Kenaikan Yesus, 18 Mei 2023

Kenaikan Yesus

Pdt. Dawis Waiman

Luk. 24: 50-53

 

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita berbicara mengenai kenaikan dari Tuhan Yesus, maka itu adalah 1 dari 5 hari besar yang dimiliki oleh orang-orang Kristen, atau yang sering kali diperingati oleh orang-orang Kristen. Yang pertama itu adalah hari kelahiran dari Yesus Kristus, yaitu hari di mana Yesus inkarnasi ke dalam dunia. Allah yang adalah sepenuhnya Roh, ketika Dia ingin menyelamatkan manusia yang berdosa maka Ia kemudian turun ke dalam dunia, masuk ke dalam kandungan dari Maria, dan di situ Dia ditambahkan daging dan terlahir menjadi seorang manusia sejati dan juga Allah yang sejati.

Hal kedua yang penting dari peristiwa yang terjadi di dalam sejarah penebusan itu adalah peristiwa transfigurasi dari Yesus Kristus. Yaitu di mana Yesus Kristus ketika naik ke atas bukit, lalu di situ penampakan dari Yesus Kristus berubah drastis. Dan di situ murid-murid yang dibawa oleh Yesus, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes penuh dengan satu ketakutan karena melihat perubahan yang terjadi pada diri Yesus Kristus. Dan juga ada penampakkan dari Musa dan Elia yang berbicara dengan Yesus Kristus. Transfigurasi menyatakan apa? Bahwa Yesus bukan sekedar manusia, tapi Dia juga adalah anak Allah yang dikasihi oleh Bapa-Nya yang di surga. Dan semua manusia atau murid-murid-Nya secara khusus harus mendengarkan diri Dia.

Peristiwa yang ketiga yang penting juga adalah penyaliban dari Yesus Kristus. Kisah penyaliban yang menjadi satu tujuan dari Yesus datang ke dalam dunia untuk mati di atas kayu salib demi untuk bisa menggantikan dosa kita supaya ketika kita mati kita tidak lagi mendapatkan hukuman kekal melainkan hidup yang kekal karena Yesus sudah mati menggantikan dosa-dosa kita. Yang keempat adalah kebangkitan dari Yesus Kristus. Yesus mati, Yesus bangkit pada hari yang ketiga dengan satu tubuh, fisik, tubuh yang baru yang dikaruniakan kepada diri Dia. Dan yang kelima adalah kenaikan dari Tuhan Yesus Kristus.

Nah kalau kita perhatikan dari peristiwa yang dicatat di dalam Kitab Suci ini mengenai 5 peristiwa besar di dalam sejarah penebusan yang Yesus Kristus lakukan di dalam dunia ini, maka biasanya kita akan melihat yang lebih penting itu adalah hari kelahiran Kristus, yang lebih penting itu adalah hari kematian dan kebangkitan dari Yesus Kristus. Tetapi hari kenaikan Yesus Kristus menjadi satu hari yang jarang sekali kita peringati, atau mungkin menjadi satu hari yang tidak terlalu signifikan di dalam kehidupan kita dibandingkan memperingati hari kelahiran dari Yesus Kristus atau hari kebangkitan dari Yesus Kristus. Saya tidak tahu kenapa sebabnya, apakah mungkin karena hari kenaikan dari Yesus Kristus itu di hari yang biasa maka itu menjadi sesuatu yang tidak terlalu diperhatikan? Tetapi apa yang dicatat oleh Kitab Suci mengenai hari kenaikan Yesus Kristus itu sebenarnya adalah hari yang penting sekali di dalam kehidupan dari orang-orang Kristen.

Bahkan kalau Bapak, Ibu melihat dari Yohanes 16:7, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Jadi Yesus sendiri, ketika Dia dalam pelayanan-Nya di tengah-tengah dunia ini, bersama dengan murid-murid, berkata atau berpesan satu hal kepada murid-murid bahwa kepergian Dia itu adalah lebih berguna bagi kamu. Atau lebih berguna bagi murid-murid. Jadi ketika kita bandingkan dengan pelayanan Dia ada dalam dunia, beserta dengan murid-murid, bahkan murid-murid sendiri kalau kita baca di dalam Kisah Para Rasul itu sebelum kematian Yesus begitu senang sekali dengan keberadaan Yesus dan bahkan ketika Yesus sudah bangkit dari kematian Alkitab juga mencatat bahwa mereka tidak rela untuk melepaskan Yesus Kristus untuk pergi, tapi Yesus berkata kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka itu tidak lebih penting daripada kepergian Dia ke hadapan Bapa dan duduk di sebelah kanan dari Allah Bapa.

Nah bahkan ada yang mengatakan seperti ini, pada waktu kita berbicara mengenai kesatuan kita dengan Yesus Kristus, kita biasanya sering kali berbicara kesatuan itu meliputi kesatuan di dalam kematian, kesatuan di dalam kebangkitan dari Yesus Kristus. Tetapi menariknya ada satu orang yang mengatakan bahwa kesatuan kita di dalam Kristus itu bukan hanya berbicara mengenai kesatuan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, tetapi juga kesatuan di dalam kenaikan dari Yesus Kristus. Saudara bisa lihat itu di dalam Ef. 2:6, Paulus ketika berbicara mengenai penebusan yang dilakukan oleh Allah di dalam Kristus itu adalah sesuatu yang didorong oleh rahmat-Nya yang kaya dan kasih-Nya yang besar yang dilimpahkan-Nya kepada kita maka mulai pada waktu itu Tuhan menghidupkan kita, ayatnya yang ke-5, “bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan – dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga”. Jadi kalau kita baca dari Ef. 2:5-6, di situ ada kalimat “kita telah dibangkitkan bersama dengan Kristus” atau “kita telah dihidupkan bersama-sama dengan Kristus dan kita telah dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus” tetapi juga hal yang tidak kalah penting yang disandingkan dengan kebangkitan itu adalah “kita juga telah diberikan tempat bersama-sama dengan Dia”. Di mana? Yaitu di sorga. Nah apa yang menjamin kita berada tempat di sorga? Karena Yesus telah bangkit dari kematian dan karena Yesus juga saat ini telah duduk di sebelah kanan dari Allah Bapa kita. Jadi itu yang membuat kita juga, sebenarnya, pada waktu kita hidup dalam dunia ini, walaupun tubuh kita ada di dalam dunia, walaupun kita masih hidup dan mati di dalam dunia ini, tetapi sebenarnya Alkitab memberikan jaminan bagi diri kita kalau kita sudah bersama-sama dengan Kristus di sorga karena Kristus sudah duduk di sebelah kanan Allah Bapa di sorga. Itu adalah satu jaminan yang luar biasa yang Tuhan boleh berikan bagi diri kita.

