Menjadi Saksi Kristus, 8 November 2020

Kisah Para Rasul 1:1-11

Pdt. Dawis Waiman, M.Div.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita masuk ke dalam Kisah Para Rasul, kita telah melihat bahwa Kisah Rasul adalah sebuah kitab yang ditulis oleh Lukas, bukan rasul tetapi seorang tabib yang pekerjaannya adalah seorang dokter tetapi juga merupakan ahli sejarah yang luar biasa sekali. Ada orang yang berkata bahkan dia lebih tepat, lebih detail, lebih akurat di dalam mencatat sejarah daripada seorang ahli sejarah yang ada pada waktu itu yang penting sekali, saya mendadak lupa namanya. Jadi ini adalah orang Yahudi menulis, tetapi ketika dibandingkan dengan Lukas, maka Lukas punya catatan sejarah jauh lebih akurat dan lebih tepat dan lebih bagus daripada si ahli sejarah Yahudi itu. Dan pada waktu dia menulis buku ini yaitu buku yang kedua dari buku yang pertama yaitu Injil Lukas, dan di dalam buku yang pertama apa yang dikatakan yaitu berkenaan dengan apa yang diajarkan dan dikerjakan oleh Yesus Kristus, itu yang disampaikan.

Lalu yang menjadi dasar pengajaran di dalam Kisah Para Rasul itu berkenaan apa? Kalau kita lihat di dalam ayat yang pertama, sebenarnya intinya adalah bukan soal tema yang lain tetapi Lukas berkata ini merupakan kelanjutan dari apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus yang pernah Dia tuliskan di dalam Injil Lukas. Makanya kita bisa membaca, “Aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,” ini bahasa Indonesia nggak terlalu jelas tetapi di dalam bahasa Inggrisnya ada kata ‘began.’ Saya menuliskan apa yang ‘telah dimulai’ oleh Kristus baik yang diajarkan ataupun dikerjakan oleh Yesus Kristus. Jadi pada waktu dia menulis Kisah Para Rasul, ini bukan suatu tema yang baru, bukan sesuatu pekerjaan yang lain daripada pekerjaan sebelumnya yang Yesus kerjakan, tetapi merupakan kelanjutan dari apa yang Yesus kerjakan di dalam Injil Lukas.

Nah Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita bicara seperti ini, “Bukankah Yesus sudah tidak ada di dalam dunia lagi? Kalau Dia tidak ada di dunia lagi, bagaimana Dia tetap meneruskan pekerjaa-Nya yang ada di dalam dunia ini? Lalu kalau Dia meneruskan pekerjaan-Nya yang ada di dalam dunia ini, apakah itu berarti bahwa pekerjaan yang Yesus lakukan belum tuntas? Kalau itu adalah sesuatu yang belum tuntas, apakah itu berarti pekerjaan penebusan yang Yesus lakukan dalam hidup kita dan bagi umat manusia yang berdosa ini adalah sesuatu yang belum tuntas untuk dikerjakan? Apa yang dimaksud dengan kelanjutan itu? Dan bagaimana Kristus kemudian bekerja di dalam dunia ini? Tetap mengajar dan melakukan pekerjaan-Nya?” Kalau kita perhatikan misalnya di dalam Injil Yohanes 14:12, di situ ada suatu kalimat kalau engkau adalah pengikut-Ku, engkau akan mengikuti atau melakukan apa yang Aku kerjakan tetapi engkau akan mengerjakan sesuatu yang lebih besar daripada apa yang Aku telah kerjakan sebelumnya.

Nah Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apa maksudnya ketika Yohanes berbicara seperti ini? Apakah orang-orang Kristen yang percaya kepada Kristus bisa melakukan hal-hal yang lebih hebat dan lebih spektakuler daripada apa yang Kristus kerjakan ketika Ia ada di dalam dunia ini? Saya percaya bukan dalam pengertian lebih hebat, lebih spektakuler, lebih penting daripada apa yang Kristus kerjakan di dalam dunia ini, karena apa? Karena pada waktu Yesus datang ke dalam dunia untuk menebus manusia, untuk mendirikan Kerajaan-Nya, itu adalah sesuatu yang tidak mungkin bisa dikerjakan oleh manusia apalagi manusia itu adalah manusia berdosa. Kita butuh Kristus untuk bisa menebus kita. Kita butuh Kristus untuk bisa menyelamatkan kita dari keberadaan berdosa. Kita butuh Kristus untuk melepaskan kita dari murka Allah yang menimpa diri kita.

Kalau kita tanya pada waktu Kristus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia berdosa, menyelamatkan manusia dari apa? Seringkali kita akan berkata mungkin dari kematian kekal. Benar, dari kematian kekal akibat manusia yang berdosa melawan Tuhan. Memulihkan kembali relasi kita dengan Allah melalui kematian dari Yesus Kristus. Tetapi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu kita berbicara menyelamatkan kita dari kematian kekal, seringkali itu menjadi hal yang agak terpisah dari konsep menyelamatkan kita dari murka Allah. Pada waktu kita bicara mati kekal, mati kekal berarti apa? Mati selama-lamanya. Ada di dalam neraka, mungkin. Dan kenapa di dalam neraka? Ya karena kita berdosa, karena kita melawan Tuhan. Tetapi apa yang terjadi di dalam neraka itu? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya itu adalah hal yang sangat mengerikan sekali yang mungkin kita seringkali tidak mau membayangkan hal itu. Dan mungkin kita juga tidak terbayangkan akan hal itu.

Alkitab berkata pada waktu Tuhan menyelamatkan kita, kita harus paham bahwa keselamatan itu adalah dari murka Allah. Dan murka Allah itu bisa kita lihat dari aspek apa? Mungkin kita bisa selami dari aspek apa untuk kita bisa betul-betul memahami seberapa menggentarkan dan menakutkannya murka Allah itu untuk menimpa kehidupan kita. Kalau kita cuma ngomong murka Allah, murka Allah artinya apa? Mungkin kita cuma ngomong, “Oh keterpisahan manusia berdosa dari Allah yang suci itu adalah murka Allah.” Tapi sebenarnya itu bukan sesuatu, itu benar, tetapi gambaran itu mungkin kadang-kadang kita cuma simple oh keterpisahan artinya kalau saya misalnya dengan istri saya berpisah, atau saya dengan anak saya berpisah, atau saya dengan teman saya berpisah, apa ruginya bagi saya? Mungkin menyedihkan untuk satu waktu tertentu, setelah itu ya sudah biasa berpisah seperti itu.

Tetapi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ketika kita dipisahkan oleh Allah oleh karena dosa kita dan kita berada di bawah murka dari Tuhan Allah, itu sebenarnya adalah hal yang sangat sangat menakutkan sekali. Tuhan Yesus menggambarkan itu dari perspektif orang yang ada di dalam neraka kertak gigi, gemetar, lalu ulat yang tidak pernah binasa, yang terus menggerayapi, bukan karena di neraka ada ulat seperti itu, bukan karena ada api yang membakar terus menerus, tapi itu untuk suatu gambaran bahwa neraka itu adalah tempat yang sangat mengerikan sekali, yang tidak nyaman, yang menakutkan sekali. Dan gambarannya bagaimana? Mungkin Tuhan tetap dalam bijaksana dan kasih karunia-Nya menolong kita untuk memahami betapa menakutkannya itu dari peristiwa-peristiwa alam yang kita alami dalam hidup kita.

