Paulus di hadapan Agripa dan Bernike, 28 Januari 2024

Paulus di hadapan Agripa dan Bernike

Kis. 25:13-27

Pdt. Dawis Waiman

 

Bapak, Ibu, saudara yang dikasihi Tuhan, ini adalah bagian ayat di mana Paulus saat itu harus berdiri di hadapan sidang dari Roma karena dia dianggap sebagai seorang yang menjadi pengacau di Yerusalem. Tapi ketika persidangan itu berjalan dan ketika saksi-saksi di hadapkan, ternyata Paulus bukan seorang yang seperti yang dituduhkan, dia bukan seorang yang layak untuk mendapatkan hukuman. Tapi di dalam keadaan seperti ini, ada informasi yang mengatakan bahwa lebih baik Paulus kita adili di Yerusalem supaya kita bisa menghabisi Paulus ketika dia pergi menuju ke Yerusalem. Dan ketika Paulus mendengar atau mengerti ada kondisi seperti ini, akhirnya Paulus mengajukan banding menuju ke Roma supaya dia tidak perlu dipersembahkan ke Yerusalem dan dia dihabisi di dalam perjalanan menuju Yerusalem atau di dalam pengadilan di Yerusalem tersebut. Tetapi pada waktu hal ini terjadi, terjadi pergantian kepemimpinan yang ada di pemerintahan Romawi di wilayah Yudea tersebut. Dan saat itu yang menjabat adalah Festus. Dan ketika Festus baru menjabat sebagai pemimpin, dia langsung diperhadapkan dengan masalah Paulus. Lalu pada waktu dia meneliti kembali masalah Paulus, dia menemukan bahwa apa yang dituduhkan oleh orang-orang Yahudi kepada diri Paulus itu ternyata tidak cukup bukti atau tidak cukup dasar untuk membawa Paulus naik banding ke Kaisar di Roma. Itu sebabnya pada waktu hal ini terjadi, kebetulan Raja Agripa datang ke situ seorang yang mengerti tradisi orang-orang Yahudi dengan sangat baik sekali, dia ingin Raja Agripa turut juga mendengar kasus Paulus supaya paling tidak bisa memberikan apa yang menjadi dasar pengajuan banding dari Paulus ini.

Tetapi pada bagian ini saya tidak akan mengajak kita melihat pada hal-hal yang menjadi pembicaraan itu lebih lanjut, tetapi yang kita mau soroti lebih lanjut adalah percakapan yang di bicarakan antara Festus dengan Raja Agripa berkaitan dengan kasus yang diperhadapkan kepada mereka berkaitan dengan Paulus ini, yaitu di dalam ayat yang ke-18 dan 19. Kita boleh membaca sekali lagi ya. Boleh sampai ayat 20 (Kis. 25:18-20), “Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhanpun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. Tetapi mereka hanya berselisih paham  dengan dia tentang soal-soal agama  mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup. Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ.” Dan seterusnya. Jadi pada waktu Festus berbicara dengan Agripa, hal yang paling menjadi esensi di dalam pembicaraan itu adalah berkaitan dengan masalah Paulus apa yang seharusnya mendorong kita menjatuhkan hukuman kepada Paulus atau menaikan Paulus ke Roma untuk diadili oleh Kaisar. Tetapi menarik sekali pada waktu dia berbicara pada Agripa, berkaitan dengan Paulus ini, ia mengatakan ada hal-hal yang sebenarnya tidaklah serius atau tidak penting dan itu adalah hal yang seharusnya tidak membawa Paulus ke banding ke Raja Romawi yaitu Kaisar Romawi di Roma ya.

Atau saya mau bicara seperti ini, pada waktu Festus berhadapan dengan Agripa, mereka membicarakan ada satu kasus yang penting sekali sebenarnya, tetapi menurut Festus dan Agripa ini bukan kasus yang sangat penting sekali sehingga harus membawa Paulus ke hadapan Raja untuk bisa diadili di situ. Nah, apa yang menjadi kasus yang dianggap Festus sebagai kasus yang tidak terlalu penting ini, tetapi sebenarnya itu adalah kasus yang sangat penting sekali? Yaitu berkaitan dengan kebangkitan dari Yesus Kristus. Ini yang membuat Paulus akhirnya harus ditahan dipenjarakan karena dia mengproklamirkan suatu peristiwa yang begitu besar sekali di tengah-tengah orang Yahudi yaitu Yesus Kristus bangkit dari antara ornag mati. Tetapi pada waktu Paulus memberitakan tentang peristiwa kebangkitan dari Yesus Kristus ini, menurut orang-orang Yahudi, ini bukan peristiwa yang mungkin begitu serius sekali, atau mungkin kalau saya mau bilang dari perspektif hukum dari Festus atau orang Romawi, ini bukan satu peristiwa yang perlu membuat Paulus itu diperhadapkan di suatu sidang di Romawi.

Nah mengapa hal ini dianggap sebagai suatu hal yang bukan serius sekali? Karena bagi Festus peristiwa kebangkitan yang terjadi pada Yesus Kristus itu seperti sebuah peristiwa yang superficial atau suatu peristiwa yang merupakan peristiwa yang dianut oleh agama-agama tertentu saja dan bukan menjadi suatu peristiwa yang perlu diterima secara umum oleh orang-orang yang ada di dalam dunia ini. Kita bisa melihat itu dari kalimat apa? Yaitu dari ayat yang ke 19 yaitu pada waktu Festus diperhadapkan di hadapan orang-orang Yahudi, mereka hanya berselisih paham dengan dia soal agama mereka. Dan di dalam bahasa Yunani agama yang dimunculkan itu adalah sesuatu yang merupakan suatu kepercayaan takhayul yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi berkaitan dengan Yesus dan suatu kepercayaan takhayul yang dimilliki oleh Paulus berkenaan dengan Yesus Kristus.

Dan pada waktu hal ini dibicarakan, Festus juga mengatakan bahwa ini bukan sesuatu yang berkaitan dengan takhayul saja, tetapi kita diperhadapkan dengan satu kondisi di mana ada seorang yang bernama Yesus. Siapa Yesus ini? Kita mungkin tidak dikatakan secara jelas siapa Dia, tetapi di dalam kalimat Festus ini dikatakan Dia hanyalah seorang pemimpin dari orang Yahudi yang mungkin di dalam pengajaran yang Dia sampaikan itu terlalu jauh atau terlalu menyinggung kepercayaan dari orang-orang Yahudi sehingga membuat dirinya akhirnya berujung di dalam kematian atau penolakan dari orang-orang Yahudi. Makanya di dalam bagian ayat 19 ini dikatakan di sini bahwa mereka sedang meributkan tentang seorang bernama Yesus di situ. Siapa Yesus? Oh Dia adalah salah satu dari para pemimpin dari agama orang Yahudi tetapi sekarang sudah mati. Lalu pada waktu bicara tentang mati ini, dan memang realitanya Dia sungguh-sungguh mati, tetapi ada satu orang bernama Paulus itu yang dengan pasti berkata bahwa Yesus tidak mati tetapi Yesus bangkit dari kematian.

Jadi kalau kita mau lihat di dalam percakapan ini maka Festus dan Agripa itu sedang membahas satu peristiwa resurrection atau kebangkitan dari antara orang mati, khususnya kebangkitan dari Yesus Kristus sebagai orang yang bangkit dari kematian yang sulung itu. Dan pada waktu berbicara tentang kebangkitan ini, mereka berkata ini adalah satu hal yang sebenarnya bukan masalah besar, ini adalah suatu peristiwa yang merupakan kepercayaan dari Paulus yang ditolak oleh kepercayaan dari orang-orang Yahudi pada waktu itu. Dan siapa Yesus ini yang begitu dibela oleh Paulus? Dia adalah orang yang biasa saja, seorang pemimpin dari agama Yahudi, atau seorang pemimpin dari agama Kristen, yang menurut orang Yahudi, apa yang diajarkan oleh Paulus itu adalah sesuatu yang salah, sehingga mereka tidak suka, mereka ingin menangkap Paulus, mereka ingin menjebloskan Paulus ke dalam penjara karena Paulus dianggap sebagai penyesat dari berita tentang iman kepercayaan orang-orang Yahudi.

Jadi Bapak, Ibu, saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimana mereka melihat pada peristiwa kebangkitan itu? Menurut mereka, peristiwa kebangkitan itu bukan satu peristiwa besar, itu bukan satu peristiwa yang penting, itu bukan satu peristiwa yang kita harus terima sebagai suatu fakta sejarah di dalam hidup ini, tetapi itu adalah satu peristiwa yang menjadi kepercayaan agama yang satu yang berbeda dari agama yang lain, di mana agama yang lain boleh menolak kepercayaan daripada kebangkitan Kristus dan yang lain boleh menerima tentang kebangkitan Kristus di dalam iman mereka. Tetapi pada waktu kita kembali kepada Kitab Suci sendiri, maka kita dibawa untuk melihat pada hal-hal yang sangat serius sekali berkaitan dengan peristiwa kebangkitan ini sendiri. Peristiwa kebangkitan itu bukan sesuatu peristiwa yang kita boleh anggap sepele di dalam kehidupan iman kita bersama dengan Tuhan, tetapi peristiwa kebangkitan itu sendiri merupakan peristiwa yang begitu penting sekali yang menjadi pondasi dari iman Kristen yang kita miliki di dalam kehidupan kita.

Bapak, Ibu boleh membuka dari 1 Korintus 15:13-17. Saya baca ayat yang ke-12 lalu ayat 13-17 kita baca bersama-sama ya. “Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus –padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” Jadi kalau kita kembali kepada pengajaran Paulus di Korintus, maka Paulus mau mengatakan dasar kepercayaan kita kepada Kristus, dasar keberanian kita untuk mengklaim bahwa di dalam Kristus ada pengampunan dosa, ada hidup kekal, ada keselamatan, itu bukan berbicara mengenai Yesus yang lahir dalam dunia ini saja, bukan berbicara hanya Yesus mati saja, tetapi Yesus yang bangkit dari kematian. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ini yang membedakan pengajaran Kristen dari semua pengajaran agama yang lain. Di dalam semua pengajaran agama yang lain, mereka semua memiliki satu kepercayaan ada pendiri dari agama mereka, ada yang mengajarkan iman kepercayaan kepada para pengikutnya. Tetapi di dalam semua pengajaran iman yang lain, semua pendiri agama yang mereka ikuti itu mengalami kematian dan tidak ada satu yang mengalami kebangkitan di dalam hidup mereka.

Nah apa yang mendasari semua itu? Paulus berkata bahwa yang mendasari seseorang itu mengalami kematian dan tidak ada kebangkitan itu adalah karena dia ada di bawah kuasa dosa. Tetapi Yesus Kristus yang mengalami kematian itu bangkit pada hari yang ketiga karena kuasa dosa tidak bisa mengikat dan menahan Dia di dalam kubur. Atau istilah lainnya adalah Yesus tidak berdosa, kuasa dosa itu dikalahkan melalui kebangkitan dari Yesus Kristus. Ini yang membuat setiap dari orang Kristen bisa memiliki satu pengharapan bahwa setelah kita mengalami kematian dalam hidup ini, ada kehidupan setelahnya, ada satu kehidupan yang ada di dalam Kristus. Mengapa kita bisa percaya hal itu? Karena Yesus tidak binasa, tetapi Yesus bangkit dari kematian.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, jadi apa yang mau dikatakan oleh Paulus? Kebangkitan itu merupakan peristiwa yang sangat penting sekali di dalam iman Kristen. Kebangkitan itu menjadi satu peristiwa yang kita tidak boleh abaikan di dalam kehidupan iman kita. Pada waktu kita mengikut Kristus, mungkin hari Paskah itu menjadi satu peristiwa yang begitu rutin sekali kita alami atau kita peringati di dalam gereja. Tetapi yang mungkin kita perlu tanyakan lebih lanjut adalah pada waktu kita memperingati hari Paskah dalam hidup kita, yaitu hari kebangkitan dari Yesus Kristus, makna apa yang menjadi hal yang kita pegang dalam hidup kita? Apakah itu hanya sekedar satu peringatan, “Oh Yesus pernah bangkit”, “Oh itu adalah sesuatu peringatan yang menyenangkan karena di hari Paskah kita merayakan hal-hal yang mengingatkan kita kembali kepada hari satu kelahiran seperti telur yang dibagi-bagikan”, seperti itu. Tetapi Paulus berkata tanpa Paskah, iman Kristen menjadi sia-sia. Tanpa Paskah atau kebangkitan dari Yesus Kristus, kita tidak ada gunanya hidup di dalam kepercayaan kita kepada Kristus. Tanpa Paskah atau tanpa kebangkitan dari Yesus Kristus di dalam dunia ini, maka pemberitaan yang dikabarkan oleh Paulus dan semua rasul yang lain itu tidak perlu menjadi satu pengajaran yang kita ikuti di dalam kehidupan kita, lebih baik kita tinggalkan dan kita mengikuti pengajaran yang lain dalam hidup kita. Tetapi kalau Yesus sungguh-sungguh bangkit dari kematian itu berarti Paskah menjadi satu peristiwa yang begitu penting sekali dan tidak ada satu orang pun di dalam dunia ini boleh melewatkannya tanpa harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan karena peristiwa Paskah itu adalah peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi di dalam dunia ini.

Yang kedua adalah bagaimana kekristenan itu melihat kepada peristiwa Paskah? Peristiwa Paskah itu menjadi satu fakta yang sungguh-sungguh terjadi di dalam sejarah dunia ini. Ini berkaitan dengan yang pertama, saya singgung sedikit di akhir dari pembahasan yang pertama. Kita boleh buka Kis. 17:30-31. Saya baca dari ayat 29, Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati. Di sini ada kata yang Bapak, Ibu boleh perhatikan lebih detail, yaitu di ayat 30, setelah “zaman kebodohan”, “maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”. Di situ ada kata “manusia” dan kata “semua harus bertobat”. Dan hal itu dikarenakan apa? Di ayat 31 dikaitkan dengan kalimat, “sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.

Jadi pada waktu kita melihat kepada peristiwa kebangkitan dari Yesus Kristus, maka Paulus mau menyatakan bahwa peristiwa kebangkitan dari Yesus Kristus itu adalah satu fakta yang bukan bersifat personal, yang di mana satu orang boleh menerimanya, tetapi kelompok yang lain boleh menolak peristiwa kebangkitan dari Yesus Kristus. Tetapi peristiwa kebangkitan Yesus Kristus itu adalah satu fakta yang harus diakui oleh semua manusia di dalam dunia ini. Apa pun yang menjadi kepercayaan dia, sebelumnya yang dia miliki dalam hidup dia, dia tidak boleh menolak peristiwa dari kebangkitan Yesus Kristus. Yesus sungguh-sungguh telah bangkit dari kematian, mengapa mereka harus menerimanya? Karena peristiwa kebangkitan itu adalah satu peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi di dalam sejarah, seperti halnya Yesus yang dilahirkan di dalam dunia ini dan kita semua dilahirkan di dalam dunia ini.

Ini adalah satu realita. Ini adalah satu kebenaran. Ini adalah satu fakta yang tidak boleh ditolak oleh siapa pun juga. Dan mengapa hal itu tidak boleh ditolak? Karena peristiwa kebangkitan Kristus itu, walaupun tidak semua orang menyaksikan peristiwa itu, tetapi ada para saksi mata yang Tuhan panggil untuk menjadi pemberita dari peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Nanti kita akan lihat itu di dalam poin berikutnya, yaitu poin yang ketiga. Tapi di dalam bagian ini saya mau ajak Bapak, Ibu, Saudara untuk melihat bahwa apa yang diberitakan oleh Paulus itu bukan satu kabar bohong. Yesus sungguh-sungguh bangkit dari kematian. Dan kalau Dia sungguh-sungguh bangkit dari kematian, maka semua manusia satu hari nanti pasti akan diperhadapkan di hadapan dari tahta pengadilan Yesus Kristus karena Dia sudah bangkit dari kematian. Dan kebangkitan-Nya itu adalah satu kebangkitan yang bertujuan untuk menjadi Hakim bagi manusia yang berdosa.

Ini adalah satu perkataan yang bukan hanya dikatakan oleh Paulus tetapi ini adalah perkataan yang bahkan Yesus Kristus sendiri katakan ketika Ia melayani di dalam dunia ini. Bapak, Ibu boleh buka di dalam Yoh. 5:22-23 dan Yoh.5: 27, Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Ayat 27, Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Jadi, Yesus mengajarkan bahwa Dia akan menjadi Penghakim dari semua umat manusia. Kalau Dia mati bagaimana Dia bisa menghakimi semua umat manusia? Salah satu aspek yang membuat seluruh otoritas dari Allah itu diberikan kepada Yesus Kristus untuk menjadi Hakim atas semua manusia dalam dunia yaitu ditandai dengan kebangkitan Dia dari antara orang mati. Dan saat ini duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa.

Lalu yang ketiga, peristiwa kebangkitan Kristus itu bukan hanya peristiwa yang penting sekali, ini bukan hanya satu fakta yang harus diterima oleh semua manusia yang ada dalam dunia ini, tetapi peristiwa kebangkitan dari Yesus Kristus ini bukan peristiwa tahayul, ini bukan satu kepercayaan mitos yang diajarkan oleh para pemimpin agama Kristen kepada orang-orang Kristen. Tetapi ini adalah satu peristiwa yang bisa diuji dan dibenarkan dengan satu dasar kebenaran yang betul-betul bisa kita terima di dalam hidup kita. Maksudnya bagaimana? Maksudnya adalah seperti ini; adakah orang yang rela mati demi satu tahayul di dalam hidup dia? Saya kira selama dia memiliki pikiran yang waras, dia nggak akan mati demi satu kepercayaan tahayul. Tetapi pada waktu kita berbicara tentang para Rasul, Bapak, Ibu bisa lihat siapa yang memberitakan tentang kebangkitan Yesus dari kematian? Kalau dari Kis. 25, yaitu Paulus. Paulus siapa? Kita bisa lihat latar belakang dari Paulus sendiri adalah orang yang merupakan musuh dari kekristenan. Dia adalah orang yang menganiaya orang-orang Kristen, orang yang demi untuk menegakkan kebenaran iman yang dia percaya sebagai satu kebenaran, yaitu yang bersumber dari Musa, dia tidak segan-segan untuk menangkap orang-orang Yahudi Kristen kemudian memenjarakan mereka, lalu kemudian menganiaya mereka dan bahkan tidak segan-segan untuk membunuh mereka. Tetapi pada satu hari, ketika dia bertemu dengan Kristus yang bangkit dari kematian, maka hari itu hidupnya menjadi berubah total, dia bukan lagi menjadi penganiaya daripada orang-orang Kristen Yahudi, tetapi dia menjadi orang yang dianiaya oleh karena Kristus dalam hidup dia.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Paulus menjadi saksi nyata dari satu perubahan dari kehidupan yang lama menuju kehidupan yang baru dikarenakan peristiwa kebangkitan dari Yesus Kristus. Tetapi kalau kita berbicara seperti ini, banyak orang pernah berkata seperti ini, “Sebenarnya apa yang diajarkan oleh orang-orang Kristen nggak harus kita terima sebagai satu kebenaran. Yesus yang bangkit dari kematian itu OK lah, mungkin diajarkan oleh iman Kristen. Tetapi Yesus yang bangkit dari kematian mungkin merupakan satu imajinasi, mungin, atau satu bayangan karena begitu kagumnya atau begitu kasihnya murid terhadap diri Yesus dan begitu berharapnya mereka terhadap kebangkitan Yesus Kristus dari kematian maka mereka berimajinasi kalau Yesus bangkit dari kematian.” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya pernah mendengar ada orang yang berkata seperti ini, karena begitu sayangnya dia terhadap orang tuanya, suatu ketika, ketika orang tuanya meninggal, dia mendapatkan mimpi dari orang tuanya yang dia lihat orang tuanya masuk ke dalam surga di dalam mimpi tersebut. Lalu berdasarkan mimpi itu, dia kemudian mengklaim dan mengatakan kepada seluruh saudaranya kalau orang tua kita sudah sungguh-sungguh ada di dalam surga.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, murid-murid bisa seperti itu nggak? Mungkin dia seolah-olah mendapatkan penglihatan karena begitu sayangnya kepada Yesus Kristus, guru mereka itu, sehingga membuat mereka mengatakan “Yesus bangkit dari kematian!” Tetapi fakta itu bisa diuji nggak? Ya mungkin mimpi atau imajinasi, seperti itu. Tapi kalau kita kembali kepada apa yang dialami oleh para Rasul, yang pertama adalah Rasul Paulus, kita melihat bahwa apa yang terjadi dalam hidup dia, yang semula menjadi penganiaya, sekarang yang dianiaya karena Yesus Kristus, itu pasti bukan sesuatu yang bisa kita terima begitu saja sebagai satu mimpi kecuali dia sungguh-sungguh mengerti bahwa Yesus bangkit dari kematian. Lalu, Bapak, Ibu bisa lihat juga dari peristiwa yang lain, para rasul yang lain, misalnya Petrus, Yohanes, dan rasul-rasul yang lain. Saya pernah katakan, di antara semua rasul dari Yesus Kristus, tidak ada satu pun kecuali Yohanes yang mati secara wajar atau normal di dalam dunia ini, tetapi semuanya mati secara tidak wajar. Ada yang mati dipenggal, ada yang dilempar jatuh dari atas bait Allah, lalu kemudian kepalanya dipukul dengan satu tongkat sehingga pecah, dan yang lain-lainnya.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, mengapa mereka mau mengalami itu semua? Mengapa mereka rela untuk menderita, mempertahankan pengajaran mereka, kalau Yesus sungguh-sungguh bangkit dari kematian? Saya percaya, sebabnya cuma satu. Yesus sungguh-sungguh bangkit dari kematian dan perubahan yang terjadi di dalam kehidupan para rasul, yang bermula dari orang-orang yang skeptik juga terhadap kebangkitan Kristus. Bapak, Ibu bisa baca dari Injil yang ada. Matius, Markus, Lukas. Mereka adalah orang-orang yang menerima pengajaran Yesus akan bangkit dari kematian. Mereka adalah orang-orang yang ketika hidup, mereka juga – ya mau nggak mau mungkin ya – menerima bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus adalah kebenaran. Tetapi pada waktu Yesus disalibkan dan mati, yang terjadi adalah mereka lari daripada musuh-musuh mereka. Mereka ketakutan. Dan pada waktu para wanita itu memberitakan tentang kebangkitan Kristus, maka mereka tidak percaya akan hal itu dan mereka akhirnya harus diperhadapkan dengan Yesus yang bangkit terlebih dahulu, baru mereka menerima kalau Yesus bangkit dari kematian. Jadi, peristiwa dari apa yang dicatat di dalam kitab Injil mengenai kebangkitan Kristus, sikap para rasul terhadap peristiwa kebangkitan, dan bagaimana mereka akhirnya berubah dari seorang pengecut, akhirnya menjadi orang yang begitu pemberani berdiri di hadapan para musuh iman Kristen dan mati bagi kepercayaan yang mereka ajarkan, itu membuktikan bahwa apa yang dikabarkan bukanlah satu mitologi. Kebangkitan Kristus itu adalah satu kebangkitan yang sungguh-sungguh merupakan fakta, realita yang kita bisa uji dari kehidupan para rasul itu.

Dalam hal ini, saya juga mau tekankan, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita bicara tentang Yesus yang bangkit di dalam hidup kita, adakah perubahan dari yang lama menjadi yang baru? Kalau Yesus sungguh-sungguh kita imani adalah hakim dari semua manusia, Tuhan di atas semua tuhan yang ada di dalam dunia ini dan Dia adalah pribadi yang sungguh-sungguh telah menebus kita dari dosa dan memenangkan kita dari kuasa dosa, adakah satu kehidupan yang membuat kita terbebas dari kuasa dosa di dalam dunia ini? Saya percaya, ini adalah satu kebenaran yang sungguh-sungguh harus dialami oleh semua orang Kristen, baru kita bisa berkata Yesus yang bangkit dari kematian itu adalah satu kebenaran yang saya percayai karena kebangkitan Kristus itu mengubah kehidupan kita.

Yang terakhir adalah pada waktu kita bicara mengenai kebangkitan Kristus, ada satu hal yang mungkin kita harus pegang benar-benar. Kalau di dalam pembicaraan Festus tadi dengan Agripa. Dia berkata bahwa Yesus hanyalah satu pribadi yang seperti halnya para pemimpin agama yang lain, tetapi karena mungkin Dia terlalu jauh di dalam mengajarkan, hingga Dia kemudian ditolak oleh pemimpin agama orang-orang Yahudi tersebut. Lalu ditanya lagi, siapa Dia? Ya, salah satu pemimpin agama, seperti itu. Kita bagaimana melihat pribadi Yesus yang bangkit dari kematian ini? Alkitab mengatakan bahwa Dia bukan hanya satu pribadi dari seorang pemimpin agama, seperti pemimpin agama yang lain, tetapi pribadi yang bangkit dari kematian ini adalah satu pribadi yang memiliki identitas sebagai Anak Allah.

Nah, bicara tentang Anak Allah ini, saya pernah mendengar satu perdebatan yang berkata bahwa Yesus adalah Anak Allah. OK, kita terima Dia adalah Anak Allah. Kalau Dia adalah Anak Allah, apa bedanya Yesus adalah Anak Allah dengan orang-orang Kristen dan orang-orang Yahudi yang adalah anak-anak Allah? Bukankah kita sama-sama disebut dengan anak Allah seperti itu? Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, memang Yesus adalah Anak Allah, kita adalah anak Allah. Dan pada waktu itu, jawaban yang diberikan adalah kalimat yang mengatakan Yesus adalah Anak Allah yang sejati, kita adalah anak Allah yang merupakan copy dari Yesus Kristus. Hari ini, saya mau mengatakan seperti ini: apa yang menjadi dasar kita mengatakan Yesus adalah Anak Allah? Kita bisa lihat mulai dari kelahiran dari Yesus Kristus. Dia bukan seorang yang lahir seperti kita lahir di dalam dunia ini. Dia adalah seorang yang lahir dari seorang perawan yang bernama Maria. Itu adalah salah satu cara kelahiran yang paling sempurna yang bisa membuktikan kalau Dia adalah anak Allah dan bukan manusia yang sama seperti kita. Lalu, kita bisa lihat juga dari kehidupan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah orang yang hidupnya tidak ada dosa sama sekali dan sedangkan manusia di dalam dunia ini, tidak ada satu pun yang bisa atau berani mengklaim hidupnya tidak ada dosa sama sekali. Bahkan para pemimpin agama pun, tidak ada satu pun yang berani mengklaim hidupnya tanpa dosa sama sekali. Tetapi Yesus berani berkata di dalam Injil Yohanes, “Kalau Aku berdosa, silahkan tunjukkan di mana dosa-Ku.” Dia berani menantang orang untuk mengatakan hal itu.

Yang ketiga adalah, bagaimana kita bisa mengatakan Dia adalah Anak Allah, yaitu dari peristiwa mujizat yang Yesus lakukan. Pada waktu Dia hidup di dalam dunia, banyak orang berpikir bahwa mujizat Yesus itu adalah mujizat yang bisa dilakukan oleh semua nabi. Dan memang ada mujizat yang bisa dilakukan oleh nabi, misalnya mati dan bangkit dari kematian. Tetapi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang dilakukan oleh Yesus itu bukan dilakukan atas nama Allah, tetapi atas nama Yesus, Dia melakukan mujizat itu. Selain itu, kita juga boleh membandingkan dengan ciri-ciri lain yang menyertai Yesus Kristus. Saya selalu ketika berdialog dengan orang-orang yang berbeda iman dengan kita, pada waktu mereka menanyakan, “Apa yang menjadi dasar bagimu untuk mengatakan kalau Yesus sungguh-sungguh adalah Allah?” Kalau kita menggunakan mujizat saja, biasanya mereka akan berkata, “Kok orang yang melakukan mujizat, bisa melakukan mujizat, kamu sudah angkat menjadi Allah? Bukankah nabi yang lain juga melakukan mujizat?” Betul! Tetapi jangan lupa, Alkitab mengatakan, Yesus ada sebelum langit dan bumi ada. Yesus lahir dalam dunia bukan karena keinginan laki-laki, bukan karena persetubuhan laki-laki dan perempuan. Dia memiliki karakter yang serupa dan persis sama dengan Allah Bapa atau dengan Allah. Itu menjadi ciri yang membuat kita mengatakan Yesus sungguh-sungguh adalah Allah dan Dia bangkit dari kematian.

Jadi, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, siapa Yesus Kristus? Orang dunia mungkin berkata, Dia adalah salah satu pengajaran yang kita boleh terima, kita boleh tidak terima. Orang dunia mungkin boleh berkata bahwa Yesus Kristus itu adalah mitologi, cerita yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Orang dunia mungkin berkata bahwa peristiwa kebangkitan Kristus itu adalah peristiwa yang tidak terlalu signifikan di dalam dunia ini. Tidak lebih signifikan mungkin bahkan, dibandingkan dengan kelahiran dan kematian dari Yesus Kristus. Tetapi orang Kristen berkata, peristiwa kebangkitan Kristus itu adalah peristiwa yang sangat penting sekali, tidak boleh tidak ada sama sekali, dan bahkan keberadaan kita di dalam dunia ini, itu dikarenakan peristiwa kebangkitan Kristus itu adalah peristiwa yang merupakan fakta, realita yang terjadi di dalam sejarah ini. Tuhan kiranya menolong kita dan Tuhan kiranya terus menambahkan iman di dalam hati kita dan bahkan Tuhan menambahkan keberanian bagi kita untuk hidup bagi Dia ya. Mari kita masuk di dalam doa.

Kami kembali bersyukur, Bapa, untuk peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus. Peristiwa kebangkitan yang sungguh memberikan satu pengharapan bagi kami. Peristiwa kebangkitan yang sungguh membuat kami bisa melihat bahwa ada kehidupan setelah kematian. Ada tangan kuasa Tuhan yang terus ada di dalam surga, yang memerintah dan memimpin dunia ini dan bahkan menjadi hakim atas dunia ini dan orang-orang berdosa. Kami sadar bahwa melalui peristiwa kebangkitan, kami tidak ditinggalkan sendirian di dalam dunia ini, tetapi Engkau terus beserta dengan kami. Dan kami juga sungguh sadar ya Tuhan, bahwa dunia ini tidak pernah dimiliki oleh yang lain, tetapi hanya dimiliki oleh Tuhan saja karena Engkau tidak pernah menyerahkan takhta-Mu kepada pribadi yang lain, tapi Engkau sendiri yang terus berkuasa sampai selama-lamanya. Kami sungguh bersyukur ya Tuhan, melalui teladan hidup dari anak-anak-Mu yang sungguh-sungguh, melalui kebangkitan yang mereka alami dalam hidup mereka, mereka boleh hidup sebagai orang Kristen yang bahkan merelakan hidup mereka, nyawa mereka, kesejahteraan hidup diri mereka demi untuk berita Injil Kristus. Kiranya itu juga boleh menjadi satu bayaran harga yang kami lihat sebagai hal yang sangat penting dalam hidup kami. Dan mulai dari itu, kami boleh belajar untuk menyepelekan atau mengesampingkan hal-hal dari kedagingan kami yang tidaklah penting, yang hanya berfokus pada diri, tetapi kami boleh kembali dan memfokuskan hidup bagi Tuhan karena kami telah melihat bahwa Kristus telah bangkit dari kematian. Tolong kami ya Tuhan. Sertai gereja-Mu ini. Sertai anak-anak-Mu yang hadir di tempat ini. Pimpin mereka dan biarlah hidup mereka terus boleh diproses oleh cinta kasih Kristus dan kebangkitan Kristus yang makin jelas diperlihatkan dalam hidup mereka. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, yaitu Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami telah berdoa. Amin. (HS)