Doa Bapa Kami (4)
Vik. Nathanael Marvin
Sebelumnya, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita sudah membahas tentang 3 hal, yaitu pertama soal “Bapa”. Kita sudah merenungkan, siapakah Allah kita yang sejati. Dia memanggil diri-Nya, membahasakan diri-Nya kepada kita yaitu sebagai Allah Bapa. Adalah anugerah, kita boleh diangkat menjadi anak-anak Allah dan menyebut Dia sebagai Bapa. Allah kita di surga adalah Bapa yang terbaik di seluruh dunia. Dia Bapa secara rohani bagi kita. Bapa kita di bumi saja harus kita hormati, meskipun dia penuh kelemahan, maupun juga dengan dosa. Dia tidak sempurna, bapa yang di bumi ini, ayah kita. Tetapi Bapa di surga, Dia tidak berdosa dan Dia begitu sempurna. Mana mungkin kita tidak menghormati Bapa yang ada di surga itu, Allah kita itu.
Lalu yang kedua, kita sudah bahas tentang “kami”, yaitu adalah sebuah unsur kesatuan sebagai umat Tuhan, komunitas, kesatuan yang diciptakan oleh Roh Kudus sendiri karena kita punya Roh yang sama. Roh Kudus ada dalam hati saya. Roh Kudus pun ada dalam hati Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Maka itulah yang menyatukan kita supaya kita bisa beribadah bersama-sama dengan Tuhan, berdoa bersama-sama, merenungkan firman Tuhan bersama-sama terlepas dari latar belakang hidup kita yang berbeda.
Lalu yang ketiga, kita sudah merenungkan tentang “yang di surga”, yaitu suatu tempat yang begitu mulia, tempat tinggal Allah. Allah bersemayam di sana, memerintah di sana. Dia melihat ciptaan-Nya dan ingin agar ciptaan-Nya itu betul-betul memiliki perilaku surgawi. Dan pada hari ini, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita membahas melanjutkan yaitu tema “yang di surga” kembali. Jadi ada 2 bagian. Dan kalau kita melihat tentang kondisi surga atau kita memikirkan apa yang sudah dijanjikan oleh Tuhan, bahkan sudah diberikan kepada kita, kita akan mengucap syukur dengan luar biasa.
Nah, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, siapa saja yang ada di surga? Kita tahu itu ada Allah Tritunggal, ada malaikat yang taat, ada orang-orang kudus Tuhan, orang-orang yang sudah percaya Yesus Kristus yang kemudian meninggal lebih dulu dari kita, para nabi, para rasul yang setia kepada Tuhan Yesus. Mereka sekarang ada di mana? Di surga. Nah, di sinilah kita memandang keindahan tentang surga. Surga bukan tempat manusia yang berdosa. Surga tidak ada dosa sama sekali. Yang bisa masuk surga adalah orang yang suci tanpa dosa. Dan sedangkan kita melihat bahwa manusia berdosa bagaimana bisa tanpa dosa? Yaitu hanya dengan kekudusan yang Yesus berikan. Pengorbanan yang Yesus berikan di atas kayu salib sehingga dosa kita, hukuman dosa kita ditanggung oleh Yesus Kristus sehingga kita bisa masuk surga. Bukan karena kita menjadi suci, tetapi karena Yesus memberikan kesucian kepada kita. Tuhan menolong kita untuk masuk ke dalam surga. Surga itu tempat yang kudus. Seperti lagu untuk anak-anak, lagu pujian, yaitu apa? “Dosa tak boleh masuk, dosa tak boleh masuk. Surga tempat yang tinggi, ada Bapa yang suci, dosa tak boleh masuk.” Betul-betul di surga itu tempat yang tidak ada dosa. Di bumi, Tuhan izinkan ada dosa, tapi di surga tidak boleh ada dosa. Hanya ada Allah yang suci. Tetapi Allah yang suci ini betul-betul mengasihi umat-Nya, betul-betul memberikan belas kasihan-Nya, sehingga kita yang berdosa di bumi ini, Tuhan Yesus hapus hukuman dosa itu seluruhnya, baik dosa di masa lalu, baik dosa di masa sekarang, baik dosa yang akan kita lakukan sampai kita mati di bumi ini, Tuhan Yesus katakan, “Dosamu sudah Kuhapuskan, maka kamu bisa masuk surga.” Hukuman dosa sudah Tuhan Yesus tanggung.
Lalu, bagaimana ketika kita jatuh dalam dosa, Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Kita tetap manusia yang berdosa, meskipun kita sudah percaya Yesus, sudah dapat kebenaran Kristus. Tuhan tidak hukum dosa kita lagi. Semua sudah ditanggung oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Lalu, ketika kita berdosa, kita diapain sama Tuhan? Tuhan boleh menghukum, betul. Tapi bukan hukuman yang artinya kita karena dosa kita yang membuat kita masuk ke neraka. Bukan! Tetapi Tuhan memberikan disiplin-Nya. “Kamu berdosa, Aku marah. Kamu berdosa, Aku tegur. Kamu berdosa, Aku disiplin.” Tetapi hukuman dosa itu semua sudah ditanggung oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, maka Rasul Paulus katakan tidak ada penghukuman bagi orang-orang yang sudah di dalam Kristus Yesus. Bagi kita, sebagai orang Kristen nggak ada hukuman dari Allah. Yang ada apa? Teguran. “Kenapa kamu lakukan dosa?” Yang ada apa? Disiplin dari Tuhan. Konsekuensi dosa pasti ada. Orang yang sering bohong, tidak dipercaya. Orang yang malas, tidak dipercaya. Itu konsekuensi dosa ada, tetapi hukuman dosa itu tidak ada, sehingga ini adalah anugerah yang begitu besar. Kita boleh masuk ke surga. Kita boleh memperoleh hidup yang kekal.
Doa kepada Allah Bapa yang ada di surga merupakan sebuah hal yang indah, Bapak, Ibu sekalian. Ini sebuah hak istimewa, sebuah hal yang spesial. Ketika kita tutupkan mata kita, terus kita fokus di dalam rohani kita untuk berdoa kepada Allah, kita boleh seolah-olah ya diangkat dari bumi ke surga. Kita masih ada di bumi ini, tetapi realita surga itu juga ada. Kekekalan itu ada. Kesementaraan ada bersama-sama. Paralel, berjalan bersama-sama. Tetapi ketika kita berdoa, kita sedang berkomunikasi dengan Allah di dalam kekekalan di surga. Kita meminta kehendak yang di surga itu dinyatakan di bumi kepada kita. Inilah keindahan doa dari orang Kristen. Kita bisa mungkin ya, gambarannya itu kalau kita bisa kecanduan games, kecanduan hobi kita, bahkan kecanduan dosa, itu juga parah sekali, kita bisa juga kurang lebih seolah-olah kita itu senang berdoa kepada Tuhan karena hati kita selalu berelasi dengan Allah yang di surga. Kecanduan doa. Maka Rasul Paulus itu bukan hal yang mustahil kecanduan doa. Karena apa? Rasul Paulus katakan, “Berdoalah senantiasa. Berdoalah tanpa henti.” Hati kita terus berkomunikasi dengan Tuhan. Hati kita tahu bahwa kita itu Coram Deo, hidup di hadapan Allah. Itu adalah relasi kita dengan Tuhan. Kita berdoa kepada Allah yang hidup dan doa kita didengar oleh Tuhan. Tuhan tidak pernah salah dengar. “Ya, kamu ngomong apa tadi? Lupa! Nggak kedengeran! Nggak fokus!” gitu ya. Enggak! Tuhan selalu dengar. Tuhan selalu fokus mendengarkan apa yang kita ungkapkan kepada Dia. Doa kita dapat tertuju kepada Bapa di surga karena pertolongan sang pengantara, yaitu Yesus Kristus.
Seorang reformator asal Swiss, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, mengatakan bahwa apa itu doa? Doa itu adalah sebuah penyerahan diri, penyerahan pikiran yang setia dengan kerendahan hati dan kesungguhan. Pikiran kita diserahkan kepada Tuhan. Dengan apa? Kerendahan hati dan juga kesungguhan, di mana kita meminta hal-hal yang baik dari Tuhan atau juga mengucap syukur kepada Tuhan atas hal-hal yang kita terima. Jadi kita tahu bahwa manusia itu pikirannya bisa penuh dengan dosa, tetapi kita ketika berdoa kepada Tuhan, kita akan berfokus kita itu rendah hati dan harus sungguh-sungguh ketika kita berdoa. Jangan berdoa bertele-tele. Jangan berdoa dengan munafik. Jangan berdoa dengan sembarangan, tidak sungguh-sungguh. Kita mau ketika berhadapan dengan Tuhan, kita pun serius memfokuskan pikiran kita kepada Allah yang di surga. Dengan kerendahan hati dan kesungguhan, kita meminta hal-hal baik dari surga.
