Kis 1:1-11
Pdt. Dawis Waiman, M.Div.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Kisah Rasul ditulis oleh siapa? Kalau Bapak, Ibu lihat dari ayat yang pertama, kita akan ketahui bahwa Kisah Rasul itu ditulis oleh orang yang sama yang menulis Injil Lukas. Karena apa? Karena di sini dikatakan, “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama,” yaitu Injil Lukas itu, “Aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus.” Tapi kalau kita kembali melihat kepada Injil Lukas dan kembali meneliti di dalam Kisah Rasul, maka sebenarnya kita tidak akan menemukan Lukas mengaku bahwa dialah yang menulis Kisah Rasul ataupun Injil Lukas. Dan bahkan ketika kita melihat dari kitab-kitab yang lain, nama Lukas itu begitu sedikit sekali keluar di dalam Injil. Dia hanya seorang, mungkin kita tahu, dia adalah seorang dokter, lalu kemudian dia mendampingi pelayanan Paulus ke mana Paulus pergi untuk memberitakan Injil.
Lalu kenapa kita kita bisa berkesimpulan kalau Lukaslah yang menulis Injil Lukas dan Kisah Rasul? Ada beberapa dasar. Pertama adalah ketika kita memperhatikan dan mengkomparasi mengenai perhatiannya kepada penyakit, maka kita akan menemukan penulis Lukas itu adalah orang yang lebih detail di dalam mengamati penyakit dan jenisnya, tetapi penulis yang lain tidak lakukan itu. Dari dasar pertama ini kemudian kita bisa sedikit menyimpulkan orang ini kemungkinan besar adalah orang yang mengerti medis lebih daripada penulis Injil yang lainnya. Tetapi kalau kita lakukan satu pengertian yang lebih lanjut adalah kenapa kita bisa berkesimpulan bahwa dia adalah seorang dokter? Sebabnya adalah, ini, ini menariknya di sini ya, di dalam Injil Lukas kalau Bapak, Ibu perhatikan bersama dengan Injil lain, Injil sinoptik yang lain, ketika membahas berkenaan dengan perempuan yang pendarahan, maka Injil yang lain itu akan berkata perempuan itu sudah pergi ke dokter, tabib manapun untuk diobati tapi tidak berhasil. Tetapi di dalam Injil Lukas tidak dikatakan perempuan itu pergi ke tabib-tabib untuk berobat. Lho kalau gitu, apa hubungannya tidak pergi ke tabib dengan pergi, tidak dicatat pergi ke tabib dengan dicatat pergi ke tabib untuk menyatakan profesi dia adalah kemungkinan adalah seorang dokter? Kalau saya bilang, sebagai seorang keluarga dari keluarga dokter, saya ketika berbicara berkenaan dengan profesi dokter, umumnya saya akan lebih berhati-hati karena di dalam profesi kedokteran itu ada semacam solidaritas kedokteran. Saya percaya itu ada di dalam kehidupan pergaulan mana pun yang kita ikuti, dan biasanya dokter akan lebih melindungi rekan dokternya di dalam mendiagnosis penyakit, atau mengobati penyakit, atau ketika dimintai suatu second opinion di dalam penyakit yang dia miliki. Jadi itu sebabnya ketika Lukas menulis berkenaan dengan pendarahan dan berkenaan dengan pengobatan yang berusaha dilakukan oleh perempuan yang mengalami pendarahan ini, dia tidak mau mencantumkan bahwa perempuan ini sudah berobat ke berbagai tabib tetapi tidak berhasil untuk diobati. Karena apa? Karena dia sendiri adalah seorang tabib. Itu pengertiannya seperti itu ya.
Dan siapa tabib yang menyertai, yang dekat dengan rasul yang kemudian tulisan-tulisannya bisa dikatakan sebagai satu pewahyuan dan diterima di dalam gereja? Maka dia adalah Lukas, orang yang dekat kepada Paulus dan menyertai Paulus di dalam pelayanan yang dia lakukan. Saudara kalau perhatikan di dalam kita mempelajari apa yang menjadi dasar kita memasukkan kitab-kitab ke dalam kanon, dan dasarnya itu bukan penulisnya harus rasul. Memang itu menjadi dasar utama, rasul yang harus menulis Kitab Suci itu, dan ketika rasul yang menulis maka secara otomatis tulisan itu adalah sesuatu yang akan diterima di dalam gereja. Tapi persoalannya adalah pada waktu kita melihat dari Injil Matius sampai Wahyu kita akan menemukan ada kitab-kitab yang tidak ditulis oleh rasul. Misalnya Markus, lalu Lukas, kemudian siapa lagi? Yudas, Yakobus, itu adalah kitab-kitab yang tidak ditulis oleh rasul. Lalu kenapa gereja berani memasukkan ke dalam Kitab Suci, menjadi kanon, dan kemudian mengatakan inilah firman Tuhan? Nah di sini gereja kemudian melihat ada dua hal, atau tiga hal yang menjadi unsur yang penting. Yaitu pertama adalah, siapa penulisnya? Apakah penulisnya kalau bukan rasul, dia adalah orang yang dekat dengan rasul? Markus sangat dekat dengan Petrus. Lukas sangat dekat dengan Paulus. Lalu Yudas dan Yakobus adalah saudara dari Yesus Kristus, saudara tiri dari Yesus Kristus. Dan bahkan di dalam Korintus dikatakan Yakobus adalah orang yang juga kemudian diperlihatkan oleh Yesus yang bangkit dari kematian dan dia juga disebut sebagai salah satu rasul, walaupun pengertian rasul bagi Yakobus itu ada yang mengatakan bukan spesifik di dalam 12 rasul yang dipilih oleh Yesus Kristus, tetapi lebih bersifat umum, orang yang diutus di dalam gereja, tetapi dia pun menjadi salah satu penulis dari Kitab Suci kita.
Yang lainnya apa? Yang lainnya adalah adakah suatu kontradiksi di dalam doktrinal yang ada di dalam Kejadian sampai dengan Wahyu? Ketika kita baca Kitab Suci itu adakah pengajaran-pengajaran firman atau doktrin yang menentang pengajaran doktrin sebelumnya atau kitab-kitab yang lain? Kalau itu ada, maka kitab itu akan tereliminasi dengan sendirinya sebagai firman Tuhan. Dan yang terakhir adalah apakah Kitab Suci itu pada dirinya sendiri memberi satu kesaksian bahwa Kitab Suci itu adalah firman Tuhan yang berbicara atas nama Tuhan? Di dalam Perjanjian Lama, kita sangat mengerti Ester itu adalah kitab yang pasti diwahyukan oleh Tuhan. Dan di dalam Perjanjian Baru, kita sangat mengerti kalau Ibrani itu adalah contoh yang lain yang sangat kental sekali dengan pengertian itu pasti firman Tuhan. Walaupun sampai detik ini kita tidak pernah tau siapa penulis Ester dan siapa penulis dari Kitab Ibrani, tetapi kesaksian internal dari kitab itu sendiri dan kesinkronan doktrinal dengan seluruh kitab yang lain di dalam Kitab Suci itu menyatakan bahwa kitab itu pasti merupayakan wahyu Tuhan. Dan itu yang menjadi dasar yang lebih penting, saya percaya, untuk kita menerima sebuah Kitab Suci sebagai firman Tuhan dan bukan sekedar tulisan manusia semata.
