Pengikut Kristus Dibenci Oleh Dunia, 29 September 2024

Pengikut Kristus
Dibenci Oleh Dunia
Yoh. 15:18-16:4a

Pdt. Yakub
Kartawidjaja

 

Kalau Bapak, Ibu
perhatikan ini ya, ini ada tiga bagian yang kita baca hari ini. Ayat 18–25, ya,
kalau Bapak, Ibu perhatikan, itu semua banyak kata “membenci” di sini, ya. Ini membikin
kita itu harus waspada terhadap hidup kita, ya. Di awal sampai pertengahan,
18–25, itu kata “membenci” ada tujuh kali di situ. Diulang terus karena
itu penting, ya. Kenapa, Saudara, dunia bisa membenci Kristus, membenci Bapa,
dan membenci kita? Itu bagian yang akan kita renungkan, ya, sama-sama 18–25
ini. Nah, Saudara, dan kedua, di tengah-tengah itu, ayat 26–27 ya, tiba-tiba
Yesus bilang apa di situ? “Penolong yang Kuutus kepadamu.” Jadi
ini bicara kesaksian Roh Kudus tentang Yesus Kristus dan sekaligus bicara juga
kesaksian kita di tengah dunia. OK, dua ayat itu, ya, di tengah. Lalu
Yesus mengatakan apa, Saudara, yang pasal 16:1–4? Itu adalah tentang ujian dan
pencobaan yang kita akan hadapi sebagai pengikut Kristus. Jadi, ada tiga, yang
akan saya bahas, ya, di dalam hal ini.

Jadi kalau mau
dirangkum, Saudara-saudara: kita sebagai pengikut Kristus itu memang seharusnya
dibenci oleh dunia. Itu dikatakan di 18–25. Yesus ngomong sama
murid-murid itu kepada kita semua. Memang seharusnya kita dibenci, kalau tidak,
Saudara-saudara, itu berarti kita sebagai murid Yesus sudah kompromi dengan
gaya hidup dunia! Tetapi di tengah kebencian itu, justru Saudara-saudara, kita
harus tetap, apa yang dikatakan tadi? “Penolong akan Kuutus supaya kamu
bersaksi!
” Jadi di tengah penderitaan yang ada seperti itu,
Saudara-saudara, di tengah kebencian itu, kita harus tetap bersaksi, ya.
Bersiap menerima segala aniaya dalam bentuk apapun karena Tuhan telah
mengatakannya kepada kita sebagai antisipasi, ya Saudara-saudara. Ketika kita,
ayat yang terakhir, ya: ujian, pencobaan, dikucilkan, segala macam, kita tetap
setia menjadi saksi Tuhan.

Yang pertama.
Saudara, saya ingin membahas kebencian dunia terhadap Kristus dan terhadap
kita. Di ayat 18–25, ayat yang panjang, Saudara bisa baca lagi di rumah ya, itu
kata “membenci” diulang hampir di setiap ayat! Yesus berkata, “Dunia
membenci Aku
.” Artinya, Saudara: kita yang sudah dipilih Tuhan menjadi
milik-Nya itu, kita kan bukan lagi milik dunia, ya. Kita bersyukur bahwa SPIK
itu bicara tentang gereja, ya, orang-orang pilihan. Kita bukan lagi milik dunia
tetapi orang yang dipilih justru keluar dari dunia, ya, Saudara-saudara, eklesia, ya. Karena mereka telah
membenci Kristus dulu, dan membenci Bapa, itu sebab kita juga sebagai pengikut
Kristus akan dibenci oleh dunia karena kita memang bukan dari dunia ini.

Nah, Saudara, ini
adalah menjadi refleksi bagi kita, ya, sebagai murid-murid Tuhan Yesus. Kita
seringkali berpikir, Saudara, sebagai orang Kristen itu kita kurang menderita
bagi Kristus. Padahal ada harga yang harus dibayar oleh kita sebagai pengikut
Kristus. Sudahkah kita membayar harga untuk mengikut Yesus Kristus di dalam
hidup kita masing-masing? Yesus memberitahu kita dalam bagian ini dengan jujur,
Saudara, apakah artinya mengikut Dia? Memang kita banyak, Saudara, keuntungan
besar, ya, berkat rohani, segala macam, di Efesus, kalau Saudara baca, ya pasal
1, kita tahu berkat-berkat rohani: hidup yang kekal, kita dipilih sebelum dunia
dijadikan, kita ditebus oleh darah Kristus, iya kan? Lalu kita mendapat segala
berkat itu, ya. Kita dimeteraikan oleh Roh Kudus, dan lain sebagainya, Saudara.
Kita juga punya akses kepada Bapa di dalam doa, kita menerima karunia, bakat,
segala macam, dari Roh Kudus, dan kita disediakan tempat di surga. Tapi jangan
lupa, Saudara-saudara, di dalam bagian ini kita semua diingatkan oleh Firman
Tuhan, di waktu yang sama cinta kita kepada Tuhan itu berarti kita dibenci oleh
dunia!

Di dalam perikop
sebelum ini, Tuhan Yesus memberitahu kita berkat-berkat yang semua akan
diberikan kepada orang-orang yang mengikuti Dia. Yesus menghibur para murid-Nya,
karena mereka, di dalam konteks, Saudara, waktu itu, tekanan yang besar, ya,
waktu Yesus mau pergi meninggalkan mereka. Kan ini di dalam konteks itu,
Saudara, surat ini. Tetapi, sekarang di sini Yesus justru merubah penekanannya.
Dia memberitahu para murid itu bukan berkat tetapi malah penganiayaan. Yesus
menekankan justru permusuhan dunia kepada Dia sendiri, dan kepada para
pengikut-Nya. Kata “membenci” ini diulang-ulang sampai tujuh kali, Saudara.
Padahal sebelumnya Tuhan Yesus mengajar para murid itu tentang cinta kasih, ya
harus saling mengasihi, tetapi di sini justru kebencian dunia.

Tuhan mengajar
kita, Saudara, kenapa kita dibenci dunia? Karena Tuhan ingin mengingatkan kita
tentang perbedaan yang harus ada di antara kita, milik Kristus, dengan dunia
ini. Harus ada bedanya! Kalau kita mengerti hal ini, Saudara, atau kita makin
bertumbuh mengerti hal ini, maka kita tidak akan pikirkan terlalu mendalam
untuk hal-hal sementara di dalam dunia ini tetapi akan semakin mencari dan
mengerjakan justru kehendak Tuhan dan keinginan kita terus untuk mempermuliakan
Dia.

Nah, Saudara,
saya ingin mengajak kita merenungkan beberapa hal di dalam bagian yang pertama,
yang kebencian dunia. Yang pertama adalah kebencian dari pada dunia. Alkitab
mengajarkan kepada kita tiga alasannya, kenapa dunia membenci kita? Yang pertama
Saudara, bahwa dunia membenci kita karena kita bukan dari dunia. Ayat 19, “karena
kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab
itulah dunia membenci kamu
.” Saya ulangi sekali lagi, Tuhan Yesus berkata “karena
kamu bukan dari dunia, maka memang, dunia akan membenci kamu.
” Dunia di
sini, Saudara, tentunya bukan dunia dalam arti cosmos atau ciptaan.
Bukan! Tetapi dalam satu sisi dunia yang sudah corrupt, satu gaya hidup
duniawi yang memang sudah melawan Tuhan, nilai-nilai dunia,
kenikmatan-kenikmatan dunia, ambisi-ambisi. Inilah maksud dari Yohanes ketika
menulis “dunia ini tidak mengenal Tuhan”. Dunia ini memang sudah menolak
Tuhan, itu di dalam arti nilai-nilai, sistem-sistemnya. Dunia benci pengikut
Kristus. Dan alasan dunia membenci kita adalah karena kita bukan dari dunia.

Ayat 19, “Aku telah
memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu
.” Tuhan telah
memilih kita keluar dari dunia Saudara, berarti kita bukan milik dunia ini
lagi. Kita sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus. Kita adalah orang-orang yang
punya warga surga. Nah Saudara-saudara, itu sebabnya dunia membenci kita. Dan
Tuhan memilih itu Saudara, bukan tanpa tujuan. Tuhan memilih setiap kita,
gereja-Nya, sebelum dunia dijadikan sebagaimana di dalam Efesus, bukan tanpa
tujuan. Berarti Tuhan bukan sembarangan pilih, lalu dibiarin tidak ada
tujuan. Kita dipilih itu Saudara, untuk satu tujuan yang spesifik. Setiap kita.
Kalau di dalam Ef. 2:10, kita dipilih untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
baik yang Dia sudah siapkan sebelumnya. Jadi Saudara, setiap pekerjaan kita,
Saudara A, Saudara B, Saudara C, itu pekerjaan sudah ditentukan oleh Tuhan
sejak kekekalan. Itu namanya panggilan. Dan kita berlari terus mengejar
panggilan Tuhan di dalam hidup kita. Jadi kita dipilih itu untuk satu pekerjaan
khusus yang harus kita kerjakan di dunia ini. Siapa yang panggil kita? Tuhan. Meskipun
saya bekerja di dalam dunia musik, belasan tahun di Singapur, tetapi saya toh
menjadi hamba Tuhan karena saya memang sudah dipanggil dari kekekalan.
Kira-kira seperti itu. Saudara sendiri, bekerja sebagai apa, itu panggilanmu.
Kerjakanlah dengan baik di dalam setiap panggilan Saudara.

Jadi Saudara
dipilih untuk satu pekerjaan khusus yang harus kita kerjakan di dunia. Itu
sebabnya dunia menolak Kristus, pasti juga membenci mereka yang sudah dipilih
oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Kenapa membenci Saudara?
Karena Tuhan telah membuat kita makin berbeda di dalam dunia. Tuhan telah
membuat kita makin berbeda dari dunia ,Saudara. Kalau dunia melihat mereka,
melihat kita itu tidak ikut mereka, mereka mulai membenci kita. Karena setiap
orang yang dipilih, lalu dia ditebus Saudara-saudara, dan di saat hidupnya itu
dia mendengar Injil, lalu kemudian ketika dia percaya kepada Kristus dia
menerima Roh Kudus di dalam hati dia. ketika Roh itu, Saudara-saudara, masuk ke
dalam diri orang Kristen, hidup dia itu terus dirubah. Progressive
sanctification
, Saudara tahu itu semua. Jadi makin hari, hidupnya itu makin
berbeda dengan cara hidup dunia.

Kita semua dari
hari ke hari itu, Saudara, makin diubahkan makin mirip siapa? Kristus. Bukan
makin mirip dunia. Makin mirip Kristus, itulah panggilan hidup orang Kristen
melalui panggilan kita masing-masing. Apapun itu. Tapi kita sedang dirubah
karakter kita makin mirip dengan Kristus. Kita punya tujuan hidup yang beda.
Kita dipanggil dalam pekerjaan kita justru supaya kita makin dikuduskan. Untuk
apa Saudara dipanggil sebagai mahasiswa, di kantor segala macam? Untuk hidup di
dalam proses pengudusan itu. Termasuk pelayanan Saudara di gereja. Itu untuk bertumbuh
di dalam anugerah. Semakin hari semakin mirip dengan Kristus, makin dikuduskan
Saudara. Sehingga hidup kita semakin membawa kemuliaan bagi Tuhan. Dari gaya
hidup kita, makin berbeda dengan dunia. Dari percakapan kita sehari-hari juga
makin berbeda dengan dunia. Kan begitu Saudara-saudara, orang yang punya Roh
Kudus itu di dalam hatinya. Dari kesaksian hidup kita semakin berbuah. Makin
lama ikut Yesus makin berubah. Jadi perbedaan itulah Saudara yang membuat
mereka membenci kita. Kita tahu Saudara, the business of the Christians itu
to be like Christ
. Itu bisnis kita, bukan cuma cari uang di dunia. But
the business of every Christians is to be like Christ
. Itu Jonathan
Edwards.

Yang kedua,
kenapa Saudara-saudara, yang kedua alasan dunia membenci kita selain kita bukan
dari dunia? Karena dunia membenci Kristus. Ayat ke-20, “Jikalau mereka telah
menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu
”. Kenapa dunia benci kita?
Karena dunia telah benci Kristus dulu. Kenapa dunia membenci orang-orang
Kristen? Karena mereka juga membenci Tuhan kita terlebih dahulu juga. Jadi
kebencian dunia terhadap kita itu bukan disebabkan karena ada sesuatu di dalam
diri kita sendiri. Seperti, oh, seolah-olah kita, ya, Saudara-saudara. Kita
bukan apa-apa! We are only dust on the ground. Itu aja. Kita
hanya debu, Saudara-saudara. Bukan juga di dalam arti tertentu, Saudara, karena
apa yang kita kerjakan. Kalau kita karena dosa kita maka orang lain membenci
kita, itu justru menunjukkan kita bukan pengikut Kristus yang baik. Tetapi, di
sini, jelas Yesus mengajar dunia membenci kita karena mereka lebih dulu membenci
Yesus Kristus.

