Barnabas dan Saulus Diutus, 27 Februari 2022

Kis 13:1-13

Pdt. Dawis Waiman, M. Div.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan pada waktu kita melihat kepada pasal yang ke-12 sebelumnya kita telah membahas bahwa terjadi penganiayaan kepada gereja dan pada waktu itu yang mengalami penganiayaan adalah Yakobus yang kemudian dibunuh oleh Herodes Antipas tetapi Petrus kemudian karena Yakobus melihat ternyata tindakannya itu menyenangkan orang-orang Yahudi dia kemudian menahan Petrus di dalam penjara. Tujuannya untuk apa? Yaitu untuk mengeksekusi Petrus karena dia melihat bahwa tindakan dia untuk menekan orang-orang Kristen itu adalah sesuatu yang mendapatkan dukungan besar dari orang-orang Yahudi dan itu membuat lukanya mungkin lebih solid atau lebih kuat sehingga dia makin bisa bertahan di dalam jabatannya dan pada waktu Petrus ditahan dan satu hari sebelum dari dia dieksekusi maka Alkitab mencatat kalau malaikat Tuhan itu datang lalu kemudian membebaskan Petrus dari tahanan tersebut. Lalu setelah itu ke mana Petrus pergi? Kita tidak tahu, Alkitab tidak catat dia pergi ke mana yang pasti dia kemudian pergi dan para prajurit dari Herodes tidak bisa menemukan keberadaan dari Petrus ini.

Lalu di dalam pasal yang ke-13 ini itu diceritakan apa yang terjadi setelah penganiayaan itu dan kalau Saudara bandingkan dengan pasal yang sebelumnya maka di situ ternyata tindakan dari penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah atau orang-orang yang menentang kekristenan itu tidak bisa menghambat dari pertumbuhan gereja atau perkembangan dari gereja Tuhan. Itu sebabnya di dalam ayat yang ke-24 pasal yang ke-12 itu dikatakan maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Jadi, kalau kita bandingkan dengan pasal 1 kembali dari Kisah Para Rasul, Tuhan memberikan satu misi bagi orang-orang Kristen untuk pergi memberitakan Injil mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi dan pada waktu kita masuk ke dalam pasal yang ke-12 dan pasal yang ke-13 itu adalah suatu pelayanan penginjilan yang sudah mencapai kepada Antiokhia yaitu satu kota yang bukan merupakan kota dari orang-orang Yahudi tetapi menjadi satu titik pusat dari perkembangan gereja yang kemudian melayani sampai ke seluruh dunia dan ini yang menjadi satu cerita yang kita bahas di dalam pasal yang ke-13 ini, bagaimana gereja itu kemudian berkembang mengirimkan para misionarisnya mulai pergi sampai ke ujung dunia untuk memberitakan Injil Tuhan.

Saudara, sebelum kita melihat kepada hal ini lebih lanjut, ada satu hal yang kita perlu perhatikan dan harus perhatikan yaitu apa yang menjadi rahasia sebuah gereja Tuhan itu bisa berkembang dengan begitu pesat sekali? Apa yang membuat gereja itu bisa memenangkan jiwa lalu kemudian memiliki sikap militansi yang begitu besar untuk mengabarkan Injil Tuhan atau terlibat di dalam misi untuk pelayanan Kerajaan Tuhan Allah? Saudara, kalau perhatikan di dalam beberapa ayat misalnya dari ayat yang ke-2 lalu ayat yang ke-4 lalu ayat yang ke-9 Saudara bisa menemukan rahasia dari pada gereja itu berkembang dengan pesat sekali. Kita bisa lihat kembali di dalam ayat yang ke-2 ya, “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku.”” Lalu kalau Saudara lompat lagi kepada ayat yang ke-4, “Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.” Lalu Saudara kalau lompat lagi ke dalam ayat yang ke-9 dikatakan, “Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, dan berkata…”

Jadi apa yang menjadi kunci rahasia sebuah gereja itu berkembang dengan begitu pesat sekali? Lukas memberitahu kita kuncinya adalah kehidupan dari orang-orang yang percaya yang dipenuhi oleh Roh Kudus itu yang menjadi kunci sebuah gereja itu berkembang dengan pesat sekali dan pada waktu kita tanya apa yang menjadi pengertian bahwa seseorang itu dipenuhi oleh Roh Kudus? Maka Saudara jangan kira bahwa itu merupakan suatu manifestasi supranatural dinyatakan dari sikap kita yang kita lakukan di dalam gereja atau di dalam ibadah kita kepada Tuhan tetapi Alkitab punya prinsip yang lebih mendasar sekali berkenaan dengan siapa orang-orang yang disebut sebagai orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus.

Dan kita sudah melihat itu di dalam Surat Efesus ketika kita membahasnya dan di situ yang menjadi ciri dari orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus itu tidak pernah dicatat bahwa dia adalah orang yang berbicara bahasa lidah tetapi dia adalah seorang yang mengerti ordo, seorang yang dari dalam hatinya penuh dengan sukacita, puji-pujian. Saudara bisa bandingkan di dalam Efesus pasal yang ke-5. Di situ mereka punya puji-pujian, punya Mazmur, punya satu ucapan syukur yang mereka naikkan kepada Tuhan tapi tidak berhenti di situ, mereka memperhatikan dan mendahulukan kepentingan dari orang-orang lain lalu setelah itu Paulus langsung menerapkan di dalam relasi kehidupan keluarga dalam relasi kehidupan suami dan istri di dalam relasi kehidupan antara orang tua dan anak, di dalam relasi antara pekerja dengan tuan yang mempekerjakan diri mereka.

Jadi pada waktu kita tanya apa yang menjadi dasar seseorang itu dipenuhi Roh Kudus? Pengertiannya apa? Di dalam Efesus 5:8 Paulus bilang kita tidak boleh mabuk oleh anggur tetapi kita harus penuh dengan Roh Kudus maka di situ dikatakan orang yang penuh dengan Roh Kudus memiliki ciri-ciri apa? Penuh sukacita, penuh ucapan syukur, hati yang bermazmur bagi Tuhan lalu hidup di dalam suatu ketaatan berdasarkan kebenaran firman Tuhan di dalam setiap aspek dari hidup kita baik itu di dalam keluarga maupun di dalam relasi pekerjaan yang kita lakukan dan tentunya juga di dalam gereja dan di dalam pertemanan dan yang lain-lainnya ya. Ada satu penundukan diri di bawah otoritas firman. Maka Saudara bisa lihat di dalam Efesus 5:22 dan seterusnya misalnya isteri tunduk kepada suami. Suami mengasihi isterinya. Anak-anak menghormati orang tuanya. Orang tua harus mendidik anaknya di dalam kebenaran hormat dan takut akan Tuhan lalu para pekerja harus menghargai tuannya seperti mereka sedang melayani Tuhan sendiri. Tuan tidak boleh semena-mena dengan hambanya atau dengan pekerjanya ketika mereka berhadapan mereka harus memperlakukan mereka sebagai manusia dan berdasarkan kasih yang Tuhan berikan kepada para tuan itu.

Ini yang menjadi dasar kalau Saudara bandingkan dengan Kolose 3:16 di situ dikatakan oleh Paulus orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus dengan cara yang berbeda dari Efesus 5:18 itu. Kenapa saya bilang ini sama-sama berbicara tentang seseorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus? Karena konteks yang sedang dibicarakan itu sama persis tentang siapa yang dipenuhi bagaimana ungkapan atau kehidupan dari seorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus dan di dalam Kolose pasal yang ke-3 dikatakan mereka yang menundukkan diri kepada Firman dan mentaati firman itulah ciri dari orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Saudara boleh buka saja untuk kita mengingat kembali ya berkenaan dengan bagian ini Efesus 5:18, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,” Lalu Kolose pasal 3:16 dikatakan Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu. Lalu dibawahnya itu bicara tentang hidup yang penuh dengan puji-pujian,nyanyian rohani, masyur ucapan syukur dan saling mendahulukan kepentingan satu sama lain lalu masuk ke dalam relasi di antara suami dan istri dan seterusnya.

