Head, Hands, and Heart

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu

(Mrk. 12:30).

 

Ada orang yang mengatakan bahwa gereja-gereja saat ini terbagi ke dalam 3 type/model, yaitu:

  • Gereja tipe head: gereja-gereja yang menekankan kepada pengajaran
  • Gereja tipe hands: gereja-gereja yang menekankan kepada pelayanan
  • Gereja tipe heart: gereja-gereja yang menekankan kepada pengalaman spiritual

Model gereja yang head kedodoran di dalam hal pelayanan dan pengalaman spiritual. Gereja model hands kurang dalam pengajarannya, kurang pengalaman spiritual, tapi sibuk dalam oranganisasi dan pelayanan publik. Gereja heart pengajaran minim (dan bahkan sering salah), pelayanan cukup banyak, dan sangat mendorong jemaat untuk mengalami pengalaman-pengalaman rohani.

Semua ada plus-minusnya, tapi seharusnya yang paling baik adalah melakukan ketiga hal tersebut secara bersamaan. Sebuah gereja yang menekankan pentingnya pengajaran firman Tuhan yang sehat sebagai pondasi, lalu melakukan amanat agung serta mandat budaya, serta memupuk setiap jemaat untuk saling care dan memperhatikan kebutuhan jemaat lain serta sesama sehingga semuanya dapat merasakan pengalaman rohani spt saat gereja mula2 berdiri (Kis. 2:41-47) dan menjadi kesaksian bagi orang-orang yang belum percaya.

Sebagai jemaatpun setiap kita memiliki tanggung jawab untuk berbagian dalam penggenapan ketiga hal tersebut. Hukum yang pertama dan terutama adalah mempersembahkan seluruh hidup dan diri kita kepada Tuhan sebagai bukti kasih kita kepada Dia, lalu setelah itu diejawantahkan dalam sikap kita kepada sesama (Mrk. 12:30-31). Artinya adalah kita persembahkan segalanya dalam upaya memahami firman Tuhan dalam pengajaran yang sehat (head). Kita persembahkan segalanya untuk saling melayani dan menjangkau jiwa-jiwa seturut kehendak Tuhan. Serta kita dengan peka mengalami penyertaan dan pimpinan Tuhan secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tuhan tidak pernah janjikan kemudahan dan kelancaran serta kenyamanan saat kita Dia panggil menjadi anak- anakNya yang terkasih. Tuhan memang mengasihi kita apa adanya tapi Dia tidak akan membiarkan kita tetap berada dalam kondisi seperti sebelum kita Dia lahirbarukan. Allah Roh Kudus akan berkarya menguduskan hidup kita, membentuk kita dengan pahat, palu, gerinda yang menyakitkan sampai setiap kita bertumbuh menjadi semakin serupa Kristus.

Jadi jika pada saat ini kita menjumpai saudara seiman yang masih belum memahami firmanNya seperti kita, bersabarlah. Jika ketemu orang yang menyebalkan, bersabarlah. Jika ketemu orang yang memusuhi kita, juga bersabarlah. Karena setiap kita sedang dalam proses, jangan nilai sebuah roti sebagai produk gagal saat ia masih dalam fase sebagai adonan. Yang paling penting adalah orang tersebut ada di dalam sebuah komunitas gereja yang sehat maka ia dapat terus bertumbuh seturut waktu yang Allah tetapkan.

Kiranya setiap kita boleh ingat bahwa kita semua adalah orang-orang berdosa (Ef. 2:3) dan hamba-hamba yang tidak berguna (Luk. 17:10), yang sama-sama menerima anugerah keselamatan dan sedang dalam proses pengudusan. Dan ingat jangan bahwa setiap kita, apapun karunia rohani yang Allah berikan, semuanya memiliki tanggung jawab untuk mengasihi Allah dengan segenap akal budi, hati, dan kekuatan yang ada, serta saling melayani sesama di dalam kasih.

Soli Deo Gloria.

Leonard H.S.
Pembina Remaja MRIIY