciri manusia yang baru ketika ada di dalam dunia ini? Yaitu adakah suatu kehidupan yang tidak dikuasai oleh dunia, adakah suatu kehidupan yang terlepas dari dosa?

Saudara, ketika Roh Kudus diberikan suatu kebebasan untuk bekerja di dalam diri kita, maka Alkitab menyatakan hal yang akan terjadi yaitu Dia bukan hanya berdasarkan prinsip di dalam Perjanjian Lama bahwa Dia memimpin dan mengarahkan kita dari luar, tetapi di zaman Perjanjian Baru setelah Pentakosta, Alkitab menyatakan Dia akan memimpin dan bekerja di dalam hati kita dari dalam. Artinya adalah apa? Ada perbedaan yang besar sekali. Ketika kita percaya kepada Kristus, kita mengalami kelahiran baru, maka mulai detik itu Roh Kudus akan tinggal di dalam diri kita, tubuh kita akan menjadi Bait Allah. Dan pada waktu Dia tinggal di dalam diri kita, tubuh kita adalah Bait Allah, itu berarti Allah sendiri tinggal di dalam diri kita. Dan kalau kita adalah orang yang memiliki satu kerelaan untuk mengizinkan Dia bekerja dengan satu kebebasan dalam diri kita, yang akan muncul itu apa? Yang akan muncul adalah karakter-karakter Kristus yang benar dan kudus, itu akan muncul dalam diri kita.

Makanya Rasul Yohanes berkata di sini pada waktu kita ingin menguji apa yang menjadi ciri khas kedua atau menjadi tes kedua untuk melihat apakan kita adalah orang yang sudah dilahirbarukan atau tidak, apakah kita adalah orang yang memiliki kerohanian yang sejati atau tidak dalam diri kita maka kecintaan kita ada pada apa? Apakah kita lebih cinta kepada dunia, apakah kita lebih cinta terhadap pilihan-pilihan kesenangan yang ada di dalam dunia ini, apakah kita lebih cinta dengan hal-hal yang bersifat dosa karena dunia identik dengan dosa – dunia dalam Alkitab ada pengertian bahwa ini adalah ciptaan Tuhan, tetapi dunia dalam Alkitab juga ada dalam pengertian dunia yang berdosa, dunia yang jahat, dunia yang menentang Tuhan Allah – dan pada waktu kita lihat Rasul Yohanes berkata adakah kecintaan kita akan dunia, adakah kita mengalahkan dunia itu berarti adakah kita sama dengan dunia yang jahat ini atau kita berkuasa atas dunia yang jahat ini?

Saudara, jadi orang Kristen nggak salah menikmati ciptaan Tuhan. Justru kalau kita nggak bisa menikmati ciptaan Tuhan itu problem. Anak saya ngomong gini, “Heran ya kok pendeta di Reformed suka tanaman ya.” Saya cuma pakai alasan untuk membenarkan diri, “Itu adalah perintah Tuhan, mandat budaya kan? Memelihara alam.” Saudara, nggak salah menikmati ciptaan. Nggak salah kita bisa rekreasi. Nggak salah kalau kita bisa pergi untuk melihat keindahan yang Tuhan ciptakan di dalam dunia ini. Tetapi Saudara, yang menjadi kesalahan adalah kalau kita masuk dan mengikuti arus dunia, pemikiran dunia, kesenangan dunia, prinsip-prinsip dunia yang pasti bertolak belakang dengan Tuhan. Dan kalau Saudara berpikir bahwa itu adalah hal yang penting, maka itu hanya menyatakan posisi kita ada di belakang iblis dan bukan di belakang Kristus.

