Penderitaan dalam Mengikut Kristus, 25 April 2021

Kisah Para Rasul 4:1-22

Pdt. Dawis Waiman, M.Div.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita perhatikan pasal yang ke-4 ini memiliki kaitan dengan pasal yang ke-3. Dan di dalam pasal yang ke-3 kita lihat bagaimana Petrus telah berkhotbah di dalam Bait Allah atau di Serambi Salomo tepatnya. Dan kapan dia mulai berkhotbah? Yaitu setelah Petrus mengadakan mujizat yaitu menyembuhkan seorang yang sudah puluhan tahun lumpuh dan meminta-minta di Bait Allah akhirnya kemudian dalam detik itu juga dia bisa berdiri, berjalan, dan bahkan melompat dan seperti orang biasa tanpa adanya suatu pengalaman atau kebutuhan untuk melakukan fisioterapi dan yang lainnya untuk memulihkan kakinya yang lumpuh itu sehingga ia bisa memiliki suatu cara berjalan yang lebih baik. Tetapi Alkitab berkata seketika itu juga orang lumpuh itu menjadi sehat, normal seperti semua orang normal lainnya lalu dia dengan begitu girang memuji Tuhan dan melompat ke sana kemari sehingga menarik orang banyak untuk datang dan melihat apa yang terjadi dan kesempatan itu digunakan oleh Petrus untuk berkhotbah memberitakan tentang Kristus dan apa yang dilakukan oleh Kristus bagi diri mereka yang berdosa.

Kita sudah membahas semua itu sehingga saya tidak akan masuk lebih jauh berkenaan dengan hal itu. Tetapi ada satu hal yang kita harus lihat di sini, yaitu pada waktu Petrus berkhotbah memberitakan tentang Injil Kristus, dia adalah seorang yang berkhotbah di Bait Allah. Artinya apa? Itu adalah artinya saya percaya satu sisi di situ karena dia adalah orang Yahudi, Bait Allah adalah tempat beribadah kepada Allah orang Yahudi atau Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, sehingga ia sebagai seorang yang diutus oleh Allah Abraham, Ishak, dan Yakub untuk memberitakan Injil dan kebenaran tentang Alkitab, dia memiliki hak untuk datang ke Bait Allah untuk berbicara kebenaran Tuhan, untuk membawa orang-orang kembali kepada Allah Israel, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub yang menyatakan diri dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan yang telah berbicara tentang kedatangan Mesias untuk datang menebus dosa manusia. Dan itu yang mereka lakukan. Seorang yang dulunya pengecut, seorang yang dulunya takut mengalami kematian, seorang yang dulunya menyangkal Yesus Kristus, mendadak setelah hari Pentakosta mengalami satu perubahan yang besar sekali dengan satu keberanian masuk ke Bait Allah, dan Bait Allah itu tempat apa? Bukan hanya tempat beribadah, tetapi itu adalah tempat kekuasaan dari Imam Besar Kayafas dan Hanas yang telah menyalibkan Yesus Kristus dan membunuh Yesus Kristus.

Jadi saya percaya kalau bukan karena mereka sungguh-sungguh mengerti kebenaran tentang Yesus, mengerti kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias itu, kalau Yesus sungguh-sungguh telah mengalami kematian bukan karena Dia kalah kepada orang banyak yang ingin membunuh diri Dia, bukan karena Dia kalah kuasa terhadap Imam Besar yang menyerahkan Dia untuk disalibkan, tetapi karena Yesus menggenapi pimpinan Tuhan atau kehendak Allah untuk Dia mati bagi orang berdosa dan dibangkitkan pada hari yang ketiga, saya percaya Petrus tidak akan berani berdiri di Bait Allah untuk memberitakan apa yang Kristus sudah lakukan bagi manusia berdosa dan kejahatan apa yang telah dilakukan oleh Imam Besar yang membunuh dan menyerahkan Yesus disalibkan.

Jadi Petrus adalah seorang saksi mata yang melihat kebangkitan Kristus dan Saudara bisa lihat itu di dalam Surat Galatia bahwa dia adalah satu dari begitu banyak orang yang menyaksikan kebangkitan Kristus yaitu kira-kira ada 500 orang dengan mata mereka sendiri pada waktu yang bersamaan melihat Yesus bangkit dari kematian secara fisik dan itu memberi satu kekuatan dan keberanian bagi Petrus setelah dilengkapi dengan Kuasa Roh Kudus untuk memberitakan tentang Injil Kristus. Jadi dia masuk ke dalam sarang orang Yahudi. Sarang pemimpin agama orang Yahudi yang paling berkuasa dan bukan hanya yang bicara tentang dia memiliki otoritas agama yang paling berkuasa diatas Yahudi saja, tetapi juga dia masuk ke tempat di mana orang-orang itu mendapatkan nafkah hidup melalui perdagangan yang ada di dalam Bait Allah dan Petrus berkata engkau orang jahat, engkau sudah menyerahkan Yesus, engkau menolak Dia, engkau disalibkan dan lihatlah orang yang lumpuh ini yang sebelumnya puluhan tahun tidak bisa berjalan sekarang di dalam Nama Yesus orang Nazaret itu bisa bangkit dan berjalan karena Dia tidak mati, tetapi Dia adalah pemimpin kepada hidup yang telah engkau bunuh itu, Dia sudah bangkit dari kematian itu.

Dan itu menjadi satu daya tarik yang besar sekali bagi orang-orang untuk datang dan mengaku dosa mereka, dan Petrus memang memanggil mereka untuk sadar dan bertobat dari dosa mereka dan mereka mengaku dosa mereka, dan Alkitab berkata dari hari Pentakosta di mana Petrus berkhotbah dan 3000 orang bertobat, maka pada hari itu ketika Petrus berkhotbah maka Tuhan menambahkan jumlah mereka menjadi 5000 orang, bukan hanya laki-laki dan perempuan tetapi 5000 itu adalah hanya laki-laki saja. Ada komentari yang berkata kemungkinan jumlah orang Kristen pada waktu itu meningkat dengan begitu pesat kalau ditambah dengan perempuannya. Kira-kira mungkin ada 10.000 orang Kristen yang percaya kepada Kristus melalui khotbah Petrus beberapa hari itu.

Dan, Saudara pertobatan mereka saya percaya bukan pertobatan abal-abal, pertobatan mereka bukan pertobatan yang semu, tetapi mereka sungguh mengalami satu pertobatan yang sejati di hadapan Tuhan dan percaya kepada Kristus melalui kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Walaupun nanti di dalam perjalanan ke belakang kita lihat ada orang-orang yang tidak sungguh-sungguh bertobat juga yang akhirnya masuk ke dalam gereja dan mengalami konfrontasi baik dari Petrus atau pun dari rasul yang lain. Tapi di sini Tuhan menambahkan jumlah yang begitu banyak dalam waktu yang begitu singkat karena ada kuasa Tuhan yang menyertai penginjilan itu dan ada kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui pelayanan yang Petrus kerjakan itu.

Dan ini mengakibatkan apa? Saya percaya ini akan mengakibatkan satu kegemparan di Bait Allah, khususnya bagi orang-orang yang memimpin Bait Allah itu yaitu Hanas dan Kayafas atau kelompok dari keturunan Imam Besar yang berkuasa saat itu karena dalam waktu yang begitu singkat orang yang mereka tolak, orang yang dIbunuh, dan orang yang dianggap tidak benar sekarang menjadi seorang yang mempengaruhi orang-orang Yahudi untuk percaya kepada Dia dan menjadi pengikut Dia dan jumlahnya begitu pesat sekali meningkat. Itu sebabnya pada waktu mereka mendengar akan khotbah Petrus atau Petrus yang datang ke Bait Allah untuk berkhotbah dan menarik begitu banyak orang, yang mereka bisa lakukan adalah datang menangkap Petrus dan untuk menahan diri dia atau menginterogasi diri dia. Di sini dikatakan ada dua hal yang menjadi penyebab mereka menahan Petrus, yaitu karena pengajaran yang Petrus berikan dan juga karena berita tentang Yesus yang mati dan bangkit dari kematian yang dikabarkan oleh Petrus pada waktu itu.

Menurut orang-orang Yahudi kalau Bapak, Ibu perhatikan di dalam Kitab Taurat yaitu khususnya di dalam Ulangan pasal yang ke-13, Musa pernah memberikan satu perintah kepada orang-orang Yahudi pada waktu engkau melihat ada seorang yang mengaku nabi ditengah-tengah engkau melakukan suatu mujizat dan mujizat itu terjadi di tengah-tengah engkau, Musa berkata jangan langsung ikuti orang itu tetapi interogasi orang itu atau istilah lain pelajari apa yang diajarkan oleh orang itu. Walaupun mujizat terjadi di tengah-tengah engkau, Musa berkata belum tentu mujizat itu bersumber dari Tuhan. Tetapi yang pasti bersumber dari Tuhan adalah apa yang dia ajarkan. Kalau yang dia ajarkan itu konsisten dengan apa yang Tuhan firmankan di dalam Kitab Suci-Nya, maka orang itu adalah seorang yang diutus oleh Tuhan. Tetapi kalau yang diajarkan adalah sesuatu yang berbeda dari pada yang diajarkan oleh Kitab Suci, kalau kita mau bicara zaman Musa yaitu apa yang diajarkan oleh Musa tentunya di dalam Taurat tapi kalau di zaman kita, kita bisa tarik lebih jauh kita bisa berkata yang sama dengan Kejadian sampai Wahyu. Apa yang diajarkan itu kalau sama dengan seluruh kebenaran Kitab Suci 66 Kitab yang ada di dalam Alkitab kita, maka orang itu bersumber dari Tuhan. Tetapi kalau andaikata yang diajarkan berbeda dari pada yang dikatakan Kitab Suci, maka orang itu bukan dari Tuhan. Jangan dengarkan dia dan jangan ikuti dia.

Pada waktu Petrus berkhotbah di Bait Allah mungkin mereka menerapkan prinsip ini, bahwa kita harus cari tahu siapa yang diberitakan. Okelah mujizat yang dilakukan itu adalah satu mujizat yang sungguh-sungguh terjadi dan kita tidak bisa menyangkali kebenaran mujizat yang terjadi di depan mata kita, itu yang dikatakan di dalam ayat yang ke-22, “Sebab orang yang disembuhkan oleh mujizat itu sudah lebih dari empat puluh tahun umurnya.” Dan mereka tidak bisa menyangkali kalau itu bukan suatu mujizat atau itu adalah suatu kebohongan, itu adalah sungguh-sungguh mujizat. Dan pada waktu mereka melihat itu, mereka mungkin berpikir kita harus menerapkan hukum Musa, kita perlu panggil orang ini, kita perlu tanya dia siapa yang ia beritakan.

Saudara, tetapi di sini ada satu kata yang muncul, yaitu pada waktu mereka memanggil itu, mereka bukan dengan satu sikap yang ingin tahu mungkin ya, tetapi mereka dengan sikap kemarahan memanggil Petrus dan Yohanes, menangkap mereka dan menahan Petrus dan Yohanes satu malam di dalam penjara untuk sebelum besoknya mereka interogasi. Jadi ada kemarahan besar yang dicatat memang di dalam bahasa Indonesia tidak terlalu terlihat tetapi kalau Saudara lihat di dalam bahasa Yunaninya itu adalah suatu kemarahan yang begitu besar yang ada pada mereka terhadap Petrus dan Yohanes yang mengabarkan tentang Kristus di dalam Bait Allah itu.

Saya percaya mungkin satu sisi sebab mereka marah bukan karena mereka melihat ada peristiwa di mana atau mereka menahan Petrus dan Yohanes bukan karena mereka melihat ada peristiwa mujizat dan ada pengajaran baru di dalam Bait Allah, tetapi mereka jelas-jelas tahu sekali yang diberitakan oleh Petrus itu adalah hal yang bertentangan dengan yang mereka percayai sebagai kebenaran. Yang diberitakan oleh Petrus itu akan membuka bobrok mereka, kejahatan mereka, kemunafikan mereka yang telah mengorbankan Kristus di atas kayu salib padahal Yesus adalah Mesias mereka yang dijanjikan oleh Tuhan Allah. Itu sebabnya mereka ditangkap.

Tetapi, Saudara pada waktu mereka ditangkap di sini dan ditahan, saya percaya ini juga menjadi satu bagian yang akan dialami oleh bukan hanya Petrus dan Yohanes, tetapi juga akan dialami oleh semua orang Kristen yang memiliki satu kesungguhan hidup bagi Kristus. Atau saya mau katakan gini, setiap orang yang sungguh-sungguh mengikut Kristus, mereka pasti akan mengalami satu penolakan di dalam hidup mereka walaupun derajatnya mungkin tidak sampai harus mati di atas kayu salib atau mati dIbunuh oleh orang, tetapi paling tidak mereka akan mengalami penolakan di dalam hidup mereka karena berita yang dikabarkan oleh orang-orang Kristen atau kehidupan yang dijalankan berdasarkan prinsip firman Tuhan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen.

Di zaman kita seringkali kita dengar bahwa panggilan untuk sangkal diri, pikul salib, dan ikut Kristus adalah rhema-nya orang Reformed. Tetapi panggilan untuk diberkati dan hidup di dalam kesejahteraan dan penuh dengan kesembuhan dan berkat Tuhan itu adalah panggilan rhema-nya dari kelompok lain dari orang Kristen. Tapi, Saudara Alkitab berkata kalau kita sungguh-sungguh mau beribadah kepada Tuhan dengan satu hati yang menjalankan prinsip firman Tuhan, tidak akan diterima oleh dunia. Kita akan pasti mengalami penolakan dari dunia atau kalau mau tarik dengan pengertian yang lebih luas, kita pasti mengalami aniaya dari dunia ini. Saudara boleh buka 2 Timotius 3:12 “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” Siapa yang menderita aniaya? Kelompok tertentu dari orang Kristen? Bukan. Tetapi setiap orang yang mau hidup beribadah dalam Kristus Yesus. Jadi semua orang yang mau mengaku diri Kristen atau semua orang yang mengaku kalau Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam hidup dia harus memiliki suatu kesiapan hati yaitu dia harus mengalami aniaya atau penolakan paling tidak di dalam hidup dia dan itu bukan sesuatu pilihan, tetapi itu adalah suatu jalan yang harus ditempuh oleh semua orang percaya.

Kalau tidak percaya kita buka Yohanes 15. Yohanes 15 kita baca dari ayat yang ke-18 mungkin ada sebagian kita baca aja seluruh ayat ini ya nggak terlalu banyak. Dunia membenci Yesus dan murid-murid-Nya, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku. Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka! Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku. Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun Bapa-Ku. Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” Lalu Saudara boleh lompat ke Yohanes 16:33, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

Saudara, mengapa orang Kristen mengalami penganiayaan? Yesus berkata sebabnya karena kita bukan bersumber dari dunia ini. Tetapi bukan hanya itu tetapi karena Yesus sendiri yang menjadi tuan kita yang kita ikuti mengalami penganiayaan di dalam dunia ini. Dan ada satu kalimat yang Yesus katakan di dalam Yohanes 15 ini yaitu kenapa mereka menganiaya Aku? Karena mereka tidak megenali Bapa-Ku dan mereka tidak mengikuti apa yang Aku katakan. Kalau andaikata mereka mengikuti apa yang Aku katakan, maka mereka juga akan menerima perkataanmu. Ini maksudnya adalah setiap orang Kristen kalau sungguh-sungguh berjalan bersama dengan Kristus, menaati Kristus tanpa kompromikan kebenaran firman, yang dia akan hadapi bukan berkat dari dunia, bukan penerimaan dari dunia tetapi yang dia akan alami penolakan dari dunia.

Kalau Saudara berkata dalam hati tapi aku nggak seperti itu kok. Banyak dari kehidupan orang Kristen atau termasuk diri saya baik-baik diterima oleh orang dunia, itu berarti jadi orang Kristen nggak harus ditolak kok. Mungkin itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan pribadimu dan caramu yang salah berhadapan dengan orang-orang dunia sehingga engkau ditolak. Kita perlu bijak-bijak di dalam menjalani hidup ini supaya kita tidak perlu ditolak oleh orang dunia, maka jawabannya adalah kemungkinan orang itu salah mengerti Kitab Suci. Kenapa bisa dikatakan kemungkinan salah mengerti Kitab Suci? Sebabnya adalah karena Alkitab berkata, kalau dia sungguh-sungguh menjalankan perintah Tuhan, dia pasti ditolak. Kalau dia tidak ditolak, kemungkinannya adalah dia tidak sungguh-sungguh menjalankan perintah Tuhan.

Saya kira ini adalah statement yang keras ya, bagi anak-anak Tuhan yang mengaku diri percaya kepada Kristus untuk mengikuti Yesus Kristus. Penganiayaan seperti yang Paulus katakan, seperti yang Yesus sendiri katakan, itu bukan choice, itu bukan pilihan yang kita bisa lewati atau kita hindarkan dalam hidup kita, tetapi itu adalah sesuatu yang pasti akan dialami oleh setiap orang Kristen yang sungguh-sungguh ingin menegakkan pengajaran Kristus, baik itu melalui perkataan pemberitaan yang mereka ajarkan, mereka kabarkan, tetapi juga dengan satu kehidupan yang mereka berusaha jalankan di tengah-tengah dunia yang bukan orang-orang percaya atau bukan milik Kristus. Kalau Yesus sendiri ditolak, pasti orang dunia akan menolak kita yang menjalani prinsip Tuhan. Itu sebabnya pada waktu Petrus mengajar di dalam Bait Allah, pada waktu Petrus memberitakan tentang Kristus yang mati dan bangkit dari kematian, konsekuensi daripada pengajaran yang Petrus lakukan dan pemberitaan yang Petrus beritakan, serta mungkin kehidupan yang Petrus jalankan, itu adalah penganiyaan atau penolakan yang mereka alami. Dan oleh siapa? Para pemimpin yang telah menolak Yesus Kristus.

Dan Saudara, saya percaya ini menjadi hal yang penting karena itu menyatakan identitas kita. Saudara boleh perhatikan ya, semisal dalam bagian ini terlebih dahulu Saudara bisa perhatikan di dalam ayat yang 4 tadi, walaupun mereka ditangkap, atau Petrus dan Yohanes itu ditangkap oleh Imam Besar, tetapi penangkapan itu tidak membuat orang-orang Yahudi atau orang-orang yang datang ke Bait Allah itu mengurungkan iman mereka atau membatalkan untuk percaya kepada Kristus, tetapi justru yang terjadi adalah mereka bertambah di dalam jumlah menjadi kira-kira 5000 orang laki-laki.

Jadi, pada waktu kita berbicara mengenai penganiayaan, kenapa penganiayaan perlu dialami atau bahkan adalah satu keharusan yang dialami oleh gereja? Pertama adalah itu berkaitan dengan sesuatu yang menyatakan pertumbuhan daripada gereja, itu adalah satu sarana untuk mempertumbuhkan gereja, tetapi di sisi lain, itu juga menjadi satu sarana untuk menyaring siapa yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dan siapa yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Saudara boleh buka di dalam Matius, kita buka khotbah di bukit, ucapan bahagia, Matius 5:10 “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.””

Jadi, tujuan orang yang dianiaya, kenapa Yesus berkata kita perlu berbahagia ketika kita mengalami aniaya karena kebenaran, ataupun karena Yesus? Jawabannya karena apa? Karena itu menyatakan kita adalah orang yang benar, dan empunya kerajaan sorga. Saudara boleh buka juga di dalam 1 Petrus 2:19 “Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.” Sebab apa? 21 kita baca sama-sama ya, “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”

Jadi, pada waktu kita menderita, kita kenapa perlu berbahagia? Yesus berkata karena itu menyatakan identitas kita sebagai orang yang ada di dalam kerajaan sorga, dan sebagai seorang yang mengikut Yesus. Dan di dalam Surat Petrus, Petrus juga berkata pada waktu engkau mengalami penganiayaan dan penderitaan, kamu harus bersyukur akan hal itu, karena apa? Karena Yesus sendiri mengalami itu, dan kita dipanggil untuk mengalami apa yang Yesus alami. Dan tentunya, untuk seorang bisa mengalami apa yang Yesus alami dia harus memiliki pengajaran yang Yesus ajarkan dan hidup yang seperti Yesus hidupi.

Itu sebabnya saya tadi bilang, kalau seseorang tidak mengalami penganiayaan, maka dia mungkin tidak menjalankan firman Tuhan dengan tanpa ditambahi, tanpa dikurangi, atau dia menjalankan firman Tuhan dengan jiwa yang mengkompromikan sebagian daripada kebenaran firman Tuhan, itu membuat dia tidak ditolak, tetapi dia akan diterima oleh dunia. Dan ayat 4 menyatakan, akibat dari pengajaran yang begitu setia, pemberitaan yang begitu setia akan Kristus, itu membuat orang tetap datang kepada Kristus walaupun mereka lihat Petrus ditangkap dan ditahan di dalam penjara.

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya ini adalah satu prinsip yang perlu kita ketahui bukan hanya perlu tetapi harus kita ketahui sebagai orang yang mengikut Kristus. Kadang-kadang saya mendengar orang, atau memberitakan Injil dari awal jangan beritakan secara keras, jangan beritakan berkenaan dengan konsekuensi yang ia akan alami ketika dia mengikut Kristus, nanti saja, ketika suatu hari dia sudah siap mengikut Kristus dan dia sudah betul-betul bertumbuh di dalam iman, baru dikasih tahu kalau akibat daripada dia beriman kepada Kristus dia akan mengalami penganiayaan dan penolakan dalam hidup dia. Saya nggak setuju, di dalam Kitab Suci dikatakan sejak dari awal seseorang percaya kepada Kristus, dan bahkan sejak sebelum murid-murid melayani Yesus Kristus, ketika dia masih dalam studi 3,5 tahun di bawah bimbingan dari Yesus Kristus itu, Yesus sudah bilang, kamu ikut Aku, kamu pasti akan  mengalami aniaya. Mungkin di sini mereka baru teringat kembali akan perkataan pengajaran Yesus ketika mereka masih hidup dalam dunia bersama dengan Kristus bahwa mereka ditahan untuk mengalami aniaya itu.

Tapi Saudara, setiap kita yang membawa orang dan memperkenalkan Kristus dalam dunia ini, kita harus kasih tahu ketika engkau memutuskan ikut Yesus, tahu tidak, ada konsekuensi yang harus engkau alami, yaitu aniaya karena nama Yesus Kristus, dan dengan begitu kita baru memiliki kekuatan, dengan begitu kita baru memiliki orang-orang Kristen yang menghargai kasih karunia yang Yesus berikan bagi diri kita di atas kayu salib, dengan begitu kita tidak akan menjadi orang Kristen yang gampangan, yang murahan, yang mengikut tanpa mengerti harga yang harus dia bayar, yang mengikut hanya untuk kepentingan dari diri dia sendiri dan berkat bagi hidup dia semata.

Dan pada waktu Petrus mengalami penangkapan itu, apa yang dia lakukan? Dan di sini ada hal yang menarik Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Petrus dan Yohanes tidak melawan. Tetapi mereka mengikuti tindakan imam kepala itu bersama dengan polisi Bait Allah yang menahan mereka. Mereka memberi diri untuk ditahan oleh para pemimpin Bait Allah itu atau pemimpin Sanhedrin itu. Saya lihat ini adalah hal yang menarik, dan juga terus terang, hal yang mengagumkan. Karena kalau Saudara perhatikan di dalam Injil Lukas, Tuhan Yesus sebelum disalibkan, masuk ke dalam taman Getsemani, pernah berkata kepada murid-murid, atau di dalam pemikiran murid-murid, mereka berpikir bahwa ini adalah saat kita mengadakan revolusi untuk merebut tahta bagi keturunan Daud, bagi Mesias, sehingga Petrus berpikir bahwa kita perlu pedang. Lalu di dalam perjalanan itu, sebelum masuk dalam taman Getsemani, Yesus pernah berkata dua pedang saja cukup, nggak boleh lebih dari dua pedang. Ada yang mengatakan itu adalah sesuatu yang bukan bertujuan untuk menyetujui tindakan mereka yang akan beperang melawan kerajaan Romawi, tetapi pedang itu untuk membela diri di saat yang genting. Dan mungkin ini yang membuat Petrus kemudian mencabut pedangnya pada malam di taman Getsemani ketika hamba Imam Besar, Malkhus itu datang untuk menangkap Yesus, lalu dia menyabetkan pedang akhirnya mengenai telinga dari Malkhus, tetapi diobati oleh atau disembuhkan oleh Tuhan Yesus kembali.

Saudara, setelah peristiwa itu, yang jadi pertanyaan adalah pernahkah Alkitab mencatat ada satu rasul yang menggunakan pedang melawan musuhnya? Nggak ada lho. Nggak ada satu pun yang menggunakan pedang membela diri tetapi mereka justru menyerahkan diri untuk ditahan bahkan dianiaya ketika hal itu tiba atas hidup mereka ketika mereka melayani Tuhan. Nah, kenapa mereka lakukan itu? Dan kenapa mereka bisa melakukan hal itu? Saya percaya karena kacamata mereka itu adalah melihat daripada kacamata kehendak Tuhan. Saudara, kalau Saudara ingin punya satu kerelaan untuk berjalan bersama dengan Kristus dan memiliki satu kesadaran kalau Saudara berjalan terus di hadapan Tuhan dan bertanggungjawab di hadapan Tuhan, ketika Saudara melakukan sesuatu yang mengakibatkan orang lain kemudian menganiaya Saudara, saya yakin yang akan timbul adalah bukan perlawanan tetapi penundukkan diri di bawah penganiayaan itu.

Ini hal yang kayaknya konyol sekali ya. Orang kalau bahaya mengancam, penderitaan datang, bahaya yang mencabut nyawa datang, lebih baik lari kayak gitu. Ada ayatnya kan di dalam Kitab Suci yang menyatakan kalau penganiayaan tiba kepada engkau larilah dari kota yang satu ke kota yang lain, kenapa engkau harus berdiam diri dan menanggung itu dan mati secara konyol, kayak gitu. Tapi Saudara, dalam kasus ini saya percaya ada satu hal yang membedakan, situasi yang menimpa Petrus dan Yohanes itu bukan sesuatu yang ada di dalam kontrol mereka, dan itu adalah akibat daripada mereka sedang melayani Tuhan dan memberitakan firman Tuhan. Jadi mereka sedang melakukan kehendak Tuhan. Pada waktu mereka melakukan kehendak Tuhan, maka para pemimpin Bait Allah datang untuk menangkap diri mereka. Dan pada waktu mereka ditangkap mereka kemudian menyerahkan diri untuk ditangkap dan ditahan oleh orang-orang ini. Dan ini menjadi satu hal yang saya pikir bisa menjadi prinsip bagi kita untuk menentukan kapan kita harusnya menerima penganiayaan, kapan kita harusnya menghindarkan diri, yaitu ketika Saudara menjalankan perintah Tuhan, dan di saat itu terjadi kekacauan yang membuat Saudara harus mengalami satu penganiayaan, di situ Saudara lebih harusnya memilih untuk menundukkan diri, bukan melawan. Kenapa? Karena kehendak Tuhan.

Atau mungkin saya mau mundur sedikit, saya tarik ke dalam peristiwa yang saya bahas di dalam PA kemarin. Pada waktu Yesus Kristus dibawa ke penyaliban, sedang memikul salib, Alkitab berkata Dia tidak kuat. Lalu di dalam perjalanan itu, akibat Dia tidak kuat, akhirnya prajurit kemudian memutuskan Dia tidak memikul lagi tetapi menangkap seorang yang bernama Simon dari Kirene untuk memikul salib, menggantikan Yesus Kristus. Saya kira waktu itu Simon mungkin berpikir ini nasib sial sekali, saya datang ke Bait Allah bukan untuk mencaci Yesus, bukan untuk menolak Yesus, bukan untuk bersimpati kepada Yesus Kristus, tetapi saya datang dari jauh-jauh dari Kirene, Kirene itu adalah Afrika Utara yaitu yang kita kenal sebagai Libya saat ini, datang ke Yerusalem sebagai orang Yahudi untuk beribadah kepada Tuhan. Dan mungkin dia nggak tahu apa yang terjadi, dia baru datang, mau masuk ke dalam kota, lalu di dalam saat itu terjadi diri dia ditangkap karena dia berpapasan dengan Yesus yang dibawa kepada penyaliban lalu dia kemudian disuruh memikul salib Yesus Kristus.

Tapi Saudara, hal yang sial dan kebetulan itu di dalam tangan Tuhan menjadi hal yang memberkati Simon. Dan pada waktu itu Alkitab berkata kalau Saudara bandingkan Roma 16, di situ Paulus berkata kalau Simon itu adalah seorang yang punya anak, 2 orang anak, yang dikenali oleh Paulus, dan bahkan istrinya sendiri adalah seorang yang dianggap Paulus ibunya sendiri, seperti ibu. Artinya peristiwa dari penyaliban itu, kelihatannya telah membawa seorang yang bernama Simon dari Kirene untuk akhirnya datang kepada iman kepada Kristus dan percaya, satu keluarga akhirnya diselamatkan di dalam Yesus Kristus. Peristiwa yang tidak disengaja, peristiwa yang sepertinya kebetulan, tetapi pada waktu itu mungkin karena dia terpaksa untuk melakukan itu karena dipaksa oleh para prajurit, tetapi tetap di dalam ketetapan Tuhan untuk dia mengenal Kristus melalui peristiwa itu, di sini apalagi, ketika Petrus dan Yohanes mereka sungguh-sungguh memberitakan firman, terjadi penganiayaan, mereka pasti melihat itu adalah sesuatu yang merupakan kehendak Tuhan.

Saudara, atau saya mau katakan gini ya, Saudara bisa memiliki satu keberanian masuk ke dalam penganiayaan kalau engkau melihat atau memiliki prinsip coram deo. Coram deo berarti saya melakukan segala sesuatunya di hadapan Allah. Kalau Saudara paham bahwa apapun yang Saudara lakukan itu di hadapan Tuhan, maka Saudara pasti pertama menjaga diri, menjaga kekudusanmu, menjaga perbuatanmu, menjaga perkataanmu, memiliki penguasaan diri. Orang yang nggak memiliki penguasaan diri dan hidup dalam dosa saya percaya karena dia tidak sadar kalau dia dilihat oleh Tuhan. Saya pernah ngomong di sini ya, yang Sartre, dia bilang kenapa dia menolak Tuhan? Sebabnya karena dia tidak bisa berhadapan atau dia tidak mau berhadapan dengan Allah yang mata-Nya menyorot, terus melihat diri dia 24 jam setiap hari karena Dia ada di atas, karena dengan begitu dia tidak bebas lagi.

Tetapi, bagi orang Kristen, sikap itu adalah sesuatu yang harusnya membawa kita hidup di dalam sukacita, perkenanan Tuhan. Karena Tuhan melihat kita, Dia mengasihi kita, Dia tidak memalingkan mata-Nya dari kita, dan itu menolong kita untuk hidup di dalam kekudusan dan kebenaran. Makanya Petrus di dalam Surat 1 Petrus pasal yang ke-2 berkata kalau engkau mengalami aniaya, bukan karena sesuatu yang engkau perbuat, kamu harusnya bersyukur, tapi kalau itu sesuatu yang kamu perbuat kamu harusnya bertobat daripada perbuatan dosamu itu, dan kamu tidak bisa berkata bahwa itu adalah sesuatu yang kamu bisa syukuri karena aniaya itu adalah akibat kejahatanmu, bukan karena kebenaran. Dan Petrus ketika melakukan ini, dia memutuskan, karena dia tahu bahwa ketika dia menjalankan firman, memberitakan firman tentang Kristus, memberitakan pengajaran tentang Kristus, dia sedang melakukan kehendak Tuhan. Kalau dia melakukan kehendak Tuhan, terjadi penangkapan, terjadi penganiayaan, itu berarti pasti di dalam ketetapan Tuhan. Nah itu yang membuat dia kemudian mengikuti hal itu.

Jadi Saudara, ini prinsip pertama ya, pada waktu kita menjalankan firman Tuhan, dan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, nggak usah berontak, jalankan saja. Nah kenapa kita perlu jalankan itu? Karena ada kemungkinan Tuhan ingin memakai kita untuk menyaksikan nama Dia kepada orang-orang tertentu atau di dalam situasi tertentu yang sebenarnya tidak pernah ada kemungkinan itu, kalau kita tidak mengalami penganiayaan di dalam pelayanan yang kita lakukan. Contohnya di sini. Pada waktu Petrus dan Yohanes ditangkap, kenapa mereka ikut? Karena mungkin mereka melihat ini kesempatakan kapan lagi untuk dipertemukan dengan seluruh orang Sanhedrin. Dan Sanhedrin itu siapa? Sanhedrin itu pemimpin tertinggi bangsa Yahudi. Dan mereka terdiri dari 70 orang imam atau Farisi dan Saduki di situ, plus satu Imam Besar, totalnya ada 71 orang.

Dari mana dapat angka ini? Dari apa yang Tuhan katakan kepada Musa di dalam Bilangan 11:16, ketika Musa kewalahan untuk menjalankan pengadilan atau memimpin Israel dan mengatasi persoalan yang ada di dalam kehidupan Israel, maka Tuhan berkata kepada Musa pilih 70 orang tua-tua dari antara kamu, bawa mereka bersama dengan aku untuk menghadap kepada Tuhan lalu aku akan membagikan Roh yang ada pada dirimu, Musa,  Roh-Ku yang ada pada dirimu kepada 70 orang ini, dan bersama-sama mereka engkau akan memimpin bangsa Israel. Dan itu menjadi satu ketetapan yang dilakukan orang-orang Yahudi sampai pada zaman Yesus Kristus untuk menetapkan Sanhedrin berjumlah 70 plus 1 orang. Tentunya 1 orang juga ada tujuan yaitu supaya ketika mengambil voting tidak ada suara yang seimbang sehingga tetap ada satu keputusan yang dilakukan. Tetapi ini berbicara angka 71 orang yang bersumber dari Taurat Tuhan.

Kepada ada kesempatan bertemu dengan satu perkumpulan komplit itu? Pemimpin yang komplit itu? Saya percaya nggak ada kemungkinan itu. Ambil contoh Saudara punya kesempatan nggak misalnya ketemu Uztad terkenal indonesia yang suaranya banyak didengar orang? Mungkin nggak ada kesempatan itu. Pemimpin-pemimpin agama lain mungkin nggak ada kesempatan itu. Saya sendiri mungkin berpikir orang mau dekatin saya saja dari beda agama mungkin mereka punya ketakutan sendiri untuk mau dekat, bicara, berkenaan dengan iman Kristen.

Jadi bagi Petrus sendiri, mau menghadap pemimpin kayak gitu, itu bukan hal yang gampang. Saya waktu berapa hari ada bicara sama istri pengurus dan bicara seperti ini, “Pendeta si anu jemaat bisa hadap tidak?” “Oh mana bisa, Pak, baru sampai sekretarisnya saja sudah ditolak kok. Hanya orang-orang yang dekat dengan dia, yang menjadi orang inti baru bisa masuk dan berbicara dengan pendeta itu. Kalau nggak, nggak bisa. Jemaat saja tidak bisa menemui diri dia kok.” Ini level dalam satu gereja lho. Nah sekarang Petrus siapa? Dia bukan orang terpelajar, dia adalah seorang nelayan dari Galilea, seorang yang tidak punya pendidikan akademik theologis, dan mau datang kepada Imam Besar untuk berbicara masalah theologis pada diri dia mungkin akan ditolak. Tetapi ini menjadi satu kesempatan Tuhan pakai untuk memperhadapkan Petrus dan Yohanes di hadapan Imam Besar, dan di sini dikatakan ayat 6, “Dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar.” Dia punya kesempatan untuk bicara di hadapan mereka lho. Dan itu yang membuat Petrus kemudian merelakan diri untuk ditahan dan diperhadapkan dengan imam-imam besar ini.

Dan pada waktu mereka diperhadapkan, apa yang mereka saksikan? Menarik sekali di sini mereka tidak berkompromi dengan berita yang mereka kabarkan baik kepada orang umum ataupun di hadapan para pemimpin itu. Tetapi Petrus dengan terang-terangan sekali berkata kalau yang dia beritakan itu adalah Yesus orang Nazaret yang kamu bunuh dan bangkit dari kematian. Yesus orang Nazaret yang adalah Mesias yang merupakan batu penjuru yang kamu buang itu tetapi kemudian menjadi batu penjuru bagi orang-orang yang percaya kepada Kristus. Itu kutipan dari Mazmur. Mungkin orang-orang Yahudi pikir Mesias tidak mungkin mengalami kematian, penolakan, tetapi Petrus tunjukkan dari Mazmur 118:22 Alkitab dalam Perjanjian Lama 1000 tahun dari sebelum Yesus datang itu sudah bicara batu penjuru itu akan dibuang. Siapa yang buang? Engkau pempimpin agama, engkau yang akan buang batu penjuru itu. Tapi Tuhan menggunakan itu menjadi batu penjuru bagi orang-orang yang percaya dan menyelamatkan mereka.

Dan Petrus juga berkata kamu ingin selamat kan? Kamu tahu nggak kalau kamu ingin selamat, jalannya itu cuma satu yaitu di dalam nama Yesus. Ayo Saudara, orang pemimpin agama, seorang yang paling berkuasa, seorang yang paling dihormati oleh seluruh orang Yahudi sebagai orang yang paling mengerti firman Tuhan mungkin seperti itu, Petrus bilang semua yang kamu ajarkan itu salah, semua yang kamu percaya itu salah tentang Mesias, dan kalau kamu ingin diselamatkan, itu bukan melalui perbuatanmu dan ibadahmu. Kamu harus datang kepada Kristus untuk diselamatkan. Berani sekali.

Jadi Petrus menundukkan diri. Pada waktu dia diberi kesempatan untuk menyaksikan Injil, mempertanggungjawabkan apa yang dia ajarkan dan beritakan, dia beritakan tanpa kompromi dan melunakkan isi dari berita yang dia kabarkan itu. Tidak peduli siapa yang dia sedang bicara, termasuk pemimpinnya. Kenapa begitu? Karena satu hal: dia memberi diri dipenuhi oleh Roh Kudus. Saudara boleh baca ayat yang ke-8, “Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: “Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,” dan seterusnya, dia mulai berkhotbah ya. Yang membuat Petrus punya keberanian karena ia penuh dengan Roh Kudus. Dan ada yang berkata dalam komentari penuh dengan Roh Kudus itu merupakan kata kerja past tense. Itu berarti sebelumnya Petrus dan Yakobus sudah penuh dengan Roh Kudus, maka itu memberi suatu keberanian bagi diri dia, menyaksikan tentang Kristus secara berani.

Saudara, kita sudah bahas tentang pengertian penuh dengan Roh Kudus, tapi saya mungkin akan bicara sedikit saja. Penuh dengan Roh Kudus adalah apa? Penuh dengan Roh Kudus itu berarti kita mmeberi diri untuk dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus. Itu yang dimaksud Kitab Suci. Dan dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus itu berbicara tentang apa? Yaitu berbicara dengan satu kehidupan yang merelakan diri untuk dipimpin oleh perkataan Yesus, Kolose 3. Sehingga kalau Roh Kudus memberitakan segala kebenaran tentang Kristus, seperti yang dikatakan Yesus di dalam Injil Yohanes, maka itu berarti tiap orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus akan menyampaikan atau melakukan suatu kehidupan yang dipimpin oleh perkataan Kristus. Dan pada waktu seseorang memimpin atau dipimpin oleh perkataan Kristus dalam hidup dia, itu berarti siapa yang akan ditinggikan? Yaitu Yesus sendiri. Jadi kapan seseorang itu dikatakan sebagai orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus? Bukan ketika dia berbicara bahasa roh, tetapi ketika dia meninggikan Kristus, saat itu dia adalah orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus dan memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus. Dan itu membuat Petrus memiliki suatu keberanian untuk menyaksikan Injil.

Atau saya boleh ngomong seperti ini juga, mungkin kalau itu agak sulit untuk memahami, Saudara, jika engkau adalah seorang yang ingin dipimpin oleh Roh Kudus, pertama lakukan kebenaran, lalu ketika engkau lakukan kebenaran dalam hidupmu, engkau mengalami mungkin penolakan dalam hidupmu, coba belajar menerima itu dan melewati itu. Dan engkau juga nggak perlu terlalu pedulikan, pusingkan resiko yang engkau akan hadapi ketika engkau berusaha tetap menjalankan perkataan Tuhan dan kebenaran Tuhan ketika engkau mengalami penganiayaan itu. Outcome-nya itu tidak penting. Petrus di sini dibebaskan tetapi yang kedua kali dia dicambuk. Stefanus ketika melakukan hal sama dengan Petrus lakukan, dia dirajam mati. Outcome-nya seperti apa itu nggak menjad satu urusan terlalu penting dalam hidup kita. Saudara mau mati, itu nggak terlalu penting. Saudara mau cuma dianiaya, ditonjok, mungkin dicerca, dihina, itu bukan satu masalah harusnya. Saudara mau dikeluarkan dari pekerjaan itu bukan sesuatu yang harusnya menjadi hal yang terlalu berdampak dalam hidupmu. Karena apa? Karena yang penting adalah saya menjalankan perintah Tuhan, saya memberi satu kesaksian, saya menundukkan diri di bawah kehendak Tuhan, itu menyatakan saya dipenuhi oleh Roh Kudus, dan ketika saya dipenuhi oleh Roh Kudus dan menjalankan semua itu, apapun yang menjadi konsekuensi dalam hidup saya, itu adalah sesuatu yang pasti merupakan berkat dan pemeliharaan Tuhan dalam diri saya.

Dan kenapa saya bilang sampai bahkan matipun tidak masalah? Karena Yesus berkata kalau engkau lebih memelihara hidupmu daripada melepasnya bagi Aku, maka Aku pun akan malu mengakui engkau. Tetapi kalau engkau mati karena nama-Ku dan mengakui itu, maka engkau akan hidup bersama dengan Aku. Ada hal yang lebih berharga yang Tuhan sudah sediakan bagi diri kita. Sekali lagi saya ngomong ini pengajaran yang keras. Mungkin Saudara akan ngomong ini sesuatu yang fanatik sekali berkenaan dengan iman Kristen. saya mau kasih tahu ada yang lebih fanatik lagi yang di sini Petrus bilang, “Keselamatan tidak ada di nama lain kecuali nama Yesus Kristus.” Sempit nggak? Mungkin sempit sekali. Sangat eksklusif. Pikiran yang kayaknya tidak terbuka untuk orang lain dan mengakui kebenaran di dalam ibadah orang lain tidak? Betul. Mengakui Yesus adalah satu satunya kebenaran, Kristen satu-satunya yang benar? Benar. Salah nggak? Mungkin bagi banyak orang Kristen itu salah. Tetapi di sini Petrus berkata itu adalah hal yang harus diberitakan dan tidak boleh dikompromikan. Sempit tidak? Mungkin sempit. Kenapa masih diberitakan? Karena kebenaran.

Saya ambil contoh ya. kalau anak Bapak, Ibu, belajar matematika, lalu di belajar matematika itu bilang 2 + 2 = 4. Lalu anak Bapak, Ibu, itu ngomong, “Nggak ah, siapa bilang dua tambah dua sama dengan empat? Saya mau lima. Saya mau tiga. Saya mau sepuluh.” Bapak, Ibu, akan ngomong apa? Atau Bapak, Ibu guru akan ngomong apa? Lalu dia pas ujian dia tulis kayak gitu, “2 + 2 = 5” Kira-kira akan dicoret atau akan dibenarkan? Pasti coret ya. Bapak, Ibu, juga akan koreksi kan yang punya anak seperti itu? Lalu anak Bapak, Ibu, ngomong sama Bapak, Ibu, “Papa mama ini sempit sekali sih pikirannya. Guru kita di sekolah itu bodoh sekali ya. kok mau menang sendiri. Saya punya pengertian dua tambah dua sama dengan lima. Kenapa tidak mau akui bahwa dua tambah dua sama dengan lima, tetap ngotot dua tambah dua sama dengan empat. Saya mau lima kenapa? Salahnya di mana? Kan bagi saya dua tambah dua sama dengan lima itu benar. Itu adalah sesuatu yang benar, kenapa mau disalahkan? Bapak, Ibu, sempit sekali ya pikirannya. Tidak menghargai hak asasi manusia,” atau kalau mau tarik ke dalam agama, “tidak menghargai hak agama, hak asasi manusia beragama dan mengakui bahwa mereka juga memiliki kebenaran selain daripada Kristus.”

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau andaikata 2 + 2 = 5 itu benar, bukan hanya 4, ada beberapa jawaban, Bapak, Ibu, boleh bicara seperti itu. Anak itu boleh berkata itu sempit. Tetapi kalau dua tambah dua itu cuma empat hasilnya, dan itu adalah jawaban yang paling benar dan tidak ada jawaban yang lain yang benar selain empat itu, yang Bapak, Ibu, katakan itu bukan sesuatu yang sempit tapi itu adalah kebenaran. Paham ya? Yesus berkata Dia adalah jalan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kecuali melalui Aku. Petrus berkata di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang bisa menyelamatkan engkau kecuali nama Yesus Kristus. Paulus berkata seperti itu, Yakobus berkata seperti itu. Kenapa mereka semua berkata seperti itu? Karena mereka melihat dengan mata mereka sendiri Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup. Mereka menyaksikan kebenaran perkataan itu dari peristiwa sejarah yang sungguh-sungguh terjadi dalam hidup mereka dan pengalaman yang bersifat bukan hanya rohani tapi pengalaman bersifat fisik yang dialami juga, yang dilihat oleh mata mereka. Dan kesaksian itu bukan hanya dari satu dua orang tapi 500 orang yang menyaksikan kebenaran ini.

Jadi pada waktu bicara Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang mencapai pada Bapa kecuali melalui Aku, itu adalah satu statement yang bukan sempit tetapi itu adalah statement kebenaran di mana orang mau mengakui atau tidak mau akui, suatu hari pasti harus akui kalau Yesus adalah satu-satunya jalan kebenaran dan hidup itu. Baik Roma 2:14 dan Filipi 2 itu berkata, dan bahkan Wahyu pun, Matius 22 bicara kalau, 25 ya, kalau di akhir zaman nanti Yesus yang akan duduk di atas takhta pengadilan untuk menghakimi semua manusia baik yang percaya ataupun yang tidak percaya. Jadi pada waktu Saudara memberitakan tentang Kristus dan Saudara ngotot mempertahankan kalau Yesus adalah satu-satunya jalan, Saudara sedang berpihak pada Allah yang sejati dan satu-satunya jalan itu. Dan untuk menyatakan ini kita tidak perlu terlalu takut akan konsekuensi yang harus kita alami karena pada waktu kita jalankan itu, kita pasti menyatakan diri kita adalah Anak Tuhan, kerajaan kita adalah di dalam sorga, dan kita adalah milik Dia dan pengikut Kristus. Dan Tuhan sudah siapkan upah bagi mereka yang setia kepada Dia.

Sekali lagi penganiayaan itu perlu nggak? Perlu? Perlu ya. Rela nggak kalau Tuhan pimpin masuk ke dalam penganiayaan? Amin? Nggak ya? Saudara, saya ngomong ini bukan sesuatu yang subjektif ya. Ini satu yang objektif dari firman Tuhan. Saudara mau siap nggak siap, saya harus ngomong Saudara harus siap untuk itu. Dan saya mungkin kalau bicara kayak gini agak terlalu ini ya, luas, saya mau ajak ngomong kayak gini aja, Saudara rela nggak dianiaya dalam scope lebih kecil? Scope lebih kecil itu apa? Scope lebih kecil adalah misalnya Saudara dengan pasangan hidupmu, Saudara lebih mempertahankan egomu, kebenaran dirimu, atau Saudara lebih memilih menyangkal diri demi firman Tuhan itu bisa digenapi dalam hidupmu ketika engkaui berelasi dengan pasanganmu ketika ada masalah di dalam keluarga? Saudara ketika menjalankan itu, Saudara sebenarnya secara nggak langsung sedang mengalami suatu aniaya dalam hidupmu demi menaati firman Tuhan. Kalau Saudara lakukan itu, saya yakin keluargamu baik-baik.

Ketika Saudara hidup bergaul dengan teman yang lain dalam keluarga, Saudara rela nggak untuk orang lain itu melihat kalau engkau adalah Kristen dan engkau percaya yang engkau imani adalah satu-satunya kebenaran itu? Tapi nggak usah sampai keluar deh, di dalam gereja sendiri, di dalam satu pelayanan, ketika Saudara mengerti kebenaran, Saudara sedang menjalankan kebenaran, Saudara rela nggak untuk mengalami penderitaan akibat Saudara melakukan kebenaran itu? Saudara ini adalah hal yang nggak mungkin lepas dari hidup kita. Dari hari-hari dalam keluarga kita, kepada anak kita, orang tua kita, pasangan hidup kita, demi untuk firman Tuhan digenapi dan kehendak Tuhan dinyatakan kita rela nggak mengorbankan diri kita untuk itu? Kalau mau nggak, bicara nggak, hal yang kecil saja tidak bisa, bagaimana untuk menyaksikan hal yang lebih besar? Tetapi hal yang kecil kalau kita nggak bisa lakukan bagaimana kita bisa bilang kalau kita beriman pada Kristus dan mau dipenuhi oleh Roh Kudus dalam hidup kita? Kiranya Tuhan boleh berkati kita ya. mari kita masuk dalam doa.

Kembali kami berdoa bersyukur Bapa untuk firman-Mu, untuk kebenaran-Mu, untuk kesaksian dari Petrus dan Yohanes untuk menyatakan Injil-Mu dan prinsip hidup yang boleh mereka pegang. Kiranya itu juga boleh menjadi satu prinsip yang kami miliki dan kiranya Engkau juga boleh memberikan kepada kami satu keberanian untuk menyaksikan kebenaran Kristus dalam hidup kami. Tolong kami ya Bapa, pimpin kehidupan kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

 

Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah (KS)