Nah pertanyaannya seperti ini, ketika Yesus berkata di dalam Yoh. 16:7, “kalau lebih berguna bagi Aku pergi meninggalkan kamu daripada Aku tinggal bersama-sama dengan dirimu”, maksudnya apa? Dalam hal apa saja Yesus dikatakan lebih penting dan berguna untuk pergi meninggalkan diri kita daripada Dia tinggal bersama dengan diri kita? Hal yang biasanya kita dengar adalah ini berkaitan dengan penyertaan dari Yesus Kristus. Jadi pada waktu Yesus Kristus ada di dalam dunia ini, maka Dia hanya bisa ada di satu tempat tertentu, dia hanya bisa tinggal bersama dengan murid-murid-Nya di tempat itu. Kalau Dia berada di daerah Israel, maka Dia hanya ada di Israel. Tetapi kita yang ada di belahan benua yang lain tidak pernah bisa mendapatkan penyertaan dari Yesus Kristus karena Dia ada di Israel pada waktu itu. Tapi kalau Dia pergi ke wilayah yang lain, maka Dia hanya ada di wilayah yang lain dan menyertai murid-murid yang ada di sana tapi murid yang ada di Israel tidak disertai oleh Tuhan. Atau istilahnya adalah pada waktu Yesus tidak naik ke sorga, maka pada waktu itu penyertaan-Nya bersifat terbatas di dalam dunia ini. Tetapi pada waktu Dia bangkit, lalu naik ke sorga, di dalam Yoh. 16:7 dikatakan saat itulah Dia memberikan Roh Kudus-Nya kepada orang-orang yang percaya kepada diri Dia. Dan itu digenapi di dalam Kis. 2, di mana pada hari Pentakosta Roh Kudus diberikan kepada orang percaya. Maka pada waktu itu semua orang yang percaya memiliki Roh Kristus di dalam hidup dia atau di dalam diri dia dan hati dia. Dan itu berarti penyertaan dari Kristus bersifat di seluruh dunia ini bagi semua orang yang percaya kepada diri Dia. Itu sebabnya tafsiran yang paling umum berbicara ketika Yesus berkata, “Lebih berguna bagi Aku untuk pergi meninggalkan kamu, karena pada waktu itu Roh Kudus akan diutus dan diberikan kepada kamu.” maka itu berarti bahwa Tuhan saat Dia naik ke sorga, Dia menyertai seluruh kehidupan dari orang yang percaya di dalam dunia ini.

Itu sebabnya kita percaya sekali pada waktu kita percaya kepada Tuhan, setiap orang yang percaya pasti memiliki Roh Kudus di dalam hidup dia. Alkitab sendiri menjamin. Baik itu dalam surat Efesus bahwa setiap orang yang percaya itu telah dimateraikan dengan Roh Kudus sebagai satu jaminan kalau kita pasti akan menerima semua yang menjadi berkat rohani yang dijanjikan oleh Tuhan di dalam kehidupan kita melalui Kitab Suci ini.

Tetapi selain daripada peristiwa penting ini, kenapa Yesus harus pergi ke sorga? Mengapa itu menjadi satu peristiwa yang signifikan, yaitu di mana Roh Kudus dicurahkan? Ada tidak hal lain yang perlu diperhatikan yang Kitab Suci nyatakan dengan kepergian dari Yesus Kristus itu? Bapak, Ibu bisa melihat ada banyak sekali poin penting mengapa Yesus pergi ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Hal yang paling dekat dengan peristiwa itu adalah peristiwa di mana kenaikan Yesus itu menunjukkan kalau tugas penebusan yang Kristus lakukan bagi manusia berdosa sudah selesai. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu Yesus datang ke dalam dunia, ketika Dia melayani murid-murid-Nya, Dia pernah berkata satu hal, “Aku datang untuk mati bagi dosa manusia. Aku datang untuk mengerjakan apa yang menjadi tugas yang BapaKu berikan kepada Aku.” Dan ketika Ia menjelang masuk ke dalam hari di mana Dia disalibkan dan mati itu, misalnya di dalam Yoh. 17, Bapak, Ibu bisa melihat di situ, Yesus berkata, “Aku sudah menyelesaikan semua tugas yang Bapa-Ku berikan kepada diri-Ku.” Dan apa yang menjadi tugas yang Bapa-Ku berikan kepada diri-Ku itu? Maka itu adalah berkaitan dengan penebusan yang Kristus lakukan bagi manusia yang berdosa.

Itu sebabnya pada waktu kita melihat pada tangisan yang Kristus lakukan, atau alami dalam taman Getsemani, itu bukan satu tangisan dan doa untuk supaya Dia terhindar daripada kematian salib. Karena Yesus sendiri berkata, “Aku datang untuk mati.” Kalau Dia datang untuk mati bagi dosa manusia, Dia tidak mungkin pergi berusaha menghindarkan diri daripada penyaliban yang direncanakan oleh Bapa di sorga dan juga yang menjadi tujuan Dia datang ke dalam dunia ini. Jadi untuk apa Dia bersedih? Tentunya ada faktor rohani yang lain, yang banyak orang menafsirkan bahwa itu berkaitan dengan keterpisahan diri Dia dalam relasi dengan Allah Bapa, yang berusaha Dia hindarkan dalam penyaliban itu. Karena penyaliban berarti Dia menanggung hukuman, murka Allah, mewakili semua manusia yang menjadi umat pilihan-Nya yang di dalam dunia ini. Itu yang membuat diri Dia merasa begitu menderita sekali.