Saya pernah berbicara dengan satu orang, dia berkata seperti ini, “Pak Dawis, tahu nggak Pak kenapa saya masih suka nggak ke Reformed? Kenapa saya masih suka ke gereja yang satunya lagi?” “Kenapa?” “Karena saya masih ingin kaya, Pak. Saya masih ingin menikmati hidup ini. Kalau di dalam gereja Reformed diajarkan sangkal diri dan pikul salib, ikut Kristus. Seolah-olah di dalam gereja Reformed itu nggak ada kekayaan, nggak ada kesenangan, nggak ada kesejahteraan, nggak ada suatu kepuasan dalam mengikut Tuhan tapi yang ada adalah penderitaan. Karena saya tetap inginkan harta, inginkan kekayaan, saya bisa menikmati hidup, maka saya memilih gereja yang satu itu karena mereka mengkhotbahkan itu.”

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apakah yang membuat kita menikmati sesuatu ‘berkat’ itu karena kita mengikuti ajaran gereja tertentu? Saya percaya ada aspek itu. Tetapi apakah yang membuat kita bisa mendapatkan kekayaan karena kita mendengarkan berita-berita tentang kekayaan? Mungkin ada hal itu dan prinsip-prinsip itu. Tetapi pertanyaan yang kita perlu tanyakan adalah apakah pengajaran itu dari Tuhan atau bukan? Saudara mau ikut itu silahkan. Tapi kalau Saudara ikut itu dan Saudara anggap itu adalah satu hal yang penting karena apa, karena dunia juga mengejar hal itu, Saudara tahu tidak Saudara sedang mengikut pengajaran dunia? Tapi Rasul Yohanes di sini berkata ketika kita mengikut Tuhan, ketika Roh Kudus bekerja di dalam hati kita, yang menjadi cirinya adalah kita akan melawan dunia ini, kita akan menang terhadap kuasa dunia ini, kita akan hidup tidak berdasarkan prinsip-prinsip dari dunia ini tapi kita berdasarkan prinsip-prinsip dari apa yang Roh Kudus nyatakan di dalam firman-Nya. Atau istilah lainnya adalah kita akan menyatakan satu kehidupan di dalam kekudusan karena kita memiliki Roh Kudus yang kudus itu. Dan kalau Roh Kudus tidak menyukai dosa, kalau Roh Kudus tidak menyukai kejahatan, kita pun akan meninggalkan semua itu. Itu yang akan terjadi. Makanya ini yang membuat saya tadi mengutip perkataan daripada Francis Schaeffer tadi.

Saudara, pengakuan itu penting, menyatakan keyakinan itu penting, tapi kalau Saudara kemudian dalam kehidupan ini nggak ada pernah ada satu batasan, larangan apa yang tidak boleh dilakukan, itu masalah. Saya percaya setiap anak Tuhan ada bagian di mana dia akan mengekang diri dia untuk tidak masuk ke dalam bagian itu walaupun anak Tuhan yang lain nggak masalah. Tapi setiap anak Tuhan ada batasan sendiri yang nggak boleh lewati karena apa? Karena dia tahu Tuhan tidak senang akan hal itu, dia tahu kalau diri dia nggak mungkin kuat untuk masuk ke dalam keadaan itu kalau dia berani-berani main di dalam keadaan itu. Dan nggak peduli apakah orang lain melakukan itu atau tidak, yang penting adalah saya tidak mau itu karena apa? Karena kalau saya lakukan itu, saya akan terjerumus dalam dosa, saya akan jatuh dalam keinginan duniawi ini, dan itu akan menyedihkan Tuhan. Ada batasan, Saudara.

Kenapa ada batasan? Karena setiap orang Kristen itu berbeda di dalam kelemahan. Tiap orang Kristen itu berbeda di dalam kekuatan. Dan saya percaya itu juga jadi satu hal yang membuat kita diizinkan untuk diuji kita ikut suara terbanyak atau kita lebih memilih untuk mengikut Tuhan dalam hidup kita. Lebih gampang kalau semua orang melakukan hal yang sama lalu kita mengidentikkan diri kita bersama dengan mereka kalau kita melakukan hal yang sama dengan diri mereka. Tetapi persoalannya adalah Alkitab tidak mengajarkan hal itu. Alkitaba menyatakan kalau ada hal-hal yang membuat kita bisa terjerumus walaupun massa berkata boleh, walaupun orang Kristen yang lain mayoritas melakukan hal yang sama, tapi kalau kita melihat itu tidak baik untuk kita, itu tidak akan membangun rohani kita, itu tidak akan membuat kita menjadi suatu kesaksian yang baik di tengah-tengah orang Kristen dan dunia, tetap kita bisa katakan ‘tidak’ walaupun orang Kristen melakukan hal itu.

