1 Korintus 15:1-34
Pdt. Dawis Waiman, M.Div.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan ketika kita berbicara mengenai Allah orang Kristen, maka Alkitab berkata Allah orang Kristen itu adalah Allah yang berbeda dari semua allah-allah lain yang ada di dalam dunia ini. Yang membedakan itu apa? Pertama adalah Dia adalah Allah yang memiliki telinga untuk mendengar tetapi juga memiliki tangan untuk mengulurkan tangan-Nya membantu orang yang ada di dalam kesulitan atau anak-anak yang ada di dalam pergumulan. Satu-satunya yang mencegah Tuhan untuk menolong manusia atau umat-Nya itu adalah dosa yang menjadi halangan atau yang menjadi pemisah antara Allah yang suci dengan manusia yang berdosa. Tetapi kalau kita bertobat, kita sungguh-sungguh datang di dalam Kristus, maka Tuhan sudah memberikan satu jalan bagi kita, satu mediator di mana ketika kita meminta di dalam Nama Yesus, Tuhan akan mengabulkan apa yang kita minta. Tetapi di dalam Nama Yesus itu bukan berarti bahwa saya beriman kepada Kristus, apa yang saya minta semuanya saya terima, tetapi apa yang Tuhan kehendaki atau Tuhan Yesus kehendaki dan ketika saya minta sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus kehendaki, maka Tuhan akan mengabulkan apa yang kita doa dan minta itu dalam hidup kita.
Yang kedua adalah Alkitab juga menyatakan Allah kita itu berbeda dari semua allah-allah bangsa yang lain disebabkan karena Allah kita adalah Allah yang berbicara sesuatu sejak zaman purbakala lalu semua yang dikatakan itu tergenapi seperti yang Allah katakan sejak di dalam zaman purbakala. Bapak, Ibu, bisa baca itu di dalam Kitab Yesaya di situ dikatakan apa yang terjadi sekarang ini bukanlah sesuatu yang baru terjadi, tetapi segalanya sudah dikatakan terlebih dahulu sejak zaman purbakala atau zaman dahulu kala. Dan saya percaya juga keberadaan dari Kitab Suci kita yang diberikan selama 1500 tahun waktunya berdasarkan 40 penulis itu menunjukkan Allah kita adalah Allah yang sanggup berbicara sesuatu di dalam sejarah, dan menyatakan kebenaran di dalam sejarah, dan membuktikan di dalam sejarah apa yang Dia katakan betul-betul kebenaran yang terwujud di dalam dunia ini.
Dan yang paling utama dari semua wahyu yang Tuhan nyatakan di dalam Kitab Suci itu adalah berkenaan dengan Kristus, yaitu berkenaan dengan apa yang Allah akan kerjakan bagi manusia yang berdosa di dalam Yesus Kristus yang Dia utus untuk menebus dosa manusia dan dijanjikan sejak Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa. Jadi kalau Bapak, Ibu, mengingat Kejadian 3:15 di situ Tuhan menjanjikan kepada Adam dan Hawa kalau dari antara keturunannya ada satu orang laki-laki yang akan lahir, seorang anak laki-laki yang akan meremukkan kepala ular itu dan ular itu akan meremukkan tumit dari anak laki-laki satu-satunya itu, itu adalah bicara berkenaan dengan Kristus.
Dan pada waktu berbicara berkenaan dengan Kristus maka Kitab Suci menyatakan satu hal yang penting sekali bahwa ini bukan sekedar sebuah nubuatan yang tidak memiliki relasi di dalam sejarah. Tadi saya juga katakan satu-satunya yang paling utama di dalam Kitab ini bernubuat berbicara tentang Kristus yang akan datang untuk menebus dosa manusia, dan itu diberikan di dalam 1500 tahun pewahyuan atau 1000 tahun khususnya di dalam Perjanjian Lama lalu 100 tahun di dalam Perjanjian Baru yang bicara berkenaan dengan Kristus yang sudah datang dalam dunia ini, 400 tahun tidak ada nabi dan tidak ada nubuat, menjadi waktu di antara Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Maka itu berarti bahwa penebusan Kristus, kelahiran Dia, lalu kehidupan Dia selama 33,5 tahun di dalam dunia ini lalu kemudian kenaikan Dia di atas kayu salib, kematian Dia, dikuburkan dan kebangkitan Dia pada hari ke-3 itu merupakan sesuatu realita yang tidak pernah bisa ditampik oleh manusia yang mempelajari sejarah di dalam dunia ini.
Apa yang terjadi di dalam kehidupan Kristus, inkarnasi Allah menjadi manusia itu adalah fakta sejarah. Bapak, Ibu, tidak mau menerima apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan inkarnasi Kristus, kematian Kristus, dan kebangkitan Kristus ketika Bapak, Ibu, mempelajari sejarah maka Bapak, Ibu, akan menemukan bahwa Yesus satu pribadi yang nama Yesus Kristus itu pernah lahir di dalam dunia ini, pernah mati di atas kayu salib dan pernah bangkit daripada kematian.
Dan kenapa hal ini menjadi satu hal yang begitu penting sekali? Karena di sinilah letak daripada cara Allah bekerja untuk mendamaikan manusia yang berdosa dengan diri Dia yang suci. Dan itu sebabnya Tuhan sepertinya tidak ingin berita ini menjadi sesuatu yang tidak didukung oleh suatu kesaksian yang begitu meyakinkan sekali sehingga orang-orang yang berdosa yang semua menolak Tuhan Allah akhirnya mau tidak mau harus mengakui kebenaran ini sebagai suatu kebenaran yang bersumber dari Tuhan Allah sendiri.
Lalu cara Tuhan untuk memberikan kesaksian itu seperti apa? Saudara bisa lihat di dalam 1 Korintus 15 1-11 di situ Tuhan memberikan ada 3 bukti yang dinyatakan bahwa Yesus sungguh-sungguh mati dan Yesus sungguh-sungguh bangkit dari kematian. Pertama adalah ketika Bapak, Ibu, baca dari ayat 1 sampai ayat yang ke-2 di sini dikatakan, “Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu – kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.”
Bukti pertama yang Paulus gunakan untuk meyakinkan orang-orang Korintus dan juga saya percaya meyakinkan semua orang Kristen yang lain dan juga orang-orang yang ada di dalam dunia untuk mengenal Kristus adalah bukti dari suatu kehidupan yang diubahkan oleh kebangkitan Kristus. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita perhatikan di dalam kitab Injil maka kita akan melihat bahwa orang-orang yang ada di dalam kitab Injil khususnya para rasul itu bukan orang-orang yang sebenarnya terlalu berani. Mereka adalah orang-orang yang mengikut Kristus selama 3,5 tahun, mereka sepertinya adalah orang-orang yang sangat-sangat heroik, sangat-sangat berjiwa kepahlawanan, sangat-sangat berani menghadapi peperangan untuk membela Mesiasnya, tetapi ternyata mereka adalah orang-orang yang begitu penakut, pengecut, dan ketika ada di taman Getsemani mereka melarikan diri daripada prajurit-prajurit yang akan datang menangkap Yesus Kristus. Sebabnya kenapa? Mungkin karena takut, tetapi juga mungkin karena kecewa terhadap Mesias itu.
Kenapa Dia tidak melawan? Kenapa Dia tidak memerintahkan murid-Nya untuk mencabut pedang dan membunuh semua prajurit itu? Kenapa Dia suruh Petrus sarungkan pedangnya dan Dia berkata orang yang menggunakan pedang akan dibalas dengan pedang? Kenapa Dia kemudian mengambil telinga dari Malkus lalu menyambungkannya kembali? Kenapa Dia mengecilkan hati Petrus dan mengecilkan semua rasul Tuhan yang lain punya hati sehingga ketika itu mereka kemudian tidak melihat ada suatu pengharapan dan mereka melarikan diri? Dan pada waktu Yesus Kristus mati, Bapak, Ibu, bisa lihat bahwa mereka kemudian bersembunyi, mereka kembali kepada kehidupan mereka yang lama, mereka tidak berani bertemu di muka umum atau keluar untuk menyatakan diri sebagai murid Kristus, tetapi mereka bertemu di dalam ruangan-ruangan yang tertutup supaya orang tidak tahu keberadaan mereka. Tetapi mendadak setelah hari Pentakosta, mereka begitu berani untuk tampil ke depan, berbicara berkenaan dengan Kristus.
