Hari Paskah Pertama
Kel. 12:1-14
Vik. Nathanael Marvin, M. Div
Bapak, Ibu sekalian, hari Minggu adalah hari yang spesial bagi orang-orang Kristen karena di hari Minggu kita boleh mengingat Pribadi yang terpenting dalam kehidupan kita, Pribadi yang paling unik, Pribadi yang berbeda dengan kita pada umumnya sebagai manusia dan Pribadi yang adalah Juruselamat dunia, yaitu Yesus Kristus. Di hari Minggu seorang teolog mengatakan bahwa setiap kita hari Minggu sebenarnya sedang merayakan Paskah. Paskah tidak dirayakan setahun sekali saja, tetapi ketika orang Kristen, di dalam sejarah gereja mengalami tentang penderitaan Yesus Kristus, penyiksaan-Nya, dan kematian-Nya di kayu salib, lalu kebangkitan-Nya pada hari yang ketiga di situlah gereja Tuhan terus memperingati tentang Pribadi Yesus Kristus di hari Minggu ketika beribadah kepada Tuhan. Hari Minggu bicara soal apa? Bicara soal Yesus Kristus, bicara soal Tuhan sendiri, bagaimana ketika kita datang merayakan hari Sabat kita sedang menaati perintah Tuhan. Fokusnya adalah Tuhan. Waktu di hari Minggu kita diarahkan kembali hari kita yang tadinya dari Senin sampai Sabtu, mungkin, sebagai manusia berdosa kita terus mengarahkan hati kita kepada kesenangan diri, kepada fokus diri, tetapi di hari Minggu kita diingatkan untuk datang kepada Tuhan, datang ke rumah Tuhan, datang beribadah kepada Tuhan, datang mengingat Pribadi Tuhan, dan datang juga meneladani Pribadi Tuhan itu seperti apa yang diajarkan di dalam Alkitab.
Maka Bapak, Ibu sekalian, kebangkitan Yesus Kristus, hari Minggu, adalah di mana kita memperingati tentang Yesus Kristus yang sudah bangkit dari kematian. Ini adalah peringatan yang sangat penting bagi orang Kristen. Karena kalau orang Kristen melupakan Yesus Kristus, berarti kalau kita Kristen, tanpa Kristus. Kalau gereja lupa akan Yesus Kristus, kita gereja tanpa Yesus Kristus. Dan yang paling parah adalah kalau Kekristenan tanpa Yesus Kristus itu berarti bukan Kekristenan yang sesungguhnya. Kita melupakan Juruselamat kita yang sangat mengasihi kita. Kebangkitan Kristus sangat spesial, sangat berharga dalam sejarah iman Kristen, di dalam sejarah kehidupan kita sendiri. Kita sudah memperoleh kuasa dari kebangkitan Yesus Kristus ketika kita mengalami kelahiran kembali dari Roh Kudus. Kita menerima semua berkat yang Tuhan berikan di dalam Yesus Kristus. Manfaat dari pengorbanan Yesus Kristus, seluruh kehidupan Yesus Kristus itu kita terima. Maka sebagai orang Kristen kita jangan lupa bahwa kita itu punya Tuhan yang sejati, Tuhan yang memberikan kuasa kebangkitan. Kuasa kebangkitan itu seperti apa Bapak, Ibu sekalian? Kuasa kebangkitan itu berarti kita memiliki kuasa yang memulihkan, kuasa yang menghidupkan, kuasa yang betul-betul memulihkan segala hal yang rusak, yang berdosa. Bahkan kita sendiri yang seharusnya mati, karena upah dosa adalah maut, tetapi kita tidak terkena hukuman maut kematian kedua, kematian yang kekal itu, kita terhindar. Kita memperoleh hidup yang kekal. Maka kuasa kebangkitan sangat luar biasa indahnya.
Nah Bapak, Ibu, sekalian di dalam Alkitab ada tiga hal yang kita diberi tahu bahwa kalau tanpa kebangkitan Yesus Kristus dari kematian maka ada tiga hal yang menjadi sia-sia, yang sebenarnya dilakukan oleh orang-orang Kristen. Yaitu yang pertama adalah pemberitaan Injil yang dilakukan oleh orang Kristen akan menjadi sia-sia kalau Yesus tidak benar-benar bangkit. Maka sangat penting kita mengamini, melihat dan punya pengakuan iman akan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Sering kali orang Kristen hanya sebatas tahu saja, oh Yesus bangkit, kemudian sudah selesai demikian, kita tidak melihat, kita tidak merenungkan kuasanya apa dalam hidup kita sekarang. Apa dampak dari perbuatan Yesus 2,000 tahun yang lalu yang kemudian kita bisa alami dalam kehidupan kita sehari-hari. Nah ini pentingnya ya sebagai orang Kristen mengenal kebangkitan Yesus Kristus yang pertama yaitu adalah kalau tanpa kebangkitan Yesus Kristus, apa yang kita lakukan dalam penginjilan itu sia-sia. Percuma kita ngobrolin tentang Injil, kabar baik tentang Yesus. Yesus datang dari surga ke dalam dunia. Lalu Dia hidup tanpa dosa, Dia menderita, Dia mengambil kemiskinan, kesusahan kita, Dia menanggung derita untuk kita, lalu Yesus mati di atas kayu salib. Lalu Injil itu berhenti sampai situ selesai. Tidak ada kebangkitan, tidak ada kuasa tubuh kemuliaan, tidak ada janji Tuhan di dalam kedatangan-Nya kedua kali. Tidak ada bagaimana Yesus naik ke surga – nanti sebentar lagi kita juga memperingati kenaikan Yesus ke surga – tidak ada! Hanya sebatas Yesus mati saja.
Tapi betul waktu kita hanya Yesus mati saja bagi kita, kita sangat bersyukur. Kita bisa menangis ada Pribadi yang mau mati bagi kita. Tapi kalau sebatas itu, Alkitab mengatakan itu semua sia-sia. Kamu percaya Yesus sampai Yesus mati di kayu salib pun itu sia-sia. Kamu salah. Kamu salah mendengar kabar baik. Itu bukan kabar baik yang sejati yang lengkap. Kabar baik yang sejati dan lengkap adalah sampai Yesus bangkit dari kematian di hari yang ketiga. Rasul Paulus sendiri mengatakan bahwa, “sia-sia aku memberitakan Injil kalau Yesus tidak bangkit.” Tetapi kita bisa melihat di dalam kehidupan Rasul Paulus, di dalam kesulitannya sebagai misionaris, di dalam setiap pergumulan hidupnya, arah hidupnya, dia ternyata menghabiskan hidup dengan apa? Dengan mengabarkan Injil. Berarti itu Yesus betul-betul bangkit dai kematian. Karena apa yang dilakukan oleh Paulus adalah ia mengabarkan Injil. Dan Paulus pun mengatakan bahwa kalau Yesus tidak bangkit, maka perkabaran Injil menjadi sia-sia. Maka ia terus memberitakan Injil.
Demikian juga kita Bapak, Ibu sekalian, kalau kita betul-betul mengakui Yesus bangkit dari kematian, kita mau terus mengabarkan Injil. Mengabarkan Injil ternyata adalah suatu dampak dari kita mengalami kuasa kebangkitan Yesus Kristus. Dan waktu kita mengabarkan Injil, jangan lupa ya, sampai kita memberitakan kebangkitan Yesus dari kematian. Sering kali, ya, di dalam kita menceritakan kabar baik, kita sampai di dalam salib saja, lupa akan kebangkitan. Maka dari itu, sangat penting, ya, kuasa kebangkitan Yesus Kristus pun kita ceritakan kepada orang lain, dan itulah yang menggerakkan kita untuk terus memberitakan Injil.