Di dalam Kisah Rasul dan Injil Lukas ini kita tahu, paling tidak kemungkinan besar, Lukaslah yang menulis, dan menurut tradisi gereja memang tabib Lukaslah yang menulis kedua kitab ini. Dan ketika dia menulis kitab Kisah Rasul ini dia membicarakan satu peristiwa yang berlangsung berapa lama? Nah di sini ketika kita mempelajari maka kita mendapatkan kemungkinan besar dia membicarakan satu peristiwa yang berlangsung selama tiga puluh tahun lebih, kira-kira tiga puluh tahun lebih dari perkembangan gereja. Dimulai dari kapan? Dimulai dari tahun 30 Masehi, paling tidak di situ, karena di situlah Kristus mati dan bangkit, lalu kemudian sampai kepada kira-kira tahun 60 atau 63 Masehi, itu adalah cerita mengenai Injil atau Kisah Para Rasul ini. Nah, ada yang berkata kemungkinan Kisah Rasul ditulis pada tahun 62 Masehi, itu dasarnya ya. Jadi pada waktu Lukas menuliskan Injil dan Kisah Rasul, dia adalah seorang yang sudah dari awal mendampingi pelayanan, atau mendampingi seorang rasul di dalam gereja Tuhan, khususnya Rasul Paulus. Jadi ketika dia mengikuti Paulus di dalam pelayanan, dia menjadi orang, juga menjadi saksi mata dari bagaimana gereja berkembang. Dan cerita Injil yang dia dengar itu bukan suatu cerita yang hanya didasarkan hanya pendengaran dari orang saja atau orang-orang tertentu yang dia sukai, tetapi Alkitab katakan, dia selain mendampingi Paulus menjadi saksi mata dari pelayanan Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus dan bagaimana Tuhan menyertai dirinya dan memberkati pelayanan Rasul Paulus, tetapi dia juga adalah seorang yang begitu teliti di dalam meng-interview para saksi mata dari mulai kelahiran Kristus sampai kebangkitan Kristus untuk Injil Lukas, lalu kemudian setelah kebangkitan Kristus, mulai dari gereja sampai pada penahanan Paulus. Dia merumuskan itu secara teliti, dia mendatangi orang-orang yang merupakan saksi mata satu per satu, dia tanyai kebenaran mengenai apa yang disaksikan, yang dia dengarkan itu, apakah sungguh-sungguh seperti yang dia dengarkan dari para saksi mata itu, lalu setelah itu dia merumuskan itu di dalam Injil Lukas dan Kisah Rasul secara begitu teliti sekali.
Dan kelihatannya, Teofilus adalah seorang yang memang Kitab Suci tidak secara spesifik bicara siapa dia, dan di dalam penelitian akan siapa Teofilus sampai hari ini gereja masih ada di dalam spekulasi-spekulasi tidak terlalu jelas siapa diri dia. Tetapi paling tidak kita bisa mengerti dua hal: Teofilus bisa dimengerti sebagai pribadi, orang yang bernama Teofilus yang Lukas tulis untuk tujukan surat itu, atau yang kedua adalah dia adalah gambaran atau semacam satu gelar yang dia berikan untuk umat Tuhan. Karena Teofilus sendiri memiliki pengertian ‘yang dikasihi Tuhan’ atau ‘sahabat Tuhan atau Allah’ ya. Teo-nya itu adalah ‘Allah’ atau ‘yang mengasihi Allah.’ Itu pengertian Teofilus sendiri. Tetapi kenapa kita kemudian berkata bahwa dia kemungkinan pribadi, manusia yang ditujukan suratnya oleh Paulus atau Injilnya oleh Lukas ini? Karena di dalam Injil Lukas pendahuluan ada kalimat kepada, “Teofilus yang mulia.” Itu yang membuat gereja kemudian berkesimpulan kemungkinan besar ini adalah pribadi, orang. Lalu siapa pribadi ini? Menurut catatan sejarah muncul satu kali, yaitu di abad ke-2 ada orang yang bernama Teofilus di antara gereja Tuhan, dan dia dikatakan sebagai seorang yang mungkin pembesar atau petinggi atau orang yang kaya yang ada di Antiokia, dan Antiokia kemungkinan besar adalah kota yang sama di mana Lukas berasal. Sehingga pada waktu dia sebagai seorang tabib, kelihatannya dia juga adalah seorang tabib yang cukup terkenal, dia memiliki satu relasi dengan Teofilus yang mulia ini, dan dengan itu dia berusaha untuk menginjili Teofilus dan menyampaikan berita tentang Kristus yang telah dia teliti dengan begitu teliti sekali dan dia bukukan, supaya Teofilus kemudian bisa percaya kepada Kristus.
Tapi nanti di dalam kita membaca Kisah Rasul, kita juga bisa melihat ada tujuan lain selain daripada untuk Teofilus percaya kepada Kristus, karena di dalam Kisah Rasul ada yang menafsirkan kenapa Lukas memanggil dia tidak dengan sebutan ‘yang mulia’ lagi tetapi hanya Teofilus saja sedangkan di dalam Injil Lukas digunakan yang mulia. Dia katakan ada dua kemungkinan. Pertama adalah kemungkinan Teofilus sudah tidak menjabat lagi sebagai petinggi Roma atau pejabat di dalam kerajaan Roma, atau kedua, karena Teofilus sudah menjadi seorang anak Tuhan yang percaya kepada Kristus sehingga relasi mereka lebih dekat, dan menurut kebiasaan waktu itu, ketika relasi sudah semakin dekat, mereka bisa memanggil dengan sebutan nama saja tanpa ada julukan dimuliakan atau ‘yang mulia’ tersebut. Kalau Saudara lihat istilah ‘yang mulia’ itu digunakan untuk memanggil Festus, satu lagi untuk memanggil Felix, itu istilah yang sama yang digunakan oleh Lukas untuk memanggil Teofilus. Nah ini yang menjadi dasar. Itu sebabnya Lukas menulis Injil Lukas, dan itu sebabnya Lukas menulis Kisah Rasul. Dan kelihatannya kenapa Lukas begitu teliti? Satu sisi mungkin dia adalah seorang yang teliti, dia adalah dokter dan dia butuh ketelitian untuk mendiagnosis penyakit dari orang, tanpa itu dia ndak mungkin menjadi dokter yang hebat, yang baik, yang bertanggung jawab, itu sebabnya dia kemungkinan dia memiliki satu sifat dan suatu dorongan untuk bisa mempelajari segala sesuatu sampai ke detail-detailnya. Kalau saudara perhatikan kita bicara tentang Kisah Para Rasul dan Saudara belajar mengenai latar belakang Kisah Rasul, maka Saudara akan menemukan Kisah Rasul itu adalah satu kitab di mana orang akan, kalau ingin meneliti arkeologi dan ingin menjatuhkan Kitab Suci, keabsahan dari Kitab Suci, mereka akan memilih Kisah Rasul menjadi buku pertama untuk dibedah. Dan tokoh itu salah satunya adalah, kalau ndak salah Sir William Ramsay. Dia berusaha untuk pergi dari Inggris, pergi ke Timur Tengah, dia berusaha untuk mencari tahu betul tidak Kitab Suci ini adalah firman Tuhan, lalu kemudian ketika dia ditanya oleh wartawan, “Kamu bagaimana membuktikannya?” Dia berkata, “Aku akan mulai dari Kisah Rasul.” Lalu ketika dia bicara itu ditanya, “Kenapa dari Kisah Rasul?”