Misalnya di dalam kitab Mazmur bagaimana aku bisa melarikan diri dari Tuhan Allah? Ndak ada tempat aku bisa melarikan diri. Ke langit di atas pun nggak bisa lari. Ke bumi, masuk ke dalam terowongan dan segala tempat yang tersembunyi aku nggak bisa menyembunyikan diri dari Tuhan Allah. Ke tempat bawah laut pun aku nggak bisa menyembunyikan diri dari Tuhan Allah. Ketika Dia murka lebih baik aku ditimpa batu dan mati binasa oleh batu-batu yang menimpa saya, tetapi tetap saya katakan itu adalah sesuatu yang saya percaya tetap kurang bisa menampung kemarahan dari Tuhan Allah. Tetapi paling tidak kita bisa mendapatkan bayangan.

Pada waktu Bapak, Ibu, Saudara ada di dekat merapi yang katanya siaga sekarang, di lereng merapi, lalu lereng merapi meletus seperti itu. Kira-kira rasanya gimana? Pada waktu kita di sini lalu terjadi gempa yang begitu besar sampai 7-8 Skala Richter episentrumnya dekat dengan diri kita, rasanya bagaimana? Saya pikir saat itu kita menjadi putus asa, saat itu kita akan menjadi seorang yang betul-betul gentar dan ketakutan karena ada suatu kekuatan yang begitu besar yang menimpa kita, akan menghancurkan diri kita, dan kita tidak punya kekuatan untuk bisa melepaskan diri dari keadaan itu dan menyelamatkan diri dari keadaan itu. Itulah gambaran dari mungkin murka Allah yang menghantam diri kita ketika kita dipisahkan dari Dia dan di bawah hukuman yang kekal.

Dan Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, jangan pernah berpikir kita bisa menyembunyikan diri. Jangan pernah berpikir kalau kita bisa menyelamatkan diri dari hari penghakiman itu, hari Tuhan menjatuhkan hukuman kekal bagi diri kita, karena apa? Alkitab sudah mengatakan Tuhan punya mata yang begitu tajam untuk bisa melihat setiap orang yang menipu Dia, yang tidak setia kepada Dia, yang melakukan dosa di dalam dunia ini walaupun manusia tidak mengetahuinya sama sekali.

Contohnya siapa? Saudara bisa lihat di dalam Perjanjian Lama ada yang namanya Akhan. Siapa dia? Dia adalah orang yang hidup sezaman dengan Musa – sempat hidup tapi lebih banyak kepada Yosua – dan pada waktu mereka masuk ke dalam tanah perjanjian, Tuhan memberikan suatu perintah kepada mereka, “Ketika kamu berperang, kamu harus hancurkan kota-kota tertentu. Dan ketika kamu hancurkan kota-kota tertentu, kamu tidak boleh ada sisakan satu manusia pun yang hidup di situ dan kamu harus hancurkan seluruh materi yang ada di kota itu. Nggak boleh ada satupun yang dibawa dan diambil dan digunakan untuk kepentingan diri sendiri.” Ini bicara kota-kota tertentu ya. Ada kota-kota yang lain yang boleh dirampas seperti itu. Tetapi kota tertentu seperti di Yerikho, itu nggak boleh sama sekali, dan ada kota-kota lain. Tapi pada waktu mereka berperang, Akhan kemudian melihat ada kekayaan, ada jubah yang indah, ada emas, dan lalu hatinya terpikat akan benda-benda itu, kemudian ambil secara sembunyi-sembunyi tanpa ada seorang Israel pun yang tahu akan tindakan dia itu. Lalu dia sembunyikan di bawah kemah. Dia pikir aman, tenang, nggak ada yang tahu sama sekali termasuk ketika dia sembunyikan di bawah kemah mungkin keluarganya juga nggak tahu atau mungkin ada istrinya yang tahu, kita nggak tahu tapi paling tidak saat itu seluruh bangsa Israel bahkan Yosua tidak mengetahui tindakan dia yang mencuri barang dari Yerikho itu. Dan berikutnya adalah mereka pergi berperang dengan Ai.

Pada waktu mereka berperang dengan Ai, mereka pikir mereka hebat, Yerikho kota yang begitu besar, indah, luar biasa benteng pertahanannya, bisa hancur, apalagi Ai kota kecil itu, kita nggak usah repot-repot, kirim sebagian orang saja pasti bisa dikalahkan. Ternayata mereka kalah mutlak. Lalu pada waktu mereka kalah Yosua bilang, “Tuhan kenapa Engkau izinkan kami kalah? Sekarang bangsa-bangsa pasti punya kekuatan dan keberanian untuk melawan kami. Kami hancur, pasti hancur, kami bangsa yang kecil kok, kenapa Engkau izinkan kami kalah? Seharusnya kami menang.” Lalu Tuhan ngomong apa? “Karena ada di antara kamu yang berdosa. Karena ada di antara kamu yang tidak menaati Tuhan.” Lalu Yosua diperintahkan untuk mengumpulkan semua bangsa Israel untuk hadir di dalam pertemuan, lalu di situ cara Tuhan menunjukknya bagaimana? Buang undi. Kayaknya kebetulan ya? Buang undi satu satu mulai dari suku Yehuda, lalu dan seterusnya sampai akhirnya undi itu jatuh di dalam milik Akhan itu. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, bagi orang Israel yang jutaan orang itu, gimana carinya satu orang yang mencuri itu kayak mencari jarum di tengah-tengah jerami, mungkin sebutir pasir di tengah-tengah pasir lautan. Itu nggak mungkin. Tapi bagi Tuhan dengan buang undi dia bisa tentukan siapa orang yang telah mencuri itu, dan itu adalah hal yang tepat. Akhan akhirnya mengakui dan bukti pencurian itu dan akhirnya dia dihukum mati oleh Tuhan.

Siapa yang lari dari Tuhan? Nggak ada. Siapa yang bisa menyembunyikan hatinya dari Tuhan? Saya yakin nggak ada. Satu hal ketika saya belajar firman, saya makin gentar sekali di hadapan Tuhan, apalagi berbicara mengenai Tuhan menguji hati, Tuhan menilai. Bukan dari apa yang dilihat orang tapi apa yang ada di dalam hati, lalu membuat saya makin gentar untuk bisa berdoa di hadapan Tuhan. Kenapa? Karena Tuhan bukan melihat seperti apa yang kita lihat, karena Tuhan tahu motivasi kita, karena Tuhan tahu apa yang kita inginkan yang terdalam, karena Tuhan tahu apa yang kita ngomong itu adalah seringkali dusta dan tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hati kita. Lalu ketika kita berdoa kepada Tuhan, “Tuhan saya ingin ini dan ingin itu,” apalagi di hadapan semua orang Kristen yang lain kita berdoa seperti kita orang-orang yang baik sekali dan rohani sekali, tapi Tuhan melihat dalam hati betul nggak kita berdoa dengan satu ketulusan di hadapan Tuhan atau sebenarnya kita ingin dipuji, kita ingin dilihat orang punya penguasaan teologi yang baik, seorang yang dekat dengan Tuhan, seorang yang harus dihormati di tengah-tengah orang Kristen yang lain. Tuhan tahu itu.