Lalu hal kedua, hal yang sia-sia kalau Yesus tidak bangkit, adalah iman kita pada Yesus Kristus. Jadi, pekerjaan kita, pekerjaan kita dalam memberitakan Injil sia-sia kalau Yesus tidak bangkit. Itu yang pertama. Yang kedua adalah rasa percaya kita, ya, iman kita kepada Yesus Kristus ternyata sia-sia juga kalau Yesus tidak bangkit. Berarti apa? Berarti kita tetap dalam dosa kita. Kita tidak memiliki iman yang benar, iman kita mati karena Yesus tidak dapat mengalahkan kuasa dosa, yaitu maut. Upah dosa adalah maut, dan Yesus mati. Ya, memang Yesus mati bukan karena dosa Dia, tapi menanggung dosa kita. Jadi Yesus mati karena apa? Menanggung dosa kita dan juga Dia menyerahkan nyawa-Nya. Tetapi, Bapak, Ibu sekalian, kalau Yesus tidak bangkit maka iman kita itu salah. Yesus menanggung hukuman dosa kita di atas kayu salib tetapi Yesus tidak bangkit berarti Yesus tidak punya kuasa atas dosa, atas dosa-dosa kita yang Dia tanggung.
Ingat ya, kita sudah mengerti bahwa waktu Yesus menanggung dosa kita di atas kayu salib, statusnya berdosa, karena apa? Dosa kita. Ditukar statusnya. Kita jadi benar karena kebenaran Kristus. Yesus jadi berdosa karena dosa kita, statusnya berdosa. Meskipun Yesus tidak berdosa dalam kehidupan-Nya secara aktual, Yesus juga tidak memiliki dosa asal tetapi ketika Yesus tanggung kematian di atas kayu salib, Alkitab katakan bahwa Dia dijadikan berdosa karena kita, secara status. Kita dijadikan benar secara status karena kebenaran Yesus Kristus. Tapi faktanya, kita ya berdosa tapi kok benar? Yesus tidak berdosa tapi kok dijadikan dosa? Ya, karena ini ya, karena pertukaran ini. Yesus mati itu mengganti hukuman dosa kita supaya kita yang berdosa boleh di hadapan Allah itu dibenarkan dan boleh masuk surga karena kebenaran dan ketaatan Yesus Kristus.
Iman kita pada Yesus sia-sia karena kita tahu bahwa Yesus tidak bangkit dan tidak memberikan kemenangan atas dosa dan maut, kalau Yesus tidak bangkit. Iman kita menjadi sia-sia, iman kita bukan yang menyelamatkan dan bukan sejati, dan karena itu Bapak, Ibu, Saudara sekalian, itu menjadi suatu hal yang tidak menggerakan kita apa-apa. Kita tidak beriman, iman kita sama seperti orang yang tidak kenal Yesus, iman kita berdosa, ya. Tetapi sebaliknya kita tahu bahwa Alkitab menyatakan bahwa Yesus bangkit. Firman Tuhan sendiri yang mengatakan Yesus bangkit dari kematian, dari nubuatan Yesus Kristus, dari Tuhan sendiri mengatakan Yesus bangkit dari kematian, dan dari fakta sejarah juga mengatakan Yesus memang bangkit. Maka dari itu, ketika kita beriman kepada Yesus Kristus, justru iman kita tidak sia-sia, melainkan iman yang benar, yang bermanfaat, yang berguna, untuk memberikan kita kemenangan atas kuasa dosa. Kuasa dosa dikalahkan oleh kuasa kebangkitan Yesus Kristus. Kita harus ingat ini. Tanpa kuasa kebangkitan Yesus Kristus, nggak bisa kita mengalahkan kuasa dosa, kita tetap dalam dosa kita. Ya, orang yang di luar Yesus Kristus, Yesus sendiri katakan, ”Kamu tidak bisa apa-apa.” Ya, kamu tidak bisa apa-apa, you are nothing. Di luar Yesus Kristus, kita itu berdosa. Di luar Yesus Kristus, kita harus dihukum, harus menerima upah dosa yaitu maut.
Dan yang ketiga, apa yang sia-sia ketika Yesus kalau betul Yesus itu tidak bangkit dari kematian, maka hidup orang Kristen menjadi sia-sia, seluruh hidup kita. Jadi bukan saja pekerjaan kita, bukan saja iman kita, tapi seluruh kehidupan kita sia-sia kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, karena apa? Berarti kita tetap dalam dosa kita, kita masih hidup dalam dosa kita dan kita tidak memperoleh hidup yang kekal, kita tidak melihat kuasa hidup yang kekal yang diberikan oleh Yesus Kristus. Bila Yesus tidak bangkit dari kematian, berarti kita masih dalam dosa kita, mati, ya, mati dalam dosa kita. Tidak dibangkitkan oleh Roh Kudus, tidak mengalami kelahiran kembali dan tidak ada kuasa kebangkitan yang menolong kita untuk hidup dalam kekudusan Tuhan. Kita tetap menjadi buta rohani, kita tersesat dalam dosa, dan kita akan binasa sampai selama-lamanya.
Bahkan, kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, berarti universalisme tapi bukan universalisme. Pandangan universalisme kan mengatakan semua orang pasti masuk surga, itu universalisme. Tapi kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, maka universalismenya adalah semua orang masuk neraka. Sia-sia, ya. Kalau semua orang masuk neraka, bukankah lebih mudah, ya udah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, sudah langsung masuk neraka, beres. Ngapain ada kehidupan sampai ribuan tahun, sampai zaman sekarang, ya, kalau memang semua orang masuk neraka. Tapi justru karena Tuhan menyediakan jalan keselamatan, ada rencana keselamatan yang dikerjakan oleh Allah Tritunggal, kita tahu bahwa ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka tidak langsung mati dan masuk neraka, berarti Tuhan kasih kesempatan orang bisa selamat, ya, memperoleh surga. Hidup kalau kita bisa melihat bahwa hidup yang sekarang kita masih jalani adalah masih berjalan, ya, kita tahu Alkitab memberikan salah satu alasan kenapa kita masih hidup? Yaitu Tuhan mengatakan bahwa supaya kita mendapatkan kesempatan untuk bertobat; percaya kepada Yesus Kristus bagi yang belum, yang sudah percaya kepada Kristus semakin berkomitmen mengikut Yesus Kristus, semakin dibentuk untuk menjadi pengikut Kristus yang setia, yang bijaksana.
Jadi ada 3 hal yang menjadi sia-sia bila Yesus tidak bangkit dari kematian, yaitu pemberitaan Injil, iman kita dan seluruh hidup orang Kristen. Tapi puji Tuhan Bapak, Ibu sekalian, faktanya Alkitab mengokohkan, firman Tuhan mengatakan, bahkan Yesus Kristus sendiri mengatakan bahwa Anak Manusia akan dibangkitkan pada hari yang ketiga dan sejarah dunia sendiri mengatakan bahwa Yesus bangkit dari kematian.