Seluruh hal-hal baik itu datangnya dari Allah yang di surga dan juga kita mengucap syukur kalau kita menerima hal-hal baik dari Tuhan, kita tahu bahwa itu dari surga juga. Allah yang di surga itu memberikan hal-hal baik kepada kita yang ada di bumi. Mari kita baca Yakobus 1:17, Bapak, Ibu sekalian. Kita buka Alkitab kita. Kita sudah membahas kitab Yakobus dan di sini dijelaskan dengan jelas bahwa apa sih yang diberikan dari Allah Bapa di surga? Nah, mari kita baca bersama-sama sambil buka suara ya. Yak 1:17. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” Kalau kita mau meminta hal-hal yang baik itu minta dulu kepada Allah yang di surga karena di surga itu hanya ada hal yang kudus , hal yang baik. Dan ketika kita mengalami hal yang baik dalam kehidupan kita, hal yang betul-betul indah, hal yang betul-betul bermanfaat bagi rohani kita, kita harus ingat itu pun dari Allah Bapa yang ada di surga. Dari Allah sendiri.
Seluruh hal-hal baik itu datangnya dari Allah yang di surga dan juga kita mengucap syukur kalau kita menerima hal-hal baik dari Tuhan, kita tahu bahwa itu dari surga juga. Allah yang di surga itu memberikan hal-hal baik kepada kita yang ada di bumi. Mari kita baca Yakobus 1:17, Bapak, Ibu sekalian. Kita buka Alkitab kita. Kita sudah membahas kitab Yakobus dan di sini dijelaskan dengan jelas bahwa apa sih yang diberikan dari Allah Bapa di surga? Nah, mari kita baca bersama-sama sambil buka suara ya. Yak 1:17, “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” Kalau kita mau meminta hal-hal yang baik itu minta dulu kepada Allah yang di surga karena di surga itu hanya ada hal yang kudus, hal yang baik. Dan ketika kita mengalami hal yang baik dalam kehidupan kita, hal yang betul-betul indah, hal yang betul-betul bermanfaat bagi rohani kita, kita harus ingat itu pun dari Allah Bapa yang ada di surga. Dari Allah sendiri.
Manusia berdosa sering kali lupa bahwa hal-hal yang baik dia terima itu datang dari surga, datang dari Allah yang di surga. Kita sering berpikir bahwa, “Saya bisa mendapatkan hal yang baik itu karena saya baik. Saya bisa dibaikin orang karena saya! Dari bumi!“ Padahal, kalau kita melihat bahwa Allah itu memberikan yang baik, Allah menyediakan yang terbaik, kita akan menjadi orang yang rendah hati bahwa setiap perbuatan baik, setiap hal-hal baik yang saya terima dalam hidup saya, itu semua berasal dari Tuhan, bukan dari bumi ini. Bumi ini sudah jatuh ke dalam dosa. Kalau ada hal baik dalam bumi itu asalnya dari Tuhan saja. Maka semakin lama kita peka terhadap ayat ini, Yak 1:17, kita melihat bahwa, “Oh, kita bisa dibaikin sama orang itu karena Tuhan menghibur saya melalui orang tersebut. Orang tersebut memang baik sama saya, tapi belakangnya siapa yang bisa membuat orang itu baik sama saya? Tuhan. Bukan orang tersebut.” Orang tersebut OK, dia manusia berdosa, dia pun digerakkan oleh Roh Kudus. Betul, tetapi juga sebenarnya di belakangnya adalah Tuhan. Maka setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna itu datangnya itu dari atas. Maka waktu kita lihat, Bapak, Ibu sekalian, ketika kita bertemu dengan orang yang baik, merasakan hal yang baik, merasakan ibadah hari ini, kita harus tahu bahwa itu dari Tuhan. Tuhan itu hidup. Tuhan itu bekerja di dalam kehidupan kita. Dia tidak diam. Maka kita mau sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan.
Bapak, Ibu sekalian, ada seorang pemuda ya, yang setelah mendengarkan khotbah tentang doa itu, dia bercerita bahwa dulu sebelum masuk kampus tertentu, dia doa. “Saya pengen masuk kampus itu. Saya ingin masuk kampus tersebut.” gitu ya. Ia berdoa supaya bisa masuk ke jurusan tersebut, kampus tersebut. Setelah itu, ternyata dia masuk. Tetapi setelah dia masuk ke kampus tersebut, bahkan sudah lulus, dia sudah lupa bahwa dia sudah berdoa hal tersebut dan dia bahkan kurang lebih tidak mengucap syukur atas pemberian Tuhan yang baik itu. Sampai ketika mendengarkan khotbah tentang doa lagi, dia baru ingat. “Oh, dulu, beberapa tahun yang lalu, sebelum masuk kampus, sebelum lulus dari kuliah tersebut, saya pernah doa ke Tuhan, saya mau masuk ke kampus itu, jurusan ini. Wah, ternyata saya bisa lupa ya terhadap perbuatan baik yang Tuhan berikan kepada saya.”
Maka Bapak, Ibu sekalian, kita juga perlu hati-hati di dalam doa kita. Dalam arti apa? Seringkali doa kita itu berfokus kepada diri sehingga ketika kita pikir bahwa hal baik terjadi dalam hidup kita itu karena doa saya, saya, dan saya, bukan dari Tuhan. Dari usaha saya berdoa, maka terkabul hal yang begitu baik. Tapi ketika kita disadarkan dengan doa Bapa kami ini, doa itu tidak boleh berpusat pada diri, meskipun boleh meminta kepentingan diri kita yang baik tentunya ya, bukan untuk dosa. Itu boleh saja. Sering kali yang kita doakan itu hanya berfokus kepada diri. Nah, ini salah. Tetapi yang doa Bapa kami ajarkan adalah sebuah doa yang mementingkan Allah dan Kerajaan Allah.
Maka para teolog menjelaskan bahwa itu jenisnya apa? Jenis doa itu adalah Kingdom prayer. Nah, kalau kita lihat di slide ini, Saudara sekalian ya, doa yang berpusat kepada Allah itu Kingdom prayer, tetapi doa yang berpusat pada diri itu apa disebutnya? Lawannya, yaitu constricted prayer, doa yang terikat pada diri. Ini sangat berbeda yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada kita. Kingdom prayer atau doa kerajaan, doa Bapa kami ini bicara soal “Hallowed be Your name.” Nama Tuhan yang ditinggikan. Tapi kalau doa yang terikat, doa yang untuk diri itu apa? Yaitu, “Help me make a name for myself.” Berikan aku nama, Tuhan supaya ketika orang mendengar namaku, wah, orang itu senang, menghormati, memuji-muji. Kayak gitu ya. Terus, “Your Kingdom come.” Yang constricted prayer mengatakan, “My kingdom and ambition come.” Ya, ambisi saya terjadi. Kerajaan saya terjadi. Kurang lebih ya. “Your will be done.”,.” “My will be done.” “Give us our daily bread”, “Give me my daily bread.” Yang penting saya, gitu ya. “Forgive us for debts.”, “Only forgive me my debts.” Dosa orang lain jangan diampuni. Dosa mereka tanggung sendirilah, kurang lebih kayak gitu ya. “Lead us not, deliver us from evil.”, “Only lead me and deliver me.” Nah, ini adalah perbedaannya. Sering kali yang kita lakukan justru adalah kepada diri. Ini doa orang berdosa. Doanya bagus. Doanya sungguh indah, tetapi fokus doanya berbeda. Nah, seharusnya kita memiliki Kingdom prayer ini.
Nah, hari ini, Bapak, ibu, Saudara sekalian, kita merenungkan tentang kebajikan-kebajikan apa saja yang diberikan Allah yang di surga kepada kita yang di bumi yang penuh dengan dosa ini. Jadi kita merenungkan beberapa kebajikan. Yang pertama adalah tentang pengharapan. Apa sih yang bisa diberikan Allah Bapa yang di surga kepada kita yang di bumi? Apa sih yang ada di surga yang kita bisa nikmati, yang kita bisa nikmati saat ini di bumi? Yang pertama adalah pengharapan. Ketika kita memandang surga, di situ ada pengharapan akan hal-hal yang indah. Kita pasti doanya yang baik-baik kok. Doa kutukan itu sangat jarang diucapkan. Di Alkitab juga sangat jarang kok. Memang doanya doa kutukan ya. Di dalam Mazmur juga ada jenisnya, yaitu apa? Kiranya Tuhan memberikan keadilan, penghukuman kepada orang yang berdosa. Itu betul, tapi dalam kehidupan kita sehari-hari, kita jarang berdoa demikian karena kita takut bahwa itu adalah sebuah dendam karena manusia berdosa itu inginnya yang bertentangan dengan Tuhan. Tetapi pada umumnya, kita mendoakan hal-hal yang indah, bukan hal-hal yang mencelakakan. Hal-hal yang merupakan kebencian dari kita kepada sesama, terus kita doakan orang tersebut supaya celaka. Tentu tidak! Tapi kita ingin hal-hal yang berkenan di hati Tuhan. Suatu persekutuan yang indah bersama dengan Tuhan di surga.
