Fondasi Gereja, 7 Maret 2021

Kisah Para Rasul 3:1-10

Pdt. Dawis Waiman, M.Div.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya ketika kita membaca bagian dari bagian-bagian Kitab Suci yang berbicara tentang mujizat, tentang kesembuhan, itu menjadi sesuatu yang unik milik orang Kristen, dan bahkan ini membuat akhirnya orang-orang Kristen di zaman sekarang, nggak harus sekarang sih, tapi di gereja sepanjang sejarah gereja, ada satu kerinduan yang besar untuk bisa mengharapkan adanya mujizat dan kesembuhan Ilahi yang terjadi di dalam gereja atau di dalam kehidupan dari orang-orang Kristen. Dan belakangan, kita melihat bahwa itu adalah satu hal yang begitu kerap kali dipraktekkan di dalam kebaktian-kebaktian, di dalam KKR yang diadakan oleh orang-orang Kristen, atau gereja-gereja yang ada baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Nah pada waktu kita berbicara berkenaan dengan mujizat dan kesembuhan, mungkin yang menjadi pertanyaan yang ada di dalam hati orang Kristen, adalah apakah mujizat itu masih berlaku, praktek penyembuhan Ilahi itu adalah Alkitabiah atau tidak? Saya percaya, ketika kita berbicara tentang kesembuhan, kuasa Tuhan, sampai hari ini Tuhan memiliki kuasa untuk menyatakan kasihnya kepada orang yang sakit, orang yang mengalami kesulitan, dan membuat terjadi sesuatu yang membuat orang yang sakit itu ketika didoakan bisa sembuh. Itu adalah hal yang sampai hari ini kita harus pegang sebagai satu kebenaran karena Tuhan itu berkuasa untuk melakukan hal-hal seperti ini.

Tetapi yang kita perlu pertanyakan adalah apakah penyembuhan Ilahi yang diterapkan di dalam gereja saat ini, atau orang-orang Kristen saat ini, adalah sesuatu yang Alkitabiah atau tidak? Karena ini menjadi hal yang penting karena banyak daripada orang-orang Kristen punya satu pengharapan yang begitu besar ketika mereka mengalami sesuatu kesulitan atau suatu penyakit dalam hidup mereka untuk mereka bisa mendapat kesembuhan, dan untuk bisa mendapatkan kesembuhan itu bukan hanya mereka berdoa kepada Tuhan untuk memberi mereka belas kasih untuk kesembuhan itu tetapi mereka mencari orang-orang tertentu yang dipercaya memiliki kuasa penyembuhan dan mendoakan mereka untuk sembuh.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, nanti mungkin saya kasih bocoran sedikit saja di depan, kalau Bapak, Ibu, perhatikan di Kitab Suci, maka menjelang masuk ke dalam kondisi di mana gereja makin established, makin terbentuk, susunan pelayanan di dalam gereja itu makin terstruktur, orang-orang yang ada di dalam gereja mungkin sudah mulai menetap, mulai melayani, mulai ada hamba Tuhan menetap di situ, Saudara bisa baca di dalam tulisan-tulisan dari Rasul Paulus setelah dari paska Kisah Para Rasul punya peristiwa, maka Saudara akan menemukan di dalam gereja sering kali dicatat ditemukan orang yang sakit. Lalu orang-orang yang sakit ini bertemu dengan rasul-rasul, berelasi dengan rasul, tetapi menariknya adalah rasul tidak mengadakan mujizat kesembuhan dan mendoakan mereka sehingga mereka sembuh dan pulih daripada penyakit mereka. Tetapi yang terjadi adalah mungkin sebagian dari mereka atau sebagian besar dari mereka mengalami kematian dari penyakit itu.

Nah kalau begitu, bagaimana kita bisa menyikapi hal ini? Apakah itu berarti bahwa di dalam zaman sekarang, apa yang dilakukan di dalam praktek kesembuhan itu adalah hal yang Alkitabiah atau tidak? Dan pada waktu kita kembali menyelidiki Kitab Suci, yang menariknya lagi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya mau tanya ya, Tuhan menghendaki kesenangan kita tidak? Ya tentu lah ya, Tuhan nggak mungkin jadi Tuhan yang kayanya iri hati, benci dengan anak-anaknya yang hidup senang, lalu ingin mereka menderita, seperti itu. Alkitab bilang sih, ada bagian Tuhan ingin memberkati kita, Tuhan ingin kita hidup dengan satu kehidupan yang baik di dalam dunia ini. Di dalam Perjanjian Lama ada berkat dan kutuk di situ, ada janji, misalnya kepada umat Tuhan dia punya kehidupan akan lama dan seterusnya di dalam tanah perjanjian kalau mereka hidup di dalam takut akan Tuhan.

Tetapi yang menariknya lagi adalah pertanyaan begini, Tuhan izinkan nggak manusia mengalami sakit? Tuhan izinkan tidak manusia mengalami penderitaan? Dan ketika bicara berkenaan dengan hal ini, yang ditanya lagi adalah siapa manusia itu? Apakah itu hanya eksklusif menjadi orang-orang yang di luar lingkup Kristen atau hal itu juga terjadi di dalam lingkup orang Kristen? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, jawabnya pasti kita ngomong dua-duanya kan? Di luar ada, di dalam lingkup orang Kristen juga ada. Tapi ada pertanyaan berikutnya adalah di dalam Alkitab ada kalimat-kalimat seperti yang menyatakan Tuhan akan menghajar atau memukul anak-anaknya yang berdosa yang menyimpang dari Tuhan. Lalu ada di dalam Surat Petrus ada kalimat yang menyatakan kalau, “Kamu harusnya berbahagia kalau kamu menderita penganiayaan karena kebenaran nama Yesus Kristus.” Dan di dalam Yakobus ada kalimat yang menyatakan, “Anggaplah sebagai satu kebahagiaan kalau engkau jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” Yakobus 1:3 dan seterusnya.

Artinya apa ya? Saya percaya di balik dari ayat-ayat itu, dan termasuk ada ayat yang Yesus katakan, “Kamu harus pikul salib ikut Aku,” kayak gitu, dan di dalam Surat Timotius ada kalimat ibadah kepada Kristus itu adalah mengandung penderitaan, begitu, ndak tahu ya ayatnya Saudara bisa search sendiri, saya nggak buka, berarti bahwa kelihatannya selain Tuhan ingin kita juga, tentunya senang, kita hidup dalam dunia ini dalam keadaan baik, tetapi Tuhan juga kayaknya bergairah melihat anak-anaknya itu ada di dalam kesulitan dan penderitaan. Setuju nggak? Kenapa ya?

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, tolong jawab ini. Bapak, Ibu, akan lebih dekat kepada Tuhan dalam kondisi yang senang, nggak ada kesulitan, atau dalam kondisi yang mungkin bertemu dengan keluarga yang meninggal, jatuh dalam sakit, ada kerugian di dalam usaha, mengalami penipuan, difitnah oleh orang? Saya tahu itu kondisi yang tidak menyenangkan, tetapi pertanyaan saya adalah Bapak, Ibu, makin dekat kepada Tuhan dan ingat Tuhan di dalam kondisi itu atau di dalam kondisi yang senang? Yang kedua adalah Bapak, Ibu makin lebih bergantung kepada Tuhan di dalam kondisi tersebut, belajar bergantung sama Tuhan dan percaya kepada Tuhan, atau di dalam kondisi yang nggak ada masalah?

