Pembelaan Paulus di Hadapan Agripa, 5 Februari 2024

Pembelaan Paulus di Hadapan Agripa

Kis. 26:1-32

Pdt. Dawis Waiman

 

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ini adalah satu peristiwa di mana Paulus telah ditangkap, lalu dipenjarakan. Dan pada waktu dia ditangkap dan dipenjarakan, Paulus mengajukan banding untuk naik kepada Kaisar. Tetapi di dalam moment naik banding itu, terjadi satu peristiwa di mana ada pergantian pemimpin yang ada di daerah Yudea itu, mulai dari Feliks yang beralih kepada Festus. Tetapi pada waktu Festus menerima jabatan, serah terima jabatan itu, dia mendapatkan warisan tahanan juga yang berawal dari Feliks, yang kemudian diteruskan kepada Festus. Dan salah satu tawanan yang penting di situ adalah Paulus. Pada waktu Festus menerima Paulus ini, maka dia langsung mendapatkan satu tugas yang penting yang harus dia selesaikan, yang saya percaya itu adalah hal yang tidak mudah bagi Festus, yaitu dia harus menyelesaikan kasus Paulus dan dia harus mencari tahu apa yang menjadi masalah dari Paulus ini, sehingga dia dipenjarakan dan kenapa orang-orang Yahudi datang kepada dirinya dan menuntut supaya Paulus itu dimatikan. Dan pada waktu itu, Festus kebingungan karena Feliks tidak pernah memberi dasar sama sekali, kenapa Paulus ditahan. Dan ketika Festus harus membawa Paulus untuk naik banding kepada Kaisar, dia perlu ada satu dasar cerita atau dasar masalah yang membuat Paulus harus naik banding kepada Kaisar, sehingga Kaisar bisa menindaklanjuti pengadilan terhadap diri Paulus itu. Itu sebabnya pada waktu si Festus mendengar kalau Raja Agripa itu datang ke wilayahnya, maka dia sangat senang sekali dan dia memanggil Raja Agripa, bukan hanya menyambut dia sebagai seorang tamu kehormatan di dalam kerajaannya, tetapi dia juga menyambut Raja Agripa sebagai orang yang bisa turut mendengar tentang Paulus dan memberikan pandangannya kepada Festus berkenaan dengan Paulus ini.

Siapa Raja Agripa yang membuat Festus itu begitu berharap sekali, sehingga dia bisa memberikan masukan kepada Festus berkenaan dengan Paulus? Ada orang yang mengatakan, dia adalah orang Yahudi. Ada orang yang mengatakan bahwa dia adalah seorang yang sangat mengerti sekali mengenai kebudayaan dan pengajaran dari orang-orang Yahudi dan dia sendiri adalah seorang yang betul-betul ingin diterima dan diakui sebagai orang Yahudi. Kalau Bapak, Ibu perhatikan dari silsilahnya, kita akan mendapatkan Raja Agripa ini sebenarnya nama depannya adalah Herodes dan gelarnya adalah Herodes Agripa II. Dan papanya adalah Herodes Agripa I. Dan kakek buyutnya itu siapa? Herodes. Jadi kalau kita lihat dari silsilah Raja Herodes Agripa II, dia bukan seorang raja dari silsilah yang baik dan memiliki dukungan kepada kekristenan, tapi dia adalah seorang yang sangat memusuhi kekristenan, kalau dilihat dari silsilahnya.

Herodes Agung yang merupakan kakek buyut dari Raja Agripa itu adalah orang yang ingin mematikan Yesus ketika dia mengetahui bahwa orang-orang Majus itu tidak memberitakan di mana Yesus berada, sehingga dia demi mematikan Yesus itu membantai anak-anak yang berusia 2 tahun ke bawah. Sehingga pada hari itu dikatakan, “Rama penuh dengan dukacita dan ibu-ibu tidak mau dihiburkan.” Karena demi ambisinya dan ketakutan dan kekhawatiran dia punya kedudukan sebagai raja direbut oleh bayi Yesus Kristus itu yang adalah raja orang Yahudi, dia tidak sungkan-sungkan untuk membantai semua anak yang berusia 2 tahun ke bawah karena diperhitungkan bahwa Yesus saat itu paling tua berusia 2 tahun. Lalu, kakeknya. Apa yang dilakukan kakeknya? Kakeknya itu membunuh Yohanes Pembaptis. Lalu, apa yang dilakukan oleh ayahnya? Ayahnya itu membunuh Yakobus. Ini garis keturunan Herodes Agripa.

