Mat 26:1-30
Pdt. Dawis Waiman, M. Div.
Saudara, pada waktu kita melihat di dalam pasal 26:1-2 di situ dikatakan setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya maka Dia kemudian berkata kepada murid-murid-Nya kalau 2 hari lagi akan dirayakan Paskah dan anak manusia akan diserahkan untuk disalibkan. Saudara, kalau kita melihat ayat yang pertama, maka di situ ada satu indikasi yang penting sekali yang Yesus Kristus katakan bahwa semua yang Ia lakukan di dalam dunia ini sebelum Dia diserahkan untuk disalibkan itu adalah sesuatu yang sudah selesai dikerjakan oleh Yesus Kristus. Jadi dibalik dari pada pengertian ini adalah mungkin kita bisa berkata seperti ini, sebelum Yesus Kristus tuntas di dalam menjalankan semua hal yang harus Dia kerjakan untuk meyakinkan murid-murid-Nya kalau Dia adalah Mesias melalui mujizat yang Ia lakukan untuk mendidik dan mengajar murid-murid-Nya tentang kebenaran firman Tuhan berkenaan dengan Mesias dan untuk memberikan satu peneguhan kepada mereka atau contoh kepada kehidupan mereka berkenaan dengan satu kehidupan yang ada di dalam Tuhan bagi mereka maka hari itu belum akan tiba mungkin atau orang-orang tidak bisa menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
Tetapi ketika semua hal yang berkenaan dengan Kristus itu sudah selesai Yesus jalankan, tuntaskan bagi murid-murid maka pada waktu itulah penyaliban Kristus akan terjadi, dan Alkitab berkata itu adalah 2 hari sebelum peristiwa penyaliban itu terjadi di hari Paskah, sorry bukan hari Paskah. Saya selalu ingat kalau Paskah itu Passover, Passover itu di dalam kebudayaan orang Yahudi adalah hari di mana mereka menyembelih domba Paskah di malam hari ketika mereka akan keluar dari Mesir tetapi di dalam gereja kita tradisi Paskah itu hari Kebangkitan bukan hari kematian Kristus tetapi Jumat Agung itu adalah hari kematian dari Yesus Kristus. Ini adalah 2 hari dari hari kematian Yesus Kristus atau hari Jumat Agung Yesus bertemu dengan murid-murid lalu Dia mengatakan bahwa Dia akan mati 2 hari lagi.
Saudara, kenapa ini menjadi satu hal yang signifikan untuk disampaikan kepada murid-murid? Mungkin ada beberapa sebab yang Saudara bisa perhatikan. Pertama adalah karena kalau Saudara perhatikan di dalam Matius mulai dari pasal yang ke-24 dan seterusnya memang sebelumnya itu Yesus pernah berbicara tentang penderitaan yang akan Dia alami mulai dari Matius pasal 16, tetapi mulai dari Matius pasal 24 Dia berbicara tentang Bait Allah, Dia berbicara tentang penderitaan, Dia berbicara tentang siksaan berat yang akan dialami oleh Mesias.
Tetapi, Saudara harus ingat di dalam ayat yang ke-31 pasal yang ke-25 di situ Yesus ada berbicara tentang penghakiman akhir yaitu penghakiman di mana Mesias akan duduk di atas takhta lalu orang-orang manusia akan dikumpulkan lalu dipisahkan menjadi 2 kelompok, 1 adalah domba 1 adalah kambing dan Yesus akan mengadili dan menghakimi orang-orang itu. Jadi di dalam pemikiran dari murid-murid mungkin mereka berpikir bahwa sekarang kita masuk ke Yerusalem dan Yerusalem itu adalah tempat di mana Daud memerintah dan dipercaya bahwa Mesias itu adalah keturunan Daud, Dia akan memulihkan Kerajaan Daud kembali dan mungkin salah satu bentuk dari pada pemulihan itu adalah Yesus akan duduk di atas takhta-Nya untuk menghakimi bangsa-bangsa yang ada atau termasuk orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi seperti itu dan itu sebabnya walaupun Yesus sebelumnya pernah berbicara tentang penderitaan yang Dia akan alami, tetapi di dalam ayat 2 secara khusus Dia menekankan berkenaan dengan kematian yang akan Dia alami 2 hari lagi.
Dan pengertian ini kita dapatkan dari mungkin kalau Saudara bandingkan dengan Injil Yohanes di situ kalau Saudara perhatikan di momen di mana Yesus berkumpul untuk menyantap Perjamuan Paskah itu adalah satu cerita yang panjang sekali di hati itu kita bisa melihat bahawa menjelang dari murid-murid datang masuk ke Yerusalem sampai mereka ada di Yerusalem sampai mereka merayakan Paskah itu bersama dengan Yesus Kristus yang mereka ributkan adalah bukan berkenaan dengan kematian Kristus tetapi yang mereka ributkan adalah siapa diantara kita yang paling besar? Dan itu sebabnya mungkin pada waktu Yohanes dan Yakobus menggunakan ibunya untuk datang dan meminta Yesus mendudukkan di sisi kanan dan kiri Yesus Kristus itu membuat murid-murid yang lain itu mengalami kegusaran yang besar bagi mereka karena mereka menganggap diri mereka kecolongan.
Jadi pada waktu mereka melihat pada pelayanan Yesus ke Yerusalem pikiran mereka mungkin campur aduk satu dengan yang lain satu sisi mereka mendengar tentang penderitaan yang akan dialami oleh Kristus di sisi lain mereka juga membaca ayat Alkitab dan mendengar Kristus sendiri atau mendapatkan pengajaran dari imam-imam atau rabi-rabi sebelum Yesus Kristus melayani dari kecil mereka diajarkan kalau Mesias ketika datang akan berkuasa dan memerintah dan sekarang Yesus masuk ke Yerusalem dan Yesus itu dipercaya sebagai Mesias dan kalau Dia masuk ke Yerusalem untuk apa? Ya kemungkinan adalah untuk memerintah sebagai Mesias yang dijanjikan Allah kepada Raja Daud dan Saudara ini yang membuat Yesus harus menekankan kembali mengapa Dia datang ke Yerusalem yaitu untuk mengalami kematian pada Hari Paskah dan ini adalah hal yang penting juga.
Saudara pada waktu Yesus berkata bahwa Dia harus mengalami kematian pada hari Paskah, dua hari lagi, maka ini mau mengatakan bahwa peristiwa Paskah itu adalah peristiwa di mana Yesus sudah menetapkan Dia harus mati. Ini bukan sesuatu yang bisa dibatalkan oleh manusia tetapi ini adalah sesuatu rencana yang pasti baik dari Tuhan Allah sendiri maupun oleh Yesus Kristus sendiri. Kenapa saya bicara seperti ini? Karena kalau Saudara perhatikan di dalam ayat yang ke-5 lalu Saudara bandingkan dengan paralel dari bagian ini di Yohanes pasal yang ke-11 di situ maka Saudara akan menemukan kalau di balik dari 2 hari itu ada satu kekuatan lain yang sedang bekerja untuk merencanakan kebinasaan dari Yesus Kristus dan mereka itu siapa? Yaitu mereka adalah dari Kayafas dan dari tua-tua bangsa Yahudi.
Jadi pada waktu mereka melihat kepada pelayanan dari Yesus Kristus masa yang begitu banyak yang mengikuti Kristus dan ketika mereka melihat apa yang Yesus lakukan di Bait Allah dengan membongkar Bait Allah lalu di dalam pengajaran-pengajaran-Nya Dia mengatakan diri Dia sama seperti Allah seperti itu maka Alkitab menyatakan mereka begitu benci sekali dengan Yesus Kristus dan mereka ingin membinasakan Yesus Kristus dan Saudara kalau bicara ingin membinasakan Yesus Kristus mulainya sejak kapan? Alkitab berkata seperti ini, Yesus Kristus ingin dibunuh itu bukan sejak Dia melayani tetapi jauh hari sebelum Dia melayani yaitu sejak dari Dia lahir ke dalam dunia ini manusia sudah berusaha untuk membunuh Yesus Kristus.
Saudara bisa lihat di dalam peristiwa kelahiran Yesus, Herodes bagaimana begitu ketakutan takhtanya itu direbut oleh Yesus lalu membantai jutaan anak demi untuk bisa membunuh Yesus Kristus tetapi Tuhan menjaga Yesus tidak mati pada waktu itu lalu ketika Yesus sudah mulai besar mulai melayani, Saudara boleh lihat di dalam Injil Yohanes begitu banyak ayat-ayat yang berbicara bahwa mereka ingin membunuh Yesus, mereka ingin merajam Yesus mati, mereka ingin mengatur strategi untuk menangkap Yesus lalu diam-diam membunuh Yesus Kristus. Saudara bisa lihat juga di dalam ayat ke-5 jangan pada waktu perayaan supaya jangan timbul keributan diantara rakyat. Jadi ada satu keinginan untuk membunuh Yesus secara diam-diam seperti itu. tetapi Alkitab menyatakan bahwa semua usaha yang dilakukan oleh manusia atau direncanakan oleh manusia itu tidak ada satupun yang berhasil dijalankan oleh diri mereka. Dan bahkan kalau Saudara lihat di dalam Injil Yohanes ada kata-kata yang begitu jelas sekali begitu terang sekali di mana Yesus ketika dipojokkan berkali-kali dipojokkan untuk dibunuh, ketika nggak ada jalan keluar lagi untuk Dia bisa melarikan diri, Dia hanya berjalan meninggalkan tempat itu dengan tenangnya melalui orang-orang banyak yang begitu emosi dan ingin membunuh diri Dia.
Lalu pertanyaannya adalah, mengapa hal itu tidak terjadi? Kenapa pembunuhan itu tidak terjadi seperti yang dikehendaki orang banyak itu? Lalu disitu Injil Yohanes mengatakan ada satu sebab karena waktunya belum tiba. Saudara, waktu di dalam Injil Yohanes itu berbicara tentang penyaliban Kristus, kematian Yesus Kristus hingga pada waktu dikatakan waktunya belum tiba itu berarti waktu di mana Yesus Kristus ditetapkan untuk mati belum tiba kalau itu belum tiba ada kah manusia yang bisa mengulurkan tangannya untuk menangkap Yesus lalu membinasakan Yesus Kristus? Jawabnya nggak ada sama sekali, tidak ada satu kuasa pun yang bisa menangkap Yesus dan membunuh Yesus Kristus ketika Tuhan Allah yang di atas, Bapa dari Kristus tidak mengijinkan hal itu terjadi bagi Yesus Kristus. Saudara bisa lihat sendiri di dalam pengadilan yang dilakukan oleh Pilatus kepada Yesus Kristus di mana pada waktu itu Pilatus berkata, “Kamu tidak melihat aku? Kamu tahu tidak siapa aku? Aku punya otoritas atas hidup dan mati-Mu, Kamu tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yang menuduh Engkau, Kamu tidak mau membela dirimu.” Yesus berkata satu hal, “Engkau bisa menghakimi Aku, engkau bisa membunuh Aku karena Bapa-Ku yang di Sorga memberi kuasa itu kepada engkau. Kalau Bapa-Ku di Sorga tidak memberi kuasa itu kepada engkau, engkau tidak bisa mengulurkan tanganmu terhadap diri-Ku.”
Jadi pada waktu Yesus katakan di sini atau Matius katakan di sini, 2 hari menjelang hari Paskah maka Yesus kemudian menyatakan tentang kematian yang Dia akan alami itu di sini Matius mengkontraskan 2 hari ini pengertian Yesus akan kematian yang akan dialami oleh diri Dia dengan apa yang direncanakan oleh imam-imam besar dan para tua-tua orang-orang Yahudi dan Saudara bisa perhatikan kalau Saudara ingin mundur sedikit, mungkin saya agak bicara data-data terlebih dahulu kepada Saudara supaya Saudara mendapatkan gambaran tentang ini. Kalau Saudara perhatikan di dalam Injil Yohanes, ada satu perbedaan diantara apa yang dikatakan Injil Lukas dengan Injil Yohanes. Injil Yohanes berkata bahwa peristiwa itu terjadi 6 hari sebelumnya tetapi di dalam Injil Matius itu dikatakan peristiwa itu terjadi 2 hari sebelumnya. Mengapa hal ini ada perbedaan? Mana yang benar? Seperti itu. Saudara harus mengerti satu hal, Injil Matius bukan bertujuan untuk berbicara tentang kronologis peristiwa berkenaan dengan pengurapan yang Yesus terima atau Yesus berkumpul dengan murid-murid lalu memberitakan tentang kematian yang Dia akan alami, tetapi di dalam Injil Matius tadi yang saya mau katakan Yesus tahu peristiwa itu akan terjadi dan Yesus sudah menetapkan bahwa peristiwa itu harus terjadi 2 hari kemudian yang berkontras sekali dengan rencana dari imam kepala dan tua-tua dari orang-orang Yahudi di mana mereka menghendaki peristiwa penyaliban Yesus Kristus tidak terjadi pada hari Jumat Agung yaitu pada hari di mana domba paskah itu dikorbankan dan orang-orang Yahudi menyantap pada malam itu.
Kenapa bisa begitu? Karena kalau Saudara perhatikan di dalam Injil maka Saudara akan menemukan misalnya di dalam ayat yang ke-5 tadi ya jangan pada waktu perayaan supaya jangan timbul keributan di antara rakyat. Jadi peristiwa pembunuhan Yesus yang dirancang oleh tua-tua dan Kayafas itu tidak boleh terjadi pada hari perayaan. Saudara, di dalam budaya orang Yahudi mereka ada perayaan-perayaan yang besar di mana orang-orang Yahudi harus ngumpul di Yerusalem untuk beribadah kepada Tuhan di Bait Allah dan pada waktu itu terjadi biasanya penduduk di Yerusalem itu bisa meningkat sampai 5 kali lipat dari biasanya dan Saudara di dalam sejarah seringkali terjadi peristiwa seperti ini ketika orang-orang Yahudi datang ke Yerusalem untuk beribadah kepada Allah, maka ada terjadi misalnya peristiwa di mana ada seorang yang memunculkan diri seperti seorang Mesias lalu pada waktu ada keributan terjadi di situ maka biasanya akan terjadi yang namanya kerusuhan dan itu membuat tentara Roma biasanya pada hari raya paskah orang Yahudi mereka akan datang untuk menjaga secara ketat supaya tidak terjadi kerusuhan sama sekali.
Di dalam pemikiran Kayafas dan tua-tua Yahudi kalau sampai mereka menangkap Yesus Kristus pada hari Jumat Agung itu ada kemungkinan bisa terjadi keributan karena Yesus Kristus adalah seorang yang begitu berpengaruh besar dan banyak sekali orang-orang yang percaya kalau Dia adalah Mesias. Itu sebabnya mereka merencanakan untuk tidak membunuh Yesus pada hari Jumat Agung, lalu kapan? Saudara kalau lihat di dalam Perjanjian Lama, maka di situ ada dikatakan di dalam Imamat kalau orang Yahudi mereka pertama harus menjalankan hari Raya Sabat setiap Sabat hari ke-7 tidak boleh ada yang kerja semua harus datang dan beribadah kepada Tuhan, yang kedua itu adalah hari Raya Paskah di mana mereka harus mengorbankan domba paskah tetapi hari Raya Paskah ini adalah hari Raya yang seringkali digandengkan dengan namanya hari Raya Roti Tidak Beragi. Jadi pada waktu Saudara membaca Kitab Suci ada kalimat menyatakan hari Raya Roti Tidak Beragi tiba, itu adalah sama dengan hari Raya Paskah. Atau ketika Saudara baca Kitab Suci mengatakan hari Raya Paskah tiba, itu sama dengan hari Raya Roti Tidak Beragi ya karena ini adalah perayaan yang dijalankan secara bergandengan makanya orang-orang Yahudi biasanya mengatakan itu secara bergantian 2 istilah ini dan lama waktunya berapa lama? Yaitu 7 hari.
Jadi pada waktu mereka merayakan Paskah, saat itu mereka harus menyingkirkan semua ragi dari rumah mereka, mereka harus menyantap makanan roti yang tidak beragi selama 7 hari dan setelah 7 hari maka ada yang namanya Hari Raya perayaan sulung ya untuk mempersembahkan hasil panen pertama ini yang berbeda dengan Pentakosta ya tetapi mereka mempersembahkan panen pertama yaitu barley, Pentakosta itu adalah gandum dipersembahkan sebagai panen sulungnya. Tetapi ini adalah barley suatu yang mirip dengan gandum tetapi yang biasanya dipanen lebih dahulu sebelum dari pada gandum itu yang menggambarkan tentang kebangkitan Kristus. Tetapi antara roti yang tidak beragi atau paskah sampai dengan barley itu sebelumnya adalah 7 hari penuh lalu barley itu hari yang ke-8.
Saudara pikir kan ya kalau di sini dikatakan bahwa jangan pada waktu perayaan supaya jangan timbul keributan diantara rakyat kira-kira hari keberapa? Kemungkinan besar ada yang menafsirkan mereka merancangkan Yesus harus dibunuh pada hari yang ke-9 paling tidak karena setelah hari ke-9 semua perayaan itu sudah selesai dilakukan orang-orang mungkin sudah kembali pulang ke tempat mereka masing-masing atau paling tidak mereka tidak berkumpul di Yerusalem untuk masuk ke dalam Hari Pentakosta berikutnya tetapi paling tidak hari itu sudah selesai perayaan itu yang mengumpulkan banyak orang di Yerusalem atau di Bait Allah supaya apa? Supaya tidak terjadi keributan ditengah-tengah Israel yang mengakibatkan tentara Roma bisa datang lalu menghancurkan orang-orang Israel. Kalimat ini muncul di dalam Injil Yohanes di mana ketika Kayafas melihat Yesus Kristus dia bicara dengan kelompok Sanhedrin berkata seperti ini, kalian tidak tahu ya kalau lebih baik satu orang mati dari seluruh bangsa ini dimusnahkan, kenapa? Karena pada waktu terjadi pemberontakan Roma pasti turun dan seluruh tentaranya akan membantai orang-orang Yahudi itu.