Pengalaman kita sebagai orang Kristen, saya percaya, dan termasuk diri saya sendiri juga, pada waktu kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan itu, hal-hal yang membuat kita harus mungkin mengucurkan air mata dan bertanya-tanya mengapa kita mengalami kesulitan ini dan membuat kita tidak nyaman dan tidak enak dalam menjalani hidup ini, justru di saat itulah mungkin adalah waktu-waktu kita paling dekat dengan Tuhan dan belajar untuk percaya kepada Dia melalui iman kepada Dia berdasarkan kebenaran yang Kitab Sucinya nyatakan. Karena sering kali adalah walaupun kita berbicara berkenaan dengan kehidupan yang ada di dalam kasih karunia, tetapi hidup kita kayak orang semi-pelagian. Hidup kita itu satu sisi percaya kepada Tuhan, tetapi di sisi lain kita hidup dalam satu usaha, perbuatan, atau segala sesuatu dengan kekuatan kita sendiri seolah-olah apa yang kita lakukan itu karena kita yang berusaha, kita yang berjuang, dan kayaknya tanpa campur tangan Tuhan.

Kalau mau bicara contoh banyak sekali contohnya seperti itu. Misalnya orang ketika diperbenturkan antara belajar firman, doa, dengan bekerja, umumnya orang milih bekerja. Pada waktu orang dibenturkan antara penghasilan yang diterima dengan memberikan persembahan di dalam gereja, perpuluhan, atau bahkan dengan jajan, bersenang-senang, makan, atau rekreasi, orang umumnya akan memilih untuk lebih mengutamakan uang demi untuk kepentingan pribadi dan keluarga daripada persembahan di dalam gereja untuk mendukung pekerjaan Tuhan.

Makanya ada satu khotbah itu yang berkata seperti ini ya, “Sebenarnya Tuhan itu baik sekali bagi diri kita, karena Dia tahu bahwa kita itu butuh kerja selama 6 hari dan Dia hanya kasih 1 hari istirahat bagi diri kita, 1 hari untuk beribadah kepada Dia di hari Minggu untuk sepenuhnya menggunakan waktu kita bersama keluarga kita untuk beribadah kepada Tuhan. Dan Tuhan juga tahu kesulitan kita sehingga dia memberikan 90% dari uang penghasilan kita untuk kepentingan kita, dan hanya minta 10% untuk dipersembahkan bagi Tuhan.” Padahal yang sebenarnya adalah kalau kita mengerti prinsip kasih karunia, maka persembahan yang diberikan kepada Tuhan itu seharusnya 90% dan bukan yang 10%. Yang 10% mungkin kita gunakan untuk kepentingan diri kita sendiri, dan waktu kita seluruhnya harusnya diperuntukkan bagi Tuhan setiap harinya, selama satu minggu itu, bukan cuma satu hari. Tapi memang kita di dalam Reformed kita diajarkan, prioritas untuk mengutamakan Tuhan bukan berarti Dia di hari Minggu tok, lalu satu hari dari Senin sampai Sabtu itu milik kita semuanya, bukan seperti itu, tetapi semua hari itu harus kita peruntukkan untuk Tuhan, tapi Tuhan minta satu hari secara khusus untuk beribadah kepada diri Dia bersama dengan keluarga kita.

Saudara bisa susurin, banyak lagi contoh-contoh yang bisa dilihat. Sebenarnya pada waktu kita bertindak, waktu kita memutuskan hal-hal yang kita lakukan dalam hidup kita, mungkin banyak faktor sih, tetapi paling tidak keputusan kita itu dikarenakan saya percaya kepada Tuhan, atau saya lebih memikirkan ini adalah milik saya, guna untuk kepentingan saya? Saya percaya Tuhan memelihara tetapi realita di dalam keputusan saya adalah menyatakan kalau saya tidak beriman. Saudara, itu sebabnya kenapa Tuhan sering kali, atau bergairah untuk membawa kita masuk di dalam kesulitan, atau bahasa Paulus adalah di dalam penderitaan, ibadah kepada Tuhan adalah mengandung penderitaan. Supaya kita melihat kalau hidup ini ternyata bukan karena kemampuan kita yang mengusahakan kebaikan-kebaikan dan berkat-berkat, dan kenikmatan yang kita bisa miliki dalam hidup ini, tetapi semua itu karena Tuhan mengizinkannya melalui berkatnya yang diberikan dalam kehidupan kita. Dan untuk itu, kita sering kali harus dibawa masuk ke dalam satu keadaan yang kepentok, baru kemudian kita melirik Tuhan, kita teringat kepada Tuhan, dan kita berdoa minta Tuhan memberkati kita.

Saudara, itu sebabnya orang ini berkata kayaknya Tuhan bergairah untuk melihat engkau dan saya ada di dalam kesulitan, walaupun tentunya Dia bukan bersenang hati di dalam penderitaan itu sendiri. Tetapi di balik itu ada satu tujuan untuk kita bisa datang kepada Tuhan dan lebih mempercayakan hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Termasuk di dalamnya, kenapa ketika gereja itu mulai established nantinya, maka mujizat kesembuhan di dalam Kitab Suci itu tidak menjadi satu hal yang diangkat, atau ada, dan ditulis, dan terjadi, di dalam gereja-gereja Perjanjian Baru. Karena saya yakin satu sebabnya adalah karena itu lebih baik bagi gereja Tuhan, dan itu lebih membangun iman daripada jemaat Tuhan yang sungguh-sungguh belajar untuk takut akan Tuhan.

Nah sekarang kita kembali kepada bagian ini ya. Pada waktu kita berbicara berkenaan dengan mujizat kesembuhan, apa yang dikatakan oleh Kitab Suci berkenaan dengan mujizat kesembuhan? Saya percaya Kitab Suci menyatakan mujizat kesembuhan itu menjadi satu tanda dari pekerjaan Tuhan atau karya Tuhan dalam kehidupan manusia, atau menyatakan bahwa yang terjadi, yang berkata, yang berbicara itu, yang melakukan itu adalah Tuhan, dan bukan manusia. Atau juga mungkin bukan kuasa jahat seperti itu.

Dan Saudara bisa lihat ini misalnya di dalam Keluaran 6, ketika bangsa Israel mau dibawa keluar oleh Tuhan dari perbudakan di Mesir, maka Tuhan memanggil Musa dan mengutus Musa untuk pergi kepada Firaun buat berbicara kepada Firaun untuk melepaskan umat Tuhan dan membiarkan umat Tuhan untuk pergi ke padang gurun dan beribadah kepada Tuhan di situ. Tetapi ketika Tuhan berbicara ini kepada Firaun, yang terjadi adalah Firaun kemudian mengatakan Israel malas, Israel tidak mau bekerja dengan alasan bahwa mereka akan beribadah kepada Tuhan dan membuat Firaun kemudian berkata, “Mulai hari ini semua persediaan jerami untuk membuat batu bata kita stop dan orang Israel harus mengambil sendiri dan mencari sendiri jelai itu, tetapi produksi dari batu bata tidak boleh kurang.” Dan ketika produksi mereka berkurang, mereka kembali ditekan, ditindas, dianiaya oleh orang-orang Mesir tersebut, sehingga mengakibatkan mereka berteriak kepada Tuhan dan membuat perkataan Musa diabaikan oleh orang-orang Israel tersebut.

Saudara bisa lihat itu di dalam Keluaran 5:22, sebelum kita masuk ke pasal 6, sehingga membuat Musa berteriak kepada Tuhan dan bertanya kenapa hal itu terjadi. Keluaran 5:22, “Lalu Musa kembali menghadap Tuhan, katanya: ”Tuhan, mengapakah Kauperlakukan umat ini begitu bengis? Mengapa pula aku yang Kauutus? Sebab sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umat-Mu sama sekali.” Ayat 24, “Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa: ”Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun; sebab dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan membiarkan mereka pergi, ya dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan mengusir mereka dari negerinya.” Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: ”Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.”