Nah, William Gurnall, seorang puritan menjelaskan bahwa pengharapan itu memenuhi jiwa yang sedang berduka dengan penghiburan. Pengharapan ya. Pentingnya pengharapan. Kalau kita punya pengharapan dalam Tuhan, meskipun kita menderita, tetap ada penghiburan, memenuhi hati kita dengan sukacita, dan memampukan seseorang itu tertawa – ini bahasa dia ya, tertawa – meskipun mencucurkan air mata. Itu pengharapan. Saya sedang sedih, tapi bisa sukacita. Maksudnya itu ya, bukan tertawa sambil nangis itu kan kurang indah ya, kurang elok ya. Tetapi maksudnya adalah ketika sedih, ada sukacita dari dalam. Itu seperti pelayanan, kurang lebih ya. Ada sukacita, tapi ada capeknya juga. Ya itu salib. Ketika kita memikul salib, kita taat kepada Allah, tetapi namanya memikul salib capek. Ya ada kelelahan, tetapi itu adalah yang bisa diberikan pengharapan supaya kita kuat melalui kesulitan. Kita bisa menghela nafas. “Heehhh..“ Ya kalau saya lagi “Heehhh..” Istri saya tanya, ”Kenapa heh, heh, heh?” gitu ya. Nggak tahu juga ya, kadang malas jelasin juga ya. “Heehhh..” gitu ya. Terus, tapi saat “Heehhh..” kita bisa “Fiuuhh..” gitu ya. Bersyukur. Saat menghela nafas, tapi kita bisa menyanyi juga untuk Tuhan. Itu karena apa? Pengharapan dalam Tuhan. Kalau kita nggak ada pengharapan, kita menghela nafas terus, mengeluh seperti itu ya. Itu namanya bersukacita dalam pengharapan. Nah, ini pengharapan sangat penting. Salah satu kebajikan tertinggi di samping apa, Bapak, Ibu sekalian? Iman, pengharapan, dan kasih. Iman itu adalah suatu yang kita harapkan dari apa yang tidak terlihat sebelumnya. Nah, pengharapan itu ada di depan. Ya, mendorong kita ke sana. Ya, melakukan yang terbaik untuk Tuhan.
Pengharapan itu adalah suatu yang di masa depan, yang dinantikan oleh orang yang belum memilikinya. Ayub 11:18 mengatakan, “Engkau akan merasa aman, sebab ada harapan, dan sesudah memeriksa kiri kanan, engkau akan pergi tidur dengan tenteram;” Karena apa? dengan tenteram;” Karena apa? Ada pengharapan itu. Pengharapan di dalam Allah. Kalau kita sudah berdoa, sudah bekerja yang terbaik, tidur tenang, kecuali kita belum berdoa, belum bekerja yang terbaik, nah itu boleh mungkin ya kita wah, galau gitu ya. Wah, kayaknya tidak ada yang belum selesai gitu ya, belum beres. Ada yang belum beres. Tapi kalau kita sungguh-sungguh berharap kepada Tuhan, sudah sungguh-sungguh berdoa, sudah bekerja sungguh-sungguh, sudah! Ya sudah! Sudah serahkan kepada Tuhan. Tuhan akan memberikan ketenangan. Feel secure. Insecurity, kenapa? Kita sudah berdoa, kita sudah berusaha. Kalau kita nggak berdoa, nggak berusaha, nah itu kita insecure. Tapi kalau kita sudah berdoa dan berusaha, secure, tenang. Ada pengharapan di dalam Tuhan. Dan kita harus berharap akan apa, Bapak, Ibu sekalian? Berharap dalam Allah, pada Pribadi Allah, pada harta surgawi yang mampu diberikan Allah di surga. Nah, inilah kuasa dari doa. Manfaat dari doa adalah kita bisa meminta hal-hal baik di surga yang Tuhan sediakan untuk kita dan Allah itu bisa memberikannya kepada kita.
Kita ketika merenungkan tentang surga itu membuat kita berharap bahwa hanya Allah yang mampu juga memberikan surga itu sendiri. Manusia tidak bisa berusaha mendapatkan surga. Manusia tidak bisa berusaha menghindari juga neraka. Kita pasti tidak bisa dapat surga karena berdosa. Kita pasti dapat neraka karena berdosa juga. Lalu, bagaimana membuat manusia yang harusnya binasa, yang harusnya tinggal di neraka, bagaimana supaya bisa berpindah dari neraka ke surga? Hanya pemilik surga dan neraka yang bisa melakukannya, yaitu Allah. Dan Tuhan kasih caranya yaitu lewat Yesus Kristus. Itu cara yang Tuhan pilih dan kita nggak bisa ngatur cara Tuhan untuk bisa menyelamatkan kita ke surga. Perenungan akan surga membawa kita akan terus melihat siapakah pemilik surga yaitu Allah sendiri. Kita merenungkan juga apa yang Tuhan sediakan di surga, bagi kita yang di bumi.
Yang pertama adalah pengharapan akan hidup yang kekal. Damai sejahtera dari Yesus Kristus. Yohanes 17:3 apakah hidup kekal itu? Hidup kekal berarti mengenal Allah yang benar, Allah yang sejati yaitu Bapa, dan juga mengenal Tuhan Yesus Kristus yang telah diutus dari Bapa. Berarti surga itu bicara soal pengenalan akan Allah yang sejati. Kita sudah menerima surga, lalu kita kenal Allah kita sudah kurang lebih mencicipi surga itu sendiri, karena di surga ada Allah. Gitu ya. Pengharapan akan hidup kekal, hidup bersama Yesus, muka dengan muka. Di situ juga kita berharap, suatu hari nanti, kita meninggal dunia, dunia ini akan kiamat akhir zaman, kita akan bertemu dengan Yesus muka dengan muka. Ya itu adalah pengharapan kita.
Di surga ada apa saja Bapak, Ibu saudara sekalian? Ada pengharapan akan apa saja? Yang pertama adalah pengharapan akan hidup yang kekal. Damai sejahtera dari Yesus Kristus. Yohanes 17:3 apakah hidup kekal itu? Hidup kekal berarti mengenal Allah yang benar, Allah yang sejati yaitu Bapa, dan juga mengenal Tuhan Yesus Kristus yang telah diutus dari Bapa. Berarti Surga itu bicara soal pengenalan akan Allah yang sejati. Kita sudah menerima surga, lalu kita kenal Allah kita sudah kurang lebih mencicipi surga itu sendiri, karena di surga ada Allah. Gitu ya. Pengharapan akan hidup kekal, hidup bersama Yesus, muka dengan muka, di situ kita berharap. Suatu hari nanti, kita meninggal dunia, dunia ini akan kiamat akhir zaman, kita akan bertemu dengan Yesus muka dengan muka. Ya itu adalah pengharapan kita.
Lalu juga ketika kita memandang surga, kita pun mendapatkan pengharapan di tengah-tengah penderitaan. Di tengah-tengah penderitaan ada Tuhan yang memperhatikan kita. Dan juga Tuhan bukan saja memperhatikan kita juga, dan tapitetapi kalau penderitaan itu bisa terjadi itu karena Tuhan mengizinkan penderitaan itu terjadi. Dan itu ada maksud yang baik bagi umat manusia. Saya yakin Bapak Ibu saudara sekalian, orang-orang Kristen yang menderita, baik di Israel maupun Palestina yang sedang berperang saat ini, bila mereka memandang kepada Allah yang di surga, mereka tetap bisa lihat pengharapan meskipun di tengah-tengah peperangan. Mereka berharap damai sejahtera, itu menjadi kekuatan bagi mereka. Mereka sebarkan damai sejahtera. Mereka hidup dalam damai sejahtera, mereka terus mengabarkan injil, ada pengharapan akan hidup yang kekal.
Kita tahu bahwa kejahatan perang itu begitu mengerikan ya. Saya sempet lagi melihat lagi berita-berita ya Bapak, Ibu sekalian, perang Israel dan Palestina kan berlangsung sejak awal Oktober, ya sampai sekarang, korban sudah 3.,500 atau 14.,000 warga Palestina yang tewas. 14.,000 bayangkan ya. 14.,000 tewas, 4.,000 hilang. Jet dan tank Israel begitu terus gencar menyerang Gaza. Trus saya coba akan bandingin. Meskipun ga boleh dibanding-bandingin ya. Tapi coba dibandingin. Israel itu korbannya berapa. Ini nggak tahu ya benar atau nggak ya. Ketika saya coba cari bangsa Israel orang -orang Israel korban tewasnya berapa kurang lebih hanya 1.,500. Palestina 10x lipatnya. Gitu ya. 10x lipatnya ini benar-benar mengerikan. Nah, mereka butuh apa sih yang sedang perang itu? Butuh pengharapan, di surga, yang diberikan oleh Tuhan dari surga. Mereka butuh hidup kekal. Hidup mereka itu hidup dan mati kok, besok bisa kena bom, tentara bisa datang. Tetapi kalau orang-orang Kristen di sana sudah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, saya yakin mereka ada pengharapan itu. “Meskipun saya harus mati, ditembak, dibom, saya tetap bisa punya kekuatan ada penghiburan ada sukacita karena bertemu dengan Yesus di surga.” Ini adalah pengharapan akan segala harta surgawi di surga. Kita bisa minta kepada Tuhan. Di surga ada apa? Pengharapan. Di surga begitu banyak harta surgawi, kebaikan Tuhan, pertolongan Allah, pengampunan dosa ya. Semua itu kita bisa minta kepada Allah yang di surga. Itulah kebajikan yang pertama yang kita bisa terima ketika kita merenungkan dan berkata Bapa kami yang di surga. Ada pengharapan. Kita akan bertemu dengan Bapa yang surga, hidup kekal itu pasti. Ada pengharapan di tengah kita penderitaan.
Yang kedua, apa sih kebajikan yang bisa kita terima dari yang di surga itu? Yaitu adalah kekuatan ya. Kekuatan rohani. Apa yang dibutuhkan oleh seseorang yang mempunya kesedihan dan beban yang berat? Yaitu strength. Kekuatan yang lebih untuk bisa menanggung kesulitan atau beban yang dia sedang tanggung, yang dia sedang pikul. Itulah yang disediakan surga yaitu apa? Ada kekuatan bagi yang lemah. Ada kekuatan bagi yang putus asa, sengsara. Ada sengsar. Ada kekuatan bagi yang sedang terpuruk. Dan ada orang lain juga yang Tuhan pakai untuk bisa menolong dia. Ketika kita memandang kepada surga, itulah kekuatan kita. Ada Allah yang melihat hidup kita. Khususnya bagi orang-orang yang melayani Tuhan ya. Kadang. Kadang-kadang kita bisa lemah kan ya. “Aduh! Kayaknya malas melayani Tuhan. Capek lemah, putus asa, kayaknya nggak ada gairah.” Bapak, Ibu sekalian bagaimana supaya membangkitkan api yang boleh ada dalam hati kita? Waktu pembacaan bible reading di Jogja kita kan sempat membahas tentang kemah suci ya. Kemah suci itu harus ada sebuah api yang harus terus menyala dalam kemah suci itu. Api kurang lebih itu saya pikirkan juga tubuh kita adalah kemah kayak gitu ya. Dan juga untuk bisa terus hidup, terus bisa taat kepada Tuhan harus ada api yang Tuhan berikan sendiri lewat api Roh Kudus supaya kita bisa terus semangat untuk menjalani hidup yang terus susah, yang memang penuh dengan keputusasaan.
.
Di bumi ini Bapak, Ibu sekalian, sadar tidak sadar, kita ingin menjadi orang yang kuat. Cuma definisi kekuatan itu apa, kelebihan itu apa? Strength itu apa? Seringkali definisi-definisi dunia adalah apa? Kekuatan itu sering kali dikaitkan dengan kekayaan. “Oh kalau kaya, dia strong, orang kuat itu.” Kita sering dengar istilah itu ya. Kalau orang kaya orang kuat, kalau orang miskin orang lemah gitu ya. Sering kali dikaitkan dengan itu. Orang yang kuat itu apa? Orang yang punya kuasa. Orang yang punya kehebatan. Orang yang punya keahlian khusus. Saya sempat mendengarkan pidato dari calon presiden dan wakil presiden. Nah itu unjuk apa Bapak, Ibu, Saudara sekalian ya?, Saudara seklaian ya? Pidato-pidato itu tiga-tiganya langsung ya, unjuk apa itu? Kekuatan. Kehebatan. Trus semuanya ada pantun semua. Semua calon presiden dan wakil presiden bikin pantun tiga-tiganya. “Oh ini adu pantun gitu ya.” Kenapa? Supaya menandakan dia itu pintar. Bikin pantun terus bikin pesan kayak gitu ya dan yang lain-lain. OK.
Terus apa sih yang bikin orang dianggap kuat? Itu keahlian, yang tidak semua orang suka kalau kalah. Kita inginnya apa? Menang. Kalau menang bisa apa? Harus kuat. Harus lebih unggul daripada yang lain. Kita nggak suka disebut lemah. Kamu ini lemah. Kamu ini nggak bisa apa-apa. Pada umumnya orang senang ketika disebut dengan kuat gitu ya. Bisa menang. Akhirnya cari kekuatan. Padahal kita tidak boleh mendefinisikan kekuatan itu dari cara pandang dunia. Orang kaya apakah pasti kuat dia? Banyak yang bunuh diri. Artis yang terkenal yang punya talenta apakah pasti kuat? Nggak juga. Banyak juga yang hidupnya lemah. Ya stres, ya stres dan lain-lain. Apakah orang miskin pasti lemah? Nggak. Mereka pun bisa kuat, bisa bertahan, bisa melayani dan lain-lain ya. Nah ini definisi dunia tentang kekuatan.
Tetapi apa yang didefinisikan Tuhan tentang kekuatan yaitu apa? Kekuatan secara rohani. Apakah kita menang atas godaan dosa? Menang melawan strategi iblis? Menang atas diri? Makanya Yesus katakan bahwa kalau mau ikut Yesus, harus sangkal diri, menang terhadap diri. Diri inginnya berdosa, kita punya kekuatan dari Roh Kudus yaitu apa? Saya tidak mau berdosa. Saya maunya taat menyangkal diri. Kemudian pikul salib, itu kekuatan juga. Kita bisa pikul salib itu berdasarkan pertolongan dari Yesus Kristus.
Bapak, Ibu sekalian, kita orang Kristen punya salib rohani itu ada berapa? Kita punya salib rohani itu ada dua. Satu salibnya Yesus Kristus yang menyelamatkan kita. Kedua adalah salib kita sendiri yang mana Tuhan memberikan perintah dan kita harus taat. Ketaatan kita kenapa kita bisa pikul salib karena salib Yesus sudah ada di dalam kehidupan kita. Nah kenapa kita bisa kuat? Karena Yesus menguatkan. Kenapa kita bisa menang terhadap dosa? Karena Roh Kudus menguduskan. Kenapa kita betul-betul bisa taat firman Tuhan? Karena Tuhan yang menopang dan memberikan kekuatan. Ini yang harusnya kita pikirkan, menang atas dosa. Bukan menang-menangan atas kekuatan dunia. Entah perang dan lain-lain ya.
Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen kita harap dalam setiap pertempuran rohani kita boleh menang. Dan akhirnya menang nggak? Akhirnya pasti menang kita. Cuma pertempuran itu kan ada banyak. Pasti menang karena Yesus sudah menang atas maut. Kita pasti masuk surga. Tapi kan dalam prosesnya, dalam titik-titik pertempuran ini kita bisa banyak kalah juga. Tetapi hasilnya Yesus akan memimpin peperangan sebagai Komandan perang yang pasti menang akan segala dosa. Maka dari itu kita butuh ya, kekuatan dari Tuhan untuk bisa taat kepada Tuhan. Tanpa kekuatan dari Tuhan, tanpa kita memandang surga, tanpa kita berdoa kepada Bapa yang di surga kita nggak ada kekuatan untuk melayani dan taat kepada firman Tuhan. Surga memberikan kita kekuatan untuk menang secara rohani, dan surga membuat rohani kita itu memiliki kekuatan untuk bisa bergerak, bertahan, berperang dan berjuang bagi kerajaan Allah. Itu kebajikan yang kedua yang diberikan oleh surga.
Dan yang ketiga adalah kemuliaan Tuhan. Waktu kita memandang Tuhan yang ada di surga, kita memandang kemuliaan Tuhan. Kita betul-betul merasakan bobot ya, nilai Tuhan, keberhargaan Tuhan, mulia, berarti apa? keindahan Tuhan. Mulia, berarti apa? Nilai, bobotnya sangat besar, sangat agung. Dan surga adalah sebuah tempat kemuliaan, tempat yang tertinggi. Tidak ada tempat di bumi ini yang Tuhan ciptakan yang menandingi keindahan surga. Surga itu tempat paling mulia. Di situ ada Allah. Dan kita bisa lihat surga itu betul-betul tempat yang sangat terhormat. Penuh dengan kejayaan dan kemenangan. , penuh dengan kejayaan dan kemenangan. Raja Salomo pernah berkata bahwa Tuhan sendiri, dia kan sedang meneruskan pembangunan rumah Allah atau Bait Allah. Daud, Raja Daud tidak diizinkan oleh Tuhan membangun Bait Allah karena tangannya berlumuran darah, sering perang sering bunuh orang juga, Daud ya., sering bunuh orang juga, Daud ya. Maka Daud itu ingin tetap membuat rumah Tuhan dengan menyiapkan bahan-bahannya. “Anakku, OK, Tuhan tidak izinkan aku membangun rumah Tuhan, anakku saja yang buat, yaitu Raja Salomo.” Salomo akhirnya membangun rumah Tuhan dengan hikmatnya ya. Dan juga memenuhi segala kebutuhan materi dan yang lain-lain.