Saudara, ujian yang kedua adalah adakah penolakan terhadap dunia dan juga segala runutannya. Apa yang dimaksud penolakan terhadap dunia atau penolakan terhadap dosa itu yang boleh dinyatakan dalam hidup kita. Saudara boleh buka 1 Yohanes 2:15-16, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” Artinya apa? Saudara, saya pikir ini adalah ayat yang jelas sekali bicara adakah Roh Kudus dalam diri kita, adakah Roh Kudus bekerja secara bebas dalam diri kita, coba uji adakah kita lebih menginginkan dunia dengan segala kesenangannya ataukah kita lebih memilih Tuhan dengan segala kesenangan yang ada di dalam Tuhan.

Yang ketiga adalah penghargaan terhadap Alkitab, ayat yang ke-6, “Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.” Nah di dalam bagian ini, mana yang bicara tentang penghargaan terhadap Alkitab atau pengutamaan terhadap Alkitab? Jawabannya adalah pada kalimat, “Barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami.” ‘Kami’ itu siapa? ‘Kami’ di sini itu bukan berbicara personal-personal orang Kristen tetapi ‘kami’ di sini berbicara mengenai rasul, 12 rasul atau rasul yang Tuhan pakai untuk menuliskan Kitab Suci.

Jadi pada waktu Rasul Yohanes berkata di sini kalau kamu mengenal Allah, kamu berasal dari Allah, maka kamu akan memilik satu kehidupan yang sesuai dengan..apa yang dilakukan rasul? Bukan. Tetapi apa yang diajarkan oleh rasul dalam hidup. Atau istilah lainnya Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pengajaran firman, kesesuaian hidup berdasarkan apa yang dikatakan oleh Alkitab karena kita percaya Alkitab adalah firman Tuhan, itu menjadi indikasi ketiga kalau kita adalah orang yang memiliki kerohanian yang sejati. Kita sudah berbicara panjang lebar berkenaan ini dengan 5 Sola kemarin bahwa Alkitab itu yang menjadi satu fondasi bagi kita punya kehidupan yang taat kepada Tuhan, yang bisa memuliakan Kristus, karena Alkitab itu adalah firman Tuhan, perkataan dari Kristus sendiri yang Tuhan nyatakan bagi kita di dalam Kitab Suci ini. Ada kesesuaian itu. Paulus pernah berkata pada jemaat Korintus yang lebih percaya dan mengikuti pelajaran dari guru-guru palsu yang mengutamakan berbicara bahasa roh pada waktu itu. Lalu Paulus berkata, “Kalau engkau sungguh-sungguh adalah guru dari Tuhan, nabi dari Tuhan, pengajar dari Tuhan, maka engkau tahu apa yang aku katakan berkenaan dengan bahasa roh itu sesuatu yang tidak perlu dilakukan, adalah benar. Yang kau terapkan di dalam Korintus saat itu.” Jadi ada kesesuaian itu, Saudara-Saudara.