Saudara bisa lihat peristiwa itu betul-betul terjadi pada tahun 70 Masehi ketika Yesus Kristus sudah bangkit dari kematian, ketika Yesus Kristus sudah duduk di sebelah kanan Allah Bapa, tahun 70 Masehi Jenderal Titus datang dengan segenap tentaranya lalu memusnahkan seluruh orang Israel jutaan orang mati pada waktu itu Yerusalem hancur, Bait Allah diruntuhkan seperti yang dinubuatkan oleh Yesus Kristus nggak ada satu batupun yang ada di atas batu yang lain. Mereka menghindar karena hal-hal seperti ini, kehancuran seperti itu tetapi pertanyaannya adalah bisakah mereka menghindarkan hal itu? Bisakah mereka menggenapi apa yang menjadi rencana mereka yaitu untuk membunuh Yesus Kristus paling tidak 9 hari setelah mereka merayakan peringatan orang-orang Yahudi atau peringatan besar dari orang-orang Yahudi? Alkitab katakan jawabannya tidak. Mereka nggak berhasil di dalam menjalankan misi mereka. Apa yang menjadi rencana Allah itu tetap terjadi persis seperti yang Tuhan kehendaki dan rancangan Allah itu berbeda sekali dengan rancangan manusia dan ketika itu berbeda, maka Alkitab selalu menekankan satu hal bahwa yang menjadi bosnya yang menjadi pribadi yang punya kekuatan untuk menjadikan yang direncanakan itu selalu Tuhan dan bukan manusia, bukan iblis tetapi selalu Tuhan Allah sendiri.
Saudara, ini kembali Saudara bisa mungkin kalau mau tarik mundur sedikit ke dalam hari yang tadi saya katakan ya, apa dasarnya saya bisa berkata bahwa rencana Tuhan yang jadi dan rencana manusia yang tidak terjadi seperti itu karena kalau Saudara komparasikan kembali antara hari yang dicatat di dalam Injil Matius dan di dalam Injil Yohanes 6 dan 2 hari itu maka secara kronologis mungkin kita bisa katakan bahwa 6 hari itu adalah yang sebenarnya terjadi peristiwa dari pengurapan Yesus Kristus oleh Maria pada waktu itu lalu pada hari itu juga terjadi peristiwa di mana Yudas Iskariot kemudian pergi untuk menjual Yesus Kristus dan Saudara itu adalah satu peristiwa yang jauh hari sebelumnya sudah direncanakan dan dikatakan Yudas selalu mencari waktu yang tepat untuk menyerahkan Yesus Kristus. Kenapa begitu? Karena Yesus selalu dikelilingi oleh orang banyak dan nggak ada satu orangpun yang bisa datang kepada Dia tanpa menimbulkan kerusuhan maka Yudas menjadi satu alat dari imam besar untuk bisa menyerahkan Yesus karena Dia tahu persis kapan Yesus itu sendirian, kapan tidak ada masa dan mereka bisa menangkap tanpa terjadi keributan sama sekali makanya dikatakan bahwa jauh sebelum itu Yudas Iskariot telah menyerahkan Yesus Kristus dan Yudas Iskariot mencari waktu yang tepat untuk menyerahkan Yesus Kristus tanpa ada keributan yang terjadi itu.
Artinya pertama adalah rancangan siapa yang sedang berjalan? Saudara mungkin kita akan ngomong oh itu adalah rancangan dari imam besar, itu adalah rancangan dari Yudas Iskariot, itu adalah rancangan dari tua-tua untuk mau membunuh Yesus Kristus setelah Yesus klimaks di dalam membangkitkan Lazarus dari kematian dan pada waktu kita membaca bagian ini mungkin kita bisa mengatakan seperti ini, oh peristiwa ini ketika Yesus katakan mungkin sebagai sesuatu yang untuk mengantisipasi dari tindakan Yudas yang menyerahkan Yesus Kristus kepada imam besar itu tetapi Saudara, Alkitab mengatakan bahwa tindakan di dalam Matius pasal 26 itu bukan respon Allah kepada rencana manusia untuk menyerahkan Dia atau bahkan Saudara bisa mengatakan Injil Yohanes walaupun sebut 6 hari itu bukan sebagai satu respon dari Yesus Kristus terhadap rencana Yudas untuk menyerahkan diri Dia, kenapa? Karena Alkitab mengatakan jauh hari di dalam Injil Yohanes sejak pertama kali Yesus memilih 12 rasul-Nya, Yesus sudah tahu diantara mereka ada satu yang akan mengkhianati diri Dia dan satu orang itu adalah orang yang makan semeja dengan diri Yesus Kristus.
Saya mau bicara apa? Saya mau ngomong seperti ini, Saudara, yang benar adalah memang satu sisi manusia punya tanggung jawab yang benar adalah manusia ketika melakukan satu kesalahan tertentu dia harus mempertanggungjawabkannya dan dia harus dihukum akibat dari pada dosa dan kesalahan yang dia lakukan itu. Tetapi Alkitab berkata bahwa Allah itu bukan Allah yang pasif yang meresponi rencana manusia dan tindakan manusia yang bertanggung jawab itu. Tetapi Allah di dalam Kitab Suci itu adalah Allah yang begitu aktif di dalam menjalankan rencana-Nya di dalam dunia ini dan bahkan memimpin dan mengarahkan manusia di dalam keputusan-keputusan yang Ia lakukan di dalam kehidupannya, nggak ada satu pun rancangan dari Tuhan Allah itu yang sia-sia yang gagal dikarenakan oleh satu keputusan manusia dan usaha manusia memberontak melawan Tuhan Allah, semua itu terjadi persis seperti yang Tuhan kehendaki.
Makanya kalau Saudara mau lanjutkan sedikit berkenaan dengan rencana Tuhan dan rencana manusia itu, Saudara bisa masuk ke dalam beberapa hal yang direncanakan oleh orang-orang Yahudi yang saya bisa katakan itu semua gagal dan rencana Tuhan yang tergenapi, dalam hal apa? Pertama Saudara bisa melihat dari sisi bahwa orang-orang Yahudi itu adalah orang-orang yang berusaha untuk menyerahkan Yesus Kristus mati secara tersembunyi atau secara publik? Ayat yang ke-5 berkata secara diam-diam, tanpa ada massa sama sekali. Tetapi yang terjadi bagaimana? Yesus Kristus mati di hari Jumat Agung, atau Paskahnya orang Yahudi di hadapan publik.
Lalu yang kedua adalah mereka merancangkan untuk Yesus Kristus mati tidak pada hari Jumat Agung, atau Paskah orang Yahudi, tetapi pada hari setelah Jumat Agung atau Paskah orang Yahudi. Tetapi Alkitab mencatat Yesus Kristus persis mati pada hari Jumat Agung, ketika domba Paskah itu disembelih dan dikorbankan. Saya percaya sekali Saudara, bahwa ketika orang-orang Yahudi itu menjalankan hari raya berdasarkan perintah Tuhan di dalam Perjanjian Lama, hari raya yang diperintahkan oleh Tuhan itu adalah hari raya yang merujuk kepada Kristus. Atau hari raya itu adalah tipologi dari Yesus Kristus, mulai dari kematian Kristus di kayu salib itu dirujuk oleh domba Paskah yang disembelih, kebangkitan Yesus pada hari yang ke-3 itu dirujuk oleh persembahan sulung barley setelah 7 hari mereka menjalankan hari raya roti tidak beragi, hari Pentakosta tiba, itu adalah hari di mana dihitung 50 hari dari peristiwa Yesus Kristus bangkit dari kematian, atau barley itu dijalankan, persembahan sulung itu. Itu semua adalah merujuk pada satu rencana keselamatan yang Tuhan sedang kerjakan bagi manusia yang berdosa.
Makanya saya bilang, hari raya itu bicara tentang tipologi dari Yesus Kristus. Dan ini menunjukkan bahwa pada waktu kita berbicara tentang kematian Kristus, jauh-jauh hari, Allah telah merencanakan apa yang akan terjadi pada hari Yesus Kristus disalibkan, atau Yesus Kristus inkarnasi di dalam dunia ini. Manusia merancangkan tidak boleh di hari itu, Tuhan merancangkan di hari itu, dan Alkitab mencatat, atau fakta sejarah mencatat Yesus diserahkan di hari yang Tuhan tetapkan itu.
Lalu yang ketiga adalah Saudara bisa perhatikan, kalau orang Yahudi dituduh sebagai seorang yang menghujat Allah, maka hukuman mereka adalah mati. Tetapi bagaimana mereka dimatikan? Saudara bisa lihat di dalam Kisah Rasul, di mana ketika Stefanus berkotbah, dan ketika mereka begitu marah sekali kepada Stefanus yang memberitakan Injil Yesus Kristus, maka mereka menyeret Stefanus keluar lalu mereka mengambil batu dan merajam Stefanus sampai mati. Memang di dalam Kitab Suci ada satu hukum dari Tuhan, yaitu di dalam Kitab Musa, kalau ada seorang yang memfitnah Tuhan, atau menghujat Allah dengan cara bagaimana? Dengan mungkin menyebut nama Allah dengan sembarangan, atau dengan bahkan menyamakan dirinya dengan Allah, maka hukumannya itu bukan salib, tetapi hukumannya adalah rajam batu.
Tetapi Saudara boleh lihat, menarik sekali, sebelum Yesus Kristus disalibkan, Alkitab mengatakan Dia sudah prediksi kalau Dia akan disalibkan mati. Peristiwa penderitaan-penderitaan Yesus, itu bukan sesuatu yang baru muncul di sini, ini adalah hari yang, ini adalah kali yang ke-4. Peristiwa pemberitaan kematian Yesus Kristus itu sudah pertama kali dilakukan pada waktu Petrus mengungkapkan pengakuan imannya kalau Yesus adalah Mesias Anak Allah. Dan setelah pengungkapan iman itu, maka berikutnya adalah pemberitaan pertama tentang penderitaan Yesus Kristus.
Saudara boleh buka Matius 16:21, “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Jadi sebelum peristiwa penyaliban Yesus itu terjadi, atau sebelum penangkapan Yesus itu terjadi, Yesus ngomong apa? Dia harus pergi ke Yerusalem, mati di Yerusalem, yang kedua adalah Dia harus mati dengan satu penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat, lalu yang ketiga Dia mati dibunuh, lalu dibangkitkan. Dan pengertian dibunuh di sini hanya berbicara tentang fakta kematian yang Yesus akan alami, tetapi tidak pernah menjelaskan tentang penyaliban, Dia hanya mengatakan Dia akan mati saja, dan matinya adalah dengan cara dibunuh.
Lalu kalau Saudara buka ke Matius 17:22, ini adalah pemberitaan kedua tentang penderitaan Yesus, maka di ayat 22 dikatakan, “Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: ”Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”” Kayanya sama dengan Matius 16, tapi sebenarnya ada perbedaan, di sini ada sama-sama ‘membunuh’-nya, nggak dijelaskan membunuhnya seperti apa, tetapi di dalam ayat yang ke-22 hanya ada satu kata lagi yang dimunculkan, ‘diserahkan’ ke dalam tangan manusia. Tetapi kalau Saudara baca di dalam bahasa Inggrisnya atau bahasa aslinya, sebenarnya ada kalimat atau kata yang tidak dimasukkan oleh LAI di sini yaitu ‘dikhianati.’ Yesus Kristus diserahkan dengan cara apa? Dikhianati. Itu muncul kalimat yang ke-2 itu.
Lalu Saudara boleh buka Matius 20:18-19, ”Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Nah ini adalah salah satu contoh dari progressive revelation, yang Alkitab katakan ya. Pertama Tuhan bicara A, lalu yang kedua A+B, yang ketiga A+B+C. Pertama Yesus berkata Dia harus mati di Yerusalem, di tangan para tua-tua, imam dan kepala, seperti itu, ahli Taurat, lalu Dia akan mati, tetapi yang kedua Dia dikhianati, yang ketiga dikatakan Dia bukan hanya dikhianati untuk mati di Yerusalem oleh imam-imam kepala, tetapi Dia juga akan diserahkan kepada bangsa asing, yang kita tau, Saudara tau, bahwa Dia diserahkan kepada Pilatus, di bawah kuasa dari Roma, lalu Yesus ditentukan hukuman. Lalu cara matinya bagaimana? Melalui olok-olokan, disesah, yaitu dicambuk dan disiksa, seperti itu, lalu disalibkan.
Jadi ini adalah satu peristiwa yang sudah dikatakan oleh Kristus jauh sebelum Dia ditangkap dan dibunuh. Jadi itu sebabnya saya mau katakan pada waktu kita berbicara tentang rencana Allah dan rencana manusia, satu sisi Alkitab berkata bahwa manusia punya rencana sendiri, manusia bisa bertanggungjawab terhadap rencana yang dia kerjakan, apapun yang dia lakukan, kalau kesalahan dia akan dihukum, kalau itu adalah satu kebenaran mungkin dia akan dipuji, kalau itu adalah satu dosa, dia akan dihukum oleh Tuhan Allah. Tetapi pada waktu manusia punya tanggungjawab, kebebasan untuk merencanakan itu, Alkitab nggak pernah mengajarkan kalau Allah itu selalu meresponi rencana manusia. Allah tidak pernah bertindak sesuatu atas dasar meresponi rencana manusia, walaupun Alkitab ada bilang “Allah meresponi” seperti itu. Tapi saya mau katakan seperti ini, kenapa saya bilang Allah tidak bertindak untuk meresponi tindakan manusia? Bukan berarti Tuhan tidak mendengarkan doa kita, lalu menjawab doa kita, seperti itu, Alkitab berkata Tuhan bisa meresponi di dalam aspek itu. Tetapi, Saudara harus mengerti Allah sendiri punya rencana-Nya, dan rencana Allah itu adalah satu rencana yang aktif, bukan berdasarkan respon kepada tindakan manusia. Dan rencana Allah yang aktif itu akan tergenapi sesuai dengan waktu Tuhan dan cara Tuhan.
Lalu manusia yang aktif di sini melakukan apa? Mereka adalah agen-agen yang menjadi alat Tuhan, yang Tuhan pakai untuk menggenapi rencana Tuhan. Saya lihat ini kayanya manusia ini robot, , manusia itu sebagai pribadi yang sepertinya menjadi pion yang Tuhan jalankan seperti itu. Mungkin kita bisa berpikir seperti itu, tapi saya percaya, kita perlu menundukkan diri kita kepada kebenaran Kitab Suci yang mengatakan bahwa Adam ketika berdosa, dosa Adam memang ada di dalam rancangan Tuhan untuk melahirkan Adam kedua, tetapi Adam pertama dan Hawa itu tetap dihukum oleh Tuhan.
Yunus, ketika dia pergi melarikan diri dari perintah Tuhan, untuk pergi ke Niniwe, untuk memberitakan tentang penghakiman Tuhan kepada Niniwe, pada waktu dia melarikan diri dari Niniwe, saya mau tanya, dia dilempar ke dalam laut itu sebagia satu hukuman bukan? Ombak yang menyerang Yunus yang ada di tengah-tengah kapal, yang tertidur, itu adalah satu hukuman atau peringatan Tuhan nggak bagi Yunus? Saya percaya, ya itu satu peringatan yang Tuhan berikan bagi Yunus, dan ketika dia dilempar ke dalam laut, dia dimakan oleh ikan, pada waktu itu Yunus sudah nggak ada pengharapan untuk hidup kembali, nggak ada pengharapan untuk kembali ke Niniwe kembali. Tetapi, Tuhan, setelah 3 hari Yunus di dalam perut ikan, dia kemudian dimuntahkan di darat. Dan di situ Yunus bertobat dan dia kembali ke Niniwe untuk memberitakan tentang penghakiman Tuhan bagi Niniwe.
Saya mau tanya, itu hukuman bukan? Mungkin bagian dari hukuman ya. Tetapi kalau Saudara baca di dalam Injil, pada waktu orang-orang Yahudi meminta tanda dari Yesus Kristus, tanda itu bicara mengenai, “Apa bukti kalau Engkau adalah Mesias?” seperti itu, padahal Yesus sudah memberikan begitu banyak tanda bagi orang-orang Yahudi ya. Tapi mereka merasa kurang. Lalu mereka tanya, “Silahkan berikan tanda kepada kami, kalau Engkau adalah Mesias.” Yesus berkata seperti ini, “Aku tidak akan berikan tanda apapun kepada engkau, kecuali tanda nabi Yunus.” Jadi pada waktu Saudara melihat Yunus yang melarikan diri ke Tarsus, ada badai, lalu kemudian kapal hampir tenggelam, dia dilempar ke dalam laut, seperti itu, itu rencana Tuhan bukan? Rencana Tuhannya untuk apa?
Atau mungkin saya mundur sedikit, Yunus sedang menggenapi rencana Tuhan nggak melalui melarikan dirinya itu? Jawabannya iya, Yunus tetap menggenapi rencana Tuhan melalui tindakannya melarikan diri, walaupun tindakannya melarikan diri itu adalah pemberontakan terhadap perintah Tuhan untuk pergi ke Niniwe memberitakan penghakiman Tuhan. Tetapi ketika dia melarikan diri, yang merupakan tindakan pemberontakan itu, tindakan itu tidak pernah keluar dan melenceng dari rencana Tuhan. Sampai ketika Yunus itu dilempar ke dalam air tadi, dan dimakan oleh ikan, ternyata itu menjadi rencana Tuhan untuk menggambarkan Kristus yang harus dikubur 3 hari di dalam perut bumi, dan menjadi tanda dari Mesias. Nah Saudara, kalau bicara seperti ini, saya mau tanya, Allah meresponi manusia? Mungkin ada benarnya, Alkitab memang berkata Allah bisa menjawab doa, seperti itu, tetapi yang lebih tepat apa? Kalau kita lihat dari kacamata Tuhan, manusia selalu, di dalam tindakannya, baik yang benar, maupun yang melawan Tuhan, selalu meresponi rencana Tuhan yang kekal, nggak ada sesuatu pun yang terjadi di luar Tuhan.
Nah, kalau kita bicara seperti ini, maka Saudara tidak boleh ngomong seperti ini, “Kalau gitu nggak masalah dong saya melakukan dosa. Nggak masalah dong kalau saya melawan Tuhan. Pokoknya pada titik akhirnya kan Tuhan selalu akan menggunakan yang salah itu juga untuk menggenapi rencana Dia.” Saudara, Alkitab bilang, betul ngomong seperti itu, tetapi di antara anak Tuhan dan bukan anak Tuhan ada perbedaan yang besar, anak Tuhan ketika melihat ada ketidaktaatan, mereka akan berduka cita, mereka akan meratapi ketidaktaatannya, dan mereka akan bertobat, dan kembali kepada apa yang Tuhan kehendaki. Tetapi yang bukan anak Tuhan, ketika mereka melakukan ketidaktaatan, mereka tidak akan meratapi dosa mereka, mereka akan tetap bersikeras melawan apa yang Tuhan kehendaki, dan mereka akhirnya akan dihukum oleh Tuhan. Itu yang menjadi kebenaran Firman Tuhan. Jadi kita nggak bisa bermain-main dengan Tuhan di dalam aspek ini ya.
Saya kembali ke dalam bagian ini, pada waktu kita melihat kepada peristiwa salib, kita harus melihat bahwa perstiwa salib Yesus Kristus itu adalah satu peristiwa yang sepenuhnya menggenapi kehendak Tuhan, atau kehendak Bapa, dan bukan sesuatu yang menggenapi kehendak daripada manusia. Tapi, manusia menjadi satu alat yang Tuhan pakai di dalam ketaatannya ataupun di dalam pemberontakannya, untuk menjalankan apa yang menjadi kehendak Tuhan, Yesus Kristus harus mati di atas kayu salib. Dan semua rencana manusia di sini, dikatakan oleh Kitab Suci digagalkan oleh Tuhan Allah, dan kehendak Tuhan yang jadi persis yang Tuhan kehendaki, atau Tuhan nyatakan jauh sebelum dari Kitab Suci ini dinyatakan.
Kenapa ini menjadi hal yang penting? Karena terus terang banyak orang yang ketika melihat penyaliban Yesus Kristus, mereka mengatakan bahwa Yesus Kristus itu adalah seorang yang begitu kasihan sekali ya. Kenapa kasihan? Karena selama Dia hidup dalam dunia ini, Dia mengajar dengan begitu baik tentang Firman Tuhan, Dia mengajak manusia untuk beribadah kepada Tuhan, kembali kepada Tuhan, dan bahkan Dia menyatakan diri-Nya adalah Mesias. Tetapi ketika Dia menyatakan diri-Nya adalah Mesias, menurut Injil, atau menurut Perjanjian Lama, Mesias akan berkuasa selama-lamanya, tapi ternyata di sini Dia dimatikan, itu berarti kegagalan. Itu berarti Yesus mengalami sesuatu peristiwa yang begitu pahit sekali, karena semua yang Dia ajarkan, itu tidak terwujud, karena Dia mati disalibkan, dan Dia kalah kepada otoritas dari manusia yang berwenang.
Saya mau katakan, bukan, bukan seperti itu, tetapi peristiwa penyaliban, itu adalah satu peristiwa yang menggenapi rencana dari Allah Bapa. Dan Saudara bisa kemudian teruskan di dalam ayat yang ke-6, sampai ayat yang ke-13, yang di sini Matius memasukkan peristiwa pengurapan yang dilakukan oleh Maria kepada Yesus Kristus. Dan di sini Matius taruh di sini untuk menyatakan bahwa tindakan Maria di dalam mengurapi Yesus Kristus, itu adalah satu tindakan yang mempersiapkan Yesus untuk mengalami kematian di paku salib itu. Makanya pada waktu Maria mengurapi Yesus di kepalanya, ada yang ngomong di kakinya, lalu yang mana yang benar? Kemungkinan yang benar itu adalah Yesus diurapi oleh Maria secara keseluruhan tubuh-Nya dengan minyak Narwastu, atau minyak wangi yang mahal itu ya. Maka, dia mempersiapkan Yesus untuk disalibkan dan mati pada waktu itu.
Nah kenapa kita bisa bilang seperti itu? Karena Yesus berkata, “Kenapa kalian mempersulit perempuan ini? Dia melakukan tindakan ini untuk mempersiapkan kematian-Ku.” Tetapi Saudara, di dalam peristiwa ini ada hal yang menarik yang kita bisa lihat juga, mungkin ini kalau kita baca secara sepintas, itu menyatakan satu peristiwa yang terjadi secara runut, seperti itu. Tetapi kalau Saudara mau meneliti kembali kata-kata yang dikatakan di sini, maka Saudara akan menemukan ada sesuatu pengertian rohani yang sangat baik untuk kita pelajari, atau kita mengerti.
Pertama adalah pada waktu Yesus ada di rumah Simon si kusta itu, ini peristiwa yang berbeda dari Injil Lukas, Simon si kusta itu, maka datang Maria di situ, ketika dia menumpahkan atau memecahkan buli-buli minyak wangi itu, yang membuat seluruh ruangan itu tercium harum, ini meng-kagetkan, kalau di dalam Injil Matius, meng-kagetkan murid-murid semua. Lalu di situ mereka kemudian menjadi gusar, dan berkata untuk apa pemborosan ini. Jadi bagi murid-murid, ini adalah peristiwa yang menghabis-habiskan uang. Kenapa menghabiskan uang? Karena di dalam Injil Yohanes dikatakan minyak yang dipersembahkan Maria itu kepada Yesus Kristus itu bukan minyak yang murah, tetapi minyak itu senilai 300 dinar. 300 dinar, itu menunjukkan 1 harga yang merupakan 1 tahun pekerjaan, atau upah 1 tahun. Minyak yang diurapkan kepada Yesus Kristus itu. Jadi mahal sekali.
Saudara bisa bayangin, kalau kita bekerja, setiap bulan dapat sedikit, ditabung, ditabung, ditabung, setelah 1 tahun kerja, kita belikan minyak itu. Lalu setelah kita belikan minyak itu dengan seluruh hasil tabungan kita selama 1 tahun, kemudian melihat Yesus Kristus, lalu kita persembahkan itu semua dengan cara memecahkan dan menuangkan kepada Yesus Kristus. Wajar nggak kalau kita berkata itu adalah pemborosan? Saya pikir wajar sekali kita berkata itu adalah 1 pemborosan yang dilakukan, karena minyak itu akhirnya terbuang dan sia-sia, seperti itu. Tetapi Saudara, menariknya adalah pada waktu peristiwa ini terjadi, maka Carson D. A., Carson itu mengatakan seperti ini, “itu bukan satu tindakan yang hina, tapi tindakan itu adalah sebuah tindakan yang sangat indah sekali, yang dilakukan oleh perempuan ini, atau Maria ini, kepada Yesus Kristus.” Lalu yang kedua adalah Spurgeon bicara seperti ini, “itu adalah bukan hanya tindakan yang mulia sekali, atau indah sekali yang diberikan oleh Maria ini kepada Yesus Kristus, tetapi ini adalah tindakan yang betul-betul dipersembahkan untuk Kristus.”
Maksudnya gimana? Saudara, ini adalah satu tindakan dari kasih Maria yang dipersembahkan bagi Yesus Kristus. Maksudnya adalah pada waktu Maria, yang suka duduk di kaki Yesus Kristus, ini Maria saudara Marta dan Lazarus, duduk di kaki Yesus mendengarkan perkataan dan pengajaran dari Yesus Kristus, dia menangkap satu hal, yaitu Yesus akan menderita, mati dan disalibkan. Pada waktu dia menangkap ini, sedangkan murid-murid yang lain masih membingungkan masalah itu, memperdebatkan masalah itu, dan mengatakan siapa yang paling besar di antara mereka, Maria berpikir di dalam hatinya, “Apa yang aku bisa persembahkan kepada Kristus.” Dan pada waktu dia memikirkan itu, dia menemukan satu hal, “aku punya minyak yang mahal sekali, yang aku simpan baik-baik, aku akan persembahkan itu kepada Yesus,” dengan cara apa? Dituangkan dan dipecahkan, diberikan kepada Yesus Kristus.
Ini adalah satu tindakan penyembahan yang sepenuhnya ditujukan kepada Kristus, dengan mempersembahkan hal yang terbaik yang dia miliki bagi Kristus, yang paling mahal diberikan kepada Yesus Kristus. Itu sebabnya dikatakan sebagai satu tindakan yang begitu mulia, penyembahan yang begitu mulia sekali yang dilakukan oleh Maria ini yang mengasihi Yesus Kristus. Dan tindakan ini dikontra dengan respons murid-murid. Kalau di dalam Injil Matius dikatakan murid-murid itu sepertinya 12 rasul itu. Tetapi kalau Saudara perhatikan di dalam Injil Yohanes, maka yang sebenarnya paling marah itu bukan murid 11 yang lain, tetapi Yudas Iskariot. Yudas Iskariot begitu geram dengan tindakan itu, lalu dia kemudian mengatakan bahwa itu adalah sebuah pemborosan. Dan Yesus bilang “nggak.” Kenapa bukan pemborosan? Karena Maria tau esensinya, waktu yang tepat untuk mengurapi Kristus. Sedangkan di dalam pemikiran Yudas, sepertinya dia melakukan baik seorang yang, yang, beragama seperti itu, seorang yang memperhatikan orang miskin, tetapi Alkitab mengatakan sebenarnya bukan karena dia mengasihi orang miskin, tetapi karena dia adalah seorang yang begitu serakah dengan uang. Maka dia merasa itu adalah sebuah pemborosan.
Dan Saudara bisa lihat di dalam ayat 14-16, setelah peristiwa Maria mempersembahkan minyak wangi itu, tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh Yudas itu adalah mencari imam-imam, lalu menyerahkan Yesus Kristus dengan uang 30 keping perak. Nah Saudara, banyak sekali orang berusaha mengartikan kenapa Yudas itu ingin menyerahkan Yesus dengan 30 uang keping perak? Ada yang mengatakan mungkin karena dia melihat situasi Yesus Kristus sepertinya akan kalah, Dia akan ditangkap, lalu, “Daripada saya tidak punya keuntungan sama sekali, saya jual aja Yesus Kristus,” seperti itu.
Ada yang mengatakan bahwa Yudas Iskariot itu adalah satu-satunya murid yang tidak dari Galilea tetapi dari Yudea bagian selatan sehingga dia tidak bisa masuk dan tidak merasa diterima di antara murid-murid yang lain, lalu itu membuat dia tidak merasa sungkan untuk menjual gurunya sendiri. Lalu ada yang mengatakan lebih rohani seperti ini, dia ingin menolong Yesus Kristus untuk segera menjalankan rencana-Nya menjadi Mesias. Lalu bagaimana caranya? Dia desak orang-orang tua-tua itu dan imam besar untuk segera melakukan tindakan untuk menangkap Yesus Kristus sehingga di situ Yesus Kristus bisa langsung mengadakan revolusi melawan mereka dan mendirikan kerajaan-Nya. Jadi itu sepertinya tafsiran-tafsiran orang. Tapi kalau Saudara perhatikan dari Injil dan kaitan Matius, peristiwa Maria mempersembahkan minyak itu kepada Yesus, dia marah lalu dia pergi menjual Yesus Kristus. Matius mau mengaitkan tindakan Yudas menjual Yesus Kristus itu bukan karena kebaikan untuk Yesus segera menjalankan misi kemesianikkan Dia tetapi karena masalah uang. Kayaknya dia sudah nggak tahan lagi dengan sikap Yesus Kristus yang melakukan pemborosan itu, yang setelah melihat pemborosan yang ada di depan mata dia, Dia bahkan membela Maria itu dan bukan membela Yudas Iskariot. Akhirnya dia pergi untuk menyerahkan Yesus Kristus untuk disalibkan.
Nah Saudara, dari hal ini kita bisa lihat apa? Ada 2 kelompok orang, paling tidak di sini mungkin. Pertama adalah Yudas Iskariot. Ketika dia melihat kepada Kristus, dia melihat hal-hal yang ada pada Kristus yang merupakan tindakan yang akan menggenapi kehendak Allah. Dia melihat semua hal berkenaan dengan Yesus yang sepertinya merujuk kepada mesianik. Dia adalah Mesias yang dijanjikan di dalam Perjanjian Lama. Di dalam pikiran Yudas adalah bagaimana saya bisa memanfaatkan orang ini untuk kepentingan diri saya pribadi. Itu kelompok pertama. Dan saya percaya banyak sekali di dalam sejarah gereja yang melihat seperti ini. Orang-orang yang sepertinya melayani Tuhan, beribadah kepada Tuhan, sepertinya seorang yang memiliki rohani yang baik. Tetapi di balik penyembahan mereka, pelayanan yang mereka lakukan, motifnya adalah untuk kepentingan dari dirinya sendiri.
Yang kedua adalah yang digambarkan oleh Maria. Pada waktu dia melihat kepada Kristus, dia sadar satu hal bahwa Yesus Kristus akan mati. Dan kenapa dia bisa memiliki kesadaran itu, pengertian ini? Karena dia adalah seorang yang selalu suka duduk di kaki Yesus untuk dengan setia mendengarkan pengajaran Yesus Kristus. Jadi kelompok kedua adalah kelompok orang yang betul-betul punya kerinduan, kehausan untuk mengejar pengertian firman, lalu membangun relasi dengan Tuhan Yesus, dan pada waktu mereka memiliki relasi dengan Tuhan Yesus dan kasih kepada Tuhan Yesus, mereka akan lakukan apa? Apapun yang Tuhan minta dan kehendaki, mereka akan siap melakukannya walaupun itu berarti mengorbankan diri mereka yang digambarkan oleh Maria ini. Jadi itu sebabnya dia mau memberikan minyak yang mahal sekali itu ya bagi Yesus Kristus.
Dan Saudara, ada satu hal lagi yang kita perlu lihat. Pada waktu Maria mempersembahkan itu, kita seringkali mengutip kalimat Yesus Kristus yang mengatakan, “Aku berkata kepadamu sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat Dia.” Dan memang betul sampai hari ini setiap kali kita berbicara tentang penyaliban Kristus, Maria pasti muncul, Maria pasti akan dibahas, Maria akan diangkat sebagai seorang yang begitu mengasihi Tuhan dan begitu mau berkorban demi kasihnya kepada Tuhan itu, dan diuji oleh Yesus Kristus. Tetapi Saudara, ada satu pribadi lain yang tidak pernah ketinggalan juga yaitu siapa? Di mana Maria disebutkan, di situ Yudas Iskariot disebutkan. Tetapi setiap kali Maria disebutkan dengan satu pujian yang diberikan kepada diri dia, kehormatan atau keharuman dari nama dia, Yudas Iskariot disebutkan sebagai orang yang begitu munafik sekali, begitu jahat sekali, begitu berdosa sekali, begitu punya hasrat untuk bersekongkol dengan iblis, menjual gurunya sendiri hanya untuk 30 keping uang perak.
Ada yang menafsirkan seperti ini, 30 keping uang perak itu besar nggak? Dia ngomong waktu kita lihat 30 perak, currency sekarang ini berapa itu sulit untuk diprediksi ya. Tetapi di dalam kitab Musa ada kalimat seperti ini, pada waktu Mesias itu diserahkan, Dia diserahkan dengan upah atau bayaran budak yang paling rendah, bukan yang paling tinggi lho, bukan yang mahal. Padahal Yudas Iskariot itu punya kesempatan negosiasi harga dengan Imam Besar dan dia mungkin bisa mendapatkan keuntungan yang besar sekali. Tapi dia nggak masalahkan uang itu berapa demi 30 perak yang paling minimal, harga paling rendah pun dia rela untuk serahkan Yesus Kristus karena apa? Keserakahan diri dia. Mereka bilang seperti itu penafsirannya. Ya mungkin saja ya orang kalau ada keuntungan dia jadi gelap mata lalu dia kemudian demi untuk mendapatkan itu apapun dia rela korbankan, pokoknya dapatkan uang apa adanya nggak apa-apa yang penting saya dapatkan uang itu untuk keuntungan pribadi saya seperti itu, daripada rugi sama sekali. Itu adalah Yudas Iskariot. Dan Alkitab mencatat dia akan menjadi seperti ini.
Dan Saudara, saya percaya ini adalah satu kebenaran ya. Dan ini adalah sebuah pemeliharaan yang Tuhan nyatakan juga bagi diri kita. Kita mungkin lihat ini sebagai satu peristiwa yang kayaknya peristiwa yang biasa, Yesus bicara seperti itu. Tapi Saudara, ketika Alkitab dicatat seperti ini, itu berarti apa? Tindakan Maria itu adalah satu tindakan yang akan selalu diingat sampai ke dalam kekekalan lho. Nggak ada orang yang lupa, semua pengikut Kristus dan bahkan mungkin orang-orang yang bukan pengikut Kristus juga, kalau dia tahu tentang cerita Yesus, dia tahu Maria yang mempersembahkan korban itu.
Dan saya percaya ini juga menjadi suatu dorongan bagi kita ya. Kalau kita adalah orang yang betul-betul ingin giat bagi Tuhan, yang ingin mengasihi Tuhan kita, yang demi kasih kita kepada Tuhan mempersembahkan segala sesuatunya bagi Tuhan, bukan seperti orang, kalau mungkin sekarang mau masuk kelompok tiga bolehlah, mempersembahkan segala sesuatunya, membuka dompetnya di situ ada kartu kredit semuanya diberikan pada persembahan tapi dengan pengertian dapat keuntungan. Mungkin masuk kelompok pertama lah ya. Kita bagaimana? Waktu kita mempersembahkan segala sesuatunya untuk Tuhan tanpa ada keuntungan sama sekali, Tuhan lupa kita nggak? Matius bilang nggak, Tuhan akan ingat kita, Tuhan tetap menghargai tindakan kita itu, dan Tuhan akan mengingatnya masuk sampai ke dalam kekekalan. Bukan sesuatu yang dilakukan, dikorbankan, lalu dilupakan oleh manusia.
Mungkin saya ambil contoh kayak gini, Saudara mungkin sebagai orang Kristen kita nggak asing dengan kata ‘martir’. Martir itu adalah orang yang demi saksinya kepada Kristus, mereka rela menyerahkan nyawa mereka untuk diambil demi kesaksian itu. Dan banyak cerita. Misalnya ada salah satu adalah orang yang pergi untuk memberitakan Injil Kristus. Baru pijakkan kakinya ke tanah itu, dia lihat ada suku-suku yang dari tanah itu yang mereka ingin injili itu datang menemui mereka. Mereka pikir ini kesempatan untuk memberitakan Injil. Tapi begitu mereka didekati orang itu, orang itu datang dekati mereka, yang terjadi adalah mereka langsung dibunuh mati tanpa sempat mengeluarkan kata untuk memberitakan Injil kepada mereka.
Saudara, pertanyaannya, sia-sia tidak? Kita mungkin ngomong sia-sia. Nggak ada hasilnya kok pergi menyerahkan nyawa seperti itu, lalu meninggalkan anak istri di kota mereka yang akhirnya menjadi janda dan yatim seperti itu. Kenapa harus pergi ke bangsa ini dan menyerahkan nyawanya di sana. Tapi Saudara, Alkitab berkata ternyata itu menjadi bagian dari rencana Tuhan di mana ketika orang-orang itu melihat orang-orang bule ini punya pistol tapi nggak digunakan untuk membunuh orang itu, lalu akhirnya ketika ada kloter berikutnya datang, mereka bertobat dan percaya kepada Kristus. Tapi para martir itu kalau Saudara baca di dalam Injil Wahyu, mereka adalah orang-orang yang ada di bawah takhta Kristus, yang berhadapan dengan Kristus secara langsung, yang bisa berbicara dengan Kristus, yang berdoa kepada Kristus menyatakan, “Berapa lama lagi Tuhan, Engkau akan menunda kedatangan-Mu atau penghakiman-Mu?”
Saudara, saya percaya kita sebagai manusia perlu belajar untuk merubah mindset kita ya. Apa yang bernilai, apa yang tidak bernilai, bukan berdasarkan apa yang dinilai berharga oleh dunia dan apa yang tidak berharga oleh dunia, tapi kita perlu belajar untuk menilai apa yang Tuhan nilai sebagai sesuatu yang berharga, dan apa yang Tuhan katakan tidak berharga. Apa yang Tuhan katakan berharga mungkin sesuatu yang bagi dunia adalah sesuatu yang hina, yang nggak ada berharganya sama sekali. Apa yang Tuhan pertahankan sebagai sesuatu yang akan dibawa ke dalam kekekalan mungkin bagi dunia itu adalah satu kesia-siaan yang nggak perlu diperjuangkan dan lebih baik dilupakan seperti itu. Tetapi Alkitab berkata justru yang sia-sia, yang hina, yang rendah, yang tidak ada nilainya bagi dunia mungkin adalah sesuatu yang sangat berharga sekali bagi Tuhan, dan Tuhan akan mengingat dan memberikan pujian kepada kita dan mungkin mahkota bagi kita yang setia kepada diri Dia. Maria menjadi orang yang menyatakan itu. Dia adalah orang yang dipuji oleh Tuhan untuk kebenaran ini.
Dan Saudara, setelah peristiwa ini mereka kemudian masuk ke dalam makan Paskah di dalam ayat yang ke-17 sampai ayat yang ke-25. Dan sekali lagi pada waktu berbicara mengenai makan Paskah ini, Saudara bisa melihat bagaimana Tuhan itu begitu berhati-hati sekali. Tuhan berkata engkau haru pergi mempersiapkan tempat di mana akan makan Paskah di situ. Dan ini adalah peristiwa yang terjadi sebelum Yesus Kristus disalibkan. Dan pada waktu itu Yesus kenapa begitu hati-hati sekali? Karena Dia ingin mengajarkan kepada murid-murid-Nya berkenaan dengan Perjamuan Kudus yang harus dilakukan oleh murid-murid-Nya demi untuk mengenang penyaliban yang Yesus berikan kepada diri Dia. Tetapi Saudara, satu hal saya percaya juga ini adalah tafsiran yang benar, kenapa Yesus Kristus berhati-hati sekali sampai Dia nggak mau kasih tahu di tempat mana? Dia hanya berkata, “Engkau akan bertemu dengan si Anu di kota ini,” dan murid yang diutus itu kalau dari Injil Yohanes itu adalah Petrus dan Yohanes, orang yang Dia percaya seperti itu untuk pergi mempersiapkan itu karena salah satu sebabnya adalah untuk mengantisipasi tindakan Yudas di dalam menyerahkan Yesus Kristus.
Jadi pada waktu Yesus tahu bahwa Yudas sedang akan merencanakan pengkhianatannya, dan ini adalah momen-momen penting Dia harus bersama dengan murid-murid-Nya untuk mengajarkan tentang pengajaran-pengajaran terakhir sebelum Dia meninggalkan dunia ini, mati untuk mempersiapkan murid-murid-Nya menghadapi penyaliban-Nya, maka dia bertindak untuk mencegah Yudas mengetahui di mana mereka akan berkumpul. Makanya kalau Saudara baca di perikop yang ke-36 di situ dikatakan, “Di taman Getsemani kemudian Yudas Iskariot menyerahkan Yesus Kristus,” karena dia tahu bahwa Yesus Kristus ada di taman Getsemani dan biasa ada di taman itu. Tetapi di dalam bagian ini nggak dikatakan setelah Yudas pergi untuk mengkhianati Yesus, dia kembali untuk bertemu dengan murid-murid. Nggak ada sama sekali peristiwa itu. Dia pergi habis itu dia nggak pernah kembali lagi kenapa? Karena mungkin habis peristiwa ini, karena Yesus tahu benar-benar bahwa dia yang akan mengkhianati Yesus Kristus. Saudara bisa bandingkan itu di dalam ayat yang ke-20, “Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?” Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.””
Saudara, di sini Matius menunjukkan ada perbedaan jawaban atau pertanyaan yang diajukan oleh murid-murid berkenaan dengan siapa yang akan menyerahkan Yesus Kristus. Tetapi satu hal yang dikatakan juga dari pertanyaan yang diajukan lalu jawaban yang diberikan oleh Yesus Kristus itu juga mau menunjukkan betapa Yudas itu bukan hanya seorang yang begitu rakus terhadap uang tetapi dia juga adalah seorang yang begitu munafik sekali. Ketika dia melihat murid-murid satu per satu datang kepada Yesus dan bertanya bukan aku ya Tuhan yang akan menyerahkan diri-Mu. Yesus berkata yang mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini dialah yang akan menyerahkan Aku. Dan pada waktu itu Yudas Iskariot datang kepada Yesus lalu ngomong apa? “Bukan aku, ya Rabi?”
Saudara, ini mau menunjukkan pertama, Yudas tahu jelas-jelas dia mau menyerahkan Yesus tapi dia bermain seolah-olah dia seperti murid yang lain yang nggak tahu kalau dia berbagian di situ. Yang kedua adalah Matius mau kasih tahu walaupun dia bermain-main, Tuhan tahu dia yang akan menyerahkan. Dari kata apa? Tuhan dan Rabi yang dimasukkan di situ. Dan saya nggak tahu kenapa ya murid yang lain sepertinya nggak paham itu. Dan mungkin baru paham setelah pengkhianatan itu terjadi. Mungkin karena mereka nggak dengar secara jelas atau mungkin karena mereka terlalu sibuk dengan berpikir berkenaan siapa yang besar lalu siapa yang akan mengkhianati Yesus Kristus sehingga ketika Yudas maju mereka tidak terlalu memperhatikan Yudas dan juga nggak curiga kepada Yudas itu. Ada yang mungkin mengatakan karena Yudas juga punya karunia seperti mereka yang Tuhan juga kasih seperti itu sehingga mereka nggak curiga sama sekali. Tapi di sini Alkitab mau katakan Tuhan tahu siapa yang munafik itu. Munafik itu adalah orang yang mengikut Tuhan seperti seorang yang sangat beribadah kepada Tuhan tapi dalam hatinya adalah bukan untuk Tuhan tapi untuk kepentingan diri dia sendiri. Itu munafik.
Saudara, saya kira ini menjadi satu peringatan bagi kita juga ya. Pada waktu kita beribadah kepada Tuhan, kita beribadah dari hati yang seperti apa? Kita menampilkan diri kita di luar, yang dilihat oleh manusia. Sama nggak dengan yang kita tampilkan di hadapan Tuhan? Karena kita tidak ada seorangpun yang bisa menyembunyikan diri kita dari Tuhan. Tuhan tahu itu semua. Dan kalau Saudara masih ingat tadi saya katakan di dalam Injil Yohanes di awal, pada waktu Yesus memilih 12 murid-Nya, dari awal Dia tahu siapa yang akan mengkhianati diri Dia. Tetapi Tuhan tetap mempertahankan orang itu menjadi murid Dia di dalam mengikuti diri dia. Saya percaya satu sisi itu menggambarkan kesabaran Yesus Kristus yang menyatakan kesabaran dari Tuhan Allah yang suka memberi kesempatan yang begitu besar bagi orang-orang berdosa untuk kembali dan bertobat kepada diri Dia.
Tetapi Saudara, pada waktu hari itu tiba, Saudara jangan pikir selalu akan ada kesempatan untuk kembali. Karena Alkitab mencatat kesabaran Tuhan ada batasnya. Kita seringkali berpikir bahwa nggak apa-apa saya santai-santai di sini dalam hidup kita masih memikirkan hal-hal dunia seperti itu, nanti sampai waktunya kita akan kembali dan kita bisa mengatur waktu kita itu waktunya kapan yang tepat untuk kembali kepada Tuhan. Kita seringkali dengan kenaifan berpikir seperti itu. Tetapi Alkitab menyatakan hal yang berbeda ya. Sepanjang itu Tuhan tahu hati kita dan Tuhan juga sudah menentukan kapan waktu terakhir yang kita nggak pernah tahu kapan waktunya itu. Yudas Iskariot selama 3,5 tahun mengikut Kristus itu sudah begitu banyak melihat kebaikan Kristus, kebenaran tentang Kristus, kemesiasan Dia, dan bukti-bukti atau tanda-tanda yang Yesus nyatakan kepada diri Dia bahwa Dia adalah Mesias itu. Tapi dia terus mengeraskan hatinya untuk tidak mau menerima itu dan dia terus mengikut Yesus dengan kepentingan diri dia sendiri, bukan dengan satu pengorbanan demi untuk kemuliaan nama Kristus. Sampai satu titik Yesus bilang, “Pergi, engkaulah yang melakukan itu.” Di waktu itu nggak ada kesempatan lagi bagi Yudas untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan.
Di dalam Injil Yohanes dikatakan pada waktu itu iblis masuk ke dalam dirinya lalu kemudian dia pergi menjalankan semua yang dia rencanakan itu sampai akhirnya dia mengorbankan Kristus, dan setelah Yesus dikorbankan, ditangkap, disalibkan, dia bunuh diri karena penyesalan yang dia lakukan. Bukan karena pertobatan tapi karena penyesalan dia sudah mengorbankan seorang yang benar. Saudara, ada titik waktunya, ada batas waktunya, dan batas waktu itu bukan pada diri kita. Dan saya percaya ini menjadi satu aplikasi yang Saudara boleh gumulkan, kalau Saudara mengikut Tuhan dengan satu hati yang kepentingan diri sendiri, kalau Saudara bermain-main di dalam mengikut Tuhan, jangan tunda, waktunya sekarang engkau harus bertobat. Karena apa? Tuhan tahu apa yang ada di dalam hati kita. Kita bisa mempermainkan orang, kita tidak bisa mempermainkan Tuhan.
Tapi yang kedua yang Saudara harus lebih gentar adalah juga Saudara nggak pernah tahu kapan waktu final Saudara punya kesempatan untuk bertobat tetapi Tuhan tahu itu dan Tuhan yang menetapkan itu. Dan Yudas di sini adalah orang yang dibertahu itu, kebenaran itu, dan menjalankan itu. Dan mulai saat itu dia terus terang pergi untuk menyerahkan Kristus. Dan walaupun dia berhasil tapi itu menggenapi rencana Tuhan. Dan walaupun itu menggenapi rencana Tuhan, tetapi dia tetap dibuang oleh Tuhan. Ini adalah satu hal yang harusnya memberi kegentaran bagi diri kita di dalam mengikut Kristus. Tapi bagi kita yang ada di dalam Kristus, saya juga mau ingatkan terus kejar relasi dengan Kristus seperti Maria. Dan Saudara boleh terus uji dirimu, apakah Saudara ketika mengikut Kristus masih berhitung-hitung dengan diri Dia atau tidak. Kalau Saudara mengorbankan segala sesuatu dengan Kristus, saya percaya Kristus nggak melupakan itu, Dia akan ingat itu, dan Dia akan balas itu kepada Saudara. Tapi Saudara dalam mengikut Kristus jangan dengan motif, “Tuhan pasti balas karena itu saya rela berkorban.” Nggak. Tetapi Saudara harus seperti Maria yang walaupun dia tidak menuntut satu pembalasan dari Tuhan pada waktu itu dengan korban persembahan yang diberikan, tetapi karena kasihnya kepada Tuhan, dia tetap rela berikan itu kepada Tuhan.
Saudara, saya percaya itu adalah anak Tuhan. Karena apa? Karena di dalam hidup kita yang benar adalah tidak ada satupun yang kita miliki dan nikmati yang tidak bersumber dari Tuhan. Semuanya bersumber dari Tuhan. Amin? Saudara punya kesehatan dari Tuhan, Saudara punya uang, bisa jalan-jalan dari Tuhan, Saudara punya uang bisa makan dari Tuhan, Saudara punya uang bisa persembahan dari Tuhan, Saudara punya uang bisa membesarkan anak itu dari Tuhan, Saudara punya uang bisa memperkembangkan pekerjaan Saudara itu dari Tuhan. semuanya dari Tuhan. Nggak ada yang tidak. Dan wajar nggak kalau Tuhan menuntut itu? Sangat wajar sekali sebenarnya. Tetapi Saudara, menariknya adalah Tuhan hanya menuntut 10%, perpuluhan. Sisanya Tuhan hanya memberikan kepada kita kerelaan untuk memberi persembahan sesuai dengan dorongan hati kita dan sesuai dengan bijaksana perhitungan kita. Tuhan hanya minta 10%. Masih mau perhitungan?
Tetapi ada satu hal lagi Alkitab mengatakan yang melampaui prinsip 10% itu, kalau kita mengerti Tuhan, kuasa Tuhan, dan apa yang Tuhan sudah kerjakan bagi diri kita, Saudara kalau bicara tentang perjamuan itu berarti Dia mati bagi dosa kita, dosa Saudara untuk menebus Saudara dari hukuman kekal. Saya percaya Saudara akan sadar satu hal, hidup kita itu bukan di tangan kita tetapi hidup kita adalah milik Tuhan. Dan wajar kalau kita serahkan ke dalam tangan Tuhan semuanya. Kiranya Tuhan boleh berkati kita. Mari kita berdoa.
Kami kembali berdoa, bersyukur Bapa untuk firman-Mu, untuk kebenaran-Mu, untuk satu pelajaran yang boleh Engkau berikan kepada kami melalui peristiwa persiapan dari Yesus Kristus untuk mati di atas kayu salib. Kiranya Engkau boleh pimpin anak-anak-Mu ya Tuhan di dalam perjalanan iman mereka bersama dengan Tuhan, dalam relasi mereka, di dalam kesediaan hati mereka untuk hidup bagi Tuhan. Tolong ya Tuhan, sertai anak-anak-Mu semua. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (KS)
Transkrip khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah