Ke Antiokhia di Pisidia, 6 Maret 2022

Kis 13:14-41

Pdt. Dawis Waiman, M. Div.

Saudara, kalau kita lihat di dalam pasal 13 ini adalah satu kelanjutan dari tentunya perjalnan misi pertama yang dilakukan oleh Rasul Paulus bersama dengan Barnabas untuk pergi ke daerah yang namanya Asia Minor ataupun kepada Galatia untuk memberitakan Injil di sana. Dan itu adalah sebuah perjalanan misi pertama yang dilakukan oleh orang-orang Kristen setelah mereka sebelumnya berkembang dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai kepada daerah di Antiokhia ini. Nah kenapa saya bilang ini adalah misi pertama yang dilakukan oleh gereja Tuhan? Bukankah Injil bisa berkembang dari Yerusalem sampai kepada Antiokhia itu adalah merupakan hasil dari perjalanan misi yang dilakukan oleh orang-orang Kristen? Sebabnya adalah ketika Yerusalem diberitakan Injil lalu kemudian berkembang ke Samaria, ke Yudea, ke Samaria, sampai kepada luar Samaria atau Antiokhia, selama itu sebenarnya Injil tidak pernah dengan satu tujuan diberitakan secara khusus melalui para misionaris yang pergi ke daerah Yudea, Samaria, dan ke daerah-daerah lain yang ada di sekitarnya.

Tetapi mereka ketika pergi ke wilayah-wilayah itu, sebabnya karena mereka dianiaya oleh orang-orang yang tidak menyetujui keberadaan dari orang-orang Kristen. Mereka dianiaya oleh orang-orang yang tidak suka orang-orang Kristen memberitakan Injil tentang Yesus Kristus. Itu sebabnya mereka pergi menyebar dari Yerusalem sampai kemudian ke daerah Antiokhia. Saudara bisa lihat itu di dalam pasal-pasal sebelumnya, akibat daripada Stefanus dianiaya oleh pemimpin agama dan mengalami kematian mulai, mulai saat itu terjadilah penganiayaan kepada orang-orang Israel yang membuat mereka kemudian pergi ada yang ke Filipi, ada yang kemudian pergi ke Antiokhia, dan bahkan mungkin ada yang pergi ke daerah Roma di situ. Jadi sebabnya karena apa? Karena ada penganiayaan yang membuat orang-orang Kristen akhirnya menyebar, dan ketika mereka menyebar, mereka tidak ada satu intensi secara khusus untuk memberitakan Injil, tetapi mereka tidak bisa menahan diri mereka dari berita yang begitu agung, begitu mulia, begitu memiliki kabar yang bisa menenangkan hati karena itu adalah sungguh-sungguh kabar baik bagi manusia yang berdosa yang mereka terima, mereka miliki untuk disebarkan kepada orang-orang yang mereka temui.

Saudara, saya yakin sekali kalau kita andaikata dipanggil oleh presiden untuk makan malam bersama, yang kita lakukan apa setelah peristiwa itu? Saya yakin kita akan ambil foto pada waktu itu lalu kemudian kita masukkan ke profile photo kita atau Instagram Story kita untuk menyatakan bahwa saya makan malam lho sama Presiden Republik Indonesia. Ada satu kebanggan di situ, ada satu kesenangan di dalam hati yang membuat kita nggak bisa menahan diri untuk tidak menceritakan dan membukakan peristiwa itu kepada orang-orang lain, teman-teman kita juga, dan bahkan seluruh dunia.

Saudara, ini yang dialami oleh para rasul, ini yang dialami oleh orang-orang Kristen ketika mereka mengenal Kristus, ketika mereka ditebus oleh Kristus, dan mereka menerima penebusan itu dalam iman kepada Yesus Kristus. Pada waktu mereka menerima itu mereka tidak bisa tinggal diam, nggak bisa menahan mulut mereka untuk tidak menceritakan kabar baik itu kepada setiap orang yang mereka temui di dalam kehidupan mereka. Saya berdoa kita sebagai orang Kristen punya keberanian itu dan juga punya kerinduan ini dan juga punya sikap yang selalu berusaha untuk membagikan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal kepada Kristus dalam hidup kita. Dan ini terjadi bukan karena sekali lagi utusan misi tapi ini adalah sebuah kegiatan yang biasa dilakukan oleh orang-orang Kristen yang harus menyelamatkan jiwa mereka akibat daripada penganiayaan yang dialami oleh mereka di Yerusalem dan juga di Yudea.

Lalu setelah itu mulailah terjadi perkembangan di gereja Antiokhia. Sebabnya karena apa? Karena ada orang-orang dari Yerusalem juga yang kemudian pergi ke Antiokhia lalu memberitakan Injil di sana. Dan salah satu, ya kita nggak terlalu jelas siapa orang itu tetapi mungkin di situ adalah Simon orang Niger dan juga ada Lukius orang Kirene setelah kemudian ada Barnabas yang diutus ke Antiokhia untuk melihat perkembangan dari gereja yang ada di sana ya. Dan Saudara, setelah Barnabas tiba dia merasa pelayanan terlalu berat bagi diri dia, terlalu besar bagi diri dia, akibatnya dia kemudian mencari Saulus untuk bisa mendampingi dia untuk melayani di Antiokhia.

Nah Alkitab berkata setelah mereka berdua tiba di situ jemaat makin berkembang dengan pesat lagi. Dan setelah perkembangan itu lalu tiba-tiba ada satu utusan dari Tuhan yang berbicara kepada jemaat itu untuk mengkhususkan Barnabas dan Saulus untuk pergi pelayanan misi penginjilan. Nah inilah yang sebabnya saya tadi katakan pertama kalinya gereja untuk mengutus misionaris pergi ke daerah-daerah yang lain mengabarkan Injil Yesus Kristus. Tapi sebelumnya tidak pernah terjadi peristiwa ini.

Dan pada waktu mereka sudah dikhususkan bagi Tuhan untuk perjalanan misi ini, lalu mereka kemudian pergi menjalankan misi tersebut, maka terjadilah satu peristiwa di tengah-tengah mereka yaitu Saudara bisa lihat ternyata Tuhan bekerja di dalam pelayanan itu, ada orang-orang penitng yang kemudian percaya kepada Kristus melalui pemberitaan yang mereka lakukan, dan salah satunya adalah Sergius Paulus. Walaupun sebelumnya ada satu pertentangan yang dialami oleh Paulus dan Barnabas pada waktu itu karena ada iblis yang bekerja melalui Elimas untuk mencegah Injil diberitakan dan mencegah Sergius Paulus itu mengalami pertobatan.