Orang Kristen ketika ditanya, “Kamu percaya nggak Alkitab itu firman Tuhan?” Saya percaya semua bisa berkata iya, mungkin akan berkata seperti itu. Kalau orang Kristen ditanya apakah engkau percaya Alkitab tidak ada kesalahan, mungkin lebih sedikit yang akan berkata percaya, nggak ada kesalahan. Tetapi sebagian besar dari orang Kristen ketika ditanya, “Apakah engkau baca Alkitab atau tidak dan mengikuti prinsip Alkitab atau tidak?” Mungkin jawabannya adalah tidak. Saudara harus paham, mengaku ini Alkitab firman Tuhan itu penting, baik. Percaya ini adalah perkataan Tuhan, itu benar. Tapi beda dari apakah Saudara baca ini, mempelajari ini, dan menundukkan kehidupan Saudara di bawah kebenaran ini. Pada waktu Saudara bicara pengakuan, “Aku menghargai Alkitab, aku mengakui itu adalah perkataan Tuhan,” Saudara nggak mungkin tinggalkan ini, Saudara nggak mungkin jalankan hidup dengan prinsip yang lain, Saudara nggak mungkin mengatakan bahwa ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan atau memang ada hal-hal yang Tuhan katakan itu benar, baik tapi tidak bisa diterapkan dalam kehidupan saya saat ini. Saudara akan melihat bahwa apa yang dikatakan Kitab Suci itu adalah sesuatu yang Tuhan inginkan, kalau Tuhan inginkan maka saya kehendaki, saya lakukan, saya punya hidup harus sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan Allah, itu namanya saya menghargai Alkitab adalah firman Tuhan.

Nah Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, hal yang menarik lagi adalah, aneh lagi tepatnya, ada orang Kristen yang berpikir karya Roh Kudus dalam hidup dia itu ditandai dengan sesuatu yang bersifat mistik, sesuatu yang bersifat gerakan emosi, sesuatu yang mungkin sesaat terjadi dalam hidup dia, emosi yang meluap atau suatu suara tertentu yang dia dengar. Saya katakan itu bukan prinsip Alkitab. Karena Alkitab berkata setiap orang yang dipimpin oleh Roh Kudus dan dipenuhi Roh Kudus – kita sudah bahas dalam Efesus 5:18 – dia adalah orang yang akan menundukkan diri di bawah setiap perkataan dari Kitab Suci. Itu adalah orang yang dipimpin oleh Roh Kudus. Dan bentuknya adalah konsisten. Bentuknya adalah sesuatu yang ada di dalam kehidupan kita sehari-hari yang kita jalankan dengan prinsip-prinsip Kitab Suci yang membuat kita, saya percaya, lebih bisa menyatakan damai, bisa menyatakan penguasaan diri, bisa menyatakan ordo yang ada di dalam gereja dan dalam masyarakat, dan bisa memiliki suatu kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia. Tanpa itu, saya yakin nggak ada sesuatu yang bersifat fondasi yang kita bisa pegang. Tanpa itu tidak ada satu prinsip kebenaran yang mutlak yang akan memimpin kehidupan kita, karena semuanya akan didasarkan pada pengalaman dan emosi yang kita miliki dalam hidup kita. Dan itu bukan cara Tuhan bekerja.

Saya pernah katakan Alkitab menyatakan ketika Tuhan bekerja itu ada 2 cara paling tidak, secara garis besar. Pertama adalah cara supranatural di mana Tuhan menyatakan kuasa-Nya secara langsung melalui mujizat, intervensi terhadap hukum alam ini. Luar biasa, mengagumkan, membuat kita bisa langsung meresponi Tuhan dengan suatu sukacita yang besar dan pujian, mungkin seperti itu. Pada waktu Israel menyeberangi Laut Merah, mereka langsung memuji Tuhan. Mungkin pada waktu Israel menyeberangi sungai Yordan mereka juga bisa melihat kemuliaan Tuhan yang begitu besar. Pada waktu Yesus membuat orang lumpuh berdiri dan berjalan, mata yang melihat, itu menimbulkan suatu sukacita yang besar. Bisa. Dan Alkitab memang mengajarkan itu. Tapi jangan lupa pemeliharaan dan pimpinan Tuhan, pekerjaan Tuhan juga dinyatakan dari hal-hal yang biasa yang terjadi dalam hidup kita sehari-hari. Dan kalau Saudara ingin memerintah bersama dengan Kristus, kalau Saudara ingin menyatakan kalau Saudara ada di bawah kuasa dari Kristus, maka Saudara akan menjalani hidup ini berdasarkan prinsip-prinsip yang Alkitab nyatakan dalam kehidupan Saudara sehari-hari. Dan pada waktu Saudara lihat itu atau mungkin pertanyaannya adalah Saudara bisa lihat itu sebagai kebenaran tidak dan Saudara bisa bersyukur tidak akan hal itu?