“Karena Kisah Rasul begitu banyak mencantumkan kota demi kota dan begitu banyak mencamtumkan gelar-gelar orang yang ada yang menjabat di situ. Ada satu saja yang salah, yang miss, itu berarti Kitab Suci gagal karena Alkitab kalau firman Tuhan, ndak mungkin ada kesalahan sama sekali.” Dan itu sebabnya dia pergi dan ketika dia pergi dan berapa lama ditanya? Satu tahun dia akan buktikan Kitab Suci itu salah. Satu tahun, dua tahun dia nggak bisa buktikan dan dia kembali menjadi seorang Kristen. Itu ceritanya waktu itu seperti itu ya. Dan Bapak, Ibu bisa lihat memang ketika Lukas menuliskan gelar satu orang demi satu orang pejabat daerah dan atau provinsi, dia begitu detail sekali dan ndak ada kesalahan di dalamnya. Begitu tepat sekali. Saya yakin dia punya kemampuan bahkan di zaman kita yang serba Google itu nggak kita miliki. Dosen kita, orang yang mungkin kita kenal, gelarnya siapa, nama lengkapnya apa mungkin kita juga nggak tahu. Nggak usah dosen, keluarga kita sendiri mungkin, adik ipar atau kakak ipar, keponakan kita, coba tanya nama lengkapnya siapa lalu gelar studinya apa belum tentu kita tahu. Tapi Lukas tanpa ada Google dia bisa menjelaskan dan menuliskan satu per satu dengan begitu detail sekali. Dan ini membuat ada komentari yang berkata kemungkinan Teofilus itu adalah orang bukan gereja Tuhan secara umum karena pribadi ini adalah orang yang begitu teliti sekali dan membutuhkan bukti-bukti detail tersebut dari Lukas untuk bisa beriman kepada Kristus atau melihat kepada Injil sebagai suatu kebenaran dan kemudian bisa hidup untuk membela Injil tersebut dalam hidup dia. Ini bicara mengenai siapa itu Teofilus dan siapa itu Lukas.
Lalu kalau kita tanya kembali, “Lalu apa yang menjadi tujuan Lukas untuk menulis Kisah Rasul?” Nah Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, jawabannya banyak. Banyak sekali. Saya waktu baca mengenai latar belakang ini, banyak sekali tujuan itu yang dituliskan berkenaan dengan ini. Bahkan ketika orang merumuskan outline daripada Kisah Rasul pun banyak sekali. Ada yang berkata seperti ini, “Kenapa bisa begitu banyak outline itu?” Karena Kisah Rasul itu adalah suatu kitab yang sebenarnya bukan menceritakan kisah para rasul atau pekerjaan yang dilakukan oleh para rasul tetapi sebenarnya mengisahkan pengerjaan Roh Kudus melalui para rasul. Artinya apa? Artinya adalah ketika kita membaca Kisah Rasul kita sedang tidak memikirkan logika manusia dan struktur pikir manusia di dalam menuliskan itu, walaupun misalnya ketika kita menuliskan, membaca Roma, membaca Timotius, membaca misalnya Filipi dan Efesus, dan yang lainnya, kita bisa rumuskan dengan jelas outline daripada surat-surat itu karena yang menulis adalah Paulus tapi di balik Paulus ada Roh Kudus yang memimpin 100% penulisan itu yang membuat kita menerima bahwa semua surat itu juga adalah firman Tuhan, tetapi ada penafsir yang mengatakan, Kisah Rasul adalah kisah mengenai karya dan logika dari Roh Kudus sendiri di dalam pengembangan gereja. Itu sebabnya pada waktu kita membaca Kisah Rasul, orang selalu sampai saat ini berdebat tidak ada satu dasar tertentu atau suatu rumusan yang pasti berkenaan dengan outline dari Kisah Para Rasul, sehingga kita akan melihat satu outline nanti, salah satunya, yang diambil sendiri dari Kisah Rasul pasal satu berkenaan dengan ayat yang ke-8 khususnya ya ketika bicara mengenai outline dari Kisah Rasul ini. Dan yang juga tentunya berbicara mengenai tujuan mengapa Kisah Rasul ini dituliskan.
Apa yang menjadi tujuan Kisah Rasul ini dituliskan? Kenapa menjadi hal yang penting untuk kita pelajari? Karena Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ketika kita baca Kisah Rasul kita bisa tahu pola penginjilan yang dikerjakan oleh Allah Roh Kudus sendiri itu seperti apa. Yang kedua adalah kita bisa mengerti bagaimana gereja memuridkan orang lain untuk menjadi anak Tuhan di dalam Kisah Rasul, prinsipnya apa. Lalu yang lain apa? Kita bisa pelajari juga bagaimana gereja mula-mula saat itu bersekutu, berelasi satu sama dengan yang lain. Lalu apa lagi? Yang berikutnya adalah bisa tadi yang seperti saya katakan berkenaan dengan Teofilus, sebenarnya Lukas mungkin sedang menulis suatu pembelaan bagi iman Kristen agar Teofilus yang adalah seorang Romawi itu atau pejabat Romawi bisa menerima Injil dan melihat Injil itu sebuah kebenaran yang tidak membahayakan kekaisaran Romawi.