Jadi, siapa orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus? Jangan terpancing untuk melihat gejala-gejala eksternal yang ditampilkan yang sepertinya itu adalah gejala supranatural yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang manusia. Tetapi orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus di dalam kehidupannya sungguh-sungguh memiliki satu perendahan diri di hadapan Allah, penundukan diri dibawah otoritas dari Kristus dan buktinya apa kita adalah orang yang ditundukkan di bawah otoritas Kristus? Tentunya adalah kita menundukkan diri di bawah setiap perkataan benar yang Yesus katakan untuk kita lakukan di dalam semua aspek kehidupan kita. Jadi saya melihat ini adalah pengertian yang jauh lebih mendalam ya, jauh lebih penting, jauh lebih benar dari pada sekedar sebuah pernyataan atau suatu ciri hidup supranatural yang kita tampilkan dan tidak ada orang lain memiliki itu dan tidak bisa ditiru oleh orang lain, seperti itu.

Saya yakin pada waktu kita berbicara tentang aspek-aspek yang Efesus atau Paulus katakan di Efesus maupun di dalam Kolose itu adalah cara hidup yang tidak mungkin ditiru oleh orang dunia, itu adalah sesuatu yang khusus menjadi milik dari anak-anak Tuhan dan itu menjadi satu kehidupan yang akan membawa suatu daya tarik yang besar sekali dari dunia untuk datang dan mengenal Kristus yang kita imani di dalam kehidupan kita. Jadi, itu yang menjadi sebab kenapa gereja begitu pesat sekali berkembang. Mengapa orang-orang begitu tertarik untuk datang ke dalam gereja dan percaya kepada Yesus Kristus? Sebabnya adalah orang-orang yang ada di dalam gereja mereka menundukkan diri kepada firman Tuhan, mereka menjalankan apa yang menjadi kehendak Tuhan di dalam kehidupan mereka.

Saudara boleh bandingkan juga di dalam Kisah Rasul pasal yang ke-2 di dalam gereja mula-mula di situ dikatakan mereka hidup menekuni pengajaran yang diajarkan oleh para rasul, mereka hidup di dalam persekutuan satu sama lain saling memperhatikan, saling menolong satu sama lain dalam kesulitan, saling mungkin menjual bahkan menjual harta mereka, tanah mereka demi untuk mendukung orang-orang Kristen yang lain dan mendukung pelayanan yang ada pada waktu itu karena tidak banyak dari mereka adalah orang yang mampu tapi banyak dari mereka adalah orang-orang yang merupakan budak atau hamba dan menariknya adalah kalau Saudara bandingkan dengan Titus ini sesuatu yang saya bahas di dalam pemuda kemarin juga.

Di dalam gereja Tuhan ketika menjalankan satu persekutuan itu menggemparkan orang-orang Roma sendiri dalam hal apa, gereja menjadi tempat satu-satunya di mana hamba atau budak belian dengan tuan bisa duduk bersebelahan untuk beribadah kepada Tuhan Allah dan tidak sampai di situ, gereja menjadi tempat satu-satunya di mana seorang budak bisa menjadi tuan dari tuannya sendiri di dalam dunia. Saudara, kita punya pemikiran seringkali kalau di dunia kita menjadi bos seseorang tuan atas satu karyawan yang kita miliki pada waktu datang ke dalam gereja maka dia juga menjadi karyawan kita yang boleh kita suruh-suruh untuk melakukan segala sesuatunya dan dia pikir pada waktu dia melakukan itu, dia sudah melayani Tuhan padahal yang melakukan itu adalah karyawan dia atau bawahan dia. Tetapi pada waktu kita melihat di dalam gereja mula-mula menariknya adalah di dalam dunia budak itu atau karyawan dari tuannya itu mengikuti dan harus tunduk kepada permintaan atau perkataan dari tuannya tetapi di dalam gereja ketika mereka menjadi pimpinan spiritual dari tuannya maka tuannya harus tunduk kepada perkataan dari budaknya.

Satu hal yang aneh kan tapi ini adalah suatu kebenaran yang Saudara bisa lihat di dalam Surat Filemon, di situ dikatakan Paulus ketika menulis surat kepada Filemon salah satu pemimpin jemaat yang ada di dalam rumahnya maka Paulus berkata kepada Filemon, Sekarang saya kirim Onesimus kembali kepada engkau, untuk apa? Bukan sebagai budakmu kembali tetapi sebagai saudara seimanmu, rekan sepelayananmu. Kenapa Paulus harus tulis surat itu kepada Filemon? Karena Onesimus yang merupakan budak dari Filemon sempat melarikan diri dari tuannya ini untuk suatu kesalahan yang dia pernah lakukan di dalam hidup dia tetapi di dalam pelarian itu dia bertemu dengan Paulus dan pada waktu ia bertemu dengan Paulus ia kemudian mendengarkan Injil lalu menjadi seorang Kristen bertobat dari dosanya dan bahkan menjadi pelayan setia dan rekan sekerja Paulus yang setia di dalam pelayanan pekabaran Injil dan Paulus suruh Onesimus kembali. Pada waktu Onesimus kembali, Paulus ngomong jangan terima dia sebagai budak tetapi terimalah dia sebagai rekan sepelayanan. Padahal pada waktu itu namanya budak ya tetap budak, kaya gitu. Namanya budak tetap akan selalu menjadi milik dari tuannya kecuali tuannya itu membebaskan diri dia dan di situ Onesimus bahkan bukan hanya sebagai rekan sepelayanan dari Filemon tetapi sejarah mencatat dia menjadi salah satu uskup mula-mula dari gereja mula-mula.

Bukankah itu suatu keindahan yang besar sekali ya. Jadi ada persekutuan yang ditampilkan oleh orang-orang Kristen yang saling mengasihi satu sama lain, saling mendukung satu sama lain, saling peduli satu sama lain, dan itu membuat ada daya tarik yang besar untuk orang-orang datang ke dalam gereja dan akhirnya mengenal Yesus Kristus. Tentunya ada aspek penyembahan yang mereka naikkan dan juga ada aspek misi yang mereka jalankan juga di dalam Kisah Rasul pasal yang ke-2 tetapi itu yang saya mau katakan di dalam gereja kenapa bisa hidup seperti ini? Kenapa mereka rela mengorbankan diri, mengesampingkan kepentingan diri untuk orang Kristen yang lain? Karena itu prinsip dari Kerajaan Allah, itu prinsip dari kehidupan Tuhan kita Yesus Kristus sendiri.

Di dalam Filipi pasal 2 dikatakan Dia tidak mementingkan kemuliaan-Nya, Dia tidak mementingkan kehiormatan Dia sebagai seorang Allah tetap Dia melepaskan semua kemuliaan-Nya bukan melepaskan keillahiannya karena Dia nggak mungkin melepaskan keillahiannya tapi Dia mengosongkan diri dengan melepaskan segala kemuliaan-Nya lalu datang ke dalam dunia menjadi manusia untuk apa? Untuk mati di atas kayu salib demi menebus dosa kita. Saudara kalau Tuhan kita sendiri itu adalah tuan yang tidak mementingkan diri Dia, derajat Dia, posisi Dia, kemuliaan Dia, hormat yang diberikan orang, rela jadi manusia bahkan dicerca, dihina, tidak dikenali sebagai Tuhan yang mencipta diri mereka sendiri, mau lakukan itu demi untuk bisa menyelamatkan diri kita.

Kita yang katanya punya Roh Kristus di dalam diri kita atau Roh Kudus mungkin kita tidak memiliki karakter ini. Saya percaya itu harus menjadi karakter kita. Kalau Yesus Kristus sendiri yang adalah anak Allah yang sejati, hidup di dalam ketaatan dan rela untuk menerima baptisan dari Yohanes pembaptis padahal Dia tidak berdosa tetapi demi untuk menggenapkan kehendak Bapa-Nya di sorga supaya menyatakan Dia tunduk di bawah Hukum Taurat maka Dia pun menjalankan hal itu walaupun Dia sebenarnya tidak perlu tunduk di bawah Hukum Taurat. Saudara, ada sikap yang ingin betul-betul perkataan Tuhan jadi di dalam hidup kita itu menjadi ciri atau tanda orang itu adalah orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Gereja mula-mula menjalankan itu. Sekali lagi saya tekankan, apa yang membuat gereja mula-mula memiliki pelayanan yang begitu efektif sekali? Karena mereka taat kepada pimpinan Roh Kudus dalam hidup mereka, karena mereka taat melakukan apa yang Kristus katakan di dalam hidup mereka. Kalau Saudara memiliki prinsip ini, Saudara memiliki kesungguhan untuk betul-betul mau tunduk dan taat dan mengesampingkan semua ego pribadi, semua kedagingan Saudara, semua dosa yang Saudara miliki, saya yakin Saudara akan dipakai oleh Tuhan secara luar biasa di dalam hidupmu untuk menjadi saksi yang membawa jiwa ke dalam tangan Tuhan.

