Ef 2:18
Saudara, di dalam dua minggu lalu kita telah melihat bahwa ayat ini adalah berbicara mengenai satu hak istimewa yang Tuhan karuniakan bagi kita anak-anak-Nya. Memang Alkitab menyatakan Tuhan Allah itu adalah Allah yang kasih sehingga di dalam kasihNya Dia menyatakan kasih itu bukan hanya kepada orang-orang yang baik saja tetapi juga kepada orang-orang yang jahat. Dia memberikan matahari kepada orang yang benar maupun orang yang berdosa, Dia memberikan hujan kepada orang yang baik maupun orang yang jahat. Ini membuat kita bisa mengerti Allah kita mempunyai satu sifat dasar yaitu Allah yang mengasihi manusia, semua manusia dalam dunia ini, Dia adalah Allah yang sempurna, Dia adalah Allah yang merupakan sumber kebaikan, Dia adalah Allah yang segala terang dan Dia adalah Allah yang tidak berubah. Ini membuat kita bisa meyakini bahwa kasih Allah adalah bersifat kekal, kebaikan Allah adalah sesuatu yang kekal, yang sempurna bagi manusia. Akan tetapi Saudara, pada waktu kita berbicara mengenai orang-orang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya, mengenai anak-anak Tuhan maupun yang bukan anak Tuhan, maka Alkitab menyatakan tetap ada satu perbedaan di dalam Allah memperlakukan anak-anak Tuhan dengan yang bukan anak-anak Tuhan itu. Ada perbedaan yang jelas sekali yang Allah nyatakan disini, misalnya di dalam 1 Timotius 4:10 Paulus berkata, “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.” Jadi ayat ini menunjukkan bahwa kita anak-anak Tuhan yang percaya kepada Tuhan itu adalah orang-orang yang merupakan orang yang ditujukan mata Tuhan kepada diri kita, kita adalah orang yang menjadi pusat perhatian Tuhan dari semua ciptaan yang ada di dalam dunia ini dan ini adalah suatu anugerah yang begitu besar dalam kehidupan kita yang Tuhan karuniakan bagi kita sebagai orang-orang yang percaya. Bahkan Saudara, ketika kita dihukum oleh Tuhan-pun pada waktu kita berada di bawah suatu dosa di hadapan Tuhan sehingga Tuhan tidak berkenan kepada kita Alkitab berkata Dia tidak pernah membuang kita bahkan Dia membela kita dan melindungi kita dan tidak mengizinkan ada orang yang berlaku jahat kepada kita ataupun anak-anak Tuhan sendiri berlaku jahat diantara anak-anak Tuhan sendiri.
Ada dua bagian Kitab Suci dimana Alkitab menyatakan kebenaran ini, pertama di dalam Maleakhi. Ketika Saudara membuka Maleakhi 2 disitu Tuhan menunjukkan diantara orang-orang percaya, anak-anak Tuhan, orang-orang Israel terjadi satu tindakan yang betul-betul mendukakan Tuhan, terjadi perceraian diantara mereka. Anak Tuhan meninggalkan anak Tuhan, istri masa muda mereka lalu mereka menikah dengan orang yang tidak beriman. Lalu apa yang terjadi dalam keadaan ini? Tuhan melalui Maleakhi berfirman kepada orang-orang Israel, dia berkata seperti ini, “Biarlah Tuhan melenyapkan dari kemah Yakub segenap keturunan orang yang berbuat demikian sekalipun ia membawa persembahan kepada Tuhan semesta alam.” Satu peringatan yang keras sekali dari Tuhan melalui nabi Maleakhi. Segenap keturunan orang itu biarlah dimusnahkan dari keturunan Yakub walaupun mereka beribadah kepada Tuhan Allah. yang kedua adalah Tuhan menegur diantara mereka walaupun mereka membawa persembahan kepada Tuhan Allah tetapi persembahan mereka tidak mungkin bisa memperkenan Tuhan lagi, persembahan mereka tidak mungkin akan diterima oleh Tuhan Allah lagi, dan mereka akan hidup di dalam sesuatu kehidupan yang tidak ada di bawah perkenanan Tuhan. Nah ini dikatakan oleh nabi Maleakhi melalui istilah “kamu menutupi mezbah Tuhan dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan.” Jadi waktu mereka beribadah disitu tidak ada suatu jawaban terhadap doa mereka. Pada waktu mereka memberikan persembahan persembahan mereka ditolak oleh Tuhan Allah, karena apa? Mereka menista nama Tuhan, karena mereka mengecewakan Tuhan dengan mengecewakan anak Tuhan. Saudara, kita adalah orang-orang yang adalah satu di hadapan Tuhan yang adalah Bapa kita, Bapa kita satu, semua kita yang adalah anak-anak Tuhan memiliki satu Bapa, mungkinkah Bapa itu akan membiarkan anak-anakNya disakiti oleh anakNya yang lain? Saya percaya kalau kita memiliki beberapa anak dalam hidup kita, selama kita masih memiliki kekuatan dan kemampuan kita tidak akan izinkan anak kita itu berselisih satu dengan yang lain, kita akan menjaga keharmonisan yang ada diantara mereka, perlakuan yang ada dalam relasi mereka satu dengan yang lain. Dan begitupun juga dengan Allah, Dia tidak akan izinkan anakNya berselisih satu dengan yang lain atau menyakiti satu dengan yang lain dalam kehidupan mereka di tengah-tengah dunia ini. Itu yang pertama.
Yang kedua kita bisa lihat di dalam Kitab Bilangan 22-24. Pada waktu itu, ini adalah satu kisah ketika Israel ada di padang gurun. Pada waktu mereka mengembara selama 40 tahun itu mereka saat itu, Alkitab katakan, bukan dalam kondisi sedang diberkati oleh Tuhan tetapi mereka sedang dihukum oleh Tuhan Allah karena mereka baru saja tidak percaya kepada Tuhan. Tuhan mau membawa mereka masuk ke dalam Tanah Perjanjian tapi pada waktu Tuhan mau memberikan tanah itu mereka takut karena musuh mereka jauh lebih besar daripada mereka sehingga mereka menganggap mereka tidak mungkin bisa mengalahkan musuh itu, Tuhan sedang menyerahkan mereka ke dalam tangan musuh itu untuk dibinasakan. Hanya dua orang yang saat itu percaya bahwa Tuhan sanggup menolong mereka, yaitu Kaleb dan Yosua tetapi seluruh kepala suku yang lain itu tidak percaya akan kemampuan Tuhan untuk menolong mereka. Akibatnya Tuhan membuat mereka berputar di padang gurun selama 40 tahun. Tapi di dalam pengembaraan mereka selama 40 tahun itu di padang gurun mereka menghadapi musuh-musuh juga dan salah satu musuh yang dihadapi itu adalah Balak. Balak sangat membenci orang Israel, Balak ingin membinasakan orang Israel, melawan orang Israel dan salah satu caranya adalah dia kemudian memanggil Bileam untuk mengutuki Israel. Lalu Bileam ini dibawa oleh Balak ke atas sebuah bukit dimana dia bisa melihat ujung dari pada perkemahan orang Israel, dan tujuannya untuk apa? Tujuannya untuk Bileam mengucapkan kata-kata kutuk untuk mengutuki bangsa Israel.