Kalau Saudara perhatikan latar belakang dari perkembangan Injil atau Kekristenan, maka Kekristenan itu berkembang di bawah kekuasaan dari Kerajaan Romawi. Dan di dalam Kerajaan Romawi, mereka punya suatu kebiasaan yaitu untuk menyembah dewa-dewa. Tetapi selain daripada dewa-dewa, mereka juga mempunyai suatu kebiasaan untuk menyembah kaisarnya sendiri. Kaisar itu dianggap sebagai seorang juruselamat. Nah itu sebabnya ketika Yesus datang ke dalam dunia lalu memberitakan Injil, Injil itu adalah Juruselamat, itu adalah suatu pertentangan antara Kaisar Romawi, petinggi, penguasa dunia saat itu, dengan Yesus Kristus. Ini membuat ada suatu ketegangan di antara dua kelompok ini atau antara Romawi dengan orang-orang Kristen. Ditambah lagi pada waktu itu orang-orang Yahudi umumnya menolak orang-orang Kristen. Mereka ketika bertemu orang-orang Kristen pelayanan dari para rasul dan melihat ada orang-orang Yahudi yang kemudian bertobat menjadi orang Kristen, mereka kemudian memusuhi dan membuat huru-hara di dalam wilayah Kerajaan Romawi tersebut, sehingga itu membuat kadang-kadang ada pengadilan yang diadakan, ada pejabat Romawi yang turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dan di sini Lukas menyatakan coba lihat satu per satu dari kasus demi kasus yang katanya diakibatkan oleh orang Kristen pada waktu itu, bagaimana reaksi dari petinggi-petinggi orang Romawi? Para pejabat itu? Mereka umumnya memperlakukan orang Kristen dengan baik. Saudara bisa lihat misalnya Sergius Paulus di situ, lalu Saudara bisa melihat juga siapa itu namanya gubernur di Efesus, Galio, gubernur di Akhaya, Korintus ya. Dia memberikan suatu pembelaan bagi orang Kristen, lalu Saudara bahkan bisa melihat apa yang dikatakan oleh Festus dan Agripa bahwa sebenarnya Paulus itu bisa dibebaskan tetapi karena dia naik banding kepada kaisar, maka akhirnya dia harus pergi ke Roma untuk itu. Jadi pada waktu Lukas menuliskan Kisah Rasul ini, dia berusaha untuk dikatakan membela, memberikan suatu pembelaan Kekristenan di hadapan Teofilus ini supaya Teofilus ketika mengikuti iman Kristen dia tidak salah di dalam mengerti siapakah orang Kristen ini, apa yang menjadi berita yang disampaikan, dan bagaimana perilaku dari orang-orang Kristen ini yang semula dituduh mungkin sebagai pengacau dunia, tapi ternyata adalah orang-orang yang begitu taat pada peraturan pemerintah. Orang-orang yang tidak suka membuat huru-hara, tetapi huru-hara itu adalah diakibatkan oleh orang-orang lain, bangsa Yahudi yang berusaha untuk menekan mereka dan menganiaya mereka, dan menghasut orang-orang termasuk orang-orang bukan Yahudi yang perdagangan mereka dikacaukan karena mereka tidak lagi membeli produk yang mereka buat atau tawarkan, dewa-dewa seperti Artemis. Sehingga dari situ Teofilus boleh mulai makin mengenal Kekristenan, makin mengenal pelayanan orang Kristen, makin mengenal kebenaran yang Kitab Suci nyatakan, dan makin bisa hidup seperti yang Tuhan kehendaki bagi dia untuk hidup sebagai anak Tuhan.
Ada juga yang berkata Kisah Rasul itu sebenarnya satu kitab yang sangat praktika sekali bukan sebuah kitab yang bersifat doktrinal atau teologi, tetapi ini berbicara mengenai perkembangan gereja Tuhan di mana Roh Kudus bekerja, dan bagaimana penulis ini, Lukas, mau menyampaikan perkembangan itu Injil diberitakan, orang-orang Kristen bertobat, lalu Injil itu mulai dari Yesus akhirnya pergi sampai ke Roma di dalam perkembangan itu. Tidak lebih dari itu. Tapi Saudara ketika pelajari walaupun mungkin Injil yang disampaikan itu tulisan dari Kisah Rasul disampaikan dalam bentuk penginjilan dan pelayanan, tetapi saudara akan menemukan di dalamnya banyak sekali prinsip-prinsip teologis yang begitu kental yang disampaikan oleh para pengkhotbah Injil tersebut yang kita bisa pelajari dari Kisah Para Rasul. Dan ketika Saudara baca juga, saya yakin setiap kali saya baca Kisah Para Rasul saya pasti meneteskan air mata. Ini adalah kitab yang sangat menyentuh sekali, melihat pelayanan yang Tuhan pimpin kepada gereja-Nya atau kepada para rasul di dalam memberitakan Injil itu.
Sekarang kita sampai kepada poin bagaimana kita membagi dan memahami Kisah Para Rasul ini. Nanti di dalam perkembangan kita membahas satu per satu tentunya ini akan diingatkan kembali, tapi saya yakin ini adalah suatu gambaran overall yang bisa membantu kita membaca Kisah Para Rasul lebih baik. Tadi saya bilang ada cukup banyak outline yang dibuat dan tidak ada satu kesepakatan outline yang paling tepat itu yang mana tapi bukan berarti kita tidak perlu outline. Saya akan coba mengajak Bapak, Ibu, Saudara melihat outline berdasarkan yang Tuhan Yesus sendiri katakan kepada gereja-Nya atau para rasul sebelum dia naik ke surga. Yaitu di dalam Kisah 1:8. Kisah 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Jadi di dalam kalimat ini Tuhan Yesus berkata ada beberapa tahap perkembangan Injil yaitu dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Dan kalau Saudara lihat petanya, boleh buka peta bagian belakang dari Alkitab ya. Maka Yerusalem itu adalah ibu kota Israel bagian selatan dengan provinsinya adalah Yudea. Mungkin ‘(peta) Palestina pada Zaman Tuhan Yesus’ boleh buka di sini. Di dekat Laut Mati itu ada kota Yerusalem, di samping Betania dekat Emaus. Ada Betlehem kota kelahiran Raja Daud, lalu di bawahnya ada tulis Yudea. Yudea itu adalah provinsi dari Yerusalem ibu kotanya ada di Yerusalem, di mana keturunan dari Daud itu memerintah sampai akhirnya mereka dibuang. Tetapi Israel utara itu adalah ibu kotanya Samaria. Di atas dari itu ya Emaus, Arimatea, dekat Gunung Gerizim itu. Di atas itu adalah wilayah Samaria, tapi Galilea itu adalah wilayah dari Yudea lagi. Maka ada Yesus di situ, di Nazaret dan melayani orang-orang Kristen di situ ya. Samaria ada di tengah-tengah situ. Dan Samaria ini adalah satu wilayah yang diperintah oleh seorang raja yang memberontak dari keturunan Raja Daud atau Salomo. Dan dia memegang sepuluh suku untuk memerintah di wilayah Samaria. Dan dengan ibu kota Samaria itu. Nah Injil dikatakan dimulai dari Yerusalem, kemudian berkembang ke wilayah lebih luas yaitu Yudea, lalu dari Yudea ke Samaria, dan akhirnya dari Samaria pergi ke ujung bumi yaitu ke Spanyol, ke Roma itu ya. Dan artinya apa Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan? Artinya orang Kristen makin hari makin bertambah banyak. Orang Kristen makin hari, dalam bahasa Kisah Rasul, makin berlipat ganda banyaknya. Dan inilah yang menjadi dasar kita akan berusaha untuk membagi Kisah Rasul ini menjadi bagian-bagian seperti ini.