Tadi saya di awal juga bilang saya bersyukur tiap kali bangun pagi ada kesehatan, saya bersyukur tiap minggu datang, Tuhan pelihara gereja-Nya, saya bersyukur tiap tahun ketika kita masuk akhir tahun dan tahun baru yang begitu cepat sekali, dan bersyukur kepada Tuhan. Saudara, semua itu hal yang biasa, yang sehari-hari, yang kita lalui sepertinya nggak ada suatu yang istimewa. Matahari terbit di timur dan tenggelam di barat. Kita pagi hari bangun ada yang kerja, studi, urus keluarga, urus anak, main kalau ada waktu senggang sedikit, itu semua hal biasa. Tapi kalau Saudara sadar nggak kalau Saudara bisa melewati satu hari demi satu hari itu adalah karena pemeliharaan Tuhan. Dan Saudara bisa lihat tidak kalau itu adalah pemeliharaan Tuhan berarti ada sesuatu yang Tuhan ingin kerjakan dalam hidupmu, dan Saudara nyatakan tidak kehidupan yang ada di dalam pemeliharaan Tuhan itu? Dan bagaimana caranya? Hidup berdasarkan pengakuan dan penghormatan terhadap perkataan Dia. Saudara, ini hal yang ketiga. Yang pertama mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat yang inkarnasi jadi manusia. Kedua, mengalahkan dunia atau tidak jatuh di dalam dosa dan dikuasai oleh dosa. Tiga, meninggikan Alkitab atau memiliki kehidupan yang sesuai dengan perkataan Tuhan yang ada di dalam Kitab Suci.

Yang keempat adalah memiliki pengetahuan akan kebenaran. Itu ditandai dengan bagian terakhir dari ayat ke-6, “Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.” Saya agak overlapping sedikit dengan bagian di awal dan poin yang sebelumnya tadi. Roh Kebenaran, maksudnya overlapping di mana? Kalau Roh Kudus tinggal di dalam diri kita, maka spirit yang kita akan nyatakan dalam kehidupan ini adalah di dalam kebenaran, bukan hanya di dalam kekudusan tapi juga di dalam kebenaran. Tadi saya ada katakan Saudara akui tidak kalau Alkitab adalah firman Tuhan? Kalau Saudara akui itu, maka Saudara memiliki kehidupan yang sesuai nggak dengan kebenaran yang Alkitab katakan? Itu adalah spirit dari orang yang hidup di dalam kebenaran.

Jadi Saudara, kita bukan hanya mengajukan slogan-slogan ‘Yesus Tuhan Juruselamat,’ kita bukan hanya mengajukan slogan-slogan ‘Alkitab adalah firman Tuhan,’ kita bukan hanya mengajukan slogan ‘Manusia yang ada di dalam Kristus mengalahkan dunia.’ Tetapi kita dikatakan memiliki pengetahuan akan hal itu dan kita memiliki spirit akan kebenaran Tuhan berdasarkan pengetahuan yang kita miliki dalam hidup kita. Banyak orang berpikir dia bisa hidup berkenan di hadapan Tuhan tanpa perlu mengetahui doktrin. Dia bisa menjadi anak Tuhan yang baik, yang menyenangkan Tuhan dengan hanya melakukan kebaikan-kebaikan di dalam hidup dia. Dan mungkin ada orang Kristen yang berpikir, “Yang penting adalah saya menolong orang lain, itu menyatakan kalau saya adalah orang Kristen yang baik dalam hidup saya.” Saya percaya itu nggak mungkin, Saudara, kalau kita tidak memiliki pengenalan akan kebenaran. Di sini Yohanes berkata kalau engkau mengalahkan dunia, engkau akan mengalahkan pengajar yang palsu. Itu sama dengan mengalahkan pengajar yang palsu. Di dalam 1 Timotius 4 dikatakan kamu harus mengajarkan apa yang aku ajarkan kepada engkau, kau harus perhatikan doktrin yang kau ajarkan itu karena itu akan menyelamatkan dirimu dan orang yang engkau ajarkan. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ini menunjukkan kita nggak mungkin hanya hidup berdasarkan slogan tapi tidak pernah bertumbuh di dalam pengenalan kita akan Tuhan. Kita nggak mungkin bisa berkata saya orang Kristen yang baik, saya hanya mengetahui hukum-hukum Tuhan tanpa bisa menikmati hukum-hukum Tuhan dan peraturan Tuhan itu dalam hidup kita.

