Tujuan Kebangkitan Yesus Kristus, 16 April 2023

Tujuan Kebangkitan Yesus Kristus

Vik. Nathanael Marvin

 

 

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, di dalam garis besar Alkitab, Alkitab itu menjelaskan sebuah tahapan. Yaitu ada 4 tahapan yang menjadi sebuah garis besar dari sejarah Alkitab, sejarah kisahnya Allah maupun sejarah kisahnya tentang diri kita sebagai umat manusia, khususnya umat pilihan Tuhan. 4 tahapan apa itu? Kita tahu di dalam teologi reformed, itu adalah creation, yang pertama creation, yaitu penciptaan. Bumi ini pernah diciptakan dari tidak ada menjadi ada. Manusia tadinya nggak ada, kemudian ketika Tuhan menciptakan segala sesuatunya itu ada, yang ada di bumi dan ada di alam semesta. Waktu itu bumi belum jatuh ke dalam dosa. Tetapi kemudian masuk ke dalam tahapan sejarah yang kedua, sejarah umat Allah atau sejarah manusia sendiri, yaitu ketika Adam dan Hawa akhirnya lemah ketika mendengarkan suara diri lebih besar, ketika mendengarkan suara iblis lebih besar daripada suara Firman Tuhan. Mereka akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan dosa, yaitu pelanggaran terhadap hukum Allah. Yaitu suatu perbuatan yang tidak tepat di hadapan Tuhan, maka itulah tahapan yang kedua dalam sejarah manusia, garis besar Alkitab, yaitu tahapan fall, jatuh ke dalam dosa. Dari penciptaan begitu indah, begitu tinggi, tiba-tiba fall.

Kemudian, bagaimana agar manusia itu bisa diselamatkan? Tidak ada jalan keluar selain dari Tuhan sendiri. Dengan usaha manusia, dengan perbuatan kita, kita nggak bisa menyelamatkan diri kita sendiri karena kita sudah fall, sudah mati rohani kita. Paulus mengatakan kita sudah mati di dalam pelanggaran-pelanggaran kita. Dan Alkitab menyadarkan kepada kita semua bahwa orang yang mati harusnya binasa, nggak bisa hidup, nggak bisa berusaha sesuatu, nggak bisa bernafas. Demikian rohani kita, ketika kita fall, kita harusnya mati, binasa, terus sudah selesai kehidupan manusia.

Tetapi Tuhan yang beranugerah, Tuhan yang begitu baik itu tidak membiarkan ciptaan-Nya atau umat pilihan-Nya, orang-orang yang dikasihi-Nya itu binasa begitu saja, sehingga Tuhan kasih tahapan ke-3 di dalam sejarah umat pilihan, yaitu adalah tahapan redemption atau penebusan. Kita yang berdosa harusnya mati, kemudian kita ini ditebus oleh darah Yesus Kristus, oleh kematian Yesus Kristus, oleh kehidupan Yesus Kristus dan juga kebangkitan Yesus Kristus, bahkan kenaikan Yesus ke surga, Tuhan Yesus menyelesaikan permasalahan dosa sehingga kita ditebus dari hukuman dosa kita. Kita yang ditebus sehingga kita diselamatkan. Nah ini naik lagi, kurva nya itu, jadi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas dan dari atas nanti akan terus selama-lamanya ke atas, yaitu namanya tahap selanjutnya yaitu consummation atau kemuliaan atau bagaimana kita memperoleh hidup yang kekal. Dan akan terus taat kepada Tuhan selama-lamanya di surga yang kekal tersebut.

Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ketika kita lihat ini adalah sejarah umat pilihan. Tetapi ketika kita melihat sejarah umat bukan pilihan, mereka berhenti di mana? Creation, sama-sama, betul. Mereka harus mengakui bahwa kita ini manusia diciptakan oleh Tuhan. Lalu mereka mendapatkan original sin atau dosa asal, dosa awal, bagaimana dari Adam dan Hawa seluruh keturunannya itu sudah memiliki natur yang berdosa. Sehingga mereka sudah fall. Nah bagaimana mereka untuk bisa mendapatkan redemption? Nggak bisa! Maka sejarah kehidupan dari umat bukan pilihan ini sangat mengerikan, sangat menyedihkan dan kita nggak bisa buat apa-apa untuk bisa menyelamatkan mereka. Yang bisa kita lakukan adalah memberitakan Injil, membagikan saksi Kristus bagi mereka. Tapi untuk menyelamatkan mereka, nggak bisa. Bagaimana manusia membuat manusia yang lain itu bisa hidup setelah dia mati, sudah di peti, sudah di dalam peti? Bagaimana menghidupkan orang yang mati? Kita nggak bisa. Hanya Tuhan yang bisa. Tuhan bisa untuk membangkitkan mayat, Tuhan bisa membangkitkan rohani kita yang mati, kemudian hidup. Kita nggak bisa. Dan kita cuma bisa tahu, “Oh, ya sudah.” Itu semua ada di dalam kedaulatan Tuhan. Mereka tahapannya adalah creation, fall, kemudian death. Sudah. Binasa, kekal di dalam neraka yang begitu mengerikan. Mengerikan sekali.

Sampai ada tokoh, yaitu John Stott, mengatakan bahwa, “Saya orang Kristen, saya orang Injili, saya percaya Yesus, saya percaya kehidupan Yesus Kristus, penderitaan Yesus, kematian Yesus, kebangkitan Yesus, kenaikan Yesus. Saya percaya Yesus, saya percaya Alkitab. Tapi yang saya nggak bisa percaya adalah orang yang binasa karena menolak Yesus Kristus itu harus menderita di neraka.” Maka dia katakan bahwa ketika orang yang menolak Yesus, menghujat Roh Kudus, menolak kabar baik, mereka itu hilang. Sudah hilang, nggak usah menderita. Sampai ada teolog mengatakan demikian. Tetapi Allah tidak demikian, Allah betul-betul mengatur ada surga, ada neraka. Ada sukacita yang kekal, ada penderitaan yang kekal.

Saya baru kemudian menyadari penggambaran tentang neraka itu begitu mengerikan ketika ada seseorang, pengkhotbah menjelaskan bahwa kalau kita dipotong tangannya ya, atau disilet, atau diiris tangannya. Sakit kan ya? Tapi itu sementara. Itu juga ada suatu ciri ya, ada fall. Tapi kemudian ada redemption ya, nanti tubuh kita akan memulihkan diri kita, akan ada kesehatan kembali lagi. Tapi kalau di neraka Bapak, Ibu, Saudara sekalian, penderitaan kekal itu sakit teriris. Teriris terus, sakit terus, menderita, sedih, dan lain-lain. Kita nggak bisa bayangin. Mungkin kita kalau bayangin neraka terus, kita akan anggap Tuhan itu kejam, Tuhan itu jahat. Tapi kita betul-betul nggak tahu seperti apa surga dan neraka itu secara detail. Kita hanya bisa tahu apa yang Alkitab jelaskan.

Nah tahapan creation, fall, redemption, consummation ternyata juga kita bisa lihat dalam peristiwa atau hal-hal tertentu di bumi meskipun secara samar-samar atau sebatas kemiripan saja. Nah kita akan melihat contoh fall terus redemption dalam sejarah. Tahun ini, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, adalah 37 tahun peringatan suatu bencana pembangkit listrik tenaga nuklir yang terbesar. Nah ini adalah bencana terbesar di seluruh sejarah dunia, sejarah manusia, yang dilakukan oleh manusia dalam sejarah manusia, yaitu apa? Pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, Ukraina itu meledak. Tanggalnya adalah tanggal 26 April 1986. Sama-sama bulan April.

37 tahun lalu suatu ledakan besar di subuh hari, sekitar jam 1.30 subuh meledak karena kesalahan teknis dari pegawai-pegawai yang mengurus pembangkit listrik tenaga nuklir. Akhirnya meledak di subuh hari. Bayangin di subuh hari meledak, itu susah sekali untuk antisipasinya. Semua orang lagi tidur. Semua orang lagi tidur, meledak di subuh hari, itu paling sulit untuk mengatasi kebakaran atau masalah di subuh hari. Paling sulit karena kita sedang lelah. Lalu yang merespons dari kebakaran atau ledakan itu siapa? Tentu polisi, pemadam kebakaran, juga tenaga medis, semua dikerahkan. Mereka merespons dengan cepat, khususnya adalah pemadam kebakaran. Subuh hari, mereka langsung ke lokasi untuk memadamkan api. Api muncul karena ledakan, ya mereka tinggal tugasnya adalah memadamkan.

Tetapi masalahnya adalah itu pembangkit listrik tenaga nuklir. Nuklir ini banyak radiasi yang membuat kita sakit dan bahkan mati. Kita nggak bisa tahan sama radiasi. Sehingga ketika tanpa disadari mereka memadamkan api di sana, radiasi tenaga nuklir itu sudah tersebar ke mana-mana. Dalam beberapa jam, tubuh pemadam kebakaran itu mulai mual-mual, mulai muntah-muntah. Sampai ada yang tidak bisa apa-apa, dia pegang selang air yang begitu besar sudah tidak bisa lagi. Mereka juga bingung. Mereka hatinya adalah menyelamatkan nyawa manusia, membereskan masalah kebakaran, adrenalin sudah kuat di subuh hari itu tapi karena radiasi itu membuat mereka mual-mual, mata mereka merah. Kalau radiasinya sangat kuat itu membuat tubuh itu seperti melepuh. Wah besar sekali dampaknya.

Dan di dalam beberapa jam, burung-burung berjatuhan, pohon-pohon dari tadinya warnanya hijau daun-daunnya jadi kuning, layu. Dan para pemadam kebakaran banyak yang kehilangan kesadaran diri bahkan mati. Dari bencana Chernobyl, itu di Ukraina, 37 tahun yang lalu, dari ledakan tersebut saja 100 orang langsung mati di tempat. Kemudian 4,000 orang meninggal karena radiasi, membuat mereka itu kanker dan penyakit-penyakit lain. 400 hektar hutan pinus musnah. 830,000 orang yang terdampak. 9,000 orang kena kanker. Evakuasi kota kan langsung, evakuasi kota semua harus pergi dari Chernobyl ini ya, sehingga zona larangan dari ledakan itu sejauh 30 km. Itu kurang lebih dari Jogja sampai Klaten. Ya itu 30 km radius nya, tidak boleh ada orang yang hidup di sana.

Kerugian yang sangat besar dialami kota itu maupun Ukraina sendiri. Tahapan apa ini Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Kalau kita melihat suatu bencana besar, ini tahapan fall. Fall, turun, dari kota Chernobyl itu yang begitu bagus, memang mayoritas penduduk di sana itu kerja di pembangkit listrik tersebut, tenaga nuklir. Dari sudah mulai mapan, sudah mulai buat kota, tapi karena bencana radiasi itu, semua harus mengungsi, evakuasi. Itu adalah tahapan fall. Kekacauan, kehancuran, kemusnahan, kematian.

Tapi Bapak, Ibu, Saudara sekalian, setelah 37 tahun berlalu, kalau kita melihat Chernobyl, saya cari di Google, ternyata zona larangan Chernobyl itu sudah mengalami transformasi yang menakjubkan. Pelan-pelan zona larangan untuk masuk ke daerah itu sudah dicabut, pembaruan alami terjadi di lokasi tersebut. Bencana dan kerusakan ekosistem yang terjadi sangat parah, tapi alam itu berhasil memulihkan dirinya sendiri. Jadi ada peningkatan keanekaragaman makhluk hidup di lokasi tersebut. Jadi ada gedung-gedung, tapi banyak pohon-pohon. Bukan saja pohon, tetapi hewan-hewan itu mulai tinggal di tempat manusia, tempat manusia dulunya hidup. Wah, sekarang mulai pembaruan ya. Peneliti bahkan menemukan satwa langka seperti lynx. Lynx itu kucing kaya singa, rada besar. Dan juga bison Eropa, yaitu kerbau kaya banteng yang besar. Bison-bison besar populasinya ikut pulih, padahal mereka binatang langka. Ada di situ semua. Serigala-serigala yang tadinya nggak ada, masuk ke situ semua, jadi habitat tempat makhluk hidup.

Di sini apa yang terjadi? Di sini kita lihat ada sebuah kemiripan, yaitu terjadi apa? Redemption, suatu kebangkitan, suatu penebusan dari fall berubah menjadi pulih kembali. Dari kematian menuju penebusan. Dan di dalam penebusan itu pasti ada kebangkitan. Jadi waktu kita bicara soal kita ditebus oleh Yesus Kristus dari hukuman dosa kita, itu bicara soal kita dibangkitkan oleh Kristus. Ada kematian maupun kebangkitan Kristus. Itu adalah penebusan. Dari fall menuju redemption, dari death menuju resurrection. Itu adalah suatu ciri ya, ada pada tahapan demikian.

Kalau mau ambil contoh-contoh lain adalah misalkan ada cabang gereja yang memulai dengan baik, merintis gereja tersebut. Terus, sudah berapa lama, mengalami fall, banyak masalah. Lalu sinode mengatakan, “Sudahlah. Kalau memang 1 tahun, 2 tahun cabang gereja itu tidak mengalami perkembangan, sudah saja tutup.” Tetapi ternyata Tuhan tidak mengijinkan manusia menutup pekerjaan Tuhan, sehingga mengalami apa gereja tersebut? Dari fall, mau ditutup nih gereja itu, nggak berkembang gerejanya, maka mengalami redemption, malah bangkit gereja tersebut menjadi gereja yang berbuah lebat. Karena apa? Anugerah Tuhan yang begitu besar.

Demikian juga kerohanian kita sebagai umat pilihan Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita harus sadar kita itu sudah mati di dalam dosa-dosa kita, di dalam pelanggaran-pelanggaran kita, kita harusnya binasa dan tetapi Tuhan kasih penebusan itu, kebangkitan. Kita itu sudah hidup rohani kita. Kita berbeda dengan orang yang belum percaya kepada Kristus karena mereka masih mati rohani mereka. Masih gambarannya seperti mayat, mereka belum punya nafas rohani. Tapi kita sebagai orang yang sudah ditebus oleh Kristus, kita memiliki nafas. Hidup kita berubah. Dan yang membuat kita berbeda dengan orang-orang lain yang belum percaya kepada Kristus adalah kuasa dari kebangkitan dari Yesus Kristus sendiri. Paskah membuat diri kita berbeda, menyadarkan diri kita berbeda bahwa kita itu punya kuasa kebangkitan. Rohani kita sudah hidup kok. Orang yang hidup dan yang mati itu perbedaannya sangat jelas. Tanyalah para dokter, para ahli gizi, orang yang mati dan orang yang hidup itu perbedaannya sangat jelas. Banyak ciri-ciri yang sangat berbeda antara orang yang hidup dan yang mati.

Maka dari itu, ini menjadi refleksi buat kita sebagai orang Kristen, kita pernah nggak memikirkan kondisi rohani kita yang sudah dibangkitkan, sudah hidup? Tetapi kita malah berespons terhadap anugerah Tuhan ini, kebangkitan Kristus ini malah dengan seolah-olah rohani kita masih tetap mati, tidak ada kehidupan, tidak ada tanda-tanda kebangkitan. Tuhan sudah membangkitkan dan memberikan kehidupan rohani kepada kita, maka dari itu kalau kita betul-betul menyadari anugerah keselamatan yang begitu besar dari Tuhan, kita harus menjalani hidup itu berdasarkan kuasa kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Kita sudah bangkit. Dulu kita mati, sekarang hidup. Terus kita harus jalani hidup ini dengan kuasa kebangkitan dari Tuhan sendiri.

Mengenai kebangkitan, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, tentu kita sebagai orang Kristen harusnya percaya kebangkitan orang mati. Bukan saja percaya kebangkitan roh, dulu roh kita mati, sekarang bangkit. Tetapi juga di dalam Alkitab dijelaskan berbagai macam kebangkitan orang mati sebenarnya untuk merujuk kepada bahwa rohani kita itu harusnya dibangkitkan juga. Harusnya kita bisa memiliki kehidupan yang kekal di dalam Kristus, sehingga kehidupan kerohanian kita itu bangkit, hidup. Orang Kristen seharusnya tidak ada yang tidak percaya akan kebangkitan orang mati atau kebangkitan tubuh ya. Kita semua percaya kan ya. Kebangkitan tubuh, suatu hari nanti kita yang mati akan dibangkitan tubuhnya oleh Tuhan dan kita memakai tubuh yang baru, tubuh kemuliaan, tubuh kebangkitan, seperti Yesus bangkit dari kematian, pakai tubuh kebangkitan juga.

Nah di mana kah Alkitab mengajarkan kebangkitan orang mati, kita lihat dalam Perjanjian Lama. Ada kebangkitan orang mati yang dilakukan oleh nabi Elia ya. Kita ingat, ketika ada seorang anak janda di Sarfat yang meninggal, Elia itu menunjukkan kuasa kebangkitan. Dari yang mati, anak tersebut, menjadi hidup. Sudah ada tandanya, Perjanjian Lama. Kemudian anak perempuan Sunem, itu juga dibangkitkan oleh Elisa. Elisa ini adalah pengganti dari nabi Elia. Dan Elisa ini dikatakan rohnya 2x lipat. Dikatakan rohnya 2x lipat bukan ada 2 roh ya, melainkan kuasanya itu 2x lipat. Maka Tuhan kasih tanda atau pertunjukkan bahwa Elisa itu membangkitkan 2x orang yang mati, yaitu anak perempuan Sunem dan juga ketika Elisa dikuburkan, sudah jadi tulang ya. Tulangnya Elisa dikuburin. Kemudian ada orang itu buru-buru lagi menguburkan mayat, terus ada segerembolan orang datang, mereka cepat-cepat lah mau memasukkan mayat tersebut itu ke suatu kuburan. Tapi mereka mau memasukkan mayat tersebut ke kuburannya Elisa, yang ada tulang-tulang Elisa di sana. Mereka langsung lempar lah, “Ayo cepat-cepat, kita jangan sampai diserang musuh!” Mereka lempar mayat tersebut, orang Israel, ketika mayat tersebut kena tulangnya Elisa, mayat itu hidup kembali. Luar biasa ya, Tuhan bisa membangkitkan orang yang sudah mati dengan cara-Nya sendiri. Nabi Elia, nabi Elisa itu membangkitkan. Jadi ada 3 kebangkitan orang mati di dalam Perjanjian Lama.

Di dalam Perjanjian Baru Tuhan nggak lagi pelit ya, bahkan Tuhan itu menyatakan banyak sekali kebangkitan orang mati di dalam Perjanjian Baru. Yaitu pertama anak Yairus. Yairus ini adalah kepala rumah ibadat. Yang kedua adalah anak janda di Nain dan yang ketiga adalah Lazarus. Siapa yang membangkitkan? Yesus semua. 3x Yesus membangkitkan orang mati yang diceritakan di dalam Perjanjian Baru. Kemudian setelah itu Yesus Kristus bangkit dari kematian. Itu pun kebangkitan. Kemudian yang ke-5 adalah namanya adalah Tabita atau Dorkas, itu dibangkitkan oleh rasul Petrus. Yang ke-6, Eutikus dibangkitkan oleh rasul Paulus. Nah inilah kisah kebangkitan yang dijelaskan di Alkitab. 3x di Perjanjian Lama, 6x di Perjanjian Baru, ini bicara soal kebangkitan orang mati.

Pendeta Jimmy Pardede mengatakan, “Orang mati bangkit itu adalah menjadi tanda bahwa kuasa Allah yang memulihkan itu sedang dinyatakan.” Kuasa Allah yang memulihkan, seperti tubuh kita ya, luka, terus kuasa tubuh yang memulihkan luka kita itu dinyatakan. Itu regenerasi. Kemampuan regenerasi terhadap tubuh yang sedang luka atau sakit. Allah berkuasa menyatakan pekerjaan yang sangat menakjubkan ini untuk menunjukkan kepada umat-Nya bahwa Dia lah yang memegang kuasa atas maut. Nah ini, kenapa ada kebangkitan orang mati menyatakan kuasa Allah dan Allah ini memegang kuasa atas maut juga. Allah membangkitkan siapa yang Dia ingin bangkitkan. Anak perempuan Sunem, kekurangan secara ekonomi. Kemudian orang Israel yang nggak dikenal, dilempar mayatnya ke kuburannya Elisa, kena tulangnya Elisa, bangkit. Anak Yairus, anak janda di Nain, Lazarus, Tuhan punya kuasa untuk membangkitkan siapa pun yang Dia mau. Termasuk apa Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Termasuk rohani manusia. Tuhan bisa membangkitkan siapa pun yang Dia mau selamatkan. Tetapi Tuhan juga berkuasa untuk tidak membangkitkan orang yang Tuhan tidak mau bangkitkan. Meski pun kita tahu bahwa di dalam Alkitab dijelaskan bahwa kebangkitan orang mati itu semua nanti dibangkitkan waktu Tuhan Yesus datang ke dua kalinya, semua yang mati di dalam Kristus, mati di luar Kristus dibangkitkan, punya tubuh kebangkitan dan akhirnya dihakimi. Akan masuk ke dalam surga atau ke dalam neraka.

Sekarang Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita akan merenungkan tujuan kebangkitan Yesus Kristus itu. Pada hari ini kita akan merenungkan 3 tujuan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Yang pertama adalah tujuan Yesus bangkit adalah menyatakan Allah sebagai pencipta alam semesta. Itu maksudnya apa ya? Yesus bangkit menyatakan Allah sebagai pencipta maksudnya apa? Kalau kita merenungkan penciptaan alam semesta, itu adalah suatu tindakan yang supranatural. Natural ini diciptakan oleh Tuhan. Dan Allah menciptakan natural ini di atas natural, itu namanya supranatural, di luar kemampuan manusia, di luar pemikiran manusia. Dan pekerjaan mencipta ini hanyalah bisa dilakukan oleh Allah. Manusia nggak pernah menciptakan sesuatu. Manusia hanya membuat sesuatu dari materi yang sudah ada, menemukan sesuatu yang sudah Tuhan ciptakan. Itu manusia. Manusia nggak pernah mencipta sesuatu, nggak bisa kita mencipta sesuatu. Dan bukan hanya itu, pekerjaan penciptaan itu memiliki ciri ex-nihilo, yang itu “ex” keluar, “nihilo” itu kosong atau ketiadaan. Berarti Allah itu betul-betul Mahakuasa, dari yang tidak ada menjadi ada. Bukankah itu daya yang luar biasa besar? Nggak ada, tadinya nggak ada, sama sekali nggak ada tiba-tiba jadi ada. Itu dari mana? Itu dari Tuhan, penciptaan. Ini menujukkan penciptaan Allah itu adalah Allah yang Mahabesar dan Mahakuasa. Allah pencipta segala sesuatu yang ada di dalam ruang dan waktu ini, Dia menciptakan kita sebagai manusia, Dia juga menciptakan hewan, tumbuhan, kehidupan, bintang, planet, dan semuanya Tuhan ciptakan dari yang tidak ada menjadi ada.

Kalau kita melihat, mengenal Allah sebagai pencipta seperti ini, apa susahnya sih mempercayai kebangkitan orang mati? Apa susahnya sih mempercayai kebangkitan rohani? Karena apa? Kebangkitan orang mati itu dari yang ada menjadi ada. Berubah aja. Berubah penampakannya. Kalau kita mengerti kematian Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kematian manusia kan terpisahnya roh dengan tubuh. Terpisahnya roh dengan tubuh itu mati. Apa susahnya sih bagi Tuhan kalau Dia adalah pencipta, menggabungkan kembali roh yang sudah terpisah itu dengan tubuh kembali? Apa susahnya sih Tuhan membuat tubuh, yang sudah mungkin dimakan belatung, sudah dimakan cacing,  tiba-tiba diregenerasikan, muncul kembali dengan kuasa penciptaan itu, dimasukkan kembali dengan rohnya? Apa susahnya sih? Apa susahnya sih membangkitkan rohani yang sudah mati kemudian bangkit kembali? Itu tetap dari yang ada menjadi ada. Tuhan itu menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada! Kalau kita melihat kuasa kebangkitan orang mati, kita masih nggak percaya, apalagi kita mempercayai Allah sebagai pencipta. Pasti kita nggak percaya juga ya, Allah sebagai pencipta dari yang tidak ada menjadi ada kalau kita tidak percaya ada kebangkitan orang mati, kalau kita tidak percaya ada kebangkitan rohani.

Kisah kebangkitan menyatakan Allah sebagai pencipta itu berarti menyatakan kuasa Allah yang begitu besar. Dia pemilik segala sesuatu yang ada ini. Bila Dia punya kuasa yang begitu besar, bila Dia adalah pemilik segala sesuatu, maka Bapak, Ibu, Saudara sekalian, sebagai manusia kita harus apa? Kita harus memuji Dia, menyembah Dia. Dia adalah Pribadi yang layak, satu-satunya yang layak kita puji, kita sembah karena Dia pencipta. Dan Dia punya kuasa untuk membangkitkan orang mati, kuasa untuk membangkitkan roh yang mati. Dia adalah Allah yang Mahakuasa. Dan ketika kita sungguh-sungguh mengenal Dia, kita akan mengenal bagaimana kita harus tunduk dan hormat kepada Allah. Menghormati Allah sebagai pencipta membuat kita tunduk, membuat kita rasa kita kecil, kita tidak mampu, kita tidak bisa apa-apa, kita kalah dari Allah. Ini membawa kita kepada penghormatan dan pemujaan kepada Tuhan sendiri yang punya kuasa begitu besar.

Mari kita buka Alkitab kita dari Wahyu 4:11, ini adalah dasar tentang Allah sebagai pencipta segala sesuatu. Wahyu 4:11 kita baca bersama-sama, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” Ayat ini membawa perenungan kita yang kedua atau yang selanjutnya, tujuan Yesus bangkit dari kematian itu apa, yaitu menyatakan Allah sebagai Allah yang berdaulat. Bukan saja sebagai Allah pencipta yang Mahakuasa, Mahabesar, melainkan juga Allah yang berdaulat yang Maha mengendalikan segala sesuatu, yang Maha memerintah segala sesuatu. Apa sih artinya kedaulatan Allah? Artinya Bapak, Ibu, Saudara sekalian, tidak ada hal yang di luar kendali Dia. Dia memegang semuanya, Dia berdaulat atas segala sesuatu, Tuhan pemegang kendali segala sesuatu. Sehingga tidak ada yang membuat Tuhan itu bingung. Tidak ada yang membuat Tuhan itu menyesal menciptakan manusia. Tidak ada yang membuat Tuhan itu kaget. Tuhan tidak pernah kaget, Tuhan tidak pernah bingung, Tuhan tidak pernah menyesal. Yang Tuhan lakukan adalah Dia memelihara kita. Dia menciptakan, Dia memelihara. Dia berespons, tentu, Tuhan bisa senang, Tuhan bisa sedih melihat perilaku kita, tentu, tapi itu tidak membuat Tuhan itu kaget. Tuhan ketika melihat kita berdosa dalam ruang dan waktu, Tuhan ingin menegur, Tuhan juga menyatakan kasih-Nya, tapi Tuhan tidak pernah menyesal menciptakan kita. Tuhan tidak pernah salah, Tuhan tidak pernah kaget, Tuhan tidak pernah bingung, itu berarti Tuhan berdaulat. Tuhan memegang kendali semuanya, Tuhan berotoritas dan memerintah dengan kuasa yang penuh. Tidak ada bagian dalam dunia ini yang begitu kecil di luar kuasa Allah, di luar kendali Tuhan. Tuhan mengatur hal-hal itu, segala hal-hal yang besar, hal-hal yang kecil, Tuhan atur.

Di manakah ayat yang menjelaskan tentang kedaulatan Tuhan? Ternyata ayat tersebut dimunculkan di dalam Kitab Mazmur. Kita tahu Mazmur adalah pujian, Mazmur adalah hymne, Mazmur adalah lagu khusus untuk Tuhan. Dan ketika pemazmur merenungkan tentang Tuhan, dia mencapai pengenalan akan Allah yang berdaulat. Mari kita lihat, Mazmur 115:3, ini adalah wujud kekaguman Mazmur di dalam memuji Tuhan, dia tahu di mana Tuhan, dia tahu apa yang bisa dilakukan Tuhan. “Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!” Apa yang dikehendaki-Nya Dia bisa lakukan. Terserah Tuhan. Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kita jangan ngomong terserah itu kalau kita diajak makan, “Terserah. Di mana aja.” Jangan cuma ngomong ke manusia yang kita kasihi, kita hormati. “Mau beli A atau B, untuk kamu kuberikan.” “Terserah.” “Mau makan apa?”, “Bebas” Kita mudah ngomong ke manusia. Tetapi pernahkah kita ngomong “terserah” ke Tuhan? “Bebas Tuhan. Tuhan mau jadikan aku apa. Mau tempatkan aku di kota mana. Mau lakukan apa bagi Tuhan, aku bebas, aku mau, asal itu betul-betul dari Tuhan.”

Ketika kita mau ngomong ke Tuhan, “Tuhan terserah, hidupku mau jadi apa. Terserah Tuhan.” Kita menyatakan Tuhan itu berdaulat, Tuhan boleh, bebas melakukan kehendak-Nya. Tapi Tuhan juga menjaga kebebasan kita, Tuhan nggak maksa kita. Untuk membangkitkan kesadaran kita tentang Yesus Kristus aja Tuhan nggak maksa kita. Tuhan perlahan kasih ide-Nya, seperti penabur ya, kasih firman sedikit-sedikit. Sampai sudah siap dituai, baru rohani kita hidup. Baru kita bisa membuka pintu hati kita dan di depannya ada Kristus. Meskipun Yesus bisa saja buka pintu itu. Tapi cara membuka pintu hati kita, Yesus Kristus dengan cara apa? Dengan cara kasih tabur firman, mati, kita masih mati, masih mayat tapi Tuhan itu ibarat penjaga kuburan ya. Dia merawat mayat tersebut, kasih rempah-rempah, dijauhkan dari segala binatang liar, atau tumbuhan liar. Tuhan rawat mayat tersebut. Sampai suatu kali “Aku, Allah yang berdaulat. Aku berkuasa untuk melakukan apa yang Aku kehendaki, Aku bangkitkan kamu!” Dan ketika mayat itu bangkit dari kematian, kematian rohani, Dia buka pintu dan di depannya ada Yesus sudah mengetuk.

Tuhan Yesus itu nggak maksa kita untuk percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus nggak maksa. Kenapa kita memaksa orang lain untuk percaya kepada Yesus? Tugas kita adalah memberitakan Injil, bukan memaksa orang untuk percaya Injil. Meskipun itu pun harus ada di dalam kita ya, urgensi kenapa kita harus ikut SPIK Antropologi ke-3. Sudah ke-3 ni, apakah tahun depan masih ada SPIK lagi? Ada. Wah ringan sekali ya. 3 bulan lagi ada SPIK lagi? Belum tentu! Itu ada sense of urgency. Itu harus untuk kita memberitakan Injil. Tapi waktu kita memberitakan Injil, kita nggak bisa maksa. Karena yang bisa membangkitkan kerohanian orang itu adalah Tuhan sendiri. Kita bisa kasih rempah-rempah untuk rohani yang mati itu. Kita bisa jaga rohani yang mati itu dengan menghilangkan binatang-binatang liar atau rumput-rumput liar, tumbuhan liar, kita bisa hilangkan. Tapi yang membangkitkan rohani orang itu adalah Tuhan sendiri. Di situ Yesus sudah mengetuk pintu hati sampai orang itu membuka dengan rela.