Siapa TUHAN dalam huruf besar itu semua? Menyatakan diri dalam hal apa? Saudara kalau baca seterusnya kita akan mendapatkan kalimat seperti ini, ayat yang ke-5, “Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat. Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, Tuhan, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.”

Jadi waktu Tuhan memanggil Abraham, Ishak, Yakub, untuk menjadi bapa rohani atau bapa dari orang Israel, di situ mereka mengenal kalau Allah itu Maha Kuasa. Tetapi, Alkitab berkata mereka belum mengenal Allah dalam nama TUHAN yang huruf besar itu semua, YHWH, dalam pengertian apa? Dalam pengertian Allah yang menyelamatkan umatnya dengan kuat kuasa Dia, tangan-Nya. Maka setelah itu ketika Musa berdoa kepada Tuhan, “Kenapa Engkau biarkan Israel dalam kondisi yang begitu sulit dan Kau sepertinya diam dan tidak berbuat apa-apa?” Tuhan ngomong, “Tunggu, sabar, nanti kamu akan lihat Aku menyatakan diri-Ku bukan hanya dengan nama Allah Maha Kuasa itu tapi juga sebagai nama Tuhan, Allah yang Maha Kuasa itu yang menyelamatkan umat-Nya dari perbudakan Mesir dengan kuat kuasa tangan-Nya, dengan tangan yang teracung pada mereka dan dengan kutukan-kutukan yang diberikan kepada orang Israel.” Dan kita tahu setelah itu ada 10 tulah yang membawa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.

Jadi bagaimana Tuhan menyatakan nama Dia? bagaimana Tuhan menyatakan kekuatan kuasa-Nya? Bagaimana Tuhan menyatakan Dia sanggup menyelamatkan Israel dari perbudakan raja yang paling berkuasa saat itu yang dipercaya sebagai mungkin dewa yang paling berkuasa saat itu? Yaitu dengan kekuatan kuasa Tuhan dan dengan tangan teracung itu. Dan Saudara juga bisa melihat bahwa apa yang dikatakan oleh Tuhan, ternyata digenapi melalui perbuatan karya tangan Tuhan yang Maha Kuasa itu, baik ketika keluar dari Mesir, baik ada di dalam padang gurun, Tuhan berbicara sesuatu, Tuhan menyatakan itu melalui perbuatan Dia atau kuasanya untuk melakukan suatu tanda-tanda mujizat di tengah-tengah orang Israel, walaupun akhirnya mereka tetap tidak percaya.

Lalu Saudara juga bisa melihat di dalam Yohanes 3, pada waktu Nikodemus bertemu dengan Yesus Kristus di malam hari dan ingin berbicara kepada Yesus berkenaan dengan hal-hal rohani, maka Nikodemus berkata kepada Tuhan Yesus dengan satu kalimat yang penting, di dalam ayat yang ke-2, “Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.””

Jadi pada waktu Yesus melakukan mujizat, menyembuhkan orang sakit, itu adalah satu konfirmasi kalau apa yang diajarkan adalah bersumber dari Tuhan Allah atau bersumber dari Allah. Walaupun Israel kemudian menolak hal itu. Saudara bisa lihat juga di dalam Yohanes 9 kalau tidak salah, pada waktu Yesus melihat kepada orang yang buta sejak lahirnya. Pada waktu itu murid-murid bertanya kepada Dia, “Rabi apakah yang berbuat dosa itu adalah diri dia atau orang tuanya?” Lalu Yesus berkata, “Tidak, bukan orang tuanya, bukan diri dia tapi Tuhan ingin menyatakan kemuliaan-Nya melalui orang buta ini.” Dan pada waktu itu Yesus menyembuhkan mata orang buta ini dan akibat dari penyembuhan itu pada hari Sabat, orang buta ini kemudian dipanggil ke Mahkamah Agama.

Dan pada waktu dia dipanggil ke Mahkamah Agama dan interogasi, mereka selalu memikirkan bagaimana caranya Dia menyembuhkan engkau, caranya karena hari itu hari Sabat, yang dipentingkan itu selalu caranya bagaimana, melanggar hukum atau tidak. Tapi tidak pernah mencari tahu siapa di balik penyembuhan itu dan kuasa mana yang digunakan di dalam penyembuhan itu. Dan Yesus sebelum bertemu dengan orang ini – yang mengaku bahwa Dia sungguh-sungguh adalah Mesias dan sujud menyembah kepada Kristus – orang buta ini dengan satu perkataan hinaan kepada pemimipin agama itu berkata, “Kamu selalu tanya kepada saya, kamu tidak mau mendengar perkataan saya, kenapa? Kamu mau jadi murid Yesus? Kamu masak buta sih? Kamu tahu kan dari dulu sampai sekarang nggak ada satu orangpun yang bisa mencelikkan mata orang buta. Kita sama-sama tahu kalau yang bisa mencelikkan mata orang buta itu hanya Tuhan, dan sekarang ketika aku punya mata yang buta sejak lahir ini dicelikkan, kamu meragukan kalau itu bersumber dari Tuhan dan Yesus itu adalah Tuhan?” Dan mereka mengusir orang buta ini tetapi orang buta ini ketika bertemu dengan Yesus dia sujud dan menyembah dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan Mesias yang benar yang diutus oleh Tuhan.

Jadi pada waktu Tuhan mengadakan mujizat, melakukan kesembuhan, pengobatan, menyembuhkan orang yang kusta, orang yang lumpuh berjalan, orang yang mati dibangkitkan, orang yang buta dicelikkan matanya, semua itu adalah satu konfirmasi bahwa Dia adalah pribadi yang diutus oleh Tuhan, Dia adalah Allah itu sendiri, dan Dia adalah penggenapan janji yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi di dalam Perjanjian Lama. Sehingga ketika orang melihat karya dari Kristus, kuasa Tuhan ada pada diri Dia, mereka tidak pernah bisa berdalih atau menyangkali kebenaran itu. Mereka terpaksa diam dan nggak bisa berbuat apa-apa. Itu sebabnya kalau Bapak, Ibu, baca di Kitab Suci, akhirnya satu-satunya cara untuk supaya muka mereka masih terjaga, jabatan mereka, kebudayaan mereka, bangsa mereka, mereka percaya seperti itu terjaga, mereka lebih memilih untuk membunuh Yesus Kristus supaya semua bukti yang tidak terbantahkan itu berkenaan dengan Yesus ditutup dan dihilangkan. Tapi mereka walaupun kelihatannya berhasil, tapi mereka gagal untuk melakukan hal itu.

Jadi Alkitab ketika berbicara berkenaan dengan kuasa mujizat, kuasa itu adalah suatu untuk mengonfirmasi kalau yang bekerja itu, yang mengajar itu adalah bersumber dari Tuhan Allah. Dan hal ini juga masuk ketika kita kemarin membicarakan Kisah 2, ketika Petrus berkhotbah pada hari Pentakosta di situ Petrus berkata dengan terus terang kepada orang-orang Yahudi itu kalau Yesus Kristus orang Nazaret itu telah menyatakan kalau dirinya adalah seorang yang bersumber dari Tuhan melalui kuasa mujizat, kuat kuasa yang Dia lakukan. Saudara bisa buka itu dari pasal 2 ayat 22, “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.” Jadi ini adalah tujuan dari kenapa Yesus melakukan suatu pelayanan mujizat kesembuhan dan hal-hal lain seperti pernyataan kuasa Dia terhadap alam, terhadap manusia, yaitu untuk menyatakan kalau Dia memang bersumber dari Allah dan bahkan Dia adalah Allah itu sendiri.