1 Kor. 15:3-4 mengatakan, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita”. Jadi kita lihat ya, ayat ini sangat doktrinal, sangat yakin, jelas bahwa Yesus itu mati bagi dosa-dosa kita, bagi orang-orang yang percaya kepada Kristus. Ini yang membuat universalisme, yang masuk surga semua itu salah! Karena Yesus itu mati bagi yang mau percaya kepada Kristus. Kalau yang tidak mau percaya kepada Kristus, Yesus tidak mati maupun bangkit bagi dia. “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”. Dan bukan saja itu, faktanya demikian. Dalam sejarah kehidupan, Yesus bangkit dari kematian. Firman Tuhan, dari surga sana, sudah mengokohkan bahwa Yesus bangkit dari kematian. Dan sebenarnya, waktu kita bisa percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian, itu pun ternyata pekerjaan dari Roh Kudus. Itu sudah tidak bisa menyangkal kebangkitan Yesus Kristus. Tidak ada sebenarnya manusia yang mampu menyangkal fakta kebenaran dari Tuhan sendiri. Maka kalau ada orang yang tidak percaya kepada kebangkitan Yesus Kristus, bisa mereka tidak tahu, bisa mereka tersesat, bisa memang mereka menolak kebangkitan Yesus Kristus. Dan dampaknya sangat mengerikan. Mati! Kalau nggak bangkit, ya mati. Mati selama-lamanya. Tapi kalau bangkit, kita percaya ada kebangkitan, kita pun ikut bersama Yesus akan dibangkitkan, ya kita akan memperoleh kehidupan yang kekal, hidup yang terus berelasi dengan Allah. Kematian itu berarti apa? Keterpisahan. Itu namanya mati ya, mati berarti terpisah. Entah itu tubuh dan roh, entah itu di dalam kematian kedua, yang kekal itu, terpisah dengan Allah selama-lamanya. Hidup ya hidup. Masih hidup, ya hidup. Kita itu terus hidup. Kita, manusia ciptaan Tuhan itu, serupa dan segambar dengan Allah ya itu unsur sifat kekal-Nya.
Nah kebangkitan Yesus betul-betul bermakna dan memberikan dampak yang berguna bagi kehidupan rohani kita. Ini sangat indah, sangat baik. Ini adalah jaminan keselamatan yang sudah dikerjakan oleh Yesus Kristus. Dan keselamatan dalam Yesus Kristus itu pasti karena Yesus menang atas kuasa maut. Dan tanpa kebangkitan Yesus Kristus, tidak ada bukti bahwa apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus itu berkuasa untuk memperoleh hidup yang kekal. Tanpa kebangkitan Yesus Kristus, kita tidak memiliki pengharapan akan kehidupan yang kekal maupun tubuh kebangkitan itu sendiri. Maka dengan adanya kebangkitan Yesus dari kematian, ini suatu momen di mana manusia itu diubahkan dari kondisi manusia jatuh dalam dosa, semakin terpuruk, semakin tersesat, semakin terhilang, semakin jauh dari Tuhan, tapi kemudian adanya kebangkitan Yesus Kristus manusia mulai bisa mendekat kepada Tuhan, bisa datang kepada Tuhan karena rohaninya dibangkitkan oleh Roh Kudus.
Dilahirkembalikan oleh Roh Kudus berarti apa Bapak, Ibu sekalian? Yaitu dibangkitkan oleh Roh Kudus. Ya karena apa? Pertama rohani kita mati. Kemudian kelahiran kembali berarti apa? Rohani kita dibangkitkan dari mati menjadi hidup. Dan menjadi hidup berarti hidup kita itu berguna, bermanfaat dan tidak sia-sia. Mengikut Yesus Kristus, Bapak, Ibu sekalian, bukanlah hal yang sia-sia. Kita masuk ke dalam hal, ke dalam kehidupan yang sangat bermanfaat. Maka sebagai orang Kristen kita punya sukacita yang besar ketika kita betul-betul bisa taat kepada Tuhan. “Oh, hidup saya itu berguna ya. Hidup saya itu bermanfaat bagi orang lain dan juga bagi kemuliaan nama Tuhan.” Nah inilah makna Paskah, yaitu orang-orang percaya, para pengikut Yesus Kristus, kita memiliki kehidupan yang bermanfaat, yang berguna bagi kerajaan Allah maupun bagi kehidupan bermasyarakat. Karena apa? Dengan kuasa kebangkitan Yesus Kristus kita bisa mengerjakan 2 mandat, mandat budaya maupun mandat Injil yang berfokuskan kepada Allah sendiri, yang memuliakan Allah sendiri. Itu karena kuasa dari kebangkitan Yesus Kristus. Kita diberikan kuasa oleh Tuhan untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama manusia.
Nah Bapak, Ibu sekalian, dari perikop yang sudah kita bahas barusan, hari Paskah sendiri ternyata pada mulanya adalah perayaan orang Israel atau orang Yahudi di Perjanjian Lama. Kita ingat, Perjanjian Lama bicara soal umat pilihan Tuhan. Tuhan pilih satu bangsa, di mana Tuhan mau menunjukkan kasih-Nya yang begitu besar kepada satu bangsa tersebut. Bangsa itu bukan bangsa yang hebat, bangsa yang besar, bangsa yang punya kelebihan, tetapi bangsa yang jelek, yang kecil, yang bahkan banyak kekurangan. Allah pilih bangsa Israel. Bangsa Israel dikatakan bahwa menjadi bangsa yang tegar tengkuk, bangsa yang tidak mau rendah hati ikut pimpinan Tuhan tapi malah melawan Tuhan. Tuhan pilih bangsa Israel, Tuhan pelihara bangsa Israel, dan Tuhan menyertai bangsa Israel itulah yang membuat bangsa Israel bisa menjadi bangsa yang hebat, bangsa yang berfokus kepada Firman Tuhan, bangsa yang akhirnya dipakai Tuhan menyatakan kemuliaan bagi nama Tuhan.
Dan ketika mereka mau dibebaskan dari perbudakan Mesir, di sinilah baru muncul yang namanya Paskah. Sebelum bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir, nggak ada Paskah. Mereka nggak ngerti Paskah. Mereka nggak tahu Paskah. Mereka nggak tahu kebangkitan Yesus seperti apa, mereka hanya punya bayang-bayang sedikit, yaitu Paskah di dalam Kej. 3:15 itu apa? Yaitu “keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular.” Nah itu kuasa kebangkitan. Paskah bayang-bayangnya sudah ada sejak Injil itu diberitakan. Kita tahu ya Kej. 3:15 berarti itu adalah Injil, Injil pertama. Ya kemudian sebelumnya adalah jatuh dalam dosa. Solusi dari dosa, Tuhan memberikan Injil. Di dalam Injil ada keseluruhan kehidupan Yesus Kristus mulai dari kehidupan Yesus Kristus sejak lahir dalam dunia sampai kebangkitan Yesus Kristus, naik ke surga, dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Cuma, di dalam Perjanjian Lama itu, itu bayang-bayang. Bagaimana bayang-bayang itu mulai semakin diperjelas mulai dari Injil pertama Kej. 3:15 sampai Kel. 12, ini Paskah yang pertama. Tuhan hukum Firaun dan orang-orang Mesir sampai tulah yang ke-sepuluh yaitu bagaimana Tuhan melewati, atau Passover. Passover Mesir atau Paskah Mesir, kita bisa katakan ya, kalau menggunakan kalimat Paskah itu adalah Tuhan Paskah Mesir, Tuhan menjalani Mesir di malam itu dan menjatuhkan hukuman kematian anak sulung di Mesir. Namun sebelumnya Tuhan sudah beritahu dulu umat pilihannya yaitu bangsa Israel untuk merayakan Tuhan berjalan di Mesir, merayakan Paskah ya. Dengan melakukan apa? Melakukan penyembelihan anak domba yang tidak bercela, yang berumur satu tahun, dan mengoleskan darah domba pada tiang pintu rumah untuk melindungi mereka dari Allah yang berjalan dengan niat apa? Menghukum, dengan niat menunjukkan keadilan dan kekudusan-Nya.
Allah berjalan itu bukan saja kita pikir Allah menyertai kita berarti kita diberkati, dihibur oleh Tuhan, dihibur, disenangkan oleh Tuhan. Bukan! Allah bisa berjalan dengan kita dengan apa? Mode pengudusan, mode keadilan yaitu apa? Menegur kita. Saat kita rasa sakit, itu ditegur. Itu sifat dari hukuman, hukuman itu pasti ada sakitnya. Kalau bukan sakit itu bukan hukuman atau teguran atau disiplin gitu ya. Nah, Tuhan bisa saja berjalan dengan mode menghukum atau mengadili atau menegur gitu ya. Supaya apa? Supaya kita semakin dekat dengan Tuhan.
