Taat dan Tunduklah pada Pemimpin, 25 September 2016

Ibr. 13:17

 

Sebelum pasal ke-13 saya selalu kira setengah tahun saya bisa selesaikan, ternyata pasal 13 sudah hampir 1 tahun belum selesai. Dan di dalam ayat-ayat yang muncul di dalam pasal ke-13 mempunyai ciri khas yang berbeda dengan pasal-pasal yang lain sebelumnya, karena ada beberapa kalimat-kalimat yang sangat penting, menonjol sekali, dan munculnya dengan sesuatu sikap berperintah atau memberikan kepada kita sesuatu peringatan yang besar sekali sehingga kalimat-kalimat itu seolah-olah tidak bisa dimengerti tanpa mempunyai kesadaran itu tanda seru.Misalnya pasal 13 ayat ke-4, “pernikahan, setiap orang harus menghormati.” Ayat keempat. Ayat ketujuh, dikatakan, “Yesus Kristus kemarin, hari ini, dan selama-lamanya adalah sama, tidak berubah.” Lalu ayat selanjutnya, “memang kita tidak memiliki kota yang kekal di sini.” Nah, Saudara-saudara, ini kalimat-kalimat menonjol yang muncul mendadak, seolah-olah tidak ada konteksnya, nda ada hubungan dengan sebelumnya dan sesudahnya.Apakah sebab? Itu yang menjadi  satu hal saya sangat penasaran, mau mengerti, dan akhirnya saya menemukan di sini mempunyai satu hubungan organis, bukan satu hubungan sistematis. Secara teologi di dalam tradisional semua menjurus kepada systematic theology, systematic theologydan saya kira saya harus memperkembangkan organic theology. Yang disebut organic theology bukan sistem-sistem yang dingerti saja sebagai sesuatu yang baku ada di situ tapi antara satu danlain ada hubungan organis yang mempunyai satu hidup, vitalitas, yang bikin kita mengerti secara menyeluruh.Saudara-saudara, rambut ini sama kuku kaki di bawah ada hubungan tidak? Engkau bilang ini adalah rambut, itu adalah kuku, tidak ada hubungan tetapi di dalam tubuh kita ada yang menghubungkan semua dengan semua, menghubungkan satu sel dengan sel yang lain, itu adalah darah. Sehingga orang yang hidup tidak mungkin sebagian sama sebagian lain tidak ada hubungan.Kalau engkau sudah kena satu virus atau satu bakteri masuk ke dalam tubuhmu, mungkin bakteri ini bisa dari bagianini mengalir ke bagian yang lain. Demikian karena engkau masih hidup, maka tidak ada satu bagian dengan bagian yang lain tidak ada hubungan. Tetapi bedanya dengan engkau sesudah mati, hubungan antara satu dengan lain hanya hubungan di dalam kaitan materi dan tidak ada hubungan organis.

Saudara-saudara, mari kita melihat Alkitab dengan cara yang berbeda dengan kacamata orang biasa. Orang-orang sistematik selalu mengambil ayat-ayat untuk mengumpulkan jadi sesuatu bagian, sesuatu sistem yang dari sini ke sana.Tetapi Saudara-saudara, justru di pasal ke-13 kita menemukan banyak hal organis, yang satu ayat dengan ayat yang lain seperti tidak ada hubungan, tetapi hubungannya erat luar biasa dan itu hubungan organis, hubungan vital, hubungan daripada hidup yang memberikan satu berita yang sangat dinamis kepada kita masing-masing. Misalnya baru dikatakan, “Mari kita menderita bersama dengan Yesus dengan keluar kota.”Sesudah itu dikatakan, “Mari kita bersyukur kepada Tuhan.”Hubungan adalah, di dalam penderitaan pun kita bisa memberikan persembahan bersyukur kepada Tuhan.Di dalam mengatakan memberikan syukur kepada Tuhan, dikatakan “jangan lupa melakukan kebajikan.” Sudah mengatakan melakukan kebajikan, “jangan lupa juga memberikan pertolongan kepada orang lain.” Ini semua kait satu dengan lain, satu dengan lain. Mengapakah dikatakan dengan “nikah harus dia hormati” lalu disambung dengan “jangan tamak akan uang”? Bukankah ini sama itu tidak ada hal, tidak mempunyai hubungan yang penting?Tetapi justru ini dua hal mengatakan, seks dan keuangan merupakan pencobaan yang paling berat untuk orang yang melayani Tuhan dan orang mengikuti Tuhan.Begitu banyak orang yang mengatakan aku cinta kepada Tuhan, tapi kalau sudah jatuh di dalam seks, jatuh di dalam keuangan, mereka sulit melepaskan diri keluar daripada ikatan itu. Saudara-saudara, demikian ayat dan ayat, kalimat dan kalimat yang mempunyai satu hubungan organis, organis, organis yang begitu kuat di dalam pasal ini.

Saudara-saudara, baru kita selesai mengatakan tiga persembahan, tiga korban yang kita berikan kepada Tuhan, jangan lupa itu setelah kalimat memang di sini kita tidak ada kota yang kekal. Setelah mengatakan di sini tidak ada kota yang kekal, disambung dengan mari kita memberikan persembahan syukur, persembahan kebajikan, dan persembahan membantu orang lain kepada Tuhan. Apa sebab? Karena ayat sebelumnya mengatakan,  “Di sini kita tidak ada kota yang kekal” berarti memang segala upacara, segala sesuatu keagamaan di dalam sistem Israel sudah berhenti. Saudara-saudara, pada waktu Ibrani ditulis, tidak lama kemudian seluruh persembahan yang berada di Yerusalem berhenti. Sampai hari ini sudah lebih kira-kira 1900 tahun tidak ada imam, tidak ada nabi, tidak ada raja. Orang Israel sudah kehilangan ketiga hal yang paling penting di dalam seluruh Perjanjian Lama sehingga kebanggaan agama Yahudi sama sekali terhapus. Mereka tidak ada nabi, berarti tidak ada firman Tuhan.Mereka tidak ada imam berarti tidak bisa melangsungkan ibadah yang sempurna menurut Perjanjian Lama kepada Tuhan.Mereka tidak ada raja, berarti pimpinan mereka sudah digeser dan keadaan politik mereka sudah gagal. Saudara-saudara, dari tahun 70 Titus menghancurkan kota Yerusalem, membakar dan memindahkan semua batu yang berada di batu yang lain di Bait Allah maka kita lihat mulai hari itu tidak ada lagi pelayanan ibadah memberikan persembahan, tidak ada korban lagi.Itu Bait Allah yang didirikan oleh Herodes dengan menempuh lebih 60 tahun di dalamnya segala sesuatu ada, cuma kehilangan satu: tidak ada tabut. Saudara-saudara, bait Allah yang dibangun oleh Herodes dengan memakai beribu-ribu, beratus-ratus ribu batu yang setiap batunya beratnya 5.000 kilo, dua kali lebih berat daripada batu yang dipakai di piramida yang terbesar di Giza, Saudara-saudara, akhirnya harus dilepaskan, hancur habis, dan begitu besar bait Allah, di dalamnya semua ada, cuma tidak ada peti perjanjian.

Demikian sampai tahun 70 sudah dibakar habis, maka bukan saja tidak ada peti perjanjian, tidak ada lagi kaki dian, tidak ada lagi segala sesuatu, semua ditawan, dibawa pergi ke Roma dan sesudah itu tidak ada nabi, tidak ada lagi imam, tidak ada lagi raja.Orang Israel binasa, negaranya tidak ada, agamanya hancur. Dan sekarang satu-satunya pelayanan yang sisa di dalam seluruh keagamaan orang Israel hanya adalah pelayanan rabi. Bukan nabi, rabi. Nabi penyambung lidah dari Tuhan.Nabi menerima firman dari Allah unutk diajarkan kepada orang Israel. Tapi rabi hanya bisa mengajar menurut firman yang sudah dicatat, itu saja. The only thing remain in the ministry of the Jewish religion is rabbi. Rabi-rabi mengajar, sesudah itu tidak ada lagi.Buku yang dijadikan pedoman untuk menjadi kunci mengerti Perjanjian Lama adalah Talmud dan mereka tidak menerima Yesus Kristus. Saudara-saudara, itulah sebab setelah mengatakan, “Di sini kita tidak ada kota yang kekal,” berarti, “Hei orang Israel, orang Ibrani, jangan sombong dengan agamamu, karena persembahan yang sesungguhnya bukan di atas mezbah, tapi di atas kayu salib.” Yesus keluar kota menyerahkan diri, dia dibakar, itu berarti Yesus menerima sengsara daripada api neraka di atas kayu salib, menurut teologi Reformed.

Saudara-saudara, setelah selesai itu maka dikatakan di sini adalah “jangan lupa mereka yang memimpin engkau.” Saudara-saudara, saya sudah berkata di dalam pasal 13 tiga kali memunculkan istilah pimpinan, pimpinan, pimpinan, dan mari kita membedakan pimpinan sebagai 2 macam: Satu macam ada leader, satu macam ada ruler. Ruler bukan leader, leader bukan ruler. Saudara-saudara, pemimpin-pemimpin yang betul-betul menjadi contoh, menjadi sesuatu example untuk menjadi teladan orang lain itu memimpin jiwa datang mendekati kebenaran, itu pemimpin yangagung.Tetapi pemimpin-pemimpin yang hanya di dalam tangannya mempunyai kuasa untuk menguasai orang dengan tangan besi, itu pemimpin-pemimpin yang hina.Saudara-saudara, di dalam dunia ini banyak pemimpin-pemimpin yang sangat remeh, pemimpin-pemimpin yang tahunya pegang kuasa, tapi sedikit pemimpin-pemimpin yang rela berkorban, pemimpin-pemimpin yang kerja setengah mati untuk menjadi teladan, menjadi contoh orang lain.Di dalam Alkitab kita melihat, pada waktu pemimpin yang paling besar, Yesus Kristus, datang ke dalam dunia, Dia menjadikan satu teladan.Dia pemimpin yang berkorban.Saudara-saudara, dan sejak itu gereja hanya boleh menempuh 2 jalan, yaitu gereja mengikuti cara patron spiritual adalah cara di dalam dunia ini. Pada waktu Kepausan memakai kuasa tangan besi, di situ kehancuran gereja Katolik makin rusak.Tapi pada waktu orang-orang yang betul-betul mengerti Alkitab, memegang prinsip-prinsip seperti Yesus Kristus menjadi pimpinan-pimpinan yang rela berkorban, di situ gereja mulai bangun kembali.