Tetapi Saudara, selain dari peristiwa ini yang akhirnya kita bisa lihat ada terjadi kemenangan di dalam pihak Paulus atau pihak Barnabas dan Paulus yang memberitakan Injil kepada si Sergius Paulus ini, terjadi peristiwa yang menyedihkan mereka juga yaitu Yohanes Markus yang merupakan anak rohani dari Rasul Petrus yang memiliki ibu yang bernama Maria yang tempatnya biasa digunakan untuk rasul-rasul bertemu berkumpul dan berdoa di situ ternyata meninggalkan mereka dan kembali ke tempat dia sebelumnya. Banyak penafsir  berusaha untuk memberitahu penyebabnya apa, menafsirkan kira-kira kemungkinannya apa walaupun tidak ada satu perkataan spesifik di situ, tetapi paling tidak sebabnya mungkin pertama adalah karena pergantian kepemimpinan dari Barnabas menjadi Paulus. Itu membuat Markus yang adalah saudara sepupu dari Barnabas nggak bisa menerima realita ini lalu kemudian dia tidak suka untuk mengikuti kepemimpinan dari Paulus, dan akhirnya dia kemudian mengundurkan diri dari pelayanan misi tersebut.

Dan saya sudah bicara sebabnya karena apa, karena kalau Saudara perhatikan di dalam Kisah Para Rasul pasal 13 dari 12 selalu yang menjadi pemimpin itu adalah Barnabas karena nama Barnabas di pertama, selalu pertama, termasuk di dalam pasal 13:1, selain ada Simeon, ada Lukius, ada Menahem, ada Saulus di situ, tetapi yang urutan pertama dikatakan Barnabas di situ. Tetapi begitu kita masuk ke dalam ayat yang ke-7, dari Barnabas itu berubah menjadi Paulus atau Saulus yang mengambil peran penting untuk memberitakan Injil kepada gubernur Sergius Paulus itu. Dan Saudara begitu baca dan seterusnya, selalu Paulus yang menjadi peran utama di dalam memimpin perjalanan misi itu. Nah ini mebuat Markus tidak bisa terima realita itu, dia kemudian mengundurkan diri dari perjalanan itu. Ini pengertian yang pertama.

Lalu yang kedua adalah kenapa Markus mundur, sebabnya adalah karena dia mungkin melihat tantangan misi terlalu berat di depan dia sehingga mengakibatkan dia merasa bahwa, “Ya sudahlah karena ini terlalu berat maka saya ingin mundur saja.” Nah kenapa bisa dikatakan terlalu berat? Kalau Saudara perhatikan di dalam ayat yang ke-14 di sini dikatakan setelah Paulus meninggalkan Pafos, berlayar ke Perga di Pamfilia, maka dia pergi dari Perga menuju kepada Antiokhia di Pisidia. Saudara, Antiokhia di sini bukanlah kota yang sama dengan kota di mana Paulus dan Barnabas ada dan orang-orang Kristen disebut sebagai orang Kristen pertama kalinya dan gereja pertama yang mengutus para misionarisnya. Tetapi Antiokhia di Pisidia ini adalah sebuah kota di mana kota itu dibangun oleh seorang Raja Antiokhus Epifanes yang juga membangun kota Antiokhia yang ada orang-orang Kristen pertama yang mengutus para misionaris itu. Dia adalah seorang yang ketika membangun sebuah kota, dia suka sekali memberikan kota itu nama dia, dan ada yang mengatakan ada kira-kira 10-15 kota yang didirikan oleh dia dengan nama dia, Antiokhia. Itu membuat ada Antiokhia-Antiokhia lain kalau kita baca jangan salah mengerti bahwa itu adalah kota yang sama dengan kota Antiokhia di mana Paulus dan Barnabas pertama kali melayani di situ. Jadi mereka pergi ke Antiokhia yang ada di Pisidia, meninggalkan Perga di situ.

Nah Saudara, kenapa meninggalkan Perga? Perga itu adalah sebuah kota yang merupakan kota pelabuhan. Di situ adalah kota yang besar, orang-orang kalau mau mengirim barang pasti pertama berlabuh di situ atau dari situ untuk pergi ke tempat-tempat yang lain. Lalu di sana juga terdapat banyak orang-orang Yahudi yang tinggal di sana. Lalu kenapa Paulus dan Barnabas itu meninggalkan Perga lalu kemudian pergi ke Antiokhia dan di Perga tidak disebutkan sama sekali pelayanan yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas di situ? Nah dari sini kita kemudian bisa mendapatkan para penafsir mengatakan seperti ini Antiokhia Pisidia atau Pisidia dan Pamfilia itu sebenarnya nama-nama wilayah yang ada di daerah Galatia. Jadi pada waktu Paulus ada di Perga lalu kemudian pergi ke Antiokhia yang ada di Pisidia, dia pergi menempuh satu perjalanan menuju ke daerah Galatia.

Dan di dalam perjalanan menuju daerah Galatia, itu adalah satu perjalanan yang tidak gampang sekali. Saudara kalau perhatikan di dalam peta daerah Antiokhia Pisidia itu adalah daerah Turki sekarang ini, dan untuk pergi dari daerah yang ada di bawah menuju ke Turki itu mereka harus melintasi sebuah gunung yang sangat curam, yang sangat berbahaya, yang sangat penuh dengan para perampok di sana. Dan itu sebabnya ketika Markus pergi melihat si Saulus ini akan pergi ke Antiokhia yang ada di Perga, dia merasa ini perjalan terlau sulit. Saudara bisa lihat itu di dalam Surat 2 Korintus, Paulus berkata demi berita Injil aku harus menghadapi para perampok, penyamun, kadang-kadang aku tidak makan dan ada di dalam keadaan yang begitu kedinginan sekali karena cuaca yang dingin dan mungkin pakaian mereka yang begitu terbatas sekali. Perjalanan misi yang begitu berat sekali. Dan pada waktu Markus melihat apa yang ada di depan mereka, dia merasa ini terlalu berat, lebih baik saya mundur saja dari pelayanan itu.