Dan kemudian Salomo juga berkata bahwa Tuhan sendiri sebenarnya tidak bisa ditampung dengan rumah ini. Rumah yang begitu besar, yang sudah dibangun, nggak mungkin bisa menampung kemuliaan Tuhan. Allah memiliki surga kok. Tuhan nggak butuh rumah Tuhan di bumi. Tuhan sudah ada surga, ngapain Tuhan butuh kita. Betul-betul ya Bapak Ibu sekalian, kalau kita lihat antara Pribadi Allah dengan kita itu siapa butuh siapa? Tuhan butuh kita? Kita butuh Tuhan. Maka kalau kita bisa terlibat di dalam ketaatan kepada Tuhan, itu sebuah anugerah yang besar. Mari kita baca 2 Tawarikh 6:18 Bapak Ibu sekalian ini perkataan Salomo ya. Perkataan Salomo dalam 2 Tawarikh 6:18. Kita akan membacanya bersama-sama, 2 Tawarikh 6:18 “Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.” Langit yang jauh melampaui apapun itu tidak bisa menampung Allah. Kita buat rumah Tuhan kecil, bisa menampung? Sekarang saya tidak tahu ya di mana kah gedung gereja terbesar di seluruh dunia, nggak tahu di mana. Tetapi andai ada gedung gereja terbesar di seluruh dunia, apakah bisa menampung Allah. Apakah kita bisa dengan kepercayaan diri Tuhan datang ke tempat ini? Nggak bisa. Nggak ada yang bisa menampung Allah karena Dia Pencipta. Ciptaan nggak bisa menampung Allah sendiriBetul-betul ya Bapak, Ibu sekalian, kalau kita lihat antara Pribadi Allah dengan kita itu siapa butuh siapa? Tuhan butuh kita? Kita butuh Tuhan. Maka kalau kita bisa terlibat di dalam ketaatan kepada Tuhan, itu sebuah anugerah yang besar. Mari kita baca 2 Tawarikh 6:18 Bapak, Ibu sekalian. Ini perkataan Salomo ya. Perkataan Salomo dalam 2 Tawarikh 6:18. Kita akan membacanya bersama-sama, 2 Tawarikh 6:18, “Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.” Langit yang jauh melampaui apapun itu tidak bisa menampung Allah. Kita buat rumah Tuhan kecil, bisa menampung? Sekarang saya tidak tahu ya di mana kah gedung gereja terbesar di seluruh dunia nggak tahu di mana. Tetapi andai ada gedung gereja terbesar di seluruh dunia, apakah bisa menampung Allah? Apakah kita bisa dengan kepercayaan diri “Tuhan datang ke tempat ini”? Nggak bisa. Nggak ada yang bisa menampung Allah karena Dia Pencipta. Ciptaan tidak bisa menampung Allah sendiri. Sekarang saya bayangkan bahwa Allah itu turun ke dalam dunia. Advent, kedatangan Yesus. Bukan hanya Allah sendiri datang di dalam hati kita, Roh Kudus. Ini luar biasa. Kasih yang begitu besar yang Tuhan nyatakan kepada kita ketika Allah itu datang kepada kita.
Sekarang saya bayangkan bahwa Allah itu turun ke dalam dunia. Advent, kedatangan Yesus. Bukan hanya Allah sendiri datang di dalam hati kita, Roh Kudus. Ini luar biasa. Kasih yang begitu besar yang Tuhan nyatakan kepada kita ketika Allah itu datang kepada kita. Dari ayat 2 Tawarikh 6:18 ini, Salomo dalam hikmatnya itu mengatakan bahwa ada langit di atas langit. Ada langit di atas langit gitu ya. Ada 2 lapisan langit. Nah ini kita tafsirkan ya, bahwa langit di bawah atmosfer dengan langit di atas atmosfer. Ya orang-orang mahasiswa yang kuliah Geografi senang ya pelajaran ini. Kalau kita mempelajari atmosfer di bumi ini Bapak, Ibu sekalian ya, kita akan terkagum-kagum kok di bumi ini ada banyak lapisan, yang di bawah atmosfer ya. Itu betul-betul kalau kita lihat betul-betul indah. Kita bisa kagum kepada ciptaan Tuhan yang lebih mulia. Ada yang pernah hitung luas langit di bawah atmosfer bumi ini berapa? Nggak tahu ya, kalau hitung secara lingkaran itu berapa nggak tahu. Tapi manusia bisa hitung jaraknya, dari daratan bumi ke atas itu berapa. Ya. Ketinggian atmosfer antara ketinggian 0 kilometer di permukaan tanah sampai kurang lebih 10.000 km di atas, itu atmosfer, di bawah atmosfer. Kita bisa lihat ini ya. Jadi atmosfer itu ada berapa lapisan.
Ada lima lapisan bumi, yang melindungi bumi, itu yang melindungi bumi ya, yang troposfer itu 0 sampai 12 kilometer ya, itu perubahan cuaca, di situ terjadi hujan, panas, salju, kemarau, gugur, musim semi dan lain-lain. Terus pesawat terbang juga antara 0 sampai 12km saja di situ. Terbang-terbang ya pesawat balon udara. Lalu atas lagi lapisan stratosfer sampai 50 km setelah troposfer itu. Dingin dan kering. Ada awan sirus, balon dan cuaca bisa di sana. Kemudian mesosfer, dari statosfer kemudian sampai mesosfer itu 85km itu suhunya -90 derajat Celcius. -90 derajat Celsius, bayangin sangat dingin ya. Dan ini berguna untuk melindungi bumi dari meteor yang jatuh. Meteor yang jatuh itu ya didinginkan oleh mesosfer sampai hancur berkeping-keping. Nggak bisa masuk ke bumi. Nah lapisan yang panas itu adalah termosfer. Ya dari mesosfer sampai 700km ke atas itu suhunya 1.500 derajat Celcius. Jadi bayangin ya, meteor jatuh ke bumi lewat lapisan itu, panas itu, panas banget, trus masuk dingin hancur. Dari panas ke dingin secara ektrim luar biasa hancur. Nggak ada yang bisa menghancurkan bumi ya kurang lebih, bayangannya gitu. Mau meteor begitu besar, Tuhan lindungi bumi dengan kuasa-Nya. Sangat panas karena apa? Di termosfer itu karena menerima sinar matahari secara langsung dan radiasi sangat tinggi dari lapisan ini. Lapisan terakhir yang kelima adalah Eksosfer. Itu dari termosfer sampai 10.000km itu adalah adalah lapisan tertinggi di situ jauh dari inti bumi, sehingga gaya gravitasi sangat lemah, ya, dan kondisi atom dan molekul, mudah lepas keluar angkasa. Mulai nggak ada gravitasi di sana. 10.000 km ke atas.
Bapak Ibu sekalian, orang-orang zaman dulu melihat langit itu gitu, “oh lapisan pertama atmosfer.” Nah Salomo dalam hikmatnya, di langit itu ada lapisan langit lagi. Maka Salomo katakan langit di atas langit, tidak bisa menampung Engkau. Nah itu misteri. Bagi salomo langit di atas langit ada apa? Itu misteri nggak ada yang bisa menngetahui langit di atas langit. Dan kita akhirnya melihat lagi surga ada di mana. Ada lapisan pertama, atmosfer, lapisan kedua langit di atas langit, di luar atmosfer bumi. Nah inilah yang dikatakan Rasul Paulus di dalam 2 Kor. 12:2. Mari kita baca sama-sama 2 Kor. 12:2 ya, ini kesaksian Rasul Paulus. 2 Kor. 12:2, “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau–entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya–orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.” Ini maksud Rasul Paulus. Salomo sudah tahu, bumi ini adalah lapisan atmosfer, langit tingkat pertama, ada lapisan kedua di luar atmosfer. Paulus mengatakan surga yang kurang lebih aku diangkat, Paulus, itu adalah langit tingkat ketiga. Surga itu sangat tinggi. Sangat mulia kayak gitu ya.
Nah di sini Paulus katakan 14 tahun yang lalu. Kesaksiannya itu, misalkan ya, kalau Rasul Paulus ingin memuji dirinya, baru diangkat ke surga kemarin. Besok kebaktian Minggu saya bersaksi, saya diangkat ke Surga kemarin. Nggak. Paulus diangkat ke Surga ini. Tapi dia diam. Ngapain? Itu pengalaman khusus buatku. Masak aku mau jadikan doktrin, semua orang Kristen bisa naik ke surga terus balik lagi. Paulus pun menuliskan setelah 14 tahun yang lalu. Karena apa? Jemaat Korintus pengennya yang supranatural-supranatural terus. Ya. Yang mujizat-mujizat terus. Yang bahasa-bahasa tidak dimengerti. Yang kelihatan keren. Kayak gitu ya. Aku itu sudah banyak mengalami, itu tidak terlalu penting, yang penting adalah doktrin. Ajaran firman Tuhan kebenaran ya. Maka Rasul Paulus kadang-kadang, sudah, aku aja naik kok ke Surga, 14 tahun yang lalu.
