Ef. 2:19
Saudara, apa yang kita baca di bagian ini atau saya akan mengajak kita untuk menyoroti kepada satu hal yang merupakan hak istimewa yang Tuhan karuniakan kepada kita orang-orang percaya. Saudara, di dalam ayat 19, Paulus menggunakan metafora-metafora untuk menggambarkan siapakah orang Kristen atau gereja Tuhan tersebut. Di sini Paulus gunakan: kita bukan lagi orang asing atau pendatang, tetapi kita adalah kawan sewarga daripada orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah. Paulus gunakan metafora bahwa kita ini adalah warga negara, anggota atau masyarakat dari suatu kota tertentu, satu bagian daripada keluarga Allah, atau kita adalah keluarga Allah. Masih bagian lain ada digambarkan kita adalah tubuh Kristus dan yang lain-lainnya, begitu banyak untuk menggambarkan siapakah gereja itu dan betapa limpahnya, kayanya gereja Tuhan tersebut, atau kita orang-orang Kristen.
Nah Saudara, pada bagian ini juga, saya mau ajak Saudara lihat. Semua metafora itu, itu bukan hanya menunjukkan kekayaan yang dimiliki oleh orang Kristen saja atau gereja Tuhan. Tetapi itu merupakan sesuatu hak istimewa yang Tuhan karuniakan bagi kita, orang-orang percaya. Banyak sekali anugrah yang Tuhan karuniakan bagi kita, sesuatu yang betul-betul bernilai, sesuatu yang betul-betul berharga, yang sebenarnya sudah Tuhan limpahkan dalam kehidupan kita namun sayangnya kita seringkali tidak melihat ini secara jelas dalam kehidupan kita. Tetapi Saudara, kita perlu mengerti kebenaran ini. Kita perlu mengerti setiap hak istimewa yang Tuhan sudah karuniakan ke dalam kehidupan kita. Supaya apa? Bukan hanya untuk membantu kita menjalani kehidupan ini dengan lebih ringan. Bukan untuk hanya membantu kita bisa menyelesaikan persoalan-persoalan dalam hidup kita. Tetapi ini juga berkaitan dengan bagaimana kita bisa menyaksikan kebenaran tentang Kristus, tentang Injil kepada dunia. Saudara, apa yang membuat kesaksian kita itu tidak efektif? Apa yang membuat kita seringkali justru menjadi satu batu sandungan bagi orang lain? Saya percaya karena kehidupan kita sebagai orang-orang Kristen seringkali tidak mendemonstrasikan satu kehidupan yang percaya kepada Kristus, satu kehidupan yang diubahkan oleh Kristus. Itu sebabnya ketika orang melihat kepada diri kita, mereka tidak melihat ada sesuatu yang unik, sesuatu yang khusus, sesuatu yang berharga, sesuatu yang menyatakan karunia Tuhan dalam kehidupan kita. Kita hidup tidak lebih baik daripada orang-orang dunia. Bagaimana kita bisa memiliki satu daya tarik untuk membawa orang ke dalam satu kehidupan daripada Kerajaan Allah, atau anak-anak Tuhan? Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Dalam awal daripada kehidupan Yesus Kristus, di situ Alkitab mencatat: ketika Yesus Kristus lahir ke dalam dunia, lalu Dia kemudian bertumbuh menjadi orang yang makin dewasa, dari bayi kepada anak-anak, kepada remaja, kepada pemuda, lalu kepada orang dewasa. Di situ Alkitab mencatat, Lukas mencatat, Dia semakin bertumbuh, Dia makin bertumbuh di dalam satu kekuatan, di dalam bijaksana atau hikmat, dan di dalam kasih karunia Tuhan. Lalu Dia bertumbuh sebagai orang yang kemudian dikasihi oleh Allah maupun oleh manusia. Saya sangat percaya sekali, kita sebagai orang Kristen, yang ketika kita menjadi orang yang percaya dan mendapatkan kasih karunia Tuhan dalam kehidupan kita, hidup kita itu tidak bisa stagnan, hidup kita ini tidak bisa datar-datar saja. Tapi kita pasti harus memiliki satu pertumbuhan dalam kehidupan kita, kerohanian kita. Makin lama, kita makin dewasa. Makin lama, kerohanian kita makin kuat. Makin lama, kita memiliki hikmat dan bijaksana daripada Tuhan. Makin lama, kita harus menjadi orang-orang yang membawa satu kasih, yang menyatakan kasih karunia Tuhan di dalam kehidupan kita. Ini harus makin limpah dalam kehidupan kita. Saudara, jadi kalau kita memiliki kehidupan seperti ini, saya yakin sekali, hidup kita akan menjadi satu daya tarik yang besar untuk membawa orang dunia datang kepada Kristus dan hidup sebagai anak-anak Allah. Ada demonstrasi daripada kasih Tuhan dalam kehidupan kita, ada demonstrasi daripada pengampunan dan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita, sehingga membuat orang tidak merasa kecewa atau tidak merasa sungkan dekat kita, atau ragu dekat kita, atau bahkan justru mempertanyakan dia layak untuk dipercaya atau tidak? Ini adalah sesuatu yang perlu kita gumulkan, dan ini adalah sesuatu yang harus terjadi dalam kehidupan orang Kristen.
Saudara, jangan harap orang dunia berubah kalau gereja sendiri tidak berubah terlebih dahulu. Jangan harap orang dunia mau bertobat kalau orang Kristen sendiri tidak bertobat terlebih dahulu. Ini hal yang sangat serius sekali. Saya pernah dengar ada orang yang berkata seperti ini ya, ‘Selama pengurus itu, atau majelis itu duduk di dalam kemajelisan, saya nggak akan injakkan kaki saya dalam gereja.’ Saudara, mungkin satu sisi, kita bisa berkata, orang itu tidak bertumbuh. Tetapi di sisi lain, kita juga perlu instropeksi diri. Apa yang membuat orang-orang dunia tidak mau datang ke dalam gereja? Apa yang membuat orang-orang dunia itu merasa tidak nyaman bersama dengan orang-orang kudus, katanya, yang ada di dalam gereja Tuhan dan bergabung di situ. Apa yang membuat orang dunia, yang kita katakan orang yang bersalah, orang yang berdosa, orang yang harus dihukum oleh Tuhan Allah, tidak merasa bahwa dia mendapatkan satu penghiburan, damai di situ, dan pengampunan Tuhan di dalam gereja dan tidak membutuhkan itu. bahkan mengecap daripada orang Kristen yang ada di dalam gereja. Saudara, kita perlu memiliki satu kehidupan yang menyatakan Tuhan atau Kristus dalam diri kita. Ada demonstrasi itu, ada pernyataan itu, sehingga orang dunia boleh menghargai, orang dunia boleh meninggikan Tuhan kita, orang dunia boleh melihat ada kebenaran di dalam kehidupan orang Kristen dan datang kepada Kristus. Nah Saudara, kalau kita ingin memiliki pengertian ini, dan memiliki kehidupan ini, apa yang kita perlu ketahui? Yang pasti, pertama adalah semua kebenaran mengenai Kristus. Yang kedua adalah semua kebenaran yang Tuhan nyatakan di dalam Kitab Suci. Tetapi yang ketiga adalah sesuatu yang berkaitan juga dengan apa yang menjadi hak-hak istimewa yang Tuhan karuniakan dalam kehidupan kita, orang-orang percaya. Saya yakin kalau kita memiliki pengertian akan semua berkat yang Tuhan karuniakan bagi kita, sesuatu yang begitu berharga dan bernilai sekali dalam kehidupan kita, itu akan menolong kita untuk menjadi satu kesaksian yang baik di tengah-tengah dunia ini, dan memilliki satu kehidupan yang seperti Tuhan kehendaki dalam hidup kita.
