“Bagaimana Saya Dapat Mengetahui bahwa Saya Telah Dipilih untuk Diselamatkan?
Pertama, melalui Firman Tuhan yang datang dalam kuasa ilahi ke dalam jiwa saya yang menghancurkan kesombongan saya serta membuat saya meninggalkan pembenaran akan diri saya sendiri. Kedua, melalui Roh Kudus yang meyakinkan saya akan kondisi saya yang menyedihkan, bersalah, dan terhilang. Ketiga, dengan dinyatakannya kepada saya mengenai kesesuaian dan ketercukupan dari karya Kristus terhadap kondisi saya yang sangat membutuhkan pertolongan, juga melalui karunia ilahi berupa iman yang membuat saya berpaling kepada Dia serta bersandar kepada Dia sebagai satu-satunya pengharapan saya. Keempat, melalui ciri-ciri dari natur yang baru di dalam diri saya – kasih kepada Allah; selera akan hal-hal yang rohani; kerinduan akan kekudusan hidup; dan pengejaran untuk menjadi serupa dengan Kristus. Kelima, melalui penolakan dari natur yang baru terhadap natur yang lama, yang membuat saya membenci dosa dan merasa jijik terhadapnya. Keenam, melalui penghindaran diri terhadap segala sesuatu yang dilarang oleh Firman Allah serta dengan penuh kerelaan dan kerendahan hati mengakui lalu bertobat atas setiap pelanggaran yang telah saya lakukan. Kegagalan dalam melakukan hal ini pasti akan menghasilkan awan gelap yang menutupi keyakinan akan keselamatan serta menyebabkan Roh Kudus menahan kesaksianNya terhadap saya. Ketujuh, melalui upaya penuh ketekunan untuk mempertumbuhkan anugerah-anugerah Kristen dan mempergunakan seluruh daya upaya untuk mencapai pertumbuhan kerohanian. Oleh karena semua hal tersebut maka pengetahuan kita mengenai pemilihan oleh Allah untuk diselamatkan sifatnya adalah akumulatif.”
– Terjemahan dari tulisan A .W. Pink, The Doctrines of Election and Justification [Grand Rapids: Baker, 1974], pp. 140-41.
Sumber: reformationtheology.com