Tapi Saudara, ketika Bileam dipanggil oleh Balak, Alkitab mencatat, di tengah-tengah perjalanan itu Tuhan mengutus MalaikatNya untuk berdiri menghalangi perjalanan dari pada Bileam sampai Bileam punya keledai sendiri itu menghindari untuk bertemu dengan Malaikat Tuhan itu. Kalau dia tidak menghindarkan diri mungkin Bileam saat itu sudah mati dibunuh oleh Malaikat Tuhan. Sampai Bileam marah, memukul keledainya 3 kali tapi Tuhan memberikan sesuatu mukjizat dimana keledai itu mulutnya dibukakan sehingga dia bisa berkata-kata kepada Bileam, “Kenapa aku dipukul 3 kali? Bukankah aku tidak pernah mengecewakan engkau? Kenapa aku lakukan sekali ini karena di depan ada Malaikat Tuhan yang ingin membunuh engkau.” Saudara, di tengah perjalanan Tuhan menghalangi Bileam untuk mencelakakan orang Israel dan Tuhan memberikan satu peringatan kepada Bileam: “Hanya kata-kata yang Aku taruh di mulutmu saja yang boleh engkau katakan.” Lalu”ketika Bileam menghadap Balak, ketika dia melihat umat Israel itu lalu dia meminta Balak untuk mendirikan mezbah disitu, lalu ketika Bileam ingin mengatakan sesuatu, Alkitab mencatat, bukan kutukan yang keluar dari mulut Bileam tapi justru berkat yang keluar dari mulut Bileam.
Jadi disini kita bisa melihat Tuhan kita adalah Tuhan yang akan menjaga anakNya, Tuhan kita tidak akan membiarkan anak-anakNya itu berada di dalam suatu ancaman dari orang yang adalah anak Tuhan sendiri ataupun dari orang yang bukan anak Tuhan yang ada di dalam dunia ini. Tapi Saudara, pertolongan Tuhan itu, kebebasan itu jangan kita mengerti sebagai sesuatu yang sesuai dengan bijaksana kita sendiri atau hikmat kita sendiri. Bagi kita mungkin pertolongan itu berarti pembebasan dari segala macam bahaya, kesulitan dalam dunia ini tapi bagi Tuhan tidak seperti itu, nanti kita akan lihat secara lebih jelas lagi. Namun kita boleh mengerti hak pertama karunia Tuhan yang istimewa yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita anak-anak Tuhan adalah kita ada di bawah kuasa dari pada pemerintahan Kristus sendiri, kita adalah orang-orang yang berada atau hidup di bawah hukum-hukum yang ada di dalam Kerajaan Allah sendiri, dan ini menjamin kita untuk dilindungi di dalam pemerintahan di bawah kekuasaan dari pada Kristus dalam kehidupan kita. Itu yang pertama.
Yang kedua adalah pada waktu kita menjadi orang Kristen yang percaya kepada Tuhan, Tuhan anugerahkan satu hak istimewa untuk kita bisa mengakses langsung kepada Raja kita. Kita bisa berdoa langsung, kita bisa meminta suatu permintaan secara langsung kepada Raja kita tanpa ada sesuatu perantara yang lain. Di dalam Petrus itu dikatakan kita semua adalah imamat yang rajani, kita semua adalah bangsa yang terpilih. Kita semua adalah imam, imam berfungsi untuk menjadi pengantara yang mendoakan umat Allah atau pengantara umat Allah dengan Tuhan Allah. Itu berarti setiap kita adalah orang-orang yang bisa mengakses langsung kepada Tuhan, kita bisa berdoa, kita bisa meminta sesuatu kepada Tuhan dan di dalam kita menghadap Tuhan jangan pikir kita adalah orang yang terlalu najis sehingga kita pasti ditolak oleh Tuhan Allah, Alkitab berkata, tidak ada seorangpun yang terlalu najis di hadapan Tuhan atau terlalu berdosa sehingga dia akan ditolak oleh Tuhan kalau dia datang di dalam nama Yesus Kristus. Saudara, di dalam Kristus dosa kita sudah sepenuhnya diampuni oleh Tuhan, di dalam Kristus kita adalah orang-orang yang betul-betul kudus di hadapan Allah Bapa, apakah mungkin Tuhan akan menolak kita dalam kondisi ini? Saya percaya tidak, karena ada Kristus yang menguduskan kita dalam kehidupan dosa kita.
Nah Saudara, ini juga membuat di satu sisi kita tidak perlu takut untuk menghampiri Tuhan, tapi di sisi lain kita juga tahu pada waktu kita menghampiri Tuhan maka tidak ada waktu atau saat dimana Tuhan itu terlalu sibuk sehingga Dia tidak siap untuk mendengarkan permohonan kita dan Dia tidak siap untuk mengulurkan tangan menolong kita keluar dari pada kesulitan kita, nda ada waktu dimana Tuhan akan mengabaikan kita. di dalam Kitab Suci memang ada saat-saat dimana ketika orang-orang yang menyembah Baal itu berdoa kepada Tuhan, lalu disitu nabi Elia menghina mereka, “Mungkin tuhan, dewamu itu sedang tidur. Mungkin dewamu sedang pergi ke WC atau sedang membuang hajat sehingga dia tidak bisa menolong kamu,” tapi kita punya Allah berbeda daripada keadaan mereka, kita punya Allah adalah selalu siap sedia untuk menolong diri kita. Di dalam kehidupan Yesus di tengah-tengah dunia Dia selalu memperhatikan orang-orang yang memanggil namaNya dan Dia selalu menyiapkan waktu untuk mendengarkan permohonan dari pada mereka.
Nah Saudara, kalau begitu kenapa kita punya doa seringkali lambat untuk dijawab oleh Tuhan? kenapa ketika kita berdoa di hadapan Tuhan seakan-akan ada waktu yang cukup panjang dimana Tuhan tidak segera menjawab pergumulan doa kita dan seakan-akan kita harus dibiarkan di dalam permasalahan itu yang cukup lama dalam kehidupan kita? Saudara, ini berkaitan pada waktu Tuhan kita anggap lambat untuk menjawab doa kita maka lambannya jawaban Tuhan itu bukan karena Tuhan belum mendengar atau Tuhan masih sibuk dengan kesibukan yang lain sehingga Dia belum bisa menjawab permohonan doa kita tetapi lambannya waktu Tuhan itu karena Tuhan melihat waktunya belum tepat untuk menjawab doa kita. Saudara, bukan cuma manusia yang tahu hari baik. Manusia bisa melihat waktu yang baik, hari yang baik, kapan buka toko, kapan waktunya menikah, kapan melakukan sesuatu dalam kehidupan mereka, mereka bisa melihat tanggal, menghitung hari yang baik yang tepat untuk usaha dan pernikahan mereka dalam kehidupan mereka, tapi Tuhan juga bisa seperti ini lho. Pada waktu Tuhan mendengar permohonan kita, Tuhan lihat sekarang waktunya tepat nggak untuk menjawab apa yang menjadi doa kita? Kalau belum waktunya Dia tidak akan memberikan itu, Dia akan menunda itu sampai waktunya tiba baru Tuhan akan menjawab apa yang menjadi permohonan doa kita tersebut. Jadi lambatnya waktu bukan karena Tuhan sibuk dengan urusan yang lain tapi Tuhan melihat belum waktunya Tuhan menjawab saat ini juga.