Rencana Allah pasti digenapi, tidak ada yang gagal bagi Tuhan. Kenapa kebangkitan Yesus ada? Karena Tuhan yang mau, Tuhan yang berkehendak. Apa tujuan kebangkitan Yesus? Menyatakan kehendak Allah, menyatakan Allah berdaulat dalam membangkitkan orang yang sudah mati, siapa pun dia. Manusia tidak bisa membangkitkan orang yang sudah mati. Ilustrasi yang tadi Bapak, Ibu, Saudara sekalian, saya teringat bahwa itu seperti Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus kan ya. Waktu Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus itu sudah bangkitin dulu tanpa berbicara. Barulah Lazarus itu dipanggil. “Hai, Lazarus! Keluarlah!” Berarti, dia sudah bangkit. Bukan pada waktu Yesus berfirman, baru Lazarus bangkit. Tapi sudah bangkit dulu, baru Yesus katakan, “Keluarlah dari kuburan itu!” Sudah digulingkan ya batunya oleh orang-orang Yahudi pada waktu itu. Jadi, Tuhan Yesus itu menyatakan kedaulatan-Nya juga untuk bisa membangkitkan kerohanian yang mati atau orang yang mati.

Nah, mengapa kebangkitan Yesus Kristus menyatakan Allah berdaulat? Kenapa kalau kita melihat Yesus bangkit itu kita bisa langsung bilang Allah berdaulat? Karena Yesus itu, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, dibangkitkan oleh Allah. Ini menjadi perdebatan ya para hamba Tuhan. Waktu Yesus bangkit dari kematian itu siapa yang membangkitkan? Kalau kita lihat Alkitab, kita cari saja kata “dibangkitkan” itu dijelaskan. Berkali-kali Yesus katakan bahwa, “Anak Manusia akan diolok-olok. Anak Manusia akan disesah. Anak Manusia akan disalibkan dan pada hari yang ketiga, Ia akan dibangkitkan.” Berarti Yesus mati. Yesus pasif, kemudian Dia ada yang membangkitkan. Terus, Yesus juga pernah mengatakan, “Anak Manusia akan pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, pihak imam-imam kepala, pihak ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari yang ketiga.” Ya, kata kuncinya “dibangkitkan” lagi. Berarti, waktu Yesus mati di atas kayu salib pada hari yang ketiga, Dia dibangkitkan, kita nggak tahu siapa yang membangkitkan Dia. Pertama-tama ya, kita pelan-pelan dulu. Tapi kemudian, kita lihat ayat-ayat lain itu dijelaskan bahwa Yesus itu dibangkitkan oleh Allah, mengacu kepada Bapa, mengacu kepada Allah yang berdaulat. Terus kemudian kita lihat di surat Petrus, Yesus juga dibangkitkan menurut Roh Kudus. Alkitab mencatat dengan jelas, Yesus itu dibangkitkan dari kematian oleh Allah Bapa sendiri dan oleh Allah Roh Kudus.

Tetapi bagaimana dengan keilahian Yesus Kristus sendiri? Kita bisa menyimpulkan, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, Yesus katakan, “Aku dan Bapa adalah satu.” Mereka Allah Tritunggal. Satu Tuhan, tiga Pribadi. Tiga Pribadi; satu, satu, tiga. Maka, ketika Bapa membangkitkan, Roh Kudus membangkitkan, itu kehendak dari Allah yang berdaulat. Kita percaya juga, Yesus kita bedakan 1 Pribadi 2 natur. Yesus dalam Pribadi natur Allah-Nya, Dia pun membangkitkan natur manusia-Nya. Jadi, pekerjaan kebangkitan Yesus Kristus itu dibangkitkan oleh 3 Pribadi dari Allah sendiri, yaitu siapa? Bapa membangkitkan Yesus yang mati. Anak, yaitu Yesus Kristus sendiri dalam natur Ilahi-Nya, Allah-Nya, Yesus membangkitkan diri-Nya sendiri atau bangkit sendiri. Kemudian Roh Kudus membangkitkan Yesus yang mati.

Kita bisa memahami pemahaman komprehensif itu demikian ya, Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Allah kita adalah Allah yang berdaulat. Allah yang mengatur seluruh kehidupan manusia, bahkan kematian manusia. Maka kita nggak tahu, kapan sih seorang lahir, kita lahir, itu betul-betul lahir, kita nggak tahu. Kita cuma bisa memprediksi apakah bayi yang dilahirkan itu hidup atau tidak, nggak tahu. Tapi juga, Tuhan mengetahui kapan kematian kita. Hari kematian kita itu sudah tahu. Bukan saja itu, kalau memang Tuhan berdaulat atas hidup dan mati manusia, Tuhan juga berdaulat atas kebangkitan manusia dari kematian. Kita jangan lupa itu. Ya itu nanti, di akhir zaman semua orang akan dibangkitkan.

Mari kita baca 1 Korintus 15:54-55. Ini adalah menunjukkan kuasa kebangkitan dari Allah sendiri. 1 Kor 15:54-55. Yesus bangkit dari kematian, mengalahkan kuasa kematian, kuasa maut. Mari kita baca bersama-sama 1 Kor 15:54-55, ”Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan.  Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? ” Sudah tidak ada, kuasa maut itu sudah dihapus oleh Yesus Kristus sehingga kita memiliki tubuh kebangkitan dan masuk hidup yang kekal. Saya bacakan ayat 57-58, “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” Inilah kuasa kebangkitan. Nasehat bagi orang yang percaya kebangkitan Yesus Kristus, bagi orang yang hidup dalam kuasa kebangkitan Yesus Kristus adalah ini: Jangan goyah! Berdiri teguh! Yesus bangkit itu hidup selama-lamanya. Nggak akan tidur lagi. Nggak akan mati lagi. Nggak ada. Itu kuasa kebangkitan. Dia semangat terus, hidup terus, berpengharapan terus. Meskipun dunia ini berdosa, dia punya optimis. Keoptimisan untuk bisa terus mengerjakan pekerjaan Tuhan. Giat selalu dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan dan itu tidak akan sia-sia.

Tujuan terakhir, Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian, mengapa Yesus bangkit. Yang ketiga itu menyatakan Allah adalah Juru Selamat manusia yang berdosa yang mau percaya kepada Dia. Yang mau menyadari dirinya nggak bisa selamat dengan usahanya sendiri, dan kemudian mencari Tuhan. Di situlah Tuhan adalah Juru Selamat. Ketika Yesus bangkit dari kematian, itu berarti Yesus tidak berdosa. Karena waktu Yesus bangkit, Dia nggak mati lagi. Tetapi sedangkan ya orang-orang yang bangkit dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang dijelaskan itu mereka bangkit. Lazarus hidup kembali. Anak janda di Nain hidup kembali. Anak Yairus hidup kembali. Orang Israel yang kena tulangnya Elisa hidup kembali. Anak perempuan Sunem hidup kembali. Anak seorang janda Sarfat itu hidup kembali. Eutikus bangkit kembali. Juga ada Tabita atau Dorkas bangkit kembali. Tapi mereka semua mati kembali. Ini menunjukkan mereka berdosa. Upah dosa adalah maut. Meskipun mereka sudah dibangkitkan dari kematian, mereka mati kembali karena berdosa. Sedangkan Yesus, bangkit dari kematian. Dia nggak mati lagi. Dia langsung naik ke surga. Dia sudah dengan tubuh kemuliaan. Beda dengan tubuh manusia dibangkitkan. Lazarus, dia ketika dibangkitkan, ya tubuhnya sama, umurnya sama ketika dibangkitkan. Bukan berubah.

Nah, ini adalah kuasa kebangkitan bahwa Yesus tidak berdosa. Dia menang atas maut. Dia mati untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Dia mati di atas kayu salib untuk menanggung hukuman dosa yang seharusnya kita jalani. Yesus menyatakan pengampunan dosa dan penebusan dosa bagi kita semua. Pusat iman Kristen ada dalam kebangkitan-Nya. Maka peringatan akan Paskah bukan hanya satu tahun sekali, tetapi seminggu sekali kita merayakan kebangkitan Tuhan. Bukti bahwa rohani kita itu bisa hidup, bisa menyembah Kristus adalah ketika kita memperingati kebangkitan Yesus Kristus itu di dalam tiap ibadah kita. Tanpa kebangkitan Yesus Kristus, kita binasa. Tanpa kebangkitan Yesus Kristus, tidak ada keselamatan bagi orang yang berdosa. Dan tanpa kebangkitan Yesus Kristus, Yesus gagal menjadi Juru Selamat bagi manusia yang berdosa.

Tanpa kebangkitan Yesus Kristus, maka tidak ada yang diselamatkan dari hukuman dosa yang kekal. Buktinya mana? Nah, mari kita lihat saja. 1 Kor 15:14-19. Mari kita baca bersama-sama 1 Kor 15:14-19, “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.  Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus–padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.  Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” Ini pusat iman kita. Ayat terakhir itu jangan disalah mengerti, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, maksud Paulus adalah kalau kita hanya menaruh pengharapan pada Kristus yang lahir, yang hidup, yang taat, yang menderita, yang disesah, diolok-olok, disalibkan, dan mati. Ini maksudnya. Dan mati saja. Terus kita nggak ada kebangkitannya, maka kita justru paling malang dari segala manusia. Kalau akhirnya Yesus cuma sampai kematian di atas kayu salib, itu paling malang. Salah iman kita dan kita akan binasa. Tapi syukur kepada Tuhan, 3 hari kemudian Yesus bangkit.

Nah, ini, iman orang Kristen itu adalah porosnya di dalam kebangkitan Yesus Kristus. Ini sesuai dengan apa yang Yesus katakan di dalam Yohanes 11:25, ketika bicara soal kebangkitan, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Yesus perkataan-Nya itu benar. Dia tidak akan mati selama-lamanya. Dia adalah Allah yang hidup. Dan orang yang percaya kepada-Nya juga tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah akan hal ini, Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Kebangkitan Yesus Kristus menyatakan keselamatan yang dipersiapkan Allah Tritunggal sudah selesai digenapi kebangkitan-Nya. Sudah selesai. Titik. Keselamatan itu titik. Karya keselamatan Allah Tritunggal sudah selesai, ketika Yesus bangkit, sudah finish, lengkap.

Nah, ini adalah 3 tujuan kebangkitan Yesus Kristus. Saya ulangi kembali. Menyatakan apa? Allah sebagai pencipta. Menyatakan Allah sebagai Allah yang berdaulat. Dan menyatakan juga Allah sebagai Juru Selamat manusia yang berdosa, manusia yang mau percaya kepada Tuhan. Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kebangkitan Yesus Kristus adalah suatu kejadian yang ajaib, yang luar biasa, yang mengagumkan, yang supranatural. Yesus bangkit berarti sebelumnya, Dia alami kematian. Dan kematian Yesus adalah untuk menanggung hukuman dosa kita. Kematian Yesus Kristus adalah untuk menggenapi rencana Allah Bapa untuk memuliakan Allah sendiri. Dan kematian Yesus Kristus untuk pengampunan dosa kita. Kematian Yesus Kristus adalah kematian yang mematikan kematian kekal. Dan kematian Yesus Kristus juga adalah kematian yang membawa hidup yang kekal karena Yesus mati, pada hari yang ketiga Dia bangkit. Dan tidak berhenti di sana, Dia terus menyatakan kuasa kebangkitan-Nya kepada orang-orang yang sudah percaya kepada Tuhan.

Suatu waktu kita bisa ada kebangkitan. Sebagai orang Kristen, kita nggak mungkin stagnan, menikmati dosa. Nggak mungkin. Ada gerakan dari Roh Kudus itu menyatakan kuasa kebangkitan. Kita harus bangkit untuk Tuhan. Kita harus melakukan firman Tuhan. Kita harus melakukan pekerjaan yang besar untuk Tuhan. Kita harus harapkan suatu hal yang besar untuk kemuliaan Tuhan. Itu kuasa kebangkitan. Kuasa, kekuatan yang dari Tuhan sendiri untuk bisa melayani Tuhan. Kita akan mendapatkan tubuh kebangkitan suatu hari. Kebangkitan Yesus membuat kita yang hidup di dalam bumi yang berdosa ini dapat mengatakan seperti pemazmur mengatakan seperti ini. “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya sebab Allah besertaku.” Itu kuasa kebangkitan. Ada kuasa, ada semangat, ada keberanian untuk memberitakan Injil. Ada kekuatan untuk melayani Tuhan, taat firman Tuhan, untuk komitmen untuk setia kepada Tuhan. Itu kuasa kebangkitan Yesus Kristus.

Nah terakhir, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ketika kita mengenal dan mengetahui bahkan mengakui 3 tujuan kebangkitan Yesus Kristus, hal ini akan menolong kita untuk bisa memiliki sikap sebagai orang Kristen hidup dalam kuasa kebangkitan. Contohnya apa saja? Yang pertama Kolose 3:1 dikatakan bahwa, “Kamu yang dibangkitkan bersama dengan Kristus, kamu yang menerima kuasa kebangkitan Yesus dari kematian harus cari perkara di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.“ Carilah perkara di atas, di surga. Kita sebentar lagi akan memasuki surga. Pasti akan memasuki surga. Jaminannya apa? DP-nya apa? Down payment-nya apa kita pasti masuk surga? Roh Kudus. Materainya siapa? Roh Kudus. Kita pasti masuk surga. Maka perintah Tuhan adalah membawa kerajaan Allah untuk masuk ke dalam bumi yang berdosa ini. Itu tugas kita. Cari perkara yang di atas.

Saya pernah ajarkan ya kepada anak remaja, orang yang bijaksana adalah orang yang bukan hanya memikirkan yang di bumi ini saja. Kalau yang hanya memikirkan yang di bumi saja, di bawah matahari saja, itu bukan bijaksana. Orang yang bijaksana adalah bukan hanya memikirkan yang di bumi saja, di bawah matahari, tetapi sebelum bumi ada, setelah bumi ini selesai. Kekekalan. Cari perkara yang di atas. Itu orang bijaksana. Orang yang bijaksana adalah bukan saja memikirkan yang di bumi ini, melainkan memikirkan sebelum bumi ada, bahkan setelah bumi ada. Baru itu bijaksana. Memikirkan tentang Allah. Memikirkan tentang perkara di atas. Jangan melulu cari perkara di bumi. Ngengat dan karat itu pasti menghabisinya. Harta kekayaan itu sementara. Kita yang sudah percaya dan mengakui kebangkitan Yesus Kristus dari kematian harus memikirkan untuk bisa terus menyenangkan Tuhan itu seperti apa. Menaati firman Tuhan itu seperti apa. Cari perkara di atas. Kita harus beritakan tentang kematian dan kebangkitan Kristus kepada seluruh dunia dengan segala cara.

Itulah hari Minggu, Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Itulah hari Sabat. Kita bisa mengajak orang ke gereja itu ada kuasa kebangkitan Kristus. Kalau si pengkhotbahnya benar. Kalau pengkhotbahnya benar, memberitakan firman yang sejati, “Yesus itu hidup!” Ya, menyatakan cinta kasih. Tapi kalau pengkhotbahnya salah dalam memberitakan Kristus, kadang-kadang juga kasihan orang-orang yang datang ke gereja. Mereka disesatkan dengan ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.

Lalu yang kedua, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, sikap hidup orang Kristen yang hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus. Yang kedua. Tadi apa? Cari perkara di atas. Yang kedua adalah hidup penuh pengharapan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang. Hidup penuh pengharapan. Ambil contoh ya. Kita ambil contoh dari orang-orang yang bahkan bukan Kristen. Kita menghargai mereka. Baru-baru ini saya menonton film documentary “The White Helmets”. White Helmets adalah kelompok organisasi kemanusiaan, komunitas sukarela dari orang-orang Suriah atau negara Suriah. Untuk apa? Mereka pakai White Helmets, helm putih untuk menyelamatkan orang yang tertimbun dalam puing-puing gedung atau bangunan. Kok bisa sih mereka buat komunitas tersebut? Berarti, masalah puing-puing bangunan itu masalah yang sehari-hari terjadi. Bahkan kita buat organisasi kemanusiaan PMI, Palang Merah Indonesia, berarti kebutuhan darah itu sehari-hari. Banyak orang membutuhkan darah. Sekarang orang-orang Suriah ini membuat komunitas White Helmets, yaitu mereka pakai helm untuk menolong orang yang di dalam puing-puing bangunan. Berarti, sehari-hari yang terjadi adalah banyak orang tertimpa bangunan.

Kok bisa terjadi di Suriah itu tertimpa bangunan? Pertama, masalah yang terjadi adalah gempa bumi yang besar. Gempa bumi yang besar menggocang Suriah. Akhirnya banyak bangunan itu yang hancur. Mereka punya iman, orang bisa selamat di puing-puing gedung tersebut. Pasti ada yang selamat. Kalau kita mungkin sudah berpikir pasti mati semua ya. Sudah nggak usah repot-repot untuk membuka bangunan satu per satu, cari orang, menyelamatkan nyawa orang yang sedang tertimbun puing-puing bangunan. Salah satunya gempa. Salah duanya adalah revolusi Suriah yang berujung konflik atau perang. Pemerintah Suriah itu melihat ada revolusi dari rakyatnya, dia nggak setuju. Pemerintah punya pedang. Kuasa. Akhirnya, pemerintah sendiri membom daerah-daerah yang terjadi revolusi melawan pemerintah. Bom! Banyak orang mati. Itu mengerikan ya. Yang daerah-daerah di luar kendali pemerintah dibom. Banyak orang menderita, mati terjebak di dalam reruntuhan bangunan dan membutuhkan pertolongan segera. Maka White Helmets ini, mereka harus dilatih jadi sukarelawan. “Saya mau berjuang untuk menyelamatkan orang. Saya ikut latihan sebulan.” Dilatih bagaimana sih pakai tali, bawa tandu begitu ya. Memotong pakai gergaji itu besi-besi ataupun menghancurkan bangunan-bangunan. Dilatih sebulan. Sukarela ya. Dan helm mereka berwarna putih sebagai juga perlindungan ketika mereka bertugas.

Nah, ketika mereka menjalankan misinya, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ketika ada suara “Bom!” terjadi, langsung ini reaksi cepat. Mereka sadar bahwa kesempatan hidup mereka itu 50%. karena bom itu nggak cuma sekali. Memangnya sekali selesai? Enggak! 50% hidup mereka di ambang batas. Mereka pergi. Harus cepat. Langsung bawa. Harus cari orang itu yang tertimbun puing-puing bangunan. Mereka sadar, “Saya akan mati.” 50% resikonya. Pergi, dan tiba-tiba ada bom lagi. Ya mati orang tersebut. Mau menyelamatkan orang, tapi mati. Wah, itu mengerikan ya! Sejak 2013, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, akhirnya ya yang White Helmets ini, 130 orang itu terbunuh waktu bertugas karena 50% kesempatan untuk bisa hidup waktu menolong orang-orang di puing-puing tersebut. Tetapi pada periode yang sama, mereka telah menolong 58,000 kehidupan. 130 orang mati saat bertugas pakai helm putih ya. Tapi ketika dihitung, yang diselamatkan oleh organisasi kemanusiaan ini 58,000 nyawa yang lain. Sampai di film tersebut, Bapak, Ibu, Saudara sekalian ya, yang paling mengharukan adalah mereka itu menyelamatkan seorang bayi berumur 2 bulan. Wah, di dalam puing-puing. Wah, ini anak ajaib bagi mereka. Bisa hidup selama beberapa hari tanpa makan. Bayi itu bisa hidup.  Wah, akhirnya mereka sangat sukacita ya bisa menyelamatkan bayi. Mereka mengatakan bahwa, “Killing people is easy. Saving life is hard.”  Killing people is easy. Ngebom ya. Mungkin ada ikut pembunuhan. Apa yang mereka kerjakan, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, bukan dalam pengenalan akan kebangkitan. Itu cuma bayang-bayang redemption. Dan mereka mengalami itu fall, dan mereka melakukan redemption, harus menyelamatkan nyawa yang terhilang, tapi secara kemanusiaan. Ini sangat mirip dengan kuasa kebangkitan.

Dan dalam konteks umat Allah, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, kuasa kebangkitan dari Yesus Kristus akan mendorong kita juga untuk mempertahankan kemanusiaan. Kita itu punya tugas sebagai orang Kristen untuk preserving life. Maka ada Rumah Sakit, ada dokter. Kita memang mencintai kehidupan yang Tuhan berikan. Bukan saja itu, kita juga mau menyelamatkan sebanyak mungkin orang untuk kemuliaan Kristus. Dalam tanda kutip ya. Kita mau memberitakan Injil. Berapa sih orang yang pernah kita Injili? Bukan demi kesombongan. Cuma lihat saja kuasa kebangkitan Yesus dalam hidup kita itu seberapa besar? Kalau White Helmets saja berani lho 50% – 50% ketika menjalankan misinya, kita mengabarkan Injil ini mungkin ya di Indonesia ini 100% hidup kok. Tapi kita nggak berani untuk membagi traktat, memberitakan Yesus. Meskipun tentu ada ketakutan, kemalasan. Tentu ya. Tapi kita harus punya semangat kebangkitan Yesus Kristus.

Contoh lain ya, yang saya baru renungkan akhir-akhir ini adalah pembagian traktat itu ya. Nah, kuasa kebangkitan Yesus menggerakkan saya lah di dalam anugerah-Nya, ada yang mendorong, jemaat di Solo. “Buat traktat sendiri dong, Pak Marvin.” Jadi tidak digerakkan dari saya sendiri idenya. Dari orang lain. OK, ya sudah. Memang sudah rencana buat, cuma itu dorongan saja. Jadi saya juga sudah berpikir, saya juga ingin punya pesan dari diri saya sendiri untuk menyampaikan Kristus. Akhirnya buatlah traktat. Jemaat itu yang desainkan. Akhirnya desainkan, tapi untuk cetakan pertama, dia yang cetakin. Sudah cetakin, kasih file-nya ke saya, terus saya juga cetak sendiri. Cetakkan tentang traktat. Itu kuasa kebangkitan. Itu adalah salah satu contoh kuasa kebangkitan. Kita buat sendiri traktat versi Nathanael Marvin. Tapi setelah saya renungkan kembali, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, ketika saya mengalami banyak pengalaman ya, kasih traktat, kasih traktat. Ketika ada berbagai macam pilihan traktat, entah itu di jalan raya, di dashboard mobil, saya selalu pilihnya traktat saya. Saya nggak mau traktat versi STEMI. Bukan berarti saya tidak suka ya. Tapi saya pilihnya itu selalu traktat saya.

Nah, berdasarkan pengalaman ini, saya katakan bahwa waktu saya memberi traktat dengan versi saya sendiri, saya lebih percaya diri. Saya lebih sukacita, saya lebih berani karena saya punya pesan dari saya sendiri untuk orang lain. Dan dengan demikian juga, prakteknya adalah saya rasa setiap orang Kristen harus buat traktat versinya sendiri. Dari mana praktek firman Tuhan? Dari kuasa kebangkitan Yesus Kristus. Bapak, Ibu, Saudara sekalian bisa menulis kan ya? Bapak, Ibu, Saudara sekalian ketik WA saja bisa menulis ya. Selamat pagi, atau apa. Menulis terus. Tetapi kenapa tidak pernah menulis firman Tuhan? Pesan untuk orang lain versi sendiri? Kalau kita punya versi sendiri itu lebih semangat membagikannya daripada buatan orang lain. Itu saya pengalaman sendiri. Saya waktu memilih jenis-jenis traktat, saya punyanya traktat saya sendiri. Nggak mau traktat yang lain, kecuali memang habis. Ya, traktat jenis yang lain. Maka dengan demikian, kalau mau mengabarkan Injil lebih semangat lagi ya buat versi sendiri. Metode penginjilan sendiri, coba buat. Versi traktat sendiri, coba buat. Bahannya apa? Bahannya Alkitab kok! Banyak begini ya. Sampai ada jemaat, Bapak, Ibu, Saudara sekalian, “Kayaknya pekerjaan pengkhotbah itu mudah ya?” Karena apa? Bahannya semua di sini, dari Kejadian sampai Wahyu ya. Memberitakan firman Tuhan. Ya kan? Mau cari bahan apa? Pikir bahan apa ya? Alkitab ini semua bahan untuk khotbah. Bahannya begitu banyak, kitanya yang nggak mau masak. Maka dari itu, itu salah satu contoh perilaku kebangkitan.

Yang terakhir, sikap orang Kristen hidup dalam kebangkitan Kristus, kuasa kebangkitan Kristus adalah bersyukur atas janji Tuhan. Alkitab mengatakan tadi bahwa pelayanan di dalam Kristus itu tidak sia-sia. Ketika kita melayani fokus untuk Kristus, meskipun hasilnya mungkin jelek, hasilnya tidak dihargai orang, hasilnya mungkin tidak berdampak apa pun, janji Tuhan ini pasti yaitu tidak akan sia-sia. Kepercayaanmu kepada Kristus, pada kebangkitan Kristus, pelayananmu kepada Kristus itu nggak ada yang sia-sia. Tuhan hargai. Orang lain mungkin ketika kita melayani, orang lain nggak pernah memuji kita. Nggak pernah. Mungkin lupa. Mungkin malas memuji juga. Tetapi Yesus Kristus menghargai. Tidak ada yang sia-sia. Tuhan hitung. Tuhan puji kita. Tuhan memberikan berkat-Nya. Tidak ada yang sia-sia karena nanti pun kita akan memperoleh tubuh kebangkitan. Nah, ini adalah hidup penuh dengan ucapan syukur dan berpengharapan. Hidup optimis bahwa kita itu pasti akan mendapatkan upah di surga. Ucapan syukur kita, kita wujudkan dengan melakukan banyak pelayanan kepada Kristus. Sekali lagi ya, garis bawahi “banyaknya”. Apakah pelayanan kita sudah banyak, Bapak, Ibu, Saudara sekalian? Coba kita pikir. Karena apa? Kenapa harus banyak sih? Karena tidak sia-sia. Kalau sia-sia ya sedikit saja, bahkan nggak usah lakukan ya kalau sia-sia. Tapi harus banyak pelayanan karena apa? Karena itu tidak sia-sia bagi Kristus.

Tentu, pelayanan identik dengan gerejawi. Salah! Pelayanan itu seluruh hidup kita. Bukan cuma gereja saja. Makanya kita tidak bisa menghakimi kan. Orang yang aktif pelayanan di gereja kalau kita hakimi pasti lebih dewasa, lebih bagus, lebih rohani daripada orang yang jarang pelayanan di gereja? Belum tentu! Orang yang aktif di gereja mungkin karena itu keahliannya. Dia bisa memang bergereja. Tapi orang yang sulit untuk bergereja, melayani di gereja ya memang mungkin bukan keahliannya di gereja. Tuhan panggil dia untuk di dalam institusi lain. Bukan berarti kita tidak melayani di gereja, tapi ada Tuhan kasih tapi ada di institusi lain, misalkan di keluarga, misalkan masyarakat, organisasi kemanusiaan, bahkan pendidikan. Cuma, gereja ini adalah markas besarnya Tuhan Yesus sehingga kita seharusnya secara umum, kita ada kerinduan untuk bergabung. Makanya kita berpartisipasi semua kan ya. Kita memberikan persembahan, kita beribadah, setia pada gereja ini. Itu kita mengatakan bahwa ini adalah markas orang Kristen, gereja Tuhan untuk mengembangkan kerajaan Allah.

Pelayanan sebenarnya bukanlah hal yang menghambat kita, tetapi justru membangkitkan kerohanian kita agar lebih bertumbuh. Ini kita perlu hidup penuh ucapan syukur dengan terus semangat melayani Tuhan. Seringkali, pelayanan di gereja dianggap sebagai beban atau gangguan dalam hidup orang Kristen. Tentu, memang ada beban, ada pikul salib, ada menyangkal diri. Tentu betul. Seringkali orang menolak pelayanan. Tapi justru sebaliknya, kalau kita melihat bahwa pelayanan ini anugerah, justru pelayanan ini adalah sebuah katalisator. Katalisator itu tahu adalah suatu hal apa? Yaitu penyebab untuk mempercepat. Itu katalisator ya. Penyebab untuk mempercepat kita hidup di dalam kuasa kebangkitan Kristus adalah pelayanan. Karena apa? Orang yang melayani harus persiapan sungguh-sungguh. Harus betul-betul jaga hati, jaga kekudusan. Memang kita tidak layak melayani Tuhan. Kita berdosa. Tapi bukan berarti kita tidak boleh melayani Tuhan. Nah, itu jadi katalisator. Kita semakin melayani, harusnya semakin kita dibaharui. Jangan takut pelayanan karena pelayanan membentuk kita serupa dengan Yesus Kristus. Syarat menjadi murid Kristus apa? Sangkal diri, pikul salib. Ikuti Yesus Kristus. Tidak mudah ya. Itulah tujuan hidup orang Kristen. Yaitu apa? Kita mau mengenal Kristus dan hidup di dalam-Nya. Bukan saja di dalam firman, di dalam doa, tetapi di dalam perbuatan firman Tuhan. Bukan hanya penjelasan firman Tuhan, tapi perbuatan firman Tuhan, kita mengenal Dia.

Mari kita baca ayat terakhir. Filipi 3:10-11 menutup khotbah kita pada hari ini. Fil. 3:10-11, kita baca bersama-sama, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Kiranya kita boleh semakin mengenal Kristus dan mengenal kuasa kebangkitan dari Yesus Kristus. Mari kita sama-sama berdoa.

Bapa kami yang di surga, terima kasih untuk kehidupan Yesus Kristus yang Tuhan boleh berikan kepada kami. Yesus Kristus rela menjadi manusia. Yesus Kristus rela melepas hak. Yesus Kristus rela mengosongkan diri. Yesus Kristus rela untuk taat sepenuhnya kepada Bapa dalam natur manusia. Yesus Kristus rela menderita, disesah, diolok-olok, difitnah, disalah mengerti, dibenci. Yesus Kristus rela untuk mati di atas kayu salib, menanggung hukuman dosa kami. Dan Yesus Kristus juga bangkit pada hari yang ketiga. Kami mengucap syukur, Tuhan untuk Pribadi Yesus Kristus yang begitu indah, begitu berharga dalam hidup kami. Kiranya kami boleh hidup semakin serupa dengan Kristus dalam perkataan dan perbuatan kami. Dalam nama Tuhan Yesus, kami sudah berdoa. Amin. (HSI)