Dan Tuhan juga tahu ketika Dia menguji hati, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya itu adalah hal yang sangat sangat nggak menyenangkan sekali. Karena pada waktu Tuhan tahu motivasi kita nggak jujur, waktu Tuhan tahu hati kita nggak beres, Dia uji itu, Dia akan murnikan itu kalau kita adalah anak Tuhan. Dan kemudian yang Tuhan berikan itu adalah hal-hal yang sangat tidak menyenangkan sekali. Daud pernah mengalami itu. Walaupun dia memilih untuk jatuh di dalam tangan Tuhan setelah dia menghitung jumlah dari tentara Israel, tapi dia tahu itu adalah hal yang sangat sangat tidak enak dan sangat sangat menakutkan. Tapi lebih baik jatuh di dalam tangan Tuhan daripada jatuh di tangan manusia karena apa? Daud katakan karena tetap ada belas kasih, kemurahan Tuhan ketika kita jatuh di dalam tangan Tuhan.

Saya percaya ini adalah hal-hal yang kita perlu ketahui. Jadi dalam kondisi seperti ini, pada waktu Kristus datang ke dalam dunia, dapatkah manusia yang ada di bawah murka Allah menyelamatkan diri dari Allah yang murka? Alkitab berkata Allah itu murka setiap hari, marah setiap hari kepada manusia. Berarti ketika Dia melihat manusia nggak ada satupun yang berkenan dihadapan-Nya yang bisa membuat Dia bersenang hati. Dan dalam kondisi seperti ini kita bisa memperbaiki diri tidak? Saya percaya nggak bisa, kecuali ada mediator, kecuali ada yang memediasi antara kita yang berdosa dengan Tuhan Allah yang suci. Dan siapa yang mengerjakan itu? Alkitab berkata hanya Yesus Kristus. Mari kita buka sama-sama dari Wahyu 5:1-10. Saya baca dari ayat yang pertama. Ini bicara tentang ketika Yohanes melihat mendapatkan penglihatan di sorga dia kemudian menuliskan ini.

“Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai denga tujuh meterai. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya singa dari Suku Yehuda, yaitu Tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.” Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.” Dan seterusnya. Mereka menaikkan pujian, saya baca pujiannya ini. “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.””

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pada waktu Yohanes diangkat ke sorga, melihat penglihatan di sorga, yang dia lihat ada Allah yang memegang sebuah gulungan. Tapi pada waktu gulungan itu dipegang, ditanya siapa yang memiliki kekuatan untuk membuka gulungan itu atau siapa yang layak untuk membuka gulungan itu? Apa yang dilakukan oleh Yohanes? Dia menunggu mungkin. Dia menunggu, dia lihat ke depan, dia lihat ke kiri, dia lihat ke kanan, dia lihat ke belakang, ke semua orang yang hadir di dalam pertemuan itu tetapi ndak ada satu orangpun yang maju ke depan dan berkata, “Saya layak dan saya mampu untuk membuka gulungan itu,” dan tidak ada satu orang pun yang mengklaim ada seorang yang mampu membuka gulungan itu diantara semua ciptaan yang ada. Lalu di situ Yohanes mulai menangis, meratap. Kalau gitu nggak ada pengharapan. Bagaimana nasib manusia? Nasib ciptaan? Nasib orang-orang yang berdosa? Nasib umat Allah yang ada dalam dunia ini?  Nggak ada harapan.

Akhirnya dari tengah-tengah tangisan dia yang tersedu-sedu itu, di situlah suara berkata, “Hanya ada satu yang layak untuk membuka gulungan itu.” Yaitu siapa? Yaitu Singa dari Yehuda. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, di dalam Alkitab hanya ada dua singa yang pernah atau dua pribadi yang disimbolkan dengan singa: pertama adalah iblis, dia berkeliaran mengaum-ngaum seperti singa untuk menerkam mangsanya, lalu yang kedua adalah Yesus Kristus, Mesias, Dia adalah singa dari Yehuda yang digambarkan di dalam Kejadian pasal 49. Lalu pada waktu Yohanes melihat atau mendengar perkataan itu, ada Singa Yehuda yang sanggup melakukan itu dan Dia telah melakukan itu, dia kembali melihat kiri dan kanan, depan dan belakang, dan sekelilingnya nggak ada singa yang muncul di tengah-tengah pertemuan itu. Tetapi yang kemudian dilihat adalah Anak Domba yang disembelih yang ada di mesbah itu yang menerima gulungan itu untuk dibuka.

Saya percaya ini adalah gambaran dari Yesus Kristus. Dialah satu-satunya yang layak untuk dapat membuka gulungan itu. Dialah satu-satunya yang layak untuk bisa menyelamatkan manusia dan penebusan-Nya yang diterima oleh Bapa yang ada di Sorga, Allah yang suci itu. Dan ketika Dia datang ke dalam dunia, Ia telah tuntas di dalam mengerjakan pekerjaan penebusan di dalam dunia ini melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Di dalam PA (Pendalaman Alkitab) kemarin saya ada bicara Yesus datang tujuannya untuk apa? Sebenarnya tujuan utamanya bukan tiga setengah tahun hidup di dalam dunia itu untuk melakukan mujizat, mengajar dan yang lain-lain, itu adalah hal yang penting tentunya, tetapi semua itu adalah sesuatu yang mempersiapkan Dia untuk mati di atas kayu salib. Itu tujuan Dia datang ke dalam dunia karena dari awal Dia berkata Dia harus mati di atas kayu salib untuk menebus manusia berdosa, dan itu dikatakan dalam Perjanjian Lama juga. Dan persiapan itu membutuhkan apa? Dia mengajar mengenai tujuan Dia datang ke dalam dunia ini, Dia menyatakan siapa diri Dia kepada umat Allah yang ada dalam dunia yaitu bangsa Israel dan juga sebagian orang-orang bukan Israel pada waktu itu, lalu Dia membuktikan kekudusan hidup-Nya yang tidak bercacat, yang taat kepada Hukum Taurat Tuhan yang membuat diri Dia layak untuk dikatakan sebagai seorang yang benar di hadapan Tuhan dan sehingga Dia naik ke atas kayu salib, Dia menjadi satu korban yang sempurna yang memang pantas yang memiliki kemampuan untuk meredakan murka Allah terhadap orang-orang yang berdosa yang ada di dalam Kristus. Itu sebabnya ketika Dia di kayu salib sebelum Dia mati Dia berkata, “Sudah selesai, tetelestai.” Sudah selesa berarti final, dan kata kerja yang digunakan adalah satu kali, selesai dan dampaknya efeknya memiliki kuasa untuk seterusnya menebus diri kita atau menuntaskan persoalan dosa antara kita dengan Allah yang suci. Itu sebabnya walaupun Dia mati 2000 tahun yang lalu, Dia memiliki kuasa tetap untuk bisa menebus orang-orang yang berdosa yang bertobat 2000 tahun kemudian bahkan sebelum Kristus datang kedua kali yang kita tidak tahu kapan itu, karena satu kali itu cukup untuk bisa mengerjakan secara tuntas dan tetap membawa orang-orang dalam Tuhan kepada Kristus dan menyelamatkan mereka.

Lalu pada waktu pekerjaan itu sudah selesai, apa yang menjadi pekerjaan Kristus dalam dunia ini lagi? Apa yang Dia ajarkan? Apa yang dikerjakan dalam dunia ini, dan bagaimana Dia melakukan hal itu? Saya percaya Alkitab berkata Dia mengerjakan itu melalui Roh Kudus-Nya. Dan kedua adalah melalui orang Kristen yang ada di dalam dunia ini. Itu caranya Tuhan bekerja. Bukan untuk membawa orang atau menyelamatkan orang melalui kehidupan kita yang martir atau mati bagi Tuhan tetapi untuk menjadi alat yang digunakan Tuhan memberitakan kebenaran tentang kerajaan Tuhan dan juga untuk menyatakan suatu kehidupan yang ada di dalam kerajaan itu kepada orang dunia.

Saya percaya ini adalah hal yang penting dan itu sebabnya kenapa Yohanes berkata kalau kita adalah pengikut Kristus, kita akan melakukan hal-hal yang dikerjakan oleh Kristus dan bahkan lebih besar dari Kristus. Karena apa? Karena Yesus ketika di dalam dunia ini Dia hanya melayani orang-orang Yahudi, hanya sebagian orang Samaria, hanya satu orang Sirofenisia, hanya sedikit orang Yunani yang datang kepada diri Dia. Tetapi sisanya apa? Dia nggak lakukan. Dia bahkan berkata, “Aku datang dan diutus kepada orang Israel bukan kepada orang-orang bukan Israel. Aku diutus kepada anak-anak Allah, umat Allah.” Dan itu yang dikerjakannya dari Dia lahir dalam dunia ini ketika mulai pelayanan usia 30 sampai Dia mati di atas kayu salib. Sisanya siapa yang kerjakan? Sisanya adalah orang Kristen yang mengerjakan itu semua. Itu tugas dari orang Kristen, nanti kita akan lihat lebih lanjut ya. Ini saya katakan di sini itu adalah tugas dari orang Kristen. Kita harus melihat apa yang Kristus ajarkan, apa yang Kristus lakukan itu juga kita ajarkan dan kita lakukan di dalam kehidupan kita.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, tetapi sebelum hal itu dikerjakan, Tuhan ingin orang-orang yang merupakan Rasul Tuhan itu paham satu hal, yaitu mengenai apa yang harus diberitakan. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, memang secara langsung disini nggak terlalu eksplisit kita bisa melihat itu, tapi paling tidak ketika kita baca dari ayat 1,

“Aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang kerajaan Allah.”

Itu menunjukkan bahwa sebelum orang-orang Israel ditugaskan untuk pergi ke dunia – dan kita tahu Injil Kisah Rasul adalah mencatat masa 30 tahun pelayanan dari para rasul dari mulai Yerusalem sampai ke Roma itu hanya 30 tahun Injil bisa disebarkan dengan begitu cepat sekali – ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh rasul itu terlebih dahulu: pertama adalah kebenaran berkenaan dengan Kristus, kebenaran berkenaan dengan Kerajaan Allah, dan yang kedua adalah berkenaan dengan kuasa yang menyertai mereka di dalam pelayanan.

Dan kebenaran itu kita bisa lihat dari Dia menjelaskan berulang kali berkenaan dengan Kerajaan Allah. Dan saya juga percaya selain dari Kerajaan Allah itu juga berbicara tentang hari kedatangan Dia karena itu bicara tentang kerajaan juga. Karena apa? Karena pada waktu murid-murid itu bertemu dengan Kristus, konsep mereka tetap konsep yang lama tentang Kerajaan Allah. Konsep tentang Kerajaan Allah yang lama itu meliputi apa? Tiga hal, pertama adalah kerajaan itu bersifat politis. Maksudnya adalah kalau Mesias datang seperti yang dijanjikan oleh Tuhan di dalam Kejadian 49 dari keturunan Yehuda, Singa dari Yehuda akan lahir dan berkuasa dan memerintah, maka Dia akan datang dan memerintah dan Dia akan menaklukkan musuh-musuh dari orang Israel, dan mereka akan ada dibawah kuasa dari orang-orang Israel dan dibawah Mesias tersebut. Apalagi itu adalah Romawi, mereka sangat benci sekali dan mereka ingin Mesias bisa menaklukkan Romawi saat itu.

Yang kedua adalah kerajaan itu bersifat etnis. Etnis berarti bagi orang Yahudi, kerajaan itu adalah milik orang Yahudi, kerajaan itu adalah Yahudi yang berkuasa, Yahudi yang superior. Apakah tidak bisa menjadi milik atau bagian dari orang-orang bukan Yahudi? Boleh. Tapi mereka harus masuk menjadi orang Yahudi. Kita bersyukur sekali kekristenan tidak seperti ini. Di dalam agama-agama dalam dunia ini ketika orang mengikuti suatu agama tertentu, mereka akan mencetak orang-orang yang menjadi orang-orang yang mengikuti tradisi budaya di dalam agama mereka. Mau Islam ke Arab, mau Budha ke Tibet mungkin seperti itu, Hindu ke India, tapi Kristen kemana? Kita nggak ada yang pakai baju seperti orang Yahudi ya. Walaupun ada beberapa kekristenan yang berusaha untuk mengangkat itu kembali, tetapi poinnya bukan disitu. Kita bisa menjadi multikultur, orang-orang banyak, tetapi ada di dalam Kerajaan Allah sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Ini berkaitan dengan Kerajaan Allah.

Jadi bagi orang Yahudi, semua orang harus ada Kerajaan Yahudi secara politis, orang-orang di luar yang kalau mau bergabung dan mengakui kekuasaan itu harus menjadi orang Yahudi, lalu yang ketiga adalah secara geografis ada di Israel, di mana Kerajaan Daud dan Kerajaan Salomo pernah berkuasa dan menaklukkan wilayah-wilayah itu dan Mesias akan memulihkan kerajaan itu kembali dan wilayah itu kembali. Tetapi yang Yesus katakan itu berbeda sekali. Yesus berkata, “Kamu nggak usah urusan itu. Kerajaan itu adalah sesuatu yang kamu bukan saat ini itu tergenapi.” Nanti saya akan masuk ke bagian itu. Dan untuk membuktikan itu, Dia selama empat puluh hari sebelum Dia terangkat ke sorga Dia berbicara tentang Kerajaan itu.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah? Waktu kita tanya Kerajaan Allah itu apa? Kerajaan Allah bisa dimengerti dalam dua aspek. Pertama adalah Dia yang berkuasa di seluruh Alam Semesta, itu Kerajaan Allah. Jadi ketika Allah mencipta langit dan bumi, langit itu bukan cuma atmosfer kita tetapi langit itu berbicara mengenai planet-planet, bintang-bintang alam semesta yang ada di luar daripada mungkin galaksi bumi ini, Bimasakti. Semuanya ada di dalam lingkup kuasa dari Tuhan Allah, itu bicara mengenai Kerajaan Allah dari aspek pertama. Tapi kalau Kerajaan Allah itu adalah bicara tentang suatu kekuatan atau suatu kuasa yang Tuhan miliki di dalam alam semesta ini, seluruh dunia, seluruh universe ini adalah di dalam kuasa Tuhan Allah, apa hubungannya dengan Dia datang ke dalam dunia, ke bumi ini, untuk memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah di tangan? Nah ini berkaitan dengan sesuatu pemerintahan Allah kalau kita lihat di dalam Kitab Suci, yang Allah lakukan bukan hanya di dalam alam semesta ini atau di dalam dunia ini, bukan hanya juga di dalam kehidupan semua umat manusia di dalam dunia ini, tetapi secara khusus di dalam kehidupan dari anak-anak Tuhan. Itu bicara tentang Kerajaan Tuhan.

Dan Bapak, Ibu, Saudara bisa lihat ketika Kristus bernubuat atau nabi-nabi bernubuat di dalam Perjanjian Lama, nabi-nabi bernubuat tentang bangsa-bangsa lain yang takluk di bawah kekuasaan Tuhan, bukan hanya Israel. Ketika Bapak, Ibu, baca dari Filipi pasal 2 di situ kita bisa lihat ketika Kristus datang yang kedua kali maka seluruh bangsa bertekuk lutut di bawah Kristus untuk mengakui kekuasaan dari Kristus. Jadi pada waktu kita bicara tentang Kerajaan Allah, maka satu sisi Dia berkuasa atas segala sesuatu dalam dunia ini, alam semesta, tetapi juga di dalam seluruh sejarah hidup manusia yang ada di dalam bumi ini, baik bukan Kristen dan juga orang-orang Kristen dan umat Allah itu ada di bawah kuasa dalam pemerintahan Tuhan.

Tadi kita baca di dalam Wahyu pasal 5, Yesus berkuasa kepada siapa? Dia adalah Raja, Dia adalah Singa Yehuda yang berkuasa itu, Dia adalah Anak Domba Allah yang disembelih itu, lalu ketika orang melihat itu, yang terjadi adalah ucapan syukur dan pujian yang diberikan kepada Tuhan, lalu di situ dikatakan yang memuji itu adalah orang-orang yang memerintah di dalam dunia ini. Itu anak Tuhan. Jadi pada waktu kita berbicara bagaimana Tuhan berkuasa atau menyatakan kerajaan pemerintahan-Nya dalam dunia ini, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, satu sisi mungkin bisa wakil-wakil pemerintah di dalam dunia ini, tetapi di sisi lain Tuhan sangat ingin melihat kita sebagai anak Tuhan yang menjadi orang-orang yang turut memerintah dunia ini dengan cara kita melakukan apa yang menjadi pengajaran Kristus dan melakukan apa yang Kristus lakukan di dalam dunia ini. Itu tujuan kita. Atau istilah lainnya Lukas berkata, atau Tuhan Yesus berkata, “Aku ingin kamu menjadi saksi-Ku.” Di dalam ayat yang ke-8.

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu menjadi saksiku di seluruh Yerusalem, Yudea, dan Samaria sampai ke ujung bumi.”

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya ini adalah hal yang sangat menghiburkan sekali, sangat menguatkan sekali, tetapi juga sekaligus menggentarkan sekali. Kenapa saya bilang sangat menghibur dan menguatkan sekali? Karena kita tahu, dunia ini arahnya tidak pernah ditentukan oleh siapa yang berkuasa. Kita baru tahu presiden di Amerika terpilih kelihatannya bukan Trump yang menang ya tetapi Biden yang menang. Saya nggak tahu akan jadi seperti apa Amerika. Nanti sebentar lagi atau mungkin akan ada pemilu di Indoneisa, yang pasti Jokowi nggak akan terpilih lagi. Lalu siapa yang akan naik yang duduk di pemerintahan presiden Indonesia? Kita tahu di China ada presiden yang baru yang sangat kejam sekali yang menganiaya orang Kristen yang membatasi ibadah orang Kristen, ndak tahu berapa lama dia berkuasa. dan setelah itu siapa lagi yang meneruskan kita ndak tahu. Kalau kita hanya melihat dunia dipegang oleh pemerintah-pemerintah seperti ini, saya yakin kita nggak punya kepastian. Waktu pemerintahnya baik kita bersyukur, waktu pemerintahnya rusak, ya matilah dan celakalah kita.

Tapi pada waktu kita tahu bahwa Kristus atau Allah adalah yang berkuasa bagi alam semesta dan seluruh sejarah yang ada di dalam bumi ini, termasuk pemerintah-pemerintah ada di bawah kuasa kendali otoritas Dia, yang penting itu adalah bukan siapa yang duduk di dalam pemerintahan saat ini, tapi siapa yang ada di balik dari kekuasaan mereka. Itu yang penting. Karena itulah yang bisa memberikan kepada kita suatu keberanian, kekuatan untuk terus berjalan di dalam dunia ini dan bersaksi dan menegakkan apa yang menjadi rule-rule atau hukum-hukum Tuhan atau norma-norma Tuhan yang Tuhan ajarkan dalam Kitab Suci dalam kehidupan kita ketika kita hidup dalam dunia ini, atau istilah lainnya kita turut memerintah bersama Kristus dalam dunia ini. Tanpa itu saya pikir itu adalah hal yang akan membawa kita kepada keputusasaan. Kita akan jatuh ke dalam suatu sikap yang mungkin apatis dan kita merasa nggak ada gunanya kita terus bersaksi bagi Injil dan kita hidup dalam kekudusan dan menaati perintah Tuhan, karena konsekuensinya adalah  ketika orang makin taat kepada Tuhan, jangan pernah berpikir dia akan makin diterima oleh dunia, tetapi justru dia makin ditolak oleh dunia. Saya ulangi ya, makin kita hidup di dalam kekuduskan, di tengah-tengah dunia yang berdosa ini, yang gelap ini, dunia nggak akan melihat kita itu luar biasa, dunia nggak akan melihat kita itu menjadi berkat tetapi akan lihat kita itu menjadi ancaman bagi keberadaan mereka. Yang terjadi adalah kita justru yang akan ditolak dan dianiaya. Kalau Tuhan tidak punya kuasa itu, nggak ada yang merngarahkan sejarah, mengatur dan memastikan akhir dari sejarah ini seperti apa, saya yakin banyak dari orang Kristen akan putus asa dan mungkin tidak terus meneruskan iman kita. Atau tugas memberikan kesaksian di tengah-tengah dunia ini akan Kristus.

Dan saya bersyukur juga pada waktu Tuhan memberikan pengertian bahwa Dia adalah Raja itu yang berkuasa, Dia meninggalkan orang-orang Israel bukan dengan cara mati dan dikubur, Dia tidak meninggalkan orang-orang Israel atau para rasul itu dengan cara lenyap dari bumi ini, tetapi Dia terangkat ke Surga. Saya percaya ini adalah hal yang penting yang kita tidak boleh abaikan, karena ketika Dia terangkat itu menyatakan Dia diterima oleh Bapa, menyatakan Dia berkuasa, menyatakan Dia adalah tangan kanan dari Bapa, menyatakan kalau penebusan yang Dia kerjakan itu adalah penebusan yang berkenan di hadapan Bapa, dan menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang berkuasa dan Dia akan datang kembali dengan cara yang sama untuk menghakimi dunia ini.