Dan ini membuat ketika Yesus sudah naik ke sorga, yang tersisa adalah murid-murid yang ada dalam dunia ini, yang 120 orang itu dan yang 12 orang yang merupakan para rasul. Dan ketika Yesus mengutus mereka untuk pergi ke seluruh dunia untuk mengabarkan Injil tentang Kristus Yesus, pertanyaannya adalah apa yang menjadi dasar untuk membuktikan kalau mereka adalah utusan Yesus? Apa yang menjadi dasar untuk membuktikan kalau berita mereka adalah suatu kebenaran? Apa yang menjadi dasar untuk menyatakan kalau Kristus memang sungguh-sungguh bangkit dari kematian? Apa yang menjadi dasar untuk membuktikan kalau Injil yang mereka beritakan dalam Kristus adalah suatu Injil yang benar, suatu Injil yang bisa menyelamatkan dari dosa dan memberikan satu kehidupan yang kekal? Buktinya apa?

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ketika rasul melayani di Yerusalem sebelumnya, mereka bisa dengan begitu lantang sekali berbicara, “Yesus yang kamu salibkan itu, orang Nazaret itu, kamu bunuh itu, sekarang bangkit dari kematian.” Dan mereka bisa berkata, “Dalam nama Yesus aku menyembuhkan orang itu. Orang ini jangan dikira karena kekuatan kuasa kami tapi Yesus dari Nazaret itu yang telah menyembuhkan orang ini.” Dan mereka tahu siapa Yesus itu. Tetapi Saudara, di balik itu, kalau mereka hanya mengajarkan tentang Yesus yang bangkit dari kematian yang disaksikan oleh 120 atau 500 orang Yesus yang bangkit dari kematian itu lalu Dia naik ke sorga, banyak dari orang Yahudi yang juga tidak pernah melihat peristiwa itu. Mereka cuma tahu kalau Yesus pernah ada, Yesus kemudian dibunuh oleh imam-imam kepala, mereka tahu itu, Dia disalibkan, Dia mati, mereka tahu itu. Tapi mereka tahu tidak kalau Yesus itu bangkit? Mereka tahu tidak kalau Yesus itu sungguh-sungguh adalah Mesias yang menggenapakan apa yang Kitab Suci katakan? Mungkin tidak.

Dan mungkin pemikiran mereka sama seperti pemikiran imam besar pada saat itu atau pemikiran dari Gamaliel saat itu, “Kamu tahu di tengah-tengah kita ada pemberontak? Dan mereka mengatasnamakan Tuhan di dalam pemberontakan mereka? Jangan-jangan ketika kamu menganiaya rasul-rasul ini maka kamu sedang melawan Tuhan karena tindakan penganiayaan yang kamu lakukan terhadap diri mereka itu, karena itu kalau engkau mau mendengarkan nasehat saya yang bijaksana ini, biarkan mereka saja lakukan apa yang mereka ingini, kalau memang bukan bersumber dari Tuhan maka gerakan mereka pasti akan habis seperti halnya para pemberontak sebelumnya yang mengatasnamakan Tuhan. Tetapi kalau itu bersumber dari Tuhan maka engkau tidak melawan Tuhan.” Dan mereka mendengarkan nasehat itu dan mereka hanya menyesah para rasul itu lalu membiarkan mereka pergi. Tapi di dalam pemikiran mereka mungkin, “Ah ini cuma sekumpulan orang yang muncul karena guru mereka baru mati seperti itu dan mereka kayaknya mempunyai satu kebebasan untuk memberitakan apa yang mereka percayai. Tapi itu semua adalah mitos, mereka hanya orang-oang yang mungkin terlalu mengagumi guru mereka, terlalu menghormati mereka, tetapi semua itu menjadi suatu yang kita tidak bisa pegang dan sugnguh-sungguh percaya.” Kecuali apa? “Kecuali kalau rasul itu meneguhkan pengajaran dan Injil yang mereka beritakan melalui mujizat.”

Makanya Saudara bisa lihat di dalam 2 Korintus 12:12, saya baca dari ayat 11, “Sungguh aku telah menjadi bodoh; tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu.” Ini bicara tentang orang-orang yang mengaku bersumber dari Tuhan tapi sebenarnya tidak bersumber dari Tuhan. 12 kita baca sama-sama, “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.” Jadi mujizat, kuasa yang dilakukan oleh Paulus tujannya untuk mengonfirmasi kalau dia adalah seorang rasul.

Lalu Saudara boleh buka dalam Ibrani 2:4, saya baca dari ayat 1, “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan  yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan,” ayat 4, “Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.”

Jadi baik di dalam Korintus maupun di dalam Surat Ibrani itu menyatakan ketika rasul melakukan mujizat kuasa itu, itu adalah suatu tanda untuk membuktikan kalau diri mereka adalah utusan Kristus, bahwa apa yang mereka ajarkan itu adalah sesuatu yang diajarkan oleh Kristus dan itu adalah satu kebenaran yang bersumber dari Allah. Makanya mereka harus meneguhkan dengan tanda-tanda mujizat yang mereka lakukan itu.

Tapi Saudara, pada waktu mereka zamannya sudah berlalu, apa yang terjadi? Banyak dari gereja tetap berkata masih perlu itu. Dan untuk bisa mengonfirmasi kebenaran daripada keberadaan mujizat itu, mereka bisa menahbiskan yang namanya nabi, yang namanya rasul, dengan kuasa mujizat untuk dilakukan di dalam gereja. Tapi kita sudah lihat di dalam Kisah 1, yang namanya rasul itu bukan pilihan manusia, dan yang namanya rasul itu ada syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Syaratnya itu apa? Pertama dia harus dipilih oleh Yesus secara langsung. Makanya ketika Matias itu dipilih, dikatakan mereka membuang undi pada waktu itu supaya Yesus yang memilih dia secara pribadi. Tetapi selain daripada pemilihan itu secara pribadi oleh Tuhan, ada satu syarat lagi yang saya percaya sampai hari ini nggak ada satu orangpun yang bisa memenuhi itu: dia harus menjadi saksi mata dari pelayanan Yesus mulai dari Yesus ada di dalam dunia ini sampai Dia dibangkitkan dari kematian dan naik ke sorga. Baru dia bisa menjadi orang yang masuk ke dalam kriteria seorang rasul.

Saat ini nggak ada orang yang seperti itu. Tapi mungkin Bapak, Ibu, mungkin bertanya Paulus bagaimana? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Paulus itu dipilih langsung oleh Allah, dikonfirmasi langsung oleh Ananias dan juga oleh rasul yang lain, dan dia adalah seorang yang dikatakan juga dididik secara langsung, secara pribadi oleh Kristus selama 3 tahun ketika dia ada di tanah Arab. Bapak, Ibu, bisa baca dalam Surat Galatia. Jadi Paulus adalah satu rasul yang memang dipanggil oleh Tuhan untuk melayani Dia dan menyatakan Injil Kristus. Dan Tuhan gunakan dia secara luar biasa sekali.

Jadi pada waktu bicara tentang rasul dan nabi, saya yakin zaman sekarang semua rasul dan nabi yang mengaku diri mereka rasul dan nabi itu nggak Alkitabiah sama sekali. Dan kita tidak perlu percaya ada rasul dan nabi pada zaman sekarang ini karena yang namanya rasul dan nabi adalah saksi mata dari Kristus. Nabi merujuk pada Yesus yang akan datang, rasul adalah saksi mata melihat bahwa apa yang dikatakan oleh nabi tentang Mesias itu, tentang Yesus Kristus atau tentang Mesias itu tergenapi dalam diri Yesus Kristus. Dan mereka yang menerima segala pengajaran dari Yesus secara langsung dan menyatakan itu.