Ada yang ketiga yaitu mengatakan karena masa nostalgia pelayanan misionaris sudah berakhir bagi Markus sehingga dia kemudian mengundurkan diri. Saudara, kita di dalam pelayanan KKR regional saya perhatikan kalau KKR regional itu pergi ke daerah-daerah tertentu yang penuh dengan tempat wisata dan makanan yang enak, kuliner, biasanya banyak sekali yang ikut di sana. Tetapi kalau pergi ke daerah-daerah yang jauh misalnya seperti Papua, maka ada nggak yang ikut? Ada tetapi biasanya akan sulit sekali untuk mengajak pergi ke sana untuk pelayanan penginjilan. Besok ini Pdt. Aiter akan membawa orang ke daerah Manado dan juga ke Papua untuk menginjili di sana. Dan beliau berkata bahwa sangat sulit sekali untuk membawa orang ke sana dan orang yang sudah pergi ke sana belum tentu mau pergi lagi ke tempat itu untuk mengabarkan Injil karena kesulitan transportasi, karena jarak yang jauh, biaya yang tinggi. Satu kali mungkin cukup. Nostalgia saya itu satu kali di dalam pelayanan misi. Konsistensi untuk melayani itu sulit sekali untuk ditemukan di dalam tempat-tempat yang berbahaya dan sulit untuk dijangkau.

Saudara, mungkin Markus seorang seperti ini karena dia melihat ini sulit, saya sudah cukup merasakan misi, saya mengundurkan diri sekarang mau pulang kembali. Itu adalah sesuatu yang baik untuk diri dia tetapi ternyata kelihatannya itu menjadi problem yang besar di antara Paulus dan Barnabas di kemudian hari. Dan saya percaya ini juga menjadi sesuatu yang kenapa akhirnya kemudian hari menjadi problem yang besar karena Paulus merasa ini adalah seorang yang tidak konsisten dalam pelayanan, seorang yang mungkin moody seperti itu, seorang yang mengecewakan di dalam pelayanan yang dia lakukan. Akibatnya apa? Kemudian hari ketika Markus berkata aku mau menjalankan misi kembali kepada Barnabas, Barnabas setuju, ingin membawa Markus beserta, tetapi Paulus menolak itu. Dan akibatnya Alkitab mencatat terjadi tegangan yang hebat sekali antara Barnabas dan Paulus yang membuat akhirnya mereka berpisah.

Saudara, saya percaya pekerjaan iblis bukan hanya dari luar tetapi pekerjaan iblis dan ari dalam kepada gereja Tuhan. dan itu mungkin bisa bersikap lebih menghancurkan walaupun kita juga percaya bahwa Tuhan tetap bekerja untuk memimpin gereja-Nya melalui hal-hal yang seperti ini. Tetapi Saudara, peristiwa ini ada, peristiwa ini dicatat oleh Kitab Suci, kita sebagai seorang yang mengikut Tuhan jangan terlalu memiliki pemikiran yang muluk-muluk, yang penuh dengan angan-angan sepertinya kalau saya ikut Tuhan semuanya berjalan dengan baik tidak ada persoalan lagi dalam kehidupan saya, kalau sampai ada persoalan dalam kehidupan orang Kristen berarti orang Kristen itu tidak benar, gereja itu tidak benar seperti itu.

Saudara, tidak seperti itu. Paulus dan Barnabas ada tegangnya. Ini adalah sesuatu yang dicatat dan sungguh-sungguh dikatakan dalam Kitab Suci. Yang penting adalah apa? Bagaimana kita meresponi peristiwa itu di hadapan Tuhan, itu yang utama.

Nah setelah peristiwa ini Paulus kemudian pergi menuju ke Antiokhia yang ada di Pisidia, daerah Galatia. Nah tadi saya bilang sebab kenapa Markus meninggalkan Paulus dan Barnabas, sekarang saya mau kasih tahu apa sebab Paulus dan Barnabas pergi menuju ke Antiokhia di Pisidia dan meninggalkan Perga padahal Perga adalah sebuah kota yang begitu besar, yang penting, dan kalau Saudara perhatikan pelayanan dari Rasul Paulus dia pergi ke tempat-tempat yang penting untuk memberitakan Injil dan masuk ke tempat-tempat orang Yahudi berada. Tapi kenapa dia meninggalkan Perga dan tidak dicatat sesuatu pun terjadi di situ atau pemberitaan Injil terjadi di situ? Para penafsir mengatakan seperti ini, bukankah Antiokhia Pisidia dan daerah Pamfilia itu adalah daerah Galatia? Itu berarti kita bisa mendapatkan sedikit petunjuk dari Surat Galatia, karena Paulus sedang melayani di situ. Dan ketika Saudara membuka Surat Galatia khususnya di dalam pasal 4:13 Saudara akan menemukan di situ ternyata Paulus bukan ada di dalam kondisi yang sehat tetapi dia ada di dalam kondisi yang sangat sakit sekali.

Galatia 4:13-14 saya baca dari ayat 12 ya, “Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu. Belum pernah kualami sesuatu yang tidak baik dari padamu. Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri.”

Jadi pada waktu Paulus pergi ke Antiokhia, Perga dia bukan dalam kondisi yang sehat tetapi dalam kondisi yang sakit di situ. Kalau dia adalah orang yang sakit kenapa dia tidak tinggal di Perga saja? Kenapa dia memaksakan diri untuk pergi ke Antiokhia yang ada di visi dia tersebut dan bahkan melewati keadaan pegunungan di mana di situ terdapat banyak perampok lalu kemudian jalan-jalan yang penuh dengan curam atau jurang yang berbahaya untuk menempuh perjalanan itu. Ada yang mengatakan untuk menjaga keselamatan mereka mungkin mereka mengikuti karena caravan yang pergi menuju ke pada Antiokhia di Pisidia untuk menolong mereka menempuh perjalanan itu. Tapi apapun itu, mereka menempuh daerah ya begitu berbahaya sekali yang bisa mengancamnya wa mereka demi untuk pergi ke Antiokhia yang ada di Pisidia.

Penafsir ngomong kaya gini termasuk ada seorang yang bernama William Ransay dia berkata seperti ini, “Kelihatannya Paulus memang harus pergi ke Antiokhia.” Dan Antiokhia itu adalah satu tempat yang sebenarnya agak masuk ke dalam tetapi bukan hanya masuk ke dalam tetapi menuju ke tempat yang lebih tinggi dari tempat Perga, Perga itu setinggi laut ya. Antiokhia itu pergi menaiki suatu pegunungan dan di situ ada letak kota dari Antiokhia, Pisidia itu. Jarak ketinggiannya itu kira-kira 3600 kaki atau naik kira-kira itu 1 kilometer-an kalau Merbabu itu 3 kilometer perjalanan kalau ini naik pegunungan setinggi 1 kilometer-an. Kenapa dia memaksakan seperti itu di dalam kondisi sakit? William Ramsey dan para penafsir ngomong kaya gini kemungkinan karena pada waktu  itu Paulus menderita penyakit malaria yang banyak terjadi di Perga. Jadi karena dia terkena malaria dan pada waktu itu tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakitnya akhirnya dia merasa bahwa tempat yang ada di ketinggian itu bisa menolong dia dan meringankan sedikit sakitnya itu yang membuat akhirnya dia menempuh perjalanan yang berbahaya itu meninggalkan Perga, kota yang penting itu menuju kepada Antiokhia dan tinggal di situ lalu ketika dia tiba di Antiokhia, daerah Galatia itu, dia justru dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil dan memenangkan orang-orang yang ada di Galatia itu.

Saudara, saya kenapa bicara seperti ini? Saudara tahu tidak demi untuk Injil sampai ke pada ujung bumi, berapa besar pengorbanan yang harus dilakukan dan dijalankan oleh para rasul ini? Kita kadang-kadang bertemu dengan orang yang ada di sebelah kita teman kita, kita sudah ketakutan. Mereka nggak seperti itu lho. Mereka bahkan menempuh bahaya yang mengancam jiwa mereka, nyawa mereka, kedinginan, kelaparan, sakit yang bisa mengancam hidup mereka tetapi mereka jalankan itu semua karena Kristus menghendaki mereka pergi untuk memberitakan Injil Tuhan. Saya sendiri kalau baca ini merasa malu sekali karena saya belum seperti mereka dan jauh sekali dari pada pelayanan komitmen mereka yang begitu luar biasa sekali. Tapi ini harusnya menjadi satu dorongan, semangat bagi diri kita dan penghargaan yang kita berikan untuk perjuangan yang mereka lakukan demi Injil. Kenapa? Karena mereka percaya kalau Injil yang mereka beritakan itu adalah Injil yang benar.

Siapa yang mau pergi meninggalkan tempat yang nyaman? Yang enak dengan mungkin pekerjaan yang baik untuk pergi ke satu daerah yang penuh dengan bahaya yang terpencil mungkin, yang jauh dari pada kenyamanan di mana mereka harus meninggalkan semua harta mereka di belakang untuk pergi ke satu tempat yang mereka tidak pernah tahu keadaannya seperti apa dan bahkan mungkinnya wa terancam demi untuk sebuah kebohongan atau sebuah cerita mitos. Saya pikir tidak. Mereka pergi karena mereka percaya sekali bahwa berita yang mereka bawa itu adalah sebuah kebenaran. Saudara bisa lihat pemahaman ini juga dari khotbah yang Paulus berikan kepada orang-orang yang ada di Antiokhia, Pisidia itu. Saudara bisa lihat di dalam ayat yang ke-11, ketika mereka tiba di Antiokhia mereka datang dan masuk ke sebuah rumah ibadat orang Yahudi di sana atau disebut juga dengan nama Sinagoge dan pada waktu mereka masuk ke sana, lalu mereka kemudian diminta untuk memberikan pengajaran atau sepatah dua kata kepada orang-orang Yahudi yang ada di Sinagoge itu.

Saudara, menurut kebiasaan dari orang-orang Yahudi sampai hari ini ketika mereka berkumpul biasanya ada liturgi yang mereka jalankan juga di dalam ibadah mereka seperti yang kita lakukan ini. Pertama ketika mereka kumpul, mereka akan mengulangi atau membaca shema yang Israel yang dikatakan di dalam Ulangan 6:4-6. Shema itu berarti dengarlah, dengarlah Israel Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa, kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, dan segenap kekuatanmu. Itu menjadi satu syema yang selalu diperdengarkan di dalam perkumpulan dari orang-orang Yahudi ketika mereka beribadah kepada Tuhan. Lalu setelah itu mereka akan masuk ke dalam doa, setelah masuk ke dalam doa mereka akan membaca 2 bagian kitab. Pertama adalah dari Kitab Taurat yaitu Kitab Musa, 5 Kitab Musa tentunya per bagian diambil dari situ dan yang kedua adalah dari Kitab Nabi-Nabi. Setelah bicara seperti ini, apa yang mereka lakukan? Mereka kemudian melihat di antara orang-orang Yahudi yang datang itu ada tidak yang memiliki kemampuan untuk mengajar, pemahaman firman yang lebih baik daripada mereka yang ada di sana, kalau ada orang-orang seperti ini maka orang-orang itu akan dipanggil untuk berbicara atau berkhotbah di dalam pertemuan itu.

Paulus menjadi salah seorang itu kalau Saudara perhatikan background dari pada Paulus, ia adalah seorang yang merupakan murid dari Gamaliel, seorang Imam atau Rabi yang sangat terkemuka sekali di Yerusalem dan saya percaya sebagai seorang Imam ataupun seorang Rabi dia ketika datang tentunya dengan jubah keimaman dia atau pakaian dan janggut dia yang adalah menunjukkan dia adalah seorang rabi. Ketika dia datang di situ, ia langsung dikenali sebagai seorang guru agama Yahudi dan itu membuat dia memiliki kesempatan untuk berbicara. Itu sebabnya mereka dipanggil, mereka diminta untuk berbicara dan ini menjadi kebiasaan yang ada di dalam budaya orang-orang Yahudi. Jadi kalau ditanya kenapa Paulus pergi ke Sinagoge? Mungkin kita bisa ngomong pertama adalah karena di situ sudah terdapat pendengar yang siap untuk mendengarkan berita yang mereka kabarkan. Saudara bisa bandingkan ya kalau kita kemudian nggak ke gereja misalnya saya, saya pergi ke pinggir jalan situ orang lalu lalang, lalu di situ saya khotbah yang terjadi bagaimana? Belum tentu orang ngumpul kan? Dan mungkin juga ada polisi yang datang kemudian ngomong kamu beritakan Injil mau mengkristenisasi orang, seperti itu ya dan mulai ditolak.