Saudara, lalu selain dari pada prinsip ini, Alkitab juga menyatakan sebuah gereja itu bisa berkembang dengan begitu pesat itu adalah di pengaruhi oleh pemimpin-pemimpin yang memiliki integritas hidup di hadapan Tuhan dan juga di hadapan sesama manusia atau jemaat Tuhan. Saudara bisa lihat itu di dalam ayat yang pertama, “Pada waktu itu di dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.”

Saudara, Simon orang Kirene, siapa dia? Ada yang menafsirkan dia adalah seorang yang pernah ada menyaksikan salib atau Yesus Kristus yang disalibkan yang membawa pikul salib itu siapa ya? Simon orang Kirene. Jadi dia adalah orang yang kemudian ketika melihat salib Kristus memikul salib Kristus akhirnya dia menjadi percaya kepada Yesus Kristus, dia kembali ke Antiokhia. Lalu kemudian di situ ada yang namanya Lukius orang Kirene, kita nggak mengerti terlalu jelas siapa itu Lukius orang Kirene tetapi satu hal yang pasti adalah baik Simon orang Kirene orang yang disebut Niger itu yang kemungkinan adalah dari Kirene juga lalu Lukius orang Kirene itu, itu adalah orang-orang sebenarnya orang Afrika yang memiliki kulit yang hitam yang berbeda dari Barnabas yang berbeda dari Saulus dan yang berbeda dari Menahem. Saya sengaja lompat dulu Barnabas dan Saulus ya.

Lalu siapa Menahem ini? Menahem itu adalah seorang yang dibesarkan bersama dengan raja wilayah Herodes. Siapa raja wilayah Herodes ini? Yaitu yang membunuh Yakobus dan yang kemudian pernah mengadili Yesus Kristus sebelum Yesus Kristus disalibkan. Jadi ini adalah orang yang besar bersama-sama dengan Herodes tetapi di dalam perjalanan waktunya Herodes tetap menjadi penjahat yang melawan Tuhan Allah tetapi Menahem itu menjadi seorang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, bertobat dari dosanya dan bahkan menjadi salah satu pemimpin dari gereja Tuhan. Saudara, kita mungkin pernah punya suatu pengalaman, kita bertumbuh bersama dengan orang-orang yang ada di dalam gereja yang menjadi teman kita tetapi ada orang yang hidupnya akhirnya menyimpang dari Tuhan, meninggalkan iman, melawan Tuhan, tapi ada orang yang akhirnya dipanggil oleh Tuhan menjadi Hamba Tuhan atau pun menjadi majelis gereja atau penatua di dalam gereja untuk melayani Tuhan Allah. Mungkin seperti Menahem itu dan Herodes, kita bagian yang mana? Saudara, itu menjadi pergumulan yang penting saya percaya untuk kita menjalani hidup kita dan menggumulkan iman kita di hadapan Tuhan Allah.

Lalu selain daripada 3 orang ini, ada yang disebut dengan Barnabas, siapa Barnabas? Kalau Saudara perhatikan di dalam pasal yang sebelumnya maka Saudara akan melihat bahwa pasal yang ke-12 maka Saudara akan melihat bahwa, 11 ayat yang ke-19 sebelum pasal yang ke-12, Saudara akan melihat Barnabas itu adalah seorang yang diutus oleh gereja Yerusalem untuk pergi ke Antiokhia karena mereka mendengar ternyata di Antiokhia juga telah tersebar Injil dan banyak orang yang menjadi percaya kepada Kristus. Lalu apa yang menjadi dasar mereka mengirim Barnabas untuk pergi ke Antiokhia? Mereka mengirim dia karena Barnabas adalah seorang yang penuh dengan Roh Kudus, penuh dengan kasih karunia dari Tuhan Allah dan dia punya suatu semangat untuk menasehati orang-orang yang baru percaya untuk tetap setia di dalam iman dia.

Lalu Saulus siapa? Saudara tahu sendiri bahwa dia adalah seorang Farisi yang dididik di bawah Imam Gamaliel atau Rabi Gamaliel, seorang yang begitu terkemuka sekali di dalam kehidupan orang-orang Yahudi dan agama Yahudi tetapi kemudian Tuhan panggil dia di dalam perjalanan ke Damaskus karena dia ingin menganiaya umat Tuhan tapi Tuhan kemudian menyatakan diri Dia, bahwa dia sebenarnya dia sedang menganiaya Yesus Kristus, akhirnya dia mengalami pertobatan di situ. Dan Tuhan berkata, “Engkau akan dipakai untuk mengabarkan Injil sampai ke ujung bumi kepada orang-orang bukan Yahudi dan engkau akan mengalami dan merasakan penderitaan Kristus yang engkau aniaya itu.”

Saudara, dan di dalam ayat yang ke-9 tadi, kita lihat Saulus pun adalah seorang yang penuh dengan Roh Kudus. Jadi siapa yang menjadi pemimpin gereja, yang membuat gereja itu bisa berkembang? Adalah orang-orang yang memiliki integritas hidup yang begitu saleh, begitu setia kepada Tuhan, yang begitu ingin tunduk di bawah kebenaran Firman Tuhan. Itu yang mendorong gereja itu kemudian maju dengan begitu pesat sekali.

Nah Saudara kalau mau tanya lagi, apa yang menjadi kriteria seorang yang saleh itu? Seorang yang dipenuhi oleh satu kehidupan yang layak untuk dikatakan sebagai pemimpin dari gereja Tuhan? Saudara boleh bandingkan itu di dalam 1 Timotius 3 dan juga di dalam Titus 1. Saudara bisa baca di dalam Titus 1:5 “Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.”

Saudara, ini adalah syarat yang sama dengan di dalam 1 Timotius 3, yang harus menjadi kriteria seseorang itu layak atau tidak layak, bukan karena dia layak dari diri dia sendiri ya, tetapi layak karena dianugerahkan oleh Tuhan. Tetapi orang yang dianugerahkan oleh Tuhan sebagai satu kelayakan, dia harus juga memiliki satu tuntutan dan kriteria di dalam kehidupan dia, sesuai dengan kriteria yang Tuhan katakan. Dan ini bukan sesuatu yang boleh ditawar.

Tapi, Saudara, saya mau tanya, ini mudah nggak cari orang kaya gini? Setia kepada istrinya, betul-betul hidup bagi ini ya, memperhatikan keluarganya, tidak bercela, tidak bercacat, memiliki penguasaan diri, tidak mabuk oleh anggur, tidak pemberang, bijaksana, adil, saleh, melakukan hal yang baik, suka memberi tumpangan, dan seterusnya, mudah nggak? Saya yakin nggak mudah. Tetapi Saudara, bayangkan ya, kalau setiap jemaat Tuhan memiliki kehidupan seperti ini, kira-kira, gereja bagaimana?