Dan pada waktu ini di Paskah pertama, Allah berjalan di negara Mesir yang begitu besar, begitu berkuasa Mesir, Tuhan berjalan melewati Mesir, Tuhan melewatkan orang Israel dari hukuman mati anak sulung. Karena apa? Karena Allah melihat, melihat darah anak domba di tiang pintu rumah keluarga-keluarga dari orang Israel. Tuhan kasih aturan demikian ya. Kalau mau selamat ikut aturan Tuhan bukan cari jalan sendiri, kalau cari jalan sendiri ya mati, tapi kalau mau selamat di dalam Tuhan, cari jalan dari Tuhan yaitu apa? Mengoleskan darah anak domba, nah ini pun bayang-bayang. Nah, inilah makna Paskah di dalam tradisi Yahudi ketika orang-orang Yahudi zaman sekarang, orang-orang beragama Yahudi jaman sekarang mau merayakan Paskah mereka ingatnya ini. Oh, di zaman dulu Israel sudah dijajah oleh Mesir, sudah diperbudak oleh Mesir 430 tahun. Hanya Tuhan saja yang bisa membebaskan perbudakan satu bangsa selama 430 tahun. Itu sistem perbudakan sudah mapan, sudah kuat, negara Mesir ya, kerajaan Mesir itu bagaimana negara yang sudah diperbudak itu bisa bebas? Sudah 430 tahun, tidak bisa. Maka ini adalah suatu perayaan yang sangat membahagiakan bagi bangsa Yahudi, kita bisa jadi bangsa sendiri, kita bisa bebas dari perbudakan Mesir. Tapi sayangnya mereka tidak melihat kelanjutan bagaimana Allah memberikan wahyu-Nya secara progresif tentang Paskah ini. Mereka berhenti di situ di dalam Perjanjian Lama, mereka berhenti di dalam Paskah pertama. Tidak ada Paskah yang lebih jelas, yang sejati merayakan kebangkitan Yesus Kristus.
Nah, Kel. 12:1-14 ini adalah penjelasan mengenai Paskah pertama, pada mulanya memang hari Paskah pertama ini tidak bicara soal kebangkitan tubuh atau kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, tetapi perayaan Paskah pertama itu bicara tentang Allah yang berfirman, Allah yang kasih perintah ya, Allah yang berinisiatif bertindak menyelamatkan umat-Nya demi kemuliaan-Nya sendiri dan demi umat pilihan kesayangan-Nya. It’s about God. Perayaan Paskah ini bicara soal Allah, bukan bicara soal kita. Ini bicara tentang Allah dan bagaimana Allah menyelamatkan gereja-Nya, umat-Nya ya. Nah, dalam Kel 12 dikatakan, “Berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir”. Ya Harun adalah Imam Besar pertama, Musa adalah nabi Israel pertama, di dalam konteks bangsa. Nanti dari bangsa Israel akan muncul raja pertama juga, yang kita tahu adalah Saul ya. Dan di sini kita bisa lihat Tuhan memberitakan firman-Nya kepada perwakilan dari suatu umat, suatu komunitas, suatu gereja. Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun di tanah Mesir. “Ayo, Musa dan Harun, kamu harus memimpin bangsa Israel, yaitu menetapkan satu hari, menetapkan di d dalam masing-masing keluarga di hari tersebut ambil seekor anak domba dan itu mewakili seluruh keluarga.” Nah ini adalah bayang-bayang Yesus Kristus, bagaimana Yesus Kristus satu orang akan mewakili yang memang adalah keluarga Allah, yang akan diadopsi menjadi anak-anak Allah. Yesus mewakili kita untuk bisa diselamatkan. Ya, Yesus sebagai anak domba Allah.
Yohanes pembaptis mengatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Nah, ini adalah gambaran tentang Yesus Kristus, bayang- bayang tentang Yesus Kristus yaitu Anak Domba yang akan disembelih. Dan ingat bahwa di dalam kehidupan Yesus Kristus kematian dan kebangkitan-Nya itu betul-betul ya kita bisa lihat itu bukan untuk semua orang, hanya untuk umat pilihan-Nya. Dari kisah Paskah pertama kita sudah lihat ada pelajaran tentang doktrin pilihan kok. Ya, Tuhan itu memerintahkan hanya kepada bangsa Israel. Berarti yang lain tidak dipilih, berarti bangsa Mesir tidak dikasih perintah oleh Tuhan. Terus kemudian diceritakan, “namun bila rumah tangga terlalu kecil jumlahnya” ya, misalkan satu anak domba setahun itu bisa untuk 5 orang, ya tapi, dalam keluarga Israel itu hanya ada mungkin suami istri saja 2 atau hanya 3. Nah, suami istri sama keluarga yang lain bisa gabung tuh di satu rumah, ya cukup dengan anak domba yang sudah disembelih dan sudah dibakar, kayak gitu ya. Mereka bisa gabung dengan tetangga, lalu ambil anak domba sesuai kebutuhan. “Anak domba itu harus jantan tidak bercela, berumur 1 tahun”, dan ini menunjukkan bahwa ini aturan dari Tuhan. Ya kita ikut aja. Kalau memang Tuhan ngomong, kita mau ikut. Dan ini menunjukkan bahwa ini adalah korban yang sempurna, bayang-bayangnya ya. Demikian juga menunjuk kepada Yesus Kristus yang tanpa dosa, yang genap umurnya, 33,5 tahun, tanpa cela ya, tanpa cacat, dan menjadi korban penebusan bagi kita yang berdosa.
Nah, tetapi uniknya di dalam kisah ini, Bapak, Ibu, sekalian dikatakan juga, boleh kambing juga. Ya, bukan saja anak domba, tapi boleh kambing juga digunakan untuk merayakan Paskah. Ini adalah wujud bagaimana Tuhan mengerti bangsa Israel susah mencari anak domba berumur 1 tahun untuk kurang lebih bangsa Israel itu, ya, dikatakan kan di Alkitab 600.000 laki-laki. Ya, 600.000 laki-laki, lalu kita anggap ada perempuannya 2x lipatnya lah ya 600.000 juga, 1,2 juta ya kan, bangsa Israel. Lalu kemudian ada anak-anaknya lah, masa nggak ada anak-anaknya ya, kita tambah lagi 600.000. Oke, laki-laki 600.000, perempuan 600.000, anak-anak 600.000, kurang lebih bangsa Israel menjadi 1.800.000 di Mesir, yang diperbudak. Sehingga akhirnya orang-orang yang mengatakan, ayolah ya supaya mudah dihitung, total bangsa Israel itu 2 juta. Bayangkan 2 juta orang Israel di Mesir harus mencari anak domba. Tuhan kasih toleransi, ya udah anak kambing nggak apa apa. Ya, untuk disembelih, dibakar, dan dimakan bersama-sama. Ya, tetapi yang utama adalah anak domba. Jadi kalau anak domba sudah habis, ya anak kambing dicari.
Nah, kemudian anak domba atau anak kambing itu harus dikurung semuanya, dikumpulkan, ya, di satu tempat gitu, lalu semua jemaat Israel juga harus berkumpul dan menyembelih pada waktu senja atau sore hari. Darah anak domba dan anak kambing ini tercurah di sore hari, darahnya dikumpulkan di masing-masing tempat dan dagingnya diberikan kembali kepada perwakilan kaum keluarga. Nah, ini juga adalah bayang-bayang dari kematian Yesus Kristus. Yesus Kristus mati sore hari, jam 3 sore di atas kayu salib, dan darah-Nya pun tercurah di atas kayu salib, dan dagingnya pun, ya, tubuhnya pun dipecahkan bagi banyak orang. Darahnya harus diambil sedikit dan dibubuhkan di tiang pintu ya, dan kemudian mereka, keluarga Israel harus makan di malam itu juga. Jadi sudah siap-siap, sudah berkemas ya. Daging itu harus dipanggang, dimakan dengan roti tidak beragi dan sayur pahit. Ya, tidak boleh dimakan mentah atau direbus dalam air, pokoknya daging itu harus dibakar dengan api. Ya, lengkap dengan kepalanya, dan betisnya, dan isi perutnya. Kemudian daging itu dikatakan tidak boleh tersisa sampai pagi. Kalau ada yang tersisa, udah kenyang semua ya, sudah makan kenyang semua, nah itu dagingnya gimana? Ya, harus dibakar, nggak boleh disisakan, gitu ya. Nah, ini adalah cara makan Paskah.
Perayaan paskah berarti “makan”. Ya, ini perayaan Paskah pertama kali mereka makan di malam hari, di rumah mereka masing-masing, terus dengan pinggang yang berikat, siap mau pergi. Lalu pakai sepatu atau sandal, ya, sandal kasut dan juga tongkat pada tanganmu lalu buru-buru makan. Makannya buru-buru, nggak menikmati. Ya, dengan sayur pahit, roti tak beragi, sama daging anak kambing atau anak domba. Makan buru-buru di malam itu dan di situ disimpulkan oleh Tuhan sendiri, “itulah Paskah.” Ya, itulah Paskah bagi-Ku, Paskahnya Tuhan. “Sebab malam ini, Aku mau melewati tanah Mesir dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang akan Tuhan bunuh, dan pada semua allah di Mesir akan di hukum Tuhan.” ilah-ilah itu akan dihukum oleh Tuhan, karena apa? Karena akhirnya bangsa Mesir kan goncang imannya. Tulah ke-10 membuat bangsa Mesir itu goncang imannya terhadap dewa-dewa dan berhala mereka. Nggak ada, ya, dewa-dewa atau berhala mereka yang bisa melakukan 10 tulah. Dan di malam itu betul-betul Tuhan menjalankan hukuman-Nya kepada bangsa Mesir.
Tuhan jalan di bumi. Ya, tentu dengan ya sifat roh-Nya ya. Roh Tuhan menjelajahi Mesir di malam itu. Bangsa Israel sudah kembali ke rumahnya masing-masing sedang makan gitu ya, dan menunggu perintah Tuhan selanjutnya. Tuhan jalan di tengah Mesir di malam hari. Ya, dan kemudian di malam hari itu Tuhan mencabut semua anak sulung orang-orang Mesir. Mau anak sulung itu perempuan, Tuhan bunuh, mau anak sulung itu laki-laki, Tuhan bunuh, mau anak sulung-sulung itu adalah sudah kakek, nenek, Tuhan bunuh semua. Yang masih kecil, masih bayi, Tuhan bunuh. Anak ternak yang masih sulung, yang baru kecil dibunuh, yang sudah dewasa ternak sapi, kambing yang sudah besar sudah tua, Tuhan bunuh semua. Yang semua yang sulung mati. Malam itu tidak ada satu rumah orang Mesir yang tidak menangis. Itu disebut sebagai great cry. Tangisan yang sangat besar di Mesir, karena Tuhan passover mereka. Tuhan jalan di tengah-tengah Mesir. Tetapi bagi orang Israel, mereka satu keluarga itu kumpul, sudah makan buru-buru, cepet, takut disuruh pergi. Mereka di tengah-tengah malam hari itu, dengan lilin, gitu ya, mereka duduk di tempat meja makan mereka, dan yang mereka dengar adalah tangisan. Tangisan di mana-mana. Mereka cuma bisa berdoa di malam itu. Di hari Paskah itu, mereka taat sama Tuhan, mereka ikut perintah Tuhan, sepanjang hari mereka persiapan untuk acara Paskah. Di malam itu mereka makan, di malam itu mereka diam, dan di malam itu mereka mendengar tangisan yang banyak karena anak sulung semuanya mati di seluruh Mesir. Dan sampai akhirnya Tuhan berfirman kepada Musa “Musa, sekaranglah waktunya. Panggil semua bangsa Israel berangkat pada malam hari itu juga, pergi dari tanah Mesir untuk bebas dari perbudakan Mesir, dan pergi beribadah kepada Tuhan, dan menuju tanah perjanjian.
Wah, kenapa malam? Berangkat kok malam sih? Memangnya macet? Seperti mudik lebaran ini macet, ya? Kenapa malam-malam berangkatnya? Ini adalah suatu simbol bagaimana Tuhan itu membawa bangsa Israel dari kegelapan, perbudakan, dosa, menuju terang. Di Mesir semua nyaman. Mereka hidup dengan nyaman, ya semua makanan tersedia, tempat tinggal ada, tapi gelap. Itu kegelapan. Sekarang bangsa Israel pergi malam hari, menuju subuh, sampai terang, dan ketika terang mereka sudah sampai di padang gurun. Di padang gurun mereka justru bisa beribadah kepada Tuhan. Di tempat yang nyaman, mereka nggak bisa beribadah kepada Tuhan. Mereka diperbudak oleh orang-orang Mesir. Tapi di padang gurun tidak ada orang-orang dari negara lain. Tidak ada negara, kerajaan yang tinggal di padang gurun, kecuali yang kecil-kecil, kemah-kemah gitu. Dan bangsa Israel diarahkan ke padang gurun, untuk menuju tanah perjanjian. Dan di padang gurun, mereka beribadah kepada Tuhan.
Bapak ibu sekalian, bukankah ini mirip dengan kehidupan rohani kita? Kita dari kegelapan, perbudakan dosa, ya, kita mengikut iblis – sebelum kita mengikut Yesus, kita pasti mengikut iblis – kita dalam kegelapan, cengkeraman, sampai kemudian Tuhan Paskah melewati kita, dan kita dihidupkan. Ya, bukan mati, kita malah hidup. Kita akhirnya masuk ke padang gurun. Tapi di padang gurun, di kondisi ekstrem yang penuh dengan penderitaan dan kesusahan, kita beribadah kepada Tuhan. Sebelumnya kita nggak masuk padang gurun, kita di kerajaan Mesir. Kita nyaman, kita hidup sesuka hati. Kita punya berhala, kita sembah. Kita mendapatkan kecukupan, keamanan, ketenangan, ya. Tapi ternyata itu semua adalah di dalam kegelapan dosa. Tapi setelah Tuhan tarik, setelah Tuhan Paskah melewati kita, kita sadar bahwa kita itu harus beribadah kepada Tuhan dan kita masuk ke padang gurun, ya. Padang gurun tentu tidak enak tetapi Tuhan kasih penyertaan Tuhan dengan kita bisa beribadah kepada Tuhan. Dan kita sekarang di padang gurun ini, seperti karangan John Bunyan, ya, “Perjalanan Musafir” Kita semua di padang gurun tapi beribadah kepada Tuhan. Ya, nanti, suatu hari nanti, kita masuk ke tanah perjanjian, tanah Kanaan, itulah surga. Itulah proses kehidupan orang Kristen. Tahapan yang Tuhan pimpin dari Mesir, padang gurun, tanah Kanaan. Dari perbudakan dosa, kemudian kita bisa beribadah kepada Tuhan, melayani, mengikut Kristus, sampai ke surga nanti.
