Jikalau Bapak, Ibu memperhatikan bagian ini, ini ada 7 ayat, ini bisa dibagi 2. Tujuannya Bapak, Ibu, supaya kita digugah oleh anugerah Tuhan, cinta kasih Tuhan yang sudah mati menyelamatkan kita. Itu sebabnya Paulus di bagian pertama, ayat 1, harus menekankan bahwa kamu sudah mati di dalam dosa. Kita dulu itu mati di dalam dosa Saudara-saudara, semua. Artinya tidak ada yang lahir dan kita Kristen. Tidak ada! Kita semua lahir di keluarga Kristen tapi kita bukan orang Kristen. Kita harus mendengar Injil baru ada ayat ke-4, ke-5, ke-6, ke-7. Itu bagian kedua. Jadi bagian pertama itu menjelaskan tentang kamu dahulu mati karena dosamu. Paulus ingin kita sadar, Firman Tuhan menyadarkan kita, orang mati itu nggak bisa apa-apa. Coba kamu lihatlah anugerah Tuhan, Dia lah yang membangunkan kamu. Di ayat ke-4, tetapi Allah yang kaya dengan anugerah, dengan Rahmat-Nya yang besar, yang dilimpahkan kepadamu, menghidupkan kamu, membangkitkan kamu, sehingga kamu harus datang menyembah dan melayani Dia. jadi ucapan syukur kita kepada Tuhan itu harus dimulai dari apa? Kita menyadari berapa seriusnya dosa. Dan itu dikabarkan dalam ayat 1, 2, dan 3, kamu terhitung di antara mereka semua. Jikalau kamu sadar betapa besar dosamu, dan kamu mati di dalam dosamu, maka kamu akan menghargai kasih karunia Tuhan, cinta Tuhan yang besar, anugerah Tuhan yang penuh dengan limpahnya itu dikaruniakan kepada kita. Itu sebab saya akan mengajak Saudara merenungkan 2 bagian ini. Yang pertama saya bicara tentang dosa, yaitu musuh kita ada 3 di dalam dunia ini. Saya akan uraikan satu per satu. Lalu Tuhan dengan anugerah-Nya yang besar menghidupkan kita, menyelamatkan kita, sehingga kita harus tahu apa balasnya cinta kita kepada Tuhan itu. Apa yang kita balas kepada Tuhan untuk cinta kasih-Nya yang besar itu.
Saudara-saudara, yang pertama saya akan mengajak Saudara untuk merenungkan kondisi orang-orang berdosa, yang dikabarkan di sini di dalam ayat 1, 2, dan 3. Paulus berkata di dalam ayat 1-3, “Kamu dahulu sudah mati.” Saudara-saudara, “Mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.” Berarti roh itu ada, itu kesadarannya Saudara. “Sebenarnya dahulu kami semua,” termasuk Paulus sendiri yang menulis surat ini, termasuk orang Yahudi yang menerima Taurat, termasuk kamu semua orang Yunani, “terhitung di antara mereka, yaitu ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.” Saudara perhatikan ayat 1 dan 2, di situ ada sesuatu yang penting yang dikabarkan kepada kita. Ayat pertama, “Kamu dahulu sudah mati” Tetapi di ayat ke-2, Saudara-saudara, “Kamu hidup” Apa ya? Mati, kenapa hidup? Saudara-saudara apa artinya kamu mati tetapi kamu hidup? Saudara, ini artinya dia mati, orang berdosa itu mati terhadap Tuhan tetapi hidup di dalam dosa. Tubuhnya bisa hidup, sehat, makmur, sukses, kaya, lancar segala sesuatu. Bahkan intelektual yang tinggi sekali, tetapi rohaninya mati di hadapan Tuhan.
Saudara-saudara, ini bahayanya, di dalam dunia ini cuma ada 2 macam manusia. Saya selalu ingat bicaranya Pendeta Stephen Tong, yaitu apa Saudara-saudara? Yang pertama orang di luar Kristus, yang kedua di dalam Kristus. Cuma ada 2, tidak ada orang di tengah-tengah. Hybrid itu tidak ada Saudara. Orang di dalam Kristus atau orang di luar Kristus. Orang percaya Tuhan atau orang tidak percaya. Itu saja. Ini saja sudah menyadarkan kita, kita bergaul setiap hari Saudara-saudara, sadar dengan siapa, bagaimana kesaksian kita? Bagaimana pergaulan kita, perkataan, perbuatan dijaga sebagai orang percaya. Saudara-saudara, Firman Tuhan memberitahu kita meski pun orang berdosa itu mati secara rohani, tetapi dia hidup, hidup secara kedagingan. Ikut cara-cara dunia, gaya hidup dunia Saudara-saudara. Melacur, ikut. Berjudi, ikut meski pun KTP-nya Kristen. Saudara-saudara, korupsi, ikut. Firman Tuhan berkata mereka ini mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu setan-setan itu Saudara. Jadi hidupnya itu dipakai memuaskan keinginan dagingnya. Saudara-saudara, kita memang semua masih hidup di dalam daging, tetapi yang sudah dihidupkan oleh Roh kita harus lebih taat kepada Roh Kudus bukan kepada kedagingan yang terus dibisiki oleh setan.
Saudara-saudara, Saudara pernah nonton film zombie tidak? Nah kalau zombie itu kan gitu Saudara ya Saudara, itu zombie itu mereka itu sudah mati sebenarnya. Ceritanya begitu, ini namanya cerita, film, begitu. Tapi tetap mereka itu hidup. Nah itulah orang berdosa yang tidak percaya kepada Kristus Yesus dan orang yang mengaku di KTP-nya Kristen tetapi hidupnya masih di dalam dosa. Sama! Zombie Saudara. Jadi badannya itu kelihatan hidup, tetapi rohaninya mati. Jadi mereka itu seperti mayat hidup di mata Tuhan. Di mata kita tidak, oh orang nya bisa sukses, kaya, dan sebagainya Saudara-saudara. Tetapi kondisi manusia berdosa di hadapan Allah, mayat hidup. Karena mereka mati tetapi mereka hidup di dalam dosa.
Saudara-saudara, perlawanan yang mereka terhadap Tuhan yang terus menerus kerjakan, itu seperti mereka menjadi mayat yang jalan-jalan di tengah dunia. Mereka mati di dalam dosa. Itu kematian yang sesungguhnya Saudara-saudara. Mati di dalam dosa. Mereka terlihat hidup tapi sebenarnya mati. Paulus berkata kamu dulu sudah mati tetapi kamu hidup di dalam dosa. Di dalam kamu hidup di dalamnya ini, ini berarti saya ingin mengajak Saudara merenungkan apa artinya kamu hidup di dalam dosa? Saudara-saudara, berarti orang berdosa itu diperbudak oleh 3 hal. Yang pertama dunia. Saudara-saudara, dunia ini Saudara tidak boleh menafsirkan kita karena Tuhan itu mengasihi dunia ini, ya dunia ini Saudara. Tetapi yang kita, yang salah yang saya beritakan di sini adalah gaya hidup dunia. Orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan cara hidup mereka, dengan gaya hidup mereka, Paulus berkata kamu sudah mati karena kamu hidup mengikuti cara-cara dunia. Jadi Saudara-saudara melanggar Firman Tuhan nggak apa-apa, orang dunia juga begitu, sudah hidup aja cara begitu. Baru kamu bisa sukses dagangnya. Baru kamu bisa sukses sekolahnya. Ikuti cara dunia. Saudara-saudara, kita tidak mentaati Firman Tuhan tetapi Firman Tuhan berkata kita mengikuti jalan dunia ini. Itu khusus yang pertama Saudara, dunia. Kita hidup menurut gaya hidup dunia.
Dunia itu punya teman baik Saudara-saudara, namanya diri. Jadi orang yang hidupnya mengikuti cara hidup dunia, Saudara, dia tidak peduli Firman. Dia peduli cuma dirinya sendiri. Jadi dia, Saudara-saudara, berusaha menarik semua kepada dirinya, bukan kepada Tuhan. Saudara ingat ya, diri, diri terus yang diutamakan, kerjakan hal apa pun Saudara, dengan kekuatan dirinya sendiri. Paulus berkata kamu dulu hidup seperti itu, egois, mementingkan dirimu sendiri. Kamu ikutnya dunia, bukan memandang salib Tuhan. Bukan melihat salib Kristus, kamu ikut dunia. Pikiranmu, Saudara-saudara, mengikuti jalan dunia. Perasaanmu, semua hatimu diikat oleh sesuatu yang lain, bukan oleh Tuhan. itu sebabnya Paulus berkata kamu hidup di dalamnya seperti itu. Kamu hidup ikut jalan dunia itu. Pikiranmu sudah dikendalikan oleh dunia. Apa yang dipikirkan dunia, pelacuran, perzinahan, kamu ikut. Gaya hidup yang dikendalikan dunia terus berubah-ubah Saudara-saudara, makin menikmati. Padahal Firman Tuhan berkata dunia ini sedang lenyap dengan segala nafsunya, hanya orang yang mengerjakan kehendak Tuhan itu kekal selamanya. Saudara-saudara, itu sebabnya Paulus mengatakan satu hal.
Yang kedua musuh kita adalah setan. Saudara jangan pikir kuasa setan itu tidak ada. Mereka justru sedang akftif bekerja di dalam dunia ini. Orang yang tidak sadar keberadaan itu, tidak mungkin rohani menjadi baik. Saudara-saudara, orang yang baik rohaninya selalu sadar karena hidup ini apa peperangan rohani. Dari sejak Kejadian 3:15 sudah dikabarkan Saudara, evangelium proto, Injil yang sejati itu akan menghancurkan. Kristus itu akan menghancurkan kepala dari ular itu. Jadi terus si ular itu, setan itu, mengganggu. Mengganggu orang Kristen, mengganggu seluruh dunia ini agar semuanya lari daripada Kristus, jangan melihat kepada salib, lihatlah dirimu sendiri. Saudara, di ayat 2 Paulus berkata kita mengikuti, mengikuti siapa? Sekarang bukan cara hidup dunia, yang kedua Saudara, penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Roh kita bukan orang durhaka Saudara-saudara. Roh itu sedang bekerja di antara orang durhaka.
Saudara berhati-hati mendengar musik-musik dunia yang tidak bertanggung jawab. Martin Luther, Saudara-saudara, di dalam hal ini dia menyebutkan, memang musik itu netral. Saudara-saudara, setiap orang, musik itu sangat indah, itu karunia Tuhan yang luar biasa. Itu sebabnya kita boleh memakai keyboard di dalam gereja, kita boleh ada yang main biola di dalam gereja. Itu jasanya Martin Luther, karena dia melihat musik itu pemberian Tuhan. Tetapi Saudara-saudara, kita harus berhati-hati, komponis yang tulis musik itu banyak yang tidak mengenal Tuhan. Nah itu Saudara, kita harus berhati-hati terhadap musik. Bukan tidak boleh dengar musik dunia sama sekali, bukan. Ya itu bukan maksud saya. Tetapi Saudara harus berhati-hati, ada teks-teks daripada musik yang sama sekali tidak rohani. Sama sekali menjauhkan kita daripada Tuhan. Saudara harus berhati-hati dengan beat yang nadanya metal, yang begitu keras. Itu bukan musik, itu keributan. Saudara, it is a noise, it is not a voice. Saudara, itu bukan suara yang indah, itu merusak.
Saudara-saudara, saya teruskan, dan komponis setan itu bekerja di dalam diri komponis-komponis itu, sehingga menghasilkan budaya, seni, Saudara-saudara, yang merusak manusia. Memang Saudara, kita tidak boleh sedikit-sedikit menyalahkan setan, sedikit-sedikit, “Wah setan sih Saudara-saudara, salah kamu setan!” Tetapi Firman Tuhan berkata kepada kita, kuasa itu ada. Saudara, dan dia sedang bekerja di dalam diri orang-orang dunia atau Firman Tuhan menyebutkan orang-orang durhaka. Setan juga bukan hanya bekerja di dalam diri orang durhaka, tetapi dia selalu mengganggu pekerjaan Tuhan, selalu mengganggu orang-orang Kristen. Saudara-saudara, dari sejak jaman para Rasul, jaman gereja mula-mula, sepanjang sejarah gereja, selalu ada peperangan rohani ini. Itu sebabnya Saudara, Firman Tuhan berkata kepada kita melalui rasul Petrus, “Waspadalah senantiasa karena iblis itu berjalan seperti singa yang mengaum-aum.” Dia sudah kelaparan, dia melihat orang Kristen itu langsung terkam, cari cara sebagai. Saudara-saudara, seperti singa ingin menelan mangsanya. Itu sebab kita selalu di dalam keadaan yang waspada.
Saudara-saudara ayat ini berbicara kepada kita apa? Setan itu tahu kelemahan kita. Doa terus senantiasa Saudara, kepada Tuhan, karena dia tahu kelemahan kita. Ini bagaimana Firman Tuhan memberitahu kita bahwa Yesus ketika Dia di padang gurun, Saudara, Dia sudah tidak makan 40 hari 40 malam. Itu pasti lapar. Setan tahu itu. Itu sebab pencobaan kepada Yesus apa yang pertama Saudara? Rubah batu menjadi roti. Pas, waktu Yesus lapar, ya itu pencobaannya. Saudara-saudara, saudara kita yang lemah di dalam hal uang dicobai di dalam uang. Lemah di dalam seks dicobai di dalam seks. Itu berhati-hati terhadap setan karena sejak kita menjadi Kristen, kita akan selalu menjadi objek daripada serangan setan. Tidak berhenti dia ingin menghancurkan, khususnya pemimpin-pemimpin gereja. Saudara harus mendoakan. Seperti juga dia menyerang Tuhan kita sendiri, Yesus Kristus, begitu juga dia akan terus menyerang pengikut-Nya. Itu sebab Saudara-saudara, di dalam hal ini, jikalau orang Kristen itu hidupnya lancar terus Saudara, itu bukan tanda yang baik. Itu malah tanda yang benar-benar buruk Saudara. Firman Tuhan berkata berbahagialah jika kita mendapat pencobaan karena justru di situlah imanmu dimurnikan. Imanmu dibuktikkan kemurniannya justru melalui pencobaan, ujian yang datang di dalam hidup kita.
Setan, Saudara-saudara, itu tidak bisa merampas keselamatan kita. Tidak bisa! Tetapi dia bisa merebut sukacita orang Kristen. Dia bisa membuat kita murung, bisa membuat kita sedih, tidak mau terlibat pelayanan kerohanian. Saudara-saudara, itulah yang dikerjakan di dalam diri orang-orang Kristen dan kita mendengar bisikan dia dan hilanglah sukacita keselamatan kita. Setan sering menyerang orang-orang Kristen dengan dosa masa lalu dia. Saudara-saudara, ada orang yang tiba-tiba diingatkan oleh setan kepada masa lalunya, 30 tahun yang lalu. Saudara-saudara, dosa yang spesifik, begitu menancap di dalam hati dia. Kamu dulu berdosa A, B, C, semua disebutkan di hatinya. “Oh iya, saya tidak layak lagi dekat Tuhan, saya tidak layak lagi melayani Tuhan. Saya tidak layak lagi buka Kitab Suci.” Sudah ditipu oleh setan Saudara-saudara. Dosa begitu spesifik dibisikkan di telinga kita oleh setan yang jahat itu, “Masa lalu mu begitu buruk, apa hak mu melayani Tuhan?” Saudara-saudara jikalau suara itu datang, langsung doa kepada Tuhan! Amin? Teriak kepada Tuhan, itu bukan suara Tuhan, itu suara setan. Justru Tuhan ingin kita bangkit sebagai orang Kristen Saudara-saudara. Bangkit, melayani Tuhan, lawanlah setan dengan iman yang teguh. Maka dia akan mundur daripadamu.
Saudara-saudara, sehingga orang Kristen ini terus diganggu hidupnya sehingga dia mulai tidak bahagia, dia meragukan keselamatan dia, hidupnya hilang sukacita. Dia hidup di dalam terus menerus menghakimi dirinya sendiri. Atau orang-orang yang sudah sakit, Saudara-saudara, lalu dia bernazar kepada Tuhan, “Tuhan, kalau saya disembuhkan penyakit saya maka saya akan mengerjakan ini dan itu.” Tetapi setelah sembuh, Saudara, orang ini tidak menepati janjinya kepada Tuhan. Lalu akhirnya hilang sukacita, jadi pemurung. Saudara hati-hati terhadap semua tipuannya. Ini adalah pekerjaan setan, yang kerjaan utamanya membuat orang-orang Kristen menjadi tidak bahagia karena dia merampas sukacita kita.
Yang terakhir, Saudara, musuh kita adalah kedagingan. Yang pertama dunia, setan dan kedagingan. Paulus menyebutkan kamu hidup di dalam perbudakan daging. Untuk apa Saudara? Memuaskan hawa nafsumu. Hawa nafsumu di dalam daging kamu ikuti. Pikiranmu yang jahat kamu ikuti. Saudara-saudara, Paulus berbicara tentang natur daging kita yang sudah jatuh ke dalam dosa. Kita bisa iri, kita bisa tamak, rakus, malas, bernafsu. Saudara-saudara, kedagingan itu termasuk di dalam pikiran kita juga. Kesombongan kita, Saudara-saudara, ambisi yang liar, melawan Firman Tuhan yang tahu kita itu benar, sengaja dilawan dan kebencian di dalam hati. Ini semua tipe-tipe dosa dan pelanggaran yang dimaksudkan oleh Paulus daging. Kesombongan, iri hati, ketamakan, itu berlainan semua dengan buah Roh. Kedaginganmu yang kamu ikuti, dan kamu sudah diikat di dalam nafsu daging itu. Tidak mungkin kamu berbalik dari dosa dan mencari Tuhan. Kamu sudah hidup dikat oleh dagingmu, bahkan kamu tidak bisa berhenti berbuat dosa. Kamu sedang membunuh dirimu. Kamu sedang tidak sadar terus berjalan ke dalam jurang yang maut itu.
Saudara-saudara, kalau dicek di dalam laboratorium, dari kolesterol sampai gula, semua bagus. Kita bisa sehat tubuhnya Saudara-saudara. Tetapi kita mungkin sedang mati di dalam dosa karena kita mengikuti dunia, kita mengikuti setan, dan kita mengikuti keinginan daging kita. Saudara ingat Yudas Iskariot? Ini tipe orang Kristen yang KTP-nya saja Kristen, Yudas Iskariot. Saudara-saudara, dia hidup bersama Tuhan 3 tahun. Setiap pagi ikut Tuhan, lihat Tuhan berdoa, bahkan mungkin pernah pegang kaki Tuhan, Saudara-saudara. Dan dia sendiri dicuci kakinya oleh Tuhan. Dia bisa melayani, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit. Saudara-saudara, dia mempunyai pengetahuan yang banyak tentang siapa Tuhan tetapi dia mati di dalam dosanya. Dia bukan orang Kristen yang sejati. Dia bukan pengikut Kristus yang sejati sehingga di akhirnya Tuhan berkata, “Kamu sebut Aku Tuhan, Tuhan, tapi Aku tidak pernah mengenal kamu.” Itu bahaya sekali Saudara. Yang bergembar-gembor mengenal Tuhan itu bukan kita, tapi kita harus sadar apakah Tuhan kenal kita atau tidak. Tuhan bilang, “Orang yang mengenal Aku dia akan menuruti perintah-Ku, dia akan mencintai-Ku, dia akan menuruti segala perintah di dalam Firman-Ku.” Itu orang yang ikut Yesus, sangkal dirinya, pikul salib Kristus.
Saudara-saudara, tetapi Yudas Iskariot berlainan. Dia tidak sadar sedang berada di dalam kematian yang sesungguhnya itu. Dan dia sedang berjalan menuju jurang maut itu. itu sebabnya Saudara, kita sudah merenungkan betapa seriusnya dosa. Betapa cilakanya Saudara, orang yang tidak punya anugerah dan cinta kasih dari Tuhan. Itu sebabnya sekarang kita mengkhotbahkan ayat 4-7. Di situ tiba-tiba Paulus merubah kondisi itu. Dari kondisi yang mati, kamu ikut dunia, ikut setan, ikut daging. Kamu mati, kamu tidak ada pengharapan. Tetapi, di ayat ke-4, tetapi Allah, Saudara-saudara, not you, but God. Bukan kita, itu Kristen, prinsipnya bukan kita, bukan saya sudah giat melayani, saya sudah ini, saya sudah ini. No! Kristus. Ini ayat ke-4 Saudara, Allah telah menghidupkan kita. Ayat ke-4, tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, yang mati terhadap dunia, yang ikut setan, yang ikut daging. Dia dengan anugerah-Nya telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus. Sekali pun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, yang tadi 3 itu. Oleh anugerah kamu diselamatkan. Ini itu untuk apa Saudara? Supaya kita itu sadar orang Kristen itu. Sadar, hai kamu orang-orang Kristen. Kamu itu mati, kamu tidak bisa apa-apa, kamu dahulu sudah mati. Sadarlah anugerah Allah. 1 kalimat Saudara, tetapi Allah, ini seharusnya membawa kita semua sadar bahwa Allah itu menghidupkan kita. Dia anugerah, menghidupkan itu berarti kita tidak ada andil apa pun Saudara. Kita itu mati. Sudah jelas Saudara, kita di dalam situasi, kondisi yang tidak ada pengharapan sama sekali. We are dead.
Saudara-saudara, kita sudah mati, kita hidup seperti itu dulu. Daging pengen apa diikuti. Dunia pengen apa diikuti. Saudara-saudara, dikuasi keinginan kita yang berdosa. Tamak, penuh nafsu, iri hati. Layak dimurkai oleh Tuhan. sungguh keadaan yang tidak berpengharapan. Tetapi ayat yang ke-4 ini, “Tetapi Allah”. Sadarlah Saudara-saudara. Allah yang merubah kita. Allah yang sanggup memberikan perubahan yang total, yang tadinya tidak ada menjadi ada. Itu pekerjaan Roh Kudus bukan pekerjaan manusia. Kamu yang mati sekarang kamu hidup. Tapi bukan hidup di dalam dosa tapi kamu hidup bagi Tuhan. Itu Saudara-saudara. Itu sebab Saudara-saudara, sadarilah siapa Tuhan itu.
Saya ingin mengajak Saudara merenungkan 2 hal, apa yang sudah Tuhan kerjakan bagi kita di dalam Dia menghidupkan kita, membangkitkan kita? Ngapain Tuhan itu? Kita ingin lebih kenal Dia Saudara. Dan yang ke-2, apa yang harus kita kerjakan. Membalas anugerah Tuhan, cinta kasih-Nya yang begitu besar kepada kita yang dulu sudah mati itu. Saudara-saudara, yang pertama, Paulus menunjukkan apa yang Tuhan sudah kerjakan bagi kita semua, tetapi Allah, Dia lah yang mengerjakan bagi kamu. Kamu yang tadinya mati terhadap dosa, Allah menghidupkan kamu bersama-sama dengan Kristus. Allah menghidupkan kita, itu artinya apa Saudara? Itu Allah ditulis dulu di depan, artinya itu yang inisiatif Allah. Tidak pernah kita. Artinya Dia adalah Allah yang mau beranugerah dulu. Paulus berkata kita sudah mati di dalam dosa. Mati itu bukan pingsan Saudara. Mati itu benar-benar mati, tidak ada pengharapan.
Itulah sebabnya orang Reformed Saudara, percaya bahwa orang berdosa itu sudah mati. Saya tekankan berulang kali. Bukan pingsan, tapi mati. Inilah bedanya kita dengan teologi Armenian. Kalau teologi Armenian, Saudara, orang-orang Armenian yang sudah banyak merasuki gereja-gereja sekarang, dia berkata begini Saudara, meski pun manusia itu sudah jatuh ke dalam dosa tapi dia itu tidak sungguh-sungguh mati, dia cuma pingsan. Terus, Saudara, sesudah orang pingsan kan bisa bangun lagi. Bangun lagi Saudara, lalu dia teriak minta tolong, “Tuhan tolong.” Jadi dia memang penuh dosa, tetapi cuma sakit, dia tidak mati. Jadi dia bisa teriak minta tolong kepada dokter. Itu ajaran Armenian yang tidak sesuai dengan Kitab Suci. Jadi orang ini bisa punya keinginan untuk dilahirkan kembali. Jadi dia bisa percaya kepada Yesus Kristus atas pilihannya sendiri.
Tetapi Firman Tuhan jelas berkata kepada kita pagi hari ini Saudara, manusia itu semua sudah mati. Mati itu bukan pingsan. Mati itu ya mati karena pelanggaran dan dosanya. Jadi orang mati tidak mungkin punya keinginan, tidak mungkin punya kesadaran untuk disembuhkan. Sudah mati. Orang mati tidak mungkin punya keinginan kembali kepada Tuhan. Tidak mungkin Saudara. Kecuali Allah berinsiatif menghidupkan rohnya terlebih dahulu. Semua itu anugerah Tuhan Saudara. Kita bisa jadi orang Kristen itu bukan kita yang pilih Tuhan. Bukan Saudara. Tuhan yang pilih kita dulu. Karena kita itu sudah mati, kita tidak bisa pilih Tuhan. Tidak bisa! Itu sebab kita yang sudah jadi Kristen itu harus sadar anugerah. Orang yang sadar anugerah berarti dia rendah hati. Saudara, segala yang kita kerjakan basisnya adalah kerendahan hati karena Tuhan yang sudah beranugerah memilihku menjadi orang Kristen. Aku harus tahu diri, aku harus membalas cinta dia. Itu orang Kristen Saudara, dia baru dihidupkan oleh Tuhan.
Orang mati harus dihidupkan baru dia berespons kepada anugerah Tuhan. Manusia sudah mati, dia tidak mungkin ingin cari obat, tidak mungkin cari dokter Saudara-saudara. Itu sebab yang mati harus dihidupkan lebih dulu. Itu sebabnya di ayat ke-4 Paulus berkata begini, tetapi Allah telah menghidupkan kita yang mati karena dosa itu. Waktu Yesus panggil Lazarus keluar dari kubur Saudara-saudara, itu Lazarus pingsan atau mati? Mati. Dia mana bisa berespons. Coba kalau kita yang panggil, “Lazarus, Lazarus!” Nggak bisa! Itu harus Allah yang menghidupkan dia. Dan Yesus itulah Allah, “Lazarus, keluar!” Itu kuasa yang menghidupkan dia. Rohnya dihidupkan baru dia berespons. Jalan keluar, Saudara-saudara. Itu sebab supaya dia mendengar panggilan Yesus Lazarus harus dihidupkan dulu, dan Yesus menghidupkan kembali Lazarus barulah dia bisa berespons keluar dari kubur dan datang kepada Tuhan.
Puji Tuhan Saudara-saudara. Allah berkuasa menghidupkan orang mati dan itulah yang Dia kerjakan bagi kita semua di dalam ruangan ini, termasuk saya, Saudara. Dia menghidupkan kita, sama seperti panggilan-Nya kepada Lazarus, “Lazarus keluar!” Sama juga, kita dihidupkan mendengar suara Allah memanggil kita keluar dari dosa. Saudara-saudara, Allah menghidupkan kita artinya Allah sudah mengubah hati kita yang dari batu menjadi hati dari daging. Itu semua Tuhan yang mengerjakan, bukan kita. Kita tidak boleh sombong sedikit pun sebagai orang Kristen, terhadap hal apa pun. Kita yang mati secara rohani sekarang hidup secara rohani. Kita bukan zombie, kita bukan mayat hidup. Kita orang hidup yang benar-benar hidup. Bagaimana orang hidup tidak tahu bersyukur? Bagaimana orang hidup tidak sadar anugerah? Sadarlah anugerah Tuhan yang telah menghidupkan kamu, Saudara-saudara! Tetapi Allah, Allah bukan saja menghidupkan kita. Tapi di ayat ke-6, Paulus melanjutkan, Saudara, “Allah juga telah membangkitkan kita.” Luar biasa, Saudara. “Dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di Surga.” Aduh, jaminan luar biasa!
Orang Kristen itu takut apa, Saudara? Mati pun masuk surga! Ya, Saudara-saudara, tidak perlu takut akan kematian. Dia sudah menjanjikan, memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di surga. Jadi Saudara, di sini memang nuansanya itu nanti di surga. Tetapi maksudnya Saudara, ini dituliskan kepada kita, ingin supaya kita sadar bagaimana kuasa Allah itu bekerja ketika kita masih hidup di dunia ini. Begitu. Jadi, jangan pikirannya itu nanti, nanti, yang penting nanti ya. Jangan. You hidup bagaimana sekarang? Itu maksudnya Paulus. Memang, jaminannya sudah ada di surga. Pengharapan yang besar diberikan, tetapi kamu masih hidup di dalam dunia ini. Saudara-saudara, itu sebabnya setiap kita yang sudah di dalam Kristus, Saudara-saudara percayalah kamu sudah dipelihara oleh Kristus. Itu sebab kasih karunia Tuhan yang melimpah diberikan kepada kita untuk kita kuat hidup di dalam dunia ini melawan 3 musuh tadi. Gaya hidup dunia, bisikan setan, dan keinginan nafsu daging. Saudara, kamu sudah diberikan kekuatan, kamu sudah dibangkitkan, diberi kuasa Roh Kudus untuk melawan setiap musuhmu itu, sehingga kamu menjadi saksi Tuhan yang hidup.
Ayat 7, Saudara-saudara. “supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-” Itu sudah diberikan kepadamu “-sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita masing-masing di dalam Kristus Yesus.” Saudara, ini intinya kalimat itu apa? Kekayaan anugerah. Kekayaan kasih karunia Tuhan melimpah dan itu sudah diberikan kepada kamu. Saudara-saudara, ini artinya kita tadinya itu masih hidup di dalam dosa. Kita itu tadinya musuh Tuhan Allah, Saudara-saudara, menjadi obyek daripada murka Tuhan. Tapi karena anugerah-Nya yang begitu melimpah diberikan, Yesus mati menggantikan tempat kita untuk dosa-dosa kita. Itu anugerah yang tiada kiranya, Saudara. Kalau itu sudah diberikan kepadamu, masakan yang lainnya, yang kecil-kecil juga tidak diberikan sampai kamu nanti masuk ke dalam surga itu? Tidak mungkin, Saudara! Pemeliharaan kepada kita semua sudah diberikan oleh Tuhan. Sekarang kita menjadi obyek dari kekayaan anugerah Tuhan yang besar di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Kita yang tadinya obyek daripada murka Allah, Saudara, tetapi Allah dengan kasih-Nya yang besar, “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu yang mereka perbuat.” Di dalam Kristus Yesus, darah-Nya itu Saudara, telah menghapuskan dosamu, mendamaikan engkau dengan Allah sehingga kita tidak terus didesak oleh hati nurani yang terus menegur dosa masa lalu. Tidak ada! Semua sudah dibereskan di dalam darah Kristus.
Saudara-saudara, itu sebabnya ini memberikan kepada kita dorongan, Saudara, untuk kita boleh percaya kepada Tuhan di dalam segala keadaan. In everything, trust God. Kita semua masih hidup di dalam dunia yang penuh dengan pencobaan, Saudara. Tetapi karena Allah itu setia. Ya, kasih karunia-Nya yang melimpah sudah diberikan. Keselamatan itu pun, kamu dihidupkan, apalagi hal yang kecil-kecil. Allah itu setia menjagamu, memeliharamu. Itu sebabnya pencobaan itu jadi hal yang biasa buat kamu. Paulus berkata di dalam 1 Korintus 10:13, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami itu pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.” Ini anugerah besar, Saudara. Ini pegangan kita, yaitu Allah yang setia menjaga dan memelihara kita yang sudah Dia hidupkan, yang sudah Dia bangkitkan, yang sudah Dia beri tempat di surga. Dia jaga terus, supaya iman kita tidak kandas di tengah, supaya iman kita tidak gugur di tengah. O, Tuhan, peliharalah kami anak-anakmu itu.
Coba lihat, apa yang Allah kerjakan bagi kita, Saudara, di sepanjang ziarah kita yang singkat di dalam dunia? Tuhan sudah berjanji kepada kita semua. Pada waktu kita dicobai, Dia akan memberikan kepada kita jalan keluar. Jadi, bukan disingkirkan penderitaannya, Saudara, pencobaannya. Bukan! Kamu akan diberikan jalan keluar sehingga kamu bisa menanggungnya. Itu penting sekali, Saudara. Jangan kita ditipu. Kalau sakit, harus disembuhkan! Itu artinya Yesus mulia! Tidak. Kita melihat Yesus di atas salib itu mulia. Saudara, itu kerendahan hati Dia. Saudara-saudara, Tuhan Yesus waktu berdoa, kan Tuhan itu mau tinggalin murid-muridnya, Saudara. Waktu itu ya, Dia berdoa bagi para murid-Nya. Yohanes catat doa Dia apa, Saudara. Yohanes 17:15. Doanya begini, “Bapa di surga, Aku tidak minta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia-” artinya dari 3 musuh itu “-tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.” Saudara-saudara, jadi kita belajar bahwa cara Tuhan itu bukan keluarin kita dari ujian, dari pencobaan, Saudara. Bukan! Tuhan tidak ingin kita menghindari itu, justru. Cara Tuhan itu memberi kita kekuatan sehingga kita bisa melewati setiap pencobaan dengan iman yang teguh kepada Tuhan. Saudara-saudara, itu sebabnya kita diajar untuk tidak menggerutu terhadap apapun yang kita alami di dalam hidup kita.
Saudara-saudara, setiap orang Kristen diajar bersyukur kepada Tuhan. Bersukacita karena Allah telah menghidupkan dia dari orang mati, menjadi orang hidup. Kita harus tahu bersyukur, bukan menggerutu. Dan Dia sudah berjanji setia memberikan kamu kekuatan melewati semua ujian dan pencobaan. Luar biasa, Saudara-saudara, cinta Tuhan! Kita hanya harus peka, harus sadar melihatnya. Kadang kita, Saudara, di dalam kelemahan tidak sadar. Tuhan itu, sudah berapa kali itu kita tidak jadi mati. Kita tidak pernah sadar, Saudara-saudara, itu anugerah Tuhan yang besar. Kita harus percaya Tuhan berdaulat, Saudara. Dan menetapkan hal ini untuk menjadi kebaikan bagi kita. Setiap apa pun ujian, tantangan, pencobaan untuk kebaikan kita, anak-anak yang dikasihi oleh Tuhan.
Saudara-saudara, para murid itu ditinggalkan di dalam dunia untuk menunjukkan kemuliaan Kristus. Kenapa duri di daging Paulus tidak diambil, Saudara? 3x Paulus berseru, “Tuhan, tolong demi pelayanan aku. Aku akan lebih giat melayani-Mu. Aku akan lebih lagi sabar mengabarkan Injil kemana-mana kalau duri ini diambil.” Tuhan berkata, “Tidak. Duri ini kalau Aku ambil, kamu jadi sombong. Lebih baik duri itu tetap ada di dalam kamu.” Mungkin dia badannya bungkuk gini, Saudara. Atau matanya sudah bular, tidak bisa lihat lagi. Tulisannya musti besar-besar. “Itu perlu bagimu, Paulus. Supaya engkau rendah hati dan bukan engkau yang ditinggikan, tapi Kristus Yesus.” Kemuliaan. Tuhan bilang, “Anugerah-Ku cukup bagimu, Saulus. Paulus. Duri itu tidak akan Kuambil, tetapi justru penyakit itu akan membawa kemuliaan bagi nama-Ku di dalam dirimu.” Saudara, berbahagialah. Jangan sedikit-sedikit menggerutu kalau doa kita tidak dijawab. Tidak, Saudara-saudara! Kita harus tahu bersyukur. Justru Tuhan ingin memakai kita menjadi alat kemuliaan Dia. Saudara, itu sebab kita seringkali tidak dikabulkan doanya, karena doa kita banyak egois. Saudara-saudara, meski pun pakai nama rohani, “Pelayanan akan lebih lancar, ambil duri ini!” “No!” Saudara, “Kamu tidak tahu yang kamu doakan, Paulus!”
Saudara-saudara, sama juga terhadap kita semua. Apakah Saudara menjadi korban dari dosa orang lain? Saya tidak tahu, Saudara-saudara. Atau korban perbuatan jelek daripada orang lain? Saya tidak tahu. Atau korban sakit-penyakit? Apa pun itu, Saudara, ingatlah Allah! Kita selalu dipanggil melihat Allah, bukan melihat kondisi kita, kelemahan kita. Bukan! Lihatlah Allah! Saudara-saudara, tetapi Allah itulah Dia yang sudah menghidupkan kamu. Dia yang akan membuat segala hal yang terjadi di dalam hidupmu menjadi kebaikan dan kemuliaan bagi Tuhan. Saudara-saudara, mungkin saat ini, ada di antara kita, Saudara, yang menjadi korban perbuatan jahat orang lain. Tetapi Firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa Allah itu berdaulat. Dan Dia sudah melimpahkan kasih karunia-Nya. Dia sanggup mengubah kejahatan orang lain menjadi kebaikan bagi kita.
Saudara ingat Yusuf? Di dalam rencana Allah yang kekal, Saudara, yang kita tidak mengerti, Yusuf harus dicintai oleh papa lebih dari saudara yang lain. Pilih kasih, tapi itu harus ada. Kalau tidak, Yusuf tidak akan dikirim ke Mesir. Saudara, itu kedaulatan Tuhan yang kadang kita tidak mengerti. Tapi Yusuf itu taat, Saudara. Itu luar biasanya dia. Saudara-saudara, Yusuf harus mengalami ketidakadilan di tengah keluarganya, Saudara. Kehendak Tuhan harus terjadi, tetapi Tuhan justru berkuasa mengubah maksud jelek daripada orang lain menjadi kebaikan. Saudara-saudara, di dalam anugerah Kristus, kita juga sama. Kita mau berkata seperti Yusuf. “Kalian semua telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah-” satu kali lagi keluar, Saudara, kata di dalam ayat 4 itu, “tetapi Allah.” Kita tidak bisa terkunci dalam kondisi, dalam situasi kita. No! “But God, Look at Him!” “-tetapi Allah berkuasa mengubahnya menjadi kebaikan.” Saudara-saudara, dan jika Allah yang kuasa-Nya besar itu menjadikannya kebaikan bagi kita, pasti untuk 1 tujuan. Tujuannya apa bagi Yusuf, Saudara? Dia dijual, dihina, dimasukkan sumur, mau dibunuh, Saudara-saudara. Masuk ke dalam penjara, dikhianati, dijelekkan oleh orang lain. Tujuannya memelihara hidup bangsa yang besar. Dia tidak tahu, Saudara, tetapi dia taat. Dia tidak mengomel, tidak menggerutu. Dia tetap memuji Tuhan. Taat kehendak Tuhan.
Tujuan Allah selalu baik adanya, Saudara. Di dalam anugerah Tuhan, ingat setiap hari. Di dalam kelemahan tubuh kita, ingat setiap hari. “Tetapi Allah.” Allah yang berkuasa menjadikan segala hal menjadi baik bagi kita yang mencintai Dia. Saudara-saudara, Tuhan memelihara kita. Kita sandar kuasa Tuhan. Jangan takut apa yang terjadi hari depan. Kita semua, orang percaya kepada Tuhan akan dipelihara, Saudara. Yeremia 29:11, Firman Tuhan berkata, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan untuk memberi kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Ini diucapkan dimana, Saudara? Ini bukan diucapkan di tempat yang enak-enak. Bukan, Saudara. Ini diucapkan waktu Israel mau dibuang ke Babel. “Yang benar,Tuhan? Kita dibuang ke Babel. Jauh dari bait Allah. Jauh dari negara kita sendiri. Itukah kehendak-Mu, Tuhan?” Di dalam kesulitan seperti itu, masih saja cinta Tuhan dicurahkan kepada umat-Nya, Saudara. Sehingga mereka dijanjikan, “Rancangan-Ku bukan rancanganmu. Aku tidak merancangkan sesuatu yang jahat, yang mencelakakan kamu. Tapi Aku menjanjikan masa depan yang penuh pengharapan.” Luar biasa, Saudara.
Kita punya rencana apa pun di hari depan, sandar kehendak Tuhan. Berikan kepada Tuhan. Hari depan di Indonesia, siapa yang menjadi presiden nanti? Kita tidak tahu, Saudara. Itu sudah ada di dalam kehendak Tuhan. Tidak perlu kita khawatir, Saudara. Jika Tuhan menghendaki, tidak ada siapapun bisa menghalangi. Firman Tuhan berkata, “Tuhan yang merencanakan bagimu.” Tidak ada yang tahu rencana Tuhan, tapi Tuhan tahu dan Dia merencanakan yang terbaik bagi anak-anak-Nya, Saudara. Kita doakan setelah tahun 2024, KKR regional tetap jalan. Kita doakan gereja-gereja, izin boleh terus dilakukan, Saudara-saudara. Dan banyak orang-orang Kristen yang cinta Tuhan jadi pejabat. Yang murni, yang tidak korupsi, yang cinta Tuhan, sehingga negara ini ada pengharapan. Saudara-saudara, seluruh hidup bergantung kepada kehendak Tuhan. Serahkan semua kepada Tuhan. Kita kerjakan yang terb vaik, yang kita bisa. Tuhan tidak pernah rencana buruk untuk anak-anak-Nya. Saudara, rambut kita semua terhitung. Tanpa kehendak Tuhan, tidak ada satu pun yang lepas dari kepala kita. Kehendak Tuhan tidak ada yang tahu, tetapi Tuhan yang tahu. Tetapi selalu yang baik di dalam rencana-Nya bagi kita semua.
Siapa di antara kita, Saudara, yang bisa menjamin masih hidup besok? Selama masih diberi hidup, ada tugas yang harus kita kerjakan. Kita bergantung kepada kehendak Tuhan. Harus andalkan Tuhan. Firman Tuhan berkata, “Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita di dalam Kristus Yesus.” Maksudnya apa, Saudara? Sekarang kalau kasih karunia-Nya sudah dikasih kepada kamu, hai orang-orang Kristen, kamu membalas apa untuk cinta Tuhan itu? Itu pertanyaan Tuhan bagi kita semua, Saudara. Apa yang harus kita kerjakan membalas cinta Tuhan. Membalas kasih karunia-Nya yang sudah begitu melimpah yang diberikan kepada kita.
Setelah anugerah-Nya menyelamatkan kita, menghidupkan, membangkitkan, memberikan kepada kita tempat di surga bersama Dia, Saudara, itu semua hanya karena anugerah. Artinya Saudara, kalau anugerah, Allah itu tidak harus menyelamatkan kita. Allah tidak hutang siapa pun di antara kita itu. Mungkin kita sering tidak sadar, Saudara, pikir, “Oh, Tuhan hutang sama saya.” Kita tidak bisa berpikir, “Tuhan itu harus berbuat seperti apa yang saya pikirkan, karena Dia hutang sama saya.” Itu keadilan menurut kita, Saudara, yang terbatas ini. Tetapi kalau kita mengerti anugerah, maka kita sadar apa yang Paulus katakan. “Allah yang dengan anugerah-Nya yang besar sudah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus dan membangkitkan kita dan memberikan kita tempat di surga.” Puji Tuhan, Saudara. Ini anugerah yang besar sekali, yang diberikan-Nya kepada kita yang tidak layak. Apa yang harus kita berikan kepada Tuhan? Apa yang harus kita lakukan membalas cinta Tuhan yang sudah menyelamatkan kita? Respon yang paling awal, Saudara, adalah keinginan melayani Dia. Karena kita sadar, Tuhan kita, Raja kita bukan diri sendiri. Bukan! Tapi Tuhan yang ada dalam hati kita. “Dialah raja saya dan saya harus melayani Dia.” Itu respon yang paling awal.
Saudara-saudara, jikalau kita adalah orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus Yesus, kita harus melayani Dia, karena Tuhan kita sendiri seperti itu. Saudara, Dia datang bukan untuk dilayani, tapi melayani. Kita semua ikut siapa, Saudara? Ikut Yesus Kristus yang memberikan kita teladan itu. Melayani. Saudara-saudara, kita jangan berdalih banyak. Saudara tanya hatimu sendiri. “Oh, tidak perlu kan, pelayanan itu di dalam gereja. Saya dimana-mana hidup melayani.” Itu artinya Saudara tidak pernah melayani sama sekali. Sama seperti orang Kristen itu kadang-kadang sombong, Saudara. “Doa saya sudah tidak perlu lagi di dalam kamar, berlutut kepada Tuhan. Tidak, karena napas bagi saya adalah doa.” Itu artinya, Saudara tidak pernah berdoa, Saudara. Saya bukan artinya Saudara tidak boleh berdoa sambil jalan ya, sambil apa. Silahkan, itu boleh. Harus, kita dalam segala keadaan harus berdoa. Tapi ada waktu doa-doa khusus, Saudara. Kita tidak meremehkan.
Kristus datang bukan untuk dilayani tapi melayani. Dia berkata di dalam Efesus 4:11-13, “Dan Dialah-” artinya, Roh Kudus, “- yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus-” ini orang-orang kudus artinya gereja ya, Saudara. Jadi pendeta diberikan kuasa, karunia oleh Roh Kudus untuk memperlengkapi jemaatnya bagi apa, Saudara? Pekerjaan pelayanan. Saudara-saudara, bagi apa? Pembangunan tubuh Kristus, bukan pembangunan tubuhnya sendiri. Bukan! Nama Kristus makin dibesarkan. Saudara, pekerjaan Tuhan makin diluaskan. Kita berbagian di dalamnya. Saudara-saudara, ini kalimat yang menjadi dasar bagi pelayanan semua orang Kristen. “-bagi pekerjaan pelayanan, bagi pertumbuhan tubuh Kristus.” Paulus berkata, “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.”
Saudara, orang-orang Kudus itu diperlengkapi. Itu adalah orang-orang yang sudah ditebus darah Kristus. Yang duduk di bangku gereja setiap Minggu, Saudara. Dan pelayanan mereka itu pembangunan tubuh Kristus. Saudara ingat ya, pembangunan tubuh Kristus. Gereja itu bukan soal gedungnya, Saudara. Tetapi gereja itu bukan soal gedung yang kelihatan. Tidak, Saudara-saudara. Tetapi itu adalah pekerjaan pelayanan yang menyeluruh, yang mencakup di dalam, dan di luar gedung gereja. Pembangunan tubuh Kristus. Saudara, ingat hidup adalah Kristus. Jadi apa pun yang kita kerjakan di dunia ini harus berhubungan sama Tuhan. Saudara-saudara, sesuai dengan karunia yang masing-masing Dia berikan kepada kita. Setiap orang Kristen itu punya 1 karunia, Saudara. Jangan kita itu beralasan, “Oh, saya tidak bisa apa-apa.” Itu bukan kerendahan hati, Saudara. Itu mengeles dari tanggung jawab membalas cinta kasih Tuhan. Karena setiap orang pasti sudah diperlengkapi bagi pekerjaan pelayanan, bagi pertumbuhan gereja Tuhan. Pasti. Satu karunia, at least.
Saudara-saudara, mumpung waktu masih ada, Tuhan masih kasih kita waktu, layani Tuhan. Jangan tunggu sudah dapat sakit, Saudara baru sadar. Kalau sudah di ranjang kematian, baru menyesal. Itu sudah telat, Saudara. Itu sebab selagi hari masih siang, layani Tuhan. Kalau malam sudah tiba, sudah tidak ada kesempatan. Itu sebab kita semua yang sudah diselamatkan tidak boleh tidak melayani. Apa pun, Saudara bisa melayani Tuhan. Semua orang Kristen diberikan karunia oleh Tuhan paling sedikit 1. Perkataan Paulus bahwa Allah menghidupkan dan membangkitkan dan memberikan tempat untuk kita di surga itu pasti. Bukan cuma kita bisa cari uang, Saudara, di dalam dunia ini. Tetapi Paulus ingin, Saudara supaya kita itu diperlengkapi di dalam pekerjaan pelayanan, berbagian memperluas kerajaan Tuhan. Saudara di tempat kerja, ada orang-orang dipercayakan kepada Tuhan. Kabari Injil! Perluas kerajaan Tuhan! Tubuh Kristus boleh berkembang. Saudara-saudara, di gereja ada pelayanan apa? Ikut terlibat! Terjun melayani! ”Karena saya sudah dihidupkan. Saya dulunya mati.” Ingat Saudara, Allah itu tidak berhutang apa pun menyelamatkan kita. Tidak. Jikalau kita boleh menerima keselamatan, itu anugerah yang besar sekali. Itu sebab, ingat Paulus berkata, Saudara “diperlengkapi untuk pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus.”
Saudara, Paulus di dalam Galatia 5:13, “Saudara-saudara, memang kamu semua telah dipanggil untuk merdeka. Tapi kamu jangan pergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan kehidupan di dalam dosa.” “Tetapi” Saudara, nah ini anehnya Saudara, dikontraskan. Jangan kamu itu sudah diselamatkan, dihidupkan, justru dipakai dosa, Saudara! Orang judi, ikut judi. Bukan! Tapi apa? “Layanilah seorang akan yang lain.” Itu indahnya Firman Tuhan, Saudara. Jangan kamu berdosa lagi! Tapi melayanilah oleh kasih. Kita sudah dipanggil untuk bebas, Saudara. Bebas. Kita tidak ada ikatan lagi kepada 3 hal tadi. Kalau di Efesus, Saudara, Allah itu dengan anugerah-Nya yang besar, yang sudah menghidupkan kita, membangkitkan kita, Saudara. Kita sudah dibebaskan dari belenggu dosa untuk 1 tujuan, supaya kamu boleh melayani 1 dengan yang lain di dalam kasih Kristus Yesus, Tuhan kita. Kalau ada kasih, pasti ada pengorbanan. Kalau kita mencintai Tuhan, kita pasti mau korbankan waktu kita, pikiran kita, tenaga kita, uang kita di dalam pelayanan kita kepada Dia. Kita dibebaskan dari ikatan dosa oleh darah Tuhan, sehingga kita tidak egois. Kita tidak hitung-hitungan dengan Tuhan, tidak pelit kepada Tuhan, karena sebenarnya semua yang kita miliki adalah pinjaman dari Tuhan. Semua harta kita itu ujian dari Tuhan. Semakin banyak diberi, semakin keras kita menggenggam, celakalah kita, Saudara! Tetapi jika kita cinta Tuhan, Saudara, terbukti apa yang kita berikan untuk pekerjaan Tuhan.
Saudara, saya tutup ini dengan ilustrasi yang saya ingat dari Pdt. Stephen Tong. Ada seorang ayah itu pulang ke rumah, Saudara. Seorang bapak yang pulang ke rumahnya bawa permen yang banyak. Permen. Waktu anaknya lihat, Saudara, di rumah, waduh! Dia segera berlari kepada ayahnya. ”Papa…!” gitu ya. Dia peluk papa. Lalu papanya tanya dia, “Apa kamu sayang papa?” gitu ya. “Ya papa, aku sangat mencintai papa!” “Apa kamu sungguh mencintai papa?” “Iya,pa! Sungguh.” “Benar, kamu cinta papa?” “Iya, pa! Sungguh.” Saat itu Saudara, mulutnya bicara, tapi matanya lihat permen terus. Nah jadi, “Baiklah, kalau kamu mencintai papa!” Lalu dia kasih anaknya itu permen, Saudara. Yah, banyak. Kasih beberapa biji itu di tangannya dia. Lalu papanya tanya dia, “Kalau kamu sungguh-sungguh cinta papa, kasih papa lagi itu permen di tanganmu itu.” Anak itu pintar, Saudara. Mulai cari akal, gitu ya. “Papa sudah kasih! Kenapa kok minta lagi?” kan gitu Saudara. “Mama bilang, kalau sudah kasih, orang tidak boleh ambil balik!” Sekarang papanya sudah susah, Saudara. Permen sudah ada di tangan dia. Susah untuk ambil kembali. Lalu, papanya tidak mau debat lagi sama dia. “Kalau kamu sungguh cinta papa, berikan papa beberapa permen itu.” Anaknya mulai mukanya merengut, Saudara-saudara. Tetapi, papanya tunggu sabar. Dia tunggu sabar, Saudara. Anak itu mulai buka genggam. Aduh, dengan terpaksa dia buka genggam, lalu cari di situ permen paling kecil, Saudara. Permen paling kecil, taruh di tangan papanya. “Papa, aku mencintai papa. Ini permennya!” Lalu, anak itu cepat-cepat lari, Saudara. Karena takut diminta lagi. Lalu, dia panggil kakaknya. “Kakak, coba lihat! Aku anak paling cinta papa!”
Saudara, ini contoh yang sederhana. Apa yang kita punya sekarang, itu semua pemberian Tuhan. Saudara, apa yang sudah kita berikan bagi Tuhan? Bagi pekerjaan Dia di dalam dunia ini? Kalau kita sungguh-sungguh cinta Tuhan, pasti kita mau hidup menyenangkan Dia. Kita tidak pernah mau mengecewakan Tuhan, Saudara. Semua yang kita miliki, anugerah Tuhan. Kalau ada cinta kasih, sikap kita berubah. Tuhan yang beri perintah, pasti Dia beri kekuatan untuk kita jalankan, sehingga kita tidak marah kalau harus berkorban. Kita tidak kecewa kalau hidup kurang enak. Tetapi demi cinta kepada Tuhan, meski pun capek, tetap ada kerelaan. Meski pun harus korban, tetap ada sukacita. Tetapi Allah, Dialah yang sudah menghidupkan, melimpahkan kasih-Nya kepada kita semua. Apakah Saudara mencintai Tuhan? Saudara menjawabnya sendiri. Dulu kamu sudah mati, sekarang kamu telah dihidupkan, dibangkitkan, bahkan diberi tempat di surga. Itu anugerah yang besar sekali dan kamu pun dipelihara di dalam hidupmu untuk kita semua menyadari cinta kasih Tuhan. Marilah kita sama-sama tunduk kepala. Kita berdoa. Kiranya Tuhan menolong kita semua. Amin.
Bapa di dalam surga, begitu besarnya cinta-Mu kepada kami semua, ya Tuhan, yang dulunya mati. Kami adalah orang-orang yang patut dimurkai oleh-Mu, ya Tuhan. Tetapi kami mendapatkan anugerah cinta-Mu yang besar. Oleh darah-Mu yang kudus, yang Engkau alirkan, ya Tuhan, di atas kayu salib. Menghapus dosa-dosa kami, sehingga kami boleh hidup bagi-Mu, ya Tuhan. Itu sebab, ajarlah kami. Berikan kami selalu kesadaran untuk kami bersyukur. Untuk kami bersukacita di dalam hidup kami, ya Tuhan. Tolong kami untuk kami dari hari ke sehari terus sadar cinta kasih Tuhan. Kasih setia Tuhan menopang hidup kami untuk kami boleh membalas cinta kasih-Mu, ya Tuhan. Terima kasih. Berkatilah Tuhan, jemaat di dalam tempat ini bagi kemuliaan-Mu sendiri. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin. (HSI)