Dari ayat 2 Tawarikh 6:18 ini, Salomo dalam hikmatnya itu mengatakan bahwa ada langit di atas langit. Ada langit di atas langit gitu ya. Ada 2 lapisan langit. Nah ini kita tafsirkan ya, bahwa langit di bawah atmosfer dengan langit di atas atmosfer. Ya orang-orang mahasiswa yang kuliah Geografi senang ya pelajaran ini. Kalau kita mempelajari atmosfer di bumi saja Bapak, Ibu sekalian ya, kita akan terkagum-kagum kok. Di bumi ini ada banyak lapisan, yang di bawah atmosfer ya. Itu betul-betul kalau kita lihat betul-betul indah. Kita bisa kagum kepada ciptaan Tuhan yang lebih mulia. Ada yang pernah hitung luas langit di bawah atmosfer bumi ini berapa? Nggak tahu ya, kalau hitung secara lingkaran itu berapa nggak tahu. Tapi manusia bisa hitung jaraknya, dari daratan bumi ke atas itu berapa. Ketinggian atmosfer antara ketinggian 0 kilometer di permukaan tanah sampai kurang lebih 10.000 km di atas, itu atmosfer, di bawah atmosfer. Kita bisa lihat ini ya.
Jadi atmosfer itu ada berapa lapisan. Ada lima lapisan bumi, yang melindungi bumi, itu yang melindungi bumi ya, yang troposfer itu 0 sampai 12 kilometer ya. Itu perubahan cuaca, di situ terjadi hujan, panas, salju, kemarau, gugur, musim semi dan lain-lain. Terus pesawat terbang juga antara 0 sampai 12km saja di situ. Terbang-terbang ya pesawat balon udara. Lalu atas lagi lapisan stratosfer sampai 50 km setelah troposfer itu. Dingin dan kering. Ada awan sirus. Balon dan cuaca bisa di sana. Kemudian mesosfer, dari statosfer kemudian sampai mesosfer itu 85km itu suhunya -90 derajat Celcius. -90 derajat Celsius, bayangin sangat dingin ya. Dan ini berguna untuk melindungi bumi dari meteor yang jatuh. Meteor yang jatuh itu ya didinginkan oleh mesosfer sampai hancur berkeping-keping. Nggak bisa masuk ke bumi. Nah lapisan yang panas itu adalah termosfer. Ya dari mesosfer sampai 700km ke atas itu suhunya 1.500 derajat Celcius. Jadi bayangin ya, meteor jatuh ke bumi lewat lapisan itu, panas itu, panas banget, trus masuk dingin hancur. Dari panas ke dingin secara ektrim luar biasa hancur. Nggak ada yang bisa menghancurkan bumi ya kurang lebih, bayangannya gitu. Mau meteor begitu besar, Tuhan lindungi bumi dengan kuasa-Nya. Sangat panas karena apa? Di termosfer itu karena menerima sinar matahari secara langsung dan radiasi sangat tinggi dari lapisan ini. Lapisan terakhir yang kelima adalah Eksosfer. Itu dari termosfer sampai 10.000km. Itu adalah adalah lapisan tertinggi di situ jauh dari inti bumi, sehingga gaya gravitasi sangat lemah, ya, dan kondisi atom dan molekul, mudah lepas keluar angkasa. Mulai nggak ada gravitasi di sana. 10.000 km ke atas.
Bapak, Ibu sekalian, orang-orang zaman dulu melihat langit itu gitu. “Oh lapisan pertama atmosfer.” Nah Salomo dalam hikmatnya, di langit itu ada lapisan langit lagi. Maka Salomo katakan “langit di atas langit, tidak bisa menampung Engkau.” Nah itu misteri. Ya. Bagi salomo langit di atas langit ada apa? Itu misteri nggak ada yang bisa mengetahui langit di atas langit. Ya. Dan kita akhirnya melihat lagi surga ada di mana. Ada lapisan pertama, atmosfer, lapisan kedua langit di atas langit, di luar atmosfer lapisan bumi. Nah inilah yang dikatakan Rasul Paulus di dalam 2 Kor 12:2. Mari kita baca sama-sama 2 Kor 12:2 ya, ini kesaksian Rasul Paulus mari kita baca bersama-sama sambil buka suara. 2 Korintus 12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau–entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya–orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Ini maksud Rasul Paulus. Salomo sudah tahu, bumi ini adalah lapisan atmosfer, langit tingkat pertama, ada lapisan kedua di luar atmosfer. Paulus mengatakan surga yang kurang lebih aku diangkat, Paulus, itu adalah langit tingkat ketiga. Surga itu sangat tinggi. Sangat mulia kayak gitu ya. Nah di sini Paulus katakan 14 tahun yang lalu. Kesaksiannya itu, misalkan ya, kalau Rasul Paulus ingin memuji dirinya, baru diangkat ke Surga kemarin. Besok kebaktian Minggu saya bersaksi, saya diangkat ke Surga kemarin. Nggak. Paulus di angkat ke Surga ini. Tapi dia diam. Ngapain? Itu pengalaman khusus buatku. Masak aku mau jadikan doktrin, semua orang Kristen bisa naik ke surga terus balik lagi. Paulus pun menuliskan setelah 14 tahun yang lalu. Karena apa? Jemaat Korintus pengennya yang supra natural – supra natural terus. Ya. Yang mujizat-mujizat terus. Yang bahasa-bahasa tidak dimengerti. Yang kelihatan keren. Kayak gitu ya. Aku tu sudah banyak mengalami, itu tidak terlalu penting. Yang penting adalah doktrin. Ajaran firman Tuhan kebenaran ya. Maka Rasul Paulus kadang-kadang, sudah, aku aja naik kok ke Surga, 14 tahun yang lalu. Rasul Paulus itu ya Bapak Ibu sekalian, dia hidup lahir kurang lebih mirip seperti Yesus Kristus kelahirannya. Jadi waktu Yesus Kristus mati…
Rasul Paulus itu ya Bapak, Ibu sekalian, dia hidup, lahir kurang lebih mirip seperti Yesus Kristus kelahirannya. Jadi waktu Yesus Kristus mati, umur 33,5 tahun disalibkan, Rasul Paulus juga kurang lebih umur 35 lah, atau 36 kurang lebih seperti itu. Dan setelah kurang lebih Yesus Kristus mati di atas kayu salib, 4 sampai 5 tahun selanjutnya baru Yesus Kristus menunjukkan diri-Nya kepada Rasul Paulus yang sedang mau menganiaya orang Kristen. Setelah Rasul Paulus menjadi orang Kristen, kurang lebih dia menjadi Kristen itu 30 tahun. Kita bisa bedakan ya kehidupan Rasul Paulus, 30 tahun-an pertama itu Yahudi ketat. Ketemu Yesus, ketemu Injil, dia jadi orang Kristen yang ketat. Ya selama 30 tahun kehidupan dia, kurang lebih mati umur 60-an tahun. Itu Rasul Paulus.
Tapi Rasul Paulus ketika menjalani imannya, dia nggak terlalu umbar-umbar mujizat Tuhan. Ada hamba-hamba Tuhan disembuhkan, tapi dia nggak terlalu banyak omong tentang mujizat Tuhan. Karena itu pengalaman kan, karena itu kasih karunia kan. Nggak bisa menyamakan pengalaman dan kasih karunia yang terjadi pada saya, harus terjadi juga pada kamu. Tetapi kalau doktrin, kebenaran firman Tuhan, ajaran Kitab Suci, itu harus kita pelajari, dan itu semua orang Kristen harus mengerti. Paulus pernah ke surga. Ngapain dia cerita-cerita? Dia ingin sungguh-sungguh semua orang itu betul-betul memuji dia, kurang lebih ya. Ini Rasul Paulus ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian.
Alkitab menggambarkan langit, heaven, itu 3 tingkat. Dan langit paling tinggi adalah surga. Dan surga yang betul-betul adalah kekuasaan Tuhan sendiri. Jadi bukan berarti kita pandang itu surga itu ada tingkatannya ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Nggak ada! Surga ya surga. Neraka, neraka. Nggak ada tingkatan. Wah tingkatan lebih susah ni levelnya, hard. Levelnya, pedas nya 15, kurang lebih kayak gitu. Oh nggak! Surga ya surga, neraka ya neraka. Yang ada levelnya ya kita, manusianya. Upahnya banyak nggak di surga? Di neraka nggak terlalu dijelaskan bagaimana ya. Dan semakin kita terus terbiasa dengan kehidupan surgawi, semakin kemuliaan Tuhan itu terpancar dalam kehidupan kita. Semakin kita bergaul erat dengan Tuhan yang di surga, sifat-sifat Tuhan itu tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari. Alkitab katakan bahwa bumi penuh dengan kemuliaan Tuhan. Mazmur 19:2 mengatakan, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya”. Kalau kita memahami bumi saja itu banyak kemuliaan Tuhan, apalagi di surga. Setiap bumi, ciptaan Tuhan itu ada tangan Tuhan bekerja atau Firman Tuhan bekerja, di situlah ada hikmat Tuhan. Maka Pengamsal mengatakan pasal 1 itu mengatakan, “hikmat itu berseru-seru di pinggir jalan, berseru-seru di pasar, di gerbang-gerbang pintu masuk.” Ada hikmat semuanya. Kalau kita memandang kemuliaan bumi itu adalah kemuliaan yang begitu indah, tetapi yang paling besar adalah kemuliaan di surga.
Yang keempat, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, apa yang bisa diberikan di surga, yaitu adalah kekudusan. Ini juga sempat kita bahas ya. Surga tempat kudus, tempat tanpa dosa, dan Allah menghendaki kita semua, orang yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, untuk hidup kudus, hidup berkenan di hadapan Tuhan. Ingat, bahwa status kita di hadapan Tuhan, setelah menjadi orang Kristen, adalah orang yang benar, orang yang bebas secara Kristen. Dulu bebas secara manusia berdosa. Bebas manusia berdosa berarti apa? Dia dibelenggu dosa. Apa yang dia lakukan adalah dosa di hadapan Tuhan, perbuatan baik yang mereka lakukan itu relatif terhadap manusia saja bukan bisa sampai kepada Tuhan. Itu manusia berdosa. Dia terikat, dia hanya bisa lakukan dosa. Itu kebebasan manusia berdosa. Tetapi ketika kita menjadi orang Kristen, kita bebas secara Kristen. Dalam arti apa? Kita bisa hidup kudus. Kudus berarti apa? Kita dipisahkan untuk Allah, kita diserahkan untuk Tuhan, kita melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Kudus berarti apa? Bukan saja kita pindah tempat, dikhususkan bagi Allah, tetapi kita juga semakin dimurnikan menjadi orang yang semakin serupa dengan Yesus. Karena apa? Sudah dipilih oleh Tuhan, sudah dikhususkan bagi Tuhan mana mungkin nggak akan menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Meskipun perlahan, meskipun sedikit demi sedikit.
Nah itu adalah anugerah Tuhan, bisa hidup kudus anugerah Tuhan. Bisa taat firman Tuhan, anugerah Tuhan. Bisa datang beribadah dan mengingat hari Sabat, itu adalah kebaikan Tuhan. Itu adalah kebebasan orang Kristen. Kebebasan orang berdosa hanya bisa lakukan dosa. Kebebasan orang Kristen, kita bisa taat kepada Tuhan. Mau pilih taat atau berdosa? Kita akan pilih taat karena itu sukacita kita. “Dulu saya nggak bisa taat. Dulu saya malas ke gereja. Dulu saya nggak mau berdoa. Dulu saya nggak peduli khotbah, nggak peduli firman Tuhan, sekarang saya mau melakukan itu.” Itu kebebasan kita, kebebasan orang Kristen.
Dan terakhir Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita punya kebebasan yang akan kita alami di masa depan, yaitu apa? Kebebasan yang sempurna. Yaitu apa? Hanya bisa taat. Ini 3 kebebasan ya, 3 jenis kebebasan atau freewill atau freedom, yaitu 3 jenis saja. Manusia sebelum percaya kepada Yesus Kristus hanya kebebasan dalam dosa, terbelenggu dosa. Manusia di dalam Yesus Kristus, belenggu dosa sudah dipatahkan, kita bisa taat kepada firman Tuhan. Dan nanti kebebasan yang sempurna yang akan kita terima dari Yesus Kristus, ketika kita masuk ke surga kita nggak bisa lakukan dosa lagi. Itu kebebasan yang sempurna. “Tenang, saya nggak bisa lakukan dosa lagi! Saya hanya bisa melayani Tuhan. Saya hanya bisa taat kepada Tuhan. Saya hanya bisa mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Karena apa? Karena saya ada di surga. Di surga tidak ada dosa. Dan saya berhak masuk surga karena apa? Karena Yesus Kristus, bukan karena saya yang berdosa ini.” Wah luar biasa ya. Inilah kekudusan. Kekudusan membuat kita itu ingin terus taat kepada Tuhan. Inilah berkat surgawi yang Tuhan berikan dari surga, kekudusan hidup. Semakin kita merenungkan tentang surga, semakin kita merenungkan tentang Allah yang ada di surga, Bapa yang di surga, kita semakin ingin hidup kudus. Toh nanti di surga hidup kudus terus. Kenapa kita kita tidak gunakan kebebasan kita, kebebasan orang Kristen untuk taat kepada Tuhan di bumi ini. Nanti juga di surga akan taat terus kok. Maka ada bercandaan kan yang seringkali terjadi ya, “Oh kita tidak terbiasa taat di bumi, nanti masuk surga sungkan, bingung, kikuk. Eh saya nggak biasa berdoa. Nggak biasa taat.” Kurang lebih kayak gitu ya. Karena di bumi saja nggak mau berdoa kok, nggak mau baca firman. Begitu masuk surga, “Aduh bukan tempat saya ini. Tempat saya di tempat sebelah.” Kurang lebih kayak gitu ya. Wah jangan ya, kalau kita bisa taat di bumi itu anugerah Tuhan. Taatlah di bumi karena nanti di surga kita taat terus.
Kebajikan yang terakhir, yang kelima, adalah kenyamanan yang diberikan surga, ketenangan, atau home. Rumah. Yesus pernah memberikan undangan universal di dalam kehidupan kita, yaitu apa? “Marilah semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Salah satu tafsirannya adalah ini undangan Yesus kepada semua orang, mau orang Kristen, mau orang non-Kristen semua Yesus undang. “Marilah kepada-Ku. Datanglah kepada-Ku. Karena aku bisa memberikan kelegaan kepada kamu semua.” Ini undangan Yesus yang sangat begitu besar, maksudnya apa? Maksudnya Yesus adalah “kamu bisa mendapatkan kelegaan ketika kamu datang kepada-Ku karena Aku adalah pemilik surga.” Rumah Tuhan, tempat tinggal Tuhan. Rumah berarti apa Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Tempat kita kembali. Nanti kita dari gereja, kita kembali ke mana? Ke rumah. Kenapa di rumah? Nyaman. Apalagi yang suka atau hobi tidur ya. Di rumah ada ranjang lho. Di gereja nggak ada, nggak enak. Kita mau kembali itu pasti ke rumah kok, ke mana lagi. Ke keluarga kita. Rumah itu tempat kita berlindung, tempat kita menjadi diri kita sendiri. Tenang ya, enak. Bisa jadi diri kita. Mungkin kalau dilihat orang lain, kita langsung dicap jelek. Tapi kita bisa bebas di rumah, Papa, Mama kita sudah bohuat nasehatin kita. Tapi kita tetap bisa jadi kayak gitu, kayak diri kita meskipun ada keluarga kita. Tempat istirahat yang tenang, tempat curhat juga.
Alangkah baiknya ya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kalau kita di rumah ya ada waktu khusus lah. Makan bersama, bisa saling curhat. Dan kita bisa saling hidup dengan yang satu darah dan daging dengan kita. Wah tempat yang enak. Demikian juga dengan surga, kita ini semua berasal dari Tuhan. Alkitab itu katakan kita semua itu keturunan Allah kok. Kita diciptakan oleh Allah, kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Kita bersyukur kalau kita bisa masuk ke “home”, ke “rumah” kita di surga. Maka sangat sedih juga kalau ada orang-orang tertentu yang akhirnya ya binasa. Mereka bukan di rumah lho. Kalau mereka masuk neraka, tidak percaya Yesus Kristus, mereka ambil keputusan sendiri untuk menolak Yesus, menolak pulang ke rumah. Ya akhirnya apa? Seperti anak bungsu yang terhilang itu, akan mengalami kesusahan, banyak penderitaan, kesedihan.
Di surga ada kasih sayang dari Tuhan, ada kehangatan Ilahi, ada penerimaan dari Tuhan, ada tangan Tuhan yang bersedia memberikan ketenangan, perlindungan bagi kita semua. Sebagai seorang manusia kita bisa tinggal di mana saja, tetapi kita hanya bisa tinggal di satu rumah dengan tenang. Surga adalah keluarga atau rumah bagi semua anak Tuhan. Itu rumah Bapa. Dan kita tahu bahwa nama kita sudah tercatat di surga. Kita itu pasti masuk surga karena apa? Karena Tuhan yang mencatat nama kita. Kita pasti masuk surga karena apa? Karena firman Tuhan yang berkata, “Barang siapa yang percaya Yesus Kristus tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.” Kalau kita sudah percaya Yesus, kita sudah memperoleh hidup yang kekal. Itu adalah surga yang begitu nyaman, kepastian. Kita punya kepastian dari Tuhan sendiri.
Maka dari itu Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ketika kita berdoa kepada Bapa surgawi, di bumi yang penuh gejolak ini, penuh peperangan, penuh kesulitan, penuh gejolakan ekonomi, kita bisa tenang sejenak ketika kita berdoa kepada Bapa di surga. Kita bisa tinggalkan segala keluh kesah, kesedihan, penderitaan di bumi ini dan berdoa kepada Allah yang sumber ketenangan. Maka dari itu arahkanlah hati kita kepada Allah yang ada di atas. Seperti Mazmur 121 mengatakan, “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, ke atas, ke tempat yang jauh, ke bumi ini. Hanya di bumi ini saja. Di mana kah aku bisa mendapat pertolongan?” Terus ketika dia melihat seluruh bumi ini, dia sudah mencari ke titik terjauh dari matanya, dia mengatakan, “Di bumi ini tidak ada pertolongan. Aku hanya bisa mendapatkan pertolongan ketika aku melihat, menembus langit pertama, langit kedua, dan sampai ke langit ketiga yaitu surga. Pertolonganku adalah dari Allah yang di surga, Pencipta langit dan bumi.” Seringkali Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita sebagai manusia itu seringnya itu lihat kanan, lihat kiri, lihat bawah, tapi kita lupa untuk lihat ke atas. Bahwa pertolongan itu datangnya dari atas bukan dari bumi. Ketika kita minta pertolongan dari Tuhan, tapi Tuhan juga bisa mendatangkan pertolongan dan kasih-Nya itu kepada orang-orang yang di sekitar kita, lewat Tuhan sendiri. Tapi berbahayalah atau celakalah orang yang mengandalkan diri sendiri ataupun mengandalkan pertolongan dari sesama, dari bumi saja. Lupa bahwa segala pertolongan itu datangnya dari atas.
Waktu Tuhan Yesus di taman Getsemani, Bapak, Ibu sekalian, kalau gambar-gambar Tuhan Yesus di Getsemani biasanya melihat ke atas. Ya mungkin sekali. Nggak ada yang tahu persis waktu Yesus berdoa itu dia memandang ke mana. Tapi sangat kemungkinan Dia memandang ke atas, ke surga karena Bapa di surga. Dia minta pertolongan kepada Bapa di surga untuk bisa menanggung cawan pahit yang akan Dia minum. Yaitu apa? Salib yang akan Dia jalani, penderitaan, bahkan kematian di atas kayu salib. Yesus berdoa dengan tepat bahwa “pertolongan-Ku dari Bapa di surga.” Aku mau taat. Taat itu memang susah. Taat kepada Tuhan ada salib yang harus dipikul. Dan Yesus menanggung salib Dia dan juga menanggung hukuman dosa kita.
Maka dari itu Bapak, Ibu, Saudara sekalian, apa yang kita bisa lakukan? Pertama ya, mari kita setia terus kepada panggilan Tuhan untuk berdoa. Dia itu pemilik surga. Jangan diabaikan. Jangan kita terlalu fokus kepada bumi, bumi saja terus. Kita perhatikan orang, perhatikan orang, perhatikan atasan, perhatikan bawahan, perhatikan sesama, kita abaikan Tuhan yang di surga yang sudah menciptakan bumi ini. Keterlaluan! Tuhan sudah ciptakan kok, kita abaikan Dia, kita nggak mau doa. Salah! Kita mau berdoa kepada Bapa di surga. Dan Bapa di surga sudah menjanjikan 5 kebajikan ini. Kamu ketika berdoa kepada Bapa di surga ada pengharapan yang dari Tuhan, ada kekuatan dari Tuhan, ada kemuliaan yang Tuhan berikan, ada kekudusan yang Tuhan berikan, dan ada ketenangan yang Tuhan berikan, yang Tuhan janjikan di surga tersebut. Maka dari itu tekunlah berdoa, jangan jemu-jemu untuk berdoa.
Yang kedua, mari kita menikmati Allah yang di surga dan segala harta surgawi yang tersedia di surga. Kita belajar menikmati Allah. Dia sudah memberikan berkat-Nya kepada kita, kita mau terus mencari harta surgawi. Karena harta surgawi lah yang bisa memuaskan kehidupan kita. Harta duniawi tidak bisa memuaskan jiwa kita. Harta duniawi akan hilang, dimakan ngengat. Pencuri bisa mencurinya. Tapi harta surgawi sudah tersimpan dalam hati kita, kita jaga. Itu yang memuaskan jiwa kita. Sekalipun kita menderita, bisa sukacita dalam Kristus. Sekalipun kita susah, ada terus semangat yang Tuhan berikan. Karena apa? Harta surgawi itu sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita; kekuatan, semangat dan yang lain. Berkat surgawi menolong kita untuk bisa bertahan di bumi yang penuh dengan dosa.
Tidak ada yang masuk surga kecuali mereka itu betul-betul menerima Tuhan yang di surga dan juga memiliki berkat surgawi itu. Kalau kita mau masuk surga dengan cara-cara dunia, nggak akan bisa! Cara-cara dunia bagaimana? Hilangkan Tuhan, Tuhan tidak ada. Mati telah selesai. Itu cara dunia. Menghilangkan Tuhan yang di surga, menghilangkan surga, menghilangkan neraka. Bumi nggak berani dihilangkan karena dia bisa lihat. Kalau gitu roh ini dihilangkan saja, karena tidak bisa dilihat. Roh yang di dalam diri manusia ini hilang saja, ini hanya tubuh. Tapi itu cara dunia untuk bisa mendapatkan ketenangan. Tapi kalau kita betul-betul mendapatkan ketenangan dari Tuhan kita harus mengenal siapakah pemilik surga dan apa yang bisa diberikan oleh surga.
Dan terakhir, Bapak, Ibu sekalian, sebagai manusia pasti ada naik turun kehidupan. Meskipun kita secara doktrin, secara ajaran pengudusan itu kita berprogresif. Anggap, ambil contoh Raja Daud. Dari kecil dia taat, dia gembala yang setia, dia taat kepada orang tuanya, dia setia mengasihi domba-domba yang dia gembalakan. Terus kemudian dia bertumbuh, dia dijanjikan diurapi menjadi raja, dan lain-lain. Dia taat sampai jadi raja meskipun sudah mau dibunuh Saul dan lain-lain, dia taat. Ada progres kan. Tapi ada sewaktu-waktu ketika santai, raja-raja berperang dia malas-malasan di istana. Terus dari istana itu dia bisa melihat seorang perempuan yang mandi, Batsyeba. Dan akhirnya dia jatuh. Terpuruk, jatuh. Kurang lebih setahun. Karena setahun dia tidak bertobat sampai Nabi Natan datang kemudian mengutuk, menegur Daud. Nah di situ dia mulai berdiri lagi. Jadi kurva nya begitu sudah naik, turun. Tapi mulai bertumbuh lagi, naik, taat, sampai pada titik atas dia berprogresif secara kehidupannya. Tapi berarti, sebagai orang Kristen, sebagai orang yang percaya Tuhan itu ada naik turunnya kan. Ada naik, ada turun, ada naik, mungkin turun lagi. Tapi pada hasil akhirnya kita akan semakin dikuduskan. Dari awal lahir kembali atau lahir baru sampai kita mati kita mengalami pertumbuhan karena Roh Kudus itu selalu membentuk kita semakin maju, semakin bertumbuh di dalam Kristus.
Maka dari itu meskipun kita di masa-masa naik turun hidup kita, masa-masa kelam, khususnya turun kehidupan kita, jangan lupakan suasanya surgawi. Ada penghiburan dan pengharapan dari atas, dari Tuhan yang di surga. Maka perkataan pemazmur itu benar, “Tuhan, Engkau adalah gembalaku yang baik. Takkan kekurangan aku. Engkau membaringkan aku di padang rumput hijau. Engkau memberikan air yang segar. Engkau menguatkan jiwaku. Sekalipun aku berjalan dalam Lembah kekelaman, valley of death, lembah kematian, aku tidak takut karena Engkau besertaku. Itulah yang menguatkan aku. Palu-Mu dan gada-Mu lah yang menguatkan aku.” Kiranya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, perenungan tentang surga, bahwa Bapa kita di surga itupun boleh membawa kita semakin berkenan di hadapan Tuhan, semakin memiliki pengharapan dan hdiup memuliakan nama Tuhan saja. Mari kita sama-sama berdoa ya.
Bapa kami yang ada di surga, terima kasih Tuhan, kami boleh sama-sama merenungkan tentang surga. Di surga ada Allah yang suci, di surga ada malaikat yang kudus, ada orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Tuhan sendiri. Dan kami juga melihat bahwa surga itu sebuah tempat, sebuah hal yang begitu indah dalam kehidupan kami. Kami bersyukur Tuhan bahwa kami boleh mengenal Sang Pemilik surga, yaitu Engkau sendiri dalam kehidupan kami. Ajar kami Tuhan untuk senantiasa bertekun di dalam doa. Ajar kami Tuhan untuk senantiasa berpengharapan di tengah-tengah setiap penderitaan kami. Dan ajar kami terus setia untuk terus memuliakan Tuhan seumur hidup kami. Terima kasih Tuhan untuk firman pada hari ini. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami sudah berdoa dan mengucap syukur. Amin. (HSI)