Kita merasa apa sih susahnya terpisah? Kalau kita terpisah dari istri, dari anak-anak, orang yang kita cintai, sedih sih sedih mungkin. Tetapi tidak seperti sampai perlu heboh, sampai perlu menangis dengan seperti tetesan darah kan? Saya kira itu sebabnya karena kita sudah terlalu berdosa, sehingga kita tidak bisa lagi menyelami arti keterpisahan yang sesungguhnya itu betapa menyedihkan. Apalagi keterpisahan yang terjadi antara Allah Bapa, Pribadi pertama, dengan Allah Anak, yaitu Pribadi kedua, Yesus Kristus, diakibatkan karena dosa manusia. Padahal selama-lamanya di dalam kekekalan mereka tidak pernah terpisah sama sekali. Tapi akibat ada dosa di dalam dunia ini mereka harus terpisah di dalam relasi yang begitu intim, yang begitu penuh dengan cinta kasih tersebut. Dan itu adalah sesuatu yang sangat berat sekali bagi Yesus Kristus pada waktu itu, dan saya percaya, bagi Allah Bapa juga pada waktu itu.

Nah Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi oleh Tuhan, itu sebabnya pada waktu kita berbicara tentang kenaikan Yesus Kristus, kenaikan berbicara tentang apa? Tugas Yesus Kristus sudah selesai. Dan itu juga ditandai dengan kalimat yang Yesus katakan di atas kayu salib pada waktu Dia disalibkan, Dia berkata, “Sudah selesai.”, “Tetelestai”, yang berarti tugas yang menjadi hal yang utama yang diberikan Bapa kepada diri Dia, yaitu untuk menebus manusia yang berdosa itu sudah genap, sudah selesai dilakukan. Itu sebabnya di dalam kekristenan, di dalam pengajaran reformed, di dalam Ibrani 10, Alkitab mengatakan bahwa pada waktu Yesus mati di atas kayu salib, cukup 1x saja kematian itu. Dan kematian yang 1x itu menghapus dosa semua manusia secara sempurna. Tidak perlu lagi ada kematian yang kedua, ketiga, keempat dari Yesus Kristus. Tidak perlu lagi ada yang namanya satu usaha dari manusia untuk menyempurnakan kematian atau penebusan dari Yesus Kristus di atas kayu salib bagi dosa-dosa kita. Tetapi hanya dengan iman kepada Kristus maka kita diselamatkan. Atau pakai bahasa Ef. 2, karena kasih karunia maka kita diselamatkan. Itu bukan hasil usaha kita tetapi itu adalah pemberian Allah kepada kita di dalam Yesus Kristus.

Jadi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang menjadi signifikansi dari kenaikan Yesus Kristus? Hal pertama adalah signifikansinya berkaitan dengan tugas penebusan Yesus yang sudah genap atau yang sudah selesai dilakukan di dalam dunia ini. Itu sebabnya Ia kemudian kembali kepada Bapa. Atau istilah lainnya kalau kita mau katakan itu berarti apa yang dikerjakan oleh Kristus di dalam dunia itu sudah diperkenan oleh Allah Bapa. Itu sebabnya ketika Dia sudah selesai menjalankan semua tugas itu, Dia kembali kepada Bapa yang ada di sorga. Mungkin Saudara perlu lihat ayatnya, kita boleh melihat di dalam Yoh. 17:4, itu berbicara mengenai tugas ini. Yoh. 17:3-4 di dalam konteks berbicara tentang hidup yang kekal, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” Jadi Yesus punya hidup memiliki satu tujuan, yaitu memuliakan Allah. Dengan cara apa? Melakukan apa yang ditugaskan bagi Yesus Kristus. Dan Dia sudah menyelesaikan tugas tersebut. Kita juga sama, setiap kita yang ditebus oleh Kristus, adalah orang-orang yang memiliki tugas yang Bapa kita percayakan kepada diri kita. Apa yang menjadi tugas yang Tuhan berikan kepada Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan? Sudahkah kita mengerti tugas utama itu? Dan sudahkan kita menyelesaikan atau mengerjakan tugas itu ketika kita hidup di dalam dunia ini?

Ada satu kalimat yang saya sering kali merasa malu sekali dan berpikir berkali-kali kalau andaikata kita meninggal, saya meninggal, kira-kira ayat apa yang akan dicantumkan di dalam rumah duka, ataupun di peti mati, ataupun di nisan kuburan (kalau andaikata saya dikuburkan)? Banyak orang yang berkata bahwa apa yang dikerjakan sudah selesai, “Aku telah mencapai garis akhir di dalam pertandingan yang aku kerjakan di dalam hidupku.” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, sudahkah? Mungkin dari sisi kedaulatan Tuhan, dari sisi ketetapan Tuhan, kita bisa berkata saya sudah mencapai garis akhir, finish, di dalam hidup saya. Karena nggak ada satu orang pun yang bisa melampaui waktu yang ditetapkan oleh Tuhan. Karena tidak ada seorang pun yang tidak mengerjakan apa yang menjadi kehendak Tuhan di dalam dunia ini. Dan ketika Tuhan berkata, “Cukup! Selesai!” dan tidak ada seorang pun yang bisa melampaui batasan yang Tuhan berikan itu. Sehingga di satu sisi mungkin kita bisa berkata, betul, orang yang mati itu sudah mencapai garis finish, final dalam hidup dia. Tapi dari sisi tanggung jawab kita, sudahkah kita mengerjakan yang terbaik yang Tuhan percayakan bagi diri kita? Yesus sudah lakukan itu, bagaimana dengan diri kita? Saya lihat ini menjadi satu hal yang kita perlu gumulkan betul-betul di dalam kehidupan kita ya. Nanti akhirnya ketika kita berhadapan dengan Tuhan, dan Dia tanya, “Sudahkah engkau menjalankan tugas yang Aku berikan atau percayakan kepada engkau?” Kita menjawab apa? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi oleh Tuhan, itu adalah hari yang sangat menakutkan sekali di dalam hidup ini. Bukan karena ada penghukuman yang menyertainya, tetapi begitu memalukan sekali kalau kita sampai berhadapan dengan Tuhan, dan Tuhan yang sudah menyerahkan totalitas dari hidup Dia dan kebaikan Dia bagi kita bertanya itu kepada diri kita.

Hal kedua adalah pada waktu kita berbicara mengenai kenaikan dari Yesus Kristus, maka hal penting apa yang terjadi pada waktu itu? Maka mungkin kita bisa berkata seperti ini, walaupun di dalam Kisah Para Rasul ada dicatat Yesus saat ini berada di sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, sampai kepada hari di mana Bapa menentukan diri Dia untuk kembali ke dalam dunia menjadi hakim atas semua manusia yang ada di dalam dunia ini. Tetapi di sisi lain, walaupun kita bisa berkata, saat ini Yesus di mana? Di sorga. Di mana? Duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Apakah Dia ada di mana-mana? Kita berkata, “Tidak. Dia ada di sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa.” Tetapi pada waktu kita berbicara tentang kenaikan Yesus Kristus, maka hal kedua yang kita bisa soroti adalah pada waktu itu Yesus kembali kepada Bapa dengan segala kemuliaan dan kuasa yang Dia miliki sebelumnya. Mungkin ini kita bisa kontraskan dengan peristiwa ketika Yesus ada di dalam dunia ini. Pada waktu Dia melayani di dalam dunia sebagai seorang nabi Tuhan, sebagai seorang yang diutus oleh Tuhan, sebagai Anak Allah, Alkitab mencatat inkarnasi tidak pernah meniadakan keilahian dari Yesus Kristus. Kenosis atau di mana Yesus datang ke dalam dunia mengosongkan diri-Nya, seperti yang dikatakan Fil. 2 itu bukan berarti bahwa Yesus saat itu sepenuhnya manusia tanpa ada natur keilahian sama sekali. Tetapi Dia masih adalah Allah yang sejati, yang kita bisa lihat dengan kuasa yang dimiliki oleh Yesus Kristus. Ketika Dia menyembuhkan orang sakit, orang pasti sembuh. Ketika Dia berkata kepada danau yang ribut, angin kencang, “Diam! Tenanglah!” maka danau itu menjadi tenang. Ketika Dia berkata kepada orang yang mati, “Bangkitlah!” Maka orang mati itu bangkit. Ketika Dia berkata kepada orang yang lumpuh, “Bangkit dan berjalanlah!” Maka orang yang lumpuh itu bangkit dan berjalan.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Tuhan memiliki kuasa yang begitu besar sekali. Baik alam, manusia, ataupun penyakit yang dialami oleh manusia, dan bahkan iblis pun tunduk di bawah kuasa dari Yesus Kristus pada waktu Dia datang dalam dunia ini. Bahkan Alkitab juga mencatat Yesus mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia tanpa perlu manusia memberitahu apa yang di dalam hati manusia. Tapi pada waktu Dia ada di dalam dunia, sungguhkah Dia adalah Allah yang sepenuhnya menyatakan kuasa-Nya itu? Kadang-kadang Alkitab mencatat Yesus heran ketika melihat ada iman yang begitu besar di antara orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus. Kadang-kadang dicatat pada waktu Yesus berjalan, Dia merasa ada tenaga yang keluar dari diri Dia, dan pada waktu tenaga itu keluar, Dia bertanya, “Siapa yang sudah menyentuh Saya?” Dan Dia nggak mau pergi sampai orang itu muncul di hadapan Dia, yang sudah menyentuh Dia dan disembuhkan oleh karena kuasa dari Yesus Kristus.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kelihatannya walaupun Dia adalah Tuhan, tapi ada satu keterbatasan di dalam kuasa yang dimiliki oleh Tuhan, di mana ada hal-hal yang Dia tidak sepenuhnya tahu pada waktu itu karena dari sisi manusianya juga. Tapi pada waktu Yesus Kristus kembali ke sorga, ketika Dia ada di sisi kanan dari Allah Bapa, maka di situlah segala pemulihan dari kemuliaan-Nya, kuasa-Nya diberikan kembali kepada Yesus Kristus. Bapak, Ibu bisa melihat kembali di dalam Yoh. 17:5, di situ Yesus berkata, “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” Jadi Bapak, Ibu bisa mungkin berkata seperti ini, kalau kita mau lebih spesifik bicara tentang apa yang kurang pada diri Yesus Kristus, yaitu kemuliaan-Nya. Pada waktu Yesus Kristus ada di dalam dunia ini, Dia tidak dilihat orang sebagai manusia kecuali oleh murid-murid-Nya yang dekat dengan Dia, yang melayani bersama Dia, yang diberikan Bapa keapda diri Dia. Tetapi orang lain yang ada di dalam dunia ini ketika melihat Yesus Kristus, mereka hanya melihat seorang manusia, seorang nabi yang berdiri di hadapan dia karena Dia betul-betul adalah manusia juga. Tetapi pada waktu Dia kembali ke sorga, Alkitab berkata, Dia kembali ke dalam kemuliaan-Nya yang penuh, kepada otoritas-Nya yang penuh itu dan semua lutut harus bertekuk lutut di hadapan dari Yesus Kristus.

Bapak, Ibu bisa melihat itu dan bandingkan Yoh. 17:5 dengan Filipi 2:8-11. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” Jadi pada waktu Yesus naik ke sorga, apa yang terjadi? Pada waktu itu Alkitab mengatakan Dia dimahkotai kembali sebagai seorang raja di atas segala raja, semua lutut harus bertekuk lutut di hadapan Yesus Kristus, dan semua otoritas kekuasan atas seluruh dunia, seluruh manusia, seluruh raja yang ada di dalam dunia ini, seluruh makhluk hidup yang ada di dalam dunia ini sudah diberikan oleh Bapa kepada diri Yesus Kristus. Itu sebabnya di dalam Fil. 2 dikatakan semua lutut harus tunduk dan mengaku di hadapan Yesus Kristus kalau Dia adalah Tuhan. Dan itu bukan hanya di dalam lingkup dari orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, tetapi juga di dalam lingkup dari orang-orang yang tidak percaya, bahkan yang ada di sorga sekalipun, atau yang bersifat rohani, baik setan ataupun iblis harus tunduk di bawah kuasa dari Yesus Kristus.

Tapi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, selain dari pemahkotaan Yesus sebagai raja atas segala raja, kalau kita bandingkan dengan Ef. 1:20, Raja di atas segala raja ini yang menguasa segala sesuatunya di dalam dunia ini telah diberikan Allah kepada gereja-Nya sebagai kepala dari gereja. Kita boleh lihat ya, Ef. 1:18-23, “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.” Maksudnya bagaimana? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Yesus adalah kepala dari gereja di mana gereja mendapatkan segala sumber kekuatan, vitalitasnya, hidup dan juga kekuatan untuk hidup di dalam satu kekudusan dan ketaatan melalui Yesus Kristus karena Dia adalah kepala dari gereja Tuhan atau kepala dari diri kita yang percaya kepada diri Dia. Tetapi Alkitab juga berkata seperti ini, Dia yang adalah kepala kita, itu adalah kepala atas seluruh alam semesta ini, kepala atas makhluk yang ada di sorga, yang tidak kelihatan, yang bersifat rohani itu, dan juga adalah kepala dari seluruh kerajaan yang ada atau pemerintahan yang ada di dalam dunia ini karena Dia berkuasa atas semua itu. Dan Dia diberikan kepada gereja.

Kita bisa lihat tidak sih signifikansi nya? Atau kita bisa lihat tidak ada penghiburan besar yang diberikan Kitab Suci kepada kita ketika Dia duduk di sorga, di sebelah kanan Allah Bapa? Berarti Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, yang menjadi pemimpin kita, yang membawa kita ke mana pun Dia ingin kita pergi, dan ketika kita menundukkan diri kita di dalam pimpinan dari kepala kita, yaitu Yesus Kristus, nggak ada sesuatu yang perlu Bapak, Ibu takutkan! Karena seluruh kuasa di dalam dunia ini dan juga di atas, di langit, sudah diberikan kepada diri Dia. Jadi nggak ada satu kuasa pun yang bisa melawan kita dan juga melakukan sesuatu yang di luar daripada kehendak dari Tuhan di dalam kehidupan kita.

Hal yang keempat, pada waktu kita berkata Yesus pergi ke sorga, seperti tadi di dalam Yoh. 16:7 yang kita baca, tujuannya adalah untuk apa? Yaitu pada waktu itulah Tuhan memberikan pemberian kepada gereja-Nya. Dan pemberian itu yang paling penting adalah Tuhan memberikan Roh Kudus kepada gereja-Nya. Roh yang tinggal di dalam tubuh kita, Roh yang menyatakan bahwa kita adalah milik dari Kristus, milik dari Allah, dan tubuh kita saat itu menjadi bait Allah ketika kita percaya di dalam Yesus Kristus. Dan Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, selain dari hal ini, Alkitab juga di dalam Ef. 4 itu berkata bahwa pada waktu Raja pergi naik ke tempat yang tinggi, yang menyatakan kemenangannya, maka pada waktu itu Dia memberikan pemberian-pemberian kepada bawahan-Nya. Dan apa yang menjadi pemberian? Di dalam Ef. 4:11, Paulus berkata pemberian itu berupa rasul, nabi, lalu siapa lagi? Guru, penginjil, dan juga penggembala di dalam gereja. Walaupun saat ini kita percaya bahwa yang namanya rasul dan nabi itu adalah tugas yang sudah berhenti di dalam gereja ketika Kitab Suci kita sudah ditulis, tetapi tugas seorang yang merupakan penggembala, guru, dan penginjil itu adalah tugas yang selalu akan ada di dalam gereja Tuhan. Di mana orang-orang Kristen berkumpul, ada orang-orang yang diberikan karunia untuk mengajar, untuk memberitakan Injil dan untuk menggembalakan jemaat gereja. Supaya apa? Kalau Bapak, Ibu baca di dalam ayat yang ke-12 dan seterusnya, supaya jemaat bertumbuh, supaya jemaat menjadi dewasa, supaya jemaat mengerti membedakan mana yang benar, yang merupakan kehendak Allah dan mana yang bukan merupakan kehendak Allah. Dan supaya jemaat ketika memiliki pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, mengalami kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus juga diperlengkapi untuk melayani Tuhan di dalam tubuh Kristus dan juga di dalam dunia ini. Jadi itu sebabnya di dalam Yoh. 16:7 Yesus berkata, “Lebih berguna kalau Aku pergi meninggalkan dunia ini.” Karena ketika Yesus tidak pergi meninggalkan dunia ini, maka semua pemberian itu nggak mungkin tiba kepada gereja-Nya, atau menjadi milik kita. Tapi ketika Dia pergi, pada waktu itulah, semua pemberian karunia, kuasa boleh menyertai kehidupan dari orang-orang Kristen di dalam dunia untuk meneruskan pekerjaan pelayanan yang Yesus kerjakan di dalam dunia ini.

Itu sebabnya pada waktu kita berbicara tentang pemberian ini, hal yang menjadi poin ke-6 ketika kita berbicara tentang pentingnya Yesus untuk naik ke sorga adalah untuk meneruskan pekerjaan penginjilan di dalam dunia ini. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, memang ketika Yesus dalam dunia, Alkitab mencatat Yesus mempersiapkan murid-murid. Baik yang 12 orang itu dan 70 orang itu untuk menginjili, untuk melayani. Kadang-kadang Tuhan mengutus mereka untuk pergi dari kota ke kota untuk mengabarkan Injil kepada orang-orang yang belum mendengar tentang kerajaan Allah. Lalu mengusir setan, menyembuhkan orang sakit. Memang mereka sudah mulai pelayanannya pada waktu itu. Tetapi Bapak, Ibu jangan lupa juga, ketika Yesus sudah bangkit dari kematian, Yesus berkata satu hal, “Jangan pergi tinggalkan Yerusalem. Tinggal di Yerusalem!” Sampai kapan? “Roh Kudus diberikan kepada engkau.” Karena itu mereka berkumpul di Yerusalem, mereka berdoa di hadapan Tuhan, mereka menyelidiki Kitab Suci. Sampai hari Pentakosta, Roh Kudus diberikan kepada mereka, maka pada waktu itu, mereka pergi ke seluruh dunia untuk mengabarkan Injil Yesus Kristus, atau Injil kerajaan Allah.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, sebelum itu siapa yang menjalankan tugas itu? Alkitab berkata Yesus Kristus. Satu orang yang diutus oleh Tuhan, datang ke dalam dunia untuk memberitakan Injil kerajaan Allah. Tetapi ketika Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, maka yang mengerjakan tugas itu, Alkitab mencatat, semua orang Kristen, semua orang yang telah mendapatkan penebusan dari Yesus Kristus, karunia keselamatan dari Yesus. Baik rasul atau murid-murid yang lain tidak bisa menutup mulut mereka untuk mengabarkan Injil Kristus. Itu yang menjadi unsur yang saya lihat penting untuk kita perhatikan dan selalu diingatkan di dalam gereja. Kita punya tujuan, tugas yang utama. Dan tugas yang utama itu bukan memberi anak-anak dan istri kita makan! Tugas yang paling utama itu bukan mengejar karir di dalam dunia ini! Tugas yang paling utama itu bukan mendapatkan gaji yang besar dalam dunia ini supaya kita bisa menikmati kehidupan kita! Tugas yang paling utama itu bukan mencapai apa yang menjadi kesenangan di dalam dunia ini. Walaupun kita boleh menikmatinya tentunya. Boleh memiliki gaji yang besar, bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan keluarga kita. Tapi tugas yang paling utama adalah meneruskan estafet pemberitaan Injil yang sebelumnya Yesus Kristus kerjakan ketika Dia inkarnasi ke dalam dunia ini. Dan itu menjadi satu tanggung jawab dari gereja atau dari kehidupan setiap orang yang percaya kepada Tuhan.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, hal itu menjadi satu mandat yang Tuhan berikan. Itu sebabnya di dalam Mat. 28, ketika Yesus mau naik ke sorga, Dia berkata, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Dan baptislah mereka di dalam nama Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, estafet yang Tuhan berikan untuk kita teruskan itu bukan hanya berbicara saya ketemu orang, saya mengabarkan Injil kepada orang lalu tugas saya selesai. Memang ada bagian-bagiannya, momen-momennya, peluang yang kita miliki, dan mungkin lihat keadaan apakah kita hanya memberitakan Injil atau kita boleh meneruskan ke dalam langkah selanjutnya. Tetapi yang paling benar adalah bukan berhenti di dalam pemberitaan Injil, tetapi di dalam pemuridan. Pemuridan artinya apa? Apapun yang guru kita minta untuk kita lakukan, kita harus lakukan. Apapun yang guru kita katakan kita harus mengerti dan mengetahuinya, dan mentaati apa yang guru kita, Yesus Kristus, itu katakan. Itu baru namanya murid.

Nah pada waktu Yesus Kristus menebus diri kita dari dosa, kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, pertanyaan yang lebih penting yang kita tanyakan adalah bukan saya sudah diselamatkan atau belum tetapi apakah saya sudah menjadi seorang murid yang setia kepada Kristus atau belum? Dan salah satu tanggung jawab dari murid adalah untuk pergi mengabarkan Injil dan memuridkan lebih banyak lagi murid bagi Tuhan. Itu yang menjadi tanggung jawab kita. Dan semua itu sudah diberikan Tuhan kepada kita pada waktu Dia sebelum naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, peristiwa di mana Yesus bisa mengabarkan Injil sendiri itu adalah satu peristiwa yang menyatakan Tuhan sebenarnya tidak membutuhkan kita di dalam melayani Dia. Dia bisa mengerjakan sendiri tanpa bantuan kita sama sekali. Tetapi pada waktu kita melihat Dia bisa melayani sendiri, tetapi Dia yang adalah penguasa di atas segala penguasa yang ada dalam dunia ini kemudian berkata kepada kita, “Sekarang engkau yang lakukan itu. Pergi! Beritakan Injil, jadikan segala bangsa murid-Ku!” Itu artinya apa? Kita yang sebenarnya tidak perlu ada, tidak perlu berbagian dengan peristiwa yang sangat luar biasa dan penting dan sangat besar sekali dalam sejarah manusia ini dilibatkan Tuhan untuk ada di dalamnya. Dan yang melibatkan kita itu adalah Tuhan di atas segala tuhan. Itu sebabnya Pdt. Stephen Tong berkata ini bukan hanya sekedar bicara masalah mandat agung, tetapi ini adalah mandat yang teragung. Ini adalah satu privilege yang begitu luar biasa yang Tuhan berikan di dalam kehidupan kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan.

Bapak, Ibu kalau misalnya presiden Jokowi datang kemari, lalu memanggil salah satu dari Bapak, Ibu yang ada di sini lalu memberikan tugas supaya Bapak, Ibu kerjakan. Bapak, Ibu akan ngomong kaya gini nggak, “Kenapa saya ya? Kok saya? Ada orang lain nggak Pak Presiden? Suruh orang lain itu yang kerjakan.” Kita ngomong gitu nggak? Kemungkinan besar tidak, kita langsung kerjakan yang diminta. Itu manusia. Sekarang Dia yang memerintah kita itu adalah Tuhan di atas segala tuhan, Raja di atas segala raja. Saya lihat itu sebabnya ini adalah privilege yang begitu luar biasa sekali yang tidak mungkin ada gantinya, ada yang menyainginya di dalam hidup kita atau di dalam seluruh dunia ini. Makanya para rasul rela untuk memberitakan Injil dan bahkan mati bagi Kristus. Para rasul rela untuk menderita penolakan dan juga cambukan, segala pukulan demi untuk Injil itu bisa diberitakan karena mereka mengerti prinsip ini.

Yang berikutnya adalah pada waktu kita berbicara mengenai kenaikan Yesus Kristus, hal keenam adalah berkaitan dengan yang biasa dikhotbahkan di kebaktian penghiburan. Yaitu untuk apa Yesus pergi ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa? Yaitu untuk memulai persiapan tempat untuk tinggalnya kita di dalam kekekalan bersama dengan Kristus. Bapak, Ibu bisa lihat itu di dalam Yoh.14:1-3, saya sangat senang sekali ayat ini. Yoh. 14:1-3, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Jadi kenapa Yesus pergi ke sorga? Menyediakan tempat. Kapan tempat itu siap? Pada waktu kita mati berarti tempat itu sudah siap. Artinya adalah di dalam Kristus ada jaminan hidup kekal. Ada jaminan keselamatan. Dan itu yang menjamin adalah Tuhan Yesus sendiri.

Lalu yang berikutnya, ketujuh, pada waktu Yesus naik ke sorga, mengapa itu menjadi satu signifikansi yang besar? Karena pada waktu itu Yesus mulai mengganti tugas pelayanan-Nya, mulai dari di dunia sebagai imam yang mati bagi dosa, sekarang di sorga sebagai Imam Besar Agung yang bersyafaat bagi orang-orang yang percaya kepada diri Dia. Bapak, Ibu boleh buka Ibrani 4:14, “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” Jadi pada waktu Yesus kembali ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, tugas Dia bukan hanya duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Bukan untuk ngaso karena dia sudah berkerja dengan begitu berat di dalam dunia untuk menebus manusia, saat ini Dia duduk dan beristirahat di dalam kekekalan. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa tugas Yesus Kristus datang dalam dunia ini adalah untuk bersyafaat bagi orang-orang yang percaya kepada diri Dia. Dia menjadi Imam Agung bagi diri kita dan Dia menjamin kalau setiap orang yang percaya kepada diri Dia didoakan untuk mencapai kepada finalitas, yaitu kita memperoleh keselamatan dan semua berkat rohani yang Tuhan janjikan kepada diri kita. Itu tujuannya Yesus bersyafaat bagi diri kita atau menjadi Imam Besar kita.

Saudara boleh bandingkan dengan Ibrani 10:12-13, “Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.” Lalu Saudara boleh buka Yak. 5:7-8 juga, “Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!” Lalu Saudara mundur sedikit, kita membuka dari 1 Kor. 10:13, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Lalu kita boleh buka 1 lagi dari Yoh. 10:27-29, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.” Ada orang yang mengatakan kecuali satu tangan, yaitu tangan dari orang yang percaya itu sendiri, kalau dia tidak mau percaya, Bapa nggak bisa buat apa-apa, Yesus juga nggak bisa buat apa-apa. Tapi saya percaya ayat ini bukan berbicara seperti itu, bahkan tangan kita sendiri nggak mungkin bisa memisahkan cinta kasih Kristus dalam kehidupan kita. Semua orang yang percaya kepada Kristus pasti dijamin untuk memperoleh hidup yang kekal.

Saya kembali kepada bagian ini ya, pada waktu kita berbicara tentang Yesus pergi ke sorga sebagai Imam Besar yang berdoa syafaat bagi kita, apa yang didoakan? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Alkitab mengatakan Dia mendoakan, khususnya Ibrani ya, mendoakan setiap orang yang diberikan Bapa kepada diri Dia itu akan mendapat jaminan keselamatan seperti yang dijanjikan oleh Yesus ketika Dia ada di dalam dunia ini. “Setiap orang yang datang kepada-Ku pasti Aku tidak akan tolak. Setiap orang yang datang kepada-Ku pasti Aku pelihara dengan baik sampai semua janji yang diberikan itu tergenapi.” Dan Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, itu sebabnya Dia harus duduk di sebelah kanan Allah Bapa untuk memastikan semua itu tergenapi di dalam kehidupan dari orang percaya.

Nah ada beberapa ayat yang tadi saya kutip yang kayanya tidak ada hubungannya dengan Yesus adalah Imam Besar. Misalnya dari Yak. 5:7-8 atau dari Ibr. 10:13 atau dari 1 Kor. 10:13, seperti itu. Tapi sebenarnya itu adalah satu implikasi dari kalau kita mengerti bahwa Yesus adalah Imam Besar kita, yang mendoakan kita sampai kita menerima satu kepastian keselamatan. Yaitu apa? Bapak, Ibu pasti akan punya kesabaran yang melampaui rata-rata ketika kita mengerti bahwa Tuhan mendoakan kita, Tuhan mengerti pergumulan kita, dan Dia selalu memediasi diri kita di hadapan Bapa. Jaminan keselamatan itu tidak menjadikan kita pasif. Tetapi jaminan keselamatan dan adanya Pribadi yang menjamin kita dan selalu memperhatikan kita dan mendoakan diri kita itu akan mendorong kita untuk terus bersabar, kuat untuk melewati segala pergumulan yang sulit di dalam dunia ini, khususnya cobaan-cobaan yang mendorong kita atau membuat kita untuk meninggalkan iman atau menyangkali iman kita di dalam Kristus. Itu yang akan terjadi.

Jadi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, itu sebabnya mengarahkan pandangan mata kita kepada hal-hal yang rohani yang ada di atas itu bukan hal yang buruk, itu bukan sesuatu yang nggak ada gunanya. Justru itu adalah hal yang penting untuk Bapak, Ibu, Saudara punya kekuatan di dalam melewati keadaan hidup di dalam dunia ini yang sulit. Itu sudah menjadi hukum yang tidak bisa ditawar di dalam kehidupan kita. Tapi kita seringkali nggak melihat itu, makanya kita kadang merasa bahwa yang penting mengejar hal dunia, itu yang menjadi hal yang bisa mendatangkan kebahagiaan dan jaminan di dalam hidup. Tetapi sebenarnya adalah mata yang ditujukan kepada Kristus yang di sorga, itu yang bisa menjamin kita dan memberi kekuatan kita di dalam kehidupan kita ya.

Lalu yang terakhir, pada waktu Yesus naik ke sorga, maka Alkitab di dalam Kis. 1:11 itu berkata bahwa pada waktu murid-murid lihat ke sorga maka muncul 2 orang malaikat yang berdiri di situ lalu mengatakan, “Ngapain sih lihat ke sorga? Yesus yang naik saat ini Dia juga akan datang kembali seperti cara Dia naik ke sorga. Di mana semua mata akan melihat kembali kepada kedatangan Kristus.” Artinya apa? Pada waktu Yesus naik ke sorga maka di situ kita juga akan diberikan satu pengharapan penantian kalau Dia akan datang kembali sebagai Hakim atas semua manusia. Dia tidak akan meninggalkan kita sampai selama-lamanya. Itu sebabnya pada waktu kita melihat Dia naik ke sorga, ada satu doa yang Yesus ajarkan di dalam doa Bapa kami untuk mendoakan kedatangan dari kerajaan Allah di dalam dunia ini.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kepergian Yesus itu membuat kita harus punyai hati yang menantikan kapan kerajaan itu dinyatakan, kapan Yesus berkuasa di dalam kekekalan di dalam dunia ini, kapan Dia menegakkan keadilan-Nya kepada manusia yang berdosa di dalam dunia ini yang selama ini sepertinya lewat dan tidak mengalami penghakiman dari Tuhan. Tetapi ketika Dia datang, hal itu akan ditegakkan. Dan adakah kita satu kerinduan untuk menantikan kembalinya Kristus? Saya percaya setiap orang percaya yang baik adalah orang yang selalu mendoakan dan menantikan, mengharapkan Yesus akan datang kembali. Dan itu membuat kita juga ingat hidup di dalam dunia ini adalah sementara, tujuan utama kita bukan mendapatkan kebahagiaan dan umur yang panjang sampai selama-lamanya dalam dunia ini. Tetapi tujuan hidup kita adalah bukan hanya mengejar hal yang bersifat daging, fisik, tetapi mengejar apa yang menjadi rencana Tuhan, kehendak Tuhan yang rohani itu dalam kehidupan kita. Karena ujungnya adalah hal rohani, bukan hal fisik di dalam dunia ini.

Kiranya melalui firman ini kita boleh menjadi lebih didekatkan dan diteguhkan dengan Kristus. Kita boleh kembali mengarahkan mata kita kepada kuasa yang dimiliki oleh Tuhan. Otoritas yang Dia miliki itu boleh memberikan keteguhan di dalam iman kita kepada Tuhan. Tetapi satu hal yang Bapak, Ibu tidak pernah boleh lupakan, pada waktu mengerti Yesus duduk di sorga sebagai Imam Besar kita, salah satu aplikasi yang penting adalah kita makin didorong dan digiatkan untuk berdoa kepada Tuhan. Itu adalah satu aplikasi yang sangat signifikan sekali yang bersifat langsung terhadap kehidupan kita karena Tuhan memperhatikan keselamatan dari orang percaya, Tuhan memperhatikan pekerjaan dari kerajaan Dia di dalam dunia ini. Kita sebagai orang yang berbagian di dalamnya pasti memiliki hati yang sama seperti hati Kristus. Itu sebabnya kita nggak mungkin tinggalkan doa di dalam hidup kita ya. Mari kita masuk di dalam doa.

Kami kembali bersyukur Bapa untuk kebenaran yang boleh Engkau bukakan kepada kami di hari kami memperingati kenaikan Engkau ke sorga dan duduknya Engkau di sebelah kanan dari Allah Bapa. Kiranya Engkau boleh tolong kami dalam perjalanan iman kami di tengah-tengah dunia yang seringkali diselubungi oleh selaput yang membuat kami tidak bisa melihat, menembusi sejauh pandangan yang kami lihat di dalam dunia ini. Tapi biarlah ketika kami mengingat kembali akan penebusan Kristus dan juga kematian dan kebangkitan dan kenaikan dari Yesus Kristus ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah itu boleh membawa mata kami melihat melampaui batasan-batasan yang ada di dalam dunia ini, batasan-batasan fisik dari pandangan mata kami. Tapi kami boleh melihat akan hal-hal rohani karena firman-Mu membawa kami melihat kebenaran-kebenaran tentang Kristus dalam kehidupan kami. Kiranya Engkau boleh makin menguatkan kehidupan dari anak-anak-Mu, pimpin diri mereka, nyatakan satu penguatan dan kesabaran untuk bertekun di dalam Kristus dan bertekun di dalam iman sampai kedatangan Kristus kembali. Dan kiranya hati yang menantikan kembalinya Kristus itu boleh makin kuat, makin teguh, makin dinyatakan di dalam setiap hati dari anak-anak-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin (HSI)