Saudara, saya percaya ketika kita berkata pengetahuan akan kebenaran itu bukan hanya pengetahuan teoritis yang kita miliki akan kebenaran Tuhan. Saya percaya kalau kita hanya memiliki pengetahuan teoritis saja, mungkin kita akan terbeban dalam menjalankan ketaatan kita, tapi juga mungkin tidak menjalankan apa yang kita katakan kebenaran melainkan kita juga harus bisa menikmati kebenaran itu. Saya percaya ini unsur yang penting. Setiap anak Tuhan ketika melihat tentang Tuhan, tentang kebenaran Dia, melihat tentang kekudusan Dia, melihat tentang hal-hal yang tidak Dia sukai, dia akan memiliki hidup yang juga menyukai dan tidak menyukai apa yang Tuhan sukai dan apa yang tidak Tuhan sukai. Itu berarti pada waktu kita bertumbuh di dalam pengetahuan akan kebenaran, kita betul-betul akan bertumbuh di dalam satu keinginan, dorongan yang besar sekali untuk mengingininya dan menjadikan kebenaran itu ada di dalam hidup kita. Karena apa? Karena Tuhan menyukai itu. Karena apa? Karena itu adalah kebenaran. Ini tanda yang keempat. Ada tidak pengetahuan akan kebenaran itu. Saudara boleh buka Matius 11:27, “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” Jadi Saudara, Tuhan sudah nyatakan diri-Nya kepada engkau belum? Kalau Tuhan sudah menyatakan itu berarti kita mengerti apa yang menjadi kebenaran Tuhan yang Tuhan nyatakan itu. Kita mengenalnya, kita menyukainya dalam hidup kita.

Yang kelima ada di dalam 1 Yohanes 4:11, “Saudara-Saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” Lalu Saudara boleh lompat ke ayat 16-19, “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”

Saudara, poin yang terakhir atau tes yang terakhir adalah di dalam diri kita adakah cinta kita akan Tuhan? Dan pada waktu kita tanya saya atau berani mengklaim saya ada kasih kepada Tuhan, saya mau tanya cirinya apa ya? Tandanya apa? Kalau saya berkata saya mengasihi suami saya atau istri saya, tandanya apa ya? Kalau di cerita ngomong, “Aku akan hidup bersama engkau dan mati bersama engkau. Kau satu-satunya.” Itu cerita. Saya percaya kasih itu ditandai dengan siapa yang lebih kita dahulukan, prioritas mana yang lebih penting dalam hidup kita, pribadi mana yang lebih utama dalam hidup kita. Kalau kita bilang saya mengasihi Tuhan, maka pertanyaannya adalah apakah cinta kita terhadap Allah lebih besar dari cinta kita terhadap dosa? Kalau kita berkata adakah kasih kita kepada Tuhan, tanya lagi adakah cinta saya kepada Allah lebih besar daripada cinta saya kepada keluarga, suami, istri, anak, dan mungkin ayah dan ibu? Kita tanya lagi, apakah saya lebih mencintai Dia lebih daripada hidup saya sendiri? Atau bahkan kalau mau ditarik, nyawa saya sendiri? Saudara kalau selama Saudara ada di dalam persimpangan itu dan Saudara selalu memilih dosa, Saudara selalu memilih keluarga, Saudara selalu lebih memilih nyawa dan keselamatan hidup Saudara sendiri, itu menyatakan Saudara lebih cinta kepada diri dan dosa dan dunia daripada Saudara lebih cinta kepada Tuhan.