Tetapi Saudara, di sisi lain lambatnya waktu Tuhan menjawab permohonan doa kita itu juga adalah sesuatu yang Tuhan pakai untuk menguji kesabaran kita, untuk menguji ketekunan kita di dalam berharap kepada Tuhan, menguji iman kita, kesungguhan kita untuk meminta pertolongan dari pada Tuhan. Saya yakin kalau Saudara minta sesuatu Tuhan langsung jawab, minta lagi Tuhan langsung jawab, Saudara tidak akan memiliki satu ketekunan dalam iman kepada Tuhan. Tapi kalau Saudara meminta sesuatu Tuhan ‘menunda’ itu lalu di dalam ‘penundaan’ itu apa yang terjadi? Ada 2 kemungkinan, Saudara mundur karena kecewa, anggap bahwa doa itu tidak layak menjadi sesuatu yang penting karena Tuhan juga mengabaikan, atau Saudara semakin bertekun untuk berharap kepada pertolongan Tuhan dalam kehidupan Saudara. Jadi Saudara, saya percaya orang-orang Kristen ketika Tuhan lamban untuk menjawab doanya itu akan membuat mereka semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, semakin menggantungkan diri kepada Tuhan, dan semakin mengharapkan pertolongan dari pada Tuhan untuk tiba dalam kehidupan mereka. Jadi Saudara, lambannya jawaban Tuhan dalam doa kita itu membawa mata kita dari pada kesementaraan untuk tertuju kepada yang kekal dalam kehidupan kita. Kita dibuat untuk melihat bahwa yang ada di depan mata kita ini sekedar sesuatu yang ada batas waktunya, yang sementara, yang tidak akan berlangsung seterusnya tetapi kita perlu berharap kepada Tuhan yang kekal, yang selama-lamanya, yang dimana kita akan berada bersama dengan Dia di dalam Sorga. Itu yang membuat Tuhan lamban di dalam menjawab permohonan doa kita kepada diri Dia. Itu yang kedua, kita memiliki akses langsung untuk datang kepada Tuhan Allah.
Yang ketiga adalah anugerah istimewa yang Tuhan karuniakan sebagai anak-anak Tuhan adalah kita berbagian di dalam segala sumber daya yang ada di dalam Kerajaan Allah. Saudara, orang-orang Kristen adalah orang-orang yang ditebus oleh Kristus, lalu Alkitab katakan kita dipersatukan di dalam Tubuh Kristus sebagai Tubuh Kristus yang satu, kita disatukan sebagai satu warga negara yaitu warga negara dari pada Kerajaan Allah. Itu berarti ketika kita adalah orang-orang yang sudah ditebus oleh Kristus, diantara orang Kristen yang satu dengan orang Kristen yang lain itu harus terdapat satu persekutuan diantara mereka. Ada relasi persaudaraan diantara mereka, ada relasi antara warga negara yang satu dengan warga negara yang lain yang sudah Tuhan tebus di dalam Kristus itu dan Tuhan tempatkan di dalam Kerajaan Allah. Saya percaya ini merupakan satu anugerah yang penting sekali yang sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan dari pada orang-orang percaya. Saudara, orang percaya tidak mungkin bisa hidup terlepas dari pada persekutuan antara seorang yang satu dengan yang lain, dan persekutuan itu adalah satu sarana anugerah yang Tuhan berikan kepada orang-orang percaya untuk mempertumbuhkan dari pada kerohanian kita, iman kita di dalam Tuhan. Kenapa begitu? Karena di dalam persekutuan itu banyak sekali pendidikan atau pengajaran yang Tuhan berikan bagi anak-anak Tuhan untuk mendatangkan berkat-berkat rohani dalam kehidupan kita.
Misalnya pada waktu kita bersekutu satu sama lain disitu kita diajar oleh Tuhan untuk saling memberi. Kita bukan hanya memberi persembahan kepada gereja untuk mendukung pekerjaan Tuhan tetapi mata kita juga harus melihat apa yang menjadi kebutuhan dari saudara kita, kita nda bisa tutup mata begitu saja melihat saudara kita berada di dalam kekurangan. Kita nggak bisa hanya berkata, “tugas saya hanya menginjili, memberitakan injil Tuhan, mengkhotbahkan firman Tuhan” lalu saya menutup mata terhadap orang yang kekurangan. Saudara, ini adalah, J.I. Packer bilang ini adalah 2 hal yang merupakan partner satu dengan yang lain, antara penginjilan dan kehidupan sosial kita untuk membantu seseorang. Kenapa begitu? Karena di dalam penginjilan orang memang membutuhkan sesuatu yang kekal tetapi di dalam kehidupan sosial juga kadang-kadang kita nggak bisa mengatakan ini menjadi sesuatu yang bertujuan untuk menginjili, karena kalau begitu berarti kebaikan kita ada motivasinya di balik itu. Tetapi kalau ini adalah partner itu bicara mengenai kalau kita menolong seseorang memang kadang-kadang orang berada di dalam kebutuhan yang perlu hanya ditolong, itu sebabnya kita perlu menolong mereka. Kalau mereka sendiri dalam kehidupan mereka ada dalam kekurangan mungkinkah mereka membuka mata mereka dan telinga mereka untuk mendengarkan injil Tuhan yang bersifat rohani? Itu nda mungkin. Karena itu kita perlu memperhatikan kebutuhan mereka, kita perlu menolong mereka, dan dalam hal itu kita menyatakan kasih Kristus dalam kehidupan mereka.
Tuhan Yesus sendiri dalam kehidupanNya di tengah-tengah dunia Dia bukan hanya memberitakan Kerajaan Allah tetapi Dia juga menyembuhkan orang yang sakit, Dia juga menolong apa yang menjadi kesusahan mereka. Ini adalah 2 hal yang nda bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Itu sebabnya di dalam Roma 15:1 Paulus berkata seperti ini, “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.” Lalu misalnya di dalam 2 Korintus 8:13-14, “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.” Saudara, kita di antara orang-orang percaya sendiri perlu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan saudara kita, kita nda bisa tutup mata terhadap kekurangan mereka dan kesulitan mereka dalam hidup mereka, kita perlu memperhatikan mereka, dari situ kita belajar untuk memberi, belajar untuk berbagian di dalam kesulitan mereka, belajar untuk menolong mereka keluar dari pada keadaan itu. Paulus di dalam Galatia 6:2 berkata, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. ” Saudara, kita bukan hanya memberi tetapi kita juga perlu untuk menolong dan membangun saudara kita. Kenapa Tuhan memberikan begitu banyak karunia di dalam gereja? Itu supaya kita bisa membangun satu dengan yang lain, supaya fokus mata kita ini tidak tertuju kepada kepentingan diri kita sendiri. Karunia selalu bertujuan untuk orang lain, untuk kebutuhan dari pada gereja Tuhan, untuk membangun kerohanian dari pada orang lain bukan untuk kepentingan kita saja. Nah di sini hanya bisa didapatkan melalui persekutuan yang ada di antara orang Kristen.