Jadi pada waktu para Rasul itu diminta untuk menyaksikan tentang Kristus, mereka melihat Kristus yang bangkit, yang semula mereka tidak percaya hal itu terjadi, tapi mereka lihat sendiri Kristus yang bangkit. Pada waktu mereka melihat Kristus yang bangkit, mereka mendengarkan pengajaran dari Kristus ini, dan apa yang diajarkan oleh Kristus yang bangkit ini? Hal yang sama ketika Kristus ada di dalam dunia, sebelum Dia mati, artinya apa? Artinya adalah pribadi yang bertemu dengan rasul-rasul ini adalah pribadi yang sama, yaitu yang pernah datang yang hidup bersama-sama dengan mereka selama 3,5 tahun mengajarkan segala sesuatu tentang Kerajaan Allah, dan ketika Dia bangkit dari kematian, Dia membuktikan bahwa Dia adalah pribadi yang sama dengan konsistensi pengajaran yang Dia pernah ajarkan di dalam dunia ini. Lalu ketika Dia naik ke Surga, Alkitab juga berkata, dalam bahasa Indonesia tidak terlalu jelas, dalam bahasa Inggrisnya lebih jelas ya, “Dia yang naik itu, yang sama itu, akan datang kembali untuk menghakimi manusia berdosa.” Itu adalah Kristus kita, Allah kita yang berkuasa, Dia yang memimpin hidup kita, Dia yang menjadi hakim yang menjadi mediator kita, sampai ketika kita berhadapan muka dengan muka dengan Dia, Dia adalah pembela kita, dan Dia akan mengaruniakan suatu mahkota kehidupan kekal bagi diri kita. Dia adalah pribadi yang tidak berubah, Dia yang sama. Saya percaya itu menjadi suatu kekuatan untuk kita motivasi untuk mendorong kita untuk giat melayani Dia, karena apa yang kita baca ini bukan mitos, ini bukan suatu dongeng, tetapi ini adaah kesaksian dari para saksi mata.

Saksi mata itu siapa? Saksi mata adalah orang-orang yang melihat sendiri dengan mata mereka, mendengar sendiri dengan telinga mereka, apa yang dikatakan dan merasa sendiri dengan indra peraba mereka akan siapakah Kristus. Itu di dalam 1 Yohanes 1. Jadi pada waktu Yohanes berkata, “Aku memberitakan tentang Kristus,” ini bukan dongeng, ini bukan mitos, kami adalah saksi mata itu, kami melihat sendiri, kami mengalami sendiri dan kami memberitakan itu kepada kamu. Apa yang mereka beritakan bukan pengalaman mereka tentunya, tetapi Kerajaan Allah, kebenaran firman yang Tuhan Yesus ajarkan kepada mereka.

Jadi pada waktu orang-orang mau melayani, hal yang pertama yang Tuhan Yesus koreksi adalah pemahaman mereka akan Kristus, pemahaman mereka akan kerajaan Allah, tentang kebenaran Injil itu yang harus mereka miliki dulu, baru mereka bisa melayani, kalau enggak apa yang mau mereka beritakan? Kalau tidak, apa yang  akan terjadi di tengah-tengah umat Allah kalau mereka mempunyai konsep yang salah di dalam pemberitaan? Kalau Bapak, Ibu, baca di dalam 1 Timotius 1 – saya khotbahkan di Persekutuan Doa – di situ dikatakan ketika Timotius diutus ke Efesus untuk menghentikan pengajaran dari guru palsu, kenapa dia harus hentikan pengajaran guru palsu dengan suatu ketegasan mereka tidak boleh lanjutkan pengajaran itu? Karena, Paulus berkata, pengajaran guru palsu berkontradiksi dengan Injil Allah yang mulia, Injil Kristus yang mulia. Artinya adalah ketika kita izinkan ada guru palsu yang memberikan suatu pengajaran yang tidak sesuai dari Injil di dalam gereja, jangan kira kita mendapatkan penebusan, jangan kira kita mendapatkan keselamatan melalui iman di dalam Kristus, tapi yang ada adalah kematian dan murka Tuhan menimpa hidup kita. Makanya kita tidak boleh biarkan ada yang salah, usahakan setepat mungkin, sejelas mungkin, sebenar mungkin, dan kita sendiri harus memiliki yang benar. Tanpa itu saya yakin gereja bukanlah gereja, tanpa itu gereja ndak mungkin bisa memuliakan Tuhan dengan maksimal.

Misalnya ambil contoh kalau kita tidak sungguh-sungguh mengerti berkenaan tentang apa yang Kristus lakukan dalam hidup kita, mungkin tidak ada pujian di dalam Wahyu pasal 5? Bapak, Ibu, boleh buka Roma 11:36, ini bagian terakhir yang bisa dikatakan kesimpulan dari seluruh pengajaran tentang doktrin yang Paulus katakan dari pasal 1-11:35, apa yang ditulis di sini kita baca sama-sama ya, “Sebab segala seusatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-selamanya!” Ada yang berkata ini adalah 2 pengajaran: pertama adalah doktrin yang theosentris akan membawa kepada doksologi yang theosenstris. Doktrin yang theosentris berbicara tentang apa? Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia. ‘Dari Dia’ adalah segala sesuatu adalah bersumber dari Dia, ‘kepada Dia’ berbicara segala seuatu menuju kepada Dia, berakhir dalam Dia, dan ‘oleh Dia’ bicara tentang segala sesuatu yang ada dalam dunia ini, dalam prosesnya adalah oleh Dia atau ada dalam tangan kendali Dia. Dari sumber berjalan sampai akhir adalah bersumber dari Tuhan semua, Tuhan yang berotoritas, Tuhan yang mengendalikan segala sesuatu, Tuhan yang memberikan segala sesautu, Tuhan yang memberkati segala sesuatu, dari situ baru kita bisa mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan Allah.

Tanpa kita mengerti bahwa semua yang kita miliki dari Tuhan, tanpa kita mengerti keselamatan kita bersumber dari Tuhan, tanpa kita mengerti bahwa berkat-berkat kehidupan fisik dan materi yang kita miliki bersumber dari Tuhan, tanpa mengerti bahwa kehidupan kita dipelihara oleh Tuhan, kita bisa menikmati kehidupan adalah bersumber dari Tuhan, keluarga kita, pekerjaan kita, kesuksesan kita dan segala sesuatu yang boleh menimpa kita termasuk kemalangan adalah bersumber dari Tuhan, dan tanpa mengerti semua itu adalah tujuan yang bagi kemuliaan Tuhan, saya yakin, ndak ada dari kita yang akan memuji Tuhan. Kita akan berpikir doksologi yang paling penting adalah antroposenstris, bukan theosentris.

Kalau Saudara yang kuliah dapat IP 4, orang datang kepadamu lalu memuji engkau, “Pintar ya IP-mu 4.” “Oh nggak lah.” Saya mau tanya, itu rendah hati bukan sih? Mungkin bukan, tapi dia cuma mau tunjukin bahwa aku memang layak untuk menerima pujian itu. Siapa yang dengan sungguh-sungguh berkata, “Aku dapat nilai ini karena anugerah dari Tuhan, aku dapat posisi yang baik dalam kerja juga anugerah Tuhan atau saya dapat karena saya punya kemampuan, saya punya kekayaan sekarang karena saya berusaha, saya dapat kekayaan, saya kerja keras.” Saudara kalau ndak mengerti doktrin yang theosentris ini, segala sesuatu bersumber dari Tuhan, saya yakin kita akan jadi orang Kristen yang suam-suam kuku, dan kita akan mengambil alih pujian itu bagi diri kita sendiri bukan bagi Tuhan. Maka di dalam Wahyu 5 itu dikatakan hal pertama harus lihat Anak Domba itu. Dari kita melihat Anak Domba itu, di situ ada pujian yang kita utarakan kepada Tuhan, naikkan kepada Tuhan. Saudara kalau mau melayani nggak mengerti firman, kebenaran Injil, Saudara mau melayani siapa? Yang mengerti firman saja sulit di dalam pelayanan, apalagi yang nggak mengerti, dan ditambah lagi ada kalimat, “Jangan banyak orang yang menjadi guru, karena konsekuensinya adalah lebih baik diikat batu kilangan di leher dan dilempar ke dalam sungai dan mati binasa di dalam situ kalau dia mau mengajarkan satu pengajaran yang salah.”

Kita bersyukur di Reformed, pengajaran yang diberikan sangat banyak sekali. Sebentar-sebentar seminar, sebentar-sebentar seminar, tapi saya nggak tahu minat dari orang Reformed sendiri terhadap pengajaran yang ada di tempat kita itu seperti apa. Dan setiap kali melihat pada statistik, maka kita menemukan umumnya orang luar lebih banyak daripada orang dalam. Saya ndak mengerti kenapa. Apa karena sudah terbiasa dengar tiap Minggu pengajaran di sini, doa, maka ya sudah, tahu, seperti itu. Tapi persoalannya Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, pengikut Tuhan itu bukan pengetahuan teoritis, mengikut Tuhan itu adalah pengetahuan praktikal. Saudara mau punya pengetahuan sebanyak mungkin, sehebat mungkin, dapat nilai A dan IPK 4 di sekolah teologi, kalau Saudara nggak pernah bisa menghidupi dan meresponi secara benar teologi itu ndak ada gunanya di hapadan Tuhan. Itu hanya menunjukkan bahwa kita bukan umat Tuhan.

Umat Tuhan adalah orang-orang yang hidup, tunduk di bawah kuasa pemerintahan dari Kristus. Itu menyatakan kalau kita adalah milik Dia, Dia adalah tuan atas kehidupan kita, dan Tuhan ingin menyatakan pemerintahan-Nya melalui kehidupan dari orang-orang Kristen. Setiap kali kita berdoa, “Jadikanlah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga,” itu doa siapa yang harus genapi? Orang dunia yang nggak mengenal Kristus? Itu mustahil. Orang Kristen kecuali diri saya? Itu mau enak sendiri mungkin. Doa itu bukan menunjukkan kepada orang lain saja, tapi juga setiap dari pribadi orang Kristen ketika berdoa ‘jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga’ artinya jadilah kehendak-Mu di dalam hidupku yang ada di dalam bumi ini, seperti apa yang Kau kehendaki. Itu orang Kristen. Dan itu menyatakan kalau kita adalah orang-orang yang menundukkan diri di bawah pemerintahan dari Kristus, yang ada di dalam kerajaan Dia.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya bicara ini dari hati yang mengasihi, karena terus terang, itu bukan hal yang menyenangkan untuk teriak-teriak seperti ini. Saya tahu nggak enak kayaknya dimarah-marahin datang ke dalam kebaktian, tapi terus terang saya teriak ini dari hati yang penuh dengan dukacita, kesedihan, dan hati yang mengasihi, ingin lihat apa yang menjadi kehendak Tuhan terjadi di dalam gereja ini, ingin lihat apa yang menjadi kehendak Kristus terjadi dalam hidup kalian, ingin kalian kemudian bisa memuliakan Tuhan dan diterima oleh Kristus di dalam kemuliaan kekal dan dikatakan, “Hai hamba-Ku yang setia, mari masuklah, bersama-sama dengan Aku.”

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya itu adalah suka cita yang luar biasa yang nggak tergantikan oleh apapun. Tapi persoalannya adalah kita selalu terikat dengan tradisi dunia di mana kita melihat apa yang dilihat itu lebih penting dari apa yang tidak terlihat. Kerajaan Tuhan – walaupun ada yang berkata ini adalah bicara ada yang menafsirkan ini bicara tentang kerajaan seribu tahun, tapi saya juga ndak terlalu percaya akan ajaran itu, tapi saya ndak akan masuk ke arah situ – pada waktu kita baca Wahyu 5 kita tahu, saat ini Tuhan sudah memerintah tetapi proses pemerintahan itu belum tuntas, nanti pada waktu Dia datang kedua kali baru Dia akan menyatakan kerajaan-Nya secara sempurna, seperti itu, tapi proses itu sudah terjadi di dalam dunia ini. Siapa kita, identitas kita, kalau kita berani mengatakan diri kita adalah anak Allah, umat Tuhan, nyatakan itu. Ini bicara tentang Kerajaan Allah, Tuhan pakai kita, Tuhan tebus kita, Tuhan ingin memerintah dalam dunia melalui kita.

Saya kemarin di dalam master class ada Penginjil Jack, David Jack, yang bicara satu hal yang saya lihat itu benar sekali: salah satu tugas sebagai anak Tuhan yang ada di dalam Kerajaan untuk memerintah itu adalah fungsi sebagai raja, tetapi kita juga memiliki fungsi sebagai seorang mediator. Dari mana? Dari Petrus. Kita adalah imamat yang rajani. Siapa imamat yang rajani di dalam Petrus? Siapa? Semua orang Kristen bukan? Semua orang Kristen ya? Pertanyaan yang ke-2 adalah, fungsi imam itu untuk apa? Untuk apa fungsi imam? Untuk memediasi kan? Imam itu perantara. Ketika seorang imam berdiri di mezbah, dia mewakili umat Allah di hadapan Allah yang suci, dengan korban persembahan yang dia bawa, itu fungsi imam. Fungsi nabi adalah perantara Allah bagi manusia. Imam, manusia kepada Tuhan Allah. Sekarang orang Kristen siapa? Petrus bilang kita adalah para imam, imamat yang rajani. Kalau semua orang Kristen adalah imam, siapa yang dimediasi? Siapa yang dimediasi? Orang Kristen lainnya? Pasti bukan. Yang dimediasi adalah orang berdosa, orang yang belum mengenal Kristus, orang yang bukan menjadi bagian dari kelompok imam ini, itu yang dimediasi dengan Tuhan Allah, itu fungsi kita. Atau istilah lainnya, kita menjadi saksi Kristus dalam dunia ini untuk membawa orang datang kepada Kristus, melalui apa? Melalui kebenaran Injil yang kita beritakan dan melalui kehidupan kita yang ada di dalam kekudusan. Itu fungsinya.