Ada perubahan di dalam hidup mereka, tetapi perubahan itu bukan hanya bicara perubahan keberanian dari seorang penakut menjadi seorang yang berani, tetapi perubahan itu juga bicara mengenai suatu perubahan yang teguh berdiri berdasarkan Injil yang kamu terima. Artinya adalah satu sisi mereka begitu yakin bahwa Yesus Kristus adalah keselamatan, satu-satunya jalan itu tetapi di sisi lain apa yang diajarkan oleh Kristus, kehidupan yang baru di dalam Kristus itu menjadi satu kehidupan yang mereka nyatakan di tengah-tengah dunia ini. Dan Paulus berkata kamu lihat kehidupan orang-orang Kristen, kamu lihat hidup mereka yang sekarang berbeda dengan kehidupan mereka yang lalu. Tahu tidak kenapa mereka bisa berbeda padahal setiap orang yang memerintah berkata, “Ada Juruselamat yang lain daripada Raja Roma itu berarti mereka harus dipenggal kepalanya.” Tapi kenapa mereka begitu berani berdiri, begitu berani bersaksi, begitu berani mengubah kehidupan mereka dari kehidupan yang lama menjadi suatu kehidupan yang baru? Karena Kristus tidak mati, tetapi Dia bangkit daripada kematian, teguh berdiri di dalam Injil.
Nah ini nanti kita akan lihat apa dampak daripada Injil di dalam kehidupan kita ya. Kita seringkali berkata Yesus bangkit dari kematian, saya percaya Dia adalah Juruselamat saya, saya percaya di hari ketiga Dia bangkit dari kematian, setiap tahun satu kali saya memperingati hari kematian dan hari kebangkitan Dia, tetapi seringkali yang kita temukan di dalam gereja adalah orang ingat matinya tetapi tidak punya kuasa kebangkitan di dalam hidup dia. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, hal pertama adalah Paulus berkata kesaksian yang penting untuk menyatakan kebangkitan Kristus adalah orang harus bisa lihat Kristus bangkit di dalam hidupmu. Berarti hidupmu tidak boleh menyatakan hidup orang-orang yang binasa di dalam dosa tetapi hidupmu harus menyatakan hidup dari orang-orang yang hidup di dalam Kristus yang hidup. Itu yang pertama.
Lalu yang kedua adalah dicatat di dalam ayat yang ke-3 dan seterusnya, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.” Sampai ayat ke-4 ya sesuai dengan Kitab Suci. Bukti yang kedua yang Paulus mau katakan berkenaan dengan kebangkitan adalah kita tidak hanya melihat kepada pengalaman hidup orang-orang Kristen yang diubahkan, tetapi yang lebih penting adalah ada dasar yang membuat kehidupan orang Kristen itu berubah, yaitu apa? Kitab Suci. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kesaksian kedua yang meneguhkan pengalaman kebangkitan daripada orang-orang percaya itu bukan terletak pada pengalaman itu sendiri tetapi yang membenarkan pengalaman itu adalah ada kesaksian dari pada Kitab Suci yang menyatakan Yesus akan datang, mati, dan Dia akan dikuburkan, hari ke-3 Dia akan bangkit daripada kematian. Itu yang menjadi dasar.
Saya pernah berbicara kepada orang yang berkata bahwa saya mengerti kebenaran-kebenaran Kitab Suci itu berdasarkan penglihatan yang Tuhan berikan bagi saya. Saya tahu bahwa di dalam Kristus ada jaminan keselamatan karena saya melihat bahwa orang-orang yang ada di dalam Kristus diselamatkan dan diterima oleh Tuhan di dalam sorga. Saya percaya bahwa ada sorga dan neraka karena saya sendiri dibawa ke sorga untuk melihat sorga, dan ada orang yang dibawa ke neraka untuk memberikan satu kesaksian berkenaan dengan neraka di dalam kekekalan itu dan itu membuat saya yakin kalau ada sorga, kalau ada neraka, kalau ada satu kehidupan kekal, dan kalau mau ditarik lagi masih banyak hal yang kita bisa tarik berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh orang untuk membuktikan kebenaran sesuatu termasuk di dalamnya adalah iblis itu ada atau tidak.
Menarik sekali adalah ketika pernah ditanyakan oleh R.C Sproul kepada murid-muridnya ya di dalam kelas, “Kamu percaya ada setan nggak?” Mereka semua tidak percaya ada setan tetapi waktu ditanya kamu percaya ada Tuhan nggak? Mereka percaya bahwa Tuhan itu ada tetapi kepercayaan kepada Tuhan tidak membuat mereka percaya bahwa ada setan padahal Tuhan memberikan kesaksian di dalam Kitab Suci bahwa setan itu ada. Mungkin karena mereka tidak mengalami, tetapi karena ada orang yang mengalami kuasa gelap mereka percaya bahwa ada kuasa gelap.
Saya pernah berbicara kepada guru-guru ketika ada retret guru, dia berkata seperti ini saya pernah ungkapkan juga, “Kita tahu tentang alam maut atau alam kuasa roh itu dari mana? Caranya adalah kita baca bukunya Daud Tony seorang dukun yang bertobat jadi pendeta lalu dia menuliskan buku tentang kuasa alam roh dan dari situ kita bisa lihat strategi-strategi iblis dan setan di dalam menghadapi orang-orang Kristen dan segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia roh itu.” Itu yang menjadi dasar, dalil, prinsip, dan hukum untuk kita mengerti dunia roh tapi referensinya tidak pernah kembali kepada Kitab Suci.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya ketika kita mengandalkan pengalaman kita, kalau kita melepaskan pengalaman itu dari pada Kitab Suci, maka pengalaman itu mungkin bisa menjadi sesuatu yang sesuai dengan Kitab Suci tetapi juga bisa tidak sesuai dengan Kitab Suci. Tetapi ketika engkau mengandalkan sebuah pengalaman sebagai dasar kebenaran, maka saya percaya engkau akan menjadikan pengalaman itu jauh lebih utama daripada Kitab Suci. Dan Alkitab berkata itu tidak pernah boleh terjadi di dalam hidup orang Kristen. Karena ada banyak hal di dalam hidup kita yang kita tidak pernah lihat, yang kita tidak pernah alami tetapi yang Kitab Suci nyatakan sebagai satu kebenaran dalam hidup kita.
Selain itu juga pada waktu Kitab Suci menyatakan sesuatu berdasarkan kebenaran yang kita tidak pernah alami tetapi itu adalah suatu kebenaran, maka Alkitab juga menyatakan hal itu bukan berdasarkan sebuah lompatan iman yang tidak ada dasarnya sama sekali. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ketika kita percaya kepada Kristus, percaya kepada perkataan Kitab Suci, Tuhan memberikan kepada kita bukti yang membuat kita bisa percaya kepada sesuatu yang belum pernah kita alami dalam hidup kita.
Ambil contoh ya kalau Bapak, Ibu, mendadak lihat ini terang di sini, di situ gelap semua ya betul-betul gelap, Bapak, Ibu, sama sekali nggak bisa lihat, begitu berdiri di sini Bapak, Ibu, langsung lihat kegelapan yang tidak berujung itu dan Bapak, Ibu, nggak bisa lihat ada kursi, ada bangku, ada apa itu stand partitur, dan yang lain-lainnya Bapak, Ibu, juga nggak bisa lihat ada tangga di sini atau ada lobang di situ, begitu gelap sekali langsung menjadi suatu pembatas, saya tanya Bapak, Ibu, melangkah nggak? Mungkin tidak. Kenapa tidak? Karena kita nggak tahu di situ itu apa. Mungkin kenapa banyak orang Kristen ragu ketika saudaranya meninggal diselamatkan atau tidak, karena nggak tahu.
Mengapa banyak orang Kristen mungkin tidak berani melangkah ke dalam gereja dalam masa pandemi karena tidak tahu Tuhan memelihara, sanggup memilki kuasa untuk memelihara dalam kehidupan dia. Tetapi ketika dia melangkah diminta oleh orang melangkah itu seperti sebuah satu tindakan lompatan iman yang terlalu jauh, terlalu tidak tergapai oleh diri dia karena dia tidak punya satu dasar pijakan sama sekali. Kalau firman itu betul, iman seperti itu, saya sangat setuju sekali dengan orang itu untuk tidak perlu melangkah. Tapi persoalannya adalah Alkitab berkata ketika kita diminta untuk melangkah seperti yang Alkitab katakan orang benar hidup bukan karena percaya tetapi karena iman, Tuhan berikan bukti terlebih dahulu kepada kita sebelumnya kalau iman kepada Tuhan memang sungguh dapat dipercaya.
Buktinya siapa? Bapak, Ibu, bisa lihat janji Tuhan kepada Adam dan Hawa yang tergenapi, Bapak, Ibu, bisa lihat Henokh diangkat ke dalam sorga, Bapak, Ibu, bisa lihat Abraham bagaimana Tuhan pimpin dan janjikan 3 hal dalam hidup dia dengan tanah perjanjian, nama yang masyur, keturunan yang banyak, walaupun dia tidak mendapatkan itu di masa hidup dia, tetapi ketika dia berjalan bersama dengan Tuhan, walaupun dia tidak melihat di depan bagaimana nasib hidup dia, dia harus meninggalkan Ur-Kasdim tempat kota dia yang begitu menyenangkan dengan segala fasilitas yang begitu mewah mungkin begitu menyenangkan dan tinggal seumur hidup dia dalam tenda, dan tidak pernah menerima tanah perjanjian karena tanah perjanjian itu dijanjikan untuk anak cucunya, dia tetap berjalan seperti itu, tetapi dia akhirnya menerima janji itu seperti yang Tuhan janjikan. Pada waktu Tuhan berkata Yesus Kristus akan lahir, maka pada waktu itu Yesus Kristus sungguh-sungguh lahir dalam dunia.