Saudara-saudara sekalian, di dalam ayat-ayat terakhir ini, penulis daripada Ibrani mengatakan, “jangan lupa akan mereka yang pernah memimpin engkau, dan taati mereka, dan takluk kepada mereka.”Nah ini satu ayat yang sangat indah sekali karena setelah bicara tentang hal-hal sebelumnya sekarang datang membawa kita kembali kepada sesuatu prinsip: gereja harus diteruskan, gereja harus diteruskan. Karena agama itu sudah berhenti, persembahan korban di bait Allah sudah berhenti, bait Allah yang megah sudah dihancurkan, semua sudah berhenti, semua yang dibanggakan oleh orang Yahudi sudah berhenti. Jangan lupa ini Buku Ibrani ditulis kepada orang Ibrani dan orang Ibrani sudah tidak bisa bangga lagi karena agama mereka sudah berhenti, sudah berhenti, sudah hancur. Tetapi ada satu hal yang harus diteruskan, yaitu apa? Pimpinan-pimpinan yang menggerakkan orang lain, yang membikin orang takluk kepada kebenaran harus berjalan terus. Itu sebab jangan lupa akan orang yang pernah pimpin kamu dan jangan lupa engkau belajar seperti mereka memimpin orang lain, dengan demikian terus berjalan kehendak Allah diatas bumi ini. Saudara-saudara, agama bisa berhenti, bait bisa dihancurkan, upacara itu bukan kekal, administrasi, organisasi, semua kerapian dari pada hal luar jangan menjadi penting.

Saudara-saudara sekalian, banyak orang yang mengikuti kebaktian di sini permulaan hanya tertarik oleh khotbah Stephen Tong, engkau bukan tertarik oleh teologi Reformed, engkau bukan tertarik oleh gerakan ini, engkau tertarik “kalau dengan Stephen Tong saya tidak ngantuk, lebih enak di sini daripada kebaktian di lain tempat,” itu hanya langkah pertama. Tapi lambat laun engkau dengar-dengar engkau mengetahui di sini ada teologi yang begitu ketat, pentafsiran yang begitu mendalam, di situ ada semangat yang begitu berapi-api sehingga engkau mulai perhatikan, melalui api memperhatikan firman. Saudara-saudara, sama seperti pada waktu Tuhan memberikan visi kepada Musa, Musa belum dengar apa-apa melihat api dulu. Di dalam api itu ada apa? Ada sesuatu hal yang aneh yang terjadi, saya dekat, saya mau lihat. Waktu dia mau lihat masih pakai sepatu, setelah dia lihat, setelah tertarik maka ada firman mengatakan, “Copot kasutmu karena tempat yang kau berdiri itu tempat yang suci.” Di situ baru kita mulai dari melihat api, mendengar suara. Orang yang datang ke gerakan ini sama, melihat api, “Pak Tong berapi-api, khotbahnya begitu semangat, mari kita dengar.” Lambat laun engkau mendengar ada suara-suara mengatakan: “Copot kasutmu, tempat ini tempat yang suci. Lalu Aku ada satu tujuan mau mengutus engkau pergi ke Firaun untuk membawa keluar orang Israel dari pada tanah Mesir.” Nah ini langkah, langkah, satu persatu membawa kita masuk ke dalam rencana Tuhan, mengerti isi hati Tuhan, bukan hanya mengikut kebaktian yang berkobar-kobar begitu saja.

Nah Saudara-saudara sekalian, sama keadaan seperti ini engkau harus memimpin karena engkau dulu pernah dipimpin. Dengan demikian bisa menerus, menerus, karena apa? Kontranya dari pada apa yang dikatakan “di sini kita tidak ada kota yang kekal” disambung dengan “mari kita bersyukur, melakukan kebajikan, dan memberikan bantuan,” setelah itu mengatakan “jangan lupa orang yang memimpin engkau.” Ini meneruskan pimpinan yang bersifat korban dari pada teladan Yesus Kristus untuk melestarikan kehendak Allah, rencana Allah di atas bumi ini. Saudara-saudara sekalian, jangan lupa dan ingatlah dan engkau jangan lupa taat kepada orang yang memimpin engkau. Saudara-saudara, saya memakai waktu yang sangat banyak untuk menjelaskan ayat ini di beberapa kota yang lain dan banyak orang mendapat berkat yang luar biasa karena mereka mengingat kita sekarang bisa menjadi orang Kristen karena ada orang-orang yang pernah berkorban sampai injil dibawa kepada kita. Nah Saudara-saudara, kalau latar belakangmu adalah satu gereja yang mementingkan sekali kerapian, administrasi, organisasi lalu engkau datang ke sini melihat gereja ini kok sepertinya organisasi kurang kuat dan ini engkau tidak biasa, saya harus memberitahu kepada engkau: selalu pentingkan visi lebih dahulu daripada organisasi, selalu pentingkan kehendak Tuhan dan kuasa dinamis Roh Kudus lebih daripada administrasi. Sesudah itu organisasi, administrasi, finansial dan segala hal yang lain bukan diutamakan, itu harus menjadi budak dari pada visi, harus melayani dari apa yang dibebankan oleh Tuhan.

Nah Saudara-saudara, sekarang hari ini saya menekankan satu pelayanan yang penting: berjiwa pemimpin, berkorban, menjadi contoh, mengkorbankan diri, menyangkal diri untuk meneruskan pekerjaan Tuhan. Nah kalau ini tidak ada gerakan ini hancur, kalau ini tidak ada segala sesuatu yang pernah diraih akan menjadi hilang lagi. Saudara-saudara, memimpin-dipimpin, setelah dipimpin memimpin. Sebagaimana orangtua dulu anak-anak kecil dibesarkan oleh orangtua mereka, sekarang mereka sudah dewasa, mereka melahirkan anak lalu mereka membesarkan anak-anak yang kecil. Sama, engkau harus taat kepada yang memimpin engkau, engkau harus ingat akan korban yang mereka sudah menjadi teladan bagimu dan engkau juga harus memimpin orang lain.

Nah Saudara-saudara, di dalam konsep ayat ini mari kita melihat keadaan dinamis bukan keadaan statis. Dulu aku dipimpin dan sekarang aku sudah menjadi dewasa aku harus bagaimana mennghadapi orang yang pernah pimpin saya, lalu saya harus bagaimana memimpin lagi terus sehingga pekerjaan Tuhan bisa terus di atas bumi ini berkembang. Nah inilah menjadi satu kesinambungan yang selalu diabaikan oleh orang-orang yang hanya membanggakan sesuatu yang pernah memimpin engkau, mereka yang pernah memimpin engkau adalah orang yang digerakkan Tuhan untuk tidak lagi hidup egois. Saudara-saudara, jikalau tidak ada orang-orang yang pernah memimpin kita hari ini kita dimana kita tidak tahu. Kalau engkau bukan orang Kristen, hari ini engkau di mana? Kalau engkau belum pernah dipimpin kepada Tuhan engkau hidup apa? Saudara-saudara, salah satu tugas dan salah satu karya yang paling mulia manusia hidup di dalam dunia yaitu bukan cari makan saja tetapi membawa sesama untuk dipimpin masuk ke dalam Kerajaan Allah. Nah Saudara-saudara, masuk ke dalam kehendak Allah melalui pimpinan, ini tugas yang mulia luar biasa. Jikalau engkau seumur hidup di dunia ini pernah dan bisa, sanggup dan betul-betul berhasil memimpin berapa orang untuk menjadi orang Kristen yang sejati, memimpin mereka bertumbuh di dalam kebenaran, memimpin mereka berjalan di dalam kehendak Allah, di dalam Sorga engkau akan senyum, engkau akan puas karena di dunia aku pernah memimpin orang lain. Saudara-saudara, di dalam gereja kalau makin banyak orang mengerti ayat ini, makin banyak orang terjun untuk memimpin orang lain maka gereja itu adalah gereja yang berbahagia. Di dalam gereja ada semacam orang yang sibuk urus ini urus itu tapi tidak pernah bersaksi, sukanya ribut-ribut tapi tidak membawa orang kepada Tuhan. Mari kita ingat dulu kita bagaimana dipimpin, dan mari kita janji kepada Tuhan: mulai hari ini saya menjadi pemimpin orang lain.

Memimpin, bukan memimpin menguasai, bukan. Memimpin berkorban, memimpin berteladan, memimpin menyangkal diri, memimpin untuk membawa manusia keluar dari lumpur dosa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Saudara-saudara, ada orang yang diinjili oleh orang lain, akibatnya adalah dia tidak bisa hidup baik kecuali dia juga menginjili orang lain. Orang yang jadi Kristen karena dilahirkan di dalam keluarga Kristen tidak terlalu mengerti atau mengerti tidak terlalu mendalam ayat ini, kalimat ini, yaitu orang dipimpin oleh orang dari bukan Kristen menjadi Kristen. Dia mempunyai jiwa juga harus memimpin orang dari bukan Kristen menjadi Kristen. Orang yang dilahirkan di dalam keluarga Kristen tahunya memang Kristen. “Saya memang Kristen kok,” kenapa? Dilahirkan Kristen. Dan dia juga tidak pernah mempunyai pikiran bagaimana membawa orang lain karena dia tidak pernah dibawa. Tetapi orang yang pernah dibawa orang lain dari bukan Kristen menjadi Kristen, lalu dia sadar “saya dulu dipimpin, sekarang saya harus memimpin.” Di situ ada satu kesadaran merubah diri untuk menjadi orang yang membawa orang lain kepada Tuhan.

Sekarang saya mau tanya, gereja ini siapakah yang dulu bukan Kristen karena ada orang yang memimpin engkau, menginjili engkau akhirnya engkau menjadi orang Kristen, coba acungkan tangan, siapa? Siapa yang dari dulu Kristen, dilahirkan Kristen, coba acungkan tangan. Lalu yang tidak angkat tangan apa? Orang mati atau orang tangan putus? Sekali lagi, orang yang bukan Kristen, diinjili, dipimpin dan sekarang menjadi orang Kristen, angkat tangan. Tidak terlalu banyak, paling banyak 35%. Orang yang dilahirkan dalam keluarga Kristen, nda pernah mendapat pimpinan dan engkau dari kecil memang Kristen, coba angkat tangan. Mungkin ada 2 macam lagi orang: orang yang dipimpin pimpin terus sampai sekarang belum jadi Kristen, nggak usah angkat tangan. Kedua, orang yang sudah dengar nggak ngerti apa-apa, ya sudah nggak usah angkat tangan. Saudara-saudara, orang yang dipimpin dari bukan Kristen menjadi Kristen perlu pergumulan, perlu keputusan, perlu sesuatu tekad bulat mau tidak menerima Tuhan Yesus. Orang yang dari kecil dilahirkan dalam Kekristenan tidak tahu, tahunya memang begitu kok, ya dia juga tidak rasa perlu mengabar injil kepada orang lain karena dia tidak pernah diinjili. Dan Saudara-saudara sekalian, jikalau engkau pernah diinjili, dipimpin oleh orang lain dan engkau sekarang sadar, engkau rasa hutang budi engkau sudah diselamatkan Tuhan, biar orang lain juga diselamatkan engkau terjun dalam pekabaran injil, itu penting sekali. Saudara-saudara sekalian, jikalau kita sudah melatih penginjil, penginjil, penginjil. Kita sudah melatih orang-orang yang menjadi S.Th. dan sebagainya tapi mereka tidak mengerti ayat ini, cuma tahunya “saya selesai, saya dapat topi, saya sudah lulus, saya berdiri di mimbar mengajar orang lain karena saya pintar khotbah” itu Kekristenan tidak maju karena orang semacam ini. Kekristenan maju karena ada orang menginjili. Dengar baik-baik! Kekristenan maju karena ada orang menginjili, ada orang berkorban, ada orang menyangkal diri, orang berani memberitakan injil, membawa orang lain kepada Tuhan.

Saudara-saudara, ingatlah mereka yang memimpin engkau dan takluklah kepada mereka.Ingatlah mereka yang memimpin engkau dan takluklah kepada mereka. Saudara-saudara, orang yang memimpin engkau mungkin sekarang kalau engkau lihat lagi tidak sederajat dengan engkau, mereka lebih rendah dari engkau tapi jangan lupa takluk kepada mereka. Lho kenapa? Saudara-saudara, di dalam Kekristenan ada satu gejala yang aneh yaitu banyak orang yang dipimpin oleh orang lain akhirnya dia mulai maju setelah maju menghina yang pimpin dia, menghina mereka yang pernah memimpin ataumembawa mereka kepada Tuhan sehingga akhirnya dia menganggap dirinya lebih hebat dari yang lain dan tidak pernah mengenal akan bagaimana anugerah Tuhan melalui orang yang memimpin kamu. Sebagai seorang ibu yang sendiri tidak sekolah akhirnya kerja setengah mati supaya menyanggupkan anaknya boleh sekolah tinggi karena dulu dia dihina kurang sekolah, sekarang dia mau bikin anaknya sekolah tinggi supaya tidak dihina akhirnya anaknya kalau sudah sekolah tinggi menghina mamanya yang kurang sekolah, itu namanya kurang ngajar, betul nggak? Nah Saudara-saudara, “justru saya dulu dihina karena kurang sekolah maka saya membiarkan engkau sekolah. Sekarang aku membiarkan engkau sekolah, engkau menghina saya tidak sekolah,” maka ada ibu yang pintar-pintar duniawi biar anaknya lebih bodoh dan selalu menghormati dia. Saudara-saudara, ada papa mama yang tidak mau anaknya sekolah tinggi supaya terus menganggap papa mamanya paling hebat, akhirnya cucunya makin lama makin goblok, makin bodoh. Saudara-saudara, jikalau anak kita lebih pintar dari kita lalu menghina kita, itu apa yang terjadi? Memang dia maju, dia melebihi kita, kalau dia melebihi kita apa yang terjadi? Mungkin kita suka, mungkin kita iri, ibu bapak yang iri anak itu tidak banyak bukan tidak ada, ada juga. Saudara-saudara, dan anak yang kurang ajar kepada ibu bapak banyak sekali. Berani bilang kalimat ini:“kecuali aku”?

Nah Saudara-saudara, kalau orang yang kita hormati dulu sekarang tidak lagi kita hormati, apa sebab? Karena kita sudah maju lebih pesat dari pada dia, kalau kita sudah maju lebih pesat dari dia, sikap kita kepada dia harus bagaimana? Pertama kita harus bersyukur kepada Tuhan, setiap generasi lebih maju dari generasi dahulunya itu merupakan anugerah Tuhan yang besar. Saya mengharapkan pendeta-pendeta asisten saya, saya mengharapkan murid-murid saya melebihi saya. Saya sudah tunggu berapa puluh tahun tapi saya sangat kecewa karena begitu banyak hamba-hamba Tuhan yang muda berhenti pada satu saat tidak mau maju lagi, lalu dia mengatakan alasan ya memang bakat yang diberikan kepada saya kurang, ya saya nda bisa maju, tidak tuntut, tidak mati ngotot ngotot mati-matian, ngotot mempelajari sesuatu untuk lebih maju lagi. Saudara-saudara sekalian, saya harap yang lebih muda melebihi saya. Saya lihat apakah saya melebihi guru-guru saya dulu? Memang, saya jauh melebihi banyak guru-guru saya, saya jauh melebihi orang-orang di dahulu saya, dalam hal-hal tertentu. Saudara-saudara, John Sung kebaktian yang paling besar yang pernah dipimpin oleh dia 6000 orang, kebaktian yang pernah saya pimpin 60.000 orang. Wang Ming Tao hanya pernah mengunjungi 228 gereja saya mengunjungi lebih 1500 gereja. Mereka membicarakan firman Tuhan kepada paling banyak kira-kira 1 juta manusia, saya sudah berkhotbah kepada lebih 20 juta manusia, saya melebihi mereka. Karena melebih mereka maka saya mulai menghina mereka, tidak. Alkitab mengatakan taatilah mereka dan takluk kepada mereka yang pernah memimpin engkau. Sama seperti anak-anak hormatilah ibu bapamu meskipun engkau lebih pintar, lebih berilmu dari mereka karena ini prinsip Alkitab, taatilah mereka yang memimpin engkau, takluklah kepada mereka.

Saudara-saudara, kalau saya sudah lebih pintar sedikit mulai berontak, saya lebih pintar sedikit mulai menghina guru, mulai menghina orang tua itu bukan ajaran Alkitab. Alkitab mengatakan taatilah mereka yang memimpin engkau dan takluklah kepada mereka bukan berarti di dalam pengertian-pengertian akademis, bukan berarti di dalam pengetahuan-pengetahuan yang engkau sudah limpah tetapi jiwa memimpin dan semangat berkorban badan yang menjadi contoh itu semua harus engkau takluk, harus engkau taat itu perintah dari Tuhan. Saudara-saudara, saya sebenarnya menganalisa sejarah dari Tiongkok dari Barat, semua orang yang paling penting di sejarah saya bukan hanya memperhatikan kalimat-kalimat yang diucapkan, saya memperhatikan motivasi di belakang kalimat itu. Saudara-saudara, saya berani mengajar filsafat kuno Tiongkok, filsafat kuno dari Grika, filsafat paling modern dari pada abad sekarang dari semua pemikir-pemikir yang paling pintar, yang paling hebat, paling berpengaruh saya mau belajar dua hal dari ajaran dan dari pada karakter mereka. Saudara-saudara, khususnya semua karakter-karakter yang agung itu menjadi teladan-teladan kita harus takluk apalagi kalau mereka adalah orang yang membawa kita kepada Tuhan.

Saudara-saudara, dan yang membawa keluarga Tong menjadi orang Kristen justru bukan pendeta, yang membawa keluarga Tong menjadi orang Kristen bukan majelis, yang membawa keluarga keluarga Stephen Tong, seluruh keluarga menjadi orang Kristen yang memimpin kami justru adalah seorang tua, perempuan umur 50 lebih. Dia begitu penuh dengan cinta kasih, begitu sabar, begitu sungguh-sungguh, sering membesuk dan datang ke rumah kami, kami bukan Kristen. Mama saya dari kecil sekolah Belanda tetapi menikah kepada seorang yang menyembah nenek moyang, papa saya seorang yang terkenal, seorang yang kaya, seorang yang besar, seorang bersastra dan berilmu kedokteran yang tinggi sekali, papa saya bisa pakai, bisa bicara dalam 15 macam bahasa. Saudara-saudara, ini orang yang luar biasa dan dia diundang dari Tiongkok menjadi salah satu direktur jendral yang paling besar di antara 2 konglomerat yang paling besar di Indonesia dan dia mendapatkan uang yang banyak sekali karena dia seorang yang luar biasa, disebut sebagai dokter perdagangan dan dia pendiri dari pada Fu Chou Tong Shao Hei(?) yang berada di kota Semarang kira-kira 60-70 tahun lalu sebelum saya lahir. Nah Saudara-saudara sekalian, papa saya mengerti begitu banyak bahasa dan mama saya menjadi isterinya, dinikahi lalu dibawa ke Tiongkok melahirkan kita, dan kita menyembah nenek moyang. Kita mempunyai sesuatu kebanggaan karena engkong dan engkongnya saya ada 3 saudara begitu hormat kepada orang tua sampai akhirnya cerita mereka disampaikan kepada kerajaan di Beijing sehingga kaisar di Beijing kirim satu figura untuk mendorong kami, ditaruh di ruangan dapur yang tengah di Tiongkok.

Waktu saya masih kecil saya melihat keluarga seperti ini tak mungkin menjadi orang Kristen karena kita mempunyai Konfusionisme, kita mempunya nenek moyang, mempunyai kebanggaan keluarga, mempunyai uang, mempunyai keadaan yang hormat sehingga sulit kita menjadi orang Kristen. Tetapi orang Kristen tua umur 50 lebih perempuan itu kok datang mengabarkan injil, memberitakan Kristeus dan mama saya bilang iya iya iya, kalau sudah pergi, sudahlah pergi, datang lagi iya iya. Lambat laun pura-pura nda tahan lama, munafiknya nda tahan uji, sudah jengkel, sudah nda sabar lagi, bilang sama dia, “OK Encim, sampai hari ini engkau datang, lain kali nda usah datang lagi.” “Kenapa?” “Saya ada agamaku sendiri, agamamu baik, agamaku juga baik, masing-masing hormati agama orang lain, nda usah datang penginjilan lagi.” Diusir, setelah diusir dia pergi tidak datang lagi, mama saya merasa lega, bebas tidak ada gantungan. Nah itulah orang yang memimpin keluarga saya sampai keluarga mengalami satu kesulitan, kakak saya yang satu sakit terus 27 hari panasnya nda mundur-mundur terus panas, dan kita pergi cari dokter. Sebenarnya papa papa saya itu mempunyai apotek yang besar di Tiongkok, jual obat dan dia sendiri seorang dokter tetapi obat apapun tidak bisa menyembuhkan sehingga akhirnya tidak tahu bagaimana mama saya ke Kelenteng, ke Kelenteng -mungkin saya sudah pernah cerita ini kepada anda, sudah pernah?- ke Kelenteng dan tidak sembuh, orang itu datang mengabarkan injil lagi dan saat itu mama saya mulai tergerak karena dia sudah diusir mau datang lagi, sudah dihina masih datang lagi. Cinta kasih yang anggun, yang setia, yang tahan uji itu menggerakkan hati mama saya baru kita menjadi orang Kristen. Lalu keluarga ini menjadi orang Kristen dengan keadaan musik yang menarik, kita menyanyi papa saya mulai tertarik dan dia ke gereja. Satu tahun kemudian ayah saya meninggal dunia dan orang itu menjadi orang yang berjasa besar di dalam sejarah kekristenan di dunia karena apa? Melalui dia memimpin keluarga kami, saudara-saudara saya 5 menjadi pendeta akhirnya. Dari apa yang dikerjakan dia tidak kosong.

Engkau mengabar injil, engkau memimpin orang lain, engkau jangan kira engkau menabur sesuatu ke dalam lautan yang tidak ada dalamnya, akhirnya hilang, tidak tentu, engkau mengabar injil, engkau memberitakan firman, engkau memimpin orang lain, dihina nda apa karena engkau sedang menjadi orang yang memimpin sesama manusia menuju ke sorga, ini karya yang mulia, ini satu pekerjaan yang penting sekali. Saudara-saudara, engkau menjadi dokter hanya menyembuhkan tubuh, engkau menjadi guru hanya memberi pengertian, engkau memimpin orang kepada Tuhan membawa manusia ke sorga yang kekal, ini penting sekali. Setiap orang kalau orang kalau engkau bicara sama orang lain tentang segala sesuatu mereka terima baik tetapi bicara sampai tentang Yesus mukanya mulai memanjang, dia mulai tidak senang, mulai berbantah, mulai melawan, ini membuktikan setan paling tidak senang orang menerima Tuhan Yesus, setan paling tidak suka orang dipimpin kepada Tuhan. Tapi harus ada orang yang memimpin orang lain kepada Tuhan, sehingga Kerajaan Tuhan boleh terus, gereja boleh terus, pekerjaan Tuhan dan kehendak Tuhan boleh diteruskan di dalam dunia ini.

Saudara-saudara, taatlah mereka yang pernah memimpin engkau, dan takluk kepada mereka. Ingat kasih mereka, ingat jasa mereka, dan ikut teladan mereka karena mereka pemimpin. They are leader, they had led you. Mereka sudah memimpin engkau, membawa engkau kembali kepada Tuhan. Dan Saudara-saudara, di sini ditambah lagi satu kalimat, yaitu mereka siang malam senantiasa menjaga-jaga. Seorang pemimpin yang baik, bukan saja menjadi contoh, bukan saja berkorban, menyangkal diri, menjadi teladan bagi orang lain, tidak mengenal hidup mati sendiri, tidak menghiraukan untung rugi sendiri, tidak mementingkan sakit sehat sendiri, memimpin orang lain supaya orang lain mengenal firman, mengenal Tuhan Yesus, kembali kepada Tuhan. Orang yang memimpin orang lain, kedua, dia berjaga-jaga siang malam untuk orang yang dipimpin. Sebagaimana seorang ibu, malam dengar suara tangisan anak, dia langsung bangun, itu adalah suara yang lebih penting daripada suara weker, weker tidak pernah memberikan satu kesadaran bahaya, seperti anak bayi yang nangis. Ibu-ibu yang dahulunya seorang gadis yang sombong, begitu mempunyai anak, langsung menjadi pelayan yang rendah. Saudara-saudara, ibu-ibu yang tadinya begitu egois, sekarang sudah mempunyai bayi, langsung menjadi seorang yang rela korban, rela menyangkal diri, itu namanya keibuan, itu namanya ibu. Demikian orang yang memimpin orang lain, dia siang malam berjaga-jaga bagi jiwa orang lain.

Saudara-saudara, selain memimpin orang menjadi orang Kristen, selain menginjil orang lain mengenal Tuhan Yesus, jaga-jaga untuk memperhatikan perkembangan jiwa yang kau pimpin, ini Alkitab. Bukan saja demikian, mereka mempunyai perasaan tanggung jawab yang berat, ini poin ketiga. Maksudnya apa? Selain memimpin, selain menjaga, mereka mempunyai kesadaran:“Pada satu hari, saya harus mensajikan buah ini kepada Tuhan, dan waktu itu saya akan dihakimi oleh Tuhan tentang pelayanan saya.” Saudara-saudara, semua buah yang kita hasilkan itu harus tahan uji pada waktu hari penghakiman Tuhan. Nah Saudara-saudara, Tuhan menghakimi orang dunia karena dosa mereka, Tuhan tidak lagi menghakimi orang Kristen karena dosa, ini Ibrani 9:28 – karena tidak ada sangkut pautnya Yesus Kristus datang kembali menghakimi orang Kristen yang sudah diselamatkan tentang dosa, apa sebab? Karena dosa kita sudah ditanggung Yesus di atas kayu salib. Tetapi, waktu Tuhan Yesus datang lagi, ada penghakiman untuk orang Kristen, itu namanya penghakiman di takhta Kristus. Saudara-saudara, penghakiman takhta Kristus dan penghakiman aras putih, itu berbeda. Takhta aras putih adalah penghakiman yang terakhir untuk semua orang yang tidak menerima Tuhan. Tapi penghakiman takhta Kristus khusus untuk orang Kristen, bukan tentang dosanya, tetapi tentang pelayanannya, tentang hidup sucinya, tentang bagaimana mengikut Tuhan dengan setia atau tidak, ini adalah penghakiman bagi orang-orang Kristen, engkau dan saya. Dan pada waktu penghakiman itu dilakukan, hanya 2 macam buah yang akan dinyatakan: satu macam yaitu yang dikerjakan dengan bahan-bahan yang berharga, dan satu macam dikerjakan dengan sembarangan. Yang berharga, membangun dengan emas, perak, dan batu-batu yang indah. Kedua, dengan rumput dan jerami. Yang dibangun dengan emas, perak, dan batu-batu yang berharga tahan uji. Yang dibangun dengan rumput dan jerami, tidak tahan uji.

Saudara-saudara, apakah artinya tahan uji dan tidak tahan uji? Karena waktu itu ada penghakiman dengan api kesucian dari Tuhan. Saudara-saudara, yang dibikin dari emas, dari perak, dari batu-batu yang berharga, waktu melewati api mereka tetap tahan karena mereka pakai bahan yang tahan uji. Yang pakai rumput dan pakai jeramai, begitu dibakar, hangus dan habis semua. Sekarang kita pimpin orang lain, kita memimpin mereka kepada Tuhan, akibatnya adalah, waktu Tuhan mau menghakimi pelayanan kita, Dia ingin buah yang kita sajikan kepada dia, adalah buah yang tahan uji. Itu sampai di sini dikatakan: Takluklah kepada mereka memimpin engkau, karena mereka berjaga-jaga bagi jiwamu untuk bertanggung jawab kepada Tuhan.

Nah Saudara-saudara, saya sangat gentar, kalau saya seumur hidup melayani Tuhan, besok sampai di Surga, Tuhan bilang, ‘Hei Stephen Tong, buah-buah yang kau hasilkan itu adalah rumput dan jeramai, semua tidak bisa tahan uji.’ Waktu itu saya malu luar biasa. Tetapi saya ingin sekali melatih, ingin sekali mengajar anda dengan firman Tuhan sehingga Saudara menjadi buah yang tahan uji. Saudara-saudara sekalian, jikalau engkau, waktu dia diadili, dia malu,  tidak ada faedah bagimu. Kalimat terakhir. Dan di dalam Bahasa Indonesia tidak jelas sama sekali ayat ini. Di sini dikatakan: Apa untungnya, jikalau mereka yang pernah menginjili engkau, pernah memimpin engkau, dihakimi oleh Tuhan, mereka rasa malu – berarti engkau tidak beres. Tapi heran sekali ya, di sini yang merasa malu adalah yang memimpin. Tetapi tidak ada faedah adalah yang dipimpin. Nah ini paradoks sekali. Kalau demikian, salahnya dimana? Engkau bilang, ‘Yang memimpin saya, akibatnya kalau saya gagal, dia tidak bisa bertanggung jawab di hadapan Tuhan, dia yang malu dong – menurut ayat ini.’ Tetapi, “tidak ada faedah bagimu”, berarti engkau sendiri harus juga bertanggung jawab.

Nah di dalam sini, keseimbangan antara yang memimpin dan yang dipimpin. Yang memimpin, selalu koreksi dan instrospeksi: bahan apa yang saya pakai untuk membangun, bobot apa yang saya pakai untuk berkhotbah, firman yang bagaimana benar yang saya pakai untuk menabur benih kepada hati orang lain. Tetapi bagi mereka yang dipimpin, mereka selalu harus instropeksi sendiri: apakah saya sudah diberikan benih yang baik, sudah ditanam bahan-bahan yang baik? Aku memelihara, aku betul-betul menjaga kesucian, aku betul-betul mengindahkan semua yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Dan rela taat terus kepada orang-orang yang memimpin saya. Saudara-saudara, taatlah pemimpin-pemimpinmu, dan takluk kepada mereka karena mereka siang malam berjaga-jaga bagi jiwamu. Dan pada waktu mereka menghadapi penghakiman Allah, janganlah sampai mereka sedih, karena kalau mereka sedih, tidak ada faedahnya bagimu.

Saudara-saudara, mari kita merenungkan kembali, hari ini waktu saya tidak cukup. Saya sebentar lagi akan berhenti. Tetapi saya minta Saudara perhatikan: ingatlah siapa yang pernah membawa engkau kepada Tuhan! Kalau yang membawa engkau kepada Tuhan sudah menyeleweng, jangan engkau ikut dia, tetapi engkau bersyukur: firman yang pernah menjadi benih, tanam kepada hatimu, mengakibatkan engkau mempunyai sesuatu pertumbuhan kerohanian, engkau anggap ini anugrah dari Tuhan. Sedangkan mereka, kalau pernah mempunyai teladan yang berkorban, menyangkal diri membawa engkau, engkau harus ikut teladan itu, taat dan takluk kepada segala kebajikan yang ada pada mereka. Bukan saja demikian, biar orang yang sungguh-sungguh melayani Tuhan, boleh memelihara dengan jaga-jaga akan buah-buah yang indah. Dan pada satu hari, yang melayani, tidak dipermalukan, yang dilayani tidak dirugikan. Jangan sampai tidak ada faedah bagimu, mereka tidak bisa menghitung kira-kira di hadapan Tuhan.

Saudara-saudara, maukah engkau yang telah dipimpin oleh orang lain, sekarang berjanji: saya juga memimpin orang lain? Maukah engkau yang dulu diinjili orang lain, sekarang berkata; aku juga mentaati teladan mereka, mentakluki korbah mereka, mengabar Injil, memberitakan kepada orang lain? Seorang yang tidak mengenal budi, yang terus melupakan budi orang lain, tidak layak menjadi orang Kristen yang baik. Saudara-saudara, waktu saya melihat ada orang lain berkorban untuk membawa Injil ke rumah saya, saya ambil keputusan: saya seumur hidup berkorban mengabar Injil kepada orang lain. Waktu saya mendapatkan faedah dari orang lain, saya ambil keputusan berjanji: saya juga harus kerja lebih dari apa yang pernah saya terima. Dengan demikian, Injil terus dikumandangkan di dalam dunia ini. Pagi ini saya tanya, apakah Saudara mau menjadi orang yang memimpin orang lain, menjadi orang yang menyangkal diri, menjadi orang yang buka mulut memberitakan Injil, membawa jiwa lain kembali kepada Tuhan, dengan semangat yang sama, dengan berjaga-jaga, dengan bertanggung jawab, sampai kita ketemu dengan Tuhan?

 

[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]