Lalu selain itu Alkitab juga berkata kita perlu saling memperhatikan satu dengan yang lain dengan mendoakan mereka. Saudara, orang Kristen yang satu dengan orang Kristen yang lain perlu belajar saling mendoakan, kita perlu mengerti apa yang menjadi pergumulan mereka, jangan hanya menghakimi mereka, jangan hanya menyalahkan mereka, jangan hanya menuntut mereka untuk memiliki satu kehidupan yang benar di hadapan Tuhan, Saudara siapa yang bisa benar di hadapan Tuhan secara sempurna? Orang yang menuntut orang lain harus benar, dia tidak ingat diri dia adalah orang yang berdosa. Alkitab berkata, nda ada seorang pun yang bisa hidup di dalam ketaatan yang sempurna kepada hukum Tuhan, kalau mereka tidak bisa, kita tidak bisa, kenapa kita menuntut mereka untuk memiliki hukum yang sempurna itu? Justru oleh hukum Taurat dosa itu dinyatakan dan oleh hukum Taurat, anugerah, kasih itu boleh limpah di dalam kehidupan kita. Saudara, di dalam Roma itu dikatakan, ketika kita berusaha mentaati Taurat di situ dosa kita dinyatakan baru di situ anugerah Tuhan diberikan bagi orang yang menyadari dosa mereka. Itu sebabnya Saudara, kalau kita hidup sebagai seorang yang bersekutu satu sama lain, kita jangan hanya menuntut mereka untuk memiliki satu perubahan hidup, kita jangan menuntut mereka harus bertindak benar dalam kehidupan mereka, tapi kita juga perlu mendoakan mereka, seperti halnya kita juga dibutuhkan untuk didoakan oleh mereka karena di dalam doa, itu berarti kita mengerti apa yang menjadi pergumulan orang itu. Di dalam mendoakan mereka, hati kita itu ditujukan kepada mereka dan kita menghendaki yang terbaik bagi kehidupan mereka, suatu pertolongan Tuhan dan pemeliharaan Tuhan yang Tuhan berikan dalam kehidupan mereka, kita ingin itu ada di dalam kehidupan mereka.
Saudara, saya percaya kalau ini adalah hal-hal yang kita terapkan di dalam kehidupan orang Kristen maka orang Kristen memiliki satu persekutuan yang paling indah di antara orang-orang yang ada di dalam dunia ini, nda ada orang dunia yang bisa memiliki persekutuan yang lebih dari pada persekutuan yang dimiliki oleh orang Kristen dan ini semua berkaitan dengan satu anugerah istimewa yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita, suatu sarana yang Tuhan berikan atau sesuatu sumber daya yang Tuhan berikan di dalam gereja Tuhan supaya kita bisa saling mengasihi satu sama lain, saling membangun satu sama lain, saling mendoakan, saling memperhatikan mereka, saling mendukung mereka di dalam kehidupan untuk mentaati Tuhan di tengah-tengah dunia ini, itu adalah hal yang indah sekali.
Yang keempat adalah ketika kita menjadi anak Tuhan, maka Tuhan akan menganugerahkan satu anugerah istimewa yaitu perlindungan yang diberikan kerajaan itu bagi kita, ini mirip dengan yang saya introduksikan di awal ya. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan adalah orang-orang yang pasti akan dilindungi oleh Tuhan di dalam kehidupan mereka. Kenapa Tuhan melindungi kita? Nah Alkitab berkata, Tuhan pasti tidak akan membiarkan nama Dia dicemarkan, kenapa Tuhan melindungi kita? Karena ketika menebus kita dan menjadikan kita anak-anakNya maka di situ Tuhan mengidentikkan diri kita dengan kita anak-anak-Nya sehingga kalau anak-anak-Nya itu dihina, nama anak-anak-Nya itu direndahkan, itu berarti nama Tuhan direndahkan dan dihina dan Tuhan tidak akan izinkan itu terjadi dalam kehidupan kita atau di dalam membela apa yang menjadi kemuliaan dari pada nama Tuhan.
Di dalam Alkitab misalnya pada waktu bangsa Israel di gunung Sinai, pada waktu Musa dipanggil oleh Tuhan Allah untuk naik ke atas gunung menerima hukum Tuhan dan segala ketentuan yang Tuhan berikan untuk bangsa Israel taati. Saat itu Alkitab berkata, Israel jatuh di dalam satu penyembahan berhala, mereka membuat patung lembu emas lalu mereka sujud menyembah kepada patung itu, kenapa? Karena mereka menantikan Musa 40 hari nda turun-turun, pikir Musa sudah mati karena itu mereka berinisiatif sendiri untuk membangun ibadah mereka sendiri dengan cara mereka sendiri kepada Tuhan Allah yang sama, tapi Tuhan tolak itu karena mereka membuat satu ibadah yang tidak sesuai dengan cara Tuhan. Lalu apa yang terjadi pada waktu itu? Tuhan marah sekali, Tuhan betul-betul murka kepada bangsa Israel, lalu di dalam murka-Nya itu Tuhan ingin membinasakan seluruh orang Israel lalu Tuhan berkata,“Aku akan membangkitkan engkau Musa dan keturununan dari pada engkau menjadi suatu bangsa yang baru.” Lalu pada waktu mendengar satu ancaman yang begitu mengerikan ini, apa yang dilakukan Musa? Apakah Musa bersukacita? Apakah Musa berkata, “ya Tuhan, syukur kepada Engkau sudah saatnya aku juga pusing ngadapin orang Israel yang keras kepala seperti ini, yang tidak mau bertobat, yang selalu menfitnah saya, selalu menolak kepemimpinan saya”? Alkitab bilang tidak, tetapi justru Musa berdoa untuk melunakkan hati Tuhan, lalu di dalam doanya itu apa yang Musa katakan?Kita coba buka Keluaran 32:10-14. Saudara, Musa menaikkan dua doa permohonan, dua doa itu? Pertama adalah:“ingat Tuhan, bagaimana namaMu nanti di hadapan semua bangsa yang lain, khususnya bangsa Mesir, kalau Engkau binasakan seluruh Israel di sini, bagaimana pandangan dan tanggapan orang Mesir terhadap Engkau? Engkau pasti adalah Allah yang jahat karena Engkau bawa mereka keluar dari Mesir adalah untuk membinasakan mereka semua di padang gurun, coba perhatikan bagaimana namaMu di hadapan manusia yang berdosa itu.” Lalu yang kedua adalah Musa berkata:“ingat Tuhan, apa yang sudah engkau janjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub, bukankah Engkau menjanjikan mereka akan menduduki Tanah Perjanjian itu, bukankah Engkau juga menjanjikan mereka akan menjadi bangsa yang besar, kenapa Kau binasakan mereka sekarang ini?Ingat janji yang Engkau ucapkan demi diriMu sendiri itu Tuhan,” Saudara, lalu Tuhan berubah.