Dan pada waktu Bapak, Ibu, melihat kehidupan daripada Rut, Naomi, kehidupan dari Ayub, kehidupan dari Habakuk, kehidupan dari Hosea, kehidupan dari Yeremia, kehidupan dari Yesaya, kehidupan dari Maleakhi, kehidupan dari Hagai, Zakharia, dan Ezra dan semua yang lainnya, Bapak, Ibu, akan lihat ternyata orang-orang ini sungguh beriman kepada Tuhan dan apa yang mereka imankan tidak menjadi sia-sia. Apa yang mereka imankan itu adalah sebuah kebenaran. Dan iman mereka selalu dibangun di atas dasar iman dari pada orang-orang percaya atau kebenaran yang Tuhan wahyukan kepada orang-orang percaya yang sebelum mereka. Itu namanya progressive revelation.
Dan atas dasar ini, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kita diminta untuk melangkah bukan berdasarkan penglihatan, tetapi berdasarkan iman. Artinya apa? Kita berpegang kepada iman yang dinyatakan di dalam Kitab Suci dan dibuktikan atau dicontohkan oleh orang-orang kudus di dalam Kitab Suci ini yang juga bukan hanya menyatakan pengalaman iman mereka, tapi ini adalah firman Tuhan, wahyu Tuhan sepenuhnya bagi diri kita dan berdasarkan wahyu Tuhan yang dibuktikan oleh orang-orang suci sebelum kita, dan ternyata terbukti benar, kita melangkah kepada di dalam kehidupan kita untuk hal-hal yang kita tidak lihat dan belum mengerti di depan yang gelap itu. Itu namanya iman.
Kalau Bapak, Ibu, ingin dibukakan terang terlebih dahulu baru melangkah, itu namanya bukan iman. Itu namanya Bapak, Ibu, berjalan berdasarkan bukti dan semua orang bisa lakukan itu di dalam hidup mereka. Tapi anak Tuhan, saya percaya kita berjalan berdasarkan iman dan kebenaran Kitab Suci. Alkitab berkata berdasarkan Kitab Suci, bukti Yesus Kristus lahir, mati, dikuburkan, bangkit, itulah yang kami alami dalam hidup kami. Ini dasar kebenaran. Dan orang-orang yang mengalami itu semuanya dengan satu konfirmasi yang sama menyatakan Yesus memang sungguh mati dan Yesus sungguh bangkit dari kematian pada hari yang ke-3. Tapi kalau Bapak, Ibu, mendasarkan kebenaran itu berdasarkan pengalaman, saya yakin tidak akan ada satu standar objektivitas untuk menyatakan mana yang benar, mana yang salah. Saya bisa mengalami sesuatu hal yang tidak dialami oleh orang lain atau bahkan yang saya alami mungkin orang lain alami dan salah dan orang itu bisa berkata yang kamu alami itu salah tapi yang saya alami itu yang benar. Mungkin saya akan ngomong tidak yang saya alami itu benar yang kamu alami itu salah. Lalu mana yang benar, mana yang salah.
Contoh lain misalnya kalau ada orang yang datang lalu berkata kepada Bapak, Ibu, saya mendapatkan pengalaman berbicara bahasa lidah, saya buktikan saya bisa berbicara bahasa lidah karena ini bersumber dari Tuhan Allah. Lalu saya datang lalu saya ngomong sama dia kaya gini, “Tuhan Yesus berbicara kepada saya bahwa bahasa lidahmu dari setan.” Yang mana yang benar mana yang salah? Nggak bisa kan. Saya mengklaim diri dari Nama Tuhan juga. Tuhan misalnya berbicara kepada saya, Tuhan memberikan mimpi kepada saya, saya mengatakan apa yang kamu alami itu bukan bersumber dari Tuhan lalu orang itu berkata tidak mungkin Tuhan berbicara kepada saya, saya mengalami sendiri bahasa lidah ini dalam kehidupan saya. Lalu Bapak, Ibu, mau pegang mana yang benar? Saya yakin kita tidak akan punya standar kebenaran itu kecuali kalau kita kembali kepada Kitab Suci.
Alkitab berkata dasar yang dinyatakan Kitab Suci pasti benar dan semua pengalaman yang berkaitan dengan kebenaran Kitab Suci pasti pengalaman yang benar tetapi pengalaman yang terjadi diluar kebenaran Kitab Suci adalah pengalaman yang pasti salah kalau Alkitab nyatakan itu salah. Dan Paulus berkata kenapa kami bisa bersaksi kalau Yesus sungguh-sungguh bangkit dari kematian? Karena Alkitab menyatakan kalau Yesus mati dan Yesus bangkit dari kematian. Bapak, Ibu, sudah saya ajak lihat di dalam Lukas 24 jadi kita nggak akan lihat lagi bahwa ketika Yesus Kristus bangkit dari kematian, Dia memberikan segala petunjuk dari Kejadian sampai Maleakhi berkenaan dengan diri Dia yang akan datang menderita, mati, dan bangkit daripada kematian. Itu yang menjadi dasar Paulus berkata kami yakin bahwa kebangkitan itu sungguh-sungguh terjadi karena Alkitab menyatakan itu dan kami bukan hanya yakin itu kami melihat hidup orang-orang yang diubahkan oleh kebangkitan itu. Itu yang menjadi dasar kami percaya kalau kebangkitan itu ada.
Tapi dua hal ini sendiri tidaklah terlalu kuat, itu sebabnya Tuhan berkata sebenarnya sudah cukup kuat kalau Alkitab saja berbicara ya, tetapi Tuhan lihat masih perlu satu bukti lagi yaitu saksi mata. Saudara bisa lihat itu di dalam ayat 5 dan seterusnya, “bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah.”
Bukti yang ketiga Paulus berbicara adalah kebangkitan Kristus tidak didasarkan tanpa saksi, tetapi kebangkitan Kristus ada dibuktikan oleh saksi mata. Di dalam surat 1 Yohanes, Yohanes berkata apa yang kami beritakan itu adalah apa yang kami lihat dengan mata kami, apa yang kami dengar dengan telinga kami, apa yang kami raba dengan tangan kami yaitu tentang Kristus yang hidup itu yang kami beritakan kepada kamu. Tetapi pada waktu Yohanes mengklaim dia melihat Kristus yang bangkit dari kematian, itu bukan satu klaim yang personal dari diri dia sendiri satu orang yang berdiri menyatakan Kristus Yesus bangkit dari kematian, tetapi bukti kebangkitan itu didukung oleh banyak saksi mata dimulai dari Petrus, 11 rasul yang lain, lalu kemudian 500 orang secara sekaligus. Dan bahkan bukan hanya itu, kepada juga orang-orang yang dulunya tidak percaya Yesus Kristus, dan aniaya jemaat. Yang tidak percaya tentunya 12 rasul itu yang tidak percaya, tetapi saya mau maksud katakan adalah Yakobus, saudara Yesus sendiri, yang adalah saudara tiri Yesus Kristus tidak percaya Dia adalah Mesias, kemudian melihat itu dan percaya, dan Paulus adalah seorang yang menganiaya jemaat Tuhan yang kemudian menjadi percaya karena diberikan satu anugerah melihat Kristus yang bangkit dari kematian.
Saya ambil contoh kembali ya, tentang soal melihat itu ya, andaikata begini Bapak, Ibu; Bapak, Ibu, satu dari sepuluh saudara, orang tua Bapak, Ibu, meninggal, lalu di tengah, di dalam kehidupan dia, dia belum memiliki satu bukti bahwa dia adalah orang Kristen yang bertobat dan dilahirbarukan. Dia Kristen sih Kristen, ke gereja mungkin ke gereja, tetapi hidup dia seperti hidup orang-orang yang tidak percaya. Tetapi di akhir hidupnya menjelang kematian, ketika dia mengalami sakit, dia mendadak lebih rajin berdoa, lebih rajin membaca Kitab Suci, walaupun dia belum pernah mengaku dengan mulutnya bahwa dia percaya Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, lalu dia mati. Dan ketika dia mati, semua saudara itu, Bapak, Ibu, dan sembilan saudara yang lainnya berdukacita akan orang tua yang meninggal. Lalu di tengah duka cita itu, salah satu daripada saudara Bapak, Ibu, mendapatkan mimpi kalau orang tua Bapak, Ibu, ada bersama dengan Yesus Kristus.
Saya tanya, Bapak, Ibu, percaya nggak itu mimpi yang benar? Saya yakin, mimpi itu memberikan satu ketenangan di dalam hidup orang itu, yang mengandalkan penglihatan atau mengandalkan mimpi untuk menguji kebenaran atau alam untuk menguji kebenaran. Tetapi saya juga yakin itu bukan menjadi satu dasar yang bisa meyakinkan sungguh-sungguh bahwa orang itu sudah ada di dalam sorga. Kenapa? Karena banyak agama yang lain juga bisa mempunyai mimpi. Banyak agama lain yang bisa punya pengalaman spiritual, seperti yang orang Kristen alami.
Saya ambil contoh kaya gini ya, kalau Bapak, Ibu, mengandalkan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat berdasarkan penglihatan, belakangan ini banyak orang yang mengklaim mereka melihat Yesus dan akhirnya percaya dan bertobat dan menjadi orang Kristen berdasarkan itu. Bagaimana kalau suatu hari, Kwan Im datang dalam mimpi Bapak, Ibu, untuk menyatakan dia ada? Percaya nggak? Ini bukti lho, saya ngalami ini, bukan saya yang ngalami, tetapi keluarga saya mengalami ini dan memberi tahu pengalaman dia kepada diri saya, sehingga saya tahu saya mengalami bahwa ada orang yang melihat Kwan Im, pernah bermimpi kepada diri dia, sehingga dia meninggalkan iman dia kepada Kristus dan menjadi seorang Buddhist.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, semua pengalaman yang bersifat subjektif itu mungkin bisa dialami, tapi di dalam Kitab Perjanjian Lama ada kalimat, “Sayang ya nabi-nabi palsu itu bernubuat tetapi mereka tidak pernah berbicara apa yang Aku nyatakan kepada mereka, mereka melihat sesuatu merupakan pengalaman penglihatan dari diri mereka sendiri, tetapi bukan bersumber dari Aku.” Itu bisa menjadi suatu pengalaman subjektif seseorang karena begitu rindunya, begitu sayangnya, begitu berdukanya, sehingga ia memiliki satu ‘penglihatan’ akan nasib dari keluarganya.
Tetapi, ketika Yesus bangkit dari kematian, yang terjadi beda, bukan Petrus yang lihat saja, bukan Yohanes, Yakobus yang lihat saja, sebagai murid inner circle dari Yesus Kristus, tetapi ada 9 yang lain yang turut menyaksikan itu. Tapi bukan hanya 12 rasul yang melihat itu, Alkitab berkata, kalau mereka cuma lihat satu per satu, mungkin bisa dikatakan itu adalah sesuatu mimpi mereka, pengalaman yang tidak terbukti, tetapi Alkitab berkata di hadapan 500 orang, Yesus menampakkan diri-Nya secara serentak. Bukan dalam mimpi lho, tetapi dengan mata kita, yang dunia ini, fisik ini, melihat kebangkitan Kristus. Dan Paulus berkata, sebagian dari mereka masih hidup ketika Surat 1 Korintus ini ditulis.
Artinya Paulus mau bilang apa? Paulus mau bilang bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit lho, kamu jangan cuma lihat, kamu kalau mau buktikan Tuhan Yesus bangkit terlalu jelas faktanya. Lihat orang-orang itu yang kehidupannya menaati Injil dengan begitu teguh sekali. Lihat Kitab Suci berbicara tentang kebangkitan Yesus yang dinyatakan ribuan tahun yang lalu. Lihat kehidupan dari saksi-saksi mata itu, mereka betul-betul melihat dan mencatat 2 orang, Alkitab mengajarkan saksi mata yang bisa diterima harus minimal 2 orang, Yesus berkata Aku berikan 500 saksi untuk menyatakan Aku bangkit dari kematian, masih kurang bukti?
Kita nggak mungkin bisa berkata nggak ada bukti kebangkitan itu. Kalau orang sampai berkata tetap Yesus tidak mati, yang bangkit itu, yang mati itu bukan Yesus, yang bangkit itu bukan Yesus, Yesus bangkit secara spiritual bukan bangkit secara fisik, orang itu mencoret semua fakta sejarah, kesaksian saksi mata dalam hidupnya, dan dia hidupnya di dalam mimpi dan pemikiran prinsip dia sendiri yang bukanlah kebenaran. Yesus sungguh-sungguh bangkit dari kematian, dan Paulus sendiri yang menulis Surat Korintus ini memberi kesaksian, “Aku sebenarnya tidak layak, aku yang paling hina, tetapi Tuhan memberikan kepercayaan kepada aku untuk menyaksikan Yesus yang bangkit dari kematian.”
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, tapi ketika kita bicara dengan fakta yang begitu jelas sekali tentang kebangkitan Kristus, anehnya adalah, tetap, di dalam jemaat Korintus ada orang-orang yang menyangkali kebangkitan Kristus. Makanya Saudara bisa lihat di dalam ayat 12 dikatakan, “Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?” Berarti di antara jemaat sendiri ada kepercayaan bahwa Yesus tidak bangkit. Jadi Yesus tidak bangkit itu bukan sesuatu berita yang baru ada belakangan ini ya, orang menemukan kubur Yesus, orang mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit secara fisik tetapi secara rohani, seolah-olah dengan kemajuan theologi, kemajuan pendidikan STT, maka mereka dengan membuktikan Yesus tidak bangkit secara fisik, tetapi sebenarnya itu adalah suatu kesesatan yang sudah ada sejak dari gereja mula-mula di mana jemaat Korintus berkata Yesus tidak bangkit dari kematian atau sekelompok orang jemaat Korintus berkata seperti itu. Dan ketika Paulus mendengar hal ini, dia kemudian berkata, dia memberikan beberapa argumen yang mengatakan, kalau andaikata argumentasimu bahwa Yesus tidak bangkit dari kematian itu benar, maka hal-hal berikut ini adalah hal yang akan terjadi di dalam kehidupan orang Kristen, apa itu? Sambil buka ya Alkitabnya boleh baca.
Pertama ayat 13, “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.” Dia mau berkata seperti ini, kalau andaikata benar, Yesus tidak bangkit dari orang mati, kalau tidak ada kebangkitan orang mati, kenapa Yesus bisa bangkit? Dan ada saksi mata 500 orang itu yang menyatakan Yesus bangkit dari kematian. Kalau Yesus bangkit dari kematian dan kamu percaya Yesus bangkit dari kematian, itu berarti ada kebangkitan orang mati. Bapak, Ibu, bisa ikuti argumentasinya ya? Kita sering kali berkata kalau ada kebangkitan dasarnya apa? Karena Yesus bangkit dari kematian. Tetapi di sini, Paulus membaliknya dengan satu argumentasi, kamu berkata tidak ada kebangkitan orang mati kan? OK lah, kalau itu adalah satu kebenaran, saya tanya, kamu percaya nggak Yesus bangkit dari kematian? Kamu kan Kristen, kalau kamu Kristen kamu percaya tidak Yesus bangkit dari kematian? Kalau kamu percaya Yesus bangkit dari kematian, kenapa kamu tidak percaya orang mati bangkit dari kematian? Jadi kalau andaikata orang mati tidak bangkit dari kematian, bagaimana mungkin Kristus bangkit dari kematian? Seharusnya Kristus tidak bangkit dari kematian. Karena Dia bangkit dari kematian, maka kebangkitan orang mati itu ada, pasti ada. Dan kebangkitan itu adalah bersifat fisik ya. Semua yang kita bicarakan itu bersifat fisik, bukan bersifat spiritual, atau rohani.
Lalu yang kedua adalah di dalam ayat 14, “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” Yang kedua adalah, kalau andaikata Kristus sungguh-sungguh tidak dibangkitkan, Paulus mau bilang, maka celakalah kita. Kita adalah orang yang percaya kepada satu berita yang tidak memiliki satu manfaat bagi kehidupan kita, tidak memiliki manfaat bagi kerohanian kita, tidak memiliki manfaat bagi keselamatan hidup kita, karena apa? Yesus tidak bangkit dari kematian kok, jadi kenapa kamu percaya kepada dia? dan itu akan diperjelas lagi ketika kita baca selanjutnya ya.
Ayat yang ke 15, “Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus – padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.” Jadi, Paulus mau ngomong apa? Kalau andaikata Kristus tidak dibangkitkan, Saudara tahu tidak, kami ini pembohong semua lho. Kami bukan orang benar, kami adalah orang yang paling celaka dari antara orang yang celaka. Celaka itu siapa? Kamu. Dari antara kamu yang celaka, kami yang paling celaka, karena kami berdusta di hadapan Allah dengan mengatakan kalau Kristus tidak bangkit dari kematian dan kami biarkan kamu dengan sengaja hidup di dalam dusta percaya Yesus bangkit dari kematian, padahal Dia tidak bangkit dari kematian. Dan ini membuat dia menjadi seorang pembohong besar atau rasul-rasul lain yang menjadi pembohong besar, dan itu berarti seluruh kesaksian di dalam Kitab Suci ini harus diganti semua, bahwa Yesus tidak bangkit dari kematian.
Yang ke, ayat berikutnya adalah 16, “Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan,” ini penekanan lagi dari ayat yang ke 13. 17, “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” Ini kecelakaan berikutnya. Kalau Yesus sungguh tidak dibangkitkan dari kematian, artinya apa? Pertama Paulus berkata kamu celaka karena kamu hidup dalam kebohongan, kedua kamu celaka karena itu berarti kamu belum pernah dihapuskan dosanya, kamu masih hidup di dalam dosa.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apa bedanya Kristen dengan penganut agama lain? Penganut agama lain punya pemimpin yang sampai hari ini tidak ada yang bangkit dari kematian dan semuanya masih terkubur dan papan namanya mungkin masih ada di depan kuburannya. Kristus tidak, kuburnya kosong. Tetapi ketika papan nama itu tetap ada di dalam kubur, dan mayatnya masih ada di dalam kubur, itu berdampak apa? Bapak, Ibu, bisa lihat kesaksian agama, sesaleh apapun yang mereka lakukan dalam hidup mereka, mereka tidak pernah punya satu jaminan kepastian seperti orang Kristen yang mengatakan di dalam Kristus tidak ada penghukuman, di dalam Kristus ada kehidupan kekal, Ia lah jalan untuk kita diterima oleh Bapa yang suci. Yang mereka bisa katakan adalah mudah-mudahan kami diselamatkan, kami diterima oleh Tuhan.
Silahkan tanya semua agama, kecuali Kristen. Silahkan tanya, mereka akan ngomong, “Mudah-mudahan kami diselamatkan.” Kenapa bisa begitu? Karena mereka tidak pernah bisa memiliki kepastian karena tidak ada kebangkitan. Karena mereka tidak pernah bisa menyatakan atau pemimpin mereka tidak pernah bisa menyatakan kalau maut yang merupakan upah dari dosa itu dikalahan melalui kebangkitan dari pemimpin mereka. Tetapi kita yang percaya kepada Kristus, ketika melihat kepada Kristus, yang mengatakan ada hidup, “Aku hidup maka kamu hidup, ada kebangkitan dan hidup, Akulah kebangkitan dan hidup itu,” dan Yesus menjadi yang sulung yang bangkit dari kematian, itu membuktikan kalau Dia menang atas kuasa maut, dan ketika Dia menang atas kuasa maut itu membuktikan ada hidup yang kekal, ada kehidupan paska kematian ada suatu pertanggungjawaban yang harus kita berikan setelah kita mati karena ada kehidupan setelah kematian, dan juga suatu kepastian kalau dosa kita sudah diampuni. Karena Yesus bilang bahwa di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat, kamu jangan kuatir dan jangan takut, Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat itu bagi kamu dan ketika tempat itu selesai disiapkan, Aku akan membawa engkau dan tinggal bersama-sama Aku di tempat itu.
Kenapa kita bisa bertemu dengan Tuhan Yesus dan tinggal di tempat Tuhan Yesus berada? Jawabannya adalah karena kita sudah dibenarkan, karena dosa tidak lagi berkuasa atas hidup kita, dan karena Yesus sudah menanggung dosa menggantikan diri kita di kayu salib. Tetapi kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, maka pemimpin kita seperti semua pemimpin agama yang lain yang membuat kita seperti mereka, tidak pernah punya kepastian pasti tentang kebangkitan dan hidup paska kematian dan kita akan berkata juga, “Mudah-mudahan kami diterima di sisi Tuhan ketika kami melakukan kebaikan ini dalam hidup kami, ritual keagamaan dalam hidup kami.” Bapak, Ibu, bisa lihat nggak betapa sia-sianya kalau Yesus tidak bangkit dari kematian?
Lalu ayat 18, “Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.” Artinya adalah, kecelakaan berikutnya adalah seperti tadi, kalau dosamu tetap ada, maka kamu pasti mati, kamu tidak ada pengharapan untuk hidup yang kekal. Ayat 19, “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” Kok bisa ya, paling malang dari segala manusia? Nah, ini ayat berkaitan dengan ayat 29 dan seterusnya, sampai 34. Saya lompat sedikit saja, langsung saya jelasin.
Kenapa bisa dikatakan orang paling malang dalam hidupnya? Saya urutannya dibalik sedikit, pertama adalah ketika orang percaya kepada sesuatu kebenaran, kalau kebenaran itu adalah sungguh-sungguh suatu kebenaran, maka dia akan rela melakukan segala sesuatu berdasarkan iman yang benar yang dia percaya sebagai satu kebenaran itu. Tetapi kalau dia tidak pernah yakin bahwa apa yang dia pegang itu adalah satu kebenaran, dia tidak akan berani berkorban demi apa yang dia pegang itu. Maksudnya adalah, adakah orang yang berani mati sebagai seorang pembohong?
Ambil contoh kaya gini ya, saya hakim, Pak Heru penjahat. Penjahat-penjahatan, bukan yang asli, tapi pura-pura jadi penjahat, dia sebarkan isu kalau dia penjahat besar, dan ada korban-korban, dan dia bikin saksi mata palsu untuk menyatakan dia penjahat yang sangat kejam sekali. Awal mula tujuannya adalah untuk menakut-nakuti orang. Tetapi kemudian, ada orang yang akhirnya termakan isu itu lalu melaporkan kepada saya sebagai seorang hakim atau pengadilan, lalu membawa Pak Heru ke hadapan pengadilan untuk diadili berdasarkan saksi-saksi palsu itu, bahwa dia memang adalah seorang pembunuh yang kejam atau penjahat yang kejam. Lalu ketika saya sudah pertimbangkan semua saksi mata, dan sepertinya mereka masih punya skenario untuk memberikan satu kesaksian palsu supaya menyatakan memang Pak Heru orang yang luar biasa berani, penjahat yang kejam, yang harus ditakuti seperti itu, seolah-olah dia bisa bebas dari diri saya dengan uang dan segala macam, dan saya bisa ikut permainannya misalnya. Tapi ternyata saya tidak mau ikut, dan saya tidak mau terima suap, begitu, akhirnya saya ngomong, berdasarkan saksi mata, Pak Heru harus dihukum mati. Kira-kira yang jadi Pak Heru nerima nggak hukuman matinya? Atas suatu kebohongan yang Pak Heru sebarkan. Terima nggak? Nggak ya. Kenapa? Karena itu bukan kebenaran. Saudara nangkap ya?
Kalau kita memegang kepada sesuatu, kalau para rasul itu berpegang pada satu pengajaran yang diajarkan tetapi pengajaran itu adalah semuanya adalah dusta, maka saya yakin mereka tidak akan rela mati demi apa yang mereka beritakan. Tetapi kalau Bapak, Ibu, baca ayat yang ke, misalnya, ayat yang ke 30, “Dan kami juga – mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.””
Kalau Bapak, Ibu, perhatikan kehidupan dari para rasul, maka Bapak, Ibu, bisa lihat di luar Paulus ya, Bapak, Ibu, bisa baca, silahkan baca, kisah tentang martir maka di situ Bapak, Ibu, akan menemukan, di antara 12 rasul, hanya 1 yang matinya normal, mati tua, yang lain dibunuh dengan begitu kejam, ada yang dipenggal, ada yang disalib terbalik, ada yang di gergaji, ada yang dijatuhkan dari Bait Allah, lalu ketika dia jatuh kemudian kepalanya dipukul dengan satu pentungan sehingga pecah, dan dia mati, begitu. Begitu tragis sekali. Semuanya mati begitu, kecuali Yohanes yang tidak mati seperti itu.
Lalu ketika Bapak, Ibu, lihat dari kehidupan Rasul Paulus, Bapak, Ibu, bisa bandingkan di dalam Surat 2 Korintus, di situ diberikan satu kesaksian penderitaan itu sepertinya adalah gaya hidup Paulus. Mengalami penganiayaan itu sepertinya adalah gaya hidup Paulus sejak dia menjadi orang Kristen dan sejak dia memberitakan Injil Kristus. Bisa lihat di dalam Kisah Para Rasul, ketika dia menjadi percaya, dia kemudian mulai memberikan satu kesaksian tentang Injil yang membuat orang-orang Kristen tidak mudah menerima dia karena mereka curiga kok orang yang begitu giat, ngotot membantai orang-orang Kristen ternyata sekarang berbalik dan memberitakan tentang Injil Kristus. Kami ragu dia itu betul atau tidak. Tetapi orang-orang Yahudi yang menolak Paulus dan tahu kebenaran itu, mengancamnya lagi, sampai akhirnya membuat Paulus harus diturungkan dari atas tembok dengan sebuah keranjang melarikan diri. Dan mulai dari hari itu, hidupnya penuh dengan kesulitan karena Injil, dan 2 Korintus 4 bilang sering kali aku dicambuk 40 kurang 1 kali, aku mengalami badai di kapal, aku mengalami karam kapal, aku mengalami orang merajam aku hendak dikira aku mati karena razaman itu. Saudara bisa list-kan begitu banyak yang Paulus alami dalam hidup dia, yang membuat hidup dia itu ada di seperti sebuah lembar benang tipis antara hidup dan mati, kapan-kapan dia bisa mati karena Injil.