Jadi pada waktu itu Paulus saya percaya ada bijaksana dari Tuhan di situ lalu dia datang ke Sinagoge lalu kemudian di situ sudah tersedia orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi yang percaya kepada Allah orang Yahudi untuk siap membuka telinga mereka mendengarkan pengajaran yang Paulus berikan di situ. Dan di situ memang ternyata mereka adalah orang-orang yang kemudian mendengar Injil dan menerima Injil sebagian dari mereka. Yang kedua adalah karena pada waktu berita Injil dikabarkan, Saudara boleh perhatikan dari Perjanjian Lama sampai dengan zaman Yesus Kristus sampai ke pada zaman para rasul, mereka menjalankan prinsip yang Tuhan sendiri tekankan atau ajarkan bahwa Injil harus bermula dari orang Yahudi lalu kemudian kepada bangsa bukan Yahudi dan itu sebabnya Paulus kemudian datang ke Sinagoge terlebih dahulu di manapun dia pergi supaya Injil bisa diberikan kepada orang Yahudi terlebih dahulu dan tentunya orang-orang bukan Yahudi yang percaya kepada Allah orang Yahudi baru setelah mereka mengalami penolakan mereka kemudian pergi menuju ke pada orang-orang bukan Yahudi untuk memberitakan Injil kepada mereka. Jadi itu sebabnya kenapa Paulus mulai dari Sinagoge.

Dan pada waktu mereka mulai berbicara apa yang Paulus katakan? Saudara, Paulus kelihatannya dengan bijaksana Tuhan dia mulai mengangkat peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan kepercayaan dari orang-orang Yahudi yang mereka sungguh-sungguh percaya sebagai suatu kebenaran karena itu adalah sejarah dari orang-orang Yahudi. Saudara bisa lihat misalnya dari ayat yang ke-16. Paulus membuka dengan “Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah!” lalu dia bilang soal siapa? Nenek moyangmu adalah orang-orang yang dipilih untuk menjadi bangsa yang besar. Orang Yahudi suka itu kan? Lalu ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing, mereka menjadi bangsa yang besar di situ lalu kemudian kalau Saudara baca lagi ayat yang 19 mereka kemudian dipimpin ke dalam Tanah Kanaan lalu di situ mereka membinasakan 7 bangsa di Tanah Kanaan itu lalu membagi-bagikan tanah kepada 12 suku Israel di sana. Lalu setelah itu mereka mendapatkan seorang raja setelah hakim-hakim dan Samuel, mereka mendapatkan seorang raja yaitu Saul bin Kis untuk memimpin dan setelah itu bicara tentang Daud yang menjadi raja menggantikan Saul dan setelah itu bicara tentang Yesus Kristus dan Yohanes pembaptis ya.

Apa signifikansi dari cerita-cerita ini? Ini adalah cerita yang dipercaya oleh orang-orang Yahudi sebagai satu identitas diri mereka. Suatu kebanggaan diri mereka karena mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Tuhan Allah untuk menjadi umat-Nya yang kemudian berkembang menjadi bangsa yang besar. Bermula dari satu orang yang namanya Abraham lalu kemudian memiliki satu anak yang namanya Ishak setelah memiliki nama Ishak memiliki anak yang bernama Yakub setelah Yakub 12 suku Israel yang pada waktu mereka tinggal di Tanah Kanaan sebelumnya itu jumlah mereka sangat sedikit sekali. Dari 1 menjadi 70 orang ketika mereka masuk ke Tanah Mesir, itu hanya 70 orang. Tapi begitu keluar dari Tanah Mesir ada 2jutaan orang yang pergi keluar dari Tanah Mesir itu menuju ke pada Tanah Perjanjian dan perjalanan mereka penuh dengan hal-hal luar biasa di mana Tuhan memelihara mereka melewati keadaan-keadaan yang berbahaya mulai dari Mesir sampai menuju padang gurun dan masuk ke dalam Tanah Perjanjian.

Ini adalah hal yang besar sekali dan Paulus mengerti sekali kalau orang-orang Israel sangat percaya ini dan sangat menyukai cerita-cerita seperti ini. Tetapi ada satu hal lagi yang ditekankan oleh Paulus yang sangat penting sekali yaitu Paulus mau mengatakan bahwa semua peristiwa itu bisa terjadi karena apa? Bukan karena Abrahamnya  hebat. Bukan karena Abraham itu adalah seorang yang berkenan di hadapan Tuhan, tetapi karena Abraham mendapatkan kasih karunia dari Tuhan. Apa yang membuat Israel kemudian tetap bertahan sampai akhirnya menjadi suku yang besar? Tetap ada ketika bangsa Mesir berusaha membantai dan menekan mereka. Alkitab bilang bukan karena mereka adalah orang-orang yang pintar di dalam persilatan atau di dalam ketentaraan sehingga mereka bisa bela diri mereka sendiri, tetapi karena Tuhan ingat akan janji-Nya kepada Abraham sampai akhirnya mereka masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Itu sebabnya ketik Saudara baca di dalam ayat 17 di situ dimulai dengan kalimat yang penting, “Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita.”

Jadi pada waktu bicara tentang Abraham, Ishak, Yakub dasarnya karena apa? Allah memilih mereka di dalam kedaulatan-Nya sebagai Allah yang mencipta mereka. Saudara bisa lihat itu di dalam Roma pasal 9 di situ dikatakan kenapa Allah memilih Ishak dan membuang Esau karena bukan perbuatan mereka yang membuat mereka dipilih, melainkan karena kedaulatan Allah yang memilih mereka sejak di dalam kandungan pada waktu mereka belum melakukan suatu perbuatan yang berdosa. Itu tindakan Allah. Jadi karena kasih karunia itu yang membuat Abraham ada, Abraham menjadi orang yang melahirkan keturunan, keturunannya tetap ada, keturunannya menjadi bangsa yang besar, keturunannya kemudian tetap ada dan terpelihara menerima Tanah Perjanjian dan ada sampai hari ini.

Saudara, firman Tuhan mau bicara apa? Pertama adalah Saudara harus paham pada waktu Tuhan melihat kepada dunia perjalanan di mana kita berada ini, Saudara jangan pikir bahwa sejarah dunia ini adalah sebuah sejarah yang diukir oleh manusia. Betul sih manusia bisa mengukir sejarah. Ada orang-orang penting yang muncul di dalam sejarah, ada orang-orang yang punya suatu wibawa yang begitu besar dan pengaruh yang begitu besar sekali walaupun dia sudah mati ribuan tahun yang lalu. Contohnya siapa? Misalnya Sokrates, siapa lagi? Augustinus, misalnya atau tokoh-tokoh yang lain. Walaupun mereka mati, Calvin juga, gereja dan orang-orang dalam dunia ini tetap harus merujuk kembali kepada pengajaran yang mereka berikan dan itu mentransformasi baik itu negara di mana mereka berada dan orang-orang dan budaya yang ada dan tentunya Yesus Kristus ya.

Jadi ada bagian di mana sepertinya manusia itu bisa mengukir sejarah tetapi Alkitab mencatat bahwa dibalik dari pada peristiwa di mana manusia menjalankan hidupnya ditengah-tengah dunia ini lalu ada orang-orang penting yang kemudian membuat perubahan-perubahan tertentu di dalam dunia ini melalui pengetahuan mereka yang besar atau melalui pengorbanan yang mereka berikan, kita harus tahu 1 hal bahwa dibalik itu ada Tuhan dan rencana-Nya yang membuat sejarah yang ada di dalam dunia ini terjadi seperti sekarang ini dan Saudara rencana-Nya itu adalah rencana atau sejarah yang menggenapi rencana Tuhan dan itu berarti bahwa segala hal yang terjadi di dalam dunia ini akan menjurus atau menuju kepada apa yang Tuhan telah rancangkan. Dan apa itu? Saudara kalau baca dari ayat yang 17-23, maka kita akan dibawa untuk melihat kulminasi dari Tuhan untuk memimpin sejarah manusia, khususnya orang-orang percaya, dari Abraham dan keturunannya, adalah untuk memberikan Yesus Kristus ke dalam dunia ini.

Saudara boleh buka tadi ayat 23, “Dan dari keturunannya,” keturunan siapa ini? Daud. “Sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” Jadi di dalam memberitakan firmannya, Paulus sepertinya pertama berbicara tentang riwayat sejarah kehidupan orang-orang Israel. Dia cerita dari Abraham sampai kepada raja Daud. Tapi ketika dia bercerita semua ini, Saudara perhatikan Paulus baik-baik, di dalam pemilihan kata ya, muncul kata-kata, “Allah memilih, tangan-Nya yang luhur yang telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Empat puluh tahun mereka ada di padang gurun, tapi Allah dengan sabar,” kata di sini digunakan ‘sabar’.

Tetapi ada kata lain yang sebenarnya, “Allah memelihara mereka selama 40 tahun ada di padang gurun, lalu ketika mereka masuk ke dalam tanah perjanjian, mereka menerima itu dari Tuhan, dan karena Ia menjadi warisan mereka, Ia membagi-bagi tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan,” dan kira-kira 450 tahun kemudian di situ ada yang namanya hakim-hakim, dan kemudian ada nabi, atau sekaligus hakim yang adalah Samuel, dan ada raja Saul dan Daud. Allah memilih Saul, “Allah memberikan kepada mereka Saul,” lalu kemudian setelah Saul disingkirkan, “Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka, orang yang memiliki hati seperti hati Tuhan.”

Lalu setelah itu masuk ke dalam ayat yang ke-23 dikatakan apa? “Keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus Kristus.” Maksud Paulus apa? Maksud Paulus adalah Saudara harus tau Yesus Kristus itu bukan sesuatu pemberian yang dilakukan atau penunjukkan yang dilakukan oleh manusia. Bukan saya atau Paulus yang lakukan itu, bukan Barnabas yang menunjuk itu, bukan orang-orang Kristen yang mengatakan Yesus itu adalah Tuhan dan Juruselamat, tetapi Dia adalah Pribadi yang diberikan, dipilih, dan diberikan oleh Allah secara langsung kepada umat-Nya. Itu yang dikatakan di situ.

Dan untuk itu bisa terjadi, maka ada hal yang penting yang Paulus katakan, Allah aktif di dalam bertindak untuk memimpin sejarah, Allah aktif bertindak untuk memelihara sejarah, dan Allah dengan satu kesetiaan kepada janji-Nya memastikan semua yang dia katakan itu terjadi di dalam sejarah. Itu yang dilakukan oleh Tuhan. Jadi Saudara ketika menjalani hidup sebagai orang Kristen, Saudara dibawa untuk melihat cara konsep yang bertolak belakang sekali dengan orang-orang yang memiliki iman yang berbeda dengan diri kita, atau orang-orang yang hidup sezaman dengan Paulus, dan Barnabas, dan Petrus, atau orang-orang yang hidup sezaman dengan orang-orang ada di dalam Perjanjian Lama, tentang dewa-dewa mereka, yang hanya memiliki kuasa di dalam lingkup tertentu. Tetapi kita adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan, yang memiliki kuasa untuk mengatur seluruh perjalanan sejarah yang ada di dalam dunia ini, dan Dia mampu untuk memelihara dan mempertahankannya, dengan setia, sampai kepada akhirnya.

Kenapa Yesus Kristus bisa lahir? Karena Dia yang memimpin dan mengarahkan sejarah, memelihara sejarah. Saya percaya, kalau Tuhan tidak memimpin, mengarahkan sejarah, dan menopangnya, Yesus Kristus tidak mungkin lahir di dalam dunia ini, seperti yang dicatat di dalam Perjanjian Lama. Itu Allah kita. Dan itu membuat saya percaya juga, kita sebagai orang Kristen, ketika menjalani hidup ini, kalau kita memiliki kacamata seperti ini, melihat segala peristiwa itu ada di dalam pimpinan Tuhan, saya yakin, itu akan menolong sekali untuk kita bisa berjalan dengan satu kestabilan di dalam hidup kita yang ada di dalam keadaan yang sering kali tidak menentu. Kenapa? Karena Allah yang memimpin itu, mengarahkan.

Saudara, kita jangan sampai jatuh ke dalam pemikiran orang-orang tentang Allah, atau pemikiran kita sendiri tentang Allah, tapi sebenarnya bukan Allah yang sejati. Di mana kita pikir ada batasan-batasan dari kuasa Tuhan untuk mengatur kehidupan yang ada dalam dunia ini, khususnya di dalam kehidupan diri kita. Alkitab nggak pernah mengajarkan ini. Dan Saudara bisa lihat itu dari perkataan Yesus Kristus misalnya kaya gini ya, di dalam Matius 28 Yesus berkata, “Pergi dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus.” Maksudnya  apa ya? Maksudnya adalah atau dari Injil Yohanes ada kalimat, “Tuhan sudah memberikan kepada,” bukan Injil Yohanes ya, dari kitab Injil, “Tuhan sudah memberikan kuasa kepada-Ku, maka Aku mengutus engkau melakukan hal ini,” dan kuasa itu adalah kuasa yang ada di langit dan di bumi ini.

Saudara, jadi pada waktu Yesus berbicara tentang mandat penginjilan di Matius 28, ini bukan mandat dari seorang pemimpin agama pada pengikutnya tetapi ini adalah mandat dari Tuhan yang mencipta, Tuhan yang memiliki dunia, Tuhan yang memiliki seluruh umat manusia yang juga menebus orang-orang atau sekelompok orang tertentu untuk pergi kepada umat manusia yang dimiliki oleh Tuhan di dalam dunia ini yang telah dicipta oleh diri Dia, untuk mengabarkan tentang Injil keselamatan yang ada di dalam Yesus Kristus. Maksud saya adalah pada waktu Saudara menjalankan mandat penginjilan, Saudara bukan menjalankan seorang mandat dari seorang pemimpin agama atau nabi, tetapi Saudara sedang menjalankan mandat dari pemimpin dari semua umat manusia dan pemilik seluruh alam semesta yang ada di dalam dunia ini, yaitu Tuhan Allah sendiri. Karena Dialah yang satu-satunya punya otoritas untuk berkata, “Pergi dan jadikan semua bangsa murid-Ku.” Ini adalah pekerjaan yang besar sekali. Dan keberadaan dari manusia, dan orang Kristen, adalah untuk menggenapi tugas ini, yang Tuhan berikan bagi diri kita, menjadi saksi Dia. Sampai kapan? Sampai Filipi 2 mengatakan, “Seluruh lutut bertekuk di hadapan Kristus.”

Saudara, artinya adalah sejarah bukan sesuatu yang menggenapi apa yang kita rencanakan saja, atau presiden, orang-orang besar lakukan, inginkan. Tetapi seluruh dari sejarah manusia di dalam dunia ini itu menuju kepada kulminasi yaitu pada Pribadi Yesus Kristus, baik itu di dalam kedatangan-Nya yang pertama dan juga di dalam kedatangan Dia yang kedua sebagai hakim bagi seluruh umat manusia di dalam dunia ini. Saudara bisa lihat tidak, ini adalah satu rencana besar yang Tuhan bukakan bagi kita. Ini adalah satu rahasia yang tersembunyi selama berabad-abad di dalam Kitab Suci, dalam diri Allah juga, yang kemudian secara bertahap Tuhan bukakan itu. Dan Saudara dan saya, dan Paulus, dan para rasul itu menjadi orang yang mendapatkan satu anugerah istimewa atau hak istimewa untuk mengerti kebenaran ini, dan bisa menjalankan kehidupan ini berdasarkan kebenaran itu. Jadi ini Allah kita ya. Saudara jangan terpikir bahwa dunia ini nggak ada tujuannya. Ada, yaitu tujuan yang Tuhan sudah tetapkan, akhir yang sudah Tuhan tetapkan.

Lalu yang kedua adalah, saya mau katakan juga ini, siapa Abraham? Siapa Ishak? Siapa Yakub? Siapa Saul atau Samuel? Siapa Saul? Siapa Daud? Mereka itu orang-orang biasa lho. Mereka itu adalah orang-orang yang bahkan Daud yang begitu besar pun itu adalah orang yang diabaikan di dalam kehidupan keluarga mereka bersama dengan saudara-saudara dia yang lain. Abraham bukan orang penyembah Tuhan yang setia, dia adalah penyembah berhala, tetapi dia mendapatkan kasih karunia Tuhan di dalam hidup dia yang membuat dia akhirnya menjadi bapa orang beriman, yang semua agama itu mengakui keberadaan dia khususnya agama besar seperti Yahudi, Kristen, dan Islam.

Pertanyaannya adalah apa yang membuat Abraham bisa menjadi besar? Kenapa Israel bisa ada di dalam pemeliharaan Tuhan sampai hari ini? Tentunya  tangan Tuhan yang memegang ya. Tetapi Saudara, ada satu hal yang penting yang saya percaya itu menjadi satu kebenaran yang dipegang oleh Abraham, Ishak, Yakub, dan yang lainnya, yaitu yang dicatat di dalam ayat yang ke-22, walaupun, ya, mereka tetap punya prinsip ini ya, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku,”, “seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” Seorang yang memiliki hati seperti hati Tuha, itu ada pada Abraham. Maksudnya adalah kenapa mereka bisa akhirnya memiliki nama besar, nama yang memberkati bangsa-bangsa? Karena mereka berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan. Memiliki hati seperti hati Tuhan itu berarti melakukan apa yang Tuhan kehendaki untuk mereka lakukan, itu mereka lakukan. Atau kata lainnya adalah mereka taat kepada Tuhan, itu namanya memiliki hati seperti hati Tuhan.

Tapi, Daud itu gimana? Dia orang yang penuh dengan dosa. Abraham orang yang penuh dengan kelemahan, dia bisa menipu orang lain dan bahkan memanfaatkan istrinya demi untuk keselamatan jiwanya sendiri. Orang-orang Israel adalah orang-orang yang sering kali jatuh di dalam dosa, akhirnya Tuhan membangkitkan para pemimpin untuk memimpin mereka yang disebut sebagai hakim-hakim, bukan pengadilan, tetapi pemimpin yang membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir. Ini Samuel adalah orang yang memang kelihatannya baik, tetapi anak-anak mereka itu hancur, sehingga mereka meminta raja yang namanya Saul di situ, yang punya penampilan yang bagus tetapi ternyata dia bukan orang yang taat kepada Tuhan melainkan orang yang kemudian dibuang oleh Tuhan Allah.

Nah apa yang membuat ada orang-orang Israel yang dipertahankan, ada yang ditolak oleh Tuhan, ada raja yang diterima, ada raja yang ditolak oleh Tuhan? Jawabannya adalah mereka ditolak karena mereka tidak menjalankan kehendak Tuhan, mereka tidak melakukan apa yang menjadi hati Tuhan dalam hidup mereka. Saul itu adalah orang yang berkuasa besar, tetapi dia punya pikirannya sendiri, dia punya kemauannya sendiri, dan dia melakukan segala sesuatu berdasarkan apa yang dia inginkan, bukan Tuhan inginkan. Makanya Tuhan menolak Saul. Tuhan minta dia membunuh Agag, Tuhan meminta dia membunuh semua orang yang menjadi pengikut Agag, suku dari raja Agag ini, dia diminta untuk membasmi semua hewan peliharaan, tetapi dia membasmi semua orang-orang dari suku raja Agag ini lalu kemudian dia menyisakan sebagian dari hewan peliharaan, domba yang gemuk-gemuk dan raja Agag itu sendiri. Lalu dia berani datang kepada Samuel ngomong, “Aku sudah menjalankan seluruh kehendak Tuhan.” Samuel bilang, “Itu bunyi apa? Kamu bilang kamu menjalankan seluruh kehendak Tuhan, kalau kamu jalankan seluruh kehendak Tuhan, Agag sekarang nggak hidup, seluruh hewan ini nggak ada di hadapanku.” Dia punya pikiran sendiri, kreatifitas sendiri di dalam mengikut Tuhan.

Saudara jangan pikir punya kreatifitas sendiri dalam mengikut Tuhan itu hal yang bijaksana ya. Saul menjadi satu contoh yang dibuang oleh Tuhan, Israel menjadi satu contoh yang dibinasakan oleh Tuhan pada waktu mereka beribadah kepada Tuhan dengan kreatifitas mereka sendiri membuat patung lembu emas. Itu ditolak oleh Tuhan lho. Tapi Daud dan Abraham bagaimana? Mereka taat, mereka setia kepada Tuhan, apa yang Tuhan mau mereka lakukan dalam kehidupan mereka. Tapi mereka juga adalah orang yang berdosa kan? Mereka adalah, dosa itu adalah satu tindakan yang melawan Tuhan kan? Melawan hukum Tuhan, benar, mereka lakukan itu. Tetapi Saudara, ada satu hal yang mereka lakukan kemudian, yang tidak dilakukan oleh Saul. Yaitu apa? Mereka bertobat dari dosa mereka.

Kenapa Daud itu dikatakan sebagai orang yang memiliki hati seperti hati Tuhan? Saya percaya pertama adalah karena dia adalah orang yang begitu setia dan taat melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Tuhan katakan A, dia lakukan, Tuhan katakan B, dia lakukan, dia nggak ada kompromi di dalam hal itu. Pada waktu negara dia atau kerajaan dia terancam untuk direbut oleh anak yang bukan menjadi pewaris yang Tuhan janjikan, walaupun dia sudah memiliki tubuh yang begitu tua dan lemas, seperti itu, lemah, begitu dia dapat informasi itu, dia langsung panggil Nathan kemudian dia panggil Salomo, langsung dia tahbiskan untuk menjadi raja menggantikan diri dia. Itu jiwa Daud, orang yang begitu Tuhan bicara apa dia langsung lakukan.

Abraham juga seperti itu, begitu Tuhan ngomong A, dia langsung lakukan itu. Tapi Saudara, begitu Tuhan menegur diri dia, dia juga langsung bertobat dan kembali kepada Tuhan. Itu adalah orang yang memiliki hati seperti hati Tuhan, bukan seperti Saul yang sudah ditegur berkali-kali, tetap, bahkan membela diri, dan mencari kreatifitas lain yang menurut dia benar, dan akhirnya dia ditolak oleh Tuhan.

Saudara, keberadaan Kristus, itu adalah keberadaan yang Tuhan berikan, dan keberadaan kita, bisa menjadi seorang yang berarti atau seorang yang tidak berarti di dalam sejarah dunia yang menjalankan sejarah Tuhan ini, atau yang menggenapi sejarah keselamatan yang Tuhan rancangkan ini, dari penciptaan sampai kepada akhir, menjadi berarti kalau Saudara ada di dalam Kristus, dan Saudara menjalani kehendak Kristus di dalam hidupmu. Tanpa itu, kita nggak berarti. Saudara mau punya nama sebesar apapun, Saudara mau punya kekayaan sebanyak apapun, Saudara mau punya relasi sehebat apapun di dalam dunia ini, Tuhan akan anggap itu nol karena engkau tidak ada di dalam Kristus, dan engkau tidak menjalankan kehendak Tuhan. Ini firman Tuhan, ini bukan perkataan saya.

Saudara mau menjadi orang yang berdignitas, orang yang dihargai, bukan hanya di hadapan manusia, tetapi di hadapan Tuhan? Lakukan kehendak Tuhan, miliki hati seperti hati Tuhan. Itulah orang yang diberkati dan orang yang akan memiliki nama yang terus bertahan, bukan hanya dalam dunia ini, tetapi sampai ke dalam kekekalan. Kiranya Tuhan boleh berkati kita ya, mari kita masuk ke dalam doa.

Kami kembali bersyukur Bapa, untuk firman Tuhan, kebenaran-Mu yang boleh Engkau nyatakan bagi kami. Kami bersyukur ada Yesus Kristus yang telah Engkau berikan bagi kami, satu Pribadi yang Engkau sendiri telah pilih dan Engkau sendiri yang telah pimpin, dan Engkau sendiri yang telah tetapkan sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan kami. Dan kiranya semua kebenaran tentang Kristus menjadi iman kami dan kiranya kehidupan kami boleh ada di dalam rancangan rencana Tuhan yang mulia dan agung itu. Mohon belas kasih-Mu ya Tuhan, mohon berkat-Mu, dan pimpinan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (KS)

 

Transkrip khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah