Pentakosta, 19 Mei 2024

Pentakosta

Kis. 2:1-13

Vik. Nathanael Marvin, M. Th

 

Bapak, Ibu sekalian, hari ini adalah hari peringatan Pentakosta. Apa itu Pentakosta? Setidaknya kita bisa merenungkan lima makna tentang Pentakosta. Yang pertama adalah dalam Perjanjian Lama, Pentakosta merupakan perayaan bangsa Israel untuk merayakan apa? Merayakan sebuah ucapan syukur karena mereka setelah pesta 50 hari dari ucapan syukur panen yang sudah diterima oleh mereka selama 50 hari tersebut. Jadi diakhiri dengan pesta karena kita sudah mengucap syukur atas panen yang Tuhan berikan selama minggu-minggu tersebut, dan mereka ada sukacita di sana. Maka hari Pentakosta dirayakan dengan sukacita, ada ucapan syukur atas berkat Tuhan yang melimpah di dalam konteks bangsa Israel, itu adalah berkat jasmani. Tapi kita pun bisa melihat bahwa hari Pentakosta bukan bicara sukacita tentang berkat jasmani saja, melainkan juga berkat yang Tuhan berikan yaitu karunia yang terbesar, anugerah yang terbesar yaitu adalah Roh Kudus, Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal Tuhan utus. Bapa mengutus Roh Kudus, Yesus mengutus Roh Kudus supaya diam dalam hati orang yang percaya. Itu adalah pemberian yang terbesar, seorang Pribadi, Tuhan itu sendiri yaitu yang harus menjadi ucapan syukur yang tak henti-hentinya kita bisa berikan kepada Tuhan. Kita mengucap syukur, kita berterima kasih kepada Tuhan atas segala pemberiannya, segala kecukupannya, segala apa yang kita butuhkan Dia berikan bagi kita. Itu yang makna pertama.

Yang kedua, dalam Perjanjian Baru di Kis. 1:8 di situ menyatakan kalimat Yesus Kristus “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”. Ini berarti apa? Ketika Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus, kita menjadi saksi Kristus. Kita disebut seorang saksi Kristus, kita disebut sebagai umat pilihan yang punya tugas untuk memberitakan siapakah Yesus Kristus. Ini berarti apa? Ini berarti permulaan gereja. Maka tadi sudah kita doakan, sudah dijelaskan juga oleh liturgis bicara soal hari Pentakosta adalah hari jadinya gereja. Hari ulang tahunnya gereja di seluruh dunia itu Pentakosta. Karena apa? Yesus katakan kalau Roh Kudus turun kamu itu menjadi saksi-Ku. “Saksi-Ku” berarti apa? Pengikut Yesus Kristus. “Saksi-Ku” berarti apa? Umat pilihan Tuhan, umat Allah. Kita disebut sebagai gereja. Jadi ketika Roh Kudus turun itu merupakan peresmian kamu orang Kristen, gereja Tuhan dan di sini aku mendirikan gereja Yesus Kristus. Dengan kuasa siapa? Kuasa Roh Kudus.

Kalau kita pikir apakah gereja belum ada ketika Yesus mengutus Roh Kudus? Sudah ada. Sebelum Roh Kudus turun, satu kali saja ya Roh Kudus turun yaitu di Hari Pentakosta Yesus utus Roh Kudus, itu sudah ada gereja cuma belum diresmikan, belum dinyatakan secara jelas untuk semua orang, belum grand opening masih soft opening. Lembut gitu ya dari Perjanjian Lama Adam dan Hawa sampai Yesus Kristus naik ke surga, Yesus Kristus utus Roh Kudus nah baru grand opening-nya di situ. Di situlah inaugurasi gereja, kita potong pita, ya ini adalah gereja, itu grand opening. Itu makna yang kedua.

Yang ketiga, berarti Pentakosta apa? Yaitu zaman Roh Kudus bekerja. Di antara siapa? Di antara umat pilihan-Nya secara leluasa dan lebih jelas. Dulu Allah Bapa bekerja, yaitu apa? Menciptakan dunia ini, memelihara dunia ini, dan juga merencanakan keselamatan bagi orang yang berdosa, bagi umat pilihan-Nya. Bapa merencanakan keselamatan. Lalu kita juga bisa melihat Yesus mengerjakan keselamatan itu sendiri. Yesus inkarnasi, Allah menjadi manusia, dari surga ke bumi, Yesus taat pada Bapa di surga dan Yesus Kristus sampai mati di atas kayu salib menanggung hukuman dosa kita dan bangkit pada hari yang ketiga menggenapkan karya keselamatan yang direncanakan oleh Bapa. Nah sekarang tahapan terakhir adalah karya Roh Kudus. Roh Kudus bekerja di antara kita dan Roh Kudus tinggal dan memenuhi hidup kita. Ada tahapan-tahapannya kita bisa lihat. Meskipun kita tahu ketika Bapa mencipta, Anak pun dan Roh Kudus mencipta. Bapa memelihara seluruh dunia ini dengan kedaulatan-Nya, Anak pun dan Roh Kudus memelihara. Ketika anak menggenapkan karya keselamatan itu pun ada turut campur pekerjaan Bapa maupun Roh Kudus. Ketika Yesus Kristus, Anak Allah itu taat kepada Bapa, itu pun ada pekerjaan Roh Kudus. Waktu Roh Kudus sekarang adalah zaman Roh Kudus bekerja di antara umat pilihan, Dia ada bekerja di antara kita, di situ pun kita tahu bahwa Bapa dan Anak itu bekerja juga. Karena apa? Allah Tritunggal. Satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, namun bisa dibedakan satu dengan yang lainnya.

Akhirnya kita bisa lihat simbol-simbol kehadiran Roh Kudus yang pertama kali muncul di hari Pentakosta yang satu kali itu adalah api, angin. Ya, api dan angin. Dan sebelumnya, sebelum inaugurasi tersebut, Inaugurasi gereja, Roh Kudus muncul dalam rupa burung merpati. Jadi, setidaknya kita bisa lihat ada tiga simbol dari Roh Kudus yang dinyatakan di dalam Alkitab. Yang pertama adalah api. Nah, api bicara soal kehadiran Tuhan, bicara soal kesucian Tuhan, gerakan dari Tuhan, kekuatan, serta apa? Keberanian untuk memberitakan siapakah Yesus Kristus. Maka waktu kita menyanyikan “Api Roh Kudus” itu bicara bagaimana kita berperang bagi kerajaan Allah, memperluas kerajaan Allah, memproklamasikan siapakah Yesus Kristus kepada dunia ini. Ya, maka dari itu kita mau memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Ya, demikian juga aplikasinya kita mau supaya gereja Tuhan itu boleh terus berkembang, kalau bisa gedung gereja itu besar, supaya apa? Supaya bisa disaksikan oleh banyak orang. Kalau bisa gedung gereja ini meninggikan salib Kristus, harus jauh lebih besar dari rumah kita sendiri, ya, jauh lebih besar sehingga kita bisa katakan “bukan rumah aku yang besar, tapi rumah Tuhan. Bukan aku yang hebat, bukan aku yang mulia tetapi ya Tuhan.” Ya, rumah Tuhan ini menjadi suatu juga lambang bagaimana Tuhan hadir, dan apa yang ditinggikan di dalam rumah Tuhan, gereja Tuhan yaitu salib Kristus.