Dan ada seseorang, bernama Albert Martin, dia berkata seperti ini, “Kriteria yang dicantumkan di dalam Titus dan Timotius ini, memang adalah sesuatu yang sangat sulit sekali untuk ditemukan di dalam gereja,” itu prihatin sekali ya, gawat sekali sebenarnya, karena kita adalah orang Kristen yang ditebus dan dilahirbarukan untuk memiliki kehidupan seperti ini. Sebenarnya ini adalah kriteria yang bukan hanya dituntut dari hamba Tuhan, tetapi sebenarnya ini adalah kriteria yang sangat wajar sekali untuk dijalankan oleh semua orang Kristen yang ditebus oleh Yesus Kristus. Seharusnya semua orang Kristen memiliki kehidupan seperti ini. Tetapi Albert Martin berkata ini adalah sesuatu yang sulit ditemukan di dalam gereja saat ini, sehingga kadang-kadang, demi untuk memilih seorang pemimpin dari dalam jemaat Tuhan, mereka suka berkata, “Kalau kita mengikuti kriteria ini, ditambah lagi kelahiran baru, begitu, maka mungkin gereja akan kekurangan pemimpin dan tidak ada pemimpin yang didudukkan di situ.”

Tetapi Saudara, dia kemudian berkata seperti ini, “Saudara tau tidak, cara memilih pemimpin berdasarkan kriteria ini itu adalah seperti seorang yang ingin bergabung di dalam sebuah tentara, atau di dalam ketentaraan, lalu di dalam ketentaraan itu ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi terlebih dahulu,” misalnya tinggi badannya sekian, misalnya, dia tidak boleh berkacamata, mungkin seperti itu, lalu misalnya dia tidak boleh memiliki penyakit bawaan dan yang lain-lain, misalnya, dan segala persyaratan yang lain harus dimasukkan di dalam kriteria itu. Dan ada seseorang yang kemudian datang ke situ, mendaftar, dan dia tidak memenuhi salah satu kriteria dari seorang tentara, dia bisa diterima nggak menjadi seorang tentara? Jawabnya tidak. Karena menjadi prajurit, itu harus memenuhi tuntutan yang begitu ketat sekali, kalau tidak, dia tidak mungkin bisa pergi berperang dengan satu kekuatan mempertahankan negara dia.

Dan Saudara, siapa yang memberi kriteria di dalam Titus 1 itu dan juga di dalam 1 Timotius 3? Yang memberi kriteria itu siapa? Paulus? OK melalui Paulus, tetapi Saudara harus tau, Titus maupun Timotius itu adalah firman Tuhan yang disampaikan kepada para gembala. Dan itu berarti ini adalah kriteria yang bersumber dari Tuhan sendiri. Dan kalau itu adalah kriteria dari Tuhan sendiri, sebagai seorang pemimpin gereja harus memenuhi semua persyaratan itu, boleh nggak kita menawar kriteria itu atau menurunkan derajat dari tuntutan dari kriteria itu? Mungkin kenapa gereja akhirnya suam-suam? Gereja tidak terlalu efektif di dalam pelayanan? Gereja tidak menjadi satu kesaksian yang baik dalam dunia ini, bahkan mencemarkan nama Tuhan, seperti itu, karena dari awal, gereja salah memilih pemimpin. Karena dari awal gereja kompromi di dalam menentukan siapa yang layak untuk menjadi pemimpin rohani di dalam kehidupan mereka yang mengikut Yesus Kristus.

Saudara, sekali lagi saya mau katakan, ini bukan sesuatu yang bisa ditawar, dan tidak boleh ditawar. Kayanya kejam, kaya nggak punya kasih di situ, bukan. Justru Saudara harus melihat karena ketaatan itulah, maka kita boleh menyatakan kasih dari Kristus yang sesungguhnya, secara lebih nyata di dalam gereja, dan juga di dalam dunia ini. Saudara, pemimpin yang berintegritas, pemimpin yang rohani itu adalah orang yang harus menjadi pemimpin dari sebuah gereja yang akan diberkati oleh Tuhan Allah. Kalau nggak, biasanya jemaat akan mengikuti pemimpinnya. Yesus Kristus pernah berkata bahwa murid tidak akan melampaui guru dia, jadi itu sebabnya kenapa kita perlu pemimpin yang sungguh-sungguh taat, sungguh-sungguh dipenuhi Roh Kudus, sungguh-sungguh menjalankan firman Tuhan, sungguh-sungguh menjaga kehidupan dia, baik keluarga, relasinya dengan orang, itu ada di dalam satu keadaan yang betul-betul tidak bercacat sebabnya karena melalui dia, Tuhan ingin mendidik jemaat, memperlengkapi jemaat, menjadi teladan bagi jemaat, supaya jemaat turut hidup di dalam ketaatan kepada firman Tuhan.

Lalu yang ketiga, mereka bukan hanya orang yang berintegritas, mereka bukan hanya orang yang saleh bagi diri mereka sendiri, tetapi mereka adalah orang yang sungguh-sungguh melayani Tuhan di dalam hidup mereka, dan demi untuk menyatakan kesungguhan mereka itu, bahkan mereka berpuasa. Saudara, banyak orang berpikir bahwa puasa itu adalah sesuatu untuk mendapatkan keinginan pribadi mereka, kalau mereka ingin sesuatu, lalu mereka betul-betul menghendakinya, demi untuk bisa mendapatkan itu, mereka kemudian bukan hanya berdoa di hadapan Tuhan, tetapi mereka kemudian berpuasa supaya Tuhan mendengarkan doa mereka, dan supaya Tuhan memberikan apa yang mereka inginkan.

Saudara, nggak salah kita untuk meminta kepada Tuhan, karena Alkitab sendiri mengajarkan hal ini untuk kita lakukan dalam hidup kita, khususnya dalam doa Bapa kami, Saudara bisa melihat Tuhan bahkan mengajarkan kita untuk meminta kepada Tuhan untuk mencukupkan apa yang menjadi kebutuhan fisik kita sehari-hari. Dan doa sendiri, pengertiannya adalah memohon kepada Tuhan, meminta Tuhan untuk memberkati kita, atau mengajukan permohonan kepada Tuhan. Itu adalah pengertian doa secara umum, seperti itu.

Tetapi Saudara, pada waktu kita berbicara tentang puasa, maka itu adalah satu sikap hati yang meng-komit-kan diri dan menyiapkan diri untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki, dan saya ingin bersungguh-sungguh untuk melayani Tuhan, saya bersungguh-sungguh dengan pekerjaan yang Tuhan percayakan dalam hidup saya, ditandai dengan apa? Saya bahkan berpuasa demi untuk mengerjakan pekerjaan yang Tuhan minta dalam hidup saya. Itu puasa. Dan ini adalah pemimpin yang bukan hanya melayani Tuhan, tetapi mereka juga adalah orang yang berpuasa di dalam hidup mereka untuk menyatakan komitmen mereka di dalam pelayanan mereka kepada Tuhan Allah.

Dan Saudara, hal yang pertama, selain daripada komitmen itu adalah mereka melayani siapa? Mereka melayani Tuhan. Ada yang mengatakan istilah “melayani Tuhan” itu bahasa Yunaninya adalah liturgi, dari akar kata liturgi. Dan akar kata liturgi itu adalah sesuatu yang merujuk kepada pelayanan imam-imam yang ada di dalam Bait Allah, atau di dalam Kemah Suci. Itu adalah pelayanan yang ditujukan kepada Tuhan. Tetapi bedanya adalah pada waktu imam-imam di dalam Perjanjian Lama itu melayani Tuhan, mereka harus membawa korban binatang untuk dikorbankan dan disembelih dan mencurahkan darahnya itu untuk dipersembahkan bagi Tuhan, tetapi kita tidak lagi, karena Yesus Kristus sudah mati dan mencurahkan darah-Nya, hidup-Nya, bagi diri kita.

Lalu pelayanan seperti apa yang harus kita naikkan kepada Tuhan? Kita bisa lihat itu di dalam Roma 12:1-2, yaitu “mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Memperbaharui, menjadi orang yang tidak serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Saudara, kita pada waktu melayani Tuhan, kita membawa apa? Paulus berkata bawa tubuhmu, bawa hidupmu, berarti bukan hanya bawa uangmu, bukan hanya bawa tenagamu, tetapi bawa keseluruhan dari dirimu yang Tuhan karuniakan kepada kamu, baik itu pikiranmu, baik itu perasaanmu, baik itu kehendakmu, baik itu semua harta yang kau miliki, baik itu semua karunia yang Tuhan berikan kepada kamu, bawa itu dan persembahkan itu kepada Tuhan Allah. Itu namanya melayani dengan satu persembahan korban yang hidup di hadapan Tuhan Allah.