Sekarang, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, sudahkah Tuhan berkuasa atas hidupmu? Sudahkah Tuhan memerintah atas hidupmu? Atau sebenarnya kita masih punya agenda-agenda pribadi dan kepentingan-kepentingan pribadi yang jauh lebih penting dan berkuasa daripada kuasa Tuhan dalam hidup kita? Dan ketika Tuhan mengutus kita untuk mau mengerjakan semua itu, kamu nggak mungkin bisa kerjakan sendiri, kecuali kalau engkau diperlengkapi dengan Roh Kudus baru engkau boleh pergi dan menjadi saksi-Ku. Tanpa itu, ndak ada satu kesaksian pun dari manusia yang akan efektif di dalam dunia ini untuk membawa jiwa kepada Tuhan.

Kenapa Petrus bisa mempertobatkan 3000 orang? Saya percaya karena ada kuasa Roh Kudus di situ yang bekerja. Dan ketika kuasa Roh Kudus bekerja, orang dipenuhi oleh Roh Kudus, James Montgomery berkata seperti ini ya, “Dalam Kisah Rasul, ada 14 kali bicara tentang dipenuhi oleh Roh Kudus, dan ketika kita baca hal itu, maka dipenuhi Roh Kudus itu tidak pernah berkaitan dengan hal supranatural, secara bahasa lidah atau yang lain. Dipenuhi Roh Kudus bukan bicara mengenai berkat-berkat materi, tetapi berbicara mengenai Roh Kudus selalu berkaitan dengan menjadi saksi Kristus.” Itu maksudnya dipenuhi Roh Kudus. Jadi kalau Saudara mau berkata saya punya Roh Kudus, buktinya apa? Ya kan bahasa lidah. Itu bukan bukti. Saudara jadi saksi Kristus, itu namanya kita dipenuhi oleh Roh Kudus.

Setiap orang percaya sudah punya Roh Kudus. Setiap orang percaya sudah diberikan dan Roh Kudus itu tinggal di dalam diri kita. Persoalannya adalah kita mau tidak memberikan hidup kita untuk ditundukkan kepada kehendak Dia dan pemerintahan Dia atas hidup kita, atau kita terus mengeraskan hati untuk menolak tunduk di bawah pemerintahan Dia. Saya percaya, salah satu buktinya adalah ketika kita menyangkal diri kita dan bersaksi bagi Kristus, dan meninggikan Kristus, itu menyatakan kalau kita ada di bawah kuasa pimpinan dari Roh Kudus dalam hidup kita. Jadi, kita sebagai umat Tuhan, bukan tidak punya perlengkapan. Kita sebagai umat Tuhan sudah diberikan perlengkapan, kuasa untuk menolong kita menjadi saksi. Persoalannya adalah kita mau atau tidak? Kita mau mengaktifkan kuasa Roh Kudus itu atau tidak di dalam diri kita? Kalau nggak, saya percaya apa yang manjadi rencana Tuhan itu menjadi sesuatu yang tidak terlalu berguna, dan tujuan Tuhan tinggalkan kita dalam dunia ini – antara kedatangan yang pertama, sampai kedatangan yang kedua – adalah paling penting bukan dapat uang kaya, bukan dapat uang bisa jalan-jalan menikmati hidup, bukan dapat uang bisa makan yang enak dan segala macam, bukan mengejar jabatan dan profesi dan kedudukan, tetapi di tengah-tengah semua yang kau kerjakan, engkau harus menjadi saksi Kristsus. Itu tujuannya. Baru hidup kita berarti.

Dan bersyukur sekali, Tuhan tidak berikan tanggalnya. Saya di Sekolah Minggu, bilang sama anak Sekolah Minggu, “Kalau ada Lao Shi Kristia bicara Tuhan Yesus datang tanggal sekian, atau Lao Shi Dawis bicara datang tanggal sekian, atau orang lain bicara tanggal sekian Yesus akan datang, ngomong apa? Lao Shi bohong, gitu ya. Boleh ulangi saya ndak?  Kamu bohong kalau kasih tau saya tanggal berapa Kristus datang.” Karena ndak ada orang yang tahu dan Tuhan Yesus sendiri berkata itu bukan hakmu. Itu adalah apa yang Bapa tetapkan bukan yang kamu bisa ketahui, Anak pun tidak tau kapan waktunya. Dan selama masa itu, apa yang harus dikerjakan? Kalau kita lihat dari perumpamaan tentang uang mina, maka kita harus kerja menggunakan semua karunia yang Tuhan berikan dan talenta yang Tuhan berikan untuk kita kerjakan dalam dunia ini, termasuk memberi kesaksian. Sampai kapan? Sampai Kristus datang. Sehingga kita selalu siap sedia.

Kalau Kristus kasih tahu tanggalnya, saya yakin kita akan jadi orang pemalas ya. Nggak mau kerja lagi. Ada banyak kasus ketika dia begitu percaya bahwa Kristus akan datang tanggal, misalnya besok, yang dia lakukan adalah dia jual seluruh hartanya, kekayaannya, dia belikan barang-barang yang mungkin simbol-simbol Kristiani, Alkitab, dan segala macam, dia bagikan kepada orang-orang, dia berikan uangnya kepada fakir miskin atau lembaga sosial, untuk menantikan Kristus datang. Maksudnya adalah, kalau kita tahu kapan waktunya, saya yakin kita sering kali mau mencoba mengakali Tuhan.  Karena kita tahu kok kapan waktunya. Kita punya motivasi menaati Tuhan nggak pernah tulus, ndak pernah sungguh-sungguh. Tapi kalau kita ndak pernah tahu, saya yakin itu lebih baik bagi diri kita, karena di situ kita terus diajar untuk menguji iman kita, ketekunan kita, untuk bekerja bagi Tuhan dan bersaksi bagi Tuhan, selalu siap sedia untuk menantikan kapan Dia datang, dan menantikan mahkota yang Tuhan berikan bagi diri kita. Kiranya ini boleh menjadi satu kekuatan bagi kita, dan pertolongan bagi kita untuk mengerti firman dan tujuan kita ada di dalam dunia ini. Mari kita masuk dalam doa.

Kami berysukur untuk firman-Mu bagi kami, kami bersyukur untuk hal-hal penting yang menjadi kehendak-Mu, rahasia dari Engkau yang boleh Engkau nyatakan bagi kami. Kami juga bersyukur Bapa untuk anugerah keselamatan yang ada di dalam Kristus yang boleh Tuhan karuniakan bagi kami. Kami juga bersyukur untuk satu tanggung jawab penting yang Tuhan boleh berikan ketika kami ada di dalam dunia ini. Tolong kami Bapa untuk senantiasa memiliki mata yang tertuju ke atas, untuk melihat hal-hal yang rohani, yang merupakah karya dari Roh Kudus dalam kehidupan kami, dan bukan kepada hal-hal yang ada di dalam dunia ini, yang fisik, yang kasat mata, yang sepertinya lebih penting dari hal-hal rohani. Tapi biarlah kami boleh diajar untuk melihat bahwa pekerjaan Tuhan yang tidak kelihatan adalah jauh lebih penting dan jauh lebih mulia dari apa yang kami dapat gapai di tengah-tengah dunia ini, dan kalaupun kami menggapai sesuatu dalam dunia ini, semua itu harus memiliki nilai kekal dalam hidup kami. Tolong kami untuk menjadi saksi-Mu, sampai hari ketika Engkau memanggil kami atau ketika Engkau datang kembali dalam dunia ini. dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

 

Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah (KS)