Jadi gereja berpikir bahwa dengan mengukuhkan orang-orang dengan jabatan itu mereka bisa melegalkan praktek penyembuhan di dalam gereja. Tetapi Alkitab berkata penyembuhan itu, karunia mujizat dan kesembuhan itu adalah sesuatu yang bisa dikatakan suatu tanda yang eksklusif menjadi milik rasul untuk membuktikan kalau mereka adalah rasul Tuhan Yesus Kristus. Pertanyaan tadi yang saya ajukan, sekarang bagaimana ketika rasul tidak ada lagi? Dan Saudara tahu fungsi rasul dan nabi itu untuk apa? Alkitab bilang, Saudara boleh buka Efesus 2:20 saya baca ayat 19, “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.”

Saudara, kita sudah bahas bagian ini cuma saya akan remind Saudara, pada waktu dikatakan Yesus Kristus adalah batu penjuru dan para rasul dan para nabi itu adalah fondasinya, atau Yesus adalah batu penjurunya bisa di ujung bisa menjadi dasar daripada pengajaran para rasul dan nabi, tapi rasul dan nabi bersama dengan Yesus Kristus itu menjadi satu fondasi di dalam gereja dibangun, maka pertanyaannya adalah mungkinkah gereja dibangun tanpa ada fondasi atau tanpa fondasi diletakkan terlebih dahulu?

Saya pernah cerita pada waktu kita membangun GRII Solo, maka waktu itu kita ada satu konsultan yang kita pikir cukup baik dan punya pengalaman, tapi akhirnya kita berpikir kita harus ganti konsultan ini karena ketika kita konsultasikan tentang bangunan, yang dia lakukan adalah serahkan kepada kita lagi yang tidak mengerti tentang bangunan. “Jadi terserah Bapak deh Bapak mau lakukan apa, silahkan lakukan saja nggak apa-apa kok.” Akhirnya itu bikin kita tanda tanya besar sekali ini konsultan bisa ada kredibilitasnya nggak, bisa dipercaya atau tidak. Jangan-jangan setelah kita bangun, nanti justru bangunan ini ada bahayanya lalu roboh atau apa. Akhirnya kita ganti dengan konsultan yang dari pusat. Dan pada waktu kita ganti konsultan dari pusat, kita benar-benar kaget sekali. Sebelumnya itu bangunan itu sudah dicor fondasinya, dicor lantai satu, mau cor lantai dua. Waktu kita mau ganti konsultan, kita suruh stop dulu semua, kita mau konsultan itu datang, hitung semuanya.

Waktu dia datang itu dan dia keluarkan hasil perhitungannya, kita shock berat semua karena dia bilang, “Fondasinya harus dibongkar dan harus tambah bor pile sampai kalau nggak salah 60an bor pile, dimasukkan lagi, dan diikat ke slop bangunan yang sudah ada. Waduh, Saudara, waktu itu kita bilang bisa nggak sambil jalan? Atas dikerjakan, bawah juga dikerjakan? Dia bilang, “Saya tidak izinkan atas dibangun sebelum bawah selesai. Dan akibat dari situ seluruh basement yang sudah dicor itu hancur, balik baru lagi penuh dengan tanah yang digali semua untuk pasang tiang bor pile itu supaya bangunan itu tidak roboh katanya. Dan bangunan itu tidak masuk ke dalam tanah. Dan bor pile itu panjangnya adalah 16 meter masuk ke dalam tanah. Dan sebelumnya kita punya fondasi hanya 2 meteran.

Saudara bayangkan bangunan 4 lantai fondasi 2 meteran itu masuk, ada yang mungkin 3 meter, tapi rata-rata 2 meteran karena sudah bertemu dengan tanah yang keras, dan kita punya fondasi itu adalah fondasi yang diikat, saya jadi lupa namanya ada cakar ayam satu-satu, ini ikatan penuh itu namanya apa ya, seluruh dasarnya itu. Kita pikir aman, tapi konsultan kita yang lulusan S3 dari Amerika itu berkata, “Kamu jangan pikir itu aman. Ini bangunan bisa tumbang lho. Apalagi kalau yang di atas itu ribuan atau ratusan atau Pak Tong kadang-kadang suka tambah ini tambah itu,” atau nanti bagian dari dasar bangunan itu bisa melesek masuk karena bobot bangunan dan orang itu begitu berat dan fondasi kita cuma seperti ini, maka nanti lantai kita itu melesek bentuk suatu gelembung atau suatu cekungan sehingga dia nggak mau itu. Kalau kamu mau pakai saya sebagai konsultan, kamu harus ikuti.

Tapi di situ saya belajar satu hal, sebelum fondasi diletakkan, selesai diletakkan, bangunan tidak mungkin dibangun. Artinya ketika para rasul dikatakan sebagai satu fondasi bangunan, para rasul dan para nabi itu menjadi suatu fondasi, baru gereja dibangun di atasnya, maka segala sesuatu berkenaan dengan gereja itu harus merujuk kepada rasul dan nabi. Dan kalau rasul dan nabi itu mengonfirmasi mereka punya pengajaran kebenarannya berdasarkan mujizat untuk membuktikan kalau mereka adalah rasul dan nabi, dan ketika rasul dan nabi tidak ada lagi dalam dunia ini, bagaimana dengan mujizat dan kesembuhan?

Saudara, sekali lagi saya bilang bukan Tuhan tidak berkuasa lagi saat ini, bukan Tuhan tidak sanggup untuk menyembuhkan, bukan dalam pengertian kita tidak perlu lagi doa kepada Tuhan untuk meminta kesembuhan, bukan. Tuhan masih lakukan itu, bisa lakukan itu. Tetapi Bapak, Ibu harus mengerti kalau kuasa itu ada di dalam kedaulatan Tuhan. Ada yang berkata ini adalah berbicara tentang karunia mujizat atau kesembuhan yang ditentukan oleh pertama waktunya, zamannya, dan dibatasi yang kedua adalah kedaulatan Tuhan. Zamannya apa? Zaman rasul dan nabi, zaman rasul lah. Setelah paska itu kuasa yang besar itu tidak bisa dikatakan tidak berlaku lagi, tetapi juga ada di dalam kedaulatan Tuhan.

Dan kenapa bisa bicara seperti itu? Karena coba Bapak, Ibu, lihat ya sebenarnya orang lumpuh ini sudah berapa lama duduk di Bait Allah pintu Gerbang Indah itu? Di sini dikatakan dia berusia 40 tahun. Lalu kalau dia berusia 40 tahun dan dia sudah lumpuh dari sejak lahir dan dia mengemis, kira-kira dari usia berapa dia mengemis di situ? Andai kata dia mengemis sejak dia dikatakan sebagai orang yang sudah dewasa, keluarganya tidak lagi bertanggung jawab untuk kebutuhan hidup dia, kira-kira umur berapa? 18? 20? Anggaplah 20. Berarti dia sudah 20 tahun lho duduk di situ. Waktu dia 20 tahun duduk di situ, Yesus pernah lewat di situ nggak? Pasti pernah. Petrus, Yakobus, dan 12 rasul yang lain baru pertama kali nggak bertemu dengan orang ini? Pasti tidak. Dikatakan mereka biasanya dalam satu hari itu tiga kali pergi ke Bait Allah. Tiga kali itu biasanya jam 9, jam 12, jam 3. Itu mereka pergi ke Bait Allah. Dan saya yakin pagi-pagi orang itu sudah didudukkan di situ sampai semua kegiatan Bait Allah selesai mereka baru bawa pulang saudaranya ini ke rumah, dan tiga kali paling tidak setiap hari rasul pasti pergi ke Bait Allah dan bertemu dengan orang itu di situ. Apa yang terjadi? Nggak ada terjadi sesuatu kok. Orang ini nggak disembuhkan.