Pertanyaannya adalah apakah doa Musa begitu berkuasanya sehingga Musa bisa mengubah rencana Tuhan untuk menghakimi bangsa Israel?Apakah doa orang benar itu begitu berkuasanya sehingga bisa membuat apa yang dia inginkan itu terkabul dalam kehidupan dia? Saya percaya ini bukan yang menjadi kebenaran dari pada pengajaran Alkitab dan ini juga bukan sesuatu yang ada di dalam pemikiran Musa, tetapi yang ada di dalam pemikiran Musa, setiap kata-katanya itu adalah sesuatu yang sungguh-sungguh merupakan apa yang ada di dalam hati Tuhan, apa yang Musa doakan adalah sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan di dalam hatiNya makanya Tuhan dengarkan doanya dan Tuhan kabulkan itu. Misalnya pada waktu Musa berdoa, “ingat namaMu, bagaimana orang akan menista namaMu,” Saudara, Alkitab berkata Tuhan nda akan izinkan nama-Nya dihina oleh orang dan Musa menuntut hal ini di hadapan Tuhan:“Kamu akan dinista, Kamu akan dianggap Allah yang jahat,”sedangkan Allah bukan Allah yang jahat, Allah adalah Allah yang kasih, Allah yang baik dan Dia akan menjaga karakter-Nya ini untuk tidak dipermalukan atau tidak dihina oleh manusia yang berdosa di dalam dunia ini. Yang kedua adalah Musa menuntut apa yang menjadi janji Tuhan sendiri. Saudara, Tuhan tidak bisa berubah, kalau Dia bersumpah demi diri Dia sendiri itu pasti terjadi, kalau Tuhan bersumpah pada Abraham, Ishak dan Yakub untuk menjadikan anak-anak mereka bangsa yang besar, mereka sebagai bangsa yang besar dan mewarisi Tanah Perjanjian itu, mungkinkah Tuhan kemudian mencabut apa yang menjadi sumpah-Nya atau janji-Nya itu? Itu ndamungkin, dan Musa mengerti hal ini karena itu Musa mendoakan hal itu dan meminta pengampunan Tuhan bagi orang-orang Israel dan Tuhan dengarkan doa itu.
Saudara masih banyak hal yang lain, misalnya ketika Israel di buang dari Tanah Perjanjian, berapa lama mereka dibuang dari Tanah Perjanjian? Alkitab mengatakan 70 tahun lamanya mereka dibuang.Lalu selama proses itu apa yang terjadi? Ada satu hal yang menarik, saya percaya orang-orang Isarel akan mendoakan apa yang menjadi kesusahan mereka di hadapan Tuhan, tetapi ketika masa itu masuk, yang menarik adalah Alkitab berkata ketika Daniel menghitung waktu masa pembuangan itu yaitu 70 tahun, dia mulai berdoa kepada Tuhan, waktu Nehemia menghitung waktu itu dia berdoa kepada Tuhan untuk kesejahteraan dari pada bangsa Israel. Saudara,ini adalah hal yang sungguh-sungguh sesuatu yang menarik sekali yang Alkitab katakan.Apa yang kita doakan, doa seorang benar adalah doa yang sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk dinyatakan di dalam dunia ini atau melalui diri dia itu yang akan dia doakan. Selain dari pada hal ini, Alkitab juga menyatakan di dalam Zakharia 2:8, pada waktu orang-orang menghina Israel, menjamah Israel, menindas Israel maka Tuhan berkata kepada bangsa ini dan kepada orang Israel,“kamunda usah takut, orang-orang itu yang telah menekan kamu, Aku akan serahkan kepada orang-orang yang ditindas mereka sebelumnya dan mereka akan menindas balik bangsa yang telah menindas engkau ini, yang telah menjamah engkau,” apa sebabnya? Karena Israel adalah biji mata Tuhan. Saudara, saya percaya ini adalah sesuatu yang sangat seharusnya menghibur diri kita sebagai orang-orang percaya.
Israel adalah biji mata Tuhan, orang-orang Kristen adalah biji mata Tuhan, maksudnya apa? Pada waktu Alkitab berkata kita adalah bola mata Tuhan, itu berarti Kita adalah bagian yang paling sensitif dari pada semua seluruh tubuh, kita adalah milik yang paling berharga sekali bagi Tuhan Allah, itu sebabnya Tuhan tidak akan membiarkan kita tanpa perlindungan, Tuhan tidak akan membiarkan kita terus menerus ditindas oleh bangsa lain dan dicelakakan oleh orang-orang yang jahat dalam kehidupan kita, Tuhan tidak akan biarkan kita dicelakakan oleh mereka, itu yang akan terjadi di dalam kita. Misalnya di dalam Yohanes 10:28 Yesus berkata, “anak-anak Tuhan pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Lalu di dalam Roma 8:38-39 misalnya, Paulus berkata tidak ada satupun kuasa di dalam dunia ini yang cukup berkuasa, berkekuatan untuk memisahkan kita dari pada kasih Allah di dalam Kristus. Kenapa begitu? Di dalam ayat 31nya Paulus berkata karena Allah ada di pihak kita, kalau Allah ada di pihak kita siapa yang akan melawan kita? Saudara, kalau Allah ada di pihak kita adakah manusia yang memiliki kekuatan yang cukup besar untuk melawan Allah, adakah satu kematian yang memiliki kuasa begitu besar untuk menceraikan kita dari Allah, adakah satu kekuatan yang ada di langit ataupun di bumi yang memiliki kekuatan yang begitu besar atau iblis bahkan sekalipun yang sanggup untuk memisahkan kita dari pada kasih Allah? Alkitab bilang nda ada, memang tidak ada karena Allah kita adalah Allah yang sungguh berkuasa dan tidak ada tandingannya di dalam dunia ini.
Saudara, dalam keadaan ini, perlukah kita memiliki rasa takut dalam hidup kita? Wajarkah rasa takut itu ada dalam kehidupan kita?Saya percaya ini adalah sesuatu yang kita tidak perlu takuti ketika kita menjalani kehidupan kita kalau kita sungguh-sungguh mengerti perkataan Tuhan Allah itu dengan baik.Kita adalah biji mata dari pada Tuhan Allah dan Tuhan tidak akan membiarkan orang untuk menjahati kita atau mencelakakan kita dalam kehidupan kita, akan tetapi Saudara jangan mengerti ayat ini secara literal begitu saja ya. Tuhan tidak akan membiarkan kita celaka itu bukan berarti selama hidup kita di dunia ini, tidak akan sesuatu kesusahan, penganiayaan atau jamahan dari pada orang jahat untuk mencelakakan hidup kita, mungkin saja itu bisa terjadi dalam hidup kita. Kalau kita punya pengertian seperti ini, saya hidup baik, Tuhan jaga, saya biji mata-Nya, Tuhan tidak akan biarkan kita direndahkan, kita dihina, kita mendapatkan kecelakaan saya yakin kita akan mengalami satu kekecewaan dalam hidup kita atau kita merasa bahwa kita bukan anak Allah karena kita menderita dan mengalami kesusahan atau Tuhan tidak memiliki cukup kuasa untuk menolong kita keluar dari pada kesulitan kita. Nah akibatnya itu membuat kita meninggalkan Tuhan. Saudara, Alkitab berkata nabi-nabi Tuhan itu ditolak oleh umat Tuhan sendiri lalu mengalami kematian oleh bangsa Israel sendiri, rasul-rasul dari pada Tuhan ketika memberitakan injil, hampir semuanya itu mengalami kematian martir, cuma bisa dihitung berapa biji orang mungkin cuma satu yaitu Yohanes yang matinya normal, yang lainnya itu mati martir semua, lalu banyak orang-orang kudus yang lain juga ketika masa hidupnya untuk mempertahankan iman Alkitab berkata mereka mati dianiaya menjadi obor dibakar hidup-hidup, suatu kematian yang begitu menderita sekali.
Lalu bagaimana kita mengerti perkataan Tuhan bahwa ketika kita hidup di dalam dunia ini, maka Tuhan tidak akan biarkan kita celaka? Bagaimana Saudara? Nah saya lihat ini dalam 2 pengertian ya, pertama dari kitab Daniel dari apa yang Sadrakh, Mesakh dan Abednego jawab kepada Nebukadnezar. Pada waktu Nebukadnezar membuat patung emas yang begitu besar sekali, lalu berkata ketika bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebana dan segala macam bunyian dibunyikan semua orang harus sujud menyembah kepada patung emas itu.Tapi pada waktu itu terjadi, Nebukadnezar mendapat kabar kalau Sadrakh, Mesakh, dan Abednego itu tidak mau sujud menyembah. Lalu mereka dipanggil di hadapan Nebukadnezar, lalu di situ Nebukadnezar berikan satu kesempatan lagi bagi mereka. “Pada waktu bunyi-bunyian itu bunyi, kamu harus sujud menyembah kepada patung emas itu.” Tapi pada waktu bunyi-bunyian itu bunyi, mereka tetap tidak mau sujud kepada patung itu. Lalu ini membangkitkan kemarahan yang besar bagi Nebukadnezar dan dia mulai mengancam, “Kalau kamu tidak mau sembah, aku akan lemparkan engkau ke dalam nyala api yang menyala itu, yang begitu panas itu yang pasti akan menghanguskan engkau.” Lalu apa jawab Sadrakh, Mesakh, dan Abednego? Kita buka Daniel 3:17-18. Satu jawaban yang betul-betul berani dan beriman, “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”
Saudara, Sadrakh, Mesakh, Abednego bilang, “Hai Nebukadnezar, ketahuilah, kalau Tuhan mau membebaskan kami, itu bukan karena kepercayaan kami kepada Tuhan yang Dia pasti membuat kami dibebaskan, tetapi itu adalah sesuatu yang berdasarkan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kalau Dia lihat bahwa kami perlu dibebaskan daripada api yang menyala-nyala itu, maka Dia pasti membebaskan kami dari api itu. Tapi kalau Dia lihat kami tidak perlu dibebaskan dari api itu, maka Dia tidak akan membebaskan kami dari api itu,”kenapa? “Itu bukan berarti bahwa Dia bukan Allah yang sejati. Dia tetap Allah yang sejati yang harus kami tunduk dan hormat, dan kami tetap tidak akan sujud menyembah patung dewamu dan dirimu itu.” Saudara, ini adalah suatu pengakuan iman yang luar biasa sekali dan satu kebenaran yang betul-betul harusnya menguatkan kita ya. Pada waktu kita menjalani kehidupan kita, kalau Tuhan melihat kecelakaan itu adalah sesuatu yang perlu kita alami, Tuhan akan berikan itu dalam kehidupan kita. Tapi kalau Tuhan lihat kita tidak perlu mengalami kecelakaan itu Tuhan pasti akan biarkan kita dan menjaga kita untuk tidak melalui kecelakaan itu. Di dalam Mazmur ada satu ayat yang indah sekali. “Walaupun beribu-beribu orang jatuh di sebelahku, di dalam medan pertempuran, kalau Tuhan tidak ingin aku celaka aku ndak mungkin celaka.” Saudara, itu adalah satu janji Tuhan, tetapi celaka nda celakanya bukan karena iman kita, tetapi karena kehendak Tuhan melalui kehidupan kita, ada rencana apa yang Tuhan ingin genapi dalam kehidupan kita. Itu yang membuat kita mungkin tidak celaka dalam hidup kita. Jadi bukan berdasarkan kita, tapi berdasarkan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Yang kedua adalah dari perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 10:28, “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” Saudara, maksud ayat ini apa? Tuhan Yesus berkata, “Ketahuilah, anak-anak, orang-orang yang percaya, manusia mungkin memiliki kekuasaan yang besar. Tetapi kekuasaan manusia sebesar apapun itu ada batasnya. Manusia cuma memiliki kekuatan dan kesanggupan untuk membunuh jiwamu atau menyiksa tubuhmu, tetapi setelah itu mereka tidak memiliki kuasa apapun terhadap jiwamu. Jiwa manusia itu ada di dalam tanganku,” Yesus berkata. “Dan kau harus takuti Aku karena Aku memiliki kuasa untuk membinasakan baik jiwamu maupun tubuhmu di dalam neraka.” Saudara, itu berarti, ketika kita menjalani hidup ini, orang-orang mungkin bisa mencelakakan kita di dalam tubuh kita tetapi dia tidak bisa merenggut kita, memisahkan kita daripada Kristus, dan mencelakakan jiwa kita dan membuang kita ke dalam neraka, dia tidak punya kuasa itu. Dan Saudara, kita ada di dalam tangan Tuhan, dan Tuhan berkata, orang-orang itu, mereka yang akan mendapatkan celaka karena mereka akan berhadapan dengan keadilan daripada Tuhan Allah sendiri. Jadi, adakah sesuatu yang perlu kita takuti dalam hidup kita? Saya percaya tidak ada. Karena apa? Karena Tuhan sudah menjanjikan itu semua dalam kehidupan kita, bagi kita anak-anak-Nya. Bahkan hidup kita yang paling bernilai yaitu jiwa kita itu sendiri tidak bisa mendapatkan satu kecelakaan karena Tuhan akan menjamin untuk kita tidak mendapatkan satu kecelakaan.
Dan Saudara, yang kedua adalah, mungkin yang lebih berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita. Kalau ada orang yang berbuat jahat sama kita, orang yang memusuhi kita, orang yang memfitnah kita, orang yang membuat nama baik kita tercemar, orang yang merendahkan kita, perlukah kita membalas mereka? Kalau orang mulai gossipin kita, kita boleh gossipin orang, gitu ya? Kalo orang buat jahat sama kita, ada satu pepatah Chinese mungkin, “Orang buat baik dengan saya, saya akan balas berkali-kali lipat kepada mereka. Orang yang berbuat jahat pada saya, saya akan balas bekali-kali lipat kepada mereka.” Apakah itu menjadi satu prinsip hidup daripada orang percaya? Saya percaya ini tidak menjadi prinsip hidup kita. Kalau kita melakukan hal itu, apa bedanya kita dengan orang dunia yang berbuat baik kepada orang yang baik dan berbuat jahat kepada orang yang jahat? Tuhan berkata, ketahuilah, yang menuntut balas itu adalah Tuhan. Hak Tuhan yang membalaskan dan menegakkkan keadilan bagi orang yang jahat, bukan hak kita. Dan Tuhan pasti akan benar-benar menegakkan hak itu untuk menegakkan keadilan bagi orang yang berbuat jahat, terutama bagi anak-anak-Nya. Saudara, kita nda perlu takut keadilan itu tidak ditegakkan. Mungkin kita tidak peroleh dalam dunia ini, tapi dalam kekekalan itu pasti terjadi. Dan Tuhan pasti akan tegakkan keadilan itu demi untuk kita yang sudah dicelakakan dan direndahkan atau dijahati oleh orang-orang itu yang ingin menjahati kita karena nama Tuhan. Kita perlu mengerti hal ini.
Nah Saudara, kalau kita sungguh-sungguh memahami ini, saya mau tanya, mungkinkah kita memiliki satu kehidupan yang tidak kudus dalam dunia ini? Kalau kita sungguh-sungguh mengerti semua anugerah istimewa yang Tuhan sudah sediakan dalam kehidupan kita, mungkinkah kita tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi ujian dan pencobaan dalam hidup ini? Mungkinkah kita tidak memiliki kekuatan untuk menghidupi karakter Kristus dalam kehidupan kita? Itu sebabnya, Saudara, kita perlu mengerti setiap karunia istimewa atau hak istimewa yang Tuhan sudah karuniakan dalam hidup kita. Karena ini membuat kita lebih kuat untuk menjalani kehidupan sebagai orang percaya dalam dunia ini, dan membuat kita lebih kuat untuk bisa menghadapi ujian atau pencobaan ketika kita menjalani kehidupan kita di tengah-tengah dunia ini. Itu adalah hal yang sangat penting sekali. Ini adalah bicara mengenai 4 hak istimewa yang Tuhan karuniakan bagi kehidupan kita. Tapi ada satu hal yang terakhir yang kita ndak boleh lupakan.
Tuhan memang sudah karuniakan semua hak itu bagi kita, atau karunia istimewa yang betul-betul diberikan bagi anak-anak Nya. Tapi Saudara, yang kelima ini berkaitan dengan apa yang sesungguhnya menjadi panggilan orang Kristen. Apa yang sesungguhnya menjadi tuntutan dan tanggung jawab kita sebagai warga negara dari Kerajaan Allah, itu tidak boleh dilupakan. Tuhan menebus kita dengan satu tujuan, yaitu untuk melakukan panggilan Tuhan dalam kehidupan kita tengah-tengah dunia ini. Untuk menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab kita, rencana Tuhan melalui kehidupan kita. Nah, ini berkaitan dngan satu kehidupan yang seharusnya ketika kita telah ditebus, kita harus menyatakan ada satu sifat atau karakter dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan. Misalnya seperti ini, pertama, ada tidak kebanggaan Saudara untuk menjadi seorang yang ada di dalam Kerajaan Sorga? Ada nggak rasa bangga itu dalam kehidupan kita? Ada tidak satu impresi yang baik mengenai kerajaan itu, dan kita ingin impresi itu juga dikenal oleh orang lain dan diketahui oleh orang lain, bahwa kerajaan itu memang sungguh-sungguh adalah kerajaan yang mulia, kerajaan yang benar, kerajaan yang membawa damai sejahtera dalam kehidupan kita? Kita perlu memikirkan hal-hal yang baik dari apa yang ada di dalam kerajaan itu dan memperjuangkan itu dalam kehidupan kita.
Saudara, di dalam Alkitab itu dikatakan, seorang prajurit ketika menjalani satu kehidupan berjuang, berperang, dia tidak akan memikirkan apa yang menjadi kebutuhan dia. Dia cuma memikirkan atau fokuskan pikirannya kepada apa yang menjadi keinginan daripada komandannya. Saudara, kita hidup dalam dunia ini digambarkan sebagai seorang prajurit Kristus yang sedang berperang dalam kerajaan dunia ini. Nah, dalam kita melakukan itu, mana yang kita pikirkan? Mana yang kita utamakan? Apakah kita mengutamakan hal-hal yang dunia ini yang berupa kebutuhan jasmani kita? Memang itu kita perlukan untuk hidup. Tapi Saudara, Tuhan sudah janjikan itu pasti Tuhan cukupkan dalam hidup kita. Saudara, waktu saya baca Alkitab, ada satu hal yang menyadarkan saya akan pemeliharaan Tuhan yang begitu besarya. Tugas manusia itu hanya bekerja. Tugas manusia itu hanya menjalankan dengan setia apa yang menjadi tanggung jawab dia dalam dunia ini. Soal kedudukan, soal pangkat, soal besarnya penghasilan, itu semua pasti berkat dari Tuhan. Misalnya, Daud. Daud pada waktu dia diurapi menjadi raja, saya pikir dalam pemikiran Daud itu ada satu pemikiran, “Bagaimana saya bisa menjalankan tugas saya sebagai seorang raja yang baik? Bagaimana saya bisa menggantikan posisi Saul lalu menduduki jabatan itu sebagai raja?” Tetapi apa yang dilakukan Daud? Daud tidak bertindak seperti Yerobeam dengan Rehabeam, yang kemudian melawan Salomo lalu merebut kekuasaan dari Rehabeam anak Salomo karena dia tahu bahwa 10 kerajaan itu akan menjadi milik dia. Dia tidak mendahului waktu Tuhan, tetapi Daud menunggu waktu itu yang tidak tahu kapan itu akan diberikan kepada diri Dia. Tapi dia tetap menjalankan tugasnya dengan setia sebagai orang yang sudah diurapi Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel. Sampai kapan? Nda tahu. Sampai satu waktu Daud kemudian diangkat menduduki posisi yang penting itu sebagai seorang raja.
Daniel. Daniel bagaimana? Daniel adalah seorang yang buangan, seorang hamba, budak yang mendapatkan satu anugerah daripada Nebukadnezar untuk bisa menjadi orang yang dididik di dalam kerajaannya dan menikmati segala kesenangan daripada kerajaan itu. Tetapi dia punya tanggung jawab untuk belajar baik-baik segala pengetahuan yang ada saat itu. Lalu apa yang Daniel lakukan? Dia nda pernah berpikir untuk menjadi orang nomor dua atau tiga di dalam kerajaan daripada Nebukadnezar. Dia yang penting hanya belajar baik-baik, lalu di dalam belajar itu Tuhan berikan karunia dari diri dia, satu kelebihan bagi diri dia. Dan siapa yang mendudukkan dia di posisi yang penting itu? Bukan karena Daniel, tetapi karena Tuhan memberi kesempatan itu dan membuka kesempatan itu dan dia mengambil kesempatan itu dalam hidup dia. Saudara, tugas kita hanya menjalankan yang baik dengan setia, apa yang jadi tanggung jawab kita. Soal kedudukan, soal berkat harta, soal posisi kehormatan yang lain-lain itu, itu Tuhan yang akan berikan dalam kehidupan kita, kalau kita jalankan itu dengan setia dalam hidup kita.
Lalu yang berikutnya, pada waktu kita menjadi orang yang ada di dalam Kerajaan Allah, maka kita harus meninggalkan atau menjadi orang asing bagi kerajaan-kerajaan lain yang ada di dalam dunia ini. Saudara, di dalam sejarah Indonesia ada 1 orang namanya Archandra yang ditunjuk dan jadi menteri tetapi kemudian ketahuan dia memiliki 2 warga negara. Satu Amerika, satu negara Indonesia. Lalu apa yang terjadi? Amerika melepas kewarganegaraannya, Indonesia pun melepas kewarganegaraannya walaupun kemudian diterima kembali. Tetapi yang pasti jabatan dia sebagai seorang menteri itu dicopot. Saudara, kita itu siapa, pada waktu Tuhan menebus kita dan menempatkan kita dalam kerajaan? Kita ini adalah duta Tuhan. Kita ini adalah wakil Tuhan yang Tuhan panggil untuk merepresentasikan nama Tuhan dan Kerajaan Allah di dalam dunia ini. Lalu sebagai warga negara kerajaan itu, sebagai wakil Tuhan, utusan Tuhan yang merepresentasikan Tuhan, mungkinkah kita memiliki 2 kewarganegaraan, satu Sorga, satu dunia? Itu nda mungkin. Di dalam Pembinaan Pemuda kemarin kita belajar mengenai apa itu tanda kerohanian yang sejati. Nah salah satu yang utama menurut Jonathan Edward itu adalah afeksi. Afeksi itu adalah sesuatu, bukan hanya perasaan, tetapi dorongan yang kuat yang ada dalam diri kita yang mempengaruhi apa yang kita pikirkan, kita rasakan, dan kita lakukan dalam kehidupan kita. Itu bicara mengenai afeksi. Nah, afeksi ini salah satu ciri karakternya itu adalah kasih. Kasih kepada Allah. Saudara, kalau kita sungguh-sungguh memiliki kasih kepada Allah, mungkinkah kita memiliki kasih kepada dunia? Mungkinkah kita mencintai dosa? Mungkinkah kita memusuhi orang lain? Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Saudara kalau betul-betul mengasihi anak Saudara, atau anak mengasihi orangtua, mungkinkah Saudara menghendaki sesuatu yang tidak, bukan sesuatu yang baik bagi anak atau sesuatu yang baik bagi orangtua? Kalau betul-betul mengasihi mereka, pasti kita berusaha untuk menjaga nama baik orang tua, berusaha memelihara anak untuk bisa menerima yang terbaik dalam kehidupan mereka. Itu namanya kasih. Nah begitu pun juga dengan kasih kita kepada Allah. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Allah dari hati kita yang terdalam, itu pasti tercermin daripada pikiran kita yang kita rasakan dan kita lakukan. Kalau Allah itu kudus kita betul-betul mengasihi kekudusan mungkin tidak kita masih mencintai dosa dalam hidup kita? Makanya Jonathan Edward bilang seperti ini, “ Afeksi bukan salah satu dari afeksi-afeksi lain. Tetapi afeksi kepada Allah itu adalah sumber daripada afeksi yang lain dalam kehidupan kita.” Maksudnya adalah, sesuatu dorongan yang begitu kuat yang ada dalam hati kita kepada Tuhan Allah itu mengakibatkan satu tindakan-tindakan lain dalam kehidupan kita yang membuat nama Tuhan tidak mungkin dicemarkan, yang menyatakan kasih kita kepada Allah dalam kehiduan kita.
Saudara, ini adalah hal yang harus ada dalam tanggung jawab kita sebagai anak-anak Tuhan. Kita punya satu kewajiban untuk memiliki satu kehidupan membela Kerajaan Allah dan bukan membela kerajaan daripada dunia ini. Tapi Saudara, untuk bisa membela kerajaan Allah, perlu pengetahuan. Perlu kita belajar Firman Tuhan. Saya bukan mengatakan kita perlu bela Kerajaan Allah seperti halnya orang yang mengerti kita perang, kita bunuh, kita singkirkan orang itu lalu penjarakan orang itu karena mereka adalah bidat, seperti itu. Bukan. Tapi paling tidak kita tahu pengajaran yang diajarkan oleh gereja itu adalah benar atau salah. Kita prihatin kalau sampai gereja memberitakan satu pengajaran yang salah, dan kita membela pengajaran yang benar dan mempertahankan pengajaran yang bener yang sesuai dengan kitab suci. Kita betul-betul membela itu, kita betul-betul mencintai itu, dan kita menghendaki kebenaran yang Tuhan nyatakan dalam Kitab Suci itu diajarkan dalam gereja. Ada tidak? Tapi untuk itu semua kita perlu belajar firman dengan baik. Tanpa itu bagaimana mungkin kita bisa membela Kerajaan Allah sebagai warga negara daripada kerajaan itu? Saudara, saya berharap apa yang menjadi karunia istimewa itu boleh menjadi sesuatu yang menguatkan hidup kita. Tetapi kalau karunia istimewa itu adalah hal yang cuma kita ingat tanpa ada kewajiban, saya pikir kita akan jadi anak-anak Tuhan yang kurang ajar, yang lupa diri. Tapi kita perlu mengerti kewajiban kita sebagai anak Tuhan dalam dunia ini lalu kita bisa menjadi orang yang menempatkan diri secara benar, rendah hati di hadapan Tuhan, dan juga melakukan apa yang menjadi tanggung jawab kita untuk membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Dari situ penebusan Kristus tidak sia-sia dalam hidup kita. Saya pikir lagu nomor 2 tadi [PPK 114: Aku adalah Orang Berdosa, red] adalah satu lagu yang sangat baik sekali untuk mengingatkan hal ini dalam hidup kita. Mari kita masuk dalam doa.
[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]