Kenapa dunia
membenci Yesus Kristus? Coba kita pelajari firman ini, Saudara, Yesus berkata
di ayat 22-24. Itu jawabannya. Kenapa dunia benci Yesus? Nggak suka gitu
sama
Yesus Kristus. Ayat 22-24. “Sekiranya Aku tidak datang dan tidak
berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa.”
Mereka
tidak akan tahu Saudara, mereka tidak kenal, maka mereka berdosa. Ya, Saudara,
apa perkataan Kristus? “Namun, sekarang, mereka tidak punya dalih bagi dosa
mereka.
” Jadi, yang pertama alasannya, Saudara, kenapa dunia benci Kristus
adalah karena perkataan-Nya. Di dunia ini, Saudara, ada orang-orang tertentu
bisa dibenci karena perkataan mereka. Ada orang-orang yang sombong. Wah, kalau
bicara itu selalu membanggakan diri dan sebagainya. Orang itu lihat tidak suka
dengan perkataan-perkataan mereka yang membanggakan dirinya. Kita semua tidak
suka kesombongan. Tetapi, Yesus Kristus tidak sombong. Dia sangat rendah hati.
Di dalam Filipi 2 sudah dikasih tahu, Dia mengosongkan diri dan
sebagainya. Dia adalah seorang yang mempunyai kerendahan hati yang sempurna
yang pernah hidup di dunia ini, Saudara. Sampai-sampai Nabi Yesaya 53:7 itu bilang
begini: “Yang bahkan ketika dianiaya dan disakiti, Dia tidak membuka
mulut-Nya.”

Perkataan
orang-orang di dunia, Saudara, mungkin juga bukan sombong tapi egois. Ya, kan?
Mereka memang layak kalau dilecehkan. Tapi, Yesus tidak egois. Dia malah
mengosongkan diri-Nya menjadi Hamba, menjadi Manusia dan mati di atas kayu
salib untuk menyelamatkan kita. Sebagian orang perkataannya, Saudara, bukan
hanya sombong dan juga egois. Mungkin juga jahat, penuh fitnah, dan sebagainya,
Saudara. Tapi, Yesus tidak. Dia penuh cinta kasih. Dia penuh kelemahlembutan.
Maka, Dia pernah berkata, Saudara, “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu
dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
” Luar biasa,
Saudara! Perkataan Yesus itu penuh cinta dan kelemahlembutan. Sebagian orang,
mungkin perkataannya, Saudara, munafik juga. Yesus tidak! Perkataan Yesus
selalu jujur, bisa dipercaya, Saudara. Yesus tidak pernah mengatakan sesuatu,
tetapi artinya lain. Jadi, apa maksudnya Tuhan berkata perkataan Dia yang
membuat orang-orang dunia membenci Dia? Karena manusia tidak suka dibongkar
dosanya. Perkataan-perkataan Kristus itu membongkar dosa manusia. Itu sebabnya
dunia membenci Kristus karena perkataan-Nya.

Saudara, ada 1
ilustrasi. Waktu istri kepala suku-ada seorang misionaris itu masuk pedalaman Afrika, ia berkunjung,
Saudara-saudara. Dia berkunjung ke Afrika untuk mengabarkan Injil di situ.
Lalu, istri kepala suku itu, Saudara, di pedalaman Afrika ini-berkunjung ke rumah misionaris ini. Nah, Saudara,
di depan rumah si misionaris ini ada cermin yang tergantung di atas pohon. Si
istri ini karena memang masih primitif tidak sengaja dia melihat kaca cermin
ini dan wajahnya sendiri juga ada di situ. Dia tidak ngerti,
Saudara. Lalu, tanya ke misionaris, “Siapa yang wajahnya jelek seperti itu?
Sudah di dalam pohon!” Dia nggak ngerti, kan, Saudara. Si misionaris
ini, kan, bilang, “Ini bukan pohon. Itu cermin yang merefleksikan wajah
kamu!” kan, gitu. Dia tidak bisa percaya. Dia pergi, Saudara, ambil
cermin itu, dia tatap, lalu berkata, “Saya harus memiliki cermin ini! Berapa
harganya? Tolong jual!” Wah, si misionaris itu, ”Tidak bisa! Ini adalah
warisan.” Segala macam. Tapi, dia memaksa. Akhirnya, daripada ribut, ya, sudah,
dia jual. Setelah dia dapat cermin itu, Saudara, apa yang dia lakukan? Dia
marah sekali. “Saya tidak mau kamu membuat wajahku lagi!” Begitu, Saudara. Dia
angkat. Lalu, banting cermin itu sampai hancur berkeping-keping.

Saudara, manusia
membenci Yesus karena alasan seperti itu. Karena perkataan Yesus di dalam
firman itu menjadi cerminan. Saudara, mereka membenci Yesus dan firman-Nya
karena Kristus dan Alkitab justru menyatakan siapa diri mereka dan mereka tidak
suka. “Siapa saya? Kok, dikatakan berdosa segala macam?” Jadi, bagian
pertama ini mengajarkan dunia membenci Yesus dan Bapa dan kita sebagai
pengikut-Nya, Saudara-saudara.

Yang kedua, saya
ingin bahas adalah yang di tengah tadi adalah kesaksian Roh Kudus dan kesaksian
kita yang itu adanya di ayat 26-27. Saya bacakan untuk Bapak, Ibu. “Ketika
penolong yang akan Kuutus kepadamu dari Bapa datang, yaitu roh kebenaran yang
keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku
.” Tentang Yesus Kristus. Ya,
jadi ketika Roh Kudus, diutus oleh Kristus, ya, kepada kita yaitu Roh Kebenaran
itu yang keluar daripada Bapa, maka Ia akan bersaksi tentang Yesus Kristus. Ya,
ayat 27, “Kamu juga harus bersaksi, karena kamu sejak semula bersama-sama
dengan Bapa
.” Jadi ini yang kedua adalah memikirkan kesaksian Roh Kudus itu
sendiri dan kesaksian kita. Ya, seperti itu. Orang-orang Kristen mengikut
Kristus. Nah, kita memikirkan perkataan Yesus bahwa Roh Kudus akan
bersaksi tentang Kristus. Di mana Saudara, Roh Kudus bersaksi tentang Kristus?
Dalam Alkitab. Berarti ketika kita membaca Firman Tuhan, Roh Kudus itu,
Saudara, berbicara lewat Firman kepada hati kita. Ini bukan membaca buku
teologi, ya. Orang Kristen itu, Saudara, seringkali banyak membaca buku
teologi, ini nggak pernah dibaca. Herannya, Saudara, padahal ini adalah
sumber daripada semua perkataan Kristus. Penting membaca buku teologi, Saudara.
Tentu, ya, kita mengambil quotation-quotation yang bagus itu penting.
Tapi ini jangan lupa. Ya, karena apa yang dikerjakan Roh Kudus? Roh Kudus itu
berbicara lewat Alkitab kepada hati kita.

Apa yang
dikerjakan Roh Kudus, Saudara, ketika kita membaca? Roh Kudus yang pertama,
memberi pengertian. Kita tidak mungkin, Saudara, mengerti hal- hal rohaniah
tanpa Roh Kudus. Nggak bisa. Kita bisa panggil, Saudara, guru Alkitab
yang paling hebat. Silahkan. Alkitab bisa diajarkan dengan begitu sederhana,
tapi tetap manusia tidak bisa mengerti. Kita bisa undang pengkhotbah yang
besar. Silahkan, Saudara. Injil diberitakan begitu kuasa. Ya, tetapi orang yang
belum akil balik, tetap menganggap itu omong kosong.

Apa yang salah,
Saudara? Apakah Alkitab ada yang salah? Atau pengkhotbahnya itu kurang mampu?
Apakah guru itu kurang bagus ngajarnya? Tapi bagian Firman ini, Saudara,
mengajarkan bahwa Roh Kudus itu belum memberikan apa? Pengertian kepada orang
itu. Paulus menjelaskan ini dalam suratnya, Saudara. 1 Korintus 2:14, saya
bacakan untuk Bapak, Ibu, Saudara, “Manusia alami” – artinya, Saudara,
manusia alami itu manusia yang belum percaya, ya – “tidak menerima apa yang
berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia
tidak dapat mengerti, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani
.” Jadi,
Saudara-saudara, itu sebabnya tanpa kesaksian internal dari Roh Kudus
orang-orang yang tidak percaya itu tidak mungkin mengerti apa pun tentang
Injil. Kita bisa jelaskan berulangkali, Saudara, tetapi tetap tidak ada
hasilnya. Jadi, Saudara, yang sudah menginjili mungkin ada anggota keluarga,
ya, yang masih belum percaya, Saudara jangan putus asa. Bukan keahlian kita
bicara, tapi jangan lupa akan kuasa Tuhan, karena cuma Roh Kudus yang bisa buka
hatinya. Bukan kehebatan kita bicara, Saudara, bukan.

Jadi, Saudara, di
sisi lain kalau Roh Kudus bekerja di hati kita, maka pengertian itu pasti
terjadi. Orang akan percaya kepada Injil yang kita sampaikan. Meskipun mungkin
kita gagap, Saudara. Ya, kita tidak pinter bicara, kita tidak fasih.
Tetapi yang mempertobatkan itu, kan, Tuhan. Bukan kita, Saudara. Ya, tetapi
kita setia mengabarkan Injil dan Roh Kudus bekerja, ya.

Nah, Saudara, ada
seorang teolog, ya, cerita seperti ini. Kita semua, Saudara, orang-
orang Kristen, ya, khususnya para pelayan Tuhan, pasti mengalami, Saudara,
saat-saat di mana kita menyaksikan Injil kepada orang lain yang belum percaya.
Ya, kita beritahu dia, Saudara, tentang keselamatan hanya melalui Yesus
Kristus. Dia mati di atas kayu salib, mengganti kamu sebagai orang berdosa, dan
lain sebagainya, Saudara. Ya, jalan satu-satunya. Coba kita jelaskan dia, buka Alkitab,
Saudara. Yang ayat-ayat bicara tentang kematian Yesus, tentang kebangkitan
Yesus, kita bicarakan kepadanya. Dia juga akan datang kembali, yang kedua
kalinya ke dalam dunia ini. Tapi orang ini, Saudara, seperti tidak merespon
sama sekali. Yang kita baca, dia tidak ada responnya, dia tidak bisa melihat
kebenaran ini. Kita coba lagi, Saudara, dua kali, yang ketiga kali. Sampai,
Saudara, yang ketiga kali, akhirnya mendadak orang itu berkata, “Wah,
sekarang saya tahu. Ya, Yesus itu adalah Tuhan dan Dia mati untuk saya orang
berdosa.” Wah, ini berarti, Saudara, di situ Roh Kudus yang sudah
bersaksi di dalam hati dia dan pengertian tentang Kristus itu diberikan kepada
orang itu. Jadi yang pertama dia tahu, Saudara, Yesus adalah Tuhan, dan dia
berdosa yang membutuhkan Tuhan. “Saya hanya perlu percaya kepada Yesus, supaya
saya bisa diselamatkan.” Karena di saat itu juga dia menjadi orang percaya. Nah,
kita kan harus mengerti, Saudara, itu Roh Kudus yang bersaksi secara internal
di hatinya dan membuat dia mengerti siapa Yesus Kristus itu. Ketika kita
menyampaikan Firman Tuhan.

Hal kedua,
Saudara, yang dikerjakan oleh Roh Kudus, selain membawa pengertian yang kepada
orang yang dipersaksikan itu adalah membawa keinsafan. Jadi yang pertama adalah
pengertian. Yang kedua, keinsafan. Yesus berkata ketika Roh Kudus datang, Dia
akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Saudara,
pengertian itu memang perlu, ya, tetapi itu harus membawa kita kepada
pengertian tentang dosa kita sendiri dan itu adalah pekerjaan internal daripada
Roh Kudus yang bersaksi dalam hati kita. Orang tidak mungkin menyadari,
Saudara, insaf dirinya berdosa tanpa Roh Kudus bekerja. Mungkin dulu Saudara
selalu menganggapnya Yesus tuh salah,
ya, sehingga Yesus itu perlu disalibkan, tetapi sekarang orang ini berbalik
Saudara,  orang ini menjadi sadar bahwa
Kristus itulah yang benar. Dia adalah kebenaran itu sendiri, saya yang salah.

Ini selalu
Saudara, ada satu konflik di dalam diri orang ini yang sudah bener-bener diinsafkan dari dosa itu dan
dia memandang Kristus yang begitu suci. Lalu kita Saudara, di situ
merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan bertobat. Nah, itu Roh Kudus yang mengakibatkan kita itu rendah hati
seperti itu Saudara, sadar dosa, itu 
rendah hati yang pertama ini. Dia sadar akan dosanya. Itu kalau bukan
Roh Kudus yang kerja Saudara, manusia tidak mungkin sadar dosanya. Roh Kudus
bekerja itu apa Saudara? Memberikan kita satu visi, tentang cinta kasih Tuhan
yang begitu besar, Dia mati di atas kayu salib, Saudara, bagi kita. Maka, mau
tidak mau kita merendahkan diri, dan kita mengakui dosa-dosa kita. Roh Kudus
selalu bekerja tidak lepas dari Kristus. Keinsafan yang diberikan oleh Roh
Kudus di hati kita itu membawa pengharapan yang baru. Membawa kita keluar,
Saudara, dari kekerasan hati kita dan kembali kepada Tuhan.

Dan hal ketiga
yang dikerjakan Roh Kudus itu, Saudara, selain pengertian, keinsafan akan dosa
itu juga memberi kita komitmen kepada Tuhan Yesus. Jadi, pengertian siapakah
Kristus, keinsafan dosa sendiri, lalu komitmen kepada Dia yang saya kenal. Wah Saudara,
setelah Roh Kudus bersaksi secara internal di hati kita, Dia memberi kita
pengertian tentang Injil lalu kepada keinsafan dosa pribadi dan pertobatan kita
mengaku dosa di hadapan Tuhan, lalu dia akan berkomitmen untuk mengikut Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.

Saya ambil contoh
Saudara di Alkitab, ya, ketika Filipus dan sida-sida Etiopia, ya. Nah, dia sida-sida ini kan pergi ke
Yerusalem kan untuk beribadah di situ, Saudara, ya. Ketika sudah
menyembah Tuhan, ketika di sana dia kelihatannya membawa satu gulungan kitab
Nabi Yesaya saat pulang-pulang dari Yerusalem. Dia sungguh-sungguh ingin
mengerti, Saudara, yang dia baca, tapi dia tidak bisa ngerti hal-hal rohani yang dituliskan di dalam gulungan itu
Saudara. Jadi, dia bingung dengan apa yang dibacanya di dalam perjalanan
kembali ke Etiopia dari Yerusalem itu. Nah, waktu itu Saudara, Tuhan mengutus
siapa? Filipus, ya, di dalam Kis. 8 Saudara bisa baca nanti ya.

Jadi, sida-sida
itu membaca ayat-ayat dari Kitab Yes. 53 :7-8 bunyinya begini saudara, “seperti
seekor anak domba dia dibawa ke pembantaian, seperti anak domba yang kelu di
depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah dia tidak membuka mulutnya.
Di dalam kehinaannya keadilan tidak diberikan kepadanya. Siapa yang akan
menceritakan asal usulnya? Sebab nyawanya diambil dan dibunuh
.” Saudara
bayangkan ya, jangan kita bukan orang Kristen baca ayat seperti ini. Demikian
juga si sida-sida itu, membaca begini Saudara, “anak domba”, “seperti anak
domba yang kelu dia dibawa ke pembantaian”
Saudara, waktu baca ini dia
tidak ngerti hal-hal rohani kayak gini. Siapa orang yang tadi Nabi Yesaya
itu maksudkan. Nah, Saudara, lalu Filipus itu yang diutus Saudara, mengajar
kepada dia tentang Yesus dan bagaimana Yesus mati, ya, bagi dosa-dosa kita.
Nah, di situlah Saudara, waktu itu dia menjadi mengerti dan diinsafkan
dosa-dosanya dan dia percaya. “Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak
Allah”, Saudara. Ini yang akan terjadi kalau Roh Kudus bekerja. Dia bersaksi
tentang Kristus di hati orang itu melalui Filipus.

Tidak ada
Saudara, cara-cara tertentu dari Filipus yang harus kita pelajari.  Mungkin ada metode apa ya Saudara, di dalam
penginjilan si Filipus. Kalau ada tentu Alkitab sudah catat untuk kita. Nggak
ada Saudara. Dan kalau itu pekerjaan si Filipus sendiri mungkin dia fasih lidah
segala macam, pasti dia akan tergoda untuk menjadi orang yang sombong rohani.
Itu sebabnya yang Alkitab ajarkan Saudara, kalau ada orang bisa percaya Yesus,
itu pekerjaan siapa? Roh Kudus yang berkuasa. Dia diberi mengerti, dia diberi
keinsafan akan dosa dan dia diberikan komitemen kepada Kristus. Itu bukan
kehebatan kita dan saya, tapi Roh Kuduslah yang bersaksi tentang Kristus.

Saudara kita
harus mengingat, Roh Kudus itu bisa bersaksi tanpa orang Kristen. Ya, Dia bisa
pakai apa saja Saudara. Tapi orang Kristen tidak akan pernah bisa bersaksi
tanpa Roh Kudus. Jadi, sebelum kita melakukan hidup kesaksian kita, minta Roh
Kudus supaya Roh Kudus pakai kita di dalam setiap pekerjaan kita. Apapun itu Saudara-saudara.
Kadang-kadang kita ngomong sama orang kesinggung jadi sandungan, ya kan?
Padahal kita aktif di gereja. Sadar, minta Roh Kudus kuatkan. Ketika saya
bicara apapun, orang lain melihat kita itu begini “Ini benar-benar orang
Kristen” yang punya etikanya beda dari dunia.

Saudara, tidak
berhenti di situ, Yesus berkata, “Roh Kudus akan bersaksi tentang Aku”,
tidak berhenti di situ ya, tapi Dia dia melanjutkan ayat 27 “kamu
juga harus bersaksi.”
Bagaimana kita bersaksi saudara? Apa yang harus kita
perhatikan ketika kita bersaksi? Yang pertama, kita sendiri harus yakin akan
kebenaran Injil. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan kepada orang Kristen,
kalau Anda tidak yakin sendiri sudah diselamatkan, bagaimana Anda bisa
mengadakan Kristus untuk menyelamatkan dia, gitu. Kita harus yakin
keselamatan kita itu anugerah bukan perbuatan kita, ya. Tetapi di sini Saudara,
kita sendiri harus yakin kebenaran Injil dalam Alkitab ini. Karena Roh Kudus
itu adalah Roh Kebenaran, Roh Kebenaran itu telah bersaksi di pikiran dan hati
kita, bahwa kita bukan kebenaran itu, kita orang tidak benar. Kalau Roh Kebenaran
tidak bersaksi di pikiran, maka kita akan menggunakan rasio kita Saudara untuk
menganggap diri kita benar.

Di dalam setiap
pertikaian Saudara, bukankah begitu, kita selalu merasa benar orang lain yang
salah. Kita jangan lupa lho Saudara, kita adalah orang-orang yang sudah
ditebus darah Kristus. Betul? Kita sudah diampuni, kita sudah dihapus dosanya,
dan itu adalah satu penebusan yang total, artinya dosa kita yang dulu,
sekarang, selamanya dan hari depan sudah dihapuskan oleh darah Yesus di kayu
salib. Tetapi Saudara, itu tidak artinya dosa itu tidak ada lagi di dalam hidup
Kristen. Betul tidak Saudara? Dosa kita itu sudah dihapuskan, tapi orang
Kristen itu masih ada dosanya, betul tidak Saudara? Masih. Hatinya masih tetap kotor
nggak? Masih saudara. Jadi apa yang diubah ketika kita percaya Yesus?
Bukan kehadiran dosanya Saudara, dosanya masih ada, tapi statusnya sudah
berbeda, Amin? Dosa itu sudah tidak lagi memerintah di dalam hati orang
Kristen. Amin? Karena yang memerintah adalah Kristus, kita bukan lagi budak
dosa tetapi budak Kristus.

Jadi Saudara,
ketika kita bertikai itu masih ada kebenaran sendiri padahal cuma Tuhan adalah
kebenaran. Tetapi ketika Roh Kebenaran bekerja di hati kita, kita mulai
mengerti bahwa kita itu orang terbatas dan hati kita mulai disentuh oleh Roh
Kudus. Kita mulai mau merendahkan diri, dengar nasihat orang lain, mulai
mengaku diri itu salah, dan kembali kepada kebenaran yaitu Kristus sendiri.
Kristus adalah satu-satunya orang di dalam sejarah yang mengatakan Dia adalah
kebenaran “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Itu sebabnya Saudara,
ketika Roh Kebenaran bekerja di dalam hati kita, maka kita akan diyakinkan
bahwa kesaksian tentang Kristus itu fakta, itu kebenaran Saudara. Jadi waktu
kita bersaksi, kita sendiri harus yakin bahwa Kristus adalah satu-satunya
kebenaran. Kalau tidak semua agama sama, semua juga sama kok. Nggak! Beda.
Pendiri Agama Kristen adalah Kebenaran itu sendiri, kalau kita tidak yakin
bahwa Yesus adalah kebenaran satu-satunya, bagaimana kesaksian kita bisa
efektif? Saudara, ketika kita bersaksi kepada orang lain, kita sendiri harus
punya keyakinan yang teguh bahwa Kristus adalah satu-satunya kebenaran. Dia
sendiri yang mengatakan. Dia adalah Allah yang menjadi manusia, itu kebenaran
satu-satunya. Dia mati di atas kayu salib menebus dosa-dosa kita, itu kebenaran.
Tidak bisa dikompromikan oleh apapun.

Yang kedua,
selain kita yakin akan kebenaran Injil itu, kita juga harus mengalami kebenaran
Injil itu. Ketika kita bersaksi tidak cukup hanya yakin terhadap kebenaran,
kita juga harus mengalami kebenaran itu sendiri. Jadi tidak berhenti hanya di
intelektual Saudara, tapi turun ke hati. Itu sebabnya saya mengatakan di awal Saudara,
kalau kita sendiri tidak yakin kita orang yang sudah diselamatkan, bagaimana
kita bisa menyaksikan Injil kepada orang lain, ya, itu kedua Saudara.

Ketiga, kita
harus membicarakan kebenaran itu kepada orang lain. Jadi tidak cukup hanya
diyakini Saudara, dan juga dialami, kita harus bicara. Bicarakan Saudara! Tidak
hanya cukup yakin dan mengalami. Jadi bagian kedua ini mengajarkan bahwa di tengah
segala kebencian dunia terhadap kita, kita justru harus tetap bersaksi karena
Roh Kudus yang terus mendorong dan menolong kita untuk bersaksi di tengah
kehidupan dunia yang makin membenci kita, bagian satu dan kedua sudah selesai.

Lalu yang ketiga
saudara, ini di pasal ke16 ayat 1-4a ini bicara soal ujian dan pencobaan, “Kamu
akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh
kamu menyangka bahwa ia berbakti kepada Allah
.” Waduh, Saudara, ini bicara
tentang ujian yang akan datang kepada para pengikut Kristus. Ini adalah the
cost of discipleship
, harga yang harus dibayar sebagai murid-murid Kristus.
Di dalam Mat. 5:10-12, ya, Yesus berkhotbah di bukit, begini bunyinya: “Berbahagialah
orang yang dianiaya karena kebenaran, karena merekalah yang punya Kerajaan
surga. Berbahagialah kamu jika karena Aku, orang mencela dan menganiaya kamu
serta menunjukkan segala fitnah kepadamu. Bersukacitalah dan bergembiralah,
karena upahmu besar di surga
.” Lalu Petrus, di dalam suratnya yang lain,
mengingatkan kita di dalam suratnya 1 Ptr. 3:14: “Tetapi sekalipun kamu
harus menderita juga karena kebenaran, berbahagialah kamu
.” Ini ayat-ayat
kasih kita kekuatan Saudara-saudara. Lalu dia berbicara lagi di 1 Ptr. 4:12-13,
Petrus, ya, “Saudara-saudara yang terkasih, janganlah kamu heran akan nyala
api penderitaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu. Karena nyala api ujian itu berguna untuk
memurnikan imanmu
.” Dan seterusnya, Saudara bisa baca, ya. Lalu Paulus
juga, di dalam 2 Kor. 11:22-23, dia curhat Saudara, bagaimana dia mengabarkan
Injil sampai mengalami begitu banyak penderitaan: dicambuk, didera, dilempari
batu, kapal karam, tidak makan, segala macam, tidak tidur, Saudara. Waduh,
luar biasa. Dan banyak lagi ayat-ayat lain yang tidak bisa saya sebutkan di
sini satu per satu, Saudara-saudara.

Di dalam bagian
ini, Saudara, Tuhan Yesus mengatakan kepada para murid tentang penderitaan, dan
bagi kita juga semua yang mengikut Dia. Di pasal 16:1-4a ini, Dia sudah
mengantisipasi para murid-Nya. Ayat 1-4a, “Semua ini Kukatakan supaya kamu
jangan terguncang dan jatuh. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya
bahwa setiap orang yang membunuh kamu menyangka bahwa dia berbakti kepada
Allah.
” Apa, Saudara, masalah-masalah yang akan dihadapi murid-murid Yesus
Kristus yang dibicarakan Tuhan di sini? Yang pertama jelas, ya, pengucilan.
Ekskomunikasi. “Kamu akan dikucilkan.” Saudara, ini kalau bagi
masyarakat Yahudi, ya, itu sesuatu yang serius. Berbeda dengan zaman ini, ya.
Zaman ini sudah beda, Saudara. Kalau seseorang, misalnya ya Saudara, ditolak
keanggotaannya, misal di satu gereja lokal, itu tidak seserius di zaman Yesus,
ya, karena mereka tetap bisa bergaul di masyarakat, meskipun dia ditolak
keanggotaannya di gereja lokal tertentu, dia masih bisa bergaul dengan
masyarakat, bisa bekerja, doing business, get client dan segala
macam. Mereka juga tidak dikucilkan dari keluarga dan sebagainya, Saudara. Tetapi,
di Israel, Saudara, kalau seseorang itu di sinagoge Yahudi itu diekskomunikasi,
itu berarti dia dipisahkan dari hidup kerohanian di Israel, seluruh bangsa.
Siapa yang dikucilkan tidak bisa beribadah lagi di sinagoge mana pun. Dia tidak
bisa membawa persembahan, tidak bisa membaca Kitab Suci karena Kitab Suci hanya
ada di sinagoge. Termasuk, Saudara, dia mendapat satu kerugian di dalam hidup
bermasyarakat, di dalam sosial ekonomi, Teman-teman pada ninggalin dia,
dianggap orang kafir, dikucilkan, di keluarga juga. Lalu dia akan kehilangan
pekerjaan, Saudara, klien dia segala macam akan meninggalkan dia. Kalau sampai
mati, dia tidak akan dikuburkan dengan terhormat. Ini bicara pengucilan di
zaman Yesus. Ini konteksnya. Sangat serius.

Saudara, Yesus
bicara ini kepada para murid untuk memperingatkan mereka, ya, mengantisipasi
mereka dan Yesus berkata, ”Setiap orang yang membunuh kamu, menyangka bahwa
dia berbakti kepada Allah.”
Ini bisa dimengerti beberapa hal, Saudara. Yang
pertama adalah penganiayaan itu datangnya justru dari orang-orang yang mengaku
dirinya beragama. Seperti pada zaman itu, datangnya penganiayaan dari siapa,
Saudara? Dari pemimpin-pemimpin agama Yudaisme. Kita mengingat di zaman
Reformasi, ya Saudara, yang namanya Martin Luther, dia juga mengalami apa,
Saudara? Ekskomunikasi dari Katolik Roma. Itu di abad 16. Dia merasa, Saudara,
betapa susahnya pengalaman itu. Saudara, bayangkan, kalaupun dia mengatakan, ”Here
I stand,
” itu Saudara, dia di sidang di Jerman. Waduh, itu luar
biasa. “Tarik Kembali semua ajaranmu itu, atau kamu dikucilkan daripada Gereja Roma
Katolik.” Dia sampai minta waktu lebih, Saudara, untuk memikirkan itu kembali.
Bayangkan Saudara, dia seperti menanggung beban zaman itu. Satu-satu orang
berdiri di situ, Saudara, disidang di hadapan kaisar. Dia minta waktu lalu dia
berdoa, Saudara. Roh Kudus menguatkan dia, kembali besoknya ”Here I stand”.
 Dia pikir kalimat “Di sini aku berdiri,
hati nuraniku tidak menentang sama sekali. Ini adalah kebenaran yang
kuberitakan,” Saudara. Jikalau kamu melihat ada ketidakbenaran di dalam
ajaran yang kusampaikan, aku akan menarik dan membakarnya sendiri.” Waduh,
itu jiwa semacam itu, Saudara, mengakibatkan dia diekskomunikasi.

Nah, kemudian di
dalam tafsiran yang Injil Yohanes ini, Saudara. Martin Luther, yang mengalami
ekskomunikasi, menafsirkan pasal 16 ini, dia berkata begini, Saudara, “dia
merasa dia itu seperti nabi Yeremia, yang berdiri berkotbah kebenaran, tetapi
orang-orang Israel di zamannya itu menolak firman yang disampaikan.
Saudara bisa ngerasain, ya? Orang dipanggil menjadi pengabar Firman,
tapi orang yang denger Firman itu sangat tidak, sama sekali tidak mengindahkan
dari segala Firman yang disampaikan. Jadi mereka menolak, Saudara, Firman itu: “Itu
bukan bukan dari Tuhan, itu firman dari mulut dia sendiri!” dan
sebagainya, Saudara. Dan Luther, dan Yeremia itu malah dianggap sesat,
mengabarkan Firman kepada mereka. “Dia adalah rasul setan,” dan segala macam,
saudara, “yang berkotbah melawan umat Tuhan” ya. Ini kesakitan yang dia alami
dari penganiayaan, pengucilan itu, di zaman dia, ketika dia berkotbah dan
sebagainya.

Kenapa dia bisa
begitu, Saudara? Ironis, justru karena dia mau setia kepada Firman Tuhan. Dia
mau mengajarkan apa yang benar, yang dinyatakan oleh Firman Tuhan tetapi, dia
malah dapat pengucilan dari Roma Katolik. Saudara, di zaman kita, kita juga mau
setia kepada kebenaran Kristus. Alkitab itu adalah Firman Tuhan, Saudara. Kita
mau setia sampai mati, kepada ajaran-ajaran yang ada di dalam sini, yang
diturunkan dari nabi dan rasul. Kalau suatu hari Tuhan mengijinkan penganiayaan
itu datang kepada kita, Saudara, yang setia, dan itu penganiayaan datangnya
dari mereka yang menamakan dirinya gereja, Saudara, maka kita harus berani
berkata setia terus kepada ajaran yang benar. Amin, saudara? Puji Tuhan.

Arti yang kedua
dari kalimat Yesus, itu adalah membunuh, Saudara. Itu bener-bener adalah
orang ini mati martir dalam pelayanan kepada Tuhan. Saudara, ini pasti tidak
sering terjadi seperti ini Saudara, dan tidak terjadi pada semua orang Kristen.
Ada orang di dalam pelayanannya ingin mati martir untuk Kristus, tapi tidak
juga diizinkan oleh Tuhan, ya. Di zaman Yesus, Saudara, para murid hampir semua
mati martir, di bawah pemimpin-pemimpin agama Yahudi itu, kecuali Yohanes, ya.
Dan juga banyak orang-orang percaya, juga mati dibunuh, Saudara, dalam
pemerintahan Nero, Romawi. Lalu di zaman reformasi, Saudara, di Eropa, ya. Di
abad pertengahan, semakin banyak penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Nah, pembunuhan ini, Saudara, dikerjakan oleh orang orang yang mengaku
melayani, untuk alasan keagamaan juga. Seperti yang Yesus katakan “Mereka
dengan membunuh, menyangka berbakti kepada Allah
.” Ini mirip seperti
Saulus, Saudara, seperti ketika sebelum dia bertobat. Dia menyangka, membunuh
orang Kristen itu adalah penyembahan dia kepada Allah.

Tetapi, Saudara,
satu kalimat dari Martin Luther, ya, yang sudah mengalami sendiri ekskomunikasi
itu, dia berkata, “Bersukacitalah kalau Tuhan mengizinkan kita dianiaya
karena nama Dia.
Orang Kristen itu,” -dia bilang – “harus belajar
bersukacita di tengah penganiayaan.”
Bentuk apapun itu, Saudara. Tidak
tentu kita harus mati martir semua, ya. Alasanya kenapa, Saudara? Karena
penganiayaan itu justru menunjukkan bahwa kita sudah bersatu dengan Kristus.
Ingat, Saudara, union with Christ, ya. Setiap orang percaya itu bersatu,
dipersatukan dengan Kristus. Kita menerima Kristus, dan kita juga keluar dari
diri kita dan dosa kita, dan masuk ke dalam Kristus. Saya tidak bisa
menguraikan ini, Saudara, tetapi ini persatuan dengan Kristus.

Jadi, saudara,
ayat tiga “Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal Bapa
maupun Aku”
Inilah perbedaan orang Kristen milik Kristus dan milik dunia.
Kita yang sudah dipersatukan dengan Kristus, menjadi milik Kristus, bukan milik
dunia, ya. Jadi penganiayaan, yang pertama, alasannya itu menunjukkan kita
sudah bersatu dengan Kristus. Yang kedua Saudara, orang Kristen bisa
bersukacita di dalam penganiayaan karena dia tau, itu bukan kebetulan, Tuhan
pasti punya rencana. Yang ayat ke-4, Yesus mengatakan, “Semuanya ini
kukatakan kepadamu supaya apabila datang saat mereka, kamu ingat bahwa Aku
telah mengatakannya kepadamu.”
Rencana yang Tuhan inginkan, apa sih Saudara,
dari semua kesulitan dalam hidup kita? Dari semua penganiayaan mungkin, Saudara,
tapi bentuknya itu kan bisa kesulitan, ya apapun itu yang kita alami, adalah
satu, Saudara, pertumbuhan kerohanian di dalam diri kita, supaya kita makin
menjadi mirip seperti Kristus. Rohani kita makin bertumbuh, Saudara. Dia harus
membentuk kita di dalam kekudusan baik itu melalui pekerjaan panggilan kita, baik
itu dilakukan oleh Tuhan melalui panggilan di dalam pernikahan, sebagai suami
istri, baik itu di dalam panggilan orang tua dan anak, semua itu, Saudara,
panggilan pengudusan itu membentuk kita di dalam kekudusan, kesulitan yang
terjadi di dalam hidup kita.

Petrus mengalami
itu. Dan setelah dia mendengar ajaran Yesus ini, dia mengalami dalam hidupnya
dan di dalam kehidupan orang-orang Kristen di dalam pelayanan dia, Saudara. Itu
sebab dia menuliskan surat itu di dalam 1 Ptr. 1: 6-7, Dia tuliskan begini, “bergembiralah
akan hal itu. Sekalipun sekarang ini kamu sementara
”. Ingat ya Saudara,
semua kesulitan yang kita alami itu sementara. Kita justru jangan jadi
sandungan karena kita mendapatkan kesulitan itu. Kita harus selalu ingat, itu
sementara saja. “Bergembiralah akan hal itu,
sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu –
yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan
dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
” Saudara tahu
ya  kalau lihat emas itu dibakar 7x
sampai panas sehingga itu semua kotoran-kotoran itu keluar. Sehingga emas yang
makin murni itu harus dibakar, memang Saudara. Terus dia terusin, “sehingga
kamu memperoleh pujian, kemuliaan dan kehormatan pada saat Yesus Kristus
menyatakan diri waktu Dia datang.”
Jadi Saudara, Petrus menyatakan bahwa
semua penderitaan, penganiayaan  itu
dipakai Tuhan justru untuk memurnikan iman kita, memurnikan seluruh aspek
kehidupan kita.

Nah Saudara,
Billy Graham bercerita satu ilustrasi begini kepada temennya yang sedang
depresi, jadi dia menyampaikan bahwa “Tuhan itu melalui penderitaan itu
membentuk kamu, dia bilang itu sebagai proses pengudusanmu itu”. Dia kehilangan
pekerjaan, istri meninggal, rumah disita dan sebagainya. Tetapi Saudara,
itulah, semua kejadian itu membentuk. Dan ketika dia berjalan pulang, melihat
ada tukang-tukang kerja membangun gereja, lalu dia tanya kepada salah satu
tukang itu “orang lagi ngapain itu di atas itu?” Si tukang ini bilang, “lagi
membentuk salib supaya bisa disimpan di atas puncak itu nanti.” Kan nggak
kelihatan Saudara salib itu. Saat itu juga Saudara, dia inget dia dan
Roh Kudus menggerakkan menyentuh hati dia, dia ingat bahwa Tuhan sendiri
seperti sedang memberitahu dia bahwa Tuhan sendiri sedang membentuk hidup dia melalui
pekerjaan yang hilang, melalui istri yang mati, melalui rumah yang disita. “Tuhan
membentuk kamu seperti salib, yang nantinya bisa dipergunakan, menyempurnakan
dia untuk surga melalui segala macam kesulitan di dunia ini.”

Dan Saudara yang
terakhir yang ketiga, orang Kristen bisa bersukacita di tengah penderitaan dan
penganiayaan karena menunjukkan kuasa surgawi itu yang bekerja di dalam hidup
kita. Saudara, kalau segala sesuatu berlangsung baik di dalam hidup kita, lalu
kita bersukacita, apa yang luar biasa? Tetapi kalau hidup penuh kesulitan masih
bisa bersukacita, itu kuasa bukan dari dunia, itu kuasa dari surga, Saudara.
Orang Kristen itu ibaratnya dia bisa mengalirkan air mata tetapi hati tetap
sukacita. Itu luar biasanya Saudara, orang yang punya Roh Kudus, yang kuasa Roh
Kudus itu bekerja dalam dirinya, adalah dari surga.

Paulus dan Silas
saya contoh ini penutup, kenapa mereka bisa nyanyi memuji Tuhan di tengah malam
yang gelap di penjara Filipi? Itu tidak masuk akal menurut orang dunia. Orang
sudah dipenjara istilahnya sudah besok menunggu tiang gantungan, kok
masih bisa menyanyi? Kepala penjara di situ sering melihat narapidana
berani, kan pemberani, tapi belum pernah mereka melihat orang bisa bersukacita seperti
itu di tengah penganiayaan, sudah didera dipukul dicambuki seperti Paulus dan
Silas. Jadi orang-orang di situ melalui sukacita Paulus dan Silas,
mereka melihat siapa? Yesus Kristus. Jangan lupa Saudara, kuasa surga itu
berkerja di dalam kehidupan kita, itu sebabnya kenapa ketika mereka melihat
Paulus dan Silas bersukacita, maka mereka tersungkur di kaki mereka dan
bertanya, tuan-tuan apa yang harus aku lakukan supaya diselamatkan? Itu respon
dari orang yang melihat sukacita orang Kristen di tengah penganiayaan. Luar
biasa kuasa, Saudara.

Itu sebabnya
bagian penutup ini mengajarkan bahwa aniaya itu pasti datang. Penganiayaan
dalam bentuk apapun ya, kesulitan segala macam pasti datang kepada kita karena
kita ikut Yesus. Tetapi Firman hari ini mengajarkan pada kita, kita jangan
takut karena Tuhan berjanji menyertai kita semua, bahkan Dia bisa memakai semua
kesulitan itu membentuk kita semua, makin serupa dengan Dia. Dan orang lain
akan melihat Kristus di dalam diri kita. Amin Saudara? Puji Tuhan. Sampai kita
tiba di rumah kita di surga nanti, ya memang dunia ini bukan rumah kita
Saudara. Kita akan sampai di surga bertemu dengan Tuhan kita. Kiranya Tuhan
menguatkan kita hidup di dunia yang membenci Kristus sambil terus hidup
bersaksi bagi Dia. Sampai di sini kiranya Tuhan menolong kita semua. Mari kita
berdoa.

Bapa di dalam surga,
terimakasih untuk firman-Mu yang menjadi berkat bagi kami ya Tuhan. Bahwa
Engkau terus menyertai kami di dalam setiap kehidupan kami ya Tuhan. Ketika
kami menghadapai kesulitan, kami tetap harus menjadi saksi Kristus yang setia.
Justru mellaui berbagai kesulitan Tuhan membentuk kami, makin dikuduskan, makin
hari makin serupa dan dekat dengan Anak-Mu. Terima kasih ya Bapa untuk hal ini.
Jadikan kami setia mengikut Tuhan, setia bersaksi untuk Tuhan, berkatilah
jemaat-Mu di tempat ini ya Tuhan. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin. (HS)