Sehingga waktu kita bicara kok bisa ya hari itu ketika Petrus sudah berkhotbah di hari Pentakosta dan ada orang yang banyak bertobat, hari itu ketika Petrus datang ke Bait Allah bersama dengan Yohanes, saat itulah terjadi mujizat kesembuhan itu. Jadi ini kalau Saudara mau tarik lagi banyak kasus ya. Ini bisa dikatakan Yesus sebenarnya di dalam dunia juga ketika mengadakan pelayanan, Dia nggak selalu mengadakan pelayanan berdasarkan mujizat. Rasul-rasul juga ketika mengadakan pelayanan, nggak selalu harus ada mujizat kesembuhan pada waktu dia melayani.

Dan Saudara bisa lihat di dalam Injil Markus ketika Yesus dari Bait Allah telah menyembuhkan seorang yang lumpuh tangannya karena kerasukan lalu ketika Dia pulang dan menginap di rumah mertua Petrus, Dia menyembuhkan sakit dari mertua Petrus yang demam itu lalu ketika dia sudah sembuh, Dia melayani dan Alkitab berkata banyak orang di sore harinya datang untuk meminta Yesus mengadakan kesembuhan dan menyembuhkan sakit mereka. Dan banyak orang yang sembuh dan setan-setan diusir tetapi keesokan harinya ketika orang banyak datang mencari Yesus dan Petrus tidak menemukan Yesus di rumah itu. Petrus cari keluar ternyata Yesus sedang menyendiri saat teduh pagi hari berdoa kepada Bapa-Nya di sorga. Petrus bilang, “Guru, banyak orang yang cari Engkau untuk memohon minta kesembuhan dari Engkau.” Yesus hanya berkata, “Ayo kita pergi. Kita beritakan Injil ke kota-kota yang lain. Biarkan orang itu nggak disembuhkan.”

Itu bukan pelayanan utama Kristus. Pelayanan utama Kristus itu adalah beritakan Kerajaan Allah dan mujizat mendukung kebenaran dari berita itu. Pelayanan para rasul adalah memberitakan tentang Injil Kristus dan Kerajaan Allah, mujizat mendukung kalau mereka adalah murid dan utusan dari Yesus Kristus. Dan ketika mereka mati dan fondasi sudah diletakkan semua, dan fondasi itu apa ya? Kalau Saudara lihat di dalam Surat Timotius, Saudara akan lihat fondasi itu adalah pengajaran para rasul dan nabi. Ketika itu sudah diletakkan, sebenarnya gereja tidak perlu kuasa mujizat lagi, kesembuhan di dalam pelayanan untuk mengonfirmasi yang mereka ajarkan itu bersumber dari Tuhan. Tetapi yang dibutuhkan oleh pelayan Tuhan adalah apakah berita yang mereka kabarkan itu setia dengan pengajaran rasul dan nabi atau tidak. Kalau itu tidak setia, mereka bukan dari Tuhan. Kalau mereka setia, itu berarti mereka adalah hamba Tuhan yang Tuhan utus untuk memberitakan kebenaran Injil.

Ini hal yang serius sekali Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan. Kenapa saya bicara seperti ini? Karena Alkitab berkata ternyata yang bisa melakukan mujizat itu nggak harus hamba Tuhan. Dan ternyata ketika ada orang yang mengklaim melakukan mujizat di dalam Nama Yesus Kristus dan terjadi, itu bukan utusan Tuhan. Saya ulangi ya. Banyak orang Kristen itu begitu naif sekali, mungkin bukan naif lah, begitu polos sekali kalau mau yang agak positif. Ketika melihat ada seorang mengatasnamakan diri Pendeta atau mengatasnama diri hamba Tuhan, mengadakan mujizat di dalam nama Yesus dan terjadi, maka di dalam pemikiran banyak orang Kristen, itu berarti dia sungguh-sungguh adalah hamba Tuhan yang diberikan karunia, mujizat oleh Tuhan kepada diri dia, dan kuasa kesembuhan itu berarti bersumber dari Tuhan.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, sayangnya Alkitab tidak pernah menjadikan ini sebagai satu dasar kebenaran setelah Kitab Suci dan fondasi para rasul dan nabi itu sudah diletakkan. Karena pada waktu kita berkata bahwa mungkin ada sebagian kita berkata ketika kita mengonfirmasi bahwa seseorang itu diutus oleh Tuhan berdasarkan mujizat yang dia lakukan saja, maka itu menjadikan gereja rentan sekali untuk disesatkan. Tetapi ketika kita berkata bahwa konfirmasi kebenaran itu adalah dari pengajaran rasul dan nabi, bukan berdasarkan mujizat, maka gereja akan punya suatu kekuatan akan menilai mana yang benar, mana yang salah, mana yang bersumber dari Tuhan dan mana yang tidak bersumber dari Tuhan. Karena apa? Karena banyak daripada orang yang melayani di dalam gereja sebenarnya adalah serigala berbulu domba, bukan domba, tetapi mengatasnamakan nama Tuhan untuk mendapatkan nama.

Saudara bisa lihat misalnya di dalam Matius 7 saya suka kutip ayat ini, ayat 21-23. Siapa orang itu? Mereka adalah orang-orang yang diusir oleh Tuhan ketika mereka bertemu dengan Yesus dan mereka adalah orang-orang yang melakukan mujizat di dalam nama Tuhan Yesus Kristus tetapi Yesus berkata, “Enyahlah engkau dari hadapan-Ku karena engkau tidak Ku kenal, engkau pembuat kejahatan.” Ada ya? Jadi berarti ada orang-orang yang mengaku diri hamba Tuhan yang melakukan mujizat tetapi mereka bukan orang yang diutus oleh Kristus.

Lalu Saudara bisa lihat di dalam misalnya 2 Tesalonika 2 tentang kedurhakaan sebelum kedatangan Tuhan. Ini menjelang akhir ya. Apa yang terjadi di situ? Saya baca dari ayat 3 aja ya, “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.” Ayat 9, “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.”

Jadi di sini Paulus berkata menjelang akhir nanti, sebenarnya nggak harus nunggu menjelang akhir, sejak daripada Yesus bangkit dari kematian, sejak dari zaman para rasul itu sudah banyak guru palsu di situ dengan segala mujizat yang dilakukan, Saudara tadi bisa lihat di dalam surat yang saya kutip dari Paulus juga ada bicara seperti itu selain dari Tesalonika ini ya. Mujizat sudah dilakukan oleh para penyesat itu. Dan pada waktu kita bilang mereka bisa lakukan mujizat, mereka adalah penyesat itu, mereka adalah antikristus, mereka ada di mana? Maka ini yang seringkali mungkin kadang-kadang orang Kristen itu berpikir secara polosnya, “Kalau dalam nama Yesus dalam gereja, pasti dari Tuhan.” Padahal Alkitab selalu bilang ada serigala berbulu domba, ada nabi palsu, ada antikristus, dan semua itu adalah pasti di dalam gereja. Makanya peran dari seorang Penatua Jemaat, peran dari para Pengurus Gereja yang betul-betul ingin melayani gereja salah satunya adalah harus bisa melakukan distingsi mana orang yang bersumber dari Tuhan, mana pelayan yang bukan bersumber dari Tuhan.