Pertama adalah kita bisa bagi pelayanan firman di Yerusalem yaitu dari Kisah 1:1 sampai Kisah 6:7. Kenapa kita berhenti di ayat yang ke-7? Karena di situ ada kalimat, “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.” Jadi ini dasar pertama ya.
Lalu setelah itu gereja mulai mengalami penganiayaan dimulai dari kesaksian Stefanus lalu kematian Stefanus sebagai martir pertama yang membuat akhirnya orang-orang Kristen mulai menyebar dari Yerusalem, sebelumnya mereka tidak mau menyebar dari Yerusalem, kemudian mereka akhirnya menyebar dari Yerusalem menuju ke mana? Ke Samaria dan Galilea dan Yudea. Dan kita bisa lihat itu mulai dari Kisah 6:8 sampai Kisah 9:31. Kenapa kita stop sini? Karena kalimat yang sama keluar, “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.” Jadi ada jumlah yang makin bertambah besar. Kalau yang pertama jumlah mereka makin bertambah banyak. Ya tentunya sama pengertiannya ya, makin tersebar dan juga murid di Yerusalem makin tambah banyak.
Lalu bagian yang ketiga adalah setelah peristiwa di dalam pasal 9:31, kita mulai masuk ke dalam pelayanan kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Petrus misalnya pergi ke Kornelius, Kornelius adalah bukan seorang Yahudi untuk memberitakan Injil di sana, lalu kemudian Paulus muncul dan kemudian Paulus pergi ke Antiokhia lalu kemudian menjadi hamba Tuhan di sana dan melayani di Antiokhia dan membuat perkembangan Injil juga bertambah, makin menyebar ya. Kita bisa lihat ditutup di dalam ayat yang ke-24 dari Kisah pasal 12. Kisah 12:24 Barnabas dan Saulus diutus dari Antiokhia di sini dikatakan, “Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus.” Di sini ada kalimat, “Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang,” melalui pelayanan dari Paulus dan Barnabas.
Lalu kita mulai telusuri lagi tidak berhenti di situ tetapi Injil kemudian terus tersebar ke Asia Minor, ke Galatia, dan dimulai dari Kisah 12:25 sampai Kisah 16:5 kita melihat progress dari berita Injil itu makin jauh, makin jauh dari Yerusalem, dan di dalam ayat ke-5 pasal ke-16 dikatakan, “Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.”
Lalu setelah 16:5 masuk ke dalam pasal 16:6 terus sampai 19:20 kita bisa melihat bagaimana Paulus ada di Filipi lalu mempertobatkan kepala penjara Filipi, lalu kemudian dia ada di Tesalonika, dia ada di Efesus, dan injil terus tersebar sampai pasal 19:20 kembali ditutup dengan kalimat yang sama yaitu, “Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.”
Dan akhirnya dari 19:21 sampai 28:31 yaitu bagian terakhir dari Kisah Rasul maka kita mendapatkan kalimat, dari ayat 30 ya saya baca, “Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.” Dan Kisah Rasul selesai.
Jadi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita bicara Kisah Rasul berbicara mengenai apa secara umum dan dari outline itu bisa berkata Kisah Rasul mau memberitakan bagaimana Injil berkembang di atas dasar pertolongan penyertaan kuasa dari Allah Roh Kudus sehingga Injil itu tidak berhenti di Yerusalem tetapi kemudian terus berkembang ke Yudea, Samaria, dan bahkan sampai ke ujung bumi. Itu adalah panggilan orang Kristen. Kenapa saya bilang panggilan orang Kristen? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, sekarang saya masuk sedikit ya, ketika kita membaca Kisah Rasul maka ada satu hal yang menarik dari Kisah Rasul ini khususnya di dalam ayat yang pertama. Jika saudara baca misalnya, “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus.” Bahasa Indonesia nggak terlalu muncul tapi Bapak, Ibu boleh buka dari bahasa Inggrisnya ya. Di dalam bahasa Inggris itu ada verb to be yang kita bisa lihat dikatakan begini, “The former treatise have I made, O Theophilus, concerning all that Jesus began both to do and to teach.” Ada kata kerja began, mulai. Jadi pada waktu menulis Kisah Rasul ini Lukas mau berkata, “Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku sudah menceritakan bagaimana Yesus memulai pelayanan-Nya dengan melakukan segala sesuatu dan mengajarkan segala sesuatu seperti yang dicantumkan dalam Injil Lukas, dan sekarang aku menuliskan buku yang kedua secara tidak langsung untuk mengisahkan apa? Mengisahkan kembali apa yang Yesus lakukan dan apa yang Yesus ajarkan. Itu yang kita akan dapatkan di dalam Kisah Rasul. Nah ini hal yang menariknya di mana? Karena ketika kita bicara mengenai Yesus, apa yang Yesus lakukan dan apa yang Yesus ajarkan di dalam Kisah Rasul, maka bukankah Yesus sudah naik ke sorga? Bukankah Dia sudah dimuliakan? Bukankah Dia sudah duduk di sebelah kanan Allah? Lalu kenapa Kisah Rasul berkata apa yang dilakukan oleh Yesus dan yang diajarkan oleh Yesus itu dilanjutkan? Padahal ketika Yesus naik ke sorga itu menyatakan finalitas daripada suatu pekerjaan penebusan yang Dia lakukan. Ketika Dia ada di atas kayu salib Alkitab berkata bahwa Dia sudah selesai menjalankan tugas penebusan itu dan ketika Dia sebelum naik ke atas kayu salib di dalam Yohanes 17:4 dikatakan, “Bapa Aku sudah meyelesaikan segala tugas yang Engkau berikan kepada Aku,” dan itu dinyatakan melalui pernyataan tetelestai, sudah selesai, ketika Yesus ada di kayu salib lalu Dia mati. Kenapa di sini dikatakan Yesus tetap melakukan dan mengajarkan? Saya lihat ini adalah suatu prinsip yang tidak terlepas dari pelayanan Allah Roh Kudus di dalam gereja dan ini juga membuat kita harus bisa membedakan mana pekerjaan yang sudah diselesaikan oleh Yesus dan mana pekerjaan yang belum diselesaikan oleh Yesus Kristus.