Paskah pertama berarti Allah datang ke Mesir, untuk menjatuhkan hukuman mati, yaitu kepada kematian anak sulung pada semua orang Mesir. Tetapi untuk bangsa Israel, umat pilihan, Allah melewatkan bangsa Israel dan menyelamatkan mereka, bebas dari hukuman mati dan mereka bebas dari perbudakan Mesir. Dan akhirnya bisa beribadah di padang gurun lalu menuju tanah perjanjian. Jadi fase pertama adalah lambang atau bayang-bayang pengorbanan Yesus Kristus, sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Ya. Paskah pertama berbicara soal korban, berbicara soal persekutuan umat percaya, bicara soal pencurahan darah yang melambangkan pengampunan dosa. Paskah petama, ya, kita bisa lihat orang yang percaya terhindar dari hukuman mati. Paskah pertama bicara soal kematian anak domba, darah dan dagingnya diberikan kepada orang supaya bisa diselamatkan, gitu ya. Dan Paskah pertama adalah sebuah pembebasan yang Allah kerjakan agar Israel tidak diperbudak oleh Mesir, tetapi bisa beribadah kepada Allah.
Jadi Paskah itu bicara soal apa? Kalau di dalam Perjanjian Lama, ya, Bapak, Ibu sekalian, berbicara soal kematian Yesus Kristus, ya, pengorbanan Yesus Kristus, humiliation of Christ, perendahan diri Yesus Kristus. Tetapi di dalam Perjanjian Baru dapat kita lihat bahwa Tuhan memberikan wahyu-Nya secara progresif, bahwa Paskah itu bukan sebatas Yesus sampai mati di atas kayu salib. Itu menyelamatkan kita, betul. Tapi Paskah itu sepaket dengan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Itu pasti sepaket. Jadi di sini kita bisa melihat bahwa Paskah itu pada mulanya, ya, tidak langsung menuju pada kebangkitan Yesus Kristus, Paskah di dalam Perjanjian Lama. Tetapi justru Paskah dalam Perjanjian Lama itu merujuk pada apa? Dampak dari kebangkitan Yesus Kristus. Ya, dampak kebangkitan Yesus Kristus dalam hidup orang percaya apa? Setidaknya ada 3, ya Bapak, Ibu sekalian, yaitu apa? Waktu kita menerima kebangkitan Yesus Kristus, menerima kuasa kebangkitan Yesus Kristus, yang pertama yang kita bisa lakukan adalah kita bebas dari perbudakan dosa. Itu dampaknya. Lalu yang kedua adalah kita pemulihan rohani. Kita setelah bebas dari belenggu dosa, kita mau datang beribadah kepada Tuhan. Dan yang ketiga adalah keselamatan dari hukuman mati. Ini adalah dampak kebangkitan Yesus Kristus.
Dan dampak ini Tuhan berikan contohnya di dalam kisah bangsa Israel itu. Yaitu pertama ya, ketika Paskah bangsa Israel bebas dari perbudakan Mesir. Mereka nggak terlalu ngerti perbudakan dosa. Mereka tahunya adalah, “Saya bebas dari perbudakan Mesir selama 430 tahun.” Nah, yang kedua. “Saya di Mesir diajak terus, digoda terus untuk beribadah kepada dewa-dewa Mesir. Saya susah beribadah, malas beribadah kepada Allah yang hidup, Allah Israel.” Maka setelah Paskah bangsa Israel memiliki ibadah yang fokus. Kerohanian mereka dipulihkan. “Saya susah beribadah di Mesir, ya. Dihina-hina, ya, beribadah kepada Allah yang hidup. Tidak punya tempat untuk beribadah. Enggak ada tuh tempat ibadah di Mesir.” Ya, mereka hanya kumpul di rumah-rumah. Tetapi setelah dibebaskan, setelah Tuhan Paskah, itu mereka pindah ke padang gurun dan beribadah kepada Tuhan secara fokus. Sampai ada Kemah Suci, sampai Tuhan sendiri memimpin. Ada tiang awan, tiang api, kasut mereka nggak rusak, hewan ternak mereka nggak mati, ya. Makan apa, ya, kambing domba di padang gurun, ya? Enggak mati tapi bisa mempersembahkan korban setiap hari. Wah, berarti di padang gurun itu betul-betul disertai oleh Tuhan! Mereka mengalami pemulihan rohani, bisa beribadah kepada Tuhan. Dan yang ketiga, orang Israel pada waktu itu, ya, cuma melihat bahwa, “Oh ya, saya diselamatkan dari hukuman mati anak sulung.” Nah, itu adalah bayang-bayang dari dampak kebangkitan Yesus Kristus yang kita alami sekarang dan dialami pun oleh orang-orang Kristen.
Setelah Yesus menggenapi semua nubuatan para nabi: Yesus sengsara, Yesus menderita, disalibkan, dikuburkan, dan bangkit pada hari yang ketiga dari kematian, kita tahu Paskah itu apa, ya. Kita melihat Paskah itu kelengkapan dari seluruh kehidupan Yesus Kristus. Beberapa waktu yang lalu Bapak, Ibu, sekalian. Saya melihat satu video, ya. Diwawancarai lah. Nah, ini orang-orang Katolik. Orang-orang romo-romo, ya. Semua romo di wawancarai, ya. “Hari raya yang paling penting menurut kamu itu Paskah atau Natal?” Terus ada yang menjawab “Dua-duanya.” “Enggak! Yang paling penting! Salah satu!” Gitu, ya. “Jangan dua-duanya!” Semua hampir mengatakan bahwa Paskah, ya. Paskah itu lebih kelihatan penting. Karena apa? Itu mencakup seluruh kehidupan Yesus Kristus. Natal? Kelahiran Yesus Kristus. Kelanjutannya? Enggak dirayakan. Tapi kalau Paskah semua itu kita mengingat. Kalau Yesus bisa bangkit dari kematian, berarti Yesus mati di atas kayu salib. Kalau Yesus mati di atas kayu salib sebagai manusia, ya, menanggung hukuman dosa, berarti Yesus pernah lahir ke dalam dunia ini. Paskah menjadi sebuah perayaan yang paling penting di dalam Kekristenan. Kita jangan anggap remeh Paskah, ya. Paskah setahun sekali, lewat, lewat. Paskah, teolog Kristen mengatakan, setiap hari Minggu tuh Paskah. Setiap hari Minggu tuh paskah! Kita mengingat Yesus Kristus kok! Siapa lagi sih yang kita mau ingat, gitu, di hari Minggu, kalau bukan Pribadi Yesus Kristus? Allah sendiri! Ini adalah hal yang sangat indah, ya.
Ada kesinambungan dari pesan Paskah pertama sampai kebangkitan Yesus Kristus dan sampai hari ini. Orang-orang Kristen saat ini merayakan Paskah dengan makna yang lebih jelas dibandingkan orang Yahudi. Dan kalau kita juga, ya, Bapak, Ibu, sekalian, kita melihat bahwa ada Paskah yang dirayakan oleh orang-orang beragama Yahudi, oh, ini adalah kesempatan besar bagaimana kita mengabarkan Injil kepada mereka. Bukan saja kepada orang Yahudi, kepada orang Islam sekalipun! Karena di dalam Paskah ada pengorbanan. Kurban. Korban, ya. Kenapa kita tidak korbankan lagi korban kambing, domba, sapi? Karena Yesus sudah menjadi korban yang sempurna di atas kayu salib. Ini masuk ke dalam penginjilan di dalam seluruh agama yang mengatakan bahwa Allah berbicara kepada saya.
Ada tiga agama wahyu ya Bapak, Ibu, sekalian. Semua agama di dalam seluruh dunia itu bisa dibedakan dengan agama wahyu atau agama yang tidak ada wahyunya, atau revelation, pengungkapan dari Tuhan. Agama yang mengatakan bahwa, “Allah bicara sama saya” itu tiga. Kristen, Yahudi, Islam. Allah ngomong sama saya. Wah, ini susah kan? Penginjilan? Susah! Ya. Kita mempengaruhi orang, menjelaskan kebenaran, “dia diomongin sama Allah kok!” Gitu, ya. “Saya juga diomongin Allah. Menangan siapa?” Gitu ya. Orang Yahudi, orang Islam, orang Kristen sama-sama, gitu, ya. Tapi kalau agama lain itu bukan agama wahyu, ya. Enggak. Mereka takut, “Tuhan ngomong sama saya.” Enggak ada. Nah, di situ ya kita bisa lihat Paskah ini menjadi jalan kita bisa mengabarkan Injil kepada banyak orang. Maka kita sebagai orang Kristen ketika merenungkan Paskah itu adalah konsep yang sangat limpah, ya. Kebangkitan Yesus dari kematian itu berdampak dalam kerohanian kita sebagai pengikut-Nya. Yesus Kristus adalah Paskah orang Kristen. Waktu kita Paskah kita merayakan apa sih? Apakah kita harus potong domba lagi? Makan roti tidak beragi? Atau makan sayur pahit, ya? Enggak perlu! Karena kita sudah bisa melihat Yesus Kristus, Pribadi yang terindah, Pribadi yang terpenting, yang termulia yang sudah kita terima, yang sudah berkorban bagi kita, baik tubuh dan darah Yesus Kristus. Paskah berarti memperingati seluruh keberadaan Yesus Kristus.
Sayangnya Bapak, Ibu, sekalian, banyak orang juga tidak percaya akan fakta kebangkitan Yesus Kristus. Alkitab sudah menjelaskan bahwa meskipun kebangkitan Yesus Kristus sedemikian pentingnya, tapi banyak orang juga tidak percaya akan kebangkitan Yesus Kristus. Bukan hanya tidak percaya kebangkitan Yesus Kristus, kenapa tidak percaya kebangkitan Yesus Kristus akan kematian, dari kematian? Karena mereka tidak percaya ada kebangkitan orang mati. Orang-orang Saduki mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati dan tidak ada malaikat. Orang-orang Athena mengatakan bahwa, “Kamu, Paulus, ya, menceritakan Yesus dari kelahiran, penderitaan sampai kematian kami tertarik. Kami suka. Itu cerita paling unik di seluruh dunia. Tapi kalau kamu beritakan Yesus bangkit pada hari yang ketiga, nanti saja kami dengar lagi. Itu cuma mitos, itu cuma omongan biasa. Saya tidak mau dengar.” Ya, itu orang-orang Athena mengatakan demikian. Nggak ada kebangkitan orang mati. Banyak juga yang tidak percaya, ya, dan mereka tidak percaya itu betul-betul 100% tidak percaya, ya. Nah, ini adalah suatu hal yang disayangkan dan kita juga patut sedih, ya, bagaimana orang tidak percaya kepada Yesus Kristus akan kebangkitan-Nya?
Ada orang-orang di dalam penelitian, ya, di dalam penyelidikan mereka, ada pengacara, ada jurnalis, ya, ada detektif itu semua terkenal, mereka mau menyelidiki tentang kebangkitan Yesus Kristus itu betul-betul terjadi atau tidak. Tidak usah pakai Alkitab. “Kita menyelidiki kebenaran itu dari bawah.” Kalau Alkitab kan dari atas ke bawah kan. Allah berfirman pada kita, dari atas ke bawah. Sekarang kita mau menyelidiki kebenaran dari bawah ke atas. Dari kebenaran ini lalu saya mau beriman. Lalu ada pengacara terkenal, ada detektif, kemudian ada juga jurnalis sampai mereka ketika mau menyelidiki kebangkitan Yesus Kristus, mereka akhirnya berkata bahwa, “Ya, kebangkitan Yesus Kristus itu betul-betul terjadi.” Dan mereka juga akhirnya menjadi orang yang percaya. Meskipun ada juga pengacara, detektif, jurnalis yang menyelidiki, oh betul, Yesus bangkit dari kematian dan akhirnya tidak beriman juga bisa aja ada. Tapi ada orang-orang yang Tuhan pilih dan akhirnya mereka bisa percaya kepada Kristus melalui penyelidikan yang ilmiah. Ya, ilmiah. Dari bawah. Seperti Injil, Bapak, Ibu sekalian ya, Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Matius, Markus, Lukas, itu menceritakan kisah hidup Yesus itu dari bawah, dari histori, dari kisah-kisah tapi Injil Yohanes yang berbeda adalah menceritakan Yesus dari sudut pandang Allah. Dan kebenaran Alkitab tentu tidak bertentangan dengan kebenaran ilmiah. Karena seluruh kebenaran adalah kebenaran Allah sendiri.
Alkitab mengatakan dalam Kisah Rasul 24:15, di situ dikatakan, “Aku menaruh pengharapan kepada Allah sama seperti mereka juga bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati baik orang-orang benar, maupun orang-orang yang tidak benar.” Jadi Alkitab menjelaskan ada kebangkitan Yesus dari kematian, Lazarus dibangkitkan, orang-orang Perjanjian Lama—Perjanjian Baru ada yang dibangkitkan. Bahkan ada statement sendiri bahwa di dalam Kisah Rasul 24:15, orang-orang yang mati, semua orang benar, semua orang fasik, itupun dibangkitkan oleh Tuhan. Jadi kehidupan kita yang sementara di bumi, cuma 70 tahun, ya, 80 tahun ini, itu kehidupan yang bukan sebenarnya. Kehidupan yang sebenarnya adalah waktu kita mati lalu dibangkitkan. Itulah kehidupan yang sebenarnya dan kekal. Orang-orang benar yang percaya kepada Kristus akan bertemu dengan Yesus Kristus di surga, orang-orang fasik yang tidak percaya pada Kristus, yang menolak Yesus Kristus mereka akan dibangkitkan juga tetapi di dalam neraka. Keterpisahan dengan Allah—kasih Allah. Yang mereka alami adalah penghukuman Tuhan. Yang dialami oleh orang-orang percaya adalah sukacita Tuhan, kasih Tuhan. Nah, ini adalah kehidupan yang selanjutnya.
Maka, Bapak, Ibu sekalian, di hidup kita yang sementara ini, kita perlu terus, ya, perlu terus memaknai hidup ini dengan baik—lebih baik lagi. Kita stop sebentar jangan sampai kita rutin menggelinding seperti bola yang menggelinding sampai akhir, gitu ya. Kita bisa stop sebentar merenungkan, memperbaiki hidup, ya, terus merenungkan tentang relasi kita dengan Tuhan secara pribadi dengan Kristus itu bagaimana. Jangan kita terlalu sibuk dengan kehidupan kita, orang lain, situasi dan kondisi, tapi ada waktu di hari Paskah, ya, kita berkumpul merenungkan kehidupan dan juga berdoa kepada Tuhan dan melihat karya Tuhan yang begitu indah bagaimana.
Terakhir, Bapak, Ibu sekalian, mari kita baca 1 Kor. 15:3-4. Mari kita baca bersama-sama. 1 Kor. 15:3-4, dua, tiga, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;” Seluruh kehidupan Yesus Kristus adalah Paskah. Nah, sudahkah kita memaknai kebangkitan Yesus Kristus, Bapak, Ibu sekalian? Kuasa yang Tuhan berikan kepada kita sebagai anak-anak Allah itu begitu besar. Seringkali kita tidak gunakan kuasa itu. Karena apa? Kedagingan kita. Padahal kita punya kuasa sebagai anak-anak Allah. Kita punya Roh Kudus yang bisa menguduskan kita dan kita bisa melakukan pekerjaan Tuhan. Nah, kiranya kita sebagai orang Kristen, secara pribadi, ayo terus memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan. Datang kepada Tuhan itu bukan ibadah minggu saja bersama dengan orang lain, karena situasi dan kondisi di luar. Tapi datang kepada Tuhan itu seorang diri. Ini yang biasanya jarang kita lakukan ya. Datang sendiri, ya, membaca Firman, berdoa, itu tugas kita sebagai individu Kristen. Tetapi jangan lupa bahwa manusia juga adalah makhluk sosial di mana kita juga adalah makhluk yang saling menajamkan sesamanya. “Besi menajamkan besi, sesama manusia menajamkan sesamanya”. Kita pun dibentuk dari komunitas.
Bukan saja kuasa kebangkitan itu mendorong individu kita untuk memikul salib, menyangkal diri dan mengikut Yesus, tetapi kuasa kebangkitan Yesus Kristus juga mendorong kita sebagai komunitas orang Kristen untuk mengerjakan pekerjaan yang secara komunitas. Khususnya di GRII Jogjakarta misalkan, ya. Kita boleh senantiasa mensyukuri kuasa kebangkitan Yesus Kristus baik secara pribadi maupun secara komunitas. Nah, secara komunitas ini lebih susah karena urusannya dengan banyak orang, banyak jenjang umur, banyak background yang berbeda, tetapi itulah doa Yesus di dalam kehidupan-Nya. Bahkan sekarang, Yesus di surga pun berdoa. Supaya apa? Supaya kita boleh menjadi satu sebagai komunitas. Kita satu iman, satu baptisan, satu gereja, satu visi, satu tujuan. Kita ingin melalui kuasa kebangkitan Yesus Kristus, kita menjadi gereja yang kuat. Gereja yang tidak mau kalah dengan komunitas lainnya. Komunitas lain itu sangat kuat. Ada komunitas hobi, ya. Hobi orang-orang Jepang, wibu itu. Wah, kuat mereka, ya. Terus kemudian, komunitas agama lain kuat juga. Kita jadi orang Kristen jangan kalah. Komunitas yang bersatu, ya. Apalagi, Tuhan sudah memberikan gereja, gedung gereja. Ini adalah anugerah yang kecil bagi Tuhan, ya, gedung gereja, meskipun kita anggap besar. Wah, gedungnya besar! Betul, tapi ini adalah anugerah yang kecil bagi kita yang kurang iman. Supaya apa? Supaya kita satu. Kuasa kebangkitan Yesus Kristus itu membuat kita satu dan mengerjakan pekerjaan Tuhan yang lebih besar yang tidak bisa dilakukan oleh satu orang Kristen, yaitu secara komunitas.
Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan bahwa gedung gereja itu anugerah paling kecil. Aneh juga, ya. Sangat dilebihkan oleh Pak Tong bahwa gedung gereja itu anugerah yang terkecil yang Tuhan berikan pada komunitas orang Kristen karena kita lemah. Kita butuh suatu hal yang kelihatan supaya kita lebih mau datang gitu ya, bersekutu dan satu. Tetapi, berkat terbesar adalah apa? Penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan yang di mana Tuhan itu membimbing, memimpin gereja. Untuk bisa apa? Untuk bisa beribadah kepada Tuhan. Nah, itulah yang Tuhan inginkan. Selama kita masih di dalam dunia ini, kita ingat ya, suatu istilah bahwa kita itu ada di padang gurun untuk beribadah bersama-sama dengan komunitas umat percaya. Nah, itu perlu kuasa kebangkitan dari Yesus Kristus yang membuat gereja itu satu. Kuasa yang dari Tuhan sendiri.
Apa selanjutnya yang kita mau habiskan dalam hidup kita, Bapak, Ibu sekalian? Apakah kita mau menghabiskan hidup kita itu ya udahlah sama seperti orang yang tidak mengikut Yesus? Ya, kuliah, kuliah, kerja, kerja, menikah, menikah, terus mati gitu, ya. Tidak ada bedanya. Tapi, sebagai orang Kristen, kita punya kuasa kebangkitan Yesus Kristus. Ya, kita kuliah, ya dengan jujur, dengan benar, dengan mengabarkan Injil kepada teman kita yang hanya 4 tahun bersama dengan kita. Kita kerja, kita ikut pimpinan Tuhan. Tuhan mau kerja saya di mana, saya ngikut, bukan yang saya mau, saya kerja di mana. Menikah, mau pilih pasangan yang dari Tuhan, yang seiman, yang sepadan, atau mau pilih seenaknya gitu, ya? Nah, kita dalam kehidupan ini, kan sama ya? Hidup kita satu kali. Cuma sampai kalau sehat, baik, 70 sampai 80 tahun. Kita mau mengisi hidup itu dengan kematian atau kebangkitan? Keterpisahan dengan Allah atau kuasa dari Allah yang hidup itu?
Mari kita merayakan Paskah, bukan saja mengingat kebangkitan Yesus dari kematian, tetapi juga dampak dari kebangkitan Yesus dari kematian itu. Yang pertama apa? Pembebasan dari perbudakan dosa. Kita sudah dibebaskan, kita mau hidup taat. Maukah Bapak, Ibu sekalian, kita mau hidup lebih taat lagi bagi Tuhan? Yang kedua, pemulihan rohani. Kuasa untuk beribadah kepada Tuhan dengan baik. Beribadah kepada Tuhan itu yang baik itu seperti apa? Kita mau supaya rohani kita itu terus diperbaharui dan memiliki kehidupan yang beribadah kepada Tuhan. Dan jangan lupa juga, kita mengucap syukur atas keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita yang berdosa ini. Harusnya kita binasa, kok. Harusnya masuk neraka. Ingat, ya Bapak, Ibu sekalian, harusnya kita masuk neraka. Kita nggak boleh lupa sebagai orang Kristen. Ya, jangan pikir kita bisa masuk surga, bisa masuk neraka. Enggak! Harusnya sudah pasti harusnya masuk neraka, kok, tetapi karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini bagi kita sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya barangsiapa, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Semua manusia itu harus masuk neraka, tapi karena kasih Tuhan setiap orang yang mau percaya kepada Yesus Kristus akan memperoleh surga. Mari kita sama-sama berdoa.
Bapa kami yang ada di surga, kami bersyukur pada hari ini kami boleh sama-sama mengingat kembali akan Pribadi Yesus Kristus yang begitu mengasihi kami. Engkau adalah Allah yang sejati. Engkau adalah Allah yang merancangkan keselamatan bagi kami yang berdosa dan keselamatan itu sudah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Yesus Kristus mati menggantikan hukuman dosa kami dan Yesus Kristus juga bangkit pada hari yang ketiga, memberikan kuasa kebangkitan, memberikan kemenangan atas dosa, maupun atas kematian. Terima kasih, Tuhan untuk firman yang boleh kami dengar pada pagi hari ini. Kami rindu Tuhan untuk senantiasa bertumbuh dalam Tuhan. Kami mau melakukan ketaatan kepada Tuhan di tengah-tengah segala kelemahan dan dosa kami. Kiranya Tuhan boleh kuatkan kami. Kami juga mau, Tuhan di dalam kehidupan kami, kami ingat bahwa tujuan hidup kami adalah beribadah kepada Tuhan. Kiranya Tuhan, Roh Kudus boleh memampukan kami untuk senantiasa beribadah kepada Tuhan, meskipun kami berada di padang gurun, meskipun kami berada di situasi dan kondisi yang sulit kami mau senantiasa taat kepada Tuhan. Dan ajar kami juga Tuhan untuk senantiasa mengucap syukur atas anugerah keselamatan yang begitu besar karena kami sebenarnya layak untuk masuk neraka, menerima hukuman kekal dari Tuhan, tapi Tuhan sendiri karena kasih Tuhan dan keadilan Tuhan yang begitu ajaib, kami boleh diselamatkan di dalam pengorbanan Yesus Kristus. Terima kasih, Tuhan. Pimpinlah hidup kami. Kami mau mengikut Engkau seumur hidup kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami sudah berdoa. Amin. (HS)