Makanya saya lihat perkataan Yesus tepat sekali, dikatakan kalau engkau mau mengatakan engkau adalah murid-Ku, pengikut-Ku, maka itu ditandai dengan satu perintah sangkal dirimu, pikul salib, dan ikut aku. Kalau engkau nggak lakukan itu, engkau nggak layak katakan diri pengikut-Ku. Itu cirinya, itu tandanya orang yang menyatakan kasih. Kalau saya mengasihi istri saya, maka nggak boleh apa perempuan lain yang menyaingi istri saya. Itu namanya kasih. Begitu juga dengan suami. Tapi semua itu hanya bisa dilakukan kalau ada terang Tuhan yang memelihara hidup kita. Dan orang dunia hanya mencicipi anugerah umum dalam aspek ini. Tapi kita bukan hanya diberikan pengertian anugerah umum tapi kita diberikan pemberian anugerah khusus Tuhan untuk bisa menjalankan itu semua.

Saudara, kasih kepada Tuhan dan kasih ketika kita mengasihi Tuhan itu akan ditandai juga dengan kasih kita kepada sesama. Saya pernah kutip dari Surat Galatia pasal 5 di situ dikatakan oleh Paulus kalau engkau menaati kasih kepada sesama, peraturan itu, maka engkau sudah dikatakan menaati seluruh daripada perintah Tuhan Allah. Artinya adalah apa? Artinya kita nggak mungkin bisa mengatakan saya mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan kalau saya tidak bisa mengasihi sesama saya. Dan pada waktu kita berbicara mengenai kasih kita kepada sesama itu bukan seperti konsep orang dunia yang berdasarkan kekuatan kasih mutual, yang saling bergantung sama dengan yang lain, yang saling menolong atau saling menguntungkan satu dengan yang lain. Itu namanya simbiosis mutualisme. Saya mengasihi orang karena apa? Orang mengasihi saya. Saya menguntungkan orang karena apa? Orang menguntungkan saya. Tapi Alkitab berkata kasih orang Kristen adalah kasih yang berbeda, kasih yang menyadarkan kita akan kasih Allah di dalam Kristus bagi diri kita, kasih yang didasarkan pada kesadaran akan kita orang yang berdosa yang harusnya dihukum Tuhan Allah, dan kasih yang didasarkan pada kekuatan kuasa Tuhan dan anugerah Tuhan yang menolong kita bisa mengasihi orang lain. Itu kasih Kristen.

Saya pikir banyak dari kita akan tersandung di dalam aspek ini. Tetapi ingat sekali lagi yang penting itu bukan hasil tapi yang penting itu adalah proses. Saudara ingin diproses tidak untuk memiliki kasih itu? Saudara ingin belajar tidak makin bertumbuh tidak di dalam aspek itu? Itu yang lebih penting. Karena nanti kesempurnaannya itu ada di dalam surga. Tetapi sebelum kita bisa menikmati itu, saya percaya kita perlu bisa menikmati itu di dalam dunia. Sebelum kita bisa menjalankan itu di dalam surga dengan sempurna, kita perlu belajar menjalankan itu di dalam dunia ini. Kalau tidak, kita nggak akan menikmati surga, Saudara. Saudara, surga akan jadi bencana terbesar dalam hidup kita karena semua yang ada di surga bertolak belakang dengan apa yang Saudara inginkan dan lakukan dalam hidupmu di dunia ini. Kiranya Tuhan boleh berkati kita, kiranya makna dari kelahiran Kristus boleh makin membuat kita lebih bertumbuh di dalam kerohanian, dalam iman dan karakter Kristus, dan pengharapan kita akan Tuhan. Kiranya itu boleh menjadikan kita makin tidak serupa dengan dunia tapi makin serupa dengan Kristus. Mari kita berdoa.

 

Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah (KS)