Saudara kenapa harus belajar firman di Reformed? Karena itu adalah tugas berat yang harus Saudara kerjakan sebagai pengurus gereja atau Majelis Gereja atau Penatua Jemaat. Itu bukan hanya tanggung jawab dari hamba Tuhan. Karena ada orang-orang seperti ini, dan konfirmasinya adalah bukan hanya dari pengajaran mereka, tetapi dari kuasa tanda mujizat yang mereka lakukan untuk mendukung mereka sebagai hamba Tuhan, tapi sebenarnya mereka adalah antikristus. Hati-hati, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan. Dan Alkitab berkata makin mendekati hari akhir, justru nabi-nabi palsu atau Mesias palsu atau hamba Tuhan palsu akan muncul dengan kekuatan kuasa ajaib itu, kekuatan kuasa mujizat untuk membuat orang-orang kagum dengan mereka dengan harapan untuk menyesatkan orang percaya pilihan Tuhan. Tetapi Alkitab bersyukurnya memberikan satu jaminan bagi kita yang bisa disesatkan hanya orang Kristen palsu. Karena orang Kristen yang sejati pilihan Tuhan akan dijaga oleh Tuhan untuk tidak mengikuti nabi palsu itu atau Mesias palsu itu atau hamba Tuhan palsu itu karena mereka tahu mereka palsu dan kuasa mereka bukan bersumber dari Tuhan tetapi dari iblis walaupun mereka menggunakan atas nama Yesus Kristus.

Jadi, Saudara pada waktu kita bicara tentang mujizat, saya lihat Alkitab mengajarkan memang ada bagian untuk mengonfirmasi itu adalah bersumber dari Tuhan atau seseorang itu bersumber dari Tuhan. Tetapi dengan berjalannya waktu, dengan pengajaran rasul dan nabi itu sudah komplit, maka cara Tuhan untuk mengonfirmasi kebenaran dari pada pelayanan yang dikerjakan itu bukan bersumber dari mujizat lagi. Tetapi dari kesetiaan pengajaran yang diberikan sesuai dengan Kitab Suci dan kebenaran ini sudah dikatakan bukan hanya di dalam Perjanjian Baru tetapi Saudara bisa lihat mulai dari ketika Musa menulis 5 Kitab Musa, dia sudah memberitahu kalau suatu hari akan muncul seorang nabi yang memiliki kuasa untuk melakukan mujizat, tapi ketika kuasa itu terjadi di dalam Ulangan 13, kamu jangan dengarkan dia, ikut dia, langsung ikut dia. Nggak boleh. Kamu teliti dulu dia mengajarkan apa, mengajarkan firman Tuhan yang setia dengan apa yang aku beritakan atau tidak. Kalau tidak, kamu jangan ikut dia karena dia adalah bukan bersumber dari Tuhan tetapi dia adalah seorang yang bersumber dari malaikat jahat yang menyamar sebagai malaikat terang.

Jadi ada konfirmasi pengajaran di situ yang penting Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan. Makanya seringkali saya bilang di dalam gereja ini, jemaat biasa tolong jangan tidak baca Alkitab. Jemaat jangan biasakan diri tidak mau belajar firman Tuhan. Karena Saudara, hidup matimu itu berdasarkan kebenaran firman yang engkau miliki atau iman yang bertumbuh di dalam kebenaran firman yang engkau miliki. Dan jangan punya satu prinsip yang penting aku ada di dalam sebuah gereja dan beribadah maka aku aman begitu tidak peduli siapa yang engkau ikuti di depan gereja itu yang berkhotbah kepada engkau karena ada banyak bagian lain dari Alkitab di dalam 3 Yohanes yang berkata ketika engkau menerima hamba Tuhan yang palsu yang bukan bersumber dari Tuhan, engkau pun akan diperhitungkan salah seperti diri dia, diperhitungkan salah di hadapan Tuhan. Engkau akan dihukum seperti diri dia dihukum. Karena keberadaan kita di situ menunjukkan kita setuju dengan orang yang mengajarkan firman Tuhan di situ. Saudara, belajar. Karena itu menentukan hidup matimu. Itu menentukan imanmu. Dan jangan terlalu terpesona dengan fenomena mujizat dan fenomena karunia-karunia yang ada di dalam gereja yang bersifat supranatural.

Saya pernah bicara di sini atau nggak ya, saya lupa. Kita sebagai orang Kristen sebenarnya nggak perlu terlalu pusingkan hidup kita itu akan baik atau hidup kita itu tidak baik. Saya sebenarnya bukan satu kali dengar kalimat ini tapi beberapa kali saya dengar kalimat ini. Banyak orang Kristen yang berkata sama saya kayak gini, “Pak, saya tuh nggak takut matinya, Pak. Tapi saya lebih takut caranya sih, Pak.” Ini seringkali saya dengar kalimat seperti ini. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kenapa kita pusingkan caranya ya kita takutkan caranya? Saya tahu nggak enak sih kalau misalnya kita kena stroke, lumpuh bertahun-tahun di atas ranjang, nggak enak kayak gitu kita membebankan orang lain. Atau kita lumpuh kaki kecelakaan atau kita alami hal-hal lain yang membuat kita cacat, saya tahu itu nggak enak.

Tapi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya berani katakan kalau kita memiliki iman di dalam Kristus, hal itu nggak menjadi satu hal yang terlalu penting apakah kita sehat ataukah kita cacat ataukah kita lumpuh. Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita sebagai orang yang ada di dalam Kristus itu berjalan bersama Kristus dan menyatakan iman kita dan kebenaran Kristus melalui kondisi seperti itu. Itu yang jauh lebih penting karena dari situ kita menyatakan kalau kita ini milik siapa. Dari situ kita menyatakan siapa yang sedang kita muliakan dalam kehidupan kita. Dari situ kita sedang menyatakan bahwa siapa yang kita sedang tunduk dibawah otoritas siapa, itu kita nyatakan di dalam hidup kita. Karena pada waktu kita berjalan di dalam kondisi itu dan kita ada firman yang menuntun kita dan memberikan kekuatan bagi kita di dalam kondisi seperti itu yang membuat kita ada penguasaan diri, ketenangan, ada ucapan syukur dan sukacita dalam hidup kita walaupun kita dalam kondisi seperti itu, Bapak, Ibu tahu itu yang menyenangkan Tuhan.

Dan saya yakin Bapak, Ibu pasti belajar banyak hal melalui situasi seperti itu daripada kalau kita cuma ngomong tolong doakan saya ya supaya saya sembuh ya. Tolong doakan saya ya supaya saya melalui keadaan ini ya, supaya saya tidak lagi dalam satu pencobaan dalam hidup saya, tolong doakan saya ya. Tiap kali ketemu orang, doakan, doakan, doakan seperti itu. Waduh saya waktu pelayanan radio di pagi hari, saat teduh sekarang sudah nggak ada lagi, tiap kali saya kalau terima, jadi pembawa acaranya selalu ngomong, “Khotbah jangan panjang-panjang ya Pak, ya. Sisakan waktu untuk orang tanya jawab dan ada pokok doa yang didoakan,” kayak gitu. Oh iya saya bilang walaupun kadang-kadang saya kebablasan, pertanyaan yang masuk kemudian untuk minggu depan atau bulan depan. Lalu di situ selalu saya menemukan orang yang sama kirim yang sama, nama yang sama itu ada muncul, dan penyakit yang sama untuk selalu didoakan, dan waktunya adalah sudah berbulan-bulan, bulan, bulan sama terus seperti itu dan selalu didoakan kelihatannya adalah setiap hari. Sampai orang yang bawa acara itu hafal siapa yang minta itu.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, dari pada hidup seperti itu, saya pikir kita perlu belajar untuk percaya kepada Kristus, percaya akan rencana-Nya, percaya akan kuasa-Nya, tetapi juga percaya bahwa apa yang Dia kerjakan dalam hidup kita itu pasti baik, apapun kondisi kita. Sehingga ini yang menjadi dasar kalau kita berpegang pada prinsip ini. Saya nggak ngomong kita jadi apatis atau menjadi orang yang agnostik yang meragukan adanya kuasa mujizat seperti itu ya, nggak. Tapi kayak misalnya orang lumpuh ini ya, dia 40 tahun hidup. Saya kira waktu dia bertemu dengan Petrus, di situ dia nggak punya suatu keinginan lagi untuk bisa disembuhkan, mungkin begitu. Pada waktu dia bertemu dengan Yesus, mungkin juga nggak pernah dicatat sih tapi saya pikir mungkin dia pernah teriak, “Yesus, Anak Daud tolong sembuhkan saya.” Karena di dalam pemikiran dia sudah 40 tahun nggak ada pengharapan lagi untuk sembuh. Tapi waktu itu Tuhan memberikan suatu pekerjaan yang diluar dugaan dia ternyata Tuhan mau menyembuhkan dia di dalam kedaulatan-Nya bukan kedaulatan dari Petrus tetapi di dalam kedaulatan Dia, Tuhan di waktu itu orang ini disembuhkan dan tujuannya untuk apa? Untuk kemuliaan nama Tuhan dan untuk membawa atau menjadi satu ilustrasi hidup dari kuasa Kristus untuk membawa orang datang dan mendengarkan Injil Kristus. Itu luar biasa sekali, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan.

Tapi bagaimana dengan orang yang kebanyakan klaim Tuhan sembuhkan saat ini? Adakah hidup yang diberikan kepada Tuhan 100%? Adakah hidup yang memprioritaskan Tuhan sepenuhnya? Adakah satu kehidupan yang sungguh-sungguh mengerti kebenaran firman Tuhan? Ketika kita bicara tentang Ulangan 13 tadi dan kita bicara dasar daripada menguji firman Tuhan, itu suatu mujizat kebenaran itu hamba Tuhan yang sejari dari firman Tuhan, saya mau bilang seperti ini ya banyak orang yang menjadi tokoh yang mengklaim dirinya punya kuasa supranatural, mereka punya kesalahan doktrin yang sangat mendasar sekali baik itu di dalam doktrin Roh Kudus, di dalam doktrin kesucian hidup, di dalam doktrin karunia Roh Kudus, dan bahkan di dalam doktrin keselamatan. Saudara boleh teliti mereka, salah satu contohnya adalah Mary Baker Eddy, seorang yang mendirikan Christian Science. Orang yang bukan Kristen tapi dia punya kemampuan telepati untuk menyembuhkan orang yang sakit dalam nama Kristus, tapi orang yang jelas-jelas bidat dari gereja.

Jadi Saudara, uji itu, kebenaran itu, uji firman Tuhan dengarkan jangan terpesona dengan kuasanya, itu semua adalah sesuatu yang bersifat superficial. Tetapi perhatikan esensinya, intinya, pengajarannya, kesetiannya kepada firman Tuhan, kesucian hidup dia. Kalau itu tidak sesuai lebih baik Saudara tinggalkan walaupun dia punya kuasa yang luar biasa sekali dan walaupun dia menggunakan kuasa nama Kristus untuk menyembuhkan. Seperti itu ya.

Terakhir saya tutup begini. Pada waktu kita berbicara berkenaan dengan ‘dalam nama Yesus,’ orang-orang Kristen kadangkala memiliki satu klaim bahwa kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan di dalam nama Yesus Kristus. Jadi standar Tuhan menjawab doa atau tidak doa adalah dari klaim dalam nama Yesus yang kita lakukan dengan iman kepada Tuhan. Untuk memenuhi apa? Yang kita inginkan. Tapi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau Bapak, Ibu, baca di dalam ayat-ayat Kitab Suci dan terutama perkataan Yesus misalnya di dalam Yohanes berkenaan, “Kamu meminta di dalam nama-Ku maka kamu akan mendapatkan segala yang kamu minta,” pengertian di dalam nama Yesus itu bukan saya klaim di dalam nama Yesus berdasarkan apa yang saya inginkan untuk mendapatkan apa yang saya inginkan termasuk kesembuhan, tetapi pengertiannya adalah saya meminta sesuatu yang Yesus kehendaki, itu dalam nama Yesus.

Jadi pada waktu Saudara minta misalnya Tuhan kasih kesembuhan, ada mujizat terjadi, dalam nama Yesus, Saudara tolong tanya kira-kira Yesus mau saya sembuh atau nggak ya. Kalau Yesus nggak mau saya sembuh, kamu minta dalam nama Yesus berkali-kali sampai puluhan tahun pun, kita nggak akan sembuh. Tetapi kalau itu adalah berdasarkan kehendak kedaulatan Tuhan kita disembuhkan karena Dia memang ingin kita sembuh, maka dalam nama Yesus itu akan membuat satu bukti kesembuhan yang akan kita alami karena ini adalah sesuai dengan kehendak Kristus. Tolong jangan salah di dalam Saudara berdoa.

Saya percaya salah satu di dalam prinsip doa atau makna dari doa adalah kita mengakui kedaulatan Tuhan atas hidup kita, makanya kita berdoa kepada Tuhan. Kedaulatan Tuhan bukan membuat kita makin tidak suka berdoa karena kita merasa bahwa segala sesuatu sudah Tuhan tahu dan segala sesuatu Tuhan sudah atur, “Dia berdaulat, saya seperti bukan siapa-siapa karena itu ya sudahlah terserah Engkau lah Tuhan.” Itu bukan pernyataan orang yang beriman. Tetapi seorang yang beriman kepada Tuhan yang berdaulat, ketika dia mengakui kedaulatan Tuhan, dia menyatakan itu dengan diri dia menundukkan diri di dalam doa dan menyerahkan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya di dalam kebaikan tangan Tuhan. Makanya di dalam doa Bapa Kami ada kalimat, “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Prinsip doa klaim itu menyalahi prinsip doa Bapa Kami. Dan juga sebenarnya itu adalah suatu pelanggaran terhadap hukum ke-3, menghina nama Tuhan, menyebut nama Tuhan Allah dengan sembarangan. Kiranya Tuhan boleh berkati kita ya. Mari kita masuk dalam doa.

Kembali kami bersyukur Bapa, untuk firman-Mu, untuk kebenaran-Mu yang boleh Engkau nyatakan bagi kami pada hari ini. Tolong kami ya Bapa untuk boleh menjadi anak-anak-Mu yang makin mengerti kebenaran dan hidup di dalam kebenaran-Mu. Tolong kami untuk melihat kehidupan Kristen bukan dari sisi fenomena yang luar biasa tetapi sebenarnya itu semua adalah sesuatu yang tidak penting, tetapi biarlah Engkau boleh membawa mata kami untuk melihat kepada hal-hal yang bersifat esensial, yang inti, yang penting, berkenaan dengan kebenaran firman sehingga kami tidak disesatkan oleh rupa-rupa dari segala bentuk pelayanan atau mujizat ataupun kuasa yang dinyatakan di dalam gereja-Mu tetapi kami boleh sungguh-sungguh memiliki iman yang benar untuk mengikuti hamba Tuhan yang benar atau pengajaran yang benar dan Tuhan yang benar di dalam kehidupan kami. Mohon belas kasih-Mu ya, Bapa, mohon berkat-Mu, dan mohon pimpinan-Mu dalam kehidupan kami anak-anak-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

 

Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah (KS)