Dan Saudara, tapi kalau kita perhatikan, itu apakah itu berarti mereka hanya mikirin Tuhan, dan Tuhan, dan Tuhan? Saya percaya kalau kita bandingkan dengan Kisah Rasul 6, pada waktu Petrus dan para Rasul itu kemudian kewalahan di dalam melayani jemaat, mereka kemudian berkata “kami tidak puas dengan apa yang kami lakukan saat ini,” maka mereka kemudian menuntut ada orang-orang dari jemaat yang ditunjuk sebagai pelayanan diakonia di situ, atau pelayanan meja di situ. Lalu apa yang dilakukan oleh para Rasul? Mereka bertekun di dalam pemberitaan Firman dan doa. Itu menjadi tugas utama dari Rasul. Itu menjadi satu tugas utama dari hamba Tuhan di dalam pelayanan gereja. Itu yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi pemimpin di dalam gereja yang ada di dalam Antiokia. Mereka melayani Tuhan melalui pemberitaan Firman yang mereka kabarkan kepada jemaat, dan mereka berdoa di hadapan Tuhan untuk pekerjaan Tuhan di dalam dunia ini.

Saudara, berarti pada waktu mereka melayani Tuhan, mereka juga melayani jemaat tentunya, mereka juga memiliki persekutuan dengan jemaat tentunya, seperti itu, mereka juga memperhatikan apa yang menjadi pergumulan jemaat, kita bisa lihat itu di dalam pasal-pasal sebelumnya dan juga pasal-pasal setelahnya, misalnya, “Belum lama ini Paulus dan Barnabas kembali membawa Yohanes Markus,” itu dari mana? Yerusalem. Kenapa mereka dari Yerusalem? Karena mereka membawa persembahan untuk mendukung orang-orang Kristen di sana, atau orang-orang Yahudi di sana, yang mengalami kesulitan akibat daripada kekeringan. Itu yang mereka lakukan. Mereka memiliki pengertian itu, mereka melakukan pelayanan itu di dalam gereja. Tetapi fokus utama mereka tetap adalah pada Firman dan doa.

Dan ada satu hal yang penting sekali, yang sering kali kita abaikan, yang membuat mungkin kita jatuh di dalam rutinitas demi rutinitas dan akhirnya mengalami satu kejenuhan dan akhirnya mengalami sesuatu perasaan yang kosong di dalam pelayanan adalah, atau bahkan kekecewaan di dalam pelayanan adalah ketika kita melayani, mata kita hanya tertuju kepada orang-orang Kristen yang berdosa itu, tetapi kita tidak tertuju kepada Tuhan.

Saudara, setiap orang yang ingin bertahan di dalam pelayanannya, dia harus melihat kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Kalau dia melihat kepada manusia, yang ada adalah kekecewaan demi kekecewaan yang akan dihadapi. Tapi kalau dia melihat kepada Tuhan yang mengasihi, yang besabar, yang memimpin, yang tidak pernah salah di dalam memberikan pimpinan-Nya, maka dia akan menjadi orang yang dengan satu ketekunan, ketahanan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan di dalam pelayanannya, dan bukan hanya itu, tapi dia akan mengembalikan kemuliaan kepada nama Tuhan. Karena dia tau, jabatan dia, keberhasilan dia di dalam pelayanan, itu bukan karena dia punya kemampuan, kekuatan dia, tapi karena Tuhan yang anugerahkan itu di dalam hidup dia.

Dan dia juga tau, ketika dia menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada di dalam pelayanan, itu bukan karena orang-orang si ini dan si itu yang memang membuat kesulitan. Mungkin iya seperti itu, tetapi karena Tuhan izinkan kesulitan-kesulitan itu terjadi di dalam gereja untuk mendewasakan gereja itu, dan untuk juga mendewasakan diri dia di dalam pelayanan. Saudara, lihat kepada Tuhan, itu menjadi hal yang penting pada waktu kita melayani. Fokus kepada Dia, dan hanya melihat apakah yang kita lakukan itu menyenangkan Dia atau tidak.

Yang kedua adalah seorang kalau tidak melihat kepada Tuhan, itu akan melakukan kompromi-kompromi di dalam kehidupan pelayanan dia. Untuk kita bisa setia, untuk kita bisa menerapkan prinsip tanpa ada kompromi, untuk perkataan Tuhan, untuk kita tidak takut, menghadapi orang yang kecewa dengan diri kita, atau menolak diri kita, untuk supaya kita menjadi seorang yang bisa tetap berdiri dan teguh, walaupun ada orang-orang yang kemudian mundur dan kecewa di dalam melayani, yang bersama di dalam pelayanan kita, maka kita harus melihat kepada Tuhan. Untuk melihat bagaimana daya tarik dunia lebih kuat, dan kita tidak tergoda untuk bisa mengadopsi cara dunia untuk masuk ke dalam gereja, harus lihat kepada Tuhan. Itu yang membuat kita punya kekuatan. Kalau nggak, saya yakin sekali, natur kita yang berdosa, pikiran kita yang sangat terbatas, dan kehidupan kita yang ingin diterima oleh orang lain, itu akan membuat kita lebih memilih untuk melakukan kompromi-kompromi di dalam pelayanan kita. Tetapi pada waktu kita melakukan kompromi-kompromi itu di dalam pelayanan kita, berhasil nggak? Mungkin berhasil. Tetapi masalahnya adalah diperkenan Tuhan tidak, berhasil di mata Tuhan atau tidak? Itu menjadi unsur yang lebih penting. Mereka adalah orang-orang yang melayani Tuhan, dan berdoa, berpuasa, puasa untuk menyatakan keteguhan, kesungguhan mereka untuk melayani Tuhan di dalam hidup mereka.

Lalu yang ketiga adalah, Saudara boleh perhatikan juga, pada waktu itu, Roh Kudus berkata, khususnya, “Kuduskanlah, atau khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku, untuk tugas yang telah Ku tentukan bagi mereka.” Saudara, kalau bicara tentang Roh Kudus berkata, seperti itu, bagaimana caranya Roh Kudus berkata? Kalau orang zaman sekarang berkata “Tuhan berbicara kepada mereka,” mungkin dalam pemikiran Tuhan berbicara, berbisik, “Dawis, kamu akan Saya kuduskan atau khususkan untuk melayani,” oh ada suara itu yang saya dengar, maka itu berarti saya adalah orang yang dipanggil oleh Tuhan, seperti itu. Tapi Saudara, saya percaya, itu tidak lagi berlaku pada zaman sekarang ini ya, apalagi Alkitab sudah tuntas dan Alkitab sudah memberikan prinsip-prinsip dari seseorang itu yang dipanggil oleh Tuhan itu seperti apa. Ada banyak sekali bahaya-bahaya yang sering kali dianggap orang sebagai panggilan, tetapi sebenarnya bukan panggilan. Tapi karena kita nggak bahas itu, saya nggak akan masuk ke arah situ ya. Tetapi saya mau ngomong, bahwa wahyu Tuhan secara komplit sudah diberikan dalam Kitab Suci. Dan karena itu, bagaimana Tuhan memanggil kita? Bagaimana kita tau itu adalah panggilan dari Tuhan Allah sekarang ini adalah melalui, atau satu gerakan yang Tuhan taruh di dalam hati kita, keinginan untuk melayani Dia yang begitu kuat sekali, tetapi juga dasar-dasar Firman yang menjadi penuntun untuk menguji diri kita, apakah kita adalah orang yang dipanggil untuk melayani Tuhan. Itu menjadi dasar untuk menguji ya, pelayanan atau panggilan kita.

Tapi pada waktu itu bagaimana? Saudara bisa lihat di dalam ayat yang pertama kembali, di situ di antara para jemaat di Antiokia itu ada nabi dan pengajar. Nabi ini siapa? Nabi ini adalah orang-orang yang tetap menjadi penyambung lidah Tuhan, misalnya kalau Saudara baca berikutnya di dalam pasal-pasal berikutnya ada nabi Agabus di tengah-tengah mereka yang bicara menyampaikan Firman Tuhan kepada Paulus, kalau dia akan ditangkap, dibelenggu, dibawa ke Yerusalem, lalu kemudian dia tidak akan kembali lagi di tengah-tengah jemaat. Dan itu terjadi. Jadi ada nabi Tuhan, tetapi Saudara, nabi yang ada di dalam gereja mula-mula, itu adalah orang-orang yang memiliki otoritas di bawah Rasul. Bukan seorang yang setara dengan Rasul, dan bukan orang yang di atas para Rasul, tapi orang yang memiliki otoritas di bawah Rasul. Saudara bisa lihat itu di dalam 1 Korintus 14 ya, ini bicara tentang nasihat Paulus, atau petunjuk Paulus berkenaan dengan karunia berbicara bahasa lidah, atau bahasa Roh, lalu di dalam 1 Korintus 14:37, “Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan.” Artinya kalau dia adalah seorang nabi, dia harus bagaimana? Dia harus tunduk di bawah pengajaran Rasul.

Nabi di dalam Perjanjian Baru, itu berbeda dari nabi di dalam Perjanjian Lama. Nabi di dalam Perjanjian Lama, jabatannya itu diteruskan oleh Rasul di dalam Perjanjian Baru. Nabi di dalam Perjanjian Lama memiliki otoritas untuk menyatakan wahyu Tuhan, dan sekaligus menulis Kitab Suci. Nabi di dalam Perjanjian Baru bisa menyuarakan perkataan Tuhan tetapi tidak memiliki otoritas untuk menulis Kitab Suci, yang memiliki otoritas untuk menuliskan Kitab Suci itu adalah para Rasul di dalam Perjanjian Baru. Dan bahkan mereka sendiri harus tunduk di bawah para Rasul. Tapi kenapa mereka harus ada? Kenapa mereka masih ada? Apakah itu adalah sesuatu jabatan yang tetap diteruskan sampai gereja saat ini? Jawabannya tidak.

Di dalam gereja mula-mula kenapa nabi masih ada, Saudara harus ingat bahwa Kitab Suci belum komplit, Perjanjian Baru belum selesai dituliskan. Tetapi ketika menjelang Perjanjian Baru semua sudah ada dan komplit dan ada di dalam gereja maka Saudara bisa menemukan setiap jabatan di dalam gereja tidak pernah lagi disebutkan ada seorang nabi di situ ataupun seorang rasul yang dipanggil oleh Tuhan kembali. Saudara boleh baca surat 2 Timotius itu adalah surat terakhir dari Rasul Paulus kepada Timotius sebelum dia mati martir.

Saudara boleh lihat di dalam surat-surat Yohanes di situ nggak pernah disebutkan ada rasul dan nabi lagi di dalam gereja yang benar tetapi yang ada adalah rasul dan nabi yang palsu. Jadi itu sebabnya di saat ini kita percaya jabatan itu tidak ada lagi atau panggilan menjadi nabi atau rasul itu tidak ada lagi. Saudara juga boleh perhatikan pada waktu di dalam Kisah Para Rasul pasal pertama, di situ Petrus menunjuk atau mengatakan kita perlu menunjuk orang menggantikan Yudas Iskariot kan. Lalu akhirnya muncullah dua nama, dan ketika dua nama itu muncul dengan kriteria menjadi seorang rasul seperti apa, Petrus bukan orang yang menentukan siapa dari antara dua orang itu tapi dia serahkan ke dalam tangan Tuhan untuk menentukan siapa dari antara kedua itu yang menjadi pengganti Yudas Iskariot, lalu Matias yang terpilih di situ. Tapi Saudara, setelah peristiwa itu, kalau Saudara baca di dalam Kisah Para Rasul pasal 12, Yakobus kan mati dibunuh oleh Herodes. Ada nggak catatan di dalam Kitab Suci rasul kemudian berkumpul kembali yang sebelas itu lalu memilih rasul lagi satu untuk mengisi posisi kekosongan dari Rasul Yakobus? Jawabnya nggak ada. Jadi namanya jabatan rasul dan jabatan nabi itu adalah sesuatu yang sudah berakhir pada waktu rasul mati semua, dan Kitab Suci sudah komplit diberikan.

Lalu nabi di sini fungsinya apa? Ada yang mengatakan seperti ini, apa beda rasul dengan nabi kalau sama-sama menyampaikan firman Tuhan? Rasul adalah orang, ini kalau bicara tentang perbedaannya ya, rasul adalah orang yang menekankan pada pengajaran firman, nabi menjadi orang yang mengajarkan pengaplikasian firman itu di dalam kehidupan orang. Itu di dalam konteks Perjanjian Baru. Jadi ini yang menjadi dasar. Kenapa bisa ada Roh Kudus berbicara secara langsung? Ya mungkin saja ya karena di situ masih ada nabi Tuhan yang menyampaikan kalau Barnabas dan Saulus itu harus dikhususkan bagi Tuhan.

Lalu dari sini kita dapatkan apa? Dua hal lagi, pertama adalah seseorang yang mau melayani Tuhan, dia harus mengkhususkan atau dikhususkan bagi Tuhan. Maksudnya apa dikhususkan itu? Maksudnya adalah seseorang kalau mau bisa melayani Tuhan secara efektif, dipanggil oleh Tuhan, dia tidak boleh ada di dua pijakan kaki, dia nggak bisa memikirkan hal dunia tetapi juga memikirkan untuk pelayanan Tuhan. Dia harus bisa berkata tidak pada urusan-urusan yang Tuhan katakan tidak, kamu nggak boleh pikirkan maka kamu nggak perlu pikirkan itu dan kamu harus berserah kepada Tuhan untuk memelihara kehidupanmu, dan dia harus lakukan itu.

Jadi kalau seorang ingin melayani Tuhan secara efektif, dia harus bisa berkata iya pada apa yang menjadi kehendak Tuhan tapi tidak pada apa yang dikehendaki oleh orang dunia atau hal yang bertolak belakang dari kehendak Tuhan, termasuk dengan keinginan diri dia sendiri yang bertentangan dengan Tuhan. Kalau nggak, sulit sekali seseorang bisa dipakai Tuhan secara efektif untuk melayani Tuhan. Harus dikhususkan, harus dipisahkan. Dan Saudara tahu bahwa ini adalah sesuatu yang sebenarnya bukan untuk orang-orang yang melayani Tuhan saja atau hamba Tuhan saja, tetapi jemaat Tuhan sendiri sebut sebagai imamat yang kudus, imamat rajani, orang-orang yang dikuduskan, orang-orang yang memiliki Roh Kudus di dalam hidup kita, itu berarti orang-orang yang dipisahkan dari dunia untuk hidup menjalankan kembali apa yang tadi perkataan Tuhan di dalam hidup mereka. Itu fungsi gereja atau itu panggilan gereja untuk kita jalankan di dalam kehidupan kita.

Yang kedua adalah Saudara coba perhatikan waktu Barnabas dan Saulus dipanggil oleh Tuhan, mereka di dalam posisi sebagai apa? Salah satu dari nabi dan pengajar di dalam gereja kan? Mereka sedang melakukan apa? Melakukan pengajaran di dalam gereja, penginjilan di dalam gereja, menjadi saksi Kristus. Itu yang dipanggil oleh Tuhan. Sori saya mungkin kasih tiga aplikasi saja dari satu bagian ini ya. Jadi Saudara jangan pikir kayak gini ya, “Saya mau melayani Tuhan tapi saya menjauhkan diri dari pelayanan orang-orang Kristen atau gereja.” Saudara, itu sulit ya. Karena Tuhan akan memanggil orang di dalam pelayanan ketika orang itu aktif di dalam pelayanan. Itu adalah orang yang akan Tuhan utus di dalam pelayanan atau memberikan beban di dalam hatinya untuk melayani Tuhan. Itu menjadi satu hal yang Saudara harus pegang ketika Saudara melayani Tuhan.