Dan di sini dikatakan, bahkan dia diperhadapkan dengan binatang buas di Efesus. Nah, di sini memang di dalam tafsiran diragukan apakah Paulus sungguh-sungguh berhadapan dengan binatang buas. Ada yang berdasarkan tradisi berkata dia pernah dimasukkan ke dalam arena aduan binatang buas tetapi dia lolos dari situ. Tetapi ada juga yang berkata ini sebuah kiasan untuk menyatakan pemimpin-pemimpin Efesus, penjahat-penjahat yang buas itu, yang ganas itu, yang menghendaki nyawa dia. Dan dia hidup seperti ini, kalau andaikata Kristus tidak bangkit dari kematian, dia bilang kenapa saya harus susah-susah seperti ini? Kenapa saya harus menderita seperti ini? Kalau Kristus tidak ada, Kristus tidak bangkit dari kematian, itu berarti mungkin bahwa manusia, tidak memiliki jiwa yang kekal. Mungkin saja manusia binasa setelah dia mengalami kematian. Kalau dia binasa, hal yang paling bijaksana dalam hidup adalah makan dan minum, bersenang-senang, berpesta-pora, menikmati semua kesenangan dunia yang bisa kita gapai dalam dunia ini. Itu tujuannya.
Jadi, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, gaya hidup kita, itu menentukan pengertian kita akan kebangkitan Kristus. Bapak, Ibu, nggak mungkin bisa lari dari ini. Kalau Bapak, Ibu, percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit dari kematian, saya yakin, Bapak, Ibu, akan rela menderita sementara waktu dalam dunia ini, demi sebuah upaya kekal, yang Tuhan sudah janjikan dalam hidup kita. Kalau tidak, untuk apa kita bersusah payah melayani Tuhan? untuk apa kita menderita bagi Yesus Kristus? Untuk apa kita menderita bagi kebenaran Kitab Suci dalam hidup kita? Nggak ada gunanya sama sekali. Jadi pada waktu kita percaya Yesus bangkit dari kematian, hal pertama di dalam ayat 30 dikatakan itu akan memberikan kamu dorongan yang kuat dalam hati kita untuk mau melayani Tuhan Yesus, walaupun itu berarti saya harus korban nyawa demi untuk kebenaran melayani Yesus Kristus bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat manusia.
Ingat ya, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, penulis-penulis di dalam Kitab Suci demi kebenaran ini rela mengorbankan nyawa. Dan kalau Bapak, Ibu, perhatikan di dalam sejarah paska daripada Kitab Suci selesai dituliskan, atau bahkan ketika Kitab Suci masih dituliskan, mulai terjadi penganiayaan-penganiayaan bagi begitu banyak orang Kristen. Ada yang mengatakan di bawah pemerintahan Romawi sendiri, penganiayaan Romawi ada kira-kira 4 juta orang Kristen yang mengalami kematian akibat iman mereka. Belum lagi ditambah zaman sekarang ada masih banyak, baru-baru kita dengar ada orang yang berpindah kepada agama Kristen lalu orang tuanya membunuh dia. Kenapa mereka lakukan itu? Karena itu saya yakin sekali kalau mereka percaya Yesus memang sungguh-sungguh bangkit dari kematian. Kalau tidak, untuk apa kita hidup seperti ini? Untuk apa kita menyangkal diri? Untuk apa kita menderita demi Kristus? Untuk apa kita susah payah berkorban untuk melayani Yesus Kristus? Nggak ada gunanya sama sekali.
Yang kedua adalah, saya lompat dulu ke ayat 33-34, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ketika kita berbicara mengenai kebangkitan Kristus, hal yang kedua yang akan berdampak pada kehidupan kita adalah suatu keinginan dan kerinduan yang besar dan satu kengototan untuk hidup yang kudus, untuk hidup yang benar. Lho kenapa bisa begitu? Ayatnya di ayat yang ke-33, “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Kita sering dengar ayat ini dikutip. Dan pada waktu kita mendengar ayat ini, seringkali ditafsirkan sebagai suatu pergaulan yang buruk, teman-teman yang buruk itu akan merusak kebiasaan kita yang baik. Saya percaya itu benar sekali.
Saudara berteman dengan orang Kristen yang hidupnya seperti dunia, saya bukan ngomong dia percaya atau bukan, tapi orang yang mengaku Kristen yang hidupnya seperti orang dunia, Saudara akan diseret menjadi seperti dunia. Bukan menjadi orang Kristen yang baik. Saudara adalah orang Kristen ketika teman-temanmu adalah rata-rata orang dunia yang tidak percaya, saudara pasti nanti menyangkali Yesus Kristus kalau saudara tidak bergaul dengan orang Kristen yang lain. Dan ini membuat kalau saudara masih single, salah satu syarat untuk mencari pasangan hidup adalah lihatlah pergaulan teman-teman dia seperti apa. Kalau pergaulannya itu penuh dengan teman-teman orang yang berdosa atau orang yang tidak bisa dipercaya, tidak bisa dipegang hidupnya, orang-orang yang bergaul bebas, jangan kawin sama orang itu. Kamu cari masalah. Itu salah satu syarat penting sekali.
Masih ada syarat-syarat lain kita nggak bahas itu, nggak bicara itu ya, tapi saya sudah pernah bahas itu dalam pembinaan pemuda, bagaimana kita mencari pasangan hidup yang ada di dalam Tuhan, salah satunya adalah lihat pergaulannya seperti apa. Karena pergaulan itu menentukan hidup pribadinya, dan pergaulan yang buruk akan merusak, pergaulan yang baik akan mendorong dia hidup di dalam suatu yang baik. Makanya kalau pendidikan itu memperhatikan lingkungan. Kalau saudara hidup di dalam suatu lingkungan yang penuh dengan penjahat, perampok, hati-hati anakmu mungkin juga jadi penjahat.
Tapi di sini, kelihatannya Paulus itu bukan hanya bicara tentang perbuatan, tetapi juga doktrin, pengetahuan akan kebenaran. Yang dimaksud, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik,” pergaulan yang buruk itu berbicara adalah kalau kamu bergaul dengan orang-orang yang memiliki pengajaran yang sesat, yang salah, itu akan membuat kamu memiliki kehidupan yang buruk. Kenapa begitu? Karena di dalam konteksnya ayat 34, dikatakan, “Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah.”
Jadi pergaulan yang buruk itu dikaitkan dengan pergaulan dengan orang yang tidak mengenal Allah. Kalau itu dikaitkan dengan pergaulan dengan orang yang tidak mengenal Allah, itu berarti kita bergaul dengan orang-orang yang mengajarkan sesuatu hal yang bertolak belakang dengan firman Tuhan. Dan kalau engkau bergaul dengan dia, maka pengajaran yang kau terima dari orang-orang tidak percaya itu akan mempengaruhi gaya hidupmu di dalam dunia ini. Maka saudara kalau baca dalam Surat 2 Yohanes dikatakan kamu jangan terima orang-orang yang merupakan guru palsu, pendeta palsu di rumahmu, di gerejamu. Ketika engkau menerimanya, jangan pikir engkau terlepas dari tanggung jawab untuk menerima pengajaran palsu tetapi engkau harus bertanggung jawab seperti halnya pendeta atau guru palsu itu mengajarkan kesesatan kepadamu dan jemaatmu.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, memilih gereja yang benar itu penting sekali, memilih STT yang benar itu penting sekali, memilih gereja yang mempertahankan iman yang orthodox dan STT yang mempertahankan kebenaran firman yang orthodox itu akan menentukan imanmu dan pelayananmu dan upahmu nantinya di dalam kekekalan. Karena Paulus pernah berbicara kepada Timotius, “Perhatikan ajaranmu, Timotius, karena dengan begitu kamu menyelamatkan dirimu dan jemaat yang kamu layani.”
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita mengerti Yesus Kristus bangkit dari kematian, kematian itu pasti akan membuat kita berani hidup di dalam pengudusan. Tetapi kalau kita menolak kebenaran ini, saya tidak heran kalau orang-orang Kristen hidup sesuka hati seperti orang yang hanya mengejar makan dan minum dan tidak pernah berbicara masalah rohani dalam hidup dia. Karena apa? Bagi dia Yesus nggak ada, nggak ada, nggak jadi soal itu bangkit, hidup, atau Dia mati nggak jadi soal yang penting hidup saya dalam dunia ini, ini adalah dunia saya dan inilah sorga saya. Saya nggak terlalu ingin yang di sana.
Yesus bicara manusia itu bukan dari roti saja tetapi juga hidup dari firman yang keluar dari mulut Allah. Artinya adalah ada dunia mati yang akan kita hadapi. Yesus juga berkata janganlah takut kepada mereka yang sanggup membinasakan tubuh tapi takutlah pada Dia yang sanggup membinasakan tubuh tapi juga membinasakan jiwamu di dalam kekekalan. Ada bagian itu dalam hidup kita. Dan ini membuat saya percaya kita kalau mengerti hal ini, maka kita akan mengatakan sorga itu bukan di sini. Saudara paham itu nggak?
Ada orang Kristen yang mengajarkan kalau kamu beriman, maka ini saya pakai istilah dunia dulu ya, para motivator dunia itu mengerjakan begini, kalau kamu beriman, kamu mengingini sesuatu, kamu pikir itu terus menerus dalam hidupmu, maka kamu betul-betul mimpikan itu dalam hidupmu, maka seluruh alam semesta akan mendukung engkau dan akan memberikan apa yang kamu impikan dan inginkan dalam hidupmu. Tetapi anehnya adalah orang Kristen mengadopsi pengajaran ini ke dalam gereja dan mengganti seluruh alam semesta itu dengan kata ‘Tuhan’. “Kalau kamu beriman,” mimpi itu diganti dengan iman, “kalau kamu beriman, kamu minta kepada Tuhan segala yang kamu kehendaki, kamu ngotot, kamu sungguh-sungguh minta pada Tuhan, maka Tuhan akan mengabulkan yang kamu inginkan. Dan semua yang kamu inginkan akan diberikankepadamu.”
Kalau ini benar, pengajar itu berkata, “Kamu pasti akan memiliki dunia yang penuh dengan kesenangan dan sukacita kalau kamu belajar beriman seperti itu.” Dan saya yakin itu perkataan yang benar. Maksudnya adalah bukan pengajaran yang benar, tapi, ya okelah pengajaran yang benar, maksudnya adalah benar sesuai dengan prinsip setan. Maksudnya adalah kalau kita pikir Tuhan akan menggenapi seluruh yang kita inginkan di dalam dunia ini dengan iman, dalam nama Yesus kita beriman, sorga kita di mana ya? Di dunia atau di dalam kekekalan bersama Kristus? Pasti di sini kan? Pengen nggak mati? Pengen nggak berjumpa dengan Tuhan? Rela nggak kalau keluarga kita dipanggil oleh Tuhan? Saya yakin nggak akan rela karena bagi kita, di sinilah kesenangan. Segala sesuatu yang kita bisa dapatkan ada dalam dunia ini, kenapa saya masih perlukan Tuhan dan perlukan sorga?
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pengajaran yang kita terima itu menentukan bagaimana kamu hidup. Pengajaran yang kita terima itu menentukan kamu rela untuk menguduskan dirimu atau tidak dalam dunia ini. Pengajaran yang kamu terima itu menentukan kesiapan kamu untuk menderita bagi Yesus atau tidak. Dan kalau Yesus tidak pernah bangkit, maka kita tidak perlu lakukan itu semua, yang dicatat oleh Paulus di sini, tetapi kita boleh makan, minum, sesuka hati kita karena setelah ini tidak ada apa-apa. Tapi masalahnya adalah Yesus bangkit dari kematian. Berarti ada apa-apa ketika engkau tidak menaati, ada apa-apa ketika Yudas Iskariot bunuh diri setelah dia menyerahkan Yesus Kristus.
Hal yang ketiga adalah di dalam ayat 29. Ini ayat yang sulit, “Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal?” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, maksudnya apa dari kalimat, “Jika tidak demikian apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati?” Di dalam sejarah gereja ada banyak sekali tafsiran dan seringkali ayat ini juga digunakan oleh orang-orang yang merupakan bidat Kristen atau orang yang mengaku Kristen atau memiliki pengajaran yang salah. Salah satunya adalah Mormon. Mereka berkata ketika Paulus bicara kalau orang-orang yang dibaptis bagi orang mati di sini itu berarti bahwa kita bisa di dalam perjalanan hidup manusia dalam dunia ini ada orang-orang yang percaya kepada Kristus mungkin tetapi tidak sempat dibaptis. Tetap mereka mati. Lalu apa yang harus dilakukan? Maka orang yang masih hidup bisa memberi diri dibaptsi atas nama orang yang sudah mati itu. Dan dengan begitu ia bisa menjamin keselamatan dari orang yang sudah mati itu, yang dibaptis dalam dunia ini diwakili oleh orang-orang yang masih hidup itu.
Tapi Alkitab tidak pernah mengajarkan ini. Bapak, Ibu, bisa lihat di dalam Ibrani 9:27 di situ juga tetap manusia hidup satu kali lalu mati dan setelah itu dihakimi. Jadi setelah kita mati langsung menjalani penghakiman. Bapak, Ibu, bisa lihat daripada cerita Yesus dan Lazarus tentang orang miskin dan orang kaya, maka orang kaya masuk neraka, Lazarus masuk sorga. Bapak, Ibu, bisa lihat pada perkataan Yesus dalam Yohanes 14:1-3 yang sudah saya kutip ketika manusia mati di dalam Yesus dia langsung dipersatukan dengan Kristus selama-lamanya. Nggak ada kesempatan kedua bagi orang yang sudah mati untuk bertobat dan diselamatkan. Itu sebabnya kita menolak pengajaran Mormon yang berkata bahwa kita bisa melakukan pembaptisan pada orang yang masih hidup mewakili orang yang sudah mati.
Lalu apa maksud dibaptis bagi orang-orang yang telah mati atau telah meninggal? Tadi itu berkaitan dengan kata huper yang menjadi kata pembagi, penghubung. Huper bisa diterjemahkan ‘bagi’ tetapi juga bisa diterjemahkan ‘dikarenakan.’ Ada beberapa pengertian dalam bahasa Yunani. Dan mungkin yang lebih tepat itu adalah ‘dikarenakan’ atau lebih jelas untuk dimengerti ‘dikarenakan.’ Sehingga kalimatnya adalah, “Jika tidak demikian apakah faedahnya perbuatan orang-orang dibaptis dikarenakan orang mati?”
Maksudnya apa ya? Maksudnya adalah di dalam jemaat Korintus, ada peristiwa dan jemaat Korintus di dalam kondisi kita sekarang ini pada waktu kita ada di dalam duka, saya sendiri seringkali berkata seperti ini, “Kita tidak seharusnya menangisi saudara atau keluarga yang sudah meninggal. Karena apa? Dia sudah selesai kok hidup dalam dunia ini. Dia sudah dipersatukan dengan Kristus. Yang seharusnya lebih was-was hidupnya atau lebih harus memperhatikan cara hidup dia adalah atau dikuatirkan hidupnya adalah kita yang masih hidup dalam dunia ini. Kalau kita ingin dipersatukan dengan keluarga kita yang sudah ada bersama dengan Kristus, kita perhatikan iman kita dalam dunia ini dan kekudusan kita dalam dunia ini. karena dengan begitu kalau kita menjaga iman dalam Kristus yang diberikan berdasarkan kasih karunia, itu yang membuat kita terjamin dipersatukan dengan keluarga kita yang sudah meninggal.”
Itu menjadi satu hal yang saya percaya dirindukan oleh orang-orang yang masih hidup baik itu orang percaya ataupun bukan orang percaya kepada untuk bertemu dan dipersatukan dengan keluarga mereka yang sudah meninggal di dalam Kristus. Saudara bisa lihat misalnya pada waktu Yakub mendengar bahwa Yusuf anaknya mengalami kematian oleh binatang buas. Mulai hari itu dia tidak pernah bisa dihibur lagi oleh kesebelas anaknya. Dia terus hidup di dalam dukacita. Ketika sebelas anaknya berusaha menghibur dia, dia bilang apa? “Kamu jangan hibur saya sampai saya dipersatukan dengan Yusuf di dalam kematian.”
Waktu Daud ada berzinah dengan Batsyeba lalu akhirnya dari hasil perzinahan itu dilahirkan seorang bayi, dan bayi itu mengalami kutukan dari Tuhan Allah, Alkitab berkata dia puasa, dia merobek pakaiannya, dia menabur abu, tiap hari dia berdoa meminta Tuhan berbelas kasih dan dia merendahkan diri di hadapan Tuhan, sampai akhirnya ketika anaknya mati, hamba-hambanya tidak ada yang berani berbicara kepada dia memberitahu kalau anak itu mati karena dia pikir bahwa dia tidak akan siap. Kita suka begitu ya kalau kita lihat ada satu keluarga yang mengalami kematian kita pikir saudara kita nggak akan siap, mungkin mereka jauh lebih siap daripada diri kita seringkali. Lalu akhirnya Daud melihat ada hal yang aneh, hamba-hambanya saling bisik-bisik satu sama lain tapi takut bicara sama dia, akhirnya dia sadar, dia pikir ini anak mungkin sudah mati karena itu dia ngomong, “Anak itu sudah mati ya?” Pegawainya dengan takut-takut ngomong, “Iya sudah.”
Dia langsung bangun, dia mandi, dia makan. Pegawainya semuanya bingung kok bisa dia masa hidup saja begitu menyiksa diri, kalau dia mati bisa-bisa dia mati juga seperti anak itu yang mati tapi ternyata tidak. Lalu keluar kalimat dari Daud yang penting adalah, “Waktu dia masih hidup, aku berdoa minta belas kasihan Tuhan. Tapi kalau Tuhan tidak inginkan dia hidup, ya aku mau bagaimana lagi?” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ini orang yang beriman ya. Orang yang beriman akan menundukkan diri di bawah kedaulatan Tuhan, rencana Tuhan. Walaupun dia tidak mengerti, tapi dia akan tundukkan diri untuk taat, kalau Tuhan berkehendak sesuatu bagi dia, dia akan bicara itu baik, termasuk kematian itu baik, dan saya harus menerima itu.
Daud terima, dan dia hidup sebagai orang yang seperti tidak ada apa-apa paska itu. Mungkin kayak Hana ketika berdoa meminta seorang anak, meratap, nangis, habis itu ketika dia mendapatkan jaminan dari Tuhan melalui imam Eli, dia pulang dengan gembira, dia makan dan bersukacita dan bergembira. Kita perlu belajar seperti ini kalau kita punya Tuhan. Daud seperti itu, lalu ketika pegawainya tanya kenapa kamu begitu? Ya dia sudah dipanggil oleh Tuhan, aku bisa buat apa? Dia sudah ada dalam tangan Tuhan yang baik. Yang akan terjadi itu adalah saya tidak bawa dia kembali, yang bisa adalah saya akan bertemu dengan dia dan akan dikumpulkan bersama dia yang sudah mati bersama Tuhan. Nah ini yang menjadi satu dasar kalau orang percaya dalam Perjanjian Lama juga ketika meninggal dipersatukan dalam Tuhan di dalam sorga ketika mereka memiliki iman di dalam Kristus berdasarkan kasih karunia Tuhan.
Saudara juga boleh buka Ibrani 12:22-24, “Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel. Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”
22-24 ini berkata bahwa orang yang percaya itu adalah orang yang sudah ada di dalam sorga. Gambaran dari bukit Sion Kota Allah itu adalah sorga ya. Yerusalem sorgawi itu adalah sorga yang kekal itu. Dan ketika kita ada di dalam sorga, apa yang kita bertemu dengan apa? Lalu di sini dikatakan pertama kita bertemu dengan beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang ria, anak-anak sulung ini bicara mengenai gereja yang kudus dan am yang terdiri daripada semua orang percaya, apapun yang menjadi budaya dan bangsanya, kita bertemu dengan mereka, dan kita akan dan juga nama yang terdaftar di sorga dan kepada Allah itu juga akan bertemu dengan Allah yang mengampuni semua orang dan bertemu dengan Yesus Kristus tetapi kita juga bertemu dengan orang-orang yang sudah benar, yang telah menjadi sempurna, yaitu orang-orang yang sebelumnya mati sebelum diri kita yang sudah dibenarkan dan sempurna di dalam sorga.
Jadi pada waktu kita hidup dalam dunia ini, sepertinya, atau ketika orang-orang Korintus itu hidup dalam dunia ini, ada di antara mereka yang punya suatu kerinduan untuk dipersatukan dengan saudara mereka yang sudah meninggal di dalam Kristus terlebih dahulu. Dan mereka yang masih hidup dalam dunia ini itu adalah orang-orang yang belum percaya sebelumnya. Dan ketika mereka melihat saudara mereka yang meninggal di dalam Kristus, maka mereka kemudian tergerak untuk mau percaya kepada Yesus Kristus dengan motivasi untuk dipersatukan dengan saudara mereka yang sudah meninggal terlebih dahulu di dalam Kristus. Itu pengertian yang pertama. Tapi pengertian yang kedua juga mungkin seperti ini, mereka mau dibaptis di dalam Kristus karena mereka melihat kesaksian orang-orang kudus ketika meninggal dunia. Makanya mereka mau dibaptis dikarenakan orang-orang yang sudah mati itu. Saya percaya dua-duanya ada kebenarannya, dan dua-duanya kita bisa terima ya.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kesaksian hidup kita itu bukan hanya pada waktu kita hidup tetapi juga pada waktu kita mau mati. Saudara bisa lihat bagaimana Stefanus ketika dirajam mati dia bisa berdoa kepada Tuhan, “Aku serahkan nyawaku dan jangan tanggung dosa orang-orang yang merajam aku sampai mati.” Paulus ketika mau menjelang mati dia berkata darahku sudah mulai dialirkan, hidup adalah Kristus mati adalah keuntungan bagiku. Petrus juga ketika mau mengalami mati dia memilih untuk disalibkan terbalik karena dia merasa tidak layak untuk disalibkan sama seperti Kristus walaupun awal mula dia sempat pernah melarikan diri, tetapi menjadi sadar lalu rela untuk mati bagi Kristus.
Bapak, Ibu, bisa lihat daripada sejarah orang-orang martir ketika mereka mati mereka sebelumnya bisa berdoa dan memuji Tuhan. Bapak, Ibu, bisa lihat ketika orang-orang Kristen pada zaman Nero dianiaya dan dijadikan lilin hidup-hidup, dibakar, mereka dibakar sambil memuji Tuhan. Kenapa bisa begitu? Kekuatan dari mana? Kenapa mereka begitu gigih mempertahankan iman mereka? Saya yakin itu menjadi satu kesaksian yang akan menggugah atau menggerakkan dan bahkan kemungkinan menggerakkan Paulus walaupun pada waktu itu dia masih setuju untuk membunuh Stefanus dan menganiaya jemaat, tapi ada benih yang mulai tertanam di dalam dirinya untuk mempertanyakan kenapa orang Kristen bisa mati seperti itu. Itu adalah satu keindahan yang kalau melalui kematian kita, orang-orang yang belum percaya bisa lihat orang ini ada iman di dalam Kristus, ada pengharapan, ada hidup kekal.
Itu juga bisa mendorong kita, keluarga yang ditinggal, ketika melihat saudara kita yang ditinggal dalam Kristus, ketika saya terus terang saya suka memperhatikan bahwa ritual agama orang kayaknya cuma iman Kristus yang ada pujiannya ya. Di luar Kristen ada pujian nggak? Kayaknya nggak ada ya? Kok aneh ya orang berduka harusnya menangis, meratap, tapi orang Kristen memuji Tuhan. Dan bahkan tidak jarang saya bertemu dengan keluarga yang masih bisa ketawa-ketawa ketika ada orng Kristen lainnya yang datang ke situ, mereka berkumpul berbicara. Kok bisa? Jawabannya adalah Kristus sudah bangkit dari kematian. Dan kita memberi kesaksian apa? Tengah-tengah hidup kita, baik dari cara hidup kita, baik daripada kerelaan kita untuk mengorbankan diri kita itu untuk melayani Kristus, baik daripada cara mati kita dan keluarga kita yang ada di dalam Kristus. Itu bukti bahwa kita memiliki kebangkitan Kristus, itu menjadi bukti bahwa Kristus dan kuasa kebangkitan itu ada di dalam hidup kita atau tidak. Kiranya Tuhan boleh berkati kita. Mari kita berdoa.
Kami kembali bersyukur Bapa untuk kebenaran firman yang Kau berikan hari ini. Kiranya Engkau boleh berkati kami ketika kami memperingati hari kebangkitan Kristus, hal itu bukan menjadi satu peringatan dan ibadah yang kosong dalam hidup kami, seolah-olah kami beribadah kepada Tuhan, seolah-olah kami memepercayai dan mengaminkan kematian dan kebangkitan Kristus tapi tidak ada kuasa daripada kebangkitan itu yang mempengaruhi dan mengubah hidup kami dan mengalahkan kehidupan kami. Tolong kami ya Bapa, ketika kami mengingat hari kebangkitan Kristus kami boleh menguji kembali hati kami, adakah sungguh Yesus bangkit dalam hidup kami, adakah kuasa itu bekerja di dalam diri kami yang mengubah hidup kami, yang memberikan kedekatan lebih jauh pada Tuhan yang membawa kami ke dalam pengudusan dan menjadikan hidup kami suatu saksi akan kebangkitan Kristus dan teladan yang membawa orang kepada Kristus. Kalau seandainya tidak, itu menjadi segala sesuatu yang sia-sia. Tapi kami bersyukur kalau semuanya adalah satu kebenaran yang sudah dinyatakan dalam Kitab Suci, disaksikan oleh orang-orang yang hidup dalam dunia ini sebelum kami dan juga pada zaman kami. Kiranya kami boleh menjadi bagian daripada orang-orang itu ya Bapa yang turut menjadikan hidup kami sebagai saksi hidup dari Kristus yang hidup daripada kematian sehingga hidup kami juga boleh menjadi berkat bagi orang-orang yang belum mengenal Kristus atau saudara kami seiman yang masih jauh dari Tuhan dan hidup dalam kedagingan untuk kembali kepada Kristus. Dalam nama Tuhan Yesus yaitu Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup kami telah berdoa. Amin.
Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah (KS)