Nah Saudara, itu sebabnya, saya akan mengajak kita melihat secara khusus dan spesifik, apa yang menjadi hak istimewa Tuhan karuniakan bagi kita dalam kesempatan ini. Tidak akan selesai, tapi kita akan hanya bahas 2 poin saja daripada hari ini. Sebelumnya kita sudah bahas sesuatu yang berkaitan dengan hal yang bersifat umum, sebagai orang yang berada di dalam kewarganegaraan dari Kerajaan Allah. Hari ini kita akan membahas sesuatu yang lebih spesifik lagi supaya kita bisa sungguh-sungguh bisa mengerti, berkat itu sungguh-sungguh limpah dalam kehidupan kita. Apa yang menjadi berkat Tuhan yang pertama? Yaitu, Tuhan memberikan kita keuntungan untuk menjadi anggota dari Kerajaan Allah. Itu segala keuntungan yang berada di bawah kuasa pemerintahan daripada Kristus dan segala keuntungan untuk dapat hidup di bawah hukum-hukum yang berlaku di dalam komunitas dari anggota Kerajaan Allah. Jadi apa yang menjadi sesuatu kebenaran yang ada di bawah pemerintahan Kristus dan semua hukum-hukum yang ada di dalam Kerajaan Allah itu? itu sesuatu yang kita bisa nikmati dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen.
Saudara, di dalam berapa minggu yang lalu, saya pernah mengambil satu ilustrasi: di dalam bangsa-bangsa, negara di dalam dunia ini, ada negara yang memiliki satu peraturan yang begitu baik sekali, ada negara yang mungkin peraturannya tidak bisa menjaga kesejahteraan daripada masyarakatnya. Tetapi ada negara yang betul-betul memikirkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakatnya, bagaimana kehidupan mereka, bagaimana hari tua mereka di sana. Saudara, sebagai orang yang melihat ini, mungkin kita ada satu keinginan untuk dapat bergabung ke dalam negara tersebut. Untuk apa? Supaya kita bisa menikmati semua daripada fasilitas yang negara itu sediakan bagi warganya. Dan bagaimana kita bisa nikmati itu? satu jalan: kalau kita menjadi warga negara daripada negara tersebut, baru kita bisa menikmati semua fasilitas itu. tapi kalau kita tidak memiliki itu, kewarganegaraan, kita tidak mungkin bisa menikmati fasilitas daripada hal tersebut. Nah kehidupan rohani juga mirip seperti ini. Pada waktu kita berkata, kita adalah anak-anak Tuhan, kita adalah orang-orang dijadikan sewarga daripada Kerajaan Allah, karena di dalam Kristus Tuhan menjadikan itu semua, maka itu berarti, Saudara, semua fasilitas yang ada di dalam Kerajaan Allah, itu Tuhan karuniakan bagi kita. Segala sesuatu yang bersifat berkat itu, Tuhan sudah karuniakan bagi kehidupan kita.
Saudara, ini dikatakan oleh Paulus di dalam Efesus 1:3. Setelah Paulus memulai surat Efesus-nya, setelah Paulus memperkenalkan siapa dirinya, setelah Paulus mengucapkan satu berkat bagi jemaat daripada Efesus, ayat ke-3, Paulus mulai dengan satu pujian yang dia naikkan kepada Tuhan Allah. Apa yang menjadi pujian pertama yang Paulus naikkan? Kalau Saudara lihat ayat yang ke-3, di situ dikatakan, “Terpujilah Allah, dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus, yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam Sorga.” Saudara, siapa orang Kristen? Kenapa kita perlu memuji Tuhan? Paulus bilang, karena Tuhan sudah mengaruniakan segala berkat rohani yang di Sorga bagi kita. Saudara, “Puji Tuhan”-nya di mana? Bukankah itu sesuatu yang “di Sorga”? oh bukan, Saudara. Berkat rohani itu bukan sesuatu yang “di Sorga nanti”, kemudian hari nanti kita baru terima. Tapi Paulus bilang apa, “nanti kita terima di Sorga” atau “telah kita terima”? Saudara, ini kalimat yang penting sekali ya. Paulus bilang, segala berkat itu telah dikaruniakan kepada kita. Itu berarti saat kita hidup dalam dunia ini, Tuhan sudah karunia semua berkat rohani tersebut. Tidak perlu tunggu nanti, sekarang sudah kita miliki dan kita terima dalam kehidupan kita, sebagai orang-orang percaya. Lalu apa yang menjadi berkat itu? Paulus bilang, segala berkat rohani. Itu berarti, segala sesuatunya, yang banyak, yang limpah, yang mungkin tidak bisa terukur sama sekali, tetapi Tuhan sudah karuniakan segala berkat itu bagi kehidupan daripada orang-orang percaya. Saudara, tapi ada satu hal yang kita perlu mengerti ya, atau satu hal yang kita pastikan, itu adalah kita memang sudah sungguh-sungguh terima. Semua berkat karunia yang begitu limpah itu sudah menjadi milik kita ketika kita ada di dalam kewarganegaraan daripada Tuhan Allah. Dan kita bisa yakin akan kebenaran ini.
Kenapa kita bisa begitu yakin? Saudara, Alkitab banyak sekali memberikan contoh. Misalnya, di dalam Matius, itu dikatakan, Tuhan Allah kita adalah Allah yang kasih, Allah yang baik. Tahu dari mana? Dia adalah Allah pencipta, memang. Dia adalah Allah yang telah menjadikan langit dan bumi dan semua manusia yang ada di dalamnya. Dan ketika manusia berelasi dengan Tuhan Allah ini, manusia berelasi sebagai manusia yang merupakan ciptaan dengan Allah Pencipta. Tapi Alkitab berkata, walaupun kita berada dalam relasi pencipta dengan ciptaan, dan ciptaan ini telah jatuh di dalam dosa, apa yang Tuhan Yesus katakan? “Coba kamu lihat langit, coba kamu lihat hari-harimu yang engkau lalui, maka kamu bisa lihat, matahari selalu terbit di timur, tenggelam di barat. Ada musim hujan, ada musim menuai di situ.”Pertanyaannya adalah, matahari itu diberikan untuk siapa? Hujan itu diberikan untuk siapa? Dan Tuhan Yesus berkata, hujan dan matahari itu adalah sesuatu yang diberikan baik bagi orang yang jahat dan orang yang baik. Baik orang yang benar maupun orang yang tidak benar. Saudara, itu berarti kasih Tuhan memang ditujukan kepada anak-anak Tuhan secara khusus nanti kita akan lihat, tetapi bukan hanya untuk anak-anak Tuhan saja. Kasih-Nya itu begitu besar sekali, hati-Nya itu begitu lapang sekali, sehingga Dia pun turut memelihara orang-orang yang memberontak dan melawan diri Dia. Saudara, ada satu bagian daripada ayat Alkitab yang berkata, Jangan pikir Tuhan itu lupa akan hari penghakiman-Nya nanti. Tuhan itu ingat hari itu. Hari itu pasti akan datang. Tetapi kenapa seakan-akan tidak datang-datang setelah ribuan tahun berlalu? Jawabnya karena Tuhan bersabar dan tidak ingin ada satu pun dari mereka yang binasa. Saudara, ini menandakan apa? Saya lihat ini adalah satu tanda akan kasih Tuhan yang betul-betul luar biasa, yang tidak terbatas, yang tidak terukur, yang Dia nyatakan bagi manusia berdosa supaya mereka ada waktu, masih ada kesempatan untuk bisa bertobat dan kembali kepada Tuhan, dan tidak segera dibinasakan. Kasih-Nya begitu limpah.
Lalu bagaimana dalam relasi dengan anak-anak Tuhan? Nah, Alkitab dalam berbicara mengenai relasi antara Allah dengan anak-anak, Alkitab bicara, kita bukan lagi Pencipta dan ciptaan saja, tapi kita adalah Bapa dan anak. Dan Bapa dan anak itu adalah sesuatu relasi yang khusus sekali, relasi yang dekat, satu relasi yang istimewa yang Tuhan karuniakan bagi anak-anak-Nya. Misalnya di dalam kalimat ketika Tuhan mengajarkan mengenai hal yang berdoa. Di situ Tuhan berkata, “Kalau engkau orang-orang yang jahat tahu memberikan sesuatu yang baik bagi anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Sorga. Dia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Itu adalah satu janji yang Tuhan berikan. Lalu di dalam 1 Timotius 4:10. Hari ini kita agak cukup banyak lihat ayat ya, supaya kita bisa, harapan saya supaya kita bisa sungguh-sungguh melihat akan hak istimewa yang Tuhan karuniakan dalam kehidupan kita. 1 Timotius 4:10. Di sini Paulus katakan, “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia terutama mereka yang percaya.” Saudara, Paulus berkata, apa yang membuat ia rela berjerih payah? Apa yang membuat dia tidak putus asa dan terus berjuang dalam kehidupannya walaupun di situ dia mengalami kesulitan dan satu kehidupan yang sering kali dianiaya dan ingin dimatikan oleh orang? Kenapa dia bertahan? Kenapa dia berjuang? Karena dia percaya Tuhan itu adalah Juruselamat.
Saudara, ‘Juruselamat’ ini bicara mengenai apa? Saya percaya ini bukan sesuatu pengertian yang sempit atau arti yang sempit di mana ketika orang ada di dalam Kristus maka dia berada di dalam Sorga atau memiliki kehidupan yang kekal bersama-sama dengan Tuhan saja, seperti itu. Karena di sini dikatakan, Dia adalah Juruselamat semua manusia. Itu memang satu sisi kita bisa katakan, Dia memang satu-satunya jalan keselamatan bagi semua manusia. Tapi dalam konteks yang dikatakan di sini, ketika Paulus berbicara mengenai Juruselamat, Paulus berbicara mengenai bagaimana dia berjuang dengan gigih dan kuat di dalam kehidupannya di tengah-tengah dunia ini, karena apa? Karena dia mengerti Tuhan adalah jalan keluar atau penolong di dalam kehidupan dia, kesulitan ketika dia menghadapi kehidupan dalam dunia ini. Atau istilah lainnya adalah, selain Dia adalah Juruselamat yang memberikan hidup kekal bagi kita, Tuhan juga adalah penolong kita untuk kita bisa menjalani kehidupan di tengah-tengah dunia ini atau penyelesaian masalah kita. Dan bukan hanya bagi manusia tertentu, tetapi bagi semua manusia. Namun Paulus tambahkan di bawahnya, “terutama..” Siapa? “Mereka yang percaya.” Berarti, Saudara, pada waktu kita dan manusia, kelompok manusia lain yang di luar Tuhan, berelasi dengan Tuhan Allah, memang Tuhan memperhatikan orang-orang ini yang belum ada di dalam Kristus. Tetapi Paulus berkata, mata Tuhan tertuju secara khusus bagi anak-anak-Nya. Dan di dalam pemandangan Tuhan, Dia inginkan anak-anak-Nya selamat, Dia inginkan anak-anak-Nya memiliki kesejahteraan dalam kehidupannya dan Dia pastikan anak-anak-Nya memiliki itu semua, karena Dia terutama menujukan pandangan-Nya kepada kita.
Di dalam Alkitab ada contoh-contoh yang begitu riil sekali, bagaimana Allah memelihara kehidupan dan kesejahteraan daripada anak-anak-Nya. Saudara, memang ini contoh, sesuatu yang bicara mengenai tokoh-tokoh tertentu. Tapi Saudara, jangan kira ini adalah sesuatu yang hanya bicara secara spesifik mengenai mereka, dan itu adalah orang-orang yang hanya, sesuatu yang Tuhan perliharakan hanya dalam hidup mereka. Memang satu sisi benar. Tapi Saudara, Alkitab juga menulis tentang mereka untuk bisa menjadi satu contoh, bukti bagaimana Allah sanggup memelihara umat-Nya secara kolektif keseluruhan maupun secara pribadi, satu pribadi demi satu pribadi melalui contoh yang Tuhan nyatakan dalam Perjanjian Lama. Memang kedekatan akan Tuhan, dengan Tuhan, memberikan sesuatu yang lebih, relasi yang lebih khusus dan istimewa. Tapi bukan berarti setiap orang Kristen tidak memiliki peran di dalam Kerajaan Allah. Kita memiliki peran itu. Fungsi masing-masing, tujuan masing-masing yang Tuhan inginkan untuk digenapi dalam kehidupan kita, dan Tuhan perhatikan itu dan pastikan itu pasti terjadi dalam kehidupan kita. Di dalam Perjanjian Lama ada contoh daripada Yusuf. Kita sering kali angkat ini. Tapi sesuatu yang baik, contoh yang sangat-sangat bisa menguatkan kita. Yusuf adalah orang yang kemudian dijual menjadi seorang budak. Lalu setelah menjadi seorang budak dia dibeli oleh Potifar, akhirnya dia menjadi orang yang tangan kanan di situ. Tapi kemudian difitnah istri Potifar dan jatuh ke dalam satu kondisi yang lebih buruk lagi, dia dimasukkan ke dalam penjara. Satu kehidupan yang menantikan kematian di hadapan dia. Satu kehidupan yang tidak ada pengharapan sama sekali. Seorang yang berani menggoda isteri pejabat tinggi, itu fatal sekali.
Tapi Saudara, Alkitab berkata apa? Ketika itu terjadi, Yusuf tidak patah semangat. Dia tidak mundur. Dia tetap berjuang di dalam jerih payah yang dia hadapi di hadapan mata, sampai akhirnya ia mendapatkan kedudukan nomor dua dalam penjara dan bahkan kedudukan nomor dua di dalam Kerajaan Mesir. Apa yang membuat Yusuf memiliki satu pengertian, sesuatu keberanian, kegigihan, jiwa juang yang begitu kuat sekali? Alkitab berkata, bukan karena semangat juang Yusuf besar saja, tetapi karena dia mengerti satu pengertian Firman yang penting sekali, bahwa Allah terutama memperhatikan kesejahteraan daripada umat-umat, anak-anak-Nya tersebut. Di dalam pertemuan-Nya dengan kakak-kakaknya yang ketika papa mereka meninggal dan dalam ketakutan untuk dibalaskan sakit hatinya oleh Yusuf, mereka datang kepada Yusuf untuk meminta pengampunan. Lalu Yusuf berkata apa? “Kamu memang merancang atau mereka-rekakan sesuatu yang jahat terhadap aku. Tetapi ketahuilah, Allah telah mereka-rekakan itu untuk satu tujuan yang baik, yaitu menyelamatkan satu bangsa yang besar.” Saudara, ini membuat Yusuf bisa mengampuni saudaranya. Ini membuat Yusuf tidak mundur. Dia mengerti di dalam setiap jalan kehidupannya ada pembentukan Tuhan dan rencana Tuhan yang Tuhan ingin capai dalam kehidupan dia. Nah ini yang membuat dia tidak kendor dan akhirnya patah semangat atau menjadi kecewa terhadap Tuhan.
Selain itu, Saudara, Alkitab juga pernah mencatat mengenai seorang perempuan yang sangat berani sekali yang bernama Ester. Dia seorang Yahudi yang sederhana, yang hidup sebagai seorang yang ada di dalam pembuangan. Karena tanahnya itu sudah ditaklukkan oleh Bangsa Persia, lalu dia harus hidup sebagai orang asing di bangsa yang asing atau negara yang asing. Lalu di dalam hal tersebut, dia kemudian terpilih menjadi seorang ratu raja Persia yaitu Ahasyweros. Tetapi pada waktu dia menjabat posisi ratu itu, Alkitab mencatat, dia mendapat satu kabar bahwa ada seorang musuh bernama Haman yang ingin memusnahkan seluruh orang Israel. Lalu apa yang terjadi ketika dia mendengar keadaan ini? Saat itu dia pikir dia aman. Saat itu dia pikir dia ndak masalah, sampai pamannya datang kepada dia dan berkata satu hal kepada dia, “Ester, kamu harus menghadap raja. Kamu harus memberi tahu peristiwa ini. Kamu harus membuat raja itu berpihak pada kita sehingga Bangsa Israel tidak dibunuh oleh Haman ini. Lalu saat itu Ester kemudian berkata satu hal kepada pamannya ini. “Paman, tahu tidak, saya sampai hari ini belum dipanggil oleh raja. Kalau seandainya saya memberanikan diri menghadap raja, maka apa yang terjadi? Cuma satu, hukum mati kalau raja tidak berkenan untuk menerima aku.” Saudara, kalau kita di dalam posisi Ester, kira-kira apa langkah yang akan kita ambil? Menghadap raja? Atau hidup menikmati kenyamanan yang ada saat itu? Ester disadarkan oleh pamannya dengan satu perkataan, “Tahu tidak, Ester, kamu pikir kamu bisa selamat. Kamu ndak akan selamat. Walaupun hidupmu itu ada di dalam istana, ketika seluruh bangsa Israel itu dimusnahkan dan mereka tahu bahwa engkau adalah orang Yahudi, kamu juga pasti akan dibinasakan beserta seluruh keluargamu. Tapi coba pikirkan satu hal, kenapa engkau duduk sebagai seorang ratu di situ? Bukankah itu mungkin ada rencana Tuhan dibalik itu semua?
Nah Saudara, kita tahu, Alkitab dari awal sudah seakan-akan merencanakan sesuatu yang begitu penting dalam kehidupan Ester melalui satu kejadian yang lucu. Tanpa ada angin, tanpa ada sesuatu, tiba-tiba raja manggil ratunya sebelumnya untuk menghadap lalu menari di hadapan, mempertunjukkan diri, tapi dia menolak akhirnya dia harus dikucilkan. Dan penggantinya adalah Ester. Saudara, pada waktu Ester mendengar kalimat ini dia kemudian merenung, “Bener juga ya. Kalau seluruh bangsa Israel itu habis, saya juga pasti mati. Dan seluruh anggota keluarga saya mati. Lalu apa yang harus saya lakukan? Ester berkata, “Tolong semuanya puasa, aku akan menghadap raja.” Saudara, apa yang membuat Ester menghadap raja? Apakah karena dia berada di ujung tanduk, nda ada pilihan lagi? Dia melangkah maju, dia mungkin mati, dia nggak maju, dia juga mati, sehingga dia akhirnya memutuskan: “lebih baik saya maju”? Saya pikir ini menjadi sesuatu yang dilihat oleh orang-orang Israel makanya mereka menjadikan hari itu sebagai satu hari untuk memperingati Ester, tetapi Saudara, apakah itu menjadi satu hari yang diperintahkan oleh Tuhan dalam perayaan orang Israel? Alkitab bilang tidak, karena apa? Karena ketika Ester maju itu, saya percaya satu hal, karena Ester mengerti Allah pasti memelihara umatNya. Karena perkataan pamannya yang berkata, “kalau seandainya engkau tidak maju, ketahuilah Tuhan bisa bangkitkan orang lain untuk menyelamatkan umatNya,” dan disitu Ester bilang, mungkin dia berpikir: “Oh iya ya, saya mau jadi orang itu atau saya mau menjadi orang yang lewat dari pada kesempatan dan karunia Tuhan itu?” Akhirnya dia memutuskan untuk terlibat di dalam rencana Tuhan itu dan Tuhan bekerja luar biasa. Saudara, kenapa Ester berani? Saya percaya karena dia mengerti Allah-nya berkuasa. Kenapa Ester berani menghadap raja? Karena dia tahu, mungkin, dia adalah orang yang ditempatkan Tuhan untuk bekerja dipakai sebagai alat Tuhan, perpanjangan tangan Tuhan untuk menjaga seluruh dari pada umat Allah, karena Allah mengasihi umatNya, Allah memperhatikan anak-anakNya, dan pasti Allah memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan dari pada kehidupan anak-anakNya. Dan betul-betul Tuhan memakai Ester untuk menyelamatkan anak-anak yang dari pada ancaman kematian yang dibuat oleh Haman. Saudara, ini adalah sesuatu yang saya lihat sebagai hal yang indah sekali.
Di dalam Roma juga, Paulus berkata dalam Roma 8:28, satu ayat yang seringkali kita kutip juga, bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia, mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah,” Tuhan bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Ini adalah ayat yang penting sekali, satu ayat yang bisa kita percaya dan pegang teguh dalam hidup kita, karena apa? Paulus ingin kasih tahu kita, mata kita melihat, bahwa “Tahu tidak, yang ngatur dunia ini siapa?” Allah, “yang mengatur semua hati manusia itu siapa?” Allah. Makanya Paulus berkata “Tuhan bisa bekerja dalam segala sesuatu” itu siapa? Termasuk manusia. Untuk apa? Untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Saudara, itu berarti ketika Tuhan bekerja dalam kehidupan anak-anakNya Tuhan menggunakan orang-orang lain yang ada di sekitar kita, alam, bahkan Setan sekalipun untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anakNya atau bagi kita, karena mereka semua tidak terlepas dari pada pengendalian dari pada Tuhan Allah. Saudara, itu berarti kalau kita adalah anak-anakNya maka Dia pasti akan menyelamatkan kita. Kalau kita adalah orang yang dikasihiNya, Dia pasti akan memperhatikan kita dan memastikan pertolonganNya tiba dalam kehidupan kita, amin? Tapi pertanyaannya adalah kalau kasih Tuhan itu nyata dalam hidup kita, kalau segala berkat itu ada dalam hidup kita, kalau Dia memiliki kuasa untuk mengatur dan melepaskan kita dari pada yang jahat, kenapa kita menderita? Kenapa kita dalam kesedihan? Kenapa kita ada dalam suatu kekecewaan? Dan kenapa kita ada bahkan orang-orang Kristen yang mengalami kematian demi mempertahankan iman mereka? Dimana kendali Allah? Dimana jalan keluar yang Tuhan janjikan itu? Dimana kebaikan-kebaikan dan keselamatan yang Tuhan katakan itu? Dimana kontrol yang Dia katakan miliki untuk mnedatangkan kebaikan bagi hidup kita? Saudara, dimana semua itu? Saya pikir ini menjadi satu pertanyaan yang penting sekali bagi kita.
Tapi Saudara, di dalam Roma 8:28 itu sebenarnya Paulus sudah memberikan satu kunci jawaban bagi kita. kalau itu adalah hal yang kita bisa alami karena Tuhan melihat itu adalah sesuatu yang baik bagi diri kita maka itu kita bisa alami. Jadi Saudara, kenapa kita menderita? Karena Tuhan lihat itu baik bagi kita. Kenapa kita bisa mengalami kesedihan? Karena Tuhan lihat kesedihan itu baik bagi kita. Kenapa kita bisa merasa kecewa? Karena itu sesuatu yang membangun kita dan perlu kita alami. Kenapa kita harus mati martir mungkin ada orang-orang Kristen? Karena Tuhan lihat ini bermanfaat bagi gereja dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan, dan itu adalah sesuatu yang baik. Saudara, ingat baik-baik kita ini bukan orang yang kudus tanpa dosa. Walaupun kita adalah orang yang dikatakan sebagai orang yang kudus oleh Tuhan Allah, kita adalah orang yang merupakan anak-anak Allah yang sudah ditebus oleh darah Kristus, tapi ingat natur kita masih berdosa lho. Dan dosa itu adalah suatu dosa yang sudah mencemari semua pikiran dan pertimbangan kita dan keinginan kita. Itu berarti pada waktu kita mempertimbangkan sesuatu mengenai baik dan jahat, buruk atau tidak, kita punya pertimbangan seringkali atau sudah tercemar oleh dosa sehingga kita nda lagi bisa melihat sesuatu yang baik itu sungguh-sungguh sebagai sesuatu yang baik, kita seringkali melihat sesuatu yang tidak baik menjadi sesuatu yang baik dan sesuatu yang baik menjadi sesuatu yang tidak baik. Ini yang menjadi masalah dari pada kehidupan kita orang-orang berdosa. Karena itu Saudara, untuk bisa hidup dalam dunia ini dan hidup dalam satu ketaatan kepada Tuhan, Paulus berkata “Ingat segala sesuatu ada di dalam rencana Tuhan, segala sesuatu ada di dalam kendali Tuhan dan segala sesuatu terjadi dalam hidup kita demi untuk kebaikan kita, karena Tuhan melihat itu adalah sesuatu yang baik bagi hidup kita, bisakah kita percaya ini? Saya pikir kita harus percaya ini, bukan sebagai sesuatu keadaan yang tanpa pilihan tetapi merupakan pilihan yang kita ambil untuk melakukan jalan ini atau memutuskan untuk mengambil jalan ini: percaya kepada Tuhan dalam kehidupan kita.
Saudara, ini membuat kalau kita melihat “kenapa hidupku menderita sekali ya,” maka coba ubah cara mindset kita, cara pikir kita: “Hidupku menderita ini bukan karena faktor orang lain saja yang membuat saya menderita tapi karena Tuhan melihat ini adalah jalan terbaik yang harus saya lalui.” Kalau itu jalan yang terbaik, hidup kita bagaimana? Terima nasib? Saya pikir ada sisi menerima nasib tapi bukan berarti kita menjadi pasif dan tidak berjuang. Menerima nasib maksudnya adalah kita masih bisa bersyukur dalam menghadapi keadaan itu, namun kita tahu kalau Tuhan pimpin itu adalah sebagai sesuatu yang baik saya nggak boleh berhenti di sini, saya tidak boleh hanya pasrah di dalam penderitaan ini, saya tahu ini adalah sesuatu yang baik bagi saya maka saya harus berjuang untuk kebaikan yang betul-betul baik. Makanya Paulus bisa bilang, “Aku tahu Yesus Kristus adalah Juruselamatku dan aku berjuang di dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam kehidupanku.” Saudara, saya pikir kita perlu ubah cara pandang kita. Apa yang baik menurut Tuhan itu adalah sesuatu yang baik bagi diri kita, apa yang tidak baik menurut Tuhan itu adalah sesuatu yang harusnya tidak baik bagi hidup kita. Apa yang baik menurut kita tapi tidak baik menurut Tuhan maka kita harus buang yang baik itu menurut kita dan kita ikuti apa yang baik menurut Tuhan. Ini mengubah cara nilai kita dan cara pandang kita akan segala sesuatu.
Nah Saudara, itu juga yang membuat Paulus ketika menghadapi satu pergumulan hidup dan mati dia kemudian berkata “Hidup adalah Kristus dan kematian adalah keuntungan.” Kenapa dia berkata seperti ini, karena dia dalam penjara? Karena bagi dia tidak ada jalan keluar lagi? Saudara kalau pikir Paulus sedang putus asa maka saya katakan dia tidak putus asa lho waktu itu, karena di dalam perikop itu bagian ayat terakhir dia katakan, “Sekarang aku tahu bahwa hidupku masih ada hari depan untuk bekerja bagi Tuhan dalam dunia ini, ini bukan akhir dari hidupku,” walaupun dia sempat bergumul di antara kematian dan kehidupan. Tapi dia tahu satu hal, kalau sampai Tuhan mengizinkan dia mengalami kematian itu karena Tuhan melihat itu adalah sesuatu yang baik untuk diri Paulus dan itu akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan, makanya Paulus berkata, “Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan. Mana yang harus aku pilih, aku tidak tahu. Bagiku hidup menghasilkan buah dalam dunia ini juga sesuatu yang baik, tapi mati meninggalkan dunia ini, hidup bersama Tuhan, itu juga sesuatu yang baik. Mana yang harus aku pilih?” Nah di situ Paulus mau mengatakan, “Sekarang aku tahu bahwa aku harus hidup dalam dunia ini untuk Tuhan.”
Saudara, semua yang dialami ini itu menunjukkan bahwa orang-orang percaya dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mereka sangat mengerti sekali kalau mereka adalah orang-orang yang ada di dalam perhatian Tuhan, terutama ada di dalam perhatian Tuhan, ada di dalam pemeliharaan Tuhan. Tuhan sungguh-sungguh melihat kita sebagai anak-anakNya, Tuhan sungguh-sungguh memperlakukan kita sebagai anak-anakNya dan Tuhan memberikan hak-hak istimewa sebagai orang yang hidup di dalam kewarga negaraan dari pada Kerajaan Sorgawi. Kesejahteraan itu sungguh-sungguh kita terima, kesejahteraan itu sungguh-sungguh akan menjadi milik kita dan telah menjadi milik kita kalau kita adalah anak-anak Allah. Saudara, tapi pertanyaannya adalah apakah yang menjamin kita menerima ini semua? Tuhan berkata kita adalah orang yang pasti menerima berkat itu dan kita sudah terima, tapi apa jaminannya kita pasti terima itu dan kita pasti menerima jalan keluar itu? Paulus berkata ada satu jaminan yang Tuhan berikan dalam hidup kita dan itu dikatakan dalam Roma 8:31-32, “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” Saudara, jaminannya apa? Apa jaminan kita pasti mendapatkan berkat itu? Apa jaminan kita akan mendapatkan jalan keluar itu, jaminannya apa? Kristus.
Yesus Kristus adalah jaminan Allah untuk diri kita. Kenapa? Karena Dia adalah Anak Allah yang paling dikasihi, Tunggal, Satu-satunya, tetapi Allah korbankan AnakNya itu bagi kita. Hal yang paling berharga bagi diri Allah kalau Allah sudah korbankan bagi kita itu berarti tidak ada hal lain yang akan membuat Allah tidak menolong kita, karena Dia yang paling berhargapun sudah Dia korbankan bagi kita. Saudara, itu berarti kita adalah orang yang sangat berharga sekali di hadapan Allah, sampai-sampai Dia korbankan AnakNya sendiri dan tidak sayangkan Dia. Itu yang menjadi jaminan kita untuk kita bisa berjalan bersama Allah, menikmati semua karunia Allah dan berkat rohani yang Tuhan Allah berikan bagi kehidupan kita dan Tuhan telah berikan dalam kehidupan kita. Saudara, tidak mungkin ada sesuatu yang bisa mencelakakan diri kita kalau Allah tidak menghendaki kita mengalami kecelakaan itu, itu adalah hal yang kita bisa pegang. Kuasa apapun itu, bahkan kuasa iblispun kalau Tuhan tidak kehendaki untuk bisa mengganggu hidup kita dia tidak mungkin bisa mengganggu dan mencelakakan hidup kita, amin? Saya harap ini menjadi sesuatu kekuatan bagi kita.
Saudara, ini adalah hal yang paling indah.Pertama yang Tuhan kerjakan bagi kita, Dia karuniakan semua berkat rohani dalam kehidupan kita, kita sudah miliki itu sebagai orang warga negara Allah tapi kembali saya ingatkan yang menjadi masalah adalah bukan kita belum menerima, bukan karena Tuhan masih menahan sehingga nanti baru kita terima, kita sudah terima tetapi yang menjadi masalah adalah sering kali mata kita nda bisa melihat Tuhan sudah berikan itu dalam kehidupan kita. Makanya di dalam Efesus 1 ayat 17, 18, 19, 20 Paulus berkata, “Ayo kita doa, saya doakan kamu supaya mata hatimu dibukakan”, sekarang kita sebagai orang-orang Kristen perlu doakan ini juga supaya kita bisa melihat Tuhan bekerja, semua berkat rohani itu ada di dalam kehidupan kita dan sudah diberikan dalam kehidupan kita, doa supaya kita bisa mengerti itu, doa supaya kita bisa memiliki kekuatan dalam hidup ini, doa supaya kita tetap menjaga satu kesaksian bagi orang-orang dunia bagaimana hidup di dalam orang-orang yang mendapatkan hak istimewa dalam kerajaan Allah itu bagaimana, itu yang pertama.
Yang kedua, hak istimewa yang kedua, yang Tuhan karuniakan adalah hak untuk akses langsung kepada Raja kita. Saudara di dalam berita-berita televisi kita sering kali kadang melihat, ada orang-orang yang miskin, orang kecil yang kemudian disiarkan dalam berita, kenapa disiarkan? Karena mereka ingin ketemu presiden, lalu kenapa ingin ketemu presiden? Karena mereka merasa semua orang, aparat Negara di wilayah mereka, nggak bisa bantu diri dia sehingga satu-satunya pengharapan terakhir dalam hidup dia adalah dia bisa bertemu presiden mengutarakan apa yang menjadi kesusahan dia karena dia percaya presiden memiliki kekuatan itu dan kuasa untuk melakukan dan menolong diri dia karena itu dia harap bisa bertemu dengan presiden dan mengutarakan itu semua. Saudara tapi pertanyaannya adalah dia bisa bertemu presiden nggak, saya belum pernah dengar ada presiden nemuin orang itu kemudian langsung panggil dia datang ke hadapan dia, mungkin ada ya tapi mungkin juga setelah melewati birokrasi-birokrasi yang panjang. Pertama, hadapi pejabat ini dulu,ditanya kenapa kamu mau ketemu presiden lalu bicara masalahnya kalau dianggap ah nggak perlu ketemu presiden bisa selesai mungkin nggak ketemu presiden, kalau agak penting mungkin ketemu menteri lalu diselesaikan oleh menteri kalau memang betul-betul penting sekali dan butuh presiden mungkin baru ketemu presiden tapi kalau tidak dia harus menghadapi begitu banyak birokrasi atau orang-orang lain untuk bisa menyelesaikan masalah dia dan sulit sekali untuk bertemu presiden. Namun bagaimana kalau anak presiden? Saya yakin tanpa birokrasi dia bisa langsung menghadap papanya yang adalah presiden.
Nah Saudara ini juga adalah hal yang kita alami, siapa kita? Anak Tuhan.Apakah kita memiliki birokrasi yang sulit untuk menghadap Allah? Tuhan berkata tidak. Saudara jangan persulit apa yang tidak sulit ya, jangan persulit apa yang Tuhan buat lancar dalam hidup kita. Dulu memang susah perlu korban binatang darah dan semuanya masuk tapi sekarang tidak, Tuhan berkata kamu nda perlu birokrasi-birokrasi yang ribet, kamu nda perlu orang-orang kudus seperti Petrus, Paulus dan yang lain-lainnya untuk datang kepada Aku termasuk Maria, kamu bisa langsung datang kepada-Ku dan meminta sesuatu apa yang engkau ingin mintakan kepada-Ku, itu adalah hak kita. Dan Saudara, hak ini bukan yang diberikan atau akses ini bukan sesuatu yang ditentukan berdasarkan siapa diri kita yang ada di dalam gereja. Saudara, mungkin ada orang yang berkata, “Aduh, saya ini orang kecil, saya ini orang yang tidak berarti di dalam gereja, saya ini orang yang hina, coba lihat perkerjaan saya, saya nggak punya pekerjaan yang terlalu penting, hari-harinya saja sulit sekali untuk jalani hidup saya, saya nda seperti majelis itu atau pengurus itu dia terhormat dalam gereja, dia orang penting, dia terpadang dan dihormati oleh orang-orang lain, mungkin dia kalau doa dia lebih didengar oleh Tuhan, saya doa mungkin Tuhan akan mengurutkan saya di dalam prioritas yang terakhir, prioritas yang ke berapa nda tahu tapi yang pasti dia yang mungkin lebih dahulu.” Saudara, Tuhan nda lihat seperti ini lho.Pada waktu kita datang kepada Tuhan, Tuhan nda lihat kita ini orang yang penting atau orang yang tidak penting di dalam dunia, Tuhan tidak lihat ini orang yang besar atau orang yang kecil di dalam dunia, kita ini orang yang terhormat atau orang yang tidak terhormat di dalam gereja Tuhan, itu bukan menjadi prioritas Tuhan tetapi yang menjadi prioritas Tuhan adalah apakah kita adalah anak-anak Dia yang dekat dengan Dia atau tidak, yang berelasi tdengan Dia atau tidak.
Di dalam Matius ada satu perumpamaan tentang pemilik kebun anggur, pada waktu itu pemilik kebun anggur melihat bahwa kebunnya itu sudah siap panen, lalu apa yang dia lakukan? Pagi-pagi buta dia pergi keluar mencari orang pekerja untuk bekerja di dalam kebunnya, waktu dia menemukan orang itu mereke negosiasi, “Kamu mau diupah berapa satu hari kerja dari pagi sampai malam?” Mereka bilang satu dinar. “Ok satu dinar untuk satu hari upah, silahkan datang ke kebunku untuk bekerja.” Lalu Alkitab kemudian berkata pukul 9 dia keluar lagi lalu cari orang lagi waktu cari orang di situ tidak dikatakan kamu mau dibayar berapa tetapi orang itu dikatakan ayo kerja, “Kenapa kamu nggak kerja?” “Nggak ada pekerjaan.” “Ayo kerja di tempatku.” Sama pukul 12 dia keluar, pukul 3 dia keluar lagi untuk cari orang tapi ketika sore hari pukul 5 dia keluar lagi nggak pukul 5. Lalu sore harinya dia panggil semua dari pada pekerjanya itu datang lalu di situ tuan ini berkata, “Ayo siapa yang terakhir datang kerja? Ayo kemari.” Dia bayar upah, upahnya berapa? 1 dinar, yang kedua datang 1 dinar, yang ketiga 1 dinar lalu yang pertama kali, dipanggil mulai mikir, “wah 1 dinar,”matanya ijo langsung, karena apa? “Ini yang paling baru saja 1 dinar, tuan ini benar-benar ramah ya, benar-benar baik hati ya, mungkin kita dapatkan upah yang lebih dari 1 dinar.” Tetapi pada waktu mereka datang dikasih 1 dinar di situ mereka jadi kecewa dan marah kepada tuannya, karena apa? Dia anggap dia tidak adil. Saudara kalau mau bicara keadilan, adil tidak? Adil, kalau mau bicara keadilan dengan diri kita, kita diselamatkan atau dibinasakan? Pasti dibinasakan bukan diselamatkan, itu adil tetapi kalau kita mendapatkan kasih Tuhan, keselamatan itu adalah kasih yang Tuhan berikan dalam hidup kita makanya Tuhan berkata, “Kamu kenapa marah? Kamu iri hati dengan aku? Kamu mau bicara adil , adil itu 1 dinar tapi kamu mau iri dengan kebajikanku, kalau aku mau berikan karunia bagi mereka untuk 1 dinar 1 hari, itu adalah hakku karena aku menggunakan apa yang menjadi milikku.”
Saudara, ini adalah satu perikop yang penting sekali, satu sisi bicara mengenai Allah itu beranugerah dan Allah itu berdaulat di dalam menggunakan segala milik Dia. Tetapi ayat ini juga berkata, Saudara Tuhan kita itu penuh belas kasih, penuh anugerah, Dia memandang anak-anakNya dengan penuh kasih sayang dan ingin yang baik bagi anak-anakNya dan Dia bukan melihat seperti yang manusia lihat. Saudara kalau datang kepada manusia mungkin Saudara bisa merasa kecewa karena ditolak, dihina, direndahkan tetapi kalau Saudara datang kepada Tuhan, Dia tidak akan menghina Saudara dan Dia tidak akan menolak Saudara kalau Saudara datang dengan kerendahan hati di hadapan Tuhan. Alkitab mencatat banyak sekali peristiwa dimana orang yang sungguh-sungguh datang dengan kerendahan hati tidak ada satu pun orang yang ditolak oleh Yesus Kristus bahkan Yesus berkata, “Siapa yang dibawa Bapa kepada-Ku pasti semuanya Aku terima dan nda ada satupun yang Aku tolak.” Dan Alkitab mencatat misalnya orang kusta, siapa mereka? Orang yang dihina oleh masyarakat, orang yang nggak berani dekat-dekat dengan masyarakat, kalau mereka berani dekat pasti dilempari batu, diusir, kalau dekat dia harus menggunakan tudung lalu ngomong najis-najis supaya orang nggak ada yang dekat dengan diri dia, benar-benar orang yang terkucilkan dalam masyarakat. Tapi pada waktu dia melihat Yesus Kristus lalu memanggil, “Yesus tolong kami, sembuhkan kami”, Yesus stop, Yesus menghampiri orang itu bahkan Dia menyentuh orang itu dan menyembuhkan penyakit kustanya. Pada waktu seorang buta di Yerusalem mendengar Yesus jalan di depan dia, dia berteriak-teriak dengan suara keras meminta Yesus untuk menolong diri dia, waktu itu dikatakan murid-muridNya menyuruh orang ini diam, “Jangan ganggu Guru, Dia sibuk!” Saudara saat itu Yesus sibukkah? Dia memang sibuk, karena itu Dia sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem untuk menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib, Dia dalam satu kondisi dimana Dia tahu itu adalah akhir dari hidup Dia, perjalanan hidup Dia dalam dunia ini.Tapi Saudara, pada waktu Dia dengan orang buta ini berteriak, apa yang Yesus lakukan? Pada waktu murid-murid menenangkan orang itu, mengusir orang itu, membiarkan orang itu, Yesus bilang ,”Stop, panggil orang itu kemari!” dan Dia tanya, “Kamu mau apa?” “Aku mau mataku disembuhkan.” Dan Yesus menyembuhkan mata orang itu. Saudara adakah waktu dimana Yesus itu terlalu sibuk bagi kita? Adakah waktu dimana Yesus tidak bisa mendengarkan permohonan kita? Adakah saat dimana Yesus memandang kita sebagai orang-orang yang hina yang tidak perlu dipandang dalam masyarakat atau di dalam kerajaanNya yang perlu didahulukan? Alkitab bilang tidak, kalau engkau datang kepada Tuhan, Dia pasti dengarkan, kalau kau meminta kepada Tuhan, Dia pasti menjawab itu karena kita adalah anak-anak-Nya dan kita memiliki akses langsung kepada Tuhan Allah kita.
Saudara, jangan takut, jangan kecil hati, nda perlu kecewa dan juga jangan tidak percaya lagi kalau Tuhan kita sanggup memelihara kita dan sanggup mendengar perkataan kita dan sanggup menjawab apa yang menjadi permohonan doa kita, karena apa? Kita miliki Dia dan Tuhan mengenal siapa yang menjadi milikNya dan tidak ada satu pun dari milikNya yang pasti akan dibiarkan terabaikan. Kiranya Tuhan boleh menolong kita dalam perenungan pagi hari, masih ada bagian lain dan kita akan bahas dalam minggu yang kedepan.
Mari kita masuk ke dalam doa
Kami bersyukur ya Bapa, kami boleh menjadi anak-anakMu, kami boleh menjadi orang-orang yang berbagian dalam kerajaanMu, dan kami juga boleh menjadi orang-orang yang boleh mendapatkan hak istimewa segala berkat rohani yang telah Engkau sediakan bagi anak-anakMu. Ya Tuhan kami sungguh bersyukur dan terutama juga kami boleh memiliki akses langsung untuk berbicara kepada Engkau, mengutarakan apa yang yang menjadi keinginan hati kami, kerinduan kami dan permohonan kami dan kami boleh percaya bahwa Engkau pasti mendengarkan apa yang kami mintakan kepada Engkau. Tolong kami ya Tuhan, supaya kami boleh semakin menghargai hak istimewa yang telah Tuhan karuniakan kepada kami sehingga kami boleh memiliki satu kehidupan yang sungguh-sungguh menyatakan Kristus dalam hidup dan menyatakan bahwa kami adalah anak-anak dari pada kerajaan, anak-anak dari pada Allah. Kami mohon setiap pribadi kami untuk Tuhan pimpin dan berkati. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami telah berdoa dan mengucap syukur. Amin.
[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]