Pekerjaan apa yang sudah diselesaikan oleh Yesus? Penebusan. Ketika kita bicara mengenai penyaliban Kristus, kematian dan kebangkitan Dia, kita sedang mau mengatakan semua hal yang berkaitan dengan syarat keselamatan bagi seorang manusia yang berdosa itu sudah digenapi oleh Yesus Kristus dan dituntaskan oleh kematian Kristus di atas kayu salib dan kebangkitan Dia, sehingga ketika kita berbicara mengenai keselamatan tidak ada satupun yang perlu ditambahkan kepada Injil atau kepada iman kita. Semua yang dikerjakan oleh Kristus di atas kayu salib di dalam dunia ini sampai di atas kayu salib itu adalah sesuatu yang hanya kita bisa terima melalui iman kepada Kristus oleh pertolongan anugerah dari Allah Roh Kudus yang membawa kita kepada iman di dalam Yesus Kristus. Tanpa itu kita ndak mungkin bisa datang kepada Kristus dan tanpa itu kita tidak mungkin kita bisa dibenarkan dan diselamatkan dalam kehidupan kita. Maka kalau saudara baca dalam Injil, Paulus itu begitu keras sekali bicara kepada orang-orang Galatia. “Kamu kok begitu bodoh orang Galatia? Kamu mulai dari iman, kamu mulai dari sesuatu yang rohani, kenapa sekarang engkau mau menambahkan pekerjaan ketaatan kepada Taurat, kepada imanmu ini? Kamu pikir bahwa perbuatanmu itu bisa memenangkan kamu dan menjadikan engkau lebih baik di hadapan Tuhan dan lebih menyempurnakan keselamatanmu?” Paulus berkata “Tidak. Itu adalah ulah dari pengajar-pengajar sesat yang berusaha untuk menyesatkan engkau dan membuat engkau kehilangan anugerah keselamatan.” Saya bukan ngomong anugerah keselamatan bisa hilang ya di sini. Tetapi itu membuat orang-orang Galatia sebenarnya memiliki Injil yang palsu kalau dia menambahkan perbuatan misalnya, kalau itu menjadikan dia memiliki Injil yang palsu berarti dia tidak punya Injil yang benar dan tidak mempunyai keselamatan. Jadi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ketika kita berbicara mengenai keselamatan, karya keselamatan yang Tuhan Yesus lakukan, Alkitab bicara sudah tuntas, sudah selesai. Dan Saudara bisa baca dalam Ibrani 10:10 di situ ada bicara bahwa Tuhan sudah mengerjakan itu secara tuntas. Saya percaya kita akan masuk ke dalam hal-hal yang menjadi prinsip dasar lagi dulu pada waktu kita berbicara mengenai Kisah Rasul ini. Tapi saya percaya ini adalah hal yang penting yang kita perlu pelajari dan pasti Tuhan akan memberkati kita berkenaan dengan hal ini ya.
Lalu apa yang belum tuntas? Yang belum tuntas itu adalah pekerjaan pemberitaan Injil. Di dalam Injil Yesus berkata, “Engkau akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari apa yang Aku kerjakan.” Bukan pekerjaan penebusan yang Yesus lakukan yang kita akan ambil alih dan kita kerjakan, tetapi pekerjaan memberitakan Injil yang Yesus tidak lakukan. Yang Yesus lakukan ketika Dia ada di dalam dunia ini kalau Saudara baca dalam Injil sinoptik dan Yohanes maka Saudara akan menemukan bahwa Yesus hanya melayani orang-orang Yahudi dan beberapa orang-orang bukan Yahudi, di luar itu Dia nggak layani mereka. Kenapa? Karena Dia serahkan tanggung jawab itu kepada orang Kristen. Makanya di dalam bagian ini Lukas berkata, “Kamu tahu tidak Yesus baru memulai pekerjaan-Nya itu.” Dimulai dari kelahiran Dia sampai kematian dan kebangkitan Dia, kenaikan Dia ke sorga. Tetapi itu baru permulaan pekerjaan pelayanan yang dikerjakan oleh Kristus di dalam dunia ini. Sisanya siapa yang harus teruskan? Orang Kristen. Kita yang sudah dipilih dan diselamatkan oleh Yesus Kristus. Saudara bisa lihat ini saya komparasi keluar dari Injil Lukas maupun Kisah Rasul ya. Boleh buka Markus. Pengertian ini ada dalam Injil Markus bagian yang terakhir pasal 16 kita percaya pasal 16 sampai ayat yang ke-20 itu adalah tetap wahyu dari Tuhan, tapi kita juga tahu kita juga dapat kabar atau kita pelajari kalau kelihatannya Injil Markus itu selesai di ayat yang ke-8. Saya baca ayat ke-8 ya, “Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut.” Ini setelah mereka melihat kubur yang kosong itu. Lalu langsung diputus dengan satu kesimpulan yang agak terpisah dari ayat ke-8 bagian pertama, “Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.”
Jadi pada waktu murid-murid pergi memberitakan Injil siapa yang memberitakan Injil? Markus bilang murid-murid memang memberitakan Injil tetapi jangan lupa, Yesus Kristus yang bekerja melalui mereka di dalam memberitakan Injil. Nah tapi kalau itu adalah Yesus Kristus, bagaimana kaitannya dengan yang tadi saya katakan? Kisah Rasul sebenarnya bukan kisah mengenai pelayanan para rasul tetapi kisah mengenai kisah pekerjaan pelayanan atau karya dari Allah Roh Kudus melalui kisah para rasul? Tapi kalau itu adalah karya dari Allah Roh Kudus melalui kisah rasul kenapa di dalam bagian pasal 1:1 ini dan juga Markus 16:8b dikatakan Yesuslah yang melakukan? Yesuslah yang pergi menginjili? Yesuslah yang pergi mengajar? Saudara kalau kita teliti lebih dalam di sinilah banyak kesalahan yang dilakukan atau diajarkan oleh saudara-saudara kita yang dari kelompok yang lain itu ya. Mereka berkata Kisah Rasul berbicara mengenai Roh Kudus, karya Roh Kudus sehingga yang kita perlu tinggikan adalah Roh Kudusnya. Tetapi Kisah Rasul kalau kita baca dengan teliti memang banyak bicara tentang Roh Kudus, Roh dan Roh Kudus ada 60-an dan 40-an kali istilah Roh dan Roh Kudus itu muncul. Tetapi saudara setiap kali Roh Kudus muncul yang selalu ditinggikan adalah Kristus. Selalu begitu. Itu yang membuat kenapa di dalam awal dari Kisah Rasul ini dikatakan Yesuslah sendiri yang pergi, Dia yang melakukan dan Dia yang mengajar melalui para rasul karena Roh Kudus itu adalah Rohnya Kristus walaupun kita bisa bisa bedakan Dia adalah pribadi ketiga dari Allah Tritunggal.
Mungkin saya stop disini biar nanti minggu depan kita bisa punya gambaran yang lebih baik ketika kita bahas satu bagian demi satu bagian. Tetapi saya mau katakan satu hal sebagai aplikasi singkat aja ya, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, atau saya masuk bagian yang pertama lah. Nggak apa-apa kan panjang sedikit. Pelayanan gereja tidak mungkin bisa berhasil tanpa pertolongan Roh Kudus. Yesus Kristus sendiri ketika Dia melayani di dalam dunia ini, yang dikatakan apa? Dia hanya apa? Melakukan dan mengajar. Maksudnya apa? Selama Dia ada di dalam dunia ini, yang Dia lakukan adalah menaati perkataan yang diajarkan atau melakukan perkataan yang diajarkan dan mengajar. Melakukan, mengajar, melakukan, mengajar, melakukan, mengajar, terus menerus seperti itu. Tapi pertanyaannya adalah kok Dia bisa punya murid yang begitu banyak? Kok Dia bisa punya orang-orang yang kemudian mengaku bahwa Dia adalah Mesias Anak Allah yang hidup? Kok kemudian bisa ada orang-orang yang kembali kepada Dia setelah kematian Dia lalu kemudian mengakui bahwa apa yang Dia katakan semuanya adalah suatu yang kebenaran bahwa Dia memang adalah Tuhan dan Mesias itu dan di dalam Injil Yohanes tidak ada seorang pun yang berani mempertanyakan atau bertanya siapa Dia lagi? Apa yang membuat mereka semua bisa percaya bahwa Yesus adalah Mesias sedangkan Dia hanya melakukan, mengajar, melakukan, mengajar? Jawabannya adalah karena ada pengurapan Roh Kudus di dalam kehidupan dari Kristus. Ada penyertaan dari Roh Kudus di dalam hati dari orang-orang yang Dia layani untuk membawa mereka mengerti kebenaran Injil itu yang diberitakan Dia, melihat kehidupan Dia sebagai bukti nyata bahwa Dia adalah Mesias yang datang seperti yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama, dan datang dalam iman kepada Kristus.
Saudara ini adalah prinsip sekali. Pada waktu kita melayani di dalam gereja, jangan pernah berpikir kita mempunyai suatu kuasa untuk bisa memenangkan jiwa orang. Saya pernah berbicara dengan satu orang lalu dia berkata seperti ini. Ada orang-orang Kristen tertentu yang diberi karunia untuk menginjili lho. Ketika dia menginjili maka orang bisa tersentuh lalu sampai menangis dan bertobat dan datang kepada Tuhan sedangkan orang Kristen lain nggak seperti itu. Saya percaya penginjilan itu karunia. Untuk bisa menginjili itu adalah suatu karunia atau kuasa dari Tuhan. Tetapi saudara saya tidak setuju itu adalah karunia karena orang itu lebih daripada orang yang lain. Karena yang bisa mempertobatkan seseorang itu adalah Allah Roh Kudus. Makanya saudara, ketika orang-orang Yahudi datang kepada Yesus lalu mempertanyakan atas dasar kuasa siapa Engkau melakukan mujizat itu dan mengusir setan, lalu mereka menyatakan itu adalah kuasa Beelzebul, Yesus berkata kepada mereka kamu menghujat Aku nggak masalah, kamu menolak Aku dan tidak mau mengakui Anak Manusia itu nggak masalah, tetapi kalau Engkau menghujat Roh Kudus, nggak ada lagi pengampunan bagi engkau. Karena mereka sedang menolak pribadi Allah yang ketiga, yang jelas-jelas bekerja melalui Kristus untuk memenangkan jiwa, untuk menyatakan kuasa Allah sebagai sesuatu yang bersumber dari setan. Itu berarti mereka menolak satu-satunya jalan keselamatan yang dikerjakan oleh Allah Pribadi Ketiga yang diberikan kepada diri mereka untuk datang kepada Kristus dan diselamatkan.
Bapak, Ibu yang dikasihi Tuhan, tolong jangan lupakan ini di dalam pelayananmu. Jangan pernah bisa merasa berjasa kalau engkau bisa membawa orang kepada Kristus, mempertobatkan dia, membawa mereka bertumbuh di dalam kebenaran. Karena itu semua bukan jasa kita, saya nggak pernah merasa kalau Bapak, Ibu bisa bertumbuh dan mengenal Kristus lebih jauh dan memberi kesaksian pada saya, saya diberkati oleh pelayanan Bapak, Ibu, saya merasa bangga akan itu. Saya sangat tahu sekali itu bukan karena kemampuan saya, kelebihan saya, atau kekuatan saya atau kerja keras yang saya lakukan, tetapi itu semua adalah karena karya Roh Kudus di dalam hati Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Ingat ini baik-baik. Sehingga tidak ada satu pun dari kita ketika melayani ada keberhasilan-keberhasilan yang kita capai di dalam pelayanan gereja, kita mengira itu karena usaha kita, kemampuan kita. Yang justru saya mengerti adalah kalau itu mau diandalkan dalam diri saya, saya merasa gagal. Karena bukan saya yang melakukan itu tapi Tuhan yang melakukan itu melalui saya. Yang saya bisa lakukan hanyalah mengajar. Yang saya bisa lakukan hanyalah mendoakan. Yang saya bisa lakukan dengan sekuat tenaga saya untuk berusaha sikron dengan apa yang saya ajarkan. Sisanya bagaimana? Saya hanya bisa serahkan Bapak, Ibu semua ke dalam tangan Tuhan dan minta Roh Kudus yang bekerja di dalam hatimu untuk bisa mengikut Tuhan.
Di Solo saya ada berkata satu hal, bagaimana kita mengerti kehendak Tuhan. Waktu itu saya bahas Efesus juga. Saya baru bahas sampai Efesus pasal 5, ayat yang mau masuk ke dalam kepenuhan Roh Kudus. Di situ melakukan kehendak Tuhan. Lalu di dalam melakukan kehendak Tuhan ada berapa aspek? Ada beberapa aspek di situ ya yang kita bisa tahu kehendak Tuhan itu apa saja dan Alkitab sudah nyatakan. Misalnya menginjili itu kehendak Tuhan. Mengingini orang untuk diselamatkan, semua manusia untuk diselamatkan itu adalah kehendak Tuhan. Tapi salah satu aspeknya ada di dalam Petrus. Misalnya, Petrus berkata, “Engkau menderita, itu kalau bukan karena dosa, adalah sesuatu yang mulia. Engkau berdoa senantiasa itu adalah kehendak Tuhan.” Saya mau tanya, berapa dari Bapak, Ibu yang datang persekutuan doa? Saya mau tanya berapa dari Bapak, Ibu, Saudara yang rela menderita demi nama Kristus? Saya berusaha contohkan tapi saya tanya, berapa dari kita yang ingin sungguh-sungguh menjalankan kehendak Tuhan? Saya nggak bisa gerakin, saya mau ngomong sampai berbusa pun, siapa itu ngomong..Robert Murray, sampai berbusa pun kalau bukan Roh Kudus yang bekerja saya nggak bisa membuat Bapak, Ibu, Saudara melakukan hal ini. Tapi kalau itu adalah pelayanan dari Roh Kudus, saya gimana? Saya nggak bisa apa-apa kan? Itu semua adalah karunia dari Tuhan. Bukankah itu di dalam bagian ini, nanti kita akan lihat, itu adalah pilihan Tuhan bagi diri kita? Lalu apa yang bisa saya lakukan? Nah di sini Spurgeon ngomong, dia bilang kayak gini, “Kamu nggak usah pusing. Yang kamu lakukan adalah,” ini bahasa saya ya, “Yang penting adalah kamu setia saja terus untuk mendengar firman dan ada di dalam gereja. Terus setia. Terus dengar. Terus tekun baca firman, terus gumulkan itu mungkin, terus cari kebenaran. Nanti Roh Kudus pasti bekerja dan tentunya dengan doa mencari kebenaran, Roh Kudus akan bekerja menyadarkan Bapak, Ibu, Saudara akan kebenaran itu, dan bagaimana hidup bagi Tuhan.” Saya berdoa ketika kita masuk ke dalam Kisah Rasul setelah kita membahas Efesus, kita makin mengerti identitas kita dan panggilan kita sebagai orang percaya. Dan kita belajar untuk makin bagaimana menggenapkan kehidupan dan panggilan Tuhan di dalam kehidupan kita.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, menjadi orang Kristen itu bukan masuk surga saja. Ini saya katakan di dalam PA (Pendalaman Alkitab) pemuda, banyak orang Kristen melemparkan satu slogan yang menyatakan, “Percaya saja engkau pasti selamat. Percaya saja engkau pasti selamat.” Betul nggak? Betul sih. Kita percaya kepada Kristus kita pasti selamat. Tetapi baru separuh betul. Mungkin kenapa banyak orang Kristen datang ke dalam gereja, duduk, habis kebaktian Minggu pulang, ndak mau berelasi dengan yang lain, ndak mau terlibat di dalam pelayanan, ndak mau datang persekutuan doa, ndak mau ikut PA dan yang lain-lain. Kenapa? Mungkin pikirannya hanya aku hanya butuh keselamatan, aku hanya butuh hidup kekal. Padahal Alkitab berkata keselamatan atau hidup kekal itu adalah dibuktikan dari kehidupan yang taat kepada otoritas Kristus. Itu keselamatan kita. Tanpa ada suatu kehidupan yang membuktikan saya milik Kristus melalui penundukkan saya pada pekerjaan Tuhan dan perintah Tuhan dalam hidup saya, maka itu hanya menyatakan saya bukan milik Kristus. Jadi pada waktu kita berkata engkau percaya kepada Kristus? Ya saya percaya, saya sudah diselamatkan. Tunggu dulu, hidupmu bagaimana? Bukan berarti kehidupan kita itu menambahkan kesempurnaan keselamatan kita, bukan, tapi menjadi suatu dasar bukti kalau kita sungguh-sungguh adalah milik Tuhan. Itu tujuannya. Karena itu Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, nggak cukup datang kebaktian Minggu. Bagaimana kehidupan rohani Saudara secara pribadi di hadapan Tuhan, bagaimana Saudara menghadapi suatu situasi dalam hidupmu dan meresponi secara rohani dalam hidupmu itu menjadi suatu ciri bahwa engkau adalah milik Tuhan. Dan untuk bisa merespon secara rohani, secara benar, kita butuh pengenalan yang benar akan Tuhan.
Maka ini akan saya lanjutkan di dalan pertemuan Minggu depan. Bukan minggu depan, dua minggu lagi ya. Tapi Saudara tahu tidak di dalam Alkitab ada satu kalimat, apa yang membuat umat Tuhan binasa? Apa yang membuat gereja Tuhan binasa? Apakah karena kehilangan keselamatan? Bukan. Tetapi karena tidak peduli akan Tuhan dan kebenaran-Nya. Itu yang membuat gereja Tuhan binasa atau umat Tuhan binasa. Boleh buka Hosea 4:6. Kita baca sama-sama ya, boleh baca seluruh ayat ini. “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka aku juga akan melupakan anak-anakmu.” Tadi saya di awal ada beri satu kesaksian Pendeta Stephen Tong pelayanannya begitu giat, begitu rajin, anak-anaknya juga dipelihara oleh Tuhan. Saya percaya ini adalah suatu kebenaran pemeliharaan yang Tuhan berikan di dalam gereja-Nya, pada umat-Nya. Maukah Bapak, Ibu mengkomitkan ulang kehidupanmu mengikut Kritus? Maukah Bapak, Ibu, Saudara mulai hari ini kembali menyatakan kalau saya mau bersungguh-sungguh berjalan menjadi orang Kristen yang sudah ditebus oleh Kristus? Maukah Bapak, Ibu, Saudara menjalankan apa yang menjadi kehendak Tuhan di dalam kehidupanmu melalui hal-hal yang dikerjakan di dalam gereja dan apa yang diminta oleh Tuhan mulai dari doa, mulai dari penyangkalan diri mengikut Kristus, mulai dari meresponi setiap situasi dalam hidupmu berdasarkan terang firman Tuhan, mulai belajar mengasihi bukan hanya Tuhan saja tetapi kepada semua manusia dimulai dari gereja Tuhan, maukah? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya hanya bisa dengan hati yang sedih berdoa minta Tuhan bekerja dalam hatimu. Di luar itu saya ngerasa saya nggak mampu untuk lakukan itu. Saya hanya bisa bagikan kebenaran dan berdoa minta Tuhan menyadarkan engkau untuk bisa melihat semua kebenaran itu. Jangan terus dihancurkan oleh perasaan. Jangan terus diombang-ambingkan oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Kita nggak akan pernah bisa mengerjakan pekerjaan Tuhan kalau kita terus tidak mengerti dan selalu gagal di dalam aspek ini. Kiranya Tuhan boleh berkati kita ya. Mari kita berdoa.
Kami bersyukur ada firman yang boleh Engkau nyatakan bagi kami. Kami bersyukur ya Bapa bahwa Engkau telah menebus kami untuk menjadi milik-Mu. Kami bersyukur ya Bapa di dalam kasih karunia-Mu Engkau boleh menjadikan kami anak-anak-Mu. Kami juga bersyukur ya Bapa bahwa Engkau telah memberikan kepada kami suatu pengertian akan kebenaran dan Injil keselamatan di dalam Kristus, anak tunggal-Mu, dan satu panggilan untuk bersaksi bagi nama-Mu. Tolong kami ya Tuhan, bangunkan iman kami, bangunkan kerelaan kami untuk mengerjakan pekerjaan-Mu, bangunkan diri kami dan sadarkan bahwa kami adalah pengikut-Mu yang di mana kebenaran-Mu harus menjadi otoritas mutlak atas kehidupan kami. Bukan perasaan kami, bukan ideologi kami, bukan tradisi dunia atau prinsip-prinsip dunia dan kedagingan kami, tetapi firman-Mu lah yang memiliki otoritas dalam hidup kami. Tolong berkati anak-Mu semua ya Tuhan. Tolong berkati gereja-Mu ini. Tolong berkati hari depan dari gereja-Mu ini. Tolong berkati mereka yang ada dalam kondisi yang sulit di Jakarta juga ya Tuhan karena COVID. Kiranya Engkau boleh mengingat dan berbelas kasih bagi mereka. Untuk jemaat-Mu yang di sini dan orang Kristen yang ada di Jogja dan mereka yang belum mengenal Kristus, kiranya gereja-Mu juga boleh menjadi suatu kesaksian yang nyata, yang jelas akan kebenaran Injil melalui keberadaan dari orang-orang Kristen, baik dalam kehidupan iman mereka kepada kebenaran firman ataupun suatu kasih untuk membagikan kebenaran Injilmu kepada mereka. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami bersyukur dan berdoa. Amin.
Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah (KS)