Jadi kalau kita bicara, apakah dia adalah orang yang baik? Satu sisi, dia sangat mengerti sekali budaya dari orang-orang Yahudi. Tetapi dengan latar belakang dia sebagai orang yang memiliki riwayat pembunuh dari orang-orang Kristen atau nabi Tuhan, dan bahkan sebagai orang yang ingin membunuh Tuhan Yesus sendiri, maka dia adalah orang yang sebenarnya berbahaya bagi posisi dari Paulus. Lalu, Bernike kenapa menjadi orang yang selalu disandingkan di samping daripada Raja Agripa ini? Dari silsilah dan dari catatan di luar dari Kitab Suci, kita mengetahui kalau Bernike itu sebenarnya adalah saudara dari Raja Agripa sendiri, tetapi mereka kemudian terlibat di dalam hubungan seksual suami-istri antara satu dengan yang lain, atau istilahnya mereka terlibat di dalam kehidupan incest satu dengan yang lain. Dan antara Agripa dan Bernike, itu adalah 2 pribadi yang sepertinya tidak bisa dipisahkan. Ada cerita, Bernike pernah dipersunting oleh orang lain, tapi akhirnya ketika mendengar mengenai kasus perzinahan di antara hubungan saudara ini atau incest itu, akhirnya dikembalikan kembali dan hidup bersama dengan Raja Agripa kembali.

Itu sebabnya pada waktu Saudara membaca, setiap kali Agripa itu disandingkan dengan Bernike, maka itu menunjukkan bahwa mereka bukan orang yang baik, tapi mereka adalah orang yang satu sisi merupakan pembunuh daripada orang-orang Kristen, tetapi di sisi lain kita juga bisa mengatakan mereka adalah orang-orang yang tidak bermoral di dalam hidup mereka. Tetapi sekali lagi, kenapa kedua orang ini kemudian diperhadapkan kepada Paulus? Mungkin karena relasi politik yang ada antara Festus dengan Agripa yang membuat dia bisa berelasi dengan lebih baik, tetapi juga yang paling utama adalah karena Agripa mengerti mengenai keadaan dari budaya orang Yahudi. Makanya, paling tidak dia bisa memahami mengenai keadaan itu.

Nah, pada waktu kita berbicara tentang pasal 26 ini, ada 2 hal yang kita bisa lihat dari cerita Paulus, tetapi saya lihat penekanan utama dari pasal 26 ini adalah aspek yang kedua nanti. Yang pertama apa? Kalau Bapak, Ibu baca di dalam 3 perikop ini, maka di situ Paulus menceritakan mengenai masa lalu dia sebelum dia menjadi orang Kristen, dari ayat 1 sampai ayat 11. Ayat 12 sampai ayat yang ke-23, Paulus menceritakan mengenai pertobatan dia dan apa yang menjadi tugas Tuhan kepada diri dia. Lalu, ketika Saudara membaca ayat yang ke-24 sampai yang ke-32, di situ Paulus kemudian menantang Raja Agripa untuk percaya kepada Kristus. Nah, pada waktu kita melihat 3 bagian ini, maka pertama kita bisa berkata, “Kenapa Paulus mengulangi kembali cerita pertobatan dia?” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita melihat Kitab Suci mengulangi sesuatu cerita atau berita, maka Bapak, Ibu bisa pegang bahwa itu adalah berita yang sangat penting sekali dan tidak boleh diabaikan. Berita tentang kesaksian pertobatan Paulus dari seorang Farisi yang begitu ketat menjalani hukum Taurat, kemudian bertemu dengan Kristus, bertobat dan menjadi seorang rasul, itu adalah satu kisah yang sangat penting. Kenapa? Karena pertama, mungkin meneguhkan otoritas dari kerasulan Paulus, tetapi juga bisa dikatakan sebagai satu ilustrasi dari kebenaran kalau Injil itu adalah kabar kasih karunia bagi manusia yang berdosa.

Bapak, Ibu bisa lihat itu di dalam surat Galatia. Di dalam surat Galatia dikatakan oleh Paulus, “Kenapa engkau begitu lekas sekali meninggalkan Injil yang aku beritakan kepada engkau? Orang yang berani begitu lekas meninggalkan berita Injil yang aku beritakan, tidak peduli siapa dia, apakah jemaat dari Galatia, ataupun para rasul yang lain, dan bahkan diri saya dan para malaikat sekalipun, kalau dia berani meninggalkan Injil yang saya kabarkan, maka dia adalah orang yang terkutuk.” Maksud orang terkutuk itu adalah orang yang dilempar ke dalam api neraka dan dihukum selama-lamanya karena sudah menyimpangkan kabar Injil yang sejati.

Lalu, kabar Injil yang sejati itu apa? Di dalam pengajaran para, anggaplah mungkin, orang-orang Kristen Yahudi, atau penatua dari sana yang mengaku diri mungkin penatua dari Yerusalem, orang Yahudi Kristen kepada jemaat Galatia, mereka berkata bahwa pengajaran Paulus itu sesat. Paulus mengajarkan kematian Kristus di kayu salib. Kebenaran yang Yesus tawarkan itu cukup diterima dengan iman kepada Kristus karena tidak ada satu perbuatan pun yang bisa menyempurnakan kebenaran kita yang kita terima di dalam iman kepada Yesus Kristus. Tetapi mereka mengatakan, “Tidak! Kita harus tambah dengan Taurat, kita harus tambah dengan sunat, kita harus tambah dengan perbuatan baik, baru kita bisa menyempurnakan iman di dalam Kristus itu.” Tetapi Paulus berkata, ”Tidak! Kalau engkau menambahkan imanmu dengan perbuatan dan Taurat dan sunat, maka engkau harus dianatema, atau engkau harus dibuang ke dalam api neraka sampai selama-lamanya.” Lalu, Paulus berkata seperti ini: “Berita Injil yang benar itu adalah berdasarkan kasih karunia sepenuhnya.” Saudara boleh membandingkan dengan Efesus 2:8-9 di situ.

Dan pada waktu kasih karunia itu adalah menjadi dasar keselamatan kita, apa buktinya? Lalu, Paulus menjadikan hidupnya sebagai bukti, yaitu dia mulai menceritakan kembali hidup dia yang seorang penjahat, lalu kemudian mendapatkan kasih karunia di dalam Yesus Kristus. Bukan karena dia menginginkan keselamatan itu, tetapi karena Tuhan memberitakan keselamatan itu kepada diri dia dan memberikan keselamatan itu pada dia tanpa ada pertobatan terlebih dahulu, atau perubahan di dalam gaya hidup, atau keinginan untuk mencari Kristus terlebih dahulu. Jadi, itu adalah kasih karunia.

Jadi, pada waktu kita melihat kepada kisah 26, kita bisa bicara, “Oh, Kisah 26 mau mengatakan bahwa Injil itu adalah kasih karunia. Kehidupan Paulus itu sendiri adalah sesuatu yang merupakan ilustrasi nyata dari berita Injil atau kabar Injil yang Tuhan kerjakan bagi manusia yang berdosa.” Tetapi ada bagian kedua, yaitu kalau Bapak, Ibu melihat di dalam konteks dari kitab Kisah Para Rasul, maka Bapak, Ibu bisa melihat Kisah Para Rasul itu adalah satu kitab yang diberitakan untuk membicarakan perkembangan dari gereja Tuhan mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Dan pada waktu kita masuk ke dalam pasal 26, itu adalah satu pasal yang menjelang kepada pasal terakhir dari kitab Kisah Para Rasul, yaitu pasal 28. Kalau Bapak, Ibu mulai baca dari pasal 1 sampai pasal 25 mungkin dan sebelumnya, maka Bapak, Ibu bisa melihat bahwa Lukas menulis Injil itu betul-betul berkembang dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan saat ini sedang menggenapi menuju kepada ujung bumi. Dan melalui cara seperti apa? Melalui cara Paulus harus diutus untuk pergi ke Roma yang dianggap sebagai ujung dari bumi saat itu.

Dan demi untuk bisa pergi ke sana, caranya juga adalah unik sekali. Kalau kita melihat di dalam Kisah 25 dan 26, maka Bapak, Ibu bisa berpikir mungkin itu adalah jasa dari Feliks, itu adalah jasa dari Festus, itu adalah jasa dari Agripa atau itu adalah jasa dari kaisar atau kerajaan Roma sendiri. Karena Roma berusaha untuk menyelamatkan Paulus dari tuntutan orang-orang Yahudi yang mau mematikan diri dia. Tetapi kalau Bapak, Ibu perhatikan lebih detail lagi, maka Paulus pergi ke Roma itu karena rencana Tuhan yang membuat keadaan yang dialami oleh Paulus itu sangat tidak kondusif sekali, sangat tidak menguntungkan sekali. Sebagai orang Yahudi dia harus tunduk di bawah hukum dari orang-orang Yahudi. Tetapi sebagai seorang warga negara Roma, dia memiliki satu kebebasan untuk mendapatkan keadilan yang sungguh-sungguh adil dengan melalui pengadilan terlebih dahulu tanpa boleh langsung menjatuhkan hukuman kepada diri dia. Itu sebabnya pada waktu Paulus mendengarkan satu rencana bahwa dia akan dipersembahkan kepada orang-orang Yahudi yang ada di Yerusalem dan ketika dia dibawa ke Yerusalem untuk diperhadapkan dengan para pemimpin Yerusalem, ada satu selentingan yang menyatakan dia akan dibunuh di tengah jalan dan itu menjadi satu rencana dari orang-orang Yahudi terhadap diri Paulus. Maka Paulus kemudian mengatakan saya naik banding. Dan pada waktu dia mengajukan itu orang Yahudi sudah nggak punya kuasa lagi terhadap diri Paulus. Dan bahkan pemimpin dari kerajaan Roma yang berkuasa saat itu baik Felix maupun Festus sudah tidak bisa lagi menghadiahkan Paulus kepada orang-orang Yahudi dan mengalami kematian. Jadi ini keputusan siapa? Ya mungkin kita bisa bicara, keputusan dari Paulus. Tetapi kalau Bapak, Ibu kembali menelusuri pasal-pasal sebelumnya, kita melihat Paulus sudah mengetahui kalau dia harus pergi ke Roma. Ada nabi Agabus yang diutus kepada Paulus untuk mengatakan dia akan ditangkap, dibelenggu, dan dibawa ke Roma. Dan dia tunduk untuk mengikuti rencana Tuhan tersebut di dalam diri dia.

Nah Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau begitu apa yang menjadi tema dari pasal 26? Temanya adalah perkembangan dari injil, tetapi di dalam tema utamanya secara spesifik adalah Paulus menghendaki Raja Agripa bertobat dari dosanya dan percaya kepada Kristus. Itu menjadi tema utama. Kenapa Paulus menceritakan kembali kisah mengenai pertobatan dia dan pertemuan dia dengan Yesus Kristus? Dan kenapa dia menceritakan tentang keadaan yang telah dialami oleh dia dan apa yang dikatakan oleh Yesus kepada Raja Agripa ini? Tujuannya adalah supaya Raja Agripa yang mengerti konteks daripada budaya orang Yahudi dan juga kepercayaan iman dari orang-orang Yahudi mengerti kalau apa yang diajarkan oleh Paulus itu merupakan kebenaran yang bersumber dari Tuhan sendiri dan bukan satu kebohongan. Felix boleh mempertanyakan dan menertawakan peristiwa kebangkitan. Festus boleh meragukan dan menganggap itu adalah satu dongeng yang dikabarkan kepada orang-orang Yahudi, atau kepada orang-orang bukan Yahudi. Dan itu menjadi satu kebenaran yang mungkin bersifat subjektif bagi orang tertentu atau relatif bagi orang tertentu sebagai suatu kebenaran tetapi bagi orang lain bukan sesuatu kebenaran. Tetapi Raja Agripa yang mengerti sekali kondisi yang terjadi di Yerusalem pada waktu Yesus mati dan bangkit itu, dia tidak bisa mengatakan ini adalah sesuatu mitos. Dia tidak bisa katakan ini adalah suatu kebenaran yang tidak perlu dia terima sebagai satu kebenaran yang objektif. Dia tidak bisa mengatakan ini adalah satu karangan yang hanya boleh diterima oleh orang-orang Yahudi dan tidak perlu diterima oleh orang-orang bukan Yahudi, tetapi ini adalah satu kebenaran yang sungguh-sungguh terjadi dan bukan satu kebohongan Yesus sungguh-sungguh datang ke dalam dunia, mati di atas kayu salib, dikuburkan hari ketiga, bangkit dari kematian, tubuhnya tidak dicuri, Dia sungguh-sungguh bangkit dari kematian dan saat ini ada di samping kanan Allah Bapa. Herodes, Agripa mengerti hal ini dan itu sebabnya Paulus mengatakan kepada Herodes, pada waktu Herodes mengatakan, “Paulus, engkau ingin aku menjadi Kristen?” Paulus tanpa segan-segan berkata bahwa, “Aku memang mau engkau menjadi orang Kristen dan bahkan semua orang yang ada di sini aku ingin mereka menjadi orang Kristen.”

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang diajarkan oleh Paulus? Kita di dalam dunia ini, atau khususnya di dalam konteks Indonesia, dan juga mungkin di Eropa, menjadikan orang lain percaya kepada agama yang kita percaya, sepertinya adalah satu dosa besar. Kalau Bapak, Ibu perhatikan di dalam cerita ini, maka Bapak, Ibu akan mendapatkan satu kesimpulan kenapa Paulus harus mati? Kenapa dia harus mati? Paulus harus mati nggak? Ya, menurut orang Yahudi. Kenapa dia harus mati? Nggak tahu? Kenapa Paulus harus mati? Dia orang Yahudi, lahir dari keturunan orang Farisi, dibesarkan dalam kehidupan pengajaran orang-orang Farisi. Siapa Farisi? Orang-orang yang berpegang dari pengajaran yang begitu ketat sekali dari Taurat. Nggak ada celah yang mereka boleh hidupi. Betul-betul dijalankan dengan kehidupan yang konsisten sekali. Bahkan di dalam Filipi 3 dikatakan Paulus adalah orang yang masih muda, tetapi dia orang yang melampaui orang sezamannya di dalam ketaatannya kepada Taurat. Orang yang tidak bercela sekali dan berintegritas begitu tinggi sekali di dalam menjalankan hukum Tuhan di dalam hidup dia, walaupun dia masih sangat muda sekali. Tetapi pada waktu dia bertemu dengan Tuhan, bahkan demi untuk menegakkan pengajaran dan iman yang dia pikir sebagai sesuatu kebenaran di dalam ayat yang tadi kita baca, ayat yang ke-10 dan seterusnya, dia tidak sungkan-sungkan untuk melakukan tiga hal kepada orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen. Memasukkan mereka ke dalam penjara? Lalu apa? Menyiksa mereka, memaksa mereka untuk menyangkal iman mereka kepada Kristus, bahkan tidak segan-segan untuk membunuh mereka. Sekarang orang yang begitu populer di tengah-tengah orang Yahudi, orang yang sangat dijunjung tinggi atau diagung-agungkan sebagai orang yang membela iman dari orang-orang Yahudi, atau iman yang diajarkan oleh Musa, sekarang berbalik 180 derajat menjadi orang yang justru membawa orang Yahudi datang kepada Kristus.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, itu sebabnya mereka sangat benci sekali kepada Paulus. Bisa dibayangkan ya, kalau dulu ada Yusuf Roni, kalau sekarang mungkin ada seorang pembela Islam yang betul-betul radikal sekali, kemudian satu hari ketika dia mendengar tentang Kristus, dia menjadi percaya kepada Kristus, menjadi orang Kristen, lalu kemudian mulai menyebarkan Injil kepada orang-orang Muslim. Teman-temannya kemudian keluarganya, sehingga di antara orang-orang Muslim itu banyak yang bertobat karena berita yang dikabarkan oleh pemimpin yang radikal ini. kira-kira apa yang akan terjadi? Saya yakin sekali pemimpin-pemimpin dari Muslim tidak akan bisa terima, lalu mulai menganiaya dia dan berusaha membunuh dia. Itu yang terjadi pada Paulus. Dia adalah orang yang berusaha menegakkan kebenaran dan dia tidak mempedulikan hidup dia, begitu gigih di dalam mengabarkan injil dan itu membuat dia harus mati.

Nah sekarang saya balik, apa dosa yang dilakukan oleh Paulus? Ada tidak? Ada dosa nggak? Bagi orang Yahudi, Paulus berdosa untuk membawa orang Yahudi menjadi Kristen. Sayangnya Bapak, Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan, banyak orang Kristen yang saat ini juga berpikir membawa orang menjadi Kristen itu adalah suatu dosa. Itu bukan dosa. Tetapi demi untuk menyatakan kebenaran Kristus, iman yang dia percayai, dia rela untuk memberitakan Injil itu walaupun berarti nyawanya menjadi taruhan. Itu adalah Paulus. Dan itu sebabnya dia berdiri di hadapan pengadilan, dari Roma, dan pengadilan dari orang-orang Yahudi karena dia memberitakan injil, bukan karena dia melakukan dosa.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Alkitab mengajarkan kepada kita, pada waktu Tuhan memanggil kita dari dosa, itu memiliki tujuan untuk menjadi saksi Kristus. Bukan untuk menjadi seorang yang hanya menerima keselamatan itu bagi diri kita sendiri lalu kita merasa dengan satu keselamatan yang kita sudah terima, kita masih baik-baik dalam hidup, senang-senang dalam hidup, dan memikirkan diri kita sendiri karena kita sudah mendapatkan keselamatan dan kehidupan kekal. Lalu nggak peduli orang lain. Paulus menjadi satu contoh dari orang yang dipakai oleh Tuhan untuk memberitakan injil, dan melalui hidup dia, dia harus mencelikkan mata dan orang-orang berdosa untuk datang kepada Kristus. Tapi mungkin Bapak, Ibu bertanya seperti ini, “Tapi kan kami nggak ngerti. OK lah kami adalah orang yang sudah ditebus oleh Kristus dan kami harus memberitakan injil, apa yang harus kami kabarkan di dalam pemberitaan itu?” Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Bapak, Ibu bisa lihat di dalam ayat yang ke-18 dan seterusnya ya. Itu sebenarnya adalah prinsip yang Tuhan berikan kepada Paulus dan kita bisa pegang sebagai satu dasar untuk kita lakukan sebagai satu dasar untuk kita berbicara tentang injil Kristus. (Kis. 26:17-18) “Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ini sepertinya satu tugas yang Tuhan berikan secara khusus kepada Paulus. Tetapi kalau kita perhatikan baik-baik, di dalam tugas yang diberikan oleh Paulus itu ada 4 poin penting yang Tuhan tekankan. Pertama, aku memanggil engkau untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang. Yang pertama buka mata mereka. Kedua mengalami pertobatan berbalik dari gelap meuju kepada terang. Ketiga adalah melepaskan mereka dari kuasa iblis dan hidup di bawah kuasa Allah. Yang keempat supaya melalui iman mereka, mereka mendapatkan janji pengharapan hidup yang kekal bersama dengan Tuhan. Itu adalah empat poin yang bisa kita bagikan kepada orang ketika kita menginjili.

Maksudnya bagaimana? Pertama adalah pada waktu kita membagikan injil, kita perlu membuka mata mereka untuk melihat selama ini mereka bergantung pada apa? Apakah mereka bergantung pada jabatan? Apakah mereka bergantung pada uang? Apakah mereka bergantung kepada materi atau hal-hal lain, keluarga dan anak atau orang tua dan yang lain? Atau mungkin ideologi mereka dalam kehidupan mereka. Apa yang membuat mereka tidak mau berpegang kepada Tuhan yang sesungguhnya? Bukakan itu kepada mereka. Ajak mereka melihat apakah yang mereka percayai sebagai Tuhan yang menjamin hidup mereka, yang memberikan damai dan keselamatan bagi mereka, keamanan bagi mereka itu adalah Tuhan yang bisa sungguh-sungguh memberikan keamanan itu. Lalu yang kedua, kalau tidak, ajak mereka bertobat dan bawa mereka hidup kepada terang. Terang itu apa? Firman Tuhan, Alkitab bicara apa. Tetapi mereka juga boleh dibawa untuk melihat bahwa pada waktu mereka dilepaskan dari kegelapan kepada terang, mereka sebenarnya sudah dipindahkan dari kuasa iblis kepada kerajaan Allah. Dan orang seperti ini adalah orang yang ada di dalam jaminan keselamatan di dalam Kristus.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, mudah nggak? Nggak susah kan? Yang susah cuma satu, buka mata orang untuk bisa mengenal dosanya. Belajar tentang pemikiran orang itu dan mengerti pemikiran orang itu, dan mengerti pemikiran orang itu dan menunjukkan kepada mereka apa yang salah dalam prinsip hidup mereka. Lalu sisanya adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita harus memberitakan kepada mereka tentang kebenaran yang ada di dalam Kristus. Paulus adalah orang yang dipakai oleh Tuhan untuk membawa orang lain kembali kepada Tuhan. Saya mau tanya, selama hidup Saudara sebagai orang Kristen, ada berapa banyak orang yang Saudara bawa kepada Kristus? Selama hidup Saudara sebagai orang Kristen, apakah justru Saudara membuat orang meninggalkan iman dari Kristus? Selama Saudara hidup sebagai orang Kristen, apakah Saudara berpikir bahwa “Keselamatanku yang paling penting, menjaga relasi dengan orang lain itu yang paling penting, sehingga demi untuk menjaga relasi yang baik dan keselamatan diri saya, saya lebih baik tutup mulut saya dan orang tidak perlu mengenal iman saya.” atau “saya sebagai orang Kristen, walaupun itu berarti relasi mungkin rusak, orang yang semula baik menjadi membenci saya, demi kebenaran Injil, saya tetap harus mengabarkan kebenaran Injil itu dalam hidup saya supaya orang mengenal Tuhan”?

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang menjadi dosa terbesar yang engkau lakukan dalam hidupmu? Apakah engkau melakukan dosa perzinahan? Apakah engkau melakukan dosa pencurian? Apakah engkau melakukan dosa memberhalakan Tuhan dalam hidupmu? Atau apakah engkau menjalankan dosa yang tidak menghormati orang tua dan yang lain-lainnya? Saudara, kalau itu menjadi dosamu yang paling besar, bertobatlah! Karena itu akan membawa engkau ke dalam kematian kekal. Tapi kalau engkau melakukan dosa terbesar yang dituduh oleh orang adalah “saya memberitakan Kristus”, “saya membuat orang yang tidak percaya kepada Kristus menjadi orang Kristen yang percaya kepada Kristus”, Saudara mendapatkan kemuliaan dan hormat dari Tuhan. Itu yang dilakukan oleh Paulus.

Lalu yang kedua adalah, apa yang menarik daripada pasal ini, yaitu Saudara boleh lihat kapan kesempatan itu tiba kepada Paulus? Saudara, kalau kita mau menginjili, biasanya kita akan pikirin apa? Gimana ya saya mau mulai. Tapi sebelum saya mulai biasanya mikirin apa? Konteksnya, momen nya belum tepat. Saya nggak bisa bicara Injil kepada orang lain. Coba kembali kepada Paulus, kapan Paulus memberitakan tentang Kristus saat itu di hadapan Raja Agripa dan Festus? Apakah pada waktu Paulus itu sedang duduk kongko-kongko dengan Raja Agripa dan Festus? Dia pengen kenalan dengan Paulus, akhirnya dipanggilah Paulus, mereka lagi duduk, ngopi bareng-bareng seperti itu, lalu Agripa meminta Paulus menceritakan tentang penyebab dari dia dipenjarakan? Alkitab bilang tidak! Pada waktu itu Paulus diperhadapkan dalam persidangan, walaupun ada yang mengatakan itu bukan persidangan yang betul-betul persidangan yang terbuka, tetapi dia di persidangan dia harus beriri di hadapan 2 orang, yang satu adalah orang yang ingin mendapatkan kesalahan Paulus demi untuk bisa diajukan kepada kaisar, yang satu betul-betul, mungkin, ingin mengetahui apa penyebab Paulus dipenjarakan, tetapi dia punya satu otoritas dan pengaruh yang bisa mempengaruhi Festus untuk bisa membuat Paulus masuk ke dalam penjara. Tetapi yang ketiga adalah, Paulus yang berdiri sebagai orang yang tertuduh. Saudara, kalau kita tanya, momen nya tepat atau tidak? Paulus ditangkap karena apa? Kristus. Dia dipenjarakan karena? Dianggap sebagai penjahat yang telah menyesatkan atau memberontak dan mengakibatkan kekacauan. Lalu dia ditanya di hadapan dari raja-raja itu, “Apa yang engkau lakukan. Kasih tahu saya!” Pembelaan apa yang kita ngomong kalau kita berdiri di hadapan Paulus?

Saya waktu dengar kesaksian, atau lihat di YouTube, penganiayaan yang terjadi kepada orang-orang Kristen di China, ada satu hal yang, saya nggak menghakimi mereka ya, tetapi di dalam cerita film itu ada satu hal yang saya merasa ada kurang. Yaitu pada waktu mereka duduk dan diperhadapkan dengan orang-orang yang menginterogasi mereka, maka orang yang tertawan itu cuma diam, tunduk, nggak ngomong apa-apa. Betul-betul nggak ngomong apa-apa. Di dalam penjara tidak ada kesempatan untuk menyaksikan Injil, nggak diceritakan sama sekali. Dia cuma diam bahkan indoktrinasi dari komunisme itu begitu kuat sekali untuk membuat dia meninggalkan imannya. Tetapi Paulus pada waktu berdiri di hadapan Raja Agripa dan Festus dia justru menggunakan kesempatan itu untuk membagikan Injil. Jadi, saya kembali, kapan kesempatan kita untuk bersaksi bagi Tuhan? Kondisi baiK? Kondisi lancar? Kondisi mendukung suasana yang ada dan mood hati saya untuk membagikan Injil? Tidak! Justru di dalam kondisi yang berat, di situlah mungkin kesempatan yang paling baik untuk kita menyaksikan Injil Kristus.

Saudara, pikirkan baik-baik, kondisi terberat apa yang Saudara alami? Pada waktu Saudara mengalami kondisi yang Saudara anggap berat itu, mohon tanya, siapa yang orang lihat dari dirimu? Kristus kah? Atau “aku” nya yang aku tampilkan? Kasih karunia kah? Belas kasih? Pengampunan? Atau kebencian dan dendam yang engkau tampilkan? Iman kepada Kristus yang percaya bahwa Tuhan memelihara hidupku dan apa yang akan terjadi dalam hidup itu adalah sesuatu yang baik di dalam tangan kasih karunia Tuhan atau kekuatiran dan ketakutan seolah-olah Tuhan tidak ada dalam hidupku? Apa yang kita tampilkan? Paulus di dalam momen yang sulit justru menggunakan kesempatan itu untuk menyatakan Kristus dan penebusan Kristus yang diberikan kepada manusia berdosa. Bahkan di dalam momen yang sulit itu, dia mau mengajak orang kembali kepada Tuhan dalam hidupnya.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, ini adalah hal kedua. Mungkin kalau hal ketiga, saya sambung sedikit lah ya, ada berkaitan dengan iman Kristen itu bukan satu pengajaran yang berbeda dari pengajaran Musa, iman Kristen itu bukan satu penyimpangan dari Perjanjian Lama tetapi iman Kristen adalah penggenapan dari nubuat Perjanjian Lama. Penebusan Kristus, kematian dan kebangkitan Kristus itu adalah sesuatu yang diimani oleh orang-orang Yahudi dan diharapkan oleh orang-orang Yahudi dan dinantikan oleh orang-orang Yahudi. Cuma masalahnya adalah mereka tidak mau menerima pribadi itu adalah Yesus Kristus. Mereka punya satu konsep yang berbeda, ada hal-hal yang masih terselubung dalam pemikiran mereka yang membuat mereka tidak mau mengakui Yesus adalah Mesias itu dan penggenapan dari janji Tuhan. Mereka berkata, “nanti ada orang lain” atau “nanti Tuhan sendiri, tapi bukan Yesus Kristus.” Tetapi Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita buka 2 Kor. 3:15-18, “Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” Orang Yahudi dan semua orang bukan Yahudi ketika hidup dalam dunia ini, ada di dalam dosa, ada selubung yang menutupi mata mereka. Apa yang membuat mereka bisa mengerti Tuhan, rencana Tuhan, kehendak Tuhan dalam hidup mereka? Apa yang membuat mereka bisa hidup di dalam satu takut akan Tuhan dan dimerdekakan dalam hidup mereka? Cuma satu, Saudara ingin datang kepada Kristus atau tidak. Kristus adalah kunci dari jawaban pergumulan dalam hidup kita.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, itu sebabnya kalau Bapak, Ibu baca kembali dari Kis. 26:24, Paulus ada berkata bahwa apa yang aku beritakan itu bukan sesuatu yang baru tetapi apa yang aku beritakan itu adalah satu pengharapan yang diberikan kepada 12 suku kita, dan dinanti-nantikan oleh 12 suku kita. Boleh buka Kis. 26:5-7, “Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita. Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita, dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi.” Jadi pada waktu orang-orang Yahudi beribadah kepada Tuhan, mereka menantikan tentang Kristus, mereka menantikan tentang penggenapan janji Tuhan yang sudah ada dalam Perjanjian Lama, tetapi mereka tidak melihat Kristus.

Bapak, Ibu boleh lihat mulai dari Kej. 1 sampai kepada Injil, banyak sekali ayat-ayat yang berbicara Mesias itu melakukan apa yang dilakukan oleh Kristus, Mesias itu mengalami apa yang dialami oleh Kristus. Betul-betul persis sama, yang menunjukkan bahwa Yesus memang adalah penggenapan dari janji Tuhan. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, penerus dari hukum Perjanjian Lama atau Taurat Musa itu bukan Islam. Penerus daripada pengajaran Perjanjian Lama dan hukum Musa itu adalah Kristen karena di dalam Kristus, semua janji Tuhan itu sudah digenapi di dalam Perjanjian Lama. Keselamatna itu adalah kasih karunia yang Tuhan berikan bagi kita. Jadi silahkan Saudara gumulkan, doakan. Sia-siakah penebusan yang Kristus lakukan dalam hidup kita? Sungguhkah kita adalah orang-orang yang sudah diselamatkan di dalam Kristus? Mungkin minggu depan kita bahas sedikit ciri dari orang itu. Tetapi Saudara boleh pikirkan, Saudara sudah dijadikan alat untuk membawa orang kepada Tuhan atau belum dalam hidupmu. Ini adalah hal yang sangat serius sekali. Tuhan tebus kita, Tuhan tinggalkan kita di dalam dunia ini supaya kita menjadi penyambung lidah Dia untuk mengabarkan tentang kasih Kristus. Itu tujuannya. Bukan supaya kita bisa hidup sesuka kita, kita bisa melakukan dosa sesuka kita, yang menyedihkan hati Tuhan yang sudah mati bagi dosa-dosa kita. Kiranya Tuhan boleh memberkati kita. Mari kita masuk di dalam doa.

Kami kembali bersyukur Bapa untuk Firman yang boleh kami renungkan, untuk kebenaran yang boleh Engkau bukakan bagi kami, untuk satu panggilan hidup sebagai orang yang Tuhan pakai untuk membuka mata orang dan membawa orang bertobat dan kembali kepada Tuhan. Tolong kami ya Tuhan, biarlah hidup kami boleh lebih serius di dalam menjalankan kehidupan sebagai orang yang diselamatkan di dalam Kristus. Hidup kami tidak lagi dengan suka hati kami, kami sia-siakan waktu kami dengan begitu saja dari hari demi hari yang Tuhan karuniakan bagi kami tapi hidup kami ada tujuan utama yang lebih penting yang kami boleh lihat, yaitu akan rencana kasih Tuhan yang ingin Engkau nyatakan di dalam kehidupan kami ini. Kiranya itu boleh sungguh-sungguh kami tekuni dan kami lakukan dalam hidup kami. Sekali lagi ya Tuhan, tolong berkati kami dan persiapkan hati kami untuk menerima perjamuan kudus pada pagi hari ini. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, yaitu Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami telah berdoa. Amin. (HS)