Nah, itu bicara soal api, Roh Kudus itu memberikan gerakan. Kalau ada api, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, api itu tidak pernah dalam posisi yang sama, sehingga kalau kita foto itu pasti berbeda-beda. Ya, kalau ada api terus lilin, dalam detik pertama dia sudah membakar lilin, udah ada gerakan. Ketika ada tiupan angin, api pun bergerak. Kita bisa foto api persis sama dengan waktu yang sebelumnya? Nggak bisa. Api itu terus bergerak, ya, dia membakar apa yang bisa dibakar, dia nggak mau diam. Nah, itu adalah simbol dari Roh Kudus yang bekerja dalam diri kita, kita nggak bisa diam. Waktu dulu di Semarang, ada bercandaan ya, Bapak, Ibu, sekalian, ada seorang pengurus gereja itu atau jemaat, tadinya jemaat terus kemudian jadi pengurus, ya, dia itu sukanya humas. Sampai ada bercandaan kalau dia nggak humas itu dia bisa sakit flu, gitu ya. Dia harus humas, kalau nggak humas tuh flu. Humas KKR lah, ya, terus humas penginjilan lah, KKR Regional atau acara-acara STEMI kayak tadi, BCN ataupun NRETC, dia pengen humas. Kalau nggak humas flu, gitu ya. Nah, itu yang bikin dia ingin terus bergerak siapa? Roh Kudus. Kalau kedagingan kita pengennya diam aja, di kasur gitu ya, tidur, ya, enak. Tapi Roh Kudus yang membangkitkan kita untuk datang ke gereja, untuk melayani Tuhan, memberitakan Injil.

Lalu yang kedua adalah angin. Nah, angin sendiri di dalam Alkitab dijelaskan bahwa itu adalah suatu tanda bicara soal kehadiran Tuhan ataupun Tuhan mengendalikan segala sesuatu. Ya, angin tak dapat dilihat tetapi bisa dirasakan dan didengar. Kalau tiupan angin itu begitu besar, kita bisa rasakan, wush, gitu ya, angin. Dan kemudian kita bisa lihat di sini juga, Roh Kudus hadir, ada tiupan angin begitu kencang. Ya, dan itu menunjukkan kendali Tuhan, ya, kehadiran Tuhan yang boleh dirasakan oleh orang Kristen. Itu inaugurasinya. Tapi apakah kemudian kita terus ambil satu kisah itu, terus kita pakai, gitu ya, hamba Tuhannya nanti tiup-tiup semua supaya kerasa Roh Kudus, kan enggak kan? Tuhan sudah mengubah semuanya bicara soal cara hidup jemaat mula-mula. Ya, tadi kita baca Pentakosta terus setelah itu khotbah Petrus, setelahnya itu adalah yang rutin bukan hembusan angin, yang rutin bukan ada lidah api di atas orang percaya, ya, yang rutin bukan bisa kemampuan bahasa lain dimengerti oleh banyak orang, bukan. Yang rutin adalah cara hidup jemaat mula-mula, itu di  Kisah Para Rasul 2 bagian terakhir, itu bagaimana jemaat itu suka kumpul, suka memuji Tuhan dengan bahasa yang bisa dimengerti, mereka nggak suka tiup-tiup, fuuh, gitu ya. Kalau yang suka tiup-tiup itu bukan itu ya, bukan menunjukkan kehadiran Tuhan. Ya, itu memang suka niup aja gitu ya, hobi niup.

Nah, Bapak, Ibu sekalian ya, ini angin ya, bicara soal inaugurasi ada hal khusus, kalau grand opening ada pita, pita itu apakah setiap minggu diadakan? Kan enggak. Ya, grand opening kita kalau bisa undang Pak Tong, gitu ya, Pak Tong datang. Ya, yang rutin ya rutin, suatu prinsip kebenaran bagaimana Roh Kudus bekerja yaitu adalah sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Ada buah Roh, itu saja tandanya, ya, Roh Kudus ada di dalam umat percaya. Lalu juga sebelum dari Pentakosta, Roh Kudus sudah menunjukkan kehadiran-Nya seperti apa, yaitu burung merpati. Ini adalah burung merpati adalah simbol kesucian, ketulusan dan hal yang harmlessness. Binatang yang tidak berbahaya. Anak-anak pun berani pegang, bahkan bunuh merpatinya, ya, malahan, ya, anak kecil. Burung merpati simbol ketulusan, simbol kesucian, dan kapan munculnya Roh Kudus dalam rupa burung merpati? Yaitu waktu Yesus dibaptis. Waktu Yesus dibaptis, ini adalah prinsip dari ajaran Tritunggal, yaitu kisahnya betul-betul nyata. Bapa dari surga mengatakan “Inilah Anak-Ku yang Ku kasihi, kepada-Nya Aku berkenan.” Ada suara dari surga, dari atas. Yesus ada, Yohanes Pembaptis ada, Yohanes Pembaptis sudah membaptis Yesus dengan air. Terus kemudian ada rupa, ya, penglihatan yaitu bicara, muncul dalam bentuk burung merpati. Yaitu siapa? Yaitu Roh Kudus. Roh Kudus hadir di sana dalam rupa burung merpati, penglihatan seperti itu ya, seperti bayang-bayang. Ada suara di sana. Roh Kudus bisa dilihat. Ada suara Bapa di surga, kita nggak bisa lihat Bapa di surga. Yesus Kristus bisa dilihat, ya, bisa ada suaranya, bisa dipegang. Itu Allah Tritunggal, ya. Jadi burung merpati wujud sebagaimana Yesus dipenuhi Roh Kudus juga dalam kehidupan-Nya. Yesus adalah orang yang suci, orang yang tulus, dan  tidak ada kemunafikan dalam diri Yesus Kristus. Itu makna ketiga dari Pentakosta.

Yang keempat, Bapak Ibu Saudara sekalian, Pentakosta memiliki makna juga di dalam mukjizat bahasa yang terjadi. Ingat ya, kita ambil prinsipnya ya, bukan fenomena yang satu kali terjadi. Namanya inaugurasi kan satu kali, ya. Terjadi dari yang bingung jadi mengerti. Dari yang ngomong bahasa sendiri, tapi  dimengerti oleh orang dari bahasa lain, suku lain, bangsa lain. Jadi ini bukan bicara soal mukjizat bahasa, mukjizat dari mulut. Tetapi bicara soal mukjizat di telinga mereka, miracle of hearing. Saya ngomong bahasa Indonesia, orang Barat bahasa Inggris, ngerti dalam bahasa mereka sendiri. Ada translatornya di telinga ini. Maka yang zaman sekarang ada, apa? Translator kan? Di telinga. Itu ngikutin Pentakosta, itu ya. Ngikutin Pentakosta itu. Kalau di pusat kan, ada “Silahkan ambil yang mau ambil translator. Itu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau Mandarin.” gitu ya. Kita ambil. Itu ngikutin Pentakosta. Itu lebih alkitabiah, ya, translator, daripada ngomong yang tidak dimengerti, bikin orang tidak mengerti. Prinsipnya adalah dari bingung, jadi mengerti. Itu Roh Kudus. Itu Pentakosta, itu hari pertama ada bahasa dijelaskan, untuk apa tujuannya? Menunjukkan bahwa gereja untuk semua bangsa, gereja untuk semua bahasa, gereja untuk semua suku. Maka Tuhan katakan langsung saja, susah dijelaskan bahwa kamu ngomong bahasa Yahudi, bahasa Yunani, tapi kamu bisa dimengerti oleh banyak orang. Itu adalah Injil yang disebarluaskan kepada banyak orang.

Dalam Kisah Para Rasul yang barusan kita baca, di situ ada tiupan angin keras, ada lidah api, itu menunjukkan kehadiran Roh Kudus tetapi poinnya di dalam makna yang keempat dari mukjizat bahasa ini adalah Injil itu disebarluaskan bagi banyak orang. Injil harus diberitakan oleh banyak orang. Maka, mengikuti prinsip ini kita sangat mendukung LAI. Kita sangat mendukung lembaga-lembaga yang menerjemahkan Firman Tuhan ke bahasa mereka sendiri. Itu pun dari Pentakosta ya. Dari Alkitab bahasa Ibrani maupun Yunani diterjemahkan ke bahasa Inggris. Dari Ibrani-Yunani, diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Ibrani-Yunani terjemahkan ke bahasa Papua. Itu nggak masalah ya, harusnya kayak gitu, lebih ketat dari bahasa aslinya. Tapi kalau kita melihat bahwa sudahlah, lebih mudah dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Indonesia ke bahasa Papua, Indonesia ke bahasa mana lagi, Dayak, dan lain-lain, ya. Itu juga tidak masalah, ya. Tuhan bisa bekerja lewat translasi demikian karena apa? Tuhan pelihara kok, terjemahan bahasa-bahasa itu. Doktrin-doktrin yang esensial, yang penting itu tidak mungkin salah. Tapi hal-hal yang minor mungkin salah penerjemahannya. Misalkan “Allah menyesal”, gitu kan. Tetapi bahasa aslinya bicara soal Allah itu sangat sedih. Sangat sedih. Itu Allah. Tapi kalau diterjemahkan bahasa Indonesia, “Allah menyesal”, kayaknya Tuhan salah. Tuhan harus bertobat, gitu kan. Nggak mungkin Tuhan salah, Tuhan harus bertobat, enggak. Kita yang sering salah dan kita yang sering bertobat.

Makna kelima dari Pentakosta adalah, penggenapan janji Tuhan dari Perjanjian Lama. Jadi waktu Bapa merencanakan keselamatan, Bapa tuh bukan saja menjanjikan kedatangan Mesias, Yesus Kristus, tetapi juga menjanjikan kedatangan Roh Kudus. Maka dari itu, kita mengenal bahwa Bapa mengutus Anak, Bapa juga mengutus Roh Kudus, Anak mengutus Roh Kudus, gitu ya. Kita, karena apa? Karena memang Alkitab menjelaskan demikian. Dalam Yesaya 44:3, saya bacakan, ya. Allah berfirman kepada Israel: “Aku akan menuangkan air ke tanah yang haus.” Ya, menuangkan. Ini simbol, ya, bagaimana dari atas ke bawah. Bapa juga, “Aku akan mengalirkan air ke tanah yang kering.” Itu ibarat rohani manusia yang sudah mati kering terus kemudian Allah Bapa itu mengutus Roh Kudus. Tanah yang kering itu menjadi gembur, jadi basah, jadi subur. Lalu Tuhan juga mengatakan dalam Yesaya 44:3: “Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu.” Dari atas ke bawah. “Dan berkat-Ku ke atas keturunanmu.” Jadi, ya, bukan saja Tuhan Yesus yang digambarkan sebagai Air Hidup: “Akulah Air Hidup”, tetapi juga Roh Kudus juga disebut sebagai Air Hidup, ya. Air Hidup bahasanya, Jawanya apa Bapak, Ibu sekalian? Banyu Urip, ya, Banyu Urip, gitu. Ada daerah di sini Banyu Urip? Saya searching-searching Google, Banyu Urip tuh ada di mana? Oh di salah satu Kelurahan di Kota Surabaya itu Banyu Urip. Nah, lalu ada Desa juga Banyu Urip. Wah, desa yang sangat Alkitabiah, gitu ya. Kita langsung bisa penginjilan: “Kamu tahu apa itu Air Hidup?” Weiss.. “Yesus Kristus itu!”. Boleh juga Bapak, Ibu sekalian, ya, tim penginjilan di tempat ini buat traktat judulnya Banyu Urip, ya, terus bahasanya bahasa Jawa. Itu ngikutin Pentakosta, ya kan? Itu ngikutin prinsip Pentakosta. Kita ingin orang-orang Jawa pun mengerti Air Hidup itu bagaimana, ya; Yesus Kristus itu bagaimana; Roh Kudus itu seperti apa juga.

Roh Kudus digambarkan sebagai Air Kehidupan yang menghidupkan rohani seseorang yang sudah mati. Tapi ketika kita rohaninya sudah hidup pun kita bisa lesu kan? Kayak malas, gitu ya, ibadah. Kayak malas baca Alkitab, kayak malas berdoa. Nah, siapa yang bisa membangkitkan semangat kita itu? Roh Kudus! Air Kehidupan itu! Ya. Seperti tanaman yang sudah layu, sudah mau mati, gitu ya, dikasih air, dikasih pupuk, kita garuk-garuk tanahnya supaya ada udara, ya. Kita gemburkan tanahnya. Wah, dia hidup kembali. Dia bisa bertumbuh kembali. Nah, itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Pada hari Pentakosta Petrus khotbah. Ini merupakan manifestasi dari Roh Kudus, ya. Petrus khotbah dengan lantang kepada banyak orang dan dia mengutip Kitab Yoel, yang tadi barusan kita baca dalam bacaan bertanggapan, ya. Di situ intinya adalah dari kitab Yoel Tuhan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua orang yang percaya, yang adalah umat pilihan. Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus. Roh Kudus adalah karunia terbesar bagi orang percaya dan ini adalah suatu anugerah yang Tuhan berikan sehingga kita memiliki kemampuan untuk hidup kudus. Tujuannya itu, ya. Roh Kudus ada dalam diri kita supaya kita diselamatkan dan hidup kudus di hadapan Tuhan.

Penggenapan dari Firman ini adalah Yesus mengutus Roh Kudus kepada orang percaya. Yesus naik surga dulu, ya. Dari surga, dari atas itu, Tuhan turunkan Roh Kudus. Allah Roh Kudus turun ke bumi. “Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas orang percaya.” Wah, ini adalah suatu hal yang indah! Dari surga ke bumi! Yesus dari bumi ke surga, Roh Kudus dari surga ke bumi, Roh Kudus turun.

Nah, inilah lima makna Pentakosta Bapak, Ibu sekalian. Yang pertama pesta ucapan syukur atas berkat Tuhan di hari ke-50. Yang kedua inaugurasi gereja, peresmian gereja, ya. Lalu yang ketiga zaman Roh Kudus bekerja di antara umat pilihan. Keempat, Injil itu disebarluaskan untuk seluruh bangsa, seluruh bahasa. Dan juga yang kelima penggenapan janji Tuhan. Lalu dengan mengerti bahwa Pentakosta adalah hari jadinya gereja Tuhan, maka dalam memperingati Allah Roh Kudus yang turun satu kali saja, seperti Yesus Kristus dari surga turun ke dalam dunia satu kali saja, inkarnasi, ya, menjadi manusia. Dalam memperingati-Nya, kita harus mengerti bahwa kita sebagai gereja Tuhan jangan lupakan Pribadi Allah Roh Kudus, ya. Dia itu Allah, ya. Dia bukan kuasa. Dia itu Pribadi yang harus kita mohonkan sesuatu kepada-Nya, ya. Bagaimana kita memohon kepada Roh Kudus? Bukankah kita sudah belajar Doa Bapa Kami? Ya kalau doa, Tuhan Yesus katakan “Bapa kami yang di surga.” Ngomongnya ke Bapa melalui pengantara Yesus Kristus. Maka waktu kita berdoa kan Bapa kami yang di surga ditutup di dalam nama Tuhan Yesus. Ngomong ke Roh Kudusnya kapan? Nah, salah satu hal yang kita bisa lakukan waktu ngomong ke Roh Kudus adalah waktu kita justru tidak berdoa secara formal. Tadi saja ya, Bapak, Ibu sekalian ya, saya minta ke Tuhan, terus, “Tuhan, tolong pimpin saya berkhotbah”, gitu ya? Terus ke siapa itu? Roh Kudus. Kita bisa ngomong ke Roh Kudus di setiap saat kehidupan kita, minta kekuatan dari Dia, ya. “Roh Kudus, pimpin saya supaya berdoa secara publik ini dengan teologi yang benar. Nggak ngaco-ngaco.” Ya, bukan tidak menghormati Tuhan dengan mengatakan, “Papi Jesus, Papi Jesus,” bukan, kan, ya? Atau “Tuhan, Allah, yang tidak saya kenal, yang jauh di sana.” Loh, kita ingin mengenal Tuhan itu dengan cara yang benar. Panggil ke orang tua aja harus benar, kok. Ya, orang tua kita tidak ingin dipanggil namanya, kan? Terus kita panggil dia namanya. Wah, emosi nanti, ya. Ya, orang tua kita ngajarin panggil ‘papa’, panggil ‘mama’. Anaknya mungkin panggilnya jadi yang lain, ‘papi’, ‘mami’, agak jengkel kan, ya? Kami ngajarin ‘papa’, ‘mama’ panggil. Tapi anaknya pengennya ‘papi’, ‘mami’. Jengkel. Salah, nih, salah. Tapi yang namanya anak, mungkin ya sudah dimaklumi. Ya udah, nggak apa apa. Ganti ya, panggilannya.

Demikian kita berelasi dengan Allah yang jauh, tapi dekat. Yang dekat, tapi jauh. Bagaimana caranya? Doa Bapa Kami. Bapa dekat, tapi kita tahu bahwa kita nggak bisa datang kepada Bapa kecuali melalui Tuhan Yesus Kristus, maka waktu kita katakan ‘dalam nama Yesus Kristus’, kita tahu kita tuh jauh dari Allah. Kita nggak bisa datang kepada Bapa kecuali melalui pengantara satu-satunya, yaitu Yesus Kristus. Maka dari itu ketika kita mengingat Roh Kudus, kita mengingat Allah Tritunggal yang sudah menjadikan gereja Tuhan. Dan dengan demikian, Pentakosta juga merupakan hari di mana kita merenungkan tentang doktrin eklesiologi atau doktrin tentang gereja.

Maka saya ingin mengajak, Bapak, Ibu, Saudara sekalian merenungkan tentang gereja juga. Apa sih, gereja itu, Bapak, Ibu, sekalian? Apa makna gereja yang sesungguhnya? Ketika Roh Kudus turun, gereja berdiri. Jemaat pertama, rasul-rasul, dan juga 3000 yang bertobat. Itu jemaat pertama. Ya, cara hidup jemaat mula-mula itu pun sudah dicontohkan oleh Tuhan yang harus kita teladani sampai hari ini. Kenapa bisa demikian? Gereja demikian muncul seperti itu? Nah, jadi gereja pertama kali muncul, ya, kata gereja, ekklesia itu dalam Matius 16 ketika Yesus berkata kepada Petrus, “Di atas batu karang ini, aku akan mendirikan gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” “Di atas batu karang ini” bukan mengacu kepada Petrus. Tapi, “di atas batu karang ini” mengacu kepada pengakuan iman Petrus yang mengatakan, “Engkau adalah Mesias. Anak Allah yang Hidup”. Nah, ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang Hidup’, inilah batu karang gereja. Itulah fondasi gereja di mana dia menjadi gereja kalau mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Setiap orang yang mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, adalah gereja. Ya, gereja Tuhan berarti tidak bisa dilepaskan dari Pribadi Yesus Kristus yang adalah Mesias, yang adalah utusan Allah. Kalimat Yesus mengatakan apa, Bapak, Ibu, sekalian? “Aku akan mendirikan gereja-Ku. Di atas batu karang ini, Petrus. Di atas pengakuan iman kamu ini, Petrus, Aku akan (future)—Aku akan mendirikan gereja-Ku”. Nanti. Ya, nanti Aku akan dirikan gereja dengan cara apa? Yesus naik ke surga, Roh Kudus turun. Di situ-lah berdirinya gereja.

Jadi kepala gereja adalah Yesus Kristus. Pendiri gereja adalah Yesus Kristus. Bukan yang lain. Kita ini umat-Nya. Kita ini wakilnya Tuhan, ya. Gereja adalah institusi yang didirikan oleh Yesus Kristus, kita ini anggota tubuh Kristus. Berarti gereja bicara soal anggota atau pengikut Yesus Kristus. Ini yang pertama. Ya, gereja berarti apa? Institusi. Institusi yang memiliki kepala, pemimpin utama yaitu siapa? Yesus Kristus. Ya, itu makna pertama dari gereja. Gereja memiliki kepala yaitu Yesus dan anggotanya adalah kita. Anggota tubuh Kristus. Yesus mendirikan gereja setelah karya keselamatan selesai dan Roh Kudus turun.

Yang kedua, Bapak, Ibu sekalian, apa itu gereja? Gereja dalam kata Yunaninya adalah ekklesia yang berarti apa? Suatu kumpulan orang yang dipanggil keluar. Berarti gereja itu tidak ngumpul di dalam gereja ini sendiri. Kita nggak ngumpul sama orang Kristen sendiri doang. Jangan suka terlalu ngumpul sama orang Kristen. Nanti bukan jadi gereja. Gereja betul, seneng ngumpul sama orang Kristen, tetapi ingat, orang Kristen ini dipanggil keluar. Bukan untuk orang Kristen saja tetapi untuk semua orang, untuk orang non-Kristen juga. Jadi kalau gereja hanya sebatas kegiatannya di gereja terus, ngumpul terus sama orang Kristen, itu bukan gereja. Itu namanya paguyuban. Ya, ngumpul terus, kan, sama—sehobi, gitu ya? Nggak. Kita diutus pergi. Hari ini kita istirahat rohani, hari minggu. Tenaga kita diisi sampai full tank. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, ya, kita diutus ke keluarga kita. Mungkin dari keluarga kita ada yang belum Kristen. Kita diutus ke kantor kita, perusahaan kita, tempat bisnis kita, ke tempat makan. Di sana, banyak sekali bukan orang Kristen. Ya, kita diutus ke berbagai tempat. Eh, tapi, di dalam weekdays, ada juga persekutuan-persekutuan kategorial. Kalau ibadah Minggu, kan umum, semua orang bisa datang. Orang non-Kristen pun, kita welcome sekali, ya. Orang yang latar belakang apa pun kalau mau ikut datang ibadah hari Minggu, kita harus sambut dengan baik. Tapi, di dalam weekdays itu ada ibadah kategorial-kategorial, pemuda, remaja, ya nggak apa apa untuk penjangkauan supaya bisa lebih akrab, ya sebagai orang Kristen. Jadi, arti kedua dari gereja adalah orang-orang yang dipanggil keluar untuk memberitakan Injil. Kita sudah dipanggil keluar dari gelapnya dosa menuju terang Kristus. Sekarang, kita juga dipanggil pergi keluar menuju dunia yang berdosa menjadi garam dan terang dunia seperti yang Yesus berikan kepada kita, ya.

Nah, yang ketiga, gereja berarti apa? Tadi, umat Allah. Tapi, jangan lupa, umat Allah atau pengikut Kristus ini adalah umat kesayangan Tuhan. Tuhan katakan, “Kamu itu umat-Ku. Kamu itu umat pilihan-Ku, sebab sebelum dunia dijadikan, aku sudah pilih kamu. Kamu itu umat kesayangan-Ku. Kamu ini biji mata-Ku.” Biji mata ini suatu hal yang sangat kita sensitif, kan, ya? Sensitif sekali. Kalau kena debu sedikit, kita langsung terganggu. Kalau kita sakit sedikit, kita juga ingin bersihkan. Itu urgent, ya, kalau sudah sakit itu harus diberesin, lho. Demikian, ya. Tuhan melihat kita itu seperti biji mata-Nya sendiri. Ada suatu hal yang perlu dikoreksi, dikoreksi. Ada suatu hal yang perlu dibersihkan, dibersihkan. Tuhan pangkas kita semakin dewasa di dalam Kristus.

Nah, makna yang keempat dari gereja adalah untuk semua bangsa, ya. Tadi, saya sudah singgung juga. Jadi, gereja bukan hanya rumah bagi umat percaya, tetapi rumah juga bagi orang-orang yang terhilang yang mau berdoa, yang mau kenal Tuhan. Maka, setting-an gereja, kita, ya, setting-an diri kita yang adalah umat Allah, kita harus ramah kepada siapa pun. Yesus mengatakan bahwa hukum yang terutama adalah mengasihi Allah, juga mengasihi sesama manusia yang Kristen, maupun non-Kristen. Hati kita itu ramah sama semua orang, bukan sama orang yang kita suka saja kita ramah, ya. Kita belajar ramah seperti Yesus Kristus kepada semua orang, tapi ketika ada orang yang perlu ditegur, Yesus pun menegur dia karena dosanya, ya, seperti orang Farisi dan orang-orang yang munafik. Tetapi, setting-an kita secara manusia adalah available for all people. Ya, kita mau melayani mereka. Kita mau baik sama mereka.

Dan demikian juga, itu masuk ke dalam aplikasi gedung gereja juga. Ya, khususnya ibadah Minggu lah. Ibadah Minggu ini setting-annya adalah untuk semua agama bisa mengikutinya. Bukan agama Kristen doang yang bisa ikuti ibadah Minggu di tempat ini, tapi semua agama bisa. Bagaimana ibadah yang semua agama bisa? Ini, gereja reformed ini yang bisa semua agama. Ada teksnya, yang nggak bisa nyanyi, bisa ngikutin teks, kan? Ada notnya bahkan, ya. Ada teksnya, lebih mudah. Terus, orang yang dari agama lain itu pun bisa nyaman, saya rasa, ya. Agama apa pun yang bisa ibadah di GRII ini bisa ikuti lah, meskipun mereka sambil belajar, ya, malu, ya, dan lain-lain. Mereka bisa ikuti. Tapi, kalau ibadah Minggunya, ya, ibadah yang khusus anak muda, gelap ruangan, ya, yang sakit katarak gimana? Gelap, buta, ya. Nggak bisa lihat dengan jelas. Yang minusnya besar bagaimana? Anak-anak bingung juga, ya. Gelap-gelap gini ngapain, ya? Tidur lah! Ya, kan gelap, kan? Dingin lagi, ya. Semua pakai jaket, ya. Harus bisa segala usia juga. Saya rasa ibadah kita ini bisa untuk usia 100 tahun, bisa, usia bayi juga bisa, tuh. Bayi bisa ikut ibadah ini, nggak akan jantungnya sakit gitu. Tapi, kalau ibadah Minggunya hanya terkhusus saja, kategorial, mana, katanya rumah doa segala bangsa? Mana buktinya rumah doa untuk segala bangsa? Nggak segala bangsa bisa ikut, kok! Orang tua saja nggak bisa ikut ibadahnya, misalkan kayak gitu, ya. Maka dari itu, inilah maksudnya gereja Tuhan. Gereja Tuhan untuk semua orang, semua agama, ya, dan itu menunjukkan perkataan Yesus Kristus kepada orang-orang di Bait Allah. “Kamu bikin Bait Allah ini sarang penyamun!” Ini adalah rumah doa bagi segala bangsa. Kamu bikin orang berdagang di gereja sehingga orang susah untuk beribadah. Kamu tidak menghargai gereja Tuhan!

Fokus gereja Tuhan adalah hal rohani. Hal jasmani itu secondary. Hal jasmani itu disediakan oleh orang non-Kristen sekalipun, disediakan. Mereka itu pikirin makanan. Wong rohaninya saja mati, kok. Nggak bisa mikirin rohani, kan? Yang jasmani itu disediakan oleh orang luar, sekalipun orang non-Kristen, tapi orang Kristen yang utama adalah hal rohani. Gereja ada untuk memuliakan nama Tuhan. Gereja, ibadah Minggu tidak boleh eksklusif hanya untuk anak-anak, hanya untuk anak muda, remaja, ya. Semua harus diakomodir. Tapi kalau weekdays, di hari lain ya – “ingat dan kuduskan hari Sabat” kan satu khusus di hari Minggu – nah hari lain itu boleh lah kategorial, ada remaja, ada pemuda, supaya lebih akrab ya settingan-nya okay tapi untuk melatih orang untuk bisa ibadah di Minggu. Sebenarnya itu ya maksudnya. Kenapa ada PA umum, PA remaja, PA pemuda? Supaya melatih mereka Ibadah Minggu itu nggak canggung. Sama kayak kita dilatih di padang gurun untuk beribadah supaya nanti di surga itu nggak canggung ibadah. Gimana kalau kita nggak suka ibadah? Masuk surga wah ibadah dan kegiatannya seperti itu? Mungkin kita nggak cocok masuk surga ya karena kita merasa canggung ya. Nggak biasa. Tapi ini latihan semua ya kayak gitu. Itu fokusnya di dalam gereja Tuhan.

Makna terakhir yang ingin saya bagikan adalah gereja adalah pembawa damai. Kenapa bisa demikian? Karena pertama-tama kita sebagai umat Allah sudah didamaikan lebih dulu oleh Allah. Kita sudah diampuni dosanya. Hanya Allah yang bisa mengampuni dosa. Kita apakah bisa mengampuni dosa orang lain? Dalam arti seperti ini, “aku ampuni dosa kamu sehingga kamu yang masuk neraka harusnya, bisa masuk surga.”? Ya, hanya Allah yang bisa mengampuni dosa sepenuhnya sempurna sehingga dari yang tervonis masuk neraka bisa masuk surga, itu hanya Allah. Kita mengampuni bisa? Nggak bisa dengan usaha kita sendiri. Karena itu adalah produk surgawi, karena itu adalah pekerjaan Allah semata, maka waktu kita mengampuni itu adalah pertolongan Allah semata. Dan untuk bahasanya supaya tidak salah ya, kita ampuni apanya orang lain? Kita sebut dengan kesalahan orang lain. Tapi kesalahan orang lain dosa kepada Tuhan nggak? Mungkin dosa kepada Tuhan. Jadi kita relasinya adalah mengampuni kesalahan, lebih aman, daripada kita bilang “saya ampuni dosa kamu. Kamu berdosa sama saya ya.” Nggak. Dosa itu artinya apa? Artinya melawan Tuhan. Ya kan. Dia berdosa melawan Tuhan tapi kita yang kena sakit, kita yang sakit, kita yang luka, kita ampuni kesalahan dia ke kita. Dosanya diurus sama dia sendiri ke Tuhan, minta ampun sendiri ke Tuhan.

Jadi ini adalah bicara soal kita sudah diampuni oleh Tuhan, kita membawa damai, membawa pengampunan Tuhan itu. Waktu orang lain berbuat salah kepada kita, ya sudah, kita ampuni dalam arti apa? Mengampuni dia. Bukan mengampuni dosanya. Mengampuni apa? Mengampuni kesalahan dia. Yang mengampuni dosa itu Tuhan. Dosa itu bicara soal hubungan pribadi manusia dengan Tuhan. Tapi kita arahkan bahwa “ya udah, kamu salah nih, kamu minta maaf ke saya, pertama-tama minta maaf dulu ke Tuhan, minta ampun dulu ke Tuhan. Saya belajar mengampuni yaitu apa, saya tidak mempermasalahkan kesalahan kamu ke saya, kita tetap bisa berelasi dengan baik, kita lanjutkan hidup, meskipun kita tahu kita susah. Kita sama-sama manusia berdosa kok, kita tidak lepas dari kesalahan. Saya ampuni kamu, kamu ampuni saya juga. Kita bersama-sama bergandengan tangan untuk membawa damai kepada seluruh dunia.”

Maka dari itu sebagai gereja Tuhan, kita tidak setuju ada peperangan yang terjadi. Ya, kita tidak dukung negara yang sedang berperang. Saat ini banyak negara perang, terus akhirnya ada pertanyaan ya, pilih negara A atau negara B? Orang Kristen harus jeli ya, jangan saya pilih negara A, itu lebih Alkitabiah ya. Negara yang berperang itu sudah tidak Alkitabiah, karena mereka tidak membawa damai Tuhan jadi kita katakan saya tidak pilih dua-duanya, saya pilih damai Kristus. Atau saya pilih dua-duanya, yaitu apa? Supaya mereka berdamai bukan perang, bukan menang perang.

Ada satu kisah unik antara Roh Kudus dan perdamaian. Kisah ini dikisahkan di air bah dan bahtera Nuh. Waktu bahtera Nuh terombang-ambing, begitu lama, ketika bumi sudah tertutup air, lalu akhirnya Nuh mau periksa. Dia periksa nih, tanah ini sudah kering atau belum. Dia lepas burung apa? Dia lepas burung merpati, dia lepas burung merpati. Dan kemudian burung merpati bisa kembali tapi sambil bawa apa? Bawa ranting zaitun di paruhnya. Makanya kalau kita lihat gereja-gereja kan, ada merpati ada ranting di paruhnya, ada ranting daun zaitun. Menunjukkan apa? Kisah dari Nuh ini. ranting zaitun sebenarnya menjadi apa sih? Menjadi simbol perdamaian, dalam arti itu Tuhan sudah berdamai dengan umat-Nya. Waktu Tuhan sedang murka dengan orang-orang yang melakukan kejahatan, Tuhan beri belas kasihan kepada Nuh dan keluarganya, 8 orang saja. Lalu yang lainnya itu dibinasakan dengan air bah. Nah sekarang air bah sudah beberapa waktu lamanya, mulai surut. Berarti itu kurang lebih gambarannya ya murka Tuhan surut sama manusia. Murka Tuhan surut, sudah damai, Nuh juga sudah dipelihara dalam bahtera itu selama beberapa waktu lamanya, Tuhan sudah menyatakan damai, terus Nuh lepas burung merpati. Terus burung merpatinya ambil ranting,  balik lagi ke Nuh. Wah, sudah mulai surut. Kalau ini pohon, berarti kan tinggal berapa meter lagi untuk bisa surut semua bumi ini. Berarti Tuhan sudah mulai memberikan kasih dan kedamaian lagi ke dalam bumi ini.

Jadi burung merpati jadi lambang Roh Kudus yang membawa kabar baik tentang rekonsiliasi antara Allah dan manusia. Ada teolog yang menafsir demikian, ya, burung merpati itu sangat bagus, ya, sebagai simbol, “oh, Tuhan tuh berdamai dengan manusia”, ya. Roh Kudus tuh pembawa damai, Roh kebenaran, Roh damai sejahtera, ya. Dia bekerja dalam hati kita untuk apa? Untuk menciptakan perdamaian, ya. Perdamaian itu ada 3, ya, Bapak, Ibu sekalian, ada 3 jenis, yaitu pertama-tama berdamai dengan Allah. Kita yang berdosa sudah menjadi musuh Allah. Dan yang kedua berdamai dengan sesama, dan yang ketiga berdamai dengan diri kita sendiri. Rekonsiliasi dengan diri kita sendiri, berarti apa? Kita menyadari siapa kita di hadapan Tuhan. Itu pekerjaan Roh Kudus saja. Roh Kudus Roh pembawa damai sejahtera. Itu sangat indah, ya. Ya, ini adalah 5 makna dari gereja Tuhan.

Saya ulangi lagi ya, Bapak, Ibu, sekalian. Jadi, yang pertama itu sebuah institusi yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri. Yesus kepala, kita anggota tubuh Kristus. Gembala gereja ini yang pertama itu adalah Yesus Kristus, yang secondary adalah gembala yang ditunjuk oleh gereja. Itu gembala. Jadi, gembala kita nggak cuma satu, Bapak, Ibu sekalian. Kalau kita lihat gembala fisik, “oh ini satu”, trus kita fokus ke situ. Yang namanya manusia berdosa ada kelemahan, tapi kalau kita lihat fokus kepada Gembala yang agung itu, Yesus Kristus memelihara gereja-Nya dengan cara yang ajaib, kita akan terus menikmati kepemimpinan Yesus Kristus itu. Yang kedua, Ekklesia, berarti kumpulan orang yang dipanggil keluar. Tentu kita ada kesatuan karena kita anggota tubuh Kristus kan. Tangan kerja sama, apa yang dilakukan oleh tangan diketahui kaki, yang dilakukan oleh kaki diketahui oleh mata. Semua koordinasi dengan baik tapi tidak untuk diri kita sendiri, tidak egois gitu, ya, tapi kita boleh menjadi berkat bagi lebih banyak orang. Yang ketiga, makna gereja berarti umat pilihan Allah, umat kesayangan Allah. Yang keempat, gereja berarti rumah doa bagi segala bangsa. Dan yang kelima, gereja berarti pembawa damai.

Seorang teolog menyimpulkan bahwa gereja adalah karya Allah Tritunggal. Dia pakai definisi gereja itu dengan mengambil Pribadi tiga dari Allah tritunggal ini, 3 Pribadi ini, yaitu apa? Orang yang dipilih Allah Bapa, orang yang ditebus oleh Yesus Kristus, dan orang yang dimateraikan oleh Roh Kudus. Itulah gereja, itu kita. Kita sudah dipilih oleh Allah Bapa, kita sudah ditebus oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, dosa kita, ya. Kita sudah diselesaikan hukuman dosa kita oleh Yesus Kristus dan kita dimeteraikan oleh Roh Kudus. Dicap, ya, nggak mungkin hilang, “ini anak Tuhan, ini anak-Ku. Tidak ada orang yang bisa memisahkan Aku dari anak-Ku.” Itu Tuhan kita, ya. Gereja betul-betul tidak bisa dipisahkan dari Allah Tritunggal, ya. Gereja tidak ada yang bisa memisahkan apa pun dari kasih Kristus, ya. Itu gereja Tuhan. Maka dari itu, John Calvin juga menyatakan bahwa gereja adalah orkestra kemuliaan Allah untuk dinikmati seluruh dunia. Nah, ini kita ya. Kita ini adalah anaknya Tuhan, anak-anak Allah. Yesus Kristus Anak tunggal Allah, kita ini anak-anaknya Allah. Oh sungguh indah, ya. Kita disebut gereja. Gereja itu begitu unik, ya, karena gereja bukan hanya gedung gereja, tapi umat-Nya juga. Ini sebutan yang penuh makna, tetapi kita tahu bahwa gereja pun tidak lepas dari tantangan, ya.

Namanya gereja, umat pilihan Tuhan, justru banyak tantangannya. Martin Luther mengatakan, ”sebab di mana Tuhan membangun sebuah gereja, di sana juga setan membangun sebuah chapel, ya.” Ada gereja Tuhan, di situ, di sebelah lain juga ada chapel-nya setan, kuilnya setan, di mana kuilnya setan ini akan terus menyerang gereja Tuhan. Banyak masalah di gereja Tuhan yang memecah belah gereja Tuhan. Maka dari itu, tantangan-tantangan ini kita tidak bisa berjuang sendirian. Kita perlu satu sama lain untuk saling menolong, saling membangun satu dengan yang lain, ya. Gereja dan pelayanan firman Tuhan dibuat untuk supaya kita semua boleh satu hati dan melawan pekerjaan setan yang muncul di sekitar kita. Itulah gereja. Gereja memang adalah umat pilihan Tuhan, tapi juga serdadunya Yesus Kristus karena lawan kita si iblis itu seperti singa yang mengaum-ngaum yang kelaparan, yang siap menelan mangsanya. Demikian juga kita sebagai gereja harus memperlengkapi diri dengan perlengkapan senjata Allah untuk memerangi kuasa si iblis, kuasa setan. Maka dari itu banyak serangan dari iblis, banyak godaan dari dunia, banyak godaan juga dari kedagingan, nah kita perlu Penolong. Kita perlu pimpinan dari Roh Kudus. Kita perlu Yesus, kita perlu Roh Kudus, kita perlu Bapa di surga untuk bisa menghadapi semua tantangan-tantangan di dalam dunia ini.

Terakhir Bapak, Ibu, Saudara sekalian, Pdt. Stephen Tong pernah menjelaskan tentang 5 guru besar dari gereja. Sebenarnya 5 guru besar ini bukan hanya bagi gereja saja sih, tetapi sebenarnya guru besar dari semua orang, semua manusia yang ada di bumi ini. Dia jelaskan bahwa 5 guru besar dari semua manusia adalah pertama Allah Bapa, sumber segala sesuatu, Pencipta, Pemelihara, Allah yang berdaulat. Yang kedua, Yesus Kristus, Anak tunggal Bapa yang rela berkorban, yang taat sepenuhnya kepada Bapa dan juga menjadi jalan keselamatan. Dia pengantara kita satu-satunya kepada Bapa di surga. Itu guru kita. Ketiga adalah Roh Kudus. Roh Kudus itu mencerahkan pikiran kita, kemudian memimpin kita, membenarkan hidup kita, menguduskan hidup kita, menghibur kita, menolong kita. Wah banyak sekali pekerjaan Roh Kudus. Itu gurunya kita juga. Jadi kita sebagai orang Kristen bukan hanya menerima saja tapi kita belajar dari Allah Tritunggal ini, kita aplikasikan apa yang sudah kita terima. Terus kemudian yang keempat adalah Alkitab, kebenaran Tuhan, Tuhan nyatakan di dalam tulisan yang tertulis di dalam Alkitab. Itu karya Roh Kudus. Maka perlu baca Alkitab, jangan lupa baca Alkitab. Kita bisa baca Bapak, Ibu sekalian? Bisa. Pertama-tama baca itu untuk baca Alkitab bukan untuk baca buku lain. Itu dikasih teladan oleh seorang anak, kalau nggak salah namanya Mary Jane. Dia berusaha untuk punya Alkitab terus dia katakan bahwa “Saya bisa membaca, saya anak kecil bisa itu membaca pertama-tama bukan membaca yang lain-lain, tetapi baca tulisan dari Allah.” Kita bisa baca itu untuk Tuhan. Ya karena apa? Itu karya tulis nya Tuhan. Alkitab itu dari Kejadian sampai Wahyu kalau kita nggak baca, dosa besar. Untuk apa kita bisa baca, kemampuan baca, kalau nggak baca Alkitab. Kita dosa besar.

Nah Alkitab adalah guru yang keempat. Dan kelima, guru besar kita adalah sejarah. Dalam sejarah yang masa lalu di situ ada tangan Tuhan berdaulat. Kita bisa tahu sejarah, mempelajari sejarah tapi kita bukan saja berdasarkan dunia ini melainkan melihat cara pandang Tuhan mengatur sejarah. Ada satu hal sejarah yang nggak mungkin bisa kita ubah, ya kan. Gender kita, lahir di mana, suku apa, itu nggak bisa diubah. Itu hanya Tuhan yang berdaulat. Nggak bisa kan? Berarti kita itu bergantung sama kuasa yang berdaulat itu. Waktu kita lihat sejarah, “Oh ya sudah, ini penetapan Tuhan.” Di situ kita bisa belajar tangan Tuhan bekerja. Inilah 5 guru besar bagi manusia. Dan itulah yang kita terus menerus belajar sebagai gereja Tuhan. Mari kita sama-sama terus setia menjadi gereja Tuhan yang baik dan senantiasa mengikuti pimpinan Roh Kudus.

Pekerjaan utama dari Roh Kudus yang tinggal dalam hati kita adalah menguduskan kita. Maka dari itu coba cintailah hal-hal yang kudus, cintailah hal-hal yang baik, pikirkanlah hal-hal yang baik, yang mulia, yang sedap didengar, yang patut dipuji, keadilan, kebenaran, semua pikirkan. Itu adalah kehendak Roh Kudus dalam diri kita. Dan tugas utama dari Roh Kudus lagi adalah senantiasa memuliakan Kristus dan Allah Bapa. Kiranya hidup kita boleh dipenuhi Roh Kudus, memiliki hati yang mencintai kekudusan dan juga mempermuliakan Kristus di dalam seumur hidup kita. Mari kita sama-sama berdoa.

Tuhan, Bapa kami yang di surga, kami bersyukur pada pagi hari ini kami boleh mengingat kembali Pribadi Allah Roh Kudus dalam kehidupan kami. Kau sudah mengutus Roh Kudus turun ke dalam dunia ini satu kali saja, dan Roh Kudus sudah bekerja di antara kami semua sebagai gereja Tuhan, dan kami mau Tuhan, senantiasa mengikuti pimpinan Roh Kudus dalam hidup kami. Kami mau hidup kudus. Kami mau hidup taat di hadapan Tuhan. Ampuni kami yang sering kali jatuh dalam dosa, sering kali melupakan untuk bisa hidup kudus di hadapan Tuhan. Koreksilah hati kami Tuhan, dan juga beritahukanlah kami jalan-jalan Tuhan supaya hidup kami ini tidak sia-sia di dalam dunia tetapi boleh menjadi berkat bagi sesama kami dan juga menjadi teladan yang baik, bagaimana kami boleh mengikut Yesus dan kami pun menjadi berkat bagi sesama kami. Terima kasih Tuhan untuk pagi hari ini, untuk firman yang sudah Tuhan berikan. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup kami sudah berdoa. Amin. (HS)