Yang ketiga adalah siapa Barnabas dan Saulus? Kalau Saudara perhatikan mundur sedikit di dalam pasal yang ke-11, maka Saudara akan menemukan mereka adalah orang-orang yang sangat penting sekali di dalam gereja Antiokhia. Maksudnya adalah pada waktu Roh Kudus memilih mereka atau Tuhan memilih mereka untuk pelayanan, sangat bertolak belakang sekali dengan cara kita menyuruh anak kita untuk melayani Tuhan khususnya sebagai hamba Tuhan. Orang-orang seringkali saya dengar, belakangan saya nggak terlalu dengar lagi, mungkin masih ada lah ya kayak gitu ya, kayaknya masih ada ya, kapan sekolah STT? Kalau nggak diterima di fakultas ini, universitas ini, universitas ini, universitas ini, baru masuk ke STT untuk melayani Tuhan. Saudara, memang mungkin bisa saja Tuhan kerja Tuhan tutup jalannya semua ya. Kapan melayani Tuhan? Ketika usaha dia bangkrut baru dia ngomong saya mau melayani Tuhan kayak gitu. Tapi kalau nggak bangkrut bagaimana? Kalau dia diterima di universitas yang lain bagaimana? Ya sudah jadi orang yang melayani Tuhan kan. Atau mulai berkompromi oh saya bisa melayani Tuhan sambil bekerja, saya bisa melayani Tuhan dengan melakukan hal-hal lain dalam hidup saya.

Tapi Saudara pada waktu Roh Kudus memilih orang-orang ini, orang-orang ini adalah orang-orang yang paling penting sekali di dalam gereja, orang-orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi, orang-orang yang pandai, baik itu di dalam firman maupun juga mungkin di dalam dunia. Saulus itu adalah orang yang paling terkemuka dari murid Gamaliel. Saudara, itu adalah orang yang dipanggil oleh Tuhan. Dan siap nggak kalau ada orang-orang yang punya kemampuan besar lalu dipanggil untuk diutus meninggalkan gereja? Saya percaya kita harus punya kesiapan hati untuk hal itu ya karena Tuhan memanggil atau menggunakan prinsip ini di dalam pelayanan itu.

Dan setelah itu apa yang mereka lakukan? Kalau Saudara baca di dalam ayat 4, mereka pun adalah orang-orang yang kemudian diutus oleh Roh Kudus selain daripada diutus oleh gereja. Nah ini juga menjadi hal penting ya. Saudara, gereja bisa mengutus orang tetapi belum tentu dia diutus oleh Roh Kudus atau oleh Tuhan. Tetapi kalau dia adalah orang yang diutus oleh Tuhan, maka gereja nggak mau utus pun dan tidak mau dukung pun dia pasti tetap disertai dan diberkati oleh Tuhan. Saudara jangan salah di situ, Saudara harus mengerti prinsip ini baik-baik ya. Dan kadang-kadang kalau Tuhan sudah panggil, dia nggak menunggu gereja lagi.

Lalu setelah mereka pergi, Alkitab berkata mereka dengan semangat untuk pergi mulai mengabarkan Injil. Lalu ke mana? Ada beberapa tempat yang mereka katakan singgah di situ lalu kemudian terakhir mereka singgah di Pafos dan di sebelumya tidak dikatakan bagaimana pelayanan mereka di situ, apakah ada orang-orang yang percaya di situ, tapi ada yang berkata mereka pergi ke sana itu dan dicatat dan ada dikatakan apapun yang mereka lakukan karena itu hanya menjadi satu petunjuk semangat mereka untuk mengabarkan Injil seperti itu. Saya sih pikir mungkin ada bagian itu, pasti semangat lah ya ditunjuk untuk misalnya kita KKR regional, “Mau ke mana?” “Pergi ke sini.” Semangat semua untuk bicara pergi ke satu tempat tertentu untuk menginjili.

Tetapi Saudara, kemungkinannya adalah kenapa ke daerah-daerah itu, karena di situ ada terdapat rumah ibadah orang Yahudi. Saya pikir ada kemungkinan itu. Karena kalau Saudara perhatikan di dalam pasal-pasal berikutnya, di dalam pelayanan Paulus atau di dalam pasal ini juga, pada waktu Paulus melayani, pertama-tama dia pasti masuk ke rumah ibadah orang Yahudi terlebih dahulu, menginjili di situ, lalu setelah ditolak dia memisahkan orang-orang yang dari yang percaya kepada Kristus dari orang-orang Yahudi lalu membangun gereja di situ. Lalu ketika dia ditolak di daerah itu dia pergi lagi ke daerah yang lain. Ke mana? Cari sinagoge orang Yahudi, masuk ke sana, lalu mengabarkan Injil di dalam situ. Setelah ditolak baru dia keluar lagi dan mengabarkan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi. Itu yang dilakukan Paulus. Jadi ada kemungkinan kenapa mereka ke kota-kota itu karena di situ terdapat orang-orang Yahudi dan mereka ingin menginjili orang-orang itu, dan sampai akhirnya di Pafos satu kota yang besar, satu kota yang penting di situ, dan mereka bertemu dengan seorang yang bernama Sergius Paulus. Lalu mengabarkan Injil kepada gubernur di pulau itu.

Tapi Saudara, pada waktu dia mengabarkan Injil, apa yang terjadi? Muncul seorang yang namanya Elimas yang adalah Baryesus dan Lukas kayaknya nggak mau pakai nama Yesus di situ karena Yesus nama umum tapi untuk membedakan Yesus Kristus dari ini mungkin dia anggap nggak layak orang ini pakai nama Yesus kayak gitu, akhirnya dia pakai nama Elimas si tukang sihir itu untuk menentang Paulus, pemberitaannya.

Saudara, ini juga prinsip ya. Saudara harus tahu satu hal, pada waktu Injil diberitakan, pada waktu gereja mulai berkembang, maka iblis pasti tidak mau tinggal diam. Pasti tidak akan tinggal diam. Kenapa iblis di sini begitu ngotot sekali menghalangi pelayanan dari Paulus? Karena kalau Saudara baca di dalam ayat yang ke-12, di situ dikatakan setelah peristiwa Elimas dibutakan atau mengalami sakit mata itu, maka Sergius Paulus itu menjadi percaya. Berarti tindakan Elimas itu adalah berusaha untuk menggagalkan pelayanan Paulus dan Barnabas kepada Sergius Paulus itu supaya Sergius Paulus itu tidak percaya kepada Kristus, makanya Paulus begitu marah sekali ketika dia melihat usaha dari Elimas itu dia langsung menatap Elimas lalu menegur dia untuk mengalami kebutaan itu. Dan Sergius Paulus menariknya adalah melihat kuasa Tuhan dan kebenaran Injil untuk datang kepada Kristus di situ.

Jadi Saudara, pada waktu gereja mau berkembang, pada waktu pelayanan mau berkembang pasti akan ada tantangan atau kesulitan yang dialami atau hambatan yang dialami oleh gereja. Dari siapa? Dari dua sumber, pertama adalah dari sini, yaitu dari iblis sendiri, dari orang luar sendiri yang berusaha untuk menghambat. Yang kedua adalah dari dalam. Saudara bisa tahu dari mana? Saudara perhatikan tadi ya pada waktu mereka pulang ke Antiokhia, mereka bawa siapa? Waktu mereka pergi di dalam pelayanan mereka bawa siapa? Yohanes di situ. Yohanes ini bukan Rasul Yohanes ayat yang ke-5 itu tapi Yohanes Markus. Yohanes Markus itu adalah anak rohaninya Rasul Petrus. Dan dia adalah seorang yang rumahnya seringkali digunakan untuk para rasul berkumpul dan berdoa di situ. Nama mamanya itu adalah Maria, dan dia yang menjadi orang yang menulis Injil Markus nantinya. Ini adalah Yohanes Markus. Tetapi pada waktu mereka sudah pergi, di tengah jalan di dalam ayat yang ke-13 itu dikatakan Yohanes Markus kemudian mundur dari pelayanan lalu pulang kembali ke Yerusalem.

Saudara, apa yang mendorong Yohanes Markus kembali ke Yerusalem? Terus terang jawabannya kita tidak tahu secara pasti tetapi ada orang yang berusaha untuk beberapa komentari yang berusaha untuk menafsirkan apa penyebab dari Yohanes Markus itu pulan dari dan meninggalkan Paulus dan Barnabas di situ yang mengakibatkan nanti di dalam pasal berikutnya ketika Barnabas ingin mengajak Markus kembali, Paulus sangat tidak setuju lalu terjadi pertentangan yang besar di antara mereka yang membuat akhirnya Paulus dan Barnabas akhirnya berpisah, Barnabas pergi dengan Markus, Paulus pergi dengan Silas di situ.

Apa yang mendorong Markus mundur, ada beberapa alasan. Yang pertama adalah mungkin Markus kecewa dengan siapa yang menjadi pemimpin di dalam misi penginjilan itu. Kalau Saudara perhatikan di dalam ayat yang ke-12 di situ maka ketika nama Saulus dimunculkan, dari ayat 11, ketika nama Saulus itu dimunculkan, dia dimunculkan di urutan ke berapa? Kedua. Selalu Barnabas dulu baru Saulus, Barnabas dulu baru Saulus, pasal 13 ayat 1 di situ Barnabas yang disebut pertama kali, berarti dia adalah orang yang paling penting sekali di dalam gereja Antiokhia. Dan pada waktu diutus di ayat 2, siapa yang disebut dulu? Barnabas dulu. Waktu Roh Kudus mengutus di ayat 4 siapa yang diutus? Barnabas dulu baru Saulus. Tetapi begitu masuk ke pasal 9, siapa yang menonjol? Saulus dulu. Lalu kalau Saudara kemudian baca berikutnya, siapa yang selalu disebut di pertama? Ayat 13 coba, siapa? Paulus. Pasal berikutnya Paulus terus yang menjadi yang pertama. Jadi penafsir pertama ini berkata apa yang mendorong Markus itu menarik diri dari pelayanan?

Mungkin dia kecewa kalau dulu ada Barnabas, seorang yang dia kenal, seorang yang memiliki hati yang penuh dengan kasih, yang mendorong jemaat, tetapi sekarang adalah dia tidak siap menghadapi kesulitan-kesulitan di dalam pelayanan. Karena setelah peristiwa ini mereka pergi ke daerah Galatia atau untuk menginjili, itu adalah satu wilayah yang besar, dan di situ Paulus menghadapi kesulitan yang besar bahkan dia mengalami sakit. Dan Saudara bisa baca itu di dalam surat Galatia di situ dikatakan aku bersyukur engkau menerima aku walaupun aku adalah orang yang sakit seperti ini tetapi engkau menerima aku sebagai seorang utusan Tuhan. Karena akibat dari kesulitan tantangan di dalam pelayanan, penganiayaan yang dialami, penolakan yang dialami, Yohanes Markus tidak siap lalu kemudian dia mengudurkan diri dari pelayanan. Itu yang kedua.

Saudara, apa yang menjadi penyebab? Tidak secara spesifik dikatakan tapi mungkin dari antara dua itu ada benarnya. Karena kita seringkali melihat pelayanan-pelayanan dan hambatan yang terjadi dalam internal gereja itu adalah masalah kepemimpinan, masalah kesulitan yang dihadapi dalam pelayanan, itu yang membuat orang akhirnya atau penolakan yang membuat seseorang akhirnya hambar hati untuk meneruskan pelayanan, atau perbedaan pendapat di situ. Tapi Saudara, pada waktu ini terjadi, Saudara harus melihatnya ini bukan urusan oh pemimpinnya yang nggak beres, atau ada sesuatu yang kurang, tetapi Saudara harus melihat ini adalah usaha iblis untuk menghambat pekerjaan Injil untuk dikerjakan. Dan dia bisa menggunakan cara dari eksternal ataupun cara dari internal untuk menghambat, dan selalu pada waktu itu terjadi pada waktu gereja biasanya mau berkembang. Saudara boleh teliti dan lihat betul nggak prinsip Alkitab ini.

Dan saya berdoa kita bukan menjadi orang yang menjadi penghambat itu ya. Saudara kalau mau memilih diri untuk menghambat diri di dalam sebuah pelayanan, silahkan, tapi untuk diri Saudara sendiri. Jangan bawa orang lain untuk turut meninggalkan pelayanan atau pemberitaan Injil Tuhan. Karena orang-orang seperti ini, Alkitab katakan lebih baik dia dihukum oleh Tuhan atau batu kilang diikat di lehernya lalu dilempar ke dalam sungai dan mati di situ. Jangan sesatkan anak-anak kecil ini atau umat Tuhan ini. Saudara ada tantangan di dalam pelayanan. Dan kalau Saudara tidak mengerti prinsip ini, mungkin kita yang akan menjadi orang yang pertama kali mundur di dalam pelayanan ketika hadapi kesulitan di dalam pelayanan. Tetapi kalau Saudara mengerti prinsip ini, mungkin Saudara bisa lebih dikuatkan, Saudara punya kepekaan untuk melawan cobaan iblis itu atau usaha iblis untuk menghancurkan pekerjaan Tuhan atau menghambat pekerjaan gereja Tuhan dalam dunia ini.

Dan saya berdoa kita mengerti prinsip ini sehingga kita mengalami hambatan itu atau kita mengalami satu kekecewaan atau kita mengalami satu perselisihan dari internal gereja sendiri maka kita boleh diberikan satu kekuatan untuk terus melayani dan tidak mengalami kemunduran. Kalau hadapi luar berat tidak? Berat. Korbannyawa tidak? Bisa korbannyawa. Tetapi saya pikir kalau dari luar, gereja bisa lebih solid untuk menghadapinya karena tahu jelas musuhnya dari luar. Ada semacam solidaritas bersama di situ yang membuat kita bersatu menghadapi tantangan dari luar. Tetapi kalau dari dalam, umumnya gereja pecah. Dan akhirnya apa? Patah semangat tidak? Patah semangat kan. Mau melangkah, teman yang kita anggap satu hati untuk pelayanan, mundur. Patah semangat.

Saudara, doakan pelayanan gereja. Makanya saya selalu dorong Saudara untuk berdoa ya. Orang yang suka berdoa saja, yang sungguh-sungguh melayani Tuhan menghadapi tantangan yang begitu hebat sekali di dalam pelayanan. Apalagi kalau kita tidak fokus kepada Tuhan dan pelayanan Tuhan dan doa. Saya yakin kita akan sulit sekali menang melawan iblis, bahkan mungkin kita tidak peka atau tidak sadar yang sedang menyerang kita itu iblis, dan kita dipakai iblis untuk merusak pelayanan gereja. Kiranya Tuhan boleh menolong kita di dalam hal ini, dan kiranya Tuhan boleh terus memberkati perkembangan dari gereja kita dan pekerjaan pekabaran Injil dari Kerajaan Tuhan dalam dunia ini ya. Mari kita berdoa.

Kami berdoa bersyukur Bapa untuk firman yang boleh Engkaunyatakan bagi kami. Kiranya Engkau boleh sertai dan berkati gereja-Mu ini untuk senantiasa hidup di dalam kepenuhan Roh Kudus, di dalam kesetiaan kepada perkataan Tuhan, di dalam menuntut diri berdasarkan kriteria seorang yang dikhususkan bagi Tuhan, sehingga melalui gereja-Mu ini maka gereja-Mu boleh menjadi satu kesaksian yang membawa nama Tuhan dipermuliakan serta membawa jiwa ke dalam nama Tuhan. Kami mohon kiranya Engkau boleh menyertai para pemimpin dari gereja ini juga di dalam pelayanan mereka, berikan kesatuan hati, berikan satu hati yang sungguh-sungguh diperuntukkan bagi Tuhan dan komitmen untuk Tuhan, sehingga di dalam pelayanan kami boleh menjadi teladan yang baik di dalam gereja Tuhan juga. Kami berdoa untuk anak-anak-Mu semua, kiranya Engkau boleh pertumbuhkan iman mereka, kasih mereka kepada Tuhan, komitmen hidup mereka bagi Tuhan, baik itu di dalam keluarga, di dalam gereja, di dalam pekerjaan mereka, di dalam studi mereka, dan di dalam semua aspek hidup yang Tuhan boleh pertemukan di dalam hidup mereka. Kami sungguh mohon belas kasih-Mu ya Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus yaitu Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup kami telah berdoa. Amin. (KS)

 

Transkrip khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah